Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT2004) Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 24 – 25 Agustus 2004
ISSN : 1411-6286
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JENIS EVALUASI TEKNOLOGI INFORMASI DALAM AKTIVITAS AUDITOR INTERNAL (Survei Pada Emiten-Emiten di Bursa Efek Jakarta/BEJ) Dharma Tintri E. Sudarsono Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100, Depok - 16424
[email protected] Abstract Specifically the objectives of this research are (1) to find out the relationship between objectives of the internal control evaluation, the characteristics of the organization and the type of information technology evaluation and (2) to find out the amount of influence of the objectives of internal control evaluation and the characteristics of the organization on the type of the information technology evaluation. The survey method has been applied on 73 companies listed at the Jakarta Stock Exchange as the units of research. A multiple regression model using Ordinal Least Square (OLS) was applied to complete the research analyses. The results of this investigation show that the highest frequency of the performance of the evaluation of the information technology is evaluation of the operating systems and processing network, and there is a positif linear relationship between the objectives of internal control evaluation, the characteristics of the organization and the type of the information technology evaluation. The type of the information technology evaluation is influenced by the objective of internal control evaluation at 4,62,10% and by characteristics of the organization at 8,16% partially, simultaneously influenced by both factors at 61,30% and by other at 38,70%. Key Words: information technology, auditing internal. 1.
Pendahuluan
E-Life Style sebagai realita kehidupan terkini menunjukkan hampir tidak ada satu bidang kehidupan manusia yang tidak tersentuh elektronik (komputer). Fenomena Digital Economics juga menandai meningkatnya ketergantungan perusahaan terhadap teknologi informasi (TI). Organisasi yang menguasai informasi akan bertahan dan memenangkan persaingan di era informatic economy (Tapscott, 2003). TI adalah sistem yang meliputi perangkat keras, perangkat lunak, prosedur, basis data, sumber daya manusia dan fasilitas-fasilitas untuk memproses informasi pada suatu organisasi, yang mampu meningkatkan akurasi dan kecepatan dalam pemrosesan informasi serta mengarahkan perusahaan untuk meraih keunggulan bersaing. Misalnya, sebuah ritel buku amazon.com sukses melakukan penjualan global secara online melalui pemanfaatan SIA dan e-commerce. (Amir, 1996; Zain, 1996; Ivancevich, et. al., 1998; Lukuhay, 1998; Purbo , 1999). Di samping bermanfaat juga terdapat berbagai risiko yang melekat pada TI, yang meliputi kerugian akibat pencurian aktiva komputer, meningkatnya penyalahgunaan atau penyelewengan, kekalahan dalam bersaing karena salah memilih dan memanfaatkan TI, kerugian akibat pencurian data, pelanggaran privasi, dan gangguan-gangguan dalam kegiatan usaha akibat tidak efektifnya pemanfaatan TI (King, 1994; Warren, Parker & Thrun, 1998; Bobby Nazief, 1998; Gelinas et al., 1999; Bodnar & Hoopwood, 2001). Sebagai contoh: • 35% bank di Indonesia dan sebagian besar adalah bank asing yang telah siap menghadapi masalah komputer tahun 2000 (MKT2000/Y2K). Sehingga sebagian besar bank tidak beroperasi pada saat menjelang tahun 2000. MKT2000 yang cukup kritis diantaranya, EFT, payroll, A/R report tidak dapat 60
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jenis Evaluasi Teknologi Informasi Dalam Aktivitas Auditor Internal
Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT2004) Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 24 – 25 Agustus 2004
ISSN : 1411-6286
diproses. Sebagai contoh untuk payroll, Age (current year, 2000) – birthyear (1945) tertulis (00-45), If Age > 55 then Retire (person). Maka seseorang yang lahir sebelum tahun 1945 tidak akan pernah pensiun karena sistem penulisan angka dengan dua digit keliru menghitung umur pada tahun 2000 (Widijanto S. Nugroho, 1999; BI, 2000). • Kasus mirror (situs palsu) mobile banking Klik BCA (Info Bank, 2002); • Pemusnahan bahan bukti audit secara elektronik dalam kasus Enrron, WorldCom, Xerrox dan SmartTalk (Media Akuntansi, 2002; Auditor, 2003) yang mempengaruhi integritas profesi akuntan publik. Risiko tersebut tidak dapat dieliminasi, hanya dapat diminimalkan jika TI dilengkapi dengan struktur pengendalian internal (SPI) yang memadai. SPI adalah satu perangkat kebijakan dan prosedur-prosedur pengendalian administrasi dan pengendalian akuntansi untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan perusahaan tercapai (Bodnar&Hopwood, 2001). Para evaluator/auditor TI adalah pihak yang bertanggungjawab dalam penilaian risiko dan pengendalian TI. Auditor harus memperhatikan nature of business dari industri kliennya, seperti SPI apakah memadai, karakteristik industri, budaya organisasi, investasi dan sebagainya. (Utta, 1990; Wu,1992; Bell. et. al.,1995; IFAC, 1995; Morris & Pushkin, 1995; Bakos & Tracy, 1996; Maletta & Wright, 1996; King, 1997; Ivancevich, Hermanson, Smith, 1998; Maher & Ramanan, 1998). Dalam rangka penerapan GCG Bapepam mengeluarkan Peraturan No. X.K.2 tahun 2001 tentang kewajiban emiten mengenai penyampaian laporan keuangan berkala, dengan tujuan memberikan informasi yang lebih cepat dan akurat melalui pemanfaatan TI, dan kewajiban memiliki komite audit. Sementara itu Bapepam dan SRO yaitu BEJ, BES, KDEI, dan KPEI harus mulai menerapkan JATS dan E-reporting system secara simultan dan terintegrasi sepenuhnya yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, akurasi dan keandalan transaksi di BEJ serta pelaporan keuangan dari emiten kepada BEJ sejak 2001. Berdasarkan data sampai semester pertama pada tahun 2003 ternyata baru 13% dari seluruh emiten yang telah siap melaksanakan kedua sistem tersebut, padahal target yang telah ditetapkan sebelumnya adalah 50% dari seluruh emiten di BEJ sudah harus siap. Sedangkan Informasi atau riset mengenai jenis evaluasi TI emiten-emiten di BEJ untuk mengumpulkan informasi sebagai kesiapan dari emiten tersebut untuk melaksanakan kedua sistem tersebut sampai saat ini belum tersedia (JSX, 2003). Sementara itu, semakin besar ketergantungan organisasi terhadap TI maka semakin besar pengaruhnya terhadap manajemen risiko dan kinerja perusahaan. Maka perlu dicermati SPI yang memadai atas TI. Auditor internal adalah salah satu pihak yang bertanggung jawab untuk memastikan apakah SPI dapat memenuhi tujuan-tujuan pemanfaatan TI dengan risiko yang relatif rendah. Hal ini sudah diantisipasi oleh beberapa organisasi profesi yang relevan dengan menghasilkan beberapa dokumen, seperti tampak pada Table 1. Berdasarkan uraian tersebut di atas akhirnya penulis dapat merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: 1) Apakah jenis evalausi yang banyak dilakukan oleh auditor internal TI emiten-e,iten di BEJ. 2) Bagaimana hubungan antara tujuan evaluasi PI, karakteristik organisasi dan jenis evaluasi TI dalam aktivitas audit internal emiten-emiten di BEJ. 3) Serta berapa besar pengaruh tujuan evaluasi PI dan karakteristik organisasi terhadap jenis evaluasi TI dalam aktivitas audit internal emiten-emiten di BEJ baik secara parsial maupun simultan.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jenis Evaluasi Teknologi Informasi Dalam Aktivitas Auditor Internal
61
Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT2004) Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 24 – 25 Agustus 2004
ISSN : 1411-6286
Tabel 1 A Comparison of Recent Control-Relate Documents (Adapted from Colbert and Bowen (1996) Organization Document
Primary
Information Systems Audit and Control Foundation (ISACF) Control Objectives for Information and Related Technology (COBIT) Management, users, information system auditors
Institute of Internal Auditors Research Foundation (IIA) Systems Auditability and Control (SAC) Internal auditors
Committee of Sponsoring American Institute of C Public Accounta Organizations (AICPA) (COSO) Internal Control – Consideration of In Integrated Framework Control Structure Financial Statement (SASs 55 and 7 Management External audito
Audience Internal Control Objectives
• • • •
Focus
62
Effective and efficient • operations Confidentiality, integrity and • availability of information Reliable financial reporting • Compliance with laws and regulations
Information Technology
Effective and efficient • Effective and efficient operations operations Reliable financial • Reliable financial reporting reporting Compliance with laws and • Compliance with laws regulations and regulations
Information Technology
• • •
Reliable financial reporting Effective and effic operations Compliance with l and regulations
Overall Entity
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jenis Evaluasi Teknologi Informasi Dalam Aktivitas Auditor Internal
Financial Statem
Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT2004) Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 24 – 25 Agustus 2004
2.
ISSN : 1411-6286
Metode Penelitian
Penelitian empiris ini bersifat explanatory atau confirmation research yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausal antar variabel melalui pengujian hipotesis dan dilaksanakan dengan pendekatan analisis deskriptif verifikatif melalui survei. Tabel 2. Sampel Unit Penelitian Komposisi emiten-emiten di BEJ Deskripsi Jumlah : Emiten listing tahun 1999-2002 334 Emiten belum memiliki divisi TI (76) Emiten belum memiliki Komite Audit (143) Jumlah sampel 115 Responden 115 Distribusi kuesioner Respon kembali 76 Invalid (tidak lengkap) ( 3) Validasi Data 73
100% (23%) (40%) 37% 100% 66% (2,6%) 63,5%1)
Untuk mengetahui pengaruh komponen-komponen tujuan SPI (X1) dan karakteristik organisasi (X2) terhadap jenis evaluasi TI (Yi) menggunakan model persamaan simultan dengan uji Ordinal Least Square sebagai berikut: EVALi = f (TE1, TE2, TE3, TE4, I, #AI, #ASK / #AI,SOK,%Baru) Dimana: i = 1, . . . , 8. TE1= Evaluasi terhadap efisiensi / efektif / ekonomis pemanfaatan TI TE2 = Evaluasi terhadap kepatuhan kepada kebijakan/aturan/undang-undang/regulasi. TE3 = Evaluasi terhadap SPI atas TI TE4 = Evaluasi terhadap kewajaran penyajian pelaporan keuangan, akurasi dan kelengkapan dari catatan-catan akuntansi yang terkomputerisasi. I = Jenis Industri
#AI = Jumlah auditor internal #ASK / #AI = Jumlah Analis Sistem/ Jumlah Auditor Internal SOK = Sistem operasi komoutrer, Terpusat atau Terdistribusi %Baru = Persentase Sistem Baru (dipasang kurang dari 3 tahun) Persamaan regresi untuk model tersebut adalah: Yi = β0 + β1 X1.1+ …+ β4 X1.4 + β 5 X2.1 + …+ β10 X2.6 + ε10
3.
Hasil Penelitian
Berdasarkan Tabel 3 nilai rata-rata terbesar adalah 3,74 untuk Eval7 dan yang terkecil adalah 2,67 untuk Eval4. Hal ini berarti bahwa aktivitas para auditor internal TI lebih menekankan pada Eval7 yaitu pengujian terhadap efektivitas, efisiensi dan ekonomis atas sistem operasi / jaringanjaringan pemrosesan, Eval6 yaitu pengujian terhadap efektivitas dan efisiensi kesinambungan pemrosesan dan DRP, dan Eval5 yaitu pengujian terhadap efektivitas dan efisiensi intergritas data, privasi dan keamanan TI. Semua jenis evaluasi ini menggambarkan bahwa fokus manajemen risiko dan pengendalian terhadap pemanfaatan TI sudah lebih kontemporer (Ivancevich et. el, 1998; Hermanson, 2000). Hal ini juga didukung dengan aktivitas yang paling jarang dilakukan adalah evaluasi terhadap efektivitas, efisiensi dan ekonomis atas keamanan/perlindungan terhadap aktiva/kekayaan TI. Hal ini menunjukkan fokus manajemen risiko dan pengendalian terhadap pemanfaatan TI lebih bersifat tradisional.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jenis Evaluasi Teknologi Informasi Dalam Aktivitas Auditor Internal
63
Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT2004) Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 24 – 25 Agustus 2004
ISSN : 1411-6286
Tabel 3. Jenis Evaluasi TI Emiten di BEJ Jenis Evaluasi TI (IFAC, 1995)
Rata-rata
EVAL7 Operating system / network processing activities EVAL6 Continuity of processing / disaster recovery planning EVAL5 Data integrity, privacy, and security EVAL8 Application processing EVAL3 System maintenance and program changes
3.74* 3.69 3.69 3.38 3.33
EVAL1 System development and acquisition 2.97 EVAL2 System implementation 2.94 EVAL4 AIS asset safeguarding -- evaluation of facilities management 2.67 and IT asset safeguarding Perbedaan nilai rata-rata (p < .01) sebagai berikut: EVAL 4 = EVAL8 = EVAL 5 > EVAL 3 = EVAL 6 > EVAL2 = EVAL7 = EVAL1.
Jumlah Uji Individual 1 4 6 4 7 3 7 4
Sumber: Data diolah, 2003
Seperti yang dapat dilihat pada Panel A, Tujuan PI yang paling umum untuk dilakukan adalah evaluasi terhadap pengendalian internal atas CBIS (TE3; 4,43), diikuti oleh evaluasi terhadap kewajaran penyajian pelaporan keuangan, akurasi dan kelengkapan dari catatan-catan akuntansi yang terkomputerisasi. (TE2; 4,06), dan evaluasi terhadap kepatuhan terhadap kebijakan/perundanganundangan/peraturan-peraturan/regulasi (TE4; 3,68). Sedangkan atensi terhadap evaluasi terhadap efisiensi, efektivitas, dan ekonomis atas pemanfaatan TI relatif kecil (TE1; 2,88). Ada kemungkian tugas yang terakhir dilaksanakan oleh level manajer yang lebih tinggi dibandingkan auditor internal, sepanjang evaluasi aktiva TI ini melibatkan sumber-sumber modal/pembiayaan perusahaan. (King, 1994; Yuthas & Eining, 1995). Panel A: Tujuan Evaluasi PI Tujuan Evaluasi PI TE3/Evaluasi terhadap SPI atas TI TE2/Evaluasi terhadap kepatuhan kepada kebijakan/aturan/undang-undang/regulasi. TE4/Evaluasi terhadap kewajaran penyajian pelaporan keuangan, akurasi dan kelengkapan dari catatan-catan akuntansi yang terkomputerisasi. TE1/Evaluasi terhadap efisiensi / efektif / ekonomis pemanfaatan TI
Rata-rata 4.43 4.06 3.68 2.88
Ke-4 nilai rata-rata di atas semua adalah berbeda signifikan dari setiap tujuan PI (p < .01). Sumber: Data diolah, 2003. Gambaran informasi yang didapat dari Panel B, distribusi jenis industri cukup menyebar. Responden dengan jumlah terbesar adalah industri jasa keuangan/perbankan (n = 32). Diikuti oleh jasa (16), manufaktur (14), ritel (9) dan industri lainnya (2). Responden memiliki rata-rata 7 orang staf auditor internal dan nilai median adalah 6. Hal ini menunjukkan bahwa departemen audit internal relatif besar pada emiten-emiten dalam skala usaha yang relatif besar. Jumlah staf analis SIA yang dimiliki perusahaan rata-rata kurang dari 2 orang. Pada umumnya organisasi memiliki sistem operasi komputer yang terpusat, dan sekitar separuh dari jumlah emiten (37 dari 73) memiliki SIA yang baru diimplemntasi kurang dari 3 tahun. Panel B Industri Manufaktur Jasa Ritel Jasa Keuangan/Perbankan Lainnya TOTAL
64
N 14 16 9 32 2 73
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jenis Evaluasi Teknologi Informasi Dalam Aktivitas Auditor Internal
Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT2004) Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 24 – 25 Agustus 2004
Komposisi Jumlah Auditor Internal Jumlah Analis SIA/ Jumlah Auditor Internal (#CA/#IA) Jenis Sistem Operasi Komputer %ase responden dalam pemrosesan data terpusat: Sistem Baru Persentase Sistem Baru (dipasang kurang dari 3 tahun)
Rata-Rata 7 2 Terdistribusi 27% Rata-Rata 48%
ISSN : 1411-6286
Median 6 0,14 Terpusat 73% Median 50%
Sumber: Data diolah, 2003.
Jenis industri perusahaan yang paling besar pengaruhnya terhadap jenis evaluasi TI adalah perusahaan jasa. Dimana 44% (32 responden dari 73 responden) dari keseluruhan responden terdiri dari perusahaan jasa, sisanya 56% terdiri dari perusahaan manufaktur, ritel, regulasi, dan lain-lain. Rata-rata 48% para emiten (37 dari 73) menggunakan metode audit dengan komputer (audit with the computer). Pendekatan degan bantuan komputer ini semakin penting dalam audit internal perusahaan yang memproses banyak transaksi keuangan melalui TI. Pemrosesan data keuangan dan akuntansi oleh TI emiten bersifat sentralisasi atau terpusat. Di samping itu, terdapat hambatan/kendala dalam pengendalian jaringan pemrosesan yang disebabkan antara lain oleh jalur komunikasi dan pusat pemrosesan yang tersebar. Dari Tabel 5 hasil penelitian, diketahui bahwa terdapat hubungan linear positif antara tujuan PI dan karakteristik organisasi dengan jenis evaluasi TI emiten-emiten di BEJ. Berdasarkan Table 6. untuk model yang paling fit yaitu model ke-6 pada kolom unstandardized Coefficients, didapat persamaan regresi menjadi : Y = 66,419 + 4,622% X1 - 8,162%6 X2.1 Hal ini berarti bahwa jenis evaluasi TI secara parsial dipengaruhi oleh tujuan pengendalian internal sebesar 4,622% dan jenis industri perusahaan sebesar + 8,162%. Sedangkan berdasarkan Tabel 4. jenis evaluasi TI dipengaruhi oleh kedua variabel bebas tersebut secara simultan sebesar 61,3% dan 38,7% oleh variabel lainnya. Variabel lainnya dapat diduga adalah faktor budaya usaha dan budaya perusahaan, perilaku organisasi, investasi / pembelanjaan untuk pemanfaatan TI, dan faktor-faktor lingkungan eksternal organisasi, serta kebijakan / undang-undang yang relevan tentang pemanfaatan TI dari pemerintah / institusi yang terkait. Model
R
1 2 3 4 5 6
0,930a 0,927b 0,918c 0,875d 0,843e 0,870f
Tabel 4. Rangkuman Estimasi Model R-square Adjusted RStd. Error square the Estimate 25,67 0,699 0,864 25,07 0,641 0,859 24,90 0,722 0,843 25,83 0,653 0,766 26,27 0,603 0,711 26,80 0,613 0,757
Sumber: Data diolah, 2003.
4.
Kesimpulan dan Saran 1) - Suatu perusahaan dengan berbagai karakteristik yang telah memiliki SPI dan tujuan SPI tersebut dapat dicapai, maka suatu perusahaan akan dapat mengurangi risiko / eksposur kerugian dan meningkatkan efektivitas, efisiensi dan ekonomis terhadap pemanfaatan SIA.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jenis Evaluasi Teknologi Informasi Dalam Aktivitas Auditor Internal
65
Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT2004) Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 24 – 25 Agustus 2004
ISSN : 1411-6286
Tabel 5. Hasil Regresi: Evaluasi Model Model
abel Dependen
Adj. R2
L1 em development and isition L2 em implementation L3 em maintenance and ram changes L4 sset safeguarding L5 integrity, privacy, and rity L6 inuity of processing / DRP L7 rating system / network L8 ication processing
pvalue
OBJ1 OBJ2 (IT use) (Compliance)
Variabel Independen p-values Sign of coefficient for significant variables OBJ3 OBJ4 Industri #IAs #CAs/ Terpusat %B #IAs (Internal (Financial control) statements) .59 .51 .13 .01 .02 .02 + + +
29%
.0008
.02 +
.02 -
44%
.0001
.20
.55
45%
.0001
.00 + .15
.99
.01 +
34%
.0001
.65
.20
60%
.0001
.21
.91
30%
.0002
.97
.94
25%
.0016
.12
.42
38%
.0001
.15
.08 +
.01 + .11
.45
.20
.02 (A)
.42
.00 + .00 +
.86 .93
.09 (B) .22
.00 + .52
.58
.25
.06 + .04 +
.56
.35
.94
.23
.12
.01 .40
.15
.58
.12
.74
.44
.48 .89
.08 + .97
.14
.00 +
.10 + .29
Keterangan: 1) Semua p-values adalah 2-tailed. 2) Setiap variabel dependen mencerminkan penjumlahan dari semua uji spesifik di dalam kategori . Contohnya, EVAL1 = Jumlah uji spesifik dari 1a, 1b, 1c, dan 1d (Hasil Kuesioner). 3) Area arsiran menyatakan p-values < .10. (A) Jasa Keuangan > industri lainnya. (B) Jasa Keuangan > industri lainnya.
66
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jenis Evaluasi Teknologi Informasi Dalam Aktivitas Auditor Internal
.81
.28
Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT2004) Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 24 – 25 Agustus 2004
ISSN : 1411-6286
Tabel 6. Koefisien Regresi Coefficientsa
Model 1
2
3
4
5
6
(Constant) Tujuan P. I Jenis Perusahaan Total A. I Total A. K Rasio AK / AI Tipe Persen Sist. Komp (Constant) Tujuan P. I Jenis Perusahaan Total A. I Total A. K Rasio AK / AI Tipe (Constant) Tujuan P. I Jenis Perusahaan Total A. I Total A. K Tipe (Constant) Tujuan P. I Jenis Perusahaan Total A. K Tipe (Constant) Tujuan P. I Jenis Perusahaan Total A. K (Constant) Tujuan P. I Jenis Perusahaan
Unstandardized Coefficients B Std. Error 90.709 30.965 5.514 1.904 -13.370 4.672 -1.254 .760 6.561 3.240 -.328 .409 -22.770 12.349 3.374E-02 .191 92.113 29.229 5.622 1.760 -13.403 4.560 -1.279 .730 6.681 3.094 -.334 .398 -23.464 11.433 87.784 28.579 4.952 1.559 -11.351 3.825 -.839 .506 4.854 2.187 -18.678 9.847 89.552 29.628 4.122 1.531 -9.576 3.810 1.526 .905 -12.832 9.540 69.758 26.145 4.214 1.555 -8.777 3.827 1.281 .902 66.419 26.564 4.622 1.559 -8.162 3.879
Standardi zed Coefficien ts Beta .566 -.552 -.967 1.164 -.186 -.378 .030 .577 -.553 -.986 1.185 -.189 -.390 .508 -.468 -.647 .861 -.310 .423 -.395 .271 -.213 .433 -.362 .227 .474 -.337
t 2.929 2.896 -2.862 -1.650 2.025 -.802 -1.844 .177 3.151 3.195 -2.939 -1.752 2.159 -.840 -2.052 3.072 3.178 -2.967 -1.660 2.220 -1.897 3.023 2.692 -2.513 1.685 -1.345 2.668 2.709 -2.294 1.420 2.500 2.964 -2.104
Sig. .008 .009 .010 .115 .056 .432 .080 .862 .005 .004 .008 .094 .043 .410 .053 .006 .004 .007 .111 .037 .071 .006 .013 .019 .105 .192 .013 .012 .031 .168 .019 .007 .046
Collinearity Statistics Tolerance VIF .612 .629 .068 .071 .437 .556 .802
1.634 1.591 14.694 14.135 2.291 1.800 1.247
.683 .629 .070 .074 .440 .618
1.464 1.589 14.196 13.513 2.273 1.617
.859 .883 .145 .146 .822
1.164 1.133 6.909 6.840 1.216
.958 .957 .918 .943
1.044 1.045 1.089 1.061
.960 .981 .957
1.042 1.019 1.045
.994 .994
1.006 1.006
a. Dependent Variable: model evaluasi
Taraf signifikansi 5%, a. Variabel terikat Jenis Audit Internal SIA. n = Jumlah data = 73 p = Jumlah variabel (dalam kasus 7) df = 73-7-1 = 65
Sumber : Data kuesioner diolah, 2003
- Organisasi yang telah banyak memanfaatkan SIA adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri jasa. Industri jasa sangat unik dibandingkan industri lainnya, bila dipandang dari budaya perusahaan dan perilaku organisasi. - Semakin besar jumlah staf auditor internal, baik yang konvensional maupun spesialis SIA yang dimiliki oleh suatu perusahaan, maka akan semakin mengurangi risiko/eksposur kerugian dan meningkatkan efektivitas, efisiensi dan ekonomis terhadap pemanfaatan SIA. - Suatu perusahaan yang menerapkan SIA dengan sistem komputer yang terpusat, maka akan lebih mampu untuk meningkatkan pengendalian terhadap pemanfaatan SIA. - Semakin mutakhir dan panjang umur ekonomis dari implementasi SIA pada suatu perusahaan, maka akan semakin meningkatkan efektivitas, efisiensi dan ekonomis terhadap pemanfaatan SIA oleh suatu organisasi. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jenis Evaluasi Teknologi Informasi Dalam Aktivitas Auditor Internal
67
Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT2004) Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 24 – 25 Agustus 2004
ISSN : 1411-6286
2) Bagi Emiten-emiten di BEJ untuk selalu meningkatkan kemampuan sistem operasi yang terpusat atas TI maka penggunaan jaringan akan lebih terkendali dan ekonomis. Emiten yang masih menggunakan metode audit with the computer dapat secara bertahap beralih ke metode audit through the computer, agar bisa masuk ke TI klien dan meneliti apakah SPI sudah memadai dan aplikasi yang dioperasikan sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya. Beradaptasi dengan perkembangan basis perekonomian digital dan tanggap mengikuti perkembangan teknologi yang relevan agar tetap bertahan dan memenangkan persaingan usaha. 3) Bagi Auditor Internal diharapkan untuk selalu meningkatkan keahlian sesuai dengan bidang yang relevan melalui otodidak, bergabung dengan grup diskusi via internet sesuai bidang yang diminati, seperti e-groups (media Mailing list), pelatihan, dll. 4) Bagi Institusi yang terkait yaitu IAI, Institute Internal Auditor Indonesian chapter, Menko Info, IPKIN, Aspiluki, Mastel, BEJ dan Bapepam hendaknya mulai mempertimbangkan untuk menyusun standar audit TI dan mensosialisassikannya melalui public hearing. Sudah nampak ada kebutuhan, beberapa emiten dengan skala tertentu diwajibkan untuk menyampaikan pelaporan keuangan secara E-reporting. 5) Para Akademisi untuk melakukan penelitian lebih lanjut, yaitu mengamati factor-faktor lainnya yang belum diteliti dalam tulisan ini.
5.
Daftar Pustaka [1]
Amir, Antarina. “ Penerapan Teknologi Informasi Di Indonesia Dalam Memperoleh Keunggulan Bersaing”. Profesi Akuntan Indonesia Menuju Milenium Baru. Prosiding KNA Ke-3 Memantapkan Posisi Peran Profesi Akuntan Dalam Lingkungan Yang berubah. Jakarta. Ikatan Akuntan Indonesia. 1996; [2] Arens, Alvin A, Ekder, Randal J. & Beasley, Mark S.. Auditing and Assurance Service An Integrated Approach. Ninth Edition. Prentice Hall International Inc. New Jersey. 2003. ch. 11. pp.309-326; [3] Bakos. J. Y. & Tracy, M. D. " Information System and Corporate Strategy: A Research Perspective". Management Information System Quarterlv. June 1996: 18-37; [4] Bapepam. Laporan Tahunan 2003. Jakarta. Depkeu-Bapepam. 2004; [5] Bell. T., W. Knechel, J. Pavne, & J. Willingham. 1995. "An Empirical Investigation of The Relationship Between The Computerization of Accounting Systems and The Incidence and Size of Audit Differences". .Auditing : Journal of Practice & Theory (Spring): 13-35; [6] Colbert, J. & P. Bowen. "A Comparison of Internal Controls: COBIT, SAC, COSO, and SAS. 55/75". Internal Auditing. Spring 1996: 25-35; [7] Harahap, Sofyan S. “Akuntan Publik di Indonesia dan Kasus Enron”. Media Akuntansi .Edisi 25/April-Mei 2002. pp.16-19: [8] ISACA. “IS Standards, Guidelines and Procedures for Auditing and Control Professionals Code of Professional Ethics”. Melalui
[08/06/03]; [9] International Federation of Accountants (IFAC). Accounting Education Guideline - Information System In The Accounting Curriculum. New York, NY. IFAC.1995; [10] Ivancevich. D. M., D. R. Hermanson, and L.M. Smith. "The Association of Perceived Disaster Recovery Plan Strength With Organizational Characteristics". Journal of Information Systems. Spring 1998: 31-50; [11] JSX. JSX Fact Book 2002. Jakarta. Divisi Riset Pengembangan PT. BEJ.2003; [12] King, R. "Magic Formula: For Years, Companies Tried to Measure The Return on Technology Investments. Then they stopped caring". The Wall Street Journal November 1997: 14-36;
68
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jenis Evaluasi Teknologi Informasi Dalam Aktivitas Auditor Internal
Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT2004) Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 24 – 25 Agustus 2004
ISSN : 1411-6286
[13] Lukuhay, Joseph. “Millenium BUG: Ancaman Dunia Usaha Tahun 2000”. Introspeksi Transformasi Profesi Akuntan Memasuki Milenium Baru. Prosiding KNA VIII. Jakarta. Ikatan Akuntan Indonesia. 1998; [14] Maher. M. & R. Ramanan. "Does Internal Auditing Improve Managerial Performance?". Management Accounting .March 1998: 14-35; [15] Maletta, M. & A. Wright. "Audit Evidence Planning: An Examination of Industry Error Characteristics". Auditing- Journal of Practice Theory .Spring 1996: 71-89; [16] Morris, B. & A. Pushkin. “Determinant of Information Systems Audit Involvement in AIS development”. Journal of Infroamtion System.Fall. 1995.: 111-128; [17] Nazief, Bobby. “Keamanan Jaringan”. Introspeksi Transformasi Profesi Akuntan Memasuki Milenium Baru. Prosiding KNA VIII. Jakarta. Ikatan Akuntan Indonesia.1998; [18] Purbo, Onno W. “ E-Commerce, Paradigma baru Di Era Informatic Economy”. Info Komputer. Vol. September/II 1999: 24-26. Jakarta. Elek Media Komputindo; [19] Robbins., Stephen P. Organization Theory: Stucture, Design and Applications.3rd ed. Englewood. Prentice Hall. 1994; [20] Sudibyo, Placidius. "Integrasi SI pada Kurikulum Jurusan akuntansi". Jurnal Akuntansi Manajemen. Oktober. 1992; [21] Tapscott., Don. The Digital Economy. New York. Mc Graw-Hill, Inc.2003; [22] Utta., Mahesh. "Some Characteristics of the Free Recall of Computer Controls by EDP Auditors." Journal of Accounting Research. Spring. 1990: 214-241; [23] Warren. J., L. Edelson, X. Parker, R. Thrun. Handbook of IT Auditing. New York, NY. Warren, Gorliam & Lamont. 1995. ch. 1. pp. 1-34; [24] Widijanto S. Nugroho. “Masalah Komputer Tahun 2000 (MKT2000) Dunia Perbankan” Manajemen Usahawan Indonesia Februari 2000. Jakarta. LM FE UI; [25] Wu. R. C. 1992. "The Information Systems Auditor's Review of The Systems Development Process and It Impact on Software Maintenance Costs". Journal of lnformation Systems. Spring: 1-l8;. [26] Yutas, K. & M. Eining. “An Experimental Evaluation of Measurements of Information System Effectiveness”. Journal Of Information Systems. Fall. 1995: 6984; [27] Zain, Sumarno. “Penerapan Teknologi Informasi Di Indonesia Dalam Memperoleh Keunggulan Bersaing”. Profesi Akuntan Indonesia Menuju Milenium Baru. Prosiding KNA Ke-3 Memantapkan Posisi Peran Profesi Akuntan Dalam Lingkungan Yang berubah. Jakarta. Ikatan Akuntan Indonesia. 1996.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jenis Evaluasi Teknologi Informasi Dalam Aktivitas Auditor Internal
69