TESIS KONTRIBUSI SUPERVISI AKADEMIK OLEH PENGAWAS DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI DI KECAMATAN KOTO XI TARUSAN
Oleh : DESWATI ILYAS NIM. 51352
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Magister Pendidikan
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2011
TESIS KONTRIBUSI SUPERVISI AKADEMIK OLEH PENGAWAS DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI DI KECAMATAN KOTO XI TARUSAN
Oleh : DESWATI ILYAS NIM. 51352
PEMBIMBING I
PEMBIMBING II
Prof. Dr. H, SUFYARMA MARSIDIN
Prof. Dr. Kasman Rukun. M.Pd
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2011
ABSTRACT Deswati Ilyas, 2011. The Contribution of the Academic Supervision and Work Discipline toward Elementary School Teachers Performance in Kecamatan Koto XI Tarusan. Thesis. Padang. Graduate Program Padang State University Based on a pre-observation on the elementary school teachers Kecamatan Koto XI Tarusan, it was found that the teachers performance was not as expected. It was presumably caused by many factors, such as, the lack of academic supervision and the work discipline. This research was aimed at disclosing the contribution of academic supervision and the work discipline toward the teachers performance. Three hypotheses were proposed to be tested: (a) there is an contribution of academic supervision and the elementary school teachers’ performance. (b) there is a contribution of the work discipline on the elelementary school teachers performance. (c) simultaneously, there is a contribution of the academic supervision and the work discipline on the elementary school teachers performance in Kecamatan Koto XI Tarusan. The sample of this research were 136 teachers which were randomly selected from a population of 330 elementary teachers. Data were collected by using a questionnaire which has been developed where validity and reliability have been tested. The data were analyzed by correlational and regression teachniques. Based on the data analysis, it was found that: (1) there is a contribution (13.9%) of academic supervision on the teachers performance. (2) there is an contribution (12.9%) of the work discipline on the teachers performance. (3) simultaneously, there is an contribution (22.3%) of academic supervision and work discipline toward the teachers performance. The conclusion of this research is that the teachers’ performance can be enhanced through academic supervision and the work discipline beside some other factors which did not include in this study. This research implies that a series of activity should be developed to improve the teachers’performance through improving the academic supervision and the work discipline in order to improve the elementary school teachers performance in Kecamatan Koto XI Tarusan. It was also can be suggested that further research will be conducted to find other factors which contribute on the teachers performance.
i
ABSTRAK Deswati Ilyas.2011.Kontribusi Supervisi Akademik Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Guru SD Negeri Di Kecamatan Koto XI Tarusan Tesis.
Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang Permasalahan yang muncul dalam penelitian ini terlihat bahwa ada sebagian guru belum menggunakan perangkat mengajar yang baik dalam proses belajar mengajar, masih ada sebagian guru yang kurang disiplin dalam proses belajar mengajar sehingga berdampak negatif terhadap menurunya produktifitas atau kinerja guru. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Kontribusi supervisi akademik oleh pengawas terhadap kinerja guru SD Negeri Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan, mendeskripsikan Kontribusi disiplin kerja terhadap kinerja guru SD Negeri Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan, mendeskripiskan Kontribusi supervisi akademik oleh pengawas dan Disiplin Kerja secara bersama-sama berkontribusi terhadap kinerja guru SD Negeri Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah supervisi akademik oleh pengawsas berkontribusi terhadap kinerja guru, disiplin kerja berkontribusi terhadap kinerja guru dan supervisi akademik oleh pengawas dan disiplin kerja secara bersama-sama berkontribusi terhadap kinerja guru. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metoda kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Populasi penelitian adalah 330 orang guru Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan. Sampel 136 orang guru yang terpilih melalui teknik stratified proportional random sampling. Penelitian analisis model skala Likert yang telah diuji validitas dan realibilitasnya. Data ini dianalisis secara statistik menggunakan teknik korelasi dan regresi menggunakan program SPSS Versi 17 Hasil analisis data menunjukan bahwa (1) supervisi akademik oleh pengawas berkontribusi terhadap kinerja guru besar 13,9% (2) disiplin kerja berkotribusi terhadap kinerja guru sebesar 12,9%, (3) supervisi akademik oleh pengawas dan disiplin kerja secara bersama-sama berkontribusi terhadap kinerja guru sebesar 22,3%. Hasil analisis deskriptif mengungkapkan bahwa supervisi akademik oleh pengawas berada pada kategori cukup, sedangkan disiplin kerja dan kinerja guru sama-sama berada pada kategori cukup. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik oleh pengawas dan disiplin kerja berkontribusi terhadap kinerja guru.
ii
SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa: 1. Kaya tulis berjudul “ Kontribusi Supervisi Akademik Oleh Pengawas Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Guru SD Negeri DI Kecamatan Koto XI Tarusan” ini asli dan belum pernah diajukan untuk mendapat gelar akademik di Universitas Negeri Padang maupun perguruan tinggi lainnya. 2. Karya tulis ini murni gagasan, penilaian dan rumusan saya sendiri, tanpa bantuan tidak sah dari pihak lain , kecuali arahan dari dosen pembimbing. 3. Karya tulis ini tidak terdapat hasil karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali dikutip secara tertulis dengan jelas dan dicantumkan sebagai acuan didalam naskah saya dengan disebutkan nama pengarangnya dan dicantumkan pula pada daftar rujukan. 4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dari pernyataan ini, saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah saya peroleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma dan ketentuan hukum yang berlaku. Padang, Agusutus 2011 Saya yang menyatakan
Deswati Ilyas
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT sebagai ungkapan syukur atas berkah, rahmah dan karuniaNya yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga Tesis berjudul “Kontribusi Supervisi Akademik Oleh Pengawas Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Guru SD Negeri DI Kecamatan Koto XI Tarusan” ini dapat diselesaikan sebagaimana adanya. Tesis ini ditulis untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Magister pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang. Penulis menyadari tanpa bantuan moril dan materil dari berbagai pihak penulisan tesis ini tidak akan terwujud. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya, dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada : 1. Prof. Dr. H, Sufyarma Marsidin, M.Pd sebagai pembimbing I, dan Prof. Dr. Kasman Rukun, M.Pd. sebagai pembimbing II, yang telah ikhlas membimbing dan memberikan sumbangan pemikiran, pengetahuan, saran, kritikan, dan arahan dalam penyelesaian tesis ini. 2. Nurhizrah Gistituati, M.Ed. Ed.D, Dr. Yahya, M. Pd, dan Prof. Dr. Eddy Marheni, M.Pd, sebagai kontributor yang telah memberikan sumbangan, kritik, ide dan saran demi sempurnanya penelitian ini 3. Pimpinan program Pascasarjana Universitas Negeri Padang yang telah memberikan kemudahan dan fasilitas selama penyelesaian penelitian ini.. 4. Para Dosen Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang yang telah membimbing penulis selama masa perkuliahan serta segenap karyawan
iv
program pasca sarjana Universitas Negeri Padang yang telah memberikan pelayanan terbaik kepada penulis. 5. Kepala Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan, Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah dan Guru-guru SD Negeri Kecamatan Koto XI Tarusan atas izin dan keikutsertaannya dalam penelitian ini. 6. Rekan-rekan mahasiswa program Pascasarjana Universitas Negeri Padang yang telah banyak membantu menyelesaikan penelitian ini. Tiada harapan penulis, kecuali Allah SWT membalasi semua bantuan, dorongan, dan kemudahan yang telah diberikan sebagai suatu amal dan ilmu yang bermanfaat yang bernilai ibadah dengan pahala yang setimpal. Amin Ya Rabbal Allamin.
Penulis
Deswati Ilyas
v
DAFTAR ISI
ABSTRACT ......................................................................................................... i ABSTRAK ........................................................................................................... ii SURAT PERNYATAAN .................................................................................... iii KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................. 6 C. Pembatasan masalah................................................................. 13 D. Rumusan Masalah .................................................................... 13 E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 14 F. Kegunaan Penelitian ................................................................ 14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori ......................................................................... 16 1. Kinerja Guru ...................................................................... 16 2. Supervisi Akademik oleh Pengawas .................................. 25 3. Disiplin Kerja ..................................................................... 38 4. Kontribusi Supervisi Akademik Oleh pengawas dan Disiplin kerja guru dengan kinerja guru ............................ 45 B. Kerangka Pemikiran ................................................................. 46 C. Hipotesis................................................................................... 49
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ......................................................................... 50 B. Populasi dan Sampel ................................................................ 50
vi
C. Defenisi Operasional ................................................................ 56 D. Instrumen Penelitian ................................................................ 57 E. Uji coba Instrumen ................................................................... 60 F. Pengumpulan Data ................................................................... 62 G. Teknik Analisis Data ................................................................ 63
BAB IV
HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data .......................................................................... 66 B. Pengujian Persyaratan Analisis ................................................ 73 C. Pengujian Hipotesis.................................................................. 77 D. Pembahasan .............................................................................. 86 E. Keterbatasan Penelitian ............................................................ 93
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan .............................................................................. 94 B. Implikasi Hasil Penelitian ........................................................ 95 C. Saran......................................................................................... 97
DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
1. Data Guru Strata, Masa Kerja Sekolah Dasar Kecamatan Koto XI Tarusan Populasi Kecamatan Koto XI Tarusan ............................................................ 51 2. Penyebaran Sampel Penelitian Pada SD Kecamatan Koto XI Tarusan .......... 55 3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ......................................................................... 59 4. Kisi-kisi Instrumen Setelah Uji Coba ............................................................. 61 5. Rangkuman Hasil Analisis Keandalan Instrumen........................................... 62 6. Distribusi Frekuensi Skor Kinerja Guru (Y) ................................................... 66 7. Tingkat Pencapaian Respon Setiap Indikator Kinerja Guru ........................... 67 8. Distribusi Frekuensi Skor Supervisi Akademik Oleh Pengawas (X1) ........... 69 9. Tingkat Pencapaian Respon setiap Indikator Supervisi Akademik Oleh Pengawas ......................................................................................................... 70 10. Distribusi Frekuensi Skor Disiplin Kerja Guru (X2) ...................................... 71 11. Tingkat Pencapaian Respon setiap Indikator Disiplin Kerja .......................... 72 12. Hasil Uji Normalitas Variabel X1, X2, dan Y dengan tes Kolmogrov Smirnov ........................................................................................ 73 13. Homogenitas Variabel Supervisi Akademik oleh Pengawas (X1), disiplin Kerja (X2) dan Kinerja Guru (Y) .................................................................... 74 14. Hasil Uji Linearitas Variabel X1 terhadap Variabel Y ................................... 75 15. Hasil Uji Linearitas Variabel X2 terhadap Variabel Y ................................... 76 16. Hasil Analisis Independensi Variabel X1 dan X2........................................... 76 17. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Supervisi Akademik Oleh Pengawas (X1) terhadap Kinerja Guru (Y) ...................................................................... 77 18. Rangkuman Hasil Analisis Uji Keberartian Persamaan Regresi X1, terhadap Kinerja Guru (Y) ............................................................................................. 78 19. Pengujian Keberartian Koofesien Regresi X1 terhadap Y .............................. 78 20. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Variabel Disiplin Kerja (X1) terhadap Variabel Kinerja Guru (Y) .............................................................................. 80 21. Rangkuman Hasil Analisis Uji Keberartian Persamaan Regresi X2 terhadap Kinerja Guru ................................................................................................... 81
viii
22. Uji Keberartian Koofisien X2 terhadap Y ...................................................... 82 23. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Supervisi Akademik Oleh Pengawas (X1) dan Disiplin Kerja (X2) terhadap Kinerja Guru ..................................... 83 24. Rangkuman Hasil Analisis Uji Coba Keberartian Persamaan Regresi Supervisi Akademik oleh Pengawas (X1) dan Disiplin Kerja (X2) terhadap Kinerja Guru (Y) ............................................................................................. 83 25. Komposisi Kontribusi Variabel Bebas (X1) dan (X2) Terhadap Variabel y .. 84 26. Rangkuman Analisis Korelasi Parsial ............................................................. 85
ix
DAFTAR GAMBAR
1. Kerangka Pemikiran ........................................................................................ 49 2. Histogram Kinerja Guru.................................................................................. 67 3. Supervisi Akademik Oleh Pengawas .............................................................. 69 4. Histogram Disiplin Kerja Guru ....................................................................... 71 5. Garis Regresi Linear Supervisi Akademik Oleh Pengawas ............................ 79 6. Garis Regresi Linear Disiplin Kerja Guru ...................................................... 81
x
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuisioner Uji Coba Instrumen ...................................................................... 102 2. Tabulasi Uji Coba Instrumen ........................................................................ 114 3. Out Put Uji Coba Instrumen Penelitian......................................................... 117 4. Kuisioner Penelitian ...................................................................................... 127 5. Tabulasi Instrumen ........................................................................................ 139 6. Out Put Deskripsi Data ................................................................................. 151 7. Out Put Persyaratan Analisis......................................................................... 157 8. Out Put Uji Hipotesis .................................................................................... 162
xi
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai pendidikan formal bertujuan membentuk manusia yang berkepribadian, dalam mengembangkan intelektual peserta didik dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana, untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan oleh dirinya sendiri, masyarakat, Bangsa dan Negara. Dalam pasal 39 (1) dan (2) dinyatakan bahwa pelaksanaan fungsi dan tugasnya guru sebagai profesi menyandang persyaratan tertentu sebagaimana tertuang di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. dinyatakan bahwa: Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran dan menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik di perguruan tinggi. Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab diatas, seorang guru dituntut memiliki beberapa ke32mampuan dan keterampilan tertentu.
1
2
Kemampuan dan ketrampilan tersebut sebagai bagian dari kompetensi profesionalisme guru. Kompetensi merupakan suatu kemampuan yang mutlak dimiliki oleh guru agar tugasnya sebagai pendidik dapat terlaksana dengan baik. Kompetensi guru terdiri dari (1) kompetensi kepribadian, (2) kompetensi profesional, (3) kompetensi pedagogik, (4) kompetensi sosial. Tugas guru ini erat kaitannya dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui sektor pendidikan, oleh karena itu perlu upaya-upaya untuk meningkatkan mutu guru agar menjadi tenaga profesional. Peningkatan mutu pendidikan dapat berhasil. Sebagaimana dikemukakan oleh Tilaar (1999:104) peningkatan kualitas pendidikan tergantung banyak hal, terutama mutu gurunya dan mutu guru tersebut erat kaitannya dengan kinerja. Untuk menjadikan guru sebagai tenaga professional maka perlu diadakan pembinaan secara terus menerus dan berkesinambungan, dan menjadikan guru sebagai tenaga profesional perlu diperhatikan, dihargai dan diakui keprofesionalannya. Untuk membuat mereka menjadi professional tidak semata-mata hanya meningkatkan kompetensinya, baik melalui pemberian penataran, pelatihan maupun memperoleh kesempatan untuk belajar lagi namun perlu juga memperhatikan guru dari segi yang lain seperti meningkatkan disiplin, pemberian bimbingan melalui pengawas dan kepala sekolah,
pemberian motivasi, pemberian bimbingan melalui supervisi,
pemberian insentif, gaji yang layak dengan keprofesionalnya sehingga memungkinkan guru termotivasi meningkatkan kinerjanya.
3
Kinerja guru merupakan suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya, berdasarkan kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan bekerja tepat waktu (Hasibuan, 2001:94). Kinerja guru akan baik jika guru telah melakukan unsur-unsur yang terdiri dari kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran, kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya, kreatif dalam melaksanakan pengajaran, dapat bekerjasama dengan semua warga sekolah. Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap beberapa orang kepala sekolah di Kecamatan Koto XI Tarusan tanggal 6 Desember 2010 di saat pelaksanaan Kelompok Kerja Guru (KKG) di SDN di SDN 26 Nanggalo, terkesan supervisi yang dilaksanakan oleh pengawas terhadap guru SDN Negeri Kecamatan Koto XI Tarusan sudah terlaksana dengan baik seperti pelaksanaan supervisi akademik, supervisi klinis, supervisi administrasi sekolah, supervisi yang dilaksanakan oleh pengawas kesekolah masih ada diantara guru yang masih cemas, keberadaan supervisi dari pengawas cukup disegani oleh guru, masih ada diantara guru yang merasa takut karena sebagian guru masih ada yang belum melengkapi perangkat pembelajaran. Karena itu kepala sekolah merasa terbantu atas adanya supervisi yang dilaksanakan oleh pengawas diantaranya supervisi akademik. Pengawas ada memberikan bantuan arahan berupa pembinaan kepada guru agar dapat melengkapi perangkat pembelajaran dan alat mengajar yang belum siap dikerjakan. Dilihat dari tenaga pengajar sebagian guru masih ada yang
4
menggunakan
metode
ceramah
saja. Sebagian guru
terlihat jarang
menggunakan alat peraga atau media pembelajaran yang memadai. sebagian besar masih ada guru yang berstatus honorer. Selain itu masih ada guru kurang berpengalaman dalam menyiapkan perangkat mengajar berbasis KTSP, seperti membuat
silabus
dan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP),
menggunakan media pembelajaran karena guru masih kurang mendapatkan pelatihan, untuk meningkatkan kinerja dalam merancang pembelajaran berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP), guru
kurang
memahami cara pelaksanaan pembelajaran sehingga program pembelajaran, belum terlaksana dengan baik, disinilah peran pengawas dibutuhkan untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam merancang dan mendisain media pembelajaran Dalam hal ini pengawas secara akademik perlu memperhatikan guru pada sekolah yang ada dalam pengawasannya, seperti memberikan pembinaan dan arahan kepada guru dengan kesadaran dari dalam diri agar mau menegakkan, mematuhi peraturan yang berlaku secara rutin melalui pelaksanaan supervisi akademik dan meningkatkan disiplin kerja agar kinerja guru dapat meningkat.
Pra survey memperlihatkan masih ada guru yang
cenderung menunggu perintah dari kepala sekolah dan pengawas dalam membuat RPP dan media pembelajaran, masih terlihat guru yang kurang kreatif dalam melaksanakan pembelajaran. Proses Belajar Mengajar (PBM), sebagian guru suka menumpuk pekerjaan yang semestinya dapat diselesaikan di sekolah. Padahal seharusnya
5
guru bekerja menurut Job Discription yang telah ditentukan pembagian tugasnya bersama kepala sekolah selaku atasan. Sebelum
awal tahun
pelajaran, kepala sekolah bersama guru mengadakan rapat rencana kerja semester dan tahunan, pembagian tugas masing-masing guru, agar tercipta rasa tanggung jawab dan kreativitas kearah yang lebih baik dalam menciptakan situasi yang kondusif dalam proses pembelajaran baik guru kelas maupun guru bidang studi. Hal ini berdampak negatif terhadap menurunnya produktivitas kinerja guru, terkesan guru masih belum terbiasa untuk mematuhi aturan-aturan yang berlaku di sekolah, terlihat guru masih melakukan pelanggaran terhadap peraturan seperti terlambat datang ke sekolah. Namun, guru masih meminta toleransi
atas
pelanggaran-pelanggaran
yang
dilakukannya.
Hal
ini
mengakibatkan lemahnya penegakkan disiplin di sekolah tersebut. Menurut Bafadal (2003:15) menyatakan bahwa disiplin kerja yang tinggi akan meningkatkan produktifitas kerja seorang pegawai yang memiliki disiplin kerja yang tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa disiplin merupakan suatu sikap yang terwujud dalam bentuk semangat seseorang dalam bekerja sesuai dengan aturan yang berlaku. Sehubungan dengan kinerja guru ini, perlu dilakukan kajian berdasarkan penelitian tentang kontribusi pelaksanaan supervisi akademis oleh pengawas dan disiplin kerja terhadap kinerja guru Sekolah Dasar di Kecamatan Koto XI Tarusan.
6
B. Identifikasi Masalah Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengembangkan beragam tugas di sekolah, sebagai pelaksana kunci dalam pendidikan, guru merupakan faktor yang diperkirakan paling besar pengaruhnya terhadap hasil pendidikan. Menurut Tilaar (1998) pekerjaan guru merupakan pekerjaan profesional, profesi guru adalah profesi kompetitif, artinya profesi guru mempunyai karakteristik profesional. Demikian guru hendaknya memiliki kinerja yang baik sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih maksimal dalam proses pembelajaran. Menurut Anoraga (1992), yang mempengaruhi kinerja adalah daya tarik pekerjaan, insentif/ gaji, keamanan dan perlindungan kerja, pengetahuan manajemen kelas, lingkungan dan suasana kerja, harapan pengembangan karir, keterlibatan dalam pengembangan organisasi, perhatian dan kepemimpinan atasan. Selanjutnya Keenan (1996) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja adalah, kecakapan, disiplin, standar kerja, manajemen organisasi, dan masalah pribadi. Sedangkan menurut Sentoso (1999) bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja mencakup efektifitas dan efisiensi organisasi,
otoritas,
tanggungjawab,
disiplin,
serta
inisiatif,
kinerja
dipengaruhi oleh beberapa faktor baik yang berasal dari faktor internal maupun eksternal. Kontribusi pelaksanaan Supervisi akademik oleh pengawas dan disiplin kerja terhadap kinerja guru merupakan pembinaan yang dilakukan terhadap guru dalam peningkatan kemampuannya dalam bekerja, adanya kontribusi pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas dan disiplin kerja terhadap kinerja guru. Pengawas sekolah adalah tenaga kependidikan
7
profesional yang diangkat dan diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang oleh pemerintah untuk melaksanakan pengawasan akademik dan menajerial. Pelaksanan supervisi tersebut adalah aspek-aspek supervisi, teknik-teknik supervisi dan proses supervisi. Memberikan motivasi dan cara pelaksanaan disiplin kerja guru meliputi: adanya perencanaan pengajaran, penyajian pelajaran, dan evaluasi hasil belajar siswa terhadap kinerja, sehingga guru dapat meningkatkan aktifitas dan kualitas hasil pembelajaran yang diberikan kepada siswanya, sesuai yang diharapkan. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru adalah: 1) Insentif, 2) komitmen, 3) supervisi 4) motivasi, 5) disiplin, 6) iklim kerjasama, 7) kemampuan, 8), Iklim Komunikasi Insentif
Komitmen
Iklim komunikasi
Supervisi
Kinerja Guru Kemampuan
Motivasi Iklim Kerjasama
Disiplin
Gambar I Faktor-Faktor yang mempengaruhi kinerja guru
Gambar di atas menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor yang diduga ikut berkontribusi terhadap kinerja guru yang masing-masingnya dapat dijelaskan sebagai berikut: Menurut Timpe (1993:66) insentif yang diberikan akan dapat memotivasi seseorang dalam bekerja. Apabila insentif yang diterima seorang
8
pekerja sesuiai dengan jenis pekerjaan yang diembannya, maka hal ini akan mendorong nya untuk bekerja lebih baik. Begitu juga halnya dengan guru di sekolah. Apabila gaji atau insentif yang diterimanya sesuai dengan beban pekerjaan yang dilakukannya dan gaji tersebut dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, maka hal itu akan mendorongnya untuk bekerja dengan baik. Kalau guru sudah bekerja dengan baik tentu prestasi kerjanya akan mencapai hasil yang diharapkan. Realitanya yang ada memperlihatkan bahwa insentif yang diberikan terhadap guru-guru yang mempunyai kreatifitas masih kurang, baik dari pemerintah maupun dari lingkungan kerja. Faktor ini juga mempengaruhi kinerja guru di SD Negeri Kecamatan Koto XI Tarusan. Guru kurang memiliki buku referensi. Inisentif yang diterima tidak mencukupi untuk membeli buku, pada hal guru harus memiliki banyak referensi. Menurut
Piet
A
Sahertian
(1994:44)
komitmen
merupakan
kecenderungan dalam diri seseorang untuk merasa aktif dengan penuh rasa tanggung jawab. Guru yang mempunyai komitmen yang tinggi akan disenangi oleh murid-muridnya dan juga akan berakibat terhadap motivasi belajarnya. Sebaliknya guru yang tidak mempunyai komitmen, mengaggap mengajar hanya sebagai tugas rutin yang harus dilaksanakan. Seseorang yang memiliki komitmen diyakini akan dapat meningkatkan kinerjanya. Semakin tinggi komitmen seseorang diduga semakin baik pula kinerja yang dilakukan. Fenomena yang ditemui bahwa guru di SD di Kecamatan Koto XI Tarusan, komitmen guru belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Ini terlihat dari, tidak lengkapnya perangkat pembelajaran yang dimiliki guru. Sebagaian guru
9
sering meningalkan siswa di kelas pada saat pembelajaran, sebagian guru sering terlambat datang ke sekolah, sebagian guru tidak tepat waktu masuk dan keluar kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung. Menurut Made Pidarta (1992:43) supervisi adalah suatu aktivitas pengarahan langsung terhadap aktivitas-aktivitas bawahan. Pengarahan aktivitas dilakukan terhadap proses belajar mengajar supaya proses belajar mengajar berlangsung dengan baik. Supervisi pada hakikatnya adalah suatu proses
pembimbingan
dari
pihak
atasan
terhadap
guru-guru
untuk
memperbaiki dan mempunyai perubahan dalam situasi pembelajaran, agar para siswa dapat belajar secara efektif dengan prestasi belajar yang semakin meningkat. Apabila supervisi dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan aturan-aturan yang ada, diduga akan meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran. Kenyataan yang dilihat di lapangan guru-guru enggan disupervisi. Guru beranggapan supervisi hanya
untuk mencari kesalahan,
dalam melaksanakan tugas. Pengawas dalam melaksanakan supervisi diantaranya adanya yang kurang terampil membangun hubungan sosial, iklim sekolah kurang kondusif. Sehingga tidak terjalin hubungan yang harmonis antara guru dengan supervisor. Supervisi akademik pengawas sebaiknya melakukan supervisi akademik oleh pengawas yang efektif ditujukan terutama untuk membantu dan membimbing guru dan membina guru dalam proses pembelajaran serta dapat mengatasi persoalan pendidikan lainnya. Sikap merupakan pola tingkah laku yang dapat mempengaruhi seseorang dalam bertindak
dengan
cara-cara
tertentu
terhadap
orang
atau
objek
10
(Mouly,1997:22). Orang yang mempunyai sikap positif terhadap suatu pekerjaan tertentu akan memperoleh hasil yang lebih baik bila dibandingkan dengan orang yang mempunyai sikap negatif terhadap pekerjaan tersebut. gejala yang ditemui masih kurangnya sikap positif yang dimiliki oleh guruguru, sering terlihat adanya kecurigaan-kecurigaan diantara sesama guru dan kepala sekolah, hal ini akan mempengaruhi kinerja guru Motivasi adalah keadaan dalam diri yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Motivasi kerja merupakan dorongan yang kuat dari dalam diri seseorang, yang dapat membangkitkan semangat dan gairah untuk berprestasi lebih baik. Dengan motivasi kerja yang dimiliki oleh guru diharapkan tingkat pelaksanaan tugas dan kewajiban sebagai pengajar dan pendidik dapat lebih ditingkatkan. Fenomena yang terlihat bahwa banyak dari Guru di Kecamatan Koto XI Tarusan kurangnya motivasi untuk mengembangkan karir untuk berprestasi, guru kurang bersemangat dalam melaksanakan tugas, yang penting baginya semua materi yang sudah diprogramkan selesai diajarkan, tanpa memperhatikan pemahaman dari siswa terlihat dari hasil nilai siswa yang cenderung rendah. Disiplin kerja adalah suasana kerja yang terjadi dalam suatu organisasi berdasarkan pada sebuah aturan kerja. Semua yang terlibat dalam dunia pendidikan dituntut untuk memenuhi aturan kerja agar tercipta sebuah disiplin kerja. Tujuan disiplin kerja adalah agar semua aktivitas yang dilakukan dalam organisasi pendidikan dapat berjalan secara continue dan teratur, fenomena
11
yang terlihat bahwa guru SD Negeri Kecamatan Koto XI Tarusan disiplin kerja guru rendah, guru sering tidak hadir pada saat proses belajar mengajar belangsung, ada sebagian guru yang sering meninggalkan kelas pada saat proses belajar berlangsung hanya memberikan tugas kepada anak, guru tidak tepat waktu dalam proses pembelajaran, pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran tidak tepat waktu atau tidak sesuai dengan waktu yang diajarkan sehingga pelaksanaan pembelajaran tidak tuntas sesuai dengan program yang dibuat, rencana pelaksanaan pembelajaran yang diberikan tidak sesuai dengan jadwal yang telah diajarkan, waktu yang tersedia tidak cukup untuk mengevaluasi dan mengajarkan pelajaran yang lain, sehingga penilaian evaluasi tidak diberikan penilaian. Iklim kerjasama yang harmonis antara individu sangat berkontribusi terhadap prestasi kerja individu dalam organisasi, begitu juga halnya dengan guru yang melaksanakan tugas di sekolah. Dengan adanya iklim kerjasama yang hormonis dan kondusif akan mempengaruhi perilaku guru dalam melaksnakan tugas dan tanggungjawabnya serta memberikan dorongan kepada guru untuk bekerja lebih baik. Kenyataan di lapangan masih ada terdapat kurangya iklim kerjama antara sesama guru dan antara guru dengan kepala sekolah. Hal ini terlihat dari masih adanya kelompok guru senior dan yunior, kepala sekolah menggangap guru sebagai bawahan bukan sebagai rekan kerja akibatnya antara guru dan kepala sekolah terdapat kesenjangan yang membuat tidak terjalinnya keakraban di antara guru-guru dan kepala sekolah.
12
Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas mental berpikir, menalar, dan memecahkan masalah. Individu dalam sebagian besar pimpinan menempatkan kecerdasan, dan untuk alasan yang tepat, pada nilai yang tinggi individu yang cerdas juga lebih mungkin menjadi pemimpin dalam suatu kelompok. Dalam hal ini jika supervisor mempunyai kemampuan yang baik dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada guru maka kinerja guru dapat ditingkatkan. Dengan adanya iklim komunikasi yang kondusif guru diberi kesempatan untuk berprestasi dalam pengambilan keputusan, memahami dengan jelas apa yang harus dikerjakan dan apa yang didapatkan dari pekerjaan, baik berupa sanksi atas kesalahan atau berupa pengahargaan atas prestasi, sehingga guru merasa dikut sertakan dan merasa bertanggungjawab terhadap pekerjaannya. Melihat dari gejala-gejala yang ada dilapangan, maka diduga masalah yang perlu mendapat perhatian untuk meningkatkan kinerja guru adalah masalah supervisi akademik oleh Pengawas dan
disiplin kerja di SD
Kecamatan Koto XI Tarusan. Untuk itu perlu adanya kajian mendalam tentang kontribusi supervisi akademik oleh pengawas dan disiplin kerja terhadap kinerja guru SD Negeri di kecamatan Koto XI Tarusan
13
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi kinerja guru di SD Negeri di Kecamatan Koto XI Tarusan. Mengingat keterbatasan peneliti dari segi kemampuan akademik, biaya, waktu dan tenaga, dan banyak fenomena permasalahan, maka penelitian ini dibatasi hanya pada dua faktor yaitu 1) supervisi akadenik oleh pengawas sebagai variabel X1, 2) disiplin kerja sebagai variabel X2. Penelitian ini akan mengkaji tentang kinerja guru sebagai variabel terikat (Y). Namun penelitian ini hanya membahas tentang kontribusi supervisi oleh pengawas terhadap kinerja guru dan kontribusi disiplin kerja terhadap kinerja guru serta kontribusi supervisi akademik oleh pengawas dan disiplin kerja secara bersama-sama terhadap kinerja guru di SD Negeri Kecamatan Koto XI Tarusan
D. Rumusan Masalah Ada beberapa hal yang menyebabkan kurang meningkatnya kinerja guru, namun penulis mencoba mengkaji masalah kontribusi pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas dan disiplin kerja terhadap kinerja guru SDN Kecamatan Koto XI Tarusan yang diberikan oleh pengawas akademik (X1) dan disiplin kerja guru (X2) terhadap kinerja guru (Y). Supervisi dalam hal ini adalah tanggapan guru terhadap pelaksanaan pembinaan dan bimbingan yang diberikan oleh pengawas yang nantinya berdampak kepada disiplin kerjas terhadap kinerja guru yaitu kualitas pengajaran dan mendidiknya lebih
14
baik. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas berkontribusi terhadap kinerja guru SD di Kecamatan Koto XI Tarusan? 2. Apakah disiplin kerja berkontribusi terhadap kinerja guru SD di Kecamatan Koto XI Tarusan? 3. Apakah pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas dan disiplin kerja secara bersama-sama berkontribusi terhadap kinerja guru SD di Kecamatan Kota XI Tarusan?
E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis: 1. Kontribusi pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas terhadap kinerja guru SD di Kecamatan Koto XI Tarusan 2. Kontribusi disiplin kerja terhadap kinerja guru SD di Kecamatan Koto XI Tarusan 3. Kontribusi pelaksanaan supervisi dan disiplin kerja secara bersama-sama terhadap kinerja guru SD di Kecamatan Kota XI Tarusan F. Kegunaan Penelitian 1. Teoritis Secara teoritis manfaat penelitian ini berupa pengembangan disiplin ilmu pengetahuan yang relevan dengan penelitian ini juga diharapkan dapat memperkuat teori-teori yang telah banyak dikemukakan oleh para ahli.
15
2. Praktis Secara praktis, penelitian ini berguna untuk : a. Pengawas Selaku supervisor dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pembimbing dan pembina dalam meningkatkan disiplin dan kinerja guru di sekolah binaanya b. Kepala Sekolah Sebagai bahan masukan atau input bagi SD Negeri Kecamatan Koto XI Tarusan, agar mampu mengambil langkah-langkah tepat dalam upaya meningkatkan kinerja guru melalui supervisi akademik oleh pengawas dan disiplin kerja guru c. Guru Memberi dorongan para guru untuk meningkatkan kinerjanya melalui supervisi
akademik
oleh
pengawas
sehingga
nantinya
dapat
meningkatkan mutu pendidikan. d. Kepala Dinas Pendidikan Sebagai
bahan
masukkan
dalam
mengambil
keputusan
dan
mengeluarkan kebijakan mengenai peningkatan kedisiplinan dan kinerja guru. e. Peneliti Selanjutnya Sebagai masukan atau sumber teori serta memberikan pedoman dalam penelitian yang relevan.
16
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Kinerja Guru a. Pengertian Kinerja Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud 1990:503) kinerja berarti sesuatu yang dicapai, prestasi diperlihatkan atau kemampuan kerja. Menurut Simamora (1997:327) kinerja adalah tingkat pencapaian standar pekerjaan. Sementara Nawawi (1997:235) menegaskan bahwa kinerja yang diistilahkan sebagai karya adalah hasil pelaksanaan suatu pekerjaan, baik fisik/material maupun non material. Menurut Anwar (1986:86) memberikan pengertian kinerja sama dengan performance yang esensinya adalah berapa besar dan berapa jauh tugas-tugas yang telah dijabarkan telah dapat diwujudkan atau dilaksanakan yang berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab yang
menggambarkan
pola
perilaku
sebagai
aktualisasi
dan
kompetensi yang dimiliki. Dalam kajian yang berkenaan dengan profesi guru, Anwar (1986: 22) memberikan pengertian kinerja sebagai seperangkat perilaku nyata yang ditunjukkan oleh seorang guru pada waktu memberikan pelajaran kepada siswanya. Kinerja guru dapat dilihat saat dia melaksanakan interaksi belajar-mengajar dikelas
16
17
termasuk persiapannya baik dalam benmtuk program semester maupun persiapan mengajar. Kesimpulan yang dapat diambil dari pendapat dan teori kinerja guru di atas, bahwa kinerja guru adalah persiapan, pelaksanaan, dan pencapaian guru dalam melaksanakan interaksi belajar mengajar dikelas. b. Unsur Kinerja Menurut unsur, yaitu:
Bejo Siswanto (1987:21) kinerja mengandung 3 (tiga) unsur waktu, unsur hasil dan unsur metode yang dapat
dijelaskan sebagai berikut : 1) Unsur waktu, dalam arti hasil-hasil yang dicapai oleh usaha-usaha tertentu, dinilai dalam satu putaran waktu atau sering disebut periode. Ukuran periode dapat menggunakan satuan jam, hari, bulan maupun tahun. 2) Unsur hasil, dalam arti hasil-hasil tersebut merupakan hasil rata-rata pada akhir periode tersebut. Hal ini tidak berarti mutlak setengah periode harus memberikan hasil setengah dari keseluruhan. 3) Unsur metode, dalam arti seorang pegawai harus menguasai betul dan bersedia mengikuti pedoman yang telah ditentukan, yaitu metode kerja yang efektif dan efisien, ditambahkan pula dalam bekerjanya pegawai tersebut harus bekerja dengan penuh gairah dan tekun serta bukan berarti harus bekerja berlebihan.
18
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang, baik yang berasal dari dalam diri maupun yang berasal dari luar. Tiffin dan McOrmick (1995: 79) menyatakan ada 3 (tiga) macam faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang yaitu faktor individual, faktor situasional serta faktor fisik dan pekerjaan yang dapat dijabarkan sebagai berikut: 1) Faktor Individual Yaitu faktor-faktor yang meliputi sikap, sifat-sifat kepribadian, sifat fisik,
keinginan
atau
motivasinya,
umur,
jenis
kelamin,
pendidikan,pengalaman kerja, latar belakang budaya dan variabelvariabel personal lainnya. Faktor-faktor tersebut mempunyai kadar yang berbeda pada masing-masing individu sehingga menghasilkan kinerja berbeda pula. 2) Faktor Situasional Faktor situasional terdiri dari kondisi sosial dan organisasi meliputi: kebijaksanaan organisasi, jenis latihan dan pengawasan, sistem upah dan lingkungan sosial. 3) Faktor Fisik dan Pekerjaan Meliputi : metode kerja, desain dan kondisi alat-alat kerja, penataan ruang kerja dan lingkungan kerja (seperti penyinaran, kebisingan dan fentilasi). Faktor ini merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi kinerja secara langsung. Kinerja yang maksimal akan dihasilkan dari metode kerja yang tepat, desain yang bagus, ditunjang oleh kondisi
19
alat-alat kerja yang memadai, penataan ruang kerja yang kondusif dan lingkungan kerja yang mendukung. d. Penilaian Kinerja Tugas manajer (pengawas) terhadap guru salah satunya adalah melakukan penilaian atas kinerjanya. Penilaian ini mutlak dilaksanakan untuk mengetahui kinerja yang telah dicapai oleh guru. Apakah kinerja yang dicapai setiap guru baik, sedang, atau kurang. Penilaian ini penting bagi setiap guru dan berguna bagi sekolah dalam menetapkan kegiatannya.Penilaian kinerja menurut Simamora (1997: 415) adalah alat yang berfae dah tidak hanya untuk mengevaluasi kerja dari para karyawan, tetapi juga untuk mengembangkan dan memotivasi kalangan karyawan. Sejalan dengan pendapat Hasibuan (2000: 87) penilaian prestasi adalah kegiatan manajer untuk mengevaluasi prestasi kerja karyawan serta menetapkan kebijaksanaan selanjutnya. Sehubungan dengan hal di atas maka penilaian kinerja guru berdasarkan Standar Kompetensi Guru. Menurut Suparlan (2009:37) standar kompetensi guru dapat diartikan sebagai ”suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan”. Lebih lanjut dinyatakan bahwa Standar Kompetensi Guru adalah suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan perilaku perbuatan bagi seorang guru agar berkelayakan untuk menduduki jabatan fungsional sesuai dengan bidang tugas, kualifikasi dan jenjang pendidikan. Berdasarkan pengertian tersebut, standar kompetensi guru
20
dibagi dalam tiga komponen yang saling mengait, yakni: 1.) pengelolaan pembelajaran, 2.) pengembangan profesi, dan 3.) penguasaan akademik. Menurut Undang-undang Guru dan Dosen No 14/ 2005 tentang kompetensi guru yaitu 1) kompetensi pedagogik, 2) kompetensi kepribadian, 3) kompetensi sosial, 4) kompetensi profesional sebagai berikut: 1. Kompetensi Pedagogik Pembelajaran adalah upaya pendidik untuk membantu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Kegiatan belajar terjadi pada diri siswa sebagai akibat dari kegiatan membelajarkan. Pedagogik berasal dari bahasa yunani yakni paedos yang artinya anak laki-laki, dan agogos yang artinya mengatar, membimbing. Menurut Hoogeveld (dalam Ali Indrus, 2009:31) pedagogik ialah ilmu yang mempelajari masalah membimbing anak ke arah tujuan tertentu, yaitu supaya kelak ia mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya. Dengan pengertian itu maka pedagogik adalah sebuah pendekatan pendidikan berdasarkan tinjauan psikologis anak. Berdasarkan pengertian seperti tersebut di atas maka yang dimaksud dengan pedagogik adalah ilmu tentang pendidikan anak yang ruang lingkupnya terbatas pada interaksi edukatif antara pendidik dengan siswa. 2. Kompetensi Kepribadian Kepribadian sebenarnya adalah satu masalah yang abstrak, hanya dapat dilihat dari penampilan, tindakan, ucapan, cara
21
berpakaian, dan dalam menghadapi setiap persoalan. Kepribadian adalah keseluruhan dari individu yang terdiri dari unsur psikis dan fisik. Oleh karena itu masalah kepribadian adalah satu hal yang sangat menentukan tinggi rendahnya kewibawaan seorang guru dalam pandangan siswa atau masyarakat. Dengan kata lain, baik atau tidaknya citra seorang guru ditentukan oleh kepribadian. Kepribadian dapat menentukan apakah guru menjadi pendidik dan pembina yang baik ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi hari dean siswa terutama bagi siswa yang masih kecil dan mereka yang mengalami kegoncangan jiwa. Kepribadian adalah unsur yang menentukan interaksi guru dengan siswa sebagai teladan, guru harus memiliki kepribadian yang dapat dijadikan profil dan idola, seluruh kehidupan adalah figur yang paripurna. Guru adalah spiritual father atau bapak rohani bagi seorang siswa, karena ia yang memberikan santapan rohani dan pendidikan akhlak, memberikan jalan kebenaran. Maka menghormati guru berarti menghormati siswa, menghargai guru berarti penghargaan terhadap anak-anak bangsa (Ali Idrus:2009:35) 3. Kompetensi Sosial Kompetensi sosial di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005, pada pasal 28, ayat 3, ialah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif
22
dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali, peserta didik dan masyarakat sekitanya 4. Kompetensi Profesional Guru profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi profesional merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki seseorang guru. Dalam peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pada pasal 28, ayat 3 yang dimaksud dengan kompetensi profesional ialah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memnuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar Nasional Pendidikan. Oleh karena itu, guru dituntut memiliki kualifikasi kemampuan yang lebih memadai. Penilaian kinerja menurut Simamora (1997: 415) adalah alat yang berfaedah tidak hanya untuk mengevaluasi kerja dari para karyawan, tetapi juga untuk mengembangkan dan memotivasi kalangan karyawan. Sejalan dengan pendapat Hasibuan (2000: 87) penilaian prestasi adalah kegiatan manajer untuk mengevaluasi prestasi kerja karyawan serta menetapkan kebijaksanaan selanjutnya. Keempat kompetensi tersebut di atas dapat dijabarkan menjadi 5 (lima) kompetensi dasar, yaitu Penyusunan rencana pembelajaran, Pelaksanaan interaksi belajar- mengajar, Penilaian prestasi belajar peserta didik, Pelaksanaan tindak lanjut, Pelaksanaan remedial dan
23
pelaksanaan Pengayaaan. Kelima kompetensi dasar tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Penyusunan rencana pembelajaran Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: ”Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar”. Sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses dijelaskan bahwa RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Langkah-langkah
minimal
dari
Penyusunan
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dimulai dari mencantumkan Identitas RPP, Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran, Sumber Belajar dan Penilaian. Setiap komponen mempunyai arah pengembangan msing-masing, namun semua merupakan suatu kesatuan.
24
2. Pelaksanaan interaksi belajar- mengajar Kegiatan belajar mengajar (KBM) dirancang mengikuti prinsipprinsip belajar-mengajar. Belajar mengajar merupakan kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman. Dengan demikian, guru perlu memberikan dorongan kepada siswa untuk menggunakan otoritas atau haknya dalam membangun gagasan. Tanggung jawab belajar berada pada diri siswa, tetapi guru bertangung jawab untuk menciptakan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang hayat. 3. Penilaian prestasi belajar peserta didik Terdapat banyak cara untuk melakukan penilaian terhadap prestasi peserta didik. Beberapa diantaranya ialah dengan memberikan kuisioner atau berupa tugas berstruktur pada siswa. Pemilihan cara penilaian ini bergantung pada situasi dan kondisi yang sesuai menurut guru. 4. Pelaksanaan Remedial Kegiatan remedial adalah kegiatan yang ditujukan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran. Sesuai dengan pengertiannya, tujuan kegiatan remedial adalah membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum yang berlaku.
25
5. Pelaksanaan Pengayaan Kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa kelompok cepat agar mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal dengan memanfaatkan sisa waktu yang dimilikinya. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperdalam pemahaman dan penguasaan konsep materi pelajaran yang berkaitan dengan tugas belajar yang sedang dilaksanakan sehingga tercapai tingkat perkembangan peserta didik yang optimal. Berdasarkan uraian beserta pendapat ahli di atas, dapat diketahui bahwa kinerja guru adalah persiapan, pelaksanaan, dan pencapaian guru dalam melaksanakan interaksi belajar mengajar dikelas. Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah: 1) penyusunan rencana pembelajaran, 2) pelaksanaan interaksi pembelajaran, 3) penilaian prestasi belajar peserta didik, 4) pelaksanaan remedial, 5) pelaksanaan pengayaan 2. Supervisi Akademis Oleh Pengawas a. Pengertian Supervisi Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dalam melakukan pekerjaan secara efektif (Purwanto,2003:32) Menurut Jones dalam Mulyasa (2003:155), supervisi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh proses administrasi
pendidikan
yang
ditujukan
terutama
untuk
26
mengembangkan
efektivitas
kinerja
personalia
sekolah
yang
berhubungan tugas-tugas utama pendidikan. Menurut Carter (dalam Sahertian 2000:17), supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugaspetugas
lainnya
dalam
memperbaiki
pengajaran,
termasuk
menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru serta merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode serta evaluasi pengajaran (Sahertian, 2000:17) Yahya (2010) menyimpulkan bahwa supervisi pengajaran adalah suatu fungsi yang menitikberatkan pada perubahan yang berarti. Hal ini merupakan ketetapan yang memungkinkan pelaksanaan supervisi instruksional sebagai prilaku yang berbeda. Supervisi dilakukan dengan memberikan
stimulasi,
koordinasi
dan
bimbingan
secara
berkesinambungan untuk meningkatkan pertumbuhan jabatan guru secara individual maupun kelompok sehingga ada perubahan secara berarti dari kondisi tertentu kepada kondisi yang lebih baik (to help to chage). Pandangan ini memberikan gambaran bahwa supervisi adalah sebagai bantuan dan bimbingan atau tuntutan ke arah situasi pendidikan yang lebih baik kepada guru-guru dalam melaksanakan tugas profesionalnya di bidang instruksional sebagai bagian dari peningkatan mutu pembelajaran. Menurut Alfonso (1981:1) menyatakan bahwa: Moreover, the current specialized form of instructional supervision is more a function of its evolution than its nature or intention. Once these assertions are accepted as tenable, it is possible to examine instructional supervision as a distint behavior system.
27
Bentuk khusus dari supervisi pengajaran (supervise akademik) lebih mutlak berdasarkan pada fungsi evolusinya sendiri yang secara alami atau penuh pengertian dan pemahaman dalam memberikan supervise akademik kepada guru-guru di sekolah Supervisi adalah aktivitas menentukan kondisi/syarat-syarat yang essensial yang akan menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Dari definisi tersebut maka tugas pengawas sebagai supervisor berarti bahwa dia hendaknya pandai meneliti, mencari, dan menentukan syaratsyarat mana sajakah yang diperlukan bagi kemajuan sekolahnya sehingga tujuan-tujuan pendidikan di sekolah itu semaksimal mungkin dapat tercapai. b. Supervisi Akademik Oleh Pengawas Glickman (dalam Depdipnas, 2008:15), mendefinisikan “supervisi akademik
adalah
serangkaian
kegiatan
membantu
guru
mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran”. Supervisi akademik merupakan upaya membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian, berarti, esensi supervisi akademik itu sama sekali bukan menilai unjuk kerja guru dalam mengelola
proses
pembelajaran,
melainkan
membantu
guru
mengembangkan kemampuan profesionalismenya. Mukhtar dan Iskandar (2009:94) menyatakan bahwa supervisi akademik adalah supervisi yang menitikberatkan pengamatan pada
28
masa akademik yang langsung berada pada lingkup kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa ketika sedang dalam proses belajar. Meskipun demikian, supervisi akademik tidak bisa terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. Apabila di atas dikatakan, bahwa supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran, maka penilaian kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa dihindarkan prosesnya Penilaian Kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran sebagai suatu proses pemberian estimasi kualitas unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, merupakan bagian integral dari serangkaian kegiatan supervisi akademik. Apabila dikatakan bahwa supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya, maka dalam pelaksanaannya terlebih dahulu perlu diadakan penilaian kemampuan guru, sehingga bisa ditetapkan
aspek
yang
perlu
dikembangkan
dan
cara
mengembangkannya. Sergiovanni (1987) menegaskan bahwa refleksi praktis penilaian unjuk kerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat realita kondisi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, misalnya: Apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelas?, Apa yang sebenarnya dilakukan oleh guru dan murid-murid di dalam kelas?, Aktivitas-aktivitas mana dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu
29
yang berarti bagi guru dan murid? Apa yang telah dilakukan oleh guru untuk mencapai tujuan akademik? Apa kelebihan dan kekurangan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar dan bagaimana cara mengembangkannya? Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini akan diperoleh informasi mengenai kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran. Namun satu hal yang perlu ditegaskan di sini, bahwa setelah melakukan penilaian unjuk kerja guru tidak berarti selesailah tugas atau kegiatan supervisi akademik, melainkan harus dilanjutkan dengan perancangan dan pelaksanaan pengembangan kemampuannya. Dengan demikian, melalui supervisi akademik guru akan semakin mampu memfasilitasi belajar bagi murid-muridnya. Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa supervisi akademik oleh pengawas merupakan upaya seorang pengawas dalam pembinaan guru agar guru dapat meningkatkan kualitas mengajarnya dengan melalui langkah-langkah perencanaan, keterampilan mengajar yang nyata serta mengadakan perubahan dengan cara yang rasional dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa. c. Tujuan Supervisi Menurut Djajadisastra (1993:76) tujuan supervisi bagi guru adalah sebagai berikut :
30
1) Memperbaiki tujuan dalam perencanaan mengajar guru 2) Membantu memperbaiki materi atau bahan ajar dan kegiatan pembelajaran 3) Membantu menemukan metode serta cara mengorganisasikan kegiatan pembelajaran 4) Membantu memperbaiki penggunaan media pembelajaran 5) Membantu memperbaiki pelaksanaan penilaian proses dan hasil pembelajaran 6) Membantu membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar 7) Membantu memperbaiki guru dalam melaksanakan tugas Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa tujuan supervisi secara umum adalah untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dalam melaksanakan proses dan hasil pembelajaran melalui pemberian
bantuan
terutama
dalam bentuk
corak
layanan
profesional kepada guru. Supervisi juga memiliki peranan yang strategis dalam membantu memperbaiki proses pembelajaran dengan sasaran pembinaan pada guru sebagai kontribusi bagi pencapaian tujuan pendidikan. d. Karakteristik supervisi Menurut Mulyasa (2004:112) Salah satu supervisi akademik yang
populer adalah supervisi klinis, yang memiliki karakteristik
sebagai berikut:
31
1) Supervisi diberikan berupa bantuan (bukan perintah), sehingga inisiatif tetap berada di tangan tenaga kependidikan. 2) Aspek yang disupervisi berdasarkan usul guru, yang dikaji bersama kepala sekolah sebagai supervisor untuk dijadikan kesepakatan. 3) Instrumen dan metode observasi dikembangkan bersama oleh guru dan kepala Sekolah. 4) Mendiskusikan dan menafsirkan hasil pengamatan dengan mendahulukan interpretasi guru. 5) Supervisi dilakukan dalam suasana terbuka secara tatap muka, dan supervisor lebih banyak mendengarkan serta menjawab pertanyaan guru daripada memberi saran dan pengarahan. 6) Supervisi klinis sedikitnya memiliki tiga tahap, yaitu pertemuan awal, pengamatan, dan umpan balik. 7) Adanya penguatan dan umpan balik dari kepala sekolah sebagai supervisor terhadap perubahan perilaku guru yang positif sebagai hasil pembinaan. 8) Supervisi dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan suatu keadaan dan memecahkan suatu masalah.
Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa karakteristik supervisi akademik oleh pengawas dengan tujuan untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada guru dalam melaksanakan tugas dan memberikan supervisi yang terbuka secara tatap muka dan mendengarkan serta menjawab pertanyaan guru, dan supervisi
32
dilakukan secara berkelanjutan sehingga kinerja guru dapat berjalan dengan baik. e. Faktor yang Mempengarui Keberhasilan Supervisi Menurut Purwanto (2004:118) ada beberapa faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya supervisi atau cepat-lambatnya hasil supervisi antara lain: 1) Lingkungan masyarakat tempat sekolah itu berada. Apakah sekolah itu di kota besar, di kota kecil, atau pelosok. Dilingkungan masyarakat orang-orang kaya atau dilingkungan orang-orang yang pada umumnya kurang mampu. Dilingkungan masyarakat intelek, pedagang, atau petani dan lain-lain. 2) Besar-kecilnya sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah. Apakah sekolah itu merupakan kompleks sekolah yang besar, banyak jumlah guru dan muridnya, memiliki halaman dan tanah yang luas, atau sebaliknya. 3) Tingkatan dan jenis sekolah. Apakah sekolah yang di pimpin itu SD atau sekolah lanjutan, SLTP, SMU atau SMK dan sebagainya semuanya memerlukan sikap dan sifat supervisi tertentu. 4) Keadaan guru-guru dan pegawai yang tersedia. Apakah guru-guru di sekolah itu pada umumnya sudah berwenang, bagaimana kehidupan sosial-ekonomi, hasrat kemampuannya, dan sebagainya. Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya supervisi akademik oleh pengawas,
33
yaitu lingkungan masyarakat tempat sekolah itu berada, besar kecilnya yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah, tingkat dan jenis sekolah, keadan guru dan pegawai yang tersedia dan kecakapan dan keahlian pengawas akademik itu sendiri dalam memberikan supervisi. f. Teknik-teknik supervisi Menurut Purwanto (2004:120-122), secara garis besar cara atau teknik supervisi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu tehnik perseorangan dan teknik kelompok. 1) Teknik perseorangan Teknik perseorangan ialah supervisi yang dilakukan secara perseorangan. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain : (1) mengadakan kunjungan kelas (classroom visition) yang dimaksud dengan kunjungan kelas ialah kunjungan sewaktu-waktu yang dilakukan oleh seorang supervisor (kepala sekolah) untuk melihat atau mengamati seorang guru yang sedang mengajar. Tujuannya untuk mengobservasi bagaimana guru mengajar, apakah sudah memenuhi syarat-syarat didaktis atau metodik yang sesuai. Dengan kata lain, untuk melihat apa kekurangan atau kelemahan yang sekiranya masih perlu diperbaiki, (2) mengadakan kunjungan observasi (observation visits) Guru-guru dari suatu sekolah sengaja ditugaskan untuk melihat/mengamati seorang guru yang sedang mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu mata pelajaran tertentu. Misalnya cara menggunakan alat atau media yang baru,
34
seperti audio-visual aids, cara mengajar dengan metode tertentu, seperti misalnya sosiodrama, problem solving, diskusi panel, fish bowl, metode penemuan (discovery), dan sebagainya, (3) membimbing guru-guru tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa dan atau mengatasi problema yang dialami siswaBanyak masalah yang dialami guru dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar siswa. Misalnya siswa yang lamban dalam belajar, tidak
dapat
memusatkan perhatian, siswa yang nakal, siswa yang mengalami perasaan rendah diri dan kurang dapat bergaul dengan temantemannya. Masalah-masalah yang sering timbul di dalam kelas yang disebabkan oleh siswa itu sendiri lebih baik dipecahkan atau diatasi oleh guru kelas itu sendiri daripada diserahkan kepada guru bimbingan atau konselor yang mungkin akan memakan waktu yang lebih lama untuk mengatasinya, (3) membimbing guru-guru dalam hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum sekolah. Antara lain : (1) Menyusun program catur wulan atau program semester, (2) Menyusun atau membuat program satuan pelajaran, (3) Mengorganisasikan kegiatan-kegiatan pengelolaan kelas, (4) Melaksanakan
teknik-teknik
evaluasi
pengajaran,
(5)
Menggunakan media dan sumber dalam proses belajar-mengajar, (6) Mengorganisasikan kegiatan-kegiatan siswa dalam bidang ekstrakurikuler, study tour, dan sebagainya.
35
2) Teknik kelompok ialah supervisi yang dilakukan secara kelompok. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain : a) Mengadakan pertemuan atau rapat (meetings) seorang kepala sekolah
yang
baik
umumnya
menjalankan
tugasnya
berdasarkan rencana yang telah disusunnya. Termasuk didalam perencanaan itu antara lain mengadakan rapat-rapat secara periodik
dengan
pertemuan/diskusi
guru-guru.
untuk
gunamembicarakan
mengadakan hal-hal
yang
berhubungan dengan usaha pengembangan dan peranan proses belajar-mengajar. b) Mengadakan penataran-penataran (inservice-training) teknik supervisi kelompok yang dilakukan melalui penataranpenataran sudah banyak dilakukan. Misalnya penataran untuk guru-guru bidang studi tertentu, penataran tentang metodologi pengajaran, dan penataran tentang administrasi pendidikan. Mengingat bahwa penataran-penataran tersebut pada umumnya diselenggarakan oleh pusat atau wilayah, maka tugas kepala sekolah
terutama
adalah
mengelola
dan
membimbing
pelaksanaan tindak lanjut (follow-up) dari hasil penataran, agar dapat dipraktekkan oleh guru-guru. Menurut Gwynn, dalam Bafadal (2004 :48-50), teknik supervisi digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu teknik perorangan dan teknik kelompok. Teknik supervisi individual
36
meliputi : 1) kunjungan kelas, 2) percakapan pribadi, 3) kunjungan antarkelas, 4) penilaian sendiri. Sedang teknik supervisi kelompok meliputi : 1) kepanitiaan, 2) kursus, 3) laboratorium kelompok, 4) bacaan terpimpin, 5) demonstrasi pembelajaran, 6) perjalanan staf, 7) diskusi panel, 8) perpustakaan profesional, 9) organisasi profesional, 10) bulletin supervisi, 11) sertifikasi guru, 12) tugas belajar, 13) pertemuan guru. Menurut Mukhtar dkk (2009: 459), supervisi akademik mempunyai beberapa kompetensi diantaranya : 1. Memahami
konsep,
teori
dasar,
karakteristik
dan
kecenderungan perkembangan tiap bidang pengembangan mata pelajaran di SD 2. Memahami konsep, prinsip, teori/ teknologi, karakteristik dan kecenderungan perkembangan proses pembelajaran/ bimbingan tiap mata pelajaran di SD. 3. Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap mata pelajaran di SD berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP 4. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/ metode pembelajaran 5. Membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran untuk tiap pengimbangan mata Pelajaran di SD
37
6. Membimbing guru melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk mengimbangkan potensi siswa pada tiap mata pelajaran di SD 7. Membimbing
guru
dalam
mengelola,
merawat,
mengembangkan dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran mata pelajaran di SD 8. Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk pembelajaran tiap mata pelajaran di SD. Beberapa pendapat dan uraian tersebut di atas diketahui, bahwa
supervisi
akademik
oleh
pengawas
adalah
proses
pembinaan oleh pengawas kepada guru dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar. Adapun teknik yang biasa digunakan adalah kunjungan kelas, pertemuan baik formal maupun informal serta melibatkan guru lain yang dianggap berhasil dalam proses belajar mengajar. Ada beberapa teknik yang biasa digunakan pengawas dalam mensupervisi gurunya, namun dalam penelitian ini hanya indikator: kunjungan kelas, semangat kerja guru, pemahaman tentang kurikulum, pengembangan metode dan evaluasi, rapat-rapat pembinaan, dan kegiatan rutin diluar mengajar yang kami teliti sedangkan indikator lain tidak kami teliti karena kurang mengungkap masalah yang kami teliti individu. Kebutuhan ini
berlangsung
terus-menerus
terutama
meningkatnya jenjang karier seorang individu.
sejalan
dengan
38
Berdasarkan uraian diatas diketahui bahwa supervisi akademik oleh pengawas merupakan upaya seorang pengawas dalam pembinaan agar guru dapat meningkatkan kualitas dalam pembelalaran melalui langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan interaksi PBM yang nyata serta mengadakan perubahan dengan cara rasional dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa. Kegiatan supervisi ini dapat dilihat dari pelaksanakan awal supervisi pada guru, pelaksanakan penilaian kinerja guru, dan pelaksanaan bimbingan kepada guru.
3. Disiplin Kerja a. Pengertian Disiplin Kerja Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari kata ini timbul kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Dan sekarang kata disiplin mengalami perkembangan makna dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap peratuaran atau tunduk pada pengawasan, dan pengendalian. Kedua disiplin sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (1995:206) dinyatakan bahwa disiplin adalah ketaatan, kepatuhan kepada peraturan atau tatatertib: sedangkan T. Hani Handoko (1996:208) menerangkan bahwa disiplin adalah
39
kegiatan
managemen
untuk
menjalankan
standar-standar
organisasional. Disiplin merupakan suatu sikap yang mencerminkan ketaatan terhadap peraturan dan motivasi kerja menyatakan bahwa “disiplin adalah sikap mental yang mengandung kerelaan hati untuk mematuhi semua ketentuan dan semua yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab”. Sedangkan Admosudirjo (1992:83) menyatakan bahwa “disiplin adalah bentuk ketaatan dan pengendalian diri yang rasional dengan sadar dan tidak emosional, disiplin mempunyai tiga aspek yaitu: (1) suatu sikap mental tertentu yang merupakan sikap taat dan tertib, (2) suatu pengetahuan tingkat tinggi tentang sistem perilaku dan (3) sikap dan kelakuan yang menunjukkan kesungguhan hati untuk mentaati segala hal secara cermat dan tertib. Menurut pendapat Bafadal (2003:15) disiplin kerja yang tinggi akan meningkatkan produktifitas kerja seorang pegawai yang memiliki disiplin kerja yang tinggi. Selanjutnya disiplin merupakan suatu sikap yang terwujud dalam bentuk semangat seseorang dalam bekerja sesuai dengan aturan yang berlaku. Disiplin kerja tidak hanya dipandang secara individu melainkan secara keseluruhan sebagai satu kesatuan kegiatan kerja. Nasution (1986:60) menyatakan bahwa disiplin adalah mentaati tata cara yang telah dituliskan, dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab yang diserahkan pada setiap guru dan pegawai sehingga dapat dijalankan dengan penuh kesesuaian. Menurut
40
Siswanto (1987:89) “disiplin kerja merupakan suatu sikap menghargai, menghormati, patuh, dan taat terhadap peraturan yang berlaku serta sanggup menjalankannya dengan tidak menolak untuk menerima sanksi-sanksi
terhadap
tugas
dan
wewenang
yang
diberikan
kepadanya” Selanjutnya Niti Sunito (1982:42) menyatakan bahwa disiplin kerja dipengaruhi oleh (1) kesejahteraan (2) kenyamanan kerja (3) ketegasan (4) tujuan dan kemampuan personil (5) keteladanan kepemimpinan. Faktor keteladanan kepemimpinan berawal dari sikap dan
kemampuan
atasan
dalam
melaksanakan
kepentingannya,
kemudian kinerja pemimpin itu sendiri, baik dari disiiplin waktu dan disiplin tata aturan kerja. Kemampuan atasan yang sesuai dengan kebutuhan tugas dan anggota maka terukir keteladanan yang akan dicontoh dan dihargai oleh bawahan sehingga suasana kerja berjalan dengan semangat. Disamping itu disiplin kerja pegawai juga dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut: (1) kompensasi, (2) keteladanan pemimpin, (3) aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan, (4) keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan dan keputusan, (5) pangawasan terhadap atasan. Dari beberapa pendapat diatas diketahui bahwa faktor-faktor yang penting yang mempengaruhi disiplin kerja antara lain: (1) motivasi, (2) keteladanan atasan, (3) kompensasi, (4) pengawasan dan (5) hubungan kemanusiaan.
41
Sedangkan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik dan mengevaluasi peserta didik, pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Sementara pegawai dunia pendidikan merupakan bagian dari
tenaga
kependidikan,
yaitu
anggota
masyarakat
yang
mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Dalam informasi tentang wawasan Wiyatamandala, kedisiplinan guru diartikan sebagai sikap mental yang mengandung kerelaan mematuhi semua ketentuan, peraturan dan norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan taggung jawab. Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa kedisiplinan guru dan pegawai adalah sikap penuh kerelaan dalam mematuhi semua aturan dan norma yang ada dalam menjalankan tugasnya sebagai bentuk tanggung jawabnya terhadap pendidikan anak didiknya. Karena bagaimana pun seorang guru atau tenaga kependidikan (pegawai), merupakan cermin bagi anak didiknya dalam sikap atau teladan, dan sikap disiplin guru dan tenaga kependidikan (pegawai) akan memberikan warna terhadap hasil pendidikan yang jauh lebih baik. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan guru Menurut Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyam (2004:211) dalam Bukunya kemampuan Dasar Guru Dalam Proses belajar Mengajar, mengemukakan bahwa ada beberapa indikator agar disiplin dapat
42
membina dan dilaksanakan dalam proses pendidikan sehingga waktu pendidikan dapat ditingkatkan yaitu sebagai berikut : 1) Melaksanakan tata tertib dengan baik, baik bagi guru maupun baik bagi siswa, karena tata tetib yang berlaku merupakan aturan dalam ketentuan yang harus ditaati oleh siapa pun demi kelancaran proses pendidikan itu, yaitu: a) Patuh terhadap aturan sekolah atau lembaga pendidikan. b) Mengindahkan petunjuk-petunjuk yang berlaku disekolah atau lembaga
pendidikan
tertentu.
Contohnya
menggunakan
kurikulum yang berlaku atau membuat satuan pelajaran. c) Tidak membangkang pada peraturan yang berlaku, baik bagi para pendidik maupun bagi peserta didik. Contohnya membuat PR bagi peserta didik. d) Tidak suka membohong. e) Bertingkah laku yang menyenangkan. f) Rajin dalam belajar mengajar. g) Tidak suka malas dalam belajar mengajar. h) Tidak menyuruh orang untuk bekerja demi sendiri. i) Tepat waktu dalam belajar mengajar. j)
Tidak pernah keluar saat belajar mengajar.
k) Tidak pernah membolos saat belajar mengajar.
43
2) Patuh terhadap kebijakan dan kebijaksanaan yang berlaku, meliputi : a) Menerima menganalisa dan mengkaji berbagai pembaruan pendidik. b) Berusaha menyesuaikan dengan situai dan kondisi pendidikan yang ada. c) Tidak membuat keributan didalam kelas. d) Mengerjakan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. e) Membantu kelancaran proses belajar mengajar. f) Menguasai diri dan intropeksi. Dengan melaksanakan indikator –indikator yang dikemukakan di atas sudah barang tentu disiplin dalam proses pendidikan dapat telaksana dan kedisiplinan dalam proses belajar mengajar dapat terlaksana dan kedisiplinan guru dapat ditigkatkan. Selain beberapa indikator supaya disiplin dapat terlaksana, adapun hal yang perlu diperhatikan yakni langkah-langkah untuk menanamkan kedisiplinan guru disekolah yang meliputi : 1) Pembiasaan guru untuk melakukan hal-hal dengan tertib, keluar dan teratur. Kebiasaan-kebiasaan ini akan berpengaruh besar terhadap ketertiban dan keteraturan dalam hal-hal lain 2) Dengan contoh dan teladan. Dalam hal ini guru, kepala sekolah beserta staf maupun orang tua sekalipun harus menjadi contoh dan teladan bagi anak-anaknya. Jangan membiasakan sesuatu kepada anak tetapi dirinya sendiri tidak melaksanakan hal tersebut. Hal tersebut akan
44
menimbulkan rasa tidak adil dihati anak, rasa tidak senang dan tidak ikhlas melakukan sesuatu yang dibiasakan, akan berakibat bawha pembiasaan itu sebagai pembiasaan yang dipaksakan dan sulit sekali menjadi disiplin yang tumbuh secara alami dari dalam diri atau dari dalam lubuk hati nurani sebagai pembiasaan lingkunganya 3) Dengan Penyadaran Guru pegawai (staf) harus diberikan penjelasan-penjelasan tentang pentingnya nilai dan fungsi dari peraturan-peraturan itu dan apabila kesadaran itu lebih timbul berarti pada guru telah timbul disiplin 4) Dengan Pengawasan Pengawasan bertujuan untuk menjaga atau mencegah agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Pengawasan harus terus-menerus dilakukan,
terlebih
lagi
dalam
situasi-situasi
yang
sangat
memungkinkan bagi guru dan para staf untuk berbuat sesuatu yang melanggar tata tertib sekolah. Menurut Aim Abdul Karim dalam Buku PPKN 2 untuk SMU kelas 2 menyebutkan bahwa ada beberapa indikator untuk menanamkan Disiplin dalam kehidupan yaitu (1) Pembiasaan, (2) Pengawasaan, (3) Perintah, (4) Larangan, (5) Ganjaran hukuman Langkah-langkah tersebut umumnya dilakukan untuk mencegah terjadinya pelanggaran, lalu apa yang harus ditempuh untuk menanamkan kedisiplinan guru jika guru telah ”Telanjur” melakukan pelanggaran (Titik Disiplin). Sehubungan dengan itu dikemukakan alat pendidikan represif.
45
Alat pendidikan represif diadakan bila terjadi sesuatu perbuatan yang dianggap bertentangan dengan peraturan-peraturan. Dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa Disiplin kerja adalah suasana kerja yang terjadi dalam suatu organisasi berdasarkan pada sebuah aturan kerja. Disiplin kerja dapat dilihat dari indikator berikut: 1) Melaksanakan tata tertib dengan baik, 2) patuh terhadap kebijakan dan kebijaksanaan yang berlaku, 3) kesadaran, 4) pengendalian diri 4. Hubungan Supervisi Akademik dan Disiplin Kerja dengan Kinerja Guru Menurut Mukhtar dkk, (2009: 48) Supervisi yang dilakukan oleh pengawas sekolah kepada kepala sekolah dan guru-guru untuk meningkatkan kinerja. Kegiatan supervisi ini dilakukan oleh pengawas sekolah yang bertugas di suatu sekolah. Hal yang diamati oleh pengawas sekolah dalam melaksanakan kegiatan supervisi untuk memantau kinerja kepala sekolah dan guru, diantara administrasi sekolah yaitu bidang supervisi akademik meliputi : a. Menyusun program tahunan dan semester b. Mengatur jadwal pelajaran c. Meningkatkan perbaikan mengajar d. Mengatur disiplin dan tata tertib
46
B. Kerangka Pemikiran 1. Kontribusi Supervisi Akademik oleh Pengawas terhadap Kinerja Guru Kegiatan utama pendidikan di sekolah dalam rangka mewujudkan tujuannya yakni kegiatan pembelajaran, sehingga seluruh aktivitas organisasi sekolah bermuara pada pencapaian efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka kinerja guru perlu ditingkatkan. Oleh karena itu diperlukan peran dari pengawasa akademik untuk mendorong bawahannya/guru-gurunya supaya berkinerja lebih tinggi lagi. Salah satu tugas pengawas akademik adalah sebagai supervisor, yaitu mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan. Jika pengawas akademik sebagai supervisor dapat melakukan tugas, fungsi dan tanggung jawabanya dengan baik melaksanakan supervisi pendidikan secara efektif dan profesional maka logikanya pemberian supervisi oleh akademik oleh pengawas akan meningkatkan kinerja guru. Baharuddin (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa supervisi akademik berkontribusi sebesar 31,5 % terhadap kinerja guru SMP N di Kecamatan Simpang Alahan Mati. Kemudian Silendri (2010) menyatakan bahwa supervisi berkontribusi terhadap kinerja guru sebesar 12,2%.
Penelitian
ini
menunjukkan
bahwa
berkontribusi signifikan terhadap kinerja guru.
supervisi
akademik
47
Berdasarkan pejelasan di atas dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik berkaitan erat dengan kinerja guru dan supervisi akademik diyakini berkontribusi yang positif terhadap kinerja guru. Apabila supervisi akademik oleh pengawas berjalan dengan baik dengan sendirinya kinerja guru juga akan baik dan sebaliknya jika tanpa supervisi akademik oleh pengawas tidak sesuai dengan kebutuhan guru akan mengakibatkan kinerja guru jadi rendah. Dengan demikian, diyakini supervisi akademik oleh pengawas dapat memberikan kontribusi terhadap kinerja guru SD Negeri di Kecamatan Koto XI Tarusan. 2. Kontribusi Disipin Kerja Terhadap Kinerja Guru Disiplin kerja guru merupakan implementasi pengamalan dari aturan baku yang telah ditetapkan. Guru yang disiplin dalam mengajar terlihat dalam ketekunannya ketika melaksanakan tugas, ulet, minatnya yang tinggi dalam memecahkan masalah, penuh kreatif dan sebagainya. Penegakkan
disiplin
kerja
yang
baik
akan
mengarahkan
guru
melaksanakan tugasnya dengan baik dan lancar sehingga mampu menciptakan kinerja yang baik. Minaldin (2006) menyatakan bahwa disiplin kerja berkontribusi sebesar 19,5 % terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri Kecamatan Sungai Limau dan Sungai Geringging Kabupaten Padang Pariaman. Kemudian Zulkarnaini (2005) melalui penelitiannya menyatakan bahwa disiplin kerja berkontribusi signifikan terhadap kinerja guru sebesar 9,8%. Penelitian
48
tersebut menunjukkan bahwa disiplin kerja berkontribusi terhadap kinerja guru. Berdasarkan data dan hasil penelitian dari peneliti lain di atas, diyakini bahwa disiplin kerja guru memberikan kontribusi terhadap kinerja guru SD Negeri di Kecamatan Koto XI Tarusan, yang artinya semakin tinggi tingkat
kedisiplinan kerja guru maka akan semakin baik pula
kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar demikian pula sebaliknya. 3. Kontribusi supervisi akademik oleh pengawas dan disiplin kerja terhadap kinerja guru Kinerja guru akan baik jika guru telah melakukan unsur-unsur yang terdiri dari kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran, kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya, kreatif dalam melaksanakan pengajaran, dapat bekerjasama dengan semua warga sekolah Yusmanda (2000) menyatakan bahwa disiplin Kerja dan supervisi secara bersama-sama berkontribusi terhadap kinerja guru sebesar 62,51%. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil yang sangat signifikan bahwa penegakkan disiplin kerja dan pelaksanaan supervisi akan membantu meningkatkan kinerja guru secara signifikan dan sebaliknya. Berdasarkan uraian dan hasil penelitian di atas, diyakini bahwa supervisi akademik oleh pengawas dan disiplin guru secara bersama-sama
49
berkontribusi terhadap kinerja guru SD Negeri di Kecamatan Koto XI Tarusan. Kerangka pemikiran diatas dapat digambarkan dalam bagan di bawah ini: Supervisi Akademik Oleh Pengawas (X1) Kinerja Guru (Y) Disiplin Kerja Guru (X2) Gambar 2 Kerangka Pemikiran
C. Hipotesis Berdasarkan kajian teori di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: 1. Supervisi akademik oleh pengawas berkontribusi terhadap kinerja guru 2. Disiplin kerja berkontribusi terhadap kinerja guru 3. Supervisi akademik oleh pengawas dan disiplin kerja secara bersamasama berkontribusi terhadap kinerja guru
50
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini diadakan dengan menggunakan metode kuantitatif Korelasional, Agus Irianto (2004:133) menyatakan bahwa metode penelitian korelasional digunakan untuk mengetahui hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lainnya. Sedangan untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel bebas dengan variabel terikat diperlukan perhitungan dalam bentuk koefisien korelasi Data penelitian dianalisis secara deskriptif dan inferensial. Analisis diskriptif dimaksudkan untuk mengambarkan kondisi variabel sebagaimana adanya tanpa memberikan perlakuan dan meneraik generalisasi dari sampel terhadap populasi. Inferensial digunakan untuk mengungkapkan kontribusi variabel bebas (independen variabel) terhadap variabel terikat (independent variabel)
B. Populasi dan sampel 1. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh guru Sekolah Dasar yang yang PNS di Kecamatan Koto XI Tarusan yang berjumlah 330 orang. Diperoleh keadaan populasi sebagai berikut:
50
51
Tabel 1 Data Guru Strata, Masa Kerja Sekolah Dasar Kecamatan Koto XI Tarusan` Populasi Kecamatan Koto XI Tarusan
No Nama SD
Strata S1
Strata S0
Masa Kerja
Masa Kerja
< 15
≥ 15
< 15
≥ 15
Jumlah Guru S1
S0
IML
1
SDN 01 Barung-Barung Belantai
2
-
-
5
2
5
7
2
SDN 02 Gurun Panjang
1
2
2
3
3
5
8
3
SDN 03 Simpang
2
1
1
3
3
4
7
4
SDN 04 Nanggalo
2
2
2
3
4
5
9
5
SDN 05 Nanggalo
1
2
2
1
4
5
6
SDN 06 Kampung Pansur
2
4
2
2
6
8
7
SDN 07 Sungai Tawar
3
1
1
4
2
6
8
SDN 08 Mandeh
4
3
7
7
9
SDN 09 Koto Kulai
2
3
2
2
5
7
10
SDN 10 Sungai Lundang
2
4
2
2
6
8
11
SDN 11 Kampung Tarandam
3
3
2
3
5
8
12
SDN 12 Dusun
2
2
4
2
6
8
13
SDN 13 Sugai Pinang
-
6
4
10
10
14
SDN 14 Siguntur Tua
1
3
2
5
6
15
SDN 15 Sungai Nyalo
5
3
8
8
16
SDN 16 Pulau Karam
2
3
2
2
5
7
17
SDN 17 Cumateh
2
4
3
2
7
9
18
SDN 18 Kampung Pansur
1
4
3
1
7
8
19
SDN 19 Sungai Talang
2
4
1
2
5
7
20
SDN 20 Koto Kulai
2
1
1
2
2
4
21
SDN 21 Kapuh
1
3
3
1
6
7
22
SDN 22 Duku
3
11
3
11
14
23
SDN 23 Sawah Liat
11
11
24
SDN 24 Barung-Barung Belantai
5
8
3
1
7
4
3
2
1
3
52
25
SDN 25 Cerocok Anau
26
SDN 26 Nanggalo
27
SDN 27 Koto Batuhampar
28
SDN 28 Simpang
29
SDN 29 Siguntur
30
SDN 30 Desa Baru
31
4
5
2
3
2
1
4
2
4
2
3
2
1
1
3
3
SDN 31 Kampung Tanjung
4
32
SDN 32 Taluak Raya
33
SDN 33 Gurun Panjang
34
9
9
2
5
7
1
6
7
6
6
3
3
6
1
6
7
2
6
6
4
1
5
5
1
5
3
1
8
9
SDN 34 Siguntur Tua
1
4
1
1
5
6
35
SDN 35 Kampung Sawah
3
1
3
2
4
5
9
36
SDN 36 Dusun
1
1
2
4
2
6
8
37
SDN 37 Koto Pulai
2
3
5
5
38
SDN 38 Cumateh
2
2
4
4
39
SDN 39 Kampun Pansur
1
1
4
2
2
6
8
40
SDN 40 Koto Panjang
2
2
1
1
4
2
6
41
SDN 41 Kapuh
2
2
1
1
4
2
6
42
SDN 42 Talawi
1
1
1
2
2
2
4
43
SDN 43 Siguntur Muda
3
3
1
6
1
7
44
SDN 44 Taratak
7
7
45
SDN 45 Muaro Jumlah
3
4
2
5
6
11
62
21
143
105
83
247
330
P1 = (Strata S1) = (62 + 21) = 83
83 = 0,251 = 0,25 330
P = (S0) =
247 = 0,75 330
3
2
Populasi diambil PNS :
P1 =
4
53
1. Jenjang pendidikan P1 =
Jumlah S1 83 = = 0,25 Jumlah populasi 330
Q1 =
Jumlah S0 247 = = 0,748 Jumlah populasi (N) 330
t
= 1,96
d
= 10 % = 0,1
P
= 0,251
Q
= 0,748
N
= 330
Maka,
N01 =
t 2 .P.Q (1,96) 2 .0,251.0,748 3,84.0,251.0,748 0,72.20952 = = = 0,01 0,01 (d) 2 (0,1) 2
N01 =
0,72,20 = 72,2 0,01
N1 =
NO1 NO1 − 1 1+ N
N1 =
72,2 72,2 72,2 72,2 = = = = 59,38 71,2 1 + 0,2157 1,2157 72,2 − 1 1+ 1+ 330 330
54
2. Masa Dinas
P2 =
Q2 =
Jumlah < 15S1S0 205 = = 0,621 Jumlah populasi (N) 330
Jumlah ≥ 15S1S0 126 = 0,381 Jumlah populasi (N) 330
t
= 1,96
d
= 10 % = 0,1
P
= 0,621
Q
= 0,381
N
= 330
Maka, N0 2 =
N2 =
t 2 .P2 .Q2 (1,96) 2 .0,621.0,381 3,84.0,621.0,381 0,908 = 90,8 = = = 0,01 0,01 (d) 2 (0,1) 2
NO 2 90,8 90,8 90,8 90,8 = = = = 90,8 1 + 0,275 1,275 NO 2 − 1 90,8 − 1 1+ 1+ 1+ 330 330 N
N 2 = 71,2
N1 = 59,38 N2 = 71,2 Æ yang diambil Maka, N2 71,2 712 x 100 % = x 100 % = % = 21,5 % 330 N 330
55
Tabel 2: Penyebaran Sampel Penelitian Pada SD Kecamatan Koto XI Tarusan
S1 21,5%
Sampel Strata S0 21,5 %
Pembulatan S1
Pembulatan SO
Masa Kerja
Masa Kerja
Masa Kerja
Masa Kerja
Sampel Strata SD
≥ 51
1
< 15 0,43
≥ 51 1,075
< 15 1
≥ 51
2
0,215
0,43
0,43
0,645
1
1
3
0,43
0,215
0,215
0,645
1
4
0,43
0,43
0,43
0,645
1
5
0
0,215
0,43
0,43
6
0,43
0
0,86
0,43
1
7
0,645
0,215
0,215
0,215
1
8
0
0
0,86
0,645
9
0,43
0
0,645
0,43
10
0,43
0
0,86
11
0,645
0
12
0,43
13
Jumlah Sampel
≥ 51 1
2
1
1
4
1
1
1
4
1
1
1
4
1
1
1
3
1
1
3
1
1
4
1
1
2
1
1
1
3
0,43
1
1
1
3
0,645
0,43
1
1
1
3
0
0,43
0,86
1
1
1
3
0
1,29
0,86
1
1
2
1
1
3
1
1
2
< 15
1
1
< 15
14
0,215
0
0,645
0,43
15
0
0
1,075
0,645
16
0,43
0
0,645
0,43
1
1
1
3
17
0,43
0
0,86
0,645
1
1
1
3
18
0,215
0
0,86
0,645
1
1
1
3
19
0,43
0
0,86
0,215
1
1
1
3
20
0,43
0
0,215
0,215
1
1
1
3
21
0,215
0
0,645
0,645
1
1
1
3
22
0,645
0
2,365
0
1
3
23
0
0
1,505
0,86
24
0,645
0
0,645
0,43
25
0
0
0,86
1,075
1
4
2
1
3
1
1
3
1
1
2
26
0,43
0
0,645
0,43
1
1
1
3
27
0,215
0
0,86
0,43
1
1
1
3
28
0
0
0,86
0,43
1
1
2
29
0,645
0
0,43
0,215
1
1
1
3
30
0,215
0
0,645
0,645
1
1
1
3
31
0
0
0,86
0,43
1
1
2
56
32
0
0
0,86
0,215
1
1
2
33
0,215
0
1,075
0,645
1
1
1
3
34
0,215
0
0,86
0,215
1
1
1
3
35
0,645
0,215
0,645
0,43
1
1
1
1
4
36
0,215
0,215
0,43
0,86
1
1
1
1
4
37
0
0
0,43
0,645
1
1
2
38
0
0
0,43
0,43
1
1
2
39
0,215
0,215
0,86
0,43
1
1
1
1
4
40
0,43
0,43
0,215
0,215
1
1
1
1
4
41
0,43
0,43
0,215
0,215
1
1
1
1
4
42
0,215
0,215
0,215
0,43
1
1
1
1
4
43
0,645
0,645
0
0,215
1
1
1
3
44
0
0
0,86
0,645
1
1
2
45
0,43
0,645
0,86
0,43
Jumlah
1
1
1
1
4
33
13
46
44
136
C. Defenisi Operasional
Variabel bebas (independen variable) penelitian ini adalah supervisi akademik oleh pengawas dan disiplin kerja guru, sedangkan variabel terikat kinerja guru masing – masing variabel dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Kinerja Guru Kinerja guru adalah persiapan, pelaksanaan, dan pencapaian guru dalam melaksanakan interaksi belajar mengajar dikelas. Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah: 1) penyusunan rencana pembelajaran, 2) pelaksanaan proses pembelajaran, 3) penilaian prestasi belajar peserta didik, 4) penilaian prestasi peserta belajar peserta, 5) pelaksanaan remedial, 6) pelaksanaan pengayaan.
57
2. Pelaksanaan Supervisi Akademik Oleh Pengawas Supervisi akademik oleh pengawas merupakan upaya seorang pengawas dalam pembinaan guru agar guru dapat meningkatkan kualitas mengajarnya dengan melalui langkah-langkah perencanaan, penampilan mengajar yang nyata serta mengadakan perubahan dengan cara yang rasional dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa. Indikator dalam penelitian ini adalah 1) Melaksanakan Pembinaan pada Guru, 2) Melaksanakan Penilaian Kinerja Guru,3) Pelaksanaan Bimbingan Kepada Guru. 3. Disiplin Kerja Guru Disiplin kerja adalah suasana kerja yang terjadi dalam suatu organisasi berdasarkan pada sebuah aturan kerja. Disiplin kerja dapat dilihat dari indikator berikut: 1) Melaksanakan tata tertib dengan baik, 2) patuh terhadap kebijakan yang berlaku, 3) kesadaran, 4) pengendalian diri
D. Instrumen Penelitian 1. Jenis Instrumen
Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik komunikasi tidak langsung. Dalam hal ini alat yang digunakan adalah kuisioner (angket) yang dibagikan pada responden. Kemudian diisi langsung oleh responden yang bersangkutan, tiap pilihan yang telah disediakan untuk setiap pernyataan.
58
2. Skala Pengukuran Data
Instrumen adalah suatu alat untuk mengumpulkan data. Adapun bentuk instrumen pengumpulan data primer adalah dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini disusun dengan menggunakan skala tingkat (Likert). Metode skala Likert yaitu metode perskala. Pertanyaan sikap yang menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentuan nilai skalanya. Teknik pengukuran yang diterapkan adalah berdasarkan rangkaian atau peringkat atau atribut yang dinyatakan, dimana responden hanya memilih satu dari lima alternative yang disediakan. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian ini adalah berupa kuesioner dengan menyediakan alternatif jawaban dan skor sebagai berikut : Untuk mengetahui Supervisi akademik oleh pengawas dan disiplin kerja guru, dan kinerja guru dapat diukur dengan menggunakan skala likert dengan kategori pengukuran yaitu : 1) Selalu (SL); dengan kategori nilai : 5 2) Sering (SR); dengan kategori nilai : 4 3) Kadang-Kadang (KK); dengan kategori nilai : 3 4) Jarang (JR); dengan kategori nilai : 2 5) Tidak Pernah (TP); dengan kategori nilai : 1
(Yusuf, 2007 :303)
59
3. Penyusunan Instrumen
Penyusunan Instrumen dalam penelitian ini berdasarkan pada indikator variabel. Penentuan indikator-indikator berdasarkan pada teori yang telah diuraikan sebelumnya. Tahap penyusunan instrumen dilakukan dengan langkah sebagai berikut: a
Pembuatan kisi-kisi berdasarkan indikator variabel
b
Penyusunan butir-butir pertanyaan yang sesuai dengan kisi-kisi yang telah dibuat
c
Pembuatan butir-butir item dalam bentuk pernyataan berdasarkan indikator variabel
Tabel 3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
No 1
2
3
Variabel Penelitian Y Kinerja Guru
Indikator
1. 2. 3. 4. 5.
Penyusunan rencana pembelajaran Pelaksanaan proses pembelajaran Penilaian prestasi belajar peserta didik Pelaksanaan Remedial Pelaksanaan Pengayaan
No. Item
12 10 6 8 4
X1 Supervisi Akademik oleh pengawas
1. Melaksanakan Pembinaan pada guru 2. Melaksanakan Penilaian Kinerja guru 3. Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesionalitas tenaga kependidikan lainnya.
11 6
X2 Disiplin Kerja
1. 2. 3. 4.
10 10 10 10
Melaksanakan tata tertib dengan baik Patuh terhadap kebijakan yang berlaku Kesadaran dari dalam diri Pengendalian Diri tehadap peraturan
19
60
E. Uji Coba Instrumen
Instrumen yang telah disusun sebelum digunakan terlebih dahulu
diujicobakan untuk mengetahui keandalan dan kesahihannya. Uji coba instrumen dilaksanakan pada tanggal 24-25 Mei 2011 terhadap 30 orang guru dari populasi yang sama, diluar sampel penelitian ini yang dipilih secara acak dengan mempertimbangkan proporsi masing-masing strata yang terdapat dalam populasi. Ujicoba instrumen dimaksudkan untuk mengetahui tingkat validitas dan reallibilitas instrumen yang akan digunakan dalam penelitian sesungguhnya. Untuk mengetahui validitas butir dilakukan analisis butir dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment. Kriteria yang digunakan untuk menguji validitas instrumen adalah bila koefisien korelasi (rxy) dengan nilai probabilitas kekeliruan (p) lebih kecil dari taraf signifikansi alpha 0,05, maka butir pernyataan itu dinyatakan valid dan sahih. Sedangkan untuk mengetahui reliabilitas instrumen dilakukan dengan teknik Alpha Cronbach. Kriteria yang digunakan untuk menguji realiabilitas (rtt) adalah apabila rtt lebih besar dari r tabel dalam taraf signifikan alpha 0,05, maka instrumen penelitian dinyatakan reliabel atau handal. Data hasil ujicoba dianalisis dengan menggunakan alat bantu komputer SPSS versi 17 yang menyajikan analisis kesahihan butir dan uji keandalan instrumen. Hasil analisis kesahihan butir dimuat pada lampiran 2, 3 dan 4 rangkumanya disajikan dalam Tabel 4
61
Tabel 4 Kisi-Kisi Instrumen Setelah Uji Coba
No (1) 1
Variabel
Indikator
(2) (3) Kinerja Guru 1. Penyusunan rencana (Y) pembelajaran 2. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran 3. Penilaian prestasi belajar peserta didik 4. Pelaksanaan Remedial 5. Pelaksanaan Pengayaan
1
9
6
-
6
8 4
1 -
7
40 11
3 -
37 11
6
1
5
-
7
19
1
18
36
2
34
Disiplin Kerja 1. Melaksanakan tata tertib (X2) degan baik 2. Patuh terhadap kebijakan yang berlaku 3. Kesadaran dari dalam diri 4. Pengendalian Diri tehadap peraturan
10
-
10
10
-
10
10 10
2 1
8 9
JUMLAH
40
3
37
116
8
108
JUMLAH
3
Butir Sahih (6) 11
10
JUMLAH Supervisi 1. Melaksanakan Pembinaan akademik oleh pada guru pengawas (X1) 2. Melaksanakan Penilaian Kinerja guru 3. Pelaksanaan Bimbingan pada guru
2
Butir Butir Ujicoba Gugur (4) (5) 1 12
Jumlah Butir Angket Secara Keseluruhan
Tabel di atas memperlihatkan bahwa banyak butir angket kinerja
guru dirancang 40 butir gugur 3 butir dan yang valid adalah 37 butir, angket supervisi akademik oleh pengawas dirancang 36 butir dan gugur 2 sehingga valid 34, disiplin kerja dirancang 40 butir, gugur 3 butir dan valid
62
37 butir. Jumlah butir angket yang sahih atau handal ketiga variabel 108 butir. Selanjutnya, hasil analisis keterandalan instrumen (realibilitas) dirangkum pada Tabel 5 Tabel 5. Rangkuman Hasil Analisis Keandalan Instrumen
Variabel
Nama variabel Banyak Koefisien Butir
r tabel
Keterangan
Keterandalan
Y
Kinerja Guru
37
0,954
0,361
Handal
X1
Supervisi akademik oleh pengawas Disiplin Kerja
34
0,953
0,361
Handal
37
0,953
0,361
Handal
X2
Hasil analisis pada Tabel 6 di atas menginformasikan bahwa koefisien
keterandalan (rtt) ketiga variabel yaitu kinerja guru (Y), dengan tingkat keterhandalan 0,954, supervisi akademik oleh pengawas (X1) tingkat keterhandalan 0,953 dan disiplin kerja (X2) tingkat keterhandalan 0,953, berarti ketiga indikator ini lebih besar r tabel jadi dapat dinyatakan bahwa instrumen yang digunakan adalah handal.
F. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan tanggal 18-19 Juni 2011 dengan cara menyebarkan langsung angket kepada responden yang menjadi sampel penelitian di sekolah masing-masing. Penyebaran dan pengumpulan angket dibantu oleh guru yang ada dilokasi penelitian. Semua guru-guru sebagai responden diundang untuk hadir pada suatu ruangan Aula, diberi penjelasan
63
secukupnya, kemudian instrumen diisi oleh responden dan bila selesai, instrument dikumpulkan kembali oleh peneliti.
G. Teknik Analisis Data
1. Deskripsi Data Data ketiga variable , disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi. Berdasarkan data frekuensi tersebut didapatkan skor mean, (nilai rata)
modus (nilai yang sering muncul), median ( nilai tengah), dan standar deviasi. Untuk mengetahui tingkat pencapaian responden pada setiap variable digunakan rumus: DP =
ΣX x100% nxΣ1 xskalatertinggi
Keterangan: DP
= Derajat/ tingkat pencapaian
Σx
= Skor rata-rata
NxΣ i
= Jumlah item instrument
Skala tertinggi = 5 Untuk
menentukan
kategori tingkat pencapaian responden
digunakan klasifikasi yang dikemungkakan Sudjana (1982:206), seperti beriku ini:
64
Persentase
Interpretasi
90%-100%
Sangat Baik/ Sangat tinggi
80%-89%
Baik / Tinggi
65%-79%
Cukup/ Sedang
55%-64%
Kurang Baik/Kurang
0%-54%
Tidak Baik/ Rendah
2. Uji Persyaratan Sebelum
analisis
data
dilakukan,
terlebih
dahulu
dilakukan
pemeriksaan terhadap persyaratan analisis, Sudjana (1982) mengemukakan persyaratan tersebut sebagai berikut: a) Pemeriksaan Normalitas data Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normalitas sebaran ketiga variable penelitian. Untuk itu uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov test (pengujian K-S) b) Pemeriksaan Homogenitas populasi Pemeriksaan homogenitas populasi dilakukan dengan menggunakan tekinik levene statistic Test ( uji L-S), untuk melihat apakah data yang diperoleh berasal dari varinsi kelompok yang homogeny atau tidak c) Pemeriksaan Linearitas garis regresi Pemeriksaan linearitas garis regresi dilakukan dengan teknik regresi sederhana. Pemerikasaan ini bertujuan untuk menentukan kelinearan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
65
d) Pemeriksaan independensi variabel bebas Pemeriksaan independent antar variabel bebas dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi
Product moment. Pemeriksaan ini
bertujuan apakah data kedua variabel bebas tidak mempunyai hubungan yang berarti. 3. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi sederhana dan regrasi berganda dibantu dengan program SPSS versi 17.00 a. Hipotesis pertama dan kedua di uji dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi sederhana. Besarnya koefisien korelasi r dihitung dengan menggunakan rumus product moment regresi sederhana untuk supervisi akademik oleh pengawas dan disiplin kerja terhadap kinerja guru yang dihitung dengan model persamaan Y = a + bx b. Hipotesis ketiga diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi berganda.
Koefisien
korelasi
berganda
(R)
digunakan
untuk
mengetahui hubungan dan kontribusi dari kedua variabel secara bersama-sama terhadap pelaksanaan kinerja guru. Analisis regresi ganda digunakan untuk memprediksi bagaimana pengaruh variabel terikat bila variabel bebas sebagai faktor prediktor. Persamaan regresi ganda untuk dua prediktor adalah Y= a+ b1X1 + b2 X2
66
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Data penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu data variabel kinerja guru, supervisi akademik oleh pengawas, variabel disiplin kerja. Data tersebut dideskripsikan sebagai berikut: 1. Kinerja Guru SD Negeri di Kecamatan Koto IX Tarusan Angket variabel kinerja guru terdiri dari 37 butir. Maka skor minimum 37 dan skor maksimum 185. Dari jawaban responden, diperoleh skor terendah 85 dan skor tertinggi 161. Hasil pengolahan data diperoleh skor rata-rata (mean) sebesar 125,9, modus (mode) sebesar 100,0, median sebesar 125,0 dan simpangan baku (standar deviation) sebesar 15,67. harga skor rata-rata, modus dan median tidak jauh berbeda dan tidak melebih satu simpangan baku, ini berarti bahwa distribusi kinerja guru cenderung normal. Gambaran distribusi frekuensi skor kinerja guru, dapat dilihat padang Tabel 6 dan grafik histogramnya 2 Tabel 6 Distribusi Frekuensi Skor Kinerja Guru (Y) Kelas Interval 151-161 140-150 129-139 118-128 107-117 96-106 85-95 Jumlah
Fo 7 25 26 39 20 16 3 136
% fo 5,15 18,38 19,12 28,68 14,71 11,76 2,21 100,00 66
Fk 7 32 58 97 117 133 136
%fk 5,15 23,53 42,65 71,32 86,03 97,79 100,00
67
45
39
40 35 30
26
25
25
20
20
16
15 7
10 5
3
0 90
101
1 112 123 134 Skor Tengah Kelas Interval
145
156
Gambar 2 Histogram Kinerja Guru Pada Tabel 6 Kelihatan bahwa 28,68% dari skor kinerja guru berada pada kelas interval skor rata-rata 42,65% skor kinerja guru di atas kelas interval skor rata-rata dan 28,68% berada di bawah kelas interval skor rata-rata. Ini berarti bahwa sebagian besar skor kinerja guru berada di atas kelas interval skor rata-rata. Selanjutnya hasil analisis tingkat capaian responden setiap indikator kinerja guru disajikan pada Tabel 7 Tabel 7. Tingkat Pencapaian Responden setiap Indikator Kinerja Guru Indikator Penyusunan Rencana Pembelajaran Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Penilaian Prestasi Belajar Peserta didik Pelaksanaan Remedial Pelaksanaan Pengayaan Keseluruhan Skor Pelaksanaan Tugas guru
Skor Ideal 55 45 30
Rata- % Tingkat rata Pencapaian 34,57 68,2% 34,0 69,2% 29,2 66,3%
35 20 185
32,2 13,1 125,9
68,8% 65,5% 68,0%
Kategori Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
68
Secara umum tingkat capaian skor kinerja guru SD Negeri Kecamatan Koto XI Tarusan Kecamatan Pesisir Selatan (68,0%) dari skor ideal. Pada Tabel 7 kelihatan bahwa tingkat pencapaian indikator yang tinggi (69,2%) cukup pada indikator pelaksanaan kegiatan pembelajaran, indikator kedua tingkat capaian (68,8%) cukup pada indikator pelaksanaan remedial, indikator ketiga dengan tingkat capaian (68,2%) cukup pada indikator penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, selanjutnya tingkat capaian (66,3%) cukup pada indikator penilaian prestasi belajar peserta didik selanjutnya tingkat capaian (65,5%) cukup pada indikator pelaksanaan pengayaan termasuk kategori terendah. 2. Supervisi Akademik Oleh Pengawas SD Negeri di Kecamatan Koto XI Tarusan Angket variabel kinerja guru terdiri dari 34 butir. Maka skor minimum 34 dan skor maksimum 170. Dari jawaban responden, diperoleh skor terendah 80 dan skor tertinggi 152. Hasil pengolahan data diperoleh skor rata-rata (mean) sebesar 118,0, modus (mode) sebesar 108,0, median sebesar 119,0 dan simpangan baku (standar deviation) sebesar 17,07. harga skor rata-rata, modus dan median tidak jauh berbeda dan tidak melebih satu simpangan baku, ini berarti bahwa distribusi kinerja guru cenderung normal. Gambaran distribusi frekuensi skor kinerja guru, dapat dilihat padang Tabel 8 dan grafik histogramnya pada Gambar 3
69
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Skor Supervisi Akademik Oleh Pengawas (X1) Kelas Interval 146-156 135-145 124-134 113-123 102-112 91-101 80-90 Jumlah
Fo 6 22 26 27 30 15 10 136
% fo 4,41 16,18 19,12 19,85 22,06 11,03 7,35 100,00
Fk 6 28 54 81 111 126 136
%fk 4,41 20,59 39,71 59,56 81,62 92,65 100,00
35 30 30
27
26
25
22
20 15 15 10 10
6
5 0 85
96
107
118 1
129
140
151
Skor Tengah Kelas Interval Gambar 3. Supervisi Akademik Oleh Pengawas Pada Tabel 8 Kelihatan bahwa 19,8% dari skor supervisi akademik oleh pengawas berada pada kelas interval skor rata-rata 39,71% skor supervisi akademik oleh pengawas kelas interval skor rata-rata 40,44% berada di bawah kelas interval skor rata-rata. Ini berarti bahwa sebagian besar skor supervisi akademik oleh pengawas di bawah kelas interval skor rata-rata.
70
Selanjutnya hasil analisis tingkat capaian responden setiap indikator supervisi akademik oleh pengawas dapat disajikan pada Tabel 9 Tabel 9. Tingkat Pencapaian Respon setiap Indikator Akademik Oleh Pengawas Indikator
Supervisi
Skor
Rata-
% Tingkat
Kategori
Ideal
rata
Pencapaian
Pelaksanaan Pembinaan Pada Guru
50
35,3
70,5
Cukup
Pelaksanaan Penilaian Kinerja
25
17,6
70,2
Cukup
Pelaksanaan Bimbingan pada Guru
90
60,0
67,0
Cukup
Jumlah Skor Pelaksanaan Supervisi Akademik Oleh Pengawas
185
125,9
68,0
Cukup
Pada Tabel 9 kelihatan bahwa tingkat capaian skor supervisi akademik oleh pengawas SD Negeri Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan 68,0% dari skor ideal. Analisis tertinggi berada pada indikator pelaksanaan pembinaan pada guru 70,5% dengan kategori cukup dan indikator kedua adalah pelaksanaan penilaian kinerja dengan tingkat pencapaiannya 70,2% dengan kategori cukup, indikator ketiga pelaksanaan bimbingan pada guru dengan tingkat capaian 67,0% dengan kategori cukup Hal ini menunjukkan bahwa supervisi akademik oleh pengawas SD Negeri Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan dalam pelaksanaan pembinaan pada guru dengan kategori cukup, pelaksanaan penilaian kinerja dengan kategori cukup, pelaksanaan bimbingan dengan kepada guru dengan kategori cukup.
71
3. Disiplin Kerja Guru SD Negeri Kecamatan Koto XI Tarusan Pesisir Selatan Angket variabel disiplin kerja guru terdiri dari 37 butir. Maka skor minimum 30 dan skor maksimum 185. Dari jawaban responden, diperoleh skor terendah 70 dan skor tertinggi 175. Hasil pengolahan data diperoleh skor rata-rata (mean) sebesar 120,2, modus (mode) sebesar 119 median sebesar 120,0 dan simpangan baku (standar deviation) sebesar 17,7. harga skor rata-rata, modus dan median tidak jauh berbeda dan tidak melebih satu simpangan baku, ini berarti bahwa distribusi motivasi kerja cenderung normal. Gambaran distribusi frekuensi skor disiplin kerja guru, dapat dilihat padang Tabel 10 dan grafik histogramnya 4 Tabel 10 Distribusi Frekuensi Skor Disiplin Kerja Guru (X2) Kelas Interval 160-174 145-159 130-144 115-129 100-114 85-99 70-84 Jumlah
Fo 2 9 25 60 22 12 4 136
% fo 1,47 6,62 18.38 44.12 16.18 8.82 2.94 100,00
70
fk 2 11 36 96 118 130 134
%fk 1,47 8,09 26,47 70.59 86.76 95,59 98.53
60
60 50 40 30
25
22
20
12
10
9
4
2
0
77
92
107
1
122
137
167
Gambar 4 Histogram Disiplin Kerja Guru
152
72
Pada Tabel 10 kelihatan bahwa 44,12% dari skor disiplin kerja berada di atas kelas interval skor rata-rata, 26,47% skor disiplin kerja di atas klas interval skor rata-rata dan 27,94% berada di bawah kelas interval skor rata-rata. Ini berarti bahwa sebagian besar skor disiplin kerja berada di bawah kelas interval skor rata-rata. Selanjutnya hasil analisis tingkat capaian responden setiap indikator motivasi kerja guru disajikan pada Tabel 11 Tabel 11. Tingkat Pencapaian Respon setiap Indikator Disiplin Kerja Indikator Melaksanakan tata tertib dengan baik Patuh terhadap Kebijakan yang Berlaku Kesadaran dari dalam diri Mengendalikan diri terhadap peraturan Keseluruhan Skor Pelaksanaan Tugas Guru
Skor Rata- % Tingkat Ideal rata Pencapaian 50 34,5 69,1
Kategori Cukup
50
34,0
68,0
Cukup
40
29,2
73,1
Cukup
45
32,2
71,5
Cukup
185
119,7
64,7
Cukup
Secara umum tingkat capaian skor disiplin kerja guru SD Negeri Koto IX Tarusan Kecamatan Pesisir Selatan 64,7% dari skor ideal. Pada Tabel 12 kelihatan bahwa indikator kesadaran dari dalam diri tingkat capaian tinggi (73,1%) dengan kategori cukup, indikator kedua mengendalikan diri terhadap peraturan (71,5%) dengan kategori cukup, indikator ketiga pelaksanaan tata tertib (69,1%) dengan kategori cukup, indikator terendah patuh terhadap kebijakan yang berlaku (68%) dengan
73
kategori cukup. Ternyata dari keempat indikator disiplin kerja guru ditemukan indikator sudah mencapai kategori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa disiplin kerja guru SD Negeri Kecamatan Koto XI dilihat dari aspek ketekunan, semangat, kegairahan, tanggung jawab berada pada kategori cukup.
B. Pengujian Persyaratan Analisis 1. Uji Normalitas Data Uji normalitas data dilakukan karena merupakan persyaratan penting dalam analisis data berikutnya. Pengujian kenormalan data dimaksudkan untuk menguji asumsi bahwa rata-rata sampel mendekati kenormalan populasi, kegunaannya untuk mengetahui dan memberikan keyakinan apakah data dapat diolah dengan teknik regresi analisis. Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan tes Kolmogrof Smirnov (Tes K-S), dengan menetapkan taraf signifikasn 5% atau α = 0,05 (Sudjana, 1982:280). Data dapat dikatakan berdistribusi normal jika taraf signifikan (Asymp.Sig) > 0,05 maka data berdistribusi normal, hasil pemeriksaan dapat dilihat pada Tabel 12 di bawah ini: Tabel 12. Hasil Uji Normalitas Variabal X1, X2 dan Y dengan tes Kolmogrov Smirnov Variabel Supervisi
KS Akademik 0,837
Asymp Sig
Pengujian
Keterangan
0,486
0,05
Normal
Oleh Pengawas (X1) Disiplin Kerja (X2)
1,037
0,232
0,05
Normal
Kinerja Guru (Y)
0,630
0,822
0,05
Normal
74
Hasil perhitungan normalitas variabel supervisi akademik oleh pengawas (X1) dan disiplin kerja (X2) terhadap kinerja guru (Y) dapat disimpulkan: a. Data supervisi akademik oleh pengawas (X1) memiliki nilai Asymp Sig 0,486 karena signifikansi lebih dari 0,05 jadi data dinyatakan berdistribusi normal b. Data disiplin kerja (X2) memiliki nilai Asymp Sig 0,232 karena signifikansi lebih dari 0,05 jadi data dinyatakan berdistribusi normal c. Data pelaksanaan tugas guru (X1) memiliki nilai Asymp Sig 0,822 karena signifikansi lebih dari 0,05 jadi data dinyatakan berdistribusi normal 2. Uji Homogenitas Data Pengujian homogenitas data dilakukan untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal dari popluasi yang homogen. Untuk menguji homogenitas dilakukan dengan analisis Levene Statistic. Analisis homogenitas varian dilakukan untuk mengetahui apakah asumsi bahwa ketiga variabel yang mempunyai varian yang sama (homogen). Hasil dari homogenitas dapat dilihat pada Tabel 13 Tabel 13 Homogeitas variabel supervisi akademik oleh pengawas (X1), disiplin kerja (X2) dan kinerja guru (Y) Levene Statistic Supervisi Akademik Oleh Pengawas Disiplin Keja Guru Kinerja Guru
Df1
df2
Sig.
0,299
2
133
0,742
0,462 1,465
2 2
133 133
0,631 0,235
75
Tabel 13 dapat dilihat bahwa besarnya Levene Statistic supervisi akademik oleh pengawas (X1) adalah 0,299 sedangkan probabilitas atau signifikasinya adalah 0,742, disiplin kerja (X2) adalah 0,462 sedangkan probabilitasnya 0,631 yang berarti lebih besar dari 0,05, kinerja guru (Y) adalah 1,465 dengan probabilitasnya 0,235 demikian hipotesis nol (Ho) diterima yang berarti asumsi bahwa varians populasi adalah indentik (homogen) dapat diterima. 3. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak signifikan dan juga sebagai persyaratan dalam analisis korelasi atau regresi, apabila taraf signifikan antara dua variabel kurang dari 0,05 maka dikatakan mempunyai hubungan yang linear. Tabel 14. Hasil Uji Linearitas Variabel X1 terhadap Variabel Y
Linearity Deviation from Linearity Within Groups Total
Sum of Squares 4606,570
df 1
Mean Square 4606,570
F 21,962
Sig. 0,000
10934,823
50
218,696
1,043
0,426
17619,246
84
209,753
33160,640
135
Tabel 14 dapat dijelaskan bahwa nilai signifikasn pada Linearity X1 terhadap Y sebesar 0,000. karena signifikansiya kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel supervisi akademik oleh pengawas (X1) terhadap kinerja guru (Y) terdapat hubungan linear
76
Uji linearitas variabel disiplin kerja (X2) terhadap variabel kinerja guru (Y) dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 15. Hasil Uji Linearitas Variabel X2 terhadap Variabel Y Sum of Squares 4291,129
Linearity Deviation from Linearity Within Groups Total
1
Mean Square 4291,129
F 24,661
Sig. 0,000
15645,278
58
269,746
1,550
0,037
13224,233
76
174,003
33160,640
135
df
Dari Tabel 15 dapat dijelaskan bahwa nilai signifikan pada Linearity X2 terhadap Y sebesar 0,000. karena signifikansiya kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel disiplin kerja (X2) terhadap kinerja guru (Y) terdapat hubungan linear 4. Uji Indepedensi Variabel antar variabel bebas Pengujian independensi variabel dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas tidak tidak terkontaminasi variabel lainnya (independen). Hasil independen variabel dapat dilihat pada tabel 16 Tabel 16. Hasil Analisis Independensi Variabel X1 dan X2 Korelasi
R1.2
X1 dengan X2 0,000
ρ 0,328
Keterangan Independen
Hasil perhitungan pada Tabel 16 menunjukkan bahwa koefisien korelasi variabel X1 dengan X2 (r1.2) adalah sebesar 0,000 dengan p= 0,319>α = 0,05 ini berarti bahwa variabel supervisi akademik oleh pengawas tidak berkorelasi secara signifikan dengan variabel disiplin kerja
77
atau dengan kata lain kedua variabel saling independen. Dengan demikian persyaratan independen variabel sudah terpenuhi
C. Pengujian Hipotesis 1. Kontribusi supervisi akademik oleh pengawas (X1) terhadap kinerja guru (Y) dilakukan analisis korelasi sederhana dengan uji t. Hipotesis pertama yang diuji dalam penelitian ini adalah supervisi akademik oleh pengawas berkontribusi terhadap kinerja guru, untuk menguji hipotesis ini dilakukan analisis korelasi dapat dilihat pada Tabel 17 Tabel 17 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi supervisi akademik oleh pengawas (X1) terhadap kinerja Guru (Y) Korelasi (ryl)
Koefisien Korelas Koefisien (r) Determinasi 0,373 0,139
Ρ 0,000
Hasil perhitungan pada Tabel 17 menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara supervisi akademik oleh pengawas dengan pelaksanaan tugas guru adalah sebesar = 0,373 dengan p<α(0,03). Berdasarkan hasil perhitungan ini dapat dijelaskan bahwa supervisi akademik oleh pengawas berkontribusi terhadap kinerja guru, dan bentuk hubungannya positif dengan koefisien determinasi = 0,139. Selanjutnya, untuk mengetahui bentuk hubungan supervisi akademik oleh pengawas (X1) terhadap kinerja guru (Y), apakah hubungan itu besifat prediktif atau tidak, maka dilakukan analisis regresi sederhana. Dari hasil
78
analisis diperoleh persamaan regresi Ŷ=85,541+0,342X1. Kemudian persamaan ini diuji keberartian dan kelinierannya dengan uji F melalui Anova Regresi. Rangkuman hasil analisis uji keberartian persamaan disajikan dalam Tabel 18 Tabel 18 Rangkuman Hasil Analisis Uji Keberartian Persamaan Regresi X1 terhadap kinerja guru (Y) Sumber Regresi Linear Residu Linear Total
Jumlah Kuadrat
Rata-rata Kuadrat
Df
4606,570
1
4606,570
28554,070 33160,640
134 135
213,090
F
Sig.
21,618
0,000
Pada Tabel 18 kelihatan bahwa harga Fhitung sebesar 21,618 dengan nilai ρ = 0,000<α 0,05. ini berarti bahwa persamaan regresi Ŷ=85,541+0,342X1 adalah linear dan sangat signifikan. Selanjutnya dilakukan uji keberartian koefisien regresi. Rangkuman hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 19 Tabel 19 Pengujian keberartian Koefisien Rengresi X1 terhadap Y Sumber Konstanta Supervisi Akademik oleh pengawas
Koefisien
T
Sig.
85,541
9,742
0,000
0,342
4,650
0,000
Pada Tabel 19 kelihatan bahwa harga t koefisien regresi 4,650 dan taraf signifikan 0,000. Ini berarti bahwa koefisien regresi = 0,342 sangat signifikan dan dapat digunakan untuk memprediksi kinerja guru. Model regresi di atas menjelaskan bahwa setiap peningkatan supervisi akademik
79
oleh pengawas 1 skala akan berkontribusi terhadap kinerja guru sebesar 0,342 skala, dan skala tugas guru sudah ada sebesar 85,541. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Observed Linear 160.00
140.00
120.00
100.00
80.00 80.00
100.00
120.00
140.00
160.00
Gambar 5 Garis regresi linear Supervisi Akademik Oleh Pengawas
Berdasarkan hasil pengujian di atas semuannya signifikan maka hipotesis yang menyatakan bahwa supervisi akdemik oleh pengawas berkontribusi terhadap kinerja guru dapat diterima dalam taraf kepercayaan 95% dan besar kontribusi 13,9%
80
2. Hipotesis Kedua Hipotesis kedua yang diuji dalam penelitian ini adalah disiplin kerja berkontribusi terhadap kinerja guru, untuk menguji hipotesis ini dilakukan analisis korelasi dapat dilihat pada Tabel 20 Tabel 20 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Variabel Disiplin Kerja (X2) terhadap Variabel Kinerja Guru (Y) Korelasi (ryl)
Koefisien Korelasi Koefisien (r) Determinasi 0,360 0,129
Ρ 0,000
Hasil perhitungan pada Tabel 20 menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara disiplin kerja dengan kinerja guru adalah sebesar = 0,360 dengan p<α(0,05). Berdasarkan hasil perhitungan ini dapat dijelaskan bahwa disiplin kerja berkorelasi sangat signifikan terhadap kinerja guru, dan bentuk hubungannya positif dengan koefisien determinasi = 0,129 Selanjutnya, untuk mengetahui bentuk hubungan disiplin kerja (X2) terhadap kinerja guru (Y), apakah besifat
prediktif atau tidak, maka
dilakukan analisis regresi sederhana. Dari hasil analisis diperoleh persamaan regresi Ŷ=164,164+ 0,318X2. Kemudian persamaan ini diuji keberartian dan kelinierannya dengan
uji F melalui Anova Regresi.
Rangkuman hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 21 Rangkuman hasil analisis uji keberartian persamaan regresi disajikan dalam Tabel 21
81
Tabel 21 Rangkuman Hasil Analisis Uji Keberartian Persamaan Regresi X2 terhadap Kinerja guru (Y) Sumber Regresi Residu Total
Jumlah Kuadrat 4291,129 28869,511 33160,640
Df 1 134 135
Rata-rata Kuadrat 4291,129 215,444
F 19,918
Sig. 0,000
Pada Tabel 21 kelihatan bahwa harga Fhitung sebesar 19,918 dengan nilai ρ=0,000< α 0,05. ini berarti bahwa persamaan regresi yang diperoleh Ŷ=164,164+0,318X2. adalah linear dan signifikan. Selanjutnya dilakukan uji keberartian koefisien regresi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Observed Linear 160.00
140.00
120.00
100.00
80.00 60.00
80.00
100.00
120.00
140.00
160.00
180.00
Gambar 6 Garis Regresi Linear Disiplin Kerja Guru
82
Rangkuman hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 22 Tabel 22 Uji Keberartian Koefisien X2 terhadap Y Sumber Konstanta Disiplin Kerja
Koefisien 164,164 0,318
t 18,968 4,463
Sig. 0,000 0,000
Pada Tabel 22 kelihatan bahwa harga t koefisien regresi 4,463 dan taraf signifikan 0,000. ini berarti bahwa koefisien regresi = 0,318 sangat signifikan dan dapat digunakan untuk memprediksi kinerja guru. Model regresi di atas menjelaskan bahwa setiap peningkatan disiplin kerja 1 skala akan berkontribusi terhadap kinerja guru sebesar 0,318 skala, dan skala pelaksanaan tugas guru sudah ada sebesar 164,164. Untuk lebih jelanya dapat dilihat pada grafik di bawah ini: Berdasarkan hasil pengujian di atas semuannya signifikan maka hipotesis yang menyatakan bahwa disiplin kerja berkontribusi terhadap kinerja guru dapat diterima dalam taraf kepercayaan 95% dan besar kontribusi 12,6% 3. Hipotesis Ketiga Hipotesis ketiga yang diuji dalam penelitian ini adalah bahwa supervisi akademik oleh pengawas dan disiplin kerja secara BersamaSama Berkontribusi Terhadap kinerja Guru. untuk menguji hipotesis ini dilakukan analisis korelasi ganda. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 23
83
Tabel 23 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Supervisi Akademik Oleh Pengawas (X1) dan Disiplin Kerja (X2) terhadap Kinerja Guru (Y) Korelasi (ryl2)
Koefisien Korelas (R) Koefisien Determinasi (R2) 0,472 0,223
Ρ 0,000
Hasil perhitungan pada Tabel 23 menunjukkan bahwa harga koefisien korelasi ganda supervisi akademik oleh pengawas dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan variabel kinerja guru (R2y12) adalah sebesar 0,472 dengan ρ= 0,000< α = 0,01 dan koefisien determinasi (R2y12) sebesar 0,223. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa supervisi akademik oleh pengawas dan disiplin kerja secara bersama-sama berkontribusi secara sangat signifikan terhadap kinerja guru. Untuk mengetahui besar hubungan supervisi akademik oleh pengawas (X1) dan disiplin kerja (X2) terhadap kinerja guru (Y), apakah hubungan itu besifat prediktif atau tidak, maka dilakukan analisis regresi ganda. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh persamaan regresi Ŷ=123,533+0,287X1+0,261X2 .Persamaan ini kemudian diuji keberartian dengan uji F. Rangkuman hasil pengujian keberartian persamaan dapat dilihat pada Tabel 24 Tabel 24 Rangkuman Hasil Analisis Uji Keberartian Persamaan Regresi supervisi akademik oleh pengawas (X1) dan disiplin kerja (X2) terhadap kinerja guru (Y) Sumber Regresi Residu Total
Jumlah Kuadrat
Rata-rata Kuadrat
Df
7387,574
2
3693,787
25773,065
133
193,782
33160,640
135
F 19,062
Sig. 0,000
84
Pada Tabel 24 kelihatan bahwa harga Fhitung sebesar 9,147 dengan nilai ρ=0,000<α=0,01. Persamaan ini berarti bahwa persamaan regresi Ŷ=123,533+0,287X1+0,261X2 adalah
sangat
signifikan
dan
dapat
digunakan untuk memprediksi kinerja guru. Untuk lebih jelanya dapat dilihat pada grafik di bawah ini: Berdasarkan hasil pengujian yang semuanya sangat signifikan maka hipotesis yang menyatakan bahwa “supervisi akademik oleh pengawas dan disiplin kerja secara bersama-sama berkontribusi terhadap kinerja guru dapat diterima dalam taraf kepercayaan 95% dan besar kontribusi sebesar 22,3%. Komposisi besarnya kontribusi relatif dan efektif dari kedua prediktor terhadap pelaksanaan tugas guru dapat dilihat pada Tabel 25 Tabel 25. Komposisi Kotribusi Variabel Bebas (X1) dan (X2) Terhadap Variabel Y Variabel (X)
Kotribusi Relatif (KR) % Supervisi akademik oleh 46.318 pengawas Disiplin kerja 53.682 Total 100.000
Kontribusi Efektif (KE) % 10.668 12.364 23.032
Berdasarkan tabel 25 dapat dijelaskan bahwa kontribusi relatif supervisi akademik oleh pengawas (X1) terhadap kinerja guru sebesar 46,318%. Sedangkan kontribusi efektif sebesar 10.668%. disiplin kerja (X2) berkontribusi secara relatif sebesar 53.682%, sedangkan kontribusi efektif 12.032%. Dengan mempertimbangkan kemungkinan kontribusi
85
lain. Maka kontribusi efektif kedua variabel bebas tersebut lebih kurang 23,0%, sedangkan sisanya 77,0% diperkirakan berasal dari variabelvariabel lain yang tidak diukur melalui penelitian ini. Selanjutnya untuk mengetahui besaran kontribusi kedua variabel bebas terhadap kinerja guru secara kondisional, digunakan teknik korelasi parsial. Hasil analisis korelasi parsial dapat dilihat pada Tabel 26 berikut ini: Tabel 26. Rangkuman Analisis Korelasi Parsial
ρ
Korelasi
R
r2
r 1, y-2
0,314
0,099
0,000
r 2, y-1
0,340
0,116
0,000
Korelasi parsial antara supervisi akademik oleh pengawas (X1) terhadap kinerja guru (Y), apabila disiplin kerja (X2) dalam keadaan konstan adalah 0,314 dan determinasi 0,099 dengan p < α (0,00). Ini berarti bahwa supervisi akademik oleh pengawas berkontribusi sangat signifikan terhadap kinerja guru 0,099%. Selanjutnya disiplin kerja (X2) tetap. Selanjutnya disiplin kerja (X2) terhadap kinerja guru (Y). Apabila supervisi akademik oleh pengawas (X1) dalam keadaan konstan sebesar 0,340 dan determinasi 0,116 dengan p < α (0,000). Hal ini berarti bahwa disiplin kerja (X2) berkontribusi sangat signifikan terhadap kinerja guru sebesar 11,6% bila supervisi akademik oleh pengawas dalam keadaan tetap.
86
Seterusnya untuk mengetahui besarnya kontaminasi yang terjadi antara prediktor pada kontribusi supervisi akademik oleh pengawas, disiplin kerja dengan kinerja guru dilakukan proses perhitungan selisih antara kontribusi efektif masing-masing prediktor dengan kotribusi parsial
D. Pembahasan 1. Hipotesis Pertama supervisi akademik oleh pengawas berkontribusi terhadap kinerja guru Hasil analisis data penelitian ini menunjukkan bahwa supervisi akademik oleh pengawas berkontribusi sebesar 13,9% terhadap kinerja guru. Dari hasil perhitungan besaran kontribusi terlihat bahwa supervisi akademik oleh pengawas memberikan kontribusi yang lebih besar dibandingkan disiplin kerja guru. Hasil analisis deskripsi yang telah dilakukan bahwa dilihat dari variabel supervisi akademik oleh pengawas dengan kategori tingkat capaian responden termasuk kategori cukup, dilihat dari indikator tingkat capaian bahwa pelaksanaan bimbingan pada guru tingkat capaian terendah, dari hasil penyebaran kuisioner didapatkan bahwa pelaksanaan bimbingan pada guru yang kurang yaitu pengawas kurang membimbing guru dalam pengembangan teknologi informasi dalam pembelajaran, dalam arti kata bahwa pengawas kurang mengajarkan guru dalam penggunaan teknologi informasi terutama dalam merancang dan menciptkan media pembelajaran yang bervariasi, pengawas kurang melakukan bimbingan dalam menyusun rencana
pelaksanaan
pembelajaran,
selanjutnya
pengawas
kurang
87
mengarahkan guru agar professional dalam membimbing dengan tujuan untuk mengarahkan siswa dalam belajar, hal ini rata-rata jawaban renponden banyak yang menyatakan kadang-kadang dalam hal ini pelaksanaan
supervise
akademik
oleh
pengawas
kadang-kadang
dilaksanakan oleh pengawas kadang-kadang tidak, sehingga guru dalam membuat dan merancang media pembelajaran ada sebagaian yang kurang mengerti dan memberikan bimbingan kepada anak kurang berjalan dengan baik, sehingga hasil penelitian mengambarkan bahwa pelaksanaan supervisi akdemik oleh pengawas termasuk kategori cukup Hasil analisis korelasi bahwa hipotesis pertama yang diajukan terdapat supervisi akademik oleh pengawas berkontribusi terhadap kinerja guru dalam hal ini bahwa supervise akademik yang dilakukan oleh pengawas memberikan sumbangan terhadap kinerja guru. Hal ini sejalan dengan pendapat (Sergiovanni, 1987) supervisi akademik tidak bisa terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran, bahwa supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran, maka menilai kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa dihindarkan prosesnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa supervisi akademik oleh pengawas memiliki hubungan yang signifikan dan memberikan kontribusi yang berarti untuk kinerja guru. Besarnya kontribusi supervisi akademik oleh pengawas terhadap kinerja guru 13,9%. Kontribusi pelaksanaan
88
Supervisi akademik oleh pengawas merupakan dilakukan
terhadap guru dalam peningkatan
pembinaan
yang
kemampuannya
dalam
bekerja, pengawas sekolah adalah tenaga kependidikan profesional yang diangkat dan diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang oleh pemerintah untuk melaksanakan pengawasan akademik dan manajerial. Pelaksanan supervisi tersebut adalah aspek-aspek supervisi, teknik-teknik supervisi dan proses supervisi. Hasil analisis deskripsi data dan tingkat pencapaian respon oleh guru di atas, maka dapat dijelaskan bahwa tingkat pencapaian responden tentang Supervisi akademik oleh pengawas cukup namun demikian faktor dominan yang harus diperbaiki adalah pelaksanaan bimbingan
pada
guru
secara
berkesinambungan,
sehingga
guru
mempunyai kualitas mengajar yang optimal, jika pelaksanaan supervise akademik oleh pengawas diperbaiki dengan sendirinya kinerja guru juga akan meningkat dengan baik 2. Hipotesis Kedua Disiplin kerja berkontribusi terhadap kinerja guru Disiplin kerja berkontribusi sebesar 12,9% terhadap kinerja guru, Analisis deskriptif menunjukkan bahwa disiplin kerja SD Negeri Koto IX Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan termasuk kategori cukup dengan skor rata-rata 65,0% dari skor ideal. Disiplin kerja pada pada penelitian ini juga memiliki kontribusi yang signifikan terhadap kinerja guru. Hasil analisis tentang disiplin kerja guru berdasarkan analisis deskriptif termasuk kategori cukup, disiplin kerja guru dengan kategori cukup dilihat dari 4 indikator yaitu pelaksanaan tata tertib dengan kategori
89
cukup, mematuhi kebijakan yang berlaku termasuk kategori cukup, mengendalikan diri dengan kategori cukup dan kesadaran dari dalam diri dengan kategori cukup, dari keempat indikator ini yang paling rendah memberikan sumbangan terhadap peningkatan kinerja guru adalah guru kurang mematuhi kebijakan yang diberlakukan oleh pimpinan dengan senang hati indicator ini yang jwaban responden banyak yang menyatakan kadang-kadang berarti guru kadang-kadang mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh kepala sekolah kadang-kadang tidak, guru tidak mau membantu teman untuk menyelesaikan tugas sekolah yang mendesak, guru kurang mematuhi kebijakan yang berlaku di sekolah dan guru kurang mematuhi aturan-aturan dalam melaksanakan tugas dengan baik, faktor ini yang paling dominan kenapa disiplin kerja guru di SD Negeri Kecamatan Koto XI Tarusan termasuk kategori cukup, untuk meningkatkan kinerja guru keempat aspek ini harus diperbaiki sehingga dapat menciptakan dan meningkatkan kinerja guru. Hal ini sesuai dengan pendapat Siswanto (1987:89) “disiplin kerja merupakan suatu sikap menghargai, menghormati, patuh, dan taat terhadap peraturan yang berlaku serta sanggup menjalankannya dengan tidak menolak untuk menerima sanksi-sanksi terhadap tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya dengan demikian kinerja guru dapat meningkat secara optimal Demikian pula kinerja guru
SD Negeri Kecamatan Koto XI
Tarusan termasuk kategori cukup 68,5% dari skor ideal. Supervisi
90
akademik oleh pengawas dan disiplin kerja secara bersama-sama berkontribusi terhadap kinerja guru jika supervisi akademik oleh pengawas berjalan dengan baik dan disiplin kerja yang kondusif anak meningkatkan kinerja guru secara optimal Indikator kinerja guru juga termasuk kategori cukup. Temuan ini sama dari dugaan awal yang berdasarkan pengamatan pra-survei dikatakan bahwa Kinerja guru masih rendah karena hasil penelitian mengambarkan berdasarkan analisis deskriptif bahwa tingkat capaian dari lima indikator termasuk kategori cukup, baik dari aspek pelaksanaan pengayaan, penilaian prestasi peserta didik, pelaksanaan remedial, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan penyusunan rencana pelaksanaan, indicator yang paling berpengaruh kenapa kinerja guru cukup adalah penilaian prestasi peserta didik karena guru tidak memanfaatkan waktu semaksimal mungkun dalam bekerja, dalam melaksanakan tugas dikelas guru kurang memahami kondisi siswa, guru kurang memberikan pemahaman kepada siswa tentang kesadaran dalam belajar, tanpa ada rasa paksanaan, guru kurang iklas jika melakukan suatu tugas yang diberikan oleh pimpinan, yang paling dominan yang menyebabkan kinerja guru rendah adalah pelaksanaan pengayaan yang dilakukan oleh guru kepada siswa, sehingga siswa yang mempunyai kemampuan lebih tidak bisa berkembang. Untuk meningkatkan kinerja guru pengayaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru harus ditingktakan kearah yang lebih baik sehingga kinerja guru juga akan meningkat secara optimal.
91
Disiplin merupakan suatu sikap yang mencerminkan ketaatan terhadap peraturan dan motivasi kerja menyatakan bahwa “disiplin adalah sikap mental yang mengandung kerelaan hati untuk mematuhi semua ketentuan dan semua yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab”. Sedangkan Admosudirjo (1992:83) menyatakan bahwa “disiplin adalah bentuk ketaatan dan pengendalian diri yang rasional dengan sadar dan tidak emosional, disiplin mempunyai tiga aspek yaitu: (1) suatu sikap mental tertentu yang merupakan sikap taat dan tertib, (2) suatu pengetahuan tingkat tinggi tentang sistem perilaku dan (3) sikap dan kelakuan yang menunjukkan kesungguhan hati untuk mentaati segala hal secara cermat dan tertib. Pada dasarnya setiap aktivitas manusia mempunyai suatu tujuan tertentu yang hendak dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut, dalam diri manusia terdapat kekuatan yang dapat menimbulkan ransangsan untuk berperilaku yaitu disiplin khususnya disiplin kerja. Guru yang mempunyai disiplin kerja akan terlihat dari kegigihannya dalam bekerja, semangat kerja yang tinggi, medisiplikan diri, bersungguh-sungguh dalam pekerjaan yang diembanya. Hal ini juga diperkuat oleh pendapat Menurut pendapat Bafadal (2003:15) disiplin kerja yang tinggi akan meningkatkan produktifitas kerja seorang pegawai yang memiliki disiplin kerja yang tinggi. Selanjutnya disiplin merupakan suatu sikap yang terwujud dalam bentuk semangat seseorang dalam bekerja sesuai dengan aturan yang
92
berlaku, disiplin kerja tidak hanya dipandang secara individu melainkan secara keseluruhan sebagai satu kesatuan kegiatan kerja. 3. Hipotesis Ketiga Supervisi akademik oleh pengawas dan disiplin kerja berkontribusi terhadap kinerja guru Supervisi akademik oleh pengawas dan disiplin kerja secara bersamasama berkontribusi sebesar 22,3% terhadap kinerja guru, secara keseluruhan dilaksanan bahwa supervisi akademik dan disiplin kerja berkontribusi terhadap kinerja guru, kedua indikator di atas sama-sama memberikan sumbangan terhadap kinerja guru untuk itu supervisi akdemik yang masih rendah harus seperti memberikan pembinaan kepada guru, membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksaaan pembelajaran sedangkan disiplin kerja harus ditingkatkan bagi guru yang tidak disiplin diberikan teguran, sangsi dan bagi guru yang disiplinya baik diberika rewart sehingga kinerja guru meningkat Diperbaiki supervisi akdemik oleh pengawas baik dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, melaksanakan penilaian kinerja guru dan melaksanakan bimbingan kepada guru bagi indikator yang terendah diperbaiki agar kinerja guru dapat ditingkatkan, selanjutnya disiplin kerja guru diperbaik terutama dalam, melaksanakan tata tertib degan baik, patuh terhadap kebijakan yang berlaku, kesadaran dari dalam diri, pengendalian Diri tehadap peraturan yang ada disekolah.
93
E. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini telah dilakukan dengan cermat berdasarkan metode dan prosedur yang sesuai dengan jenis penelitian ini. Namun kesempurnaan hasil merupakan hal yang sesuai dengan jenis penelitian ini. Namun kesempurnaan hasil merupakan hal yang tidak mudah untuk menwujudkan. Inilah hasil terbaik saat ini, walaupun dengan keterbatasan dan kelemahan yang ditemui selama proses penelitian. Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan dan kelemahan yang tidak bisa dihindari walaupun instrumen telah dirancang dan telah diuji validitas dan realibilitasnya. Namun kesungguhan dan kebenaran respon yang diberikan oleh responden sulit dikontrol oleh peneliti. Terutama aspek kejujuran dan kesungguhan dalam mengisi instrumen. Sebab bisa saja respon yang diberikan terhadap butir-butir angket yang diajukan tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, dikarenakan adanya kecemasan responden bahwa pengisian instrumen penelitian akan berpengaruh terhadap kondisi mereka jika menjawab sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Meskipun dari awal peneliti telah menginformasikan bahwa data yang diberikan benar-benar hanya akan digunakan untuk penelitian ini dan tidak akan berpengaruh sama sekali pada kondisi mereka. Oleh karena itu peneliti perlu mendapatkan asumsi bahwa respon yang diberikan terhadap butir-butir pernyataan instrumen sudah dapat memberikan sumbangan gambaran yang sebenarnya sesuai dengan apa yang hendak diungkapkan melalui instrumen penelitian.
94
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis pada Bab IV maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Supervisi akademik oleh pengawas berkontribusi terhadap kinerja guru SD Negeri Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan dengan besaran kontribusi sebesar 13,9%, ini berarti bahwa supervisi akademik yang cukup yaitu adanya pelaksanaan pembinaan pada guru, pelaksanaan penilaian kinerja, pelaksanaan supervisi akademik serta pelaksanaan bimbingan kepada guru yang harus ditingkatkan sehingga kinerja guru juga dapat meningkatkan secara optimal 2. Disiplin kerja berkotribusi terhadap kinerja guru SD Kecamatan Kota XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan dengan besaran sebesar 12,9%. Dengan demikian, disiplin kerja berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja guru. Ini berarti semakin baik disiplin kerja maka semakin baik pula kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya, dan begitu juga sebaliknya, untuk meningkatkan disiplin kerja guru, guru harus disiplin dari segala bidang, jika disiplin telah tertanam dari dari maka kinerja juga akan meningkat 3. Supervisi akademik oleh pengawas dan disiplin kerja secara bersama-sama berkontribusi terhadap kinerja guru sebesar 22,3%. Hal ini menjelaskan
94
95
bahwa untuk meningkatkan kinerja guru yang baik dan ideal sebaiknya dilakukan melalui peningkatan disiplin kerja dan pelaksanaan supervisi akademik yang sistematis dan tepat sasaran.
B. Implikasi Hasil Penelitian Hasil analisis data dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa supervisi akademik oleh pengawas dan disiplin kerja secara bersama-sama maupun secara parsial ternyata berkontribusi terhadap kinerja guru SD Negeri Kecamatan Koto XI Kabupaten Pesisir Selatan. Jika supervisi akademik oleh pengawas dan disiplin kerja tidak ditingkatkan maka akan berpengaruh terhadap kinerja guru dan akan berdampak kepada mutu pendidikan, seterusnya dapat dikatakan bahwa penyusunan rencana pembelajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran, penilaian prestasi belajar peserta didik, pelaksanaan remedial dan pelaksanaan pengayaan. Kinerja guru hendaknya dapat berjalan dengan baik dan dapat ditingkatkan kepala sekolah dengan meningkatkan disiplin kerja guru dan memperbaiki sarana dan prasana pembelajaran, sehingga guru dapat meningkatkan kinerja dengan baik. Jika tidak demikian maka dikawatirkan mutu dan kualitas pendidikan di sekolah menjadi menurun. Sebagai salah satu unsur yang ada disekolah, guru berada di bawah mengawasan kepada sekolah sebagai pimpinan tertinggi. Kepala sekolah harus terus berupaya meningkatkan tugas guru supaya lebih baik serta disiplin kerja guru, antara lain dengan memberikan penghargaan kepada guru terhadap
96
sekecil apapun prestasi yang dibuat oleh guru. Penghargaan itu bisa dalam bentuk materi seperti pemberian insenif ana non materia berupa penghargaan atau pujian Sebagai seorang pendidik, guru harus menyadari tugas pokok dan fungsinya yang diembannya dalam melaksanakan proses pembelajaran disekolah. Perlu disadari bahwa sesuai dengan profesinya, guru mempunyai tugas pokok untuk melaksanakan pembelajaran, mendidik, melatih dan membimbing siswa serta fungsi guru sebagai fasilitator, motivator, inovator. Dengan menyadari tugas pokok dan fungsinya ini diharapkan guru dapat meningkatkan disiplin diri dan kreatif untuk bisa melaskanakan proses belajar mengajar dengan baik. Hal ini menjadi semua tanggung jawab serta menjadi komitmen dengan yang tinggi agar tugas yang diembanya bisa dilaksanakan dengan baik Diantara kedua faktor prediktor tersebut supervisi akademik oleh pengawas memberikan sumbangan yang sangat besar memberikan kontribusi terhadap kinerja guru dibandingkan dengan disiplin kerja. Berikut ini akan dikemukakan beberapa implikasi hasil penelitian tersebut kedalam konsepkonsep hubungan masing-masing prediktor dengan kinerja guru dalam kaintanya dengan upaya-upaya pencapaian tujuan atas kinerja guru. Bagi setiap guru tanamkan didalam dari dalam diri disiplin yang tinggi dalam menjalankan tugas, pembelajaran yang dilakukan tanpa disiplin kerja yang ada akan membuat seorang menjadi orang yang pemalas, kesuksesan akan mengalami hambatan, sumbernya ada yang berasal dari dalam diri guru
97
itu sendiri, jadi palaksanaan pembelajaran suatu cara untuk mencapai tujuan pendidikan.
C. Saran Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas, penulis menyarankan kepada: 1. Pengawas, agar melaksanakan supervisi akademik yang sistematis untuk meningkatkan kinerja guru melalui pelaksanaan supervisi secara berkala dan melalui bimbingan-bimbingan dari pengawas 2. Disiplin kerja guru agar ditingkat dengan mematuhi kebijakan yang berlaku disekolah, dan mentaati semua peraturan yang ada, melaksanakan aturan-aturan yang ada dengan baik dengan demikian kinerja guru dapat ditingkatkan secara optimal. 3. Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi diharapkan untuk selalu berusaha meningkatkan kinerja tugas guru. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan memberikan perhatian dan kebutuhan guru-guru dalam pelaksanaan pembelajaran, dengan memotivasi guru-guru dalam melaksanakan pembelajaran, memberikan semangat dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah serta menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif, bagi guru yang melanggar diberikan teguran atau sangsi dan bagi guru yang mematuhi aturan diberikan penghargaan 4. Kebijakan Dinas Pendidikan dalam hal penyelenggaraan pembelajaran disekolah hendaklah terkait dengan peningkatan supervisi akademik oleh pengawas dan disiplin kerja yang intensif bagi guru-guru, serta pelatihan
98
dan seminar-seminar. Serta kebijakan-kebijakan dan pemberian insenif bagi pengawas untuk melaksanakan supervisi kesekolah. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat kebijakan-kebijakan dan aturan-aturan yang lebih jelas dan pasti. 5. Peneliti selanjutnya agar lebih meneliti faktor-faktor lain yang diduga ikut
mempengaruhi kinerja guru, selain supervisi akademik oleh pengawas dan disiplin kerja. Dengan demikian akan dapat diperoleh gambaran menyeluruh tentang berbagai faktor yang diduga mempengaruhi terwujudnya kinerja guru dengan baik.
99 DAFTAR RUJUKAN
Ali Idrus. 2002.DasarDasar Kependidikan. Bandung :Penerbit Angkasa Anoraga, P. 1992. Psikologi Kerja. Edisi Baru. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Anwar, M 1986. Adminisrtasi Pendidikan dan Manajemen Biaya. Jakarta: Rineka Cipta Bafadal, I. 2003. Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara Bafadal. 2004. Dasar-Dasar Manajemen dan Supervisi. Jakarta: Bumi Aksara. Bejo Siswanto. 1987. Manajemen Tenaga Kerja. Bandung: Sinar Baru Cece Wijaya A Tabrani Rusyan.2004. Kemampuan Dasar Mengajar Guru Dalam Proses Pengajaran Agama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Depdikbud. 1990. Pedoman Proses Belajar-Mengajar di Sekolah Dasar. Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Depdikbud. 1990. Pedoman Proses Belajar Mengajar di Sekolah Dasar. Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Idris Husni. 2008. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Berbantuan Komputer. Jakarta: Rineka Cipta
Malayu Hasibuan, SP. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT. Bumi Aksara. ____________, SP. 2005. Organisasi dan Motivasi : Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta : Bumi Aksara. Made Pidarta. 1992. Pemikiran tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta McCormick, E.J. & Tiffin, J. 1975. Industrial Psychology. Englewood Cliffs: PrenticeHall, Inc. Mouly, George, J. 1997. Psychologt for Effective Teaching. USA: Holt, Rineharat nd Winston. Mulyasa. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
100 Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep Karakteristik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya ________, 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, Implementasi, dan Evaluasi, Bandung, PT Remaja Rasdakarya. Mukhtar, dkk.2009.Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada
Nawawi, Hadari. 1997. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press Nasution, S, 1986. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: bumi aksara Niti Sumito, S. 1996. Manajemen Personalia. Jakarta : Ghalia Purwanto. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi Jakarta: PT. Bumi Aksara __________. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Prawiro Sentono .1999. Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan Kinerja. Jakarta: Rineka Cipta Simamora, H.1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN. Sahertian. 1994. Profil Pendidik Profesional. Yogyakarta: Andi Offset Sahertian, Piet A. 1994. Dimensi Administrasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional Siswanto, Bejo. 1987. Manajemen Tenaga Kerja Ancaman dalam pendayagunaan dan pengembangan unsur tenaga kerja. Bandung: Sinar Baru Sergiovanni. TJ. 1987. The Principalship A Reflective Practice Perspective London: Allyn and Bacon. Sudjana. 1982. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta Tilaar, H.A.R. 1998. Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional dalam Perspektif Abad 21, Magelang: Tera Indonesia.
101 Timpe, A. 1992. Seri Manajemen Sumber Daya Manusia Memotivasi Pegawai. Jakarta : PT Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia. ____________. 1999. Pendidikan Kebudayaan dan Masyarakat Madani Indonesia. Bandung: Remaja Rosda Karya. Timpe, A Dale .1993. Kinerja Seri Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama T. Hani Andoko.1996. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia.Yogyakarta:FE UGM Undang-undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005. 2008. Jakarta: Visimedia Yahya. 2010. Supervisi Pendidikan Matamorphosa Kepemimpinan (to help to chage). Padang: Program Pascarsarjana UNP. Zulkarnaini. 2005. Kontribusi Kerja dan Iklim Kerjasama Terhadap Kinerja Guru MAN Kabupaten Pasaman. Padang: UNP, tidak diterbitkan