DIET MENURUT JENIS PENYAKIT
DIET MENURUT JENIS PENYAKIT 1. DIET LUKA BAKAR • kerusakan jaringan permukaan tubuh disebabkan oleh panas pada suhu @nggi yang menimbulkan reaksi pada seluruh sistem metabolisme • disebabkan oleh ledakan, aliran listrik, api, zat kimia, uap panas, minyak panas, matahari • dibedakan diet luka bakar I atau II.: 1) kedalaman pengaruh panas terhadap tubuh atau derajat luka bakar 2) luasnya permukaan tubuh yang terkena pengaruh panas
2. DIET KOMPLIKASI KEHAMILAN A. HIPEREMESIS • awal kehamilan (sampai trisemester II) dengan rasa mual dan muntah yang berlebihan dalam waktu rela@f lama • bila @dak diatasi dapat menyebabkan dehidrasi dan penurunan berat badan • pemberian makanan sumber karbohidrat kompleks, terutama pada pagi hari • menghindari makanan yang berlemak dan goreng-‐ gorengan • Pemberian makan dan minum sebaiknya berjarak.
B. PREEKLAMSIA • sindroma terjadi kehamilan masuk pada minggu ke dua puluh dengan tanda dan gejala : hipertensi, proteinuria, Kenaikan berat badan yang cepat (Odema), mudah @mbul kemerah-‐merahan, mual, muntah, pusing, nyeri lambung, oliguria, gelisah, dan kesadaran menurun. • memperha@kan asupan garam dan protein • dibedakan diet preeklamsia I, II dan III.
3. DIET PENYAKIT SALURAN CERNA • saluran yang berfungsi untuk mencerna makanan, mengabsorbsi zat-‐zat gizi, dan mengekskresikan sisa-‐sisa pencernaan • mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus • Gangguan proses menelan, mengosongkan lambung, absorbsi zat-‐zat gizi, dan proses buang air besar (defekasi) • Penyakit-‐penyakit saluran cerna : stenosis esofagus, gastri@s akut atau kronik, hematemesis-‐melena, ulkus pep@kum, Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), Sindroma Dumping, Diver@kuli@s, Bowel Disease (IBD), Hemaroid, Diare dan Kons@pasi
• penyakit saluran cerna atas : diet disfagia, diet pasca hematemesis melena, diet lambung • penyakit saluran cerna bawah : diet sisa rendah, dan diet serat tinggi .
4. DIET PENYAKIT HATI a. HEPATITIS q peradangan ha@ yang disebabkan oleh keracunan toksin tertentu atau infeksi virus q disertai anoreksia, rasa mual dan muntah, serta jaundice (kuning), q bersifat akut atau kronis.
B. SIROSIS HATI v kronis, alkohol, penyumbatan saluran empedu, dan berbagai kelainan metabolisme v Jaringan ha@ secara merata rusak akibat pengerutan dan pengerasan (fibro@k) sehingga fungsinya terganggu. v Gejala: kekelahan, kehilangan berat badan, penurunan daya tahan tubuh, gangguan pencernaan dan kuning. v keadaan berat: asites, hipertensi portal, dan hematemesis-‐melena, berakhir dengan koma hepa@k. v Kedua penyakit tersebut diberikan diet ha@, dengan @ngkatan dari I s/d IV
5. DIET PENYAKIT KANDUNG EMPEDU A. Koleli@asis • terbentuknya batu empedu yang bila masuk ke dalam saluran empedu menimbulkan penyumbatan dan kram. • Penyumbatan empedu ke duodenum terganggu sehingga mengganggu absorpsi lemak. • jenis batu empedu, yaitu batu kolesterol dan batu pigmen yang terdiri dari polimer bilirubin dan garam kalsium.
B. Kolesis@@s • peradangan kandung empedu yang disebabkan oleh adanya batu empedu pada saluran empedu. • Ke dua penyakit tersebut diberikan dengan diet lemak rendah I s/d III.
6. DIET DIABETES MELITUS (DM) • kumpulan gejala yang @mbul pada seseorang yang mengalami peningkatan kadar gula / glukosa darah akibat kekurangan hormon insulin secara absolut atau rela@f. • diet hendaknya disertai la@han jasmani dan perubahan perilaku tentang makanan
PENYAKIT DM TANPA KOMPLIKASI ü 4 golongan yaitu DM Tipe I, DM tipe II, DM gestasional dan DM tipe lain. ü Jenis diet DM ditentukan berdasar keadaan pasien, jenis DM, dan program pengobatan secara keseluruhan ü 8 jenis diet menurut kandungan energi, protein, lemak dan protein : Diet I – III : penderita gemuk Diet IV– V : BB Normal Diet VI – VIII : Kurus, remaja
DIET PENYAKIT DM DENGAN KOMPLIKASI • penyakit DM tidak ditangani dengan baik sehingga mengakibatkan komplikasi pada berbagai organ tubuh, (ginjal) • nefropati diabetes : didasarkan pada kandungan energi dan protein
7. DIET PENYAKIT JANTUNG • terjadi akibat proses berkelanjutan, di mana jantung secara berangsur kehilangan kemampuannya untuk melakukan fungsi secara normal • awal: jantung mampu mengkompensasi ke@dakefisiensian fungsinya dan mempertahankan sirkulasi darah normal melalui pembesaran dan peningkatan denyut jantung • keadaan @dak terkompensasi sirkulasi darah yang @dak normal menyebabkan sesak nafas, rasa lelah, dan rasa sakit di daerah jantung. • menjadi akut bila disertai infeksi, gagal jantung, setelah myocard infarct, dan setelah operasi jantung. • 4 @ngkatan, yakni diet jantung I s/d IV.
8. DISLIPIDEMIA • kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma • kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL), trigliserida, merupakan predisposisi terhadap terjadinya aterosklerosis atau penyakit jantung koroner/PJK. • penurunan kolesterol High Density Lipoportein (HDL). • upaya nonfarmakologis yang melipu@ modifikasi diet, la@han jasmani, dan pengelolaan berat badan • ada dua yaitu diet dislipidemia tahap I dan II.
9. DIET STROKE • penyakit peredaran darah otak • kerusakan bagian otak yang terjadi bila pembuluh darah yang membawa oksigen dan zat-‐zat gizi ke bagian otak tersumbat atau pecah • dapat terjadi beberapa kelainan yang berhubungan dengan kemampuan makan pasien yang pada akhirnya berakibat penurunan status gizi
• Diet stroke diberikan berdasar tahapan fase stroke v diet stroke I : fase akut (24 – 48 jam) v diet stroke II: fase pemulihan di mana pasien sudah sadar dan tidak mengalami gangguan fungsi menelan (disfagia), dibagi menjadi 3 golongan : II A, II B dan II C
10. DIET PENYAKIT GINJAL • fungsi ginjal terganggu • ditekankan pada pengontrolan asupan energi, protein, cairan, elektrolit natrium, kalium, kalsium dan fosfor.
•
A. DIET SINDROMA NEFROTIK ATAU NEFROSIS kumpulan manifestasi penyakit yang ditandai oleh ke@dakmampuan ginjal untuk memelihara
keseimbangan nitrogen sebagai akibat meningkatnya permeabilitas membran kapiler glomerulus • Kehilangan portein melalui urin ditandai oleh proteinuria masif (> 3,5 g protein/24 jam) menyebabkan hipoalbuminemia yang diiku@ oleh edema, hipertensi, hiperlipidemia, anoreksia, dan rasa lemah • Energi 1750 Kal, P 50 g dan Na 2 g
B. DIET GAGAL GINJAL AKUT • menurunnya fungsi ginjal secara mendadak yang terlihat pada penurunan Glomerulo Filtra?on Rate (GFR) atau Tes Kliren Krea@nin (TKK) dan terganggunya kemampuan ginjal untuk mengeluarkan produk-‐produk sisa metabolisme • disertai oliguria sampai anuria • terjadi katabolisme protein berlebihan yang dipengaruhi oleh 1) berat ringannya penyakit, 2) gangguan fungsi ginjal, 3) status gizi pasien, dan 4) jenis terapi yang diberikan
C. DIET PENYAKIT GINJAL KRONIK • penurunan fungsi ginjal yang cukup berat secara perlahan-‐lahan (menahun) disebabkan oleh berbagai penyakit ginjal • bersifat progresif dan umumnya @dak dapat pulih kembali • Apabila nilai GFR atau TKK < 25 ml/menit, diberikan diet rendah protein
D. DIET TRANSPLANTASI GINJAL • cara menggan@ ginjal yang sakit dengan ginjal donor • sering terjadi hiperkatabolisme protein, kegemukan, dan hiperlipidemia • Diet bulan pertama: energi cukup dengan protein @nggi • setelah itu berubah menjadi energi dan protein cukup • penyusunan diet dilakukan secara individual
E. DIET DIALISIS • penurunan fungsi ginjal berat, di mana ginjal @dak mampu lagi mengeluarkan produk-‐ produk sisa metabolisme, mempertahankan keseimbangan cairan elektrolit, serta memproduksi hormon-‐hormon • Anjuran diet didasarkan pada frekuensi dialisis, sisa fungsi ginjal, dan ukuran tubuh
F. DIET BATU GINJAL
• terbentuk bila konsentrasi mineral atau garam dalam urin mencapai nilai yang memungkinkan terbentuknya kristal, yang akan mengendap pada tubulus ginjal atau ureter. • garam kalsium, fosfat, oksalat, serta asam urat • faktor resiko: Hiperkalsiuria, hiperurikosuria, hiperoksalouria, rendahnya volume dan pH urin • Asupan cairan yang @nggi (2,5 – 3 liter/hari) dapat menghasilkan paling kurang 2 liter urin/ hari, dapat mencegah terbentuknya berbagai jenis batu ginjal.
ü Separuh cairan hendaknya adalah air pu@h terbentuk bila konsentrasi mineral atau garam dalam urin mencapai nilai yang memungkinkan terbentuknya kristal, yang akan mengendap pada tubulus ginjal atau ureter. ü garam kalsium, fosfat, oksalat, serta asam urat ü faktor resiko: Hiperkalsiuria, hiperurikosuria, rendahnya volume dan pH urin ü Asupan cairan yang @nggi (2,5 – 3 liter/hari) dapat menghasilkan paling kurang 2 liter urin/hari, dapat mencegah terbentuknya berbagai jenis batu ginjal. ü Separuh cairan hendaknya adalah air pu@h
11. DIET GOUT ü penyakit artri@s yang disebabkan oleh metabolisme abnormal purin yang ditandai dengan meningkatnya kadar asam urat dalam darah ü terbentuknya @mbunan kristal berupa garam urat di persendian yang menyebabkan peradangan sendi pada lutut dan/atau jari ü Diet rendah purin, rendah lemak, cukup vitamin dan mineral ü Diet dapat menurunkan berat badan.
•
12. DIET KANKER ATAU NEOPLASMA MALIGNA pembelahan dan pertumbuhan sel secara abnormal yang @dak dapat dikontrol sehingga cepat menyebar
• merusak jaringan tubuh sehingga mengganggu fungsi organ tubuh yang terkena • Gangguan gizi disebabkan kurangnya asupan makanan, @ndakan medik, efek psikologik, dan pengaruh keganasan sel kanker • kanker keadaan berat disebut cachexia: anoreksia, penurunan berat badan, gangguan refleks, lemas, anemia, KEP, dan keadaan deplesi secara keseluruhan
13. DIET AIDS
•
(The Acquired Immuno Deficiency Syndrome) tahap akhir penyakit infeksi yang disebabkan
oleh HIV (Human Immuno Deficiency Virus) yang dapat menimbulkan infeksi pada sistem organ tubuh termasuk otak sehingga menyebabkan rusaknya sistem kekebalan tubuh
• resiko ter@nggi: Memburuknya status gizi KRN kurangnya asupan makanan, gangguan absorpsi dan metabolisme zat gizi, infeksi oportunis@k dan kurangnya ak@vitas fisik
• Kurangnya asupan makan disebabkan oleh anoreksia, depresi, rasa lelah, mual, muntah, sesak nafas, diare, infeksi, dan penyakit saraf • terapi diet dan konsultasi gizi sangat diperlukan dalam upaya penyembuhan