BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
Deskripsi dalam arkeologi bertujuan untuk menggambarkan hal-hal yang menyangkut data arkeologi. baik data artefaktual maupun data non artefaktual, untuk selanjutnya dipergunakan sebagai analisis, hipotesis, interpretasi dan eksplanasi guna mencapai tujuan arkeologi. Dalam bab ini, akan diuraikan secara deskripsi tentang kondisi situs didalam maupun diluar situs. Mengingat temuan yang ada cukup banyak, maka bentuk deskripsi teradap temuan akan dijabarkan dalam bentuk tabel disamping itu bentuk pemaparan seperti ini lebih mudah dipahami dan agar data yang ada tidak rancu. Agar tidak adanya kesalahan dalam proses penafsiran dan memberikan batasan yang jelas terhadap bagian-bagian yang akan dikaji maka, akan dilapirkan pengertin secara harafian terhadap item-item yang akan dikaji seperti, bentuk/jenis wadah kubur, ragam hias, kondisi temuan, ukuran wadah (cm), bekal kubur/temuan lain, teknik pembuatan, letak wadah kubur, fungsi wadah, bahan yang digunakan dalam pembuatan wadah kubur, arah hadap temuan, dan penggunaan warna. 3.1
Situs Liang Datu
Situs ini terletak di Kabupaten Enrekang, Kecamatan Maiwa, Desa Palakka, Dusun Labale, secara astronomis berada pada 03º 338’ 04,6” LS dan 119 º 49’ 24,6” BT dan berada pada ketinggian 442 m dpl. Jarak antara situs dan pemukiman warga ± 1.5 Km. untuk menuju ke Situs Liang Datu harus melewati jalan pengerasan, menyusuri sungai, perkebunan milik penduduk, melalui jalan menanjak dengan menyusuri hutan yang cukup lebat, dan berjalan ditepi jurang sehingga digunakan tali untuk membantu penyeberang. Situs ini terletak di sebuah ceruk pada bukit karst/kapur.
44
Kondisi di luar situs banyak ditumbuhi semak belukar, beberapa pohon besar dan di depan situs merupakan jurang yang cukup terjal yang mengelilingi sekitar situs tersebut. Orietasi arah hadap situs 130º menghadap ke tenggara, dan mulut gua memiliki panjang 132 m dan tinggi 340 cm.
Foto 3.1: Situs Liang Datu (Dok. Etha Sriputri, 2012)
Kondisi lingkungan di dalam gua cukup lembab hal ini dikarenakan tidak adanya sinar matahari yang masuk kedalam, mengingat mulut gua yang tidak berada dalam lintasan matahari, ditambah lagi dengan banyaknya pohon didepan mulut gua, sehingga sinar matahari terhalang. Situs ini terbagi dalam 3 chamber (aula). Chamber satu berada di depan, pada chamber ini banyak ditemukan wadah kubur atau duni. chamber dua berada di sebelah kanan, terdapat sebuah duni serta chamber tiga berada di sebelah kiri, tidak ditemukan apa-apa. Secara umum kondisi temuan ditutupi lumut bahkan pada lantai gua juga terdapat lumut, temuan duni yang ada baik yang utuh maupun tidak utuh berjumlah 27 buah.
Berikut
beberapa
penjabaran
pada
masih-masih
dun
45
Tabel 3.1 : Deskripsi temuan duni di Situs Liang Datu Kabupaten Enrekan NO 1
BENTUK/JENIS TEMUAN
RAGAM HIAS
WADAH KUBUR
UKURAN (CM)
TEMUAN LAIN/BEKAL KUBUR
TEKNIK PEMBUATAN
LETAK
BAHAN
ARAH HADAP (DERAJAT)
44
TIDAK ADA
CUNGKIL PAHAT
CHAMBER 1
BITTI
40˚
LAPUK, BERLUMUT, DISEBELAH KANAN (U) HILANG
P
L
T
POLOS
203
43
KETERANGAN
2
WADAH KUBUR
POLOS
187
41
39
TIDAK ADA
CUNGKIL PAHAT
CHAMBER 1
BITTI
39
LAPUK, BERLUMUT, SEBAGIAN WADAHNYA RUSAK
3
BENTUK PERAHU
GARIS VERTIKAL
200
44
71
TIDAK ADA
CUNGKIL PAHAT BERMOTIF
CHAMBER 1
BITTI
38
LAPUK, BERLUMUT, LUBANG DI TUTUP DAN R.H DI WADAH
4
BENTUK PERAHU
POLOS
205
36
35
TIDAK ADA
CUNGKIL PAHAT
CHAMBER 1
BITTI
37
LAPUK, BERLUMUT, WADAHNYA AGAK TENGGELAM
5
BENTUK PERAHU
GARIS VERTIKAL
270
47
90
TIDAK ADA
CUNGKIL PAHAT BERMOTIF
CHAMBER 2
BITTI
10
LAPUK, BERLUMUT, ADA PENYANGGA DEPAN & BELAKANG
6
WADAH KUBUR
GARIS VERTIKAL
192
44
38
TIDAK ADA
CUNGKIL PAHAT BERMOTIF
CHAMBER 1
BITTI
290
LAPUK,BERLUMUT, DAN TERBAGI-BAGI DALAM BEBERAPA BAGIAN
7
BENTUK PERAHU
POLOS
248
48
83
TIDAK ADA
CUNGKIL PAHAT
CHAMBER 1
BITTI
293
LAPUK,BERLUMUT, BEBERAPA BAGIAN SUDAH HILANG
8
WADAH KUBUR
POLOS
160
0
0
TIDAK ADA
UID
CHAMBER 1
BITTI
294
LAPUK,BERLUMUT, BEBERAPA BAGIAN SUDAH HILANG
9
WADAH KUBUR
POLOS
230
0
0
TIDAK ADA
UID
CHAMBER 1
BITTI
300
LAPUK, BERLUMUT, DAN TERBAGI-BAGI DALAM BEBERAPA BAGIAN
10
BENTUK PERAHU
GARIS VERTIKAL
445
60
105
TIDAK ADA
CUNGKIL PAHAT BERMOTIF
CHAMBER 1
BITTI
5
11
WADAH KUBUR
POLOS
150
30
0
TIDAK ADA
UID
CHAMBER 1
BITTI
310
LAPUK, BERLUMUT, DAN HANYA TINGGAL ALASNYA SAJA
12
WADAH KUBUR
POLOS
140
0
0
TIDAK ADA
UID
CHAMBER 1
BITTI
310
LAPUK, BERLUMUT, DAN BEBERAPA BAGIAN SUDAH RUSAK
13
WADAH KUBUR
POLOS
204
44
23
TIDAK ADA
CUNGKIL PAHAT
CHAMBER 1
BITTI
310
LAPUK, BERLUMUT, DAN BEBERAPA BAGIAN SUDAH RUSAK
14
WADAH KUBUR
POLOS
201
52
37
TIDAK ADA
UID
CHAMBER 1
BITTI
315
LAPUK, BERLUMUT, DAN BEBERAPA BAGIAN SUDAH RUSAK
15
BENTUK PERAHU
GARIS VERTIKAL
290
44
81
TIDAK ADA
CUNGKIL PAHAT BERMOTIF
CHAMBER 1
BITTI
305
LAPUK, BERLUMUT, DAN BEBERAPA BAGIAN SUDAH RUSAK
16
WADAH KUBUR
GARIS VERTIKAL
189
45
44
TIDAK ADA
CUNGKIL PAHAT BERMOTIF
CHAMBER 1
BITTI
307
LAPUK, BERLUMUT, DAN BEBERAPA BAGIAN SUDAH RUSAK
17
WADAH KUBUR
GARIS VERTIKAL
167
41
47
TIDAK ADA
CUNGKIL PAHAT
CHAMBER 1
BITTI
307
LAPUK, BERLUMUT, DAN BEBERAPA BAGIAN SUDAH RUSAK
18
BENTUK PERAHU
GARIS VERTIKAL
232
40
60
TULANG
CUNGKIL PAHAT BERMOTIF
CHAMBER 1
BITTI
309
LAPUK, BERLUMUT, DAN BEBERAPA BAGIAN SUDAH RUSAK
19
BENTUK PERAHU
GARIS VERTIKAL
275
41
85
TIDAK ADA
CUNGKIL PAHAT BERMOTIF
CHAMBER 1
BITTI
345
LAPUK, BERLUMUT, DAN BEBERAPA BAGIAN SUDAH RUSAK
20
BENTUK PERAHU
GARIS VERTIKAL
281
48
84
TULANG
CUNGKIL PAHAT BERMOTIF
CHAMBER 1
BITTI
314
LAPUK, BERLUMUT, DAN BEBERAPA BAGIAN SUDAH RUSAK
21
BENTUK PERAHU
GARIS VERTIKAL
338
49
74
TIDAK ADA
CUNGKIL PAHAT BERMOTIF
CHAMBER 1
BITTI
328
LAPUK, BERLUMUT, DAN BEBERAPA BAGIAN SUDAH RUSAK
22
WADAH KUBUR
GARIS VERTIKAL
202
49
51
TIDAK ADA
CUNGKIL PAHAT
CHAMBER 1
BITTI
350
LAPUK, BERLUMUT, DAN TERBAGI-BAGI DALAM BEBERAPA BAGIAN
23
WADAH KUBUR
POLOS
190
43
50
TEMPURUNG
CUNGKIL PAHAT
CHAMBER 1
BITTI
352
LAPUK, BERLUMUT, DAN BEBERAPA BAGIAN SUDAH RUSAK
24
BENTUK PERAHU
POLOS
280
48
104
TULANG
CUNGKIL PAHAT BERMOTIF
CHAMBER 1
BITTI
352
LAPUK, BETLUMUT, DAN BEBERAPA BAGIAN SUDAH RUSAK
25
BENTUK PERAHU
GARIS VERTIKAL
225
40
72
TIDAK ADA
CUNGKIL PAHAT BERMOTIF
CHAMBER 1
BITTI
345
LAPUK, BERLUMUT, DAN BEBERAPA BAGIAN SUDAH RUSAK
26
BENTUK PERAHU
TIDAK ADA
200
0
0
TIDAK ADA
CUNGKIL PAHAT
CHAMBER 1
BITTI
342
LAPUK, BERLUMUT, DAN BEBERAPA BAGIAN SUDAH RUSAK
27
TUTUP
GARIS VERTIKAL
241
41
46
TIDAK ADA
CUNGKIL PAHAT BERMOTIF
CHAMBER 1
BITTI
350
LAPUK DAN BERLUMUT
LAPUK DAN BERLUMUT
46
3.2
Situs Kete’kesu
Secara administrasi Situs Kete’kesu berada di Kecamatan Sanggalagi, Kelurahan Kesu, Kampung Kesu’malenong dan masuk dalam lingkungan Bonarang. Situs Kete’kesu merupakan situs pemukiman yang termasuk dalam kampung adat Pekambiran. Secara astronomis terletak pada 02º 59’ 61,9” LS dan 119 º 54’ 37” BT . Adapun batas-batas situs ini antara lain: di utara berbatasan dengan Desa Tondon Naggula, di sebelah timur Desa La’bo, Buntu La’bo, di sebelah selatan Desa Tallu Lolo, Buntu Labo dan di sebelah barat berbatasan dengan Rinding Batu. Situs ini termasuk dalam situs pemukiman, maka banyak ditemukan artefak-artefak lainnya berupa Tongkonan, Alang, Rante-simbuang, Liang, banua, Kombong, Umma, Allu baba, Bubun, Erong dan Tau-tau. Namun dalam pembahasan ini, disesuaikan dengan tema penelitian maka, penulis mempersempit bahasan dengan mengambil salah satu tingggalan arkeologinya yaitu erong, dalam penelitian ini, penulis hanya mengambil Erong yang berada di sekitar karst saja. Dulunya erong biasa digantung pada tebing-tebing atau berada di atas tanah, tetapi sekarang Erong yang digantung hanya tinggal beberapa saja dan kebanyakan berada di atas tanah, selain itu banyak Erong berada di atas sebuah pondasi yang dibuatkan khusus untuk menaruh Erong tersebut. Situs Kete’kesu termasuk situs yang banyak dikunjungi oleh pariwisata baik dari dalam maupun dari luar negeri. Hal ini dikarenakan akses menuju kesana dapat ditempuh dengan mudah, baik kendaraan roda dua maupun roda empat, sehingga tidak mengherankan, kondisi situsnya cukup terawat dan untuk memudahkan pengunjung untuk melihat-lihat erong maka dibuat tangga-tangga. Tetapi sangat disayangkan tidak adanya pembatas yang dibuat di sekitar Erong sehingga pengunjung dengan leluasa memegang erong tersebut.
47
Foto 3.2: Situs Kete’kesu (Dok. Etha Sriputri, 2012)
Selain penguburan dengan erong, juga terdapat bentuk penguburan lain dari masyarakat toraja seperti patane1, liang pa2 dan ada beberapa peti mati yang sudah modern di dalam gua. Situs Kete’kesu memiliki erong sebanyak 37 buah yang dapat diidentifikasi, terdiri dari 4 jenis erong yaitu erong bentuk perahu, rumah adat, kerbau dan babi, dan ragam hias yang cukup banyak. Berikut deskripsi temuan erong yang terdapat di Situs Kete’kesu:
1
Patane yaitu bentuk penguburan yang menyerupai rumah tetapi konstruksinya terbuat dari beton, bentuk kuburan ini mendapat pengaruh dari agama kristen 2 Liang pa’ yaitu bentuk kubur yang dipahatkan pada dinding batu berupa ceruk atau bongkahan batu lain.
48
Tabel 3.2 : Deskripsi temuan erong pada Situs Kete’kesu Kabupaten Toraja Utara
UKURAN (CM) NO
JENIS TEMUAN
RAGAM HIAS
P
L
T
TEMUAN LAIN/BEKAL KUBUR
LETAK
BAHAN
ARAH HADAP
TEKNIK PEMBUATAN
KETERANGAN
1
E. BABI
PAQTEDONG TUMURU, NEQ LIMBONGAN, PAQ KARUA, PAQBULU LONDONG.
DI TANAH
232
38
49
TIDAK ADA
URU
95˚
CUNGKIL SAMBUNG BERMOTIF
LAPUK, BERLUMUT DAN BEBERAPA BAGIAN SUDAH RUSAK
2
E. KERBAU
MOTIF ULAR, CATUR, PAQTEDONG TUMURU, PAQBARRAQ-BARRAQ.
DI TANAH
241
46
43
TULANG
URU
225˚
CUNGKIL SAMBUNG BERMOTIF
LAPUK DAN BERLUMUT DAN BEBERAPA BAGIAN SUDAH RUSAK
3
WADAH KUBUR
TIDAK ADA
DI GANTUNG
184
42
0
TULANG
URU
242˚
CUNGKIL PAHAT
LAPUK, BERLUMUT DAN TERBAGI DALAM BEBERAPA BAGIAN.
4
E. PERAHU
TIDAK ADA
DI GANTUNG
184
48
60
TULANG
URU
243˚
CUNGKIL PAHAT
LAPUK, BERLUMUT DAN TERBAGI DALAM BEBERAPA BAGIAN.
242˚
CUNGKIL SAMBUNG BERMOTIF
LAPUK, BERLUMUT DAN TERBAGI DALAM BEBERAPA BAGIAN. LAPUK, BERLUMUT DAN TERBAGI DALAM BEBERAPA BAGIAN.
5
WADAH KUBUR
PAQTEDONG TUMURU, PAQULU GAYANG
DI GANTUNG
0
0
0
TULANG
URU
6
E. KERBAU
PAQBARANAQ I
DI GANTUNG
230
45
50
TULANG
URU
245˚
CUNGKIL SAMBUNG BERMOTIF
7
E. PERAHU
TIDAK ADA
DI GANTUNG
177
48
60
TULANG
URU
244˚
CUNGKIL PAHAT
LAPUK, BERLUMUT DAN TERBAGI DALAM BEBERAPA BAGIAN.
8
E. PERAHU
TIDAK ADA
DI GANTUNG
194
44
68
TULANG
URU
243˚
CUNGKIL PAHAT
LAPUK, BERLUMUT DAN TERBAGI DALAM BEBERAPA BAGIAN.
9
WADAH KUBUR
TIDAK ADA
DI TANAH
240
40
100
TULANG
URU
233˚
CUNGKIL PAHAT
LAPUK, BERLUMUT, W.K TERJATUH KE TANAH
10
WADAH KUBUR
TIDAK ADA
DI TANAH
0
0
0
TULANG
URU
245˚
CUNGKIL PAHAT
LAPUK, DAN TERBAGI DALAM BEBERAPA BAGIAN
11
WADAH KUBUR
TIDAK ADA
DI TANAH
214
76
47
TULANG
URU
270˚
CUNGKIL PAHAT
LAPUK, BERLUMUT DAN W. K TERJATUH KE TANAH
12
E. PERAHU
PAQERONG, PAQBARANAQ II.
DI GANTUNG
0
0
0
TIDAK TAHU
URU
238˚
CUNGKIL SAMBUNG BERMOTIF
13
E. PERAHU
TIDAK JELAS
DI TOPANG
180
67
80
TULANG
URU
244˚
CUNGKIL PAHAT
LAPUK, BERLUMUT DAN BEBERAPA BAGIAN SUDAH RUSAK
14
WADAH KUBUR
TIDAK ADA
DI TOPANG
184
58
68
TULANG
URU
243˚
CUNGKIL PAHAT
LAPUK DAN BEBERAPA BAGIAN SUDAH RUSAK LAPUK, DALAM SATU WADAH TERDAPAT WADAH LAIN, TUTUPNYA SUDAH HILANG SETENGAH DAN SUDAH BERGESER DARI TEMPATNYA
LAPUK, JARAK YANG JAUH SEHINGGA TIDAK MEMUNGKINKAN DILAUKAN PENGUKURAN
WADAH KUBUR
PAQDOTI SILUANG II, SEGITIGA.
DI TOPANG
200
0
0
TULANG
URU
255˚
CUNGKIL SAMBUNG BERMOTIF
16
E.PERAHU
PAQTEDONG TUMURU, PAQDON BOLU SANGBUA, PAQKADANG PAO, PAQPOLLOQ SONGKANG, PAQBARANAQ II,
DI TOPANG
240
32
89
TULANG
URU
350˚
CUNGKIL SAMBUNG BERMOTIF
LAPUK DAN BEBERAPA BAGIAN SUDAH RUSAK, SERTA TUTUP WADAH TIDAK PADA TEMPATNYA LAGI
17
E.PERAHU
PAQTANGKE LUMUQ, PAQKADANG PAO,
DI TOPANG
317
31
98
TULANG
URU
331˚
CUNGKIL SAMBUNG BERMOTIF
LAPUK, BERLUMUT, BEBERAPA BAGIAN SUDAH HILANG, LETKANYA YANG BERDAMPINGAN DENGAN ERONG LAINNYA TIDAK MEMUNGKINKAN DILAKUKAN PENGIDENTIFIKASIAN MOTIF PADA WADAH KUBURNYA
15
49
UKURAN (CM) NO
BENTK/JENIS TEMUAN
RAGAM HIAS
LETAK P
L
T
BEKAL/TEMUAN LAIN
BAHAN
ARAH HADAP
TEKNIK PEMBUATAN
KETERANGAN
LAPUK DAN BERJAMUR, LETAK SAMA DENGAN TEMUAN 18. MOTIF PADA TUTUP TIDAK JELAS AKIBAT PELAPUKAN
18
E.PERAHU
PAQTEDONG TUMURU, PAQKADANG PAO, SULUR-SULUR ,PAQSIBORONGAN,PAQBARANAQ II
DI TOPANG
230
33
105
TULANG
URU
332˚
CUNGKIL SAMBUNG BERMOTIF
19
WADAH KUBUR
TIDAK ADA
DI TOPANG
172
40
70
TULANG
URU
250˚
CUNGKIL PAHAT
20
WADAH KUBUR
TIDAK ADA
DI TOPANG
160
50
63
TULANG
URU
249˚
CUNGKIL SAMBUNG
LAPUK, BERLUMUT, BEBERAPA BAGIAN SUDAH HILANG.
21
WADAH KUBUR
TIDAK ADA
DI TOPANG
188
50
87
TULANG
URU
248˚
CUNGKIL SAMBUNG
LAPUK, BERLUMUT, BEBERAPA BAGIAM SUDAH HILANG
22
E.PERAHU
PAQBARANAQ II, PAQTANGKE LUMUQ, PAQTEDONG TUMURU, PAQKAPUQ BAKA, PAQKANGKUNG,PAQPOLLOA GAYANG.
DI TOPANG
202
44
126
TULANG
URU
243˚
CUNGKIL SAMBUNG BERMOTIF
BERLUMUT DAN MOTIFNYA MULAI PUDAR
23
E.PERAHU
PAQBARRAQ-BARRAQ, PAQPOLLOQ GAYANG, PAQKADANG PAO.
DI TOPANG
203
54
127
TULANG
URU
241˚
CUNGKIL SAMBUNG BERMOTIF
KARENA ERONG INI TERLETAK DITENGAH-TENGAH MAKA MOTIF PADA WADAHNYA TIDAK DAPAT DI IDENTIFIKASI
24
E.PERAHU
PAQPOLLOQ SONGKANG
DI TOPANG
239
47
112
TULANG
URU
240˚
CUNGKIL SAMBUNG BERMOTIF
RUSAK PADA BAGIAN DEPAN SERTA TERJADI PELAPUKAN
25
E.PERAHU
TIDAK ADA
DI TOPANG
170
50
111
TULANG
URU
244˚
CUNGKIL SAMBUNG
LAPUK DAN BEBERAPA BAGIAN SUDAH HILANG
26
E.PERAHU
TIDAK ADA
DI TOPANG
200
36
89
TULANG
URU
245˚
CUNGKIL SAMBUNG
BEBERAPA BAGIAN SUDAH HILANG
27
E.PERAHU
GARIS VERTIKAL
DI TOPANG
240
33
125
TULANG
URU
245˚
CUNGKIL SAMBUNG BERMOTIF
LAPUK, BEBERAPA BAGIAN SUDAH RUSAK, ERONG INI TERTUMPUK DIATAS ERONG LAINNYA
28
E.PERAHU
GARIS VERTIKAL
DI TOPANG
227
33
98
TULANG
URU
246˚
CUNGKIL SAMBUNG BERMOTIF
LAPUK, DAN ERONG INI BERADA DIDALAM ERONG LAIN YANG LEBIH BESAR TETEAPI SUDAH RUSAK DAN TIDAK ADA ISINYA, ATAU MUNGKIN DIPINDAHKAN KE WADAH YANG BARU INI
29
E.PERAHU
TIDAK ADA
DI TOPANG
228
53
118
TULANG
URU
247˚
CUNGKIL SAMBUNG
BERLUMUT, TEMUAN INI TERLETAK DEKAT DINDING
30
E.PERAHU
GARIS VERTIKAL, PAQTEDONG TUMURU,PAQPOLLOQ SONGKANG,PAQKADANG PAO.
DI TOPANG
295
53
162
TULANG
URU
270˚
CUNGKIL SAMBUNG BERMOTIF
PADA BAGIAN TUTUP TERDAPAT BEBERAPA BUAH TENGKORAK
31
E.PERAHU
GARIS VERTIKAL
DI TOPANG
290
55
156
TULANG
URU
270˚
CUNGKIL SAMBUNG BERMOTIF
TERLETAK DI ANTARA TEMUAN ERONG LAINNYA
32
E. KERBAU
TIDAK ADA
DI TOPANG
256
40
115
TULANG
URU
269˚
CUNGKIL PAHAT
TERHIMPIT DI ANTARA TEMUAN ERONG LAINNYA
33
E. PERAHU
PAQBATANG LAU, PAQSEKONG KANDAURE.
DI GANTUNG
210
60
120
TULANG
URU
225˚
CUNGKIL SAMBUNG BERMOTIF
34
E. PERAHU
TIDAK ADA
DI GANTUNG
170
30
43
TIDAK TAHU
URU
238˚
CUNGKIL PAHAT
35
E. PERAHU
TIDAK JELAS
DI GANTUNG
210
40
75
TIDAK TAHU
URU
239˚
CUNGKIL SAMBUNG
PENGAMBILAN DATA HANYA DILAKUKAN DENGAN MEMPERKIRAKAN SAJA
36
WADAH KUBUR
TIDAK ADA
DI GANTUNG
210
40
50
TULANG
URU
245˚
CUNGKIL SAMBUNG BERMOTIF
PENGUKURAN HANYA DIPERKIRAKAN
37
E.PERAHU
TIDAK JELAS
DI TANAH
240
35
97
TIDAK ADA
URU
205˚
CUNGKIL SAMBUNG BERMOTIF
PENGUKURAN HANYA DIPERKIRAKAN DAN TERGANTUNG SENDIRI
LAPUK, BERLUMUT, DAN BEBERAPA BAGIAN SUDAH RUSAK
TEMUAN AGAK TINGGI SEHINGGA SUSAH PENGIDENTIFIKASIAN MOTIF DAN HANYA SENDIRI TERGANTUNG PENGUKURAN HANYA DI PERKIRAKAN SAJA TERGANTUNG BERSAMAAN DENGAN TEMUAN LAIN DI ATAS
50
3.3
Situs Buntu Balla dan Situs Paladan
Masyarakat Mamasa zaman dulu mengenal tiga macam penguburan yang berdasarkan pada kepercayaan mereka yaitu Aluk Tomatua. Adapun bentuk yang dimaksud, pertama tedong-tedong, istilah ini merujuk pada jenis wadah kubur yang terbuat dari kayu yang kemudian dibentuk menyerupai bentuk kerbau, baik yang berukir maupun yang tidak berukir. Kedua bangka-bangka. Istilah ini merujuk pada jenis wadah kubur yang terbuat dari kayu yang dibuat sedemikian rupa yang hampir mirip dengan bentuk perahu, biasanya wadah kubur ini selalu ditempatkan di samping atau belakang batutu atau tedong-tedong karena bangka-bangka tidak dibuatkan tempat tersendiri. Dan ketiga batutu, yang dimakud disini ialah bentuk wadah kubur yang terbuat dari kayu dan dibangun membentuk perpaduan rumah adat Mamasa sedangkan atapnya menyerupai rumah adat Toraja, ada yang diukir, diberi warna hitam ataupun warna kayu aslinya saja, dalam ruangan bangunan inilah mayat-mayat yang sudah dibungkus dengan kain dan telah melalui upacara - upacara diletakkan. Bentuk kuburan seperti ini hampir sama dengan Patane di Toraja, hanya saja bahan pembuatannya terbuat dari semen. Berikut situs-situs yang memiliki tinggalan wadah kubur seperti yang disebutkan di atas. 1.
Situs Buntu Balla Situs Buntu Balla terletak di Kecamatan Balla, Desa Balla, tepatnya berada disebelah selatan Mamasa dan secara astronomis 119019’13,7” BT dan 030 00’ 01,7” LS, untuk mencapai situs ini harus ditempuh dengan berjalan kaki sejauh ± 3 km, jalan yang dilalui berupa bukit-bukit, lereng dan sungai, kearah utara dari jalan poros menuju ke Mamasa. Kompleks Situs Balla terletak di atas bukit kecil yang di sekelilingnya diberi kawat berduri serta terdapat pintu gerbang masuk. Batas-batas Situs Balla yaitu: 51
-
Sebelah utara dengan Sungai Sariayo, bukit/gunung Lembang Wai.
-
Sebelah selatan dengan jalan setapak.
-
Sebelah barat dengan kebun kopi dan gunung Rante Paku.
-
Sebelah timur dengan kebun kopi gunung pokkamba’
Foto 3.3.1: Situs Buntu Balla (Dok. Balar, 2012)
Situs Buntu Balla merupakan sebuah situs yang didalamnya terdapat sebuah bangunan yang biasa disebut Tadang, Tadang ini memiliki ukuran panjang 426 cm, lebar 225 cm dan tinggi 300 cm. Luas situs ini ± 1500 m² dan di dalam tadang tersebut terdapat wadah kubur berjumlah 18 buah dengan berbagai jenis bentuk berupa Tedong-tedong dan Bangka-bangka. Beberapa penjelasan terperinci terhadap wadah tersebut yang dibuat dalam bentuk tabel sebagai berikut:
52
Tabel 3.3 : Deskripsi temuan wadah kubur di Situs Buntu Balla Kabupaten Mamasa
NO
JENIS TEMUAN
RAGAM HIAS
BEKAL KUBUR/TEMUAN LAIN
TEKNIK PEMBUATAN
UKURAN
LETAK WADAH KUBUR
BAHAN P
L
T
1
TEDONG-TEDONG
POLOS
TULANG BELULANG
CUNGKIL SAMBUNG
DI TADANG
325
108
153
URU
2
TEDONG-TEDONG
POLOS
TULANG BELULANG
CUNGKIL SAMBUNG
DI TADANG
296
92
123
URU
3
TEDONG-TEDONG
POLOS
TULANG BELULANG
CUNGKIL SAMBUNG
DI TADANG
280
83
119
URU
4
TEDONG-TEDONG
POLOS
TULANG BELULANG
CUNGKIL SAMBUNG
DI TADANG
287
86
120
URU
5
TEDONG-TEDONG
POLOS
TULANG BELULANG
CUNGKIL SAMBUNG
DI TADANG
271
81
104
URU
6
TEDONG-TEDONG
POLOS
TULANG BELULANG
CUNGKIL SAMBUNG
DI TADANG
304
120
160
URU
7
TEDONG-TEDONG
POLOS
TULANG BELULANG
CUNGKIL SAMBUNG
DI TADANG
305
116
146
URU
8
TEDONG-TEDONG
BERMOTIF
TULANG BELULANG
CUNGKIL SAMBUNG BERMOTIF
DI TADANG
288
108
124
URU
9
TEDONG-TEDONG
POLOS
TULANG BELULANG
CUNGKIL SAMBUNG
DI TADANG
298
87
112
URU
10
TEDONG-TEDONG
POLOS
TULANG BELULANG
CUNGKIL SAMBUNG
DI TADANG
310
92
133
URU
11
TEDONG-TEDONG
POLOS
TULANG BELULANG
CUNGKIL PAHAT
DI TADANG
282
88
122
URU
12
BANGKA-BANGKA
POLOS
TULANG BELULANG
CUNGKIL SAMBUNG
DI TADANG
280
75
100
URU
13
BANGKA-BANGKA
POLOS
TULANG BELULANG
CUNGKIL SAMBUNG
DI TADANG
253
65
70
URU
14
BANGKA-BANGKA
POLOS
TULANG BELULANG
CUNGKIL PAHAT
DI TADANG
273
70
83
URU
15
BANGKA-BANGKA
POLOS
TULANG BELULANG
CUNGKIL PAHAT
DI TADANG
261
72
94
URU
16
BANGKA-BANGKA
POLOS
TIDAK ADA
UID
DI TADANG
267
72
86
URU
17
BANGKA-BANGKA
BERMOTIF
TIDAK ADA
UID
DI TADANG
0
0
0
URU
18
BANGKA-BANGKA
BERMOTIF
TULANG BELULANG
CUNGKIL SAMBUNG BERMOTIF
DI TADANG
0
0
0
URU
ARAH HADAP
S E C A R A
S E L A T A N ,
H A K L E S I E N L I U R D U I H K A A N R E A N R A A K H A N H A T D E A M P U X A N M X E N S G A H L A I D N A G P K E U T A R A
B E R J E J E R D A N
KETERANGAN
BADAN MASIH UTUH TAPI BEBERAPA BAGIAN SUDAH DIMAKAN RAYAP, KAKI DAN TANDUK SUDAH TIDAK ADA BADAN SUDAT TIDAK UTUH LAGI KARENA SUDAH TERPECAH DALAM BEBERAPA BAGIAN BEGITUPUN DENGAN PENUTUP WADAH, KAKI TIDAK ADA, DAN TANDUK TINGGAL SATU. BADAN MASIH UTUH TAPI BEBERAPA BAGIAN SUDARH RUSAK AKIBAT DIMAKAN RAYAP, KAKI DAN TANDUK SUDAH TIDAK ADA LAGI BADAN MASIH UTUH TAPI PADA BAGIAN SAMPING DAN BELAKANG SUDAH RUSAK AKIBAT DIMAKAN RAYAP, TANDUK DAN KAKI MASIH UTUH BENTUK BADAN MASIH UTUH DAN BEBERAPA BAGIAN SUDAH DIMAKAN RAYAP, KAKI SUDAH TIDAK ADA, TANDUK TINGGAL SATU BENTUK BADAN UTUH TETAPI BEBERAPA BAGIAN SUDAH RUSAK, KAKI UTUH, TANDUK SUDAH TIDAK ADA LAGI
S A L I N G B E R D E K A T A N
BENTUK BADAN UTUH TETAPI BAGIAN KANAN RUSAK, TANDUK DAN KAKI UTUH SERTA TERDAPAT PAHATAN SEGIEMPAT PADA BAGIAN MULUT, TERDAPAT TELINGA SATU SEBELAH KANAN BENTUK BADAN UTUH DAN TERDAPAT MOTIF HIAS PADA BAGIAN BANDAN, KEPALA DAN TANDUK. TANDUK DAN KAKI UTUH DAN TERDAPAT TELINGA SATU SEBELAH KIRI
BENTUK BADAN UTU, KAKI DAN TANDUK UTUH, TERDAPAT TELINGA SATU SEBELAH KIRI
BENTUK BADAN UTUH DAN BEBERAPA BAGIAN SUDAH DIMAKAN RAYAP, KAKI MASIH ADA TAPI TINGGAL SETENGAH SEDANGKAN KAKI BELAKANG TIDAK ADA, TANDUK MASIH UTUH, BENTUK BADAN KURANG BAIK DAN TERDAPAT LUBANG SEHINGGA ISI DALAM WADAH KELIHATAN, TANDUK DAN KAKI TIDAK ADA
BENTUK MASIH UTUH TERDAPAT BEBERAPA PONOPANG PADA BAGIA DEPAN DAN BELAKANG
BENTUK BADAN MASIH AGAK UTUH, KECUALI PADA SUDUT BAGIAN KANAN DEPAN SUDAH DIMAKAN RAYAP BENTUK MASIH UTUH, PADA BAGIAN PENUTUP DAN SAMPING KANAN MAKAM SUDAH BERLUBANG AKIBAT DIMAKAN RAYAP
BENTUK BADAN MASIH UTUH
BENTUK BADAN SUDAH TIDAK UTUH LAGI, TETAPI MASIH BENTUKNYA MASIH DAPAT DIREKONSYTRUKSI LIHAT GAMABAR BENTUK BADAN SUDAH TIDAK UTUH LAGI, TETAPI MASIH BENTUKNYA MASIH DAPAT DIREKONSYTRUKSI LIHAT GAMABAR BAGIAN BADAN AGAK UTUH KECUALI BAGIAN BAWAH DAN SUDUT KANAN BAWA SUDAH RUSAK AKIBAT DIMAKAN RAYAP DAN MEMILIKI MOTIF (TUMPAL, PILN-PILIN GANDA DAN GARIS
53
2. Situs Paladan
Situs Paladan terletak di Kecamatan Sesena Padang, Desa Paladan. Situs ini berada di atas sebuah bukit yang mempunyai luas 14x32 meter, secara astronomis terletak 020º 59’ 53,0” LS dan 119° 022’ 56,2” BT dan berada pada ketinggian 1342 m dari permukaan laut. Adapun batas-batas situs sebagai berikut: -
Sebelah selatan dengan padang rumput dan pepohonan kayu
-
Sebelah utara dengan perkebunan penduduk.
-
Sebelah timur dengan jalan perkampungan
-
Sebelah utara dengan padang rumput dan pepohonan kayu.
Situs Paladan merupakan kompleks pemakaman yang terdiri atas dua bangunan tadang yang di dalamnya terdapat wadah kubur. Tadang yang pertama berisi tedongtedong, yang kedua berisi batutu dan bangka-bangka,
Foto 3.3.2: Situs Paladan(Dok. Balar, 2010)
Menurut informasi dari Daeng Pao’tonan bahwa, wadah kubur yang ada di situs ini dibangun dalam waktu yang berbeda. Wadah kubur yang pertama dibuat adalah Bangka-bangka diperkirakan sekitar tahun 1450-an, Kemudian kuburan Batutu yang 54
dibuat kira-kira pada tahun 1640-an dan yang terakhir ialah kuburan Tedong-tedong kira-kira pada tahun 1850. Disini tidak dapat diungkapkan tahun kepastian pendirian ketiga bentuk kuburan tersebut karena tidak adanya data tertulis sebagai sumber informasi. 1. Tedong-tedong Temuan tedong-tedong berada di sebuah Tadang yang memiliki panjang 230 cm, lebar 140 cm dan tinggi 348 cm. Bentuk Tadang menyerupai rumah adat Mamasa yang memiliki orietasi utara selatan. Jumlah Tedong-tedong yang terdapat di situs ini hanya berjumlah satu buah, tetapi memiliki motif yang begitu beragam serta terdapat penggunaan warna didalamnya. Wadah ini dibuat dari kayu gelondongan yang di buat dari kayu Uru, dan yang unik dari wadah ini, kepalanya berbentuk Kebau atau Tedong sedangkan pada bagian belakangnya berbentuk Kuda (ulu narang). Menurut masyarakat setempat yang dikuburkan disini merupakan pahlawan Demmatande, seorang pahlawan yang gugur dalam pertempuran melawan Belanda pada tahun 1914. Patung kepala kuda (ulu narang) pernah hilang, jadi yang ada sekarang bukalah kepala kuda yang aslinya tetapi sudah diganti yang disesuaikan dengan model dan bentuk aslinya. Terdapat beberapa ragam hias seperti bentuk tumpal, zigzag, matahari, pilin-pilin ganda/kruis/garis silang, garis lurus. 2. Bangka-Bangka
Bangka-bangka memiliki panjang 228 cm, lebar 104 dan tinggi 130 cm. wadah ini terletak dibawah Tadang dari Batutu yang terletak di bagian belakang. Serta mempunyai arah hadap utara selatan. Tidak ditemukan motif hias pada wadah ini, hanya beberapa kerusakan dibagian depan yang diakibatkan oleh 55
rayap. Wadah ini terbuat dari kayu gelondongan jenis kayu Uru, kemudian dilubangi dengan teknik cungkil, dan tutupnya di bentuk menyerupai perahu. 3. Batutu
Batutu merupakan kuburan yang berbentuk rumah adat Mamasa, yang memiliki ukuran panjang 240 cm, lebar 180 cm dan tinggi 188 cm. Terbuat dari kayu Uru, dan kuburan ini dibuat seperti banua bolong (rumah hitam) yang menandakan dari golongan menegah. Tidak ditemukan ukiran pada dinding kuburan ini, hanya pada beberapa bagian tiang dan tadangnya yang memiliki ukiran, bagian depan terdapat dua buah patung Ulu narang (kepala Kuda) menghadap ke utara yang dianggap sebagai penolak bala. dalam ruang bagunan inilah disimpan mayat-mayat yang telah dibungkus kain sampai berbentuk gulungan kasur dan telah melalui upacara-upacara. Pada bagian depan Batutu terdapat sebuah lantai yang disebut Tangdo’ yang berfungsi sebagai tempat meletakkan mayat sebelum di masukan dalam batutu dan sekaligus tempat untuk menaruh bekal kubur seperti Kandea Dulang, Kabuki, Karoro (tempurung), Alu (alat penumbuk padi), Kosse, dan Tandilo. Kuburan Batutu ini sudah mulai rusak seperti adanya dibeberapa bagian yang bocor dan dimakan rayap. Penjabaran pada masing-masing
temuan
akan
dibuat
dalam
bentuk
tabel
dibawah
in
56
Tabel 3.4 : Deskripsi temuan wadah kubur di Situs Paladan Kabupaten Mamasa
NO
BENTUK/JENIS W.K
RAGAM HIAS W.K
KONDISI TEMUAN W.K
UKURAN W.K P
L
T
BEKAL KUBUR/TEMUAN LAIN
1
TEDONG-TEDONG
PAQTANGKE LUMUQ, NEQ LIMBONGAN, SEGITIGA/BERGERIGI, PAQSIBORONGAN,PAQKOLLONQ BUQKUQ, PAQDON LAMBIRI DITEPO, KOTAK-KOTAK
BAIK
340 102
120
TULANG-TULANG
2
BANGKA-BANGKA
POLOS
BAIK
228 104
130
TULANG-TULANG
3
BATUTU
BERGERIGI/SEGITIGA
BAIK
240 180
288
TULANG-TULANG
TEKNIK PEMBUATAN W.K
LETAK W.K
BAHAN W.K
ARAH HADAP W.K FUNGSI W.K PENGGUNAAN WARNA
KAYU URU
UTARA SELATAN
SEKUNDER
WARNA MERAH, HITAM DAN PUTIH
DI ATAS BUKIT
KAYU URU
TIMUR BARAT
SEKUNDER
TIDAK ADA
LEBIH DARI SATU TEKNIK YANG DIGUNAKAN BAHKAN DALAM PEMBUATANNYA DI ATAS BUKIT HAMPIR MENYERUPAI TEKNIK PEMBUATAN RUMAH
KAYU URU
UTARA SELATAN
SEKUNDER
WARNA HITAM
CUNGKIL SAMBUNG BERMOTIF DI ATAS BUKIT
CUNGKIL PAHAT
57
3.4. Pengertian/Istilah yang digunakan dalam analisis 1.
Bentuk/jenis temuan, yang dimaksud disini ialah bentuk perahu, bentuk rumah adat, bentuk kerbau dan bentuk babi. Dan jenis temuan berupa penutup atau wadah.
2.
Ragam hias ialah bentuk dasar hiasan yang biasanya akan menjadi pola yang di ulang-ulang dalam suatu karya kerajinan atau seni. Karya ini dapat berupa tenunan, tulisan pada kain atau pahatan pada kayu/batu. Penamaan ragam hias didasarkan pada ragam hias Toraja.
3.
Ukuran wadah ialah ukuran dalam hitungan cm, yang kemudian dikelompokkan dalam tiga tipe yaitu ukuran besar, sedang dan kecil. Penggolongan ditentukan dari ukuran masing-masing wadah disetiap situs.
4.
Bekal kubur/temuan lain. yang dimaksud bekal kubur adalah benda-benda atau hal-hal lain (yang dapat berupa orang/hewan) yang dikubur bersama dengan mayat, yang berfungsi sebagai bekal untuk roh orang yang meninggal dalam perjalanan ke alam bakal/digunakan (dimanfaatkan) oleh roh di dunia arwah sedangkan temuan lain ialah temuan yang ada di sekitar wadah kubur.
5.
Teknik pembuatan yang dimaksud berbicara tentang cara membuat wadah kubur yang dilakukan oleh pembuat, hingga bentuk wadah kubur yang kita lihat sekarang. Berdasarkan pengamatan dilapangan, penulis mengklasifikasinya dalam empat bentuk yaitu : 1) Teknik cungkil pahat ialah teknik yang dilakukan pada wadah kubur dengan cara memahat bagian samping ataupun bagian depan dari wadah kubur. 2) Teknik cungkil pahat bermotif merupakan kelanjutan dari teknik sebelumnya dan hanya menambahkan motif saja.
58
3) Teknik
cungkil
sambung
ialah
teknik
yang
dilakukan
dengan
menyambungkan dua buah kayu yang berbeda, biasanya teknik ini pakai untuk menyambungkan bagian-bagian tertentu (tanduk, kaki dan bagian depan atau belakang yang biasanya berfungsi sebagai hiasan). 4) Teknik cungkil sambung bermotif merupakan kelanjutan dari teknik sebelumnya, hanya saja disini terdapat motif. 5) UID sebuah istilah yang digunakan bagi wadah kubur yang sudah rusak sehingga tidak bisa diketahui lagi teknik yang digunakan dalam pembuatannya. 6.
Letak wadah kubur yang dimakud ialah posisi wadah saat ditemukan yang berada didalam areal tersebut. Pada masing-masing situs memiliki pengklasifikasian tersendiri berdasarkan situsnya, keterangan lebih lanjut akan dijabarkan pada tahapan analisis pada masing-masing situs.
7.
Bahan pembuatan wadah kubur yang dimaksud ialah bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan wadah kubur, dimana pada ketiga daerah tersebut pada umumnya menggunakan bahan kayu tapi berbeda jenis.
8.
Arah hadap temuan, yang dimaksud disini ialah arah hadap dengan menggunakan ukuran derajat, dan dari situ dapat dikelompokkan lebih cendrung kearah mana wadah kubur ini (utara-selatan, timur-barat).
9.
Fungsi wadah kubur yang dimaksud ialah sifat dari penggunaan wadah kubur ini, apakah bersifat primer atau sekunder.
10. Penggunaan warna, ada tidaknya warna yang digunakan pada wadah kubur, serta warna apa saja yang digunakan.
59