Di ebook sebelumnya, saya sudah janji akan membahas tentang proses ta’aruf ya ?
Tapi sebelum lanjut, Yang kemarin – kemarin masih ingin pacaran dan belum siap nikah udah pada memutuskan belum ?
MEMUTUSKAN menikah Atau MEMUTUSKAN aku dan kamu UDAH…. Hehehe Kalo belum, saya sarankan mending jangan lanjut baca ebook ini. Kenapa ? Ya karena ebook ini khusus buat yang serius dan udah siap melangkah aja sih…
So, sudah siap ? Oh ya, sebelum lanjut saya mau cerita dulu… Banyak laki – laki yang cerita sama saya : “Kang, saya tuh pengen deh nikah sama dia. Tapi… Bingung. Kira – kira dia bakal nerima saya gak ya ? Abis Bapaknya Galak bener ! ” Atau ada lagi yang curhat, “Kang, saya tuh udah lama mengagumi si dia. Tapi ko saya ngerasanya gak pantes yaa… Soalnya si dia tuh sholehah bangeet….. Akhirnya bikin minder.”
Duhai jomblo galauers….. Kalo ada yang disuka, jangan ditunda. Daripada menyesal sudah ada yang melamar. Lebih baik mencoba untuk melamar. Kalau diterima alhamdulillah, kalau ditolak Innalillah. Serahkan semua pada Allah, yang Maha Tahu yang terbaik. Jangan lupa dahulukan dengan shalat istikharah
dan musyawarah. Karena kedua cara ini yang membuat ikhitar kita bisa mendapat pertolongan Allah. Ini mah, belum apa – apa udah ciut. Belum apa – apa udah takut duluan. Yaaa gimana bisa tau kalau si dia nerima atau engga. Kitanya aja gak berani action duluan. Iya ga ?
Nah, yang perempuan juga sama, mereka justru banyak menunggu laki – laki yang suka ngasih harapan tapi tak memberi kepastian. Sampe tiba – tiba ada yang berani datang ke rumah ditolak gara – gara “Aku Cuma pengen nikah sama si dia”. Lah emang yakin si dia juga bakal nikahin? So, daripada sibuk memikirkan si dia yang belum pasti, lebih baik apresiasi orang yang berani menghadapi wali. Ngelamar itu butuh kekuatan mental loh….
Sedangkan bagi Anda yang sudah siap menikah dan ingin menemukan pasangan hidup lewat ta’aruf, berikut persiapan yang harus dilakukan :
SIAPKAN CV (CURICULLUM VITAE/DATA DIRI) TA’ARUF Ada banyak format biodata/CV ta’aruf yang bisa digunakan, isiannya pun beragam sesuai dengan informasi yang dibutuhkan. Bisa berupa Data pribadi, Riwayat pendidikan, Pengalaman organisasi, Pengalaman kerja, Profil diri dan keluarga, Kebiasaan sehari-hari, Visi dan misi pernikahan, Kriteria calon pasangan, Rencana pasca pernikahan, dan lain-lain. Di akhir biodata, tambahkan juga pernyataan semisal: ‘Demi Allah, saya menyatakan bahwa informasi yang saya sampaikan di biodata ini adalah informasi yang sebenarbenarnya” sebagai sumpah dengan nama Allah bahwa data-data yang ada di biodata tersebut valid dan dapat dipercaya.
Nah, saya akan berikan format CV Ta’aruf disini, silahkan download dan isi sesuai dengan data pribadi Anda.
MEMINTA UNTUK DICARIKAN Kalau misalnya Anda bingung harus ta’aruf dengan siapa dan malas mencari sendiri, Anda bisa meminta bantuan ustad/ustadzah yang tentu Anda percaya untuk mencarikan calon pasangan hidup yang tentu sudah siap untuk menikah. Pertimbangkan juga pendapat ustad/ustadzah yang memilihkan calon pasangan hidup yang akan di ta’arufkan dengan Anda. Jangan buru – buru menolak kalau ada yang tidak sesuai. Karena siapa tahu, ternyata pilihan mereka adalah pilihan yang terbaik.
REKOMENDASI DARI YANG DIPERCAYA Ini nih cara yang juga bisa dilakukan. Kalau juga takut untuk meminta rekomendasi dari ustad/ustadzah. Anda yang punya temen, saudara, sepupu, om, tante, sahabat, teman sepermainan, “MANFAATKAN” mereka untuk
mencarikan jodoh untuk Anda. Pastinya, mereka yang dekat dengan Anda udah tahu BANGET kriteria calon seperti apa yang cocok dengan Anda kaan ?
DATA-DATA PRIBADI TIDAK DISAMPAIKAN Saat proses tukar menukar biodata, tidak semua data yang ada di format biodata tersebut disampaikan secara langsung. Beberapa data yang belum perlu disampaikan di antaranya Nama Lengkap (bisa dituliskan dengan inisial, atau tidak dicantumkan sama sekali), Alamat Lengkap (cukup ditulis setingkat kabupaten/kotamadya & propinsi), Info Kontak Pribadi (Nomor HP, alamat email, website pribadi, Facebook, dll.), dan data-data lain yang sekiranya mudah ditelusuri. Data-data pribadi hanya boleh diketahui mediator ta’aruf. Nama pemilik biodata & data-data pribadi lain tidak disampaikan dulu demi menjaga privasi si pemilik biodata, dan menutup celah komunikasi langsung
antara kedua belah pihak yang berta’aruf karena membaca informasi yang tertulis jelas di biodata. Dengan demikian hal-hal negatif yang dapat timbul akibat komunikasi secara langsung dapat dihindarkan, semua proses dan komunikasi tetap dalam pantauan mediator.
BIODATA PEREMPUAN DISAMPAIKAN TERLEBIH DULU Saat proses tukar menukar biodata, biodata pihak perempuan sebaiknya disampaikan dulu ke pihak laki laki tanpa sepengetahuan pihak perempuan. Baru kalau pihak laki - laki cocok maka biodata pihak laki - laki disampaikan ke pihak perempuan.
Pertimbangannya karena karakter laki - laki yang lebih ‘tegar’ bila menerima ‘penolakan’ dibanding bila pihak perempuan yang menerima penolakan, sehingga posisi ‘penolak’ ada di sisi perempuan.
Apabila disampaikan secara bersamaan/pihak perempuan melihat duluan, tentunya akan mengecewakan bagi si perempuan apabila dia merasa cocok dan berharap bisa lanjut, namun di sisi laki - laki merasa tidak cocok dengan profil si perempuan.
Karena itu, biodata yang diajukan ke pihak perempuan adalah biodata laki - laki yang memang sudah cocok dengan profil si perempuan, tinggal pihak perempuan yang giliran mempertimbangkannya. Terkecuali bila pihak perempuan yang memang menginginkan untuk melihat biodata laki - laki terlebih dulu dan siap menerima apapun jawaban pihak laki - laki, maka urutan penyampaian biodata bisa diubah.
BIODATA DIPROSES SATU-SATU Mediator sebagai orang yang menjadi media dalam proses orang yang sedang berta’aruf akan mendapat banyak biodata ta’aruf yang perlu diproses. Request ta’aruf
yang masuk pun tidak sedikit, sehingga mediator perlu memastikan bahwa tidak ada ‘proses ganda’ dalam tukar menukar biodata tersebut.
Saat salah satu biodata diproses, maka biodata tersebut tidak bisa diproses dengan yang lainnya hingga ada konfirmasi cocok/tidaknya si pe-request dengan biodata tersebut. Apabila satu biodata diproses ke tiga pihak sekaligus dan ternyata ketiga-tiganya cocok dengan biodata tersebut tentunya akan membingungkan mediator, mana yang diprioritaskan. Karena itu, biodata diproses satu-satu untuk menghindarkan kekecewaan salah satu pihak karena biodata yang dirasa cocok ternyata diproses juga dengan rekan yang lain.
TINDAK LANJUT PROSES Biodata ta’aruf berfungsi sebagai pertimbangan awal sebelum lanjut proses ta’aruf, dan tentunya akan ada
proses lanjutan setelah kedua belah pihak sama-sama cocok dengan biodata pihak lain.
Seperti halnya tahapan dalam seleksi perusahaan, seleksi CV pelamar pekerjaan ada di tahap awal, setelah lolos seleksi CV baru lanjut ke tahap wawancara oleh perusahaan maupun tes-tes tambahan lainnya.
Demikian juga peran biodata dalam proses ta’aruf, fungsinya sebagai pertimbangan awal saja dan tentunya perlu proses lanjutan untuk lebih mengetahui profil kedua belah pihak.
Setelah kedua belah pihak sama-sama cocok dengan biodata masing-masing, kedua belah pihak dapat diberikan kesempatan untuk bertanya jawab terlebih dulu lewat email/media lain dengan perantara mediator untuk lebih memantapkan hati, karena tak
jarang dari diskusi dan tanya jawab ini ada ketidakcocokan yang dirasakan masing-masing pihak.
Bila memang sudah sama-sama yakin maka bisa dilanjutkan ta’aruf langsung dengan pendampingan mediator sebagai sarana melihat fisik masing-masing secara langsung sekaligus sebagai sarana diskusi dan tanya jawab lebih lanjut sesuai anjuran Nabi Muhammad SAW.
SHALAT ISTIKHARAH Jangan lupa, meskipun sudah merasa cocok tetap saja keputusan harus diserahkan segalanya pada yang Maha Menentukan supaya hati kita semakin mantap. Netralkan hati dan rasa, serahkan pada yang kuasa. Kalau hati sudah yakin, dan mantap, baru bisa melangkah ke tahap selanjutnya.
MUSYAWARAH DENGAN ORANGTUA DAN KELUARGA Kalau diri sudah yakin, jangan lupa juga untuk sertakan orangtua serta keluarga dan minta pendapat mereka mengenai calon pasangan yang akan dinikahi. Ini penting, karena tentu keluarga juga punya pertimbangan dalam menentukan calon ‘keluarga baru’ yang akan jadi pasangan hidup sampai syurga. InsyaAllah ^^
Setelah semua proses memantapkan hati pada calon pasangan sudah dilakukan, maka proses selanjutnya adalah khitbah dan menemukan akad juga walimah. Jarak antara masa pengenalan ke khitbah sampai ke akad nikah sebaiknya dipercepat. Bukan tergesa-gesa yang datangnya dari syaitan, tapi menyegerakan.
Misalnya sudah merasa cocok pada proses pengenalan dengan bakal calon pasangan. Jika tidak ada halangan syar’i langsung berkunjung ke rumah orangtuanya dengan seizin
pihak calon pasangan wanita. Lalu kemukakan niat tulus untuk menikahinya. Jika disetujui maka kedua orangtua pihak laki-laki segera untuk melaksanakan khitbah atau tunangan.
Setelah itu tentukan waktu yang pas untuk akad nikah dan resepsi. Jangan dipersulit dengan mesti ada ini dan itu, mesti tanggal ini dan itu. Intinya, harus dipermudah urusan orang untuk menikah.
Jika alasannya mesti menyelesaikan kuliah dulu, sebetulnya bisa menikah sambil menyelesaikan kuliah. Jika alasannya karena dana belum mencukupi, maka harus dikomunikasikan solusinya. Disinilah pentingnya ilmu negoisasi. Pastikan kedua belah pihak saling meridhoi (win-win solution).
Jadi teringat penuturan seorang Sahabat yang adat di daerahnya mensyaratkan uang panaik (bukan mahar) yang cukup besar. Padahal keluarga dan mempelai lelaki bukanlah dari kalangan orang berada. Akhirnya disiasati uang
untuk panaik (bukan mahar) dipinjami oleh keluarga mempelai wanita. Yang ujungnya akan kembali pada mereka juga kan? ----------------------------------------------------------------
MOMENTUM JODOH
Kenapa cari yang jauh, kalau ada yang dekat? Kenapa cari yang sudah dimiliki orang kalau masih ada yang sendiri? Kenapa cari yang sempurna, kalau masih ada yang ingin belaian tanganmu untuk menjadi sempurna? Kenapa pilih yang sudah jelas menyakitimu, kalau masih banyak yang siap menyayangimu? Kenapa pilih yang banyak alasan belum melamarmu, kalau ada
lelaki sholeh yang berani mendatangi orangtuamu? Kenapa pilih yang ketahuan tak setia, kalau ada lelaki setia yang siap berjuang bersamamu? Menikah itu bukan hanya masalah "DENGAN SIAPA?" atau "KAPAN?" Tapi yang lebih penting dari itu adalah, "KENAPA SAYA MENIKAH?" dan "BAGAIMANA MENJALANI PROSES MENUJU PERNIKAHAN YANG BERKAH?"
------------------------------------------------------------------
“FOKUS PERBAIKI DIRI”
Memang berat meninggalkan orang yang pernah kita cintai Namun lebih berat lagi kalau harus bersamanya tanpa ikatan yang halal
Memang terasa ada yang kurang saat tak ada lagi sms darinya Mungkin juga terasa hampa saat tak lagi melihat senyumannya Namun, kalau itu untuk kemaslahatan kau berdua, kenapa tidak? Bukankah kalau ia memang jodohmu, ia akan kembali padamu Namun tidak dalam keadaan seperti ini Saat kau dan ia belum bertaubat dan memperbaiki diri Saat kau dan dia menikmati hubungan yang tak diridhoiNya Ikhlaskan dirinya.. Yakinlah tulang rusuk itu tak kan tertukar Mulailah dengan mengurangi komunikasi dengannya Minimalisir perjumpaan dengannya Bukan untuk memutuskan silaturahim, namun ini cara terbaik dalam proses perbaikan diri Kembalikan lagi hadiah darinya Atau kau bisa sedekahkan pada orang yang membutuhkannya Itu jauh lebih baik Pasti ada godaan untuk kembali menerimanya Pasti banyak cacian dari sekelilingmu Tapi tetaplah di jalan kebenaran Cukuplah Allah yang Maha Tahu kesungguhanmu Biarlah Dia yang menyeka air matamu Semoga ia gantikan dengan ganjaran mata air surgaNya
Lalu, fokuskan energi untuk memperbaiki ibadahmu Perbaiki akhlakmu terhadap kedua orangtuamu Lihatlah di sekelilingmu, ada banyak orang yang membutuhkan perhatian dan kasih sayangmu Kenapa tidak kau berikan juga rasa cinta dan sayangmu pada mereka? Begitu juga untuk urusan jodoh, Daripada sibuk mencari jodoh idaman lebih baik menjadi jodoh idaman. Daripada sibuk cari yang pantas lebih baik sibuk memantaskan diri Karena, sebaik apapun pasangan yang diberi takkan dinikmati jika hati tak pernah mensyukuri . Sebaliknya, bagaimanapun kekurangan pasangan, saat diterima dengan hati lapang akan indah terkenang. Maka fokusnya bukan, "Siapa dirinya?" tapi, "Sudah baikkah saya?" Biarlah Allah yang mempertemukanmu dengan jodoh terbaikmu Di tempat yang indah, di saat yang berkah Saat kau dan dirinya sama-sama ingin membangun cinta karenaNya.
-----------------------------------------------------------------Bagaimana, sudah paham step – step ta’aruf yaa ? Untuk akad dan walimah akan saya kupas tuntas di ebook selanjutnya. So, jangan lupa cek ebook selanjutnya kalau gak mau terlewatkan ya. INGET ! Kalau serius jangan males baca dan wajib USAHA ! ^^
Semoga Bermanfaat ! Sahabatmu, Setia Furqon Kholid