17 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
d.nfiwtr D P oip F D zdaf.rc T F dom.c riaT om l ri a
l
Generasi muda adalah bagian dari penduduk dunia yang sangat potensial dan memiliki sumbangan teramat besar bagi perkembangan masa depan dunia. Namun permasalahan sosial yang dialami generasi muda menjadi permasalahan yang tidak pernah habis-habisnya dibicarakan, terutama permasalahan pengangguran, kenakalan remaja dan putus sekolah.
Pada tahun 1998 jumlah anak nakal di Indonesia sebanyak 148.709 orang anak/ remaja, atau kira-kira sebesar 0,3 persen dari jumlah penduduk. Selanjutnya pada tahun 2004 terjadi pelonjakan populasi anak nakal menjadi 189.075 orang (Depsos RI, 2004). Ini mengindikasikan makin tingginya angka kenakalan anak dalam kurun waktu selama 6 tahun terakhir. Selain itu, rendahnya sumber daya
cNui C ww troo w.p Pm
manusia dapat pula dilihat dari tingginya angka pengangguran dan tingkat pendidikan angkatan kerja.
Menurut Menakertrans RI dalam Suharto (2005) pada tahun 2003, angka
w
pengangguran di Indonesia mencapai 38,3 juta orang. Sebanyak 30,2 juta orang atau
w
w
78,85 persen diantaranya adalah pengganguran terbuka atau pencari kerja (Rusli et al, 2006). Tingginya jumlah penganguran ini selain dikarenakan masih rendahnya
Do
kualitas SDM juga disebabkan oleh tidak sebandingnya kesempatan kerja dengan pencari kerja. Menilik tingkat pendidikan angkatan kerja, diketahui bahwa ternyata kualitas SDM Indonesia masih rendah, dari jumlah angkatan kerja tahun 2002 sebanyak 94 juta orang sebagian besar berpendidikan tamat SD sebanyak 34 juta orang atau 36,2 persen. Tenaga kerja yang tidak sekolah adalah sebanyak 7 juta orang atau 7,4 persen dan tidak tamat SD sebanyak 16 juta orang atau 17,02 persen. Tenaga kerja yang tamat SLTP adalah sebesar 14 juta orang atau 14,9 persen, tamat SLTA sebesar 18 juta orang atau 19,1 persen. Sedangkan yang tamat diploma ke atas
18 sama besarnya dengan yang tamat SLTP, yakni hanya sebesar 14 juta orang saja atau 14,9 persen. Pengembangan kualitas generasi muda tidak hanya dilakukan melalui pendidikan formal, tetapi dapat dilakukan melalui wadah (lembaga atau organisasi) yang mempunyai komitmen terhadap pengembangan generasi muda tersebut. Peran
d.nfiwtr D P oip F D zdaf.rc T F dom.c riaT om l ri a
l
serta organisasi kepemudaan tersebut sebagai salah satu komponen partisipasi sosial masyarakat perlu ditingkatkan dan dikembangkan karena organisasi tersebut mitra potensial pemerintah dalam upaya mengurangi dan memecahkan masalah- masalah sosial. Sejalan dengan hal tersebut, organisasi lokal sebagai sumberdaya potensial dituntut untuk berperan secara optimal untuk menggerakan masyarakat dalam pembangunan. Organisasi lokal di lingkungan desa/ kelurahan merupakan wadah untuk memenuhi kebutuhan ataupun memecahkan permasalahan masyarakat.
Salah satu organisasi lokal yang ada di hampir setiap desa atau kelurahan adalah Karang Taruna sebagai tempat atau wadah pembinaan generasi muda. Di
cNui C ww troo w.p Pm
Indonesia pada awalnya Karang Taruna merupakan organisasi bentukan pemerintah, namun dalam perkembangannya kini Karang Taruna banyak muncul dengan ide, gagasan dan aspirasi masyarakat. Keberadaan Karang Taruna sebagai organisasi sosial wadah pengembangan generasi muda mempunyai posisi yang cukup strategis
w
dan semakin diperlukan dalam menjawab permasalahan sosial terutama bagi generasi
w
w
muda yang ada di lingkungannya.
Kegiatan kajian di lapangan menunjukkan, bahwa di Kelurahan Tengah
Do
Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor dalam data komposisi penduduk tahun 2006 dari jumlah penduduk sebanyak 9.597 jiwa, penduduk dengan batas usia 11– 45 tahun mencapai 3.839 orang atau 40 persen dari jumlah keseluruhan penduduk. Batasan usia tersebut merupakan usia produktif yang otomatis merupakan warga Karang Taruna (Depsos RI, 2002). Selanjutnya dari data kependudukan dapat dilihat juga bahwa di lokasi kajian tercatat yang berusia 11- 45 tahun terdiri dari pengangguran sebanyak 350 orang, putus sekolah sebanyak 220 orang dan kenakalan remaja (perilaku
yang menyimpang atau melanggar nilai-nilai atau norma-norma
masyarakat) sebanyak 84 orang (Potensi Kelurahan Tengah, 2006).
19 Fakta yang diperoleh, bahwa berbagai upaya untuk mengatasi permasalahan sosial generasi muda tersebut sudah dilakukan baik oleh pemerintah maupun Karang Taruna. Upaya mengatasi permasalahan dilakukan dengan cara melaksanakan kegiatan pengembangan masyarakat, utamanya dengan inisiatif dan swadaya generasi muda itu sendiri, berupaya melakukan kegiatan untuk memenuhi ataupun menangani
d.nfiwtr D P oip F D zdaf.rc T F dom.c riaT om l ri a
l
permasalahan sosial yang dialaminya. Karang Taruna di Indonesia berjumlah 57.529 artinya hampir semua desa/ kelurahan di Indonesia memiliki Karang Taruna (Depsos RI, 2005), namun dalam kenyataannya di Kabupaten Bogor dari 428 Karang Taruna yang ada, hanya 60 persen yang saat ini masih berjalan. Begitu juga di Kecamatan Cibinong yang terdiri dari 12 Kelurahan yang berjalan hanya 50 persen saja, salah satunya adalah yang ada di Kelurahan Tengah yaitu “Karang Taruna Kelurahan Tengah”. Oleh karena tidak berfungsinya Karang Taruna, jadi wajar saja bila permasalahan sosial generasi muda seperti pengangguran, kenakalan remaja dan putus sekolah pada tahun 2005 sangat
cNui C ww troo w.p Pm
banyak di Kecamatan Cibinong yaitu sebanyak 23.904 orang.
Meningkatnya jumlah penyandang masalah dari golongan generasi muda saat
ini yang mencapai 28.694 orang atau meningkat 20 persen dari jumlah tahun sebelumnya (BPMKS Kabupaten Bogor, 2006). Menunjukan ketidak berfungsian
w
Karang Taruna Keluarahan Tengah menunjukan bahwa organisasi tersebut tidak
w
w
berjalan lagi sesuai dengan tujuan yang dirumuskan dalam Permensos RI Nomor 83 tahun 2005 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna yaitu : 1) Terwujudnya
Do
pertumbuhan dan perkembangan kesadaran tanggungjawab sosial setiap generasi muda warga Karang Taruna dalam mencegah, menangkal, menanggulangi dan mengantisipasi baerbagai masalah sosial, 2) Terbentuknya jiwa dan semangat kejuangan generasi muda warga Karang Taruna yang terampil dan berkepribadian serta berpengetahuan, 3) Tumbuh potensi dan kemampuan generasi muda dalam rangka mengembangkan keberdayaan warga Karang Taruna, 4) Termotivasinya setiap generasi muda warga Karang Taruna untuk mampu menjalin toleransi dan menjadi perekat persatuan dalam keragaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, 5) Terjalinnya kerjasama antar Karang Taruna dalam rangka mewujudkan
taraf
kesejahteraan
sosial
bagi
masyarakat,
6)
Terwujudnya
20 kesejahteraan sosial yang semakin meningkat bagi generasi muda di desa atau kelurahan yang memungkinkan pelaksanaan fungsi sosialnya sebagai manusia pembangunan
yang
mampu
mengatasi
masalah
kesejahteraan
sosial
di
lingkungannya, 7) Terwujudnya pembangunan kesejahteraan sosial generasi muda di desa/ kelurahan yang dilaksanakan secara komprehensif, terpadu dan terarah serta
d.nfiwtr D P oip F D zdaf.rc T F dom.c riaT om l ri a
masyarakat lainnya (Depsos RI, 2002).
l
berkesinambungan oleh Karang Taruna bersama pemerintah dan komponen
Meningkatnya permasalahan yang dihadapi generasi muda tersebut di atas, agar Karang Taruna dapat mencapai tujuannya yang dirumuskan dalam Permensos RI Nomor 83 tahun 2005 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna, diharapkan Karang Taruna dapat memotori kembali bidang pembangunan kesejahteraan sosial di tingkat lokal atau masyarakat selain rekreasi, olah raga, kesenian, pendidikan dan kerohanian juga kegiatan pengembangan diri terutama bidang usaha. Kepedulian tersebut diwujudkan dalam bentuk- bentuk pengisian waktu luang yang positif yang diharapkan dapat berkembang menjadi kegiatan pelayanan kepada para pemerlu
cNui C ww troo w.p Pm
pelayanan kesejahteraan sosial, seperti tumbuhnya usaha ekonomis produktif (UEP) yang dapat membuka lapangan pekerjaan, dan kegiatan partisipatif lainnya yang mendukung program Karang Taruna.
w
Permasalahan yang dihadapi generasi muda tersebut di atas, menuntut untuk
w
w
dikuatkannya kembali organisasi Karang Taruna Kelurahan Tengah sebagai wadah pengembangan generasi muda. Fakta menyebutkan adanya beberapa potensi Karang
Do
Taruna, diantaranya : 1) Keberhasilan yang pernah dialami Karang Taruna, 2) Jumlah generasi muda yang banyak, 3) Pendidikan anggota Karang Taruna rata- rata tamat SMA, 4) Sikap tenggang rasa yang tinggi terhadap lingkungan. Melihat tujuan organisasi Karang Taruna dan semakin meningkatnya permasalahan yang dihadapi anggota Karang Taruna Kelurahan Tengah, maka potensi- potensi tersebut merupakan pendukung bagi penguatan Karang Taruna, sehingga memang Karang Taruna tersebut perlu dan bisa untuk dikuatkan sebagai wadah pengembangan generasi muda. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan berbagai upaya untuk penguatan organisasi Karang Taruna dalam upaya memberdayakan generasi muda, Oleh karena
21 itu pertanyaan pokok kajian ini adalah strategi yang bagaimana yang tepat untuk menguatkan organisasi Karang Taruna Kelurahan Tengah dalam memberdayakan generasi muda.
l
1.2. Perumusan Masalah
berikut ini, yaitu:
d.nfiwtr D P oip F D zdaf.rc T F dom.c riaT om l ri a
Dengan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah kajian seperti
a. Bagaimana kinerja Karang Taruna Kelurahan Tengah ?
b. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kinerja Karang Taruna Kelurahan Tengah ?
c. Permasalahan apa yang dihadapi generasi muda anggota Karang Taruna Kelurahan Tengah ?
d. Bagaimana strategi dan program yang tepat untuk menguatkan Karang Taruna
cNui C ww troo w.p Pm
Kelurahan Tengah dalam memberdayakan generasi muda ?
1.3. Tujuan Kajian
w
w
Berdasarkan uraian perumusan masalah di atas, maka tujuan kajian ini adalah:
w
a. Mengkaji Kinerja Karang Taruna Kelurahan Tengah. b. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Karang Taruna Kelurahan
Do
Tengah.
c. Mengkaji permasalahan yang dihadapi generasi muda anggota Karang Taruna Kelurahan Tengah.
d. Menyusun strategi dan program yang tepat untuk menguatkan Karang Taruna Kelurahan Tengah dalam memberdayakan generasi muda.
22 1.4. Manfaat Kajian Manfaat kajian ini dapat ditinjau dalam perspektif praktis, akademis dan strategis adalah: a. Manfaat praktis, memberi masukan tentang kebijakan dan program yang aspiratif bagi
Departemen Sosial, Pemerintah Kabupaten Bogor dan
d.nfiwtr D P oip F D zdaf.rc T F dom.c riaT om l ri a
Lembaga Swadaya Masyarakat.
l
dan partisipatif
b. Manfaat akademis, memperkaya literatur tentang teori dan praktek pemberdayaan generasi muda melalui pemberdayaan Karang Taruna.
c. Manfaat strategis, memberi masukan teknik dan model pemberdayaan khususnya bagi semua elemen pengembangan masyarakat dan umumnya bagi yang peduli
Do
w
w
w
cNui C ww troo w.p Pm
terhadap pengembangan masyarakat.