DOKUMEN POTENSI DESA SEGAMAI
Hasil Pemetaan Masyarakat Desa bersama Yayasan Mitra Insani (YMI) Pekanbaru 2008
mitra insani doc.
1. Pendahuluan Semenanjung Kampar merupakan kawasan hutan rawa gambut yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang tinggi khas hutan rawa gambut. Kawasan seluas 700,000 ha (didasari dari luasan areal gambut hasil studi Wetlands International) mencakup Hutan Rawa Gambut dengan 2 kubah gambut berkedalaman lebih 20 meter, empat kawasan lindung yaitu Suaka Margasatwa (SM) Danau Pulau Besar, SM Tasik Belat, SM Tasik Metas, SM Tasik Serkap, ekosistem hutan Mangrove dibagian pesisir utara, memiliki potensi kayu yang tinggi (287 m3/ha). - 58 jenis flora 10 jenis diantaranya dilindungi, 25 jenis fauna 7 jenis diantaranya dilindungi. Luas kawasan hutan rawa gambut yang ada di Semenanjung Kampar mencakup 17 % dari luas kawasan hutan rawa gambut yang ada di Provinsi Riau (4,044 juta ha). Provinsi Riau sendiri memiliki kawasan hutan rawa gambut terluas Indoensia sekitar 56,1 % dari total 18,586 juta ha gambut di Indonesia. Dari luasan ini menjadikan wilayah Kabupaten Kampar dan Siak sangat berarti dilihat dari fungsi hutan rawa gambut itu sendiri. Umumnya masyarakat yang bermukim di kawasan semenanjung kampar memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap kestabilan ekosistem di semenanjung Kampar. Kawasan ini merupakan sumber ekonomi untuk bertani seperti karet, sagu, padi, jagung, kelapa. Sedangkan tasik (danau) dan sungainya merupakan sumber mata pencaharian nelayan, sumber air minum, sumber air bersih, mandi, cuci dan kebutuhan sehari-hari. Selain itu masyarakat yang berada di Kecamatan Teluk Meranti dan Kecamatan Kuala Kampar juga memanfaatkan hasil hutan nonkayu, obat-obat tradisional; areal berburu bagi masyarakat suku akit; dan sebagai sumber bahan papan/perumahan (kayu, rumbia/nipah, rotan, kulit kayu, kulit pohon).
Dalam kurun waktu 20 tahun terakhir masyarakat banyak yang ‘terjebak’ dalam usaha penebangan kayu. Seiring dengan penertiban penebangan kayu, dalam dua tahun terakhir masyarakat kembali pada usaha dalam bidang pertanian, termasuk di dalamnya bidang peternakan, perikanan, dan perkebunan. Yayasan Mitra Insani (YMI) Pekanbaru dan Jikalahari dengan dukungan dari IUCN-EGP melihat bahwa kondisi masyarakat ini harus didukung oleh berbagai pihak terkait guna mengatasi minimnya 1
mitra insani doc.
sumberdaya (pengetahuan, keterampilan, pendanaan, pendampingan) yang menyebabkan masih banyak potensi desa di sekitar Kawasan Semenanjung Kampar yang belum dimanfaatkan secara optimal. 2. Tujuan & Output Dokumen ini dibuat dimaksudkan sebagai bahan informasi bagi instansi pemerintah terkait dan pihak-pihak lainnya sehubungan dengan kondisi dan potensi desa yang ada. Melalui penerbitan dokumen ini diharapkan adanya pemahaman dari berbagai pihak menuju komitmen untuk meningkatkan dukungan bagi upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat desa. 3. Gambaran Desa Desa Segamai termasuk dalam Kecamatan Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau. Desa ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Indragiri Hilir pada bagian selatan, dengan Desa Pulau Muda pada bagian barat, Desa Labuhan Bilik pada bagian timur, dan Kabupaten Siak pada bagian utara. Secara geografis, desa ini termasuk desa di daerah aliran sungai, yaitu Sungai Kampar. Sehingga pusat pemukiman penduduk berada di sepanjang aliran sungai. Luas wilayah desa ini sekitar 45.065 hektar, yang terdiri dari pemukiman (19 hektar), sawah (2.867 hektar), perkebunan (2.589 hektar), lahan tidur (11.450 hektar), dan hutan (28.140 hektar). Desa ini terbagi atas 2 dusun dengan 4 RW dan 8 RT (BPS 2004). Desa Segamai termasuk dalam Desa Swakarya, yaitu desa yang mengalami kemajuan-kemajuan baik di bidang ekonomi, bidang pendidikan, bidang kesehatan, bidang keamanan dan Aktivitas di Pelabuhan Desa Segamai, satuketertiban, bidang sosial budaya, dan satunya pintu masuk desa bidang kedaulatan politik masyarakatnya, sama atau lebih besar dibandingkan dengan tingkat kemajuan di tingkat kabupaten, tetapi lebih rendah dibandingkan dengan tingkat kemajuan nasional (BPMD Pelalawan, 2005). Jumlah penduduk Desa Segamai sebanyak 942 jiwa, dengan komposisi 585 laki-laki dan 357 perempuan. Sumber mata pencaharian utama masyarakat adalah dalam bidang pertanian. Sarana pendidikan yang ada hanyalah sebuah Sekolah Dasar. Di desa ini terdapat lokasi perkebunan PT Multi Gambut Indonesia (MGI) dengan 24 estate.
2
mitra insani doc.
Sarana prasaran Desa Segamai berupa kantor desa dan pasar desa
4. Analisis Potensi
Suasana kegiatan analisis potensi oleh masyarakat
Masyarakat melalui fasilitasi dari Yayasan Mitra Insani (YMI) Pekanbaru melakukan pemetaan dan analisis potensi pada Maret 2008 lalu. Proses pemetaan dan analisis potensi desa ini dilakukan melalui diskusi di Kantor Balai Desa Segamai dan melalui pengamatan langsung di desa. Hasil pemetaan dan analisis ini dikelompokkan dalam bidang-bidang seperti di bawah ini: a. Bidang Pertanian
Jagung
Pertanian jagung merupakan usaha mayoritas masyarakat Desa Segamai, dengan luas keseluruhan mencapai sekitar 750 hektar. Lahan pertanian jagung ini membentang dari RT 01 hingga ke batas dengan Desa Pulau Muda. Sekitar 250 KK mengusahakan jagung ini. Tanaman jagung diusahakan masyarakat sebanyak dua kali setahun, yaitu pada musim utara (November-Maret) dan musim selatan (Juni-Oktober). Untuk usaha ini, masyarakat menggunakan alat dan bahan berupa bibit jagung lokal, parang, tanki, terusi, dan racun hama. Untuk mengatasi hama dan penyakit, petani menggunakan pestisida untuk hama ulat dan jaring untuk hama babi dan kera. Proses penanaman diawali dengan menebas/meracun rumput, untuk kemudian rumput tersebut dibakar sebelum bibit ditanam. Masa penanaman jagung mencapai selama tiga bulan sebelum dipanen.
3
mitra insani doc.
Sebagai gambaran hasil panen jagung, dari luasan 750 hektar dengan hasil panen untuk setiap 3 hektar sebanyak 1,5 ton, secara keseluruhan masyarakat berhasil memanen jagung kering pipil sebanyak 375 ton. Banyaknya hasil panen jagung di desa ini menempatkan Desa Segamai sebagai desa penghasil jagung terbanyak kedua untuk seluruh Provinsi Riau. Pemasaran jagung merupakan aspek yang cukup menjadi perhatian masyarakat. Selama ini para petani jagung menjual hasil panennya melalui tengkulak/toke asal Tanjung Batu yang datang ke desa. Potensi pertanian jagung yang ada di Desa Harga yang berlaku pada Segamai musim utara lalu sebesar Rp1.100,- hingga Rp1.150,- tiap kilogramnya. Beberapa masyarakat Desa Segamai ada juga yang mencoba langsung menjual ke Tanjung Batu dengan kisaran harga antara Rp1.300,- hingga Rp1.500,-/kg. Petani jagung Desa Segamai menilai memang ada kecenderungan harga jagung meningkat setiap tahunnya. Pada kisaran tahun 2003 hingga tahun 2005, harga jagung sekitar Rp600 – Rp800 perkilo. Hal ini dinilai petani sebagai semakin tingginya permintaan jagung di wilayah Tanjung Batu dan Tanjung Pinang. Potensi ini tentunya memerlukan perhatian banyak pihak, terutama pemerintah untuk mendukung petani dalam upaya meningkatkan produktivitas, dan utamanya meningkatkan pendapatan dari usaha jagung.
Kelapa lokal
Kelapa lokal merupakan potensi yang juga diusahakan masyarakat Desa Segamai. Sekitar 100 KK mengusahakan kelapa lokal dengan luas lahan mencapai 400 hektar, dengan hasil rata-rata tiap panen sekitar 1.500 butir kelapa per hektar. Lahan kelapa lokal ini tersebar dari Parit I hingga ke Parit IV. Petani kelapa menjual hasil panennya dalam bentuk kelapa kupas. Sebagian besar (sekitar 95%) dijual ke Guntung, Indragiri Hilir, dan sisanya dijual di pasar desa dan sekitarnya (Kecamatan Teluk Meranti). Harga jual kelapa lokal ini mencapai harga tertinggi pada Maret 2008 lalu sebesar Rp700,- perbuah. b. Bidang Perikanan Masyarakat Desa Segamai memanfaatkan sumberdaya perairan Sungai Kampar dan sungai-sungai kecil lainnya untuk usaha perikanan. Sebagian besar nelayan desa ini merupakan nelayan empang, yaitu nelayan yang memakai jaring di muara sungai saat air pasang. Dengan pompong, empang/jaring, kait, parang dan sondong, para nelayan empang melakukan aktivitas penangkapan ikan dan udang selama 5 bulan dan setahun.
4
mitra insani doc.
Hasil utama nelayan empang adalah udang, kepiting dan ikan. Sekitar 25 orang masyarakat Desa Segamai berprofesi sebagai nelayan empang, dengan agen penjual sebanyak 2 orang. Para nelayan mengakui bahwa selama ini harga hasil tangkapan jenis udang dan ikan tidak pernah mengalami penurunan, dan selalu laku terjual, baik dipasarkan di sekitar desa Salah satu potensi perikanan tangkap yang maupun dijual melalui agen ada di Desa Segamai untuk dikirim ke Tanjung Batu dan Kerinci. Harga jual untuk udang saat ini mencapai Rp35.000,- perkilo (dijual di desa) dan Rp30.000,- perkilo jika dijual kepada agen, sedangkan harga ikan sebesar Rp15.000,- perkilo (dijual di desa) dan Rp10.000,- jika dijual kepada agen. c. Bidang Jasa Perdagangan Sebanyak 13 orang masyarakat Desa Segamai melakukan usaha dalam bidang perdagangan sembilan bahan pokok (sembako) kebutuhan masyarakat. Penyediaan sembako ini khusus dijual untuk wilayah Segamai dan perusahaan (PT MGI). Ketersediaan modal menjadikan para pedagang hanya melakukan belanja sebulan sekali ke Tanjung Batu. d. Bidang Peternakan Masyarakat juga melakukan pemetaan potensi dalam bidang peternakan. Dengan potensi tanaman jagung yang diusahakan masyarakat, usaha peternakan sapi yang dikombinasikan dengan jagung merupakan potensi yang besar untuk dikembangkan. Selain itu, terkait dengan potensi dalam bidang peternakan, saat ini masyarakat sedang melakukan ujicoba peternakan ayam kampung/buras. Ujicoba usaha ini merupakan hasil dari analisis kebutuhan masyarakat dan pekerja perusahaan (PT MGI) terhadap telur dan daging ayam. 5. Permasalahan dan Rekomendasi Hasil diskusi masyarakat mendapatkan poin-poin permasalahan dan jalan keluarnya guna mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Permasalahan tersebut mencakup:
Masyarakat tidak mempunyai gudang untuk menampung hasil panen jagung. Penampungan hasil panen jagung ini dimaksudkan untuk mengatur waktu jual guna mendapatkan harga jual yang lebih tinggi.
Permasalahan yang sama juga dihadapi petani terkait dengan kualitas jagung yang akan dijual. Selama ini pihak tengkulak selalu berdalih jagung kurang kering sehingga menurunkan harga jual. Hal ini disebabkan oleh selama ini para petani jagung selalu menjual panen jagung setelah kering di batang, tanpa adaya
5
mitra insani doc.
penjemuran kembali. Keberadaan lantai jemur untuk hasil panen jagung diharapkan dapat mempertinggi harga jual.
Tidak adanya satu unit usaha desa (misalnya koperasi unit desa/KUD) menjadi penyebab tidak stabilnya harga jual panen jagung petani. Petani cenderung menjual sendiri-sendiri tanpa adanya badan usaha desa yang mempersatukan petani terkait dengan pemasaran jagung. Adanya KUD diharapkan dapat menjadi unit usaha desa yang akan melindungi dan mengatur petani untuk aspek penyediaan sarana produksi pertanian dan termasuk pemasarannya.
Saat ini petani jagung dan kelapa lokal menjual hasil panennya ke luar kabupaten lain (Indragiri Hilir) dan luar provinsi (Kepulauan Riau). Melalui mekanisme penjualan hasil panen yang tertata diharapkan hasil panen dapat dipasarkan ke dalam kabupaten sendiri (Pelalawan) guna meningkatkan produktivitas dan aliran produksi di internal kabupaten. Hal ini tentunya memerlukan campur tangan pemerintah melalui kebijakan yang bersifat menyeluruh.
Potensi bidang perikanan masih banyak yang belum dimanfaatkan. Nelayan Desa Segamai merasakan kurangnya alat tangkap berupa jaring menjadi penyebab belum optimalnya potensi perikanan diusahakan masyarakat di desa ini. Adanya program peningkatan kapasitas nelayan dari Dinas Perikanan dirasakan perlu untuk meningkatkan produktivitas sektor perikanan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.
Penangkapan ikan yang merusak (illegal fishing) saat ini mulai marak, melalui penangkapan ikan dengan cara menyetrum. Nelayan Desa Segamai saat ini merasakan penurunan drastis hasil tangkapannya. Kondisi ini tidak bisa dibiarkan karena akan mengancam keberlanjutan usaha nelayan tradisional dan juga mengancam ketersediaan ikan dan udang untuk masa mendatang. Diperlukan tindakan tegas dari pihak Dinas Perikanan bekerjasama dengan pihak kepolisian untuk mengatasi masalah ini.
Keberadaan pertanian jagung di Desa Segamai merupakan potensi yang dinilai masyarakat dapat diekstensifkan dengan bidang usaha lainnya. Peternakan (misalnya sapi) yang dikombinasikan dengan jagung diharapkan dapat memaksimalkan potensi yang ada, sekaligus diharapkan dapat menjadi pemikiran untuk penerapan pertanian terpadu di desa ini.
Usaha perdagangan merupakan jenis usaha yang dapat menjadi alat ukur daya beli masyarakat. Selain itu, usaha perdagangan merupakan bentuk pemupukan modal di dalam desa sendiri. Semakin tinggi putaran modal di dalam desa itu sendiri maka semakin banyak efek positif yang akan dirasakan masyarakat. Adanya akses permodalan yang mudah dan murah diharapkan dapat menjadi pemicu iklim usaha perdagangan di desa ini.
=o0o=
6
mitra insani doc.
Bahan Bacaan
Kecamatan Teluk Meranti dalam Angka Tahun 2004. Kerjasama Badan Pusat Statistik (BPS) dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Pelalawan. 2004.
Profil Desa Segamai Kecamatan Teluk Meranti. Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Pelalawan. 2005.
Portofolio Pengelolaan Kawasan Semenanjung Kampar. Jikalahari. 2008.
7
mitra insani doc.
mitra insani doc.