Desain Furniture Set Berkonsep Space Saving untuk Salon Kecantikan dengan Ruang Terbatas Dea Sarastia, Eri Naharani U. Desain Produk Industri, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail:
[email protected] Abstrak— Peningkatan pendapatan masyarakat, meningkatnya tingkat pendidikan, pengaruh budaya perkotaan telah mendorong salon menjadi gaya hidup bahkan kebutuhan pokok masyarakat perkotaan. Banyaknya salon yang berkembang sekarang menjadikan tempat-tempat yang tersedia untuk membuka usaha ini pun menjadi beragam. Dulunya salon hanya tersedia di ruko-ruko besar, rumah, dan beberapa mall besar namun sekarang bisnis salon telah merambah ke tempat-tempat seperti apartment, hotel, dan public transport’s stations. Hal ini disebabkan oleh semakin sedikitnya lahan wilayah pada daerah-daerah ramai dengan penduduk yang padat sehingga dipilihlah apartment, hotel, dan public transport’s stations sebagai tempat yang dapat memfasislitasi konsumen bermobilitas tinggi. Dari hal diatas maka diperlukan adanya seperangkat perabot perlengkapan ruangan salon kecantikan yang berfungsi sebagai penunjang aktivitas pelayanan pada suatu salon kecantikan sebagai tempat penyedia jasa pelayanan berupa perawatan, pemeliharaan, dan tata rias penampilan diri seseorang untuk salon kecantikan dengan ruang terbatas pada apartment type studio dan hotels dengan type ruangan deluxe. Metode penyelesaian masalah ditekankan pada studi aktifitas dan kebutuhan pengguna workstation salon kecantikan. Dari keseluruhan hasil yang dicapai diharapkan memberikan nilai lebih bagi pengguna. Kata Kunci—salon, modular, terbatas
I. PENDAHULUAN Peningkatan pendapatan masyarakat, meningkatnya tingkat pendidikan, pengaruh budaya perkotaan telah mendorong salon menjadi gaya hidup bahkan kebutuhan pokok masyarakat perkotaan. Setiap orang yang hadir dalam berbagai kesempatan (event) seperti rapat, pesta ulang tahun, wisuda, arisan, reuni ingin tampil rapih dan elegan, sudah pasti memerlukan jasa salon. Ragam konsumennyapun sangat luas
dari berbagai segmen pria-wanita dari segala kelompok usia balita, anak-anak, remaja, dewasa, usia matang hingga kelompok lanjut usia. Seiring kemajuan jaman, kecantikan kian menjadi penting bagi kaum hawa. Dan lebih dari itu, kecantikan telah menjadi sebuah komoditas bisnis yang sangat menjanjikan, dimulai dari usaha salon kecantikan, produk kosmetik, produk obat-obatan pelangsing tubuh, produk apearel, dan produk fashion pun laku keras agar seorang wanita terlihat cantik. Hal-hal seperti itu jelas menandakan begitu terobsesinya wanita dengan kecantikan. Bisnis salon merupakan salah satu bisnis yang paling menjanjikan saat ini. Seperti yang dikatakan Yoyok, pemilik Coolio Hairmake Salon bahwa perkembangan salon sangat ini sangat berkembang pesat khususnya di kota Surabaya sehingga banyak salon-salon sekarang berlombalomba memberikan pelayanan lebih guna menarik para konsumen sebanyak-banyaknya. Banyaknya salon yang berkembang sekarang menjadikan tempat-tempat yang tersedia untuk membuka usaha ini pun menjadi beragam. Dulunya salon hanya tersedia di ruko-ruko besar, rumah, dan beberapa mall besar namun sekarang bisnis salon telah merambah ke tempat-tempat seperti apartment, hotel, dan public transport’s stations. Hal ini disebabkan oleh semakin banyaknya kebutuhan seseorang untuk tetap tampil maksimal dimananpun berada. Disamping itu dikarenakan semakin sedikitnya lahan wilayah pada daerah-daerah ramai dengan penduduk yang padat sehingga dipilihlah apartment, hotel, dan public transport’s stations sebagai tempat yang dapat memfasislitasi konsumen bermobilitas tinggi.
Penelitian Lapangan / Survey Wawancara
Gambar 1. Interior dan Denah Salon Trilium Apartment Surabaya
Gambar 2. Interior dan Denah Salon Shangrila Surabaya
Penentuan responden dalam eksperimen ini merujuk pada pengamatan dan deep interview yang dilakukan peneliti pada masyarakat atau konsumen salon kecantikan. Responden dipilih melalui data salon kecantikan yang terdapat di Surabaya. Wawancara secara mendalam dilakukan oleh salah satu kapster yang juga berposisi sebagai salah satu pemilik salon. Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh data permasalahan mengenai workstation, komponen eksisting workstation, penggunaan eksisting workstation, proses produksi workstation, dan lain-lain.
Lokasi/waktu Narasumber / tujuan wawancara 6 November 2011
Gambar 3. Interior dan Denah Salon Colioo Hairmake Surabaya
Dari data observasi diatas didapatkan bahwa salon pada tempat-tempat umum mayoritas diletakkan pada ruangan terkecil yaitu ruangan Deluxe pada hotel dan ruangan Studio pada apartment sehingga area yang digunakan sangat terbatas namun tetap menggunakan alat-alat dan perabot dengan ukuran standard.
Lokasi : Herry Salon, JL. Gajah Mada Sidoarjo
10 November 2011
II. URAIAN PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Dalam proses riset atau penelitian diperlukan beberapa data yang akurat dan detail sebagai dasar dari pemecahan masalah. Sehingga dalam penelitian ini studi yang dikaji adalah deep interview dan studi aktifitas. Sebagai metode dasar yang digunakan adalah metode kualitatif. Dari proses pengambilan data ini nantinya akan diolah untuk dicari kesimpulan akhir atas pemecahan yang ada. Metode kualitatif didapat dari wawancara dengan beberapa kapster dan produsen workstation salon kecantikan, observasi lapangan, serta studi literatur. Disamping itu adanya metode pengamatan studi aktifitas berfungsi untuk menganalisa urutan kegiatan yang dilakukan kapster salon selama menggunakan workstation beserta durasinya.
Lokasi : Coolio Hairmake Salon Surabaya
10 November 2011
Lokasi : Coolio Hairmake Salon Surabaya
Bpk.Herry – Owner Herry Salon Tujuan : Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang biasa dilakukan dalam sebuah salon per harinya dan untuk mengetahui dan mengobervasi kegiatan para kapster dan customer salon saat berada dalam salon. Bpk. Yoni – Owner Coolio Hairmake Surabaya Tujuan : Untuk mendapatkan informasi mengenai kelebihan dan kekurangan sebuah salon kecantikan dengan ruang terbatas. Lalu mengobservasi hal-hal apa saja yang diperlukan dalam sebuah salon agar salon dapat berjalan secara maksimal. Untuk menghitung jumlah pengunjung salon yang datang tiap harinya sehingga muncul jumlah rata-rata pengunjung tiap harinya dihitung dalam satu minggu. Ibu Krisna – Pengunjung tetap salon Coolio Hairmake Surabaya Tujuan : Untuk mendapatkan informasi tentang hal apa saja yang diperlukan untuk pengunjung salon agar lebih nyaman ketika berada dalam salon sehingga pengunjung dapat berkunjung secara berkala dan menjadi
pengunjung tetap.
10 November 2011
Lokasi : Coolio Hairmake Salon Surabaya
Mas Arie – Kepala Kapster Salon Coolio Hairmake Surabaya Tujuan : Untuk mengetahui hal apa saja yang diperlukan dalam merawat rambut, tahapan, serta alat-alat yang digunakan dalam memotong, dan mentreatment rambut. Yang kedua adalah untuk mengetahui titik lelah seorang kapster ketika mentreatment pengunjung dalam waktu per hari.
Tabel 1. Jadwal wawancara narasumber Sumber : Observasi
Hasil Wawancara Mengetahui jumlah pengunjung yang datang ke salon per hari Hari
Shangrilla Hotel
Sheraton Hotel
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
Tutup 15 19 10 16 26 35
16 14 17 15 Tutup 24 29
JW Marriot Hotel Tutup 10 13 10 16 23 25
Java Paragon Apartmen t
Puncak Marina Apartmen t
Dari kedua table diatas didapatkan data pengunjung salon pada hotel dan apartment per harinya dengan rata-rata 19 pengunjung pada salon di hotel dan 17 pengunjung pada salon di apartment. Sehingga apabila dihitung dengan jumlah jam kerja per harinya didapatkan : Salon pada hotel : Jam kerja per pengunjung = Jam kerja : Jumlah pengunjung = ( 60 x 8 ) : 19 = 480 : 19 = 25 menit / pengunjung Salon pada apartment : Jam kerja per pengunjung = Jam kerja : Jumlah pengunjung = ( 60 x 8 ) : 17 = 28 menit / pengunjung
Penelitian Pustaka
Yaitu penelitian yang dilakukan dengan mencari data-data terkait dari berbagai sumber baik dari media elektronik (TV), hingga media cetak seperti koran, majalah, buku serta media Internet melalui website/e-book yang berhubungan dengan perkembangan salon dan furniture.
Rata+21 +19 +16 Rata pengunjung pengunjung pengunjung Tabel 2. Jumlah pengunjung pada salon di hotel Sumber : Observasi
Hari
Maisonett e Apartment
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Mingg u
Tutup 9 6 7 10 16 19
Tutup 6 8 10 18 24 28
Tutup 7 9 8 18 22 30
Rata+15 +18 +22 Rata pengunjung pengunjung pengunjung Tabel 3. Jumlah pengunjung pada salon di apartment Sumber : Observasi
Gambar 4. skema metodologi penelitian Sumber. Pribadi
III. HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil studi dan analisa, maka didapatkan kriteria produk perancangan furniture set salon kecantikan berkonsep space saving untuk salon dengan space terbatas dengan fungsi utama sebagai sarana pelengkap aktivitas dalam salon dengan aplikasi modular sehingga dapat meminimalisasi ukuran dengan memaksimalkan fungsi dari furniture. A. KEBUTUHAN Melihat dari kebutuhan konsumen yang didapat berdasarkan hasil survey kuisioner dan lapagan, maka dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tampilan menarik dan beda terhadap furniture set salon pada umumnya dengan menyesuaikan bentuk, ukuran, motif, hingga warna pada furniture sehingga mampu menarik perhatian para konsumen yang ingin berkunjung ke salon.
untuk menyesuaikan ukuran dan konfigurasi yang ergonomis. Aman, untuk furniture set dengan meminimalisasi kontak kustomer dengan komponen listrik sehingga customer dan kapster terhindar dari bahayanya aliran listrik. Efisien, yaitu penggabungan fungsi utama furniture salon dengan meja credenza sehingga apabila furniture tidak digunakan maka dapat diringkas sedemikian rupa hingga bertransformasi menjadi sebuah meja credenza sebagai komponen penghias ruangan. Produk didesain untuk menurut aturan produksi yang sudah ditetapkan sehingga dapat diproduksi secara massal. C. KONSEP
Kenyamanan pengguna, berdasarkan hasil survey di lapangan, dimana masih tedapat beberapa permasalahan pada furniture salon, yang dapat mengurangi kenyamanan pengguna (kapster dan konsumen) ketika dilaksanakannya perawatan rambut. Keamanan, berdasarkan permasalahan yang berhubungan dengan interaksi pengguna dengan komponen listrik pada hair draiyer, alat catok, steamer, dan alat-alat yang berkaitan dengan kontak listrik dan kabel-kabel yang dapat membahayakan user. Penambahan fungsi dan fasilitas dari furniture set supaya menjadi daya tarik tersendiri untuk perkembangan salon tersebut. Produk dapat diproduksi masal. B. KEBUTUHAN Mempertimbangkan hasil analisa yang telah dilakukan, maka produk tersebut kemudian dapat dikriteriakan sebagai berikut : Menarik, dilihat dari bentuk menggunakan bentukan yang meminimalisir sudutan dan dalam pemilihan warna menggunakan warna dasar putih pada meka credenza dan warna merah pada kursi kapster dan customer untuk penyesuaian tema dari space saving yaitu minimalis. Nyaman, dalam arti memberi kenyamanan terhadap pengguna selama menggunakan furniture dengan menciptakan rasa nyaman dan tenang pada pengembangan bentuk, mekanisme, dan komponen
Konsep dari workstation furniture set ini adalah : Modern yaitu konsep yang disesuaikan dengan tema salon minimalis yang mayoritas digunakan dalam salon-salon masa sekarang. Konsep modular yaitu konsep yang dalam rekayasa sistem, suatu pendekatan yang digunakan untuk membagi suatu sistem menjadi bagian-bagian yang lebih kecil (modul) yang dapat mandiri dibuat dan kemudian digunakan dalam sistem yang berbeda untuk mendorong fungsi ganda. Mengacu pada konsep awal yaitu konsep space saving sehingga furniture set dibuat ringkas dan sesuai dengan fungsinya.
D. OUTPUT DESAIN Menggunakan ukuran ergonomi wanita dan pria dengan batasan usia 17 – 50 tahun untuk kapster dan menggunakan ukuran ergonomi pria dan wanita dengan batasan usia 17 – 50 tahun untuk pengunjung. Aspek teknis Sistem part furniture menggunakan sistem adjust, as, roda, drawer, engsel, dan hidrolis. Material produk menggunakan material kayu lapis pada rak drawer dan meja credenza. Untuk kursi kapster dan customer menggunakan kursi salon dengan aplikasi foam berkover kulit dengan kaki dudukan bersistem yaitu adjustable base chair. Aspek fisik Aktivitas yang di fasilitasi adalah aktivitas pemotongan rambut, perawatan rambut, make up, dan menikur pedikur. Menghasilkan output dengan kesatuan pilihan produk kursi kapster, kursi pelanggan, rak trolley alat perawatan rambut, dan credenzia. E. DESAIN TERPILIH
IV. KESIMPULAN/RINGKASAN Kesimpulan dari penelitian diatas adalah bahwa desain yang telah dibuat dapat memfasilitasi sebuah public facility salon kecantikan dengan konsep pemanfaatan area luas ruang yang terbatas. Keluaran dari penelitian tersebut adalah sebuah desain furniture set salon kecantikan dengan konsep space saving untuk salon dengan ruang terbatas guna mengatasi semakin sempitnya lahan yang dapat digunakan untuk berbisnis salon. Furniture set salon yang baru lebih memiliki
daya tampung yang dapat memuat lebih dari jumlah furniture eksisting, sehingga efisiensi waktu dan pencapaian usaha pada salon dapat memenuhi target. Dengan adanya penatan lay out dan konfigurasi yang baik dan penambahan fasilitas/ teknologi baru, furniture set ini dapat lebih meningkatkan kualitas layanan salon kecantikan didaerah metropolis baik bagi pebisnis salon maupun bagi customer salon itu sendiri. UCAPAN TERIMA KASIH Dea Sarastia mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Ibu Eri Naharani dan dosen-dosen penguji untuk saran dan masukan yang disampaikan kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian tugas akhir ini dengan baik. DAFTAR PUSTAKA [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18]
Panero, Julius, Human Dimension and Interior Space, 1979, Erlangga Ulrich, Carl T, Product Design and Development, 2001, Salemba Yanita, Rostamailis Hayatunnufus Merita, Tata Kecantikan Rambut Jilid 1, 2010, Erlangga Yanita, Rostamailis Hayatunnufus Merita, Tata Kecantikan Rambut Jilid 2, 2010, Erlangga Yanita, Rostamailis Hayatunnufus Merita, Tata Kecantikan Rambut Jilid 3, 2010, Erlangga Nasikun, Peningkatan Peranan Wanita dalam Pembangunan: Teori dan Implikasi Kebijaksanaan, dalam Populasi, 1, halaman 1-11, 1990, Salemba Teknika Manning, Chris, Wage Differentials and Labour Market Segmentation in Indonesian Manufacturing, (Disentralisasi Doktor), 1979, Australian National University www.bisnisukm.com/peluang-bisnis-salon-khususwanita.html www.komunitas.bundainbiz.com www.perencanakeuangan.com/files/BukaUsahaSalon.html www.saloninteriordesign.co.uk www.salondesign.com www.salonequipment.com www.absalonequipment.com www.salonfurniture.com www.streetdirectory.co.id www.elledecor.com www.busyboo.com