PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
DISIPLIN KERJA GURU SD DI DESA KUALA ROSAN KECAMATAN MELIAU KABUPATEN SANGGAU Oleh: AGATHA MONALISA NIM. E01112153 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak Tahun 2016 Email :
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan disiplin kerja guru dan mengetahui faktor penyebab rendahnya tingkat disiplin guru SD di Desa Kuala Rosan Kecamatan Meliau Kabupaten Sanggau. Permasalahan dalam penelitian ini adalah masih rendahnya tingkat kedisiplinan guru SD di Desa Kuala Rosan Kecamatan Meliau Kabupaten Sanggau. Dengan menggunakan konsep kedisiplinan (Lateiner dan Levine, 1980:72) yaitu, kepatuhan terhadap jam-jam kerja, kepatuhan terhadap intstruksi atasan serta peraturan dan tata tertib yang berlaku, dan cara berpakaian yang baik di tempat kerja dan menggunakan tanda pengenal instansi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif bersifat deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa disiplin kerja guru sekolah dasar di Desa Kuala Rosan masih rendah yaitu tidak disiplin terhadap jam masuk dan pulang kerja, tidak melaksanakan perintah dari atasan dan penggunaan seragam tidak berdasarkan peraturan yang berlaku. Rekomendasi dari peneliti adalah guru semestinya hadir kesekolah tepat waktu dan bagi guru yang terlambat hendaknya diberi sanksi yang tegas, guru juga harus menghormati kepala sekolah sebagai atasan yaitu dengan mentaati segala perintahnya dan mentaati peraturan yang berlaku seperti menggunakan pakaian sesuai dengan hari kerja. Kata-kata kunci : Disiplin Kerja, Guru Sekolah Dasar
Abstract The aim of this research is to describe the discipline of teachers’ work and to know the factors that cause low level of teachers’ work discipline in Elementary School in Kuala Rosan, Meliau Region, Sanggau Regency. The problem in this research is the low level of teachers’ work discipline. By using the concept of discipline (Lateiner and Levine, 1980:72) that is adherence in working days, obedience to superior instruction as well as the rules and regulations applicable, and how the teachers dress well at work and use the identityagency. The research is conducted by using qualitative descriptive method. The result of this research showed that elementary teachers’ work discipline in Kuala Rosan, Meliau Region, Sanggau Regency is low, that is not discipline when enter and leave, do not obey the instruction from the superior and the use of the uniform is not based on the regulation. The recommendation from the researcher is the teachers should come on time and for the teachers who come late should be given strict sanction, teachers also need to respect the principal as the superior by using the dress in accordance with the working days. Keywords: Discipline Work, Elementary School Teachers.
1 AGATHA MONALISA, NIM. E01112153 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
16 Kuala Rosan dan di SD Ngeri 34 Batu
A. PENDAHULUAN
Laut dengan jumlah siswa 55 (lima puluh Dalam sebuah organisasi seorang
lima) orang dan guru sebanyak 4 (empat)
pekerja dapat bekerja dan menjalankan
orang
tugas yang diembannya dengan efektif dan
fenomena
efisien ketika mereka dapat mentaati segala
dikedua sekolah dasar tersebut belum
peraturan. Pada dasarnya disiplin berasal
sesuai
dari dalam diri seseorang, sehingga dapat
Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin
melaksanakan
Pegawai
tugasnya
secara
dan
peneliti bahwa
dengan
juga
disiplin
Peraturan
Negeri
Sipil.
menemukan kerja
guru
Pemerintah
Catatan
yang
bertanggung jawab. Berdasarkan Peraturan
diperoleh peneliti dari SD Negeri 16 Kuala
Pemerintah no 53 Tahun 2010 tentang
Rosan dan di SD Negeri 34 Batu Laut
disiplin Pegawai Negeri Sipil merupakan
menunjukan bahwa tingkat pelanggaran
landasan hukum bagi para Pegawai Negeri
disiplin guru masih tinggi, seperti sering
Sipil
tidak
termasuk
juga
guru,
dalam
masuk
kerja,
terlambat
datang
menjalankan tugasnya agar dapat berjalan
kesekolah, tidak menggunakan seragam
dengan baik. Guru merupakan aparatur
sesuai dengan hari kerja, tidak patuh
pemerintah yang perannya sangat penting
terhadap perintah kepala sekolah.
yaitu untuk mencapai tujuan nasional
Berdasarkan
hasil
pengamatan
pendidikan di Indonesia yang tercantum
peneliti dewan guru seringkali terlambat
dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
datang kesekolah hal ini disebabkan karena
1945
kehidupan
jam masuk sekolah di SD Negeri 16 Kuala
demikian
Rosan dan SD Negeri 34 Batu Laut pada
yaitu
bangsa,
mencerdaskan
sehingga
semestinya
dengan
para
dewan
guru
lebih
jam masuk pada hari senin pukul 07.00
bertanggungjawab
dalam
menjalankan
WIB dan jam pulang sekolah pukul 11.15
tugasnya. Namun, fenomena yang terjadi
WIB, untuk hari jumat jam masuk sekolah
dilapangan seringkali berbeda dengan apa
adalah pukul 07.00 WIB dan jam pulang
yang diharapkan.
sekolah pukul 10.45 WIB dan untuk hari
Berdasarkan
survey
selasa, rabu, kamis dan sabtu adalah pukul
peneliti memperoleh catatan mengenai
12.30 WIB dan pulang sekolah pukul
jumah peserta didik sebanyak 82 (delapan
16.30 WIB, namun karena para guru pada
puluh
guru
pagi hari bekerja sebagai petani yaitu pergi
sebanyak 8 (delapan) orang di SD Negeri
ke perkebunan karet dan pada musim
dua)
siswa
hasil
dan
pra
jumlah
2 AGATHA MONALISA, NIM. E01112153 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
berladang para guru pergi keladang dan
Pelanggaran
pulang pada siang hari sehingga seringkali
tersebut adalah bahwa terdapat oknum
guru
kesekolah.
guru tidak mengikuti kegiatan Kelompok
Mengenai jam pulang sekolah juga sering
Keja Guru (KKG) yang diselenggarakan
terjadi pelanggaran kedisiplinan, hal ini
dikota kabupaten dengan alasan karena
tampak pada jam pulang sekolah hari yaitu
ketiadaan biaya sebab dalam meningikuti
jam 16.30 WIB, karena murid ada yang
kegiatan tersebut biaya ditanggung secara
berasal dari kampung yang berbeda dengan
pribadi oleh guru yang ditunjuk oleh
jarak waktu yang ditempuh kurang lebih
kepala sekolah. Mengenai pelanggaran
lima belas sampai dua puluh menit dari
peraturan
sekolah
PERMENDIKBUD No 67 Tahun 2013
terlambat
dipercepat
maka
datang
jam
menjadi
pulang jam
sekolah
16.00
WIB.
terhadap
instruksi
yaitu
bahwa
atasan
berdasarkan
sekolah
dasar
2013
namun
menerapkan
Berdasarkan Permendiknas Nomor 30
kurikulum
Tahun 2011 Tentang Pemenuhan Beban
disekolah dasar yang ada di Desa Kuala
Kerja Guru dinyatakan bahwa guru paling
Rosan menerapkan Kurikulum Tingkat
sedikit ditetapkan 24 (dua puluh empat)
Satuan
jam tatap muka dan paling banyak 40
pelanggaran tata tertib yang berlaku di
(empat puluh) jam tatap muka dalam satu
sekolah dasar yang ada di Desa Kuala
minggu. Dengan fenomena yang terjadi di
Rosan yaitu mengenai ketidakhadiran guru
sekolah dasar yang ada di Desa Kuala
dengan keterangan ijin melebihi waktu
Rosan maka jam masuk guru dalam satu
yang telah ditentukan yaitu tiga kali dalam
yaitu 22 jam maka beban kerja guru
satu bulan. Hal tersebut dibuktikan dalam
berdasarkan PERMENDIKNAS No 30
data yang penulis peroleh dari rekapitulasi
Tahun 2011 tidak terpenuhi sehingga dapat
daftar hadir guru di SD Negeri 16 Kuala
diketahui bahwa guru sekolah dasar di
Rosan pada tahun ajaran 2014-2015 guru
Desa Kuala Rosan masih belum bisa
dengan jumlah delapan orang tersebut
dikatakan disiplin.
semuanya pernah tidak masuk dengan
Pendidikan
dan
yang
terjadi
dalam
hal
Selain permasalahan tentang jam
keterangan ijin melebihi tata tertib yang
masuk dan pulang kerja guru sekolah dasar
berlaku disekolah. Dari dua belas bulan
yang ada di Desa Kuala Rosan hasil
dalam satu tahun ajaran AR tidak masuk
pengamatan peneliti juga memperoleh
dengan keterangan ijin yang melebihi tata
informasi
pelanggaran
tertib berjumlah 5 bulan, VS 4 bulan, S 2
disiplin terhadap intruksi atasan serta
bulan, HH 4 bulan, WY 3 bulan, VR 4
peraturan dan tata tertib yang berlaku.
bulan, J 4 bulan, dan H berjumlah 4 bulan.
bahwa
terjadi
3 AGATHA MONALISA, NIM. E01112153 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Berdasarkan data pada tabel diatas
informasi bahwa guru yang tidak masuk
diketahui bahwa semua guru SD Negeri 16
dengan
keterangan
Kuala Rosan pernah melanggar tata tertib
beberapa hal selain gotong royong yaitu
yang berlaku yaitu tidak masuk sekolah
seperti ada urusan mendesak yang bersifat
dengan keterangan ijin melebihi waktu
pribadi yang membuat guru terpaksa tidak
yang ditentukan yaitu tiga kali dalam satu
masuk kesekolah. Dengan demikian maka
bulan. Berdasarkan hasil pengamatan yang
tingkat kedisiplinan guru terhadap tata
dilakukan oleh peneliti ketidakhadiran
tertib yang berlaku masih rendah, sehingga
dengan alasan ijin tersebut disebabkan
perlu adanya ketegasan dari kepala sekolah
karena guru yang juga merupakan petani
sebagai
melakukan kegiatan gotong royong yang
permasalahan seperti ini.
atasan
ijin
dikarenakan
dalam
menangani
dilakukan setiap satu minggu sekali yang
Hasil pra survey juga menunjukan
menggunakan waktu satu hari penuh
bahwa ada guru yang tidak menggunakan
sehingga tidak dapat masuk sekolah.
pakaian tidak sesuai dengan peraturan
Dengan
disimpulkan
penggunaan seragam pada hari kerja.
bahwa dewan guru di sekolah tersebut
Berdasarkan PERMENDAGRI Nomor 6
masih belum disiplin mengenai kehadiran.
Tahun
Selain
Rosan
PERMENDAGRI N0 60 Tentang Pakaian
permasalahan yang sama juga terjadi di SD
Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan
Negeri 34 Batu Laut dengan jumlah guru
Departemen
yang lebih sedikit yaitu empat orang dan
Pemerintahan Daerah Tahun 2007 adalah
keempat guru tersebut juga semuanya
sebagai berikut:
demikian
SD
Negeri
dapat
16
Kuala
melebihi tata tertib yang berlaku. Empat
4 bulan, SY 6 bulan, PH 3 bulan, dan M 4 bulan. Dari data rekapitulasi daftar hadir diatas dapat diketahui bahwa guru di SD
No 1
keterangan
ijin
dan
bahkan
melebihi batas waktu yang telah ditentukan yaitu adalah tiga kali dalam satu bulan. Dari hasil pra survey peneliti memperoleh
Dalam
2
Jenis Pakaian Pakaian Dinas Harian (PDH) warna khaki Hitam + Putih
3
Batik
Ke-III
Negeri
atas
dan
Hari Senin dan Selasa Rabu
Kamis, Jumat dan Sabtu Sumber: Lampiran PERMENDAGRI No 6 Tahun 2016
Dari
Negeri 34 Batu Laut sering tidak masuk dengan
Perubahan
Tabel Jadwal Pemakaian Seragam
pernah tidak masuk dengan keterangan ijin
orang tersebut terdiri dari Y dengan jumlah
2016
tabel
diatas,
diketahui
penggunaan Pakaian Dinas Harian (PDH) warna khaki yaitu pakaian dinas yang digunakan oleh guru pada hari senin dan selasan
dan
untuk
hari
rabu
guru 4
AGATHA MONALISA, NIM. E01112153 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
menggunakan seragam dengan bawahan
Mengingat luasnya masalah yang di
hitam dan kemeja putih untuk atasan serta
paparkan pada latar belakang masalah,
pada
maka
hari
kamis,
menggunakan bawahan
jumat
kemeja
batik
dengan
peneliti
langkah
mencoba
pembatasan
mengambil
masalah
pada
penelitian ini. Hal ini ditujukan untuk
pengamatan peneliti pada saat pra survey
memfokuskan penelitian yang akan diteliti
terdapat beberapa guru yang menggunakan
agar tercapainya sasaran penelitian yang
pakaian bebas pada hari rabu yang
nantinya dapat diungkapkan secara jelas.
semestinya berdasarkan peraturan harus
Berdasarkan
menggunakan atasan putih dan bawahan
dikemukakan sebelumnya, maka penelitian
hitam serta menggunakan pakaian olahraga
ini difokuskan pada: tingkat kedisiplinan
pada
kerja guru SD Negeri 16 Kuala Rosan dan
jumat
rapi.
sabtu
Berdasarkan
hari
bebas
dan
yang
seharusnya
menggunakan batik. Hal ini membuktikan
permasalahan
yang
SD Negeri 34 Batu Laut.
bahwa kesadaran guru untuk berpakaian yang sesuai dengan PERMENDAGRI No
Rumusan Masalah
6 Tahun 2016 masih kurang dan kepatuhan
Berdasarkan latar belakang masalah
terhadap peraturan tentang disiplin masih
dan fokus penelitian yang telah diuraikan
rendah.
diatas, maka penulis merumuskan rumusan masalah
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka masalah
sebagai
berikut:
Bagaimana
tingkat kedisiplinan kerja guru SD di Desa Kuala
Rosan,
Kecamatan
Meliau,
Kabupaten Sanggau?
yang teridentifikasi yaitu: 1. Guru datang terlambat kesekolah dan pulang sekolah lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan.
Tujuan Penelitian Dengan melihat rumusan masalah sebelumnya maka tujuan
yang ingin
2. Terdapat guru yang tidak mematuhi
dicapai dalam penelitian ini adalah: untuk
perintah kepala sekolah dan tata tertib
mendeskripsikan bagaimana permasalahan
yang berlaku.
atau fenomena yang terjadi di beberapa SD
3. Guru tidak menggunakan seragam sesuai dengan hari kerja.
yang ada di desa Kuala Rosan, Kecamatan Meliau, Kabupaten Sanggau mengenai tingkat kedisiplinan guru.
Fokus Penelitian Manfaat Penelitian 5 AGATHA MONALISA, NIM. E01112153 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Istilah disiplin berasal dari bahasa
Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan
inggris yaitu “disciple” yang beraarti
dapat berguna bagi pengembangan teori
pengikut
dan
kepentingan
mempunyai arti ketaatan kepada aturan.
penelitian dimasa yang akan datang serta
Dengan melaksanakan disiplin, berarti
bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan
semua
sebagai bahan referensi bagi peneliti
kelangsungan
selanjutnya, khususnya Program Studi
kegiatan belajar, bekerja dan berusaha.
Ilmu
yang
Kemauan kerja keras dipperoleh dari
berkeinginan untuk melakukan penelitian
disiplin, akan melahirkan mental yang kuat
lanjutan pada bidang yang sama. Selain itu
dan tidak mudah menyerah walaupun
juga dapat menambah pengetahuan dan
dalam keadaan sulit. Menurut PP No 53
wawasan penulis terutama yang berkaitan
Tahun 2010 disiplin pegawai negeri sipil
dengan teori tentang tingkat kedisiplinan
adalah kesanggupan pegawai negeri sipil
guru sekolah dasar.
untuk mentaati kewajiban dan menghindari
analisisnya
untuk
Administrasi
Negara
atau
pihak
murid.
Disiplin
juga
dapat
menjamin
hidupdan
kelancaran
larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan
Manfaat Praktis Penelitian ini dapat digunakan oleh instansi pemerintah khususnya sekolah
kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.
dasar yang ada di Desa Kuala Rosan
Konsep disiplin menurut Siagian
Kecamatan Meliau Kabupaten Sanggau
(2011:304) disiplin merupakan tindakan
sebagai bahan masukan dan pertimbangan
manajemen untuk mendorong para anggota
untuk memperbaiki kedisiplinan guru di
organisasi memenuhi tuntutan berbagai
masa
sehingga
ketentuan tersebut. Dengan kata lain,
meningkatkan kedisiplinan guru agar dapat
pendisiplinan pegawai adalah suatu bentuk
melaksanakan
pelatihan yang berusaha memperbaiki dan
yang
akan
datang,
tugasnya
semaksimal
mungkin dan bagi pihak lain, penelitian
membentuk
diharapkan dapat membantu pihak lain
perilaku karyawan sehingga para karyawan
dalam
tersebut secara sukarela berusaha bekerja
penyajian
informasi
mengadakan penelitian yang serupa.
untuk
pengetahuan,
sikap
dan
secara kooperatif dengan para karyawan yang lain serta meningkatkan prestasi kerjanya. Sedangkan menurut Surtisno (2011:2) disiplin adalah sikap hormat
B. TINJAUAN PUSTAKA
terhadap
peraturan
dan
ketetapan 6
AGATHA MONALISA, NIM. E01112153 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
perusahaan, yang ada dalam diri karyawan, yang menyebabkan ia dapat menyesuaikan diri dengan sukarela pada peraturan dan ketetapan
perusahaan.
Berlandaskan
5. Bekerja dengan mengikuti cara-cara bekerja yang telah ditentukan. Berikut merupakan Alur pikir penelitian:
pendapat kedua ahli tersebut maka dapat diketahui
bahwa
disiplin
merupakan
tindakan manajemen yang mendorong perilaku karyawan agar bersikap hormat terhadap
peraturan
yang
Judul: Disiplin Kerja Guru SD di Desa Kuala Rosan Kecamatan Meliau Kabupaten Saggau
berlaku
diperusahaan sehingga dapat melaksanakan tugas
dengan
maksimal
dan
dapat
meningkatkan presasi kerjanya. Berdasarkan
pemaparan
yang
Masalah: Tingkat Kedisiplinan kerja guru SD di Desa Kuala Rosan, Kecamatan Meliau, Kabupaten Sanggau yang masih rendah
dikemukakan di atas bahwa disiplin adalah perilaku seseorang atau kelompok untuk mentaati peraturan yang ada. Mengetahui disiplin guru merupakan suatu hal yang penting karena dapat memberikan manfaat bagi
lembaga
pendidikan.
Menurut
Lateiner dan Levine (1980:72) untuk mengetahui disiplin guru ada ukuran
Teori: Menurut Lateiner dan Levine (1980:72) tolok-ukur kedisiplinan: 1. Kepatuhan terhadap jam-jam kerja. 2. Kepatuhan terhadap instruksi atasan serta peraturan dan tata tertib yang berlaku. 3. Berpakaian yang baik pada tempat kerja dan menggunakan tanda pengenal instansi.
tingkat disiplin pegawaiatau guru yaitu sebagai berikut: 1. Kepatuhan terhadap jam-jam kerja. 2. Kepatuhan terhadap instruksi atasan,
Output: Meningkatnya kedisiplinan guru SD di Desa Kuala Rosan, Kecamatan Meliau, Kabupaten Sanggau
serta pada peraturan dan tata tertib yang berlaku. 3. Berpakaian yang baik pada tempat kerja dan
menggunakan
tanda
C. METODE PENELITIAN
pengenal
instansi. 4. Menggunakan dan memelihara bahanbahan dan alat-alat perlengkapan kantor dengan penuh hati-hati.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini diawali dengan mengajukan outline atas 7
AGATHA MONALISA, NIM. E01112153 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
permasalahan
yang
akan
diteliti.
objek dalam Penelitian ini adalah Disiplin
outline
diterima
Kerja Guru SD di Desa Kuala Rosan
dilanjutkan dengan penyusunan proposal
Kecamatan Meliau Kabupaten Sanggau.
penelitian dan dibimbing oleh dosen
Instrumen utama dalam penelitian ini
pembimbing yang telah ditunjuk dan
adalah peneliti sendiri, karena dalam
disetujui
penelitian
Selanjutnya
setelah
oleh
fakultas.
Penyusunan
ini
peneliti
menggunakan
proposal ini dibuat untuk mendeskripsikan
pendekatan kualitatif. Menurut Nasution
latar
permasalahan,
(Sugiyono, 2010: 223), menyatakan dalam
permasalahan,
penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain
menentukan teori, membuat perencanaan
dari pada menjadikan manusia sebagai
langkah
instrumen penelitian utama. Selain itu
belakang
mengidentifikasi
penelitian
metodologi
serta
penelitian.
menentukan
Penelitian
ini
peneliti juga menggunakan alat bantu
dilakukan di SD Negeri 16 Kuala Rosan
dalam penelitian ini yaitu berupa panduan
dan SD Negeri 34 Batu Laut Kecamatan
Observasi,
Meliau, Kabupaten Sanggau. Adapun yang
dokumentasi.
pedoman
wawancara
dan
menjadi alasan penulis memilih tempat
Adapun teknik pengumpulan data
penelitian ini adalah karena seperti telah di
yang digunakan yaitu teknik observasi,
jelaskan dalam latar belakang penelitian,
teknik wawancara dan teknik dokumentasi.
yang
1.
mana
penulis
menemukan
permasalahan yang menarik untuk diteliti. Subjek dari penelitian ini adalah
Teknik
Observasi,
yaitu
Suatu
pengamatan langsung dan pencatatan gejala yang tampak pada objek yang
Kepala Sekolah SD Negeri 16 Kuala
diteliti
Rosan, Kepala Sekolah SD Negeri 34 Batu
pengumpulan data yang lebih akurat
Laut, dua guru SD Negeri 16 Kuala Rosan
mengenai
dan dua guru SD Negeri 34 Batu Laut, dua
peningkatan disiplin kerja para dewan
orang tua murid SD Negeri 16 Kuala
guru.
Rosan dan dua orang tua murid SD Negeri
adalah
34 Batu Laut. Informan tersebut dipilih
penggunaan seragam sesuai hari kerja.
sebagai subjek penelitian karena dianggap
Teknik observasi merupakan teknik
memiliki informasi dan data yang valid
pengumpulan
serta
dengan pengamatan secara langsung ke
terpercaya
terkait
hal-hal
yang
sehingga
sarana
pengamatan
dalam
pada
upaya
Hal-hal yang penulis observasi tingkat
berhubungan dengan disiplin kerja guru di
lokasi
Desa Kuala Rosan, Kecamatan Meliau
dilakukan
Kabupaten Sanggau. Adapun yang menjadi
nonpartisipan,
absensi
data
penelitian.
yang
guru
dilakukan
Observasi
peneliti artinya
dan
yang bersifat peneliti 8
AGATHA MONALISA, NIM. E01112153 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
melakukan pengamatan dari luar yaitu
yang dimiliki oleh beberapa Sekolah
dengan
Dasar tersebut yang berkaitan dengan
tidak
melibatkan
secara
langsung dalam kegiatan informasi. 2.
masalah yang akan diteliti.
Teknik Wawancara, yaitu mengadakan
Teknik
data
yang
di
wawancara secara mendalam kepada
gunakan dalam
subjek penelitian dengan menggunakan
menurut Silalahi (2009:339-341) kegiatan
panduan
Wawancara
analisis kualitatif terdiri dari tiga alur
pedoman
kegiatan yang terjadi secara bersama, yaitu
wawancara.
dilakukan
berdasarkan
reduksi
pertanyaan
penarikan kesimpulan.
yang
mengacu
kepada
data,
penelitian ini adalah
wawancara yang berisi seperangkat
pertanyaan penelitian yang diangkat
penyajian
data
dan
Agar informasi yang diperoleh
sebagai masalah yang akan diteliti.
dapat
Selain itu, alat yang digunakan yaitu
kebenarannya,
pedoman wawancara yang berisi daftar
keabsahan data dengan teknik triangulasi.
pertanyaan
Triangulasi merupakan suatu cara yang
yang
diajukan
kepada
informan. 3.
analisis
Teknik
maka
jawabkan
dilakukan
teknik
paling umum digunakan bagi peningkatan Dokumentasi,
pengumpulan berusaha
dipertanggung
data
yaitu
dimana
memperoleh
cara
validitas dalam penelitian kualitatif. Dalam
penulis
penelitian ini trianggulasi yang digunakan
atau
adalah trianggulasi sumber data. Cara ini
data
informasi yang digunakan dengan cara
mengarahkan
mengumpulkan dokumentasi yang dapat
menggunakan beragam sumber data yang
berupa
tersedia. Yang artinya, yaitu suatu teknik
dokumen
pribadi,
dokumen
peneliti
resmi, foto-foto atau gambar. Teknik
trianggulasi
dokumen
dikontrol pada sumber yang berbeda guna
dipergunakan
mendukung data
untuk
yang sudah ada.
keperluan
dimana
data
supaya
pengecekan
yang
atau
sama
sebagai
Peneliti mengumpulkan data dari hasil
pembanding terhadap data itu. Sugiyono
penelitian
telah
(2011: 273), triangulasi dalam pengujian
hasil
kredibilitas
diambil penelitian
berupa guna
foto
yang
memperkuat
bahwa
diartikan
sebagai
sudah
pengecekan data dari berbagai sumber
melakukan penelitian dengan terjun
dengan berbagai cara dan waktu. Ada tiga
langsung kelokasi di beberapa SD di
macam
Desa Kuala Rosan melalui berbagai
sumber, triangulasi teknik dan triangulasi
tindakan
waktu.
yaitu
peneliti
ini
merekam,
mencatat
triangulasi
yaitu
triangulasi
dokumen atau data tertulis berupa arsip 9 AGATHA MONALISA, NIM. E01112153 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Dari ketiga teknik triangulasi maka
Bagi Pegawai Negeri Sipil jam kerja telah
tersebut, peneliti menggunakan teknik
ditetukan
triangulasi sumber data dan triangulasi
perundang-undangan,
teknik. Triangulasi sumber data dipilih
dengan guru yang juga merupakan pegawai
karena dengan demikian peneliti dapat
instansi
bertanya
mengenai
pendidikan. Namun di sekolah dasar yang
permasalahan yang sama kepada beberapa
ada di Desa Kuala Rosan jam masuk dan
narasumber
pulang
kepada
informan
berbeda,
jawabannya
sama
jika
pemerintahan
sekolah
disesuaikan
halnya
dibidang
dengan
keadaan dewan guru yang selain sebagai
dianggap benar. Sedangkan triangulasi
guru juga sebagai petani. Ketentuan hari
teknik dipilih karena peneliti menggunakan
dan jam kerja bagi guru mengacu pada
tiga teknik berbeda yaitu wawancara,
ketentuan PERMENDIKNAS Nomor 30
observasi
Tahun 2011 tentang Pemenuhan Beban
teknik
data
begitu
peraturan
sudah
dan
maka
ternyata
berdasarkan
dokumen
pada
sumber yang sama, dan jika data yang
Kerja
Guru
dan
Pengawas
diperoleh dengan tiga teknik tersebut sama
Pendidikan
maka data yang diperoleh sudah benar.
PERMENDIKNAS Nomor 39 Tahun 2009
perubahan
Satuan atas
tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Pengawas Satuan Pendidikan beban kerja guru paling sedikit ditetapkan 24 (dua
D. HASIL PENELITIAN DAN
puluh empat) jam tatap muka dan paling
PEMBAHASAN
banyak 40 (empat puluh) jam tatap muka Aspek Kepatuhan Terhadap Jam Kerja
dalam satu minggu.
Patuh berarti menjalankan dan
Berdasarkan hasil wawancara yang
melaksanakan semua tugas serta tetap
peneliti lakukan maka dapat diketahui
berpegang teguh dengan peratutan dan tata
bahwa dewan guru sering terlambat datang
tertib yang berlaku, sedangkan kepatuhan
kesekolah. Hal tersebut terjadi karena guru
merupakan perilaku yang sesuai dengan
harus bekerja sebagai petani, karena semua
aturan dan
usaha
guru yang ada di Desa Kuala Rosan juga
mencapai tujuan nasional yang terdaat
merupakan petani yang harus menyadap
dalam
1945
karet dan keladang pada musim berladang
diperlukannya instansi pemerintah dengan
pada pagi hari serta jarak dari rumah
pegawai-pegawai yang juga termasuk guru
menuju perkebunan karet dan ladang yang
di dalamnya yang penuh dengan kesetiaan
menempuh waktu kurang lebih tiga puluh
dan ketaatan dalam menjalankan tugasnya.
samapi empat puluh menit, dan bagi guru
berdisiplin. Dalam
pembukan
UUD
10 AGATHA MONALISA, NIM. E01112153 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
yang memiliki bayi pada saat sampai
Aspek Kepatuhan Terhadap Instruksi
dirumah guru tersebut harus mengurus
Atasan Serta Peraturan dan Tata Tertib
bayinya
yang Berlaku
terlebih
dahulu.
Setelah
melakukan beberapa kegiatan tersebut
Menurut Kamus Besar Bahasa
barulah guru berangkat kesekolah sehingga
Indonesia, patuh adalah suka menurut
setelah datang disekolah seringkali sudah
perintah
melewati
perilaku sesuai aturan sedangkan instruksi
jam
masuk
sekolah.
Dan
sedangkan
seringkali juga pulang sekolah lebih cepat
berarti
karena
melakukan
beberapa
siswa
berasal
dari
perintah
atau
suatu
kampung lain. Dengan demikian jam kerja
melaksanakan tugas.
guru berdasarkan PERMENDIKDIKNAS
Berdasarkan
kepatuhan
adalah
arahan
untuk
pekerjaan
atau
hasil
wawancara,
No 30 Tahun 2011 yang mengharuskan
dapat diketahui bahwa setiap instruksi
guru mengajar paling sedikit dua puluh
yang diberikan oleh kepala sekolah selalu
empat jam dalam satu minggu tidak
dewan guru laksanakan, tetapi mengenai
terpenuhi karena berdasarkan jam sekolah
kegiatan KKG yang diselenggarakan di
di sekolah dasar yang peneliti peroleh
kota kabupaten pernah terjadi ada guru
maka jam kerja guru hanya sekitar dua
yang telah diutus sekolah untuk mengikuti
puluh tiga jam, dengan itu diketahui bahwa
kegiatan
guru belum mematuhi aturan yang berlaku
bersangkutan
mengenai jam kerja guru. Selain itu juga
kegiatan. Hal ini terjadi dikarenakan
masih ada guru yang belum menggunakan
kegiatan KKG dilaksanakan di Ibu Kota
waktu belajar mengajar dengan efektif
Kabupaten yang jaraknya cukup jauh dari
karena masih ada guru yang bercerita
lokasi sekolah dan tidak ada biaya yang
dengan rekannya ketika jam pelajaran
disediakan oleh sekolah. Dan semua biaya
sedang berlangsung, ada guru yang sibuk
dalam mengikuti kegiatan tersebut harus
mengerjakan
Pelaksanaan
ditanggung secara pribadi oleh guru yang
belajar
mengikuti kegiatan KKG, sehingga ada
mengoperasikan laptop dan meninggalkan
guru yang tidak dapat mengikuti kegiatan
kelasnya. Dengan demikian maka tingkat
karena ketiadaan biaya. Permasalahan lain
kedisiplinan guru dalam hal mematuhi jam
mengenai kepatuhan terhadap peraturan
kerja masih rendah.
yaitu bahwa di kedua sekolah tersebut
Rencana
Pembelajaran
(RPP),
tersebut, tidak
namun dapat
guru
yang
mengikuti
masih menggunakan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dimana seharusnya sekolah menerapkan kurikulum 2013, hal 11 AGATHA MONALISA, NIM. E01112153 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
ini dikarenakan kurikulum 2013 tidak
yang
sesuai dengn keadaan di sekolah dasar
diketahui
tersebut baik dari guru maupun murid
ditempat kerja menggambarkan sebagai
belum bisa menerapkannya. Selain itu juga
seorang pegawai yang disiplin. Dikatakan
dapat diketahui bahwa diketahui bahwa
sebagai pegawai yang disiplin dalam hal
guru sekolah dasar setempat belum disiplin
berpakaian ini adalah pegawai yang cara
dalam hal mematuhi segala tata tertib yang
berpakaiannya
berlaku di sekolah dasar yang salah
ketentuan
satunya
dengan
PERMENDAGRI No 6 Tahun 2016.
keterangan ijin hanya bisa dilakukan tiga
Adapun ketentuan-ketentuan berpakaian
kali dalam satu bulan. Hal ini terjadi
yang diatur dalam Peraturan Mentri Dalam
karena beberapa hal seperti guru yang
Negeri No 6 Tahun 2016 adalah sebagai
harus ikut serta dalam gotong royong yang
berikut:
adalah
dilakukan
setiap
tidak
hadir
minggu
sekali
mendasar,
karena
cara berpakaian
sebagaimana yang baik
mengikuti yang
oleh
ketentuan-
terdapat
dalam
Tabel
kelompok tani yang diikuti dan karena
Jadwal Pemakaian Seragam
urusan pribadi yang mendesak membuat
NO
Jenis Pakaian
Hari
beberapa guru harus meminta ijin karena
1.
Pakaian Dinas Harian
Senin dan
tidak dapat mengajar pada hari tertentu
(PDH) warna khaki
Selasa Rabu
sehingga tidak masuk dengan ijin melebihi
2.
Hitam + Putih
waktu yang telah ditentukan. Mengenai
3.
Batik
Kamis,
teladan yang atasan berikan masih belum maksima
karena
guru
masih
Jumat dan
belum
menyadari akan teladan yang kepala
Sabtu Sumber: Lampiran PERMENDAGRI No 6 Tahun 2016
sekolah berikan.
Berdasarkan tabel diatas, dijelaskan Aspek Cara Berpakaian yang Baik di
bahwa
guru
ini
harus
menggunakan
Tempat Kerja dan Menggunkan Tanda
pakaian dinas sebagai tindakan menegakan
Pengenal Instansi
disiplin. Pakaian Dinas Harian (PDH )
Berpakaian yang baik saat sedang
warna Khaki yaitu pakaian dinas yang
ditempat kerja juga harus diperhatikan.
digunakan guru pada hari senin dan selasa,
Berpakaian yang baik dan benar ditempat
pada hari rabu menggunakan pakaian
kerja
ketentuan-ketentuan
hitam untuk bawahan dan putih untuk
penggunaan pakaian dinas harian. Sebagai
atasan, pada hari kami, jumat dan sabtu
sebaimana
seorang guru tentu hal ini juga menjadi hal 12 AGATHA MONALISA, NIM. E01112153 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
menggunakan batik bagian atasan dan
dilakukan dengan baik oleh kepala sekolah
untuk bawahan pakaian bebas.
tetapi guru-guru disekolah dasar tersebut
Berdasarkan hasil wawancara yang
masih belum peka dengan teladan yang
peneliti peroleh bahwa ada guru yang tidak
kepala sekolah berikan, justru sebaliknya
menggunakan pakaian batik pada hari
guru kembali melakukan kesalahan yang
jumat dan tidak menggunakan pakaian
sama dengan tidak menggunakan seragam
hitam-putih pada hari rabu berdasarkan
sesuai dengan hari kerja.
Peraturan Menteri Dalam Negeri dan tidak secara
serius
menerapkan
peraturan
E. SIMPULAN
menteri yang sudah ditetapkan tersebut dengan memberi berbagai alasan kepada
1. Tingkat kedisiplinan guru SD di Desa
atasan agar tidak mendapat sanksi dan
Kuala
dilakukan secara terus-menerus. Dengan
Kabupaten Sanggau yang berkaitan
demikian semestinya ada tindakan tegas
dengan aspek Kepatuhan Terhadap
dari pihak kepala sekolah untuk mengatasi
Jam-jam Kerja, tingkat kedisiplinan
permasalahan
tentang
guru di Sekolah Dasar yang ada di Desa
berpakaian ini, agar untuk kedepannya
Kuala Rosan yang berkaitan dengan
menjadi lebih disiplin sehingga untuk
kepatuhan terhadap jam kerja masih
selanjutnya permasalahan ini dapat teratasi
belum disiplin, hal ini disebabkan
dan kedisiplinan guru menjadi lebih baik.
karena masih banyak guru dibeberapa
Selain itu juga mengenai sanksi bagi guru
sekolah dasar yang sering terlambat
yang tidak menggunakan seragam sesuai
datang ke sekolah. Selain itu juga,
hari kerja diketahui berdasarkan hasil
mengenai
wawancara bahwa sanksi tegas bagi guru
belum efektif oleh guru dimana pada
yang
seragam
saat jam belajar mengajar masih ad guru
berdasarkan peraturan yang berlaku belum
yang mengobrol dengan rekanny sesame
pernah diberikan secara tegas oleh kepala
guru.
sekolah, tetapi hanya dengan teguran
2. Pada
secara
tidak
lisan
kedisiplinan
menggunakan
sehingga
tidak
begitu
Rosan
Kecamatan
penggunaan
aspek
Meliau
waktu
Kepatuhan
yang
Terhadap
Instruksi Atasan Serta Peraturan dan
mempengaruhi perilaku guru dalam hal
Tata
melanggar
berpakaian.
diketahui melalui kegiatan KKG yang
Mengenai teladan yang kepala sekolah
diselenggarakan di kota Kabupaten
berikan
dapat
masih ada dewan guru yang tidak bisa
menggunakan pakaian dengan baik, sudah
ikut serta. Hal ini disebabkan karena
aturan
kepada
cara
guru
agar
Tertib
yang
Berlaku
dapat
13 AGATHA MONALISA, NIM. E01112153 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
permasalahan biaya transportasi dan
namun
penginapan
ditanggung
menggunakan pakaian olahraga, hal ini
secara pribadi oleh dewan guru yang
disebabkan hari tersebut adalah jam
bersangkutan. Permasalahan lain yang
olahraga
juga dialami oleh sekolah dasar yang
penggunaan seragam putih hitam pada
ada di Desa Kuala Rosan adalah masih
hari rabu tetapi di SD Negeri 34 Batu
belum menerapkan kurikulum yang
laut menggunakan pakaian bebas. Hal
terbaru yaitu kurikulum 2013 dan masih
ini diperburuk dengan tidak adanya
menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan
sikap tegas yang diambil oleh kepala
Pendidikan,
karena
sekolah dan kepala sekolah juga tidak
dalam
memberikan teladan yang baik bagi
dapat
guru dengan menggunakan seragam
disesuaikan dengan kondisi di sekolah
sesuai dengan hari kerja berdasarkan
tersebut
PERMENDAGRI No 6 Tahun 2016.
banyak
yang
ini
hal
kurikulum
harus
disebabkan
yang
2013
baik
terdapat
yang
dari
tidak
guru
maupun
di
sekolah
bagi
tersebut
semua
guru
kelas
dan
muridnya. Selain itu juga mengenai ketidakhadiran dengan keterangan ijin
F. Saran
hanya bisa dilakukan tiga kali dalam satu
bulan,
namun
yang
terjadi
Berdasarkan
pembahasan
pada
bagian bab sebelumnya, peneliti akan
seringkali guru tidak masuk dengan
memberikan
keterangan ijin melebihi waktu yang
sekolah dasar yang ada di Desa Kuala
telah
Rosan dapat memberikan perubahan ke
ditentukan
dengan
alasan
mengikuti kegiatan gotong-royong. 3. Pada aspek Cara Berpakaian yang Baik di Tempat Kerja dan Menggunakan Tanda
Pengenal
Instansi
arah
masukan
yang
lebih
kepada
baik
pihak
dalam
meningkatkan kedisiplinan guru. 1. Untuk aspek Kepatuhan Terhadap
diketahui
Jam-jam Kerja di sekolah dasar yang
bahwa guru sekolah dasar yang ada di
ada di Desa Kuala Rosan Kecamatan
Desa Kuala Rosan Kecamatan Meliau
Meliau, perlu adanya peraturan yang
Kabupaten
mengatur
Sanggau
masih
belum
tentang
keterlambatan,
disiplin karena masih banyak guru pada
pulang lebih cepat, dan penggunaan
hari tertentu menggunakan pakaian yang
waktu yang efektif selama proses
semestinya tidak digunakan pada hari
belajar mengajar serta sanksi yang
tersebut. Di SD Negeri No 16 Kuala
tegas
Rosan pada hari jumat yang semestinya
melanggar peraturan tersebut. Selain
para guru menggunakan pakaian batik
itu, hal yang tidak kalah pentingnya
bagi
dewan
guru
yang
14 AGATHA MONALISA, NIM. E01112153 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
adalah bahwa kepala sekolah harus
karena hal tersebut bisa dikatakan
tegas
perjalanan
dalam
menangani
dinas
yang
ketidakdisiplinan guru tanpa harus
mengatasnamakan
merasa tidak enak atau kasihan karena
masalah
apabila kepala sekolah tidak tegas
sebaiknya sekolah mulai menerapkn
maka guru tersebut akan melakukan
kurikulum terbaru dengan perlahan,
kesalahan
tersebut
hal
berulangkali.
Selain
secara
penerapan
ini
dilakukan
Untuk
kurikulum
agar
setelah
yang
menyelesaikan pendidikan sekeolah
teladan
dasar di sekolah tersebut bagi murid
kepala sekolah sebagai atasan juga
yang mau melanjutkan pendidikan
berperan
diharapkan
terpenting
adalah
itu
sekolah.
bahwa
dalam
meningkatkan
dapat
kedisiplinan para dewan guru karena
dengan
dengan kepala sekolah yang disiplin
mungkin
maka dengan sendirinya para dewan
terbaru
guru akan malu untuk terlambat dan
mengalami banyak kendala, demikian
tidak masuk sehingga kesadaran akan
pula dengan guru. Agar ketika guru
disiplin akan meningkat.
mengikuti kegiatan dinas diluar dan
2. Untuk aspek Kepatuhan Terhadap
sekolah
menyesuaikan barunya
menerapkan sehingga
bekerjasama
kurikulum
murid
dengan
yang
guru
tidak
yang
Instruksi Atasan Serta Peraturan dan
mengajar di sekolah yang menerapkan
Tata
guru
kurikulum terbaru maka guru tidak
seharusnya patuh terhadap perintah
mengalami kesulitan untuk mengatasi
atasan misalnya seperti mengikuti
masalah tersebut karena sudah cukup
kegiatan KKG. Dengan mematuhi
mengerti mengenai kurikulum terbaru.
peritah kepala sekolah maka guru
Selain itu mengenai tata tertib yang
tersebut akan memperoleh perhatian
mengatur
secara khusus oleh kepala sekolah dan
dengan keterangan ijin hanya bisa
yang terpenting adalah bahwa sekolah
dilakukan tiga kali dalam satu bulan
tersebut mendapat pandangan yang
sebaiknya dapat ditegakan dan disertai
baik
sanksi yang tegas sehingga dewan
Tertib yang
dari
Mengenai
Berlaku,
lembaga biaya
pemerintahan.
yang
diberatkan
kepada guru yang ditunjuk untuk
tentang
ketidakhadiran
guru dapat lebih disiplin. 3. Untuk aspek Cara Berpakaian yang
mengikuti kegiatan atas nama sekolah,
Baik
ditempat
hendaknya kepala sekolah berinisiatif
Menggunakan
untuk membiayai keberangkatan guru
Instansi,
Kerja
Tanda
seharusnya
dan
Pengenal semua
guru 15
AGATHA MONALISA, NIM. E01112153 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
sekolah dasar yang ada di Desa Kuala Rosan agar dapat mematuhi aturan mengenai pakaian seragam sesuai dengan hari berdasarkan peraturan yang
berlaku,
yakni
dengan
menggunakan pakaian hitan dan putih pada hari rabu dan menggunakan batik pada hari jumat. Selain itu,
Levine, LS.1980. Teknik Memimpin Pegawai dn Pekerja. Terjemahan Oleh Iral Soedjono, Jakarta: Cemerlang. Masyhuri & Zainidin. 2008. Metode Penelitian. Bandung: PT. Refika Aditama. Moleong, Lexy J. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
hendaknya kepala sekolah memberi teladan atau contoh yaitu dengan menggunakan pakaian sesuai dengan hari kerja berdasarkan peraturan yang berlaku dan memberi sanksi atau peringatan bagi guru yang tidak berpakaian sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga dengan demikian guru sekolah dasar yang ada di Desa Kuala Rosan meningkat dalam hal kedisiplinan.
G. REFERENSI
Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen Personalia dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi II. Cetakan Keempat Belas. Yogyakarta: BPFE. Hasibuan, Malayu. S. P. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Askara. …….. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Refisi. Jakarta: Bumi Askara. Koentjaraningrat. 1997. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Grafindo Pustaka Utama.
…….. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Nawawi, Hadari. 2000. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajahmada Universitas Press. Satori, Djam’an & Aan Komariah. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Serdamayanti. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung: PT. Refika Aditama. Siagian, Sondang P. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Askara. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama. Sutrisno, Edy. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Pertama. Jakarta: Kencana.
16 AGATHA MONALISA, NIM. E01112153 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Skripsi Nurwindiko, Edo Ary. 2015. Pengaruh Penghargaan dan Sanksi Kerja Terhadap Kualitas Kerja Karyawan dengan Kedisiplinan sebagai Variabel Intervening. Jurusan Manajemen. Fakultas Ekonomi. Universitas Jember. http://repository.unej.ac.id/bitstream/handl e/123456789/65588 diakses pada tanggal 7 April 2016 Pukul 10.00 WIB
Perundang-Undangan PP Nomor 53 Tahun 2010 tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil PERMENDAGRI NOMOR 6 Tahun 2011Tentang Pakaian Dinas Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah Lampiran PERMENDIKBUD Tahun 2013
No
67
PERMENDIKNAS Nomor 30 Tahun 2011 Tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru
17 AGATHA MONALISA, NIM. E01112153 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
KEMENTERIAN RISET TEKNOI,OG,"I DAN PENDIDIKAI{ TINGGI IINTVERSTTAS TANJUNGPURA FAr(uLTAs ILMU sosnlaAx' im;ru poLtrrK
PENGELOLA JURNAL MAHASTSWA gdrri Nrwrwi, ponttmrk Kotek pu
Jqlsn Prof. Dr. IL
7gl?t4
LEMBAR PERbTATAAN PERSETUruAN LINGGAH I /U Ttr(AST KARYA IL},{IAH UNTUK JURNAL ELS(TRONIK MAHASISWA s€bagai sivitas akad€miks Universitas Ta4i'mgrur4 yang bermda tangm di bawah inr, saya
Nrna t"€qgkap
NIMi Periode tulus Tanggal ldus Fahiltu/ Jurusan Progrer Studi E-mail addr6/
I{p
dmi
kt at
Fe{a.p*m*a b€trak
yang dip€rlukan
Jy{ (ddab6€I mcdistritus*mryq
ftita
dan
ada). Dcngm Hak B€bas Royalti
mryilkm/
kroarna{an
Non-€k*lusif furi, pengelola
r"*p,rbiik"$k*tty" di Intemet stm media lain):
t-l
Se"aoa fulltex taZl sailtent etikel sessi do'Fn standtr peaulisjurnal
rduk tepcming8 saya
yilgklaku.
ak"degnis trya tanpa pedu neminta iiin dei saya selrna s*agai peauliV pacbta d:.n atur penerbityang berse*uh
t@ rgcu6mkan
nama
saya b€rsedia un$k *-"tgg."g secaeprrbadi, @a mdiWm pihak pemrg€tola Jrnnal, segala bentuk tmaltm hukm 1q timbul das p€lmggran l{ak Cipa datsm knyr ilmiah iri-
&"
ini yang saphratdcngm sebenarnJna
, Cgran: *alis n-'nr jrmal s€ssi prodi masing-masing (Pubftta'Cow irasi,&cid*iSosdlogiquel
S€tdah mcndryd paset4i'ran dari pengdola Jrnqal, b€rkas iui haus di scm dalm. f6maf PDF da elmgi*e pda q4 uplod sryptmeutry s€suai proses rmggah payeratm b€*as (submission
alhm)