1
Babad Tanah Djawa Dalam Alur Satrio Piningit
By AsmeyD YatateR S Pard
Hak cipta©, 2012, pada Penulis Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara apapun, termasuk dengan cara menggunakan mesin Fotocopy , tanpa seizin tertulis dari Penulis.
Cetakan pertama , Oktober 2013
Diterbitkan oleh DNA d‟New Age Setting Publishing Isi diluar Tanggung Jawab Percetakan
2
KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah , sebuah buku yang sangat langka telah terselesaikan , yakni buku yang mempetai bagaimana Peta Perjalanan Bangsa Indonesia khususnya Bangsa Djawa terbentuk. Dengan buku ini kisi-kisi Ke-Satrio Piningit-an yang benar itu terjelentrehkan tyanpa tedeng aling-aling. Semua terjabarkan baik dari sisi Keunggulan dan kelebihan maupun kekurangannya. Sebagai seorang Warga Negara Indonesia tentunya , wajiblah kita mengetahuinya bagaimana peta perjalanan ini terlepas kita setuju adanya Satrio Piningut apa tidak . Setidaknya dengan buku ini , kita akan merasa lebih mudah dan tertantang untuk memahaminya . Ada sebuah pepatah yang sangat terkenal bahwasanya “Banghsa yang tak mengenali sejarahnya maka ia terhukum untuk mengulanginya lagoi lagi dan lagi. Semoga dengan menyimak buku ini , kita menjadi tahu hal apa pengulangan itu terjadi. Sehingga diharapkan kita tak perlu lagi mengulanginya lagi atau sekiranya bila harus mengulanginya lagi , hal itu sudah kita ketahui bersama. Contoh real pengulangan terjadi sbb ; a. Saat Dinasti Sanjaya dalam keadaan carut marut karena serbuan Sriwijaya pada Airlangga Kahuripan , datanglah bantuan Bangsa Luar yakni Tahun 1017 dan 1025, Rajendra Chola I, raja dari dinasti Chola di Koromandel, India selatan, mengirim ekspedisi laut untuk menyerang Sriwijaya . Atas berkah ini , Kahuripanpun bisa bangkit menuju kejayaannya. b. Saat R Wijaya kesulitan untuk membangun Majapahit , datanglah Ekspedisi laut dari Mongol yang datang untuk menghukum Raja Jawa sehingga R Wijayapun berhasil memanfaatkannya hingga Jayakatwang ,
3
Penguasa Kediri , Majapahit secara kejayaannya.
hancur berantakan. Dari sini meyakinkan menapak pada
c. Saat Soekarno kesulitan membebaskan Indonesia dari cengkeraman Belanda , Datanglah serangan dari seberang yakni tentara Jepang untuk menggempur Belanda. Berawal disini , Soekarnopun tiada kesulitan memerdekakan Indonesia menuju pada Kemerdekaannya dari cengkeraman Belanda. Dari study kasus diatas , Betapa sejarah berulang dalam zaman yang berbeda. Dengan memahami keberulangan ini , diharapkan kita semua menjadi Aware dan waspada bagaimana cara bersikap yang benar bilamana suatu ketika ada pengulangan sejarah lagi. Di Buku inilah , Penulis juga coba mengetengahkan beberapa pengulangan yang terjadi sehingga diharapkannya pula , kita semua menjadi sudah lebih paham bagaimana ia berulang dan bagaimana duduk perrmasalahan yang benar karena Sejarah sejatinya merefleksikan dirinya sendiri. Disamping Anda disuguhkan berbagai pengulangan Sejarah , pada Buku ini pula , Anda juga diharapkan mampu memetik pelajaran pelajaran apa yang perlu diambil , terutama hal-hal keburukan , jangan sampai terus diperbenarinya. Semestinya , dengan fakta yang salah tersebut , kita mampu memperbaikinya menjadi Hikmah yang mampu memberikan pertolongan bagi kita. Jangan sampai apa yang semestinya harus dihindari malah diperturutkannya sebagai kebenaran. Siapapun pasti setuju bahwa banyak hal tersembunyi dari Sejarah leluhur-leluhur kita , apa yang kita ungkap hanyalah sebagiannya saja. Dan tak menutup kemungkinan apa yang kami tulis ini sebagai tafsiran berdasarkan Versi sendiri sehingga terserah bagi pembaca untuk menyetujuinya apa tidak.
4
Penulis tentunya amat sangat yakin meski tujuan ditulisnya buku ini adalah untuk mempetai bagaimana Rute Sejarah Bangsa ini terbentuk / tergambarkan agar kita tak terperosok pada rute yang sesat –menyesatkan , tentunya sekali lagi , buku ini masih banyak kekurangannya disana – sini yang senantiasa masih perlu untuk direvisi lagi lagi dan lagi. Setidaknya sumbangsih kecil ini bisa memajukan wacana berfikir kita bahwa segala perbedaan versi sangatlah naïve adanya bila menyangkut kesejarahan Bangsa ini , semisal saat ada yang sebagian kita berkata , “ Jaka Tingkir itu sekedar legenda , nggak real dan nggak ada orangnya “ Sungguh hal diatas sangat ganjil dan menggelikan . Hal yang sudah pasti ada koq malah dianggap fiktif. Semoga dengan adanya buku ini , Versi semacam itu takkan ada lagi. Sedemikian pula dengan macam ragam versi urutan Zamannya serta Agama yang simpang siur atas para Raja di setiap Zamannya .Dengan Buku ini , Penulis sungguh berharap kita semua tidak dengan mudah diombang-ambingkan oleh keruwetan sendiri dalam memahami Sejarah , Penulis berhujjah ; „‟ Sejarah itu berefleksi pada dirinya sendiri . Sesiapa tahu atas refleksinya , ia takkan mudah diombang-ambingkannya meski Sejarah diputar balikkan adanya “ HjR Al YatateR Hujjah diatas sangatlah bersesuaian pula dengan Firman Allah swt , Qs Al Isra‟ : 59 ; “Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda , melainkan karena tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang dahulu”.
5
Dari ayat di atas , jelas Tanda itu jugalah ada adanya artinya ia sudah merefleksikan dirinya sendiri , namun mereka (orang-orang sebelum Al YatateR , pen ) belumlah peka sehingga mudah sekali diombang-ambingkannya. Semoga dengan memahami buku ini , setidaknya sekian prosen , Anda sudah terlindung dari penyesatan atas banyaknya Sejarah yang ber versi-versi karena Anda sudah tahu bagaimana Sejarah telah ber - refleksi.
Salam ,
Al YatateR
6
Daftar Isi : Babad Tanah Djawa dalam Alur Satrio Piningit -prakata- –
… 01
1. Satria Piningit 1 , st
…18 ...''Khanjeng Ratu Shima yang memerintah di Kerajaan Kalingga ( Hoo Ling ) di Pesisir Utara Pulau Jawa - Antara Pekalongan- Jepara '
2. Satria Penegas
2nd, …24 ...''' Paduka Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya Raja pertama Kerajaan Medang -Mataram Kuno anak Cicit dari Ratu Shima Kalingga '
3. Satria Penegas 3rd,
...37 …Sri Maharaja Rakai Halu Sri Dharmawangsa Airlangga Anantawikramottunggadewa , Pendiri Kerajaan Kahuripan – Pelanjut Dinasti Sanjaya yang berganti nama sebagai Dinasti Mpu Sindok / Wangsa Isana '
4. Satrio Penegas
4th,
…44
…''Maharaja Jayabhaya – Raja Kadiri yang memerintah sekitar tahun 1135-1157, Dialah Sang Satria Penegas terakhir dari Dinasti Sanjaya”
7
5. Satrio Piningit
2nd,
…64
…'' Ken Arok, pendiri Kerajaan Tumapel ( yang kemudian terkenal dengan nama Singhasari). Ia memerintah sebagai raja pertama bergelar Rajasa pada tahun 1222 - 1227 (atau 1247). “
6.
Satrio Penegas 6th,
… 75
…Raden Wijaya , Pendiri Kerajaan Majapahit sekaligus raja pertama Majapahit yang memerintah pada tahun 1293-1309, “
7. Satrio Penegas 7 , th
…84 …''Maha Patih Gajkah Mada Sang PERAJUT sejati terbentuknya Nusantara yang bersatu. Pengantar Majapahit menuju puncak kejayaannya '‟
8. Satrio Penegas
8th, …92 … '' Adipati Raden Patah alias Jin Bun (Orang Kuat ) bergelar Senapati Jimbun atau Panembahan Jimbun , pendiri dan raja Demak pertama yang memerintah tahun 1500-1518”
9.
Satria Piningit 3 rd, … 106 …'' Jaka Tingkir atau Mas Karèbèt atau ejaan China Peng King Kang, pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Pajang yang memerintah tahun 1549-1582 dengan nama Hadiwijaya '‟
8
10. Satria Penegas 10
th
11. Satria Penegas 11
th
12. Satria Penegas 12
th
, … 111 … Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma , Sultan ketiga Kesultanan Mataram yang memerintah pada tahun 16131645'‟
, … 121 … Pangeran Dipanegara, Pemimpin Perang Diponegoro/Perang Jawa (1825-1830) melawan Pemerintah Hindia-Belanda sebagai Perang dengan korban paling besar dalam sejarah Indonesia‟‟
, … 126 … Bung Karno, Sang Proklamator Bangsa Indonesia yang memerdekakan Republik Indonesia dari cengkeraman Penjajah Asing‟‟ '‟
13. Penutup
… 140
14. Undang-Undang Hak Cipta
… 143
15. Karya-Karya Al YatateR
…146
9
BABAD TANAH DJAWA DALAM ALUR SATRIA PININGIT -prakata-
Membahas Satria Piningit pastilah sangat menyenangkan sekaligus bisa dikata sebagai hal yang sangat menggelikan. Hampir semua tak percaya di Era yang sudah begitu modern , koq masih begitu mempercayai keberadaan atas adanya sosok Sang Satria Piningit itu. Semua seolah sebatas khayalan belaka sebagai media penghibur / iming-iming yang tak kan pernah terbukti kenyataannya. Memang betapa hal ini bak angin kosong belaka , sudah seberapa abad berjalannya Negri ini , ya masih begini-begini saja adanya , sehingga layak dimunculkan suatu pertanyaan “ apakah Satria Piningit itu memang benar adanya ? bila benar itu adanya , lantas bagaimana sosok itu , koq sebegitu lamanya tiada muncul-muncul. Banyak yang hanya berfikiran bahwa yang dimaksud sebagai Satria Piningit pastilah bukan orang , melainkan system , tata pemerintahan , atau semacam tata nilai kepribadian sebagai karakter bangsa , atau hal semacam itu yang tak jauh-jauh bedanya. Pemikiran semacam itu tak sepenuhnya salah karena bisa pula tata aturan yang baru pastilah memang menyertai atas hadirnya sosok Sang Satria Piningit Indonesia. Namun tetap hal tersebut haruslah didudukkan atas bagaimana sejatinya Sosok Sang Satria Piningit itu. Banyak Tokoh dari Leluhur kita selalu memprediksi kehadirannya dari Prabhu Shrii Aji Jayabaya , Ranggawarsita , Bung Karno , dll . Ironisnya , semua prediksi Beliau belum menjadi sebuah alur pijakan yang komprehensive. Nah , dari kenyataan yang seperti itulah , Al YatateR hendak mengenalkan sebuah temuan yang benar-benar baru yang belum ada dibahas tentang Satria Piningit Indonesia. Paradigma baru ini sungguh tiada asal-asalan belaka melainkan pasti memiliki
10
dasar pijakannya yakni tentu dari Disiplin Spiritual Ketauhidan karena Penulis sesungguhnya ada pada jalur ketauhidan dalam bidang keminatannya. Sumber pijakan yang kami pakai adalah pastilah Al Qur‟an dan pasti juga Al Hadist . Artinya setiap kedatangan Satria Piningit , hadirnya selalu dikabarkannya sebagaimana setiap kali hadirnya Para Nabi. Mari kita lihat bukti riilnya sbb ;
a. QS. Al Imran ;45 (Ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah) b. QS As Shaaf ; 6 Dan (ingatlah) ketika Isa putera Maryam berkata, "Hai Bani Israel, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad."
Dari kedua ayat diatas , merujuk pada kehadiran Rasul yang dalam bahasa kita adalah Imam Mahdi / Sang Satria Piningit yang ternyata notabene senantiasa dikabarkan akan sosoknya. Maka bilamana kita tiada mempercayai akan adanya sosok Satria Piningit yang ditunggu-tunggu oleh Bangsa Indonesia berartilah kita telah mengingkari kebenaran Al Qur‟an. Mungkin kita berujar , ‟‟lha , itu khan Al Qur‟an , apa hubungannya dengan kita yang bukan Bangsa Arab ?‟‟ . Asumsi semacam ini jelas salah , karena Al
11
Qur‟an bukanlah untuk Bangsa Arab melainkan ia untuk ummat manusia seluruhnya , sebagaimana ayat ;
Qs Ibrahim ; 1 “ Alif Laam Raa ….. ( ini adalah ) Kitab yang kami turunkan kepadamu (Muhammad) supaya kamu mengeluarkan manusia dari kegerlapan kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan, (Yaitu) menuju jalan Tuhan yang Maha Perkasa lagi Maha terpuji ”.
Dari ayat diatas , jelas betapa kita harus memakai Al Qur‟an untuk melihat cahaya akan alur zaman bahwasanya Sang Satria Piningit itu benar adanya asal / dengan syarat ia dikabarkan atas kedatangannya oleh orang-orang yang menerima pengabaran itu. Dan itu tiada bertentangan dengan Nash Al Qur‟an sebagai petunjuk dan pedoman secara umumnya. Disamping petunjuk diatas , Penulis juga membuat acuan hadist atas pengabaran ini , yakni ;
a. ‟‟ALLAH mengutuskan pada ummat ini di setiap awal 100 tahun, orang yang akan memperbaharui urusan agama-Nya (mujaddid) (Dari Abu Hurairah) (diambil dari Sunan Abu Dawud, Kitab Al Malahim) b. “Masa-masa antara Isa dan Muhammad shallallahu „alaihi wasallam adalah selama 600 tahun”. [HR. Bukhari] Artinya , dari kedua sumber diatas bisa dipilah bahwa ada dua macam katagori Tokoh yang mendapatkan naungan karunia secara khusus untuk memimpin bangsanya , sbb ;
12
a. Imam Mahdi lokal / Mujaddid dengan siklus ≥100 tahun b. Imam Mahdi dengan siklus ≥ 600 s/d ≤900 tahun yang terbagi dua macam ; - Bersifat lokal , merujuk pada Satrio Piningit - Bersifat Global , merujuk pada Al Mahdi Dasar apa yang kita pakai atas Siklus Imam Mahdi Global , hal ini bisa kita runtut pada hadist berikut ; „‟ jarak masa di antara Nabi Isa a.s dengan Nabi Muhammad s.a.w ialah 600 tahun ( sebagaimana yang diterangkan oleh Sahabat nabi s.a.w yg bernama Saidina Salman Al Farisi r.a , di dalam hadis sahih yg diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari bahawa rasulallah bersabda tempoh masa antara Isa a.s dan Muhammad s.a.w adalah 600 tahun HR Bukhari Tahu maksudnya ?? ISA sebagai Imam Mahdi ,menuju Muhammad dalam kisaran ± 600 tahun ,tapi Ada hadist berikut ; Abu al-Siddiq an-Naji menceritakan dari Abu Said alKhudri RA yang berkata, “Kami khawatir sepeninggal Nabi kami nanti akan terjadi suatu kejadian (yang buruk), lalu kami bertanya kepada Rasulullah SAW. Maka baginda bersabda, “Sesungguhnya di dalam umatku ada al-Mahdi yang keluar serta hidup selama lima, tujuh atau sembilan. ” Abu Said berkata, “Kami bertanya, “Apa (maksud angkaangka) itu” Baginda bersabda, “Tahun.”
13
Baginda bersabda lagi, “Lalu datang seseorang kepadanya dan berkata, “Hai Mahdi, berilah aku, berilah aku.” Baginda bersabda, “Kemudian dia memberikan kepadanya (harta benda dan dimuatkan) dalam pakaiannya sebanyak yang termampu dibawanya.” (At-Tarmizi) Dari kedua uraian hadist diatas, maka kisaran angka diatas ,bukanlah satuan melainkan ratusan , sehingga
Kuhujjah ;(atas
dasar HR At Tarmidzi ) „‟Al Mahdi akan selalu turun ke bumi setiap 500 hingga 900 tahun adanya „‟ HjR Al YatateR Dengan tegas bisa dinyatakan kalau begitu bahwa jarak Imam Mahdi satu ke yang berikutnya minimal 500 tahun , maksimal 900 tahun ! woww .. sebuah jarak yang begitu lama sekali antara 500900 tahun lamanya ! maka bilamana datang Imam Mahdi tsb , betapa bahagianya bila kita bisa menyaksikannya. Namun pada buku ini kita tidak membahasnya soal Imam Mahdi ( baca ; Satria Piningit Global ). Semoga dari buku ini kita menjadi tahu siapa tokoh-tokoh Satria Piningit lokal yang kedatangannya ≥ 100 tahun. Dalam sisi lain , Penulis juga merasa perlu untuk melurusi istilah yang begitu samar dan membingungkan yang sudah terlanjur beredar luas yang telah salah kaprah yakni perbedaan istilah antara Satrio Piningit dan Satrio Pinegas sebagai Istilah baru yang Al YatateR perkenalkan dalam kaitannya dengan perjalanan kepemimpinan Bangsa ini .
14
Satrio Piningit . Jelas
sekali
ia
bermakna
orang
yang
disembunyikan
yang
keberadaannya tidak diketahui khalayak bahwasanya dialah yang akan memimpin bangsanya . Seolah kehendak sejarahlah yang akan memihak pada dirinya untuk menjadi Pemimpin yang ternaungi dan terlindungi oleh kekuatan yang maha Dahsyat (Tuhan YME ) yang orang-orang dulunya tiada duga dan kira . Sebagaimana jaminan Qs Al An‟am ; 82.
Orang-orang
yang
beriman
dan
tidak
mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. Untuk itulah , Penulis akan dengan hati-hati membedakan siapasiapa sebagai Satrio Piningit , siapa-siapa yang menjadi Satria Penegasnya. Dalam kenyataannya , Satrio Piningit bisa dipastikan muncul bukan dari Kasta Ksatria (Keturunan Raja ). Mereka selalu muncul dari rakyat jelata yang keberadaannya sudah terlebih dulu terlunta-lunta hingga mereka mampu meneguhkan kedudukannya sendiri setara dan sejajar sebagai Kaum Ksatria yang selanjutnya tampil sebagai Pemimpin bagi Bangsanya. Satrio Penegas Disini penulis tiada memakai istilah Satria Pinilih , karena makna dipilih disini jelas sangat rancu dengan Satrio Piningit , artinya antara Pinilih dan Piningit jelas berkonotasi sama dan se-ide . Dipilih berarti ia mendapatkan suatu anugerah secara mendadak
15
yang orang-orang tidak tahu awalnya. Karena itulah Penulis tiada menggunakan istilah
Pinilih melainkan Satrio
Penegas yang
bermakna bahwa Satrio tersebut sudah terketahui keberadaannya namun ketegasanlah yang menjadi Pembeda atas keduanya siapa yang lemah siapa pula yang kuat. Hal ini bisa kita rujuk pada Qs Al An‟am 57. Katakanlah: "Sesungguhnya aku berada di atas hujjah yang
nyata
/
tegas
dari
Tuhanku,
sedang
kamu
mendustakannya. Tidak ada padaku apa (azab) yang kamu minta supaya disegerakan kedatangannya. Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia Pemberi keputusan yang paling baik." Dari ayat diatas , betapa jelasnya seorang Satria Penegas adalah para Satria yang memiliki kekokohan dan ketegasan
sikap yang
mampu menegasi bagaimana kebersatuan Nusantara diwujudkan dan dimajukan tanpa memiliki ketakutan sedikitpun sebagaimana yang termaktub dalam Hadist Nabi bahwa setiap selang 100 tahun senantiasa terlahir Seorang Mujaddid pada setiap Bangsa. Semoga dari karya ini , segala kesimpang siuran istilah menjadi terdudukkan atas keragaman istilah berikut ini ; a. Pemimpin yang terberkati , bisa dirujuk sebagai Pemimpin yang ditaati yang terdiri dari dua macam ; - Bersifat lokal , dimana pada tiap-tiap bangsa diturunkan adanya dengan durasi ± 500 tahun , ia berjuluk sebagai Satrio Piningit
16
- Bersifat global , diturunkan bagi ummat manusia secara keseluruhan dengan durasi siklus 600-900 tahun lamanya , ia berjuluk sebagai Imam Mahdi b. Sang Mujaddid , bisa dirujuk sebagai Satria Penegas dengan siklus minimal 100 tahun yang di tiap tiap bangsa diturunkan adanya Dan di buku ini pula , Anda akan tahu siapa –siapa sebagai Sang Satria Piningit dan siapa pula sebagai Sang Satria Penegas ( Sang Mujaddid ) bagi bangsa ini . Selamat mengikuti .
17
Era Kekuasaan Agama Buddha
18
1.
Satria Piningit 1st
''Khanjeng Ratu Shima yang memerintah di Kerajaan Kalingga ( Hoo Ling ) di Pesisir Utara Pulau Jawa - Antara PekalonganJepara ”
DIKOSONGKAN ... 3 HALAMAN
19
hidup orang lain sedemikian juga menanamkan keimanan yang kuat pada Putranya tersebut. Seiring Zaman , Begitu melihat darah keturunannya sudah melenceng dari Kebenarannya , Ratu Shimapun turun kembali (Ber-Reinkarnasi ) ke bumi Jawa kembali. Hal ini , bisa kita tengarai dengan munculnya Ken Dedes sebagai Putri Pandito ( Kaum ilmu dan kaum beriman ) yang dinikahi oleh Ken Arok untuk kembali memperbarui sel-sel keturunannya guna melahirkan benih-benih terpilihnya sebagai Raja-Raja Nusantara (yang nanti kita ulas secara khusus pula mengapa Ratu Shima merasa perlu untuk turun kembali sebagai Ken Dedes di Bab lain ). Sehingga kuhujjah ; "Kemurnian Darah Keimanan dan keilmuan para Satria Penegas Nusantara terjaga benihnya oleh dua Ratu, yakni Ratu Shima dan Ken Dedes yang sejatinya Ken Dedes adalah Reinkarnasi dari Ratu Shima itu sendiri " HjR Al YatateR Mari kita junjung Keduanya sebagai Ibu pertiwi kita , Lantas , Bagaimana dengan kerajaan-kerajaan sebelumnya semacam kerajaan Tarumanegara , Kutai , Galuh , Pajajaran , dsb ? Jelaslah hal ini tidak menjadi titik acuan penulis yang hanya membabar Babad Tanah Jawa saja. Nah , Wahai pembaca , begitulah gambaran Ratu Shima sebagai
Imam Mahdi
lokal (Sang
Satria
Piningit
)
yang
keberadaannya tiada diprediksikan sama sekali sebelumnya oleh khalayak lantaran sebelum menjadi Ratu , beliau adalah warga
20
biasa / rakyat jelata yang dengan gigih penuh kebenaran menggapai derajatnya sebagai Sang Ratu yang disegani oleh seluruh kawasan baik lawan maupun kawan atas kehormatan , ketegasan , kedermawanan , kejujuran dan kesetiaannya . Sehingga tepatlah Ratu Shima ternobatkan sebagai Sang Satrio Piningit (Imam Mahdi lokal ) pertama bagi bangsa ini. Terbuktilah memang bahwa Searah berjalannya Zaman , sejarah telah memilih Beliau sebagai pelahir para Satrio Penegas bagi negri ini. Sungguh sangat Pantas kalau kita hargai Beliau sebagai Ibu Pertiwi bagi Bangsa Indonesia yang harus kita junjung tinggi dan hormati . Dari Beliau inilah , Raja-Raja Djawa /Nusantara terlahir untuk menjadi pimpinan bagi kita semua. Namun sayang beribu sayang , betapa sedikitnya literatur tentang Beliau yang bisa kita dapatkan. Kita serasa blank untuk menimba segala kebajikan dan nilai-nilai luhur dari Beliau. Hanya sedikit yang kita tahu semisal betapa tegasnya Beliau menerapkan hukuman amputasi bagi orang-orang yang mencuri yang mana Putra Mahkotanya sendiripun menjadi bukti atas ketegasannya dimana Sang Putra Mahkota harus rela teramputasi lantaran mengambil barang yang bukan haknya. Toch meski begitu , Beliau masih mampu mengangkat harkat dan martabat Putranya yang teramputasi ini sehingga dari putranya ini , kelak melahirkan Wangsa Syailendra dan dari Putrinya kelak akan melahirkan Wangsa Sanjaya. Semoga
Mulai
sekarang
,
seyogyanya
kita
mulai
memperkayai diri dengan literatur tentang Beliau baik berupa catatan – catatan sejarah , Novel ataupun Film-film seri Kepahlawanan Bangsa agar anak cucu kita mampu menteledani
21
segala nilai keluhuran yang Beliau torehkan sebagai bekal pelajaran berharga bagi kita semua yakni Keimanan , keilmuan dan Kepekaan Sosial . Kuhujjah
“Tiga Pilar utama Ratu Shima yang harus kita warisi ,Yakni ; Keimanan , Keilmuan dan Kepekaan Sosial „ HjR Al YatateR
Semoga !!
22
2.
Satria Penegas 2nd
'' Paduka Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya Raja pertama Kerajaan Medang -Mataram Kuno anak Cicit dari Ratu Shima Kalingga ”
DIKOSONGKAN ... 3 HALAMAN
23
Sesuai dengan Prediksi , karena kuatnya pengaruh ibunya yang berasal dari Syailendra, maka Rakai Panangkaran lebih suka memajukan kerajaan dari warisan Ibunya hingga Dinasti ini mampu memperluas wilayahnya hingga Sumatra , Ligor dan Kamboja Selatan hingga mampu merampungkan Candi Borobudur Raja-raja
penerusnya yakni
oleh
Dharanindra , Samaragrawira dan
Samaratungga , sehingga tiada heran banyak Ahli sejarah yang menyatakan bahwa Wangsa Sanjaya itu tiada. Wangsa itu seakan hanya sebagai bayang-bayang saja dari Wangsa Syailendra. Wangsa Sanjaya tiada memiliki kekuatan dan pengaruh sama sekali semenjak ia ditinggalkan oleh Sanjaya yang diserahkan pada anaknya Rakai Panangkaran. Hingga suatu hari , Raja Samaratungga , memiliki seorang putri pewaris tahta, Pramodhawardhani yang menikah dengan Rakai Pikatan , putra Rakai Garung, raja kelima Kerajaan Medang , Kerajaan dari Rakai Panangkaran (Kakek buyutnya sendiri ) yang tak terurus karena tak bersifat ekspansionist yang notabene sebagai Raja bawahan Wangsa Syailendra dan Balaputradewa ( Sang paman /Adik Samaratungga ) merasa ini tidak adil. Dialah semestinya yang meneruskan sebagai Raja di Wangsa Syailendra , bukan Suami dari Keponakannya yang berasal dari Wangsa Sanjaya Balaputradewa sangat berkeinginan menguasai Mataram lantaran melihat betapa besarnya kekuasaan Mataram. Ia merebut untuk menjadi Raja karena ia sebagai anak lelaki Wangsa Syailendra
lebih ingin meneruskan kewangsaannya mengingat
Rakai Pikatan lebih berminat meneruskan Wangsa Sanjaya
.
Pertempuranpun tak bisa dielakkan hingga iapun mengakui keunggulan Sang Kakak (Suami Pramodhawardhani –Rakai Pikatan
24
) namun ia diampuni dan diserahi daerah Taklukan di Sumatra (Sriwijaya ). Ia didudukkan sebagai Raja buangan di sana. Dengan semangat dendam yang menyala , ia bertekat untuk membesarkan Sriwijaya guna menuntut balas pada Keluarga Rakai Pikatan ( Wangsa Sanjaya yang telah menikahi Putri mahkota Wangsa Syailendra) padahal sejatinya Balaputradewa adalah Darah Sanjaya juga karena Rakai Panangkaran , Sang kakek buyutnya adalah anak dari Sanjaya. Atas hal ini kuhujjah ; “Wangsa Syailendra adalah anak wangsa Sanjaya juga , maka ketika Sriwijaya menyerang Medang , sejatinya satu darah Sanjaya sedang bertempur saling menghancurkan. „ HjR Al YatateR Timbul
sebuah
fakta
menarik
atas
pemberontakan
Balaputradewa ini . Dulu kala Sanjaya menikahi Sudiwara , Beliau memakai namanya sendiri sebagai Nama Wangsa yakni Sanjaya , dan ini Syailendra tidak berkeberatan mengingat ini merupakan wangsa baru dan bisa juga takut karena Sanjaya begitu kuat adanya dengan tiga kerajaan besar ada di balik kekuasaannya.
Namun
Syailendra tidaklah bodoh , begitu Sang Putra Mahkota lahir , ia dipengaruhi oleh Sang Ibu agar meneruskan Nama Wangsa Syailendra saja .Atas sayangnya Sanjaya pada Sang Putra , diijinilah ia untuk meneruskan Wangsa Syailendra - Wangsa ibunya . Baru begitu pada kelahiran cucu-cucunya , Sanjayapun menaruh harap agar ada yang meneruskan nama Sanjaya sebagai nama Wangsanya. Hal ini terlaksana saat salah satu anak Rakai Panangkaran yakni Rakai Warak bersedia melanjutkan Wangsa Kakeknya (Sanjaya ) saat diserahi sebagai Warak di Medang .
25
Istilah Rakai Warak sendiri bukan nama asli karena nama ini bermakna “kepala daerah Warak” Nach , saat Nama Wangsa Sanjaya dihapus oleh putranya Rakai Panangkaran , Beliau dengan ikhlas menyerahkannya namun saat Rakai Pikatan (Wangsa Sanjaya ) hendak menghapus Wangsa Syailendra atas istrinya
, terjadilah pemberontakan oleh paman
dari pihak Istrinya ( Balaputradewa). Dari sini bisa kuhujjah ; “ Sesungguhnya perang antar Wangsa tiada untuk menuju pada Kekuasaan namun pada tiada pengakomodasian atasnya” HjR Al YatateR Lihat Kesamaan cara yang ditempuh atas perseteruan Sanjaya dan Syailendra , a. Wangsa Sanjaya memakai taktik pernikahan. Saat nama Sanjaya
dihapuskan , nama wangsa ini bisa terwujud
kem,bali
melalui Rakai Warak , cucunya Sanjaya agar
memakai Wangsa Sanjaya sebagai identitas dirinya b. Wangsa Syailendra juga memakai taktik pernikahan. Saat nama Wangsa Syailendra terhapus oleh Sanjaya , nama Syailendra
bisa
dimunculkan
kembali
melalui
Rakai
Panangkaran , cucunya Syailendra sebagai identitas dirinya. Namun perbedaan mencolok terjadi saat Balaputradewa mengobarkan pertempuran saat Wangsa Syailendra dihapus oleh Rakai Pikatan , yang semestinya perebutan Wangsa terjadi melalui pernikahan , ia merebutnya melalui peperangan. Wangsa Syailendra sudah keluar dari pakem sehingga atas hal ini , tiada salah kelak
26
Wangsa Syailendra ini terhapus sebagai pewaris Raja-raja di Jawa /
DIKOSONGKAN ... 3 HALAMAN
27
Dari fakta semua diatas , betapa Sanjaya sangat layak terangkat sebagai tokoh Sang Satria Penegas terbentuknya persatuan Nuswantara untuk pertama kalinya. Beliau sangat luas pemikirannya , meski anaknya lebih memilih Syailendra , tetap diijinkan demi bersatunya Nusantara. 4. Teori ketiga dikemukakan oleh Slamet Muljana bahwa, Rakai Panangkaran bukan putra Sanjaya. Dalam daftar para raja versi prasasti Mantyasih tertulis nama Sanjaya bergelar Sang Ratu, sedangkan Rakai Panangkaran bergelar Sri Maharaja. Perubahan gelar ini membuktikan terjadinya pergantian dinasti yang berkuasa di Kerajaan Medang. Jadi, Rakai Panangkaran adalah raja dari Wangsa Sailendra yang berhasil merebut takhta Medang serta mengalahkan Wangsa Sanjaya. Menurut Slamet Muljana, Rakai Panangkaran tidak mungkin berstatus sebagai bawahan Wangsa Sailendra karena dalam prasasti Kalasan ia dipuji sebagai Sailendrawangsatilaka ( permata Wangsa Sailendra). Jawab ; Teori ini teramat jauh dari fakta yang sebenarnya namun bisa
dimaklumi
kebingungannya
lantaran
Rakai
Panangkaran memang lebih memilih menuju Wangsa Ibunya daripada
Wangsa
Panangkaran
Ayahnya
bukan
sebagai
sehingga
seolah
terkesan
putra
Sanjaya.
Padahal
Panangkaran adalah pengganti Sanjaya sehingga seolah Panangkaran menaklukkan Sanjaya padahal tidak adanya . Panangkaran dipersilahkan meneruskan Wangsa Ibunya meski Beliau sebagai Raja di dua kerajaan yang berbeda , yakni ;
28
-
Sebagai Raja di Kalingga Selatan / Bumi Sambara , mewarisi dari pihak Ibu
-
Sebagai Raja di Kalingga Utara/ Medang , mewarisi dari Sang Ayah. Dari fakta di atas , Perubahan gelar dari Sang ratu menjadi
shri MahaRaja sangat dibenarkan karena Rakai Panangkaran telah menguasai Wangsa Syailendra dan Sanjaya itu sendiri sedangkan Sanjaya cukup bergelar Sri Ratu saja , karena ia memang sekedar orang luar dari Syailendra meski ia menantu Syailendra . Sedangkan anaknya (Rakai Panangkaran ) , Dialah hasil kombinasi Syailendra (Dewi Sudiwara) + Sanjaya. Kuhujjah ; "Betapa hebatnya Sanjaya yang mampu mengalah untuk memunculkan Wangsa Syailendra demi kejayaan Nusantara bersatu. Rakai Panangkaran adalah Raja bagi dua kerajaan sekaligus dengan berwangsa Syailendra " HjR Al YatateR Semoga dengan hadirnya Bab ini , silsilah Wangsa Sanjaya dan Syailendra terpecahkan sbb ; Wangsa Syailendra Sanjaya (sebagai Putra mantu mahkota Dewa Singa / Syailendra ) >>> Rakai Panangkaran >>> Dharanindra >>> Samaragrawira >>> Samaratungga
>>> Pramodhawardhani + Rakai Pikatan >>>Bala
putradewa/ adik Pramodawardhani (Terusir ke Sumatra ) Wangsa Sanjaya
29
Sanjaya (sebagai Putra mantu mahkota Dewa Singa / Syailendra ) >>> Rakai Panangkaran >>> Rakai Warak >>> Rakai Garung >>>
DIKOSONGKAN ... 3 HALAMAN
30
3.
Satria Penegas 3rd
'' Sri Maharaja Rakai Halu Sri Dharmawangsa Airlangga Anantawikramottunggadewa , Pendiri Kerajaan Kahuripan – Pelanjut Dinasti Sanjaya yang berganti nama sebagai Dinasti Mpu Sindok / Wangsa Isana ”
Nama Airlangga berarti "Air yang melompat". Namun tiada penafsiran atas makna ini , padahal jelas ia bermakna melompat menuju Raja Diraja. Sebagaimana ia adalah putra Raja Bali yang notabene kala itu adalah bawahan Raja Jawa , maka dengan menjadi Pangeran Mantu dari Kerajaan Mpu Sindok (Medang ) , maka itulah berarti ia melompat menuju Derajat yang lebih tinggi yang sekaligus menegaskannya (Satria Penegas Wangsa Sanjaya) . Ia lahir tahun 990. Ayahnya bernama Udayana, raja Kerajaan Bedahulu dari Wangsa Warmadewa. Ibunya bernama Mahendradatta, seorang putri Wangsa Isyana dari Kerajaan Medang (Dinasti Sanjaya) . Waktu itu Medang menjadi kerajaan yang cukup kuat, bahkan mengadakan penaklukan ke Bali, mendirikan
koloni
di
Kalimantan
Barat,
serta
mengadakan
serangan ke Sriwijaya. Airlangga memiliki dua orang adik, yaitu Marakata (menjadi raja Bali sepeninggal ayah mereka) dan Anak Wungsu (naik takhta sepeninggal
Marakata).
Dalam
berbagai
prasasti
yang
dikeluarkannya, Airlangga mengakui sebagai keturunan dari Mpu Sindok dari Wangsa Isyana dari kerajaan Medang Mataram di Jawa Tengah.
31
DIKOSONGKAN ... 3 HALAMAN
32
meletakkan
strategi
Kepemimpinannya
dengan
mendasarkan pada keselarasan Alam sekitar. MENDIRIKAN KERAJAAN. Pada tahun 1009, datang para utusan rakyat meminta agar Airlangga membangun kembali Kerajaan Medang. Karena kota Watan sudah hancur, maka, Airlangga pun membangun ibu kota baru bernama Watan Mas di dekat Gunung Penanggungan. Pada mulanya wilayah kerajaan yang diperintah Airlangga hanya meliputi daerah Gunung Penanggungan dan sekitarnya, karena banyak daerah-daerah bawahan Kerajaan Medang yang membebaskan diri. Baru setelah Kerajaan Sriwijaya dikalahkan Rajendra Coladewa raja Colamandala dari India tahun 1023. Airlangga merasa leluasa membangun kembali kejayaan Wangsa Isyana. Peperangan demi peperangan dijalani Airlangga. Satu demi satu kerajaan-kerajaan di Jawa Timur dapat ditaklukkannya. Namun pada tahun 1032 Airlangga kehilangan kota Watan Mas karena diserang oleh raja wanita yang kuat bagai raksasa. Airlangga kemudian membangun ibu kota baru bernama Kahuripan di daerah Sidoarjo sekarang. Musuh wanita dapat dikalahkan, bahkan kemudian Raja Wurawari ( SEKUTU SRIWIJAYA YG MELULUH LANTAKKAN
DHARMAWANGSA
,
KAKAK
IBUNYA / PAMAN ) pun dapat dihancurkan pula. Saat itu wilayah kerajaan mencakup hampir seluruh Jawa Timur.
33
Pusat kerajaan Airlangga kemudian dipindah ke Daha ( setelah di Sidoarjo ), berdasarkan prasasti Pamwatan, 1042 dan Serat Calon Arang.. Amati ! dari kisah diatas , Betapa Satrio Piningit (Airlangga ) ditolong oleh kekuatan asing ( Rajendra Coladewa raja Colamandala dari India ) untuk terbebas dari musuh terkuatnya (Sriwijaya) Tanpa kekuatan asing tsb , Satrio Piningit pastilah kesulitan untuk memperluas pengaruhnya dalam mempersatukan Tanah Jawa (Nusantara) . Kuhujjah : 'Hebatnya Satrio Piningit / Penegas , ia selalu dibantu oleh kekuatan asing sebagai takdir yang mempermudahi misinya untuk keutuhan Nuswantara " HjR Al YatateR Begitu Sriwijaya sudah lumpuh , Airlangga (Sang Satrio Penegas ) mampu meluaskan wilayahnya hingga seluruh jawa Timur dengan pusatnya di Sidoarjo , wilayahnya membentang dari Pasuruan hingga madiun , pantai utara jawa ,terutama Surabaya Dan Tuban menjadi pusat perdagangan , Bahkan wilayahnya meluas lagi hingga Jawa Tengah dan Bali . Semoga dari kisah Airlangga ini , kita sebagai generasi muda bangsa mampu mewarisi segala
duka nestapanya yang
kemudian mampu menjadi pembelajaran bahwa segala kedukaan adalah penempa yang handal untuk menuju jiwa kepemimpinan yang handal pula. Kita sudah sepatutnya berghuru pada Airlangga , betapa kesulitan hidup yang begitu kerasnya bisa dijadikan sebagai kawah candradimuka bagi kekuatan dirinya hingga citacita mempersatukan Nusantara bisa terwujud meski dalam skala yang masih kecil. Kita sepatutnya menyambut dengan prasangka
34
yang baik atas segala uji ini , sebagaimana Qur‟an surah alAnkabuut ayat 2,
“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, „Kami telah beriman,‟ dan mereka tidak diuji.‟”
35
4.
Satria Penegas 4th
''Maharaja Jayabhaya – Raja Kadiri yang memerintah sekitar tahun 1135-1157, Dialah Sang Satria Penegas terakhir dari Dinasti Sanjaya”
DIKOSONGKAN ... 3 HALAMAN
36
Aja gumun, aja ngungun hiya iku putrane Bethara Indra kang pambayun tur isih kuwasa nundhung setan
tumurune tirta brajamusti pisah kaya ngundhuh hiya siji iki kang bisa paring pituduh marang jarwane jangka kalaningsun tan kena den apusi marga bisa manjing jroning ati ana manungso kaiden ketemu uga ana jalma sing durung mangsane aja sirik aja gela iku dudu wektunira nganggo simbol ratu tanpa makutha mula sing menangi enggala den leluri aja kongsi zaman kendhata madhepa den marikelu beja-bejane anak putu Dalam arti Bahasa Indonesia ; jangan heran, jangan bingung itulah putranya Batara Indra yang sulung dan masih kuasa mengusir setan turunnya air brajamusti pecah memercik hanya satu ini yang dapat memberi petunjuk tentang arti dan makna ramalan saya tidak bisa ditipu karena dapat masuk ke dalam hati ada manusia yang bisa bertemu tapi ada manusia yang belum saatnya jangan iri dan kecewa itu bukan waktu anda memakai lambang ratu tanpa mahkota
37
sebab itu yang menjumpai segeralah menghormati, jangan sampai terputus, menghadaplah dengan patuh keberuntungan ada di anak cucu
Amati dua kalimat yang kucetak tebal !. Disini Prabhu Jayabaya menegasi bahwa Beliau sudah tidak turun lagi / menitis membantu pengabaran atas datangnya Satrio Piningit (Sang Imam Mahdi ) itu karena nantinya ada sosok yang lebih tepat dalam menunjukkan dan mendudukkan maksud Ramalan dari Jayabaya itu. Betapa cermatnya Beliau menegasinya mungkin dikarenakan sosok inilah yang sudah bisa menguasai Wedha (Sudah lulus wedha jawa , pada bait sebelumnya / bait 168 ) 168 . mula den upadinen sinatriya iku wus tan abapa, tan bibi, lola awus aputus weda Jawa mung angandelake trisula andheping trisula pucuk gegawe pati utawa utang nyawa sing tengah sirik gawe kapitunaning liyan sing pinggir-pinggir tolak colong njupuk winanda Arti : oleh sebab itu carilah satria itu yatim piatu, tak bersanak saudara sudah lulus weda Jawa hanya berpedoman trisula ujung trisulanya sangat tajam membawa maut atau utang nyawa yang tengah pantang berbuat merugikan orang lain yang di kiri dan kanan menolak pencurian dan kejahatan
38
Kelak pada Sang pengabar yakni Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu tersebut yang tinggal di Ka‟bah ( Ketauhidan ) yang akan membuka jalan atas datangnya Imam Supingi (Imam Mahdi) untuk menaikkan kutbah / pengabaran itu , Senjata ecis itu yang bernama Udharati. Dalam Musarar Jayabaya (asmarandana) no.10. Ecis wesi udharati samalah artinya dengan : “Senjata Pusaka Keris yang berguna untuk mengatasi masalah”. Senjata keris itu bisa dipastikan sebagai Trisula Wedha yakni Ketauhidan yang 3 manunggal (Trimurti / Tauhid Rububiyah , Uluhiyah , Asma sifat / Trinitas) .Termasuk pula Trisula Wedha adalah Tauhid Kaffah , Sastra Jendra dan Tantra Bhirawa.. Dialah sejatinya masih ada keturunan secara ilmu (darah dari Rasulullah ) yang ada di Pulau Jawa dan akan menjadi pepunden di Tanah Jawa. Kemudian terkisahkan setelah satu bulan Sang Prabu memanggil putranya yang berarti Sang Prabhu mulai mengerahkan daya olah pemikirannya ( Sang Anak ) untuk melihat bagaimana gambaran masa depan Tanah Djawa , setelah Kewaskitaan melalui kekuatan olah pikirnya dikerahkannya (diajak ke gunung Padang – berTapa Brata ) , Ayah dan putra (pelaku dan pikirannya ) itu setelah datang lalu naik ke gunung , bertapa brata . Di sana ada Ajar bernama Ajar Subrata yang bermakna persaksian-persaksian atas masa depan Tanah Djawa yang memberikan pengabaran ( Menjemput Prabu Jayabaya seorang raja yang berincoknito termasuk titisan Batara Wisnu ) Karenanya Sang Prabu sangat waspada, tahu sebelum kejadian mengenai raja-raja karena Sang Prabu menerima sasmita gaib. Bila Islam seperti Nabi. Prabu Jayabaya bercengkrama di gunung – bertapa brata sudah lama. Bertemu dengan ki Ajar / persaksian-persaksian di gunung Padang yang berarti Sang Prabhu betul-betul mengerahkan segala kewaskitaan pemikirannya bertapa brata sehingga apa yang dikehendaki terjadi.
39
DIKOSONGKAN ... 3 HALAMAN
40
1.
Kemudian berganti jaman di Majapahit dengan rajanya Prabu Brawijaya. Demikian nama raja bergelar Sang Rajapati Dewanata. Alamnya disebut Anderpati, lamanya sepuluh windu (80 tahun). Hasil negara berupa picis (uang). Ternyata waktu itu dari hidangan ki Ajar. Hidangannya Jadah satu takir. Lambangnya waktu itu Sima galak semune curiga ketul. Keterangan ; Era Ken Arok dan R Wijaya hingga Brawijaya V 2. Kemudian berganti jaman lagi. Di Gelagahwangi dengan ibukota di Demak. Ada agama dengan pemimpinnya bergelar Diyati Kalawisaya. Enam puluh lima tahun kemudian musnah. Yang bertahta Ratu Adil serta wali dan pandita semuanya cinta. Pajak rakyat berupa uang. Temyata saya diberi hidangan bunga Melati oleh ki Ajar. Negara tersebut diberi lambang: Kekesahan durung kongsi kaselak kampuhe bedah. Keterangan ; Era Raden Patah / Jin Bun 3.
Kemudian berganti jaman Kalajangga. Beribukota Pajang dengan hukum seperti di Demak. Tidak diganti oleh anaknya. 36 tahun kemudian musnah. Negara ini diberi lambang: cangkrama putung watange. Orang di desa terkena pajak pakaian dan uang. Sebab ki Ajar dahulu memberi hidangan sebatang pohon kajar. Keterangan ; Era Jaka Tingkir / Hadiwijaya 4. Kemudian berganti jaman di Mataram. Kalasakti Prabu Anyakrakusuma. Dicintai pasukannya. Kuat angkatan perangnya dan kaya, disegani seluruh bangsa Jawa. Bahkan juga sebagai gantinya Ajar dan wali serta
41
pandita, bersatu dalam diri Sang Prabu yang adil. Raja perkasa tetapi berbudi halus. Rakyat kena pajak reyal. Sebab waktu itu saya mendapat hidangan bawang putih dari ki Ajar. Rajanya diberi gelar: Sura Kalpa semune lintang sinipat. Keterangan ; Era Sultan Agung
5. Kemudian berganti lagi dengan lambang: Kembang sempol Semune modin tanpa sreban. Raja yang keempat yang penghabisan diberi lambang Kalpa sru kanaka putung. Seratus tahun kemudian musnah sebab melawan sekutu. Keterangan ; Modin tanpa sreban , artinya Ulama‟ yang TAK memiliki kekuasaan / mahkota Raja , dan inilah Era P Diponegoro . Beliau kalah karena melawan VOC -Sekutu 6.
Kemudian ada nakhoda yang datang berdagang. Berdagang di tanah Jawa kemudian mendapat sejengkal tanah. Lama kelamaan ikut perang dan selalu menang, sehingga terpandang di pulau Jawa. Keterangan ; Era Penjajahan Belanda yang menancapkan kekuasaan secara sempurna 7. Jaman sudah berganti meskipun masih keturunan Mataram. Negara bernama Nyakkrawati dan ibukota di Pajang. Raja berpasukan campur aduk. Disegani setanah Jawa. Yang memulai menjadi raja dengan gelar Layon keli semune satriya brangti. Keterangan ;
42
DIKOSONGKAN ... 3 HALAMAN
43
Perahu, sebelah barat tempuran. Dicintai pasukannya. Memang raja yang terkenal sedunia. Waktu itulah ada keadilan. Rakyat pajaknya dinar sebab saya diberi hidangan bunga seruni oleh ki Ajar. Waktu itu pemerintahan raja baik sekali. Orangnya tampan senyumnya manis sekali Keterangan : Disinilah Era Imam Mahdi mulai menapakkan kekuasaanya . Tunjung Putih semune Pudak Kesungsang : Raja berhati putih namun masih tersembunyi (Satriya Piningit). Lahir di bumi Mekah : Orang Islam yang sangat bertauhid. Raja keturunan waliyullah artinya Sang Ayah adalah seorang Ma‟rifatullah . Berkedaton dua di Mekah dan Tanah Jawa artinya saat masih Balita dan Remaja , ia tinggal di Makkah , kemudian pada masa setelahnya Beliau tinggal / hidup di Tanah Jawa . Letaknya dekat dengan gunung Perahu, sebelah barat tempuran artinya Ia akan tinggal di dekat Luapan lumpur Kahuripan yang dari endapannya membentuk Gunung bak Perahu sebelah baratnya muara sungai dimana arus laut dan arus Sungai saling bergantian (Tempuran ). Nantikan pembahasan khusus Lumpur Lapindho pada Buku Lanjutannya. Dicintai pasukannya. Memang raja yang terkenal sedunia artinya ia akan membawa Indonesia menuju sebagai Mercu Suar Dunia. Waktu itulah ada keadilan. Rakyat pajaknya dinar artinya Rakyat memuja sekali akan Dinar / pergi Haji ke Makkah sebagai Simbol status Sosial yang diidam-idamkan , sebab saya diberi hidangan bunga seruni oleh ki Ajar. Waktu itu pemerintahan raja baik sekali. Orangnya tampan senyumnya manis sekali. Nach ,Pembaca yang budiman . Dari hitung-hitungan Jangka di atas , Ternyata ketujuh sesaji dan Endang nya (kedelapan) merupakan perlambang jaman-jaman yang akan muncul , yaitu sbb :
44
1.
KUNIR sarimpang – sebagai lambang kerajaan PAJAJARAN dan SANJAYA – SYAILENDRA , dengan lambang negaranya : Sumilir naga kentir semune liman pepeka. Zaman era Wangsanya Jayabaya sendiri
2. JADAH setakir – sebagai lambang kerajaan MAJAPAHIT termasuk SINGASARI , dengan lambang negaranya : Sima galak semune curiga ketul. 3.
MELATI sebungkus – sebagai lambang kerajaan DEMAK, dengan lambang negaranya : Kekesahan durung kongsi kaselak kampuhe bedah.
4. Sebatang pohon KAJAR – sebagai lambang kerajaan PAJANG, dengan lambang negaranya : Cangkrama putung watange. 5. BAWANG PUTIH satu talam – sebagai lambang kerajaan MATARAM, dengan lambang negaranya : Sura kalpa semune lintang sinipat. 6. DARAH sepitrah – sebagai lambang era SOEKARNO, dengan lambang : Lung gadung roro nglikasi, 7. Era SOEHARTO, dengan lambang : Gajah meta semune tengu lelaki. 8. ENDANG seorang perempuan pembawa sesaji – sebagai lambang era Habibie yang sosoknya mirip Endang , penuh kelembutan , sendirian tiada pembela (Partai) 9. ERA GUS DUR, dengan lambang : Panji loro semune Pajang Mataram, loro / sakit = dalam kekurangan penglihatan sehingga harus dituntun
45
10. lambang era MEGAWATI, dengan lambang : Roro ngangsu rondo loro nututi pijer tetukar , adanya perseteruan antara Megawati dan Rachmawati soal Kepemimpinan penerus darah Marhaenist- Soekarno
11. Era SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (SBY) – DST hingga datangnya Kepemimpinan Imam Mahdi dengan lambang : Tan kober pepaes tan tinolih sinjang kemben. Dalam masa ini , setiap Pemimpin tiada punya waktu untuk menata negri karena disibukkan dengan saling balas dendam. 12. Kembang SERUNI – sebagai lambang jaman baru yang akan datang, dengan lambang : Tunjung Putih semune pudak kesungsang. Zaman ini datang dalam kisaran ± 30 Tahun setelah Era Susilo Bambang Yudhoyono , yakni Era Zaman Imam Mahdi , Sang Satrio Piningit yang ditunggu – tunggu kedatangannya.
Dari ramalan diatas yang pastinya masih sebagian saja terungkap maknanya, nampak jelas bahwa Zaman yang dimaksudkan adalah Zaman sekarang ini (Abad 21 ) dimana kehidupan Bangsa dan Negara Indonesia dalam keadaan carut marut penuh ketidak teraturan dan ketimpangan di segala lini kehidupan. Tiada heran , saat inilah Imam Mahdi (Satria Piningit sejati ) di akhir zaman sudah saatnya dilahirkan dimana nantinya Wangsa Maharani Shima ( Nenek buyut Sanjaya ) akan berbangkit kembali (Reinkarnasi ) tampil memercu-suarkan Indonesia melalui anak-anaknya. Maka tiada salah bila Prabhu Jayabaya menyinggung kebangkitan wangsanya karena memang beliau berasal dari Khanjeng Maharani Shima sebagai leluhurnya.
46
DIKOSONGKAN HALAMAN
47
...
3
Era Kekuasaan Agama Hindu
48
5.
Satria Piningit 2 nd - sekaligus Satria Penegas 5th
'' Ken Arok, pendiri Kerajaan Tumapel ( yang kemudian terkenal dengan nama Singhasari). Ia memerintah sebagai raja pertama bergelar Rajasa pada tahun 1222 - 1227 (atau 1247). “
DIKOSONGKAN HALAMAN
49
...
3
‟‟Ratu Shima ( Reinkarnasi Ken Dedes ) + Penguasa Wahyu Makutho Romo (Ken Arok / Siapapun ) = Raja-Raja Djawa ‟‟HjR Al YatateR Ada sebagian berkata bahwa yang bersinar itu adalah bagian betisnya ketika turun dari tandu nya, maka Arok bertanya kepada Gurunya
Apa maksudnya tampak sinar . Dijawab
Itu
pertanda wanita tersebut mampu melahirkan anak-anak menjadi Raja . Seketika itu bergemuruhlah tekat Ken Arok untuk menguasai Ken Dedes meski ia harus membunuh Tuannya sendiri (Tunggul Ametung ) . Ketahuilah sungguh Betis nggak Ada hubungannya dengan kelaki-lakian . Jadi teori tentang Betis layak diacuhkan . Sinar itu bukan dari betis tapi dari benda yang Ada di selangkangannya ! apa mungkin ia bugil ? tidak , sinar itu keluar menerjang busananya. Dan Hanya Ken Arok yang mampu melihatnya ( baca ; ia sinar ghaib ). Kenapa hanya Ken Arok yang mampu melihatnya ? Karena Ken Aroklah penguasa Tantra Bhirawa , Dan Ratu Shima (Ken Dedes ) sangatlah tahu siapakah Penguasa Tantra Bhirawa disini
karena Beliau sudah sangat peka siapa orangnya
sebagai Penguasa Tantra Bhirawa itu lantaran Beliau sendiri adalah seorang Penganut Tantra Bhirawa yang benar. sehingga Kuhujjah ;
Semua Satrio Piningit Indonesia terlahir dari ibu dan Bapa Sang penguasa Tantra Bhirawa beserta Wahyu Makutho Romo-nya HjR Al YatateR
50
Apa itu Wahyu Makutho romo ? baca terus Bab ini!
Amati sejarah ini , Sebagai awal mula Ratu Shima , sebagai Penguasa Tantra Bhirawa. Beliau menurunkan Dinasti Sanjaya lantas berakhir karena benihnya bukan dari seorang Pria Penguasa Tantra Bhirawa ( Raja Kalingga utara) . Sehingga karena benihnya bukan dari Pria Tantra Bhirawa , di ujung keturunannya ( Kertajaya , Raja terakhir Kadiri ) berlaku bak Fir‟aun , penuh terpikat oleh keduniawian hingga iapun mengaku sebagai Tuhan seru sekalian Alam yang meminta dirinya untuk disembah . Maka ia harus hancur oleh Seorang Tantra Bhirawa yakni Ken Arok , yang tiada terpikat oleh keduniawian. Begitu melihat gejala ini , Sang Ratu Shima terlahir lagi sebagai seorang Tantra Bhirawa menjadi Ken Dedes , Iapun tak ingin mengulangi ketidak sempurnaan lakinya. Iapun bertekat menikah dengan lelaki penguasa Tantra Bhirawa , Meski ia dinikahi lebih dulu dengan orang lain (Tunggul Ametung) , hingga didapatkannyalah Ken Arok sebagai Penguasa Tantra Bhirawa. Nach , Begitu sudah mendapatkan Ken Arok Dinastinya kembali berjaya hingga kini . Hebat khaan , Tantra Bhirawa itu ? . Jadi Kuhujjah ;
”Bapa Ibu sejati Pemimpin Bangsa Indonesia adalah Penguasa Tantra Bhirawa yang benar ( Ken Arok-Ken Dedes) beserta 2 unsur lainnya . Dan kelak keduanya terlahir lagi sebagai sepasang Suami Istri Pelahir Sang Imam Mahdi Akhir Zaman ,Pembawa Indonesia menuju Mercu Suar Dunia HjR Al YatateR
51
DIKOSONGKAN ... 3 HALAMAN
52
sebagai tafsirnya atas Tantra Bhirawa hingga iapun tertewaskan oleh Jayakatwang saat b erpesta Hedonisme. Dari sini , Unsur Tantra-Bhirawa sudah terhilang sehingga praktis Wangsa Rajasa telah Kehilangan salah satu Wahyu Makutho Romo-nya , yakni Tantra Bhirawa . Kini tinggal Tantra - Yana (Tauhid ) + Sastra Jendra yang ada hingga suatu ketika Sastra Jendra secara perlahan terkikis pula yakni pada saat Para Raja Majapahit terakhir tiada mengurusi rakyatnya , dibiarkannya terbengkelahi . Para darah biru Majapahit (Wangsa Rajasa) sibuk dengan keduniawian tiada lagi mau mendengarkan
keluhan
keluhan
Kerrtabhumi (Brawijaya V /
dari
rakyatnya
Wangsa Rajasa)
,
sehingga
bisa dijatuhkan
kembali oleh keturunan Jayakatwang (Wangsa Sanjaya) .Untung masih Ada R Patah sebagai wangsa Rajasa yang berhasil merebutnya kembali . Praktis kini Wangsa Rajasa hanya memiliki Tantra Yana (Tauhid ) saja . Wangsa Rajasa telah kehilangan 2 unsur wahyu Makutho Romo , yakni Tantra Bhirawa + Sastra Jendra Hayuningrat Mamayu Hayuning Bawana . Searah zaman , Tantra Yana (Tauhid) sebagai satu-satunya kekuatan yang tersisa dari Wangsa Rajasa juga akan mengalami Deviasi yakni masuknya Unsur Siluman ( Penguasa Laut selatan ) oleh Mataram Islam Kejawen oleh Sutawijaya saat Pendiri Mataram Islam ini membuat pejanjian pernikahan dengan Nyi Rara Kidul bagi Raja-Raja Mataram Islam
sehingga Dinasti Rajasapun
terkalahkan oleh VOC (Belanda) . Sejak saat itu Praktis tiada lagi Wahyu Makutho romo . Untung Ada Bung Karno yang mampu
53
merebut kembali sebagai wangsa Rajasa . Namun ingat , Wahyu Makutho Romo telah tiada .Karena itu kita memasuki Zaman carut marut . Bung Karno datang sebatas pengingat titik akhir bahwa Wangsa Rajasa sudah berakhir !! Arti berakhir adalah , tiada kebesaran lagi yang akan ditorehkan oleh Wangsa Rajasa , semua penerusnya sebatas Penjaga sejarah. Mari kita mendukungnya siapapun mereka hingga Ken Arok-Ken Dedes akan terlahir lagi sebagai sepasang suami istri guna membelah lagi Tanah Jawa untuk Kedua kalinya (baca; membentuk wangsa baru ) , sebagaimana yang diramalkan oleh Prabhu Jayabaya di dalam Jangkanya. , sbb ; Jangka Joyobhoyo 164.
putra kinasih swargi kang jumeneng ing gunung Lawuhiya yayi bethara mukti, hiya krisna, hiya herumukti mumpuni sakabehing laku nugel tanah Jawa kaping pindho ngerahake jin setan kumara prewangan, para lelembut ke bawah perintah saeko proyokinen ambantu manungso Jawa padha asesanti trisula wedalan dhepe triniji suci bener, jejeg, jujur kadherekake Sabdopalon lan Noyogenggong Kalau kita amati maksud dari “Nugil tanah jowo kaping
pindho” menjadi sudah terkabarkan maksudnya bahwa Sang Satria Piningit tersebut akan membentuk Wangsa baru . Bukan nugel yang selama ini pentafsir pujangga maknai secara Fisik ( macam Ranggawarsito ,dll ) bahwa akan ada letusan Gunung Krakatau sehingga Tanah Jawa terbelah menjadi dua. Sungguh sebuah tafsiran yang mengada-ada.
54
Saat kala itu datang , dimana Ratu Shima terlahir lagi untuk menciptakan Wangsa baru , itulah zaman yang digadanggadang sebagai kemercu suaran Indonesia melalui putra-putrinya dimana seluruh Ummat Bumi Tunggu tunggu, Termasuk pula Indonesia dimana Sang Ratu Shima akan bersuamikan dengan orang yang ber-Wahyu Makutho Romo. Darinya , darah Raja jawa akan kembali berulang dengan membentuk Wangsa baru . Semoga keberulangannya tidak terjadi pada Episodenya juga dimana Era Sanjaya
Syailendra Mpu
Sindok
Airlangga hingga
Majapahit. Sungguh sangat Naïve bila berulang lagi.
55
Singasari
6.
Satria Penegas 6th
'' Raden Wijaya , Pendiri Kerajaan Majapahit sekaligus raja pertama Majapahit yang memerintah pada tahun 1293-1309, “
DIKOSONGKAN ... 3 HALAMAN
56
Sayang , Rakeyan Jayadharma (ayah R Wijaya ) tidak menjadi Raja karena keburu tewas di racun dan digantikan oleh Adiknya.
Kemudian,atas
berbagai
pertimbangan
,
dibawah
pulanglah Si Wijaya Kecil oleh ibunya Dyah Lembu Tal ke kakeknya (Mahisa Cempaka-Putra Ken Arok ). Semoga kesimpang siurannya menjadi terselesaikan atas para ahli sejarah kita. Ahli sejarah bersikeras Raden Wijaya bukan berdarah Sunda , Nama lembu adalah untuk cowok bukan nama untuk cewek..katanya. Memang apa salahnya nama cowok diberikan untuk cewek dan sebaliknya ? bukankah itu fenomena yang biasa saja dan terjadi kapan saja ? Jangan mengada-ada serasa membatasi sesuatu dengan praduga duga semata. Cukuplah Mulai kini , Janganlah menutup-nutupi atas Raden Wijaya dari mana ia berasal. Beliau memang berayah Sunda dan beribu Jawa dan Dia Ayah kita semua-Bangsa Indonesia, Sehingga bolehlah kuhujjah ; 'Bapak pertama Nusantara adalah Raden Wijaya dan Gajahmada sebagai perajutnya''-HjR.Al YatateR Mengapa kita sebut sebagai Bapak pertama , karena melalui
Majapahitlah
kemercu-suaran
Kita
tergapai
secara
membentang meluas, dimana Majapahit sebagai Kerajaan Super Power di Zamannya . Semoga dan pasti Kejayaan ini akan berulang kembali dengan hadirnya Sang Satria Piningit di akhir zaman. Tiada berlebihan , sekiranya bilamana kalian sempat berkunjung ke Mojokerto. Datanglah / ziarilah makamnya R Wijaya yang berada di Siti Inggil kawasan Trowulan . Karena Beliaulah
57
peletak dasar adanya Nusantara dan tentunya jangan dilupakan pula Mahapatih Gajah Mada sebagai perajut terbentuknya Nusantara meski makamnya masih misterius . Wahai bangsaku...,sudahkah kita mengangkat R.Wijaya sebagai Pahlawan Nasional ? Bila belum, sungguh masih lalailah kita. Segeralah untuk menetapkannya Sebagai pahlawan Nasional ( yang bergelar Maha Putra bilamana perlu) . Artinya; Wajiblah tiap Rakyat Indonesia mengingatinya di setiap upacara Bendera . Karena Tanpa Beliau, tiadalah adanya Nusantara Indonesia yang kita cintai ini , maka perkenankan kuberhujjah ; ''Syarat pertama menuju kejayaan bagi Bangsa Indonesia adalah ber-kirim salam dan ta'dzim pada R. Wijaya sebagai Bapak (pepunden) pertama dan Gajah Mada sebagai Bapak (pepunden) kedua . Semoga berkah Tuhanmu mengiringimu ''-HjR Al YatateRItulah maksud dan makna, ''Bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai jasa para pahlawannya...'' Maka kuperbaiki lebih spesifik menjadi ; ''Menjadi
Bangsa yang besar bilamana suatu bangsa
mengetahui
siapa
Bapak-Bapak
pepunden
nya
lalu
berta'dzim atas mereka''-HjR.Al YatateR Sudahkah kalian berta'dzim atas mereka-mereka
, wahai
bangsaku..? maka atas mereka semua yang sudah kusebut di buku ini maupun yang akan kusebut , jangan sesekali memilah dan memilih. Apalagi dihujati di sana -sini. Tapi ingat , tiada perlulah sistem
anutannya
(baca;sistem
58
politik
Pemerintahannya)
diperankan / dimunculkan lagi. Apalagi terdewakan dengan membabi buta . Cukup ta'dzimi sebagai Pepunden Bangsa. Zaman telah bergerak maju. Maka jangan kau mundurkan lagi. Bersiaplah menyambut datangnya zaman baru dimana Sang Satria Piningit baru akan kembali tampil memimpin Negri ini. Kuberhujjah ;
''Memundurkan zaman adalah khianat terbesar kemajuan Bangsa''-HjR Al Yatater
bagi
Tahukah kalian , apa itu memundurkan zaman ? artinya ; Sungguh para bapak ( pepunden) itu ada dan benar bersama zamannya saja dengan sistem perpolitiknya kala itu. Dan zaman itu bukanlah masa kini atau masa nanti. Zaman itu adalah masa lalu sesuai kala itu dan sistem itu hanya cocok pada kala itu saja. Maka cukup maknai dan teladani nilai-nilai patriotismenya. Dan tinggalkan sistem perpolitikannya. Yang pasti ,
jelas itu semua
tiada lagi sesuai pada zaman ini... ''Past systems deserve for the past only And life deserves for todays - up '' - HjR.Al YatateR “System masa lalu cukuplah bagi masa lalu dan Kehidupan terus berlanjut untuk masa kini dan selanjutnya “ Nach , sebagai bentuk penghargaan atas para Pepunden Jawa ini ,terkhusus tentang R Wijaya dan Gajah Mada , Sudah semestinya muncul ide tantangan gila bagi para Sineas Indonesia /pejabat negara yang terkait. : ''Beranikah dan bisakah Kita menfilm-kan ketokohan R.Wijaya dan Gajah Mada - the 6th and 7th father of Indonesia dalam Bahasa teknologi kekinian , dimana banyak peralatan teknologi perang dan komunikasi super canggih
59
DIKOSONGKAN ... 3 HALAMAN
60
7.
Satria Penegas 7th
'' Maha Patih Gajah-Mada , Sang PERAJUT sejati terbentuknya Nusantara yang bersatu. Pengantar Majapahit menuju puncak kejayaannya.“
Kita kutip dulu siapa Gajah Mada. Gajah Mada (wafat k. 1364) adalah seorang panglima perang dan tokoh yang sangat berpengaruh pada zaman kerajaan Majapahit.Menurut berbagai sumber mitologi, kitab, dan prasasti dari zaman Jawa Kuno, ia memulai kariernya tahun 1313, dan semakin menanjak setelah peristiwa pemberontakan Ra Kuti pada masa pemerintahan Sri Jayanagara,
yang
Mahapatih
mengangkatnya sebagai
(Menteri
Besar)
pada
Patih.
Ia
menjadi
masa
Ratu
Tribhuwanatunggadewi, dan kemudian sebagai Amangkubhumi (Perdana Menteri) yang mengantarkan Majapahit ke puncak kejayaannya Gajah Mada terkenal dengan sumpahnya, yaitu Sumpah Palapa, yang tercatat di dalam Pararaton. Ia menyatakan tidak akan memakan palapa sebelum berhasil menyatukan Nusantara. Meskipun ia adalah salah satu tokoh sentral saat itu, sangat sedikit catatan-catatan sejarah yang ditemukan mengenai dirinya. Pada masa sekarang, Indonesia telah menetapkan Gajah Mada sebagai salah satu Pahlawan Nasional dan merupakan simbol nasionalisme dan persatuan Nusantara.Atas hal tsb diatas , Kuberhujjah ;
61
DIKOSONGKAN ... 3 HALAMAN
62
Bagi kita sendiri , Cukuplah Beliau dikenal sebagai dari rakyat jelata . Meski sungguhlah itu bukan adanya. Ia sejatinya seorang yang berderajat Satu strip di bawah sang putra Mahkota. Dia penerus /pengganti putra Mahkota bila prahara tiba.... Namun justru dialah sang penyelamat atas prahara itu , saat Pemberontakan Ra Kuti berhasil melumpuhkan istana Kerajaan . Sungguh luar biasa dia. Bapak bangsa ke-7 kita, Sang Mahapatih Gajah Mada.Beliau tampil penuh keberanian menumpasnya lalu menyerahkannya kembali tahta itu pada Rajanya yang tak lain saudaranya sendiri lain Ibu .
''Tahta dan Mahkota yang semestinya bisa diraihnya sebagai haknya malah justru diamankan olehnya Tuk diserahkan pada yang berpunya.Itulah watak Gajah Mada ''-HjR YatateR Wahai kita ,para rakyat jelata..! Sudahkah kita berwatak seperti Gajah Mada ..? Mewujudkan kejayaan Negara Nusantara tanpa ambisi membabi buta untuk duduk di singgasana. Biarlah kehendak sejarah dan Tuhan yang berkuasa atas siapa yang duduk di singgasananya. Tinggalkan saling jegal dan sikut . Marilah duduk pada barisan ke 2 dan ke belakangnya. Toch,tetap tiada beda ,bila demi kejayaan nusantara. Itulah watak Gajah Mada. Watak yang diinginkan oleh R.Wijaya sang peletak Dasar Nusantara. Begitulah kehebatan Gajah Mada. Dia mampu mengoreksi keadaan . Apa yang terbaik bagi terwujudnya Nusantara. Saat R.Wijaya memecah kerajaannya menjadi 2 sebagai balas budi bagi Arya Wiraraja menjadi lumajang (dan trowulan). Di tangan Gajah Mada, diutuhkan kembali sebagai Majapahit yang tunggal. Tiada
63
lagi lumajang. Kerajaan itu harus dihapuskan. Baginya, Demi mewujudnya Nusantara Semua harus menyatu Tunggal dan utuh. Namun sayang, Sepeninggalnya Beliau , Majapahit dipecah lagi menjadi 2 ; Wilayah timur (Blambangan ) dan Wilayah barat (trowulan).
Akhirnya
Melemahlah
ia
sebagai
pengontrol
Nusantara. Satu per satu wilayahnya memisahkan diri dengan sangat leluasa. Dan Majapahit tiada bisa Apa-apa karena lemah dari dalam dirinya sendiri sebagai akibat dari perang Paregregperang sesama saudara - sesama raja yang bersaudara. Dinamakan 'Paregreg, karena perang itu bersifat simultan dan terus-menerus tanpa henti dan kalah menangnyapun saling bergantian , sehingga segala dana dan tenaga serta pikiran habis terkuras untuknya. Sebagai akibatnya ,
melepaslah satu per satu semua
wilayahnya Menjadi merdeka. Ada yang berubah menjadi bandar bandar perdagangan laut yang ramai bagi
Lada dan rempah-
rempah sebagai komoditi utama bangsa-bangsa
Eropa. Sungguh
Nusantara terpecah dan menderita Karena telah kehilangan induknya Sang Majapahit yang perkasa saat ia ditundukkan oleh musuh abadinya dari Kadiri yang notabene dari Wangsa Sanjaya yakni Ranawijaya , putra Girindra Wardhana . Prasasti Jiyu menyebut gelar Dyah Ranawijaya adalah Sri Wilwatikta Jenggala Kediri, yang artinya penguasa Majapahit, Jenggala, dan Kediri. Ini membuktikan bahwa pada tahun 1486 tersebut kekuasaan Bhre Kertabhumi di Majapahit telah jatuh pula ke tangan Ranawijaya. Selain itu, Dyah Ranawijaya juga mengeluarkan prasasti Petak yang berkisah tentang perang melawan Majapahit. Berita ini melahirkan pendapat kalau Majapahit runtuh tahun 1478 bukan karena
64
serangan
Demak,
melainkan
karena
serangan
keluarga
Girindrawardhana. Selanjutnya , Selamat datang Satrio Piningit ke -9. Dialah R Patah , Sang Putra Raja Majapahit yang terakhir yang berhasil mengembalikan Kejayaan Wangsa Rajasa atas Wangsa Sanjaya. Bila ada yang berkata bahwa Demak (R Patah ) Majapahit
telah menyerbu
( Brawijaya V , ayahnya sendiri ), jelas salah adanya.
Justru R Patah inilah yang hendak mengembalikan kejayaan Majapahit dari tangan Kediri –Wangsa Sanjaya yang sudah berakhir. Kembali ke Gajah Mada yang dikenal sebagai Mataharinya Diplomasi sempat tercemar juga namanya pada Peristiwa Bubat . Di dalam jejak Satria ini ada darah penuntutan yang mengalir sehingga Perang Bubat harus dijalankan . Meski menang dengan mudah , tetaplah perang itu semestinya tak terjadi lantaran tak direstui oleh Rajanya. Ia murni
dianggap sebagai kesalahan dan
kebrutalan serta keteledoran Gajah Mada. Sesungguhnya tiada demikian . Insting darahnya sebagai cucu R Wijaya yang menggerakkan bahwa kakek buyutnya telah terbunuh oleh Kerajaan Sunda hingga Beliaupun menuntut balas dengan cara Kerajaan Sunda harus tunduk takluk tanpa syarat dengan memberikan sasarahan Sang Putri Dyah Pitaloka sebagai Istri Rampasan , namun hal ini Rajanya, penikmatan
Hayam
Wuruk
Keduniawiannya
telah disikapi secara salah oleh
yang lebih berminat semata.
Bagi
dengan sisi
Hayam
Wuruk
,
cukuplah dilupakan saja segala perpolitikan masa lalu meski iapun tahu kakek buyutnya ( Ayahanda R Wijaya ) terbunuh disana .
65
Bisakah Gajah Mada menerima keputusan ini ? Ternyata tidak ! Bagi Gajah Mada , Nusantara tetaplah harus diutuhkan terlepas memang ada dendam keluarga berkecamuk di sana atau tidak . Baginya , hukum keadilan harus ditegakkan dimana Nyawa harus berbayar dengan Nyawa meski jabatan menjadi taruhannya. Di akhir hayatnya , setelah Beliau dicopot dari jabatannya atas sebab kesalahan ini , Beliaupun menjadi pertapa dan hingga tetap menjadi mysteri dimana makamnya. Sebagaimana datangnya yang
diselimuti
mysteri
maka
sedemikian
pula
dengan
kepulangannya. Semoga kelak akan datang kembali Reinkarnasinya sebagai pelanjut menuju kejayaan Nusantara Raya.
66
8.
Satria Penegas 8th
''Adipati Raden Patah alias Jin Bun (Orang Kuat ) bergelar Senapati Jimbun atau Panembahan Jimbun , pendiri dan raja Demak pertama yang memerintah tahun 1500-1518.“
DIKOSONGKAN ... 3 HALAMAN
67
menuju Kejayaan Nusantara , maka berpindah Agama adalah suatu bentuk keharusan. Meski Nasehat ini ditentang keras oleh Sabdo Palon Nayagenggong , Sang Brawijaya V tak bergeming sedikitpun. Baginya , Zaman harus dan memang akan berubah. Agama Islamlah yang harus menggantikannya sebagai kelanjutan dari kejayaan Agama Buddha dan Hindu. Begitu Raden Patah sudah mendapatkan restu bahkan malah disuruh berpindah Agama , Beliaupun memperoleh banyak dukungan dari Kaum Waliyullah / Wali Sanga. Dengan cermatnya , Beliau membangun kerajaan Demak dan menggempur Kerajaan Daha Kediri yang telah berkhianat dan memberontak pada Sang Maha Raja Majapahit. Kerajaan Daha yang begitu kuatnya dengan mudah dihancurkannya , namun masih tetap menghormati dan menghargai Dhaha. Ranawijaya diampuni dan tetap diperkenankan sebagai Raja meski sebagai Bawahan Demak. Raden Patah pantas menyandang Gelar Sang Satria Penegas
karena
Beliaulah
darah
Rajasa
yang
masih
bisa
menyelamatkan Negara dari rong-rongan musuhnya yakni Dinasti Sanjaya / Wangsa Sanjaya yang memang sudah berakhir (Ranawijaya ,pen )
, ia harus dilanjutkan oleh Wangsa Sanjaya yang terpatri
oleh darah Wangsa Rajasa yakni Sang Raden Patah . Darah wangsa Rajasa inilah yang kini sebagai Penguasa Jawa. Pengaruh
Demak
mencapai
kebesarannya
dibawah
kepemimpinan Sultan Trenggono , putranya. Era Islam mengalami kebangkitan yang sangat luar biasa . Sultan Trenggana-lah yang berjasa atas penyebaran Islam di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di bawah Sultan Trenggana, Demak mulai menguasai daerah-daerah Jawa lainnya seperti merebut Sunda Kelapa dari Pajajaran serta
68
menghalau tentara Portugis yang akan mendarat di sana (1527), Tuban (1527), Madiun (1529), Surabaya dan Pasuruan (1527), Malang (1545), dan Blambangan, kerajaan Hindu terakhir di ujung timur pulau Jawa (1527, 1546). Panglima perang Demak waktu itu adalah Fatahillah, pemuda asal Pasai (Sumatera), yang juga menjadi menantu Sultan Trenggana. Sultan Trenggana meninggal pada tahun 1546 dalam sebuah pertempuran menaklukkan Pasuruan, dan kemudian digantikan oleh Sunan Prawoto Lambat laun , era Islam yang begitu cemerlangnya, justru secara perlahan ditinggalkan oleh Sang menantunya sendiri , yakni Jaka Tingkir yang notabene adalah cicit dari Brawijaya V sendiri , Artinya Jaka Tingkir tiada mau memakai Islam sebagai sarananya. Ia lebih suka beralih menuju Mystik Jawa / Kejawen yang jelas banyak kemiripan dengan Agama Hindu , agama kakek buyutnya , Sang Brawijaya V. Jaka Tingkir telah merebut kembali apa yang dulunya mendominasi (Hindu ) dipakainya kembali meski telah banyak bercampuran dengan Islam. Hal inipun sejatinya sudah sebagai bagian dari Do‟a pengharapan Brawijaya V agar Agama Jawa ini kelak harus dikembalikan lagi untuk diperkenalkan pada anak cucu bangsa Jawa . Terbukti , Brawijaya V , meski merestui perpindahan bahkan menyuruh Raden Patah pindah Agama , Beliau sendiri tetap berpegang teguh pada pendiriannya , yakni tetap beragama Hindu dan moksa di Gunung Lawu sebagai pertapa. Sabda Palon sangat marah melihat hal ini . Saat Raja Brawijaya V menyuruh Sang Putra berpindah Agama. Ini menjadi Mysteri terbesar yang sulit dimengerti tujuan dan maksudnya. Sabda Palon selaku Abdi Raja , hanya cukup geleng-geleng kepala.
69
Namun mengingat sudah sebagai titah Raja , maka Sabda Palon Nayagenggongpun tiada bisa berkutik . Sabda Palon berkeyakinan Rajanya bukanlah orang sembarangan , semua pasti ada maksud tersembunyinya atas sejarah tanah Jawa ini. Begitu Sabda Palon berujar 500 tahun lagi , Agama jawa akan bangkit kembali , sejatinya hal itu sudah terbaca oleh Brawijaya V maka sebenarnya menurut hemat Penulis Brawijaya V sangat bisa memahami Sabda Palon meski justru Sabda Palon yang kurang bisa memahami langkah Brawijaya V . Beliau sudah bisa membaca bahwa era kebangkitan Agama Jawa (Trisula Wedha ) harus terjadi dengan peralihan Agama terlebih dulu. Dan itu dilakukan melalui putranya Sang Raden Patah agar berpindah Agama , menyebarluaskan dan mengokohkan agama Ibunya. Raden Patahlah memang yang dipersiapkan sebagai Sang Putra Mahkota bagi kelanjutan Majapahit. Beliau rela Majapahit dimusnahkan karena memang ia harus dan akan dibangkitkan , hal yang Sabda Palon tak pahami. Ironisnya , Segala rencana tiba-tiba dikhawatirkan gagal berantakan dengan penyerbuan Kediri Daha. Brawijaya V tiada terima karena Agama di Jawa harus berubah maka sebelum pelariannya di Gunung Lawu, Beliaupun bersabda , „ Kekuasaanmu
ada dalam nista . Kau akan terhabisi
dengan segera tanpa bisa keturunanmu bangkit kembali ‟ Ternyata benarlah adanya . Di tangan Kesultanan Demak , Putra dari Sang Mahkota yang dipersiapkannya sendiri ( R Patah ), Kerajaan Kadiri selesai untuk yang seterusnya. Inilah sebagai Sabda Murka dari Sang Brawijaya V , Raja yang bisa membaca
70
DIKOSONGKAN ... 3 HALAMAN
71
Soeharto untuk mengatasi keruwetan politik di Dalam Negri . Sehingga Kuhujjah ; “ Sirna Ilang Kerta ning Bhumi !(1400 Tahun Saka atau 1478 M ) tak lain tak bukan adalah pelimpahan wewenang
bagi
penertiban
dan
keamanan
Majapahit untuk diselenggarakan oleh Demak “HjR Al YatateR a. Brawijaya V tidaklah berpindah agama namun Beliau sangat setuju untuk menjadikan Islam sebagai Agama resmi negara Demak , negara yang direstui sebagai penerus kerajaan Majapahit . Saking getolnya atas persetujuan ini Brawijaya sangat mendukung untuk mengembang dan memperluasinya ke seluruh Negri. Terbukti permintaan Sunan Ampel untuk meminta daerah Perdikan di Surabaya , disetujui dengan mudahnya . Semua tak lepas dari pengaruh dua istri tercintanya yang beragama islam , yakni Putri Champa dan selirnya Cina dari Gresik , Siu Ban Ci A. Versi Kronik Cina dari kuil Sam Po Kong Memberitakan adanya perang antara Jin Bun melawan Kung-ta-bu-mi tahun 1478. Perang terjadi setelah kematian Bong Swi Hoo (alias Sunan Ampel). Jin Bun menggempur ibu kota Majapahit. Kung-ta-bu-mi alias Bhre Kertabhumi ditangkap dan dipindahkan ke Demak secara hormat. Sejak itu, Majapahit menjadi bawahan Demak dengan dipimpin seorang Cina muslim bernama Nyoo Lay Wa sebagai bupati.
72
Jawab ; Versi diatas bisa jadi benar mengingat begitu pula yang terjadi saat Supersemar terjadi. Soeharto sebagai orang kuat (Jin Bun ) memperlakukan Soekarno (Brawijaya V )
dengan prinsip
Mikul dhuwur mendhem jero , sehingga Soekarnopun tak pernah diadili atas kesalahannya namun justru Soekarno dikarantinakan sebagai salah satu cara perawatan atas sakitnya hingga menuju pada kewafatannya. Disini jelas Soeharto tiada niat untuk membunuhnya sedemikian pula te- refleksi pada tiada pula berniat buruk
R Patah yang
pada Raden Brawijaya. Beliau tetap
dianggap sebagai Raja atasan dari Demak sedangkan Demak sebagai penyelenggara keamanan dan ketertiban saja. Searah perkembanghan zaman , Justru yang menghabisi dan meruntuhkan Hegemoni Brawijaya V adalah Girindrawardhana (Dyah Ranawijaya) sebagaimana yang ada di Prasasti Jiyu tahun 1486 yang mengaku sebagai penguasa Majapahit, Janggala dan Kadiri. Selain itu, Dyah Ranawijaya juga mengeluarkan prasasti Petak yang berkisah tentang perang melawan Majapahit. Berita ini melahirkan pendapat kalau Majapahit runtuh tahun 1486 (Prasasti Jiyu ,pen )
bukan karena serangan Demak, melainkan karena
serangan keluarga Girindrawardhana. Atas kesimpang siuran ini , bisa disimpulkan sbb ; a. Ranawijaya sebagai seteru Majapahit (1474- 1485 ) sakit hati atas Brawijaya V yang lebih memilih sebagai penerusnya sehingga di tahun 1486
73
M
, Ranawijaya
melumpuhkan dan menduduki Majapahit (prasasti Jiyu ) sehingga Brawijaya V melarikan diri ke Gunung Lawu. Hal yang sama terjadi saat dulu Ayahnya Ranawijaya ( Pandan Alas terkalahkan dan terusir dari Trowulan , 1474 dan meninggal di pelariannya ,Dhaha ). Setelah menduduki Majapahit sepenuhnya , Ranawijaya mengikrarkan diri sebagai Raja Wilwatikta , Jenggala dan Kediri. Ia memerintah dengan menghambil alih Majapahit Trowulan. Prasasti Jiyu menyebut gelar Dyah Ranawijaya adalah Sri Wilwatikta Jenggala Kediri, yang artinya penguasa Majapahit, Jenggala, dan Kediri. Ini membuktikan bahwa pada tahun 1486 tersebut kekuasaan Bhre Kertabhumi di Majapahit telah jatuh ke tangan Ranawijaya. Hal ini diperkuat pula oleh Prasasti Petak yang mengisahkan adanya peperangan ini. b. Mendengar Brawijaya V terusir oleh Ranawijaya di tahun 1486 , marahlah Demak sehingga digempurlah ia dan baru berhasil takluk 2 tahun kemudian di tahun 1488 M meski ia diampuni mengingat ia masih iparnya Jin Bun namun ia cukup berstatus sebagai Raja Bawahan Demak
( 1488- 1527 M)
c. Dari peristiwa itu, Jelaslah ternyata Girindrawardhana memiliki 3 masa kepemerintahan yang berbeda , al ; -
Sebagai seteru Majapahit Trowulan (1474- 1485)
-
Sebagai Penguasa Majapahit
74
(1486- 1487)
-
Sebagai bawahan Demak (1488-1527)
Jadi bila ada yang mengisahkan Brawijaya melarikan diri ke Pulau Bali. Meskipun teori tersebut bersumber dari naskahnaskah babad dan serat terkesan khayal dan tidak masuk akal. Namun bisa dimungkinkan Beliau Moksa di Gunung Lawu semenjak ditaklukkan oleh Ranawijaya (1486 ) karena Beliau melarikan diri dan menjadi pertapa di sana . Semoga dari uraian di Bab ini , segala hal tentang Raden Patah sebagai pelanjut Kerajaan Majapahit memberikan titik terang atas segala kesimpang siurannya.
75
Era Kekuasaan Agama Islam Kejawen
76
9.
Satria Piningit 3rd
''Jaka Tingkir atau Mas Karèbèt atau ejaan China Peng King Kang, pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Pajang yang memerintah tahun 1549-1582 dengan nama Hadiwijaya“.
DIKOSONGKAN ... 3 HALAMAN
77
Begitu Jaka Tingkir tergantikan oleh Danang Sutawijaya ( Anak Angkatnya ) , Hadi-Wijaya berpesan pada anak dan menantunya untuk tidak memusuhi dan membenci Suta-Wijaya karena memang dialah Sang Pewaris dan penerus Tahta Kerajaan Pajang yang sebenarnya sesuai Wisik yang diterimanya. Artinya , sekeras apapun perlawanan Anak dan Mantu Hadiwijaya , pasti tiada
bisa
mengalahkannya.
Hal
ini
sudah
dipertandakan
bagaimana letusan Gunung Merapi yang laharnya malah menerjang tentara Pajang . Hadiwijaya menarik pasukannya mundur. Dalam perjalanan pulang , ia singgah ke Makam Sunan Tembayat namun tidak mampu membuka pintu gerbangnya .Hal itu dianggap sebagai firasat kalau kekalahan Pajang segera tiba. Adiwijaya melanjutkan perjalanan pulang. Di tengah jalan ia jatuh dari punggung gajah tunggangannya, sehingga harus diusung dengan tandu. Sesampai di Pajang, datang makhluk halus anak buah Sutawijaya bernama Ki Juru Taman memukul dada Adiwijaya, membuat sakitnya bertambah parah. Hadiwijaya berwasiat supaya anak-anak dan menantunya jangan ada yang membenci Sutawijaya, karena perang antara Pajang dan Mataram diyakininya sebagai takdir. Selain itu, Sutawijaya sendiri adalah anak angkat Adiwijaya yang dianggapnya sebagai putra tertua. Pada cerita rakyat dinyatakan bahwa sebenarnya Sutawijaya adalah anak kandung Adiwijaya dengan anak Ki Ageng Sela yang berjurusan dengan Bondan Kejawan , Putra Brawijaya V. Menurut Penulis , Hadi-Wijaya ini syah teranggap sebagai Satrio Piningit Nusantara karena dari dirinya yang tadinya tiada dikenal sama sekali mampu menyodok ke permukaan dan mampu
78
merebut hati Sultan Demak Trenggono hingga diambil sebagai menantunya yang akhirnya berhasil meneruskan kewibawaan Demak menjadi Kerajaan Pajang yang dihormati dan disegani. Di tangan pemerintahan Hadi-Wijaya ini , kekuasaan Pajang yang notabene kelanjutan syah dari Demak dan Majapahit mampu memperluaskan wilayahnya hingga Jawa Timur . Memang masihlah sangat sempit bila dibandingkan dengan Kerajaan Majapahit namun beginilah kehendak Zaman tapi setidaknya sisa kekuatan darah Wijaya masihlah ada , yakni Hadi-WIJAYA menuju ke SutaWIJAYA.Kuhujjah ; “Junjung tinggi leluhur wangsamu maka kaupun akan dipertinggikannya pula ”HjR Al YatateR Dari sini , apa Raden Patah telah salah jalan ? tiidak , semua sudah menjadi Rute perjalanan Bangsa ini bahwa Rakai Panangkaran harus berulang pada diri Raden Patah , dan Rakai Pikatan harus berulang pada Hadi-Wijaya. Mari kita mengambilan pemaknaan dan pembelajarannya. Dengan memahami sejarah dengan lebih baik , kita menjadi tahu arah yang bagaimana yang semestinya kita ambil sebagai pedoman langkah dalam mengarungi perjalanan Bangsa ini untuk kebenaran dan kebaikan bersama serta untuk pemahaman yang saling menyejukkan .
79
10.
Satria Penegas 10th
''Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma , Sultan ke-tiga Kesultanan Mataram yang memerintah pada tahun 1613-1645. “.
DIKOSONGKAN ... 3 HALAMAN
80
Jogjakarta, ada lorong bawah tanah yang langsung berhubungan dengan laut Selatan. Disanalah Raja dan Nyi Roro Kidul bertemu. Benarkah ia berfungsi untuk itu ? Hanya Sultan saja tentunya yang tahu pasti . Dari sini jelas Sutawijaya telah ber-Afiliasi dengan Siluman , dimana Beliau adalah Keturunan Bonda Kejawan dengan silsilah sbb ; Raden Bondan Kejawan >> Ki Ageng Getas Pandawa>> Ki Ageng Sela >> Ki Ageng Enis>> Ki Gede Pemanahan >> Danang Sutawijaya . Konon juga. Penguasa Gunung Merapi inipun ada dalam hasil ikatan perjanjian dengan Mataram melalui Ki Juru Mertani , anak keturunan Bondan Kajawan juga dengan Silsilah sebagai berikut : Raden Bondan Kejawan >> Ki Ageng Wanasaba >> Pangeran Made Pandan I >> Ki Ageng Pakringan >> Jurumertani. Dari legenda diatas , bisa jadi , saat Pasukan Pajang diterjang lahar Gunung Merapi yang meletus , ditengarahi Penguasa Merapi sedang membantu Sutawijaya dalam perang melawan Jaka Tingkir hingga iapun memenanginya . ……. Terlepas legenda itu benar maupun tidak , yang pasti apa yang ditakutkan oleh Brawijaya V telah terjadi yakni terkikisnya Ketauhidan pada darah Rajasa melalui darah Keturunan Bondan Kejawan (Sutawijaya dan Ki Juru Mertani ) . Dengan tergadainya Tauhid ini , hilanglah sudah Wahyu Makutho Romo yang menaungi Wangsa Rajasa . Mereka telah melakukan 3 kesalahan , antara lain ;
81
a. Tantra
Bhirawa
teraplikasi
secara
salah
oleh
Kertanegara b. Sastra Jendra Hayuningrat
,
tak diaplikasi
oleh
Brawijaya V sendiri c. Ketauhidan tergadaikan pada Bangsa Siluman oleh Sutawijaya pendiri Mataram dan Ki Juru Mertani Dari ketiga hal diatas , praktis darah Rajasa sudah bisa dikata menuju pada era titik keberhentiannya karena sudah tak ternaungi oleh Wahyu Makutho Rama-diraja , dimana Wahyu ini terdiri dari 3 unsur yang bersatu , al ; a. Tantra Bhirawa yang benar b. Sastra Jendra Hayuningrat yang benar c. Tantra-yana (Ketauhidan ) yang benar. Sangat disayangkan ternyata senjata satu-satunya yang bersisa pun yakni Ketauhidan telah terlepas pula. Wangsa Rajasa telah kehilangan semua tuahnya. Bisa jadi hal ini sudah teramalkan dan menjadi ketakutan dari Brawijaya V , Raja terakhir Majapahit , bahwa Ketauhidan akan berlepas pula, Mungkin karena alasan ini Brawijaya V lalu menyuruh putranya Raden Patah untuk segera berpindah agama ke Islam yang puritan sebagaimana Ibunya anut , dengan harapan agar apa yang akan terlepas yakni Ketauhidan
, tidaK jadi terlepas.
Didoronglah sekuat tenaga pada Raden Patah agar Islam yang puritan dikembangkannya
sebagai
Agama resmi
kerajaanya.
Karena Brawijaya V melihat betapa disiplinnya paham Islam
82
puritan ini pada Tuhannya. Semoga ketauhidan sebagai senjata satu-satunya yang bersisa tak berlepas. Kuhujjah ; “ Brawijaya V sekuat tenaga mempertahankan Tantra-Yana (Ketauhidan ) sebagai senjata terakhir wangsanya yang tersisa karena itulah R Patah didukung kebesarannya bersama Islam yang puritan agar senjata itu tak ikut terlepas “HjR Al YatateR Namun , apa daya bilamana kehendak sejarah yang harus terjadi , kemampuan Raden Patah hanya bisa bertahan sampai dua generasi saja , selanjutnya apa yang sudah menjadi kehendak sejarah terjadilah. Datanglah Jaka Tingkir dan SutaWijaya yang justru mempercepati terjadinya berlepasnya Tantra Yana yakni malah membina hubungan Simbiosis Mutualisme dengan Nyi Rara Kidul. Semenjak saat inilah Tuah Rajasa sudah habis dan tinggal menunggu waktu saja untuk titik hentinya. Perlahan tapi pasti , datanglah Bangsa penghancur yakni VOC (Belanda) . Mereka datang bak sebagai penghukum atas kekeliruan ini. Wangsa Rajasa telah rontok tak bersenjata secara tuah ketuhanan sama sekali. Mereka sudah tak dinaungi Wahyu Makutho Romo lagi . Sungguh patutlah Wangsa Rajasa ini untuk dihukum dan terhukum. Terbukti secara perlahan , Bangsa Asing Belanda (VOC) menggerogoti kewilayahan Nusantara
bahkan
mampu mendikte serta menjajahnya selama hampir 350 tahun lamanya. Sultan Agung , meski dinaungi kekuatan Kesatriyaan hanya mampu menahan kekuatan VOC hanya sebatas sementara waktu saja.
83
Kekuatan Matarampun tetap dalam intaian dan kelemahan
DIKOSONGKAN ... 3 HALAMAN
84
Jadi kita tiada perlu menyesali kesalahan-kesalahan para leluhur kita , karena semua sudah sebagai Nubuat yang harus terjadi demi munculnya Sang Imam Mahdi di Indonesia. Tanpa kesalahan kesalahan itu , mustahillah Imam Mahdi bisa dilahirkan disini di Bumi tercinta sang Nusantara Indonesia. Ternyata Semua kekeliruan itu adalah “ BLESSING IN DISGUISE “ , Berkah yang terselubung untuk menuju datangnya Sang Imam Mahdi bagi Dunia yang terlahir sebagai Putra Sang Nusantara .
85
11.
Satria Penegas 11th
''Pangeran Dipanegara, Pemimpin Perang Diponegoro/Perang Jawa (1825-1830) melawan Pemerintah Hindia-Belanda sebagai Perang dengan korban paling besar dalam sejarah Indonesia “.
Penulis memilih Pangeran Dipanegara sebagai Satria Penegas
ker-11
bagi
Nusantara
ini
mengingat
betapa
perlawanannya atas Bangsa Asing Penjajah begitu besar dan luasnya. Pada Perang ini , Belanda mampu dibuat kocar-kacir hingga banyak menguras kekayaan dan pasukannya . Pangeran
Dipanegara
adalah
Putra
Sulung
Hamengkubuwono III, seorang raja Mataram di Yogyakarta. Lahir pada tanggal 11 November 1785 di Yogyakarta dengan nama Mustahar dari seorang selir bernama R.A. Mangkarawati, yaitu seorang garwa ampeyan (istri non permaisuri) yang berasal dari Pacitan.
Pangeran
Dipanegara
bernama
kecil
Raden
Mas
Antawirya. Menyadari kedudukannya sebagai putra seorang selir, Dipanegara menolak keinginan ayahnya, Sultan Hamengkubuwono III, untuk mengangkatnya menjadi raja. Ia menolak mengingat ibunya bukanlah permaisuri. Dari
sini
sudah
menampak
jelas
betapa
Pangeran
Dipanegara sangat layak menjadi Raja berkat darah kepemimpinan dan ketegasasan yang mengalir deras di dalamnya sehingga Sang Ayah sejatinya tiada ragu untuk mendudukkannya sebagai Raja. Mengingat disamping Beliau juga sangat Handerbani terhadap
86
Kultur Budaya Kejawen yang kental yang dibalut dengan Ajaran Islam yang kental pada dirinya. Pangeran Dipanegara tahu sekiranya Beliau bersedia didudukkan sebagai Raja , secara otomatis dia harus mengikatkan diri sebagai suami Nyi Roro Kidul , hal yang paling Beliau hindari. Karena itulah dengan bahasa yang sangat halus , Beliau menolak didudukkan sebagai Raja dengan memakai alasan bukan darah dari Permaisuri , padahal dari sejarah Wangsa Rajasa yang ada , hal itu sepenuhnya tak berlaku. Ingat , Ken Arokpun menunjuk anak angkatnya Anusapati, Putra Tunggul Ametung sebagai penerusnya di Singhasari . Rupannya
diam-diam
Pangeran
Dipanegara
hendak
menghentikan Walad yang dikhawatirkan oleh Brawijaya V bahwa Keturunan Bondan Kejawan , hadirnya akan membawa keburukan pada Wangsa Rajasa . Pangeran Dipanegara berkeyakinan bahwa Walad itu ada karena faktor adanya afiliasi (menikah ) dengan Nyi Rara Kidul. Beliaupun bertekat menghapus ikatan tersebut. Atas hal ini , biarlah kuhujjah ; “Pangeran
Dipanegara-lah
Tokoh
yang
hendak
mengembalikan kejayaan Wangsa Rajasa dengan memutus tali perkawinan dengan Nyi Rara Kidul karena itulah Tawaran sebagai Raja ditolaknya secara halus
“ HjR Al
YatateR Namun sangat disayangkan , Pangeran Dipanegara yang menolak berjodoh dengan Nyi Rara Kidul dengan harapan bisa menghentikan Walad Brawijaya V ini , justru tidak menafikkan peran Nyi Rara Kidul . Terbukti Beliau masih sering meyakinkan
87
DIKOSONGKAN ... 3 HALAMAN
88
12.
Satria Penegas 12 th
''Bung Karno, Sang Proklamator Bangsa Indonesia yang memerdekakan Republik Indonesia dari cengkeraman Penjajah Asing “.
Bung Karno sebagai Wangsa Rajasa terakhir patut ditaruh sebagai Satria Penegas pada Era Islam – Kejawen ini meski di Era ini semua Tuah Wahyu Makutho Romo dari Rajasa sudah berakhir. Bung Karno pastinya sangat kental dengan Nuansa Mistiknya dimana Beliau pasti dinaungi oleh Makhluk Halus yang mbaurekasa Tanah Jawa termasuk Nyi Raro Kidul tentunya. Hal ini bisa kite telusuri pada pengakuan dari saksi hidup setiap kali Bung Karno bner-orasi di Surabaya , Beliau selalu meminta dua kursi , satu bagi dirinya dan satunya lagi bagi Makhluk yang tiada kasat mata. Belum lagi cerita-cerita yang berkembang di Masyarakat betapa Sukarno
mampu menggandakan dirinya berlipat-lipat
sehingga saat ditembak dari belakangpun , si Penembak jadi kelabakan dan kebingungan hingga ia memberondong tak tentu arah. SELAMA mendekam 8 tahun penjara di Banceuy, serasa Tangan kanannya tumbuh membesar kian besar dan makin besar ...bahkan serasa lebih besar dari ruang sel itu sendiri kemudian secara
perlahan
berangsur
kembali
ke
ukuran
normal
.
Membesarnya tangan Kanan hanya bisa di duga sebagai satu
89
perlambang akan besarnya kekuasaan yang Ada pada tangan Soekarno kelak di kemudian hari. Di antara kalangan mereka, percaya betul bahwa tongkat komando Bung Karno bukanlah sembarang tongkat. Tongkat komando Bung Karno adalah tongkat sakti, yang berisi keris pusaka ampuh. Begitulah sudut pandang mistis masyarakat spiritual terhadap tongkat komando Bung Karno. Alhasil, tidak sedikit yang menghubungkan dengan besarnya pengaruh Sukarno. Tidak sedikit yang menghubungkan dengan kemampuannya menyirap kawan maupun lawan. Tidak sedikit yang menghubungkan dengan “kesaktian” Sukarno, sehingga lolos dari beberapa kali usaha pembunuhan. Apa kata Bung Karno ? “Ah… itu semua karena lindungan Allah, karena Ia setuju dengan apa-apa yang aku kerjakan selama ini. Namun kalau pada waktu- waktu yang akan datang Tuhan tidak setuju dengan apa-apa yang aku kerjakan, niscaya dalam peristiwa (pembunuhan) itu, aku bisa mampus.” Nampak disini Soekarno tahu betul bahwa Tuhan YME amat sangat didahulukan dari apa yang segala yang sebagai pelengkap Piandel yang ada padanya. Serasa Beliau tahu bahwa segala Afiliasi dengan makhluk halus ini sejatinya salah , namun sebagai Trah Bondan Kejawan , hal itu serasa mustahil untuk dibuang dan ditanggalkan darinya. Hal ini terbukti saat Beliau diwawancarai oleh Cyndy Adams , Beliau berujar ,
90
“Moga-moga
saya
diberi
umur
panjang
oleh
Allah
Subhanallah Wata‟ala, dan jikalau saya meninggal dunia, supaya
saya
dikubur
dengan
membawa
nama
Muhammadiyah atas kain kafan saya” (Soekarno, 1962) Sehingga atas pernyataan ini, Cindy Adams berujar , “Soekarno merupakan satu-satunya presiden sebuah negara di dunia yang menyatakan jika dirinya meninggal maka jenazahnya
ditutupi
dengan bendera Muhammadiyah,
bukan dengan bendera Negara” (Cindy Adams,2001) Tahukah kalian mengapa sebegitunya ?
Itu karena Bung
Karno tahu , era kemistikan harus berakhir , tergantikan dengan Ketauhidan yang murni yang jauh dari percampuran mistik-mistik Kejawen . Kini Menjadi terang bagi kita mengapa Brawijaya V begitu getolnya ikut berperan besar bagi Kemajuan Islam puritan yang dianut R Patah. Rupanya Beliau hendak mematahkan ramalan Ahli Nujum bahwa salah satu putranya akan membawa keburukan bagi Wangsa
Rajasa
,
yakni
Keturunan
Bondan
Kejawan
yang
mencampurkan Ketauhidannya dengan Bangsa Halus. Nach , diilhami oleh Wasiat Brawijaya V inilah , Soekarno menorehkan keinginannya dengan ujaran bahwa Beliau ingin meninggal dalam keadaan sebagai Islam yang Puritan . Bisa jadi Soekarnopun tahu kelak Sang Imam Mahdi yang akan terlahir adalah berjiwa Tauhid murni , lepas dari segala macam bentuk Mistik Kejawen apalagi ber-afiliasi dengan Bangsa siluman manapun. Seperti itulah Sang Satria PININGIT Indonesia
91
DIKOSONGKAN ... 3 HALAMAN
92
Hujjah diatas secara tegas menyimbolkan bagaimana Aliran Energi pada Tantra Bhirawa / Shakty dialirkan yang mana secara simbolis dilukiskan sebagai Gelombang Samudra yang terus menerus bergulung-gulung tiada henti menuju ketinggian ( Daratan ) “Laki-laki dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggitingginya; jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali.” ( Sarinah, hlm 17/18 Bung Karno) Juga dari Hujjah diatas , menyiratkan adanya dua kekuatan yang saling menopang yang disimbolkan bak sayap burung , hal yang ada kemiripannya dengan Gelombang Samudra yang selalu datang menukik bergulung-gulung tiada henti. Dari sini sudah bisa disimpulkan Bung Karno secara essensi , sudah mampu menguasai Tantra Bhirawa Shakty dengan benar.
93
A.
BUDI / TANTRA-YANA –Ketauhidan
Tantra Yana atau hal Ketauhidan ini jelas juga Bung Karno jejakkan melalui Hujjah-Hujjahnya meski hal itu masih dalam ranah simbolisasinya saja . Artinya Bung Karno belum pernah berhujjah yang murni menuju Ketauhidan sebagaimana yang sering Syekh Siti Jennar , Al Hallaj , Abu Yazid , Al Junaid dll hujjahkan . Beliau masih sebatas pada tataran yang masih bersifat umum saja , sbb ; -
“Ah… itu semua karena lindungan Allah, karena Ia setuju dengan apa-apa yang aku kerjakan selama ini. Namun kalau pada waktu- waktu yang akan datang Tuhan tidak setuju dengan apa-apa yang aku kerjakan, niscaya dalam peristiwa (pembunuhan) itu, aku bisa mampus.” Dari sini Soekarno hendak memberikan wejangannya bahwa
bagaimanapun Ketauhidan adalah segala-galanya sebagai Top Priority bagi kehidupan ummat Manusia. Bung Karno sedikitpun tiada
perlu
menampakkan
betapa
Piandel-piandel
tersebut
berperan pada dirinya saat perrcobaan Pembunuhan itu kerap terjadi. Amati kata “Aku bisa mampus “ , Betapa Beliau benarbenar menekankan peran Tuhan saja sebagai satu-satunya sumber keselamatan. -“Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang
presiden
sekalipun
ada
batasnya.
Karena
kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.” (Soekarno)
94
Sangat jelas dari Hujjah diatas betapa Soekarno semakin menampakkan Ketauhidannya , menafihkan dirinya sendiri sebagai Makhluk yang lemah adanya . Diatas segala-galanya , hanya kekuasaan Tuhanlah yang langgeng. Sungguh sangat bertauhid meski belum sekelas Syekh Siti Jennar , Al Hallaj dll yang banyak dikenal sebagai Kaum Ma‟rifat yang tersohor atas ketauhidannya.
B.
SASTRA JENDRA HAYUNINGRAT / BHAKTI
Bhakti / Sastra Jendra ini adalah bagaimana bhakty yang harus dikedepankan baik bhakty bagi diri sendiri (Swa-Harmony ) maupun dengan sesama (Intra-Harmony ) . Namun sayang , seringkali Bhakty hanya dimaknai pada orang lain saja. Sejatinya Bhakty juga harus ada pada diri pribadi juga yang terintegral secara baik pada orang lain juga. Disini kita dituntut untuk kenal diri dan kenal lingkungan . BHAKTI DIRI : Dalam merealisasikan Bhakti diri tersebut , Bung Karno berhujjah / mewasiatkan berikut ini ; -
“Gantungkan cita-citamu setinggi langit.”
-
"Jas Merah _Jangan sekali-kali lupakan Sejarah".
-
“Janganlah melihat masa depan dengan buta , masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi
Kaca
Benggala daripada masa yang akan datang „ (Pidato pada HUT Proklamasi ,1966 )
95
DIKOSONGKAN ... 3 HALAMAN
96
Hal ini bisa kita tengarahi dimana Beliau sering mengangkat isu Satrio Piningit ini di dalam pidato-pidatonya., antara lain beliau berkata ; “Tuan-tuan Hakim, apakah sebabnya rakyat senantiasa percaya dan menunggu-nunggu datangnya “Ratu Adil”, apakah sebabnya sabda Prabu Jayabaya sampai hari ini masih terus menyalakan harapan rakyat ? Tak lain ialah karena hati rakyat yang menangis itu, tak habis-habisnya menunggu-nunggu,
mengharap-harapkan
datangnya
pertolongan. Sebagaimana orang yang dalam kegelapan, tak berhenti-berhentinya menunggu-nunggu dan mengharapharap “Kapan, kapankah Matahari terbit?”. Sukarno, 1930, Indonesia Menggugat Dari Pidato diatas , betapa Soekarno juga merindukan hadirnya sang Ratu Adil itu sebagai Sang Imam Mahdi yang diramalkan
kedatangannya
oleh
Prabhu
Jayabaya
dan
Ranggawarsito sehingga Beliaupun menggunakan issue itu sebagai salah satu sarana perjuangannya. Siapapun kita bila tak setuju dengan ide ini , pastilah menyalahi Soekarno juga. Beliau sebagai Kaum
terpelajar
dan
ningratpun
masih
mempercayainya.
Masihkah kita menafihkannya ? Keyakinan imipun terasa dipertegas oleh Bung Karno dengan hujjah-hujjahnya , antara lain ; “……….Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan……” (Bung Karno)
97
Jelas bahwa ide-ide Sang Ratu Adil terekam kuat di dalam benak beliau sehingga Beliau berkeinginan untuk ikut serta mewujudkannya dalam pribadi Sang Ratu Adil . Sehingga terkesan secara aneh bila Bung Karno berwasiat ; “ Kutitipkan Bangsa dan Negara ini padamu' Tahu maknanya ? Beliau akan memintanya kembali atas kekuasaan
dan
Pemerintahan
RI
Beliau akan terlahir lagi / Re-inkarnasi sebagai salah seorang bayi negri ini yang tertakdirkan sebagai Satria Piningit untuk kembali memimpin . Setiap kapan itu terjadi ? Jawab ; setiap maksimal 111 Tahun sekali , Beliau selalu terlahir bagi kelanggengan dan Kejayaan Negri ini . Angka tersebut murni temuan Al YatateR sebagai hasil bisikan Jibril bahwa di Tahun 2012 , saat orang-bumi menganggasp Badai Matahari menyerbu meluluh lantakkan planet Bumi dimana penanggalan Suku Mayan harus berakhir , ternyata di Tahun itulah Sang Putra Matahari (Badai Matahari ) yang dulu ber-reinkarnasi sebagai Sang Putra Fajar akan datang kembali menuju Bumi untuk terlahir sebagai Rakyat jelata, dimana Beliau tidak lagi menggunakan darah Wangsa Rajasa sebagai tempat lahirnya. Beliau berlahir di kota Makkah , tapi ia adalah Putra Sang Garuda Nusantara. Akhirul Salam , Kuucap saja 'Selamat Datang ' Wahai Sang Imam Mahdi Ummat manusia yang kebetulan sebagai milik Nusantara. Dengannya kemercu-suaran Nusantara pasti terjadi.
98
PENUTUP
DIKOSONGKAN ... 3 HALAMAN
99
“ MENGUAK MYSTERI IMAM MAHDI “
SEKILAS
TENTANG
UNDANG-UNDANG
INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA BAB XIII ;
100
REPUBLIK
KETENTUAN PIDANA Pasal 72 (1)
Barangsiapa dengan
sengaja dan tanpa hak
melakukan
perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masingmasing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). (2)
Barangsiapa
dengan
sengaja
menyiarkan,
memamerkan,
mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). (3) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak memperbanyak penggunaan
untuk
kepentingan
komersial
suatu
Program
Komputer dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). (4) Barangsiapa dengan sengaja melanggar Pasal 17 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). (5) Barangsiapa dengan sengaja melanggar Pasal 19, Pasal 20, atau Pasal 49 aya t (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2
101
(dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah). (6) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar Pasal 24 atau Pasal 55 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah). (7) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar Pasal 25 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah). (8) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar Pasal 27 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah). (9) Barangsiapa dengan sengaja melanggar Pasal 28 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah).
102
TENTANG PENULIS
AsmeyD YatateR Lahir di Surabaya , 30 April 1972. Dalam Kesehariannya, Beliau bertugas di Pemprov Jatim Disamping kegiatan diatas, Beliau rutin dan aktif berkecimpung di dalam ranah Diskusi Ketasawufan- dan Ketauhidan yang berafiliasi dengan Komunitas Tasawuf Internasional Pemakaian Nama AsmeyD YatateR itu sendiri merupakan singkatan dari Aku Semakin MEnYembah Dia YAng TAk TERbatas . (Amati huruf-huruf yang tercetak tebal ) Nama itu dipakai dengan sangat intens sekali ketika Beliau menuliskan draftdraft bukunya di Account Face Booknya. Nah ,buku ini termasuk pula berasal dari Draft bukunya yang di postingkan di dalam jejaring social Facebook lalu dimatangkannya. Demikian sekilas uraian tentang Penulis. Kurang lebihnya bisa menghubungi di kontak Email kami
[email protected] atau lewat Akun Facebook kami dengan Address yang sama „Asmeyd Yatater. Terima Kasih .Wassalam !!.
103
Ikuti Karya Al YatateR lainnya , sbb ; 1.
Suluk Muhammad , Pribadi
dan karakter Muhammad saw
sebelum sbg Rasul 2.
Kode Ethik Muhammad, Pribadi dan karakter Muhammad saw setelah sbg Rasul
3.
Benang Merah Antar Agama , Mata rantai yg terketemukan mengapa beragam Agama harus ada
4.
Peta Tauhid Muhammad , Rute2 perjalanan Muhammad saw dalam menggapai Tuhannya
5.
Sunnah Muhammad , Daftar Ritual Muhammad saw dalam menggapai Tuhannya
6.
Pancasila Tauhid , Kisah Sahabat Nabi yg bersinergi dengan Nilai2 Pancasila
7.
Laws of Football , Rahasia Penguasaan Bola dalam versi Tauhid
8.
Jejak Tauhid Nabi Adam , Mendudukkan Kisah Nabiyullah Adam dalam menggapai Tuhannya
9.
Jejak Tauhid Nabi Isa , Mendudukkan Kisah Nabiyullah Isa dalam menggapai Tuhannya
10. Sindir- Sandar , Sekumpulan puisi-Puisi sindiran yang bisa dijadikan sbg sandaran dalam menelaah kehidupan 11.
Al YatateR (1) , Sekumpulan Hujjah dan Kitabiyah dari AsmeyD YatateR atas Kehidupan Agama dan Sosial
104
Notes ;
105