1
Hak Cipta 2014 Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH - German International Cooperation Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Pemerintan Provinsi Kalimantan Barat Semua hak dilindungi undang-undang/Dicetak di Indonesia Penerbit: Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH - Regional Economic Development (RED) Wisma Bakrie 2, Lantai 5 Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B2 Jakarta 12920 – Indonesia T +62 21 579 45740 F +62 21 579 45740 E
[email protected] I www.red.or.id Penyusun: Dyah Manohara Dono Wahyuno Reproduksi: Dilarang mereproduksi publikasi ini baik seluruhnya, maupun sebagian dalam bentuk apapun tanpa seizin dari pemegang hak cipta, kecuali untuk tujuan pendidikan atau nirlaba, dengan ketentuan bahwa pengakuan sumber harus dibuat dan salinannya diberikan kepada GIZ. Disclaimer: Informasi yang terdapat dalam publikasi ini diambil dari sumber-sumber yang diyakini dapat diandalkan. Namun, tidak ada pernyataan atau jaminan yang diberikan sehubungan dengan keakuratan, kelengkapan atau keandalannya. GIZ tidak bertanggungjawab atas setiap akibat/kerugian dari penggunaan isi publikasi ini.
2
Daftar Isi Latar Belakang
4
Penyakit Hawar Benang Putih dan Penyakit Rambut Kuda
26
Pendahuluan
5
Penyakit Jamur Upas
27
Hama Bunga
6
Pengendalian Hama dan Penyakit Secara Terpadu
28
Budidaya Anjuran: Integrasi Lada dengan Ternak
41
Hama Buah
7
Hama Penggerek Batang
8
Pengendalian Hama Tanaman Lada
11
3
LATAR BELAKANG RED adalah salah satu proyek kerjasama antara Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) beserta Kementerian Federal Jerman untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ). Program ini diimplementasikan oleh Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) dengan berusaha meningkatkan daya saing wilayah melalui jalur pertumbuhan ekonomi guna kelanjutan yang lebih baik. Melalui pendekatan yang terpadu, RED: Membantu pemerintah Indonesia pada tingkat nasional dalam menyiapkan kerangka dan programprogram sektor yang koheren serta kondusif bagi Pengembangan Ekonomi Lokal dan Wilayah (LRED). Penyediaan layanan ini guna memfasilitasi berbagai inisiatif LRED di seluruh Indonesia. Mendukung mitra pada tingkat wilayah di Jawa Tengah, Kalimantan Barat, dan Nusa Tenggara Barat untuk memajukan sektor-sektor terpilih dan menciptakan lingkungan yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan bisnis secara lebih baik, berdasarkan kebutuhan lokal.
Di Kalimantan Barat, RED mendukung Wilayah Singbebas, yang terdiri dari Kota Singkawang dan dua kabupaten, yakni Bengkayang dan Sambas. Dukungan tersebut antara lain: Penyusunan Strategi Pengembangan Ekonomi Wilayah, berdasarkan prioritas wilayah dan provinsi; Promosi Sektor Wisata, termasuk promosi pasar produk pariwisata yang potensial, seperti tenun, kopi dan kerajinan bidai; Promosi Rantai Nilai Lada Putih; Penciptaan lingkungan bisnis yang kondusif melalui Survai iklim Usaha, Analisis Dampak Regulasi dan promosi Pelayanan Perizinan Bisnis Satu Pintu. 4
PENDAHULUAN Singbebas merupakan daerah potensial penghasil lada putih. Budidaya lada/sahang di Singbebas telah berkembang cukup lama. Sebagai penegak tanaman lada digunakan kayu mati dan/atau tanaman hidup (Gamal/Rasidi dan Simpur). Pengetahuan teknik budidaya diperoleh dari orang tua (turun temurun). Produk lada yang dihasilkan adalah lada putih. Hama dan penyakit tanaman lada merupakan kendala produksi yang dihadapi petani di Singbebas. Hama utama yang ditemukan adalah, pengisap bunga, pengisap buah dan Penggerek batang. Penyakit utama yaitu jamur pirang, busuk pangkal batang dan penyakit kerdil/keriting disamping itu dijumpai penyakit lainnya yang bila dibiarkan dapat berkembang menjadi penyakit yang mematikan tanaman, yaitu penyakit hawar benang putih (Thread blight), rambut kuda (Horse hair) dan jamur upas (Pink disease). Kehilangan/kerugian hasil akibat serangan hama dan penyakit dapat ditekan melalui penerapan budidaya lada anjuran (sesuai GAP) yang bersifat ramah lingkungan dan berkelanjutan 5
Hama bunga (Diconocoris hewetti ) Cairan bunga dihisap menyebabkan kegagalan pembentukan buah. Di Bangka, hama ini menyebabkan kehilangan hasil sebesar ± 30%. Serangga dewasa berwarna hitam, panjang ± 4,5 mm; lebar ± 3 mm; hidup selama ± 27 hari. Serangga menjatuhkan diri bila ada gangguan. Bila tanaman digoyang, serangga akan berjatuhan. Telur diletakkan pada tangkai bunga, menetas setelah 10 hari. Anaknya/nimfa sampai dewasa menghisap cairan bunga yang mekar (± 16 hari). Ciri khas : tonjolan di punggung serangga.
Anakan/Nimfa
Serangan berat bunga rusak (berwarna coklat) dan gugur
6
Hama buah (Dasynus piperis ) Cairan buah dihisap, buah menjadi kosong/hampa, kering dan gugur. Serangga dewasa berwarna agak coklat, panjang 12 -13 mm, hidup selama ± 3 bulan. Ciri khas : mengeluarkan bau seperti walang sangit Serangga betina bertelur pada siang hari. Telur diletakkan berkelompok (3-10 butir) pada permukaan daun atau tandan buah muda di bagian tengah tanaman.
Telur
Serangga aktif pagi dan sore hari, siang hari bersembunyi di dalam tajuk tanaman lada. Buah yang diserang hama penghisap buah 7
Hama Penggerek Batang (Lophobaris piperis) Serangga dewasa hitam, kepalanya memanjang seperti belalai. Panjang 3,2 – 4,2 mm, lebar 1,5 – 2,1 mm, dapat hidup 1 – 1,5 tahun. Telur diletakkan pada buku/ruas batang, cabang buah atau pada luka bekas pangkasan. Telur menetas jadi larva (ulat kecil) yang hidup dan makan dalam batang/cabang (±30 hari), menyebabkan gejala layu pada bagian atas batang/cabang yang diserangnya
Gejala serangan penggerek batang (layu/mati sebagian) Gejala ada penggereknya
Larva merusak batang/cabang
8
Larva menggerek, merusak batang
Serangan penggerek batang
9
Musuh alami hama tanaman lada yang ada di lapang : Musuh hama penghisap buah : Anastatus dasyni ; Gryon spp. dan Ooencyrtus sp. hama penggerek batang : Spathius piperis; Eupelmus curculionis Gryon sp. Warna hitam, panjang 1,4 – 1,6 mm
Anastatus dasyni Hitam, 1,5 – 2.0 mm (jantan), 2,0 – 2,4 mm (betina)
Ooencyrtus sp.
Spathius piperis Warna coklat kuning, panjang 3,25 – 4,50 mm (betina); 2,5 – 4,0 mm (jantan)
Jamur Beauveria bassiana; Spicaria sp.
Serangga penggerek batang mati diserang jamur B. bassiana Eupelmus curculionis (warna hitam, panjang 5 mm, lebar 1 mm)
10
Pengendalian hama tanaman lada Konservasi musuh alami. Menyediakan makanan untuk kehidupan musuh alami : Gulma/rumput berbunga misalnya penutup tanah Arachis pintoi. Sekeliling /piringan tanaman lada dibersihkan Pola tanam lada dengan tanaman lain, misal lada campur dengan tanaman kopi, jagung, padi, palawija Melakukan monitoring secara teratur. Bila dijumpai bagian tanaman yang diserang penggerek, segera dipotong dan dimusnahkan Serangga hama pada saat populasinya masih rendah dapat ditekan perkembangannya dengan memusnahkan serangga hama tersebut atau memusnahkan bagian tanaman yang diserangnya. Pemeliharaan tanaman lada secara optimal Memangkas tajar/pohon penegak lada secara teratur Pemupukan berimbang dan tepat waktu Rampasan buah lada pada saat akhir panen (memutus siklus hidup hama buah) Bekas pangkasan ditutup lilin atau dioles insektisida 11
Pengendalian hama tanaman lada Pengendalian dengan insektisida (kimia) Dilakukan secara bijaksana yaitu bila populasi hama tinggi. Bahan kimia/ insektisida disamping mematikan serangga hama, juga dapat mematikan musuh alami serangga hama. Penyemprotan insektisida sebaiknya dilakukan secara serempak, bersama-sama (dalam satu hamparan) Pilih insektisida dengan bahan aktif yang tepat seperti : Carbofuran untuk ulat penggerek dalam batang, cabang. Cypermethrin/deltametrin,/dimethoate untuk serangga dewasanya Deltametrin/sipermetrin/karbosulfan/lamda sihalotrin/BPMC/ Karbaril untuk hama bunga dan hama buah
Pengendalian dengan jamur patogen serangga Jamur Beauveria bassiana dan Spicaria sp. (dapat dilakukan dengan bimbingan petugas lapang/penyuluh perkebunan)
Penutup tanah (Arachis pintoi)
Rumput babadotan 12
Penyakit jamur pirang (Velvet blihgt) Penyakit ini pertama kali ditemukan pada tahun 1989 di Transau, Sanggau Ledo, pada beberapa tanaman lada. Sumber penyakit ini diduga berasal dari luar daerah Singbebas. Saat itu gejala yang ditemukan terdapat pada buah dan sedikit pada tangkai daun, tidak dijumpai serangan pada batang/sulur panjat lada. Pengendalian atau pemusnahan tanaman sakit tidak dilakukan, akibatnya penyakit menyebar ke tanaman dan daerah lain. Penyebaran dapat terjadi dengan cepat melalui bahan tanaman/setek yang diambil dari tanaman sakit kemudian dibawa kedaerah lain. Pada tahun 2002 penyakit jamur pirang ditemukan di pertanaman lada di sekitar Pontianak. Saat ini penyakit jamur pirang merupakan penyakit yang paling berbahaya dan mematikan tanaman lada di daerah Singbebas. Di Sarawak, penyakit jamur pirang tidak merupakan penyakit berbahaya karena secara rutin dilakukan pengendalian dengan cara memusnahkan bagian tanaman sakit. 13
Penyakit jamur pirang (Velvet blight) Merupakan penyakit utama di Singbebas Penyebabnya : kutu tempurung dan jamur Septobasidium sp.
Kutu tempurung (dibawah lapisan jamur)
Lapisan jamur
Tanaman sakit, tampak seperti sehat. Bagian dalamnya telah diserang kutu dan diselimuti jamur
Kutu tempurung menghisap bagian tanaman (dibawah lapisan jamur). Jamur tumbuh menutupi kutu 14
Penyakit jamur pirang (Velvet blight) Lanjutan Serangan lanjut : seluruh batang , cabang, ranting, tangkai daun dan buah diselimuti jamur mengakibatkan kematian tanaman lada secara bertahap/perlahan
Pengendalian : Serangan ringan, pangkas dan musnahkan bagian tanaman sakit
Aplikasi fungisida berbahan aktif Tebuconazol atau tembaga (Cu) setiap dua minggu Aplikasi insektisida yg bersifat sistemik 15
Penyakit jamur pirang (Velvet blight) Lanjutan
Rangkaian gejala 16
Penyakit kerdil/keriting Penyebabnya: virus PYMV dan CMV Tidak menyebabkan kematian, menghambat pertumbuhan (jadi kerdil) dan menurunkan produktivitas . Serangan berat, tanaman tidak dapat berbuah. Serangan ringan, tanaman dapat berbuah tapi tandan buah pendek, buah mengecil.
Tanaman yang menunjukkan gejala sakit tidak boleh dijadikan sumber bahan tanaman (setek/benih)
17
Penyebaran penyakit kerdil/keriting : Alat pertanian : parang, gunting setek yang dipakai pada tanaman sakit lalu dipakai ke tanaman sehat
Serangga : kutu putih, Aphis sp
Bahan tanaman/setek berasal dari tanaman sakit 18
Pengendalian penyakit kerdil/keriting Tanaman sakit di musnahkan (dibakar ditempat) Alat pertanian (parang, pisau, gunting setek) bekas pakai pada tanaman sakit harus dicuci/dibersihkan dulu sebelum dipakai ke tanaman sehat Bahan tanaman/setek harus berasal dari tanaman lada yang 100% sehat. Tidak mengambil setek pada tanaman yang sakit ringqn. Bila ditemukan serangga penyebar penyakit, harus segera dimusnahkan
19
Penyakit busuk pangkal batang Menyebabkan kematian tanaman secara cepat Penyebabnya : Jamur Phytophthora capsici Serangan pada pangkal batang/akar tanaman layu
tanaman mati
Serangan pada daun gejala bercak daun (pinggiran bercak bergerigi seperti renda, nampak jelas pada waktu masih segar) Serangan pada bunga/buah
busuk (hitam)
Gejala layu akibat serangan pada pangkal batang
Bercak daun
Busuk bunga dan buah
20
Penyakit busuk pangkal batang. Lanjutan
Rangkaian gejala serangan jamur P. capsici pada pangkal batang tanaman lada (inzet)
21
Penyakit busuk pangkal batang. Lanjutan
Gejala serangan jamur P. capsici pada akar tanaman lada Penyebarana penyakit terjadi melalui : Aliran air; angin; tanah yang terbawa di kaki orang/hewan yang lewat; alat pertanian dan bahan tanaman
22
Siklus penyakit Phytophthora
Hujan
Zoospora
Pelepasan zoospora
Penyebaran langsung (di dalam tanah)
Sporangia
Penyebaran tidak langsung - Bahan tanaman - Tanah - Alat pertanian - Air - Hewan/ternak
Sakit BPB
Pengendalian penyakit busuk pangkal batang Musnahkan tanaman sakit (bakar di tempat) dan siram dengan bubur bordo atau fungisida tembaga oksiklorida Tanaman di sekitar tanaman sakit tersebut di siram bubur bordo atau fungisida tembaga oksiklorida atau disemprot dengan fungisida yang bersifat sistemik Lakukan perbaikan teknik budidaya seperti : Membuat saluran drainase dan parit keliling Menanam penutup tanah diikuti penyiangan hanya di sekeliling tanaman lada saja Lakukan pemupukan sesuai anjuran dan pangkas tajar hidup sebelum pemupukan Buang sulur cacing dan sulur gantung Hindari perlakuan yang dapat menyebabkan pelukaan akar Alat pertanian bekas digunakan pada tanaman sakit harus dicuci terlebih dulu sebelum digunakan pada tanaman sehat 24
PENYAKIT LAIN Maksud sebutan penyakit lain adalah penyakit yang ditemukan pada saat survey (Desember 2012 dan November 2013) dengan kondisi tidak merugikan (kerusaknnya sedikit/rendah).
Tiga macam penyakit lain :
penyakit hawar benang putih, penyakit rambut kuda dan penyakit jamur upas.
Penyakit tersebut berpotensi menjadi penyakit yang sangat
merugikan, dapat mematikan tanaman lada. menjumpai
Oleh sebab itu
bila
satu tanaman dengan gejala penyakit tersebut, maka harus
segera dimusnahkan/dibakar ditempat supaya tidak menyebar ke tanaman lain.
25
Penyakit hawar benang putih (Thread blight) dan penyakit rambut kuda (horse hair) 2 jenis penyakit tersebut memperlihatkan gejala yang sama
Penyakit hawar benang putih. Tampak pertumbuhan benang-benang putih dipermukaan bagian tanaman sakit. Serangan lanjut: kematian bagian tanaman yang diserang dan terbentuk tubuh buah dari jamur (Marasmius tenuisimus)
Penyakit rambut kuda. Terdapat benang-benang warna hitam , kasar/kaku seperti ekor kuda. Serangan lanjut : kematian bagian tanaman yang diserang dan terbentuk tubuh buah dari jamur 26 (Marasmius equicrinis) )
Penyakit jamur upas (Pink disease) Biasanya penyakit ini dijumpai pada areal dekat atau bekas tanaman karet Penyebabnya : Jamur Corticium salmonicolor Permukaan batang sakit nampak lapisan jamur berwarna putih dan akan menjadi warna merah muda (pink) pada gejala lanjut Penyebaran penyakit terjadi melalui percikan air hujan dan angin yang membawa bagian tanaman sakit yang telah kering
Gejala serangan jamur upas
Pengendalian : pangkas dan musnahkan bagian tanaman sakit. Lakukan penyemprotan dengan larutan bubur bordo atau fungisida berbahan aktif tembaga (Cu) 27
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT SECARA TERPADU Hama dan penyakit sebagai hambatan produksi lada di Singbebas terjadi secara bersama-sama. Terjadinya serangan hama dan penyakit pada tanaman lada merupakan kombinasi dari kondisi tanaman , serangga hama atau penyebab penyakiit dan keadaan lingkungan yang menguntungkan serta mendukung perkembangan dari serangga hama dan penyebab penyakit tersebut. Oleh sebab itu pengendaliannya harus dilakukan secara terpadu (menggabungkan beberapa cara pengendalian) Hasil penelitian : tanaman lada merupakan tanaman yang rakus unsur hara. Untuk mendapatkan produksi lada yang optimum, tanaman memerlukan hara (organik dan anorganik) dalam jumlah yang cukup tinggi dan diberikan tepat waktu. Pengendalian hama dan penyakit secara terpadu terdiri dari perbaikan teknik budidaya lada, melakukan pengendalian hama dan penyakit secara mekanis, hayati dan kimia serta integrasi dengan ternak sehingga akan terwujud suatu sistem agribisnis lada yang bersifat ramah lingkungan dan berkelanjutan
28
Bahan tanaman Bahan tanaman berupa setek dari sulur panjat harus diambil/berasal dari tanaman lada yang benar-benar sehat.
Tanam dalam polibag Bibit siap ditanam (5-7 buku)
Setek pendek (satu buku berdaun tunggal) Setek panjang (5 – 7 buku)
Potong daun-daunnya
Benamkan dalam tanah 10 – 14 hari (keluar akar)
Jenis tiang panjat Hasil penelitian : tanaman lada membutuhkan cahaya matahari 50 – 75%; jadi sebaiknya digunakan tiang panjat hidup/tajar yang daundaunnya dapat dipangkas sesuai kebutuhan tanaman. Syarat tanaman hidup dapat sebagai tajar lada : Tumbuh lebih cepat dari lada; akar lada dapat melekat dengan baik pada batang tajar; Daundaun tajar dapat dipangkas.
Jarak tanam 2,5 X2,5 meter atau 3,0 X 3,0 meter
Persiapan Tanam Lubang tanam : 45 X45X45 cm atau 60X60X60 cm. Lubang dibiarkan terbuka selama 30- 40 hari. Tanah dicampur pupuk kandang/bahan organik. Lubang ditutup kembali.
30
Buat saluran drainase dan parit keliling kebun Jangan ada genangan air di dalam kebun Menanam tanaman penutup tanah. Tanah antara tanaman lada jangan terlalu bersih, tanami dengan penutup tanah misalnya Arachis pintoi
Lakukan penyiangan terbatas. Pembersihan rumput hanya di sekitar tanaman lada
31
Pemeliharaan tanaman lada Pangkas bentuk tanaman lada supaya banyak cabang buah Pangkas/buang sulur gantung dan sulur cacing Pangkas tajar 7 – 10 hari sebelum pemupukan
Pangkas ke I (umur 5-6 bulan) Pangkas II (umur 13-14 bulan) Pangkas III (umur 21 - 22 bulan)
Sulur gantung dan sulur cacing/tanah harus dibuang
Pemangkasan tajar
32
Pemupukan dan komposisinya Tanaman produktif Pupuk 1.600 g NPKMg (12:12:17: 2) per tanaman per tahun. Pemberian pupuk di bagi 3 – 4 kali per tahun dengan perbandingan takaran 4:3:2:1
Keterangan
I
II
III
IV
Waktu pemberian Awal musim 30-40 hari hujan dari I
30-40 hari dari II
30-40 hari dari III
Dosis (g)
640 g NPKMg
480 g NPKMg
320 g NPKMg
160 g NPKMg dan pupuk kandang/bahan organik 5-10 kg
Kondisi tajar gamal/ rasidi yang disarankan
Tajar dipangkas semua
Pangkas ringan
Pangkas ringan
Tajar disisakan 2-3 cabang 33
Pemupukan dan komposisinya Tanaman berumur 13 – 24 bulan
Pupuk 1/4 dosis tanaman produktif = 400 g NPKMg (12:12:17: 2) per tanaman per tahun Pemberiaan pupuk di bagi 3 – 4 kali per tahun dengan perbandingan takaran 1:2:3:4
Keterangan
I
II
III
IV
Waktu pemberian
Awal musim hujan
3 bulan dari I
3 bulan dari II
3 bulan dari II
Dosis (g)
40 g NPKMg, dan pupuk kandang/bahan organik
80 g NPKMg,
120 g NPKMg,
160 g NPKMg,
Kondisi tajar gamal/ rasidi yang disarankan
Tajar dipangkas semua
Pangkas ringan
Tajar disisakan 23 cabang
Pangkas ringan 34
Pemupukan dan komposisinya Tanaman berumur kurang dari 12 bulan Pupuk 1/8 dosis tanaman produktif = 200 g NPKMg (12:12:17: 2) per tanaman per tahun Pemberian pupuk di bagi 3 – 4 kali per tahun dengan perbandingan takaran 1:2:3:4
Keterangan
I
II
III
IV
Waktu pemberian
Awal musim hujan
3 bulan dari I
3 bulan dari II
3 bulan dari II
Dosis (g)
20 g NPKMg, dan pupuk kandang/bahan organik
40 g NPKMg
60 g NPKMg
80 g NPKMg
Kondisi tajar gamal/ rasidi yang disarankan
Tajar dipangkas semua
Pangkas ringan
Tajar Pangkas disisakan ringan 2-3 cabang 35
Cara pemberian pupuk
Mengikis permukaan tanah guludan, taburkan/sebarkan pupuk, tutup kembali dengan tanah kikisan dan tanah sekitarnya. Bahan organik disebarkan juga setelah pupuk, kemudian tutup dengan tanah 36
Pengawasan kebun Pengawasan kebun harus dilakukan secara berkala/rutin, apabila melihat ada gejala serangan hama atau penyakit maka harus langsung dilakukan pengendalian ; - Musnahkan bagian/tanaman terserang - Alat-alat yang dipakai pada pemusnahan tersebut, harus dibersihkan/cuci sebelum dipakai untuk tanaman lain/sehat
Pemusnahan tanaman terserang virus (cabut dan bakar)
Penyemprotan bahan kimia dilakukan pada saat: - Populasi serangga hama tinggi - Pada sekeliling tanaman yang diserang penyakit busuk pangkal batang, menggunakan fungisida bersifat sistemik 37
BAHAN DAN CARA MEMBUAT BUBUR BORDO Bahannya :
Penggunaan bubur bordo:
100 gram terusi (CuSO4) dilarutkan dalam 5 liter air 100 gram kapur tohor atau kapur tembok dilarutkan dalam 5 liter air
Cara membuat bubur bordo: Larutan terusi dituang ke larutan kapur sambil diaduk-aduk
Setelah bercampur, larutan bubur bordo harus segera digunakan
• Siramkan pada tanah bekas tanaman terserang busuk pangkal batang • Rendam/cuci alat-alat dan sepatu/sandal bekas pakai pada tanaman sakit 38
Budidaya tanaman lada menggunakan tajar Gamal/rasidi dan menanam penutup tanah yang berbunga seperti rumput Arachis pintoi
Bawang Kucai di sekeliling tanaman lada, mencegah terjadinya infeksi P. capsici
Penyebaran penyakit Busuk Pangkal Batang terhambat karena adanya tanaman penutup tanah
Arachis pintoi
Bunga A.pintoi menyediakan makanan untuk musuh alami serangga hama
Pangkasan tajar Rasidi dan A. pintoi untuk makanan ternak atau sumber bahan organik
39
BUDIDAYA ANJURAN: INTEGRASI LADA DENGAN TERNAK
40
INTEGRASI TANAMAN LADA DENGAN TERNAK Penutup tanah (Arachis pintoi)
Sebagai pakan ternak
Ternak
Sebagai pakan ternak
Menghambat penyebaran jamur P. capsici (penyebab penyakit Busuk Pangkal Batang) Kotoran ternak sebagai bahan organik dan substrat untuk Trichoderma
Konservasi musuh alami hama
Tanaman lada Bahan organik
Menciptakan kondisi yang optimum untuk pertumbuhan
Tajar (penegak hidup) yang dipangkas secara berkala Satu hektar tanaman lada dapat untuk memelihara 5 ekor kambing PE
Pelaksana:
RED Regional Economic Development Kantor Jakarta
Kantor Pontianak
Kantor Singkawang
Wisma Bakrie 2 Lantai 5 Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B2 Jakarta 12920 T +62 21 57945740 F +62 21 57945740 E
[email protected]
BAPPEDA West Kalimantan Governor Official Complex Jl. Ahmad Yani Pontianak 78124 T. +62 561 740019 F. +62 561 740019 E.
[email protected]
BAPPEDA Singkawang Jl. Pelita No. 1 Singkawang 79123 West Kalimantan T. +62 562 639154/56 F. +62 562 639152 E.
[email protected]
43