Abu Panton, Ulama Dayah Pakar Resolusi Konflik Majalah
Rp. 10.000,-
DIPA Bertabur Bintang
ISSN 0216-0790
Edisi 05, Mei 2013 M/Rajab 1434 H
Mohon Perhatian Sehubungan dengan banyaknya tunggakan dan untuk kesinambungan penerbitan Majalah Santunan,
mohon biaya pengganti ongkos cetak majalah setiap bulan segera dilunasi, dan dikirim langsung ke rekening BRI Banda Aceh No. 00000037-01-002219-30-7 BSM Banda Aceh No. 7070777775 atas nama Majalah SantunaN
ISI
Majalah
Edisi 05, Mei 2013 M/Rajab 1434 H
06-11 UTAMA
DIPA Bertabur Bintang 12-19 KANWIL
RKA-SK Tentukan Besaran Anggaran 32-33 SAINS
Apakah Nyamuk Menghisap Darah? 47-47 OPINI
Minoritas Non Muslim di Negeri Syariat
20
SIRAH Umar bin Khattab, Penakluk Tangguh
22
PERISTIWA
30
LENSA
34
KELUARGA Berdosakah Saya?
36
CERPEN Mafia Madrasah, Haa haa haaa
38
MADRASAH Dulu SRI PGA, Kini Favorit Anak Kota
40
OPINI
48
STYLE Lima Tiket Menuju Surga, Anda Berminat?
49
ISLAMIKA
50
BAHASA ACEH
51
BAHASA ARAB
52
BAHASA INGGRIS
53
TTS
54
DAYAH Kombinasikan Kurikulum dengan Muatan Lokal
56
PUISI
58
SOSOK Hidayah Mengantar Kara Allouzi pada Islam
Santunan Bagi-Bagi Hadiah Majalah Santunan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh bagi-bagi hadiah dan penghargaan kepada tujuh Satuan Kerja yang lancar menyetor tagihan biaya pengganti ongkos cetak Majalah Santunan tahun 2012/2013. Ketujuh Satuan Kerja tersebut masing-masing adalah, MIN Paya Meuligoe, Kabupaten Aceh Timur, MAN Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, MIN Krueng Panjo, Kabupaten Bireuen, MIN Sikabo, Kabupaten Aceh Barat, MAN Kuala Makmur, Kabupaten Simeulue, MTsN Kuta Baro, Kabupaten Aceh Besar dan Satuan Kerja Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh. Ketujuh Satker ini berhak mendapatkan piagam penghargaan langsung dari Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Aceh plus masing-masing mendapatkan satu buah dispenser. “Sebetulnya ini murni ide Bapak Kakanwil sebagai bentuk apresiasi manajemen Majalah Santunan kepada Satker yang lancar menyetor tagihan biaya pengganti ongkos cetak Majalah Santunan. Yang rajin harus diberikan reward, kata Bapak Kakanwil suatu ketika. Mereka layak diberikan apresiasi,” kata Juniazi, pimpinan redaksi dan umum Majalah Santunan. Dari 634 Satuan Kerja Kementerian
Agama Aceh, ketujuh Satker yang mendapat penghargaan ini dinilai sangat aktif dan lancar menyetor tagihan biaya pengganti ongkos cetak Majalah Santunan. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd menjelaskan, “Majalah Santunan ini adalah milik kita bersama. Milik seluruh jajaran dan keluarga besar Kementerian Agama Aceh. Eksistensi dan kontinyuitas serta kesinambungan penerbitan majalah ini sangat bergantung dari tingkat partisipasi seluruh PNS dan jajaran Kementerian Agama Aceh. Termasuk peran serta Kepala dan bendahara Satker amatlah penting. Apa yang dilakukan ketujuh Satker ini dapat menjadi contoh kepada Satker yang lain. Yang rajin dan aktif mesti
>>SURAT
WGS Masuk Porseni? Salam sukses selalu kepada Majalah Santunan. Saya ingin menyampaikan sedikit gagasan yang terinspirasi dari Majalah Santunan edisi 02 Februari 2013. Pada edisi tersebut saya ada membaca tentang klub sepeda Kanwil Kemenag dengan nama WGS (Weng Gari Sehat). Sehingga saya yang juga selaku pecinta olahraga sepeda sangat berharap jikalau olahraga sepeda ini dapat dimasukkan kedalam ajang Porseni yang akan datang untuk karyawan. Mengingat olahraga sepeda pada saat ini juga sedang digandrungi oleh seluruh lapisan masyarakat.
Untuk kelas yang diperlombakan mungkin kelas Cross Country Xc adalah pilihan yang cukup bagus karna tidak diperlombakan pada jalan raya melainkan pada jalan-jalan pedesaan yang jauh dari polusi udara. Demikian gagasan saya ini semoga mendapat tanggapan yang positif dari pihak Majalah Santunan dan seluruh pembaca setia Majalah Santunan... Salam,
Santunan Mei 2013
>>R A L A T F O T O Pada Santunan Edisi April 2013, hal 37, terdapat kesalahan penempatan foto penulis Rubrik Budaya, Nab Bahany As. Yang benar adalah:
Heri Effendi, S.Pd (
[email protected]) Guru MIN Kemenag Aceh Tamiang
Redaksi hanya memuat surat, email, atau sms yang menyertakan identitas yang jelas, dan disampaikan dalam bahasa yang sopan. Demikian untuk dimaklumi.
04
diberikan reward. Mereka layak diberikan apresiasi. Harapan kita ke depan akan banyak lagi Satker yang mendapatkan reward ini,” ujarnya kepada Santunan. Kakanwil menilai, saat ini Majalah Santunan sudah punya nama dan sudah eksis. Selain versi cetak majalah Santunan juga sudah dapat diakses versi online melalui website acehkemenag. go.id. “Ini luar biasa. Saya melihat belum ada Kanwil lain atau bahkan jarang kita melihat majalah internal pemerintah dapat diakses secara online. Saya juga pernah melihat majalah Santunan dibaca di ruang Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI, di Jakarta. Ini perlu dipertahankan dan bahkan ke depan harus ditingkatkan lagi. Saya berharap seluruh Kakankemenag mendukung penerbitan majalah ini. Termasuk meminta unit kerja di jajarannya untuk lancar dan aktif menyetor tagihan biaya cetak,” kata Kakanwil beberapa hari sebelum berangkat mengikuti Diklat PIM II di Surabaya. Dalam kesempatan itu, Kakanwil mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi kepada seluruh pegawai dan Satker Kementerian Agama Aceh yang telah berpartisipasi untuk kesinambungan penerbitan Majalah Santunan. Selamat! (aji)
Kami mohon atas kekeliruan ini, dan dengan ini kekeliruan telah diperbaiki. Redaksi
SALAM<<
Berharap Bintang Segera Jatuh juniazi Sudah memasuki bulan kelima, hampir memasuki semester pertama tahun anggaran 2013. Namun sebagian anggaran yang menjadi penyokong tugas dan fungsi Kementerian Agama sampai saat ini belum juga turun. Akibatnya sejumlah program dan kegiatan 2013, khususnya di Kementerian Agama Aceh praktis belum dapat dilaksanakan. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) yang sudah disahkan sejak akhir Desember tahun lalu masih bertabur bintang alias masih blokir dan belum dapat dicairkan. Kondisi seperti ini tidak saja berimbas pada pelaksanaan dan realisasi anggaran yang tidak dapat dipacu. Progress dan serapan anggaran yang kecil. Namun, sejumlah program dan kegiatan yang merupakan tugas dan fungsi Kementerian Agama pun tidak dapat dilaksanakan karena ketiadaan anggaran. Parahnya lagi, hampir semua Kepala Satuan Kerja mengaku pusing melihat kenyataan ini. Malah seperti yang terjadi di madrasah, sebagian besar dari mereka sudah berselemak hutang dan fasilitas lainnya dengan pihak ketiga agar proses belajar mengajar di madrasah tetap lanjut dan tidak berhenti. Kondisi ini masuk akal, karena sebagian besar anggaran operasional madrasah saat ini terutama di tingkat MI dan MTs sangat bergantung pada dana BOS (Biaya Operasional Sekolah). Semua dana itu sampai saat ini belum turun dan masih diblokir Menteri Keuangan. Pemblokiran anggaran ternyata tidak saja dialami oleh Kementerian Agama Aceh saja, namun seluruh jajaran Kementerian Agama, mulai dari pusat sampai daerah seluruh Indonesia mengalami hal serupa. Bahkan bukan itu saja, sejumlah Kementerian lain seperti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Pemuda dan Olah Raga mengalami nasib yang sama. Makanya, ketika ada yang menjelaskan kondisi ini hanya dialami jajaran Kemenag Aceh saja, ini tidak benar dan salah. Kondisi seperti mestinya harus dicermati secara bijak oleh pemerintah, bahwa memang betul di satu sisi perlu kehati-hatian dalam pengelolaan anggaran, perlu data pendukung anggaran yang rasional dan akuntabel supaya anggaran dapat dicairkan. Namun, ini sudah memasuki bulan kelima memasuki semester pertama. Banyak program dan kegiatan tidak dapat digulirkan. Banyak kegiatan fisik dan infrastruktur tidak bisa dilelang. Konon lagi sebagian besar Satker di bawah, seperti di madrasah dan sekolah yang sangat bergantung dengan anggaran dalam proses belajar peserta didik. Kementerian/ Lembaga pun kita yakini tidak tinggal diam menyikapi anggarannya yang masih bertabur bintang itu. Sudah pasti telah dilakukan langkahlangkah yang diperlukan untuk membuka blokir anggarannya. Mulai dari Menag, Wamen, Sekjen turun tangan ikut melobi ke sana kemari terutama ke DPR dan Menkeu untuk mengurus ‘bintang’. Dari Jakarta kita mendengar bahwa pemblokiran anggaran di sejumlah Kementerian dan Lembaga disebabkan karena Kementerian dan Lembaga tersebut belum memenuhi persyaratan sebagai dasar usulan program dan kegiatan. Kementerian dan Lembaga tersebut
disyinyalir kurang melampirkan data-data pendukunga perencanaan sehingga berakibat pada anggaran tersebut tidak bisa dicairkan alias diblokir. Seperti diutarakan Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Keuangan Hatta Rajasa di Jakarta belum lama ini, ia menjelaskan bahwa pembukaan blokir anggara atau yang dibintang pada sejumlah Kementerian/ Lembaga hanya dapat dilakukan jika sudah sesuai dengan mekanisme dan memenuhi syarat yang telah ditentukan. “Ini bagian dari upaya good governance, kami tidak bisa sembarangan buka bintang. Harus ada aturannya. Itu yang namanya tata kelola pemerintah yang baik,” ujar Hatta seperi dikutip sejumlah media saat itu. Sementara itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) seperti dikutip situs Sekretariat Kabinet, Rabu (8/5) Mei lalu di Jakarta menegaskan pemerintah akan segera mencairkan semua anggaran Kementerian/Lembaga (K/L) yang masih diblokir Kementerian Keuangan karena sesuatu hal. “Sejumlah anggaran yang masih diblokir, belum bisa dicairkan karena satu dan lain hal, misalnya persyaratannya belum dipenuhi, maka pemerintah ingin bekerja sekuat tenaga, dalam waktu yang tidak terlalu lama, semua yang diblokir itu supaya segera dicairkan, bisa digunakan sesuai peruntukannya,” kata SBY. Kita memahami bahwa perlu kehati-hatian dalam pengelolaan anggaran agar penggunaannya efisiensi, akuntabel dan dapat dipertanggungjawabkan. Terlepas dari apa yang terjadi saat ini, pemblokiran anggaran Kementerian Agama tahun 2013 ini dan masih banyaknya bintang yang bertaburan pada RKAKL Kementerian Agama, mestinya menjadi pelajaran berharga bagi jajaran Kementerian Agama khususnya, terutama mereka yang secara langsung terlibat dalam penyusunan dan pengelola anggaran setiap tahun. Bahwa perencanaan perlu ditata ulang. Setidaknya ini dapat menjadi cemeti, tentang bagaimana menyusun dan mengelola anggaran yang baik ke depan. Bahwa perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen dan fungsi ini merupakan dasar pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yang lain. Nah, bisa dibayangkan jika anggaran disusun secara serampangan tanpa menggunakan kaidah-kaidah perencanaan yang baik. Tanpa ada rumusan yang jelas tentang kegiatan yang akan dilaksanakan, tentang hasil apa saja yang diperoleh dan bagaimana dalam melaksanakannya. Konon lagi dapat dibayangkan, perencanaan tanpa mengunakan data dan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan. Jelas ini sangat membahayakan keuangan negara. Dan kondisi ini juga memperlihatkan, bahwa kita masih bergantung pada anggaran dalam bekerja sehingga seakan-akan kita tidak bisa bekerja dengan baik tanpa anggaran. Harapan kita, semoga bintang segera jatuh, anggaran segera cair dan kegiatan dan program dapat dilaksanakan. Dan tentunya hutanghutang dan cas bon dengan pihak ketiga segera terbayarkan.[]
Majalah Santunan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh. Pembina: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh. Dewan Pengarah: Kepala Bagian Tata Usaha, Para Kepala Bidang Pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh. Penanggungjawab: H. Akhyar, S.Ag, M.Ag. Pemimpin Umum & Pemimpin Redaksi: H. Juniazi, S.Ag, M.Pd. Sekretaris Redakasi: Muhammad Yakub Yahya, S.Ag, M.Ag. Redaktur Pelaksana: Zarkasyi Yusuf. Wakil Redaktur Pelaksana: Ahsan Khairuna, S.Sos.I. Sidang Redaksi: H. Khairuddin Aba, S.HI, Mulyadi Nurdin, Lc, Muzakkir, S.Ag, Drs. H. Abdullah AR, M.Ag, Alfirdaus Putra, S.HI, Drs. Taharuddin, MA, Dra.Hj. Suri Arniansyah, Drs. Mardin. Desain dan Tata Letak: Jabbar Sabil, MA, Khairul Umami, S.Sos.I. Bidang Usaha. Koordinator: Munawar, SE, Marketing dan Iklan: Alfaizin, MM, Sirkulasi: Amwar Citra Hutabarat, S.Sos, Bendahara: Darwin, SE, Keuangan: Zamzarina, A.Md. Staf Sekretariat: Nurbaiti, SH, Hartati, A.Md, Saiful Mahdi, Fadhlan Mursal, A.Md. Alamat Redaksi: Jl. Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh. Website: http://aceh.kemenag. go.id. Email redaksi:
[email protected]. Email Usaha:
[email protected]. Telp. Redaksi: 085362367700. Telp. Usaha: 085277759339. Rekening: Bank Rakyat Indonesia No. 00000037-01-002219-30-7 a.n. Majalah Santunan; Bank Syariah Mandiri No. 7070777775 a.n. Majalah Santunan. Biro Daerah: Para Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota se-Provinsi Aceh Santunan
Mei 2013
05
>>UTAMA
DIPA Bertabur Bintang Laporan: Juniazi dan Ahsan Khairuna
S
yarifuddin AB. S.Ag, Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Keumangan, Pidie, mengaku sudah lima bulan terakhir tidak berani lagi ke toko di Beureunuen tempat ia berbelanja ATK dan kebutuhan madrasah yang dipimpinnya. “Ini sudah bulan kelima. Kami sudah meutang rata sagoe (berutang rata sudut, red). Kami malu, tidak berani lagi berutang. Sudah lebih dari 10 jutaan hutang kami dengan pihak ketiga. Setiap kami Tanya ke atas, anggarannya belum turun, masih bintang,” ujarnya kepada Santunan awal Mei lalu di Banda Aceh. Tidak hanya itu, Syarifuddin juga meng aku berutang material untuk pengecoran lantai madrasah yang dia pimpin dengan toko bangunan di Beureunun. Harapannya, anggaran itu dapat diambil dari dana BOS madrasahnya yang segera turun. “Hampir sepuluh jutaan juga. Dan saya berjanji bulan Maret kemarin saya lunasi. Tapi ini sudah masuk bulan kelima, dana itupun belum
06
Santunan Mei 2013
dapat kami cairkan,” katanya lirih. Dia mengaku tahun lalu kondisinya tidak seperti ini. Tahun anggaran 2012 madrasah punya anggaran rutin sendiri termasuk anggaran rehab kecil-kecil. Namun tahun ini imbuhnya, semuanya masuk dalam BOS. Belum lagi ke depan menghadapi awal semester baru, kebutuhan guru, pembinaan dan sebagainya, bisa dibayangkan repotnya madrasah siasati permasalahan ini. Nasib serupa tidak hanya dialami Syarifuddin sebagai kepala madrasah yang juga guru, yang diberi tugas tambahan sebagai Kuasa Pengguna Anggaran atau Kepala satuan Kerja di madrasah. Nasib hampir sama juga dialami oleh seluruh KPA. Anggaran belum dapat diacairkan sementara kebutuhan rutin untuk operasional terus jadi kebutuhan yang tidak dapat dielak. “Untung gaji dan belanja pegawai tidak berbintang. Bayangkan jika gaji dan belanja pegawai lainnya yang merupakan dapur PNS dibintang. Wah, bisa berabe. Bisa-bisa
demo besar,” ujar bendahara pada sebuah Kemenag di wilayah barat selatan Aceh. Sudah memasuki bulan kelima tahun anggaran 2013 namun anggaran sejumlah kegiatan yang sebagian besar merupakan tugas dan fungsi Kementerian Agama, belum juga turun. Walau Daftar isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) sejak awal Januari lalu sudah dipegang di tangan, namun tetap saja dana itu tidak bisa dicairkan. Masih diblokir atau dalam bahasa yang sudah jamak didengar masih bertabur bintang.
UTAMA>>
Kondisi seperti ini tidak saja berimbas pada pelaksanaan dan progress anggaran yang kecil. Namun ekses dari blokir anggaran ini, sejumlah program dan kegiatan yang sebagian besar merupakan penyokong tugas dan fungsi Kementerian, tidak dapat dijalankan. Staf ahli Menteri Agama Bidang Lembaga Sosial Keagamaan Kementerian Agama RI, Drs. H. A. Rahman Tb, Lt, yang baru-baru ini berada di Banda Aceh mewakili Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI membuka
acara Rakor Rencana Kegiatan Anggaran Satuan Kerja (RKA SK) Kementerian Agama Aceh, menjelaskan bahwa anggaran yang masih bertabur bintang khususnya di lingkungan Kementerian Agama RI, menurutnya karena lemahnya perencanaan. Karena dari penelusuran Kementerian di Jakarta, imbuhnya, data dan informasi sebagai pendukunga perencanaan masih perlu dilengkapi dan diberikan penjelasan. Dan menurutnya ini murni kesalahan kita bersama. “Anggaran masih bertabur bintang
itu kesalahan kita,” kata Rahman TB, de depan peserta Rakor RKA SK Aceh di Hotel Sultan Banda Aceh, Kamis (16/5). Rahman menegaskan bahwa pembuka an blokir anggaran atau yang masih bertabur bintang hanya dapat dilakukan jika perencanaan sudah sesuai dengan mekanisme dan sudah memenuhi persya ratan yang telah ditentukan. “Kita di pusat terus bekerja dan melakukan lobi-lobi serta menyiapkan segala persyaratan yang diminta untuk proses pembukaan blokir anggaran di Santunan
Mei 2013
07
>>UTAMA
Kementerian Agama. Bahkan, ketidakhadiran Sekretaris Jenderal Bapak Bahrul Hayat pada Rakor ini karena sedang bekerja keras dengan DPRI untuk meloloskan jatuh bintang. Kita berharap dalam waktu tidak lama lagi, anggaran Kemenag dapat dicairkan,” ujar Staf Ahli Menag yang juga mantan Kakanwil Kemenag Aceh ini. Soal lemahnya perencanaan ini diakui Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Lhokseumawe, Drs. H. Taufiq yang hadir pada Rakor RKA SK tersebut. Menurut Taufiq, masih bertaburannya bintang pada DIPA Kemenag karena penyusunan anggaran kurang berperan aktif pada saat pembahasan anggaran. Di hadapan peserta rakor, Taufiq juga menjelaskan pengalamannya menyusun anggaran saat menjabat Kasubbag Perencanaan dan Informasi Keagamaan pada Kanwil Departemena Agama tempo dulu. “Soal anggaran yang bertabur bintang karena penyusunan anggaran Kemenag kurang berperan aktif pada saat pembahasan anggaran di Jakarta,” ujarnya. Untuk itu, sarannya ke depan perlu dilakukan revitalisasi perencanaan termasuk peningkatan SDM pe ren canaan pada semua unit kerja dan Satker. Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Jamaluddin, SE, kepada Santunan menjelaskan bahwa persoalan masih bertaburnya bintang pada DIPA, tidak hanya dialami jajaran Kementerian Agama Aceh. “Ini sudah jadi persoalan nasional. Tidak saja jajaran Kementerian Agama yang bertabur bintang. Namun, sejumlah Kementerian dan Lembaga Negara sebagian besar anggarannya belum dapat dicairkan karena DIPA masih diblokir Menkeu. Salah
jika ada yang memahami soal blokir anggaran cuma terjadi di Kemenag Aceh. Pendukung data dan seluruh data pendukung perencanaan, seperti TOR, RAB, dukungan dinas teknis, SPTJM, Kanwil Aceh sudah kita lengkapi dan serahkan kepada Dirjen Anggaran Kemenkeu di Jakarta. Jadi tidak ada masalah lagi. Ini yang harus dipahami secara bijak,” ujar Jamaluddin di sela-sela Rakor RKA SK. Selain itu, imbuhnya sejak TA 2012
sumber: bappenas.go.id
08
Santunan Mei 2013
lalu, sistem penyusunan anggaran dilakukan oleh masing-masing eselon I pada Kementerian Agama. Beda dengan tahun-tahun sebelumnya, sistem penyusunan anggaran dilakukan oleh Biro Perencanaan Sekjen Kemenag. “Saya kira ini juga memberi pengaruh pada kualitas penyusunan dan koordinasi anggaran pada masing-masing eselon”, terangnya. Data Sub Bagian Perencanaan dan Keuang an, Tahun anggaran 2013 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh mengelola anggaran sebe sar Rp.1.649.176.585.000.lebih besar dari tahun anggaran 2012 yakni Rp. 1.418.989.946.000,- Seba nyak Rp. 1.112.576.182.000,- diguna kan untuk belanja pegawai. Sisanya, Rp. 179.655.369.000,- untuk belanja barang, Rp. 266.236.780.000,- dan sisanya Rp. 90.708.254.000,- untuk belanja modal. (lihat tabel) Dari Jakarta dilaporkan pihak Kementerian Agama telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna mempercepat proses pembukaan blokir DIPA TA 2013. “Biro perencanaan bersamasama dengan eselon I mengkoordinasikan pelaksanaan pembukaan blokir/revisi RKAK/L-DIPA TA 2013. Seluruh perencanaan Kanwil Kemenag Provinsi diundang ke Jakarta,” ujar Jamaluddin mengutip Rakor yang baru-baru ini diikuti di Jakarta. Menurut Jamaluddin, sejumlah anggaran yang diblokir umumnya berada di pos bantuan social dan sebagian besar ada di pendidikan. “Anggaran pendidikan yang terkait dengan; pemanfaatan dana BA/BUN
UTAMA>>
Anggaran Kanwil Kemenag Aceh Tahun 2012/2013 Berdasarkan Program NO
ANGGARAN
PROGRAM
TAHUN 2012
1
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Agama
83.196.797.000
88.252.721.000
2
Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Agama
6.803.623.000
3.024.367.000
3
Bimbingan Masyarakat Islam
113.886.403.000
131.343.972.000
4
Pendidikan Islam
1.205.646.187.000
1.403.614.680.000
5
Bimbingan Masyarakat Kristen
1.232.060.000
1.093.636.000
6
Bimbingan Masyarakat Katolik
1.181.565.000
198.328.000
7
Bimbingan Masyarakat Hindu
568.800.000
153.400.000
8
Bimbingan Masyarakat Buddha
1.022.290.000
879.778.000
9
Penyelenggaraan Haji dan Umrah
5.453.211.000
19.027.819.000
1.418.989.946.000
1.649.176.585.000
JUMLAH 999, terutama BOS MA yang memerlukan penjelasan tertulis dan dilengkapi dengan nama dan alamat masing-masing siswa. Begitu pula dengan pemanfaatan dana optimalisasi pendidikan secara nasional Rp.671,7 milyar memerlukan pendalaman lebih lanjut. Implementasi kurikulum 2013 Rp.434,3 milyar, dan peningkatan akses, mutu, kesejahteraan dan subsidi pendidikan keagamaan Islam Rp.325 milyar perlu pendalaman lebih lanjut,” ujar Jamaluddin. Bintang Segera Turun Dari Jakarta juga dilaporkan pemblokiran anggaran di sejumlah Kementerian dan Lembaga disebabkan karena Kementerian dan Lembaga tersebut belum memenuhi persyaratan sebagai dasar usulan program dan kegiatan. Kementerian dan Lembaga tersebut disyinyalir kurang melampirkan data-data pendukunga perencanaan sehingga berakibat pada anggaran tersebut tidak bisa dicairkan alias diblokir. Seperti diutarakan Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Keuangan Hatta Rajasa di Jakarta belum lama ini, ia menjelaskan bahwa pembukaan blokir anggara atau yang dibintang pada sejumlah Kementerian/ Lembaga hanya dapat dilakukan jika sudah sesuai dengan mekanisme dan memenuhi syarat yang telah ditentukan. “Ini bagian dari upaya good governance, kami tidak bisa sembarangan buka bintang. Harus ada aturannya. Itu yang namanya tata kelola pemerintah yang baik,” ujar Hatta seperi dikutip sejumlah media saat itu. Sementara itu Presiden Susilo Bambang
TAHUN 2013
Anggaran Kanwil Kemenag Aceh Tahun 2012/2013 Berdasarkan Jenis Belanja NO
ANGGARAN
JENIS BELANJA
TAHUN 2012
TAHUN 2013
1
Belanja Pegawai
930.108.486.000
1.112.576.182.000
2
Belanja Barang
158.503.608.000
179.655.369.000
3
Belanja Modal
115.138.192.000
90.708.254.000
4
Belanja Bantuan Sosial
215.239.660.000
266.236.780.000
1.418.989.946.000
1.649.176.585.000
JUMLAH
sumber: Subbag Perencanaan dan Keuangan Kanwil Kemenag Aceh
Yudhoyono (SBY) seperti dikutip situs Sekretariat Kabinet, Rabu (8/5) Mei lalu di Jakarta menegaskan pemerintah akan segera mencairkan semua anggaran Kementerian/ Lembaga (K/L) yang masih diblokir Kementerian Keuangan karena sesuatu hal. “Sejumlah anggaran yang masih diblokir, belum bisa dicairkan karena satu dan lain hal, misalnya persyaratannya belum dipenuhi, maka pemerintah ingin bekerja sekuat tenaga, dalam waktu yang tidak terlalu lama, semua yang diblokir itu supaya segera dicairkan, bisa digunakan sesuai peruntukannya,” kata SBY. Pelajaran Penting Menyikapi kondisi masih terjadinya blokir anggaran dan bertaburnya bintang
pada DIPA Kementerian Agama tahun ini sejumlah Kakankemenag Kabupaten/Kota di Aceh menilai bahwa terlepas dari lemahnya perencanaan Kementerian Agama namun setidaknya ini menjadi pelajaran penting bagi jajaran Kemenag Aceh, bahwa perencanaan itu penting, lobi itu penting dan pendukung data perencanaan juga lebih pen ting. “Perencanaan akan bagus jika didukung SDM perencanaan yang bagus pula. Selain itu data pendukung juga penting untuk mendukung usulan program dan kegiatan. Ke depan harus diperbanyak lagi diklat pe rencanaan terutama untuk kami di daerah. Tidak salah, kalau kita harus berguru pada orang,” ujar salah seorang Kakankemenag dalam Rakor RKA SK baru-baru ini. [] Santunan
Mei 2013
09
>>UTAMA
DIPA ‘Berbintang’ Tanda Masalah tidak jelas seperti terlalu besar atau tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Selain itu, menurutnya faktor non teknis terkadang juga membuat anggaran tersebut tertahan. Untuk solusi, DR. Nazamudin, MA menyarankan perlu dikomunikasikan kembali secara baik de ngan pejabat-pejabat tingkat pusat, apa sebenar nya yang terjadi sehingga tanda bintang tak perlu lama bertengger di DIPA.
“Bintang kecil di langit yang biru¸amat banyak menghias angkasa, aku ingin terbang dan menari, jauh tinggi ketempat kau berada.” Demikian petikan lagu yang sangat populer di kalangan anak kecil sejak dulu. Namun bintang pada syair lagu diatas tentulah berbeda dengan bintang (*) yang ada pada DIPA di instansi pemerintah negeri Republik Indonesia ini, termasuk Kementerian Agama RI. Angan-angan yang ada pada lagu diatas sedikitpun tidak terpikir apalagi diinginkan oleh para abdi masyarakat yang bekerja di instansi pemerintah. Betapa tidak bintang pada DIPA adalah tanda dimana kegiatan-kegiatan pada instansi tersebut tidak akan berjalan sesuai rencana awal akibat diblokir. Jelas, bintang pada DIPA begitu mengesalkan dan tak seindah bintang di langit, walaupun akhirnya bintang itu telah ‘rontok’ akhir bulan mei lalu. Alumni Colorado State University, USA DR. Nazamudin, SE, MA mengatakan blokir atau tanda bintang pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) biasanya karena ada penyebab-penyebab tertentu. Menurutnya, bintang pada DIPA karena ada yang perlu dibicarakan kembali, seperti belum jelasnya hasil yang diharapkan dari program tersebut, sehingga perlu didiskusikan dulu apa output yang dihasilkan dari kegiatan tersebut. “Atau bisa jadi kegiatan yang diajukan dibuat tanpa TOR,” kata Nazamuddin. Selain dari segi teknis yang disebutkan sebelumnya, dosen fakultas ekonomi Unsyiah provinsi Aceh itu juga mengatakan bahwa ada kemungkinan kedua yang terjadi seperti ada penahapan dalam pencairan sehingga tidak dicairkan dulu. “Mungkin dipending karena ada kegiatan lain yang lebih mendesak,” ujarnya. Namun, saat ditemui Santunan Nazamudin juga menekankan sebenarnya ada hal-hal yang semestinya menjadi prioritas sang pengambil kebijakan sehingga kegiatan-kegiatan yang sifatnya rutin seperti dana BOS tidak dibintang, apalagi kegiatan-kegiatan madrasah yang didanai oleh BOS tersebut digunakan untuk operasional sekolah dan efeknya bisa menghambat proses belajar mengajar. “Kalau bisa dana BOS disalurkan diawal, karena itu kegiatan yang berjalan terus menerus, kecuali masa libur,” kata Nazamudin. Menurut Nazamudin dana yang bersifat operasional dengan proses pencairan yang ditunda-tunda bisa mengakibatkan kacaunya program disekolah. “Bisa jadi sekolah yang ada di daerah atau kabupaten harus mencari dana talangan dulu, api masalahnya sumber dana dari mana,” kata Nazamudin. Sehingga menurut pria yang berdomisli di Komplek Bumi Permata Lamnyong itu akhirnya apa yang diharapkan tidak tercapai dan sedikit banyaknya akan mengganggu kualitas pendidikan. Pria yang juga menjabat Wakil Ketua Majelis Pendidikan Daerah (MPD) Aceh ini mengatakan kualitas SDM juga bisa menjadi faktor DIPA itu diblokir. Beliau memisalkan pembubuhan harga satuan yang
10
Santunan Mei 2013
Apresiasi untuk Kepala Madrasah Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Drs. Efendi, M.Si di ruang kerjanya kepada Santunan menyampaikan apresiasi kepada Kepala Madrasah yang telah melakukan yang terbaik untuk Madrasah, walau Anggaran DIPA masing-masing Madrasah, bulan Januari sampai awal Mei 2013 masih di blokir. Dalam kesempatan tersebut juga Kabid menyampaikan sekian lama menunggu pada tanggal 8 Mei 2013 DIPA satker 04 Pendis yang didalamnya juga termasuk Madrasah, sudah rontok tanda bintang, kecuali lima Madrasah (sampai 17/5). “Kita sangat mengapresiasi kerja keras para Kepala Madrasah walau kemarin belum dapat direalisasikan Anggaran karena masih belum rontok tanda bintang pada DIPA, tetapi Madrasah kita tetap masih berjalan proses belajar Madrasah dan pelaksanaan UN dapat berjalan dengan sukses,” ungkap Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Drs. Efendi, M.Si “Ini saya rasa prestasi luar bisa yang patut kita banggakan di awal tahun 2013 ini bagi Kepala Madrasah dan juga guru di dalamnya,” tambah Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh tersebut. Saat ditanya Santunan mengenai langkah kedepan yang harus dilakukan oleh Madrasah yang sudah rontok bintang pada DIPA tahun Anggaran 2013, Kabid pendidikan Madrasah menyampaikan, “Kepada Kepala Madrasah dapat memacu realisasi anggaran dengan tetap mengedepankan nilai-nilai efektifitas, transparan dan akuntabel dalam penggunaan Angaran tersebut.” Lima Madrasah Masih Diblokir “Terkait lima Madrasah yang belum dapat direalisasikan anggarannya karena masih di blokir, dengan masih belum rontoknya tanda bintang, dari sepuluh Madrasah yang saat di sampaikan tim anggaran Pendis Kementerian Agama RI pada tanggal 8 Mei 2013 juga terjadi hal yang sama untuk dapat menunggu,” ungkap Kabid Pendidikan Madrasah di damping Operator Perencanaan Pendidikan Madrasah Edi Fahmi, S.Pd.I. Adapun sepuluh Madrasah, Eddi Fahmi, S.Pd.I menyebutkan, “MIN Lam Reh, MIN Jantho Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Biureun MIN Lamkuta, MIN Alue Krueb, MIN Krueng Panjo, adapun Kabupaten Aceh Utara MIN Kreung Aji lhok Kuyun, MIN Lawe Sagu Aceh Tenggara dan Kota Banda Aceh MIN Banda Aceh, MIN Teladan serta MIN Lhong Raya.” Setelah dilakukan Kordinasi dan memberikan data base pendukung kepada Perencanaan Pendis Kementerian Agama RI untuk di teruskan ke Dirjen Anggaran di Jakarta, dari sepuluh Madrasah tinggal lima Madrasah yang belum rontok bintang nya sampai tanggal 17 Mei 2013 yaitu “MIN Jantho Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Biureun MIN Alu Krueb, MIN Krueng Panjo dan Kota Banda Aceh yang belum rontok Bintang Pada DIPA MIN Lhong Raya dan MIN Teladan. Maka kelima Madrasah tersebut selain dapat menunggu dan juga dapat mengakses di aplikasi atau web rkakldipa. anggaran.depkue.go.id terhadap perkembangannya DIPA satkernya masing-masing” pangkas Eddi Fahmi, S.Pd.I. [ahsan/alfaizin/y]
OPINI UTAMA>>
Penyusunan RKA-SK 2014 Jauh dari Harapan Dra. Suhartini, M.Soc. Sc, Jabatan Fungsional Perencana (JFP) Pertama Kankemenag Kab. Aceh Utara Majalah Santunan, Mei 2013, halaman 21, 23, dan 26 dengan judul RKA-SK yang tertulis tentang Rapat Koordinasi Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja (RKA-SK) yang diselenggarakan oleh seluruh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Provinsi Aceh untuk tahun 2014. Di antaranya tertulis, Kantor Kementeran Agama Kabupaten Aceh Takengon dengan tema “Mewujudkan Perencanaan Berbasis Kinerja Berkualitas, Transparan dan Akuntabilitas”. Sementara Kantor Kementerian Agama Kabupaten Melaboh mengangkat tema “Mewujudkan Rencana Anggaran yang Efisien dan Akuntabel pada Satuan Kerja”. Pada 16-18 Mei, Rakor RKA-SK Tingkat Provinsi Aceh Kemenag juga telah diselenggarakan dengan tema “Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahun 2014 yang Transparan, Berbasis Kinerja, dan Akuntabel dalam Rangka Mewujudkan Reformasi Birokrasi Kementerian Agama”. Inilah ajang puncaknya kegiatan RKA-SK di mana para Kepala dan Kasi di jajaran Kankemenag berkumpul di Sultan Hotel, Banda Aceh dengan sebongkah harapan bahwa penyusunan anggaran yang berbasis kinerja tahun 2014 akan memberikan pencerahan kepada kebutuhan Satuan Kerja (Satker) di bawah kepemimpinan Kasubbag Perencanaan dan Keuangan yang baru. Tahun demi tahun,penyusunan anggaran di bawah lingkungan Kanwil selalu mengecewakan Satker, karena tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh Satker dan anggaran yang disusun kurang efisien dalam RKA-KL. Di mana akun detil dalam RKA-KL kurang terperinci dan kurang tepat sasaran. Hal ini tentu akan terjadi revisi POK dan akan membuka ruang terjadinya penyelewengan anggaran sehingga efisiensi dalam penggunaan anggaran tidak dapat terealisasi dengan baik. Menurut Drs. H. Ibnu Sa’dan (Santunan, Mei 2013 hal. 26), dalam penyusunan anggaran hendaknya mengacu kepada apa yang dibutuhkan, bukan yang diinginkan karena banyak keinginan tetapi belum tentu dibutuhkan oleh Satker. Pernyataan itu sangatlah benar. Menurut penulis, dalam membuat perencanaan anggaran harus mengutamakan kebutuhan Satker (Indikator Kinerja) di daerah. Jangan membuat perencanaan anggaran dengan ada unsur kepentingan pribadi. Hal ini akan merugikan Satker yang tidak pernah tersentuh dengan bantuan. Selain itu, menurut penulis ada lima komponen pokok penerapan penganggaran berbasis kinerja yaitu: 1. Satuan kerjanya itu sebagai penanggungjawab pencapaain kegiatan dan keluaran; 2. Kegiatan yaitu rangkaian tindakan yang dilaksanakan satuan kerja sesuai dengan tugas pokoknya untuk menghasilkan keluaran; 3. Keluaranya itu satuan kerja mempunyai keluaran yang jelas dan terukur sebagai akibat dari pelaksanaan kegiatan; 4. Standar biaya yaitu perhitungan anggaran didasarkan pada standar biaya (bersifat umum dan khusus); 5. Jenis belanja yaitu pembebanan anggaran pada jenis belanja yang sesuai. Oleh karena itu, penerapan penganggaran berbasis kinerja memerlukan perencaaan yang matang dan baik dengan melakukan perencanaan anggaran pada kegiatan yang didukung oleh informasi, data, dan fakta yang akurat dan valid.
Jadi kualitas data, informasi dan fakta di lapangan sebagai bahan baku utama perencanaan anggaran pada kegiatan, akan mempengaruhi outcome. Secara logika data yang akurat akan mengasilkan interpretasi yang akurat. Interpretasi yang akurat akan menghasilkan program kerja dan rencana anggaran yang tepat sasaran. Hal ini tentunnya tidak terlepas dengan perencanaan yang matang dan baik. Perencanaan yang matang dan baik dapat terlihat tidak adanya revisi. Artinya kalau terjadi revisi dalam POK ini menunjukan perencanaan yang tidak baik. Seperti dalam pernyataan Drs. H. ZulkifliIdris, M.Pd selaku Kakankemenag Aceh Utara dalam pembukaan acara Rakor RKA-SK Tahun 2014 di Lhokseumawe, “Mari kita susun rencana ke depan dengan baik, jangan terulang hal yang salah, jangan sampai jatuh pada lubang yang sama, susun rencana dengan sebaik-baiknya dengan mengindahkan input dan outcome nantinya, karena keduanya itu seperti dua sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan.” Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, penulis menyarankan kepada Kasubbag Perencaaan dan Keuangan Kanwil yang baru untuk menata perencanaan yang lebih baik lagi dengan mengubah pola lama kepada pola baru seperti: 1. Menggunakan hasil backup aplikasi RKA-KL yang telah direncanakan dan disusun oleh Satker dalam Kanwil yang di dalam penyusunan anggaran sesuai dengan kebutuhan real dan standar biaya yang dikeluarkan oleh Menteri Keuangan; 2. Prioritas anggaran yang wajib seperti; (a) belanja gaji dan tunjangan; (b) belanja uang makan; (c) belanja tunjangan profesi guru PNS; dan (d) belanja tunjangan tambahan penghasilan; 3. Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang dilaksanakan oleh Kemenag; 4. Diinput salah satu rencana kerja perioritas dari setiap Satker yang diberikan kepada Tim Perencanaan dan Keuangan Kanwil pada saat pelaksanaan Rakor RKA-SK Tingkat Provinsi; 5. RKA-SK yang diisi jangan lagi menggunakan form pada saat Rakor tetapi langsung menggunakan aplikasi RKA-SK. 6. Pemberdayaan Jabatan Fungsional Perencana (JFP) dan salah satu anggota Satker bagian keuangan di Kabupaten secara bergilir dalam membantu penyusunan anggaran di Kanwil. Harapan penulis, Kasubbag Perencanaan dan Keuangan Kanwil Aceh yang baru untuk menata kinerja yang lebih baik lagi di masa depan sehingga apa yang direncanakan dapat terlaksana dengan baik sesuai apa yang dibutuhkan oleh Satker dengan tidak melihat unsur kepentingan. Selain itu, pemberdayaan JFP terus dibina khususnya yang berkaitan dengan angka kredit sehingga tidak ada lagi JFP yang mengusulkan untuk pindah tugas ketempat lain seperti yang terjadi di JFP Aceh Timur. Jika hal ini diperhatikan, penulis yakin di bawah kepemimpinan Kasubbag Perencanaan dan Keuangan Kanwil yang baru, dapat merubah mekanisme penyusunan anggaran lama kepada mekanisme penyusunan anggaran baru yang lebih baik lagi. Pada akhirnya perencanaan anggaran yang tepat sasaran dan berbasis kinerja akan menghasilkan produk kegiatan yang berkualitas. Ini masukan yang dapat penulis tuangkan karena selama penulis menjadi Jabatan Fungsional Perencana (JFP) tahun 2011 di Kankemenag Aceh Utara tidak pernah dilibatkan di Rakor RKA-SK Tingkat Provinsi. Terimakasih.....[] Santunan
Mei 2013
11
>>KANWIL
Guru Ajarkan Pelajaran Menurut Bidangnya Direktur PAIS Dirjen PENDIS Kemenag RI, Dr. H. M. Amin Haedari, isi muatan Pelatihan Pembuatan Bahan Ajar PAI SMK se Aceh yang digelar MGMP PAI SMP di Hotel Diana Banda Aceh (24/5). Guru mesti memahami bidang yang diajarkan. Jangan guru bidang lain mengajar di bidang lain, dengan keterbatasannya. Demikian di antara paparan Direktur PAIS di hadapan peserta se Aceh, termasuk di hadapan Pengurus DPW AGPAII Aceh, Drs. Muchlis Yacob. Seusai menyampaikan materi PAIS di hadapan peserta, Direktur mengisi pembinaan di Kanwil Kemenag Aceh. Dalam kesempatan singkat di Aula Kanwil Kemenag Aceh, Direktur PAI mengulangi pesan pelopor `Marie Teguh Golden Way`, Marie Teguh, dengan nada humor, “Orang pintar kalah dengan orang pemberani, orang pemberani kalah dengan orang nekat, dan orang nekat pasti akan kalah dengan orang gila.” Hadir dalam acara yang dimoderasikan Kabag TU (Pgs Kakanwil Kemenag Aceh), H. Habib Badaruddin, S.Sos, semua Kakankemenag se Aceh. Saat sesi tanya jawab, beberapa Kakankemenag di antaranya Kakankemenag
Singkil (Drs. H. Herman, M.Sc), Kakankemenag Aceh Tengah (Drs. Hamdan), para Kasi (Drs. Idris, MPd dan Drs. A. Rahman Hanafiah, M.Pd) sampaikan keluhan di daerahnya. “Waktu sangat singkat, sehingga sedikit yang sempat disampaikan Direktur. Padahal yang hadir jauh-jauh dari Banda Aceh. Mungkin kami dari Aceh Besar termasuk
yang dekat, tak banyak waktu yang kami korbankan,” ujar Kasi PAI Kemenag Aceh Besar, Drs. Tarmizi Sulaiman. Usai acara Pgs. Kakanwil serahkan cendera hati pada Direktur PAIS sebelum berangkat ke Jakarta. Namun sebelumnya jajaran Kanwil dan Direktur ikut makan malam di Wisata Kuliner Simpang Mesra, Awak Away. [yyy/juanda]
Setahun Dua Kali Ukur Arah Kiblat Fenomena matahari berada tepat di atas posisi Ka’bah di Makkah terjadi dua kali setiap tahunnya. Pada tahun 2013 ini, peristiwa ini terjadi pada tanggal 28 Mei 2013, untuk wilayah Indonesia Bagian Barat pada pukul 16.17.59 WIB, dan pada tanggal 16 Juli 2013, pukul 16.26.48 WIB. Demikian informasi yang tertera pada Kalender Takwim yang dikeluarkan Bidang Urusan Agama Islam dan Penyelenggaraan Syariat Kanwil Kemenag Aceh. “Hari Selasa (28/5), umat islam, khususnya di sebelah timur Kota Makkah dapat melakukan koreksi arah kiblat secara mandiri, khususnya untuk tempat tinggal masing-masing dengan mempedomani bayangan benda tegak lurus pada pukul 16.17 WIB,” kata Imran, Staf Bid Urais Kanwil. “Peristiwa ini berlangsung lebih kurang 1 menit, masyarakat bisa menyesuaikan jamnya dengan waktu standar yang ada di Internet atau di Radio RRI, bisa juga mempedomani waktu pada siaran berita TVRI,” lanjut Imran. Selain mengukur sendiri menggunakan bantuan bayangan matahari pada waktu tertentu, masyarakat, khususnya pengelola
12
Santunan Mei 2013
masjid dapat meminta bantuan Badan Hisab dan Rukyat Provinsi Aceh untuk melakukan pengukuran kiblat dengan peralatan yang
lengkap dan up to date. “Sejauh ini sudah banyak masjid yang menggunakan jasa kami,” pungkas imran. [aba/y]
KANWIL>>
Empat Kriteria PNS yang Mencelakakan Dalam pembinaan apel pagi Senin (20/5), Drs. Efendi, M.Si, Kabid Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama Proovinsi Aceh, ingatkan jajaran PNS agar hindari empat sikap tercela. Sebab keempat sikap yang mungkin akrab masih dipraktekkan oleh sebagian jajaran aparatur negara (PNS), akan mencelakakan diri dan sesamanya. H. Efendi, Kabid Madrasah, lanjutkan dalam apel yang diikuti Pgs Kakanwil, Kabid PAI, para Pembinmas, para Kasubbag, para Kasi dan staf, bahwa keempat tipe PNS yang mencelakan itu ialah: Pertama, PNS yang tidak mau bekerja. Dia selalu lari atau sering menghidar dari pekerjaan yang telah diemban kepadanya. Andai kerjaan itu tidak menghasilkan income tambahan, dia mengelak; dan jika menghasilkan uang, seakan-akan dia mengomel kenapa tidak ia saja. “Padahal ia (yang dikasih job) dan saya, sama saja,” omelnya. Kedua, Dia selalu mengeluh dari beban kerja yang dipercayakannya. Orang semacam ini, andai pun dimasukkan dalam SK, tetap akan mengeluh dan mengelak, menghindar,
dan menjarak hingga ke kantin. Gara-gara PNS model ini, pekerjaan dan rekan lainnya, tertular penyakit jelek dan tak bertanggung jawab itu. Ketiga, suka berbicara yang bukan pada tempatnya. Saat dia dikasih kesempatan berbicara, dia malah diam; dan di saat tidak dikasih kesempatan, dia mengomel bahkan mengumpat. Orang begini, riuh di luar rapat, tapi diam saat pendapat diperlukan. Padahal, diam tidak selamanya emas. Dan ciri aparatur/ pegawai yang mencelakakan, yang keempat ialah, dia yang selalu memakai fasilitas kantor untuk keperluan pribadinya. Dia tak mau tahu dengan tugas kantor. Dia datang, memakai fasilitas kantor, untuk keperluan pribadinya. Kantor dianggap sarana penghasil duitnya. Ini bisa merugikan kantor dan masyarakat banyak. Tipe keempat ini, menurut Pak Pen (Drs. H. Efendi, M.Si), misalnya mengopy, mengerjakan, mengadakan, dan menggandakan bahan kuliah. Dan tipe ini tidak memandang usia. Dia yang rambut memutih pun, masih doyan dengan tabiat aji mumpung ini. Jadi, ulah ini bukan hanya
oleh PNS yang merangkap mahasiswa saja, tapi yang bukan mahasiswa pun, sering menikmati untuk kepentingan pribadi. “Tapi, tipe-tipe PNS atau jajaran pegawai seperti di atas, tidak ada di Kanwil Kemenag Aceh, tapi itu mungkin ada di kantor lain, di seluruh Indonesia,” tutup amanat Pak Pen, yang sebelumnya, pada Sabtu malam (19/5) saat penutupan Rakor RKS-SK, mendampingi Pgs Kakanwil Kemenag Aceh H. Habib Badaruddin S. Sos, bersama Kabid Pontren H. Abrar Zym, S.Ag, dan Kabid Penyelenggaan Haji dan Umrah, di hadapan peserta apel pertengahan Mei itu. [yakub/ amwar/juanda]
Pers bukan Menutupi, tidak Pula Menelanjangi Salah satu tugas berat lembaga wartawan (jurnalis) di Indonesia akhir-akhir ini ialah mengembalikan citra wartawan yang mungkin dicorengkan oleh sebagian oknum wartawan selama ini. Oknum wartawan yang mengusik kemurnian tugas wartawan itu, jelas belum memiliki kapasitas dan kompetensi yang maksimal untuk menjalani profesi kewartawanan. Padahal dihadapkan pada tuntutan sekarang, profesi wartawan terus mengaktualisasikan diri sesuai dengan dinamikan masyarakat. Pers sebagai bagian publik mesti bergerak sejalan dengan perkembangan sosial yang akrab dengan aksi reaksi itu. Sebagian masyarakat menilai pers pihak yang suka mengoreksi kelemahan dan kesalahan publik semata-mata, padahal pers juga ikut aktif mempublikasikan pembangunan dan kemajuan umat. “Memang pers itu bukan pihak menutupi kesalahan dan ketimpangan pihak tertentu, tapi tidak juga menenelanjanginya,” ujar Kepala Redaktur Aceh Harian Waspada, Muhammad Zeini Zein SSos MSP, “Meskipun pers sudah bekerja maksimal, tapi tetap ada publik yang menkomplainnya, merasa tidak puas, lalu banyak kritikan dari publik itu. Ini bisa jadi, karena masyarakat tumbuh begitu cepat dan
pers mungkin terlambat mengantisipasinya, atau ia cenderung monoton, atau kurang mau meningkatkan keahliannya. Ini perlu diantisipasi, agar eksisitensi media massa konvensional tidak redup, yang pelan tapi pasti, pembaca atau pelanggan akan beralih ke media lain, misalnya yang online dengan pernak-perniknya,” harap Muhammad Zeini Zein lagi. Di sini, peran Humas paling akrab dengan insan pers. Sebagai personil yang diamanahkan oleh sebuah lembaga, sebagai ujung tombak relasi ke publik, Humas (Hubungan Masyarakat), selayaknya menjadikan semua pihak itu sebagai mitra, bukan lawan atau musuh. Meskipun dalam perjalanannya, di samping sebagai kawan, ada pihak-pihak (insan pers dan LSM misalnya), kadang-kadang diposisikan oleh sebagai kalangan sebagai ‘lawan’. Demikian jawaban Zein (sapaan Muhammad Zeini Zein), yang lahir di Aceh dan lama ‘hidup’ di Medan itu, di depan 30 peserta Diklat (Pendidikan dan Latihan) Kehumasan, se Aceh dan Sumut, di Balai Diklat Keagamaan Medan (2/5), menjawab pertanyaan seorang peserta Diklat dari Nias. Dalam sesi pagi sampai sore, dengan judul mata diklat, “Publisistik”, Muhammad Zein, yang juga membantu kehumasan USU
(Universitas Sumatera Utara) Medan itu, melanjutkan, “Tahun 2015, para wartawan yang boleh dilayani oleh instansi, badan, dinas, lembaga, ormas, asosiasi, ikatan, yayasan, atau persatuan apa saja yang tercatat secara resmi, ialah para wartawan yang memiliki kompetensi yang dibuktian dengan identitas. Kartu pers pun, tidak hanya yang dikeluarkan pihak surat kabar, seperti selama ini. Kompetensi wartawan dicirikan dengan skill (keahlian), knowledge (ilmu), dan attitude (sikap).” [muhammad yakub yahya, peserta diklat kehumasan, balai diklat medan, 29 april-10 mei]
Santunan
Mei 2013
13
>>KANWIL
RKA-SK Tentukan Besaran Anggaran Drs. H. A. Rahman TB, Lt, Staf Ahli Bidang Lembaga Sosial Keagamaan Kementerian Agama RI membuka secara resmi kegiatan Rakor RKA-SK (Rapat Koordinasi Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja) Tahun 2014 Tingkat Provinsi Aceh (16/5). Pembukaan dan Rakor selama tiga hari, dipusatkan di Lantai 6 Sulthan Hotel itu, dihadiri Gubernur Aceh yang diwakili Staf Ahlinya, Ir. Zulkifli, MM. Semua Kabid, Kankemenag, Kasubbag, Kasi, serta undangan seperti MPU, Kadisdik, dan Kadissyar itu, terkesan dengan paparan Drs. A. Rahman TB, yang sering membahani persoalan keagamaan dan kerukunan dengan Menlu, DPR, dan antar Kementerian, termasuk soal KUA yang belum bisa dijadikan Satker, bersama Kementerian PAN-RB. “Keberadaan Kementerian Agama di Provinsi Aceh sangat-sangat membantu kami dalam melaksanakan pembangunan masyarakat yang agamis dan toleran, khususnya setelah Aceh ditetapkan sebagai daerah dengan Keistimewaan Syariat Islamnya. Peran penting Kementerian Agama antara lain dalam penyelenggaraan pendidikan agama di Madrasah-madrasah, baik yang negeri maupun swasta, hingga ke pondok pesantren. Meskipun sekarang Pemerintah Aceh memiliki SKPD khusus yang membidangi pendidikan umum dan pendidikan dayah, tampa keterlibatan dan kerja sama yang baik dengan Kementerian Agama, tentu tidak akan mencapai tujuan sebagaimana yang kita harapkan,” ujar Gubernur Aceh.
14
Santunan Mei 2013
A. Rahman menyampaikan pesan Sekjen Kemenag RI, H. Bahrul Hayat, Ph.D, yang berhalangan hadir, sebab sedang acara dengan DPR dalam rangka menegosiasikan agar mata anggaran yang masih berbintang (belum bisa dicairkan) itu dihilangkan segera. Syukur ujian telah usai, meskipun harus meminjam dana dari sumber lain. Soal nilai dan hasil dari tsanawiah dan aliyah selama ini, Kemenag yang menaungi banyak madrasah swasta di nusantara, ternyata di atas rangkin sekolah. Demikian di antara kutipan A. Rahman TB, soal UN kemarin yang sukses di Aceh. A. Rahman TB, mantan Kakanwil Kemenag Aceh itu, menilai dengan Rakor tahun ini akan menentukan besar dan kecil mata anggaran di tahun 2014. Kepada Rektor IAIN Ar-Raniry, Prof. DR. Fairj Wajdi Ibrahim, agar memperhatikan madrasah, dengan mendampingi dan menyukseskan madrasah unggulan IAIN. Misalnya dengan PPL mahasiswa, jalinan pendampingan harus lebih bermutu lagi. Kepada Gubernur, pesan Sekjen juga agar membantu madrasah yang di sana dididik juga anak warga yang bukan keluarga besar Kemenag. Ajak juga jajaran Kemenag dalam Rapat-rapat penyusunan rencana kerja di Pemprov/Pemkab. Soal kuota haji, yang dalam sambutan Gubernur sebelumnya, disampaikan atau ada permintaan penambahan untuk Aceh yang waiting list melebihi 50 ribu calon, A. Rahman berjanji, bahwa selagi ada dia di Jakarta akan memperjuangkan
penambahan, bukan merata, tapi diberikan porsi besar kepada provinsi yang ramai daftar tunggunya. Pgs. Kanwil Kemenag Aceh, yang juga Kabag TU, H. Habib Badaruddin, S. Sos sampaikan bahwa, penilain keuangan Kanwil Kemenag Aceh yang paling banyak Satkernya itu, Kakanwil (dikutip Habib) sampaikan juga bahwa nilai untuk laporan tahun lalu adalah 93,85 poin. Namun, kita belum tahu hasil akhir dari BPK untuk Kemenag RI. Semula pembukaan Rakor tahunan itu, diagendakan oleh Sekjen Kementerian Agama RI, H. Bahrul Hayat, Ph.D. Namun tiba-tiba Sekjen akan mewakili Menteri Agama dalam suatu acara, maka Staf Ahli Lembaga Sosial Keagamaan akan mengganti Sekjen. Acara yang bertemakan, “Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahun 2014 yang Transparan, Berbasis Kinerja, dan Akuntabel dalam Rangka Mewujudkan Reformasi Birokrasi Kementerian Agama” dimulai pada pukul 14.30 WIB. Kabag Tata Usaha Kanwil Kemenag Provinsi Aceh, H. Habib Badaruddin, S.Sos, mengatakan bahwa, meskipun Staf Ahli yang membuka acara, namun tidak mengurangi substansi dari kegiatan tersebut dan segala sesuatu yang berkenaan dengan pelaksanaan acara tahunan tersebut sudah disiapkan secara matang. Kakanwil Kementerian Agama Aceh Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, yang sudah berada di Surabaya sejak selasa 14 Mei kemarin untuk mengikuti Diklat PIM Tingkat II Angkatan XXX dari tanggal 15 Mei – 23 Juli 2013 bertempat di Badan Diklat Daerah Provinsi Jawa Timur, Jl. Balongsari Tama, Tandes Surabaya. Kakanwil, yang menuju Surabaya via Jakarta, Selasa (14/5), mengharapkan agar acara RKA-SK tahun 2014 berjalan lancar dan sukses, meskipun Sekjen tidak jadi datang sehingga program ke depan dari Kementrian Agama Aceh lebih baik. [yakub/akhyar/amwar/rol]
KANWIL>>
Ayo Bersaing Raih Rangking Web Kasubbbag Informasi dan Hubungan Masyarakat (Inmas) Kanwil Kemenag Sumatera Utara, Drs. H. Chairul Syam, M.Pd, ajak jajaran Humas dan pihak lainnya, yang menyuplai dan menjadi kontributor news (berita) di Kemenag Sumut (Sumatera Utara) dan Kemenag Aceh bersaing secara sehat untuk raih rangking teratas di portal Kemenag.go.id. Portal dan link data dan berita yang di-update setiap saat, selalu dipantau Sekjen Kemenag RI. Selain diikuti terus, berita 23 daerah itu, juga dinilai dan diumumkan perangkingannya per tahun. “Tahun 2011, Kemenag Aceh raih urutan ke 4 nasional, Sumut jauh di bawah itu, tapi di tahun 2012, Aceh di urutan ke 9, dan Sumut di urutan 7,” ujar Muhammad Yakub Yahya (salah satu pengelola web Kemenagnews), yang salah satu peserta Diklat Kehumasan di Balai Diklat Keagamaan Medan, yang melanjutkan OL (Observasi Lapangan) ke Kanwil Kemenag Sumut, di Jalan Jend. Gatot Soebroto, Medan (8/7).
Didampingi para staf Humas Kanwil Kemenag Sumut, Chairul Syam, yang juga merangkap Kasubbag Hukum dan KUB itu, menilai Aceh memang unggul dalam urusan web dan majalah. Memang, terus terang, Majalah Santunan Kemenag Aceh, yang dicetak di PT. Aceh Media Grafika (Serambi Indonesia), sekitar 15.000 buah itu, dibandingkan dengan majalah lain, lebih unggul dalam halaman dan mutu. Demikian tambahan Yakub dalam ramah tamah peserta se Aceh-Sumut itu. Diklat lima angkatan yang diakhiri dengan OL, refreshing, dan ujian itu, diikuti oleh 150 peserta: Diklat PIM (38 hari, hingga Juni), Diklat Kompetensi Pengelolaan Zakat dan Diklat Kompetensi Karya Tulis Penyuluh (10 hari), serta Diklat Kepegawaian dan Diklat Kehumasan (12 hari), berakhir Jumat (10/5). Diklat Penyuluh dan Pengelolaan Zakat telah berakhir Rabu, sdangkan Diklat Kehumasan dan Kebegawaian yang berakhir Jumat.
Kasubbag dan staf Humas Kanwil Kemenag, antara lain Hayat dan Imam (pengelola web), sampaikan terima kasih pada peserta silaturrahmi pagi Rabu itu. Dan khusus ajakan dari Aceh, agar saling mengikuti dan membuka web masingmasing, www.sumut.kemenag.go.id dan www.aceh.kemenag.go.id., juga membuka Majalah Pembina dan Majalah Santunan, kita sama-sama meresponnya secara senang. Moga bermanfaat…. [yakub/zulfahmi/ jamaluddin]
Sarana dan Prasarana Madrasah Masih Minim di Aceh Terbatasnya anggaran untuk pengembangan sarana dan prasarana di lingkungan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh, tidak sebanding dengan kebutuhan banyaknya Madrasah. Minim sarana dan prasarananya, hingga membutuhkan perhatian bersama. Adapun kekurangan-kekurangan tersebut selain dalam bentuk minim RKB, Pustaka, Laboratorium, kantor, ruang guru, dan juga masih banyaknya Madrasah yang membutuhkan rehabilitasi ruang kelas di lingkungan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh hingga Tahun 2013 ini. “Sampai saat ini ada Madrasah harus menumpang pada madrasah lain untuk mengikuti UN, karena alasan sarana di Madrasahnya tidak layak untuk diselenggarakan UN,” ungkap Kasi Sarana dan Prasarana Bidang Madrasah Kanwil Kemenag Aceh, Drs. Radhiuddin. “Apabila hanya mengandalkan Dana dari DIPA Kementerian Agama Tahun 2013 ini, maka sangat sulit untuk menampung kebutuhan Sarana dan Prasarana di Madrasah sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional, dikarenakan keterbatasan dana di DIPA kita, walau kita tetap berupaya membantu berdasarkan prioritas,” jelas Razi, nama akrab Drs. Radhiuddin. Untuk dapat menfasilitasi kekurangan
tersebut ada beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh Madrasah diantaranya membangun hubungan dengan stakeholder pendidikan dan meminta dukungan dan shearing dana hibah Pemerintah Daerah. “Kekurangan ini, sangat mencolok terlebih Madrasah Swasta yang dibangun oleh Masyarakat, tersebar di 23 Kabupaten/ Kota di Provinsi Aceh, baik Madrasah yang posisinya di daerah perkotaan dan juga Madrasah yang mendidik generasi penerus Sultan Iskandar Muda di daerah-daerah yang sangat terpencil, harus dilalui dengan berjalan kaki di jalan setapak,” jelas Pak Razi. Radhiuddin dengan gaya ramahnya mencontohkan, “Dari data yang ada, yang pernah mengusulkan bantuan pembangunan RKB ke Kanwil Kementerian Agama misalnya, hingga saat ini yang baru dapat di realisasikan hanya 5 % dari Madrasah yang pernah mengusulkan, artinya jika kita tinjau dengan jumlah siswa Madrasah yang pernah mengusulkan, maka ada 136.334 siswa atau generasi Aceh yang sekarang mengenyam pendidikan di Madrasah yang belum sesuai dengan Standar Sarana Pendidikan.” “Ini belum lagi berbicara yang membutuhkan Laboratorium, Pustaka dan madrasah yang harus di Rehab maka sangat sadis dan cukup ironis, bila tidak adanya Dana Shearing dalam Bentuk Hibah
dari Pemerintah Daerah baik Pemerintah Aceh maupun Pemerintah Kabupaten/ Kota di Aceh dan pihak swasta lainnya yang tidak mengikat, walau demikian kita tetap berusaha bagaimana DIPA Tahun-tahun depan bisa mengcover persoalan-persoalan mendasar tersebut,” tegasnya. Radhiuddin dengan nada terharu, sangat mengapresiasi Kepala Madrasah di daerah selama ini, walau dengan keterbatasan tersebut tetapi motivasi mereka sangat besar, sehingga dapat menghasilkan lulusan terbaik di Aceh. “Jumlah Madrasah yang ada di Aceh saat ini berjumlah 1390 Madrasah, tingkat RA 280, MIN 433 Madrasah, MIS 142 Madrasah, MTsN 109 Madrasah, MTsS 224 Madrasah, MAN 68 Madrasah dan MAS 134 Madrasah,” sebut Kasi Sarana dan Prasana Bidang Pendidikan Madrasah tersebut. [alfaizin/yyy]
Santunan
Mei 2013
15
>>KANWIL
Prof. Jamaluddin Idris Bahani Manajerial Pimpinan Pontren Bidang Pendidikan Diniyah (PD) Pontren Kanwil Kemenag Aceh mengundang Guru Besar IAIN Ar-Raniry, Prof. Dr. Jamaluddin Idris, M.Ed menjadi pemateri perdana pada kegiatan pembinaan manajerial pimpinan Pondok Pesantren Mu’adalah dan non Mu’adalah. Dalam kegiatan ini, Prof Jamaluddin Idris memberikan matreri tentang Manajemen Pendidikan Pondok Pesantren Mu’adalah. Pada kegiatan yang diikuti oleh seratusan peserta ini, Prof Jamaluddin Idris
menjelaskan, apa saja yang di-manage di Pontren, yaitu: 1). Manajemen Waktu; 2). Manajemen Kurikulum; 3). Manajemen Personalia; 4). Manajemen Kesantrian; 5). Manajemen Keuangan; 6). Manajemen Sarana dan Perawatan Preventif; 7). Manajemen Perpustakaan; 8). Manajemen Bimbingan Konseling; dan 9). Manajemen Konflik. Prof Jamaluddin yang merupakan guru besar Manajemen Pendidikan IAIN Ar-Raniry ini juga menerangkan, ada tiga prinsip dasar dalam manajemen waktu,
yaitu bahwa: 1). Waktu berjalan terus dan tidak pernah kembali, baik dimanfaatkan atau tidak; 2). Perlu menyusun rencana penggunaannya; 3). Pemanfaatan waktu oleh Pimpinan Pontren, Teungku/ Guru Pontren, dan santri hendaknya diperioritaskan pada kegiatan pengajaran, bimbingan kesantrian, pengembangan profesional lainnya. Lalu bagaimana langkah memanage waktu ?, menurut Prof Jamaluddin ada beberapa langkah yang bisa ditempuh: 1).Mencermati dan menjabarkan kalender pendidikan, sampai ditemukan hari-hari efektif, hari setengah efektif, dan harihari tidak efektif; 2). Jumlah hari efektif dan setengah efektif dijadikan dasar penyusunan program tahunan (prota) / semesteran dan rencana pengajaran; 3). Kegiatan ekstrakurikuler ditempatkan diluar jam pekajaran shg tdk mengurangi jam efektif; 4). Prota dituangkan dalam time schedule baik dlm bar chart atau bentuk grafik lainnya; 5). Secara periodik misalnya 1 bulan sekali, dilakukan evaluasi thd pelaksanaan program Pontren dengan melibatkan guru/staf. Selain Prof. Jamaluddin Idris, PD Pontren juga mengundang Prof. Hasbi Amiruddin dari kalangan Perguruan Tinggi. Sementara dari kalangan dayah, PD Pontren mengundang Tgk Hamdani Abdullah dan Tgk.H.M.Yusuf A.Wahab yang akan memberikan materi tentang “Kepemimpinan Pondok Pesantren”. [teuku zulkhairi/y]
POSPEDA Aceh Ditutup, yang Terbaik ke Gorontalo Even seleksi Pekan Olah Raga dan Seni Pondok Pesantren (POSPEDA) Tingkat Aceh 2013 resmi ditutup. Acara yang dipusatkan di Asrama Haji (untuk cabang Seni), dan Cabang Olahraga di Stadiun Harapan Bangsa Lhong Raya serta MAN 2 Banda Aceh, ditutup oleh Kapala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh yang diwakili oleh Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren H. Abrar Zym, S.Ag. Acara Penutupan tersebut sekaligus mengumumkan perangkitan hasil seleksi peserta POSPEDA, yang nantinya peserta terbaik, akan diikut sertakan pada Kegiatan Pekan Olah Raga dan Seni Pondok Pesantren Tingkat Nasional POSPENAS Ke VI Di Gorontalo pada tanggal 23 Juni 2013 mendatang. Hal ini diungkapkan Ketua Seleksi POSPEDA Provinsi Aceh Tahun 2013 Khalid, SH didamping oleh Sekretaris Panitia Alfaizin, MM (15/5).
16
Santunan Mei 2013
Ketua Paniti Khalid, SH dalam laporannya menyampaikan, “Kegiatan POSPEDA yang diikuti oleh Santri Pondok Pesantren mulai tanggal 13 Mei 2013 telah terselenggarakan dengan sukses. Alhamdulillah telah terseleksi Peserta yang akan mengikuti Pekan Olah raga dan Seni Pondok Pesantren Tingkat Nasional.” Khalid juga sekali lagi menekankan dalam sambutan panitianya, “Bahwa Seleksi POSPEDA bukan untuk mencari juara, tetapi untuk mencari yang terbaik, maka peserta yang terbaik dan yang memenuhi stadar minimal nasional, seperti pada atletik misalnya yang di bawa ke Gorontalo nantinya.” Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh yang diwakili oleh H. Abrar Zym, S.Ag Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren menyampaikan dan mengharapkan kepada peserta yang mendapatkan nilai,
dengan perangkingan terbaik untuk dapat mempersiapkan kesehatan fisik dan mental agar dapat mengikuti POSPENAS nanti. Bagi yang belum mendapatkan nilai dengan rangking terbaik terus berusaha dan selalu mencoba jangan pernah menyerah. Kepada seluruh peserta, untuk dapat mendoakan semoga Anggaran pada DIPA Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh yang sangat terbatas, agar tanda bintang yang masih melekat pada Kegiatan POSPEDA hingga saat ini dapat segera rontok, kalau tidak akan sangat menghambat keberangkatan ke Gorontalo untuk Menwakili Aceh pada POSPENAS. Dalam sambutan penutupannya, Ustadz Abrar Zym, juga harapkan, “Bahawa bantuan Pemerintah Aceh untuk dapat membantu, sehingga putra-putri santri terbaik Aceh dapat bersaing pada ajang Nasional nantinya,” harap H. Abrar Zym S.Ag. [alfaizin/yyy]
Habib: Dayah di Aceh, Benteng Akidah Siapa pun di negeri ini tidak bisa memungkiri besarnya jasa pondok pesantren atau dayah dalam sejarah pembangunan Indonesia yang beradab. Lembaga pendidikan pesantren telah memberikan sumbangsih yang begitu besar bagi negeri ini. Hal itu diutarakankan H. Habib Badaruddin, S.Sos, Pgs. Kakanwil, yang juga Kabag TU Kanwil Kemenag Aceh, dalam sambutannya di depan para peserta tiga kegiatan yang diselenggarakan oleh Bidang PD Pontren Kanwil Kemenag Aceh bagi pimpinan Pondok Pesantren se-Aceh di Hotel Oasis, Banda Aceh (27/5). Ketiga kegiatan yang dibuka sekaligus oleh Kabag TU yaitu, Workshop Pembinaan Manajerial Pimpinan Pondok Pesantren, Kegiatan Orientasi Guru TPA/TPQ dan Pembinaan Manajerial Pimpinan Pondok Pesantren Mu’adalah Dalam sambutannya, Habib Badaruddin juga menjelaskan, “Khusus bagi pesantren di Aceh sebagaimana diakui oleh para pakar sejarah, merupakan lembaga pendidikan Islam yang telah berjasa mencetak para para pendakwah yang kemudian menyebarkan
Islam ke seluruh pelosok nusantara”. Dan dewasa ini, pesantren juga terus eksis serta menjadi satu-satunya lembaga pendidikan Islam yang setiap saat selalu siap menghadapi tantangan zaman yang datang selalu menghantam umat ini. Di Aceh, sejarah membuktikan bahwa pesantren atau dayah merupakan benteng terakhir kekuatan umat Islam dalam melawan imperialisme asing. Dan dewasa ini, pesantren di Aceh juga menjadi benteng terakhir pertahanan akidah umat, jelas Habib Badaruddin. [teuku zulkhairi/y]
Penerimaan Murid Baru Mulai 18 Juni Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Ajaran 2013/2014 bagi semua tingkatan di lingkungan Kanwil Kemenag Aceh, mulai RA sampai MA dilakukan pada 18 Juni - 2 Juli. Hal ini disampaikan oleh Kasi Kesiswaan Bidang Pendidikan Madrasah, Muntasyir, S.Ag, MA. Soal tes, ungkap Muntasyir, “Dibenarkan melaksanakannya lebih awal dengan pertimbangan calon peserta didik diperkirakan tidak tertampung pada Madrasah bersangkutan untuk mendapatkan kesempatan pendaftaran masuk pada Madrasah lainnya.” Kasi Kesiswaan yang baru 13 Mei, menyampaikan, “Hari pertama masuk Madrasah untuk Proses Belajar Mengajar Tahun Ajaran 2013/2014 dimulai pada Senin 8 Juli.” Muntasyir mengajak semua kita, “Untuk dapat selalu mendidik dengan baik siswa, menumbuhkan karakter siswa Madrasah, utamanya menyangkut aqidah dan akhlak, sebagai pembeda dengan siswa lainnya. Mari kita persiapkan mereka menjadi generasi penerus ke depan yang yang lebih baik, baik segi nilai akademik maupun
peningkatan karakter siswa. termasuk yang diterima pada tahun ajaran baru ini, Tentunya dengan persiapan belajar yang maksimal di Madrasah.” Kasi Kesiswaan menghimbau pada Kepala Madrasah, “Untuk dapat memasukkan Akte Kelahiran sebagai salah satu syarat pendaftaran calon peserta didik baru pada RA/Madrasah sebagaimana surat edaran Dirjen Pendis Nomor. SE/DJ.I/PP.00/27/2013.” [alfaizin/y]
KANWIL>>
UASBN PAI Dievalusi
Bidang PAI pada Sekolah Kanwil Kemenag melaksanakan supervisi dan observasi penyelenggaraan PAI pada sekolah dasar. Observasi UASBN PAI ini dilaksanakan mulai 6 – 16 Mei, dengan mengambil sampel dua kabupaten/kota, yaitu Aceh Tenggara (dengan nilai rata-rata terendah), dan Kota Lhokseumawe (dengan nilai rata-rata tertinggi). “Supervisi dan observasi dilakukan untuk memetakan kualitas penyelenggaraan, sebab akan berdampak pada tinggi-rendah nya nilai PAI,” demikian diungkapkan Rizal Anwar, M.Si salah seorang tim supervisi. Alumnus Megister Psikometri UI ini juga mengatakan bahwa dari hasil supervisi diperoleh beberapa kelemahan dalam proses penyelenggaraan PAI pada sekolah dasar, diantaranya adalah kurangnya jam pelajaran PAI pada sekolah, di samping guru yang mengajar bukan Guru mata pelajaran PAI, topografi wilayah juga ikut mempengaruhinya (daerah Aceh Tenggara), serta banyak siswa kelas VI yang belum mampu membaca Al-Qur’an. Kelebihan penyelenggaraan PAI pada sekolah dasar di antaranya, jam pelajaran PAI sudah memadai dan ditambah dengan penunjang pelajaran PAI di luar sekolah, telah menerapkan praktek ibadah pada setiap pembelajaran, guru PAI telah memadai dan dukungan dari berbagai pihak terkait penyelenggaraan PAI pada sekolah dasar. Rizal menambahkan, dari hasil supervisi dan kondisi penyelenggaraan pendidikan Agama Islam pada sekolah dasar timnya merekomendasikan ; 1). Meningkatkan peran fungsi pengawas PAI, 2). Memperbanyak bimbingan teknis dan pembinaan bagi guru, 3). Menyediakan sarana prasarana ibadah pada sekolahsekolah, 4). Memfasilitasi pengawas PAI pada daerah terpencil, 5). Menyediakan buku paket, 6). Memfasilitasi guru PAI non PNS pada daerah daerah terpencil, 7). Mengadakan supervisi dan evaluasi secara kontinu, 8). Serta meningkatkan peran penyuluh fungsional Agama Islam pada daerahdaerah terpencil. Menyangkut guru, Rizal mengatakan, “Guru PAI di Aceh sebenarnya lebih, tetapi sebarannya tidak merata.” Dari rekomendasi ini diharapkan dapat menjadi acuan dan pijakan dalam pengambilan kebijakan yang berpengaruh pada peningkatan penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam pada sekolah dasar, sehingga Pendidikan Agama Islam akan berbanding lurus dengan gelar yang disandang Aceh, yaitu negeri syariat Islam. [zar/yyy] Santunan
Mei 2013
17
>>KANWIL
Keluarga Besar Kanwil Ta’ziah ke Rumah Almarhumah Hafnizar Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Pada pagi Kamis (16/5) telah berpulang ke Rahmatullah Hj. Hafnizar binti Ben Ali, mantan Ketua DW Kanwil Kemenag Aceh. Almarhumah, yang juga istri Drs. Tgk, H. Gazali Mohd. Syam (mantan Kakanwil Depag) itu meninggal di sebuah Rumah Sakit Harapan Bunda, Banda Aceh. Hj. Hafnizar selagi hdup, aktif menulis di Majalah Santunan, terutama kiat bahagia. Tulisan terakhirnya ialah, “Hati-hati, Hati!” Almarhumah Hj. Hafnzar, istri Ketua MPU (Majelis Permusyawaratan Ulama) Aceh itu, meninggalkan satu anak perempuan dan dua laki-laki (anak almarhumah sebelum tsunami ada empat). Almarhumah, yang juga Ketua Muslimat MPU Aceh, dikebumikan di kawasan Lhok Weng, Kecamatan Nisam, Aceh Utara, hari itu juga. Jajaran Kanwil dan Kankemenag Aceh Utara dan Bireuen ikut menanti jenazah, sebelum mengikuti Rakor RKA-SK di Banda Aceh. Pagi Ahad (19/5), Pengurus dan jajaran Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kanwil Kemenag Aceh ikut tunaikan ta’ziah ke kawasan Krueng Geukueh, Aceh Utara, di bawah Ketuanya Misnawati, M.Ag. Agenda sosial itu, ditunaikan jajaran
DWP setelah pada Senin (13/5) lalu telah gelar `demo kecantikan` di Aula Kanwil. Siang itu, yang menjadi pemateri ialah Direktur RSIA (RS Ibu dan Anak) Banda Aceh dan spesialis mata, Dr. Eva. “Moga kita cantik lahir dan batin,” harap Ketua DWP Aceh, Bu Mis (Misnawati), saat `demo` itu. “Kita mengajak dalam jumlah terbatas, kali ini. Mungkin mengingat mobil kantor
pun terbatas, dan beberapa jajaran DWP pun ada kesibukan di kota yang tak bisa di tinggalkan hari Ahad. Semoga lancar di perjalanan, amin,” harap anggota rombongan ta`ziah, Fajriah Bakri, S.Ag, Ahad. Senin (20/5), usai apel, jajaran Kanwil, terutama bapak-bapak juga berta’ziah ke rumah duka, di kawasan Krueng Geukueh. [yakub]
Rakor RKA-SK Ditutup, Perlu Efesiensi Anggaran Usai shalat isya, Sabtu, 18 Mei (sekitar pukul 21.30 WIB), Rakor RKA-SK Rakor RKA-SK (Rapat Koordinasi Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja) Tahun 2014 Tingkat Provinsi Aceh ditutup. Dalam sambutan penutupan, Pgs Kaka nwil Kemenag Aceh, H. Habib Badaruddin, S.Sos mengajak jajarannya, mari efesiensi dalam penggunaan anggaran. Di samping itu hati-hati dalam mengurus Honorer K-2. Seraya Pak Habib juga sampaikan terima kasih atas keseriusan dan partisipasi para peserta, yang Sabtu malam masih ramai yang memilih menginap di Sulthan Hotel, merampungkan sisa tugas Rakor. Selebihnya memilih chek out usai penututan. Penutupan oleh Kabag TU, Pgs Kakanwil, yang didampingi Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Drs. H. Daud Pakeh, Kabid Madrasah, Drs. Efendi, serta Kabid Pontren, H. ABrar Zym, S.Ag, diakhiri dengan doa bersama Kakankemenag Banda Aceh, Drs. Ramlan. Kesan dan kata-kata ‘perpisahan’ disampaikan oleh Kakankemenag Kota Sabang, Drs. H, Salman Arifin, M.Ag. Usai penutupan, Kabid Penyelenggaraan Haji, H. Daud Pakeh, sampaikan bahwa
18
Santunan Mei 2013
‘bintang’ untuk dana haji telah ‘rontok’. “Alhamdulillah, kita bisa bekerja sepulang sini,” jawab peserta, dan keceriaan juga nampak dari wajah para Kasi Haji, misalnya Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah
Kankemenag Pidie, Fadli, S.Ag. Setoran haji pun sudah dimulai sejak Rabu 22 Mei, dengan arahan dari Pusat lewat Surat Edaran atau lainnya. [yakub/ akhyar/amwar/rol]
Beuet Al-Qur’an Dalam Mukernas Nasional Ulama Al-Qur’an Masyarakat Aceh boleh berbangga dengan tradisi beuet yang tumbuh dan berkembang sebagai tradisi pembelajaran dan pembacaan Al-Qur’an di tengah-tengah masyarakat. Dengan tradisi ini, Aceh dilabelkan sebagai Seuramoe Makkah dan menjadi pendidik bagi nusantara dan Asia Tenggara. Namun ironisnya, dewasa ini tradisi beuet dalam masyarakat cenderung menurun, bahkan yang memprihatinkan beuet sudah tergantikan dengan “peh tem brok”. Artinya, digantikan dengan tradisi nonton sinetron. Orang Aceh sekarang relatif banyak yang buta aksara Al-Qur’an, anak-anak dan dewasa, bahkan orang tua; dan bukan hal yang mustahil untuk menduduki jabatan publikpun harus ngetes baca Al-Qur’an. Kenapa? Karena terbukti banyak ureung Aceh tak mampu membaca Al-Qur’an. Sejatinya, tradisi beuet digalakkan kembali sehingga Aceh tak “malu” dengan formalisasi syariat di tengah masyarakat yang “buta” Al-Qur’an. Itulah fenomena tradisi beuet yang menjadi sorotan dalam forum Mukernas Ulama Al-Qur’an dan Seminar Nasional AlQur’an dengan tema Al-Qur’an Di Era Global; Antara Teks dan Realitas, di Serang-Banten 21 sd 24 Mei 2013, yang dibuka Menteri Agama, Suryadharma Ali. Penulis sebagai guru pada MIS Krueng Seukeuk Kec. Tangse Kab. Pidie, yang memenangkan call for paper pada moment tersebut menganggat judul “Perbincangan Beuet Ba’da Magrib Dalam Masyarakat Aceh.” Di forum yang dihadiri 120 ulama Al-Qur’an dari seluruh Indonesia, beuet dalam masyarakat Aceh menjadi salah satu topik menarik. Kenapa? Karena ditengah formalisasi syariat Islam yang hampir mencapai umur sepuluh tahun geliat penerapan syariat yang berbasis pendidikan Islam, relatif kurang mendapat perhatian. Bahkan program beuet yang dicanangkan pemerintah Zikir dengan cover Beuet Ba’da Magrib yang sudah hampir delapan bulan “jalan santai”; masih pada merekrut namanama yang menjadi koordinator tingkat gampong. Padahal kebijakan ini, harus dilihat secara substansial, tidak perlu hanya lembaga meunasah yang dioptimalkan
menjalankan aktifitas beuet. Namun rumohrumoh yang melenggarakan beuet di malam hari, atau balee-balee seumeuebut yang telah begitu lama menjalankan pembelajaran ini, diperlukan pemberdayaan dengan optimal. Tidak cukup hanya dengan sekedar bantuan peng minyuek panyot. Tak cukup. Guru, Sarana, metode, dan manajemen perlu dipertimbangkan untuk di berdayakan. Persoalan beuet harus dilihat dengan kacamata yang terang, alias secara holistik. Kalau tidak, yang muncul ke permukaan adalah pencitraan “sok relegius”. Profesor Dr. Quraish Shihab, MA sebagai pakar tafsir Al-Qur’an yang membedah Tafsir Tamatik diforum ini menandaskan bahwa “Al-Qur’an harus dibumikan dalam bentuk pemikiran, pemahaman, dan prilaku masyarakat. Untuk mencapai itu harus dimulai dari belajar membaca bacaan AlQur’an, memahami makna yang tersurat dan tersirat sehingga apa yang dimaksudkan Allah --walau tidak seluruhnya-- sudah diaktualisasikan sebagai pedoman dan petunjuk kehidupan umat manusia. Untuk itu, sebagai suatu kebijakan berbasis AlQur’an program beueut tidak hanya untuk kalangan dewasa saja. Bagi anak-anak yang ke depannya menjadi generasi yang akan menggantikan generasi hari ini juga perlu dipertimbangkan sebagai estafet yang mampu menjadikan Aceh sebagai daerah yang berbasis syariat yang “berisi”, bukan syariat kosong. Di samping itu sebagai suatu tradisi pembacaan Al-Qur’an secara kolektif di meunasah-meunasah khususnya bulan Ramadhan tidak hanya digunakan sebagai unjuk kemampuan, namun labih dari itu memungkinkan dijadikan sebagai ajang pembelajaran. Polanya, tidak perlu dengan pengeras suara, dan pembimbingan secara privat oleh teman sejawat di meunasah. Dengan ini akan memungkinkan juga berkurangnya buta aksara Al-Qur’an bagi kalangan dewasa dan orang tua. Dengan adanya koordinasi realisasi program ini dengan semua kalangan yang memiliki akses dengan beuet dalam masyarakat Aceh secara keseluruhan.
KANWIL>>
Pejabat Fungsional untuk Pejabat Pengadaan Barang/Jasa
Berita ini bisa jadi menjadi kabar gembira bagi Pengelola Barang dan Jasa Pemerintah, karena pada 20 Desember 2012 Pemerintah RI melalui Kemen-PAN telah mengeluarkan Permen-PAN RB Nomor 77 Tahun 2012 Tentang Jabatan Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Dan Angka Kreditnya. Dengan adanya Peraturan tersebut pengembangan karier dan peningkatan profesionalisme Pegawai Negeri Sipil yang menjalankan tugas pengadaan barang/jasa pemerintah terjamin. Jabatan fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk melakukan kegiatan pengadaan barang/jasa Pemerintah sesuai dengan peraturan perundangundangan. Dan untuk dapat diangkat dalam jabatan Pengelola Barang Jasa seorang PNS Pasal 27 Ayat 1 menyebutkan bahwa, Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk pertama kali dalam jabatan fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa harus memenuhi syarat: a. berijazah paling rendah Sarjana Strata Satu (S1)/Diploma IV sesuai kualifikasi yang ditetapkan oleh Kepala LKPP; b. pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang III/a; c. memiliki sertifikat ahli pengadaan nasional tingkat pertama; d. setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3), paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir. Permen PAN Tersebut Juga Dipertegas Dengan Peraturan Bersama Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor : 1 Tahun 2013 Dan Nomor : 14 Tahun 2013 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 77 Tahun 2012 Tentang Jabatan Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Dan Angka Kreditnya. Dengan Adanya kedua peraturan tersebut hendaknya dapat membawa Arah Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah ke arah yang lebih Baik, dengan mengedepankan etika pengadaan dan Menjunjung tinggi nilainilai keadilan tanpa adanya intervensi dari Pihak-Pihak yang hanya Mengambil keuntungan Pribadi dibalik jerih payah Para Pengelola Barang Jasa. Semoga Bermanfaat. [zulsyiddin/certified lkpp 2011/aba] Santunan
Mei 2013
19
>>SIRAH
Umar bin Khattab, Penakluk Tangguh
Mulyadi Nurdin, Lc, MH
Umar dikenal dari gaya hidupnya yang sederhana, alih-alih mengadopsi gaya hidup dan penampilan para penguasa di zaman itu, ia tetap hidup sebagaimana saat para pemeluk Islam masih miskin dan dianiaya Umar bin Khattab, salah seorang sahabat Nabi Muhammad yang juga menjadi khalifah kedua (634-644 M) dari empat Khalifah Ar-Rasyidin. Beliau adalah seorang sahabat Rasul yang utama. Namanya harum melampui zamannya sendiri, bahkan sampai kini. Nama lengkap beliau adalah Umar bin Khattab bin Nafiel bin abdul Uzza, terlahir di Makkah, dari Bani Adi, salah satu rumpun suku Quraisy. Orang tuanya bernama Khattab bin Nufail Al Mahzumi Al Quraisyi dan Hantamah binti Hasyim. Keluarga Umar tergolong keluarga kelas menengah, ia bisa membaca dan menulis. Pada masa itu membaca dan menulis merupakan sesuatu yang jarang. Umar juga dikenal karena fisiknya yang kuat dimana ia menjadi juara gulat di Makkah. Sebelum Islam, sebagaimana tradisi kaum jahiliyah Makkah saat itu, Umar mengubur putrinya hidup-hidup. Sebagaimana yang ia katakan sendiri, “Aku menangis ketika menggali kubur untuk putriku. Dia maju dan kemudian menyisir janggutku.” Mabuk-mabukan juga merupakan hal yang umum dilakukan Umar. Sebelum memeluk Islam, Umar suka meminum anggur. Setelah menjadi muslim, ia tidak menyentuh khamar sama sekali. Sehingga ada kisah, pada malam hari, Umar bermabuk-mabukkan sampai Shubuh. Ketika waktu Shubuh tiba, beliau pergi ke masjid dan ditunjuk sebagai imam. Ketika membaca surat AlKafirun, karena ayat 3 dan 5 bunyinya sama, setelah membaca ayat ke 5, beliau ulang lagi ke ayat 4 terus menerus, sehingga membingungkan jamaah. Akhirnya, Allah menurunkan larangan bermabuk-mabukkan yang tegas. Umar Memeluk Islam Ketika Rasul pertama kali berdakwah, Umar adalah salah seorang yang sangat keras dalam melawan pesan Islam dan sering melakukan penyiksaan terhadap
20
Santunan Mei 2013
pemeluknya. Dikatakan bahwa pada suatu saat, Umar berketetapan untuk membunuh Muhammad Saw. Saat mencarinya, ia berpapasan dengan seorang muslim (Nu’aim bin Abdullah) yang kemudian memberi tahu bahwa saudara perempuannya juga telah memeluk Islam. Umar terkejut atas pemberitahuan itu dan pulang ke rumahnya. Ia murka. Di rumah, Umar menjumpai bahwa saudaranya sedang membaca ayat-ayat Al Qur’an (surat Thoha), ia menjadi marah akan hal tersebut dan memukul saudaranya. Ketika melihat saudaranya berdarah oleh pukulannya ia menjadi iba, dan kemudian meminta agar bacaan tersebut dapat ia lihat. Ia kemudian menjadi sangat terguncang oleh isi AlQuran tersebut dan kemudian langsung memeluk Islam pada hari itu juga. Umar adalah salah seorang yang ikut pada peristiwa hijrah ke Yathrib (Madinah) pada tahun 622 Masehi. Ia ikut terlibat pada perang Badar, Uhud, Khaybar serta penyerangan ke Syria. Pada tahun 625 Masehi, putrinya (Hafsah) menikah dengan Nabi Muhammad. Menjadi Khalifah Pada masa Abu Bakar menjabat sebagai khalifah, Umar merupakan salah satu penasihat kepalanya. Kemudian setelah Abu Bakar meninggal pada tahun 634 M, Umar ditunjuk menggantikannya. Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat pesat. Islam mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti Sassanid dari Persia (yang mengakhiri masa kekaisaran sassanid) serta mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara dan Armenia dari kekaisaran Romawi (Byzantium). Sejarah mencatat banyak pertempuran besar yang menjadi awal penaklukan ini. Pada pertempuran Yarmuk, yang terjadi di dekat Damaskus pada tahun 636 M, 20 ribu pasukan Islam mengalahkan
pasukan Romawi yang mencapai 70 ribu dan mengakhiri kekuasaan Romawi di Asia Kecil bagian selatan. Pasukan Islam lainnya dalam jumlah kecil mendapatkan kemenangan atas pasukan Persia dalam jumlah yang lebih besar pada pertempuran Qadisiyyah (tahun 636 M), di dekat sungai Eufrat. Pada pertempuran itu, jenderal pasukan Islam yakni Sa`ad bin Abi Waqqas mengalahkan pasukan Sassanid dan berhasil membunuh jenderal Persia yang terkenal, Rustam Farrukhzad. Pada tahun 637 M, setelah pengepungan yang lama terhadap Yerusalem (Al-Quds), pasukan Islam akhirnya mengambil alih kota tersebut. Umar melakukan banyak reformasi secara administratif dan mengontrol dari dekat kebijakan publik, termasuk membangun sistem administratif untuk daerah yang baru ditaklukkan. Ia juga memerintahkan diselenggarakannya sensus di seluruh wilayah kekuasaan Islam. Tahun 638 M, ia memerintahkan untuk memperluas dan merenovasi Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Ia juga memulai proses kodifikasi hukum Islam. Umar dikenal dari gaya hidupnya yang sederhana, alih-alih mengadopsi gaya hidup dan penampilan para penguasa di zaman itu, ia tetap hidup sebagaimana saat para pemeluk Islam masih miskin dan dianiaya. Pada sekitar tahun ke 17 Hijriah, tahun ke-empat kekhalifahannya, Umar mengeluarkan keputusan bahwa penanggalan Islam hendaknya mulai dihitung saat peristiwa hijrah. Umar bin Khattab dibunuh oleh Abu Lukluk, seorang budak pada saat ia akan memimpin shalat. Pembunuhan ini konon dilatarbelakangi dendam pribadi Abu Lukluk terhadap Umar. Peristiwa ini terjadi pada hari Rabu, 25 Dzulhijjah 23 H/644 M. Setelah kewafatannya jabatan khalifah dipegang oleh Usman bin Affan. []
Keluarga Besar Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh Ikut berduka dan belasungkawa yang mendalam atas berpulang ke Rahmatullah
Muhammad Amin bin Syu’ib (72 tahun)
Ayahanda Drs. H. M. Hibban, MM (Kasi Pendaftaran dan Dokumen Haji Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kanwil Kemenag Provinsi Aceh) meninggal dunia pada Kamis 2 Mei 2013 pukul 14.20 WIB dan dimakamkan di dikebumikan di Arongan Lambalek, Aceh Barat Semoga amal ibadah almarhum mendapat ridha Allah serta arwah mendapat tempat yang mulia di sisi Allah Swt Kepala, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd
Keluarga Besar
MAN Subulussalam Kota Subulussalam
Ikut berduka dan belasungkawa yang mendalam atas berpulang ke Rahmatullah
Sayahdin Cibro, S.Ag (guru MAN Subulussalam) dan sekeluarga dalam kecelakaan mobil masuk jurang di Sungai Lae Kombih pada Sabtu 11 Mei 2013
Semoga amal ibadah dan pengabdian almarhum di MAN Subulussalam diterima di sisi Allah Kepala, Aab Syihabuddin, M.Ag Kepala Madrasah Santunan
Mei 2013
21
>>PERISTIWA
MTsN Model Gelar LCC XIX Santunan - Meulaboh. MTsN Model Meulaboh mengadakan acara perpisahan dengan siswa kelas 9 sekaligus penutupan Lomba Cerdas Cermat dan Lomba Kompetensi Siswa SD/MI Se-Kabupaten Aceh Barat yang dihadiri oleh Kakankemenag, Drs. Arief Idris, dan Ibu Bupati Aceh Barat, H. T. Alaidinsyah. Kegiatan tersebut dimeriahkan dengan pergelaran Seni Budaya Aceh antara lain tari Peumulia Jamee, Likoek Pulo, Kreasi Baru, dan Saman oleh Sanggar MTsN Model. Dalam kesempatan itu kepala MTsN Model Meulaboh Cut Aswadi,M.Pd. yang didampingi ketua panitia Hj. Suwarni, S.Pd.I menyampaikan terima kasih kepada orangtua siswa yang telah bekerjasama dan mengembalikan siswa kepada orangtua setalah dididik selama 3 tahun. “Pada kegiatan itu juga dibagikan piala dan hadiah kepada juara I, II. III, dan IV LCC yaitu MIN Drien Rampak, MIN Meulaboh, SDN 14 Meulaboh dan SDN 18 Meulaboh,
Bupati dan Kakankemenag Hadiri Perpisahan MTsN Santunan - Meulaboh. MTsN Model Meulaboh mengadakan acara perpisahan dengan siswa kelas 9 sekaligus penutupan Lomba Cerdas Cermat dan Lomba Kompetensi Siswa SD/MI Se-Kabupaten Aceh Barat yang dihadiri oleh Kakankemenag, Drs. Arief Idris, dan Ibu Bupati Aceh Barat, H. T. Alaidinsyah. Kegiatan tersebut dimeriahkan dengan pergelaran Seni Budaya Aceh antara lain tari Peumulia Jamee, Likoek Pulo, Kreasi Baru, dan Saman oleh Sanggar MTsN Model. Dalam kesempatan itu kepala MTsN Model Meulaboh Cut Aswadi,M.Pd. yang didampingi ketua panitia Hj. Suwarni, S.Pd.I menyampaikan terima kasih kepada orangtua siswa yang telah bekerjasama dan mengembalikan siswa kepada orangtua setalah dididik selama 3 tahun. “Pada kegiatan itu juga dibagikan piala dan hadiah kepada juara I, II. III, dan IV LCC yaitu MIN Drien Rampak, MIN Meulaboh, SDN 14 Meulaboh dan SDN 18 Meulaboh, serta pemenang I, II, dan III LKS yaitu Fatimah Nabila (SDN 14 Meulaboh), M. Abrar Rahmatillah (MIN Meulaboh) dan Rizqa Maulida Rahmi (SDN 14 Meulaboh),” ujar Kepala MTsN Model Meulaboh–I, Cut Aswadi, M.Pd. [y]
22
Santunan Mei 2013
serta pemenang I, II, dan III LKS yaitu Fatimah Nabila (SDN 14 Meulaboh), M. Abrar Rahmatillah (MIN Meulaboh) dan
Rizqa Maulida Rahmi (SDN 14 Meulaboh),” ujar Kepala MTsN Model Meulaboh–I, Cut Aswadi, M.Pd. [y]
Cintailah Pekerjaan Anda Santunan - Meulaboh. Di halaman Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Barat, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah, Drs. Tharmizi, yang bertindak sebagai pembina pada apel Senin pagi (20/5). Dalam amanatnya Drs. Tharmizi mengingatkan para peserta apel, bahwa sangat penting gunanya setiap Karyawan/ karyawati baik PNS maupun Honorer sudah seharusnya bisa mencintai pekerjaannya. Drs. Tharmizi melanjutkan, untuk timbulnya semangat dan etos kerja yang baik, jika kita sudah mencintai pekerjaan maka dengan sendirinya semangat bekerja itu akan ada, dan mendorong pekerjaan yang dikerjakan menghasilkan hasil yang baik pula. Namun jangan mencintai pekerjaan seperti cinta monyet, hanya mampu bertahan sesaat. Untuk menimbulkan rasa cinta kita pada pekerjaan hal yang harus dilakukan
yaitu mula-mula kita harus menumbuhkan prinsip, lakukan segala sesuatu pekerjaan dengan senang dan segenap hati. Jika kita sudah melakukan pekerjaan kita dengan senang dan segenap hati, maka tidak ada rasa berat dan bosan dalam menjalankan pekerjaan. Setelah kita memiliki prinsip itu, ada tiga tips agar kalian mencintai pekerjaan, yaitu: hargai pekerjaan yang kita miliki, tidak semua orang bisa mendapatkan pekerjaan itu dan bisa menikmatinya; cari sisi positif dalam mengerjakan apapun minimal, kita bisa memberi manfaat bagi keluarga, teman dan orang lain; dan cari dan temukan hal-hal yang menyenangkan dalam mengerjakan segala sesuatu. Misal menambah pengalaman, menambah teman, bisa belajar sesuatu yang baru, mengejar prestasi, membeli hadiah kecil untuk diri sendiri jika pekerjaan sudah selesai, mencari ide kreatif dan sebagainya. [jufrizal/y]
Pgs. Kakanwil Hadiri Peringatan Isra’ Mi’raj Santunan - Sigli. Pgs. Kakanwil Kemenag Aceh, H. Habib Badaruddin, S. Sos dan jajarannya menghadiri undangan perayaan Isra’ Mi’raj dan ulang tahun ke 22 Dayah Isyrafi Darussa`adah di Teupin Raya Kabupaten Pidie, Senin (20/5). Turut hadir pada perayaan tersebut Kabid PDPontren Kanwil Kemenag Aceh H. Abrar Zym, S.Ag, Kabid Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Aceh Drs.Efendi, M.Si, Kabid PAIS Kanwil Kemenag Aceh Drs.H. Saifuddin AR dan Kakankemenag Aceh besar Drs. H. Shalahuddin, M.Pd. Setibanya rombongan di Komplek Dayah disambut oleh pimpinan dayah dan para
santri kemudian langsung dipersilahkan untuk makan siang yang telah dipersiapkan di Balai panggung yang ada di dalam dayah itu. Pimpinan dayah memperlihatkan beberapa kelas yang baru dibangun di lokasi baru itu karena dayah utamanya sudah tidak layak lagi untuk dibangun bangunan lagi. Sebelum rombongan Pgs.Kakanwil berpamitan karena hendak melanjutkan perjalan ke Krueng Geukueh untuk bertakziyah ke kediaman Almarhumah Hj. Hafnizar, Pimpinan Dayah serta rombongan menyempatkan berfoto bersama di depan gedung kelas Dayah. [amwar citra]
Pelantikan Pejabat di Kemenag Pijay Santunan - Meureudu. Kakankemenag Pidie Jaya (Pijay), H. Iqbal Muhammad, M. Ag, pada Rabu (22/5), melantik Drs. Saifu sebagai Kepala MTs Trienggadeng, Tarmizi, S.Ag (Kepala MI Dayah Baro Ulim), Drs. Bakhtiar (Kepala KUA Meurah Dua), Drs. Tgk. H. Hamdani (Kepala KUA Bandar Baru), Heriyadi, Lc, MA (Kepala KUA Pante Raja), dan Drs. Muslem sebagai Kepala KUA Jangka Buya. Dalam kesempatan itu juga, Kankemenag melantik sejumlah Kepala Tata Usaha Madrasah di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pidie Jaya. Dalam kata sambutan dan arahannya,
kepala Kemenag Pidie Jaya mengharapkan kepada pejabat yang baru dilantik untuk bekerja keras memajukan Madrasah dan memberikan pelayanan yang maksimal bagi masyarakat. Di samping itu juga diharapkan bahwa jabatan itu adalah amanah, karena itu amanah tersebut harus dijaga, dipelihara, dan dipertanggung jawabkan kepada negara dan yang lebih penting kepada Allah SWT. Selanjutnya kepada pejabat baru diharapkan untuk selalu menjaga moralitas, menjadi teladan bagi semua, serta menjunjung tinggi kepribadian pegawai kementerian Agama. [zulsyid sh/y]
PERISTIWA>>
Ini Juara Aneka Lomba IGRA Pidie Santunan - Sigli. IGRA (Ikatan Guru RA) Kabupaten Pidie melaksanakan kegiatan perlombaan Anak Rauzatul Adfhal (RA) sekabupaten Pidie. Pada acara tahunan tersebut diperlombakan: 1. Ranup Lam Puan 2. Lomba Peragaan Busana Muslim/Muslimah 3. Lomba Lagu Islami 4. Lomba Mewarnai Gambar 5. Azan 6. Hafalan Surat-Surat Pendek 7. Cerdas Cermat Agama Islam (CCAI). Acara berlangsung selama tiga hari, Sabtu, Minggu, dan Senin (4-6/5), dan ditutup oleh Kakankemenag Kabupaten Pidie Drs. M. Jakfar M. Nur. Dalam arahannya kakankemenag mengatakan bahwa pelaksanaan kegiatan ini yang begitu meriah dan bernuansa islami sangat kita harapkan ke depan, anak-anak kita dapat meningkatkan mutu pendidikan yang intelektual, bermartabat serta bernuansa islami dan mengharapkan kedepan agar dapat dipertahankan dan ditingkatkan lagi. Hasil dari kegiatan tersebut: Lomba Tari Ranup Lampuan, Juara I, RA Nurul Iman; Juara II RA Dayah Kota Bakti; Juara III RA Nurul Islami. Perlombaan Peragaan Busana Muslim: Juara I RA Darul Iman; Juara II RA Dayah Ilmi; Juara III RA Dayah Kota Bakti. Peragaan Busana Muslimah; Juara I RA Dayah Kota Bakti; Juara II RA Darul Iman; Juara III RA Al-Kautsar Lomba Lagu Islami; Juara I RA Dayah Kota Bakti; Juara II RA Al-Istiqamah; Juara III, RA Nurul Iman Keumala. Lomba Mewarnai Putra: Juara I RA Darul Huda Bambi; Juara II RA Asy-Syarif; Juara III RA Miftahul Jannah. Mewarnai Putri, Juara I RA Dayah Ilmi; Juara II, RA Nurul Huda; Juara III, Nurul Islam Pineung; Lomba Azan, Juara I RA Nurul Huda; Juara II, RA Darul Iman; Juara III, RA AL-Asyi. Lomba Hafalan Surat Pendek: PUTRA, Juara I, RA AL-Mubarakah; Juara II, RA Al Istiqamah; Juara III, RA Khairiatul Anwar. Surat Pendek Putri: Juara I, RA Nurul Huda; Juara II, RA Dayah Ulee Keunire; Juara III, RA Dayah Ilmi. Lomba CCAI Juara I RA Al-Mubaraqah Juara II RA Nurul Huda dan Juara III RA. [kemenagumumpidie/y] Santunan
Mei 2013
23
>>PERISTIWA
Bupati Resmikan KUA
Santunan - Redelong. Bupati Bener Meriah yang diwakili oleh Asisten II Setdakab Bener Meriah, Ir. Makmun, meresmikan pemakaian gedung Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Wih Pesam. Kantor Urusan Agama yang diresmikan (14/5) ini berdampingan dengan kantor Camat dan Koramil Kecamatan Wih Pesam yang terletak di kaki gunung Geuredong. Kakankemenag Kabupaten Bener Meriah, Drs. H. Amrun Saleh, MA, menyatakan bahwa gedung yang diresmikan pemakaiannya tersebut dibangun dengan dana yang bersumber dari DIPA Kankemenag Bener Meriah 2012. “Sejak dimekarkan pada 2005 dari Kecamatan Bukit, Kemenag menyewa Kantor Kepala Kampung Pante Raya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat,” jelas Amrun Saleh. “Dengan diresmikannya gedung KUA Kecamatan Wih Pesam dapat meningkatkan
kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama di bidang pernikahan dan rujuk begitu pula dengan pelayanan lainnya. Selama ini kata Bupati Kementerian Agama telah memberikan kontribusi dan menjalin koordinasi yang baik dengan pemerintah daerah dan ke depan Bupati mengharapkan koordinasi yang baik ini dapat dipertahankan dan lebih ditingkatkan lagi,” ujar Bupati. [kejora gayo/fayzulazfar/y]
KUA Teladan di Tamiang Santunan - Idi. Tim Penilai KUA Teladan Kanwil Kemenag Provinsi Aceh, Drs. H. Cut Ali Manyak, MM dan M. Imran mengunjungi KUA Kecamatan Seruway Kabupaten Aceh Tamiang dalam rangka melakukan penilaian KUA Teladan se Provinsi Aceh. Acara diawali dengan pemaparan singkat oleh Kepala KUA Kecamatan Seruway Drs. H. Nawawi Abdullah. Dalam paparannya dijelaskan, bahwa ia mulai bertugas di KUA Seruway sejak 1 Juli 2011. Pada tahun 2012 terpilih sebagai KUA terbaik II tingkst Kabupaten Aceh tamiang dan pada tahun 2013 ini terpilih sebagai KUA Terbaik I tingkat Kabupaten sehingga diusulkan mengikuti pemilihan KUA Telada se-Provinsi Aceh.
24
Santunan Mei 2013
Dalam bekerja, kepala KUA Seruway dan seluruh karyawan dimotivasi dengan moto melayani Mudah, Murah dan Cepat. Masih dalam pemaparannya Kepala KUA Seruway menjelaskan bahwa wilayah kerjanya meliputi 24 buah Desa (Kampung dalam Istilah Qanun Aceh Tamiang) dengan luas wilayah + 85 Km2, sehingga beliau mengayomi 24 Imam Kampung (Tok Imam dalam Istilah Tamiang) dan 24 Khatib Masjid (Jumlah Masjid 24 buah) dengan mata pencaharian masyarakat yang beragam antara lain Petani, Nelayan, Pedangang, Buruh Perkebunan dan sebagian lagi sebagai PNS, TNI dan Polri. Dalam sambutannya Kasi Bimas Islam Kankemenag Kab. Aceh Tamiang Drs. M. Yusuf menjelaskan penilaian ini bertujuan untuk meningkatkan Kinerja KUA dalam melayani masyarakat. Drs. H. Cut Ali Manyak, MM dalam sambutannya menyebutkan tujuan kedatangan beliau yang paling utama adalah mengingkatakan Silaturrahmi. Menurutnya, KUA adalah ujung tombak Kementerian Agama di Kecamatan yang mampu meninjau sampai ke pedesaan (Kampung) oleh karena itu KUA Harus Pro Aktif memberantas Aliran Sesat. Masih menurut Cut Ali, tanamkanlah moto “kerja Ikhlas, Kerja Cerdas dan Tuntas”. Dalam sistem kerja gunakan Satandard Opersional Prosedur “SMA” (Siapa Mengerjakan Apa) dan janganlah mempersulit masyarakat. [biro tamiang/y]
Keluarga Sakinah dan Baca Kitab Santunan - Redelong. Kankemenag Bener Meriah, di samping adakan peresmian KUA Kecamatan Wih Pesam pada 14 Mei, juga laksanakan pelantikan Pengurus Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Kabupaten Bener Meriah Periode 2013-2018. Selanjutnya juga dilakukan pengukuhan pemenang lomba yang dilaksanakan beberapa waktu yang lalu yaitu: lomba keluarga sakinah teladan, lomba KUA Kecamatan teladan dan baca kitab Kepala KUA dan Penghulu. Untuk keluarga sakinah teladan pada tahun ini terpilih pasangan keluarga, Tgk.H. Zainal Abidin, S.PdI dan Hj. Nurhasanah dari Kecamatan Bukit, pasangan ini menyisihkan lima pasang keluarga utusan dari 5 kecamatan lain yang mengikuti lomba ini. Untuk KUA Kecamatan Teladan terpilih KUA Kecamatan Timang Gajah, dan lomba baca kitab Kepala KUA dan Penghulu terpilih Kepala KUA Kecamatan Bukit, Anwar MS, S.Ag, MH. Dari Penghulu dimenangkan Drs. Mukhlis Djumala. Para pemenang lomba pada tingkat Kabupaten ini selanjutnya mewakili Bener Meriah ke tingkat provinsi yang berlangsung pada bulan Juni 2013. [kejora gayo/ fayzulazfar/y]
Guru MIN Donor Darah Santunan - Bireueun. Guru MIN, Matang Geulumpang Dua, Peusangan, Bireueun mendonor darah dalam rangka Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei. Kegiatan itu terlaksana atas kerja sama MIN tersebut dengan Unit Transfusi Darah (UTD) RSUD Bireuen (30/4). Kepala MIN Matang Geulumpang Dua, Darmawati, S.Ag, dalam kegiatan tersebut berhasil terkumpul 26 kantong darah yang akan disumbangkan ke UTD Bireueun untuk membantu pasien yang membutuhkan. ‘’Donor darah akan rutin kita laksanakan tiga bulan sekali yang di ikuti guru dan komite sekolah. [si/j]
PERISTIWA>>
Sosialisasi Kesehatan Reproduksi di DW Aceh Utara
RKA SK di Aceh Besar Santunan - Kota Jantho. Kakanwil Kemenag Aceh yang diwakili oleh Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil kemenag Aceh, H.Habib Badaruddin, S.Sos, membuka Rapat Koordinasi Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Satuan Kerja (Rakor RKA-SK) 2014, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Besar, di Meunasah Manyang Aceh Besar, Selasa, (14/5). Peserta kegiatan yang dilaksanakan di Hotel Permata Hati itu berjumlah 131orang terdiri dari seluruh tingkatan Kepala Madrasah Negeri dan penyuluh serta Kepala KUA di jajaran Kantor kementerian Agama Aceh Besar, lapor Ketua Panitia Nasrullah M. Radhi, S.Ag. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Besar, H. Drs. Shalahuddin, M.Pd dalam sambutannya mengajak seluruh jajarannya untuk terus membina sikap tanggung jawab yang tinggi demi terciptanya pelayanan yang baik. “kita sebagai pegawai di kementerian agama ini mempunyai tugas besar yang harus kita laksanakan dengan sebaik baiknya dengan ketentuan dan perundangan undangan yang berlaku.” H. Shalahuddin menambahkan, “Kita ketahui bahwa salah satu tugas besar dari Kementerian Agama adalah mengelola Madrasah, dari itu insyaAllah dengan tanggung jawab dan budaya kerja yang harmonis, kita mampu mengelola Madrasah dengan keterbatasan keterbatasannya.” Staf Ahli Bupati Aceh Besar, Ir. H. Zulkifli yang mewakili Bupati Aceh Besar dalam sambutannya meminta untuk memulai memetakan dan membukukan segala persoalan sehingga mudah untuk di evaluasi dan diajukan anggaran. Menurutnya selama ini seagala persoalan di masyarakat tidak pernah di petakan dan di tulis sehingga tidak bisa membuat prioritas penyelesaiannya. [amwar chb]
Santunan - Lhoksukon. Dharma Wanita Kankemenag Aceh Utara (Acut) adakan arisan bulanan, dan dalam arisan Mei (17/5), yang diadakan di ruang Mushala Kankemenag Aceh Utara, Dharma wanita menghadirkan dr. Hj. Ratna Zahara, M.Kes sebagai pengisi acara dengan tema “Pentingnya Menjaga Kesehatan Reproduksi Wanita”. Tema acara yang diketuai Rahmi ini, diambil untuk membuka wawasan ibu-ibu Dharma Wanita tentang kesehatan wanita dan diharapkan dengan adanya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi ini dapat memberikan kesadaran tentang pentingnya menjaga kesehatan reproduksi sehingga kualitas hidup akan menjadi lebih baik dan juga bertujuan untuk membekali orang tua
agar anak-anak dan generasi muda terhindar dari pergaulan bebas. Dalam kajiannya, dr. Hj. Ratna Zahara, M.Kes memaparkan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi. “Organ reproduksi memang kurang diperhatikan sebab di dalam budaya kita, orang merasa kurang nyaman membicarakan masalah reproduksi. Padahal, organ tersebut sangat membutuhkan perhatian, terutama kesehatan dan kebersihannya , kita dapat menjaga kesehatan organ reproduksi dengan cara-cara yang relatif sederhana seperti menjaga kebersihannya, memakai bahan pakaian yang terbuat dari bahan katun, dan menghindari pengunaan cairan pembersih yang tidak alami (bahan kimia)”. [fahmi/y]
Kasi PAI-TK dan PAUD Kunjungi TK
Santunan - Lhoksukon. Kasi PAI - PAUD dan PAI Kanwil Kemenag Aceh, Dra. Zubaidah dan staf yang didampingi oleh staf seksi PAIS kemenag Aceh utara melakukan kunjungan ke TK Tunas Harapan PIM untuk tujuan survey PAI untuk TK dan PAUD, dalam kunjungan tersebut rombongan mendapat sambutan yang hangat oleh Kepala TK Tunas Harapan, Suryati, S.Pd yang didampingi oleh Ketua Yayasan YKK PIM, Mahdi serta staf pengajar pada TK tersebut. Dalam kunjungan tersebut Dra. Zubaidah mengharapkan segera dibentuk Forum Komunikasi Guru PAI (Pendidikan Agama Islam). “Segera dibentuk Forum Komunikasi Guru Pendidikan Agama Islam, karena dalam hal ini dan untuk saat ini Prov. Aceh masih tertinggal jauh dari Provinsi lain di Indonesia mengingat Prov. Aceh yang terdiri dari 23 kabupaten tetapi hanya dua Kabupaten yang baru mempunyai Forum tersebut, saya juga mengharapkan agar guru PAI di TK juga
harus lebih menekankan cara membaca huruf hijaiyah dengan benar karena saat TK inilah awal pembentukan karakter anak.” Suryati, S.Pd (Kepala TK) menjelaskan bahwa TK ini telah mewajibkan anak-anak berpakaian Islami. “Mulai tahun ajaran ini sudah mulai diterapkan pemakaian busana Islami, karena TK merupakan pondasi awal pembentukan karakter anak-anak jadi mulai dari usia dini kita telah menerapkan pola berpakaian dan bertingkah laku secara Islami agar terbentuk karakter yang Islami nanti.” Mengakhiri kunjungan ke TK Tunas Harapan, Dra. Zubaidah meninjau langsung suasana belajar dalam kelas dan menyapa anak- anak yang sedang berinteraksi dengan gurunya, Dra. Zubaidah mengaku sangat terkesan dengan TK Tunas Harapan PIM, baik dalam hal fasilitas yag sudah ada, program kegiatan yang dijalankan dan prestasi-prestasi yang pernah diraih oleh TK Tersebut. [fahmi/y] Santunan
Mei 2013
25
>>PERISTIWA
Hamdan Kepala MAN, Ganti Muntasyir
Santunan - Kota Jantho. Kakankemenag Aceh Besar Jumat (24/5) melantik Drs. Hamdan sebagai Kepala MAN Darussalam, Aceh Besar, yang sebelumnya menjabat sebagai kepala MAN Kuta Baru mengantikan Muntasir, S.Ag, MA, yang siang Senin (13/5) dilantik sebagai Kasi Kesiswaan pada Kanwil Kemenag Aceh. ”Kepercayaan dan amanah yang dibebankan kepada kita akan diminta pertanggung jawaban baik dengan Negara maupun di akhirat kelak nanti dengan Allah SWT, maka kita perlu menjaganya dengan tulus keikhlasan serta kejujuran sesuai dengan logo kementerian Agama “Ikhlas Beramal”,” ujar Drs. H. Salahuddin, M.Pd, Kakankemenag Aceh Besar. Di sisi lain, Pak Sala (panggilan harian
Kakankemenag) menegaskan dalam arahannya, kita sebagai pelayan masyarakat, kita harus tau tupoksi yang dibebankan diatas pundak kita demi terwujudnya pelayanan yang prima dan terapkan 5 B yaitu: Jika bisa dipercepat jangan ditunda, jika bisa dipermudah jangan dipersulit, jika bisa dipermurah jangan dipermahal, jika bisa disantun jangan dibentak, dan jika bisa memberi jangan meminta. “Khusus pada pelantikan kali ini, panitia mengundang istri pejabat yang dilantik, dengan harapan mereka dapat menunjang kerja suaminya sehari-hari (bukan isteriisteri takut suami),” tutup Kakankemenag. Sementara Sanusi M, S.Pd, guru pada MAN Cot Gue menggantikan Drs. Hamdan sebagai Kepala MAN Kuta Baro. [burhanuddin/yyy]
Taziyah di Kediaman H. Ghazali Mohd Syam Santunan - Lhoksukon. Pgs. Kakanwil Kemenag Aceh H. Habib Badaruddin S.Sos beserta rombongan takziyah ke kediaman Almarhumah Hj. Hafnizar binti Teuku Ben Ali, istri dari Drs. H. Ghazali Mohd. Syam (mantan Kakanwil Depag Aceh), di Krueng Geukueh (20/5). Turut hadir pada takziyah Almarhumah Hj. Hafnizar yang berpulang ke Rahmatullahi pada pagi Kamis (16/5) itu, para Kakankemenag dari Aceh Utara, Kota Lhokseumawe, Bireuen, Pidie Jaya, Pidie, Aceh Besar, Kota Banda Aceh, dan rombongan Takziyah diawali dengan tahlilan yang dipimpin oleh H. Marwan, S.Ag dilanjutkan doa yang dibacakan oleh Kakankemenag Aceh Utara, Drs. H. Zulkifli Idris, M.Pd.
26
Santunan Mei 2013
Penyampaian tausiah oleh Kepala Bidang PDPontren, H.Abrar Zym, S.Ag. Pgs. Kakanwil Habib Badaruddin, dalam sambutannya mengatakan, bahwa keluarga besar Kemenag Aceh turut berduka, dan mendoakan agar amal ibadah Almarhumah diterima di sisi-Nya. Dalam kesempatan itu juga H. Habib menyampaikan permohonan maaf karena tidak dapat ikut mengantarkan almarhumah dari Banda Aaceh ke Krueng Geukueh. Di akhir takziah, Tgk.Sulaiman M. Thalib (kepala KUA Trienggadeng) mewakili dari ahlul bait ucapkan terimakasih dan rasa haru serta gembira atas keikhlasan para jamaah yang telah menghibur ahlu bait yang ditinggalkan dan mendoakan almarhumah Hj. Hafnizar. [amwarcitra]
Pramuka Muda Ciptakan Disiplin
Santunan - Takengon. Perkemahan Bersama dan Pengembaraan Tradisional ke VI Se- Aceh Tengah berlangsung di Bumi Perkemahan SMKN 2 Takengon (17-19 Mei). Kegiatan kepramukaan merupakan dasar pembentukan, manusia yang berkarakter, manusia yang berjiwa besar, disiplin dan mempunyai rasa tanggungjawab yang tinggi. Manfaatkanlah kegiatan ini sebagai ajang pembelajaran, pengetahuan kepramukaan, terutama bagi anggota yang baru, mari kita praktekkan cara hidup di alam terbuka, diluar lingkungan keluarga, dikehidupan di alam terbuka yang merupakan hal yang menarik, namun banyak tantangan dan rintangannya. Belajar menyelesaikan segala permasalahan bersama rekan dalam regu, selama tiga hari akan banyak melakukan kegiatan yang berguna dan bermanfaat bagi seorang Pramuka. Penerapan sistim disiplin yang dilakukan dikegiatan ini bagi anggota muda Pramuka merupakan hal penting untuk menambah pengetahuan kePramukaan dan dapat diterapkan di gugus depannya masing-masing,” tegas Bupati Aceh Tengah dalam amanatnya yang dibacakan oleh Kapolres Aceh Tengah AKBP. Artanto, SIK selaku pembina upacara pada Peresmian Perkemahan Bersama dan Pengembaraan Tradisional VI Se- Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2013 di Bumi Perkemahan SMKN 2 Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, Jum’at (17/5/13) sore. Pembukaan perkemahan ini juga dihadiri 300an peserta pramuka dari mulai tingkat SMP / MTs s/d SMA/MA yang ada dalam wilayah Kabupaten Aceh Tengah. Hadir dalam acara tersebut KaKanKemenang Aceh Tengah yang diwakili oleh Penyelenggara Syari’ah (Ahmad Marjan, S.Ag), Kadis Pendidikan Aceh Tengah (Nasaruddin, MM). [humas kankemenag ateng/dar/y]
Puluhan Kamad Ikuti Pembekalan PKKS
PERISTIWA>>
SMK Berbasis Dayah di SIbreh Santunan - Idi. 22 orang Kepala Madrasah (Kamad) di Aceh Timur mengikuti Pembekalan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS), selama 4 hari (20-23/5) di Aula SMPN 1 Idi Rayeuk. “ “Pembekalan ini merupakan tindak lanjut dari Rapat Koordinasi antara Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Timur, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Timur, Logica 2, dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Aceh yang berlangsung bulan lalu di Aula Dinas
Pendidikan Kabupaten Aceh Timur,” ujar Fadhiluddin, S.Ag, Ketua Kelompok Kerja Pengawas (Pokjawas) Kemenag Aceh Timur. “Tujuan diadakannya pembekalan ini, menurut Abi Fadhil adalah untuk mempersiapkan mental dan pengetahuan para kepala sekolah/madrasah dalam rangka menghadapi penilaian kinerja sesuai dengan PERMENDIKNAS Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah,” sambung Fadhiluddin, yang akrab dipanggil Abi Fadhil. [syarifuddin/yyy]
DWP Atim Studi Banding ke Negeri Jiran Santunan - Idi. Dharma Wanita Persatuan Kankemenag Aceh Timur (DWP Kemenag Atim) melakukan studi banding dan karyawisata ke negeri jiran Malaysia selama 5 hari (16-20/5), para ibu-ibu DW yang berjumlah 20 orang tersebut berangkat dari Kota Langsa melalui jalur laut via kapal fery pada kamis(16/5/13) pukul 09.23 WIB. Ketua rombongan yang juga ketua DWP Kemenag Atim Ny. Hj. Nonarita, S.Ag mengatakan kunjungan ini dalam rangka melakukan observasi mengenai peran para ibu-ibu pejabat atau karyawan yang bertugas sebagai pelayan bagi masyarakat. “Kita tahu bagaimana majunya negara Malaysia, kami ingin tahu lebih banyak bagaimana mereka melayani masyarakat, program apa yang mereka jalankan, bahkan banyak warga dari Indonesia yang berobat ke sana, ini membuktikan bahwa pelayanan mereka kepada masyarakat lebih bagus,” ujar Bu Nona. Istri dari Drs. H. Faisal Hasan itu menambahkan, kegiatan ini juga bertujuan untuk menambah pengalaman dan mempererat silaturahmi sesama anggota DW. “Melalui kegiatan ini rasa kebersamaan
sesama anggota DW semakin erat, kita juga ingin membuktikan bahwa DW mempunyai peran penting dalam membantu tugas-tugas suami di kantor, informasi dan pengalaman yang kami dapatkan akan kita sampaikan kepada rekan-rekan kita di daerah nantinya,” ujarnya. [jamaluddin/yyy]
Santunan - Kota Jantho. Pimpinan Dayah Mahyal Ulum Al-Aziziyah Tgk. H. Faisal Ali yang menjabat sebagai Sekjen HUDA dan Ketua PWNU Aceh melakukan terobosan baru dalam dunia pendidikan dayah di Aceh. Mulai tahun ajaran baru 2013 secara resmi membuka sebuah pendidikan formal Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berbasis dayah di seputaran sibreh, SMK Mahyal Ulum Al-Aziziyah tersebut berada di bawah naungan YLPI Mahyal Ulum AlAziziyah Sibreh Aceh Besar. Ulama Muda, yang akrab disapa Lem Faisal ini, lewat siaran persnya, yang dikirim Tgk Muslem Hamdani, mengatakan tujuan mendirikan SMK di dayahnya ini adalah sebagai tindak lanjut dari permintaan beberapa orang tua wali santri yang menetap di dayah beliau serta sebagai bentuk partisipasi dalam mendukung program pemerintah Aceh Besar kususnya dan Pemerintah Aceh umumnya dalam membina akidah dan akhlaqul karimah para genaerasi aceh kedepan. Penerimaan siswa baru Insya Allah akan dimulai pada tahun ini- tahun ajaran 2013 pada dua bidang keahlian yakni teknik Pengelasan dan teknik Otomatif. "Namun untuk tahun perdana siswa yang diterima khusus untuk laki-laki. Pendaftaran dibuka mulai 25 Mai 2013 - 30 Juni bertempat di Komplek Dayah Mahyal Ulum Al-Aziziyah Dilib Bukti, Sukamakmur Aceh Besar setiap hari kerja, mulai pukul 10.00 -16.00 WIB," lanjut Lem Faisal Mengenai hal pendaftaran yang belum jelas Tgk. H. Faisal Ali mengatakan bisa ditanyai langsung ke Kantor sekretariat SMK Mahyal Ulum Al-Aziziyah atau email:
[email protected] atau ke Facebook atas nama Muslem Hamdani. [zulkhairi] Santunan
Mei 2013
27
>>PERISTIWA
Manasik Haji MGMP
Santunan - Idi. Musyawarah Guru Mata Pelajaran(MGMP) Pendidikan Agama Islam (PAI) tingkat SMP mengadakan pelatihan manasik haji bagi guru PAI se-Kabupaten Aceh Timur pada Selasa( 14-05-2013) bertempat di Islamic Center Kota Langsa, bertindak sebagai tutor/pelatih yaitu ibu Murmahah Kepala Raudhatul Atfal (RA) Kota Langsa. Hadir pada kegiatan tersebut kasi PAIS yang mewakili Kakankemenag Kab.Aceh Timur Muslim,S.Ag,M.Si dan Kasi Tentis Bidang Dikmen Dinas Pendidikan Aceh Timur, Dra. Zuhra.
Ketua panitia pelaksana kegiatan yang juga ketua MGMP PAI Aceh Timur mengatakan kegiatan ini dilakukan untuk melatih guru PAI SMP tentang praktek manasik haji yang nantinya dapat diajarkan kepada siswa-siswi di sekolah, sementara itu Kasi PAIS Kemenag Muslim,S.Ag,M.Si sangat mendukung dan memberi apresiasi kepada panitia pelaksana terhadap kegiatan ini, “kegiatan ini dapat dilaksanakan secara rutin setiap tahun baik tingkat SD, SMP maupun SMA/SMK, mudah-mudahan kedepan kegiatan seperti ini akan bertambah baik pelaksanaannya”, ujarnya. [jamaluddin/y]
Penyuluhan HIV/ AIDS ke SMPN Santunan - Takengon. Kankemenag Aceh Tengah bekerjasama dengan Yayasan Karsa Kemanusiaan Indonesia (YKKI) melakukan penyuluhan tentang pencegahan HIV/AIDS di SMPN 1 Takengon (21/5). Sosialisasi pencegahan bahaya HIV/ AIDS ini dikampanyekan oleh pihak Yayasan Karsa Kemanusian Indonesia (YKKI) di Aceh Tengah, seiring dengan adanya pembangunan PLTA Peusangan 1 dan 2. Ahmad Marjan selaku PO (Projeck Officer) Yayasan Karsa Kemanusiaan Indonesia (YKKI) Aceh Tengah kembali melakukan penyuluhan pencegahan bahaya HIV/AIDS di hadapan 300-an siswa SMPN 1 Takengon Ahmad Marjan yang juga selaku Kepala Penyelenggara Syariah KanKemenag Aceh Tengah mengajak siswa/i untuk ikut berperan aktif dalam mengantisipasi penyebaran bahaya HIV/AIDS dilingkungan sekolah maupun dilingkungan keluarga, sehubung an dengan pelaksanaan proyek PLTA Peu sangan1 dan 2 yang sedang berlangsung pembangunannya di Aceh Tengah. [dar/y]
RA, Fondasi Aqidah Usia Dini
Haji Aceh Timur Pindah ke Irak Santunan - Idi. Alhamdulillah, pelayanan para jamaah calon haji Kabupaten Aceh Timur sejak hari Senin tanggal 13 Mei 2013 sudah resmi pindah ke Irak (Idi Rayeuk) Ibu Kota Kabupaten Aceh Timur, yang sebelumnya pelayanan tersebut dilakukan di Kantor Kementerian Agama Lama di Kota Langsa. Dengan perpindahan tersebut, maka pelayanan sistem komputer haji terpadu (Siskohat) online dan segala pelayanan menyangkut penyelenggaraan haji Kabupaten Aceh Timur berpindah ke Kantor Kementerian Agama yang baru di Idi Rayeuk sejauh 70 km dari kantor lama. Hal ini disambut gembira oleh masyarakat, terutama jamaah yang akan berangkat haji tahun ini, karena yang sebelumnya mareka ada yang harus menempuh jarak 120 km atau 3 jam perjalanan, kini dapat ditempuh 50 km atau setengah jam perjalanan. Kasi Haji dan Umrah Kabupaten Aceh Timur Drs. Ahmad, MA mengatakan
28
Santunan Mei 2013
keterlambatan perpindahan pelayanan haji dikarenakan proses perpindahan peralatan Siskohat tersebut yang terlalu lama oleh Kementerian Agama Pusat dengan pihak telkom, di antara kendalanya adalah banyak Kabupaten/Kota di Indonesia yang minta pindah perangkat alat Siskohat tersebut, sedangkan teknisinya terbatas, sehingga tertunda hingga 5 bulan, padahal seksi-seksi lainnya sudah pindah sejak bulan November 2012. [jamaluddin/y]
Santunan - Takengon. Raudhatul Athfal (RA) merupakan fondasi awal setelah keluarga dalam menanamkan aqidah bagi anak-anak usia dini sekaligus sebagai pembentukan karakter di samping juga wadah pendidikan pra-sekolah yang tentunya dapat menjadi ajang mengasah kreatifitas serta menggali potensinya. Dan insya Allah, dengan demikian masa depan mereka sebagai generasi dambaan umat kelak akan tercerahkan masa depannya. Ungkapan tersebut disampaikan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Tengah, Drs. H. Hamdan sesaat setelah bersama Bupati Aceh Tengah Ir. H. Nasaruddin, MM menghadiri acara Pagelaran Seni Raudhatul Athfal se-Kabupaten Aceh Tengah yang dipusatkan di Gedung Olah Seni (GOS) Takengon, Kamis (23/5). H.Hamdan menyampaikan rasa terima kasih kepada para guru RA yang selama ini mengabdikan dirinya dalam membina anak-anak melalui lembaga pendidikan usia dini khas kemenag, yang sampai saat ini berjumlah 30 unit RA se-Aceh Tengah, dan dalam kesempatan ini kembali dengan kerjasamanya dapat menggelar even yang penting ini. “Pagelaran seni yang diadakan ini merupakan kegiatan tahunan Ikatan Guru Raudhatul Athfal binaan Kankemenag Aceh Tengah,” ujarnya. [mub/yyy]
Kakankemenag Pantau Manasik
Santunan - Takengon. Kakankemenag Aceh Tengah, Drs. H. Hamdan memantau langsung pelaksanaan kegiatan manasik Haji di Kecamatan Kebayakan dan Bebesen (22/5), dengan jumlah peserta manasik Haji di Kebayakan sebanyak 25 orang dan Bebesen 39 orang Jamaah Calon Haji (JCH). Kegiatan manasik Haji tersebut berlangsung di masjid Al- Abrar Kebayakan dan masjid Quba Kecamatan Bebesen. Kakankemenag mengungkapkan, menu rut UU Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Haji, salah satu yang menjadi tugas pemerintah adalah melakukan pembinaan atau penyuluhan kepada JCH, baik di tingkat Kecamatan, maupun di tingkat Kabupaten, terlebih lagi dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden Republik Indo-
nesia Nomor 31 Tahun 2013 tentang Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1434 H/ 2013 M dan PMA RI Nomor 35 Tahun 2013 Tentang Pembayaran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1434 H/ 2013 M tangaal 21 Mei 2013 dan Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Ibadah Haji Nomor D/278 Tahun 2013 tentang pedoman pembayaran pelunasan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler Tahun 1434 H/ 2013 M. Maka besarnya Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji untuk embarkasi Aceh tahun ini sebesar U$D 3,253. Setelah memantau manasik, Kakan kemenag menuju Banda Aceh, dalam rangka pembinaan bersama Direktur PAI Kemenag RI, se Aceh, di Kanwil Kemenag Aceh. [darmawan/yyy)
MA Aceh Tengah Lulus 100 Persen Santunan - Takengon. Pengumuman UN 2013, mengabarkan kelulusan UN siswa MA di Aceh Tengah ujian nasional tingkat SMA/ MA/SMK, mencapai 100 persen. Sebanyak 630 siswa madarasah aliyah negeri dan swasta yang berada dibawah binaan Kankemenag Aceh Tengah itu, dinyatakan semua, "lulus". Demikian informasi dari Tanwirul Aqli, S.Pd.I, staf Seksi Pendidikan Madrasah Kankemenag Aceh Tengah, Jumat (24/5). “Sebanyak 630 siswa kelas III madrasah aliyah negeri dan swasta (MAN/MAS) yang ikut serta dalam perhelatan menegangkan yaitu UN tingkat SMA/MA/SMK, Alhamdulillah semuanya lulus,” ujarnya. Dirincikan Tanwir, peserta UN dari MAN/MAS Aceh Tengah terdiri dari MAN 1 Takengon sebanyak 225 siswa, MAN 2 berjumlah 134, MAN Pegasing (122 siswa), MAS Silihnara (56), MAS Darul Mukhlisin
(62 siswa), MAS Darul Ulum (8 siswa) dan MAS Ainul Yakin (9 siswa). Kankemenag Aceh Tengah Drs.H.Hamdan saat dikonfirmasi melalui telepon seluler sedang berada di Banda Aceh mengikuti acara pertemuan dengan Direktur Pendidikan Agama Islam Kemenag RI di Kanwil Kemenag Aceh. Terkait dengan hasil UN siswa madrasah aliyah di Aceh Tengah yang lulus 100 persen tersebut, H. Hamdan merasa gembira dan bersyukur. “Pertama kita harus mengucapkan syukur Alhamdulillah, selanjutnya kita mintakan kepada anak-anak kita yang berhasil lulus dalam mengikuti UN hendaknya bisa men syukuri nikmat Allah ini dengan tepat. Tidak mengekpresikan dengan hal-hal negatif yang tidak kita harapkan, seperti corat coret baju seragam dan hura-hura,” pintanya. [mahbub/ yyy]
PERISTIWA>>
Pedulilah pada TPQ Santunan - Takengon. Masyarakat muslim hendaknya harus peduli dengan keberadaan lembaga pendidikan semacam Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA/TPQ) yang ada di lingkungannya. Terlebih para orangtua wali santri yang anak-anaknya belajar baca tulis Al-Qur’an di lembaga tersebut. Karena keberlangsungan dan kelancaran opersional lembaga pendidikan non-formal itu sangat tergantung kepada dukungan dari tiga unsur: yaitu lembaga itu sendiri, orangtua wali santri dan masyarakat sekitar. Pernyataan tersebut disampaikan oleh penyuluh agama Islam fungsional Kankemenag Aceh Tengah yang bertugas di Kecamatan Jagong Jeget, Mahbub Fauzie, S.Ag dalam acara Khatmil Qur’an yang dipadukan dengan peringatan Isra’ Mi’raj di TPQ Al-Huda Jagong, Ahad Sore (19/5). “Umat harus peduli dengan keberdaan pengajian anak-anak, termasuk Taman Pendidikan Al-Qur’an,” tegas Mahbub. Tiga unsur pendukung eksisnya lembaga pendidikan, baik formal maupun non formal menurut Mahbub yang juga aktif mengelola TPQ di lingkungan tempat tinggalnya; pertama adalah eksisntensi lembaga itu sendiri yang benar-benar serius pengelolaannya, manajemennya bagus dan bermutu. Kedua, adanya dukungan orangtua wali santri dan yang ketiga adanya partisipasi masyarakat sekitar; baik tokoh agama, tokoh pemerintahan kampung yang di Tanoh Gayo dikenal dengan istilah Sarak Opat yaitu reje, imem petue dan rayat genap mupakat. Rangkaian acara Khatmil Qur’an di TPQ Al-Huda, Jagong di atas, diawali dengan pembacaan ayat-ayat Al-Qur’an dalam Juz Amma yang dibaca secara bergantian oleh para santri peserta khatmil. Pemandu acara khatmil ini adalah Tgk. Ali Masrukhan, pimpinan Dayah Al-Huda sekaligus memimpin doa khatmil. Lalu ada juga pengajian Isra Mi’raj diawali dengan sambutan oleh Dierektur TPQ Al-Huda Tashil Chasani, sambutan oleh Supervisor LPPTKA-BKPRMI Kecamatan Jagong Ustad Kamaruddin, sambutan Reje Kampung Jagong Sriyono Abu Alwy dan Siraman Rohani oleh Mahbub Fauzie. [alfakir/y] Santunan
Mei 2013
29
>>LENSA
Direktur PAIS, Dr. H. M. Amin Haedari, memberi pembinaan PAI untuk jajaran Kanwil dan Kankemenag seluruh Aceh (24/5) di Aula Kanwil Kemenag.
Pgs. Kakanwil Kemenag Aceh, H. Habib Badaruddin, S.Sos menyampaikan sambutan pada pembukaan Rakor RKA-SK tahun 2014 (16/5) di Sultan Hotel.
30
Santunan Mei 2013
Para peserta Rapat Koordinasi ant Kemenag Aceh tahun 2014 (16/5)
LENSA<<
Direktur PAIS menerima cinderamata dari Pgs. Kakanwil Kemenag Aceh.
Direktur PAIS bersama jajaran Kanwil dan Kankemenag seluruh Aceh.
tusias mendengarkan paparan dari Satker pada RKA SK Kanwil di Sultan Hotel.
Rapat Panitia Pelaksana Pekan Olahraga dan Seni Daerah (Pospeda) Pondok Pesantren se Aceh (3/5).
Kakanwil Kemenag Aceh saat melantik Kasi Kesiswaan Bidang Madrasah (13/5). Santunan
Mei 2013
31
>>SAINS
Apakah Nyamuk Menghisap Darah?
D
alam Alqur'an, Allah seringkali menyeru manusia untuk mempelajari alam dan menyaksikan "ayatayat" yang ada padanya. Semua makhluk hidup dan tak hidup di jagat raya ini dipenuhi "ayat" yang menunjukkan bahwa alam semesta seisinya telah diciptakan. Di samping itu alam ini adalah pencerminan dari keMahakuasaan, Ilmu dan Kreasi Penciptanya. Adalah wajib bagi manusia untuk memahami ayat-ayat ini melalui akalnya, sehingga ia pun pada akhirnya menjadi hamba yang tunduk patuh di hadapan Allah. Kendatipun semua makhluk hidup adalah ayat Allah, uniknya ada sejumlah binatang yang secara khusus disebut dalam Alqur'an. Satu diantaranya adalah nyamuk: "Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan
32
Santunan Mei 2013
berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Rabb mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?" Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik." (QS. Al-Baqarah, 2:26). Mungkin banyak di antara kita yang menganggap nyamuk sebagai serangga yang biasa saja, atau bahkan menjengkelkan karena suka mengganggu orang tidur. Akan tetapi pernyataan: "Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu" semestinya mendorong kita untuk memikirkan keajaiban binatang yang satu ini.
SAINS<< Pemakan madu bunga Anggapan banyak orang bahwa nyamuk adalah penghisap dan pemakan darah tidaklah sepenuhnya benar. Hanya nyamuk betina yang menghisap darah dan bukan yang jantan. Di samping itu, nyamuk betina menghisap darah bukan untuk kebutuhan makan mereka. Sebab baik nyamuk jantan maupun betina, keduanya hidup dengan memakan "nectar", yakni cairan manis yang disekresikan oleh bunga tanaman (sari madu bunga). Satu-satunya alasan mengapa nyamuk betina, dan bukan jantan, menghisap darah adalah karena darah mengandung protein yang dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan telur nyamuk. Dengan kata lain, nyamuk betina menghisap darah untuk mempertahankan kelangsungan hidup spesiesnya. Perubahan warna Proses perkembangan nyamuk merupakan peristiwa yang paling menakjubkan. Di bawah ini uraian singkat tentang metamorfosis nyamuk dimulai dari larva mungil melalui sejumlah fase perkembangan yang berbeda hingga pada akhirnya menjadi nyamuk dewasa. Nyamuk betina menaruh telurnya, yang diberi makan berupa darah agar dapat tumbuh dan berkembang, pada dedaunan lembab atau kolam-kolam yang tak berair di musim panas atau gugur. Sebelumnya, nyamuk betina ini menjelajahi wilayah yang ada dengan sangat teliti menggunakan reseptornya yang sangat peka yang terletak pada perutnya. Setelah menemukan tempat yang cocok, nyamuk mulai meletakkan telur-telurnya. Telur yang panjangnya kurang dari 1 mm ini diletakkan secara teratur hingga membentuk sebuah barisan teratur. Beberapa spesies nyamuk meletakkan telur-telurnya sedemikian hingga berbentuk seperti sebuah sampan. Beberapa koloni telur ini ada yang terdiri dari 300 buah telur. Telur-telur yang berwarna putih ini kemudian berubah warna menjadi semakin gelap, dan dalam beberapa jam menjadi hitam legam. Warna gelap ini berfungsi untuk melindungi telur-telur tersebut agar tidak terlihat oleh serangga maupun burung pemangsa. Sejumlah larva-larva yang lain juga berubah warna, menyesuaikan dengan warna tempat di mana mereka berada, hal ini berfungsi sebagai kamuflase agar tidak mudah terlihat oleh pemangsa. Larva-larva ini berubah warna melalui berbagai proses kimia yang terjadi pada tubuhnya. Tidak diragukan lagi bahwa telur, larva maupun nyamuk betina bukanlah yang menciptakan sendiri ataupun mengendalikan berbagai proses kimia yang mengakibatkan perubahan warna tersebut seiring dengan perjalanan metamorfosis nyamuk. Mustahil pula jika sistem yang kompleks ini terjadi dengan sendirinya. Kesimpulannya adalah nyamuk telah diciptakan secara lengkap beserta dengan sistem perkembangbiakannya sejak pertama kali ia ada. Dan Pencipta yang Maha Sempurna ini adalah Allah. Hidup sebagai larva Ketika periode inkubasi telur telah berlalu, para larva lalu keluar dari telur-telur mereka dalam waktu yang hampir bersamaan. Larva (jentik nyamuk) yang makan terusmenerus ini tumbuh sangat cepat hingga pada akhirnya kulit pembungkus tubuhnya menjadi sangat ketat dan sempit. Hal ini tidak memungkinkan tubuhnya untuk tumbuh membesar lagi. Ini pertanda bahwa mereka harus mengganti kulit. Pada tahap ini, kulit yang keras dan rapuh ini dengan mudah
pecah dan mengelupas. Para larva tersebut mengalami dua kali pergantian kulit sebelum menyelesaikan periode hidup mereka sebagai larva. Jentik nyamuk mendapatkan makanan dengan cara yang menakjubkan. Mereka membuat pusaran air kecil dalam air dengan menggunakan bagian ujung dari tubuh mereka yang ditumbuhi bulu sehingga mirip kipas. Kisaran air tersebut menyebabkan bakteri dan mikro-organisme lainnya tersedot dan masuk ke dalam mulut larva nyamuk. Proses pernapasan jentik nyamuk, yang posisinya terbalik di bawah permukaan air, terjadi melalui sebuah pipa udara yang mirip dengan "snorkel" (pipa saluran pernapasan) yang biasa digunakan oleh para penyelam. Tubuh jentik mengeluarkan cairan yang kental yang mampu mencegah air untuk memasuki lubang tempat berlangsungnya pernapasan. Sungguh, sistem pernapasan yang canggih ini tidak mungkin dibuat oleh jentik itu sendiri. Ini tidak lain adalah bukti ke-Mahakuasaan Allah dan kasih sayang-Nya pada makhluk yang mungil ini, agar dapat bernapas dengan mudah. Saat meninggalkan kepompong Pada tahap larva (jentik), terjadi pergantian kulit sekali lagi. Pada tahap ini, larva tersebut berpindah menuju bagian akhir dari perkembangan mereka yakni tahap kepompong (pupal stage). Ketika kulit kepompong terasa sudah sempit dan ketat, ini pertanda bagi larva untuk keluar dari kepompongnya. Selama masa perubahan terakhir ini, larva nyamuk menghadapi tantangan yang membahayakan jiwanya, yakni masuknya air yang dapat menyumbat saluran pernapasan. Hal ini dikarenakan lubang pernapasannya, yang dihubungkan dengan pipa udara dan menyembul di atas permukaan air, akan segera ditutup. Jadi sejak penutupan ini, dan seterusnya, pernapasan tidak lagi melalui lubang tersebut, akan tetapi melalui dua pipa yang baru terbentuk di bagian depan nyamuk muda. Tidak mengherankan jika dua pipa ini muncul ke permukaan air sebelum pergantian kulit terjadi (yakni sebelum nyamuk keluar meninggalkan kepompong). Nyamuk yang berada dalam kepompong kini telah menjadi dewasa dan siap untuk keluar dan terbang. Binatang ini telah dilengkapi dengan seluruh organ dan organelnya seperti antena, kaki, dada, sayap, abdomen dan matanya yang besar. Kemunculan nyamuk dari kepompong diawali dengan robeknya kulit kepompong di bagian atas. Resiko terbesar pada tahap ini adalah masuknya air ke dalam kepompong. Untungnya, bagian atas kepompong yang sobek tersebut dilapisi oleh cairan kental khusus yang berfungsi melindungi kepala nyamuk yang baru "lahir" ini dari bersinggungan dengan air. Masa-masa ini sangatlah kritis. Sebab tiupan angin yang sangat lembut sekalipun dapat berakibatkan kematian jika nyamuk muda tersebut jatuh ke dalam air. Nyamuk muda ini harus keluar dari kepompongnya dan memanjat ke atas permukaan air dengan kaki-kakinya sekedar menyentuh permukaan air. Begitulah, seringkali hati kita tertutupi dari memahami kebesaran Allah pada makhluknya yang tampak kecil dan tak berarti. Kalau nyamuk yang kecil ternyata menyimpan keajaiban ciptaan Allah yang begitu besar, bagaimana dengan makhluk-Nya yang lebih besar dan lebih sering kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari? Wallaahu a'lam. [harunyahya.com/dbs] Santunan
Mei 2013
33
Konsultasi Keluarga
Diasuh oleh Dr. H. Abd. Gani Isa, SH, M.Ag Ketua BP4 Provinsi Aceh
Berdosakah saya? Assalamu'alaikum Wr. Wb. Pengasuh Konsultasi Keluarga Yth. Saya menikah 11 tahun lalu di Banda Aceh, saat ini dikaruniai Allah dua orang anak. Suami saya berasal dari Jawa Barat. Awalnya ia bekerja pada sebuah perusahaan, cabang dari Jakarta. Pasca tsunami perusahaan tersebut tidak lagi beroperasi di Aceh, sedangkan saya guru di salah satu SD negeri di Banda Aceh. Dalam dua tahun terakhir ini suami saya sering mengeluh. Penyebabnya adalah di samping belum mendapatkan pekerjaan lain setelah bangkrutnya perusahaan di mana ia bekerja sebelumnya, juga mengemukakan alasan bahwa orang tuanya sudah tua dan sering sakitsakitan, ia ingin balik ke Jawa, lantas mengajak saya pindah ke sana. sementara waktu saya belum mau pindah dengan alasan saya juga punya orang tua di Aceh, alasan lain saya juga PNS (guru SD), tidak mudah mengurus pindah ke luar daerah. Yang menjadi pertanyaan saya adalah: pertama, apakah saya berdosa bila tidak mau pindah atau ikut suami; kedua, siapa lebih utama ikut suami atau tetap bersama orang tua. Mohon jawaban pengasuh sebagai jalan ke luar buat kami, mudahmudahan Allah memberi hidayah, dan ma’unah-Nya, sehingga tidak berakhir dengan perceraian. Wassalam, Anita di Banda Aceh Wa’alaikumussalam Wr. Wb. Ada orang bilang, hidup ini tidak selalu mulus, nyaman menyenangkan tanpa masalah, rupanya masalah tak pernah sunyi bersama kita, baik sederhana ataupun berat. Hidup dengan beragam masalah adalah sebuah “seni”, tapi harus diingat “masalah” tersebut jangan dijadikan sebagai “beban”, yang menjurus kepada mudahnya muncul berbagai penyakit. Tetapi masalah harus disikapi sebagai sesuatu bagian dari kehidupan, karena dengan masalah tersebut hidup ini menjadi cerdas, dan lebih termotivasi untuk berkreasi. Rupanya problema itu hampir merata dialami oleh anak manusia yang hidup di kolong langit ini. Menurut pengasuh problema yang Anda alami juga dialami oleh kebanyakan orang lain di bumi ini. Bila masalah disikapi dengan arif dan bijaksana, jalan keluarnya pun mudah diperoleh. Orang bijak mengatakan, “Pat ranub nyang hana mirah pat peuneurah nyang hana bajoe, pat ureueng nyang hana salah hana bak awai teuntee na bak dudoe.” Pengasuh tidak ingin menerjemahkan ungkapan bahasa Aceh tersebut, karena diyakini sekalipun suami anda dari Jawa, ia sudah paham makna hadih maja tersebut. Dulu ketika awal melangsungkan pernikahan Anda berdua tak terpikirkan masalah seperti yang muncul saat ini setelah melangsungkan pernikahan sebelas tahun lalu. Menurut yang pengasuh pahami, dari kehidupan rumah tangga Anda berdua tidak ada masalah yang sangat komplit, sehingga sulit dipecahkan. Yang terbetik dari pertanyaan Anda adalah menyangkut suami ingin pindah, tapi Anita selaku istri belum mau pindah, apakah ini suatu dosa? Sehubungan dengan problema yang Anda hadapi, pengasuh ingin berumbuk dengan Anda melalui rubrik konsultasi ini, sekaligus menyampaikan beberapa solusi dengan harapan Allah membuka jalan mudah bagi Anda berdua. Pertama, ajakan suami untuk pindah. Bila mengkaji tuntunan ajaran Islam baik Al-Qur’an maupun sunnah, sudah sangat jelas bahwa setelah
aqad nikah, dilarang memutuskan hubungan suami istri (talaq atau cerai). Suami diharapkan bertanggung jawab baik nafkah isteri dan anakanaknya. Suami istri dituntut melaksanakan “hak dan kewajiban” yang seimbang dan ikhlas dalam keluarga. Pengasuh yakin, suami Anda paham akan tanggung jawab tersebut, maka ia mengajak istri untuk pindah bersamanya. Namun Anita sebagai istri yang baik tidak menolak, dan belum mengiakannya, karena secara psikologis dengan pindah berdampak pada pekerjaan yang selama ini digeluti sebagai seorang “PNS” di mana status tersebut tidaklah mudah diperoleh saat ini. Pengasuh menilai mempertimbangkan tawaran suami untuk tidak pindah dalam waktu relatif segera sudah sangat logis, diterima akal sehat dan tidaklah “berdosa”, mungkin suatu ketika nanti akan pindah, karena pengasuh yakin bahwa Anita sebagai guru yang mengasuh mata pelajaran “agama” sangat paham bagaimana seorang istri harus taat kepada suami. Kedua, bermusyawarah. Suatu hal yang harus Anda lakukan adalah “bermusywarah” dan dialog baik internal keluarga maupun antara keluarga (dengan orang tua) kedua belah pihak. Pengasuh menyarankan: (1) Anda dan suami Anda berupaya agar suami Anda mendapat pekerjaan lain sesuai latar belakang pendidikan dan profesi yang selama ini dimiliki. Kemungkinan dengan adanya pekerjaan tetap dapat mengurangi tensi emosional yang selama ini Anda hadapi; (2) Orang tua adalah orang tua, tidak bisa putus dan diputuskan oleh situasi dan kondisi yang ada. Kita disuruh berbakti kepada keduanya, paling kurang lewat do’a dari anaknya yang shalih (allahummaghfirli dzunubi waliwadayya warhamhuma kama rabbayani shaghira). Untuk sementara ini, bisa berumbuk bila ada kemudahan dan waktu sesekali bisa pulang bersama-sama setahun sekali atau suami saja yang menjenguknya. Ketiga, bercerai bukanlah solusi yang baik. Sudah sering pengasuh utarakan lewat majalah “Santunan”, majalah kesayangan Anda, bahwa “perceraian” suatu kondisi dharurat, yang tidak bisa digunakan sembarang waktu. Ibarat pintu dharurat pesawat, ia hanya akan terbuka bila berada dalam kondisi emergensi/dharurat, begitu pula dengan talaq dan cerai, hanya baru boleh digunakan apabila jalan dama/ishlah tidak menemui solusinya. Di samping itu juga patut disyukuri dua orang anak anda yang masih kecil yang sangat memerlukan kasih sayang dan pengasuhan dari kedua orang tuanya. Bagaimana bila kelak “anak” yang selama ini Anda bina akan menjadi gelandangan, suka mengkonsumsi obat terlarang seperti sabusabu, narkotika dan lainnya, sudah tentu tidak hanya sebatas ‘aib akan kembali kepada Anda berdua, tetapi juga akan berdampak buruk bagi masyarakat secara luas, bahkan negara meredam berbagai kekhawatiran dan was-was dalam hidup ini. Do’a juga sebagai sarana menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan bahwa apa dilakukan tidak luput dari pantauan da. Keempat, berdo’alah. Do’a adalah “otaknya ibadah”, “senjatanya orang mukmin”. Do’a orang tua kepada anak tidak ada hijab, artinya diterima langsung Allah, demikian pula sebaliknya do’a anak kepada orang tua. Do’a merupakan energi batin yang dahsyat bisa n pendengaran Allah swt. Melalui do’a juga membuat diri selalu dekat dan tidak merasa jauh dengan kedua orang tua. Pengasuh juga menyarankan di samping do’a sesekali bila ada kemudahan iringi pula dengan sedikit uang untuk membantu pemenuhan kebutuhan biaya hidupnya. []
Bagi pembaca atau masyarakat yang ingin berkonsultasi tentang keluarga, dapat juga mengirim surat ke alamat Redaksi Majalah Santunan Kanwil Kementerian Agama Aceh, Jl. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh, atau mengirim email ke
[email protected]. Terima kasih.
34
Santunan Mei 2013
Keluarga Besar Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh Ikut berduka dan belasungkawa yang mendalam atas berpulang ke Rahmatullah
Dra. Hj. Hafnizar binti Teuku Haji Ben Ali (54 tahun) Nyonya Drs. Tgk. H. Gazali Mohd. Syam Ketua MPU Aceh/Mantan Kakanwil Departemen Agama Provinsi NAD meninggal dunia pada Kamis tanggal 16 Mei 2013 pukul 05.00 WIB di Rumah Sakit Harapan Bunda Banda Aceh dan dikebumikan pada hari Kamis, 16 Mei 2013 di Gampong Lhok Weng, Aceh Utara Semoga amal ibadah almarhum mendapat ridha Allah serta arwah mendapat tempat yang mulia di sisi Allah Swt Kepala, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd Santunan
Mei 2013
35
>>CERPEN
Mafia Madrasah, Haa haa haaa Aku tahu, Sholehah sering minta pindah pada Bapak kepala. Sholehah pasti tahu aku tidak senang padanya, tapi anehnya ia selalu bersikap manis padaku.
E
36
Santunan Mei 2013
ntah mengapa aku benci sekali melihatnya. Aku Waka Kurikulum di sini. Di Madrasah ini. Pagi ini dia telat lagi. Telatnya lima menit. Kalau dia pelakunya, seperti kesalahan berat yang tak terampunkan di mataku. Kupandangi dia dengan wajah dingin. Ekspresinya biasa saja. Dia tersenyum tipis. Tak tahukah dia bahwa dia bersalah? Batinku dongkol. Sholehah namanya. Kalau ke Madrasah selalu membuatku muntah, kadang aku menertawakan stylenya. Kampungan sangat. Pakai jilbab diturunkan sampai ke dada dengan pentul dan bros kecil saja. Tak pernah bibirnya terpoles lipstick tebal Sementara guru yang lain, jilbab disematkan ke atas kepala lalu dihias bros besar di atasnya dengan bibir merah dan bedak sangat baik terpoles. Kalau begitu pasti senang 'kan anakanak melihatnya. Belajar pasti bergairah. Menurutku penampilan juga penting bukan cerdas dan sholehah saja seperti namanya itu! Kemarin dia membeli seporsi besar kentang goreng dan meletakkannya di atas meja Piket. Guru-guru yang sedang duduk disana dan ngobrol tidak ada ujung pangkalnya senang luar biasa. Lalu dia memisahkan ke piring lain kemudian memberikannya untukku. Aku tersenyum, mengambil pemberiannya. “Terimakah Sholehah." Aku senang saat dia memberiku makanan. Saat itu saja. Selebihnya aku benci padanya.… Kariernya cepat sangat menanjak. Baru tahun kedua dia bertugas di sini, Dinas Pendidikan sudah memintanya menjadi fasilitator menulis karya ilmiah kepada seluruh guru di kota ini “Ah, itu 'kan karena Dinas Pendidikan malas mengeluarkan uang banyak untuk memanggil fasilitator dari pusat.” Asisitenku serta Waka-waka lain mengaminkan ketika kalimat itu keluar dari lisanku. Saat itu kami sedang ngobrol di ruang Waka yang lebih elit dari ruang guru lainnya. Dia juga membuat Penelitian Tindakan Kelas yang didanai Pemerintah. “Siapa saja yang mau buat penelitian itu pemerintah pasti kasih dana.” Dengan nada sewot asistenku berkomentar. Anehnya walau pasti dikasih dana oleh Pemerintah, di sekolahku tak ada guru-guru yang buat penelitian itu, hanya Sholehah saja. Tapi aku setuju lolos untuk mendapatkan dana PTK bukan karena cerdas. Sholehah biasa-biasa saja di mataku Hai, ini rahasia ya? Aku memintanya membuatkan satu karya tulis untukku ketika persyaratan itu diminta
pada penyusunan sertifikasi. Ia tak bisa mengelak, aku 'kan Waka di sini…. Padahal aku tahu, banyak permintaan guru-guru lain yang dia tolaknya bahkan mereka yang rela membayar mahal untuk sebuah karya tulis itu. Sholehah sok idealis.… Dia terus dalam pantauanku. Perangkat pembelajarannya kuperiksa. Dia lolos. Penyerahan soal dan nilai bila ujian tiba juga sesuai batas waktu dia serahkan. Aku berharab dia telat menyerahkan tugasnya sehingga aku bisa menegurnya Tapi hari itu, aku menemukan kesalahannya. Ceritanya begini: Saat itu dia sedang sibuk dengan Penelitian Tindakan kelasnya. Dia membawa kartonkarton yang sudah dipotong dan menuliskan soal di atasnya lalu memasukkannya ke dalam kotak Sarimi yang sudah disampul rapi. Ia bangkit masuk ke kelas ketika piket membunyikan bel. Setelah sekian menit di kelas, dia keluar dan bergegas pergi keluar pagar. Kulapor kesalahannya meninggalkan tugas. Bapak Kepala langsung terbakar mendengar laporanku lalu pergi menjumpai piket “Mana Sholihah?” suaranya menggelegar. “Gak tau, katanya tadi ke kamar mandi,” gugup piket menjawab pertanyaan Bapak Kepala. Piket berdusta padahal belakangan aku tahu Sholihah pergi membeli kado buat siswa yang mendapat prestasi di kelasnya Tak berapa lama, Sholihah terlihat membawa jinjingan berupa banyak kado kecil-kecil. Bapak kepala langsung melabraknya di hadapan siswa yang berhamburan keluar karena waktu pulang tiba. Beliau menunjuk-nunjuk ke muka Sholehah dengan wajah merah bak kepiting rebus dan tak memberi kesempatan Sholehah membela diri. Dapatku saksikan Sholihah berusaha menjelaskan kepergiannya dengan air mata yang memburai Aku puas…. Tak berapa lama Bapak kepala stroke dan piket yang bertugas hari itu miring bibirnya “Sudah waktunya sakit,” otakku memberi penjelasan Ketika Kepala sekolah baru yang suka bersurban dan gamis putih bila di luar jam dinas dilantik, aku masih diberikan kepercayaan sebagai Wakur dan kebencianku kepada Sholehah pun sudah mendarah daging Pada jam istirahat di awal sekolah kulihat Sholehah ada di antara guru-guru yang lain sedang terlibat sebuah pembicaraan. Aku mencoba dengar pembicaraan mereka. Ternyata Sholehah mau menyambung studinya ke jenjang S2. Teman-teman hangat menimpali. Amat antusias “Bagus itu Sholehah, kalau saya masih muda mau juga kuliah lagi, tapi ini ngurus anak-anak sama ayahnya saja sudah kerepotan.” “Saya hanya ingin menambah ilmu bu,” timpanya.
CERPEN<<
Evi Susilawati, S.Pd Guru Biologi MAN Kota Sabang “Rasanya ilmu saya masih dangkal.” Ih, idealis sangat, aku rasa dia sok sekali. Beberapa hari kemudian, kulihat Sholehah terlibat pembicaraan dengan asistenku. Belakang aku tahu, dia melobi jadwal mengajarnya supaya tidak beradu dengan jadwal kuliahnya Di SK mengajar yang di susun asistenku, jadwal mengajarnya memang sudah dipadatkan. Keinginan Sholehah dikabulkan. Aku menyerahkan semua untuk diatur asistenku. Apapun yang diperbuat asistenku tak pernah tersalah di mataku. Tapi Sholehah harus mencari tambahan jam di luar kalau dana sertifikasinya ingin diamprah Kupanggil Sholehah ke ruang Kepala untuk membicarakan masalah itu. Kuajak asistenku, Waka Kesiswaan, dan Pembina OSIM. Aku buat suasana tegang tapi Sholehah terlihat santai. Aku ingin dia tidak mendapat dana sertifikasi karena kekurangan jam mengajarnya. “Begini Sholehah,” aku membuka pembicaraan. “Untuk menutupi kekurangan jam yang tidak cukup maka Anda harus mengajar pelajaran yang serumpun. Nah Anda 'kan tahu pelajaran yang serumpun sudah ada gurunya, jadi Anda harus mencari tambahan jam di luar.” “Maaf Bu, ada informasi terbaru, bahwa sudah ada PP dari Menteri Pendidikan yang menyatakan boleh mengajar pelajaran tidak serumpun apabila jam pelajaran pokoknya tidak cukup dan nanti PP dari Menteri itu akan di fax ke sekolah kita.” Tiba-tiba lantang Waka Kesiswaan menyelutuk. “Memangnya pelajaran apa yang ibu kuasai.” “Saya bisa mengajar computer bu.…” Belum selesai kalimat Sholehah, kali ini asistenku angkat bicara. “Anda pikir mengajar computer itu hanya menutup dan membuka komputer saja…” kalimatnya meluncur menjelaskan program-program yang aku sendiri tidak mengetahuinya, dengan emosi asistenku menjabarkan kepada Sholehah Sholehah terpancing, Sholehah marah, mukanya merah. Aku senang, kemudian sebentuk senyum tercipta dari wajahku. Inilah yang kuinginkan, karena jarang sekali Sholehah marah, bahkan aku harus berkomplotan seperti ini agar marahnya hadir tapi kemudian…. “Maaf ya Bu, saya tahu, Ibu bukan dari FKIP, Ibu bukan dari jurusan yang Ibu ngajar sekarang dan Ibu bukan dari Perguruan Tinggi Negeri. Ibu dari swasta, jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, tapi Ibu bisa mengajar pelajaran yang tidak Ibu pelajari selama pendidikan Ibu. Kenapa Ibu bisa? Karena Ibu mau! Begitu juga saya Bu? Saya memang tidak mengerti banyak ilmu computer tapi
saya mau mempelajarinya Bu.…” Kalimat-kalimat itu berloncatan cepat dari mulutnya secepat loncatan air matanya. Setelah kalimat tersebut di alamatkan kepada asistenku dia berlari keluar sambil membanting pintu. Lalu Bapak Kepala masuk. Asistenku tersinggung. Sambil menangis ia meminta: “Pindahkan Sholehah, atau saya pak.…” Anehnya dengan berjiwa besar, setelah kejadian itu Sholehah menjumpaiku. “Bu, maafin Sholehah, Sholehah emosi tadi.” Dia merangkulku, mencium pipi kiri dan kananku. Pada asistenku ia juga melakukan hal yang sama bahkan mereka berangkulan lama sambil saling menghapuskan air mata. Aku tahu, Sholehah sering minta pindah pada Bapak kepala. Sholehah pasti tahu aku tidak senang padanya, tapi anehnya ia selalu bersikap manis padaku. Kembali aku menemukan kesalahan Sholehah, mungkin karena capek kuliah aku mendapati surat rawat di atas mejaku yang menerangkan Sholehah sakit typus dan DBD. Kesalahannya adalah dia tidak memperpanjang Surat Keterangan sakitnya, bisa saja 'kan Sholehah berbohong.… Aku punya kekuasaan menuliskan alpa di absensinya. Pagi Senin itu ia terkejut karena menjumpai banyak alpa di absen pada kolom namanya. “Bu, maaf kenapa di absen saya banyak alpanya? Saya sakit bu, saya dirawat di rumah sakit." “Karena Anda tidak memperpanjang Surat Keterangan sakit dari dokter,” ujarku. “Tidak adakah dispensasi buat saya Bu?” ujarnya. Matanya yang berembun menangkap mataku. Kubuang mukaku. “Langsung ke Bapak Kepala saja.” “Saya sudah sampaikan ke Bapak Kepala bu, kenapa yang lain sakit, tidak buat Surat Keterangan Sakit dari dokter bahkan sampai empat bulan tidak bertugas tetap dibuat “S” di absennya Bu? Bahkan bisa diamprah dana sertifikasinya?” Aku tahu, yang Sholehah sampaikan itu, aku orangnya. Begitu blo’on Sholehah ini, tidak tahukah dia bahwa aku mafia di madrasah ini, aku bisa melakukan apapun yang aku mau di sini. ha ha ha ha Lalu, ibu Wakur itu tertawa sepanjang hari, pada tiang listrik yang berdiri, pada rumput yang bergoyang. Di pagi hari, di senja hari bahkan sepanjang hari hidupnya.…[] Santunan
Mei 2013
37
>>MADRASAH
MIN Model, Banda Aceh
Dulu SRI PGA, Kini Favorit Anak Kota
M
adrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Model Banda Aceh pada awalnya bernama Sekolah Rendah Islam (SRI) Pendidikan Guru Agama (PGA) atau dikenal dengan nama SRI PGA. Sekolah ini diresmikan secara bersamaan dengan sekolah Pendidikan Guru Agama (PGA) pada tanggal 1 Agustus 1959 oleh Inspeksi Pendidikan Agama Islam Provinsi Aceh. Peresmian tersebut dihadiri oleh pejabatpejabat pemerintahan dan tokoh-tokoh terkemuka lainnya di Aceh. Setelah peresmian, SRI PGA ini dikoordinir oleh Ustadz Sulaiman Jalil (Alm) salah seorang Guru senior Pendidikan Guru Agama (PGA) selama 1 tahun, pada saat itu gedung PGA dan SRI masih bergabung dalam satu komplek, kemudian pada tahun 1960 Hj. Fatimah Ali menjabat sebagai kepala Sekolah Rendah Islam (SRI) Pendidikan Guru Agama (PGA) pertama setelah sekolah tersebut diresmikan. Pada masa itu gedung Sekolah Rendah Islam (SRI) Pendidikan Guru Agama (PGA) sudah permanen dan dianggap sangat bagus jika dibandingkan dengan Sekolah Rendah Islam (SRI) lainnya di Aceh, SRI PGA ini dibangun diatas tanah milik Yayasan SMI/
38
Santunan Mei 2013
SMIA (Yayasan YPUI Darul Ulum). Tenaga pengajar di SRI PGA pada awalnya hanya 3 orang guru lulusan PGAA II Yogyakarta, termasuk Kepala SRI PGA yakni Hj. Fatimah Ali tamatan PGAA II putri Yokyakarta, Ahmad Nawawi dan Sumarsono tamatan PGAA II putra Yogyakarta. Siswa pertama yang sekolah di SRI PGA ini berjumlah 22 orang yakni kelas I sebanyak 6 orang, kelas II 8 orang, dan kelas III 8 orang, siswa-siswa tersebut sengaja dipindahkan dari Sekolah Rendah Islam (SRI) Sukadamai 13 orang dan Sekolah Rendah Islam (SRI) Mesjid Raya 9 orang dengan persetujuan orang tuanya masing-masing. Meskipun ruang belajar dan ruang dewan guru pada waktu itu sudah tersedia sebanyak 8 ruang, namun yang bisa dipakai hanya 4 ruang, 1 ruang dipakai untuk kantor dewan guru, dan 3 ruang untuk ruang belajar, sementara 3 ruang lainnya dipakai oleh Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) untuk kantor pengamanan Daerah Aceh yang masih bergejolak Gerakan Kelompok Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TI). Pada Tahun 1968 SRI PGA berubah nama menjadi Sekolah Latihan PGA, pada
tahun itu juga Sekolah Menengah Islam (SMI) berubah nama menjadi Madrasah Tsanawiyah Agama Islam Negeri (MTsAIN) dan Sekolah Menengah Islam Atas (SMIA) menjadi Madrasah Aliyah Islam Negeri (MAIN). Sekolah Latihan PGA terus berkembang menjadi sekolah yang diminati oleh masyarakat Jambo Tape dan sekitarnya, bentuk dukungan masyarakat juga sudah bisa dirasakan oleh pihak Sekolah, tokoh masyarakat yang sangat berperan dalam memperjuangkan kemajuan Sekolah Latihan PGA ini yakni Ibrahim Amin (Alm), Atta, dan Hasan Samalanga. Selain masyarakat, orang tua murid juga ikut berpatisipasi dalam memajukan sekolah, pada saat itulah orang tua siswa membentuk sebuah wadah organisasi persatuan orang tua murid yang pertama sekali dipimpin oleh Tgk. Sulaiman Ma’ruf, Pada tanggal 1 Januari 1978 Sekolah Latihan PGA dinegerikan oleh H. A. Mukti Ali selaku Menteri Agama Republik Indonesia sesuai dengan SK Nomor 15 Tahun 1978 dan berubah nama menjadi Madrasah Ibtidiyah Negeri (MIN) latihan Pendidikan Guru Agama (PGA) atau dikenal
MADRASAH<<
Pelatihan Pengembangan Silabus Berkarakter MIN Model Banda Aceh mengadakan acara Pelatihan Pengembangan Silabus dan RPP Berkarakter pada hari SeninRabu (25-27/3). Bertempat di ruang kelas VI/1 MIN Model Banda Aceh, acara pelatihan ini diselenggarakan khususnya untuk para dewan guru, diharapkan agar dewan guru dapat memahami langkah-langkah pengembangan silabus dan RPP berkarakter demi meningkatkan mutu pendidikan yang lebih baik. Acara Pelatihan ini dibuka Kepala MIN Model, Drs. Aiyub, MA. Dalam sambutannya, ia berharap agar peserta pelatihan agar mengikuti setiap sesi materi dengan serius, dengan cara sharing, hearing and doing! serta saling terbuka untuk ilmu dan pengalaman. “Semoga pelatihan ini akan memberikan pemahaman yang lebih khususnya tentang cara pengembangan indikator, dan cara merevisi silabus berkarakter serta pembuatan RPP berkarakter, sehingga dengan demikian akan meningkatkan mutu pendidikan
dengan nama MIN latihan PGA. Setelah tahun 1978 Animo masyarakat untuk mendaftarkan anak-anak mereka ke MIN Latihan PGA ini semakin meningkat hingga pihak Madrasah terpaksa harus membuka kelas belajar sore dan menambah tenaga pengajar agar pembelajaran dapat berjalan dengan maksimal. Pada tahun 1984 MIN Latihan PGA berubah nama menjadi Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Banda Aceh, karena sekolah Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) dipindahkan ke Lamteumen dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Banda Aceh bukan lagi sebagai tempat latihan Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN). Pada masa perkembangannya MIN Banda Aceh yang dimintai dan difavoritkan warga kota, dikenal dengan nama MIN Model Banda Aceh. MIN Model Banda Aceh sampai sekarang telah dipimpin oleh 8 orang Kepala Madrasah yaitu: Hj. Fatimah Ali (19601986), Hj. Zabidah Ali (1986-1991), Sa’dan Ali (1991-1994), Burhanuddin (19941997), Hj. Zubaidah AR (1997-2004), Drs. H. Ahmad Hamim Ibrahim (2004-2007), Marzunita, S.Ag (2007-2012), Drs. Aiyub, MA (2012- sekarang). [yakub]
kita khususnya di MIN Model Banda Aceh. dalam sambutannya beliau juga menyampaikan terima kasih kepada pemateri yang sudah bersedia menyempatkan waktunya untuk berbagi pengalaman dengan dewan guru MIN Model,” ujar Aiyub. Acara pelatihan ini diisi dengan presentasi materi tentang Administrasi Kelas, Silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berkarakter oleh dua orang dewan guru yang diundang dari MIN Rukoh Banda Aceh yaitu Sofiana, S.Pd.I dan Suriani, S.Pd.I. Para pemateri ini mempraktekkan cara merevisi silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berkarakter dengan metode ceramah, diskusi, dan kerja kelompok. Pada setiap akhir sesi, para peserta pelatihan ini langsung mempraktekkan cara membuat RPP dan Silabus berkarakter kemudian diselingi dengan indoor games for teachers yang juga mengandung nilai pendidikan agar para peserta pelatihan tidak merasa bosan. Pada hari kedua pelatihan Kepala
Kankemanenag Drs. Ramlan, dan Drs. Abd. Syukur, M.Ag (Kasi Mapenda Banda Aceh) berkunjung ke ruang pelatihan. Drs. Ramlan berpesan kepada pihak MIN Banda Aceh, "Agar terus berusaha meningkatkan mutu pendidikan di MIN Banda Aceh agar siap menjadi MIN Model Banda Aceh tumpuan harapan masyarakat Banda Aceh pada khususnya dan Aceh pada umumnya,” katanya. Drs. Abd. Syukur berharap agar Kepala Madrasah serta dewan guru supaya terus berusaha agar siap melahirkan ouput pendidikan yang terbaik, dan kita khususnya di Kota Banda Aceh sedang membina kesetaraan bagi seluruh Madrasah baik dalam bidang Manajemen, Proses pembelajaran, dan penambahan kompetensi tenaga pendidik serta siswa, sehingga semua Madrasah Ibtidaiyah di Kota Banda Aceh sama atau setara, untuk kedepannya jika ada Madrasah/ Sekolah lain yang berkunjung ke Banda Aceh, mereka sudah dapat memilih MIN mana yang ingin mereka kunjungi. [y]
Aiyub: Berapa Rukun Footnote? Sejak menghitung 'jam terbang' di madrasah, sejak guru di MAN Rantau Peureulak hingga Kepala MIN Model Banda Aceh (sejak 2012), Drs. Aiyub, MA juga mengajar di kampus. Mahasiswa Jurusan PAI (Pendidikan Agama Islam) Fatar (Fakultas Tarbiyah) USM (Universitas Serambi Mekkah) tentu akrab dengan Pak Aiyub. Di kampus, selain meng ajar beberapa mata kuliah, Aiyub juga membimbing mahasiswa. Dalam sebuah sidang munaqasyah, ada mahasiswa yang lupa mencantumkan referensi dengan lengkap. Idealnya, footnote atau catatan kaki itu memuat rujukan (maraji') nama pengarang, judul, penerbit dan seterusnya. Sebagaimana dalam fiqh, lalu Aiyub bertanya, "Berapa 'rukun' footnote?" Mahasiswa yang telah diajarkan mata kuliah Metodologi Pendidikan atau Metodologi Penelitian itu. "Pengarang, judul, tempat
terbit, nama penerbit, tahun terbit, dan halaman yang dikutip," jawab mahasiswa yang sedang diuji. Tentu ada yang 'perkara' yang hukumnya 'sunat', yakni jika rujukan ada penerjemah, maka disebut juga dalam rukun footnote, bukan begitu Pak Kepala? Meskipun Aiyub dan dewan guru, saat masih meng abdi di MIN Rukoh --madrasah di samping kampus IAIN Ar-Raniry dan Unsyiah Darussalam, yang mahasiswanya dididik juga karya ilmiah itu-- banyak dijadikan lokasi studi banding tamu dari Aceh Utara, dan siswanya juga unggul dalam inovasi hingga dipamerkan ke Jakarta, tentu di Madrasah Ibtidaiyah Model Banda Aceh, tak perlu anak didik ditanyai 'berapa rukun footnote', tapi memadi dulu ditanyai, "Berapa rukun tayammum, apa saja yang bisa batal wudhuk", "Berapa rukun puasa, cara sempurna zakat", dan "Padum syarat sah shalat", kan. [yakub] Santunan
Mei 2013
39
>>OPINI
Tipologi Pengawas, Menuju Profesionalitas Asnawi, S.Ag, M.Pd, Ketua Pokjawas Kemenag Provinsi Aceh
A
da lima tipe pengawas, tentu yang diidamkan guru hanya sebagian dari tipe ini saja. Tipologi itu ialah pengawas ‘wajib’, pengawas ‘sunnah’, pengawas ‘mubah’, pengawas ‘makruh’, dan pengawas ‘haram’. Catatan berikut tentu bisa dikaitkan dengan profesi lain. Tipe pengawas wajib: 1). Semua orang merasa senang dengan kehadirannya; 2). Semua orang merasakan manfaat dengan kehadirannya; 3). Berakhlak mulia; 4). Apabila tiada merasa kehilangan. Tipe pengawas sunnah: 1). Berprestasi, etos kerjanya baik; 2). Pribadinya menyenangkan; 3). Hanya ketika tidak ada, lingkungannya tidak merasa kehilangan (biasa-biasa saja). Tipe pengawas mubah: 1). Tidak punya motivasi, dan asal- asalan dalam bekerja; 2). Tidak memikirkan kualitas dan prestasi; 3). Kehadirannya biasa-biasa saja, dan ketidakhadirannya pun biasa-biasa saja. Tipe pengawas makruh: 1). Di mana pun duduk berkelompok menjadi sumber biang gosip; 2). Bicara sia-sia, selalu ketus, marah dan menyinggung perasaan; 3). Kehadirannya menjadi masalah, dan ketiadaanya biasa-biasa saja. Tipe pengawas haram: 1). Kehadirannya sangat menjengkelkan; 2). Guru selalu berdoa supaya dia sakit; 3) Ketidakhadirannya sangat disyukuri. Untuk menjadi pengawas wajib, 1). Ibadahnya benar dan tidak menyia-nyiakan waktu; 2). Akhlak terpuji yang sangat disenangi orang; 3). Pribadinya kredibel menjadi contoh bagi orang lain; 4). Profesional dalam bekerja dan menyenangkan; 5).Kompeten, tidak impoten. Lima hal penting yang harus dimiliki dalam kiprahnya; 1). Kerja Keras; 2). Kerja Cerdas; 3). Kerja Kualitas; 4). Kerja Tuntas; 5). Kerja Ikhlas. Tugas dan Tanggung Jawab Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan membetuk watak serta peradaban bangssa yang bermartabat diperlukan pendidikan yang bermutu. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 4, “Pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan dilakukan melalui Standar Nasional Pendidikan, yang merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan
40
Santunan Mei 2013
di Indonesia.” Salah satu Standar Nasional Pendidikan adalah pelaksanaan pengawasan pada pendidikan formal yang merupakan oleh satuan pendidikan, sebagaimana tercantum dalam Pasal 39 PP tersebut diatas. Pengawas sekolah yang ada saat ini adalah PNS yang diberi tugas dan bertanggung jawab dan wewenang untuk melaksanakan penilaian dan pengawasan pendidikan di sekolah dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis dan administrasi pada satuan pendidikan pra sekolah, sekolah dasar dan menengah (Kep. Menpan No. 118/1996): Paradigma kemajuan yan harus dikembangkan dalam rangka penyelenggaraan pendidikan yang bermutu adalah melakukan upaya secara terus menerus yang tidak pernah berhenti pada suatu titik keberhasilan. Oleh karena itu seluruh aspek yang terkait harus bahu membahu untuk menunjang pencapaian hasil yang optimal. Berbagai upaya yang telah dilakukan dalam peningkatan mutu ini, diantaranya digulirkan dalam berbagai kebijakan berupa UU Sisdiknas, PP Nomor 19/2005. UU Guru, dan Permen, serta peraturan peningkatan lainnya. Berbagai pola kebijakan lain yang telah operasional dalam upaya memberdayakan sekolah, juga telah dilakukan atara lain Manajemen Pendidikan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS), bantuan opersional sekolah (BOS), dan bantuanbantuan lain, itu semua bertujuan untuk peningkatan mutu pendidikan. Upaya lain dalam meningkatkan mutu pendidikan, yaitu dilaksanakannya pengawasan yang efektif dan efesien oleh pengawas sekolah pada satuan pendidikan. Pengawas melakukan tugas dan fungsinya sesuai dengan keputusan Mendikbud Nomor 20 Tahun 1998 tentang tugas dan fungsi jabatan fungsional pengawas sekolah dan angka kreditnya. Dan sesuai juga tugas yang diamanatkan pada PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mendukung terlaksanakannya dengan baik, tugas, tanggung jawab dan wewenang pengawas adalah memberikan laporan kegiatan pengawas.
7S Menjadi Pengawas dengan pribadi simpatik dan menawan, dengan: 1). Senyum; 2). Salam; 3). Sapa; 4). Sopan; 5). Santun; 6). Sabar; 7). Syukur Mulailah Bergaul dengan sopan penuh kelembutan. Bicara hati-hati, dan jangan menyinggung perasaan. Sopan pada Kondisi Apa pun 1). Berdiri tidak mengangkat bahu; 2). Duduk sama rendah; 3). Menyimpan tangan; 4). Menyuruh orang lain tidak sembarangan; 5). Menyelonjorkan kaki di khalayak ramai tidak pernah dilakukan; 6). Menunjuk orang tidak asal-asalan; 7). Berbusana sesuai dengan tuntunan agama Islam; 8). Berbicara,tidak asbun (asal bunyi), dan setersunya. Orangnya Sopan pada Siapa pun Yakni sopan pada: 1). Kepala Sekolah; 2). Sesama pengawas; 3). Tata Usaha; 4). Pengusaha; 5). Pejabat; 6). Guru dan siswa; 7). Kaum Dhuafa; 8). Sopir; 9). Tukang Becak; 10). Tukang Ojek; 11). Pedagang Kecil; 12). Petani; 13). Pesuruh, dan seterusnya. Akhlak yang menawan ini lahir dari niat yang tulus, buah dari qalbu yang bersih, serta sikap tidak memandang rendah orang lain dan menganggap setiap orang adalah penting. Pribadi Kredibel 1). Jujur dan terpercaya; 2). Cakap memuaskan; 3). Kreatif dan inovatif. Pengawas, Pejuang Berkorban untuk kepentingan orang banyak. Pengawas, bukan Pekerja Jangan berbuat sesuai dengan bayarannya tapi berbuatlah sesuai dengan aturan. Pengawas, bukan Penjahat Jangan mengorbankan orang lain untuk kepentingan dirinya Pengawas Harus Self-confidence (percaya diri), Understanding (pemahaman
OPINI>>
Etika Kepemimpinan di Instansi Perkantoran
Yusra, S.Sos, Staf Subbag Tata Usaha Kankemenag Kab. Bener Meriah diri), Creative (kreatif), Collaboration (kerjasama), Exellence (yang terbaik), Enjoyment (santai tapi serius), Determination (hadapi tantangan). Mutu Pendidikan 1). Kesuksesan dimulai dengan percaya diri; 2). Hargai kesuksesan kecil yang pernah diraih; 3). Yakin bahwa kita memiliki potensi yang dapat dikembangkan; 4). Uunderstanding (pemahaman diri); 4). Memahami kelemahan diri; 5). Memahami potensi diri; 6). Creativity (kreatifitas); 7).Keingintahuan; 8). Motivasi untuk berkembang; dan 9). Collaboration (kerjasama). Banyak hal yang sulit dilakukan secara individu, dengan mudah dapat diselesaikan secara kerjasama. Excellence, yang Terbaik 1). Anda bisa menjadi yang terbaik; 2). Enjoyment/santai dan serius; 3). Jangan panik; 4). Jangan tergesa-gesa; 5). Jangan putus asa; 6). Hayati; 7). Siap sebelum terjadi; 8). Ridha bila sudah terjadi; 9). Jangan mempersulit diri; 10). Cukuplah Allah tempat bergantung; 11). Nikmati; 12). Syukuri; 13). Sabar; 14). Determination/hadapi tantangan; 15). Hadapi kesulitan, jangan lari atau menghindar dari kesulitan. Penutup Ada pepatah bijak orang tua kita, “Jika hendak seribu daya; Jika tak hendak seribu dalih.” []
L
eader dalam sebuah instansi adalah memimpin. Namun tidak hanya itu fungsi leader, leader merupakan orang yang pertama dan utama dalam organisasi, dimana leader bertanggung jawab atas organisasi secara keseluruhan, bertanggungjawab atas perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pengawasan dalam organisasi (POAC: Planning, Organizing, Actuating, Contolling). Dalam menjalankan fungsinya seorang leader dituntut untuk memiliki dasar yang baik, memilki pedoman etika memimpin dan berorganisasi yang baik, karena pemimpin tidak sekedar memimpin namun mengatur organisasi secara keseluruhan. Follower akan merasa dihargai jika pemimpin menganggap follower merupakan bagian terpenting dalam mencapai tujuan organisasi. memberi kesempatan yang sama bagi follower untuk berpendapat dan mengeluarkan idenya, bijaksana dalam menangani konflik, tidak memihak, serta selalu memberi motivasi kepada follower untuk terus maju dan berprestasi. Jika etika kepemimpinan dan sistem organisasi baik maka efektifitas prosedur administrasi perkantoran akan baik pula. Sebaliknya jika etika kepemimpinan dan sistem organisasi tidak baik maka efektifitas prosedur administrasi perkantoran akan tidak baik pula. Hal ini didukung oleh cara pemimpin menjalankan fungsi memimpinnya dalam melakukan kegiatan organisasi, apakah telah beretika organisasi dan sesuai aturan yang disepakati bersama?, Dan apakah telah melayani follower dan publik dengan baik? Sehingga efektifitas prosedur administrasi perkantoran tercapai. Kantor adalah rumah kedua bagi leader maupun follower, namun yang menjadi hambatan bagi leader maupun follower untuk menjadikan kantor sebagai rumah kedua adalah kurangnya tercipta suasana kerja yang nyaman. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, konflik dalam diri masing-masing individu ataupun konflik yang disebabkan oleh individu lain, contohnya: gaya kepemimpinan yang otoriter, persaingan yang tidak sehat antar individu, upah dan fasilitas yang tidak memuaskan, serta terbatasnya sarana dan prasarana di kantor. Setiap individu dalam organisasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi pemimpin, baik secara formal maupun hanya sesaat saja. Hal ini didasari oleh teori Mc. Douglas yang mengatakan bahwa setiap manusia dilahirkan untuk menjadi pemimpin, sehingga memiliki bakat dan kemampuan untuk memimpin (Paradigma Analisis Metta Administration). Dalam organisasi, terdapat kepemimpinan situasional yang artinya dalam situasi tertentu bawahan bisa menjadi pemimpin, dan sebaliknya pe-
mimpin bisa menjadi bawahan. Hal ini terjadi ketika pemimpin memberi kesempatan bawahan untuk berpendapat dan melakukan kretifitas dan idenya, dimana pemimpin mau mendengar dan menjalankan ide bawahannya, serta situasi darurat dimana bawah an harus mengambil keputusan dalam organisasi ketika terjadi kekosongan pemimpin. Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin harus benevolent autocrat, yang berarti bahwa setiap keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin harus tepat sasaran (efisien) dan tepat waktu (efektif), mencakup segala aspek, tidak memihak, dan dapat dilaksakan sesuai kemampuan. Untuk hal tersebut pemimpin dituntut standar penampilan pribadi (grooming) yang baik, baik secara fisik maupun psikisnya, berpenampilan rapi dan sehat serta memiliki karakter dan kepribadian yang baik, berwibawa, bijaksana, dan menjadi teladan bagi bawahannya. Dalam organisasi, setiap anggota yang ada di dalamnya mulai dari Top Leader hingga Followernya merupakan satu kesatuan yang saling terkait dalam kegiatan maupun fungsinya, setiap leader maupun follower dituntut untuk bertanggungjawab (akuntabilitas) dalam menjalankan fungsinya sesuai job description atau tugas pokok dan fungsinya yang diperankannya. Demi terwujudnya pelayanan prima (excellent services/customer care) bagi publik yang membutuhkan pelayanan maka dituntut pertanggunggjawaban secara vertical maupun horizontal, secara vertikal yang artinya bertanggungjawab terhadap Tuhan atas setiap tindakannya dalam menjalankan organisasi, sedangkan secara horizontal yang artinya dapat dipertanggungjawabkan terhadap sesama anggota organisasi. Jika akuntabilitas setiap individu dapat diwujudkan maka pengembangan karier (career development) pegawai akan berjalan dengan efektif, dimana kecurangan-kecurangan dalam berorganisasi dapat diminimalisir, dan etika berorganisasi administrasi perkantoran dapat ditingkatkan. Agar terjadi organisasi yang link and match dan good and good, maka perlu sebuah sistem dan manajemen organisasi yang baik, penegasan terhadap peraturan-peraturan yang harus ditaati disertai sanksi, job description yang jelas, akuntabilitas setiap individu secara vertical dan horizontal, prioritas pada pelayanan prima, etika berorganisasi administrasi perkantoran yang efektif, memberi peluang dan kesempatan atas pengembangan karier pegawai, dan penciptaan suasana kerja yang nyaman sebagai rumah kedua bagi anggota organisasi, serta komunikasi dan hubungan kerjasama yang baik secara internal maupun eksternal. [] Santunan
Mei 2013
41
>>OPINI
Keteladanan Guru dan Kepribadian Anak Didik Drs. H. Herman, M.Sc, Kepala Kankemenag Kab Aceh Singkil
K
eteladanan, kunci sukses dalam mendidik anak didik di madrasah. Karena mendidik bukan sebatas penyampaian materi pelajaran semata-mata, melainkan membangun kepribadian dalam setiap jiwa peserta didik merupakan hal yang sangat utama dan pertama dalam pendidikan di madrasah. Makanya guru tidak hanya berfungsi sebagai orang yang mewariskan ilmu pengetahuan semata-mata, melainkan juga berfungsi sebagai panutan bagi anak didik. Sejalan dengan itu Abdul Kadir Tahir (1969 ) menjelaskan bahwa, “Anak meniru orang tua waktu kecil dan lalu berkembang meniru guru dan pemimpin kelompoknya, akhirnya ia meniru orang-orang yang dikaguminya." Guru dalam bertindak dan berbuat harus benar-benar menjadi panutan bagi anak didik di madrasah. Karena keteladanan guru dapat membentuk kepribadiann anak didik sesuai dengan tuntutan pendidikan Islam. Dalam Al-Qur’an keteladanan diproyeksikan dengan kata uswah yang kemudian diberi sifat dibelakangnya seperti hasanah yang berarti baik. Sehingga terdapat ungkapan “Uswatul hasanah” yang artinya teladan yang baik. Rasulullah adalah sosok yang idial sebagai penyandang predikat uswatul hasanah. Hal ini sesuai sesuai dengan firman Allah: dalam surat Al-Ahzab ayat 21 Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagim (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah (QS. Al-Ahzab: 33: 21). Lebih lanjut keteladanan itu juga diisyaratkan dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab III pasal (4) ayat (4) yang berbunyi: “Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreatifitas peserta didik dalam proses pembelajaran. Dalam membentuk kepribadian siswa guru harus dapat memberikan keteladanan yang baik dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah maupun di sekolah dan masyarakat. Keteladanan Guru. Keteladanan adalah berasal dari kata dasar ”teladan”, yang berarti sesuatu atau perbuatan yang patut ditiru atau dicontoh. Dalam bahasa Arab diistilahkan dengan “uswatun hasanah” yang berarti cara hidup yang diridhai oleh Allah swt (Ahmad Tafsir: 1992). Keteladanan yang ditampilkan oleh guru akan mempengarui terhadap usaha membentuk kepribadian siswa, karena guru sebagai sumber pendidikan sekaligus sebagai media pendidikan. Keteladanan (paternalistik) dalam ilmu pendidikan sering dipahami sebagai salah satu media pendidikan yang amat besar pengaruhnya terhadap prilaku anak didik. (M. Nasir Budiman: 2001). Lebih lanjut Zakiah Darajat ( 1976 ) mengemukakan, setiap guru, apakah guru agama atau
42
Santunan Mei 2013
umum haruslah berjiwa atau berakhlak baik kendati pun tidak mendalami, namun peribadian, akhlak dan sikapnya, tindakannya mendorong anak untuk mencintai agama dan hidup sesuai dengan ajaran agama . Karena keteladanan merupakan cermin dan model dalam membentuk kepribadian anak didik. Faktor-faktor Guru dalam kehidupan sehari-hari, baik pada saat berada dilingkungan sekolah dan masyarakat, senantiasa harus menjaga dan memelihara citra sebagai seorang guru penuh dengan keteladanan. Karena keteladanan itu menjadi kunci sukses dalam membentuk kepribadian anak didik. Kalau tidak akan menimbulkan kesan yang tidak baik pada diri anak didik dan masyarakat disekitarnya. Diantara faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keteladanan seorang guru adalah sebagai berikut: Akhlak yang baik Seorang guru harus menunjukkan kelakuan yang baik untuk ditiru dan dicontoh oleh anak didik dan masyarakat. Karena guru sebagai model dalam membina kepribadian anak didik. Guru yang tidak memiliki sifat dan kepribadian yang baik, disamping dapat merusak keteladanannya juga dapat menghilangkan kepercayaan bagi anak didik dan masyarakat kepadanya, (S. Nasution: 1983). Oleh karena itu bagi seorang guru harus mampu menjaga perilakunya dalam berbagai situasi dan kondisi agar selalu bersikap sopan santun, menyenangkan, sabar, bijaksana, tidak cepat marah dan sebagainya. Ilmu dalam bidangnya Penguasaan ilmu dengan baik, terutama dalam dibidangnya, akan mempengaruhi kewibawaan sebagai seorang guru. Terutama menyangkut seluk beluk ilmu pengetahuan yang hendak diajarkan kepada anak didik. Dengan harapan ia akan mampu menjawab semua persoalan yang muncul terhadap materi yang dia sampaikan kepada anak didik, sekaligus dapat membentuk karakteristik anak didik, supaya cinta pada ilmu dan komitmen terhadap nilai-nilai yang sedang dipelajarinya. Kedisiplinan dan tanggungjawab Kedisiplinan dan rasa tanggungjawab yang tinggi dimiliki oleh seorang guru merupakan hal yang sangat urgen untuk memberikan keteladanan pada anak didik dan masyarakat, sehingga guru terhindar dari comoohan dan tindakan-tindakan yang dapat merugikan orang lain, terutama bagi anak didik itu sendiri. Karena kedisiplinan dan tanggungjawab merupakan cerminan yang akan dicontoh oleh anak didik dalam setiap gerak dan prilaku gurunya.
OPINI>> Islam mengajurkan kepada para pendidik agar membiasakan dirinya dengan etika dan berakhlak mulia. Karena kunci kesuksesan dalam kita mendidik anak dalam Islam ada pada keteladanannya supaya anak didik dalam berinteraksi dengan orang lain selalu meniru pada prilaku gurunya. Taat pada agama Guru yang menjadi tumpuan harapan bagi anak didik dan masyarakat hendaknya selalu taat menjalankan agama yang dianutnya, yaitu dengan melaksanakan secara baik dan sempurna terhadap perintah dan anjuran agama serta selalu berusaha menghindarkan diri dari segala yang bertentangan dengan agama, sekaligus sebagai penganut agama yang sempurna yang di landasi dengan nilai ikhlas dan keyakinan yang kuat serta komitmen yang tinggi dalam ibadahnya. Berpakaian sopan Kesopanan dalam berpakaian merupakan upaya untuk menhindari dari cemoohan anak didik dan masyarakat yang menyebabkan hilangnya rasa kepercayaan mereka terhadap guru. Guru yang berpakaian melanggar dengan adat dan agama, misalnya memakai rok pendek dan pakaian ketat bagi seorang guru wanita dan dalam dandanan yang berlebihan, dapat menimbulkan kesan yang tidak baik. Hal yang demikian itu jelas dapat merusak citra guru. (Ma’at:1983). Kesopanan dalam berpakaian adalah salah satu contoh teladan yang dapat membuat guru yang bersangkutan disegani, dihormati dan dihargai oleh anak didik serta masyarakat. Hubungan baik dengan lingkungan Seorang guru sangat perlu memelihara hubungan baik dengan sesama guru dan dengan anak didik. Dengan suara yang lembut, hati yang bersih dan dilandasi dengan rasa kasih sayang dengan sesama guru dan anak didik akan membuat suasana lingkungan sekolah yang kondusif. Di samping itu juga harus membangun hubungan baik dengan masyarakat sekitarnya. Hindari rasa kebencian dan sikap sombong, serta keangkuhan dengan masyarakat. Perlihatkan sifat simpatik, semangat kegotong-royongan, kemurahan hati, rasa kepedulian dan rasa kebersamaan yang dapat menumbuhkan kesalehan sosial sesama warga masyarakat.
Keteladanan Guru dan Kepribadian Anak Proses pendidikan yang didesain sedemikian rupa dapat memudahkan anak didik memahami pelajaran dan membentuk karakteristik anak didik. Karena di tangan guru akan hidup bermakna bagi anak didik. Maka peran guru lebih dominan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya dalam pembentukan kepribadian anak didik yang berakhlakul karimah. Salah satu asumsi yang melandasi keberhasilan guru adalah sifat-sifat kepribadian guru. Kepribadian yang dapat menjadi suri teladan yang menjamin keberhasilan mendidik (Haidar Putra Daulay: 2004). Selanjutnya seorang guru harus memiliki salah satu komponen kompetensi keguruan adalah: “kompetensi moral akademik, sebab seorang guru bukan hanya orang yang bertugas untuk mentransfer ilmu (transfer knowledge) tetapi juga orang yang bertugas untuk mentransfer nilai (transfer of value). Guru tidak hanya mengisi otak peserta didik (kognitif) tetapi juga bertugas untuk mengisi mental mereka dengan nilai-nilai baik dan luhur.” (Ajang Kusmana: 2008). Islam mengajurkan kepada para pendidik agar membiasakan dirinya dengan etika dan berakhlak mulia. Karena kunci kesuksesan dalam kita mendidik anak dalam Islam ada pada keteladanannya supaya anak didik dalam berinteraksi dengan orang lain selalu meniru pada prilaku gurunya. Ketauladanan yang baik yang harus ditunjukkan oleh guru dihadapan anak didik, diantaranya : a. sikap pemaaf dan tenang, b. lemah lembut dengan anak didik, c. berhati penyayang, d. ketaqwaan, e. selalu berdoa untuk anak, f. bersikap adil dan tidak pilih kasih. (AlMaghribi bin as-Said Al-Maghribi: 2004). Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa, keteladanan guru merupakan kunci sukses dalam membentuk pribadi anak didik yang memiliki kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual, sebab tanpa keteladanan yang baik ditunjukkan oleh guru kepada anak didik mustahil semua itu bisa terwujud dalam membentuk kepribadian anak didik di era zaman yang serba canggih ini. []
Santunan
Mei 2013
43
>>OPINI
Potensi Zakat Profesi dalam Membangun Ekonomi dan Politik Umat Dra. Raida, Penyuluh Agama Islam Fungsional Kemenag Kab. Aceh Barat
U
lama kontemporer membagi zakat maal kedalam dua sisi. Pertama, yang bersifat tafsili (terinci) sebagaimana telah dipraktekkan di zaman Rasulullah bahwa objek zakat ada lima objek, yaitu zakat tumbuh-tumbuhan, zakat binatang ternak, zakat emas dan perak, zakat perusahaan dan pendapatan serta zakat ma’din (tambang). Kedua, bersifat ijmali (umum) yang menjadi trend kajian kontemporer seperti zakat tabungan, investasi, profesi (jasa dan gaji), perusahaan dan sebagainya. Dr. Yusuf Qardawi (1999) menjelaskan bahwa, pekerjaan yang menghasilkan uang ada dua macam, pertama adalah pekerjaan yang dikerjakan sendiri tanpa bergantung pada orang lain, berkat kecekatan tangan ataupun otak. Penghasilan yang diperoleh cara ini merupakan penghasilan profesional, seperti penghasilan seorang dokter, insinyur, advokat, seniman, penjahit, tukang kayu dan lain-lain. Yang kedua adalah pekerjaan yang dikerjakan oleh seseorang buat pihak lain, baik pemerintah, perusahaan maupun perorangan dengan memperoleh upah, yang diberikan dengan tangan, otak maupun keduanya. Penghasilan dari pekerjaan seperti itu berupa gaji, upah atau honorarium. Dalam era zaman sekarang ini, manusia yang mampu mengekploitasi potensi yang ada dalam dirinya untuk dikembangkan dan diambil hasilnya seperti dokter, advokat, guru, konsultan dan sebagainya, dapat dijadikan sebagai objek zakat yang wajib mengeluarkan zakat dari penghasilan usahanya, yang disebut dengan zakat profesi (jasa dan gaji). Kewajiban zakat yang bersifat ijmali (umum) tersebut, menurut ulama kontemporer adalah adanya dalil-dalil yang bersifat umum tentang kewajiban zakat dengan penyebutan “harta dan hasil usaha” seperti termaktub dalam firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 267: “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan Ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” Selanjutnya Allah SWT berfirman dalam surat Al-Zariyat ayat 19: “Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.” Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan sektor ekonomi moderen, maka sumber dan fungsi zakatpun ikut mengalami perkembangannya, baik masa sekarang maupun masa yang akan datang. Begitu juga halnya terhadap potensi zakat profesi (jasa dan gaji) terus berkembang luas peran dan fungsi dalam membangun ekonomi, politik, pendidikan dan sosial kemasyarakatan umat.
44
Santunan Mei 2013
Potensi Penguatan Ekonomi Bila umat Islam mampu mengintensifkan pengumpulan zakat profesi, maka banyak sekali masalah yang dihadapi umat Islam dan bangsa akan terpecahkan. Banyak Mesjid, madrasah, pondok pesantren, sekolah dan bangunan keagamaan lainnya banyak sekali terbengkalai pembangunan nya. Belum lagi fakir miskin yang terlantar, kekurangan dokter dan perawat di rumah sakit dan poliklinik Islam dan kekurangan lapangan kerja yang selalu menghantui generasi muda dapat diatasi bila kewajiban zakat dilaksanakan dengan sungguh dan menyuluruh (Direktur Jenderal Bimas Islam dan Urusan Haji, 1999). Salah satu asnaf yang akan dikembangkan dalam rangka meningkatkan ekonomi umat adalah pengelolaan zakat produktif. Zakat produktif adalah zakat yang diberikan kepada mustahik berupa modal usaha yang dapat dijadikan sebagai penunjang kehidupan mustahik untuk jangka panjang. Zakat produktif sebagai spirit meningkatkan standar hidup para kaum dhuafa dengan memberikan hak kepada mereka yang didapat dari golongan orang yang berada (kaya). Zakat produktif bila kita lihat dari aspek ekonomi, menumbuhkan daya beli para mustahik terhadap barang-barang ekonomis. Hal ini akan mempercepat laju pertumbuhan ekonomi. (Israk Ahmadsyah, 2011). Konon lagi kalau kita melihat dari aspek sosiologis, cukup besar hari ini yang tergolong dalam katagori usia produktif untuk diberikan modal usaha berupa harta perdagangan dan alat-alat lain kepada fakir miskin yang memiliki skill, misalnya mesin jahit, alat pertukangan dan sebagainya sesuai menurut kebutuhannya. Selain sebagai modal usaha, penyaluran zakat produktif juga dapat berupa penyediaan sarana kesehatan gratis, sekolah gratis untuk anak keluarga miskin. Potensi Penguatan Politik Kekuatan politik umat Islam saat ini ada pada zakat dan khususnya zakat profesi yang berskala luas dan besar untuk mempertahankan esistensi diri dalam bidang politik, pendidikan dan kebuadayaannya. Terutama dalam menghadapi tantangan eksernal, meliputi : perang pemikiran, globalisasi, dan misionaris, serta tantangan internal meliputi : kurangnya pemahaman masyarakat tentang Islam, kurang aktualisasi terhadap ajaran Islam, kemiskinan dan perbedaan pendapat (Jasafat, dkk, 2011). Tantangan umat Islam yang paling kita takutkan adalah misionaris yang melakukan berbagai macam kegiatan untuk menghancurkan umat dan ajarannya. Program misionaris tidak terlepas dengan konspirasi internasional, karena misionaris ini sudah menjadi agenda penting bagi musuh-musuh Islam yang bekerja siang malam dalam rangka mencari kelemahan dan
OPINI>>
Sekarang umat Islam harus melakukan pembenahan terhadap permasalahan yang dihadapi oleh umat Islam itu sendiri, terutama dalam hal peningkatan pemahaman masyarakat tentang Islam, mencegah kemiskinan dan menetralisir perbedaan pendapat yang dapat memperlemah eksistensi umat Islam. menghancurkan Islam dengan berbagai macam cara. Segala kemungkinan dilakukan oleh misionaris dalam menggapai cita-cita busuk untuk membuat Islam semakin dibenci dan dijauhi oleh komunitas dunia. Pendekatan kebudayaan Melalui pendekatan kebudayaan misionaris berupaya untuk memasukkan kebudayaan mereka ke dalam kebudayaan komunitas muslim, cara yang mereka gunakan salah satunya dengan cara melalui praktek modernisasi sesuai dengan konsep yang mereka buat, contohnya melalui budaya berpakaian, berbahasa dan dalam berekspresi (kesenian) yang sudah mulai melenceng dari nilai-nilai ke-Islaman. Disadari atau tidak, kita sudah banyak terjebak dan bahkan sudah ada yang menganggap bahwa itulah budaya Islam. Pendekatan kekerasan dan mistis Strategi yang mereka gunakan terkait dengan kekerasan dan mistik yaitu dengan membentuk opini dunia bahwa Islam adalah agama yang radikal atau identik dengan kekerasan, dengan menonjolkan ayat-ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang peperangan dan dengan menunjukkan beberapa fakta aktual tentang kekerasan yang dilakukan oleh kaum muslimin di Timur Tengah yang mempertahankan tanah air dan kehormatan mereka. Pendekatan ekonomi Upaya misionaris melakukan aksinya untuk mendangkalkan akidah umat Islam juga sangat efektif dilakukan melalui pendekatan ekonomi. Pendekatan ini dilakukan mengingat banyaknya umat Islam yang berada dalam garis kemiskinan atau paling tidak masih dianggap masih belum cukup mapan secara finansial. Ini terlihat dengan banyaknya perangkap yang dipasang oleh misionaris dengan kedok misi kemanusiaan, terutama di daerah-daerah yang dilandasi konflik dan bencana. Pendekatan pendidikan Pendidikan yang semestinya sebagai wadah mencerdaskan kehidupan bangsa, kadang kala sering dimanfaatkan untuk kepentingan politik dan finansial bagi kepentingan individu atau
kelompok tertentu. Sehingga membuka peluang bagi Misionaris melakukan aksinya dengan cara mendirikan Perguruan Tinggi yang mengajarkan Islamogo (suatu kajian tentang Islam untuk mencari kelemahan dan memojokkan Islam). Selain dari itu mereka menyusup ke lembaga-lembaga pendidikan yang dipimpin oleh orang Islam liberal atau orang-orang yang telah dicuci otaknya. Dengan dalih membantu anak korban konflik dan korban bencana alam seperti anak tsunami di Aceh. Pendekatan media tulis Media tulis sampai saat ini masih menjadi media yang sangat efektif dalam menyampaikan pesan kepada publik. Dalam konteks ini para misionaris telah banyak melakukan kebohongan publik, diantaranya menerbitkan buku-buku yang isinya sarat dengan hujatan yang dapat menebar kebencian terhadap umat Islam. Sekarang umat Islam harus melakukan pembenahan terhadap permasalahan yang dihadapi oleh umat Islam itu sendiri, terutama dalam hal peningkatan pemahaman masyarakat tentang Islam, mencegah kemiskinan dan menetralisir perbedaan pendapat yang dapat memperlemah eksistensi umat Islam. Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan barisan dalam mempertahankan diri dari serangan keji musuh Islam tersebut, tentunya dengan cara memperkuat diri menghadapi tantangan yang sedang dan akan terjadi sesuai dengan porsinya masing-masing (Jasafat, dkk, 2011). Sejalan dengan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa zakat profesi (jasa dan gaji) memiliki potensi yang sangat kuat dalam rangka membangun ekonomi umat, terutama bagi masyarakat lemah ekonominya, sehingga masyarakat yang kaya tidak akan bertambah kaya, yang miskin tidak larut dengan kemiskinan. Dengan demikian kekuatan ekonomi umat Islam menjadi kuat dalam upaya mempertahankan eksistensi umat Islam. Kemudian zakat profesi (jasa dan gaji) karena zakat profesi (jasa dan gaji) juga dapat memperkuat politik umat Islam untuk menghadang misionaris yang ingin menghancurkan Islam melalui pendekatan kebudayaan, kekerasan, mistis, politik, pendidikan dan media tulis. [] Santunan
Mei 2013
45
>>OPINI
Minoritas Non Muslim di Negeri Syariat
(Perbandingan Minoritas Rohingnya di Negeri Biksu) Baihaqi, Aktivis Masjid di Kecamatan Sukamakmur, Aceh Besar
M
uslim Rohingya terus hidup di bawah kondisi yang sangat keras di Myanmar, di mana puluhan ribu orang menjadi tunawisma, laporan warga setempat menuduh pihak berwenang Myanmar menghasut situasi dengan membantu penduduk Budha Rakhine setempat masuk ke dalam pertempuran sektarian terhadap Muslim Rohingya. Dengan nama jam malam, aparat keamanan Myanmar menembaki Muslim,” kata seorang Rohingya. Banyak dari minoritas Muslim yang dibunuh oleh pihak berwenang Myanmar, dan rumah-rumah mereka dihancurkan. Banyak yang mengatakan kekerasan di wilayah barat provinsi Rakhine di Myanmar bukanlah kekerasan sektarian komunal, tapi pembersihan etnis yang disponsori negara. Laporan-laporan mengatakan sejumlah 650 Muslim Rohingya tewas dan ribuan lainnya mengungsi dalam beberapa bulan terakhir. Human Rights Watch (HRW) mendesak Myanmar untuk mengambil langkah-langkah urgens untuk mengakhiri pelanggaran oleh pasukan mereka, memastikan akses kemanusiaan, dan mengizinkan pemantau internasional yang independen untuk mengunjungi daerah yang terkena dampak dan menyelidiki pelanggaran. Protes untuk mendukung Rohingya telah diselenggarakan di negara-negara seperti Pakistan, Malaysia, Iran, dan Indonesia Pemerintah mayoritas Buddha Myanmar menolak mengakui Rohingya, yang, mengklaim, bukan penduduk asli, dan mengklasifikasikan mereka sebagai migran ilegal meskipun Muslim Rohingya adalah keturunan asal Persia, Turki, Bengali, dan Pathan, yang bermigrasi ke Myanmar sekitar awal abad ke 8. Hal ini berbanding sangat berbalik dengan kondisi para penganut minoritas agama Buddha di Indonesia yang tidak mengenal diskriminasi terhadap penganutnya apalagi genosida seperti yang dilakukan oleh mayoritas Buddha di Myanmar. Agama Buddha pertama kali masuk ke Nusantara (sekarang Indonesia) sekitar pada abad ke-5 Masehi, jika dilihat dari penginggalan prasasti-prasasti yang ada. Diduga pertama kali dibawa oleh pengelana dari China bernama Fa Hsie. Kerajaan Buddha pertama kali yang berkembang di Nusantara adalah Kerajaan Sriwijaya yang berdiri pada abad ke-7 sampai ke tahun 1377. Kerajaan Sriwijaya pernah menjadi salah satu pusat pengembangan agama Buddha di Asia Tenggara. Hal ini terlihat pada catatan seorang sarjana dari China bernama I-Tsing yang melakukan perjalanan ke India dan Nusantara serta mencatat perkembangan agama Buddha di sana. Biarawan Buddha lainnya yang mengunjungi Indonesia adalah Atisa, Dharmapala, seorang profesor dari Nalanda, dan Vajrabodhi, seorang penganut agama Buddha yang berasal dari India Selatan. Di Jawa sendiri terdapat kerajaan Buddha yaitu Kerajaan Syailendra, tepatnya di Jawa Tengah sekarang, meskipun tidak sebesar Kerajaan Sriwijaya. Kerajaan ini berdiri pada tahum 775-850, dan meninggalkan peninggalan berupa beberapa candi-candi Buddha yang masih berdiri hingga sekarang antara lain Candi Borobudur, Candi Mendut dan Candi Pawon. Setelah itu pada tahun 1292 hingga 1478, berdiri Kerajaan Majapahit yang merupakan kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang ada di Indonesia. Kerajaan Majapahit mencapai masa
46
Santunan Mei 2013
kejayaannya ketika dipimpin oleh Hayam Wuruk dan Maha Patihnya, Gajah Mada. Namun karena terjadi perpecahan internal dan juga tidak adanya penguasa pengganti yang menyamai kejayaan Hayam Wuruk dan Gajah Mada, maka Kerajaan Majapahit mulai mengalami kemunduran. Setelah keruntuhan kerajaan Majapahit, maka kerajaan Hindu-Buddha mulai tergeser oleh kerajaan-kerajaan Islam. Sudah 64 tahun, semenjak kedatangan Y.M. Bhikkhu Narada Thera dari Sri Lanka pada 1934, hingga ‘tumbangnya’ Orde Baru pada tahun 1998. Perkembangan Agama Buddha di Indonesia terus mengalami dinamika. Berdasarkan Badan Pusat Statistik tahun 2005 Departemen Agama Republik Indonesia, jumlah umat Buddha di Indonesia berjumlah 2.242.833 orang. Berikut ini merupakan beberapa kewajiban yang harus dipenuhi oleh minoritas non Muslim di negeri syariat serta juga beberapa hak yang harus mereka peroleh. Jumlah Muslim di dunia mencapai kira-kira 700 juta pemeluk, nomor dua terbesar setelah agama Kristen.Di Indonesia sendiri mencapai 85,1% (tahun 2010 ) dari total penduduk. Dan di Aceh berjumlah 97,6% dari total penduduk. Namun demikian, bukan berarti mayoritas Muslim mengucilkan minoritas non-Muslim, itu kesalahan besar. Hubungan antara sesama warga negara, yang Muslim ataupun yang bukan Muslim sepenuhnya ditegakkan atas dasar toleransi, keadilan, kebajikan, dan kasih sayang, yaitu dasar-dasar yang tidak pernah dikenal oleh kehidupan manusia sebelum Islam datang, dan beberapa abad kemudian, sehingga mendorong ke dalam pertentangan berdarah dengan mereka yang berlainan agama, ras ataupun warna kulit. Namun mengapa masih terjadi hal-hal yang demikian ? Apakah kita selaku Muslim yang baik tidak ingat kepada Firman Allah di dalam Surat al-Mumtahanah ayat 8-9? “Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada pula mengusir kamu dari negeri mu, Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama, dan mengusir kamu dri negerimu dan membantu orang lain untuk mengusirmu, dan barangsiapa yang menjadikan mereka sebagai kawan, maka itulah orang-orang yang zalim” (Q.S.60:8-9). Prof. Dr. H. Mahmud Yunus sendiri menafsirkan ayat tersebut bahwa Islam boleh berbuat baik dan berlaku adil kepada orang-orang kafir yang tidak memerangi mereka, yang dilarang Allah hanyalah mengangkat pemimpin dari orang-orang kafir yang memerangi mereka dan mengusir mereka dari tanah airnya. Oleh sebab itu salahlah persepsi orang-orang (kafir) itu sendiri yang mengatakan bahwa Islam menyuruh memerangi semua orang-orang kafir dan merampas hartanya. Dalam surat al-Baqarah ayat 190 menambah keterangan lagi yaitu: “Hendaklah kamu perangi pada jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu dan janganlah kamu melampaui batas.” Dalam Islam, warga negara non-Muslim disebut dengan AhludzDzimmah atau Adz-Dzimmiyyun. Kata Dzimmah berarti perjanajian, jaminan, keamanan. Mereka dinamakan demikian karena telah me-
OPINI>>
Buddha Myanmar sendiri seharusnya melihat model toleransi dan kerukunan beragama yang diterapkan oleh Aceh yang bermayo ritas Muslim kepada minoritas Buddha. Ketua Dewan Pengawas Yayasan Buddha Banda Aceh, Yuswar S.E yang juga menjabat Ketua Yayasan Vihara Dharma Bhakti menuturkan “Aceh patut menjadi contoh bagi toleransi kehidupan umat beragama. “Terus terang, sepanjang sejarah Aceh belum pernah ada konflik antaragama. Kita harap akan terus seperti ini. Selama ini kita hidup rukun, karena toleransi beragama di Aceh sangat baik.” miliki jaminan perjanjian (‘ahd) Allah dan Rasul serta jamaah kaum Muslimin untuk hidup dengan aman dan tenteram di bawah perlindungan Islam dan dalam lingkungan masyarakat Islam, jadi bisa dikatakan bahwa mereka mendapat jaminan keamanan kaum Muslimin berdasarkan akad Dzimmah. Ada beberapa hak yang diberikan kaum Muslimin ketika mereka bertempat tinggal di sebuah negara Islam. Yang pertama adalah hak untuk menikmati perlindungan negara,perlindungan ini mencakup segala macam pelanggaran (serangan) baik dari luar maupun dari dalam negeri itu sendiri, seperti Sabda Nabi : “Barang siapa mengganggu seorang Dzimmi, sungguh ia telah menggangguku, dan barang siapa menggangguku sungguh ia telah mengganggu Allah”. (H.R.Thabrani) Yang kedua adalah perlindungan nyawa dan badan, kaum Fuqaha telah bersepakat bahwa pembunuhan yang dilakukan terhadap seorang Dzimmi merupakan dosa besar. Keselamatan mereka dilindungi oleh Islam, demikian pula anggota badan mereka dilindungi dari tindakan pemukulan dan penyiksaan,sekalipun mereka terlambat melaksanakan kewajiban keuangan yang ditetapkan seperti jizyah dan kharaj. Yang ketiga adalah perlindungan harta benda, dimana ini merupakan kesepakatan kaum Muslimin dari semua madzhab bahwa perlindungan harta benda mereka sama halnya dengan perlindungan terhadap jiwa dan badan mereka. Diantara pesan-pesan Umar kepada Abu Ubaidah adalah : “Cegahlah kaum Muslimin dari tindak zalim terhadap mereka (yakni Ahludz-Dzimah), menggaggu,ataupun memakan harta mereka kecuali dengan cara-cara yang menghalalkannya.” Yang keempat adalah perlindungan terhadap kehormatan, Islam memberikan perlindungan tehadap kehormatan dan harga diri seoran dzimmi seperti halnya terhadap kaum Muslimin, siapa saja tidaklah boleh mencaci seorang dzimmi ataupun menunjukkan tuduhan palsu terhadapnya. Selain itu Islam juga memberikan hak terhadap kebebasan bekerja, berusaha, serta juga memberikan terhadap jabatan dalam pemerintahan, kecuali jabatan yang memiliki warna keagamaan, pemimipin tertinggi negara, panglima tentara, hakim untuk kaum Muslimin dan sebagainya. Bahkan pada masa pemerintahan Abbasiyah pun, jabatan kementerian pelaksanaan bebearpa kali telah dipegang oleh orangorang Nasrani, yaitu Nashr (309 H) dan Isa bin Nasthores (380H). Dan masih banyak lagi hak-hak Ahludz-Dzimmah yang hidup di negara Islam, disini penulis hanya menjelaskan beberapa intinya saja. Disamping hak yang diperoleh oleh Ahludz-Dzimmah, mereka juga wajib memenuhi beberapa kewajiban terhadap kaum Muslimin. Dalam sebuah buku karangan Dr. Yusuf Qardhawi dicantumkan be-
berapa kewajiban mereka, yaitu : Yang pertama adalah mereka wajib membayar jizyah ( semacam zakat) tahunan atas tiap kepala berupa sejumlah uang kecil yang dikenakan terhadap pria baliqh dan memiliki kemampuan, sedangkan fakir miskin di bebaskan sama sekali daripadanya. Namun jizyah tidak berlaku lagi bila Ahludz-Dzimmah telah memeluk Islam. Juga mereka dikenakan Kharaj (semacam pajak kekayaan atas tanah), Ahludz-Dzimmah tetap dikenakan kharaj walaupun ia telah memeluk Islam. Yang kedua, Ahludz-Dzimmah (dzimmi) berkewajiban untuk berkomitmen atau tunduk terhadap perundang-undangan Islam yang tidak menyentuh aqidah-aqidah mereka. Sebagian kalangan Fuqaha berpendapat, jika mereka meminta Islam mengadili diantara mereka, maka kita kaum Muslimin dibolehkan memilih apakah akan memperlakukan hukum syariat atau bersikap netral. Dan yang terakhir adalah Ahludz dzimmah berkewajiban untuk menghormati kaum Muslimin. Mereka wajib menjaga pergaulan,busana, dan tidak dibenarkan pula mempopulerkan berbagai aqidah dan ideologi yang bertentangan dengan aqidah agama Negara mereka ( islam ). Mereka tidak boleh secara terang-terangan meminum khamr, makan daging babi,walaupun di dalam keyakinan mereka khamr dan babi itu hal yang dibolehkan. Buddha Myanmar sendiri seharusnya melihat model toleransi dan kerukunan beragama yang diterapkan oleh Aceh yang bermayo ritas Muslim kepada minoritas Buddha. Ketua Dewan Pengawas Yayasan Buddha Banda Aceh, Yuswar S.E yang juga menjabat Ketua Yayasan Vihara Dharma Bhakti menuturkan “Aceh patut menjadi contoh bagi toleransi kehidupan umat beragama. “Terus terang, sepanjang sejarah Aceh belum pernah ada konflik antaragama. Kita harap akan terus seperti ini. Selama ini kita hidup rukun, karena toleransi beragama di Aceh sangat baik,” ujar tokoh Budha Aceh tersebut. Menurut Yuswar, saat ini diperkirakan jumlah umat Budha di Aceh sekitar 3.500 orang, Sebanyak 2.500 orang di antaranya bermukim di Banda Aceh. “Selama ini kita hidup sangat rukun dengan masyarakat Aceh yang 99 persen muslim,” ujarnya. Apa yang telah penulis uraikan adalah bukannya Islam hendak berlaku sewenang wenang terhadap minoritas non-Muslim atau pun bersikap berlebihan terhadap mereka. Namun sesungguhnya Islam itu adalah agama yang lembut tapi tegas, menghormati hak-hak orang lain dan agama yang cinta perdamaian. Dan Jika masyarakat non-Muslim telah menghormati hak-hak setiap kaum Muslimin dan tidak selalu berburuk sangka, maka saya kira tidak akan ada yang namanya perang antar agama, ras, ataupun warna kulit. Yang Jelas Islam adalah agama yang menghormati hak-hak orang lain, sesuai dengan apa yang telah dijelaskan dalam Alquran. [] Santunan
Mei 2013
47
>>STYLE
Lima Tiket Menuju Surga, Anda Berminat?
dikutip dari tulisan M Husnaini (penulis buku “Keadilan Tuhan dalam Tulisan”) di republika.co.id Segala kenikmatan di surga tentu tidak gratis. Ibarat tempat wisata, untuk masuk ke dalamnya diperlukan tiket. Siapa tidak mengantongi tiket harus rela mundur. Surga merupakan tempat di akhirat yang dijanjikan Allah bagi orang-orang beriman. Kehidupan surga penuh keselamatan, kebahagiaan, dan kemuliaan. Masyarakat dalam surga mendapatkan kenikmatan yang tidak pernah mereka rasakan di dunia. “Para penghuni surga pada hari itu paling baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat istirahatnya” (QS Al-Furqan: 24). Masyarakat surga mengenakan pakaian berwarna hijau, terbuat dari sutra halus dan tebal (QS Al-Kahfi: 31). Perhiasan mereka berupa gelang-gelang emas dan mutiara (QS Al-Haj: 23). Mereka bertelekan pada bantalbantal hijau dan permadani-permadani yang indah (QS Ar-Rahman: 74-76). Bahkan, menurut keterangan Rasulullah yang dituturkan Muslim, masyarakat surga tidak buang air kecil maupun air besar. Tidak meludah dan beringus. Keringat mereka berupa minyak kesturi. Mereka selalu muda, bersih, halus, tidak berambut kecuali pada kepala dan bulu mata. Tinggi badan mereka setinggi Nabi Adam, yakni 60 hasta dan seusia Nabi Isa, yakni 33 tahun. Mereka memperoleh segala yang diinginkan (QS Al-Furqan: 16). Tidak berduka, lelah, apalagi lesu (QS Fathir: 34-35). Setiap hari selalu riang gembira (QS Yasin: 56-57). Karena dikelilingi anak-anak muda yang siap melayani. Wajah mereka bagai mutiara tersimpan (QS At-Thur: 24). Juga disediakan pendamping yang lebih sempurna dari pendamping mereka di dunia. Para pria beristrikan bidadari-bidadari cantik dan bermata indah (QS At-Thur: 20). Rumah tangga mereka selalu rukun dan memuji Allah sepanjang pagi dan petang. Fasilitas dalam surga juga serba lengkap dan istimewa. Piring-piring terbuat dari emas (QS Az-Zukhruf: 71), bejana dan gelas dari perak (QS Al-Insan: 15-16). Ada pohon bidara tidak berduri dan pohon pisang yang bersusun-susun buahnya (QS Al-Waqiah: 27-34), kebun-kebun dan buah anggur (QS An-Naba’: 31-34). Semua buah-buahan itu mudah dipetik (QS Al-Insan: 4). Juga ada minuman jahe (QS Al-Insan: 17), aneka daging yang lezat (QS At-Thur: 22), minuman keras yang tidak memabukkan (QS As-Shaffat: 45-47), dan
48
Santunan Mei 2013
sungai susu, madu, arak, serta bermacam buah-buahan lain (QS Muhammad: 15). Segala kenikmatan di surga tentu tidak gratis. Ibarat tempat wisata, untuk masuk ke dalamnya diperlukan tiket. Siapa tidak mengantongi tiket harus rela mundur. Berikut lima kebaikan untuk mendapatkan tiket itu. Pertama, mencegah diri dari kemaksiatan. Sepele, tetapi dalam praktiknya sangat tidak mudah. Sering kita mampu melanggengkan ibadah, tetapi gagal menanggalkan kemaksiatan. Boleh dikata, tidak bermaksiat rasanya lebih berat ketimbang taat. Karena itu, Allah berfirman, “Dan menahan diri dari dorongan nafsu, maka sungguh surga tempat tinggalnya” (QS An-Naziat: 40-41). Kedua, siap hidup sederhana. Kelemahan utama manusia adalah mudah tergiur oleh kesenangan sesaat dengan mengorbankan kebahagiaan abadi. Melihat kekayaan Qarun, orang-orang yang gila harta berseru, “Amboi, andai kita memiliki seperti apa yang diberikan kepada Qarun. Sungguh ia mempunyai keuntungan yang besar (QS AlQashash: 79). Padahal Rasulullah berkisah, “Saya berdiri di pintu surga, sebagian besar yang memasukinya adalah orang-orang miskin. Orang-orang kaya ditahan dulu” (HR Bukhari dan Muslim). Ketiga, gemar mengerjakan ketaatan kepada Allah. Umat Islam adalah umat yang dididik untuk taat kepada aturan. “Sungguh Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya” (QS Al-Maidah: 1). Islam disebut sebagai ‘din’, yang arti-
nya sistem ketundukan atau kepatuhan. Masyarakatnya disebut ‘madinah’, artinya suatu tempat yang kehidupannya teratur, karena orang-orangnya tunduk dan patuh kepada aturan. Mereka diganjar oleh Allah dengan surga. “Dan itulah surga yang diwariskan kepadamu, karena amal yang dahulu kamu kerjakan” (QS Al-A’raf: 43). Keempat, mencintai orang-orang saleh. Dunia ini hancur karena adanya orang-orang jahat yang merasa berbuat baik. Hatinya bukan lagi nurani tetapi sudah zulmani. Rugilah bergaul dengan orang-orang demikian. Orang-orang saleh akan memberikan syafaat kepada kita. Tepatlah pesan Rasulullah, “Jangan kamu bersahabat, kecuali dengan orang Mukmin dan jangan pula makan makananmu, kecuali orang yang bertakwa” (HR Tirmidzi). Pentingnya bergaul dengan orangorang saleh, kata Rasulullah, karena setiap orang akan bersama dengan kekasihnya (HR Bukhari dan Muslim). Kelima, memperbanyak doa kepada Allah agar dapat menutup hidup dengan khusnul khatimah. Tiada daya tanpa pertolongan Allah. Memperbanyak doa merupakan wujud pengakuan bahwa kita memang hamba yang serba lemah. Sepanjang berkenan melangitkan doa, niscaya Allah akan menjawabnya. “Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku. Maka hendaklah mereka memenuhi segala perintah-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran” (QS Al-Baqarah: 186).[rol]
ISLAMIKA>>
Masjid di Inggris Redam Permusuhan dengan Sepak Bola, Teh, dan Biskuit
REPUBLIKA.CO.ID, YORK -- Masjid di York, Inggris memiliki cara ampuh untuk meredam kemarahan sentimen anti-Islam. Mereka dipuji karena melayani teh dan biskuit bagi pendukung Liga Pertahanan Inggris (EDL) yang ingin mengatur demonstrasi di masjid. Cerita itu bermula saat sekitar enam orang muncul untuk memprotes masjid di Bull Lane, York, Ahad lalu. Namun, pihak masjid justru mengundang mereka masuk ke dalam kompleks masjid untuk bermain sepakbola dengan jamaah. Sekitar 100
jamaah datang ke masjid tersebut setelah mengetahui rencana demo EDL. Uskup Agung York, John Sentamu mengatakan respon masjid tersebut sebagai hal yang fantastis. “Teh, biskuit, dan sepakbola merupakan hal luar biasa dan kombinasi di Yorkshire yang biasanya dapat meredam permusuhan dan pandangan ekstremis,” ujarnya dikutip BBC. Pastor Tim Jones yang pergi ke masjid Bull Lane tersebut mengatakan orang-orang di masjid merupakan warga yang cerdas dan
penuh kasih sayang. “Saya pikir ini telah menunjukkan sejauh mana orang-orang itu memiliki keberanian baik fisik maupun moral,” ujarnya. Menurut dia, dunia bisa belajar dari apa yang terjadi di luar masjid tersebut. Sementara itu, anggota dewan Hull Road, Neil Barnes mengatakan kejadian tersebut merupakan momen yang membanggakan bagi York. “Saya tidak akan pernah melupakan hari itu, Masjid York yang menangani kemarahan dan kebencian dengan kedamaian dan kehangatan,” ujarnya. “Dan, saya tidak akan melupakan melihat warga Muslim memberi teh dan biskuit bagi pengunjuk rasa dengan ketulusan,” katanya lagi menambahkan. Kekhawatiran atas demontrasi ada setelah EDL divisi Scarborugh di York memposting pesan di halaman Facebook yang menyerukan pendukungnya berkumpul di luar masjid. “Kami kedatangan beberapa orang untuk memprotes tetapi ketika mereka datang, beberapa anggota masjid menemui dan mengobrol dengan mereka,” ujarnya. Kemudian, dia mengatakan beberapa orang membawa cangkir teh dan biskuit. “Mereka berbicara selama 30 atau 40 menit, kemudian mereka masuk, ini adalah hal yang benar-benar indah,” ungkapnya.[]
Muntari Gelandang Muslim Rossoneri Spesialis tendangan kiri itu bernama Muntari, lelaki asal Ghana yang juga memperkuat timnas Ghana itu merupakan seorang muslim yang taat. Saat masih berseragam Inter Milan ia tetap menjalankan puasa saat kompetisi seria-A berlangsung. Saat ini Alfred Salomon “Ali Sulley” Muntari yang lahir di Konongo 27 Agustus 1984 itu membela Ac Milan yang menjadi musuh bebuyutannya saat masih berada di klub Inter Milan. Muntari memperkuat Ghana sejak bulan Mei 2002. Gelandang yang berduet dengan Montolivo itu sudah tampil 72 kali dan mencetak 17 gol untuk negaranya. Yang beda dalam selebrasi setelah dia mencetak gol ke gawang lawan, seleberasi yang dilakukannya persis Mba yang saat ini memperkuat Chelsea. Lelaki itu kerap segera sujud sebagai wujud rasa syukur dan hal itu membuat banyak muslim Italia memujinya. Begitu juga ketika dia melakukan selebrasi dengan membuat huruf “C” di jarinya. Ada
yang mengatakan itu inisial pacar pria yang bernomor punggung 4 itu, ada juga yang menyebutnya sebagai simbol bulan sabit yang identik dengan Islam. Gelandang Il Diavolo Rosso dengan tinggi 180 cm itu juga dikenal sebagai pemain yang sering membuat hal-hal aneh didalam lapangan hijau. Saat AC Milan berhasil mengalahkan Torino dengan skor 1-0 pada pertandingan Serie-A di San Siro Minggu (5/5/2013). Balotelli yang merayakan golnya itu melepas seragamnya. Wasit Antonio Damato pun tampak mengeluarkan kartu kuning dari sakunya untuk “menegur” Balotelli atas selebrasinya itu. Namun, sebelum Damato mengeluarkan kartu kuning, Muntari merebut kartu itu dari tangan sang wasit dan menggunakannya untuk “menghukum” Balotelli. Muntari yang pernah menjadi ‘pasukan’ Mourinho di Inter Milan, pernah terlibat cek cok dengan The Special One. Tersebar isu kalau Mourinho mengkritik lemahnya
fisik Muntari karena berpuasa pada bulan ramadhan. Sampai rumor tersebut menjadi pembicaraan dikalangan umat muslim di Italia bahkan dunia. Tahun ini, bulan puasa juga akan tiba, semoga Muntari tetap menjalankan ibadah puasa walaupun harus terus membela Ac Milan. Forza Muntari! [ahsan/gp/dbs] Santunan
Mei 2013
49
>>BAHASA ACEH Bahasa di Aceh Mei 2013 No. Bahasa Indonesia
Bahasa Aceh
Bahasa Gayo Bahasa Aneuk Bahasa Jamee Alas
Bahasa Lamamek Simeulue
Bahasa Devayan Simeulue
Bahasa Singkil
Bahasa Pakpak Boang Singkil
Bahasa Bahasa Kluet Bahasa Tamiang Haloban Hulu
1
Batuk
Batok
Matuk
batuak
Batuak
Dohok
Tohok/ mantohok
Watuk
Batuq
Batuk
2
Bersin
beureuchen
Mun
Basin
Bokhsin
Baena
Mafannan
Wakhsin
Wekhsih
Boghsing Bakisan
Mewanan
3
Nguap
Seumeungeup
Map
Kuok
Puhei
Metulae
Matulai
Phowam
Poham
Kuap
Pohean
Metutule
4
Kumis
Mise
gumis
Kumis
Gumis
Mise
Kumis
Gumis
Gumis
Mise
Gumis
Sisumut
5
Jenggot
Janggot
Jangut
Jangguik
Janggut
Jangguik
Jangguik
Janggut
Janggut
Janggut
Janggut
Janggut
6
Liur
Ie abah
Ilih
Liua
Cidukh
Ambiak
Ilul
Khentoktoh
Cidukh
Liogh
Cidur
Ilol
7
Jambang
Brewok
Siger
Jambang
Jambang
Mebauk
Jambang/ Syarak
Jambang
Tali tudung
Jambang Jambang
Selang
8
Pelipis
Keuneng
Saginimata Palipik
Gukhip
Galifi
Bingkor mata
Sleweun
Seleben Pak
Plipih
Pelipis
Eteng mata
9
Gigi
Igoe
Ipon
Gigi
Ipen
Nife
Ehen
Epheun
Epen
Gigi
Ipon
Ien
10
Gusi
Gusi
Raliknipon
Gusi
Gusi
Gusi
Ngengeng Waham
Gusi
Gusi
Ngusi
Ngengeng
11
Bibir
Bibi
Bibir
Bibia
Bibekh
Bife
Befel
Wiwer
Bibekh
Bibogh
Biber
Wewel
12
Dagu
Keueng
Dagu
Daguak
Isang
Imbi
Sibbi
Isang
Isang
Dagu
Isang
Sibi
13
Pipi
Mieng
Pipi
Pipi
Kukhum
Gasang
Asang
Kukhum
Kukhum
Pipi
pipi
Ramen
14
Dahi
Dhoe/talak
Dihi
Kaniang
Mentagi
Mata ege
Kalima
Kning
Pedempaken Dai
Pedempakan Matambanget
15
Otak
Utak
Utak
Otak
Utek
Utak
Utak
Otak
Otak
Utak
Utok
Utak
16
Kuduk
Koek
Dayung
Kuduak
Tengkuk
Ite Nogu
Teten lenggel
Tengkukuq
Tengkukuq
Kudok
Kuduk
Tetelingen
17
Leher
Takue
Rongok
Lihia
Kakhung
Nogu
lenggel
Kekhakhong
Kehokhong
Lehogh
Kerahung
Lingen
18
Lidah
Lidah
Delah
Lidah
Dilah
Lila
Dilah
Lilah
Lidah
Lidah
Dilah
Rila
19
Tenggorokan
Reukueng
Lekum
Tenggorokan Gelogok
Utuk nogu Lunggung
Kekhakhongh Bebuluh
Ghukong Tenggorokan Longgong
20
Rahang
Geuheum
Jungke
Isang
Rahang
Wahang
Rahang
Khahang
Bangan
Kehakhong
Batuk
Rahang
Tohok
Germen
Database ensiklopedia Bahasa di Aceh ini dibuat berdasarkan kontribusi dari para pembaca Majalah Santunan di berbagai wilayah di Provinsi Aceh. Penulisan kata-kata sesuai dengan sumbangan kontributor. Untuk partisipasi kirimkan sms ke 085362367700 dengan menyertakan padanan kata dalam bahasa daerah yang Anda kuasai. Kontributor: Bahasa Gayo-Erqi Albandary/Satria, Bahasa Aneuk Jamee-Andri Rahman/Firman, Bahasa Alas-Hasanuddin, Bahasa Sigulai Lamamek-Aji Asmanuddin, Bahasa Devayan-Mirati Adim, Bahasa Singkil-Hendra Sudirman, Bahasa Pak-pak Boang-Sulaeman AR, Bahasa Tamiang Hulu-Lukmanul Hakin, Bahasa Kluet-H.Bahrum Basyah, Bahasa Haloban-Ikhsan. Padanan kata untuk edisi berikutnya: Angguk, Geleng, Injak, Sentil, Tergores, Coret, Pegang, Tersentuh, Genggam, Remas, Cubit, tendang, Telapak, Tampar, Pukul, Langkah, Senggol, Melotot, kedip, Hirup.
50
Santunan Mei 2013
BAHASA ARAB>> Diasuh oleh Muzakkir, S.Ag
Santunan
Mei 2013
51
>>BAHASA INGGRIS
Stress Written by: Mulyadi Idris, S.Ag., M.Hum
Stress is a normal word that often out from student’s mouths. Not only for students but parents also stress thinking about the future of their children. Stress is normal both a necessary and an unnecessary part of every student’s life. For students which have regular papers, assignments, quizzes, and many kinds of examination (even National Examination), normal level of stress is expected and welcomed because it makes one continue to perform their tasks and obligations. But when students become too stressed the result will be inverted and their school performance reduced. It is important for students to realize about their stress and how can it be avoided when studying at school, college or university. There can be a variety of causes for stress among students. There are inside and outside factors that could easily cause stress. Stress from school workload and the student’s inability to manage all this work in his allotted time could all lead to stressful student life. Even financial difficulties and family problems could get in the way of positive thinking. Another cause of stress among students is peer pressure. Peer pressure is when friends persuade you to do something like alcohol or drug, smoke, free sex that you do not want to do. This peer pressure is coerced into doing something that you did not want to. In general, stress is related to both external and internal factors. External factors include the physical environment, including your job, your relationships with others, your home, and all the situations, challenges, difficulties,
and expectations you’re confronted with on a daily basis. Internal factors determine your body’s ability to respond to, and deal with, the external stress-inducing factors. Internal factors which influence your ability to handle stress include your nutritional status, overall health and fitness levels, emotional well-being, and the amount of sleep and rest you get. Stress comes in many forms and affects people of all ages and all walks of life. No external standards can be applied to predict stress levels in individuals -- one need not have a traditionally stressful job to experience workplace stress, just as a parent of one child may experience more parental stress than a parent of several children. The degree of stress in our lives is highly dependent upon individual factors such as our physical health, the quality of our interpersonal relationships, the number of commitments and responsibilities we carry, the degree of others’ dependence upon us, expectations of us, the amount of support we receive from others, and the number of changes or traumatic events that have recently occurred in our lives. Finally, learn to think of challenges as opportunities and stressors as temporary problems, not disasters. Practice solving problems and asking others for help and guidance rather than complaining and letting stress build. Make goals and keep track of your progress. Make time for relaxation. Be optimistic. Believe in yourself. Be sure to breathe. And let a little stress motivate you into positive action to reach your goals.
Glossary Expected (v) : diharapkan Obligation (n) : kewajiban inverted (v) : terbalik reduced (v) : mengurangi
52
Santunan Mei 2013
workload (n) : beban kerja allotted (v) : membagikan persuade (v) : membujuk degree (n) : tingkat
occurred (v) : terjadi temporary (adj) : sementara guidance (n) : petunjuk goal (n) : tujuan
TTS<< Pertanyaan TTS Edisi Mei 2013 Mendatar 3. Saling memahami kelebihan dan kekurangan (Ilmu Akhlaq) 5. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kementerian/Lembaga untuk periode lima Tahun 6. Padanya bertemu garis silsilah Nabi Muhammad dengan Siti Khadijah 11. Salah satu ajaran pokoknya alManzilah bainal Manzilatain 16. Pihak yang menerima harta benda Wakaf dari wakif 17. Perang yang terakhir diikuti Rasullah 19. Salah satu hak DPR 20. Salah satu fungsi Lemabag DPR 22. Memberikan sesuatu kepada orang lain, dengan tidak mengharapkan apa-apa kecuali untuk memuliakan atau menghormatinya 23. Lawan kaum muslimin dalam perang Qadisiah pada tahun 14 H 24. Ali....= Pendiri Kerajaan Aceh Darussalam 25. Sifat mustahil bagi Rasul, yang berarti bodoh Menurun Uang (Arabic) 2. Surat dalam al-Qur’an yang dimulai dengan Kaf Ha Ya ‘ain shad 4. Al-Halq (Ilmu Tajwid) 6. Salah seorang putra Rasulullah SAW 7. Berbuat baik dengan niat ibadah kepada Allah dengan dilandasi kesadaran dan keikhlasan 8. Forum Kerukunan Umat Beragama 9. Bintang (English) 10. Salah satu yang dicari manusia untuk kesenangan duniawi 12. Surat yang dikenal dengan nama AS-SAB’UL MATSANIY 13. keputusan Allah terhadap sesuatu rencana yang telah ditentukan 14. Jika sifat mustahil bagi Allah huduts, maka sifat wajibnya... 15. meninggalkan tauhid menjadi kafir 18. Perang yang menyebabkan kaum muslimin bersegera mengumpulkan al-Qur’an 21. suatu keyakinan, membenarkan dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan.
Jawaban TTS Edisi Januari 2013
Santunan
Mei 2013
53
>>DAYAH
Darussa’adah Cabang Idi Cut, Aceh Timur
Kombinasikan Kurikulum dengan Muatan Lokal
L
angkah kaki kami tertuju pada sebuah Dayah yang berdiri megah di tengah keramahan warga kampong, di tengah keheningan pagi saat mentari pancarkan sinarnya. Tujuan kami adalah Dayah Darussa'adah Cabang Idi Cut, bertempat di gampong Seuneubok Aceh kecamatan Darul Aman kabupaten Aceh Timur. Dayah yang berdiri di areal seluas 4 hektar dengan dua komplek, putra dan putri. Berdiri pada tahun 1969 bertempat di desa Seuneubok Aceh Kecamatan Darul Aman kabupaten Aceh Timur, dengan pendiri Tengku Haji Abdurrahman, Tengku Bukhari, Tengku Haji Abdul Wahab Hamid dan Tengku Haji Muhammad Daud. Sedangkan pimpinan Dayah dijabat oleh oleh Abu Haji Abdul Wahab Hamid sejak 1969 sampai dengan tahun 2009, dan beliau adalah pimpinan pertama. Tanggal 23 April 2009 Abu Haji Abdul Wahab Hamid berpulang ke rahmatullah, bertepatan 40 hari Al-mmarhum pimpinan pusat YPI Darussa’adah Teupin Raya Aceh Drs. Abu Haji Jamaluddin Abdullah, MBA melantik Tengku Haji Saiful Anwar bin
54
Santunan Mei 2013
Yakob sebagai pimpinan Dayah Darussa’adah Teupin Raya Aceh cabang Idi Cut, bertepatan pada tanggal 24 Juni 2009 sesuai dengan surat keputusan pimpinan pusat Darussa’adah Teupin Raya Aceh Nomor 41/SK/DS/VI/2009, kepemimpinan beliau disetujui oleh Ummi Nurhayati bin Abdullah Serta keluarga Al-Marhum Abu Haji Abdul Wahab Hamid, tokok-tokoh kecamatan Darul Aman serta Alumni. Untuk tempat belajar, Dayah Darussa'adah Teupin Raya Aceh Cabang Idi Cut terletak pada tempat yang sangat strategis aman dan nyaman untuk ditempati karena jauh dari kebisingan, berjarak 300 M dari jalan raya Banda Aceh-Medan ditambah suasana kampung yang hening. Kenyamanan ini menjadi modal tersendiri bagi para santri untuk belajar dan mendalami ilmu agama, sehingga mereka dapat memberikan perhatian dan fokus dalam meudagang. Pendidikan yang diselenggarakan dipadukan dengan pendidikan formal, yaitu diselenggarakan pendidikan Madrasah pada tingkat Tsanawiyah (MTs) dan tingkat Aliyah (MA). Disamping pengajian kitab kuning,
Dayah juga menyelenggarakan Majelis taklim yang di bimbing langsung oleh Pimpinan dan guru-guru Dayah. Disamping itu, Dayah juga menyelenggarakan Taman Pendidikan Al-Qur’an yang fokus membantu dan mendukung kemampuan baca tulis AlQur’an bagi anak-anak sekitar. Kurikulum yang digunakan pada jenis pendidikan formal menyesuaikan dengan kurikulum Yayasan Pendidikan Islam Darussa’adah Teupin Raya Pusat yang dikombinasikan dengan muatan lokal sebagai khas kepesantrenan. Semenjak berdiri, Dayah Darussa'adah Cabang Idi Cut terus melakukan pembe nahan, baik mengembangkan pembangunan fisik, penataan pendidikan maupun ad ministrasi. Tidak hanya itu, Dayah juga melakukan pembenahan dalam mewujudkan perannya sebagai agen perubahan bagi masyarakat, ini terbukti dari majelis taklim untuk masyarakat sekitar dayah, serta pembinaan manasik haji. Sampai saat ini, Dayah Darussa’adah caban Idi Cut dihuni oleh 414 santriwan dan santriwati, 260 orang santri diantaranya adalah santri meudagang (mukim), mereka
DAYAH<<
diasuh oleh 38 orang Tengku. Dalam bidang ekstrakurikuler, dayah juga memberikan ketrampilan kepada para santri sebagai bekal saat mereka kembali ke masyarakat nantinya, diantaranya adalah ketrampilan berpidato dan cara memimpin tahlilan/ samadiah. Bidang sarana dan prasarana penunjang pendidikan, Dayah Darussa’adah cabang Idi Cut telah tersedia ruang kantor, ruang belajar, perpustakaan, ruang kegiatan santri, laboratorium komputer. Dalam mengevaluasi kemampuan santri, Dayah menyelenggarakan dua kali ujian dalam setahun (semesteran), semester pertama dilaksanakan pada bulan Dzulhijjah dan semester kedua dilaksanakan pada bulan Sya’ban (sebelum Ramadhan tiba). Sebagai institusi pencetak kader, Dayah Darussa’adah cabang Idi Cut telah melu luskan banyak alumni yang mampu berkiprah pada level lokal dan nasional, diantaranya adalah Tengku Abdurrahman BTM anggota DPD-RI dan kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi Aceh Tengku Ibnu Sa’dan, serta alumni alumni lain yang tersebar di berbagai wilayah Aceh. [zarkasyi] Santunan
Mei 2013
55
>>PUISI Imanku
Elegi Sang Inang
Dalam menunggu ajal, hatiku gundah gulana di dunia ini Aku mengejar terus mengejar setumpuk harta Sehingga aku melupakan kebesaranmu tuhan Kini kusadari diri... harta itu bukan ukuran kebahagian Tuhan jikalau kau ambil hartaku... aku tak akan pernah menyesali Aku akan terus menangis dan menangis... Walaupun tetesan darah mengantikan air mata ini Tuhan selamatkanlah imanku... Aku tak bisa hidup tanpa iman, sungguh aku tak berdaya Aku ingin ketenangan Tuhan, bagiku hidup tanpa iman sungguh tak berarti Yang ku inginkan adalah imanku hanya untukmu Tuhan Tuhan biarkanlah aku menanggis dan terus menanggis karena cintaku pada-Mu Jangan biarkan aku menanggis karena harta , tahta, dan wanita Tapi biarkanlah aku menanggis karena rinduku untuk beriman kepada-Mu Tuhan biarlah imanku tetap dalam hatiku.... Biarlah ia seperti mentari dalam hatiku Bagiku mencintai-Mu sudah cukup dalam menunggu matiku di dunia ini Karena ku yakin tanpa iman, diriku tak berarti Juanda, SHI Honorer Subbag Inmas Kanwil Kemenag Aceh
Cahaya-Mu
Terbukanya mata hati Melihat segala... penuh hati Terhijabnya mata hati, melihat semua... fatamorgana Umpama embun penyejuk, dalam pandangan sanubari Laksana gulita malam, bila tiada pancaran cahaya... Ada rahasia di dalam setiap apa yang terjadi Hanya satu cahaya-Mu pembuka sucinya jiwa Cahaya di atas cahaya... Engkaulah pemilik (Cahaya itu) Cahaya di atas cahaya... Anugerah yang tak ternilai bilakah diberi Cahaya di atas cahaya... bimbing kami pada cahaya-Mu Cahaya di atas cahaya... Engkau cinta tertinggi Engkaulah pemilik hati (kami) Jadikanlah kami... sebagai orang-orang (yang senantiasa) bertasbih memuji Bersyukur atas segala karunia cahaya yang Engkau beri.... Jangan jadikan kami golongan orang (yang) merugi Yang tiada sedikit pun setitik cahaya... Halim Irfani,S.Pd.I Guru MAN Simpang Tiga Kab. Bener Meriah
56
Santunan Mei 2013
Si Raja angkasa menyorot tajam Si bocah-bocah yang berwira suka Diawasi sang inang Bocah-bocah yang berlumuran Mengais mencari sisa-sisa ampas buangan Sang raja angkasa menukik tajam Memekik auman, Mencakar, Menerkam, Si bocah yang tak berdosa Bukan terkapar Sang bocah menahan perih tak tertahan Menjerit kesakitan Lenyap diantara dahan-dahan Diantara tumpukan rerimbunan
Sang inang sedih memilukan Terhempas bulu-bulu itu berterbangan Memerih sukma Di depan mata Bocah kecilnya Yang tiap malam ia selimuti dengan dua kepakan Yang tiap hari ia ayomkan, mengais Dicabut terbang sang raja mangsa Ia meratap Suara itu lamat laun Tenggelam Menghanyutkan Meraung-raung Ia berkata “Selamat Jalan Nak, Aku telah gagal sebagai pelindung’’ Air mata itu tumpah membanjiri celah-celah debu...
Banda Aceh, Mei 2013 Dessi Anna Alumni MTsN Darul Ulum Banda Aceh
Lewat Puisi Dengan puisi aku bernyanyi... melodi simfoni nan syahdu Dengan puisi aku menangis... kala belati putih menghunus jantungku... Dengan puisi aku mengutuk... nafas zaman yang busuk Dengan puisi aku meminta... perkenankanlah ya rabb.... Ida Riyani Staf TU MTsN Alue Lhok
PUISI<< Sepenggal Rindu untuk Suamiku Aku terpaku di sini Terbersit sedih di hati Tersirat lelah di wajahku yang semakin menua Aku butuh sandaran jiwa tempat berbagi Suamiku... Kini setelah engkau pergi Aku begitu kehilangan
Kau Penaskah Janji
Lubang-lubang kecil Yang tersumpal kerikil Begitu cadasnya Menggores sang kaki yang menapak
Kekejaman sang orator Tiap waktu berkoar-koar Seolah-olah semuanya benar Kau... yang meracuni, menghapus janji Teriming-iming kami Rela saling mengingkari Rela termakan hati Demi membuka pasung Negeri yang sudah bertahuntahun terkunci Tapi kini... Kau pikir seolah-olah tak pernah terjadi Muaknya Aku mengintip topeng busuk itu Setiap saat kau tutupi Dengan opera-opera sejuta misteri Dan orkestra nyanyian keki Siapa kau sebenarnya di balik semua ini? Laut, Gunung, Langit, Bulan, Bintang, Matahari, Mereka tau apa yang pernah engkau seru, Bahkan Tanah pun sudah muak untuk dilukisi jejakmu Pergi... Jangan nodakan darah kami yang masih suci Kau memang bukan kumpulan kami-kami Wahai pengumpul janji
Banda Aceh, Maret 2013 Junaidi Zainal Arsyah Mahasiswa Fkip PBSI Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh
Melalui puisi ini Kutitipkan sepenggal rindu untukmu Meskipun di antara kita berbeda alam Namun pintaku... Do’aku aku bersama anakmu Do’aku selalu menyertaimu Selamat jalan suamiku... Suryani, S.Pd.I Guru MIN Blang Mane Kec. Simpang Mamplam Kab. Bireuen
Aku di Kamp Pengungsian
Sebentuk wajah itu, aku… Dengan air mata tumpah Lalu mengering Ibarat sungai dipandang tandus
Aku memeluk lutut Diantara bau anyir darah, tangisan bayi-bayi kelaparan dan lalu lalang orang Tapi rasa ini sepi… Walau rembulan yang mengintip dari jeruji dilangit sana ikut menyunggingkan sebentuk senyum Aku merindu Ibu… Disudut Kamp ini, aku melumat nasehat ibu yang lebih dulu syahid “ Carilah mati anakku, darahmu pengharum palestina ini… engkau adalah bidadari disurga nanti” Sendirian, kubangkitkan ruh jihad itu, membunuh yahudi atau aku yang terbunuh… Dalam pekatnya malam, kulantunkan bisikan ibu laksana nyayian indah Pagi nanti, kan kuburu yahudi walau hanya dengan batu Tapi aku punya sebentuk keyakinan. sesungguhnya Allah yang melempar lewat tanganku Evi Susilawati Guru Biologi MAN Kota Sabang
Santunan
Mei 2013
57
>>SOSOK
Abu Panton, Ulama Dayah Pakar Resolusi Konflik Abu Panton adalah permata bangsa ini Telah pergi menghadap Ilahi Doa kami selalu mengalir Dalam desah nafas cinta Rakyat Aceh Untukmu yang kami kagumi Sebagai waris para Nabi —(Hamdani) Aceh kembali berduka, Ulama kharismatik Tengku Haji Ibrahim Bardan atau lazim dikenal Abu Panton telah meninggalkan kita semua menghadap sang khaliq pada tanggal 29 April 2013. Kepergian beliau merupakan kehilangan yang amat sangat dirasakan oleh masyarakat Aceh, pelita yang dulu menyala kini padam dan tidak lagi menerangi jalan gelap masyarakat yang kian centangperenang. Hari itu, seluruh masyarakat Aceh dari berbagai wilayah berdatangan ke Pesantren Malikussaleh untuk mengiringi kepergian Abu, bahkan Jenazah Abu dishalatkan sebanyak 30 kali. Raut wajah sedih terlihat pada wajah setiap pelayat, mereka kehilangan Ulama kharismatik nan bijak dan santun. Abu Panton, dilahirkan di Matang Jeulikat Kecamatan Seunuddon Kabu paten Aceh Utara tahun 1945. Beliau merupakan alumni Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga, bahkan beliau dinobatkan sebagai ketua alumni. Beliau juga pendiri Dayah Malikussaleh Panton Labu, tempat beliau mengabdikan ilmunya membimbing ummat, di Dayah ini pula beliau dikebumi kan. Sikap terbuka, membuat Abu mudah bergaul dengan berbagai kalangan, bahkan pada era sebelum reformasi Abu pernah diminta menjadi Dewan Penasehat Partai Golkar. Tidak hanya itu, sebagai Ulama beliau juga diundang untuk mengisi pengajian, ceramah dan diskusi ilmiah baik sebagai peserta maupun pemateri, baik tingkat nasional maupun internasional. Pada level internasional, Beliau pernah diundang ke Malaysia, Arab Saudi, Singapura, Mesir, Yordania, Spanyol, Turki, dan Rusia. Tidak hanya itu, Abu Panton juga diundang ke istana oleh empat orang Presiden Republik Indonesia yaitu Soeharto, Habibie, Abdur rahman Wahid, dan Susilo Bambang Yudhoyono untuk diminta pendapatnya tentang Aceh. Kiprah Abu semakin meluas pada masa reformasi, dimana pada saat itu beliau menjadi salah seorang inisiator untuk mendirikan HUDA (Himpunan Ulama Dayah Aceh) pada Tanggal 4 Jumadil
58
Santunan Mei 2013
Akhir 1420 H/14 September 1999 M. Di bawah kepemimpinan Abu Panton, HUDA menjadi salah satu organisasi sosial keagamaan yang mampu memberikan bukti dari eksistensi Ulama Dayah dalam perannya, terutama peran sosial politik. Sebagai seorang Ulama kharismatik yang bijaksana, banyak pemikiran beliau yang menjadi pelita dalam menerangi ke gelapan yang diderita masyarakat Aceh, namun sangat disayangkan pemikiran beliau tidak terdokumentasi dengan rapi sehingga dapat menjadi rujukan kita dalam menapaki kembali jalan yang telah ditempuh beliau baik dalam pengembangan pendidikan, sosial keagamaan, mediasi dan re solusi konflik. Tahun 2008, pemikiran Abu tentang resolusi konflik dibukukan dalam sebuah buku dengan Judul “Resolusi Konflik dalam Islam, Kajian Normatif dan Historis Perspektif Ulama Dayah”. Buku ini Abu tulis sebagai wujud perhatian beliau pada konflik yang berkepanjangan mendera masyarakat Aceh. Buku ini pula menjadi bukti bahwa Abu tidak hanya Ulama Dayah tetapi pakar dalam resolusi konflik. Menurut Abu, konflik itu terjadi antara lain disebabkan oleh ketidakarifan dalam menghadapi keragaman. Seandai nya seseorang mampu menumbuhkan kearifan dalam dirinya, maka ia tidak akan menjadi sumber atau pemicu konflik, dan sekurang-kurangnya orang tersebut tidak akan terseret dalam konflik yang dipicu oleh orang lain. Inilah sedikit dari sekian banyak petuah Abu tentang resolusi konflik yang perlu direvitalisasikan kembali dalam kemajemukan dan keberagaman masyarakat sekarang ini. Abu juga menawar kan suloh Aceh sebagai resolusi dari konflik yang terjadi, sebab suloh merupakan jabaran dari konsep Islam tentang perdamaian. Belum terlambat rasanya untuk menulusuri petuah-petuah Abu yang dapat dijadikan lentera dalam menerangi kehidupan masyarakat Aceh, sebagai pimpinan Dayah tentu Abu memiliki konsep pengembangan institusi dayah menjadi lebih marketable
dan berdaya saing, sebagai seorang organisatoris, Abu tentu mendalami bagaimana kiat-kiat menata organisasi menjadi lebih mapan dalam menjalankan setiap visi dan misi yang dianutnya. Sebagai seorang tokoh Aceh, Abu tentu paham betul tentang konsep-konsep dalam upaya menentramkan masyarakat Aceh yang berwatak keras, dan sebagai seorang Ulama Abu tentu memiliki petuah bagi kita semua dalam mengarungi dunia fana menuju Alam Baqa. Pemikiran Abu layaknya dibukukan menjadi sebuah buku sebagai bentuk penghormatan kita kepada beliau, penghormatan kita untuk kembali merujuk pada jalan yang telah Abu jalani dalam mengarungi dunia fana ini. Itikad baik untuk menghimpun kembali pemikiran Abu tentu akan menjadi gundukan emas permata yang tidak ternilai harganya, serta catatan tinta emas yang akan dikenang bahwa Aceh memiliki Ulama yang lahir dari institusi tradisional tetapi memiliki pemikiran brilliant dan fenomenal. Selayang pandang tentang Abu Panton ini ditulis untuk memotivasi kita semua untuk mengenang jasa-jasa beliau, mengamalkan kembali setiap ilmu yang telah beliau ajarkan, meneladani kembali setiap langkah dan tingkah yang pernah beliau contohkan. Serta mengingat, bahwa kehilangan seorang Ulama adalah petaka besar bagi kita semua, tidak mungkin melahirkan pengganti beliau dalam waktu yang instan dengan level sama seperti beliau. Allahumma aj-aj’al Qabrahu raudhatam min riyadhi al-jinan. [Zarkasyi Yusuf]
”
Air mata ini tak kuasa tertahan Sebab telah kehilangan pelita Pelita yang dulu menerangi ratapan kami Menerangi setiap masalah-masalah kami Kini, dirimu telah dipanggil menghadapnya Kami hanya mampu mengenang dan mengamalkan pelajaran Pelajaran yang pernah Abu titipkan.
SIRAH<<
Keluarga Besar KanTOR wilAYAH Kementerian Agama Provinsi Aceh Ikut berduka dan belasungkawa yang mendalam atas berpulang ke Rahmatullah
Tgk. H. Ibrahim Bardan (Abu Panton) Ketua HUDA (Himpunan Ulama Dayah Aceh) dan Pimpinan Dayah Malikussaleh Aceh Utara meninggal dunia pada Senin, 29 April 2013 (14 Jumadil Akhir 1434 H) di RS Herna Medan dan dikebumikan pada hari Selasa 30 April 2013 di Kompleks Dayah Malikussaleh Semoga amal ibadah almarhum mendapat ridha Allah serta arwah mendapat tempat yang mulia di sisi Allah Swt Kepala, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd