Volume 10, Nomor 3, September 2009
tssN
1411
- 3384
Diduktiku Jurnal Pendidikan Pengemb angan Kurikulum dan Teknologi Pembelujaran
Lambang Subagiyo
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Edutainment untuk Meningkatkan Kompetensi sains siswa SMP di Kota Samarinda
Benyamin Matius
Pengembangan PeFengkat Pembelajaran pada Pelajaran Sains Kelas V SD Kajian Peristiwa Alam dan Sumber Daya Alam dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Sudarman
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (MpBM) dan Kernampuan Berpikir Kritis terhadap hasil Belajar Ekonomi Siswa MAN 2 Samarinda
Elsje
Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif N u m bered Heads Together (NHT) pada Sekolah Multietnis terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Kognitif Sains Biologi Siswa SMP Samarinda
T
Maasawet
Nasir Usman
Faktor - faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru SMA l-ab School Unsyiah Darussalam Banda Aceh
Ranti Jumiarni
Peningkatan hasil Belajar Siswa Kelas Xl Program Bahasa SMA Negeri Tarakan dalam Menganalis Unsur Kebahasaan melalui Permainan Acak Kata
Jawatir Pardosi
Persepsi Mahasiswa terhadap Mutu Pembelajaran di Fakultas Keguruan dan llmu Pendidikan Universitas Mulawarman Samarinda
Yusrizal
Validitas Prediktif Nilai Rapor SMA terhadap Tiga Mata Kuliah Pokok Mahasiswa Jurusan Fisika FKIP Universitas Syiah Kuala yang Diterima melalui Jalur USMU
Endah Sarastiningsih lndo Ugi
Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Kelas Vll - 2 SMPN I O Tarakan pada Materi Operasi Bentuk Aljabar Menggunakan Alat Peraga
Cut Zahri Harun
Peningkatan Kompetensi Guru melalui Program Sertifikasi (Penelitian pada Guru SMK Se - Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam melalui Penilaian Portofolio)
Terakreditasi B berdasarkan
Halaman 1g2 - 275
SK. No. 55a/DlKTl/Kep/2006 Jakarta, 31 Oktober 2006
Fakultas Keguruan dan llmu Pendidikan Universitas Mulawarman Samarinda, Kalimantan Timur
,t
Volume 'l 0, Nomor 3 September 2009
lssN 1411 - 3384
Didaktika Iurnal Pendidikan Kurikul u m dan Te knologi P emb elaj aran Pe ng em b an g an
Terbit tiga kali setahun pada bulan Januari, lvlei, dan Septembei. Berisi tulisan yang diangkat dad hasil penelitian dan kajian krit is di bidang pendidikan, pengembangan kurikulum dan teknologi pembelajaran
Ketua Penyunting Dwi Nugroho Hldayanto
Wakil KetUa Penyunting Suriaty
Penyunting Pelaksana Lambang Subagiyo
Penyunting Ahli Z.A. lmam Supardi (Universitas Negeri Surabaya) C. Rudy Prihantoro (Universitas Negeri Jakarta) Hari Sutrisno (Universitas Negeri Yogyakarta) Lambang Subagiyo (Un ive6 itas Mulawarman) Dwi Nugroho Hidayanto (Universitas Mulawarman) Sapto Haryoko (Uniyersitas Negeri M aka ssar) Kir Haryono (Universiias Negeri Yogyakarta) Ad Wahyudi (Universitas Negeri Surabaya) Suhadono (Udi versitas N€eri Surabaya) lchrar Asbar (Universitas Mu lawarman) Basrowi (Universitas Lampung)
Pelaksana Tata Usaha Rusdiana Safrudiannur
Jumal Didakika diterbitkan kali pertama Januad 2fir0 (Vol. 1 No. 1 Januari 2000) oleh FKIP Universltas Mulawarman Penyunting menerima sumbangan tulisan yang belum pernah diterbitkan dalam media lain. Naskah diketik dalam kertas ukuran A4 spasi satu lebih kurang t halaman dengan format seperti tercantum pada halaman kulit dalam belakang. Harga langganan 3 nomor setahun Rp. 150.000,00 (termasuk ongkos kirim). Uang langganan dapat dikirim dengan wesel ke alamat PenerbiURedaksi atau melalui Bank Mandiri Nomor Rekening; 148-0'l-0004738574 atas nama Jumal llmiah Didaktika Alamat PenerbiuRedaksi: Sekretariat FKIP Universitas Mulawarman, Jl. Muara Pahu Gunung Kelua, Samarinda 75123, Telp. (0541) 7076455.
Email:
[email protected]
FAKTOR.FAKTORYANG MEMPENGARUHI KINERJAGURU SMA LAB SCHOOL UNSYIAH DARUSSALAM BANDA ACEH Nasir Usman
Abstract. Teachers' peiormance is the main factor that influence human resources in national development.This study is aimed to describe factors that influence teachers performance of SMA Lab School Unsyiah. lnquiry qualitative interactive is the approach used in this study. The data was collected through observation, interview and documentation. The subjects gf the research were school principat, vice pincipal and teachers. The resuft of' the research showed that the following tactors inttuence teachbrs . performance: 1) lndividual faptor including thei intellectual capacity, professionalism, motivation, and perception; 2) School organization including vision, mission, objective, program, facilities, and management; 3) School environment including intemal and external environment that reflecting condusive condition, culture lmprovement, and communlty pafticipation in te
.
achi ng leami ng process.
Keywords: Teachers peiormance,
school environment
Guru merupakan salah satu tenaga pendidik yang dianggap populer karena berhadapan langsung dengan siswa atau peserta didik. Kineria guru yang selama ini menjadi wacana dalam meningkatkan mutu manusia atau SDM, telah menjadikan guru sebagai salah satu isu sentral pendidikan secara nasional. Persoalan guru adalah persoalan pendidikan, dan persoalan pendidikan adalah persoalan bangsa. Begitulah kira-kira kalangan praktisi pendidikan menggiring isu tentang guru dalam upaya meningkatkan profesionalime guru. . Permasalahan yang muncul ternyata sangat kompleks, tidak hanya menyangkut mutu guru itu sendiri saja, tetapi menyangkut hal-hal yang mempengaruhi mutu guru, seperti profesionalisme, sistem perekrutan, pembinaan, kesejahteraan, renumerasi dan lain sebirgainya. Sebagai salah satu elemen terpenting dalam tenaga kependidikan, persoalan guru menjadi krusial karena tuntutan stakeholder pendidikan telah mengarah kepada mutu. Mutu sebagai tuntutan telqh menjadi isu dalam pendidikan, sebab masyarakat pengguna jasa pendidikan menganggap bahwa mutu pendidikan yang baik akan menjamin lulusan pendidikan memperoleh pekerjaan yang layak dan dapat melanjutkan ke jenjang pendidlkan yang lebih tinggi. Berbagai hat yang mempengaruhi mutu guru, perlu menjadi perhatian Para stakeholder pendidikan, terutama para pengelola persekolahan. Pengelola persekolahan seperti kepala sekolah dan wakil kepala sekolah perlu memperhatikan dan melakukan kesiapan persekolahan dalam menghadapi pembenahan mutu guru dengan memperhatikan mutu dari segala bidang, seperti manajemen dan adminstrasi, kurikulum, fasilitas, dan budaya organisasi sekolah yang kondusif, yang memungkinkan guru sebagai garda terdepan dalam proses pendidikan dapat melayani kepentingan dan kebutuhan slakeholder pendidikan.
Untuk memenuhi situasi yang dikemukakan di atas, maka mutu sumber daya manusia guru di setiap negara harus ditingkatkan. Kinerja guru yang bermutu dapat mempengaruhi kemampuan dan motivasi, dan merupakan unjuk kerja seseorang dalam melaksanakan tugas{ugas yang telah dipercayakan kepadanya sesuai d-gngan fungsi dan kedudukannya (Usman, 2007:7 4). Buraian di atas, dapat meniadi rujukan bahwa kinerja guru merupakan faktor diterminan dalam keberhasilan pendidikan. Pendidikan sebagai
Nasir lJsman adalah Dosen ltmu Pendidikan FKIP Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh
Nasir Usman, Faktor-fal1or yang Mempengaruhi Kineria 229
leading sector dalam pembangunan bangsa, divakini secara emperik akan memberi
kontribusi kepada pembangunan sumberdaya manusia. Melalui pendidikan, manusia akan diberikan peng?tahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kehidupan yang dibutuhkan dalam pembangunan bangsa. Dalam upaya melakukan perbaikan sistem pendidikan agar profesionalisme guru tercapai, maka berbagai aspek dalam upaya tersebut harus diprioritaskan. Skala prioritas dalam membangun dan melakukan perubahan terhadap sistem pendidikan sebagai bagian dari reformasi pendidikan, adalah melakukan berbagai pembaruan dalam berbagai aspeknya. 'Tiga aspek dasar yang perlu diperbarui adalah aspek regulatori; aspek profesionalitas; dan aspek manajemen' (Zamroni, 2001:11). Ketiga aspek ini diyakini mampu memberdayakan seluruh sistem penyelenggaraan pendidikan, dan ketiga aspek inilah pada dasarnya yang terabaikan dalam sistem penyelenggaraan pendidikan secara rasional sehingga berimplikasi luas terhadap mutu penyelenggaraannya, terutama mutu guru dan peserta didik. Ketiga aspek tersebut merupakan prioritas agar profesionalisme guru terpenuhi, aspek regulatori berkaitan erat dengan berbagai perundangan dan peraturan yang dapat menyerap segala sesuatu yang berkaitan dengan peningkitan profesionalisme guru, termasuk sistem renumerasi agar guru terlindungi dan terjamin keamanannya dalam melaksanakan tugas. Aspek profesionalitas merupakan aspek substantif dari profesi keguruan, salah satu upaya agar tercapai reformasi di seKor pendidikan adalah dengan meningkatkan profesionalisme guru sesuai dengan standar kecakapan dan pelayanannya, sehingga kinerja guru dapat dilihat seberapa jauh ia mampu melakukan tugas sesuai dengan tuntutan profesi keguruan tersebut. Sedangkan aspek manajemen berkaitan dengan sistem penataan yang dapat menciptakan suasana kondusif bagai pelaksanaan tugas kependidikan oleh setiap guru, baik di dakam kelas maupun di luar kelas. Melihat begitu urgensi profesionalitas guru agar tuEas dan kinerjanya terpenuhi sesuai dengan tuntutan tugas tersebut, maka upaya meningkatkan profesionalitas guru sebagai bagian dari tenaga kependidikan merupakan suatu keharusan dalam rangka memenuhi tuntutan reformasi di seKor penciidikan. Karena begitu pentingnya profesionalisme guru dan ia menjadi prasarat untuk melakukan reformasi di sektor pendidikan.
METODE
Penelitian ini, digunakan pendekatan kualitatif. Metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan inquiry qualitative interactive, yaitu sebuah studi mendalam yang menggunakan teknik berhadapan langsung dengiir orang di dalam latar alamiah'mereka dalam pengumpulan data (McMillan dan Schumacher, 200'1:35). Pendekatan kualitatif dalam perielitian ini tidak bermaksud menemukan sebuah model melalui studi eksperimen, tetapi cenderung mencari informasi yang tepat tentang tujuan penelitian sehingga ditemukan informasi yang akurat tentang faKor-faktor apa yang mempengaruhi kinerja guru SMA Lab School Unsyiah dalam melaksanakan tugas pokoknya. Pendekatan kualitatif berusaha memahami, menemukan dan menafsirkan makna dari peristiwa interaksi perilaku manusia dalam situasi tertentu. Dengan karakteristik seperti itu, maka pendekatan penelitian ini tepat jika menggunakan pendekatan kualitatif. Bogdan dan Biklen (1982 : 27 -3O) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif memiliki karakteristik sebagal berlkut : (1) Qualitative research has the naturat setting as direct of data and the reseachers is the key instrument. (2) Qualitative research rs descriptive. (3) Qualitative research are concemed with process rather than simply with outcomes or procucts. (4) 'Meaning" is of essential concem to the qualitative approach.
230 Didaktika, Volume 10, Nomor3,
September 2009
Sebagai salah satu bentuk pendekatan kualitatif, maka penelitian kualitatif interaktif ini tidak bermaksud untuk menguji teori. Meskipun tidak mungkin melepaskan diri dari telaah atau kajian teoritis, namun perlu dinyatakan bahwa telaah dJn kajian teoritis tersebut hanya digunakan untuk membantu peneliti dalam merumuskan sejumlah permasalahan bayangan
(foreshadowed problems) dan alat bantu analisis. Karena itu, perlu ditegaskan bahwa penelitian ini lebih diarahkan. pada upaya memahami faktor-faktor afia saja yang mempengaruhi kinerja guru pada sMA Lab school unsyiah Darussalam Banda Aceh. HASIL
fg$qr-faktor yang mempengaruhi kinerja guru dapat dilihat dari segi: (.1) lndivid'rl guru ,itu sen{iri, baik dipandang dari kemanpuan profeiional,
intelet
dan persepsi guru; (2) ini.
1. lndividu
FaKor individu dalam meningkatkan kinerja guru dapat dilihat dari kemampuan intelektual, kemampuan profesional, moiivasi, dan persepsi guru. secara lebih rinci
diuraikan berikul ini
a.
Kemampuan lntelektual Dari hasil data dokumentasi SMA Lab School Unsyiah tergambar bahwa kemampuan intelektual guru dapat dilihat dari sisi kualifikasi guru memiliki kemampuan yang sesuai dengan bidang keahlian yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan sekolah.'Dari jumlah guru (25 orang) termasuk kepala sekolah, 6 orang guru sudah berkualifikasi s2, dan lainnya sudah sarjar',a s1. Rekrutmen untuk menjadi guru pada sMA Lab school Unsyiah dilakukan melalui seleksi guru{uru yang dilaksanakan oleh Lab school Unsyiah, dengan tes tulis: Pedagogik, Bahasa lnggris Umum, Mengarang, dan bidang studi yang dibutuhkan. setelah lulus seleksi tes tulis dilanjutkan dengan performance teaching dan wawancara oleh tim dari Unsyiah. Menurut kepala sekolah, guru€uru sMA Lab school Unsyiah memiliki kemampuan intelektual yang memadai dengan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan tugas yang diembannya. Para guru memiliki pengetahuan yang cukup tentang penguasaan maieri, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Lebih lanjut kepala sekolah menyatakan bahwa guru-guru yang ingin melanjutkan pendiaikan, mengikuti seminar, Iokakarya, dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuannya dibeiikan kesempatan oleh kepala sekolah. Menurut hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah dan guru senior terungkap bahwa kemampuan intelektual guru dipandang dari sisi jenjang pendidikan dan kualifikasi ijazah sudah memadai. Hal ini disebabkan sejak proses rekrutmen guru-guru merupakan guru pilihan dari sekolah lain yang mengusai materi pelajaran, penguasaan metode mengajar, dan memiliki komitmen yang tinggi dalam melaksanakan tugas, beMawasan luas dan bermoral/berakhlak mulia.
b.
Kompetensi Profesional Guru Kompetensi profesional guru dapat menunjang penampilan kinerjanya, baik dari segi konseptual maupun praktik. Menurut wakil kepala SMA Lab Schoo/ Unsryiah, kompetensi profesional guru dapat dilihat dari beberapa aspek kemampuan sepbrti: kemampuan membuat silabus, RPP, penguasaan materi pembe{ajaran, penguasaan metode dan teknik pembelajaran, pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber belajar, penguasaan landasan-landasan pendidikan, pengelolaan p,.oses belajar menga,iar, melaksanakan
Nasir Usman, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kineria 231
evaluasi pengajaran, pemanfaatan bimbingan dan konseling, pelaksanaan administrasi
sekolah, dan penelitian tindakan kelas untuk kepentingan pengajaran. Ungkapan di atas, diperkuat oleh hasil wawancara dengan guru senior yang mengungkapkan bahwa kompetensi guru dapat dilihat dari kemampuan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar sebagai berikut : (1) Mempersiapkan rencana pembelajaran dalam bentuk satuan pelajaran pada setiap awal tahun ajaran dan semester. Dari rencana pembelaJaran yang dibuat guru tergambar kemampuan guru dalam menguasai ruang lingkup program pengajaran pada setiap pokok bahasan. Mengelola program belajar mengajar merupakan implementasi dari program pembelajaran yang dirumuskan dalam satuan pelajaran. Menurut para guru, pengelolaan program belajar mengajar merupakan langkah awal dan faktor pendukung dalam menciptakan pembelajaran yang efektif bagi peserta didik. Mengelola kelas dengan membuat tahapan-tahapan kegiatan belajar mengajar secara sistematis berdasarkan situasi dan kondisi peserta didik. (4) Menggunakan media atau sumber belajar seperti buku, laboratarium bahasa, laboratarium IPA merupakan komponen penunjang. terwujudnya proses belajar mengajar yang efeKif. Umumnya guru telah memiliki kemampuan dan kreativitas yang tinggi dalam menggunakan media dan sumber belajar. (5) Mernahami landasan kependidikan seperti etika profesi guru, pemahaman tentang siswa, prinsip-prinsip memotivasi siswa, hubungan sekolah dengan masyarakat dan aspek-aspek lain yang berhubungan dengan tugas pokok guru sebagai bahan acuan atau pegangan guru dalam proses belajar mengajar(6) Metaksanakan program BP/BK untuk membrikan berbagai informasi tentang berbagai konsep dan wawasaR tentang suatu permasalahan, seperti memberikan pengetahuan tentang pentingnya belajar pada peserta didik, kenakalan remaja, narkoba, dan mencari solusi bagi siswa yang memiliki kesulitan belajar, dan memperkenalkan tata tertib sekolah. (7) Melaksanakan evaluasi pembelajaran secara berkala berdasarkan catatan prestasi dan catatan pelanggaran serta sikap siswa. Evaluasi pembelajaran dikelompokkan dalam ulangan harian, ulangan blok, ulangan akhir semester' Guru dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran diawali membuat soal-soal dengan mengkombinasikan antara pendalaman materi dengan latihan soal.agar siswa terbiasa menghadapi tes, soal-soal umumnya, dan menonjolkan siswa dalam menganalisis permasalahan. (8) Melaksanalian administrasi sekolah untuk kelancaran proses belajar mengajar. Administrasi sekolah yang dikerjakan guru seperti: (a) satuan pelajaran yang dilaksanakan guru melipuii empat koniponen utama, yaitu butir pembElajaran, tujuan pembelijaran umum, tujuan pembelajaran khusus, dean kegiatan belajara mengajar; (b) program semesteran dikembangkan dalam bentuk satuan pembelaiaran, dan disusun berdasarkan permata pelajaran untuk jangka waktu satu semester yang mengacu kepada .-kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP); (c) program kegiatan ekstra kurikuler diperuntukkan kepada guruguru yang membina Osis, Pramuka, Kesenian, dan Olahraga.
(2)
(3)
.
c.
'
Motivasi Kerja Guru Berdasarkan hasil wawancara dengan para guru-guru SMA Lab Schoo/ Unsyiah menyatakan bahwa motivasi merupakan salah satu faktor penunjang kinerja guru. Dalam proses pengajaran, motivasi sangat berpengaruh terhadap dunia kerja karena seseorang guru akan memiliki rasa yang sangat dekat untuk meningkatkan kinerjanya' Hal ini akan menjadi dasar motivasi yang kuat untuk turut serta dalam meningkatkan kinerjanya. Menurut kepala sekolah motivasi kerja guru sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dari kesediaan guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan, adanya inisiatif untuk mandiri, dan ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas-tugas.
232 Didaktika, Volume
10, Nomor 3, Septem6er 2009
Lebih lanjut kepala SMA Lab Schoo/ mengemukakan bahwa motivasi guru-guru terhadap hal-hal baru yang berkaitan dengan pekerjaannya dan lingkungan kerjanya sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari kemauan guru mengikuti berbagai seminar, pelatihan, dan menambah wawasan melalui buku-buku dan internet, serta melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Dari hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah, terungkap bahwa motivasi kerja guru cukup baik, karena tugas{ugas yang dibebankan kepada guru-guru dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, memperhatikan ketepatan waktu dan berupaya untuk mencari solusi dengan menggunakan sumber daya yang ada di sekolah. Lebih lanjut para guru menyatakan bahwa mereka termotivasi terhadap perkembangan yang baru di bidang pendidikan, karena tuntutan dan perubahan dalam pelaksanaan tugas. Menurut ketua MGMP, motivasi kerja para guru dapat dikatakan baik, karena.mereka selalu berusaha untuk menyelesaikan tugas secara tepat waKu, dan jika .mehdapat kesulitan mereka meminta bantuan pada teman sejawat dan mendiskusikan kesulitan tersebut melalui wadah MGMP. Kepala sekolah sangat mendukung guru dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Demikian juga dengan penataan fisik sekolah dan penggunaan komputer untuk menangani data siswa di sekolah.
2. Persepsi Guru Menurut para guru SMA Lab Schoo/ Unsyiah, kinerja guru merupakan suatu keharusan untuk tercapainya mutu pendidikan. Kinerja guru merupakan salah satu upaya mengaktualisasikan diri dalam rangka menghadapi tantangan dalam proses pendidikan. Pengembangan mutu kinerja guru lebih diarahkan pada perbaikan proses belajar mengajar. Dalam peningkatan kemampuan guru, mereka mengharapkan kepala sekolah dapat memelihara fasilitas belajar yang telah ada dan menambah fasilitas yang lebih optimal. Hal ini dirasakan oleh guru sebagai tuntutan dalam menghadapi globalisasi dan reformasi pendidikan. Lebih lanjut para guru SMAN Lab Schoo/ Unsyiah mengemukakan bahwa umumnya para guru sadar terhadap tuntutan globalisasi, sehingga menuntut mereka untuk tetap mengembangkan wawasan dan keterampilan. Karena itu mereka bersedia menerima inovasi-inovasi yang disampaikan oleh kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan instruktur.
3. Organisasi Faktor yang mempengaruhi peningkatan kinerja guru dilihat dari sisi organisasi yaitu tergambar dari suatu sistem yang diwujudkan dari perilaku yang ditampilkan oleh seluruh personil sekolah. Menurut kepala SMA Lab Schoo/ Unsyiah semua personil sekolah memiliki kontribusi yang sama dalam memajukan organisasi sesuai dengan tugas dan peran masing-masing personil sekolah. Secara formal tugas dan kewenangan personil tergambar dalam struktur organisasi. Menurut hasil wawancara dengan kepala sekolah dalam organisasi sekolah diciptakan suatu kondisi adanya keterlibatan seluruh personil sesuai dengan struktur organisasi. Struktur organisasi merupakan gambaran pembagian tugas dan kewenangan bagi setiap personil, baik datam pelaksanaan tugas pokok maupun dalam menduduki suatu posisi. Labih tanjut wakil kepala SMA Lab Schoo/ Unsyiah mengemukakan bahwa struktur organisasi merupakan penjabaran, kewenangan, dan kewajiban setiap personil yang dituangkan dalam program kerja tahunan, serta diimplimentasikan dalam program semesteran, bulanan, mingguan, dan harian. Pernyataan di atas, didukung oleh hasil wawancara dengan guru koordinator kurikulum yang mengemukan bahwa organisasi merupakan wadah dan proses yang menjadi tempat dan pedoman bagi setiap personil dalam melaksanakan kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler.
Nasir Usman, Faktor-lsktor yang Mempengaruhi Kineria 233
4. Lingkungan Sekolah FaKor lingkungan eksternal mempengaruhi kineria guru dilihat dari sudut
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pergeseran nilai dan budaya masyarakat. Menurut pendapat para guru SMA Lab Schoo/ Unsyia-h, bahwa tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempengaruhi sikap-dan animo masyarakat yang tinggi dari masyarakat terhadap tuntutan mutu kinerja guru. Hal ini disebabkan karena mereka menginginkan peserta didik memiliki pengetahuan dan teknologi serta moral yang tinggi pada masa akan datang. Pemyataan ini didukung oleh pendapat kepala sekotah yang mengungkapkan bahwa partisipasi masyarakat tergambar dari harapan orang tua siswa terhadap mutu pendidikan anaknya dalam memilih lekolah merupakan faktor pendukung kinerja guru di sekolah. Lebih lanjut kepala sekolah mengemukakan bahwa tuntutan perubahin lptek, globalisasi menjadi harapan yahg tinggi bagi orang tua siswa, tergambar dari tingginya kemauan orang tua memilih SMA Lab Schoo/ Unsyiah. Lebih lanjut para guru mengemukakan bahwa harapan yang tinggi dari siswa' animo masyarakat, dan komitmen untuk mempertahankan citra sekolah dikalangan masyarakat turut menjadi pendorong bagi kami meningkatkan mutu kinerja guru. Faktor peranserta masyarakit daiam progrim peningkatan mr:tu sekolah ditandai dengan berfungsinya. komite sekolah. Komite sekolih juga memiliki peranan yang sangat penting sebagai penghubung dengan pihak-pihak ekstemal (masyarakat, tokoh.tokoh agama, Dinas Pendidikan Kabupaten/ Provinsi, dan Pemda). Komite sekolah juga memiliki peranan penting dalam kontrol mutu pendidikan. Menurut kepala sekolah, faktor budaya terhadap pencapaian tujuan program peningkatan mutu, ditandai dengan adanya program pembelajaran siswa secara lull day, dan kegiatan ekstrakurikuler lainnya. Program tersebut diadakan atas dasar keinginan orang tua dan masyarakat. PEMBAHASAN Faktor yang mempengaruhi kinerja guru dapat dilihat dari tiga aspek yaitu individu guru itu sendiri, irganisasi, Ian lingkun-gan. Dilihat dari individu guru, umumnya memiliki [emarpuan intelektual, motivasi, din persepsi yang positif terhadap tugas dan fungsinya. Umumnya guru€uru SMA Lab Schoo/-Unsyiah telah memiliki keahlian yang dibutuhkan dalam kegiitan Jekolah. Dari jumlah guru sebanyak 25 orang, 2 orang berkualifikasi 53, 6 orang berkualifikasi 52, dan lainnya berkualifikasi S l . Guruguru direkrut dari guru-guru yang memiliki komitmen dan motivasi yang tinggi dqlam memajukan sekolah. Dari hasil penelitian pada SMA Lab. School Unsyiah ditemukan bahwa kompetensi profesional guru dllihat dari aspek profesi telah menggambarkdn adanya kemampuan guru dalam mem-buat satuan pefajaran, penguasaan materi pembelajaran, pengelolaan..kelas, penggunaan media dan sumber belajar, . penguasaan landasan-landasan pendidikan, p"ni6lola"n proses belajar mengajir, melaksanakan evaluasi pengajaran, dan pemlnfaatan bimbingan k6nseling, pelaksanaan administrasi sekolah, dan penelitian tindakan kelas untuk kepentingan pengajaran. Temuan di atas meiupa'kan- kompetensi dasar yang harus dimiliki guru dan diterapkan dalam setiap proses pembelajaran. Kompetensi tersebut memiliki pengertian dan pengetahuan tentang apa dan bagaimana seharusnya seorang guru melakukan tugas potofnyi. Johnson datam Abin Syimsuddin (1998) bahwa setiap kompetensi pada dasarnya mempunyai 6 unsur yaitu: i11 peformance: penampilan sesuai bidan profesinya; (2) subject component: penguasaan bahan/substansi pengetahuan dan keterampilan teknis sesuai-bidang profesinya; (3) professional: subtansi pengetahuan dan keterampilan teknis sesuai bidang profesinya; (4) process: kemampuan intelektual seperti berpikir logis,
234 Didaktika, Volume
10, Nomor
3, September 2009
pemecahan masalah, kreatif, membuat keputusan; (5) adjustment: penyesuaian diri; (6) affltude: sikap, nilai kepribadian. Dilihat dari kompetensi yang harus dimiliki guru, profesionalisme guru merupakan tuntutan dalam pelaksanaan tugas pokok. profesionalisme merujuk kepada sikap guru yang tercermin dari akumulasi dari persepsi, loyalitas, komitmen, dan dedikasi guru terhadap kinerjanya. Oleh karena itu setiap guru hendaknya memiliki sikap profesionalisme. Anwar dan Sagala (2004:102) mengemukakan bahwa "Profesionallsme sebagai sebuah pandangan untuk selalu berpikir, berpendirian, bersikap, bekerja dengan sungguh-sungguh, bekerja keras, bekerja sepenuh waktu, disiplin, layalitas tinggi, dan penuh dedikasi untuk keberhasilan pekerjaannya". Berdasarkan kutipan di atas, jelaslah bahwa dalam proses belajar mengajar menuntut peran guru sebagai tenaga profesional. Dalam hal ini Olivia dalam. Usman (2OO7:232) mengemukakan bahwa sepuluh peran guru yaitu sebagai : ('t) pence.renfah; (2) nara sumber; (3) fasilitator; (4) konselor; (5) pemimpin kelompok; (6) tutor; (7) manajer; (B) kepala.laboratorium; (9) perancang ptegram; (10) manipulator, untuk mengubah situasi pembelajaran menjadi lebih baik. Guru sebagai pekerjaan profesional hendaknya memiliki ciri-ciri kemampuan inteleKual yang diperoleh melalui pre-serulc e training yang menggambarkan spesialisasi bidang keahlian yang mampu diimplimentasikannya dengan berbagai teknik dan metode sesuai dengan keterampilan yang dituntun dari pelaksanaan tugas pokoknya. Sikap profesionalisme guru merupakan salah satu faktor tenrvujudnya sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Untuk itu pimpinan sekolah perlu mengembangkan potensi guru dengan secara berkesinambungan dan terprogram, dimulai dari rekrutmen guru, penempatan guru, dan pengembangannya. Untuk mewujudkan sikap profesionalisme guru selain faktor yanE telah dikemukakan di atas, motivasi guru baik seeara intrinsik maupuR ekstrinsik merupakan faktor pendukung terhadap terwujudnya profesionalisme guru. Temuan penelitian mengungkapkan guru{uru memiliki motivasi yang tinggi dalam pelaksnaan tugasnya. Hal ini tergambar dari ketepatan dan partisipasi aKif dalam berbagai kegiaian dan dalam penyelesaian tugas yang telah dibebankan. Motivasi kerja merupakan daya penCorong bagi setiap guru untuk melaksanakan berbagai kegiatan. Herzberg (1966) dalam Lesley Kydd (2004:15) yang telah mengamati bahwa di dalam organisasi, para pekerja akan memiliki motivasi yang tinggi bilamana: 1) Pekerjaan itu sendiri secara intrinsik memuaskan dan menantang. 2) Para karyawan memiliki peran dalam pengambilan keputusan dan terlibat di dalam manajemen pembantu di dalam organisasi bersangkutan. 3) Pekerjaan yang sukses akan menuntun kepada pengakuan dan kemungkinan akan kemajuan karier. Dari kutipan di atas jelaslah bahwa motivasi yang ada pada setiap orang akan dapat memberikan energi yang mampu menggerakkan segala potensi yang ada dan dapat mewujudkan keinginan yang tinggi serta dapat meningkatkan berbagai kreativitas pada diri seseorang. Perwujudkan motivasi pada diri setiap guru dalam memupuk semangat kerja menuntut kepala sekolah atau pimpinan organisasi untuk memperhatikan dan memelihara motivasi guru dengan berbagai kebijakan, program, komunikasi, budaya sekolah, kepemimpinan, dan kepuasan kerja yang diciptakan untuk semua personil sekolah secara efektif. Hal ini sesuai dengan De Roche dalam Usman (2007:93) mengemukakan bahwa yang dapat memuaskan guru adalah keterlibatan guru dalam membuat keputusan sekolah, pengakuan yang dirasakan guru, hubungan antar personal yang terjadi dalam lingkungan kerja dan otoritas yang diterima oleh guru. Persepsi merupakan wawasan guru yang tercermin dari tanggapan setiap guru dalam memahami tugas pokoknya. Oleh karena itu pimpinan organisasi hendaknyd mampu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang. lndrawijaya (2000:48-45) mengemukakan bahwa proses persepsi ditentukan baik oleh faKor luar maupun oleh faktor di dalam manusianya sendiri, yang dikategorikan atas lima hal, yaitu :
Nasir Usman, Faktor-fat{tor yang Mempengaruhi Kinerja 235
Faktor lingkungan, yang secara sempit hanys menyangkut warna, bunyi, sinar, dan secra luas dapat menyangkut faktor ekonomi, social dln fiolitik. 2) l-aktor konsepsi, yaitu pendapat dan teori seseorang tentang manusia dengan segala tindakannya. Faktor yang berkaitan dengan konsep seseorang tentang dirinya sendiri (the concept of se/Il. seseorang mungkin saja beranggapan baf,wa diririyarah-yang terbaik, sedangkan orang lain selalu kurang baik dari dirinya sendiri. Faklor berhubungan dengan motif dan tujuan, yang pokoknnya berkaitan dengan dorongan dan tujuan seseorang dan untuk minaisii[an suatu rangsangan. FaKor pengalaman masa lampiu. mempengaruhi persepsi seseorang diantaranya lingkungan, konsepsi, lot yangpengalaman. ,----__F?l Konsep dan Untuk itu setiap pimpinan sekolah hendaknya mampu .crtn, memberikan dan menyediakan _berbagai kesempatan yang dapat membentuk peisepsi guru untuk meningkatkan mutu kinerjanya. . . Berdasarkan hasil peneritian menunjukkan bahwa organisasi sekorah merupakan wad.ah dan proses peningkatan mutu kinerji guru yang tergimbar dari suatu sistem dan -dan shuktur yang menjabarkan t:ugas perin personir mas,ing-masing daram .organisasi memberikan kontribusi terhadap. mutu sekolah yang aituangtdn dalair'program kerja tahunan, semesteran, buranan, mingguan dan hariin. -untuk itu setiap organisaJi termasuk organisasi sekolah pedu memberdayakan sumber daya manusia yang'adidalam miufun ai luar .organisasi, sehingga terhimpun energi dalam meningkaikai mutu pendidikan di sekolah. Setiap organisasi memanfaatkan bermacam energi dari lingkungan berupa sumber daya. m.anusia, teknologi, informasi, kebutuhan pelanggin, dan modal. Kesemua energi tersebut diperlukan untuk menggiatkan dan menghidupi'in or.ganisasi (wahyudi dan Akdon, 2005:8). uraian ini member implikasi bahwa iemua orgaiisasi perlu memberdayakan sumber daya.manusia yang ada, sehingga sekorah mampu memberikan produksi dan lasa yang menjad.i tuntutan masyarakat. Untuk itu kepala sekolah sebagai pimpinan organisasi perlu melakukan penataan terhadap tugas dan fungsi guru. Faktor lingkungan merupakan faktor perulng dan tantangan bagi sekorah daram meningkatkan mutu kinerja guru. Dari hasil penelitian tergambar bihwa tiigginya perhatian orang tua peserta didik untuk memilih sekolah'ini untuk mLnyekolahkan anaik-nya ke sekolah y,1ng. mampu. mernberikan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan peiubahan iptek dan.teknologi. Kenyataan ini menggambarkan sekorah sebagai orgaiisasi membutuhkan sumber. daya manusia dan sumbii daya ekonomi untuk riembalntu p"*r*uunin a"n pcrkembangan sekolah. Hal ini senadj dengan apa yang diungkapkan oleh Djatmiko (2002:25.). bahwa: "Organisasi juga narus memiliki lrangisrang terAioix '-untuk mempertahankan seluruh hidupnyJ'. Untuk itu $impinan sekola-h hen-daknya mdnyadari perlunya menghimpun kekuatan dari berbagai sumber daya yang ada untu( menciptakan suatu tradisi akademik yang mampu memberikan berbagai teuutuian yang dibutuhian oleh masyarakat. Maka jelaslah bahwa lingkungan sekolah merupakan faktor penting yang harus jg_grlatiran ole^! seluruh personir sekorah, karena memiriki keterkaitai 6;;u;g i,"upun tidak. langsung terhadap penyelenggaraan berbagai kegiatan di sekolah. uitut< itu teiata sekolah perlu secara kontinu dan terprogram meningkatkan mutu kinerja guru, sehingga mampu memberikan kontribusi terhadap proses pemberajaran yang bermutuiesuai dengan kebutuhan masyarakat. 1)
3)
.. 4) _. 5)
.
.
.
SIMPULAN DAN SAMN Berdasarkan hasil peneritian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi kinerja guru sMA Lab school Unsyiah Daiussalam Banda Aceh turut ditentukan oleh faktor individu, organisasi, dan lingkungan. lndividu guru merupakan
236 Didaktika, Volume
10, Nomor
3, September 2009
faktor kunci dalam meningkatkan kinerjanya. Oleh karena itu, para pimpinan sekolah dan pimpinan pendidikan lainnya hendaknya dapat meningkatkan kemampuan intelektual, motivasi, dan persepsi guru yang positif terhadap tugas dan fungsinya. Pengembangan faktor-faktor individu guru, hendaknya dilaksanakan secara terprogram dengan memperhatikan karakteristik dan kebutuhan guru sebagai manusia. Organisasi sekolah sebagai wadah tempat pelaksanaan tugas guru hendaknya mampu memberikan kesempatan kepada guru untuk memenuhi kebutuhannya, dan harapan sekolah sebagai organisasi. Untuk itu sekolah hendaknya mampu menciptakan sistem kondusif yang tergambar dari struktur organisasi, yang mampu memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan kinerjanya. Lingkungan sekolah yang kondusif hendaknya merupakan salah satu faktor yang harus diwujudkan oleh kepala sekolah untuk melahirkan budaya mutu di sekolah. Kerjasama dan koordinasi yang dilaksanakan kepala.sekolah terhadap pihak-pihak di luar sekolah, sehingga dapat berkontribusi terhadap kelancaran pengembangan mutu kinerja guru.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Qomari & Sagala, Syaiful. 2004. Profesi Jabatan Kependidikan dan Guru sebagai Upaya Menjamin Kualitas Pembelajaran. Jakaia'. Umhaka Press. Bogdan, C. Robert., dan Biklen AK. 1982. 'Qualitative Research for Education; An lntroduction to Theory and Melhods". Boston: Allyn Bacon, lnc Djatmiko, Yayat Hayati. 2OO2. Peilaku Organlsasi. Bandung: Alfabeta. Danim, Sudarwan. 2006. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara Fattah, Nanang & Humammad Ali. 2005. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka lndrawijaya, A.l. 2000. Perilaku Organisasi. Bandung: Sinar Baru Kydd, Lesley, dkk. 2004. Professional Development for Educational Management (Pengembangan Profesional untuk Manajenrcn Pendidikan). Jakarta: crasindo Makmun, Abin Syamsuddin. 1996. Pengembangan Profesi dan Kinerja Tenaga Kependidikan. Bandung: PPS lKlP Mc Millan, James H- & Schumacher, Sally. 2001. Research in Education: A Conceptual lntroduction. New York: Longman Saydam, Gouzali. 2005. . Manajemen Sumber Daya Manusia. Kresna Prima Jakarta: Persada Sutermeister, A. Robert. 1976. People & Productivity. New York: MacGraw Hill. Usman, Nasir. 2007. Manajemen Peningkatan Kineia Guru. Bandung: Mutiara llmu. Wahyudi & Akdon. 2O05. Manajemen Konflik dalam Organisasi. Bandung: Alfabeta. Zamroni. 2O01. Pendidikan untuk Demokiafisasi. Yogyakarta: Bigraft Publishing.