ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DIKELAS VII SMP NEGERI 2 LIMBOTO
JURNAL
OLEH
SARTIKA HATI NIM. 411 411 035
DOSEN PEMBIMBING: Dr. Abdul Djabar Mohidin, M.Pd Dra. Kartin Usman, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2015
LEMBAR PERSETUJUAN JURNAL Jurnal yang berjudul “Analisis Kesulitan Belajar Siswa Pada Operasi Hitung Bilangan Bulat Dalam Menyelesaikan Soal Cerita di kelas VII Smp Negeri 2 Limboto”
Oleh
SARTIKA HATI NIM. 411 411 035
Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasikan
ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DIKELAS VII SMP NEGERI 2 LIMBOTO Sartika Hati1, Abdul Djabar Mohidin2, Kartin Usman3 Prodi Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Gorontalo Jalan Jenderal Sudirman Nomor 6 Kota Gorontalo Telepon (0435) 827213 Fax. (0435) 82721 ABSTRAK
Sartika Hati, NIM. 411411035. Analisis Kesulitan Belajar Siswa pada Operasi Hitung Bilangan Bulat dalam Menyelesaikan Soal Cerita di Kelas VII SMP Negeri 2 Limboto. Skripsi. Gorontalo. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Gorontalo, 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesulitan belajar siswa di kelas VII SMP Negeri 2 Limboto pada materi operasi hitung bilangan bulat dalam menyelesaikan soal cerita. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan populasi seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Limboto. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik pengambilan Purposive Sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Data penelitian ini diperoleh dari tes kesulitan belajar siswa dalam bentuk tes essay. Berdasarkan hasil penelitian rata-rata presentase kesulitan belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Limboto pada materi operasi hitung bilangan bulat dalam menyelesaikan soal cerita menurut indikator kesulitan belajar yaitu untuk indikator kesulitan belajar fakta diperoleh 47 % siswa yang mengalami kesulitan yang berarti tingkat kesulitan siswa pada indikator fakta masih tergolong sedang. Untuk indikator kesulitan belajar konsep diperoleh 57,33 % siswa yang mengalami kesulitan, yang berarti tingkat kesulitan siswa pada indikator konsep masih tergolong sedang. Untuk indikator kesulitan belajar prinsip diperoleh 96,65 % siswa yang mengalami kesulitan, yang berarti tingkat kesulitan siswa pada indikator prinsip tergolong sangat tinggi. Untuk indikator kesulitan belajar operasi diperoleh 26,90 % siswa yang mengalami kesulitan, yang berarti tingkat kesulitan pada indikator operasi masih tergolong rendah. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesulitan siswa tergolong sedang jika dilihat dari keempat indikator tersebut Kata kunci : Kesulitan Belajar Siswa, Operasi Hitung Bilangan Bulat.
1
Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, FMIPA, UNG Dosen Jurusan Matematika, FMIPA, UNG 3 Dosen Jurusan Matematika, FMIPA, UNG 2
PENDAHULUAN Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan. Sedangkan pendidikan matematika merupakan ilmu yang sebenarnya dalam memecahkan suatu permasalahan. Untuk itu dalam pendidikan terdapat kegiatan belajar mengajar sebagai pokoknya atau intinya. Ada dua komponen utama yang berperan dalam kegiatan belajar mengajar yaitu guru dan siswa. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Dalam pendidikan formal, belajar merupakan suatu proses atau usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungan. Belajar menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Sehingga harapan pendidik untuk peserta didik melalui pembelajaran matematika ini siswa diharapkan mampu memahami konsep dan pemecahan masalah sehingga siswa tidak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Dalam matematika keterkaitan tiap konsep terjalin dengan erat dan rapi, sehingga pemahaman suatu konsep akan sangat mendukung konsep lainnya. Seperti halnya pemahaman konsep operasi bilangan di bangku sekolah dasar akan sangat berpengaruh terhadap konsep-konsep lainnya dalam strukrur pembelajaran matematika. Berdasarkan kenyataan dilapangan, ditemukan sebagian besar hasil belajar siswa belum sesuai harapan. Berdasarkan observasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Limboto didapati sekitar 13 % artinya ada 3 orang siswa yang dapat menyelesaikan soal operasi hitung pada bilangan bulat dalam menyelesaikan soal cerita dengan baik. Sebagian besar siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal langkah demi langkah. Muhibbin (2005 : 193) mengemukakan bahwa kesulitan belajar dapat diketahui dari menurunnya kinerja akademik, munculnya misbehavior siswa baik berkapasitas tinggi maupun yang berkapasitas rendah karena faktor intern dan ekstern. Selain itu, menurut Suryani (2010:34) kesulitan belajar merupakan beragam gangguan dalam menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung karena faktor internal itu individu sendiri, yaitu disfungsi minimal otak Berkesulitan belajar atau learning disabilities artinya ketidakmampuan belajar. Arti yang tepat sukar ditetapkan karena digunakan dalam berbagai disiplin
ilmu pendidikan, antara lain psikologi dan ilmu kedokteran (Runtukahu, 2014: 19). Kesulitan belajar atau ketidakberesan dalam belajar ditunjukkan oleh hasil belajar yang rendah. Hal ini disebabkan oleh berbagai hal (dalam Hidayati, 2013:17). Kesulitan belajar menunjuk pada sekelompok kesulitan yang dimanifestasikan dalam bentuk kesulitan yang nyata dalam kemahiran dan penggunaan kemampuan mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar, atau kemampuan dalam bidang studi matematika (Abdurrahman, 2003:7). Anak-anak yang berkesulitan belajar juga sering memperlihatkan kekurangan dalam mendengarkan. Akibat dari keadaan semacam ini anak berkesulitan belajar sering dianggap guru atau teman-teman mereka sebagai anak yang ngawur, artinya menjawab tanpa mempertimbangkan kelengkapan informasi. Anak demikian perlu dibimbing agar mereka berupaya mengumpulkan informasi yang cukup sebelum menjawab suatu permasalahan (Abdurrahman, 2003:177) Kesulitan belajar matematika disebut juga diskalkulia (dyscalculis). Istilah diskalkulia memiliki konotasi medis, yang memandang adanya keterkaitan dengan gangguan sistem saraf pusat. Kesulitan belajar yang berat oleh Kirk (Abdurrahman, 2003:259) disebut akalkulia (acalculia). Kesulitan belajar siswa dalam bidang matematika lebih sering kita jumpai dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Hal ini dapat lihat dari rendahnya nilai-nilai mereka dalam tes matematika yang diadakan (Sutisna, 2010:37). Adapun yang menjadi indikator kesulitan belajar matematika dalam penelitian ini pada faktor intelektual siswa mencakup 4 aspek yakni: 1 Kesulitan belajar fakta Menurut Soedjadi (2000 : 37) Fakta merupakan perjanjian atau pemufakatan yang dibuat dalam matematika, misalnya lambang, nama, istilah, serta perjanjian. Kaitannya dengan kesulitan belajar matematika siswa, maka siswa sering mengalami kesulitan disebabkan dari adanya lambanglambang atau simbol, huruf dan kata. Berdasarkan indikator kesulitan belajar fakta yang dijelaskan diatas maka peneliti dapat mengukur dan memberikan gambaran. Pada langkah ini, siswa dikatakan mengalami kesulitan apabila siswa tidak dapat menuliskan dengan benar apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal. 2 Kesulitan belajar konsep Menurut Soedjadi (2000 : 37) Konsep merupakan pengertian abstrak yang memungkinkan seseorang menggolong-golongkan objek atau peristiwa. Hubungannya dengan kesulitan belajar matematika, maka siswa sering mengalami kesulitan untuk menangkap konsep dengan benar.
Berdasarkan indikator kesulitan belajar konsep yang dijelaskan diatas maka peneliti dapat mengukur dan memberikan gambaran. Pada langkah ini, siswa dikatakan mengalami kesulitan apabila siswa tidak dapat menangkap dengan benar apa yang ditanya dalam soal. 3 Kesulitan belajar operasi Menurut Soedjadi (2000 : 38) Operasi adalah pengerjaan hitung, pengerjaan aljabar, dan pengerjaan matematika yang lain. Operasi dalam matematika adalah suatu fungsi yaitu relasi khusus karena operasi adalah aturan untuk memperoleh elemen tunggal dari satu atau lebih elemen yang diketahui. Berdasarkan indikator kesulitan belajar operasi yang dijelaskan diatas maka peneliti dapat mengukur dan memberikan gambaran. Pada langkah ini, siswa dikatakan mengalami kesulitan apabila siswa tidak dapat mengerjakan soal dengan benar. 4 Kesulitan belajar prinsip Menurut Soedjadi (2000 : 38) Prinsip yaitu pernyataan yang menyatakan berlakunya suatu hubungan antara beberapa konsep. Pernyataan itu dapat menyatakan sifat-sifat suatu konsep, atau hukum-hukum atau teorema atau dalil yang berlaku dalam konsep itu. Berkaitan dengan kesulitan belajar yang dialami siswa dalam belajar matematika, maka sering siswa tidak memahami asal usul suatu prinsip, ia tahu rumusnya dan bagaimana menggunakannya, tetapi tidak tahu mengapa digunakan. Berdasarkan indikator kesulitan belajar prinsip yang dijelaskan diatas maka peneliti dapat mengukur dan memberikan gambaran. Pada langkah ini, siswa dikatakan mengalami kesulitan apabila siswa tahu rumusnya tetapi tidak tau bagaimana cara menggunakannya. Isnaini menyatakan bahwa soal cerita yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari diberikan dalam pembelajaran matematika, karena pada umumnya soal cerita digunakan untuk melatih siswa dalam menyelesaikan masalah. Tingkat kesulitan soal cerita berbeda dengan tingkat kesulitan soal bentuk hitungan yang dapat dilakukan dengan komputasi. Oleh sebab itu, dalam menyelesaikan soal cerita banyak siswa yang mengalami kesulitan sehingga siswa sering melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal (Porwanto, 2014: 111). Asih (2011: 68) menyatakan bahwa soal cerita matematika adalah suatu bentuk soal matematika yang disusun dalam bentuk cerita berhubungan dengan masalah sehari-hari. Menyelesaikan soal cerita
yang dimaksud adalah
menyelesaikan soal dengan melalui langkah-langkah: memahami soal dan
mengerti apa yang ditanyakan dalam soal, dilanjutkan dengan pembuatan model matematika
lengkap
dengan
tanda
pertidaksamaannya,
dan
kemudian
menyelesaikan komputasi dan aljabarnya dengan benar. Menurut Soedjadi untuk menyelesaikan soal cerita matematika dapat ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut (Muncarno, 2008: 19): a)
Membaca soal cerita dengan cermat untuk menangkap makna pada tiap kalimat.
b) Memisahkan dan mengungkapkan apa yang diketahui dalam soal dan apa yang ditanyakan oleh soal. c)
Membuat model matematika dari soal.
d) Menyelesaikan model matematika menurut aturan matematika
sehingga
mendapat jawaban dari soal tersebut. e)
Mengembalikan jawaban ke dalam konteks soal yang ditanyakan Soal cerita matematika dalam penelitian ini merupakan soal cerita yang
berkaitan dengan penerapan operasi hitung bilangan bulat dalam kehidupan sehari-hari. Adapun dalam penelitian ini, langkah-langkah dalam menyelesaikan soal cerita matematika pada materi operasi hitung bilangan bulat adalah sebagai berikut: 1. Memahami soal yaitu siswa mampu dalam memahami masalah dan menuliskan informasi yang meliputi apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan. 2. Menggunakan konsep yaitu siswa dapat memahami dan menerapkan konsep matematika. 3. Menggunakan prinsip matematika yaitu siswa dapat memahami dan menerapkan prinsip. 4. Menyelesaikan soal yaitu siswa mampu menyelesaikan soal berdasarkan prinsip yang digunakan dan melakukan perhitungan dengan benar. METODOLOGI PENELITIAN Metode metode
penelitian yang digunakan
dalam
penelitian
ini adalah
deskriptif. Metode deskriptif ini bertujuan untuk menganalisis dan
mendeskripsikan kesulitan siswa pada materi operasi hitung bilangan bulat dalam menyelesaikan soal cerita. Berdasarkan alat ukur berupa tes tertulis. Peneliti juga melakukan wawancara langsung kepada subjek yang diteliti untuk memperkuat data-data yang diperoleh selain tes. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian adalah tes berbentuk essay pada materi operasi hitung bilangan bulat dalam menyelesaikan soal cerita. Sebelum istrumen penelitian ini digunakan terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Validitas terdiri atas dua yakni validasi konstruk/isi dan validasi empirik. Validasi kostruk/isi terhadap instrument tes kesulitan belajar siswa divalidasi oleh tiga orang ahli yang dianggap berkompeten terhadap soal yang akan diberikan dengan harapan validasi konstruk/isi menjadi tepat dan sesuai indikator yang hendak diukur. Adapun validasi empirik pada instrumen tes kesulitan belajar siswa adalah menggunakan rumus Korelasi Product Moment). Tahap selanjutnya melakukan pengujian reliabilitas dengan menggunakan rumus Korelasi Alpha Crombach. Instrumen yang digunakan dalam penelitan ini yakni instrumen untuk mengukur kesulitan belajar siswa dalam bentuk tes essay pada materi operasi hitug bilangan bulat dalam menyelesaikan soal cerita. Berikut kisi-kisi dan rubrik kesulitan belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Limboto pada materi operasi hitung bilangan bulat dalam menyelesaikan soal cerita. Tabel 1.1 Kisi-kisi Instrumen Kesulitan Belajar Siswa Indikator Kesulitan 1. 2. 3. 4.
Fakta Konsep Prinsip Operasi
Indikator Materi
Aspek Soal
Menjumlahkan Bilangan Bulat
1,2,3
Mengurangkan Bilangan Bulat
4,5
Mengalikan Bilangan Bulat
6,7
Membagi Bilangan Bulat
8
Tabel 1.2 Rubrik Penilaian Kesulitan Belajar Siswa No
Indikator
Deskripsi
Skor
1.
Kesulitan belajar fakta
Menuliskan dengan benar simbol dari objek kata yang digunakan dan simbol bilangan dari soal.
4
2.
3.
4.
Kesulitan belajar konsep
Kesulitan belajar operasi
Kesulitan belajar prinsip
Menuliskan simbol dari objek kata yang digunakan dan simbol bilangan, tetapi salah satunya salah. Menuliskan salah satu simbol dari objek kata yang digunakan dan simbol bilangan. Salah menuliskan simbol dari objek kata yang digunakan dan simbol bilangan dari soal. Tidak menuliskan simbol dari objek kata yang digunakan dan simbol bilangan dari soal. Menuliskan dengan benar model matematika dan pemisalan yang akan digunakan dalam menyelesaikan masalah. Menuliskan model matematika yang akan digunakan dan pemisalan dalam menyelesaikan masalah tetapi hanya sebagian yang benar. Menuliskan model matematika dan pemisalan yang akan digunakan dalam menyelesaikan masalah, tetapi kurang tepat. Salah menuliskan model matematika dan pemisalan yang akan digunakan dalam menyelesaikan masalah Tidak menuliskan model matematika dan pemisalan sama sekali. Menuliskan model penyelesaian masalah dari soal operasi hitung bilangan bulat dalam menyelesaikan soal cerita dan benar. Menuliskan penyelesaian masalah dari soal operasi hitung bilangan bulat dalam menyelesaikan soal cerita tetapi kurang tepat. Menuliskan penyelesaian masalah dari soal operasi hitung bilangan bulat dalam menyelesaikan soal cerita tetapi penyelesaiannya salah. Salah menuliskan penyelesaian masalah dari soal operasi hitung bilangan bulat dalam menyelesaikan soal cerita Tidak menuliskan penyelesaian masalah dari soal. Menuliskan simbol, model matematikanya, dan penyelesaian dari soal dengan benar dan tepat. Menuliskan simbol, model matematikanya, dan
3
2 1 0 4
3
2
1
0 4
3
2
1
0 4 3
penyelesaiannya dari soal, tetapi kurang tepat. Menuliskan simbol, model matematikanya, dan penyelesaiannya dari soal, tetapi tidak lengkap. Salah menuliskan simbol, model matematikanya, dan penyelesaiannya dari soal. Tidak menuliskan simbol, model matematikanya, dan penyelesaiannya dari soal.
2 1 0
HASIL PENELITIAN 1. Kesulitan Belajar Fakta Dari hasil tes yang diberikan siswa, pada indikator pertama yaitu indikator kesulitan belajar fakta terdiri dari 8 butir soal, peneliti memperoleh 47,01 % siswa yang mengalami kesulitan sehingga pada indikator kesulitan belajar fakta materi operasi hitung bilangan bulat dalam menyelesaikan soal cerita tingkat kesulitannya masih tergolong sedang. 2. Kesulitan Belajar Konsep Dari hasil tes yang diberikan siswa, pada indikator kedua yaitu indikator kesulitan belajar konsep terdiri dari 8 butir soal, peneliti memperoleh 57,33 % siswa yang mengalami kesulitan sehingga pada indikator kesulitan belajar konsep materi operasi hitung bilangan bulat dalam menyelesaikan soal cerita tingkat kesulitannya masih tergolong sedang. 3. Kesulitan Belajar Prinsip Dari hasil tes yang diberikan siswa, pada indikator ketiga yaitu indikator kesulitan belajar prinsip terdiri dari 1 butir soal, peneliti memperoleh 95,65 % siswa yang mengalami kesulitan sehingga pada indikator kesulitan belajar prinsip materi operasi hitung bilangan bulat dalam menyelesaikan soal cerita tingkat kesulitannya tergolong sangat tinggi. 4. Kesulitan Belajar Operasi Dari hasil tes yang diberikan siswa, pada indikator keempat yaitu indikator kesulitan belajar operasi terdiri dari 8 butir soal, peneliti memperoleh 26,90 % siswa yang mengalami kesulitan sehingga pada indikator kesulitan belajar operasi materi operasi hitung bilangan bulat dalam menyelesaikan soal cerita tingkat kesulitannya masih tergolong rendah. .
PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan dan menganalisis kesulitan siswa pada operasi hitung bilangan bulat dalam menyelesaikan soal cerita di kelas VII SMP Negeri 2 Limboto. Sebagai langkah awal untuk mencapai tujuan tersebut, terlebih dahulu penulis membuat instrumen penelitian berupa kisi-kisi instrumen, instrumen tes, marking scheme dan rubrik penilaian. Sebelum penelitian penulis melakukan uji coba tes kesulitan siswa untuk mengetahui apakah setiap butir soal itu valid atau tidak. Uji coba ini dilakukan pada siswa kelas VII SMP N 2 Limboto tapi yang bukan sampel penlitian. Dari 8 butir soal yang diuji coba dan telah dilakukan pengujian validitas dapat diperoleh bahwa 8 butir soal tes kesulitan adalah valid yang berarti dapat digunakan sebagai instrumen penelitian. KESIMPULAN 1. Kesulitan siswa dalam memahami materi operasi hitung bilangan bulat khususnya dalam menyelesaikan soal cerita di kelas VII SMP Negeri 2 Limboto yang ditinjau dari empat indikator kesulitan belajar siswa sangat bervariasi. 2. Berdasarkan presentase kesulitan siswa untuk setiap indikator diperoleh sebagai berikut : a. Kesulitan Belajar Fakta di peroleh: Untuk kesulitan belajar fakta keseluruhan diperoleh 47,01 % siswa yang mengalami kesulitan, ini berarti tingkat kesulitannya masih tergolong sedang. b. Kesulitan Belajar Konsep di peroleh: Untuk kesulitan belajar konsep keseluruhan diperoleh 57,33 % siswa yang mengalami kesulitan, ini berarti tingkat kesulitannya masih tergolong sedang. c. Kesulitan Belajar Prinsip di peroleh Untuk kesulitan belajar prinsip kesuluruhan diperoleh 95,65 % siswa yang mengalami kesulitan, ini berarti tingkat kesulitannya tergolong sangat tinggi. d. Kesulitan Belajar Operasi di peroleh Untuk kesulitan belajar operasi diperoleh 26,90 % siswa yang mengalami kesulitan, ini berarti tingkat kesulitannya masih tergolong rendah.
3. Berdasarkan hasil yang diperoleh siswa bahwa untuk presentase kesulitan belajar siswa jika dilihat dari keempat indikator maka tingkat kesulitannya tergolong sedang.
DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2013.
Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta Asih, I M. 2011. Peningkatan Kemampuan Siswa SMAN 8 Denpasar dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pokok Bahasan Program Linear Mata Pelajaran Matematika. Fakultas MIPA Universitas Udayana. ISSN: 1412-0925. Candraningrum, Erlina Sari. 2010. Kajian Kesulitan Siswa Dalam Mempelajari Geometri Dimensi Tiga Kelas X Man Yogyakarta I. Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta . Hidayati, Fajar. 2010. Kajian Kesulitan Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 16 Yogyakarta dalam Mempelajari Aljabar. Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Matematika SMP/MTS Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Muncarno. 2008. Penerapan Model Penyelesaian Soal Cerita dengan Langkahlangkah Pemecahan
Masalah untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
Matematika Siswa Kelas 1 SMP . Jurnal Nuansa Pendidikan Vol VI, No. 1. Porwanto, Muhamad. 2014. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Bentuk Soal Cerita pada Pokok Bahasan Peluang SMA Tribhakti Tanggulangin Kelas XII IPS. Jurnal Pendidikan Matematika STIKIP PGRI Sidoarjo. Vol 2, No. 1.ISSN: 2337-8166. Runtukahu, J. Tombokan. 2014. Pembelajaran Matematika Dasar bagi Anak Berkesulitan Belajar. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA. Ruseffendi. 2006. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito. Sobel, Max A dan Maletsky, Evan M. 2004. Mengajar Matematika. Jakarta: Erlangga.
Soedjadi, R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sutisna. 2010. Analisis kesulitan menyelesaiakn soal cerita matematika pada siswa kelas IV MI YAPIA PRUNG-BOGOR. Jakarta Sutisna. 2010. Analisis kesulitan menyelesaiakn soal cerita matematika pada siswa kelas IV MI YAPIA PRUNG-BOGOR. Jakarta. Uno, Hamzah dan Masri Kuadrat. 2009. Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.