PENGARUH PENGALAMAN AUDIT DAN PREFERENSI KLIEN TERHADAP AUDIT JUDGMENT DENGAN KREDIBILITAS KLIEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gealr Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
Dellia Eka Rizkiyana NIM. 109082000078
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI 1. Nama Lengkap : Dellia Eka Rizkiyana 2. Tempat Tanggal Lahir: Jakarta, 6 Desesmber 1991 3. Alamat : Jl. Jatayu I Gandaria Rt 008/04 No.34 Kebayoran Lama Selatan, Jakarta Selatan 4.
Telepon : 081318311510
5. Email :
[email protected]
II.
PENDIDIKAN 1. SD Kramat Pela 13 Jakarta Tahun 1997-2003 2. SMP N 29 Jakarta Tahun 2003-2006 3. SMA N 47 Jakarta Tahun 2006-2009 4. S1 Ekonomi Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2009-2013
III.
PENGALAMAN ORGANISASI 1. BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah,periode 2010-2011 2. Anggota Saman Fakultas Ekonomi dan BisnisUIN Syarif Hidayatullah, periode 2010-2011 3. Anggota PMII Cabang Ciputat Masa Khidmat 2009-2010
v
IV.
SEMINAR DAN WORKSHOP 1. Seminar Nasional oleh Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN SyarifHidayatullah, “Peran Asuransi dalam Era Globalisasi”, 20 Mei 2010. 2. Training oleh Corruption Preventing Alliance (CPA), “Anti-Corruption Training Road to Campus 2010”, 21 Oktober 2010. 3. Internal Accounting Competion oleh BEM Jurusan Akuntansi, “From Nothing to Something With Accounting”, 20-22 Desember 2010. 4. Company Visit oleh BEM Jurusan Akuntansi, “Visit To Bursa Efek Indonesia & Museum Bank Indonesia”, 28 Desember 2010. 5. Seminar
oleh
Direktorat
Jendral
Pajak,
“Potret
Perpajakan
IndonesiaMenuju Sistem Perpajakan yang Transparan”, 24 November 2011. 6. Kuliah Umum oleh BEM Jurusan Manajemen, “CAFTA: Peran dan Tantangan Ekonomi Kerakyatan dalam Menghadapi Perekonomian Global”, 10 Mei 2011. 7. Seminar oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi, “Auditing Days”, 6-7 November 2012.
vi
V.
LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah : Abdul Rozak S.Sos 2. Tempat Tanggal Lahir: Jakarta, 12 Mei 1960 3. Ibu : Warsinah 4. Tempat Tanggal Lahir: Jakarta, 1 September 1967 5. Alamat : Jl. Jatayu I Gandaria Rt 008/04 No. 34 Kebayoran Lama Selatan, Jakarta Selatan 6. Telepon : 08129709365 7. Anak Ke dari : 1 dari 2 bersaudara
vii
ABSTRACT The Influence of Audit Experience and Client Preference on Audit Judgment is Moderated by Client Credibility
This research purposes to empirically analyze the influence of audit experience and client preference on audit judgment is moderated by client credibility. This research used sample of auditor who work in the KAP at DKI Jakarta which accordance with KAP directory 2012 published by IAPI. The number of KAP that were became in this study were 15 KAP. Based on method purposive sampling, research sample total is 40 public accountant. Hypothesis in this research are tested by multipleregression analysis and Moderated Regression Analysis (MRA). Result of this research indicates that audit experience don’t influences significantly on the audit judgment. Client preference influences significantly on the audit judgment. On the other hand, client credibility not as quasi moderated between experience audit and client preference variable. Keywords : Audit Experience, Clien Preference, Client Credibility, audit judgment
viii
ABSTRAK
Pengaruh Pengalaman Audit dan Preferensi Klien terhadap Audit Judgment dengan Kredibilitas Klien sebagai Variabel Moderating
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengalaman audit dan preferensi klien terhadap audit judgment dengan kredibilitas klien sebagai variabel moderating. Penelitian ini menggunakan sampel auditor yang bekerja pada seluruh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ada di DKI Jakarta sesuai dengan Directory Kantor Akuntan Publik (KAP) 2012 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Jumlah Kantor Akuntan Publik yang dijadikan sampel penelitian ini adalah 15 Kantor Akuntan Publik. Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 40 orang akuntan publik. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik regresi linier berganda dan analisis regresi moderat. Hasil penelitian ini menunjukkan pengalaman audit tidak berpengaruh signifikan terhadap audit judgment. Preferensi klien berpengaruh signifikan terhadap audit judgment. Sedangkan kredibilitas klien bukan sebagai moderasi antara variabel pengalaman audit dengan preferensi klien. Kata kunci :pengalaman audit, preferensi klien, kredibilitas klien, audit judgment
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Segala puji bagi Allah SWT, Al-Wahhab Yang Maha Penganugerah, yangtelah
memberikan
karunia-Nya
kepada
penulis,
sehingga
penulis
dapatmenyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkankepada Nabi Muhammad SAW, nabi akhir zaman, yang telah membimbingumatnya menuju jalan kebenaran. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhisyarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada
kesempatan
ini,
dengan
segala
kerendahan
hati
penulis
menyampaikanterimakasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsungmaupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini, kepada: 1. Ayahanda Abdul Rozak, S.Sos dan Ibunda Warsinah terkasih, yang selalumencurahkan perhatian, cinta dan sayang, dukungan serta doa tiada henti yangtertuju hanya untuk ananda, semoga semakin hari ananda semakin mampumembuat bangga ayah dan ibunda. 2. Keluarga besar yang selalu mendoakan dan memberikandukungan untuk kesuksesan penulis. Terimakasih atas semua kasih sayang. 3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi danBisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
x
4. Ibu Dr. Rini, M.Si., Akselaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomidan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi FakultasEkonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Bapak Prof.Dr. Azzam Jassin, MBA selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yangtelah bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahandan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terimakasih atas ilmu yang telahBapak berikan selama ini 7. Ibu Reskino, SE., Ak., M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telahmeluangkan waktu, mencurahkan perhatian, membimbing dan memberikanpengarahan kepada penulis. Terimakasih atas semua saran yang Ibu berikanselama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi. 8. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah yang telah memberikan bantuan kepada penulis. 9. Teman-teman Akuntansi B yang dari awal semester saling mendukung satu sama lain dalam menempuh pendidikan di bangku kuliah ini. 10. Ahmad
Faisal, terimakasih selama
ini telah memberikan doa
dandukungan penuh kepada penulis. Tetap berdoa kepada Allah dan selaluberikhtiar secara maksimal. 11. Sahabat seperjuanganku, Aries Setianto Wibowo, Tsaurah Fitria, Fahmi Amaliah, Septya Darmayanti, serta yang tergabung dalam 2K
xi
terimakasih atas dukungan dan kasih sayang yang diberikan kepada penulis. 12. Sahabatku Erma Apriliyani, Bunga Aprilia dan Nina Murtina yang telah memberikan semangat, doa dan kasih sayangnya kepada penulis. 13. Untuk Syauffa, Taufik, Randy, Wahyuni, Meisya, Reni, Nabila, Melina, Ranti, Danang dan Wayan terimakasih telah memberikan semangat, doa, dan arahan kepada penulis mulai dari pembuatan proposal sampai terselesaikannya skripsi ini. 14. Seluruh Anggota Saman FEIS, Adik-adikku angkatan 2010 yang tidak dapat disebutkan satu persatu. 15. Seluruh teman-teman Akuntansi angkatan 2009, kita sama-sama berjuang untuk tujuan yang ingin kita capai. 16. Seluruh teman-teman di Metro Group, terimaksih untuk dukungan dan doanya selama penulis berada disana.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurnadikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis.Olehkarena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkankritik yang membangun dari berbagai pihak. Wassalamu’alaikum Wr.Wb. Jakarta, 5 September 2013
Dellia Eka Rizkiyana
xii
DAFTAR ISI
Halaman Judul .......................................................................................................i Lembar Pengesahan Ujian Komprefensif ...........................................................ii Lembar Pengesahan Ujian Skripsi .....................................................................iii Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .....................................................iv Daftar Riwayat Hidup …………………………………………………………..v Abstract ................................................................................................................viii Abstrak …………………………………………………………………………..ix Kata Pengantar .....................................................................................................x Daftar Isi .............................................................................................................xiii Daftar Tabel .......................................................................................................xvii Daftar Gambar ...................................................................................................xix Daftar Lampiran .................................................................................................xx BAB I
PENDAHULUAN .........................................................................1 A. Latar Belakang Masalah .............................................................1 B. Perumusan Masalah ..................................................................14 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................14 1. Tujuan Penelitian ..................................................................14 2. Manfaat Penelitian ................................................................15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................17 A. Tinjauan Literatur......................................................................17 1. Teori Kontijensi ……………………………………………17
xiii
2. Teori X dan Y McGregor.....................................................20 3. Profesi Akuntan Publik .........................................................21 4. Tujaun dan Bukti Audit ………............................................23 5. Keputusan Penting Tentang Bukti Audit ..............................24 6. Kredibilitas Klien ..................................................................32 7. Pengalaman Audit .................................................................34 8. Preferensi Klien ……………………………………………35 9. Audit Judgment ……………………………………………37 B. Hasil Penelitian Terdahulu …………………………………...40 C. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis..............45 1. Pengaruh Pengalaman Audit terhadap Audit Judgment…….45 2. Pengaruh Preferensi Klien terhadap Audit Judgment……....46 3. Pengaruh antara Pangalaman Audit dan Preferensi Klien yang dimoderasi Kredibilitas Klien terhadap Audit Judgment...............................................................................48 4. Interaksi antara Pengalaman Audit dan Preferensi Klien terhadap Audit Judgment secara simultan ............................49 D. Kerangka Pemikiran ................................................................52 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN ................................................54 A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................54 B. Metode Penentuan Sampel .......................................................54 C. Metode Pengumpulan Data ......................................................55 1. Penelitian Pustaka (Library Research) .................................55
xiv
2. Penelitian Lapangan (Field Research)...................................55 D. Operasionalisasi Variabel Penelitian ........................................56 1. Pengalaman Audit(X1) .........................................................56 2. Preferensi Klien (X2) …………............................................57 3. Kredibilitas Klien (X3) ..........................................................58 4. Audit Judgment (X4) ……….................................................58 E. Metode Analisis Data ...............................................................61 1. Statistik Deskriptif …………………....................................61 2. Uji Kualitas Data ……………………..................................61 3. Uji Asumsi Klasik ………………………………………...62 3.1. Uji Normalitas ……………….......................................62 3.2 Uji Heteroskedastisitas ..................................................62 3.3 Uji Mulitikolinieritas ………………………………….63 4. Uji Hipotesis ……………………………………………….64 BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN .........................................67 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ………….............67 1. Tempat dan Waktu Penelitian ...............................................67 2. Karakteristik Profil Responden ………................................69 B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ….............................................73 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................73 2. Hasil Kualitas Data ………………………...........................74 a. Hasil Uji Validitas ………………………………………74 b. Hasil Uji Realibilitas ……………………………………78
xv
3. Hasil Uji Asumsi Klasik …………………………………...79 a. Hasil Uji Multikolonieritas ……………………………...79 b. Hasil Uji Normalitas …………………………………….80 c. Hasil Uji Heteroskedastisitas ……………………………81 4. Hasil Uji Hipotesis …………………………………………83 a. Pengujian Hipotesis Regresi Berganda …...…………….83 b. Pengujian Hipotesis Regresi Moderate Uji Interaksi …...89 BAB V
PENUTUP ....................................................................................94 A. Kesimpulan ...............................................................................94 B. Implikasi ...................................................................................96 C. Saran ........................................................................................99
Daftar Pustaka .....................................................................................................100 Lampiran-Lampiran ............................................................................................104
xvi
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Halaman
1.1
Skandal Akuntansi 2012……………………………...…………………....5
2.1
Hasil Penelitian Terdahulu……...………………………………………..41
3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian………………………..…………....58
4.1
Data Sampel Penelitian……...…………………………………………...68
4.2
Data Distribusi Sampel Penelitian ………………………………….........68
4.3
Hasil Uji Deskriptif Berdasarkan Jenis Kelamin ………………………..69
4.4
Hasil Uji Deskriptif Berdasarkan Usia …………………………………..70
4.5
Hasil Uji Deskriptif Berdasarkan Posisi Terakhir ……………………….71
4.6
Hasil Uji Deskriptif Berdasarkan Pendidikan Terakhir ………………....72
4.7
Hasil Uji Deskriptif Berdasarkan Jabatan Pengalaman Kerja ...…….…...72
4.8
Hasil Uji Statistik Deskriptif ………………...…………………………..73
4.9
Hasil Uji Validitas Instrumen Keseluruhan ……………………………..74
4.10
Hasil Uji Validitas Pengalaman Audit …………………………………..76
4.11
Hasil Uji Validitas Preferensi Klien ……………………………………..76
4.12
Hasil Uji Validitas Kredibilitas Klien …………………………………...77
4.13
Hasil Uji Validitas Audit Judgment ……………………………………..77
4.14
Hasil Uji Realibilitas …………………………………………………….78
4.15
Hasil Uji Multikolonieritas ………………………………………………79
4.16
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X1 dan X2……….......83
4.17
Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X1 dan X2....……..……………..……....84
xvii
4.18
Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X1 dan X2 …...…...……………………88
4.19
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X1, X2 dan X3 …........90
4.20
Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X1, X2 dan X3………..………………...90
4.21
Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X1, X2 dan X3 ………………………….91
xviii
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Halaman
2.1
Kerangka Pemikiran ……………………………………………………..52
4.1
Grafik Normal Plot ……………………………………………………...80
4.2
Grafik Histogram ………………………………………………………...81
4.3
Uji HeteroskedastisitasGrafik Scatterplot …………………………........82
xix
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Keterangan
Halaman
1.
Kuesioner………..………………………………………………….......105
2.
DataSampel ………………………………………………………….....114
3.
Hasil Output SPSS …………………..………………………………....116
4.
Surat Keterangan Riset …………………………………………………128
xx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Auditor adalah suatu profesi yang salah satu tugasnya adalah melaksanakan audit terhadap laporan keuangan sebuah entitas dan memberikan opini atau pendapat terhadap saldo akun dalam laporan keuangan apakah telah disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi keuangan atau prinsip akuntansi yang berlaku umum; dan standar atau prinsip tersebut diterapkan secara konsisten.Untuk melaksanakan tugas tersebut sering dibutuhkan judgment.Dari beberapa hasil penelitian dalam bidang audit menunjukkan
bahwa
ada
berbagai
variasi
faktor
individual
yang
mempengaruhi judgment dalam melaksanakan review selama proses pelaksanaan audit (Solomon dan Shields,1995) dalam Zulaikha (2006). Profesi akuntan akhir-akhir ini menunjukkan perkembangannya, hal ini disebabkan karena semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya jasa akuntan dan semakin tumbuhnya usaha-usaha swasta. Di samping itu, perkembangan profesi akuntan juga didorong oleh adanya peraturan-peraturan pemerintah, seperti perusahaan yang mengadakan emisi (go public) di pasar modal, salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah laporan keuangannya sudah diperiksa oleh akuntan publik dua tahun terakhir berturut-turut dengan pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion). Faktor yang ikut memberi iklim perkembangan profesi akuntan 1
adalah sektor perbankan yang mengharuskan calon debiturnya mempunyai administrasi yang baik dan laporan keuangannya sudah diperiksa akuntan publik. Auditor harus meningkatkan kompetensinya yaitu dengan menambah keahlian dan pengalaman auditnya. Menurut Mayangsari (2003), auditor yang berpengalaman mempunyai pemahaman dan pengetahuan yang lebih baik atas laporan keuangan. Susetyo (2009) menyatakan bahwa pengalaman akan mengurangi pengaruh informasi yang tidak relevan dalam judgment auditor. Auditor yang berpengalaman dalam membuat suatu judgment tidak mudah dipengaruhi oleh kehadiran informasi yang tidak relevan. Judgment merupakan suatu proses yang terus menerus dalam perolehan informasi (termasuk umpan balik dari tindakan sebelumnya), pilihan untuk bertindak atau tidak bertindak dan penerimaan informasi lebih lanjut. Kedatangan informasi bukan hanya mempengaruhi pilihan, tetapi juga mempengaruhi cara pilihan tersebut dibuat. Setiap langkah, di dalam proses incremental judgment jika informasi terus menerus datang, akan muncul pertimbangan baru dan keputusan atau pilihan baru. Untuk dapat memenuhi tanggung jawab pelaporan, auditor harus mengetahui beberapa hal, diantaranya adalah (1) memiliki pemahaman yangmendalam tentang keempat standar pelaporan, (2) mengetahui dengan tepatkalimat-kalimat dalam laporan auditor bentuk baku serta kondisi yang harusdipenuhi untuk mengeluarkan laporan auditor bentuk baku, (3) memahami jenis-jenispenyimpangan dari laporan bentuk baku dan keadaan-keadaan yang sesuaidengan masing-masing 2
penyimpangan dan (4) memahami berbagai pertimbangankhusus dalam pelaporan (Jusuf, 2002; 381). Riset-riset keperilakuan dalam auditing menyarankan bahwa preferensi klienakan berdampak terhadap pertimbangan auditor hanya bila ada sejumlah kondisi-kondisitertentu terjadi dalam konteks audit itu. Bila auditor mendapat pernyataan eksplisitmengenai preferensi klien yang bertentangan dengan preferensi auditor atau standarakuntansi sehingga terdapat hubungan berlawanan yang terbentuk antara auditor danklien maka studi-studi yang telah dilakukan melaporkan efek preferensi klien yang kecilatau tidak ada (Gramling, 1999; Buchman et al., 1996; Salterio, 1996). Sedangkan bilahubungan berlawanan itu dikurangi dengan memasukkan skenario tidak adanya pedomanotoritatif dalam standar akuntansi (Salterio dan Koonce, 1997; Trompeter, 1994) dalam Koroy (2005), makahasil studi menunjukkan efek preferensi klien yang lebih kuat.Dengan demikian tingkatambiguitas menentukan pengaruh preferensi klien terhadap pertimbangan audit.Hal inikonsisten seperti yang diprediksi Kunda (1990) dalam Koroy (2005). Meski hasil riset di atas menunjukkan simpulan bahwa preferensi klien tidakmemberikan dampak pada pertimbangan auditor yang konsisten dengan preferensi klienitu kecuali jika ada kondisi-kondisi tertentu, tetapi hasil itu belumlah konklusif danterdapat bertentangan. Hal ini disebabkan bahwa tidak diperhitungkannya secarakonsisten karakteristik individual auditor yakni pengalaman audit dalam penelitian-penelitiantersebut. Penelitian Trompeter (1994) dan Salterio dan Koonce (1997) dalam Koroy (2005) misalnya 3
menggunakan auditor berpengalaman (manajer dan partner), sebaliknya Gramling (1999), Buchman et al,(1996) dan Haynes et al,(1998) menggunakan auditor dengan pengalaman beragam. Pada penelitian dengan auditor berpengalaman didapatka nhasil preferensi klien berdampak bagi pertimbangan auditor pada kondisi tertentu, sedangkan pada penelitian dengan auditor dengan pengalaman beragam tidak ditemukan dampaknya. Munculnya pandangan skeptis terhadap profesi akuntan publik memang beralasan, karena cukup banyak laporan keuangan suatu perusahaan, yang mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian, mengalami kebangkrutan justru setelah opini tersebut dikeluarkan. Misalnya saja seperti kasus kegagalan audit berskala besar yang terjadi di Amerika Serikat, seperti kasus yang menimpa Enron, telah menimbulkan kembali skeptisisme masyarakat mengenai ketidakmampuan profesi akuntan dalam menjaga independensi. Koroy (2005) mengemukakan bahwa independensi akuntan mendapat sorotan tajam diarahkan pada perilaku auditor ketika berhadapan dengan klien yang dipersepsikan gagal menjalankan perannya sebagai auditor independen. Auditor dalam dua dekade belakangan ini dipandang justru bertindak melayani atau menjadi bersikap secara advokasi bagi klien. Bazerman et al., (1997) mengemukakan bahwa upaya mencapai independensi adalah mustahil, dan pendekatan-pendekatan profesi auditing yang ada sekarang ini adalah naif dan tidak realistis. Kerangka audit yang ada mengimplikasikan tujuan independensi yang mencoba menghilangkan bias oleh auditor sehingga dapat mencapai objektivitas 4
Bazerman et al., (1997) mengemukakan bahwa seringkali akuntan bersifat subjektif dan ada hubungan yang erat antara kantor akuntan publik (KAP) dan kliennya. Auditor yang paling jujur dan cermat sekalipun akan secara tidak sengaja mendistorsi angka-angka sehingga dapat menutupi keadaan keuangan yang sebenarnya dari suatu perusahaan. Banyaknya skandal yang ditemukan oleh SEC (Securities and Exchange Commision) pada beberapa dekade tahun 2012 (tabel 1.1) ini membuktikan bahwa peran profesi akuntan turut berperan dalam situasi perekonomian dan masyarakat bisnis dunia. Tabel 1.1 Skandal Akuntansi 2012 No
Tempat dan Tanggal
Kasus Permasalahan
1
Washington, D.C. 6 Maret, 2012 SEC menemukan salah satu bentuk penipuan terhadap pembiayaan salah satu usaha di New York berdasarkan laporan investasi yang telah menipu para investornya bernilai jutaan dolar dalam usaha penginapan di daerah pantai. SEC menuduh bahwa Brian Raymond Callahan dari Old Westbury, N.Y. telah menerbitkan lebih dari $74 juta dolar dari 24 investor sejak tahun 2005 yang dijanjikan untuk diinvestasikan dalam aset lancar. Namun, Callahan mengalihkan uang investor tersebut dalam proyek penginapan miliknya. Callahan juga menggunakan dana investor untuk membayar investor lainnya dan membuat pembayaran rendah terhadap $3,35 juta unit yang dibelinya dalam proyek real estate miliknya.
2
Washington, DC, 25 April 2012
SEC mengumumkan salah satu bentuk penyelesaian dalam kasus $ 32.000.000 perdagangan yang diajukan oleh sebuah lembaga pada tahun lalu terhadap seorang pengacara perusahaan dan pedagang di Wall Street. SEC menuduh bahwa insider 5 Bersambung pada halaman selanjutnya
Tabel 1.1 (Lanjutan) tradingterjadi sedikitnya 11 pengumuman merger dan akuisisi yang melibatkan klien dari firma hukum di mana pengacara Matius H. Kluger - bekerja dan pedagang Garrett D. Bauer - yang dihubungkan melalui seorang teman sekarang diidentifikasi sebagai Kenneth T. Robinson, yang bertindak sebagai perantara untuk memfasilitasi tips ilegal dan perdagangan. Bauer, Kluger, dan Robinson masing-masing setuju untuk menyerahkan keuntungan haram mereka ditambah bunga dalam rangka untuk menyelesaikan tuduhan kasus oleh SEC tersebut dengan persyaratan perjanjian persetujuan mereka adalah sekitar $ 31.600.000 oleh Bauer, $ 516.000 oleh Kluger, dan $ 845.000 oleh Robinson. 3
Washington, DC, 25 Juni 2012
SEC memperoleh perintah penahanan sementara dan pembekuan aset terhadap seorang pria bernama Utah dan perusahaan yang dibebankan dengan operasi skema berbasis real estate Ponzi yang telah menipu $ 100 juta dari investor nasional. Keluhan SEC diajukan di Pengadilan Distrik AS terhadap Distrik Utah, nama-nama Wayne L. Palmer dan perusahaannya, Catatan Nasional Utah, LC, baik dari West Jordan, Utah. Menurut pengaduan, Palmer mengatakan kepada investor bahwa uang para investor akan digunakan untuk membeli catatan hipotek dan aset real estat, atau untuk memberikan pinjaman real estate. Lebih dari 600 orang yang diinvestasikan, terpikat oleh janji-janji pengembalian tahunan sebesar 12 persen. Namun menurut Catatan Nasional, sejak 2009, Catatan Nasional telah melakukan pembayaran kepada investor, tetapi semua dihentikan pada Oktober 2011. Palmer meyakinkan investor bahwa uang akan datang, dan terus meminta investor baru dalam Catatan Nasional tanpa mengungkapkan fakta bahwa yang menunggak dalam melakukan pembayaran kepada investor yang ada. Keluhan SEC terhadap biaya Catatan Nasional dan Palmer
Bersambung pada halaman selanjutnya
6
Tabel 1.1 (Lanjutan) telah melanggar ketentuan pendaftaran antipenipuan dan sekuritas hukum sekuritas AS. Palmer juga menghadapi tuduhan bahwa ia beroperasi sebagai terdaftar broker-dealer. 4
Washington, DC, 10 Juli 2012
SEC melaporkan di Texas, sebuah perusahaan berbasis perangkat medis Orthofix International NV yang melanggar Foreign Corrupt Practices Act (FCPA) dengan adanya suap rutin yang dilakukan oleh anak perusahaan mereka dan disebut sebagai "cokelat" dalam bentuk uang tunai, komputer, laptop, televisi dan peralatan lainnya yang diberikan baik secara langsung ataupun tidak langsung kepada para pejabat Meksiko untuk mendapatkan kontrak yang menguntungkan penjualan dengan rumah sakit pemerintah. SEC menuduh Orthofix Meksiko, yang merupakan anak Promeca SA de CV telah menyuap pejabat pemerintahan divisi perawatan kesehatan Meksiko dan pelayanan sosial lembaga Instituto Mexicano del Seguro Sosial (IMSS). Skema suap tersebut berlangsung selama beberapa tahun dan menghasilkan hampir $ 5 juta atas keuntungan ilegal bagi anak Orthofix. Orthofix setuju untuk membayar $ 5.200.000 untuk menyelesaikan tuduhan SEC tersebut. Menurut pengaduan SEC diajukan di Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Timur Texas, suap dimulai pada 2003 dan berlanjut sampai 2010. Awalnya, Promeca palsu mencatat suap sebagai uang muka dan memalsukan faktur untuk mendukung pengeluaran. Kemudian, ketika mendapat suap jauh lebih besar, Promeca palsu mencatat mereka sebagai biaya promosi dan pelatihan. Karena skema penyuapan, pelatihan Promeca dan biaya promosi secara signifikan melebihi anggaran. Orthofix memang meluncurkan penyelidikan ke dalam biaya, tapi itu sangat sedikit untuk menyelidiki atau mengurangi pengeluaran yang berlebihan. Kemudian, setelah penemuan pembayaran suap melalui eksekutif Promeca, Orthofix segera Bersambung pada halaman selanjutnya 7
Tabel 1.1 (Lanjutan) dilaporkan atas hal tersebut oleh SEC dan menerapkan langkah-langkah perbaikan yang signifikan. Perusahaan menghentikan eksekutif Promeca yang mengatur skema penyuapan. Orthofix menyetujui keputusan akhir memerintahkannya untuk membayar $ 4.983.644 di disgorgement dan lebih dari $ 242.000 dalam kepentingan prasangka. Penghakiman terakhir permanen akan diperintahkan perusahaan dari melanggar buku dan catatan dan pengendalian internal ketentuan FCPA. Orthofix juga sepakat untuk beberapa usaha, termasuk memantau program kepatuhan FCPA dan melaporkan kembali ke SEC untuk jangka waktu dua tahun. Orthofix juga diungkapkan hari dalam pengajuan 8-K bahwa mereka telah mencapai kesepakatan dengan Departemen Kehakiman AS untuk membayar denda $ 2.220.000 dalam sebuah tindakan terkait. Penyelidikan SEC dilakukan oleh Carol Shau dan Alka N. Patel di Kantor Los Angeles Regional. SEC mengakui dan menghargai bantuan dari US Department of Divisi Kriminal Kehakiman - Penipuan Bagian dan Federal Bureau of Investigation. 5
Washington, DC, 17 Agustus, SEC mengumumkan tuduhan penipuan dan 2012 pembekukan aset darurat untuk penghentian terhadap skema Ponzi $ 600.000.000 yang telah berada dalam ambang kehancuran. Tindakan tersebut dilakukan untuk menghindari potensi kerugian yang lebih besar terhadap para korban Ponzi. SEC menuduh bahwa Paul Burks dari Lexington, NC dan perusahaannya Grup Rex Venture secara online telah mengumpulkan uang lebih dari satu juta pelanggan internet dalam skala nasional dan internasional melalui situs ZeekRewards.com, yang mereka mulai sejak bulan Januari 2011.
6
Washington, D.C.,7 September, SEC (Securities and Exchange Commision) 2012 mengumumkan bahwa berdasarkan laporan investasi New York yaitu dari perusahaan ICP Manajemen Aset dan pendirinya yaitu Thomas C. Priore telah sepakat untuk Bersambung pada halaman selanjutnya 8
Tabel 1.1 (Lanjutan) menyelesaikan biaya agensi atas penipuan terhadap obligasi debit kolateral (CDOs) yang mereka tangani. ICP, Priore, dan entitas lain yang terkait telah sepakat untuk melakukan pembayaran lebih dari $23 juta atas kasus yang terjadi pada Juni 2010 di pengadilan federal Manhattan. SEC menduga mereka telah melakukan praktik kecurangan yang menyebabkan CDOs harus membayar lebih untuk keamanan dan hilangnya jutaan dolar. Priore dan perusahaan ICP juga turut menyembunyikan keuntungan terhadap beban CDOs dan investor mereka.
7
Washington, DC, 5 Oktober SEC (Securities and Exchange Commision) 2012 menangkap empat orang broker yang sebelumnya bekerja di sebuah lembaga bagian keuangan New York berbasis brokerdealer baru dalam hal pengisian ilegal yang berlebihan terhadap pelanggan sebesar $ 18.700.000 dengan melakukan penipuan terhadap pelanggan dengan harga palsu yang mereka terapkan dalam menjalankan perintah untuk membeli dan menjual sekuritas atas nama pelanggan mereka. Mereka melakukan mark-up dan mark-down secara tersembunyi saat volatilitas pasar dan menyembunyikan harga mereka terhadap para pelanggan mereka. Mark-up dan mark-down yang mereka lakukan berkisar sebesar $228.000 dan melibatkan lebih dari 36.000 transaksi dalam periode empat tahun. Biaya dengan harga palsu tersebut bisa diubah hingga lebih dari 1000 persen dari nilai yang mereka laporkan kepada pelanggan mereka.
Sumber: Rakhmatullah (2012). Dari Satu Skandal Akuntansi ke Skandal Lain. http://indonesiafinancetoday.com diakses tgl 5 September 2013. Berkenaan dengan lingkup pengujian, penentuan ukuran sampel dan item yang akan diuji, dan pertimbangan (judgment) auditor akan sangat mempengaruhi. Pertimbangan (judgment) auditor dalam hal ini mencakup 9
materialitas, risiko, biaya, manfaat, ukuran, dan karakteristik populasi.Oleh karena
itu,
apabila
auditor
tidak
berhati-hati
dalam
menentukan
pertimbangannya, kesalahan dalam pernyataan pendapat dapat saja terjadi. Haynes (1998) mengemukakan bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi pertimbangan auditor khususnya dalam mengevaluasi bukti audit, di antaranya adalah preferensi klien dan pengalaman audit.Preferensi klien dalam konsep auditing terjadi apabila klien dengan jelas menyatakan suatu hasil tertentu atau perlakuan akuntansi tertentu yang diinginkan dan auditor berperilaku secara konsisten dengan keinginan klien itu. Biasanya hasil tertentu yang diinginkan oleh klien yang diaudit adalah untuk mendapatkan unqualified opinion sehingga kinerja dari perusahaannya dapat dikatakan baik dan bagi perusahaan yang go public dapat meningkatkan nilai sahamnya di pasar modal. Untuk mencapai tujuan tersebut, klien tidak jarang menyatakan keinginan atas suatu hasil tertentu atau perlakuan akuntansi tertentu agar laporan keuangan terlihat baik. Eagly dan Chaiken (1993) dalam Susetyo (2009) mengemukakan bahwa preferensi klien akan ditinjau, baik waktu penyampaian pesan (timing) maupun kredibilitas sumber informasi (credibility of information source) yang dapat mempengaruhi pertimbangan (judgment) pembuat keputusan. Pengaruh preferensi klien dalam hal ini dilihat dari waktu penyampaian pesan dan kredibilitas klien yang menyatakan keinginannya. Koroy (2005) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa auditor yang kurang berpengalaman mempunyai kecenderungan yang lebih tinggi dalam 10
menghapuskan persediaan dibandingkan auditor yang berpengalaman. Puspa(2007) dalam penelitiannya menyatakan bahwa auditor dengan tingkat pengalaman yang hampir sama (memiliki masa kerja dan penugasan yang hampir sama) ternyata memiliki pertimbangan yang berbeda-beda dan sangat bervariasi. Sedangkan menurut Haynes et al., (1998) dalam penelitiannya menyatakan bahwa auditor tidak secara otomatis mengambil posisi advokasi bagi klien, terutama jika kepentingan klien tidak dibuat secara eksplisit. Jenkins dan Haynes (2003) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa pengaruh dari persuasi atas preferensi klien, yang terdiri atas waktu penyampaian dan kredibilitas klien terhadap pertimbangan auditor dalam mengevaluasi bukti audit. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa waktu penyampaian preferensi dari klien mempengaruhi pertimbangan (judgment) auditor dalam tugas pengungkapan, tetapi tidak dalam
tugas pengukuran,
dan kredibilitas
klien
yang tinggi akan
mempengaruhi pertimbangan (judgment) auditor hanya dalam kondisi preferensi awal. Seorang auditor akan mengevaluasi kredibilitas pihak klien sesuai dengan bukti yang telah tersedia. Sebaliknya, studi ini menanyakan pada para auditor apakah auditor akan terbujuk dengan kredibilitas klien yang menyatakan preferensinya. Pihak klien mencoba membujuk pihak auditor agar menerima penjelasan dari pihak klien. Bukti yang sudah disediakan oleh pihak klien untuk proses auditing adalah usaha persuasif yang bersifat implisit, sementara
11
preferensi pihak klien adalah sebuah usaha yang bersifat eksplisit (Goodwin, 1999; Peecher, 1996) dalam Susetyo (2009). Libby (1995) mengemukakan bahwa pekerjaan auditor adalah pekerjaan yang melibatkan keahlian (expertise).Penganalogian beberapa hasil penelitian psikologi yang menggunakan subyek mahasiswa atau orang biasa dengan tugas eksperimen sederhana terhadap pekerjaan auditing menjadi tidak tepat. Pengalaman audit yang dalam ini merupakan proksi dari keahlian auditor akan menentukan pembentukan pertimbangan oleh auditor. Berbagai penelitian auditing menunjukkan bahwa semakin berpengalaman seorang auditor semakin mampu dia menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam tugastugasnya semakin kompleks. Dengan memperhitungkan efek pengalaman ini memungkinkan dapat diketahui dampaknya pada pertimbangan auditor, terutama dalam caranya menghadapi preferensi klien dan informasi yang bersifat ambigu maupun yang bersifat bertolak belakang (disconfirming). Berdasarkan uraian di atas, peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian ini karena pertama, bahwa pengaruh posisi atau preferensi klien terhadap pertimbangan auditor dengan memperhatikan karakteristik individual auditor yaitu pengalaman audit. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Jenkins dan Haynes (2003) mengemukakan bahwa pengaruh dari persuasi atas preferensi klien, yang terdiri atas waktu dan kredibilitas klien, terhadap pertimbangan auditor dalam mengevaluasi bukti audit.Hasil penelitiannya menyatakan apakah auditor terbujuk dengan kredibilitas dari klien (kontinjensi) yang 12
menyatakan preferensinya atau tidak.Sehingga, pertanyaan yang relevan untuk hal ini adalah apakah hasil dari sebuah riset mengenai kredibilitas yang ada saat ini dapat digerenalisasikan untuk preferensi klien.Hal yang umum untuk kedua situasi ini adalah bahwa klien mencoba untuk membujuk auditor untuk menerima opininya. Berbagai penelitian sebelumnya mengenaiterhadap audit judgment masih menunjukkan hasil yang tidak konsisten serta kredibiliats klien yang memoderasi audit judgment juga belum mendapatkan hasil yang konsisten. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pengalaman Audit dan Preferensi Klien Terhadap Audit Judgment Dengan Kredibilitas KlienSebagai Variabel Moderating”. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Susetyo(2009). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan peneliti terdahulu adalah pengalaman audit yang diduga berpengaruh terhadap audit judgment dan dengan variabel moderating yaitu kredibilitas klien. Sedangkan, dalam penelitian ini, peneliti menambahkan satu variabel yang diduga juga mempengaruhi audit judgment yaitupreferensi klien yang dalam penelitian lain disebutkan bahwa variabel tersebut berpengaruh terhadap audit judgment. 2. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah staf auditor pada Kantor Akuntan Publik yang ada di Jakarta sesuai dengan Directory Kantor Akuntan 13
Publik 2012 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).Sedangkan, populasi penelitian sebelumnya seluruh auditor yang bekerja pada KAP dan KJA di Wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.Sesuai dengan Directory Kantor Akuntan Publik dan Akuntan Publik Indonesia tahun 2006.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan permasalahan yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanapengaruh pengalaman auditdan preferensiklien terhadap audit judgment? 2. Bagaimana
pengaruhpengalaman
audit
dan
preferensi
klienyang
dimoderasi olehkredibilitas klien terhadap audit judgment? 3. Bagaimanapengaruh pengalaman audit dan preferensi klien secara simultan terhadap audit judgment?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut: 1. Pengaruh pengalaman audit danpreferensi klien terhadap audit judgment.
14
2. Pengaruh pengalaman audit dan preferensi klienyang dimoderasi oleh kredibilitas klien terhadap audit judgment. 3. Pengaruh pengalaman audit dan preferensi klien terhadap audit judgment secara simultan. 2. Manfaat Penelitian a. Kontribusi Teoritis 1) Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk menambah ilmu pengetahuan. 2) Masyarakat, sebagai sarana informasi tentang audit judgment serta menambah
pengetahuan
akuntansi
khususnya
auditing
dan
akuntansi keprilakuan dengan memberikan bukti empiris tentang pengaruh pengalaman audit dan preferensi klien terhadap audit judgment dengan kredibilitas kliensebagai pemoderasi. 3) Peneliti berikutnya, Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini. 4) Penulis,
sebagai sarana
untuk memperluas wawasan serta
menambah referensi mengenai auditing, terutama tentang kinerja auditor eksternal sehingga diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis di masa yang akan datang.
15
b. Kontribusi Praktis 1) Auditor dan Kantor Akuntan Publik (KAP), sebagai tinjauan yang diharapkan dapat dijadikan
informasi untuk meningkatkan
mengetahui lebih dalam mengenai audit judgment. 2) Perusahaan atau User dari jasa KAP, diharapkan dapat bermanfaat dalam menilai hal-hal apa saja yang mempengaruhi audit judgment, serta pengaruh kredibilitas klienyang menjadi bahan pertimbangan auditor. 3) Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif sehingga dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam pembuatan keputusan yang berkenaan mengenai audit judgment. 4) Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), sebagai tambahan informasi mengenai pengalaman audit, preferensi klienserta kredibilitas klien yang dapat bermanfaat untuk dijadikan salah satu tinjauan dalam menilai audit judgment.
16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur 1. Teori Kontinjensi Fisher (1998) mengemukakan bahwa teori kontinjensi merupakan desain dan sistem pengendalian yang tergantung pada konteks organisasi tempat pengendalian tersebut dilaksanakan.Sedangkan Outley (1980) lebih jauh menyatakan bahwa teori akuntansi dalam akuntansi manajemen merupakan usaha untuk mengidentifikasi sistem pengendalian berbasis akuntansi yang paling sesuai untuk sebuah kondisi. Prinsip akuntansi manajemen akan selalu berusaha untuk mengadopsi sistemnya untuk lebih berguna dalam kondisi tertentu. Oleh karena itu, usaha untuk mengidentifikasi variabel kontinjensi yang paling penting dan menduga efeknya terhadap desain sistem pengendalian sangat diperlukan. Pujiati (2002) mengemukakan bahwa model portofolio tentang formulasi
strategi
dan
implementasi
didasarkan
pada
tinjauan
universalistik.Kenyataannya, secara empiris tinjauan universalistik tidak dapat menjelaskan sistem pengendalian dalam keadaan kontinjen. Lebih ekstrim lagi pendekatan pada situasi khusus, pada faktor-faktor unik akan mempengaruhi tiap sistem pengendalian. Sehingga garis kebijakan dan model tidak dapat diaplikasikan.
17
Pujiati (2002) mengemukakan bahwa teori kontinjensi dalam pengendalian manajemen muncul dari sebuah asumsi dasar pendekatan universal.Sebuah sistem pengendalian manajemen dapat diterapkan pada seluruh perusahaan di berbagai kondisi. Pendekatan universal ini muncul akibat perkembangan dalam pendekatan manajemen ilmiah yang memiliki tujuan untuk mencari formulasi terbaik dalam proses produksi suatu perusahaan. Sebuah sistem pengendalian manajemen pada kenyataannya juga dapat diaplikasikan untuk beberapa perusahaan yang mempunyai karakteristik dan skala usaha yang hampir sama. Menurut
teori
kontinjensi
sistem
pengendalian
berbeda-beda
tergantung pada setting bisnisnya.Pujiati (2002) menyatakan bahwa desain dan penggunaan system pengendalian adalah kontinjensi dalam konteks setting organisasional.Untuk mendapatkan hasil yang baik, maka dilakukan perbandingan antara sistem pengendalian dan konteks variabel kontinjensi dengan hipotesis peningkatan kinerja organisasional. Psikologi sosial sudah menelaah bagaimana sebuah proses waktu penyampaian suatu informasi dapat mempengaruhi dan menyakinkan suatu pesan atau tidak. Meskipun terlihat membingungkan, mayoritas atau sebagian besar bukti yang ada memberikan indikasi bahwa informasi yang disajikan di tahap awal pengungkapan laporan keuangan perusahaan berlangsung akan cenderung lebih bersifat persuasif atau meyakinkan dibandingkan informasi yang disajikan pada tahap akhir. Sedangkan Eagly dan Chaiken (1993) dalam Susetyo (2009) menyanggah bahwa efek atau 18
pengaruh utama ini terjadi karena informasi di tahap awal akan membentuk sebuah kerangka pikiran atau mindset yang tercipta di benak pendengarnya
dan
digunakan
untuk
menilai
sebuah
informasi
berkelanjutan. Dalam memahami bagaimana sebuah variabel kontinjensi berpengaruh pada kredibilitas klien dan selanjutnya berpengaruh pada tercapainya pertimbangan
auditor,
dibuatlah
sebuah
kerangka
pengendalian
kontinjensi. Seorang auditor yang menerima suatu proses auditing akan melakukan evaluasi atau pertimbangan terhadap bukti yang saling berkelanjutan dengan pemikiran bahwa mereka akan mendapatkan hasil sesuai dengan yang diinginkan. Akibatnya, kemampuan audit untuk menilai bukti berkelanjutan secara objektif mungkin akan terhalang. Preferensi
di
tahap
awal
diperkirakan
akan
mempengaruhi
pertimbangan auditor. Namun, jika auditor mempelajari preferensi dari pihak klien pada tahap akhir, proses pertimbangan dan evaluasi bukti yang ada akan dapat dilakukan tanpa mengetahui pereferensi atau keinginan dari pihak klien. Auditor diperkirakan sudah membentuk sebuah opini terlebih dahulu berdasarkan bukti yang telah terkumpul dan diperkirakan tidak akan terpengaruh oleh preferensi atau keinginan pihak klien. Menurutnya, preferensi pada tahap akhir diperkirakan tidak akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap preferensi klien seperti yang diuraikan Jenkins dan Haynes (2003).
19
2. Teori X dan Y McGregor McGregor mengemukakan dua pandangan mengenai manusia yaitu teori X (negatif) dan teori Y (positif).Individu yang bertipe X memiliki locus of control eksternal dimana mereka pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan, berusaha menghindarinya dan menghindari tanggung jawab, sehingga mereka harus dipaksa atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan. Bertentangan dengan individu bertipe X, McGregor menyebutkan individu yang bertipe Y memiliki locus of control internal dimana mereka menyukai pekerjaan, mampu mengendalikan diri untuk mencapai tujuan, bertanggung jawab, dan mampu membuat keputusan inovatif. Auditor yang termasuk dalam tipe X jika mendapat tekanan ketaatan dan tugas audit yang kompleks akan cenderung membuat judgment yang kurang baik dan tidak tepat. Auditor dengan tipe ini tidak dapat melaksanakan tanggung jawabnya sebagai auditor yang mengakibatkan tujuan audit tidak dapat tercapai dengan baik. Auditor juga lebih suka menaruh keamanan diatas semua faktor yang dikaitkan dengan kerja, sehingga ketika mendapat tekanan ketaatan maupun menghadapi tugas yang kompleks maka ia akan cenderung mencari jalan yang aman dan bahkan berperilaku disfungsional dalam membuat judgment. Sedangkan auditor yang termasuk dalam tipe Y dapat bertanggung jawab atas tugasnya dan tetap bersikap profesional dalam menjalankan tugas sebagai auditor. Auditor dengan tipe ini tidak akan terpengaruh meskipun ia 20
mendapat tekanan ketaatan dan menghadapi tugas audit yang kompleks, sehingga dapat membuat judgment yang lebih baik dan tepat. Seorang auditor pada dasarnya termasuk dalam tipe Y dimana auditor dapat bertanggungjawab terhadap tugasnya sebagai auditor.Dalam melaksanakan tugas pemeriksaan seorang auditor harus mematuhi standar auditing, dimana dalam standar tersebut disebutkan bahwa auditor harus mempertahankan independensi dan tanggung jawabnya dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan.Auditor tidak boleh terpengaruh oleh gangguan yang dapat merusak tanggung jawabnya, baik gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi.
3. Profesi Akuntan Publik Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang disediakan
bagi
pemakai
informasi
keuangan.
Tumbuh
dan
berkembangnya profesi akuntan publik di suatu negara sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan di negara tersebut.Jika perusahaan-perusahaan yang berkembang dalam suatu negara masih berskala kecil dan masih menggunakan modal pemiliknya sendiri untuk membelanjai usahanya, jasa audit yang dihasilkan masih belum diperlukan oleh perusahaan-perusahaan tersebut (Mulyadi, 2002: 2). Semakin berkembangannya usaha, baik perusahaan perseorangan maupun perusahaan berbentuk badan hukum tidak dapat menghindarkan 21
diri dari penarikan dana dari pihak luar, yang tidak selalu dalam bentuk penyertaan modal dari investor, tetapi berupa penarikan pinjaman dari kreditur. Dengan demikian, pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan tidak lagi hanya terbatas pada para pemimpin perusahaan, tetapi meluas kepada para investor dan kreditur serta calon investor dan calon kreditur. Pihak-pihak di luar perusahaan memerlukan informasi mengenai perusahaan untuk pengambilan keputusan tentang hubungan mereka dengan perusahaan.Umumnya,
mereka mendasarkan pada laporan
keuangan yang disajikan oleh pihak manajemen. Dengan demikian, terdapatnya dua kepentingan antara pemilik perusahaan dan pengelola perusahaan
yang
berlawanan
akan
menyebabkan
tumbuh
dan
berkembangnya profesi akuntan publik (Mulyadi, 2002: 3). Saat ini kebutuhan laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik yang independen menjadi sesuatu hal yang penting.Apalagi dengan adanya peraturan dari pasar sekuritas, di Indonesia dikenal dengan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), yang mengharuskan perusahaan yang ingin terdaftar sahamnya di pasar sekuritas tersebut untuk mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik.
22
4. Tujuan dan Bukti Audit Seperti yang dinyatakan dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), tujuan audit laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (Boynton et al, 2003: 62). Dua hal yang jelas sekali terlihat dari pernyataan ini, yaitu bukti yang kompeten dan cukup.Kompetensi bukti berkaitan dengan efektivitas pengendalian intern.Semakin efektif pengendalian intern klien semakin kompeten catatan akuntansi yang dihasilkan. Kompetensi bukti audit juga bergantung pada beberapa faktor, yaitu (Halim, 2003: 155) dalam Susetyo (2009): 1. Bukti yang relevan merupakan bukti yang tepat digunakan untuk suatu maksud tertentu. Dalam hal ini, bukti harus berkaitan dengan tujuan audit yang telah ditetapkan auditor. 2. Sumber bukti yang diperoleh langsung oleh auditor dari pihak yang independen di luar entitas perusahaan akan memberikan keyakinan yang lebih besar atas keandalan informasi. 3. Pengetahuan yang diperoleh secara langsung melalui pemeriksaan fisik, pengamatan, perhitungan, dan inspeksi akan semakin menambah kompetensi dari bukti audit.
23
4. Bukti yang objektif lebih dapat dipercaya (reliable) dan kompeten daripada bukti subjektif. Dalam menelaah bukti subjektif, auditor harus mempertimbangkan kualifikasi dan integritas individu pembuat estimasi dan menentukan ketepatan proses pembuatan keputusan dalam membuat pertimbangan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertimbangan auditor atas kecukupan meliputi materialitas dan resiko, faktor-faktor ekonomi, ukuran, dan karakteristik populasi (Boynton et al, 2003: 206).Secara umum, semakin rendah tingkat materialitas, semakin banyak kuantitas bukti audit yang diperlukan.Sebaliknya, semakin tinggi materialitas, semakin sedikit diperlukan bukti audit.
5. Keputusan Penting tentang Bukti Audit Suatu masalah penilaian yang cukup penting yang dihadapi auditor adalah memutuskan banyaknya bukti audit yang harus dikumpulkan. Berbagai keputusan auditor dalam pengumpulan bukti audit dapat dipilah ke dalam empat sub keputusan berikut ini (Arens et al, 2004: 243): 1. Prosedur-prosedur audit apakah yang akan digunakan. Dalam merancang prosedur-prosedur auditing, merupakan hal yang umum untuk menterjemahkannya ke dalam berbagai istilah yang cukup spesifik agar dapat digunakan sebagai instruksi-instruksi selama pelaksanaan audit.
24
2. Ukuran sampel sebesar apakah yang akan dipilih untuk prosedur tertentu. Keputusan untuk memilih seberapa banyak item yang akan diuji haruslah dibuat oleh auditor untuk masing-masing prosedur audit yang ada. Ukuran sampel bagi setiap prosedur tersebut kemungkinan besar akan berbeda antara satu penugasan audit dengan penugasan audit lainnya. 3. Item-item manakah yang akan dipilih dari populasi. Setelah penentuan ukuran sampel untuk prosedur auditing dilakukan, haruslah ditentukan item-item mana dari populasi yang akan diuji. Dan audit haruslah dapat menggunakan berbagai metode yang berbeda untuk memilih item-item manakah yang akan diuji. 4. Kapankah berbagai prosedur itu akan dilakukan. Waktu pelaksanaan berbagai prosedur audit beragam mulai dari awal suatu periode akuntansi atau lama setelah audit pun dipengaruhi oleh kapan audit tersebut harus diselesaikan agar sesuai dengan kebutuhan klien. Menurut Boynton et al, (2003: 227), ketika merencanakan audit, auditor harus membuat empat keputusan penting tentang lingkup dan pelaksanaan audit. Keputusan tersebut meliputi: (1) sifat pengujian yang harus dilaksanakan, (2) saat pengujian yang harus dilaksanakan, (3) luas pengujian yang harus dilaksanakan, dan (4) penetapan staf untuk melaksanakan audit. 25
5.1 Sifat Pengujian Audit Sifat pengujian menurut Mulyadi (2002: 86-88) mencakup penentuan: 1) Prosedur audit yang akan digunakan Prosedur audit adalah instruksi rinci untuk mengumpulkan tipe bukti audit tertentu yang harus dioperoleh pada saat tertentu dalam audit. Prosedur audit yang biasa dilakukan oleh auditor meliputi: a. Inspeksi (inspecting) Inspeksi merupakan pemeriksaan secara rinci terhadap dokumen atau kondisi fisik sesuatu. Dengan melakukan inspeksi terhadap sebuah dokumen, auditor akan dapat menentukan keaslian dokumen. b. Pengamatan (observing) Pengamatan merupakan prosedur audit yang digunakan auditor untuk melihat dan menyaksikan pelaksanaan suatu kegiatan. Dengan pengamatan ini auditor akan dapat memperoleh bukti visual mengenai pelaksanaan suatu kegiatan. c. Konfirmasi (confirming) Konfirmasi merupakan suatu
bentuk penyelidikan
yang
memungkinkan auditor memperoleh informasi secara langsung dari pihak ketiga yang bebas. d. Permintaan keterangan (inquiring) Permintaan keterangan merupakan suatu prosedur audit yang dilakukan dengan meminta keterangan secara lisan. Bukti audit 26
yang dihasilkan dari prosedur ini adalah bukti lisan dan bukti dokumenter. e. Penelusuran (tracing) Penelusuran informasi sejak mula-mula data tersebut direkam pertama kali dalam dokumen, dilanjutkan dengan pelacakan pengolahan data tersebut dalam proses akuntansi. Prosedur audit ini terutama diterapkan terhadap bukti dokumenter. f. Pemeriksaan bukti pendukung (vouching) Pemeriksaan bukti pendukung merupakan prosedur audit yang berlawanan arah dengan penelusuran. Tujuan dari prosedur ini adalah untuk memperoleh bukti audit mengenai kebenaran perlakuan akuntansi terhadap transaksi yang terjadi g. Penghitungan (counting) Penghitungan digunakan untuk mengevaluasi bukti fisik kuantitas yang ada di tangan, sedangkan pertanggungjawaban formulir bernomor urut tercetak digunakan untuk mengevaluasi bukti dokumenter yang mendukung kelengkapan catatan akuntansi. h. Scanning Scanning merupakan review secara cepat terhadap dokumen, catatan, dan daftar untuk mendeteksi unsur-unsur yang tampak tidak biasa yang memerlukan penyelidikan lebih mendalam.
27
i. Pelaksanaan ulang (reperforming) Pelaksanaan ulang merupakan pengulangan aktivitas yang dilaksanakan
oleh
klien.Umumnya,
pelaksanaan
ulang
diterapkan pada penghitungan dan rekonsiliasi yang telah dilakukan oeh klien. j. Computer-Assisted Audit Techniques (CAATs) Computer-Assisted Audit Techniques (CAATs) merupakan software program yang diperlukan auditor untuk melakukan prosedur audit bagiklien yang menyelenggarakan catatan akuntansinya dalam mediaelektronik (computerized). Semua prosedur
audit
seperti
yang
telahdisebutkan
sebelumnya
dilakukan dengan program ini. 2) Jenis pengujian Jenis pengujian dalan audit secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga golongan (Mulyadi, 2002: 148): a. Pengujian analitik (analytical test) dilakukan oleh auditor pada tahap awal proses auditnya dan pada tahap review menyeluruh terhadap hasil audit. Pengujian ini dilakukan oleh auditor dengan cara mempelajari perbandingan dan hubungan antara data yang satu dengan data yang lain. Pada tahap awal proses audit, pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Sebelum seorang auditor 28
melaksanakan audit secara rinci dan mendalam terhadap objek audit, ia harus memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai perusahaan yang diaudit. b. Pengujian pengendalian (test of control) merupakan prosedur audit yang dirancang untuk memverifikasi efektivitas struktur pengendalian intern klien. Pengujian pengendalian terutama ditujukan untuk mendapatkan informasi mengenai: (1) frekuensi pelaksanaan aktivitas pengendalian yang ditetapkan, (2) mutu pelaksanaan aktivitas pengendalian tersebut, dan (3) karyawan yang melaksanakan aktivitas pengendalian tersebut. c. Pengujian substantif (substantive tests) merupakan prosedur audit
yang dirancang untuk
menemukan
kemungkinan
kesalahan moneter yang secara langsung mempengaruhi kewajaran penyajian laporan keuangan. Misalnya, penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, tidak diterapkannya prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia,
ketidakkonsistenan
dalam
penerapan
prinsip
akuntansi yang berlaku umum, pengungkapan unsur tertentu dalam laporan keuangan, ketidaktepatan pisah batas pencatatan transaksi, pekerjaan penyalinan, penggolongan, peringkasan informasi, dan kesalahan perhitungan (tambah, kurang, kali, bagi).
29
5.2 Saat Pengujian Audit Menurut Boynton et al., (2003: 228), auditor juga harus membuat keputusan tentang kapan audit tersebut dilaksanakan. Saat (timing) mengacu pada kapan auditor akan melaksanakan pengujian audit serta menarik kesimpulan audit. AU 313.02, Subtantive Test Prior to Balance Sheet Date (SAS 45) menyatakan bahwa pengujian audit pada tanggal interim dapat memberikan pertimbangan awal tentang masalah-masalah signifikan yang dapat mempengaruhi laporan keuangan pada akhir tahun buku (sebagai contoh, transaksi-transaksi pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa).Selain itu, banyak perencanaan audit yang meliputi upaya memperoleh pemahaman tentang pengendalian intern, mengukur resiko pengendalian, dan penerapan pengujian substantif atas transaksi dapat dilaksanakan sebelum tanggal neraca. Auditor juga dapat memilih untuk melaksanakan pengujian subtantif tentang kewajaran saldo akun sebelum tanggal neraca. Sebagai contoh, seorang auditor dapat secara langsung menguji kewajaran asersi manajemen tentang keberadaan piutang usaha pada tanggal neraca dengan cara melakukan konfirmasi tentang piutang usaha pada akhir tahun dengan para pelanggan. Suatu keputusan penting saat prosedur audit yang akan digunakan melibatkan pengambilan keputusan tentang konfirmasi piutang usaha pada tanggal sebelum akhir tahun buku. 30
5.3 Luas Pengujian Audit Luas (extent) prosedur audit berkaitan dengan keputusan auditor tentang berapa banyak bukti audit yang harus diperoleh. Bukti yang lebih banyak diperlukan untuk mencapai suatu tingkat risiko deteksi yang rendah dibandingkan dengan tingkat risiko yang tinggi. Sebagai contoh seorang auditor dapat mengirim permintaan konfirmasi sebanyak 50% dari akun-akun yang ada dalam akun piutang usaha atau hanya 10% saja dari akun-akun yang ada. Ukuran sampel untuk pengujian audit tertentu merupakan masalah pertimbangan profesional (Professional judgment). Professional judgment auditor merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan pekerjaan audit. Hasil akhir dari keseluruhan pekerjaan audit dapat dikatakan sebagian besar bergantung dari judgment yang digunakannya. Karena itu pengetahuan dan pengalaman auditor merupakan hal yang penting dalam menentukan kredibilitas dan kompetensinya seperti yang diuraikan Boynton et al, (2003: 228229). 5.4 Penetapan Staf Audit Keputusan terakhir yang dapat mempengaruhi lingkup dan pelaksanaan audit adalah penetapan staf audit (staffing) dan keputusan audit tentang penugasan dan supervisi personel. Penugasan yang secara relatif
lebih
jelas,
seperti
memeproleh
pemahaman
tentang
pengendalian intern, melakukan konfirmasi atas piutang usaha, 31
pengujian transaksi, atau pengujian penerapan GAAP, dapat diberikan kepada personel yang masih baru dengan memperoleh supervisi yang baik. Namun, apabila penerapan pertimbangan audit menjadi hal yang penting dalam pengujian audit, atau apabila pengujian audit yang dilakukan memerlukan pengetahuan industri tingkat tinggi, biasanya kantor
akuntan
akan
menugaskan
personel
dengan
tingkat
keterampilan dan pengalaman yang lebih luas untuk tugas tersebut. Penugasan dan supervisi staf audit merupakan hal yang penting dalam keputusan perencanaan audit (Boynton et al, 2003: 229). Tim audit harus mencakup personalia yang dapat menyelia secara memadai staf audit yang belum berpengalaman, seperti yang diharuskan oleh standar pekerjaan lapangan yang pertama. Auditor yunior yang baru sering tidak mempunyai kepercayaan diri pada waktu melakukan pekerjaan audit karena mereka kurang berpengalaman dan tidak begitu memahami prosedur apa yang akan dilakukan, mengapa mereka melakukan prosedur tersebut, atau bagaimana hasilnya harus dievaluasi (Simamora, 2002: 142) dalam Susetyo (2009).
6. Kredibilitas Klien Menurut Hovland & Weiss (1952) dalam Taylor et al, (2000: 148) mengemukakan bahwa kredibilitas terdiri atas dua komponen, yaitu keahlian (expertise) dan kelayakan untuk dipercaya (trustworthiness) dari sumber yang menyampaikan suatu informasi.Kredibilitas sumber yang 32
menyampaikan informasi selanjutnya dibagi menjadi dua yaitu kredibilitas tinggi dan kredibilitas rendah. Sumber yang memiliki kredibilitas tinggi akan lebih dapat meyakinkan daripada yang memiliki kredibilitas rendah. Semakin tinggi keahlian/kompetensi suatu sumber semakin tinggi pula keyakinan terhadap sumber tersebut. Sedangkan Goodwin (1999) dan Peecher (1996) dalam Susetyo (2009) lebih jauh menyatakan bagaimana sebuah kredibilitas klien akan mempengaruhi evaluasi terhadap bukti yang ada. Saat kredibilitas dioperasionalisasikan sebagai suatu bentuk kompetensi atau kecakapan, obyektivitas, dan atau integritas, maka hasil akhir yang diperoleh memberikan indikasi bahwa auditor akan merasakan bahwa bukti yang diperoleh dari sumber yang dapat dipercaya akan lebih bisa dihandalkan kebenarannya, lebih logis, dan memberikan nilai diagnosis yang lebih tinggi dibandingkan informasi yang sama yang diperoleh dari sumber yang kurang dapat dipercaya kredibilitasnya. Sementara itu, Jenkins dan Haynes (2003) mengemukakan bahwa apakah auditor terbujuk dengan adanya kredibilitas dari klien yang menyatakan preferensinya atau tidak.Jadi, pertanyaan yang relevan untuk hal ini adalah apakah hasil dari sebuah riset mengenai kredibilitas yang ada saat ini dapat digerenalisasikan untuk preferensi klien. Jenkins dan Haynes (2003) mengemukakan bahwa sumber yang memiliki kredibilitas tinggi lebih dipercaya daripada sumber yang memiliki kredibilitas rendah.Hasilnya, interaksi yang diprediksikan dalam 33
reaksi auditor terhadap preferensi klien secara diferensial dipengaruhi oleh kredibilitas klien, tetapi hanya dalam kondisi preferensi awal.
7. Pengalaman Audit Farmer
et
al,
(1987)
mengemukakan
bahwa
auditor
yang
berpengalaman kurang menyetujui dibandingkan dengan auditor yang tidak berpengalaman untuk menyetujui perlakuan akuntansi yang dipreferensikan klien. Mereka menyimpulkan justru auditor staf cenderung lebih memperhatikan dalam mempertahankan dan menyenangkan klien dibandingkan para partner. Gusnardi
(2003:8)
mengemukakan
bahwa
pengalaman
audit
(auditexperience) dapat diukur dari jenjang jabatan dalam struktur tempat auditor bekerja, tahun pengalaman, gabungan antara jenjang jabatan dan tahun pengalaman, keahlian yang dimiliki auditor yang berhubungan dengan audit, serta pelatihan-pelatihan yang pernah diikuti oleh auditor tentang audit. Masalah penting yang berhubungan dengan pengalaman auditor akan berkaitan dengan tingkat ketelitian auditor. Puspa (2007) mengemukakan bahwa persuasi atas preferensi klien berdasarkan pengalaman audit masing-masing responden dalam penelitian ini memberikan hasil yang sangat bervariasi. Hal ini dikarenakan setiap responden dihadapkan pada empat kasus yang berbeda, sehingga judgment masing-masing responden juga bervariasi tergantung dari pengetahuan, intuisi, dan persepsinya masing-masing. Hasil ini juga memberikan bukti 34
bahwa auditor dengan tingkat pengalaman yang hampir sama (memiliki masa kerja dan penugasan yang hampir sama) ternyata memiliki pertimbangan yang berbeda-beda dan sangat bervariasi. Shelton (1999) menyatakan bahwa pengalaman akan mengurangi pengaruh informasi yang tidak relevan dalam pertimbangan (judgment) auditor. Auditor yang berpengalaman (partner dan manajer) dalam membuat pertimbangan (judgment) mengenai going concern tidak dipengaruhi oleh kehadiran informasi yang tidak relevan.Sedangkan auditor yang kurang pengalamannya dalam membuat pertimbangan (judgment) mengenai going concern dipengaruhi oleh kehadiran informasi yang tidak relevan. Penelitian Haynes et al, (1998) yang menyelidiki pengaruh peran auditor dalam melayani kepentingan klien menemukan bahwa auditor tidak secara otomatis mengambil posisi advokasi bagi klien, terutama bila kepentingan klien tidak dibuat eksplisit. Tetapi bila kepentingan itu ditonjolkan (salient), auditor khususnya yang berpengalaman akan berperilaku konsisten dengan posisi advokasi. Penelitian Haynes et al. ini menunjukkan pengalaman audit yang dipunyai audior ikut berperan dalam menentukan pertimbangan yang diambil.
8. Preferensi Klien Preferensi klien dalam konsep auditing terjadi apabila klien dengan jelas menyatakan suatu hasil tertentu atau perlakuan akuntansi tertentu 35
yang diinginkan dan auditor berperilaku dengan cara konsisten dengan keinginan klien itu (Haynes, 1998). Riset-riset keperilakuan dalam auditing menyatakan bahwa preferensi klien akan berdampak terhadap pertimbangan audit hanya bila ada sejumlah kondisi-kondisi tertentu terjadi dalam konteks audit itu. Bila auditor mendapat pernyataan eksplisit mengenai preferensi klien yang bertentangan dengan preferensi auditor atau standar akuntansi sehingga terdapat hubungan berlawanan yang terbentuk antara auditor dan klien maka studi-studi yang telah dilakukan melaporkan efek preferensi klien yang
kecil atau tidak ada (Gramling, 1999; Buchman et al,
1996).Sedangkan bila hubungan berlawanan itu dikurangi dengan memasukkan skenario tidak adanya pedoman otoritatif dalam standar akuntansi (Trompeter, 1994), maka hasil studi menunjukkan efek preferensi klien yang lebih kuat. Dengan demikian tingkat ambiguitas menentukan pengaruh preferensi klien terhadap pertimbangan audit (Koroy, 2005). Dalam penelitian ini, preferensi klien akan ditinjau dari sudut persuasifnya. Dalam literatur psikologi sosial, persuasi (persuasiveness) dari suatu pesan ditentukan dengan apa yang dikatakan, siapa yang mengatakan, dan bagaimana hal tersebut disampaikan (Myers, 2002) dalam Susetyo (2009). Literatur tentang persuasion menyebutkan bahwa baik waktu dari penyampaian pesan (timing) maupun kredibilitas dari sumber informasi (credibility of information source) dapat mempengaruhi 36
pertimbangan pembuat keputusan (Eagly dan Chaiken 1993; Perloff 1993 dalam Jenkins & Haynes, 2003).
9. Audit Judgment Audit judgment merupakan suatu pertimbangan pribadi atau cara pandang auditor dalam menanggapi informasi yang mempengaruhi dokumentasi bukti serta pembuatan keputusan pendapat auditor atas laporan keuangan suatu entitas. Menurut Jamilah, dkk (2007) audit judgment adalah kebijakan auditor dalam menentukan pendapat mengenai hasil auditnya yang mengacu pada pembentukan suatu gagasan, pendapat atau perkiraan tentang suatu objek, peristiwa, status, atau jenis peristiwa lainnya. Proses judgment tergantung pada kedatangan informasi yang terus menerus, sehingga dapat mempengaruhi pilihan dan cara pilihan tersebut dibuat. Setiap langkah dalam proses incremental judgment, jika informasi terus menerus datang akan muncul pertimbangan baru dan keputusan atau pilihan baru. Judgment sering dibutuhkan oleh auditor dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan suatu entitas (Zulaikha, 2006). Audit judgment melekat pada setiap tahap dalam proses audit laporan keuangan, yaitu penerimaan perikatan audit, perencanaan audit, pelaksanaan pengujian audit, dan pelaporan audit. Contoh penggunaan audit dalam pengambilan keputusan audit berkait dengan penetapan materialitas, penilaian sistem pengendalian internal, 37
penetapan tingkat risiko, penetapan strategi audit yang digunakan, penentuan prosedur audit, evaluasi bukti yang diperoleh, penilaian going concern perusahaan, dan sampai pada opini yang akan diberikan oleh auditor. American Institute of Certified Public Accountant (AICPA) menyatakan bahwa judgment merupakan faktor penting dalam semua tahap pengauditan, tetapi dalam banyak situasi adalah tidak mungkin secara praktikal untuk menetapkan standar mengenai bagaimana pertimbangan diterapkan oleh auditor. Audit judgment diperlukan karena audit tidak dilakukan terhadap seluruh bukti.Bukti inilah yang digunakan untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, sehingga dapat dikatakan bahwa audit judgment ikut menentukan hasil dari pelaksanaan audit. Rochmawati (2009) menjelaskan tahapan-tahapan yang dilakukan pada saat melakukan audit judgment yaitu merumuskan persoalan, mengumpulkan informasi yang relevan, mencari alternatif tindakan, menganalisis alternatif yang fleksibel, memilih alternatif yang terbaik, kemudian pelaksanaan dan evaluasi hasilnya. Judgment adalah perilaku yang paling dipengaruhi oleh persepsi situasi (Mutmainah, 2006). Puspitasari (2010) menjelaskan judgment sebagai perilaku paling berpengaruh dalam mempersiapkan situasi, dimana faktor utama yang mempengaruhinya adalah materialitas dan apa yang diyakini sebagai kebenaran.
38
1. Materialitas Dalam auditing materialitas sangat penting, signifikan dan esensial tapi dalam konsepnya tidak terdapat aturan pengukurannya sehingga tergantung pada pertimbangan auditor (Mutmainah, 2006). 2. The Faith Syndrome Satu persepsi kondisi yang dapat mengarah pada berubahnya perilaku auditor yaitu halo effect, efek yang positif tapi terkadang merupakan persepsi yang keliru tentang orang lain (Mutmainah, 2006). Simpulan audit biasanya didasarkan pada siapa yang telah melakukan pekerjaan audit sebelumnya. Jika auditor memiliki keyakinan tentang orang tersebut, halo effect diterapkan pada auditor lama dan pekerjaan mereka. Judgment audit cenderung dipengaruhi oleh persepsi aktivitas sebelumnya. Siegel
dan
Marconi
(1989:
301)
mengemukakan
bahwa
pertimbangan auditor (auditor judgments) sangat tergantung dari persepsi suatu situasi.Judgment yang merupakan dasar dari sikap profesional adalah hasil dari beberapa faktor seperti pendidikan, budaya,
dan
sebagainya.Yang
paling
signifikan
dan
tampak
mengendalikan semua unsur seperti pengalaman adalah perasaan auditor dalam menghadapi situasi dengan mengingat keberhasilan dari situasi sebelumnya. Sedangkan Anderson dan Maletta (1994) lebih jauh menyatakan mahasiswa dan staf auditor yang tidak berpengalaman lebih 39
memperhatikan informasi negatif dibandingkan auditor senior.Auditor yang kurang berpengalaman terlalu terfokus pada informasi negatif sehingga semakin negatif juga mereka dalam membuat pertimbangan audit. Hasil studi oleh Kida (1984), Abdolmohammadi dan Wright (1987) dan Kaplan dan Reckers (1989) seperti yang dikemukakan oleh Koroy (2005) menunjukkan bahwa auditor yang kurang berpengalaman mempunyai ekspektasi frekuensi kesalahan populasi secara lebih negatif dibanding mereka yang berpengalaman sehingga auditor yang kurang berpengalaman secara umum lebih berorientasi negatif daripada auditor yang lebih berpengalaman.
B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.1 pada halaman berikutnya.
40
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Metode Penelitian
Penelitian
Judul
(Tahun)
penelitian
1.
Janne Chung dan Garry S. Monroe (2001)
A Research Note on The Effects of Gender and Task Complexity on an Audit Judgment
Variabel audit judgment.
2.
J. Gregory Jenkins dan Christine M . Haynes (2003)
Variabel Tingkat preferensi persuasi klien, kredibilitas menggunakan analisis ANCOVA klien. Menggunakan skala numeric
3.
Tri Ramaraya Koroy (2005)
The Persuasiveness of Client Preferences: An Investigation of the Impact of Preference Timing and Client Credibility Pengaruh Preferensi Klien Dan Pengalaman Audit
No
Persamaan
Variabel Preferensi Klien, Pengalaman audit,
Perbedaan Variabel Gender, kompleksitas tugas, tidak ada variabel kredibilitas klien. Menggunakan analisis ANNOVA.
Tidak dimoderasi variabel krediblitas klien. menggunakan metoda eksperimen dengan rancangan 2x2 factorial between subject.
Hasil Penelitian Hasil ini menunjukkan bahwa penilaian baik laki-laki maupun perempuan dipengaruhi oleh pengalaman kerja umum atau oleh pengalaman domain. Dan hasilnya menunjukkan tidak ada pengaruh interaksi yang signifikan antara gender dan pengalaman kerja umum dan antara gender dan pengalaman domain kerja pada penilaian akurasi Kredibilitas klien akan dibiaskan untuk kondisi preferensi pada tahap awal karena auditor akan bersikap lebih sensitif terhadap preferensi dari pihak klien hanya jika preferensi ini diketahui sebelum evaluasi atau penilaian akan bukti yang ada
Pengalaman audit menunjukkan karakteristik auditor yang benar-benar berbeda dalam struktur kognitif mereka. Auditor kurang berpengalaman selalu lebih Bersambung pada halaman selanjutnya 41
Tabel 2.1 (Lanjutan) Tabel 2.1 (Lanjutan)
4.
Enjang Tachyan Budiyanto, Mohamad Nasir dan Indira Januarti (2005)
5.
Yudhi Herliansyah danMeifida Ilyas (2006)
6.
Zulaikha (2006)
Terhadap Pertimbangan Auditor Pengujian VariabelVariabel Yang Berpengaruh Terhadap Ekspektasi Klien Dalam Audit Judgment
pertimbangan auditor.
konservatif dalam pertimbangan akhirnya
Variabel Audit Judgment, menggunakan skala numerik
Variabel yang diuji yaitu yang berpengaruh terhadap ekspektasi klien dalam Audit Judgment. Metode pengambilan sampel menggunakan metode sampling bertahap (multistage sampling method).
Pengaruh Pengalaman Auditor Terhadap Penggunaan Bukti Tidak Relevan Dalam Auditor Judgment Pengaruh Interaksi Gender,
Variabel pengalaman auditor, audit judgment. Menggunakan skala numerik
Tidak ada variabel preferensi klien dan tidak dimoderasi oleh kredibilitas klien. Pengujian terhadap hasil antara subjek contact person dan subjek peneliti pada berbagai level
Variabel pengalaman auditor dan
Variabel interaksi gender, kompleksitas tugas, Kompleksitas tugas tidak berpengaruh tidak ada variabel kredibilitas klien. (main effect) signifikan terhadap menggunakan convenience sampling, keakuratan judgment.
Pengalaman audit klien tidak memiliki pengaruh terhadap ekspektasi klien dalam auditjudgment karena tidak signifikan di dalam regresi. Hasil uji pengaruh secara simultan variabel hubungan klien dengan KAP, pentingnya klien bagi KAP, jasa nonaudit yang diberikan oleh KAP, dan pengalaman audit klien berpengaruh secara signifikan terhadap ekspektasi klien dalam audit judgment. Pengalaman mengurangi dampak informasi tidak relevan terhadap auditor judgment. Auditor berpengalaman (partner dan Manajer) tidak terpengaruh oleh adanya informasi tidak relevan dalam membuat going concern judgment.
Bersambung pada halaman selanjutnya 42
Tabel 2.1 (Lanjutan)
7.
Enggar Diah Puspa Arum (2007)
8.
Zuraidah MohdSanusi and Takiah Mohd-
Kompleksitas Tugas Dan Pengalaman Auditor Terhadap Audit Judgment Pengaruh Persuasi Atas Preferensi Klien Dan Pengalaman Audit Terhadap Pertimbangan (Judgment) Auditor Dalam Mengevaluasi Bukti Audit
audit judgment.
menggunakan skala likert. Populasinya yaitu mahasiswa S1 jurusan akuntansi yang sedang menempuh PPA dan Maksi
Variabel pengalaman sebagai auditor berpengaruh langsung (main effect) terhadap judgment.
Variabel Preferensi Klien, Pengalaman Audit, Menggunakan analisis regresi berganda
Variabel Pertimbangan (Judgment) Auditor Dalam Mengevaluasi Bukti Audit, Populasinya auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di kota Bandung dengan status minimal auditor senior (memiliki masa kerja lebih dari 2 tahun), Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah Simple Random Sampling
Audit judgment performance: assessing the effect of
Variabel audit Judgment. Menggunakan analisis
Variabel audit penilaian kinerja, insentif kinerja, usaha dan kompleksitas tugas. Untukefekmoderasi, analisiskovarians. Menggunakan tekniktiga-langkah yang dianalisismelaluianalisis
Keyakinan atas preferensi klien dan pengalaman audit secara simultan berpengaruh nyata (signifikan) terhadap pertimbangan auditor dalam mengevaluasi bukti audit (hipotesis 1 diterima). Keyakinan atas preferensi klien secara parsial berpengaruh positif terhadap pertimbangan auditor dalam mengevaluasi bukti audit (hipotesis 2 diterima). Pengalaman audit secara parsial berpengaruh positif terhadap pertimbangan auditor dalam mengevaluasi bukti audit (hipotesis 3 diterima). Padatingkat tertentukompleksitas tugas, upaya tambahanyang diinduksi dari insentifdapat mengakibatkantekanan tinggi dangairah, yang akanmerusak kinerja.
Bersambung pada halaman selanjutnya 43
Tabel 2.1 (Lanjutan)
9.
Iskandar (2007)
performance incentives, effort and task complexity
regresi berganda
Budi Susetyo (2009)
Pengaruh Pengalaman Audit Terhadap Pertimbangan Auditor Dengan Kredibilitas Klien Sebagai Variabel Moderating
Variabel pengalaman audit, pertimbangan auditor, dan kredibilitas klien. Alat pengujian Analisis Regresi.
regresihirarkis.Menggunakananalisismoderate- Menggunakananalisismoderatedmediasi mediasi, hasil menunjukkanupayayangmemediasiinsen tifkinerjadan hubungan penilaianauditkinerjadi bawahberbagai tingkatkompleksitas tugasBerbagaitingkattugas kompleksitasmengurangitingkat usahayangakanmemberikan kontribusiuntuk meningkatkanpenilaiankinerja audit. Objek penelitian, tidak terdapat variabel Pengalaman audit tidak mempengaruhi kompleksitas tugas terhadap pertimbangan auditor. Dan dapat disimpulkan bahwa variabel kredibilitas klien merupakan quasi moderator dan tidak berpengaruh dengan pengalaman audit terhadap pertimbangan auditor.
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
44
C. Keterkaitan Antara Variabel dan Perumusan Hipotesis 1. Pengaruh Pengalaman Audit terhadap Audit Judgment Pengalaman merupakan atribut penting yang dimiliki auditor.Auditor yang berpengalaman biasanya lebih dapat mengingat kesalahan atau kekeliruan yang tidak wajar dan lebih selektif terhadap informasi yang relevan dibandingkan dengan auditor yang kurang berpengalaman (Meidawati, 2001).Berdasarkan teori kognitif, praktik-praktik dalam bidang auditing sebagai auditor independen dapat menjadi sarana pembelajaran
dan
pengalaman
bagi
auditor.
Auditor
akan
mengintegrasikan pengalaman serta pengetahuan yang dimilikinya dalam melaksanakan tugas
yang akan datang.
Sehingga
keahlian dan
pengetahuan auditor akan selalu berkembang dan mendukung auditor untuk membuat judgment profesional. Menurut Butts (1999) dalam Herliansyah dan Ilyas (2006) menyatakan bahwa akuntan pemeriksa yang berpengalaman membuat judgment lebih baik
dibandingkan
dengan
akuntan
pemeriksa
yang
kurang
berpengalaman, dapat menyimpan peristiwa-peristiwa dalam ingatannya dan dapat menumbuh kembangkan kemampuannya serta pemahamannya terhadap suatu tugas. Butt (1988) mengungkapkan bahwa akuntan pemeriksa yang berpengalaman akan membuat judgment yang relatif lebih baik dalam tugas-tugas profesional dibanding akuntan pemeriksa yang belum berpengalaman. Davis (1996) juga menyatakan bahwa akuntan pemeriksa 45
yang berpengalaman dapat memperlihatkan tingkat perhatian selektif yang lebih tinggi terhadap informasi yang relevan.Abdolmohammadi dan Wright (1987) mengatakan bahwa adanya perbedaan judgment antara auditor yang berpengalaman dan tidak berpengalaman.Selain itu, Herliansyah dan Ilyas (2006) membuktikan bahwa auditor berpengalaman tidak terpengaruh oleh adanya informasi tidak relevan dalam membuat judgment, sehingga dapat menghasilkan judgment yang baik. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Meidawati(2001), Herliansyah dan Ilyas (2006), Davis (1996) maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: H1 :Pengalaman audit berpengaruh terhadap audit judgment 2. PengaruhPreferensi Klienterhadap Audit Judgment Beberapa penelitian psikologi sosial menguji bagaimana waktu dari informasi dapat mempengaruhi keyakinan dari suatu pesan. Walaupun terdapat hasil yang beragam, mayoritas bukti mengindikasikan bahwa informasi yang disampaikan di awal akan lebih meyakinkan daripada informasi yang disampaikan belakangan. Teori ini menyarankan auditor yang mempelajari preferensi pada tahap awal dari auditnya untuk mengevaluasi bukti secara berturut-turut dengan suatu kerangka pikir dari hasil yang diinginkan klien (Jenkins & Haynes, 2003). Preferensi yang dinyatakan diawal, sebelum mereview bukti audit, diharapkan lebih banyak mempengaruhi pertimbangan auditor sehingga dapat sesuai dengan hasil yang diinginkan klien dibandingkan dengan 46
preferensi yang dinyatakan di akhir proses audit. Dalam kasus ini, auditor diharapkan telah merumuskan opini berdasarkan akumulasi bahan bukti dan diharapkan tidak terpengaruh oleh preferensi klien. Dengan tidak melihat kapan preferensi klien diterima, auditor dapat mengenali apa yang harus dilakukan untuk membenarkan keputusan pada suatu waktu di masa yang akan datang. Tentu saja disini auditor dapat mengambil keputusan secara biasa. Bagaimanapun, auditor yang menerima preferensi awal akan menjadi peduli dengan permintaan klien dan semua hal yang terjadi sebelum memproses evaluasi bahan bukti (Jenkins & Haynes, 2003). Bagaimanapun, pengaruh ini diharapkan dibatasi oleh kondisi preferensi awal karena auditor akan lebih sensitif terhadap preferensi klien hanya jika preferensi diketahui sebelum mengevaluasi bukti. Hasilnya, interaksi yang diprediksikan dalam reaksi auditor terhadap preferensi klien secara diferensial dipengaruhi oleh kredibilitas klien, tetapi hanya dalam kondisi preferensi awal. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Jenkins & Haynes (2003)maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: H2 : Preferensi Klien berpengaruh terhadap audit judgment
47
3. Pengaruh antara Pengalaman Audit dan Preferensi Klien yang dimoderasi oleh Kredibilitas Klien terhadap Audit Judgment Pengalaman mempunyai hubungan yang erat dengan keahlian auditor (Asih, 2006). Semakin banyak pengalaman yang dimiliki oleh auditor akan semakin meningkatkan keahlian auditor dalam menjalankan tugasnya. Keahlian dan pengalaman dapat mempengaruhi kemampuan prediksi
dan
deteksi
auditor
terhadap
kecurangan,
sehingga
dapatmempengaruhi judgment yang diambil oleh auditor. Preferensi klien tidak memberikan dampak pada pertimbangan auditor yangkonsisten dengan preferensi klien itu, kecuali jika ada kondisikondisi tertentu, tetapihasil itu belumlah konklusif dan terdapat bertentangan (Koroy, 2005). Persuasi ataspreferensi klien yang terdiri atas waktu dan kredibilitas klien akan berpengaruhterhadap pertimbangan auditor dalam mengevaluasi bukti audit. Pengaruhpengalaman audit terhadap pertimbangan auditor dalam mengevaluasi bukti auditdilihat dengan uji satu pihak karena ingin diketahui apakan ada pengaruh positif daripengalaman audit terhadap pertimbangan auditor dalam mengevaluasi bukti audit. Dari kesimpulan diatas maka dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh
positif
dansignifikan
dari
pengalaman
audit
terhadap
pertimbangan auditor dalam mengevaluasibukti audit (Puspa, 2007). Studi atau riset tentang akuntansi sebelumnya sudah memfokuskan padabagaimana seorang audit akan mengevaluasi kredibilitas dari pihak 48
klien yangdisediakan dalam sebuah bukti. Studi ini menyatakan apakah auditor terbujuk denganadanya kredibilitas dari klien yang menyatakan preferensinya atau tidak. Sehingga,pertanyaan yang relevan untuk hal ini adalah apakah hasil dari sebuah riset mengenaikredibilitas yang ada saat ini dapat digerenalisasikan untuk preferensi klien. Hal yangumum untuk kedua situasi ini adalah bahwa klien mencoba untuk membujuk auditoruntuk menerima opininya (Jenkins dan Haynes, 2003).Dalam meneliti efek atau pengaruh dari kredibilitas sumber, maka literaturyang membahas
tentang
persuasi
atau
bujukan
dari
pihak
klien
sudahmempertimbangkan baik usaha persuasif yang bersifat implisit maupun yang bersifateksplisit. Dalam kedua kasus ini, riset pada umumnya menemukan bahwa sumberyang dapat dipercaya akan bersifat lebih persuasive dibandingkan sumber yang H3 :Kredibilitas Klien memoderasi pengaruh antara pengalaman audit dan preferensi klien terhadap audit judgment 4. Interaksi antara Pengalaman Audit dan Preferensi Klien terhadap Audit Judgment Secara Simultan Menurut Suartana (2006), berdasarkan penelitian bahwa pengalaman audit dapat mengurangi efek kekinian pada pertimbangan auditor. Hal itu sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa auditor yang lebih berpengalaman tidak sensitif terhadap tipe bukti tertentu, dalam hal ini bukti yang bersifat negatif atau positif.Pengalaman auditor mampu untuk
49
memetakan informasi sehingga tidak terjebak oleh urutan informasi yang diterimanya. Penerapan atau pengulangan penelitian dalam bidang auditing juga mengungkapkan hasil yang sama. Butt yang dikutip Jeffrey (1992) mengungkapkan bahwa auditor yang berpengalaman membuat judgment frekuensi relatif yang lebih baik dalam tugas-tugas profesional ketimbang auditor yang belum berpengalaman. Pengalaman akuntan publik akan terus meningkat seiring dengan makin banyaknya audit yang dilakukan serta kompleksitas transaksi keuangan perusahaan yang diaudit sehingga akan menambah dan memperluas
pengetahuannya
di
bidang
akuntansi
dan
auditing
(Christiawan, 2002). Hasil
penelitian
Herliansyah
dkk.(2006)
menunjukkan
bahwa
pengalaman mengurangi dampak informasi tidak relevan terhadap judgment auditor.Kidwell dkk, (1987) dalamBudi dkk, (2004) menemukan bahwa manajer dengan pengalaman kerja yang lebih lama mempunyai hubungan yang positif dengan pengambilan keputusan etis.Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat Tubbs (1992) yang melakukan pengujian mengenai efek pengalaman terhadap pengalaman yang dimiliki, semakin banyak kesalahan yang dapat ditemukan oleh auditor. Riset-riset keperilakuan dalam auditing menyatakan bahwa preferensi klien akan berdampak terhadap pertimbangan audit hanya bila ada sejumlah kondisi-kondisi tertentu terjadi dalam konteks audit itu. Bila 50
auditor mendapat pernyataan eksplisit mengenai preferensi klien yang bertentangan dengan preferensi auditor atau standar akuntansi sehingga terdapat hubungan berlawanan yang terbentuk antara auditor dan klien maka studi-studi yang telah dilakukan melaporkan efek preferensi klien yang
kecil atau tidak ada (Gramling, 1999; Buchman et al,
1996).Sedangkan bila hubungan berlawanan itu dikurangi dengan memasukkan skenario tidak adanya pedoman otoritatif dalam standar akuntansi (Trompeter, 1994), maka hasil studi menunjukkan efek preferensi klien yang lebih kuat. Dengan demikian tingkat ambiguitas menentukan pengaruh preferensi klien terhadap pertimbangan audit (Koroy, 2005). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan olehSuartana (2006), Jeffrey (1992), Christiawan(2002), Herliansyah dkk. (2006), Budi dkk, (2004), Tubbs (1992), Koroy (2005)maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: H4 : Pengalaman audit dan preferensi klienberpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap audit judgment.
51
D. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.1.
Adanya Kasus dalam Akuntansi yang Berkaitan Dengan Keyakinan dan Kompentensi yang Memerlukan Pertimbangan Audit
Faktor-faktor Penyebab pertimbangan muncul dalam kasus yang terjadi
Basis Teori: Teori Peran dan Teori-teori Auditing Gambar 2.1 (Lanjutan) Variabel Independen
Variabel Dependen
Pengalaman Audit (X1) Preferensi Klien (X2)
Audit Judgment (Y)
Kredibilitas Klien (X3) Variabel Moderating
Regresi Berganda
Bersambung pada halaman selanjutnya
52
Regresi Moderate
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan, Saran
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran
53
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang digunakan
untuk
menjelaskan
pengaruh
variabel
independen,
yaitu
pengalaman audit dan preferensi klien terhadap variabel dependen, yaitu audit judgment dengan kredibilitas klien sebagai variabel moderating. Populasi penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja pada kantor akuntan publik yang berada di wilayah DKI Jakarta.
B. Metode Penentuan Sampel Sampel pada penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja pada kantor akuntan publik wilayah DKI Jakarta. Metode yang digunakan peneliti dalam pemilihan sampel penelitian adalah pemilihan sampel bertujuan (purposive sampling), dengan teknik berdasarkan pertimbangan (judgement sampling) yang merupakan tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu (umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian) (Indriantoro dan Supomo, 2002:131) dengan kriteria sebagai berikut: 1. Sampel merupakan auditor yang bekerja pada seluruh Kantor Akuntan Publik yang ada di DKI Jakarta sesuai dengan Directory Kantor Akuntan 54
Publik 2012 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). 2. Auditor yang bekerja di KAP Jakarta, yang mempunyai Nomor Register Ak maupun tidak, dan pernah melaksanakan pekerjaan di bidang auditing. 3. Auditor yang mempunyai pengalaman kerja minimal satu tahun. Dipilih mempunyai pengalaman kerja satu tahun, karena telah memiliki waktu dan pengalaman untuk beradaptasi serta menilai kinerja dan kondisi lingkungan kerjanya.
C. Metode Pengumpulan Data Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan. 1. Penelitian Pustaka (Library Research) Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurnal, skripsi, tesis, internet, dan perangkat lain yang berkaitan dengan judul penelitian. 2. Penelitian Lapangan (Field Research) Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan, peneliti memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer). Pada penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah auditor eksternal yang bekerja pada kantor akuntan publik. Peneliti memperoleh data dengan mengirimkan kuesioner kepada kantor akuntan publik secara langsung ataupun melalui perantara. Data primer diperoleh dengan 55
menggunakan daftar pertanyaan yang telah terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari auditor yang berkerja pada KAP sebagai responden dalam penelitian.Sumber data dalam penelitian ini adalah skor masing-masing indikator variabel yang diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah dibagikan kepada auditor yang berkerja di KAP sebagai responden.
D. Operasional Variabel Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya. 1. Pengalaman Audit (X1) Variabel pengalaman audit (X1) dilihat dari lamanya bekerja sebagai auditor dan banyaknya penugasan yang pernah ditangani. Variabel
ini
diukur
dengan
menggunakan
indikator
yang
dikembangkan oleh Suraida, 2003 (dalam Puspa, 2007). Dalam pertanyaan yang disampaikan pada kuesioner dikombinasi untuk pengalaman audit adalah lama bekerja sebagai auditor dan berapa banyak penugasan yang pernah ditangani.Semua item pertanyaan diukur dengan menggunakan skala Interval (likert), 1 sampai 5. Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 = setuju, dan 5 = sangat setuju.
56
2. Preferensi Klien (X2) Variabel ini diukur dengan menggunakan indikator
yang
dikembangkan oleh Puspa (2007). Preferensi klien dalam penelitian ini diukur dengan dua dimensi, yaitu: waktu penyampaian preferensi dan kredibilitas klien. Indikator untuk waktu penyampaian preferensi dibagi lagi menjadi dua, yaitu: preferensi cepat (pernyataan preferensi yang dilakukan sebelum auditor mereview bukti audit) dan preferensi lambat (pernyataan preferensi yang dilakukan setelah auditor mereview bukti audit). Selanjutnya kredibilitas klien diukur dengan dua indikator, yaitu: kredibilitas tinggi (sumber yang kompeten dan dapat dipercaya) dan kredibilitas rendah (sumber yang kurang kompeten dan kurang dapat dipercaya). Masing-masing indikator dikombinasikan dalam setiap kasus pada kuesioner, sehingga setiap kasus mencakup: preferensi cepat dan kredibilitas tinggi, preferensi lambat dan kredibilitas rendah, preferensi cepat dan kredibilitas rendah, dan preferensi lambat dan kredibilitas tinggi. Semua item pertanyaan diukur dengan menggunakan skala Interval (likert), 1 sampai 5. Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 = setuju, dan 5 = sangat setuju.
57
3. Kredibilitas Klien (X3) Kredibilitas klien diukur dengan tinggi rendahnya keahlian (expertise)
dan
kelayakan
sumber
untuk
dipercaya
(trustworthiness).Variabel ini diukur dengan menggunakan indikator yang dikembangkan oleh Hovland & Weiss (1952) dalam Taylor et al (2000).Dalam hal ini pertanyaan yang disampaikan pada kuesioner dikombinasi untuk kredibilitas klien dalam kasus pengungkapan kewajiban bersyarat, kasus pengukuran ketertagihan piutang dagang, kasus penentuan tingkat materialitas, dan kasus perekayasaan transaksi. Kredibilitas klien diukur dengan instrumen yang terdiri dari enam (6) item pertanyaan yang diadopsi dari penelitian Susetyo (2009). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert lima poin yaitu 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 = setuju, dan 5 = sangat setuju.
4. Audit judgment (Y) Audit judgment dalam penelitian ini adalah kebijakan auditor dalam menentukan pendapat mengenai hasil auditnya yang mengacu pada pembentukan suatu gagasan, pendapat atau perkiraan tentang suatu objek, peristiwa, status atau jenis peristiwa lain. Variabel ini diukur dengan menggunakan indikator yang dikembangkan oleh Jamilah et al (2007).Dalam pertanyaan yang disampaikan pada 58
kuesioner dikombinasi untuk audit judgment adalah mencatat informasi, menyetujui dan mengijinkan, tidak menyetujui dan mengijinkan, proses konfirmasi, melindungi reputasi dan penemuan salah saji. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert lima poin yaitu 1 = rendah sekali, 2 = rendah, 3 = netral, 4 = tinggi, dan 5 = sangat tinggi. Berikut ringkasan operasionalisasi variabel dari penelitian ini: Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel Pengalaman Audit (X1)
Preferensi Klien (X2)
Dimensi
Indikator
Lamanya auditor 1. Lamanya bekerja bekerja dibidang sebagai auditor audit dan banyaknya 2. Banyaknya penugasan penugasan audit yang yang pernah ditangani pernah ditangani 3. Kemampuan mendeteksi (Suraida, 2003 dalam adanya kesalahan dalam Puspa,2007) audit 4. Membuat sadar terhadap akan lebih banyak kekeliruan Waktu penyampaian 1. preferensi cepat dan preferensi dan kredibilitas tinggi. kredibilitas klien 2. preferensi lambat dan (Puspa, 2007) kredibilitas rendah 3. preferensi cepat dan kredibilitas rendah 4. Preferensi lambat dan Kredibilitas tinggi
Skala Pengukuran Interval
Interval
Bersambung pada halaman selanjutnya
59
Tabel 3.1 (Lanjutan) Variabel Kredibilitas Klien (X3)
Dimensi Tinggi rendahnya keahlian (expertise) dan kelayakan sumber untuk dipercaya (trustworthiness) (Susetyo, 2009)
Indikator
1. Tinggi rendahnya kredibilitas yang mempengaruhi kepercayaan auditor. 2. Sumber yang kompeten dan dapatdipercaya (kredibilitas tinggi). 3. Sumber yang kurang kompeten dan kurang dapat dipercaya (kredibilitas rendah). Audit Pembentukan suatu 1. Mencatat informasi. Judgment (Y) gagasan, pendapat 2. Menyetujui dan atau perkiraan mengijinkan. tentang suatu objek, 3. Tidak menyetujui dan dan peristiwa mengijinkan. lainnya(Jamilah et al, 4. Proses konfirmasi. 2007) 5. Melindungi reputasi. 6. Penemuan salah saji material.
Skala Pengukuran Interval
Interval
60
E. Metode Analisis Data Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik dan uji hipotesis. 1. Statistik Deskriptif Untuk memberikan gambaran mengenai demografi responden (jenis kelamin, umur, jabatan, dan jenjang pendidikan) dan deskripsi mengenai variabel-variabel penelitian (pengalaman audit, kompleksitas audit, pertimbangan auditor, dan kredibilitas klien sebagai moderating), peneliti menggunakan tabel distribusi frekuensi absolut yang menunjukkan angka rata-rata, median, kisaran, dan standar deviasi. 2. Uji Kualitas Data Kualitas data yang di hasilkan dari penggunaan instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui uji reliabilitas dan validitas.Uji tersebut masingmasing untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari penggunaan instrumen. Terdapat dua prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini untuk uji kualitas data, yaitu: (1) Uji reliabilitas dengan melihat koefsien (Cronbach) Alpha, dan (2) Uji validitas dengan melihat analisa faktor MSA. Nilai reliabilitas dilihat dari Cronbach Alpha masingmasing instrument penelitian (≥ 0,60 dianggap tidak reliabel) sebagaimana yang dianjurkan Nunally, 1967 dalam Ghozali (2011; 42). Sedangkan validitas dilihat dari MSA lebih besar 0,50 dianggap valid. Semua perhitungan dilakukan dengan bantuan program SPSSver20.0.
61
3. Uji Asumsi Klasik Dalam penelitian ini tidak semua asumsi model regresi tersebut akan diuji. Asumsi yang tidak akan diuji adalah autokorelasi. Autokorelasi tidak diuji dengan alasan karena data yang akan dikumpulkan dan diolah merupakan data cross section bukan data time series yang merupakan penyebab terjadinya autokorelasi. Dengan demikian dalam penelitian ini asumsi model regresi yang akan diuji adalah pengujian disturbance error (normalitas), heteroskedastisitas, dan multikolinieritas. 3.1 Uji Normalitas Dari gambar scatter plot menunjukkan bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi uji normalitas data (Ghozali, 2011: 112). 3.2 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan
dengan
heteroskedastisitas.
pengamatan Model
yang
lain
berbeda
baik
adalah
maka model
terjadi yang
homokendastisitas.Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik plot. Jika hasil grafik menunjukkan pola tertentu (misalnya: bergelombang, melebar kemudian menyempit), berarti telah terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011: 105).
62
3.3 Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dalam satu model. Kemiripan antar variabel independen dalam suatu model akan menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara suatu variabel independen. Selain itu, deteksi terhadap multikolinieritas juga bertujuan untuk menghindari kebiasaan dalam proses pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh pada variabel independen terhadap variabel dependen. Deteksi multikolinieritas pada suatu model dapat dilihat dari beberapa hal, antara lain (Singgih, 2000: 214): a. Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas darimultikolinieritas VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 10 maka Tolerance = 1/10 =0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah Tolerance. b.Jika
nilai
koefisien
korelasi
antar
masing-masing
variabel
independen kurang dari 0,70, maka model dapat dinyatakan bebas dari asumsi klasik multikolinieritas. Jika lebih dari 0,7 maka diasumsikan terjadi korelasi yang sangat kuat antarvariabel independen sehingga terjadi multikolinieritas. c. Jika nilai koefisien determinan, baik dilihat dari R2 maupun Adjusted RSquare di atas 0,60 namun tidak ada variabel independen yang 63
berpengaruhterhadap variabel dependen, maka ditengarai model terkena multikolinieritas. 4. Uji Hipotesis Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis regresi. Menurut Ghozali (2011:95), analisis regresi bertujuan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih (variabel independen terhadap variabel dependen). Hasil analisis regresi adalah berupa koefisien untuk masing-masing variabel independen.Koefisien regresi dihitung dengan dua tujuan sekaligus, yaitu meminimumkan penyimpangan antara nilai aktual dan nilai estimasi variabel dependen berdasarkan data yang ada. Dalam penelitian ini persamaan regresi yang digunakan adalah: Y = a + b1X1 + b2X2 + e Keterangan: Y
= Audit Judgment
a
= Konstanta
b
= Koefisien Regresi
X1
= Pengalaman Audit
X2
= Preferensi Klien
e
= Error
Dalam uji hipotesis ini dilakukan melalui: a. Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien Determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen 64
(Ghozali, 2011:97).Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu).Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:97). b. Uji Statistik F Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Hipotesis diterima jika nilai probabilitas signifikansi ≤ 0,05. Hipotesis ditolak jika nilai probabilitas signifikasnsi ≥0,05(Ghozali, 2011:98). c. Uji Statistik t Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas
atau
independen
secara
individual
dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis diterima jika nilai probabilitas signifikansi ≤ 0,05. Hipotesis ditolak jika nilai probabilitas signifikasnsi ≥0,05(Ghozali, 2011:101). Untuk
pengujian
hipotesis
tiga
(H3)
diuji
dengan
MRA
(ModeratedRegression Analysis). MRA merupakan aplikasi khusus regresi berganda linier dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen) dengan rumus 65
persamaan sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2 X2 + b 3 X3 + b4X1*X2*X3 + ε dimana : Y : Audit Judgment X1 : Pengalaman Audit X2 :Preferensi Klien X3 : Kredibilitas Klien a : Intercept b1, b2, b3, b4 : Koefisien Regresi ε : error Kriteria MRA yang digunakan sebagai dasar untuk memutuskan variabel kontijensi itu sebagai variabel moderating atau tidak adalah jika variabel X3 merupakan variabel moderating, maka koefisien b 4 harus signifikan pada level 0,50 atau 0,10 (Nunally, 1967 dalam Ghozali, 2011; 235).
66
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap akuntan publik (auditor) yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah DKI Jakarta. Auditor yang berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi partner, manajer, supervisor, auditor senior, maupun auditor junior yang melaksanakan pekerjaan di bidang auditing. Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian secara langsung seperti dengan cara mendatangi responden,serta secara tidak langsung melalui perantara kepada responden yang bekerja pada KAP di wilayah DKI Jakarta. Penyebaran serta pengembalian kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 12 Juni2013 hingga 30 Agustus 2013. Peneliti mengambil sampel sebanyak 15 KAP dari keseluruhan KAP yang berada di wilayah DKI Jakarta.Kuesioner yang disebarkan berjumlah 83 buah dan jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 70 kuesioner atau 84,34%. Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 13 buah atau 15,66%. Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 40 buah atau 48,19%, sedangkan
67
kuesioner yang tidak dapat diolah karena tidak memenuhi kriteria sebagai sampel dan tidak diisi secara lengkap oleh responden sebanyak 30 buah atau 36,15%.Gambaran mengenai data sampel disajikan pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian No. Keterangan Jumlah 1. Jumlah kuesioner yang disebar 83 2. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 13 3. Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 30 4. Jumlah kuesioner yang dapat diolah 40 Sumber: Data primer yang diolah
Persentase 100% 15,66% 36,15% 48,19%
Data distribusi penyebaran kuesioner penelitian ini dapatdilihat dalam tabel 4.2. Tabel 4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian Kuesioner No. Nama Kantor Akuntan Publik Dikirim 1 KAP DRS. A Salam Rauf 3
Kuesioner Dikembalikan 3
2
KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah&Jerry
7
7
3
KAP Amachi, Arifin, Muladi & Mardani
5
5
4
KAP DRS. Hananta Budianto & Rekan
3
3
5
KAP Hertanto, Sidik & Rekan
5
5
6
KAP Moch. Zainuddin &Sukmadi
5
5
7
KAP Mulyawati, Rini & Rekan
5
4
8
KAP DRS. Pangki Yusuf, CPA
5
3
9
KAP Riza, Adi, Syahril & Rekan
5
5
10
KAP Soejatna, Mulyana & Rekan
5
4
11
KAP DRA. Suhartati & Rekan
5
5
68
12
KAP DRS. Teguh Heru Irianto
7
7
13
KAP Teguh Sentosa
5
5
14
KAP Usman& Rekan
10
8
15
KAPDeloitte
3
1
Total
83
70
Sumber: Data Primer 2. Karakteristik Profil Responden Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada KAP di DKI Jakarta yang pernah melaksanakan pekerjaan di bidang auditingdan telah memiliki pengalaman kerja minimal satu tahun.Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, usia, posisi terakhir, pendidikan terakhir, dan pengalaman kerja responden. a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin. Tabel 4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan JenisKelamin Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Laki-laki
25
62.5
62.5
62.5
Perempuan
15
37.5
37.5
100.0
Total 40 Sumber: Data primer yang diolah
100.0
100.0
69
Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa sekitar 25 orang atau 62.5% responden didominasi oleh jenis kelamin laki-laki, dan sisanya sebesar 15 orang atau 37.5% responden berjenis kelamin perempuan. b. Deskripsi responden berdasarkan usia Tabel 4.4 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan usia.
Tabel 4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 21-25
11
27.5
27.5
27.5
26-30
20
50.0
50.0
77.5
31-35
5
12.5
12.5
90.0
36-40
2
5.0
5.0
95.0
41-45
1
2.5
2.5
97.5
46-50
1
2.5
2.5
100.0
Total
40
100.0
100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.4menunjukkan bahwa responden yang bekerja pada kantor akuntan publik sebesar 2,5% diantaranya berusia 41-45tahun dan 4650tahun, sedangkan yang berusia 36-40 tahun sebanyak 5,0%. Responden yang berusia 21-25 tahun sebanyak 27,5%, yang berusia 26-30 tahun sebanyak 50,0%, yang berusia 31-35 tahun sebanyak 12,5. Mayoritas responden yang bekerja pada kantor akuntan publik berusia 26-30tahun atau sebanyak 50,0%. 70
c. Deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir Hasil uji deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir disajikan pada tabel 4.5 berikut ini. Tabel 4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid
Auditor Junior
14
35.0
35.0
35.0
Auditor Senior
21
52.5
52.5
87.5
Manajer
2
5.0
5.0
92.5
Partner
1
2.5
2.5
95.0
2 40
5.0 100.0
5.0 100.0
100.0
Supervisor Total Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.5 diatas diperoleh informasi bahwa mayoritas responden sebanyak 21 orang atau sebesar 52,5% menduduki posisi sebagai senior auditor. Responden yang menduduki jabatan sebagai juniorauditor sebanyak 14orang atau 35,0%, Manajer dan supervisor masing-masing sebanyak 2 orang atau sebesar 5,0% sedangkan sisanya yaitupartner sebesar 1 orang atau 2,5% d. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir Tabel 4.6 menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir.
71
Tabel 4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Frequency Valid
D3
Valid Percent
Percent
3
Cumulative Percent
7.5
7.5
7.5
S1
30
75.0
75.0
82.5
S2
7
17.5
17.5
100.0
40
100.0
100.0
Total Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berpendidikan terakhir Strata Satu (S1) dengan jumlah 30 responden atau 75,0%. Responden yang memiliki pendidikan terakhir Diploma III (D3) sebanyak 3 orang atau 7,5% dan sebesar 17,5% atau sebanyak 7 responden berpendidikan trerakhir Strata Dua (S2). e. Deskripsi responden berdasarkan pengalamankerja Tabel 4.7 menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan pengalaman kerja.
Tabel 4.7 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja Frequency Valid
< 2 tahun
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
10
25.0
25.0
25.0
10
25.0
25.0
50.0
2 < X < 5 tahun
20
50.0
50.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
> 5 tahun
Sumber: Data primer yang diolah
72
Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden (sebanyak 25,0%) atau sekitar10 auditor memiliki pengalaman bekerja kurang dari 2 tahun. Responden yang memiliki pengalaman kerja lebih dari 5 tahun sebanyak 10 orang atau 25,0% dan sisanya 50,0% atau sekitar 20orang auditor memiliki pengalaman bekerja lebih dari 2 tahun dan kurang dari 5 tahun. B. Hasil Uji Instrumen Penelitian 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi pengalaman audit, preferensi klien, kredibilitas klien, dan audit judgmentakan diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.8. Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik Deskriptif N
Minimum Maximum
TPA 40 TPK 40 TK 40 TAJ 40 Valid N (listwise) 40 Sumber: Data primer yang diolah
30 19 16 12
45 35 40 29
Mean 37.80 26.68 30.22 20.28
Std. Deviation 3.560 3.990 5.289 3.803
Tabel 4.8 menjelaskan bahwa pada variabelpengalaman audit jawaban minimum responden sebesar 30 dan maksimum sebesar 45, dengan rata-rata total jawaban 37,80 dan standar deviasi sebesar 3,560. Variabel preferensi
73
klienjawaban minimum responden sebesar 19 dan maksimum sebesar 35, dengan rata-rata total jawaban 26,68dan standar deviasi sebesar 3,990. Pada variabel kredibilitas klienminimum jawaban responden sebesar 16 dan maksimum sebesar 40, dengan rata-rata total jawaban 30,22 dan standar deviasi sebesar 5,289. Sedangkan, pada variabel auditjudgmentjawaban minimum responden sebesar 12 dan maksimum sebesar 29, dengan rata-rata total jawaban 20,28 dan standar deviasi sebesar 3,803. 2. Hasil Uji Kualitas Data a. Hasil Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Corelation, pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikansinya dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid. Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari empat variabel yang digunakan dalam penelitian ini,Pengalaman Audit (PA), Preferensi Klien (PK), Kredibilitas Klien (K), dan Audit Judgment(AJ), dengan 40 sampel responden. Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Instrumen Keseluruhan Nomor Pearson Sig Keterangan Butir Pertanyaan Corelation (2-Tailed) 1 0,578** 0,000 Valid 2 0,525** 0,001 Valid 3 0,459** 0,003 Valid 4 0,653** 0,000 Valid
74
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
0,740** 0,435** 0,649** 0,615** 0,572** 0,552** 0,758** 0,549** 0,728** 0,699** 0,841** 0,720** 0,833** 0,761** 0,766** 0,545** 0,662** 0,787** 0,783** 0,759** 0,688** 0,446** 0,721** 0,631** 0,635** 0,714**
0,000 0,005 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.9 menunjukkan hasil uji validitas seluruh butir pertanyaan memiliki nilai signifikansi di bawah 0,05. Hal tersebut berarti bahwa seluruh butir pertanyaan mempunyai kriteria valid. Berikut adalah rincian tabel hasil uji validitas untuk setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini:
75
1) Uji Validitas Pengalaman Audit (PA) Tabel 4.10 Hasil Uji ValiditasPengalaman Audit Nomor Pearson Sig Butir Pertanyaan Corelation (2-Tailed) 1 (PA1) 0,578** 0,000 2 (PA2) 0,525** 0,001 3 (PA3) 0,459** 0,003 4 (PA4) 0,653** 0,000 5 (PA5) 0,740** 0,000 6 (PA6) 0,435** 0,005 7 (PA7) 0,649** 0,000 8 (PA8) 0,615** 0,000 9 (PA9) 0,572** 0,000
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.10 menunjukkan variabel pengalaman audit mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. 2) Uji Validitas Preferensi Klien (PK) Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Preferensi Klien Nomor Pearson Sig Butir Pertanyaan Corelation (2-Tailed) 10 (PK1) 0,552** 0,000 11(PK2) 0,758** 0,000 12 (PK3) 0,549** 0,000 13 (PK4) 0,728** 0,000 14(PK5) 0,699** 0,000 15 (PK6) 0,841** 0,000 16 (PK7) 0,720** 0,000 Sumber: Data primer yang diolah
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
76
Tabel 4.11 menunjukkan variabelpreferensi klien mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. 3) Uji Validitas Kredibilitas Klien (K) Tabel 4.12 Hasil Uji Validitas Kredibilitas Klien Nomor Pearson Sig Butir Pertanyaan Corelation (2-Tailed) 17 (K1) 0,833** 0,000 18 (K2) 0,761** 0,000 19 (K3) 0,766** 0,000 20 (K4) 0,545** 0,000 21 (K5) 0,662** 0,000 22 (K6) 0,787** 0,000 23 (K7) 0,783** 0,000 24 (K8) 0,759** 0,000
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.12 menunjukkan variabel kredibilitas klienmempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. 4) Uji Validitas Audit Judgment Tabel 4.13 Hasil Uji ValiditasAudit Judgment Nomor Pearson Sig Butir Pertanyaan Corelation (2-Tailed) 25 (AJ1) 0,688** 0,000 26 (AJ2) 0,446** 0,000 27 (AJ3) 0,721** 0,000 28 (AJ4) 0,631** 0,000 29 (AJ5) 0,635** 0,000 30 (AJ6) 0,714** 0,000
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Data primer yang diolah
77
Tabel 4.13 menunjukkan variabel audit judgment mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. b. Hasil Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha berada diatas 0,60. Tabel 4.14 menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 4.14 Hasil Uji Reliabilitas Cronbach’s Variabel Alpha Pengalaman Audit 0,768 Preferensi Klien 0,821 Kredibilitas Klien 0,881 Audit Judgment 0,711 Sumber : Data primer yang diolah
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Tabel 4.14 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel pengalaman audit sebesar 0,768,preferensi kliensebesar 0,821,kredibilitas kliensebesar 0,881,danaudit judgment sebesar 0,711. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pernyataan itu diajukan
78
kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya. 3. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Multikolonieritas Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen. Tabel 4.15 menunjukkan hasil uji multikolonieritas pada penelitian ini. Tabel 4.15 Hasil Uji Multikolonieritas Coefficientsa B e Model 1 (Constant) r TPA d TPK a TK
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B
Std. Error
Beta
Collinearity Statistics T
Toleran Sig. ce VIF
11.407
5.858
1.947 .059
-.177
.185
-.165 -.956 .346
.668 1.498
.301
.195
.316 1.542 .132
.475 2.103
.248
.128
.345 1.934 .061
.626 1.596
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.15 diatas terlihat bahwa nilai tolerance mendekati angka 1 dan nilai variance inflation factor (VIF) disekitar angka 1 untuk setiap variabel, yang ditunjukkan dengan nilai toleranceuntuk pengalaman audit 0,668, preferensi klien 0,475, dan kredibilitas klien 0,626. Selain itu nilai VIF untuk pengalaman audit
79
sebesar 1,498, preferensi klien sebesar 2,103, dan kredibilitas klien sebesar 1,596.Suatu model regresi dikatakan bebas dari problem multiko apabila memiliki nilai VIF kurang dari 10. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak terdapat problem multiko dan dapat digunakan dalam penelitian ini. b. Hasil Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
Sumber : Data primer yang diolah
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
80
Hasil uji normalitas berdasarkan output histogram disajikan pada gambar berikut ini.
Sumber : Data primer yang diolah
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram
Gambar 4.1 dan 4.2 memperlihatkan penyebaran data yang beradadisekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, ini menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. c. Hasil Uji Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari
81
suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas.
Sumber : Data primer yang diolah
Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Berdasarkan gambar 4.3, grafik scatterplot menunjukkanbahwa data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi audit judgment
berdasarkan
variabel
yang
mempengaruhinya,
yaitu
pengalaman audit dan preferensi klien.
82
4. Hasil Uji Hipotesis a. Pengujian Hipotesis Regresi Berganda 1) Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkanvariabel dependen. Tabel 4.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X1 dan X2 Model Summary Model R R Square Adjusted R Std. Error of Square the Estimate a 1 ,453 ,205 ,163 3,480 b. Predictors: (Constant), total PK, total PA Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.16 menunjukkan nilai R sebesar 0,453 atau 45,3%. Hal ini berarti bahwa hubungan atau korelasi antaraaudit judgment denganpengalaman audit dan preferensi klien adalah lemah karena berada dibawah kisaran 0,60-0,799 (Riduwan, 2007) dalam Rikawati (2009). Nilai Adjusted R Square sebesar 0,163 atau 16,3%, ini menunjukkan bahwa variabel audit judgment yang dapat dijelaskan oleh variabel pengalaman audit dan preferensi klien adalahsebesar 16,3%, sedangkan sisanya sebesar 0,837 atau 83,7%
(1-0,163)
dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini.Misalnya faktor perbedaan gender (Zulaikha, 2006),
83
kompleksitas tugas (Chung and Monroe, 2001) dan tekanan ketaatan (Jamilah, 2007). 2) Hasil Uji Statistik t Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.17, jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0, sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha (Ghozali, 2011) . Tabel 4.17 Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X1 dan X2 Coefficientsa Model Unstandardized Standardized T Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) 13,618 5,954 2,287 1 total PA -,180 ,192 -,168 -,938 total PK ,504 ,171 ,529 2,949 a. Dependent Variable: total AJ Sumber: Data primer yang diolah
Sig.
,028 ,354 ,005
Hipotesis 1: Pengaruh Pengalaman Audit terhadapAudit Judgment Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.17, variabel Pengalaman Audit mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,354. Hal ini berarti menolak Ha1 sehingga dapat dikatakan bahwa Pengalaman Audit tidak berpengaruhterhadapAudit Judgment karena tingkat
84
signifikansi yang dimiliki variabel Pengalaman Audit lebih besar dari 0,05.Temuan ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Gusnardi (2003), Suraida (2003), Anugrah (2012), Zulaikha (2006) dan Koroy (2005) yang menyatakan bahwa pengalaman audit berperan penting dalam memproses informasi dan menghasilkan pertimbangan audit.Banyaknya pengalaman dalam bidang audit dapat membantu auditor dalam memahami dan menyelesaikan masalah yang cenderung mempunyai pola yang sama. Seperti yang dijelaskan dalam teori kognitif Piaget, auditor dapat belajar dari pengalamannya sendiri. Setiap kali auditor melakukan audit maka auditor akan belajar dari pengalaman audit sebelumnya dan meningkatkan kecermatan dalam pelaksanaan audit. Sehingga audit judgment yang diambil oleh auditor tersebut akan semakin berkualitas. Tetapi penelitian ini mendukung penelitian Susetyo (2009) penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengalaman audit tidak berpengaruh terhadap audit judgment. Sehingga auditor dalam memberikan
suatu
pertimbangan
Auditor
tidak
berpengaruh
dikarenakan responden tersebut pada umumnya sebagai auditor senior dan auditor junior yang dalam tugasnya sebagai anggota dalam suatu tim audit saja sedangkan yang akan memberikan suatu pertimbangan adalah yaitu supervisor, manager, dan partner.
85
Shelton (1999) menyatakan bahwa pengalaman akan mengurangi pengaruh informasi yang tidak relevan dalam pertimbangan (judgment) auditor. Auditor yang berpengalaman (partner dan manajer) dalam membuat pertimbangan (judgment) mengenai going concern tidak dipengaruhi oleh kehadiran informasi yang tidak relevan.Sedangkan auditor yang kurang pengalamannya dalam membuat
pertimbangan
(judgment)
mengenai
going
concern
dipengaruhi oleh kehadiran informasi yang tidak relevan. Farmer et al, (1987) mengemukakan bahwa auditoryang berpengalaman kurang menyetujui dibandingkan dengan auditor yang tidak berpengalaman untuk menyetujui perlakuan akuntansi yang dipreferensikan klien. Hipotesis 2: Pengaruh Preferensi Klien terhadapAudit Judgment Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.17, variabel Preferensi Klien mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,005. Hal ini berarti menerima Ha2 sehingga dapat dikatakan bahwa Preferensi Klien berpengaruh secara signifikan terhadapAudit Judgment karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel Preferensi Klienlebih kecil dari 0,05. Preferensi yang dinyatakan diawal, sebelum mereview bukti audit, lebih banyak mempengaruhi pertimbangan auditor sehingga dapat sesuai dengan hasil yang diinginkan klien dibandingkan dengan 86
preferensi yang dinyatakan di akhir proses audit. Dalam kasus ini, auditor telah merumuskan opini berdasarkan akumulasi bahan bukti dan tidak terpengaruh oleh preferensi klien. Dengan tidak melihat kapan preferensi klien diterima, auditor dapat mengenali apa yang harus dilakukan untuk membenarkan keputusan pada suatu waktu di masa yang akan datang. Tentu saja disini
auditor
dapat
mengambil
keputusan
secara
biasa.
Bagaimanapun, auditor yang menerima preferensi awal akan menjadi peduli dengan permintaan klien dan semua hal yang terjadi sebelum memproses evaluasi bahan bukti (Jenkins & Haynes, 2003). Temuan ini mendukung hasil penelitian Puspa (2007) yang menytakan bahwa preferensi klien berpengaruh terhadap audit judgment.Pengaruh ini dibatasi oleh kondisi preferensi awal karena auditor akan lebih sensitif terhadap preferensi klien hanya jika preferensi diketahui sebelum mengevaluasi bukti. Hasilnya, interaksi yang diprediksikan dalam reaksi auditor terhadap preferensi klien secara diferensial dipengaruhi oleh kredibilitas klien, tetapi hanya dalam kondisi preferensi awal. 3) Hasil Uji Statistik F Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel 4.18, jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0,
87
sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha (Ghozali, 2011). Tabel 4.18 Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X1 dan X2 ANOVAa Model Sum of Df Mean F Sig. Squares Square Regression 115,874 2 57,937 4,784 ,014b 1 Residual 448,101 37 12,111 Total 563,975 39 a. Dependent Variable: total AJ b. Predictors: (Constant), total PK, total PA Sumber: Data primer yang diolah Hipotesis 4: Pengaruh Pengalaman Audit dan Preferensi Klien terhadap Audit Judgment Secara Simultan Hasil uji hipotesis 4 dapat dilihat pada tabel 4.18 nilai F diperoleh sebesar 4,784 dengan tingkat signifikansi 0,014.Ini berarti model regresi ini layak untuk digunakan.Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ha4 diterima, sehingga dapat dikatakan bahwapengalaman auditdan preferensi klien berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadapaudit judgment.Hal ini menunjukkan bahwa auditor pada semua tingkat pengalaman audit samasamamenilai masalah ini penting bagi klien, namun auditor secara rerata tidak selalu mengikutipreferensi kepentingan klien ini.
88
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Koroy (2005) dan Puspa (2007)yang menyatakan bahwa penelitian ini dalam
upaya
menjelaskan
pengaruh
preferensi
klien
juga
memperhitungkan perbedaan karakteristik individu para auditor dalam membentuk
pertimbangan.
Pengalaman
audit
menunjukkan
karakteristik auditor yang benar-benar berbeda dalam struktur kognitif mereka. Dampak pengalaman audit ikut berperan oleh karena auditor kurang berpengalaman terlalu berfokus pada bukti-bukti negatif. Karena perbedaan ini rata-rata secara keseluruhan dari variabel yang diteliti menjadi tidak terlalu tampak.
Sebaliknya
jika studi
mengkhususkan diri pada subyek yang berpengalaman, kecenderungan mereka untuk konsisten dengan preferensi klien akan terlihat karena auditor ini tidak terlalu menekankan bukti negatif, sepanjang dalam kondisi-kondisi tertentu. b. Pengujian Hipotesis Regresi Moderate Uji Interaksi Uji interaksi atau sering disebut dengan Moderated Regression Analysis (MRA)merupakan aplikasi khusus regresi berganda lineardimana dalam persamaanregresinya mengandung unsur interaksi(Imam Ghozali, 2011:229). a) Uji koefisien determinasi Berikut ini disajikan hasil uji koefisien determinasi untukvariabel Y, X1, X2 dan X3. 89
Tabel 4.19 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel Y, X1, X2dan X3 Model Summary Mode R R Square Adjusted R Std. Error of l Square the Estimate a 1 .540 .292 .211 3.377 a. Predictors: (Constant), Moderat, TPA, TPK, TK Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.19 menunjukkan variasi pengalaman audit dan preferensi klien dapat menjelaskan 21,1% variasiaudit judgment. Sisanya 78,9% dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model.Misalnya faktor perbedaan gender, kompleksitas tugas, tekanan ketaatan dan locus of control. b) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Tabel 4.20 menyajikan hasil uji statistik F untuk variabel Y, X1,X2dan X3. Tabel 4.20 Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X1, X2dan X3 ANOVAa Model Sum of df Mean Square F Squares Regression 164.725 4 41.181 3.610 Residual 399.250 35 11.407 1 Total 563.975 39 a. Dependent Variable: TAJ b. Predictors: (Constant), Moderat, TPA, TPK, TK
Sig. .014b
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel di atas menunjukkan nilai F hitung sebesar 3,610dengan tingkat signifikansi 0,014. Karena probabilitas signifikansi jauh lebih
90
kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi audit judgment, atau dapat dikatakan bahwa variabel pengalaman audit, preferensi klien, kredibilitas klien dan moderat secara secara bersama-sama berpengaruh terhadapaudit judgment. c) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t Statistik) Hipotesis 3: Pengaruh Pengalaman Audit dan Preferensi Klien terhadap Audit Judgment dengan Kredibilitas Klien sebagai Variabel Moderating Tabel 4.21 menyajikan hasil uji statistik t untuk variabel Y, X1,X2dan X3. Tabel 4.21 Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X1, X2 dan X3 Coefficientsa Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) -5.963 23.437 TPA .039 .337 .036 1 TPK .640 .484 .672 TK .538 .400 .748 Moderat .000 .000 -.809 a. Dependent Variable: TAJ
t
Sig.
-.254 .115 1.322 1.346 -.766
.801 .909 .195 .187 .449
Sumber : Data primer yang diolah
Hasil uji hipotesis 3 dapat dilihat pada tabel 4.21 menunjukkan bahwa pengalaman audit, preferensi klien, kredibilitas klien dan moderat berpengaruhterhadap variabel audit judgment. Variabel
91
moderat yangmerupakan interaksi pengalaman audit dan preferensi klien dengan kredibilitas klienmempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,449. Hal ini berarti menolak H3. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini variabelkredibilitas klientidak bisa menjadi variabel moderating antara pengalaman audit dan preferensi klien terhadap audit judgment. Pengalaman audit harus dilihat dari hal-hal yang berkaitan dengan tugas audit yang spesifik. Auditor dengan tingkat pengalaman yang hampir sama saja ternyata memiliki pengetahuan yang berbeda tentang penyebab ataupun pengaruh dari sesuatu hal (Ashton, 1991). Karena itu diperlukan kriteria yang tepat untuk mendeskripsikan pengalaman audit.Sumber yang memiliki kredibilitas tinggi akan lebih dapat meyakinkan daripada yang memiliki kredibilitas rendah. Semakin tinggi keahlian/kompetensi suatu sumber, semakin tinggi pula keyakinan terhadap sumber tersebut. Hasil penelitian ini mendukung Susetyo (2009) yang menyatakan bahwa Perimbangan audit akan dipengaruhi oleh preferensi klien saat preferensi tersebut dinyatakan sebelum bukti di evaluasi (preferensi awal) tetapi tidak akan terpengaruh saat preferensi klien tersebut dinyatakan setelah bukti dievaluasi oleh auditor (preferensi akhir). Auditor yang menerima preferensi klien pada tahap awal akan mencari bukti yang lebih banyak dan menganggarkan waktu yang lenih besar 92
untuk melakukan review terhadap bukti yang ada dibandingkan auditor yang menerima preferensi dari pihak klien di tahap akhir. Pertimbangan audit akan lebih dipengaruhi oleh preferensi klien saat preferensi yang diperoleh berasal dari klien yang dipercaya kredibilitasnya dibandingkan saat preferensi yang diperoleh berasal dari klien yang kurang dipercaya kredibilitasnya tetapi hanya jika preferensi ini dinyatakan sebelum penilaian akan bukti audit dilakukan. Temuan ini juga mendukung hasil penelitian Jenkins dan Haynes (2003) yang mengemukakan bahwa sumber yang memilikikredibilitas tinggi lebih dipercaya daripada sumber yang memiliki kredibilitas rendah. Hasilnya, interaksi yang diprediksikan dalam reaksi auditor terhadap preferensi klien secara diferensial dipengaruhi oleh kredibilitas klien, tetapi hanya dalam kondisi preferensi awal.
93
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengalaman audit dan preferensi klienterhadapaudit judgment dengan kredibilitas klien sebagai variabel moderating. Responden penelitian ini berjumlah 40 auditor yang bekerja di 15 Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di Jakarta dan berdasarkan Directory KAP yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) pada tahun 2012. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan model regresi moderate uji interaksi dan regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengalaman audit tidak memiliki pengaruh terhadap audit judgment dan menolak hipotesis 1. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Gusnardi (2003), Suraida (2003), Anugrah (2012), Zulaikha (2006) dan Koroy (2005) yang menyatakan bahwa pengalaman audit berperan penting dalam memproses informasi dan menghasilkan pertimbangan audit. Tetapi penelitian ini mendukung penelitian Iyer dan Rama (2004), penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengalaman audit klien tidak berpengaruh terhadap ekspektasi klien dalam audit judgment dan Susetyo (2009) yang menunjukkan bahwa pengalaman audit tidak berpengaruh terhadap audit judgment. 95
Sehingga auditor dalam memberikan suatu pertimbangan auditor tidak berpengaruh dikarenakan responden tersebut pada umumnya sebagai auditor senior dan auditor junior yang dalam tugasnya sebagai anggota dalam suatu tim audit saja sedangkan yang akan memberikan suatu pertimbangan yaitu supervisor, manager, dan partner. 2. Preferensi klien berpengaruh terhadap audit judgment dan menerima hipotesis 2. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Puspa (2007) yang menyatakan bahwa preferensi klien berpengaruh terhadap audit judgment. Pengaruh ini dibatasi oleh kondisi preferensi awal karena auditor akan lebih sensitif terhadap preferensi klien hanya jika preferensi diketahui sebelum mengevaluasi bukti. 3. Penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman audit, preferensi klien, kredibilitas klien dan moderat berpengaruh terhadap variabel audit judgment. Hal ini berarti menolak H3. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini variabel kredibilitas klien tidak bisa menjadi variabel moderating antara pengalaman audit dan preferensi klien terhadap audit judgment. Temuan ini mendukung hasil penelitian Jenkins dan Haynes (2003) yang mengemukakan bahwa sumber yang memiliki kredibilitas tinggi lebih dipercaya daripada sumber yang memiliki kredibilitas rendah. Hasilnya, interaksi yang diprediksikan dalam reaksi auditor terhadap preferensi klien secara diferensial dipengaruhi oleh kredibilitas klien, tetapi hanya dalam kondisi preferensi awal. 96
4. Pengalaman audit dan preferensi klien berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap audit judgment. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Koroy (2005) yang menyatakan bahwa penelitian ini dalam upaya menjelaskan pengaruh preferensi klien juga memperhitungkan perbedaan
karakteristik
individu
para
auditor
dalam
membentuk
pertimbangan. Pengalaman audit menunjukkan karakteristik auditor yang benar-benar berbeda dalam struktur kognitif mereka. Dampak pengalaman audit ikut berperan oleh karena auditor kurang berpengalaman terlalu berfokus pada bukti-bukti negatif. Karena perbedaan ini rata-rata secara keseluruhan dari variabel yang diteliti menjadi tidak terlalu tampak. Sebaliknya jika studi mengkhususkan diri pada subyek yang berpengalaman, kecenderungan mereka untuk konsisten dengan preferensi klien akan terlihat karena auditor ini tidak terlalu menekankan bukti negatif, sepanjang dalam kondisi-kondisi tertentu.
B. Implikasi Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi pada
pengembangan ilmu pemeriksaan akuntansi yang khususnya membahas mengenai Audit Judgment. Serta diharapkan dapat memberikan informasi tambahan mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi keputusan auditor dalam membuat judgment, dalam penelitian ini faktor yang mempengaruhi adalah preferensi klien, namun kredibilitas klien tidak dapat menjadi variabel moderating. 97
Pengalaman merupakan atribut penting yang dimiliki auditor. Auditor yang berpengalaman biasanya lebih dapat mengingat kesalahan atau kekeliruan yang tidak wajar dan lebih selektif terhadap informasi yang relevan dibandingkan dengan auditor yang kurang berpengalaman (Meidawati, 2001). Berdasarkan teori kognitif, praktik-praktik dalam bidang auditing sebagai auditor independen dapat menjadi sarana pembelajaran dan pengalaman bagi auditor. Auditor akan mengintegrasikan pengalaman serta pengetahuan yang dimilikinya dalam melaksanakan tugas yang akan datang. Sehingga keahlian dan pengetahuan auditor akan selalu berkembang dan mendukung auditor untuk membuat judgment profesional. Preferensi yang dinyatakan diawal, sebelum mereview bukti audit, diharapkan lebih banyak mempengaruhi pertimbangan auditor sehingga dapat sesuai dengan hasil yang diinginkan klien dibandingkan dengan preferensi yang dinyatakan di akhir proses audit. Dalam kasus ini, auditor diharapkan telah merumuskan opini berdasarkan akumulasi bahan bukti dan diharapkan tidak terpengaruh oleh preferensi klien. Dengan tidak melihat kapan preferensi klien diterima, auditor dapat mengenali apa yang harus dilakukan untuk membenarkan keputusan pada suatu waktu di masa yang akan datang. Tentu saja disini auditor dapat mengambil keputusan secara biasa. Bagaimanapun, auditor yang menerima preferensi awal
98
akan menjadi peduli dengan permintaan klien dan semua hal yang terjadi sebelum memproses evaluasi bahan bukti (Jenkins & Haynes, 2003). Banyak aspek-aspek tertentu belum diteliti dalam kerangka penelitian sejenis penelitian ini, seperti misalnya bagaimana pengaruh proses review terhadap perbedaan sikap auditor, juga bagaimana pengaruh strategi pengujian hipotesis positif. Hal lebih makro juga perlu dikaitkan seperti insentif bertentangan pada pekerjaan auditor. Temuan penelitian ini penting karena membantu dalam memberi pemahaman tentang pengaruh dari perbedaan yang berkaitan dengan pengalaman dan preferensi klien terhadap audit judgment. Berkenaan dengan keputusan alokasi sumber daya dalam KAP, temuan ini seperti dikatakan oleh Anderson dan Maletta (1994) menyarankan bahwa tendensi konservatif pada auditor akan mengurangi risiko bila penugasan diserahkan kepada auditor yang kurang berpengalaman dalam melaksanakan tugas audit tertentu. Dalam berhadapan dengan posisi/preferensi klienpun, auditor yang kurang berpengalaman cenderung konservatif sehingga mengurangi risiko independensi. Meskipun mereka kurang mempunyai pengetahuan mendalam, namun kecenderungan ini membantu dalam menarik masalah-masalah kritis yang kemudian perlu direview oleh auditor yang berpengalaman. Perlu penyelidikan lebih lanjut untuk menilainya.
99
C. Saran Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan mengenai beberapa hal diantaranya: 1. Untuk
penelitian
selanjutnya
disarankan
untuk
menambah
variabel
moderating atau mengganti variabel moderating kredibilitas klien dengan variabel lain yang lebih berpengaruh terhadap interaksi variabel pengalaman audit dan preferensi klien terhadap audit judgment. 2. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk menambah variabel-variabel yang berpengaruh terhadap audit judgment. 3. Peneliti selanjutnya disarankan untuk mendapatkan data berupa wawancara dari beberapa auditor yang menjadi responden penelitian agar bisa mendapatkan data yang lebih nyata dan bisa keluar dari pertanyaanpertanyaan
kuesioner
yang
mungkin
terlalu
sempit
atau
kurang
menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. 4. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memperluas daerah survei, sehingga hasil penelitian lebih mungkin untuk disimpulkan secara umum. 5. Penelitian selanjutnya disarankan untuk pengisian kuesioner sebaiknya dilakukan oleh manajer, supervisor dan partner yang dalam tugasnya memberikan suatu pertimbangan audit.
100
DAFTAR PUSTAKA Anderson, B.H. dan M. Maletta. 1994. Auditor attendance to negative and positive information: The effect of experience-related differences. Behavioral Research in Accounting 6: 1-20. Arens. A. A., R. J. Elder & Beasley. M. S. 2006. Auditing and Assurance Services: An Integrated Approach, 11th Edition. Jilid 1. New Jersey : Pearson Prentice Hall. Bazerman, M.H, K.P. Morgan dan G. Loewenstein. 1997. “The impossibility of auditor Independence”. Sloan Management Review, 38 (Summer): 89-94. Boynton, William C., Johnson, Walter G. Kell & Ray Johnson. 2003. Modern Auditing, 7th Edition. New York : John Willey Sons Inc. Buchman, T.A., P.E. Tetlock, and R.O. Reed. 1996. Accountability and Auditor’s Judgments about Contingent Events. Journal of Business, Finance, and Accounting 23 : 379 – 398. Budiyanto, Enjang Tachyan., Mohamad Nasir., dan Indira Januarti. 2005. “Pengujian Variabel-variabel yang Berpengaruh terhadap Ekspektasi Klien dalam Audit Judgment”. Simposium Nasional Akuntansi VIII, September: 903-916. Chung, Janne., dan Gary S. Monroe. 2001. “ A Research Note on The Effect of Gender and Task Complexity on an Audit Judgment”. Behavioural Research in Accounting Vol 13. Abi/Inform Complete: 111. Farmer, T.A, L.E. Rittenberg dan G.M. Trompeter. 1987. An investigation of the impact of economic and organizational factors on auditors independence. Auditing: A Journal of Practice and Theory 7 (Fall): 1-14. Fisher, G Joseph, 1998, “Contingency Theory, Management Control System and Firm Outcomes: Past Results and Future Directions”. Behavioural Research in Accounting Vol. 10. Supplement : 47-64 Ghozali. I, “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19”, Edisi 5 Cetakan V, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2011. Gramling, Audrey A. 1999. “External Auditor’s Reliance on Work Performed by Internal Auditors: The Influence of Fee Pressure on this Reliance Decision”. Auditing. Sarasota. Vol. 18 : 117 – 136.
100
Gusnardi. 2003. “Analisis Perbandingan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Judgment Penetapan Risiko Audit oleh Auditor yang Berpengalaman dan Auditor yang Belum Berpengalaman”. Tesis. Bandung : Universitas Padjadjaran. Haynes, C. M., J. G. Jenkins and S. R. Nutt. 1998. “The Relationship between Client Advocacy and Audit Experience: An Exploratory Analysis”. Auditing: A Journal of Practice & Theory. Vol.17 (2) Fall : 88 – 104. Herliansyah, Yudi., dan Meifida Ilyas. 2006. “Pengaruh Pengalaman Auditor terhadap Penggunaan Bukti Tidak Relevan Dalam Auditor Judgment”. Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang: 1-15. Ida Suraida. 2003. Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman, dan Risiko Audit terhadap Skeptisisme Profesional Auditor dan Ketepatan Pemberian opini Akuntan Publik dalam Audit Laporan Keuangan Perusahaan. Disertasi. Bandung : Universitas Padjadjaran. Ikatan Akuntan Indonesia. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Ikatan Akuntan Publik Indonesia. 2012. Direktori Kantor Akuntan Publik dan Akuntan Publik. IAPI. Jakarta. Iyer, Venkataraman M. and Dasaratha V. Rama. 2004. Clients’ Expectations on Audit Jugments: A Note. Behavioral Research In Accounting 16 : 63-74. Jamilah, Siti., Zaenal Fanani., dan Grahita Chandrarin. 2007. “Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, Dan Kompleksitas Tugas Terhadap Audit Judgment”. Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar: 1-30. Jenkins, J. Gregory and C. M. Haynes. 2003. “The Persuasiveness of Client Preferences: An Investigation of the Impact of Preference Timing and Client Credibility”. Auditing: A Journal of Practice & Theory. Vol.22. No.1, Maret : 143 – 154. Koroy. T Ramaraya 2005. “Pengaruh Preferensi Klien dan Pengalaman Audit terhadap Pertimbangan Auditor”, Simposium Nasional Akuntansi VIII, September : 917 – 928. Libby, R. 1995. The role of knowledge and memory in audit judgment. Dalam R.H.Ashton dan A.H. Ashton (Eds.), Judgment and Decision Making Research in Accounting and Auditing. New York: Cambridge.
101
Meidawati, N. 2001. Meningkatkan Akuntabilitas Auditor Independen Melalui Standar Profesional. Media Akuntansi. 16: IX-XVI. Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi ke-6 Buku 1. Penerbit Salemba Empat. Jakarta Outley, David. 1980. “The Contingency Theory of Management Accounting: Achievement and Prognosis”. Accounting and Organization Society 5 (4): 413428. Outley, David. 1980. “The Contingency Theory of Management Accounting: Achievement and Prognosis”. Accounting and Organization Society 5 (4): 413428 Pujiati, D. 2002. “Hubungan antara Partisipasi dan Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi: Tinjauan terhadap Empat Faktor Kontinjensi (studi Empiris pada Bank Umum di Kotamadya Semarang)”. Tesis Program Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro. Puspa A, Enggar Diah. 2007. ”Pengaruh Persuasi atas Preferensi Klien dan Pengalaman Audit Terhadap Pertimbangan Auditor dalam Mengevaluasi Bukti Audit”. The 1st Accounting Conference. Depok: 1-19. Rakhmatullah, Tri Subhki (2012). “Dari Satu Skandal Akuntansi ke Skandal Lain”. http://indonesiafinancetoday.com (diakses tgl 5 September 2013) Ratmono, Dwi., dan Yogi Hendro Prabowo. 2006. “Komitmen dalam Hubungan Auditor dan Klien: Anteseden dan Konsekuensi”. Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang: 1-25. Sanusi, Mohd Zuraidah., dan Takiah Mohd-Iskandar. 2007. “Audit Judgment Performance: Assessing The Effect of Performance Incentives, Effort and Task Complexity”. Managerial Auditing Journal. Vol 22. No 1. May: 34-52. Siegel, Gary & Marconi, H. Ramanauskas. 1989. Behavioral Accounting. Cincinnati, Ohio : South-Western Publishing Co. Singgih Santoso. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: Elex Media Komputindo. Susetyo, Budi. 2009. Pengaruh Pengalaman Audit terhadap Pertimbangan Auditor dengan Kredibilitas Klien sebagai Variabel moderating. Tesis Semarang: Universitas Diponegoro
102
Taylor, S. E, Letitia A. P. & David O. S. 2000. Social Psychology. New Jersey : Prentice-Hall Inc. Trompeter, Greg. 1994. “The Effect of Partner Compensation Schemes and Generally Accepted Accounting Principles on Audit Partner Judgment”. Auditing. Sarasota. Vol.13. Iss.2. Fall : 56 – 69. Wedemeyer, Phil D. 2010. “A discussion of auditor judgment as the critical component in audit quality – A practitioner’s perspective”. International Journal of Disclosure and Governance. Vol 7, No 4. Macmillan Publishers Ltd: 320-333. Zulaikha. 2006. “ Pengaruh Interaksi Gender, Kompleksitas Tugas, dan Pengalaman Auditor terhadap Audit Judgment (Sebuah Kajian Eksperimental Dalam Audit Saldo Akun Persediaan)”. Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang: 1-22.
103
LAMPIRAN
104
LAMPIRAN 1 KUESIONER
105
KUESIONER PENGARUH PENGALAMAN AUDIT DAN PREFERENSI KLIEN TERHADAP AUDIT JUDGMENT DENGAN KREDIBILITAS KLIEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING
Dellia Eka Rizkiyana Nim: 109082000078
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013
106
107
No: ……. (diisi oleh peneliti) IDENTITAS RESPONDEN
Nama
: ……………………. (boleh tidak diisi)
Nama KAP
: …………………….
Alamat KAP
: …………………….
Jenis Kelamin
:
Umur
: ………… tahun
Posisi Terakhir
:
Laki-laki
Perempuan
Partner Manajer Supervisor Auditor Senior Auditor Junior
Pendidikan Terakhir
:
S3 S2 S1 D3
Pengalaman Audit (tahun) :
<2
2≤X<5
≥5
108
Mohon Bapak/Ibu/Saudara/i, berilah tanda check list (√) pada pernyataanpernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana: STS = Sangat Tidak Setuju TS = Tidak Setuju N = Netral S = Setuju SS = Sangat Setuju
1. Variabel Pengalaman Audit (X1) Gusnardi (2003:8) mengemukakan bahwa pengalaman audit (auditexperience) dapat diukur dari jenjang jabatan dalam struktur tempat auditor bekerja, tahun pengalaman, gabungan antara jenjang jabatan dan tahun pengalaman, keahlian yang dimiliki auditor yang berhubungan dengan audit, serta pelatihan-pelatihan yang pernah diikuti oleh auditor tentang audit. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
9.
Pernyataan Auditor dikatakan berpengalaman bila menjalankan tugasnya lebih dari 3 tahun. Pengalaman auditor berpengaruh terhadap judgment yang dibuat. Pengalaman pada umumnya dapat meningkatkan/mengembangkan karir. Auditor yang kurang berpengalaman cenderung sulit untuk menentukan sikap. Pengalaman membantu auditor mengetahui kekeliruan disuatu perusahaan. Pengalaman yang dimiliki auditor mampu mengatasi setiap permasalahan yang ada. Pengalaman membantu auditor dalam menganalisis masalah. Pengalaman membantu auditor dalam memprediksi dan mendeteksi masalah secara professional. Auditor junior untuk mencapai kompetensinya dapat belajar dari pengalaman para auditor seniornya.
STS
TS
N
S
109
SS
2. Variabel Preferensi Klien (X2) Preferensi klien dalam konsep auditing terjadi apabila klien dengan jelas menyatakan suatu hasil tertentu atau perlakuan akuntansi tertentu yang diinginkan dan auditor berperilaku dengan cara konsisten dengan keinginan klien itu (Haynes, 1998). No. 10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Pernyataan STS Pernyataan preferensi yang dilakukan sebelum auditor mereview bukti audit akan mempengaruhi pertimbangan auditor. Pertimbangan auditor akan leih dipengaruhi oleh preferensi klien pada saat preferensi yang diperoleh berasal dari klien yang dapat dipercaya kredibilitasnya. Auditor yang menerima preferensi pada tahap awal akan mencari bukti yang lebih banyak untuk melakukan review terhadap bukti yang ada. Auditor yang menerima preferensi pada tahap awal akan menganggarkan waktu yang lebih besar untuk melakukan review terhadap bukti yang ada. Auditor yang menerima preferensi pada tahap akhir akan mencari bukti yang lebih sedikit untuk melakukan review terhadap bukti yang ada. Auditor yang menerima preferensi pada tahap akan menganggarkan waktu yang lebih sedikit untuk melakukan review terhadap bukti yang ada. Apabila preferensi dinyatakan sebelum auditor mereview bukti audit dan preferensi yang diperoleh dari klien yang kurang dipercaya kredibilitasnya maka pertimbangan auditor akan buruk.
TS
N
S
110
SS
3. Variabel Kredibilitas Klien (X3) Menurut Hovland & Weiss (1952) dalam Taylor et al, (2000: 148) mengemukakan bahwa kredibilitas terdiri atas dua komponen, yaitu keahlian (expertise) dan kelayakan untuk dipercaya (trustworthiness) dari sumber yang No. 18.
Pernyataan Kredibilitas klien mempengaruhi evaluasi terhadap bukti yang ada. 19. Kredibilitas dioperasionalisasikan sebagai bentuk kompetensi atau kecakapan. 20. Auditor akan terbujuk dengan adanya kredibilitas dari klien yang menyatakan preferensinya. 21. Sumber yang memiliki kredibilitas tinggi akan lebih dipercaya auditor. 22. Judgment yang dibuat auditor akan baik ketika kredibilitas klien tersebut tinggi. 23. Kredibilitas yang rendah akan sangat mempengaruhi judgment yang dibuat auditor. 24. Kredibilitas klien diukur dengan tinggi rendahnya keahlian dan kelayakan sumber untuk dipercaya. menyampaikan suatu informasi.
STS
TS
N
S
SS
4. Variabel Audit Judgment (Y) Jamilah, dkk (2007) audit judgment adalah kebijakan auditor dalam menentukan pendapat mengenai hasil auditnya yang mengacu pada pembentukan suatu gagasan, pendapat atau perkiraan tentang suatu objek, peristiwa, status, atau jenis peristiwa lainnya. No. 26.
27.
28.
Pernyataan Saya akan mencegah akuntan klien mencatat informasi sampel pengujian mengenai perhitungan fisik persediaan. Saya menyetujui, jika atasan saya mengijinkan klien mencatat informasi mengenai sampel pengujiannya. Saya tidak menyetujui, walaupun atasan saya mengijinkan klien untuk mencatat
STS
TS
N
S
111
SS
29.
30. 31.
informasi mengenai sampel pengujiannya. Saya tidak akan mengikuti instruksi atasan untuk menghilangkan atau mengeluarkan pelanggan dari proses konfirmasi mengenai pengujian catatan piutang dagang. Saya akan tetap melindungi reputasi klien walaupun terdapat salah saji material. Saya akan tetap menyampaikan adanya salah saji material dalam laporan keuangan auditan yang diterbitkan.
112
TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI BAPAK/IBU/SAUDARA/SAUDARI
113
LAMPIRAN 2 Data sampel
114
Data Distribusi Sampel Penelitian No. Nama Kantor Akuntan Publik
Kuesioner Dikirim 3
Kuesioner dikembalikan 3
1
KAP DRS. A Salam Rauf
2
KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah&Jerry
7
7
3
KAP Amachi, Arifin, Muladi & Mardani
5
5
4
KAP DRS. Hananta Budianto & Rekan
3
3
5
KAP Hertanto, Sidik & Rekan
5
5
6
KAP Moch. Zainuddin &Sukmadi
5
5
7
KAP Mulyawati, Rini & Rekan
5
4
8
KAP DRS. Pangki Yusuf, CPA
5
3
9
KAP Riza, Adi, Syahril & Rekan
5
5
10
KAP Soejatna, Mulyana & Rekan
5
4
11
KAP DRA. Suhartati & Rekan
5
5
12
KAP DRS. Teguh Heru Irianto
7
7
13
KAP Teguh Sentosa
5
5
14
KAP Usman & Rekan
10
8
15
KAP Deloitte
3
1
Total
83
70
115
LAMPIRAN 3 Hasil output spss
116
Karakteristik Profil Responden
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan JenisKelamin Frequency Valid
Valid Percent
Percent
Cumulative Percent
Laki-laki
25
62.5
62.5
62.5
Perempuan
15
37.5
37.5
100.0
Total
40
100.0
100.0
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 21-25
11
27.5
27.5
27.5
26-30
20
50.0
50.0
77.5
31-35
5
12.5
12.5
90.0
36-40
2
5.0
5.0
95.0
41-45
1
2.5
2.5
97.5
46-50
1
2.5
2.5
100.0
Total
40
100.0
100.0
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid
Auditor Junior
14
35.0
35.0
35.0
Auditor Senior
21
52.5
52.5
87.5
Manajer
2
5.0
5.0
92.5
Partner
1
2.5
2.5
95.0
2 40
5.0 100.0
5.0 100.0
100.0
Supervisor Total
117
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Frequency Valid
Valid Percent
Percent
Cumulative Percent
D3
3
7.5
7.5
7.5
S1
30
75.0
75.0
82.5
S2
7
17.5
17.5
100.0
40
100.0
100.0
Total
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja Frequency Valid
< 2 tahun
Valid Percent
Percent
Cumulative Percent
10
25.0
25.0
25.0
10
25.0
25.0
50.0
2 < X < 5 tahun
20
50.0
50.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
> 5 tahun
Hasil Uji Statistik Deskriptif N TPA TPK TK TAJ Valid N (listwise)
Minimum Maximum 40 40 40 40 40
30 19 16 12
45 35 40 29
Mean 37.80 26.68 30.22 20.28
Std. Deviation 3.560 3.990 5.289 3.803
118
Hasil Uji Kualitas Data Hasil Uji Validitas Instrumen Keseluruhan Nomor Pearson Sig Keterangan Butir Pertanyaan Corelation (2-Tailed) 1 0,578** 0,000 Valid 2 0,525** 0,001 Valid 3 0,459** 0,003 Valid 4 0,653** 0,000 Valid 5 0,740** 0,000 Valid 6 0,435** 0,005 Valid 7 0,649** 0,000 Valid 8 0,615** 0,000 Valid 9 0,572** 0,000 Valid 10 0,552** 0,000 Valid 11 0,758** 0,000 Valid 12 0,549** 0,000 Valid 13 0,728** 0,000 Valid 14 0,699** 0,000 Valid 15 0,841** 0,000 Valid 16 0,720** 0,000 Valid 17 0,833** 0,000 Valid 18 0,761** 0,000 Valid 19 0,766** 0,000 Valid 20 0,545** 0,000 Valid 21 0,662** 0,000 Valid 22 0,787** 0,000 Valid 23 0,783** 0,000 Valid 24 0,759** 0,000 Valid 25 0,688** 0,000 Valid 26 0,446** 0,000 Valid 27 0,721** 0,000 Valid 28 0,631** 0,000 Valid 29 0,635** 0,000 Valid 30 0,714** 0,000 Valid
119
Hasil Uji ValiditasPengalaman Audit Nomor Pearson Sig Butir Pertanyaan Corelation (2-Tailed) 1 (PA1) 0,578** 0,000 2 (PA2) 0,525** 0,001 3 (PA3) 0,459** 0,003 4 (PA4) 0,653** 0,000 5 (PA5) 0,740** 0,000 6 (PA6) 0,435** 0,005 7 (PA7) 0,649** 0,000 8 (PA8) 0,615** 0,000 9 (PA9) 0,572** 0,000
Hasil Uji Validitas Preferensi Klien Nomor Pearson Sig Butir Pertanyaan Corelation (2-Tailed) 10 (PK1) 0,552** 0,000 11(PK2) 0,758** 0,000 12 (PK3) 0,549** 0,000 13 (PK4) 0,728** 0,000 14(PK5) 0,699** 0,000 15 (PK6) 0,841** 0,000 16 (PK7) 0,720** 0,000
Hasil Uji Validitas Kredibilitas Klien Nomor Pearson Sig Butir Pertanyaan Corelation (2-Tailed) 17 (K1) 0,833** 0,000 18 (K2) 0,761** 0,000 19 (K3) 0,766** 0,000 20 (K4) 0,545** 0,000 21 (K5) 0,662** 0,000 22 (K6) 0,787** 0,000 23 (K7) 0,783** 0,000 24 (K8) 0,759** 0,000
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
120
Hasil Uji ValiditasAudit Judgment Nomor Pearson Sig Butir Pertanyaan Corelation (2-Tailed) 25 (AJ1) 0,688** 0,000 26 (AJ2) 0,446** 0,000 27 (AJ3) 0,721** 0,000 28 (AJ4) 0,631** 0,000 29 (AJ5) 0,635** 0,000 30 (AJ6) 0,714** 0,000 Hasil Uji Reliabilitas Cronbach’s Variabel Alpha Pengalaman Audit 0,768 Preferensi Klien 0,821 Kredibilitas Klien 0,881 Audit Judgment 0,711
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Hasil Uji Asumsi Klasik Variables Entered/Removeda Model Variables Variables Method Entered Removed TK, TPA, 1 . Enter TPKb a. Dependent Variable: TAJ b. All requested variables entered. Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square 1 ,529a ,280 ,220 a. Predictors: (Constant), TK, TPA, TPK b. Dependent Variable: TAJ
Std. Error of the Estimate 3,358
121
ANOVAa df
Model
Sum of Squares Regression 158,037 1 Residual 405,938 Total 563,975 a. Dependent Variable: TAJ b. Predictors: (Constant), TK, TPA, TPK
Model
Mean Square
3 36 39
Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta
(Cons 11,407 tant) TPA -,177 1 TPK ,301 TK ,248 a. Dependent Variable: TAJ
5,858 ,185 ,195 ,128
-,165 ,316 ,345
Coefficient Correlationsa Model TK TPA TK 1,000 ,008 Correlations TPA ,008 1,000 TPK -,536 -,491 1 TK ,016 ,000 Covariances TPA ,000 ,034 TPK -,013 -,018 a. Dependent Variable: TAJ
F
52,679 11,276
t
Sig.
4,672
Sig.
1,947
,059
-,956 1,542 1,934
,346 ,132 ,061
,007b
Collinearity Statistics Tolerance VIF
,668 ,475 ,626
TPK -,536 -,491 1,000 -,013 -,018 ,038
122
1,498 2,103 1,596
Model Dimension
Eigenvalue
1 2 1 3 4 a. Dependent Variable: TAJ
3,970 ,018 ,009 ,004
Predicted Value Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual Std. Residual Stud. Residual Deleted Residual Stud. Deleted Residual Mahal. Distance Cook's Distance Centered Leverage Value a. Dependent Variable: TAJ
Collinearity Diagnosticsa Condition Variance Proportions Index (Constant) TPA TPK 1,000 ,00 ,00 ,00 15,034 ,12 ,05 ,02 21,068 ,17 ,00 ,71 33,400 ,71 ,95 ,27
Residuals Statisticsa Minimum Maximum Mean Std. Deviation 15,19 23,94 20,28 2,013 -2,524 1,821 ,000 1,000
TK ,00 ,58 ,38 ,05
N 40 40
,537
1,961
,996
,373
40
13,74 -8,583 -2,556 -2,597 -8,858 -2,840 ,022 ,000 ,001
24,78 7,174 2,136 2,186 7,514 2,315 12,328 ,237 ,316
20,22 ,000 ,000 ,007 ,055 ,003 2,925 ,032 ,075
2,297 3,226 ,961 1,015 3,620 1,047 3,115 ,052 ,080
40 40 40 40 40 40 40 40 40
123
Charts
124
Hasil Uji Hipotesis a) Pengujian Hipotesis Regresi Moderate Uji Interaksi Variables Entered/Removeda Model Variables Variables Method Entered Removed 1 TPK, TPAb . Enter a. Dependent Variable: TAJ b. All requested variables entered. Model Summary Model R R Square Adjusted R Square a 1 .453 .205 .163 a. Predictors: (Constant), TPK, TPA
Model
Sum of Squares Regression 115.874 1 Residual 448.101 Total 563.975 a. Dependent Variable: TAJ b. Predictors: (Constant), TPK, TPA
Std. Error of the Estimate 3.480
ANOVAa df Mean Square 2 37 39
57.937 12.111
Coefficientsa Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) 13.618 5.954 1 TPA -.180 .192 -.168 TPK .504 .171 .529 a. Dependent Variable: TAJ
F
Sig.
4.784
.014b
t
Sig.
2.287 -.938 2.949
.028 .354 .005
125
b) Pengujian Hipotesis Regresi Moderate Uji Interaksi Variables Entered/Removeda Model Variables Variables Method Entered Removed Moderat, 1 TPA, TPK, . Enter b TK a. Dependent Variable: TAJ b. All requested variables entered. Model Summary Model R R Square Adjusted R Std. Error of Square the Estimate a 1 .540 .292 .211 3.377 a. Predictors: (Constant), Moderat, TPA, TPK, TK
Model
ANOVAa df Mean Square
Sum of Squares Regression 164.725 4 1 Residual 399.250 35 Total 563.975 39 a. Dependent Variable: TAJ b. Predictors: (Constant), Moderat, TPA, TPK, TK
41.181 11.407
F
Sig. .014b
3.610
126
Coefficientsa Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) -5.963 23.437 TPA .039 .337 .036 1 TPK .640 .484 .672 TK .538 .400 .748 Moderat .000 .000 -.809 a. Dependent Variable: TAJ
t
Sig.
-.254 .115 1.322 1.346 -.766
127
.801 .909 .195 .187 .449
LAMPIRAN 4 Surat keterangan riset
128
129
130
131
132
133
134
135