DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI SOAL CERITA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DIKELAS VII SMP NEGERI 1 TAPA
JURNAL
OLEH
NUR FATMAWATY TANGIO NIM. 411 411 094
DOSEN PEMBIMBING: Drs. Yamin Ismail, M.Pd Drs. Yus Iryanto Abas, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2015
LEMBAR PERSETUJUAN JURNAL Jurnal yang berjudul “Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Pada Materi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Di Kelas VII SMP Negeri 1 Tapa”
Oleh
NUR FATMAWATY TANGIO NIM. 411 411 094
Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasikan
DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI SOAL CERITA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DIKELAS VII SMP NEGERI 1 TAPA Nur Fatmawaty Tangio1, Yamin Ismail2, Yus Iryanto Abas3 Prodi Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Gorontalo Jalan Jenderal Sudirman Nomor 6 Kota Gorontalo Telepon (0435) 827213 Fax. (0435) 82721 ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kemampuan pemecahan masalah matematika pada materi soal cerita penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII 5 SMP Negeri 1 Tapa Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 20 siswa. Untuk mendapatkan informasi tentang kemampuan pemecahan masalah siswa dipilih 6 orang sebagai subjek penelitian yang dapat dikelompokkan menjadi 2 orang kelompok tinggi, 2 orang kelompok sedang, dan 2 orang kelompok rendah berdasarkan skor yan diperoleh. Dengan mengacu pada pedoman wawancara dan hasil pekerjaan subjek, keenam subjek tersebut diwawancara untuk mendapatkan informasi yang mendalam tentang kemampuan pemecahan masalah siswa. Untuk melihat kemampuan pemecahan masalah matematika siswa, digunakan empat indikator sebagai instrument penelitian yaitu : (1) Memahami masalah, (2) Merencanakan penyelesaian masalah, (3) Menyelesaikan masalah, (4) Memeriksa kembali hasil. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tapa pada materi soal cerita penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dapat dikategorikan dalam 3 kategori yaitu kategori tinggi sebesar 15%, kategori sedang 60%, kategori rendah 25%. hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi soal cerita penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat cenderung sedang. Kata kunci : Kemampuan Pemecahan Masalah, Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat
1
Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, FMIPA, UNG Dosen Jurusan Matematika, FMIPA, UNG 3 Dosen Jurusan Matematika, FMIPA, UNG 2
PENDAHULUAN Pendidikan adalah hal yang terpenting dalam kehidupan seseorang. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat serta memiliki karir yang baik serta dapat bertingkah sesuai dengan norma-norma yang berlaku. melalui pendidikan manusia dapat mencapai apa yang dicita-citakan dengan tujuan hidupnya. Matematika merupakan ilmu yang mempelajari tentang perhitungan, pengkajian dan menggunakan nalar atau kemampuan berfikir seseorang secara logika dan pikiran yang jernih. Matematika dipelajari disetiap jenjang pendidikan, dari jenjang sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Salah satu fungsi diberikannya mata pelajaran matematika adalah sebagai alat untuk memecahkan masalah baik dalam mata pelajaran lain, dalam dunia kerja, maupun dalam kehidupan sehari-hari. Pemecahan masalah sangat penting dalam pembelajaran matematika, karena proses pemecahan masalah akan menjadikan pemahaman siswa lebih baik. Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting karena dalam proses pemecahan masalah, siswa yang melakukan pemecahan masalah tersebut. NCTM (dalam Husna, 2013 : 82) mengemukakan bahwa pemecahan masalah merupakan proses menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya pada situasi yang baru dan berbeda. Selain itu NCTM juga mengungkapkan tujuan pengajaran pemecahan masalah secara umun adalah untuk (1) membangun pengetahuan matematika baru, (2) memecahkan masalah yang muncul dalam matematika dan di dalam kontekskonteks lainnya, (3) menerapkan dan menyesuaikan bermacam strategi yang sesuai untuk memecahkan permasalahan dan (4) memantau dan merefleksikan proses dari pemecahan masalah matematika. Kemampuan pemecahan masalah sangat dibutuhkan oleh siswa. Karena pada dasarnya siswa dituntut untuk berusaha sendiri mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benarbenar bermakna. siswa dapat dikatakan memiliki kemampuan pemecahan masalah jika siswa tersebut mampu memenuhi keempat indikator yang ada didalam pemecahan masalah yaitu kemampuan memahami masalah, kemampuan merencanakan masalah, kemampuan menyelesaikan masalah, serta kemampuan menafsirkan solusi. Kemampuan pemecahan masalah merupakan aspek yang sangat penting dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu dengan belajar pemecahan masalah, peserta didik diharapkan dapat mengembangkan cara berpikir, kebiasaan, ketekunan dan rasa ingin tahu serta kepercayaan diri dalam situasi yang tidak biasa, yang akan melayani mereka dengan baik di luar kelas matematika. Salah satu pokok bahasan dalam pelajaran matematika disekolah menengah pertama (SMP) adalah bilangan bulat. bilangan bulat adalah materi yang harus dikuasai oleh siswa karena bilangan bulat pernah dipelajari di Sekolah Dasar (SD). Bilangan bulat adalah bilangan bukan pecahan yang terdiri bilangan bulat negatif, nol, dan bulat positif. Namun pada kenyataannya dilapangan ketika peneliti melaksanakan PPL I di SMP Negeri 1 Tapa menemukan beberapa masalah dalam mempelajari matematika khususnya dalam menyelesaikan soal cerita. Siswa kebanyakan tidak bisa
mengubah soal cerita yang diberikan kedalam model matematika. Fakta yang ada diperkuat dengan wawancara yang dilakukan peneliti kepada salah satu guru di SMP Negeri 1 Tapa yang mengungkapkan bahwa pemecahan masalah matematika siswa kelas VII dalam menyelesaikan soal cerita pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat cenderung rendah. Siswa masih banyak mengalami kendala dalam membuat aturan tanda dalam bilangan bulat. misalnya pada soal berikut ini : pada kedalaman kapal selam harus naik kepermukaan 90 meter karena ditemukan batu karang yang besar. Hitunglah posisi kapal selam setelah naik! Pada soal tersebut terlihat bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah, mereka belum mampu mengidentifikasi masalah dengan baik, dan siswa masih mengalami banyak kesalahan terutama dalam merumuskan masalah, menyelesaikan masalah sampai dengan menemukan solusi atau menuliskan kesimpulan dari jawaban yang dituliskan. Siswa tidak bisa mengubah soal cerita kedalam aturan tanda dalam bilangan bulat bahkan siswa masih mengalami kesalahan dalam menentukan tanda positif dan negatif bilangan bulat, hal ini diakibatkan karena siswa tidak memahami maksud dari soal tersebut. fakta ini menunjukkan bahwa pengetahuan yang dimiliki oleh siswa dalam mempelajari matematika hanya sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh guru, sehingga dalam menyelesaikan soal-soalpun hanya sebatas mengikuti contoh-contoh soal yang diberikan. hal tersebut dikarenakan kurangnya pemahaman siswa pada materi yang diajarkan oleh guru. akibatnya siswa mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah. Ketidakmampuan tersebut terlihat ketika siswa tidak mengetahui langkah awal yang harus dilakukan dari masalah atau soal yang diberikan atau di tengah proses penyelesaian siswa mengalami kendala akibatnya siswa tidak bisa memberikan solusi akhir. Pemecahan masalah siswa yang berbeda-beda membuat siswa yang kemampuannya rendah dalam menyerap materi pelajaran enggan untuk lebih memahami apa yang mereka kurang kuasai. Menurut Santyasa (dalam Utomo, 2009) pemecahan masalah adalah upaya individu atau kelompok untuk menemukan jawaban berdasarkan pemahaman yang telah dimiliki sebelumnya dalam rangka memenuhi situasi yang tidak seperti biasanya. Dalam memecahkan masalah, setiap individu memerlukan waktu yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh motivasi dan strategi yang digunakan dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya. Pemecahan masalah berarti serangkaian operasi mental yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. dalam dunia pendidikan, pemecahan masalah dihubungkan dengan jenis-jenis tugas yang diberikan kepada anak. Menurut Turmudi (dalam Husna, 2013 : 84) Pemecahan masalah adalah proses melibatkan suatu tugas yang metode pemecahannya belum diketahui lebih dahulu, untuk mengetahui penyelesaiannya siswa hendaknya memetakkan pengetahuan mereka, dan melalui proses ini mereka sering mengembangkan pengetahuan baru tentang matematika, sehingga pemecahan masalah merupakan bagian tak terpisahkan dalam semua bagian pembelajaran matematika dan juga tidak harus diajarkan secara terisolasi dari pembelajaran matematika. Menurut Alawiyah (2014 : 182) Pemecahan masalah merupakan suatu proses untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi untuk mencapai suatu tujuan yang hendak
dicapai. Memecahkan suatu masalah matematika itu bisa merupakan kegiatan menyelesaikan soal cerita, menyelesaikan soal yang tidak rutin, mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Santyasa (dalam Utomo, 2009 : 148) pemecahan masalah adalah upaya individu atau kelompok untuk menemukan jawaban berdasarkan pemahaman yang telah dimiliki sebelumnya dalam rangka memenuhi situasi yang tidak seperti biasanya. Dalam memecahkan masalah, setiap individu memerlukan waktu yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh motivasi dan strategi yang digunakan dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya. Menurut pendapat Abdurahman (2003 : 254) Pemecahan masalah adalah aplikasi dari konsep dan keterampilan. Dalam pemecahan masalah biasanya melibatkan beberapa kombinasi konsep dan keterampilan dalam suatu situasi baru atau situasi yang berbeda. Sebagai contoh, pada saat siswa diminta untuk mengukur luas selembar papan, beberapa konsep dan keterampilan ikut terlibat. Beberapa konsep yang terlibat adalah bujur sangkar, garis sejajar, dan sisi; dan beberapa keterampilan yang terlibat adalah keterampilan mengukur, menjumlahkan, dan mengalikan. Menurut widjajanti (2009 : 404-405) memperhatikan apa yang akan diperoleh siswa dengan belajar memecahkan masalah, maka wajarlah jika pemecahan masalah adalah bagian yang sangat penting , bahkan paling penting dalam belajar matematika. Hal ini karena pada dasarnya salah satu tujuan belajar matematika bagi siswa adalah agar ia mempunyai kemampuan atau ketrampilan dalam memecahkan masalah atau soal-soal matematika, sebagai sarana baginya untuk mengasah penalaran yang cermat, logis, kritis, analitis, dan kreatif. Dari pendapat para pakar di atas dapat disimpulkan bahwa pemecahan masalah adalah suatu proses untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi untuk mencapai suatu tujuan yang hendak dicapai, serta mempunyai kemampuan atau ketrampilan dalam memecahkan masalah atau soal-soal matematika. Menurut Branca (dalam Purnomo, 2014 : 25-26) mengungkapkan bahwa kemampuan memecahkan masalah adalah tujuan utama dalam pembelajaran matematika, oleh karena itu kemampuan memecahkan masalah hendaknya diberikan, dilatihkan, dan dibiasakan kepada peserta didik sedini mungkin. Sehingga guru harus dapat memberikan cara pemecahan masalah yang semudah dan semenarik mungkin agar siswa memahami masalah yang diberikan dan mampu menemukan pemecahan yang terbaik dari setiap permasalahan. Menurut Polya (dalam Utomo 2012: 149) ada empat langkah didalam memecahkan suatu masalah yaitu: (1) Memahami Masalah (understanding the problem); maksud dari tahap memahami masalah menurut polya ialah bahwa siswa harus dapat memahami kondisi soal atau masalah yang ada pada soal tersebut. Menurutnya ciri bahwa siswa paham terhadap isi soal ialah siswa dapat mengungkapkan pertanyaaan-pertanyaan beserta jawabannya. (2) Membuat rencana menyelesaikan masalah (devisi a Plan); menurut polya pada tahap pemikiran suatu rencana, siswa harus dapat memikirkan langkah-langkah apa saja yang penting dan saling menunjang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Menurutnya pula kemampuan berpikir yang tepat hanya dapat dilakukan jika siswa telah dibekali sebelumnya dengan pengetahuan-pengetahuan
yang cukup memadai dalam arti masalah yang dihadapi siswa bukan hal yang baru sama sekali tetapi sejenis atau mendekati. (3) Melaksanakan rencana (carrying out the plan); pada tahap ini siswa harus dapat membentuk sistem matika soal yang lebih baku, dalam arti rumus-rumus yang akan digunakan sudah merupakan rumus yang siap untuk digunakan sesuai apa yang digunakan dalam soal, kemudian siswa mulai memasukkan data-data hingga menjurus kerencana pemecahannya, setelah itu baru siswa melaksanakan langkah-langkah rencana sehingga yang akan diharapkan dari soal dapat diselesaikan. (4) Memeriksa kembali (looking back); pada tahap ini yang diharapkan dari keterampilan siswa dalam memecahkan masalah untuk tahap ini adalah siswa harus berusaha mengecek ulang dan menelaah kembali dengan teliti setiap langkah pemecahan yang dilakukan. Hampir sama dengan Polya, Dominowski (dalam widjajanti, 2009 : 406) menyatakan ada 3 tahapan umum untuk menyelesaikan suatu masalah, yaitu: interpretasi, produksi, dan evaluasi. Interpretasi merujuk pada bagaimana seorang pemecah masalah memahami atau menyajikan secara mental suatu masalah. Produksi menyangkut pemilihan jawaban atau langkah yang mungkin untuk membuat penyelesaian. Evaluasi adalah proses dari penilaian kecukupan dari jawaban yang mungkin, atau langkah lanjutan yang telah dilakukan selama mencoba atau berusaha menyelesaikan suatu masalah. Adapun indikator pemecahan masalah yang digunakan penulis dalam penelitian ini sesuai dengan langkah-langkah penyelesaian pemecahan masalah yaitu : kemampuan memahami masalah, kemampuan merencanakan penyelesaian masalah, kemampuan menyelesaikan masalah, kemampuan memeriksa kembali hasil dengan indikator materi yang diteliti menyelesaikan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, menyelesaikan operasi campuran penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan yang dimaksud dengan kemampuan pemecahan masalah matematika adalah suatu proses untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi untuk mencapai suatu tujuan yang hendak dicapai serta mempunyai kemampuan atau ketrampilan dalam memecahkan masalah atau soalsoal matematika dengan langkah-langkah yaitu kemampuan memahami masalah, kemampuan memeriksa kembali hasil dengan indikator materi yang diteliti menyelesaikan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, menyelesaikan operasi campuran penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango tahun pelajaran 2014/2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Karena penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan hasil penelitian berdasarkan alat ukur berupa tes tertulis. Selain itu juga peneliti melakukan wawancara langsung kepada subjek yang diteliti untuk memperkuat data-data yang diperoleh selain tes. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango tahun pelajaran 2014/2015 semester ganjil. subjek yang diambil dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VII-5 yang berjumlah 20 siswa.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tes berbentuk essay pada materi soal cerita penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Sebelum istrumen penelitian ini digunakan terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Instrumen yang digunakan dalam penelitan ini yakni instrumen untuk mengukur pemecahan masalah matematika siswa dalam bentuk tes essay pada materi soal cerita penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Tabel 1.1 Kisi-kisi Intrumen Pemecahan Masalah Matematika Indikator Materi Menyelesaikan operasi penjumlahan bilangan bulat Menyelesaikan operasi pengurangan bilangan bulat Menyelesaikan operasi campuran penjumlahan dan pengurangan
Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Nomor Soal
1. Kemampuan memahami masalah 2. Kemampuan merencanakan penyelesaian masalah 3. Kemampuan menyelesaikan masalah 4. Kemampuan memeriksa kembali hasil
1,2,3
4,5
6,7,8
Tabel 1.2 Rubrik Penilaian Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika No 1.
2.
3
Indikator Kemampuan Memahami Masalah
Kemampuan Merencanakan Penyelesaian Masalah
Kemampuan Menyelesaikan Masalah
Deskripsi Menuliskan dengan benar apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada soal cerita. Menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada soal cerita, tetapi salah satunya salah. Menuliskan salah satu apa yang diketahui atau apa yang ditanyakan pada soal cerita Tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada soal cerita. Merencanakan penyelesaian masalah dengan menuliskan aturan matematika (rumus) yang digunakan secara tepat, perhitungan hampir benar. Merencanakan penyelesaian masalah dengan menuliskan aturan matematika (rumus) yang digunakan secara tepat, perhitungan hampir benar. Salah menuliskan aturan matematika (rumus) yang digunakan, perhitungan benar. Tidak menuliskan aturan matematika yang digunakan. Menuliskan penyelesaian masalah dari soal cerita secara sistematis dan benar. Menuliskan Penyelesaian dari soal cerita secara sistematis tapi kurang tepat.
Skor 4 3
2 1 4
3
2 1 4 3
Menuliskan penyelesaian dari soal cerita secara sitematis tapi jawabannya salah. Tidak menuliskan penyelesaian masalah dari soal cerita. 4. Kemampuan Menuliskan kesimpulan atau menjawab apa yang Memeriksa ditanyakan dengan benar dan tepat Kembali Hasil Menuliskan atau menjawab apa yang ditanyakan dengan benar, tetapi kurang tepat Salah membuat kesimpulan dengan menuliskan kesimpulan atas penyelesaian yang dilakukan Tidak menuliskan kesimpulan atau tidak menjawab apa yang ditanyakan dari soal Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 1) Reduksi data merupakan merangkum, memilih hal-hal yang pokok, dan memfokuskan pada hal-hal penting. Data-data yang telah terkumpul akan dianalisis melalui reduksi data yaitu dengan merangkum hal-hal yang penting. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai apa yang telah diteliti. Adapun hal-hal penting dalam penelitian ini yaitu gambaran kemampuan pemecahan masalah matematika pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang dibahas masing-masing indikator yang diukur dalam penelitian ini, 2) Penyajian data dalam penelitian ini dilakukan dalam bentuk uraian singkat, tabel, dan hubungan antar kategori berupa deskripsi mengenai kemampuan pemecahan masalah matematika pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat baik pada saat tes maupun wawancara, 3) Penarikan kesimpulan atau verifikasi adalah langkah selanjutnya yang dilakukan setelah penyajian data. Dalam penarikan kesimpulan, data yang telah didapatkan sebelumnya melalui pemberian tes dan wawancara akan disimpulkan sesuai tujuan penelitian yang menggambarkan kemampuan dari subyek penelitian. HASIL PENELITIAN Data-data dalam penelitian ini merupakan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII 5 dalam menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang memenuhi empat indikator kemampuan pemecahan masalah matematika yaitu kemampuan memahami masalah, kemampuan merencanakan penyelesaian masalah, kemampuan menyelesaikan masalah, dan kemampuan memeriksa kembali hasil. Data yang menunjukkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa diperoleh melalui hasil tes dan wawancara. Tes yang dimaksud adalah memperoleh gambaran kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, adapun soal yang diberikan adalah berbentuk tes uraian yang berjumlah 8 soal. Berdasarkan hasil lembar pekerjaan siswa diperoleh gambaran kemampuan pemecahan masalah matematika untuk setiap butir soal yang akan disajikan berdasarkan indikator kemampuan pemecahan masalah seperti berikut : 1. Indikator I : Kemampuan memahami masalah
2 1 4 3 2 1
Kemampuan memahami masalah merupakan kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui dan ditanyakan dalam soal. Adapun gambaran kemampuan siswa untuk indikator mengidentifikasi masalah pada setiap item soal dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel Kemampuan memahami masalah Nomor Soal 5 6 7 8 1 2 3 4 Tinggi 19 orang 19 orang 17 orang 18 orang 17 orang 12 orang 12 orang 9 orang Sedang 1 orang 1 orang 2 orang Rendah 1 1 orang 3 orang 1 orang 2 orang 6 orang 8 orang 11 orang Dari tabel di atas dapat dilihat kemampuan siswa dalam memahami masalah. siswa yang memperoleh predikat tinggi mengandung arti bahwa siswa tersebut mampu menuliskan semua unsur-unsur yang diketahui dan ditanyakan dalam semua soal. 2. Indikator II : kemampuan merencanakan penyelesaian masalah Deskripsi kemampuan siswa untuk indikator kemampuan merencanakan penyelesaian masalah pada setiap item soal dapat dilihat pada tabel berikut:
Predikat
Tabel Kemampuan merencanakan penyelesaian masalah Nomor Soal 5 6 7 8 1 2 3 4 Tinggi 7 orang 5 orang 1 orang 2 orang 1 orang 3 orang 1 orang 3 orang Sedang 2 orang 1 orang 4 orang 6 orang 5 orang 1 orang Rendah 13 orang 12 orang 18 orang 18 orang 15 orang 11 orang 14 orang 16 orang Untuk indikator kedua dari kemampuan pemecahan masalah, siswa dengan predikat tinggi mengandung arti bahwa siswa tersebut mampu merencanakan penyelesaian masalah dengan benar dan tepat. 3. Indikator III : Kemampuan menyelesaikan masalah Deskripsi kemampuan siswa untuk indikator kemampuan menyelesaikan masalah pada setiap item soal dapat dilihat pada tabel berikut. Predikat
Tabel Kemampuan menyelesaikan masalah Nomor Soal 5 6 7 8 1 2 3 4 Tinggi 18 orang 4 orang 1 orang 2 orang 1 orang 1 orang 1 orang Sedang 1 orang 12 orang 15 orang 17 orang 16 orang 10 orang 11 orang 6 orang Rendah 1 orang 2 orang 4 orang 1 orang 3 orang 9 orang 9 orang 13 orang Indikator ketiga dari kemampuan pemecahan masalah dengan predikat tinggi menyatakan bahwa siswa mampu menyelesaikan masalah dari soal secara sistematis dan benar serta memperoleh hasil yang benar. Sedangkan predikat sedang menunjukkan bahwa siswa mampu menyelesaikan masalah dari soal yang diberikan secara sistematis tetapi kurang tepat atau siswa tersebut mampu menyelesaikan masalah dari soal tetapi hasilnya salah. Kemudian untuk predikat
Predikat
rendah menunjukkan bahwa dalam penyelesaian soal siswa tersebut keliru dalam menentukan langkah-langkah penyelesaian dan hasil penyelesaiannyapun keliru atau siswa tersebut tidak sama sekali menyelesaikan masalah dari soal yang diberikan. 4. Indikator IV : Kemampuan memeriksa kembali hasil Deskripsi kemampuan siswa untuk indikator kemampuan memeriksa kembali hasil pada setiap item soal dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel kemampuan memeriksa kembali hasil Nomor Soal Predikat 5 6 7 8 1 2 3 4 Tinggi 11 orang 4 orang 2 orang 10 orang 7 orang 1 orang Sedang 5 orang 6 orang 3 orang 6 orang 6 orang 3 orang Rendah 9 orang 11 orang 12 orang 10 orang 10 orang 14 orang 14 orang 16 orang Indikator keempat dari kemampuan pemecahan masalah dengan predikat tinggi menyatakan bahwa siswa tersebut mampu memberikan kesimpulan/menjawab apa yang ditanyakan dari soal dengan benar dan tepat. Sedangkan predikat sedang yaitu siswa mampu memberikan kesimpulan/menjawab apa yang ditanyakan dari soal dengan benar tetapi kurang tepat. Dan untuk predikat rendah menyatakan bahwa siswa salah dalam memberikan kesimpulan dari hasil yang diperoleh/menjawab pertanyaan dari soal atau tidak menunjukkan sama sekali kesimpulan dari hasil yang diperoleh. PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan dan menganalisis kemampuan pemecahan masalah matematika pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dikelas VII SMP Negeri 1 Tapa. Dari hasil tes dan wawancara dapat dilihat kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diklasifikasikan dengan predikat tinggi, sedang, dan rendah. Berdasarkan penjelasan terlihat bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih tergolong sedang. Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi setiap indikator kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yaitu siswa kurang memahami masalah dalam soal atau kurang teliti dalam membaca soal serta tidak mencari informasiinformasi lain yang terdapat dalam soal yang mangakibatkan siswa keliru dalam penentuan alternatif pemecahan masalah. siswa kurang memahami materi yang diberikan, sehingga pada saat siswa mengerjakan soal yang diberikan terlihat bahwa siswa belum mampu untuk mengerjakan soal tersebut, Serta pada pemberian kesimpulan dipengaruhi oleh tidak adanya hasil yang diperoleh siswa, karena kebiasaan siswa terburu-buru untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tapa pada materi soal cerita penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat paling tinggi 60%. Ini menunjukkan bahwa pemecahan masalah matematika siswa pada materi soal cerita penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat tergolong sedang, karena untuk semua nomor soal yang diujikan siswa hanya mampu memenuhi beberapa atau sebagian indikator kemampuan pemecahan masalah untuk siswa yang mempunyai kemampuan pemecahan masalah yang tinggi. Guru sebagai pendidik perlu menanamkan siswa untuk lebih mementingkan proses dan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah dalam matematika dari pada hasil akhirnya. Dengan demikian kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dapat lebih memahami konsep-konsep dasarnya dan penerapan setiap konsepnya.
DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:Rineka cipta. Alawiyah, Tuty. 2014. Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Matematik. Prosiding Seminar Nasional Matematika Dan Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UN. ISBN: 978-979-16353-3-2. Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Asih, I M. 2011. Peningkatan Kemampuan Siswa SMAN 8 Denpasar dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pokok Bahasan Program Linear Mata Pelajaran Matematika. Fakultas MIPA Universitas Udayana. ISSN: 14120925. Bito, Nursia. 2009. Pembelajaran Berdasarkan Masalah Untuk Sub Materi pokok Prisma dan Limas di kelas VIII SMP Negeri 11 Gorontalo. Tesis. UNESA: Pasca Sarjana. Tidak diterbitkan. Husna. 2013. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Mengengah Pertama Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS). Jurnal Peluang, Vol. 1, No.2. ISSN: 2302-5158 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Matematika SMP/MTS Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Purnomo, Andy Eko. 2014. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Melalui Model Pembelajaran Ideal Problem Solving Berbasis Project Based Learning. Jurnal Unimus. JKPM, Volume 1 Nomor 1. ISSN : 23392444. Retna, Milda. 2013. Proses Berpikir Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Ditinjau Berdasarkan Kemampuan Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo, Volume 1 Nomor 2. ISSN: 2337-8166 Runtukahu, J.Tombokon.2014.Pembelajaran Matematika Dasar Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.
Sugiman. 2010. Dampak Pendidikan Matematika Realistic Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Smp. Jurnal Indoms. J.M.E. Vol.1 No. 1 Juli 2010, Pp. 41-51. Sugiyono. 2010 Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Utomo, Dwi. 2012. Pembelajaran Lingkaran Dengan Pendekatan Pemecahan Masalah Versi Polya Pada Kelas VIII Di SMP PGRI 01 DAU. Jurnal Pogram Studi Pendidikan Matematika-FKIP Universitas Muhammadiyah Malang. ISSN: 0854-1981. Widjajanti, Djamilah. 2009. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika. Seminar Nasional Matematika Dan Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY. ISBN : 978-979-16353-3-2. Widyantoro, Deni. 2009. Pengembangan Soal Tes Pilihan Ganda Kompetensi Sistem Starter dan Pengisian Program keahlian Teknik Mekanik Otomotif Kelas XII. Jurnal PTM Volume 9 No.1. ISSN : 1412-1247
14