08/01/2016
DI SUSUN OLEH DWIMA RINDY ATIKA PUSPITA NINGRUM REDITA ANGGITA SARI RETHY AMELIA TAUFIQURRAHMAN SRI SISKA WIRDANIYATI DAMAR SAKTI ARIS SUWANDI
1
08/01/2016
Jurusan Statistika Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam
Pengertian penarikan Sampel Sistematik
Systematic Sampling (Pengambilan Sampel secara Sistimatis) merupakan alternatif lain pengambilan sampel yg sangat bermanfaat utk pengambilan sampel dari populasi yg sangat besar. Pengambilan sampel secara sistematis adalah suatu metode dimana hanya unsur pertama dari sampel yg dipilih secara acak sedang unsur-unsur selanjut dipilih secara sistematis menurut suatu pola tertentu.
Jurusan Statistika Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam
Kelebihan dan Kekurangan Keuntungan: 1. Perencanaan dan pengunaannya mudah. 2. Waktu dan biaya sedikit. 3. Sampelnya tersebar di daerah populasi. Kerugian: 1. Membutuhkan daftar populasi. 2. Dapat over atau under estimate.
2
08/01/2016
Jurusan Statistika Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam
Metode Pengambilan Sampel Secara Sistematik 1. 2. 3. 4.
5.
6.
Susun sampling frame Tetapkan jumlah sampel yang ingin diambil Tentukan K (kelas interval), K=N/n Tentukan angka atau nomor awal diatara kelas interval tersebut secara acak atau rendom, biasanya melalui cara undian saja. Mulailah mengambil sampel dari angka yang atau nomor awal yang terpilih. Pilihlah sebagai sampel angka atau nomor interval berikutnya.
Jurusan Statistika Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam
Metode Ini Dijalankan Apabila Ada Dua Keadaan: 1. Apabila
nama atau identifikasi dari individu dalam populasi itu terdapat dalam suatu daftar sehingga satuan-satuan tersebut dapat diberi nomor urut;
2. Apabila
populasi tersebut mempunyai pola berurutan, seperti urut abjad dan sebagainya.
3
08/01/2016
Jurusan Statistika Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam
Contoh :
Dari 100 karyawan ingin diambil secara acak sistematis 10 karyawan sebagai sampel. Penyelesaiaannya dapat dilakukan sebagai berikut: 1. Menentukan banyaknya kelompok: k=100/10=10, berarti ada 10 kelompok (tidak boleh lebih dari 10). 2. Memberikan nomor urut secara acak pada 100 karyawan dari 1,2,3 sampai 100 3. Selanjutnya membagi seluruh anggota populasi menjadi 10 kelompok, maka akan diperoleh kelompok pertama (kelompok A) berisi karyawan dengan nomor urut 1 sampai 10, kelompok 2 (kelompok B) dengan urut 11sampai 20, dan seterusnya sampai kelompok J. 4. Mengambil satu unit sampel secara acak pada kelompok A misalnya terambil karyawan nomor 3. Setelah itu dilakukan pengambilan sampel pada kelompok yang berikutnya untuk satuan sampel yang berada segaris (memiliki jarak yang sama) dengan sampel nomor 3 tersebut.
Jurusan Statistika Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam
4
08/01/2016
Jurusan Statistika Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam
Perbandingan Systematic Random Sampling dengan Simple Random Sampling
Systematic random sampling memberikan alternatif yang berguna dibandingkan dengan simple random sampling dengan pertimbang: 1. Systematic random sampling lebih mudah dilakukan dan dapat mengurangi subyektivitas dari si pengamat. 2. Systematic random sampling sering kali memberikan informasi yang lebih banyak per unit biaya yang dikeluarkan daripada simple random sampling. Pertimbangan ini didasarkan karena dengan pengambilan sampel secara sistematis, maka sampel yang terambil sering kali tersebar secara merata dalam keseluruhan populasi sehingga lebih banyak memberikan informasi. 3. Proses pemilihan sampel lebih cepat dilakukan dan juga menghemat biaya. 4. Systematic random sampling dapat lebih jelas memperlihatkan sumber bias atau kesalahan. 5. Systematic random sampling lebih leluasa digunakan untuk populasi dengan ukuran yang tidak diketahui besarnya.
Jurusan Statistika Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam
Sumber : Eriyanto. 2007. Teknik Sampling. Yogyakarta: PT. LKiS Yogyakarta Sugiarto, dkk. 2003. Teknik Sampling. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
5
08/01/2016
Jurusan Statistika Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam
Terima Kasih
6