DESAIN FURNITUR BERBAHAN DASAR ROTAN UNTUK RUANG TAMU SEKALIGUS RUANG KELUARGA PADA RUMAH TYPE 36 BERKONSEP MODERN Agra Nurullah Ahmad Jurusan Desain Produk Industri Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Telp./Fax (031) 5931147
ABSTRAKSI Furnitur adalah produk yang tidak bisa dipisahkan dari rumah / hunian, karena furnitur tidak hanya berfungsi sebagai pelengkap, namun kini sudah menjadi kebutuhan. Ukuran dari furnitur juga bergantung pada tempat peletakan sesuai fungsinya seperti furnitur untuk teras, furnitur untuk ruang makan, furnitur untuk ruang tamu, dsb. Pada perkembangannya bentuk serta ukuran rumah mengalami perubahan yang signifikan dikarenakan beberapa hal, yaitu keterbatasan lahan, jumlah penghuni, dan pengoptimalan fungsi seperti pada rumah type 36 yang menggabungkan ruang tamu dengan ruang keluarga serta ukuran yang relatif kecil. Untuk mengangkat kembali produk rotan yang pernah menjadi produk andalan maka dilakukan pengamatan terhadap tren yang sedang berkembang dan juga keterbatasan akan kemampuan pabrik atau bengkel penghasil furnitur dari rotan yang masih bertahan. Dengan memperhatikan proses produksi serta ukuran ruang tamu pada rumah tipe 36 yang kecil, maka furnitur yang akan diproduksi cenderung minimalis baik dari segi bentuk maupun ukuran, sehingga furnitur untuk ruang ini juga harus efektif dan efisien sesuai kebutuhan dan ukuran ruang.
ABSTRACT Furniture is a product that can not be separated from a house or a dwelling, because furniture not only serves as a complement, but now has become a necessity. The size of the furniture also depends on where the laying of its function like furniture for the patio, furniture for the dining room, furniture for living room, etc. In the development form and size of the house suffered significant changes due to several things, namely the limitations of land, number of occupants, and optimization functions such as type 36 in a house that combines the living room with family room and the relatively small size. To revive the rattan product that was once a mainstay product is carried out observations of a growing trend and also the limitations in the ability of a factory or workshop producing furniture of rattan which still survive. By considering the production process and the size of the living room at house type 36 is small, then the furniture will be produced tend to the minimalist in terms of both form and size, so the furniture for this space should also be effectively and efficiently according to your needs and room size.
KATA KUNCI Quick, Simple, Removable
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Furniture adalah istilah yang digunakan untuk perabot rumah tangga yang berfungsi sebagai tempat penyimpan barang, tempat duduk, tempat tidur, tempat mengerjakan sesuatu dalam bentuk meja atau tempat menaruh barang di permukaannya1. Bentuk dari furniture juga menyesuaikan fungsi dan tempat furniture tersebut diletakkan, seperti furniture untuk teras, ruang tamu, ruang makan di mana bentuk sebagai salah satu faktor utama dalam mendesain antara 1
Wikipedia, Furniture
furniture yang satu dengan yang lainnya berbeda, seperti beberapa contoh di bawah ini :
TUJUAN Desain furnitur dari rotan ini memiliki beberapa tujuan sebagai berikut : 1. Desain furnitur ini dapat mendukung upaya pemerintah dalam menjaga kelestarian hutan Indonesia sebagai salah satu Paru-Paru Dunia selain Amazon 2. Desain furnitur rotan ini dapat mendukung upaya pemerintah melalui progaram reboisasi 3. Sebagai upaya pemerintah dalam memberdayakan ekonomi kerakyatan. 4. Menebalkan rasa cinta kepada penduduk Indonesia dalam membeli dan menggunakan produk-produk Indonesia. 5. Menjawab isu global warming. MASALAH Orientasi desain adalah produk yang sesuai dengan rumah sederhana yang berkonsep minimalis dan modern dimana furniture dari rotan mudah dipindahkan dan ringkas ketika dipinggirkan dengan menyederhanakan bentuk frame dari furniture rotan sehingga desain rotan tidak menimbulkan kesan sumpek pada ruang yang tamu yang relatif sempit
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil studi dan analisa, maka didapatkan kriteria produk perancangan furniture untuk ruang tamu pada rumah type 36 yang berbahan utama rotan dengan konsep modern. Dengan menyimpulkan dari studi analisa maka dapat disimpulkan beberapa perihal sebagai berikut. Konsep Desain Adanya masalah dalam hal keterbatasan ruang pada rumah type 36 baik dari ukuran yang hanya 3 m x 3 m, maupun fungsi yang tercampur antara ruang tamu dengan ruang keluarga, maka muncul bebrapa kebutuhan dalam mendesain furniture pada ruang ini, sehingga dari kebutuhan ini diperlukan solusi yang tepat untuk penyelesaiannya dan solusi penyelesainnya ini berupa konsep desain yang didapat setelah melalui beberapa studi dan analisa pada bab sebelumnya. 1. Safety Umumnya desain furniture untuk ruang tamu sering mengabaikan sisi ergonomi pada bagian punggung yang rawan cedera khususnya pada bagian lumbar, akibatnya pengguna merasa nyaman pada saat duduk namun tidak terasa jika posisinya dapat mengakibatkan cedera fatal dalam jangka waktu tertentu. 2. Stackable Kebutuhan akan ruang yang lebih leluasa pada saat tertentu memerlukan pengalihan furnitur dari posisi yang memenuhi ruang ke pinggir atau pojok ruang sehingga perlu distacking, dimana stacking ini tidak hanya ditumpuk namun juga saling mengunci sehingga aman meski tersenggol. 3. Modernism Konsep modern disini terbatasi oleh material rotan yang masih memerlukan ikatan sebagai penguat sambungan maupun karakter dari rotan itu sendiri, namun untuk dekorasi atau ornamen yang tidak memiliki fungsi telah berhasi dihilangkan tanpa melemahkan konstruksi dari rotan itu sendiri.
Trend Eksterior Rumah
Bentuk Produk Berkonsep Modern
Sebagian ciri-ciri dari gambar di atas adalah : 1. kesederhanaan susunan visual berdasar arah vertikal dan horizontal 2. pemakaian sedikit warna (hanya 2 hingga 3 warna) 3. penghilangan ornamen yang tidak memiliki fungsi kecuali untuk aksentuasi 4. bentukan sederhana namun kesan kuat 5. bentuk dasar terbaca
6. lekukan halus 7. terdapat repetisi bentuk Pendekatan Warna desain Pendekatan warna desain produk sering kali dilakukan oleh seorang desainer sebelum memulai proses pengembangan bentuk, tepatnya yaitu saat proses pembuatan konsep bentuk produk tersebut. Adapun pendekatan bentuk desain suatu produk diperoleh dari bentuk desain produk eksisting lain yang beredar dipasaran ataupun juga pada karakteristik konsumen produk tersebut. Berikut adalah pendekatan warna desain melalui karakteristik masyarakat Indonesia, yaitu :
Berikut adalah penjelasan dari image board pendekatan styling bentuk sesuai karakteristik manusia2 tersebut : 1. Warm – Soft : Cute, happy, cheerfull, casual, sweet, natural, preety dan elegant. 2
S. Kobayashi, NCD, 1995
2. Soft – Cool : Neat, fresh & young, sporty, youth gentle, clear. 3. Cool – Hard : Chic, dandy, formal, modern, smart, sophisticated. 4. Hard – Warm : Energic, dynamic, wild, rich, luxurious, classic Trend Tema Warna Perusahaan cat tembok Dulux3, PT ICI Paint Indonesia, mengkategorikan beberapa tema warna yang diperkirakan akan menjadi tren di tahun 2011
Kesimpulan : Warna-warna yang colorful namun terkesan kalem banyak digunakan dalam ruang interior saat ini. Karena furnitur sendiri juga merupakan salah satu dari elemen estetis interior ruangan sendiri, maka perlu diperhatikan juga pemberian warna yang sesuai dengan tema ruangan atau bisa juga cocok dengan segala macam jenis dan tema interior ruang.
3
http://www.dulux.co.id/home.html
“Untuk tren warna furniture dari rotan yang bertahan lama adalah yang berkesan natural seperti walnut colour atau honey colour”4. Pernyataan diatas juga dipengaruhi oleh gaya hidup akhir-akhir ini yang mulai peduli pada lingkungan akibat global warming issue dan kembali pada suasana alami / natural
KONSEP DESAIN
4
Sabrowi, Desainer PT. SKYlineJAYA
FINAL DESIGN
DAFTAR RUJUKAN BUKU Iwan, Sugeng, Pengasuhan Anak dalam Keluarga Baron, R. A dan Donn Byrne, Psikologi Sosial, Erlangga, Jakarta, 2003. Greif, Avner, Family Structure, Institutions, and Growth: The Origin and Implications of Western Corporatism, 2005 Martono, Jasni, D. dan N. Supriana, Sari Hasil Penelitian Rotan, Pusat Penelitian Hasil Hutan, Bogor, 2000. Enget dkk, Kriya Kayu untuk SMK Jilid 2, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta 2008. S. Kobayashi, NCD, 1995 Panero, Julius dan Martin Zelnik, Human Dimension & Interior Space, WatsonGuptill Pubns, 1978
MAJALAH DAN KORAN TRUST Magazines Edisi 09 - 10 Tahun VI 31 Desember - 6 Januari 2007 Hindarto, Probo, astudioarchitect, Sindo, 9 Maret 2010 Koran Jakarta Jumat, 21 Agustus 2009
INTERNET http://www.dephut.go.id http://bisniskeuangan.kompas.com http://www.wikipedia.org http://www.dulux.co.id http://www.voila.web.id