POTENSI MIKORIZA ARBUSKULA PADA ANDISOL SEBAGAI GALUR MURNI PUPUK HAYATI UNTUK TANAMAN KENTANG (Solanum tu beros um L) Budi Prasctya Progtam Pescasariana Universitas Brarx.i JL 1"fl'Flaryono Malang 65145
ja1'a
ABSTRAK
Di
daerah tropis, mikoriza yang bcrkcrnbang bctanekatasam namun pcngclolaan tanah yang sangat intcnsif mampu mcnckan ienisnya, kualitas maupun kuantitasrrya. Pelcstarian dan pcngcmbangan mikoriza atbuskula (I\{A) dad lahan-lahan tersebut belum mcndapat perhatian secara sungguh-sungguh oleh semua pihak, baik pemcrintah maupun yang lain. Penelitian ini dilakukan mengetahui potensi Andisol sebagai sumber inokulum. Empat kelompok utama yakn: Giga.rT>ora, Acanlospora, Scutelospora, dan Glomus diuji potensi pcrkembangbiakannya pada mcdia campuran tanah dan zcotit dcngan aras pembedan batu fosfat halus scbcsar 0, 2.5, 5 dan 10 g per 100 g tanah dalam tabung reaksi. Masing-masinu diulang tiga kali dalam suatu rancangan acak lengkap. Hasil yang diperolch mcnunjukkan bahwa Glomr.r darr Acanlospara memiliki potcnsi yang snrna bcsamya dahtn menghasilkan spora. Jumlah spora pada kcdua N{A tcrscbut fauh lcbih banyak daripada kelompok Gigaspora dan Scatc/o.rpora, pola ini sama dcngan hasil yang diperoleh dari survei di lapangan. Kcpadatan spora yanll dihasilkan dari perbanyakan merupakan tumpuan mutu utama inokulum selain daya kecambah spora
Kata Kunci Mikoriza Arbuskula, Andisol,
Gloma.r, Acaulo.rf>ora,
CigEora
dan Smhlospora
PENDAHULUAN Mikrlriza Atbuskula sccam gcografis mcmiliki pcnycbaran yang ltras dan subtropis hingga tropis. Di wilayah tropis merniliki kcrasaman icnis mikoriza yang lcbih banyak dibanding di wilayah sub tropis. Sclain k<>ndisi alami lingkungan biotik maupun abiotik, aktivitas rnanusia dalam pcngclolaan laharr mcncntukan pctkcmbangan mikoriza lcbih laniut. Scmua unsrrr yang merupakan bagian dari aktivitas pcngclolaan lahan mcliputi: 198
pemupukan anorganik Qftishna & Bagyari, 1982; Sieverding, 1991) atau pupuk organik ftIarinikumar et a1.,1990) maupun campuran pupuk organik dan anorganik (?rasetya, 1997), pemberantasan hama dan penyakit ${enge, 1982), rotasi tanaman (Sieverding dan Leihner, 1984), pola tanam termasuk ienis tanamannya ftIarinikumar el al., 1990), dan masukan-masukan lain yang dilakukan iuga menentukan perkembangan dan kelesadan mikoriza. Andisol pada umumnya mengalami perlakuan-pedakuan yang meliputi semua unsur pengelolaan tersebut di atas..Keberadaan Mikoriza
Atbuskula (ttA) pada tanah ini meniadikan hal-hal yang berhubungan dengan ketahanan tanaman terhadap penyakit, pettumbuhan, produksi, penyerapan air dan unsur hara meniadi menarik untuk cetmati. Jenis-jenis pupuk anorganik yang mcmihki kelarutan lambat seperti halnya pupuk P, penerapan dalam iangka panjang mcnyebabkan teriadinya "penimbunan" P dalam bentuk tidak mudah larut di dalam tanah. Penimbunan tersebut pada
Andisol terjadi dalam bentuk penierapan oleh mineral alofan
dengan
mekanisme yang khas, yaitu kekuatan dan iuurlahnya sangat tinggi. Fiksasi atau pengikaan P oleh mineral alofan yang terjadi pada Andisol tidak lagi
dapat digunakan oleh tanaman dengan mudah, sehingga untuk meningkatkan ketcrscdiaan P tanah ini diperlukan pupuk P dalam furnlah bcsar. Kctcrbatasan unsur
l)
yang tcrscdia bagi tanaman dapat menjadi
kcndala utama pcrtumbuhan dan ptoduktivitas tanaman. Upaya pemanfaatan P tidak larut yang sudah ada di dalam tanah untuk tanaman budidaya sampai saat ini masih tcrus diteliti.
Pada kondisi ketersediaan P yang rendah, terbentuknya koloni mikoriza pada akar masih mcmungkinkan tanaman meningkatkan serapan P dan unsur haranya yang lain sehingga pertumbuhan dan ptoduktivitasnya lebih baik. Perbaikan sifat fisik dalam agregasi tanah (fisdoll dalam Robson, Abbott & Malajezuk (eds.), 1994), kimia dan biologi tanah ftIabte et a/., 1987; Wood, 1989) dapat terjadi dengan adanya mikodza. Keuntungan lain yang berpenganrh langsung bagi tanamefl inang dad pemanfaatan mikodza ini adalah pada perhrmbuhan dan produktivitasnya, Penmbuhan lebih cepat, keragaan lcbih bcsar dan produksi tanarnan lcbih tinggi telah tcrbukti dapat dicapai pada tanamatl bcrmikoriza. Pcrbaikan daya rumbuh dan kctahanan mikoriza dalam bentuk inokulum atau pupuk hayati untuk tanaman pcrtanian perlu diupayakan baik di lapangan sccilra langstrng maupun cli lal>orat<>rium scbagai pclcstari sumbcrdaya hayati mikorir.a. l)i lain pihak, khususnya di Indoncsia sampai saat ini belum banyak petani memanfaatkan MA terutama katena kctersediaan inokulumnya sangat tetbatas dan informasi yang sampai kepada
199
mereka masih sangat kurang. Pcncrapan pupuk hayati mikoriza pada berbagai ienis tanaman dan tanah memerlukan teknik-tcknik tersendki agar dicapai efektivitas dan efisicnsi yang dikchendaki. Pcngctahuan tcntang pupuk hayati mikoriza dalam hal biologi inokulum, sifat kimia scrta fisik
bahan pembawanya (Carriet) sangat dipcrlukan unruk dapat memanfaatkannya dengan baik. Sclain iru juga dipcrlukan pengetahuan tentang sifat biologi, kimia dan fisik tanah yang akan dipupuk.
Kajian tentang sifat dan ciri mikonza dan fcnis,lcnis pupuk hayatr mikoriza yang telah dibuat dari mikoriza sctcmpat (incligcnous) sangat r rn syarakat umum terutama. pctani mcmpcroleh gambaran diperlukan ^g benar tentang
yang rnikonza dan dapat mcncrapkannva dcnqan bcnar pula. Penelitian ini dilakukan di scbagian lahan yang tcrmasuk icnis Andisol unruk
tanaman sayu. Mikoriza arbuskula incligenous dikumpulkan untuk mempetoleh keragaman,yangadz pada suaru tanah vang digunakan sebagar media rumbuh dan sebagai sumber isolat mikoriza indigcnous khususnya dari ienis Andisol atau yang memiliki sifat Andik (Andic propcnies) dengan tujuan:
1.
Mempelaiari perkembangan mikoriza pada mcdia campuran tanal,r dari jenis Andisol dan zeolit dengan tanaman inang kacang hiiau.
Z.
Mempelaiari pengaruh penambahan batuan fosfat alam terhadap pembentukan spora MA pada media campuran zoolit + tanah (2: 1) dengan tanaman inang kacang hiiau.
BA}IAN DAN METODE Penelitian ini merupakan tindak laniut dati sun'ci pendahuluan yang
MA pada Andisr>l cli DAS Kali l(onto dan sekitarnya yang tcrdiri dari scbelas lokas:i pcngamat^n. Sctclah diidcntifikasi dan ditentukan tingkat kcpadatan spota MA-nya dari masing-masing lokasi pengambilan contoh, dilanjutkan dengan pctsiapan mcdia tanam dan biii i"g.rng scbagai tanaman inang. limpat icnis iamur pcnrbcnruk mikorizn yang meng4ali penycbaran
ditcmukan, yaknt: GigaEora, Acaulospora, Scutelospora,
kcmampuan masing-masing ienis jamur tcrscbut mcmbcntuk spora pada media steril yang terdiri dali, Zeo9rt (diametcr < 2 mm) dan tanah dengan
240
zeolit: tanah adalah 2:1. Berat media (zeolit + tanah) per pot 100 gram dengan perlakuan Faktor I: ienis mikodza GigaEora Q{l), Acaulospora $[2), .fmtelo:poru QvI3), dan Glomus PI4) dikombinasikan dengan Faktor II yaitu pcnambahan batuan fosfat (diameter < 2 mm) dengan dosis 0 Q
separuh tabung rcaksi clibcnamkan dalam pasir yang telah disiapkan dalam
bak-bak plastik. Kombinasi faktor I dan II diperoleh 16 perlakuan dan masing-masing diulang 3 kali. Percobaan dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian UNIlll{AW pada akhir bulan Mei sampai awalJuli 2002. Pcngamatan clilakukan terhadap pcmbcnrukan spora pada saat tanaman kacang hiiau bcrumur dua bulan. Masing-masing diamati dari seluruh media yang digunakan dalam percobaan ini dengan menggunakan mctodc ayakan basah (wel sietin.{. Sisa akar yang ada diamati untuk mcmastikan ad:rnya infcksi pada tabung yang tidak dipcroleh spora. Pengelompokan bcrdasarkan warna, l>enhrk, ukuran dan ciri-ciri lain yang khas (De I-a Oruz, 1991) digunakan pada tahap ini. Pcngayakan dcngan saringan paling halus bcrdiamcter kisi 45 pm.
HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat dan Ciri Andisol Abu vulkanik pada r\ndisol tidak stabil sehingga mudah mengalami pelapukan, dan terbcnruk koloid liat yang kaya Al, sehingga pada Andisol fraksi liat yang mcnd<>minasi adalah alofan, imogolit, dan mineral liat amorf lainnya sepcrti dikcmukakan oleh Egawa (1987). Oleh karena itu sifat Andisol yang paling menonjol adalah sifat-sifat yang diakibatkan oleh alofan. Alofan mcrupakan gcl-gel ludtat omor( dengan penyusun utamanya adalah silika, aluminr, air scrta unsur-unsur lain dalam jurnlah sedikit, khususnya Na Q,ampiran'I'abcl 1). Abfan mampu mengikat anion organik maupun anorganik, schingga pada tanah yang berasal dari abu vulkanik, bahan organiknva scring diiumpai bcrikatan dertgan alofan rrrembenruk alofan-humus kr>mplcks 1'ang stabil dan rcsisten terhadap perombakan biokrgi dan cnvarna ktrning ccrah (Sicffcrman, 1992). l(apasitas jcrapan alofan
201
tcthadap anion fosfat sangat tinggl di atas B57o pampLan Tabel 1). DiJarva,. menurut Munir (1996) tipikal Andisol adalah l\ndisol yang ter;adi di daerah lcteng pada ketingg 700 sampai 1500 m di atas pcnnukaan laut (dpl), dcngan kondisi iklim agak lebih dingrn daripada di dataran rcndah. I-uas Andisol di
Timur G.IN, 2001) kurang lebih 1 14.375,0 ht (t 4o/o dari luas wilayah Ptopinsi Jawa Timur) tcrsebar di berbagai tcmpat pacla kctinggian 700 1500 m dpl (t 66.250,0 ha) dan yang lain pada kctinggian 1500 - 2500 m dpl scluas t 48.125,0 ha. Pada tcmpat yang tinggi, kcadaan iklim tidak/kurang cocok untuk tcrjadinya kristalisasi mineral schinggn banyak di;umpd rnineral amorf. Curah hujan tahunan bcrvariasi dari 2000 mm sampai 7000 mm dan
Jawa
suhu bervariasi antara 18oC sampai 22oC.
Jenis Mikoriza Arbuskula dan Penyebarannya Empat icnis utama NiA yang; bcrhasil diisolasi dari lahanlahan yang diiadikan sumbcr isolat adalah Gi,ga.rpora, lmu/o.rfora, .fcnlelo.rpora, dan G/oma-r,
Hampir scluruh lokasi yang diambil contohnl'a rncmiliki kccmpat
jcnis
jamur yang diidcntifikasi, mcskipun fumlahnya bisa bcrtrcda fauh (l'abcl 2). Jenis iamut mikodza khususnya MA mcmiliki kctcrgantungan @erasosiasi) secara mudak pada tanaman inang dan telah terbukti bahwa di dalam mcdia murni tidak mampu betkembangbiak (Schenck, 1982), kalaupun dapat dikecambahkan dalam media buatan tetapi tidak dapat menghasilkan spora.
Allen
& Allcn
(198(t mcncliti berbagai ;cnis tanaman
di
lapangan
menunjukkan bahwa MA dapat memperbaiki pcrtumbuhan dan produksi. Di dalam mempelafari ekologi mikoriza tidak tcrlcpas dari interaksi antar simbion dan l-ingkungannya. Individu famur mungkin hanya beberapa sentimeter kubik saia, sehingga komunitasnva dcngan interaksi langsune beberapa sentimeter sepaniang akar dan hifa-hifa di luar akar paniangnya iuga sampai beberapa sentimeter (Allcn, 1991). Sistem perakaran sangat bervariasi dalam hal morfologi, panfang, aktivitas, dan komposisinya sebagai
hasil perpaduan dari lingkungan dan spesies yang berbcda, tetapi meteka memiliki fungsi yang sama yaitu umumnya unruk mcmasok air,dan unsur hara bagi Llnaman scrta unh,rk tegaknya tanaman di atas tanah.
Potensi dan Pengembangan Inokulum Mikoriza Arbuskula Mcnggali dan mcngcmbangkan mikoriza clari strattr tcmp^t untuk. tanaman yang ditanam di tcmpat iru pula masih l>cltrm banyak dilakukan.
Masing-masing ienis MA memiliki kcmampuan rumbuh dan betkcmbangbiak melalui tingkat pcmbcnrukan sP()ra bcrbcda-bcda. Kelompok Glomus dan Acaa/oEora mcmiliki kcmampuan yang sama dalam
242
membentuk spora dan keduanya paling tinggt dibandingkan dengan Scahlosporo dan Gigasporu (Gambar 1). 1t1 (,l3
25
il ll
L-r| (-,
acr-
15
(-
4n tv
L -1
r,
I '--*l
it
(ir
.
r--l Sr;
GI
Jr:rris MA
Ciambar 1. I'lulrrrngarr icnis MA dcngan iurnlah spora yang dihasilkan pada
I
N{S'l'
Pcnambahan batu fosfat dalam keterkaitananya dengan jenis MA yang diuji tidak mcnunjukkan adanya pengaruh interaksi diantara keduanya (I-ampiran Tabcl 3). r\kan tetapi pada masing-masing faktor perlakuan yaitu inokulasi N{A atau pcnambahan batr-r fosfat birpengaruh nyata terhadap iumlah spora yang tcrbcnruk. Hasil yang diperolch menuniukken bahwa pcnambahan batu fosfat pada tingkat pcmberian (dosis) 5 gram pcr 100 gram media mcnghasilkan fumlah spora paling banyak (21 spora), tetapi pada penambahan baru fosfat lebih banyak lagi (10 gram per 100 gam media) spora yang dihasilkan sedikit lebih rendah (19 spora). Setiap kenaikan dosis baru fosfat dapat meningkatkan iurnlah spora yang dihasilkan, kecuali peningkatan jurnlah spora pada aras 10 g per 100 g media tlipcrolch jumlah spora lcbih rcndah dibanding pada aras pemberian 5 g pet 100 g mcdia (()runbnr 2). tv{asing-masing jcriis Mr\ mcrespon pcnambahan batu fosfat dengan kemampuan yang relatif sama, pada kondisi media campuran zeolit dengan tanah dengan komposisi 3:1 (zeolit tanah) dan dengan tanaman inang kacang hijau, sehingga tidak tampak intetaksi keduanya terhadap pcmbcntukan spora. Komposisi mcdia yang berbcda telah terbukti berpengamh terhadap jumlah spora yang tcrbcntuk Q)rasetya, 1991). Campuran zeolit dengan tanah yang digunakan dalam pcnguiian ini dimaksudkan untuk mcmpcrmuclah clalanr pcrrgayakan bas'ah, tctapi iika dilihat dari daya dukung
203
pembcntukan spore MA,. dari rrasil pcncritian T:*.tcrhadap. (l991)komposisi media tanah
*
prasetya
iasir adalah y""g ,"rrroir.;;;, taneman inang sorgum. Tanaman inang kacang hijau yang dipilih dalam percobaan ini diharapkan dapat memperahankan p".tu,ou,rni'n
;;r,Iiri t"..,rt,rpi kebutuhan nitogcnnya dari fiksasi oreh tanaman ";;;J;inang sendiri. Dari pengamatan visual terhadap.k'ndisi spora yang.cripcr.rch .lii,rg^ spora yang terbcntuk masih tcrlalu muda, bahkan pnan p"it"t u.n ,^npo p"?rrbcrian batu diperoleh ga* spora terutarnr dari'jcnis Giry.r7>o'ra J^n'sunhs\roro. !gs.ra1 Hal ini mcngindikasikan pcnambahan Laru fosfat, scbagai -juga .bahwa yang tcrsedianya lambat, telai mcndor.ng p"-t !:l*-k-I] Jil;; MA lebih banyak dadpada ridak ditarnbah bam' iosfat."rrrut ^; tetapi Akan pemberian baru fosfat yang rebih banyak bisa mengt ambat pembentukan spora MA, karena ket"ncdi""n p ;.di a"um tanah y^ng meningkat hanya dengan buru-bulu akar 1,ang ada sudah -- cukup ---'-t memadai dalam menycrap fosfor d^n unsur hrra yani l#nya.
-t)
r -().2-l2sl . ,1 .(,:.. It2 o,t) 156 r
,, .,
al)
(=
e
x
:
l),illllatl
lir:rliri (g
l
{)O r:
1i1r",,!1,1
y
Gambar 2. H_ubungan penarnbahan batu fosfat dcngan jumlah spora yang dihasilkan pada. 8 MST
KESIMPULAN DAN SARAN
, Jcnis-ienis mikoriza arbuskula yang diperorch dari rahan dengan jenis tanah Andisol atau tanah-tanah y".g -"-iliki sifat Andic pada ketinlggian di atas 100-0 m dpl memiliki variasi jenis dan jurnlah p". ."t.r"r,
berat tanah. Pengelolaan lahan yang intensif_ diduga mempakan faktor utama yang
berpengamh terhadap kualitas dan kuantita, ,por^ mikoriza arbuskula.
244
Mikoriza arbuskula vang dipcroleh dalam penelitian ini adalah
Gigaspora,
I /o.rpo nt, tlnn C /o m m. Kcmampuan n-rnsirrg-masirrg N{A yang dipcroleh tersebut dalam membentuk spora bcrbcda-bcdn pada media campusn zeolit * tanah dcngan arns pcn;rnrblhun l)atu, fosfat yang l;crbcda-bcda mcngikuti
Aca u lo sp ora, S u
e
persamaan: Y Q a nt
ht t t
if
t
) )
rl
l
:
: - O.'' 1t2(h rt l n u n J'o./'a
42
l
+ 3.621ha t t a n -lb.rfu
+
6.6
mcmiliki kemampuan yang sama dalam menghasilkan rerata spore, masing-masing bertrrrut-turut sebesar 27 dan24 spota per 100 g tanah dan keduanl'a berkemampuan lebih besar dati pada Gigaspora dan
Scalelospora dan Clomu.r
Acaulasl>ora.
Dcngan pcnambahan serbuk baru fosfat pembentukan spora
pada masing-masing daplt clitingkatkan. Inokulum MA dapat dipersiapkan lebih baik dcngan pcrbanyakan spota pada media dan kondisi yang sesuai. Jcnis tanaman inang yang cligunakan dalam petbanyakan juga perlu dicari
dari tempat asal isolat diambil atau tanaman yang memang sudah teruji kemampuannya berasosiasi dengan mikoriza.
DAFTAR PUSTAKA Abbot, L.K. ancl A. l). ltobson, 1979. A quantitative study of the spores and anatorny of mycorhizas formed by a species of Glomus, with rcfcrcncc to its taxonomy, Aust.J. Bot.27:363-375
De La Cmz, R.li., 1990. Irinal Rcport of The Consultan on Mycorrhiza Program l)cvclopmcnt in 'l'hc ICU lliotcchnology (lcntrc. llogor Agriculrurc Institutc, llogor.
Egawa,T. 1977. Prr>pcrtics of Soils Dcrivad From Vulcanic Ash, in Tan K.H. (cd.), Atrdr>sols. Ahutchinson lloss llcnchmatk llook. 249-302. Koske, R.E., C.F. liricse, P.D. Olexia and R.L. Hauke. 1985. VesicularArbuscular mycorhizas tn F,qninlum. Transactions of the British Mycol. Soc. 85: 350-353
Munir, 1986. Tanah-'fanah Utama di Indosesia: Karakteristik, Klasifikasi, dan Pcmanfaatannya. Pustaka Jaya . Jakarta. Hal. 71 - 95,
B., 1991. Pcngaruh Inokulasi Mikoriza Terhadap Petumbuhan dan Serapan Hara N, P, K Tanaman Kedelai. Lapotan Hasil
Prasetya,
Penelitian, Dl)P Fakultas Pertanian Universitas Btawiiaya Malang.
245
Robson, 4.D., I-.K. Abbot *nd N. Mahiczuk. 1994. Managernent of Mycorhizas in agricultr-ue, Horticulturc and agtoforestry. Kluwer Acadcmic Publisher. pp.47 - 59. Siefferman, 1992. Mineralogi hmpung. Pasca Sa{ana UGM. Yogyakarta. Wada,
K.
\food, M.
1986. Ando Soils inJapan. Kyushu Llnivcrsity Ptess, Japan 1989. Soil Biology. Chapman and Hall. New York.
206
Lampiran Tabel 1. Flasil Analisis Tanah Dad Lokasi Sun'ei di 11 Desa di Wilayah Kecamatan Pulon dan Bumiaji, Batu, Malang. Asal
pH COrg N-Tot CIN P-lotal P.. Retensi Tanah pH (1:1) ppm tenedia P - H,o--lei- NaF (%) f/.) 5.6 5.4
4,8 4,6
c.b
6.6 6.4
4.7 5.0 6.2 5.7 5.8
8.Sb. Brantas
b.J
5.9
9.Cangar l0.Sebaluh
5.3 6.3 6.0
2.Wiyurejo 3.Madireio 4.Lebo 5.Junggo 6.Junggo 7.Sb. Brantas
11
.Tulunoreio
l(ctcrangan:
5.?
6.7
13
10.40 1.15 10
58 ,41
0,20 0.14
5.1
10.1S 10.80 10.95 10.77 10.96 10.85
5.4
10
5 20 0.60 18 2.78 0.32
1
1.28 0.'t4 3,91 0,41 5.37 0.62 2.45 0.37 3.03 0.40
1311.41
106.56
307.74 14.15 95.55 41S.19 43.15 95.47 10 v 30774 65.86 95.50 10 3e89.86 128.96 95.53 I 452.94 9.34 95.52 I 2038,34 101.64 95.49 I '1789.53 66.67 95.48 a 275.56 275.56 95.51 0 .73 1.73 95.53 7 8.27 8.27 95.30 6
1
10.73 1.18 0.16 P-tcrscdia: No. 1,2,3: 5 & 10 (llray 1) No.4,6,7,8,9,11, 5.1
12 (Olsen)
P-total dalam FICI 250lo, Retensi P (rata-rata dari duplo) Qanjutan) Kation dapat ditukar (NH4OAc) KTK KB Tanah-R-Basa Ma Basa K Fl"d Na Ca Mo -TFandesan o3I- 1. 2.Wyurejo 0.87 1.24 3.78 1.26 7.15 33.38 21 3.Madirejo 0,36 0.74 2.11 0.85 4,06 25,48 16 4,Lebo 0.29 0.74 4.61 0.96 6,60 33.99 19 S.Junggo 0.38 1,18 9.30 0.63 11'49 41.74 28 6.Jun!go 0.19 0.86 6.57 0.22 7.s4 37.36 21 7.Sb. Brantas 0.51 .45 4.66 1.22 7.84 23.93 33 '11'37 U.42 33 8.Sb. Brantas 0.46 A.42 8.94 1.55 g.Cangar 1.20 1.03 5.95 0.19 8.37 36.22 23 l0.Sebaluh 2.94 2.00 6.94 2.82 14,70 45.63 32 ll.Tulunqreio , 0.15 0.12 4.86 0.35 5.48 20.Q{ 27
Tekstur
Asal
1
207
Pasir Debu
26 31 28 51 51 65 52 29 42 25
48 43 48 41 41 28 41 57 42 43
liat 26 26 24 8 I 7 7 14 16 32
Tekstur Lemp. Lemp, L. pasir L. pasir L. pasir
L' pasir L' pasir L, pasir Lemp
L.liat
Lampiran Tabel 2. Jenis dan Jurnlah Spora Mikoriza Arbuskula Pada 12 Lokasi Pengamatan dengan Tanaman pada Pola Tanam yang Berbeda No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. L
Asal Tanaht)
Jumlah Sporaz) Jenis Spora:) Sc
Gi
77 63 22 014 151 98 113 710 47 5 20 321
Pandesari
Wyureio Madirqo Lebo
Junggo Junggo Sb. Brantas Sb. Brantas
Cangar
10. 11.
Sebaluh
Tulungrejo
Total per Jenis Minimum - Maksimum
Ac 8 4
37
35 29
n7
92
(
137
36 22 19 11
1B
25
aa
471
0-321 3-
471
Jenis Tanaman dan pola tanaml) Lrl
31 62 69 94 78 115 555 131 132 132 67
295
1466
4 -295
31 -1
Jagung-bero-jagung Rumpul-rumput-rumput
Kacang-kobis*apri Kentang-bero*entang
Earang prei-wortel-wortel Jaguog-worlel-wortel Bawang prei-kaniang-bwg prei Kentang-kenlang-kobis Kentang-brokoli-kubis
Rumputgajah (sepaniang Kebun kopl (3 x produksi)
thn)
466
Ketemngan: 1) Asal Tanah (nama desa tempat pengambilan contoh tanah/isolate) 2) Jumlah spora dihitung per 100 g tanah, bertumt-tumt mengikuti kolom jenis spora
3) 4)
Jenis spora ditentukan mengikuti kritcria yang dikemukakan De La Cmz
(1991) sampai tingkat genu* Gigarpora (G\, Acaulospora (Ac), Scatelogora (Sc), Glonrc (Gl). Jcnis Tanarnan (Dicetak tcbaf adalah yang dijumpai pada saat pengampilan sampel
Tabel 2. Pengaruh ienis mikotiza arbuskula dan b*tuan fosfat terhadap jumlah spota pada media cxmpurafl zeolit dengan tanah. Batuan Fosfat
Mikoriza
Jumlah
2.5
Gigaspora Acaulaspora Sculelospora
6lomus
Rerata
10
0.67
0.67
17.67
15.67
4.33 44.00
0.67 11,00
2.67 28.33
32.67
1.67
82.67 b
17.33 23.00 5.75 a 19.00 96.34 24.09 b
4.00 9,01
37,00 104.00
2.25 a
27.25b
77.33 47.U 1.M ab 20.67 19.33 b Keterangan: Nilai pada masing-masing kolom atau lafur yang didarnpingi hunrf yang sama bemtti berbeda nyata
Jumlah Rerata
30.01
208