66
diajarkan oleh pendidik yang seagama. Serta mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. Tetapi
semuanya
berbanding
terbalik
dengan
pelaksanaan
pendidikan agama yang diterapkan di SD Kristen Kasimpar, bahwa anak tidak mendapatkan pendidikan agama sesuai agama anak. Dengan alasan bahwa SD Kristen merupakan SD swasta yang berada di bawah naungan yayasan Kristen yaitu PSAK Semarang. Hal lain yang menjadi dasar untuk menyamaratakan pendidikan
agama Kristen yaitu mengembangkan
otonomi kswastaannya, yang mana SD Kristen Kasimpar menjalankan pendidikannya sesuai dengan ciri khas kswastaan yang diatur dalam GBHN, salah satu pasalnya menyebutkan bahwa sekolah swasta berhak mengembangkan ciri khas kswastaannya. Dalam pembelajaran agama sifatnya bukan dogma tetapi hanya ilmu. Selain itu dalam kegiatan pembelajaran tidak pernah mengintervensi anak untuk memeluk agama Kristen, semata-mata pemberian agama Kristen hanya sebagai ilmu atau pengetahuan saja, tidak ada alasan lain untuk mengkristenkan anak. Untuk pembelajaran selama ini bisa dibilang baik-baik saja, karena tidak ada kontroversi atau pemberontakan dari masyarakat maupun dari atasan, walaupun sebenarnya sangat tidak sesuai dengan Undang-Undang SISDIKNAS. Alasan tidak ada kontroversi maupun pemberontakan karena dari pihak atasan yaitu UPT telah memberi kebijakan bahwa sekolah tergantung dari yayasan yang mengelola. Kalau sekolah negeri sesuai
67
ART/AD, secara otomatis sesuai dengan otonomi yang berlaku. Misalnya saja di sekolah NU, berarti mata pelajaran agama yang diajarkan pasti agama Islam, baik itu ada siswa Kristen maupun Konghucu. Karena pada dasarnya sesuai payung yang mengayomi. Pihak masyarakat khususnya orang tua siswa atau wali murid sudah menyadarinya bahwa anaknya di sekolah diajar agama Kristen. Menurut orang tua siswa bahwa pembelajaran di sekolah hanya sebagai ilmu atau pengetahuan anak saja, yang paling penting pada saat anak sudah kembali ke rumah anak mau belajar mengaji atau menuntut ilmu agama sesuai dengan kepercayaan masing-masing yaitu kembali kepada tauhidnya. Adapun untuk tenaga pengajar atau pendidik di SD Kristn Kasimpar semuanya beragama Kristen dan tidak ada guru khusus pendidikan agama. Pendidik atau guru agama yang seagama dengan peserta didik difasilitasi atau disediakan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah sesuai kebutuhan satuan pendidikan sebagaimana diatur dalam pasal 41 ayat (3) dijelaskan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah wajib memfasilitasi satuan pendidikan dengan pendidik dan tenaga kependidikan
yang
diperlukan
untuk
menjamin
terselenggaranya
pendidikan yang bermutu. Pendidikan agama di SD Kristen Kasimpar diajarkan oleh guru kelas karena guru kelas otomatis juga mengajarkan agama. Sebelum menjadi tenaga pengajar di SD Kristen Kasimpar calon guru dibekali
68
dengan ilmu pendidikan agama Kristen terlebih dahulu karena kelak dapat mengajarkan pendidikan agama kepada anak didiknya di kelas. Pada dasarnya tidak ada guru khusus pendidikan agama, baik agama Kristen maupun agama Islam. Dalam hasil observasi maupun dokumentasi murid Islam berjumlah 23 anak, apabila dikaitkan dengan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Pendidikan Agama Pada Sekolah sudah mencukupi untuk melaksanakan pendidikan agama, karena
sekurang-kurangnya yaitu 15 anak. Dengan alasan yang cukup kuat mengapa tidak mengajarkan pendidikan agama sesuai dengan agama anak karena sekolah SD Kristen Kasimpar bernaung di bawah yayasan Kristen jadi agama yang diajarkan otomatis agama Kristen. Kemudian alasan lain memang tidak ada usaha untuk mencari guru agama khusus karena pada dasarnya memang tidak ada usaha mencari guru Islam. Dari hasil wawancara kepada kepala sekolah maupun guru kelas menyatakan bahwa sekolah swasta berhak mengembangkan kswastaan dan itu diberi kebebasan dari atasan yaitu dari UPT karena sesuai yayasan yang mengampunya yaitu yayasan Kristen jadi agama yang diajarkan adalah agama Kristen. Dalam satu minggu untuk pelajaran agama ada dua kali pertemuan, misal hari selasa pendidikan agama biasa misalnya tentang pendidikan akhlak, menghormati sesama manusia. Kemudian untuk hari kamis yaitu PAK (Pemahaman Al-Kitab) yang berisi tentang cerita-cerita nabi atau
69
menceritakan kisah-kisah terdahulu. Pada saat pembelajaran agama setiap siswa mengikutinya dengan seksama walaupun yang diajarkan bukan agama yang dianutnya, karena nilai agama merupakan nilai yang wajib dalam pengisian rapor. Selain itu pendidikan agama merupakan pendidikan yang wajib diajarkan dalam satuan pendidikan. Dijelaskan dalam SISDIKNAS Pasal 37 ayat 1dan 2, mempertegas secara eksplisit posisi mata pelajaran agama dimana dinyatakan bahwa kurikulum satuan pendidikan dasar, menengah, dan perguruan tinggi wajib memuat pendidikan agama. Karena pentingnya pendidikan agama bagi peserta didik yang sesuai dengan agama yang dianutnya, bertujuan untuk melindungi akidah agama dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketakwaan sesuai dengan agama yang dianutnya. Pendidikan agama ini memiliki transmisi spiritual yang lebih nyata dalam proses pembelajaran. Tetapi di SD Kristen Kasimpar ini agama yang diajarkan tidak sesuai agama yang dianut anak, sehingga akidah anak akan sedikit terancam apabila orang tua tidak mendidik akidah anak di rumah secara kuat. Tetapi yang menjadi kekhawatiran mengenai akidah akhlak anak akan goyah karena anak usia SD lebih banyak meniru dan percaya apa saja yang dikatakan oleh guru akan ditiru atau dipercaya daripada perkataan orang tuanya. Kebanyakan orang tua tidak memikirkan sampai situ yang terpenting bagi orang tua hanya anaknya bisa belajar dengan baik di sekolah dan bisa mewujudkan cita-citanya.
70
2. Sarana Prasarana Peribadatan di Sekolah Sarana prasarana peribadatan yang ada di sekolah SD Kristen Kasimpar dari hasil observasi bahwa SD Kristen Kasimpar saat ini memiliki 5 ruang kelas , satu ruang guru dan satu gedung perpustakaan. Untuk fasilitas ibadah baik ibadah untuk anak Kristen maupun Islam tidak ada, anak Kristen beribadahnya di gereja, dan anak Islam di masjid masing-masing setelah pulang sekolah. Pada saat jam istirahat anak-anak lebih memilih untuk bermain atau jajan karena tidak ada suruhan dari guru untuk menjalankna ibadah sholat. Seharusnya anak sudah menyadari akan kewajibannya, tetapi namanya saja anak-anak mungkin belum berpikir sampai ke situ, yang penting saat istirahat bisa bermain-main bersama teman-temannya. Untuk menjalankan ibadah misalnya ada les atau kegiatan sekolah khususnya bagi anak Islam tidak menjalankan sholat dhuhur karena di sekolah tidak menyediakan tempat untuk beribadah, dengan alasan lain apabila sholat dhuhur dahulu takut ketinggalan karena masjid warga jauh dari sekolah. Sepulang sekolah pun anak-anak belum tentu menjalankan sholat dhuhur di rumah karena alasannya malas, sudah capai, dan lain-lain sehingga orang tua harus lebih waspada mengingatkan anaknya untuk menjalankan kewajibannya sebagai orang muslim. Dalam BAB VII tentang Sarana dan Prasarana dijelaskan pada Pasal 24, bahwa: Setiap sekolah wajib dilengkapi dengan sarana dan prasarana sesuai stándar nasional pendidikan untuk
penyelenggaraan
71
pendidikan agama yang meliputi, antara lain, sumber belajar, tempat ibadah, media pembelajaran, perpustakaan, dan laboratorium pendidikan agama. Adapun tempat beribadah berfungsi sebagai tempat warga sekolah/madrasah melakukan ibadah yang diwajibkan oleh agama masingmasing pada waktu sekolah. SD Kristen Kasimpar tidak memiliki tempat ibadah karena tidak ada lahan untuk mendirikan tempat ibadah. Alasan lain karena tempat ibadah dianggap tidak terlalu penting karena siswa maupun guru beribadahnya di tempat ibadah masing-masing. Dilihat dari status sekolahnya yaitu sekolah Kristen jadi tidak mungkin mendirikan mushola di sekolah walaupun jarak masjid warga dengan sekolah cukup jauh, dan juga tidak mungkin mendirikan gereja di sekolah karena jarak gereja dengan sekolah jaraknya dekat. Kita ketahui bersama bahwa ibadah orang Kristen hanya seminggu sekali yaitu setiap hari minggu, mungkin ada ibadah atau kegiatan keagamaan lain selain hari minggu. B. Tidak Ada Sarana Pengembangan Untuk Ekspresi Agama 1. Ekstrakurikuler Agama Tidak Berkembang SD Kristen Kasimpar tidak menerapkan pendidikan ekstrakurikuler agama karena pelajaran yang umum saja waktunya tidak cukup. Apalagi seperti pendidikan agama sudah cukup jam pemeblajarannya pada KBM, selain itu pendidikan agama sebagai ilmu dan merupakan mata pelajaran pokok.
72
Untuk menambah wawasan keagamaan di SD Kristen Kasimpar mengadakan renungan pagi atau dalam agama Islam biasa disebut kultum (kuliyah tujuh menit) yang diadakan sebelum jam pelajaran dengan tujuan untuk memotivasi belajar anak, agar dalam mengikuti pelajaran dapat bersungguh-sungguh. Selain renungan pagi juga ada renungan bersama yang dilaksanakan setiap hari senin setelah upacara, dan renungan tersebut diikuti oleh semua murid dari kelas I sampai kelas VI baik siswa Kristen maupun Islam, dan renungan tersebut biasanya menjelaskan atau menceritakan kisah-kisah nabi terdahulu atau sejarah umat terdahulu. Dalam renungan pagi maupun renungan bersama tidak ada paksaan khususnya bagi siswa Islam, karena renungan pagi dan renungan bersama seperti motivasi sebelum pembelajaran. Tujuan lain untuk saling mengeratkan satu sama lain antar siswa karena dalam renungan bersama antara kelas I sampai kelas VI digabung jadi satu.
2. Tidak Ada Ruang untuk Merayakan Hari Besar Perayaan hari besar keagamaan merupakan salah satu dari kegiatan ekstrakurikuler agama. Macam-macam ekstrakurikuler agama salah satunya yaitu perayaan hari besar. Bedanya hanya perayaan hari besar hanya dilaksanakan
pada
waktu
tertentu
saja
tidak
seperti
kegiatan
ekstarakurikuler yang lain yang dapat dilaksanakan setiap minggu. Tujuan sama yaitu untuk membantu mewujudkan kompetensi siswa pada sekolah
73
di bidang pemahaman, sikap dan pengamalan pendidikan agama sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Untuk menjalankan ciri khas kswastaannya sebagai otonomi sekolah, SD Kristen Kasimpar merayakan hari besar Kristen yaitu perayaan natal bersama yang dirayakan di sekolah. Dalam perayaan natal tersebut bersamaan dengan pembagian hasil semester ganjil dan tutup tahun, sehingga semua siswa baik Kristen maupun Islam semuanya mengikuti acara tersebut. Dalam perayaan natal ini khususnya bagi siswa Islam tidak ada keterpaksaan tetapi siswa menyadari sendiri karena acaranya bersamaan dengan pembagian hasil belajar semester ganjil. Tidak berbeda halnya dengan sekolah swasta atau negeri yang berbasis Islam juga akan menjalankan otonomi sekolahnya, misalnya mengadakan pesantren kilat pada saat bulan Ramadhan, peringatan maulid Nabi, qurban bersama dan lain sebagainya. Tidak jauh berbeda dengan SD Kristen Kasimpar merayakan natal sebagai ciri khas sekolah Kristen. Selain natal tidak ada perayaan hari besar yang lain. Misalnya siswa Islam merayakan hari besar di sekolah tidak ada, karena tidak disediakan tempat maupun waktu untuk merayakannya. Berhubung sekolah swasta Kristen jadi hari besar yang dirayakannya hari besar Kristen, tidak ada perayaan hari besar yang lain. Itu merupakan ciri khas dari sekolah swasta untuk mengembangkan kswastaannya. Dalam mengikuti perayaan natal bukan berarti siswa Islam untuk ikut merayakan atau dipaksa untuk ikut merayakannya, tetapi hanya semata-
74
mata menghormati atau menghargai agama lain sebagai rasa toleransi terhadap umat beragama. Dari sinilah siswa dididik untuk menghormati satu sama lain, dengan cara tidak membeda-bedakan agama, agar kelak menjadi orang yang berbudaya untuk menghormati satu sama lain. Dengan cara menghormati tersebut bukan berarti disuruh atau dipaksa untuk memeluk agama Kristen. Hanya sekedar sebagai ilmu atau pengetahuan saja, tidak ada misi lain misalnya mengintervensi anak atau mendoktrin anak untuk memeluk agama Kristen. Karena sepulang dari sekolah anak kembali kepada ketauhidan masing-masing sesuai ajaran orang tua di rumah.