Digitally signed by Institut Teknologi Bandung DN: cn=Institut Teknologi Bandung, o=Digital Library, ou=UPT Perpustakaan ITB,
[email protected], c=ID Date: 2013.06.17 09:33:20 +07'00'
METODA PENENTUAN INDEKS BANJIR BERDASARKAN FUNGSI DEBIT PUNCAK HIDROGRAF INFLOW, LUAS GENANGAN, KEDALAMAN GENANGAN DAN WAKTU GENANGAN (STUDI KASUS PADA DAS CITARUM HULU)
DISERTASI
Karya tulis ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor dari Institut Tenologi Bandung
Oleh : YADI SURYADI NIM : 35002004 Program Studi Teknik Sipil
PROGRAM PASCA SARJANA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2007
ABSTRAK
METODA PENENTUAN INDEKS BANJIR BERDASARKAN FUNGSI DEBIT PUNCAK HIDROGRAF INFLOW, LUAS GENANGAN, KEDALAMAN GENANGAN DAN WAKTU GENANGAN (STUDI KASUS PADA DAS CITARUM HULU) Oleh Yadi Suryadi NIM : 35002004 Perubahan iklim global yang mengakibatkan perubahan tinggi curah hujan pada suatu Daerah Aliran Sungai (DAS), kondisi topografi dengan elevasi wilayah lebih rendah dari pada elevasi muka air sungai, perubahan tata guna lahan yang mengakibatkan berubahnya koefisien aliran permukaan menjadi lebih besar, sehingga aliran permukaan (surface runoff) menjadi lebih besar dari sebelumnya, penurunan elevasi tanah (land subsidence) akibat dari pengambilan air tanah atau faktor dari karakteristik geologi pembentuknya dan perilaku manusia dalam memperlakukan sungai dan sarana drainase lainnya merupakan faktor-faktor eksternal yang dapat mengakibatkan banjir. Sedangkan faktor internal dapat dilihat dari fisik sungainya yaitu akibat dari kapasitas penampang sungai yang tidak bisa menampung beban debit yang mengalir di atasnya.
Di Indonesia maupun negara-negara lain di dunia tidak terkecuali negara maju kejadian banjir sering terjadi setiap tahun, terutama pada musih penghujan ketika curah hujan yang tinggi jatuh pada waktu yang relatif pendek, sehingga debit puncak inflow yang ditimbulkannya melebihi kapasitas sungai yang dilewatinya.
Akibat yang ditimbulkan oleh banjir dapat memporak porandakan daerah banjir tersebut baik infrastruktur maupun sosial, sehingga berdampak lebih jauh dapat melumpuhkan perekonomian daerah tersebut.
Untuk mengurangi kerugian yang dapat ditimbulkan banjir, di negara-negara maju prediksi akan terjadinya banjir sudah dilakukan dengan adanya sistem peringatan
ii
dini (early warning system) dan biasanya dengan cara memperkirakan kejadian hujan yang terjadi saat itu. Sistem tersebut biasanya dibangun dengan bantuan model numerik untuk memprediksi banjir yang bakal terjadi. Akan tetapi sejauh ini belum ada ukuran tertentu (indikator) yang dapat menggambarkan hubungan antara penyebab banjir khususnya hujan, hidrograf inflow dengan parameterparameter fisik hidrolik yaitu luas genangan, kedalaman genangan dan waktu genangan yang ditimbulkan akibat banjir.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model indikator yang berkaitan dengan banjir yang selanjutnya disebut Indeks Banjir. Nilai indeks tersebut dapat memformulasikan hubungan antara debit inflow, luas genangan, kedalaman genangan dan waktu genangan. Objek sebagai lokasi studi dilakukan di DAS Citarum Hulu-Jawa Barat.
Dengan bantuan program MIKE, hidrograf inflow dapat dihitung dari data hujan jam-jaman, evaporasi jam-jaman, luas DAS dan parameter aliran tanah yang diperkirakan. Selanjutnya program satu dimensi dengan full dinamik wave yang tersedia pada program MIKE 11, mengeksekusi hidrograf inflow yang masuk ke sistem sungai menjadi fluktuasi aliran di sungai tersebut. Banjir akan terjadi apabila beban debit aliran melebihi kapasitas penampang melintang sungai (bankfull capacity) sehingga elevasi muka air melewati puncak tanggul. Limpasan air yang melewati puncak tanggul dianggap sebagai aliran yang mengalir melalui bangunan pelimpah samping (side spillway), maka dengan bantuan program MIKE 21 dan MIKE FLOOD aliran tersebut selanjutnya mengalir pada lahan yang sudah dibuat dalam bentuk spasial (Digital Elevation Model) menjadi daerah banjir atau genangan.
Model Indeks Banjir yang dikembangkan pada penelitian ini adalah model indeks yang melibatkan pengaruh hidrologi dan hidrolik yang terkait dengan masalah banjir. Pengaruh hidrologi adalah curah hujan dan turunannya yaitu hidrograf inflow, sedangkan pengaruh dampaknya adalah luas genangan, kedalaman genangan dan waktu genangan. Indeks Banjir dibangun dari empat komponen indeks, yaitu Indeks Debit Puncak, Indeks Luas Genangan, Indeks Kedalaman Genangan dan Indeks Waktu Genangan. Masing-masing komponen indeks iii
diformulakan sebagai harga perbandingan/rasio antara selisih kejadian dengan harga minimum dibanding dengan selisih antara harga maksimum dengan minimum.
Dengan bantuan model statistik Partial Least Square (PLS) dari Structural Equation Modeling (SEM) nilai korelasi antara kompenen indeks dapat diketahui, sehingga diperoleh formula Indeks Banjir. Korelasi yang diperoleh menunjukkan bahwa hubungan Indeks Banjir dengan komponen Indeks Debit relatif kecil dibandingkan dengan komponen Indeks lainnya. Dalam arti bahwa Indeks Banjir di DAS Citarum Hulu dominan dipengaruhi oleh faktor-faktor fisik hidroliknya yaitu luas genangan, kedalaman genangan dan waktu genangan. Dengan sistem drainase yang baik, Indeks Banjir relatif akan menurun meskipun debitnya besar.
Indeks Banjir juga dapat dihubungkan dengan komulatif hujan maksimum wilayah yang terjadi di lahan dengan hasil yang baik, sehingga akan mudah untuk mendapatkan nilai Indeks Banjir hanya dengan mengetahui komulatif hujan maksimum pada DAS/sub DAS tersebut dan selanjutnya dengan menggunakan grafik hubungan Indeks dengan debit inflow (Qp), hubungan Indeks Banjir dengan luas genangan (Ag), hubungan Indeks Banjir dengan kedalaman genangan (Hg) dan hubungan Indeks Banjir dengan lama genangan (Tg) parameterparameter banjir dapat diperkirakan dengan mudah.
Penelitian ini akan sangat berguna dalam pengembangan mitigasi banjir di DAS Citarum Hulu dan metode pengembangannya dapat diterapkan di DAS atau sub DAS lain dengan parameter-parameter fisik yang berbeda.
Kata Kunci : Indeks Banjir, Komulatif Hujan Wilayah, Debit Puncak, Luas Genangan, Kedalaman Genangan dan Waktu Genangan
iv
ABSTRACT
THE METHOD OF DETERMINING FLOOD INDEX BASED ON THE FUNCTION OF PEAK DISCHARGE HYDROGRAPH INFLOW, THE AREA OF INUNDATION, DEPTH OF INUNDATION AND TIME OF INUNDATION (A CASE STUDY ON THE UPPER CITARUM WATERSHED)
By Yadi Suryadi Student ID No. : 35002004 External factors which contribute to the occurrence of floods are global climate change that causes alteration in the level of rainfall at watersheds, topographic condition with an elevation area lower than the river water surface, changes in land use that leads to higher surface runoff coefficient, land subsidence due to the exploitation of ground water or the characteristic of geologic formation as well as human behavior in utilizing river and drainage infrastructure. On the other hand, the internal factor refers to the physical condition of the river affected by the its cross section capacity that is incapable of accommodating the discharge load of the river.
In Indonesia as well as other countries including developed nations, flood occurs almost every year especially during the rainy season when high level rainfall occurs within a short period as a consequence of discharge inflow that exceeds the capacity of the river.
Widespread floods will result in extensive damage to the inundated area that will not only devastate infrastructure but will also have an adverse social impact, thus will eventually debilitate the economy of the area.
To alleviate the degree of damages caused by floods, developed countries have managed to predict the occurrence of flood through an early warning system that normally forecasts the possibility of rainfall in a specified time. The system is developed through the support of numerical model in predicting floods. However,
v
there has yet to be an indicator that can describe on the correlation between the causes of flood especially rainfall, hydrograph inflow with hydraulic physical parameters such as the area, depth and time of inundation. . The objective of this research is to develop an indicator model related to floods and thus known as the flood index. This index enables the formulation of the relationship between discharge inflow, inundation area, inundation depth and inundation time. In relation to this, a field research has been conducted on the upper Citarum watershed in West Java.
By applying the MIKE software, hydrograph inflow can be calculated based on hourly rainfall data, hourly evaporation data, watershed area, and the estimation of ground water flow parameter. The single dimension program with full dynamic wave available in the MIKE 11 software, then calculated the hydrograph inflow into the river system by converting it into river flow fluctuations. Flood will occur when the flow of discharge load exceeds the capacity of the cross section river and thus water surface elevation will surpass the peak of the embankment. The spilling over of water that exceeds the embankment’s peak is considered as water flowing through the side spillway construction. Therefore, with the support of the MIKE 21 and MIKE FLOOD program, water will flow into an area designed according to the spatial form of the Digital Elevation Model that functions as the flood or inundation area.
The flood index model developed in this research is an index model that involves the effect of hydrology and hydraulic related to floodings. The effect of hydrology is rainfall and its derivative i.e. hydrograph inflow, while the impact is the area , depth and time of inundation. Flood index consists of four index components, i.e., peak discharge index, inundation area index, inundation depth index, and inundation time index. The formula of each index component is the price ratio of the difference between occurrence with minimum price in comparison to the difference between the maximum and minimum price.
With the application of the statistical model of Partial Least Square (PLS) from the Structural Equation Modeling (SEM), the correlation value between index
vi
component can be calculated and therefore the flood index formula can be obtained. The correlation indicates that the relationship between flood index and discharge index component is relatively insignificant compared to other index components. This is therefore, an indication that the flood index of the upper Citarum watershed is predominantly influenced by physical hydraulic factors such as the area, depth and time of inundation. A well-established drainage system will relatively reduce the flood index even though the discharge remains at a high level.
Flood index can also be linked to maximum rainfall that occurs in the area with satisfactory results. It will then be easy to obtain the flood index value merely by knowing the cumulative maximum rainfall at the watershed / sub watershed and subsequently, it will be relatively easy to estimate flood parameters by using the correlation chart between index with the discharge inflow (Qp), the correlation between flood index with inundation area (Ag), correlation between flood index with inundation depth (Hg) and the correlation between flood index with inundation time (Tg).
This research will be beneficial in developing a flood mitigation system on the Upper Citarum Watershed and the development method can be applied in other watershed or sub watershed with different physical parameters.
Keyword : Flood Index, Cumulative Region Rainfall , Area of Inundation, Depth of Inundation and Time of Inundation
vii
METODA PENENTUAN INDEKS BANJIR BERDASARKAN FUNGSI DEBIT PUNCAK HIDROGRAF INFLOW, LUAS GENANGAN, KEDALAMAN GENANGAN DAN WAKTU GENANGAN (STUDI KASUS DAS CITARUM HULU)
Oleh
Yadi Suryadi NIM : 35002004
Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung
Menyetujui Tim Pembimbing
Tanggal
Desember 2007
Ketua,
Prof. Dr. Ir. Hang Tuah, MOc. E
Anggota,
Anggota,
Dr.Ir. Iwan Kridasantausa, MSc.
Dr. Ir. Indratmo Soekarno, MSc.
viii
Dipersembahkan kepada Istriku Tintin Sudartin dan anak-anakku tercinta Azka dan Aghnat
ix
x
PEDOMAN PENGGUNAAN DISERTASI
Disertasi Doktor yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Institut Teknologi Bandung dan terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak cipta ada pada pengarang dengan mengikuti aturan HaKI yang berlaku di Institut Teknologi Bandung. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi pengutipan atau peringkasan hanya dapat dilakukan seizin pengarang dan harus disertai dengan kebiasaam ilmiah untuk menyebutkan sumbernya.
Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh disertasi haruslah seizin Direktur Program Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung.
x
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis sangat berterima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Hang Tuah Salim, M.Oc.E sebagai ketua Tim Pembimbing, atas segala saran, bimbingan dan nasehatnya selama penelitian berlangsung dan selama penulisan disertasi ini.
Penulis juga berterima kasih atas saran, kritik dan nasehat dari anggota Tim Pembimbing Dr. Ir. Iwan Kridasantausa, MSc dan Dr. Ir. Indratmo Soekarno, MSc.
Ucapan terima kasih juga penilis sampaikan kepada Dr. Ir. M. Syahril Badri Kusuma, Dr. Ir. Dantje Kardana N. MSc. dan Dr. Ir. Suripin, M. Eng., sebagai reviewer yang telah memberikan koreksi kesalahan format penulisan, masukan dan saran-sarannya terhadap analisis grafik, sehingga susunan dan isi materi disertasi menjadi lebih baik.
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Dekan Sekolah Pasca Sarjana, Institut Teknologi Bandung yang selalu memberikan peringatan dan pengumuman mengenai batas waktu studi, sehingga menjadikan motivasi kepada penulis untuk segera menyelesaikan penelitian disertasi ini.
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada DR. Ir. Arie Setiadi dan temanteman di Puslitbang Air yang telah menyediakan waktu untuk memberikan kursus kepada penulis tentang penggunaan software MIKE 11, sehingga penulis mempunyai bekal awal untuk melanjutkan kursus yang lebih mendalam di Bangkok, Thailan.
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada DR. Ir. Wanny Adidarma dan kawan-kawan di Puslitbang Air yang telah menyediakan waktu untuk memberikan penjelasan kepada penulis mengenai hasil penelitiannya tentang Estimasi Distribusi Hujan Durasi Pendek.
xi
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada PT. Indonesia Power di Saguling, Balai Besar Wilayah Sungai Citarum, Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Propinsi Jawa Barat, Badan Meteorologi dan Geofisika Bandung, Dinas Tarkim Propinsi Jawa Barat, Bapeda Propinsi Jawa Barat yang telah bersedia membantu menyediakan data yang diperlukan untuk disertasi ini.
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ketua Kelompok Keahlian TSA dan Kepala Laboratorium Mekanika Fluida dan Hidrolika Program Studi Tenik Sipil yang telah membantu penulis menyediakan sarana dan prasarana pendidikan, terutama fasilitas ruangan di kampus ITB.
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada dosen-dosen Teknik Sumber Daya Air, Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung yang telah memberikan bekal ilmu, masukan-masukan dalam analisis dan bersedia diskusi bersama penulis dalam menghadapi permasalahan selama proses penelitian.
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada teman-teman dosen di Fakultas Teknik Universitas Winaya Mukti dan Pusbiktek Departeman Pekerjaan Umum serta teman-teman sesama mahasiswa program doktor yang selalu memberikan dukungan moril kepada penulis, sehingga penulis tetap semangat mengerjakan disertasi ini sampai selesai.
Tidak lupa juga terima kasih penulis sampaikan kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan atas bantuan Beasiswa Pendidikan Pascasarjana (BPPs) yang penulis terima selama pendidikan program doktor ini.
xii
DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACK PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
ii v x xi xiii xviii xx xxiv xxv
BAB I PENDAHULUAN I.1 I.2 I.3 I.4 I.5 I.6 I.7
II
Latar Belakang Penelitian....................................................................... Maksud Penelitian .................................................................................. Tujuan Penelitian.................................................................................... Hipotesis ................................................................................................. Batasan Penelitian ................................................................................. Manfaat Penelitian.................................................................................. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... I.7.1 Pengumpulan dan Pengolahan Data............................................ I.7.2 Aplikasi Model Hidrologi ........................................................... I.7.3 Aplikasi Model Hidraulik Satu Dimensi..................................... I.7.4 Aplikasi Model Hidraulik Dua Dimensi dan Model Banjir ........ I.7.5 Pengembangan Model Indeks Banjir .......................................... I.7.6 Analisis Resiko Banjir ...............................................................
1 2 3 3 3 4 4 4 5 6 6 6 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA II.1 Tinjauan Aspek Hidrologi di Daerah Aliran Sungai .............................. II.1.1 Definisi dan Karakteristik Fisik Daerah Aliran Sungai .............. II.1.1.1 Daerah Aliran (Drainage Area) ............................................ II.1.1.2 Panjang Daerah Aliran Sungai .............................................. II.1.1.3 Kemiringan Daerah Aliran Sungai........................................ II.1.1.4 Bentuk Daerah Aliran Sungai ............................................... II.1.1.5 Penggunaan Penutup Lahan (Land Cover) ........................... II.1.2 Hidrograf Inflow di Muara (Outlet) DAS ................................... II.1.2.1 Analisis Hidrograf........ ........................................................ II.1.2.1.1 Proses Aliran Permukaan ................................................ II.1.2.1.2 Komponen Hidrograf ...................................................... II.1.2.1.3 Pemisahan Aliran Dasar Dengan DRO Pada Kurva Resesi Resesi ..................... ........................................................ xiii
7 7 9 9 10 10 11 12 12 12 15 16
II.1.2.1.4 Curah Hujan Efektif dan Hidrograf ................................ II.1.2.2 Unit Hidrograf.......................................................................
17 18
II.1.3 Penelusuran Aliran (Flood Routing) ........................................... II.1.3.1 Penelusuran Sistem Lumped ................................................. II.1.3.2 Penelusuran Sistem Distributed ............................................
20 20 21
II.1.4 Persamaan Hidrologi Untuk Model Aliran Rainfall Runoff ....... II.1.4.1 Persamaan Umum Aliran ...................................................... II.1.4.2 Model Aplikasi Rainfall – Runoff (RR) Dalam MIKE ......... II.1.4.3 Model Aplikasi NAM .. ........................................................ II.1.4.3.1 Struktur Model ....... ........................................................ II.1.4.3.2 Komponen Dasar Model ................................................. II.1.4.3.3 Parameter Model .... ........................................................ II.1.4.3.4 Kalibrasi Model...... ........................................................
22 22 24 26 26 27 30 33
II.2 Tinjauan Aspek Hidrodinamik Banjir .................................................... II.2.1 Banjir dan Implementasi Solusi Hidraulik Dengan Numerik .....
34 34
II.2.1.1 Persepsi Tentang Banjir ........................... ........................... II.2.1.2 Dataran Banjir (Flood Plain) .................... ........................... II.2.1.3 Metode Numerik Sebagai Solusi Persamaan Hidraulik ....... II.2.2 Persamaan Model Satu Dimensi di Sungai ................................. II.2.2.1 Persamaan Saint Venant Dalam Model Mike 11 .................. II.2.2.2 Skema Penyelesaian .............................................................. II.2.2.3 Syarat Batas........................................................................... II.2.3 Persamaan Model Dua Dimensi di Dataran Banjir ..................... II.2.3.1 Persamaan Dua Dimensi Aliran Dangkal pada Mike 21 ...... II.2.3.2 Tegangan Pada Dasar Saluran............................................... II.2.3.3 Penyesaian Numerik ............................................................. II.2.4 Persamaan Model Banjir .............................................................
34 35 36 36 39 42 45 45 46 47 48 49
II.3 Resiko Akibat Kejadian Banjir ..............................................................
52
II.3.1
P enilaian Terhadap Resiko (Hazard Assesment) ........................
53
II.3.2 Analisis Kerawanan (Vulnerability Analysis) ............................
54
II.4 Kajian Nilai Indeks................................................................................. II.4.1 Pengertian Nilai Indeks ............................................................... II.4.2 Nilai Indeks Banjir Studi Terdahulu .......................................... II.4.1 Partial Least Square Sebagai Metoda Untuk Merumuskan Nilai Indeks..........................................................................................
55 55 58
xiv
63
II.4.1.1
Metode Partial Least Square...................................................
64
II.4.1.2
Cara Kerja Partial Least Square..............................................
65
II.5 Studi Banjir Citarum Hulu Terdahulu .................................................... 68 II.5.1 Kajian Komprehensif Penanganan Banjir di Citarum Hulu........ 68 II.5.2 Pengaruh Perubahan Hidrograf Infow [Waktu Dasar (Tb), Waktu Puncak (Tp) Dan Debit Puncak (Qp)] Terhadap Fluktuasi Muka Air Di Sungai Dalam Rangka Melihat Potensi Banjir....................... 70 II.5.3 The Study on Review of Flood Control Plan............................... 72 II.5.4 The Study on The Flood Control Plan of The Upper Citarum Basin.......................... ................................................................. 73 III
BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Umum .................... ................................................................................ III.2 Pengunaan dan Analisis Data ................................................................. III.2.1 Penggunaan NAM Model Dalam Simulasi Hidrograf Inflow .... III.2.2 Model Hidrodinamik Satu Dimensi Pada Aliran Sungai ............ III.2.3 Model Hidrodinamik Dua Dimensi Pada Daerah Banjir dan Genangan .............................................................................
77 77 79 80 80
III.3 Metoda Perumusan Nilai Indeks Banjir ................................................. 80 III.3.1 Klasifikasi Variabel Indeks Banjir .............................................. 81 III.3.2 Penetapan Hubungan Antar Variabel Indeks Banjir dengan Partial Least Square Dalam Perumusan Nilai Indeks Banjir.................. 81 III.3.3 Analisis Penilaian Resiko (Hazard Assessment) ........................ 82 IV
BAB IV PENGEMBANGAN MODEL IV.1 Konsep Penentuan Nilai Indeks Banjir................................................... IV.1.1 Indeks Debit Inflow .................................................................... IV.1.2 Indeks Luas Genangan ................................................................ IV.1.3 Indeks Kedalaman Genangan...................................................... IV.1.4 Indeks Waktu Genangan ............................................................. IV.1.5 Indeks Banjir . .............................................................................
83 85 86 86 88 89
IV.2 Klasifikasi Nilai Indeks Banjir ............................................................... IV.2.1 Klasifikasi Debit Inflow.............................................................. IV.2.2 Klasifikasi Luas Genangan ......................................................... IV.2.3 Klasifikasi Kedalaman Genangan ............................................... IV.2.4 Klasifikasi Waktu Genangan.......................................................
89 90 90 91 93
IV.3 Zonasi Indeks Banjir...............................................................................
94
xv
V
BAB V
PENERAPAN MODEL PADA STUDI KASUS DAS CITARUM HULU
V.1 Penyiapan Dan Analisa Data .................................................................. V.1.1 Penyiapan dan Analisa Data Hidroklimatologi........................... V.1.2 Penyiapan Data Fisik DAS Citarum Hulu .................................. V.1.2.1 DEM Kawasan DAS Citarum Hulu ...................................... V.1.2.2 Pola Jaringan Sungai ............................................................. V.1.2.3 Tata Guna Lahan ...................................................................
95 95 97 97 98 100
V.2 Simulasi Model Hidrologi di Daerah Aliran Sungai ............................. V.2.1 Penjelasan Umum ....................................................................... V.2.2 Syarat Batas Model ..................................................................... V.2.3 Hasil Simulasi RR ....................................................................... V.2.4 Hasil Simulasi RR ....................................................................... V.2.5 Kalibrasi dan Verifikasi ..............................................................
102 102 103 103 103 107
V.3 Simulasi Model Hidrodinamik Aliran di Sungai Dan Daerah Banjir..... V.3.1 Penjelasan Umum ....................................................................... V.3.2 Syarat Batas Model ..................................................................... V.3.3 Hasil Simulasi ............................................................................ V.3.4 Kalibrasi Untuk Aliran Hidrodinamik ........................................
109 109 109 112 115
V.4 Analisis Penyebab Banjir DAS Citarum Hulu ....................................... 123 V.4.1 Simulasi Berdasarkan Skenario Pola Hujan Real Time.............. 123 V.4.2 Simulasi Berdasarkan Skenario Hujan Maksimum dan sub DAS 127 V.5 Simulasi Partial Least Square................................................................. V.5.1 Indikator dan Variable Indeks Banjir.......................................... V.5.2 Model Struktural Hubungan Indikator dan Variabel .................. V.5.3 Proses dan Haisl Simulasi PLS ...................................................
129 130 131 132
V.6 Analisis Penentuan Nilai Indeks Banjir.................................................. V.6.1 Perhitungan Indek Debit Puncak, Indeks Luas Genangan, Indeks Kedalaman Genangan, Indeks Waktu Genangan dan Indeks Banjir ............................................................................. V.6.2 Perhitungan dan Analsis Indeks Banjir ....................................... V.6.3 Analisis Hubungan Indeks Banjir dengan Debit Puncak, Luas Genangan, Kedalaman Genangan dan Waktu Genangan ........... V.6.4 Analisis Hubungan Indeks Banjir Dengan Komulatif Hujan Wilayah ........ ............................................................................. V.6.5 Validasi Model Indeks Banjir ....................................................
137
V.7 Klasifikasi Indeks Banjir ........................................................................
xvi
137 142 147 149 150 153
V.8 Hubungan Indeks Banjir Dengan Resiko ...............................................
VI
155
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN VI.1 Kesimpulan............ ................................................................................
158
VI.2 Saran ...................... ................................................................................
160
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
162
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A LAMPIRAN A.1 LAMPIRAN A.2 LAMPIRAN A.3 LAMPIRAN A.4 LAMPIRAN A.5
: : : : : :
Peta – Peta Lokasi Studi Kasus Peta Kontur DAS Citarum Hulu ............................................167 Peta Tata Guna Lahan Tahun 2001 DAS Citarum Hulu .......168 Peta Jaringan Sungai di DAS Citarum Hulu .........................169 Peta jaringan Anak Sungai Utama di DAS Citarum Hulu ....170 Batas Administrasi Desa/Kelurahan di Floodplain Area ......171
LAMPIRAN B LAMPIRAN B.1 LAMPIRAN B.2 LAMPIRAN B.3 LAMPIRAN B.4a LAMPIRAN B.4b
: : : : : :
LAMPIRAN B.5a LAMPIRAN B.5b LAMPIRAN B.6 LAMPIRAN B.7 LAMPIRAN B.8 LAMPIRAN B.9a LAMPIRAN B.9b
: : : : : : :
Penyiapan dan Hasil Analisis Data Peta sub DAS – sub DAS Citarum Hulu ...............................172 Peta Poligon Thiessen DAS ..................................................173 Peta Poligin Thiessen sub DAS – sub DAS ..........................174 Contoh Data Jam-Jaman dari 9 Stasiun Hujan ......................176 Grafik Hujan Jam-Jaman dari 9 Stasiun Hujan tahun 2001-2002 ................................................................................................177 Contoh Data Hujan Wilayah Hasil Analisis ..........................182 Grafik Hujan Wilayah Setiap Sub DAS ................................185 Curah Hujan Durasi Pendek Hasil Analisis ..........................188 Contoh Penampang Melintang Sungai Citarum Hulu ...........190 Penampang Memanjang Sungai Citarum Hulu .....................191 Peta Daerah Floodplain Hasil Proses Analisa DEM .............192 Zoom Peta Daerah Floodplain Hasil Proses Analisa DEM ...193
LAMPIRAN C
: Prosedur Simulasi Rainfall Runoff Dengan NAM Model ....194
LAMPIRAN D LAMPIRAN D.1 LAMPIRAN D.2
: Contoh Hasil Rainfall Runoff : Contoh Hasil Durasi Panjang Rainfall Runoff (2 bulan) ......200 : Contoh Hasil Rainfall Runoff Debit Puncak (9 hari) ............200
LAMPIRAN E
: Prosedur Simulasi Model Hidrodinamik ...................... ........201
LAMPIRAN F LAMPIRAN F.1
: Contoh Hasil Simulasi 2D dan Banjir : Tabel Resume Hasil Simulasi Model Hidrodinamik 2D Untuk Hujan 1 Jam-jaman .....................................................212 : Tabel Resume Hasil Simulasi Model Hidrodinamik 2D Untuk Hujan 2 Jam-jaman Maks ...........................................214 : Tabel Resume Hasil Simulasi Model Hidrodinamik 2D Untuk Hujan 3 Jam-jaman Maks ...........................................216 : Tabel Resume Hasil Simulasi Model Hidrodinamik 2D Untuk Hujan 4 Jam-jaman Maks ...........................................218 : Tabel Resume Hasil Simulasi Model Hidrodinamik 2D Untuk Hujan 5 Jam-jaman Maks ...........................................220 : Tabel Resume Hasil Simulasi Model Hidrodinamik 2D Untuk Hujan 6 Jam-jaman Maks ...........................................222 : Tabel Resume Hasil Simulasi Model Hidrodinamik 2D Untuk Hujan 7 Jam-jaman Maks ...........................................224 : Tabel Resume Hasil Simulasi Model Hidrodinamik 2D Untuk Hujan 24 Jam-jaman Maks .........................................226
LAMPIRAN F.2 LAMPIRAN F.3 LAMPIRAN F.4 LAMPIRAN F.5 LAMPIRAN F.6 LAMPIRAN F.7 LAMPIRAN F.8
xviii
LAMPIRAN F.9
: Tabel Resume Hasil Simulasi Model Hidrodinamik 2D Untuk Data Hujan Kalibrasi ..................................................228 LAMPIRAN F.10 : Tabel Resume Hasil Simulasi Model Hidrodinamik 2D Untuk Data Hujan Validasi ...................................................228 LAMPIRAN F.9 : Tabel Resume Hasil Simulasi Model Hidrodinamik 2D Untuk Data Hujan 24 Jam Periode Ulang 25 tahun ..............228 LAMPIRAN F.12 : Gambar Genangan Banjir Hasil Simulasi Model Banjir .......229
xix
DAFTAR GAMBAR Gambar II.1 II.2 II.3 II.4 II.5 II.6 II.7 II.8. II.9 II.10 II.11 II.12 II.13 II.14 II.15 II.16 II.17 II.18 II.19 II.20 II.21 II.22 II.23 II.24 II.25 II.26 II.27 III.1
Halaman DAS Sebagai Sistem Hidrologi......................................................... 7 Perbedaan Panjang Sungai dan Panjang DAS .................................. 10 Permukaan (Surface Runoff) ............................................................. 13 Skema Proses Runoff......................................................................... 13 Komponen Distribusi Hujan Seragam .............................................. 14 Keseimbangan Debit Pada Distribusi Hujan Seragam...................... 14 Hidrograf Aliran Permukaan Langsung (DRO)................................ 15 Contoh Metode Pemisahan Base Flow ............................................ 16 Kurva Kehilangan Akibat Infiltrasi................................................... 17 Total Hidrograf ................................................................................. 19 Hidrograf Dikurangi Base Flow........................................................ 19 Unit Hidrograf................................................................................... 19 Struktur Model NAM........................................................................ 27 Tipikal Potongan dan Profil Sungai .................................................. 35 Elemen-elemen Kontinuitas dan Momentum di Sungai ................... 37 Penampang Melintang dalam Model Pendekatan ............................. 41 Penampang Saluran dalam Perhitungan Grid ................................... 42 Skema 6-titik dari Abbott.................................................................. 43 Penempatan Persamaan Kontinuitas dalam Skema 6-titik dari Abbott 43 Penempatan Persamaan Momentum dalam Skema Abbott 6-titik.... 44 Definisi dari Struktur Internal Pada Lateral Link ............................. 50 Interpolasi Elevasi Muka Air Pada Lateral Link............................... 51 Interpolasi Aliran pada Lateral Link ................................................. 52 Contoh Peta Karakeristik Curah Hujan di Las Vegas....................... 59 Grafik Hubungan Antara DFI (t) dengan CFD (t) ............................ 62 Contoh Multiblok Model .................................................................. 65 Perbandingan Penambahan Rasio Qp Inflow Terhadap Rasio Penambahan Ketinggian Muka Air di Atas Air Tanggul.................. 71 Bagan Alir Metodologi Penelitian ..................................................... 78
IV.1 Klasifikasi Debit Inflow.................................................................... 90 IV.2 Gambar Potensi Daerah Bencana Banjir di Citarum Hulu (terjadi pada elevasi dibawah +660 m dpl) ............................................................ 94 V.1 Sebaran Lokasi Stasiun Pengamat Hujan.......................................... 96 V.2 Distribusi Panas dan Evaporasi dalam 24 Jam ................................. 96 V.3a Gambar Topografi DAS Citarum Hulu dalam Bentuk DEM............ 98 V.3b Gambar Sebuah Sel 50mx50m.......................................................... 98 V.4 Pola Jaringan Sungai Citarum Hulu ................................................. 99 V.5 Sub DAS Anak-anak Sungai Citarum Hulu...................................... 99 xx
V.6 V.7 V.8
Tata Guna Lahan DAS Citarum Hulu Tahun 2001........................... 101 Hidrograf Hasil Simulasi Rainfall Runoff Sungai Citarum Hulu ..... 103 Debit Kumulatif Hasil Simulasi Rainfall Runoff Sungai Citarum Hulu .................... ............................................................................. 104 V.9 Hidrograf Hasil Simulasi Rainfall Runoff Sungai Citarum Hulu ..... 104 V.10 Hidrograf Hasil Simulasi Rainfall Runoff Sungai Citarik ................ 104 V.11 Hidrograf Hasil Simulasi Rainfall Runoff Sungai Cikeruh .............. 105 V.12 Hidrograf Hasil Simulasi Rainfall Runoff Sungai Cipamokolan...... 105 V.13 Hidrograf Hasil Simulasi Rainfall Runoff Sungai Cidurian ............. 105 V.14 Hidrograf Hasil Simulasi Rainfall Runoff Sungai Cicadas............... 105 V.15 Hidrograf Hasil Simulasi Rainfall Runoff Sungai Cigede/ Cikapundung .... ................................................................................ 106 V.16 Hidrograf Hasil Simulasi Rainfall Runoff Sungai Cisangkuy .......... 106 V.17 Hidrograf Hasil Simulasi Rainfall Runoff Sungai Citepus ............... 106 V.18 Hidrograf Hasil Simulasi Rainfall Runoff Sungai Cibolerang ......... 106 V.19 Hidrograf Hasil Simulasi Rainfall Runoff Sungai Ciwidey.............. 107 V.20 Hidrograf Hasil Simulasi Rainfall Runoff Sungai Cibeureum ......... 107 V.21 Kalibrasi Hidrograf DAS Citarum Hulu ........................................... 107 V.22 Grafik Hidrograf Hasil Jumlah 12 Sub DAS, DAS Citarum Hulu dan Hasil Observasi ... ............................................................................. 108 V.23a. Posisi Syarat Batas Model Satu Dimensi di Sungai ......................... 110 V.23b. Tampilan Tabel Syarat Batas Model Satu Dimensi di Sungai ......... 110 V.24a. Peta Area DEM yang Dimodelkan .................................................. 111 V.24b. Elevasi Sel di Sekitar Syarat Batas ................................................. 111 V.24c. Syarat Batas Model Dalam View 3D ............................................... 111 V.25a Profil Memanjang Bagian Sungai Citarum Hulu Hasil Simulasi MIKE 11 ............. ............................................................................. 112 V.25b Profil Melintang Pada Daerah Overtopping Hasil Simulasi MIKE 11 ............. ............................................................................. 112 V.26a Contoh Lokasi Daerah Banjir di DAS Citarum Hulu ....................... 113 V.26b Arah Aliran Pada Saat Overtopping dari Sungai .............................. 113 V.26c Contoh Perubahan Kedalaman Air Pada Koordinat Tertentu .......... 114 V.26d Contoh Perubahan Kedalaman Air Pada Sel Yang Elevasi Topografinya Lebih Rendah Dari Elevasi Muka Air di Sungai atau Lebih Rendah Dari Elevasi Tanah yang Terluapi Banjir.................................................. 115 V.27 Grafik Perbandingan Debit Hasil Simulasi dengan Observasi di Nanjung........ ................................................................................ 116 V.28 Waktu Mulai Terjadinya Genangan/ Banjir Tersebar ....................... 117 V.29 Lokasi Genangan Hasil Simulasi Model .......................................... 120 V.30 Lokasi Pengecekan Debit.................................................................. 121 V.31 Selisih Debit Pada Lokasi Pengecekan Debit ................................... 122 V.32 Grafik Kumulatif Luas DAS Citarum Hulu ...................................... 123
xxi
V.33a Grafik Kumulatif Debit Inflow Vs Luas DAS Untuk Hujan 1 Jam Maksimum ....... ................................................................................ 124 V.33b Grafik Kumulatif Debit Inflow Vs Luas DAS Untuk Hujan 2 Jam Maksimum ....... ................................................................................ 124 V.33c Grafik Kumulatif Debit Inflow Vs Luas DAS Untuk Hujan 3 Jam Maksimum ....... ................................................................................ 124 V.33d Grafik Kumulatif Debit Inflow Vs Luas DAS Untuk Hujan 4 Jam Maksimum ....... ................................................................................ 125 V.33e Grafik Kumulatif Debit Inflow Vs Luas DAS Untuk Hujan 5 Jam Maksimum ....... ................................................................................ 126 V.33f Grafik Kumulatif Debit Inflow Vs Luas DAS Untuk Hujan 6 Jam Maksimum ....... ................................................................................ 126 V.33g Grafik Kumulatif Debit Inflow Vs Luas DAS Untuk Hujan 7 Jam Maksimum ....... ................................................................................ 126 V.34 Debit Maksimum di Nanjung Hasil Simulasi Hujan Harian Maksimum Pada Salah Satu Sub DAS Besar....................................................... 127 V.35 Debit Maksimum di Nanjung Hasil Simulasi Hujan Harian Maksimum Pada Kombinasi Dua dan Lebih Sub DAS Besar ............................. 128 V.36 Skema Sub DAS untuk Simulasi Banjir ........................................... 128 V.37 Debit Maksimum Kumulatif Sepanjang DAS Citarum Hulu Pada Tiga Sub DAS Besar Saat Hujan Maksimum Terjadi Bersamaan ........ ................................................................................ 129 V.38 Konstruk Multidimensi Second Order Indeks Banjir Pada Hujan Maksimum 24 Jam ............................................................................ 132 V.39 Nilai Inner dan Outer Loading Hasil Perhitungan Awal................... 134 V.40 Nilai Inner dan Outer Loading Hasil Perhitungan Kedua................. 135 V.41 Nilai Akhir Setelah Bootstrapping .................................................... 135 V.42 Hubungan Indeks Debit vs Qp .......................................................... 140 V.43 Hubungan Indeks Luas Genangan vs Ag.......................................... 141 V.44 Hubungan Indeks Kedalaman Genangan vs Hg................................ 141 V.45 Hubungan Indeks Waktu Genangan vs Tg ...................................... 141 V.46 Hubungan Regresi Linier Antara Indeks Banjir IB dengan IQ, IA, IH dan IT ......... ................................................................................ 144 V.47 Hubungan Polynomial Orde 2 Antara Indeks Banjir IB dengan IQ, IA, IH dan IT ......... ................................................................................ 145 V.48 Hubungan Indeks Banjir IB dengan Debit Inflow, Luas Genangan Kedalaman Genangan dan Waktu Genangan ................................... 147 V.49 Hubungan Unik Antara Indeks Banjir IB dengan Debit Inflow, Luas Genangan Kedalaman Genangan dan Waktu Genangan ................. 148 V.50 Hubungan Indeks Banjir dengan Komulatif Hujan Wilayah pada 12 sub DAS Citarum Hulu ...................................................... 149 V.51 Contoh Penggunaan Data Hujan di Sub DAS ................................. 150 V.52 Validasi Hubungan Polynomial Orde 2 Antara Indeks Banjir IB dengan IQ, IA, IH dan IT ................................................................................ 151 xxii
V.53 V.54 V.55 V.56
Validasi Hubungan Unik Antara Indeks Banjir IB dengan Debit Inflow, Luas Genangan Kedalaman Genangan dan Waktu Genangan ......... 152 Validasi Hubungan Indeks Banjir dengan Komulatif Hujan Wilayah pada 12 sub DAS Citarum Hulu ...................................................... 152 Klasifikasi Indeks Banjir Sesuai dengan Kriteria Kedalaman dan Lama Genangan ......... ................................................................................ 154 Hubungan Komulatif Hujan Wilayah DAS Citarum Hulu Dengan Probabilitas Banjir dan Indeks Banjir di Desa Tegal Luar ............... 157
xxiii
DAFTAR TABEL Tabel II. 1 IV.1
Halaman Kedalaman Muka Air Tanah Sesuai Dengan Perubahan Satuan Kapilaritas per 1 mm/hari Untuk 20 Jenis Tanah..............................
33
Matrik Analisis Klasifikasi Kedalaman Genangan Terhadap Pemukiman....... ................................................................................ Matrik Analisis Klasifikasi Kedalaman Genangan Terhadap Pertanian.. .........................................................................................
92
Matrik Analisis Klasifikasi Kedalaman Genangan Terhadap Kawasan Industri...............................................................................
93
Matrik Analisis Klasifikasi Waktu Genangan Terhadap Kawasan Pertanian............................................................................................
93
IV.5
Klasifikasi Lama Genangan ..............................................................
94
V.1
Luas Sub DAS Anak-anak Sungai Citarum Hulu .............................
100
V.2 V.3 V.4 V.5 V.6 V.7 V.8 V.9 V.10 V.11 V.12 V.13
Sebaran Penggunaan Lahan Pada Sub DAS Citarum Hulu .............. 101 Koefisien Pengaliran (run off) .......................................................... 102 Perbandingan Lokasi Kejadian Banjir .............................................. 118 Hasil Simulasi Model Terhadap Kombinasi Sub DAS ..................... 129 Contoh Data Indikator Awal ............................................................. 133 Contoh Data Indikator Siap Untuk Simulasi PLS............................. 133 Hasil Analisa Bootstrapping ............................................................. 136 Nilai Korelasi Antar Variabel Indeks Banjir..................................... 136 Hasil Eksekusi Model Terhadap Variasi Besar dan Pola Hujan ....... 138 Hasil Perhitungan Indeks ................................................................ 140 Hasil Perhitungan Indeks Banjir ...................................................... 142 Hasil Uji Statistik Hubungan Masing-masing Indeks Terhadap Indeks Banjir................... ............................................................................. 143 Hasil Uji Statistik Masing-masing Indeks Terhadap Regresi Liniernya ............ ............................................................................. 144 Hasil Uji Statistik Masing-masing Indeks Terhadap Regresi Polynomialnya .... ............................................................................. 145 Hasil Uji Statistik Masing-masing Variabel Indeks Terhadap Regresi Liniernya ............. ............................................................................. 148 Hasil Uji Statistik Masing-masing Variabel Indeks Terhadap Regresi Linier Hasil Rekayasa ....................................................................... 149 Uji Statistik Hasil Validasi Model .................................................. 152 Contoh Probabilitas Resiko Banjir di Sekitar Desa Tegal Luar (CTR 664) ........ ............................................................................. 156
IV.2 IV.3 IV.4
V.14 V.15 V.16 V.17 V.18 V.19
xxiv
91
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG SINGKATAN
ANSWERS API BAPEDA BBWS Citarum BF BMG CBSEM CFD CFI DAS DEM DFI DRO HEC-1 JICA NAM NOAA’s O&P PLS PSDA JABAR QOF SCS SIG SMAP SNI SWMM UHM URBAN UTM WMS
Nama
Pemakaian pertama kali pada halaman Halaman Areal Nonpoint Suorce Watershed 21 Environmental Response Simulation Antesedent Precipitation Index 22 Badan Pembangunan Daerah 4 Balai Besar Wilayah Sungai 4 Base Flow 15 Badan Meteorologi dan Geofisika 4 Covarian Base Structural Equation 63 Modeling Comulative Flood Days 62 Coastal Flood Indeks 60 Daerah Aliran Sungai 1 Digital Elevation Model 4 Daily Flood Index 62 Direct Runoff Hidrograph 15 Hydrologic Engineering Center 21 Japan International Cooperation 73 Agency Nedbor-Afstromnings-Model 21 National Weather Services 58 Operasi dan Pemeliharaan 70 Partial Least Square 63 Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa 4 Barat Q Overland Flow 28 Soil Concervation Services 22 Sistem Informasi Geografis 9 Nama Model Rainfall Runoff 24 Standar Nasional Indonesia 85 Storm Water Management Model 21 Unit Hidrograph Method 24 Nama Model Rainfall Runoff 24 Universal Transverse Mercator 5 Watershed Modelling System 22
xxv
LAMBANG
A A1, A2, A3, An Amaks Amin Ao At B b C cd cf CKIF CQOF D ΔE Ea Ep EP Epma Epms F Fc FI fo ft f(t) fc G GWL GWLBFO HA1 Hi Hmaks Hmin Ht h IA
Nama
Pemakaian pertama kali pada halaman Halaman Daerah Aliran/Luas DAS segiempat 9 Luas genangan pada zona tertentu 87 Luas genangan maksimum yang 86 terjadi akibat banjir Luas genangan minimum yang terjadi 86 akibat banjir Luas lingkaran yang kelilingnya sama 11 dengan keliling DAS Luas genangan saat kejadian banjir 86 Lebar total dari penampang 41 Lebar dasar saluran 40 Koefisien Aliran Permukaan 12 Koefisien gesek udara 48 Koefisien geser 47 Konstanta waktu untuk Interflow 29 Koefisien Aliran Permukaan 28 Durasi Hujan 18 Perbedaan Elevasi Antara Titik Awal 10 dan Titik Akhir Alur Aliran Utama Evapotranspirasi Aktual 28 Evapotranspirasi 28 Hujan Harian 61 Nilai rata-rata hujan efektif 61 maksimum tahunan di suatu statiun Simpangan baku 61 Field Capacity 15 Perbandingan Bentuk Lingkaran 11 Indeks Banjir 61 Kondisi Awal Infiltrasi 18 Feat 11 Nilai Infiltrasi Pada Waktu Tertentu 18 Infiltrasi saat mencapai konstan 18 Aliran tanah 29 Ground Water Level 30 Kedalaman maksimum GWL akibat 30 baseflow kedalaman pada zona tertentu 87 kedalaman genangan 87 kedalaman genangan maksimum rata88 rata terjadi kedalaman genangan minimum rata88 rata terjadi kedalaman genangan rata-rata saat 88 kejadian banjir Kedalaman muka air 42 Indeks luas genangan 86 xxvi
IB IH
Indeks Banjir Indeks kedalaman genangan
89 88
IQ IT I(t) i i-f = ie k L
Indeks debit inflow Indeks waktu genangan Nilai Masukan Curah Hujan Relatif Hujan Efektif Konstantan Resesi Panjang DAS/Panjang Alur Aliran Utama Tampungan Zona Akar Beban debit Panjang maksimum DAS pararel ke garis drainase utama Panjang Ke Pusat Luas DAS Faktor Bentuk Kelembaman zona akar 5/3 yang diperoleh dari persamaan Manning Koefisien kekasaran efektif Jumlah Komoditi yang digunakan
85 88 20 15 23 16 9
L Lm Lca Lt ΔL M N N n
jumlah sel yang mempunyai kedalaman sama
ntotal = n1 + n2 + n3 + nn P p PN ΣPo
total jumlah sel yang tergenang Keliling Basah Penampang Tekanan Excess water Jumlah harga komoditi pada awal waktu yang ditinjau Probabilitas Kegagalan (resiko) Probabilitas Keandalan Jumlah harga komoditi pada waktu yang ditinjau Interflow Outflow dari reservoir yang ditentukan dengan head atau kedalaman di reservoir debit maksimum yang menyebabkan banjir debit minimum yang menyebabkan banjir Debit hasil pengukuran Debit Awal debit saat kejadian banjir Debit setelah waktu t Debit Keluaran Debti hasil simulasi pada waktu i
Pf Pr ΣPn QIF Q(H)
Qmaks Qmin Qobs,i qo Qt qt Q(t) Qsim,i
xxvii
28 54 11 11 11 29 23 23 56 87 87 11 46 29 55 54 54 55 29 21
85 85 34 16 85 16 21 34
q=q(x,t) R Rc Re S S SD Sf So S(t) Sy TB Tmaks Tmin Tp TR tc TIF TG TOF U ub vb Vp Vd WLFL1 ^x dan ^y y=y(x,t) Yo α β γ y ρ u μ Φ ∇2 π ρa u = (uw, vw)
Debit Aliran Persatuan Lebar Tahanan (kapasitas penampang) Perbandingan Bentuk Lingkaran dalam Bentuk Lain Perbandingan Panjang Kemiringan DAS Volume Air dalam reservoir Soil Moisture Storage Kemiringan friksi Kemiringan Permukaan Lahan Ratarata Tampungan Nilai Spesifik Yield Time Base Waktu genangan maksimum saat terjadi banjir Waktu genangan minimum saat terjadi banjir Time of Peak Time of Rise Time of Concentration Nilai Awal Untuk Interflow Nilai awal untuk pengisian air tanah Nilai Awal untuk Overland Flow Tampungan Permukaan Kecepatan aliran diatas dasar arah x Kecepatan aliran diatas dasar arah y Curah Hujan Komulatif Aliran Permukaan Langsung Kedalaman Air Tanah untuk Perubahan Satuan Kapilaritas Matrik Loading Kedalaman Aliran Permukaan Kedalaman Aliran Permukaan Faktor Angkutan Koefisien Momentum Berat Jenis Air Jarak dari tekana air ke pusat tekanan Rapat Massa Rata-rata kecepatan aliran Viskositas Dinamik Infiltrasi Operator Laplace Phi Radian Kerapatan udara Kecepatan angin pada ketinggian 10 m diaas permukaan laut
xxviii
23 54 11 11 10 21 15 38 23 21 32 20 89 89 20 20 20 29 29 29 27 47 47 18 18 32 67 23 23 23 37 38 38 40 40 46 18 47 11 48 48
η ξ ζ σR σL ΩR ΩL
Vektor endogen variabel laten Variabel laten exogen Vektor variabel residual Standar deviasi kapasitas tampung Standar deviasi beban debit Perbandingan standar deviasi dengan nilai rata-rata kapasitas tampung Perbandingan standar deviasi dengan nilai rata-rata beban debit
xxix
66 66 66 155 155 155 155