PERTEMUAN FGD UNTUK PENAJAMAN RPJM DESA KHUSUSNYA UNTUK MENGINTEGRASIKAN ASIA (Dalam Penyusunan Dokumen Perencanaan)
L A P O R A N K E G I ATA N
DESA TUMPILING DAN DESA TONROLIMA KECAMATAN WONOMULYO
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR TAHUN 2011
Pertemuan FGD untuk Penajaman RPJM Desa
PERTEMUAN FGD UNTUK PENAJAMAN RPJM DESA
KHUSUSNYA UNTUK MENGINTEGRASIKAN ASIA (Dalam Penyusunan Dokumen Perencanaan)
I.
Latar Belakang A. Dasar Hukum SE Mendagri No. 640/75/SJ Tanggal 12 Maret 2009 Perihal Penyusunan RKPD dan Musrenbang tahun 2010. Dalam Perihal ini, perlu mendapatkan perhatian merumuskan isu-isu strategis dan kebijakan dalam rangka memecahkan permasalahan pembangunan daerah : 1. Tercapainya wajib belajar 9 tahun (sembilan) tahun melalui peningkatan penyediaan dan pemenuhan kecukupan sarana & prasarana pelayanan pendidikan, dalam rangka optimalisasi pencapaian Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) 2. Tercapainya pelayanan kesehatan yang berkualitas melalui peningkatan kualitas dan kecukupan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan serta keterjangkauan pelayanan kesehatan bagi masyarakat tidak mampu, termasuk peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak berdasarkan hasil analisis situasi ibu dan anak (AS IA). 3. Pemenuhan kecukupan pangan serta peningkatan kualitas gizi untuk memberantas gizi buruk/busung lapar dan gizi kurang termasuk gangguan akibat kekurangan garam yodium. B. Dasar Pelaksanaan SE Mendagri No. 440/1110/III/Bangda tanggal 27 Mei 2009, tentang Juknis Analisis Situasi Ibu dan Anak (ASIA). Dalam Musrenbang tahun 2010 maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Sesuai dengan mekanisme perencanaan pembangunan daerah, proses ASIA agar dapat dimulai pada tahun sebelum proses perencanaan pembangunan daerah dilakukan sehingga hasil ASIA dapat mulai diintegrasikan pada tahap penyusunan rancangan awal untuk semua dokumen perencanaan pembangunan daerah. 2. Proses ASIA agar melibatkan berbagai pemangku kepentingan yang terkait dengan permasalahan ibu dan anak melalui diskusi yang dinamis dan partisipatif mulai dari para perencana SKPD terkait, DPRD, kelompok mediasi seperti LSM, perguruan tinggi, organisasi profesi, media massa, serta masyarakat itu sendiri yang umumnya sebagai kelompok sasaran program pembangunan termasuk di dalamnya ibu dan anak.
Bidang Sosial Budaya Bappeda Tahun 2011
Page | 1
Pertemuan FGD untuk Penajaman RPJM Desa
II. Tujuan Untuk mengintegrasikan Analisis Situasi Ibu dan Anak (ASIA) dalam penyusunan rencana program dan kegiatan sehingga kualitas perencanaan pembangunan sumberdaya manusia menyangkut kepentingan ibu dan anak dapat lebih terarah mulai dari tingkat bawah dalam hal ini tingkat Pemerintah Desa/Kelurahan. Untuk memperbaiki situasi ibu dan anak dalam pemenuhan hak -haknya Mengawal proses perencanaan pembangunan pro ibu dan anak yang berbasis hak. III. Output a. Matriks Program 5 tahunan b. Hasil Musrenbang Desa/kel. IV. Pelaksanaan Kegiatan A. Pertemuan FGD Penajaman RPJMDes/Kel a. Peserta Peserta yang terlibat dalam kegiatan ini adalah stakeholder sebanyak 35 orang dengan memperhatikan keterwakilan perempuan dan laki-laki. Adapun peserta yaitu: • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
Kades pada intervensi dan Lurah/desa tetangga sebagai pemantauan BPD (1 org) Kaling/Kadus (Sesuai jumlah) Guru/Kepsek (2 org) Bidan (1 org) PKK (1 org) Tokoh Masyarakat (1 org) Tokok Agama (1 org) Kelompok Pemuda ( 1 org) Kelompok Perempuan (Petani Perempuan, 2 org) Kelompok Petani (2 org) Kelompok Nelayan (2 org) Kader Posyandu (2 org) Pelaku Program (4 org); PNPM Desa, PLPBK, dan lain -lain. Dukun Beranak (1 org) Penyandang Cacat (1 org) Pengelola PAUD (1 org) DPRD Dapil (2 org) LSM (1 org) Ditambahkan unsur yang dianggap penting oleh Kepala Desa.
b. Waktu dan Tempat Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 hari dengan tanggal ditetapkan berdasarkan kesiapan pihak pemerintah desa. Selain itu, sebaiknya dilaksanakan sebelum pelaksanaan musrenbang desa. Bidang Sosial Budaya Bappeda Tahun 2011
Page | 2
Pertemuan FGD untuk Penajaman RPJM Desa
Adapun tempat pelaksanaan kegiatan adalah di desa/kelurahan masing -masing. 1) Desa Tumpiling Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar Tanggal 21-22 Januari 2011. 1) Desa Tonrolima Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar Tanggal 26-27 Januari 2011. c. Sumber Pendanaan Sumber pendanaan adalah dari APBD Tahun 2011 yang didukung oleh UNICEF. d. Alat dan bahan (per lokasi) 1. LCD 2. Metaplan yang terdiri dari 4 warna @ 60 lembar 3. Kertas Plano minimal 30 lembar 4. Spidol permanent 3 lusin 5. Isolasi kertas 3 buah e. Alur a) Hari I Proses dimulai pada jam 8.30 wita 1. Fasilitator memberikan pengantar pelaksanaan kegiatan (5 menit) 2. Sambutan dari Kepala Desa/Lurah (10menit), sekaligus membuka kegiatan secara resmi. 3. Input dari narasumber : a) Pemaparan tentang RPJMD Kabupaten Polman (30menit) b) Apa dan Bagaimana RPJMDes (30menit) c) Pemaparan data dan potensi desa (30menit) 4. Proses selanjutnya adalah penggalian masalah dengan tahap pertama Fasilitator membagi peserta kedalam 3 kelompok (5 menit): a) FISPRA, yang membahas masalah fisik dan prasarana b) Ekonomi, yang membahas masalah ekonomi c) Sosial budaya, yang membahas masalah pendidikan, kesehatan, akte kelahiran, KTP, Tata Pemerintahan….. Jumlah peserta setiap kelompok sebanyak 11 – 12 orang. 5. Setiap kelompok dipandu oleh 2 orang fasilitator
Bidang Sosial Budaya Bappeda Tahun 2011
Page | 3
Pertemuan FGD untuk Penajaman RPJM Desa
6. Fasilitator kelompok membuka sesi diskusi kelompok dan selanjutnya memberikan penjelasan tentang mekanisme dan alur diskusi (5 menit) 7. Fasilitator mengawali diskusi dengan metode brainstorming
tentang jenis
isu/masalah yang dirasakan/dialami oleh masyarakat Setiap peserta diminta menuliskan jenis isu/masalah pada meta plan (bisa 1 atau lebih), kemudian menempelkannnya di kertas plano yang sudah disiapkan oleh fasilitator. (30menit) 8. Fasilitator mengajak peserta untuk mengelompokkan masalah yang diidentifikasi peserta berdasarkan sektor (pendidikan, kesehatan, catatan sipil, tata pemerintahan, dll) (30 menit) 9. Setiap sektor dipilih masalah yang paling utama (diurut berdasarkan prioritasnya), dengan kriteria sebagai berikut: (30) a) Merupakan masalah strategis b) Melibatkan lintas-sektor yang tinggi c) Merupakan masalah bersama d) Menunjukkan urgensi (tingkat pentingnya, frekuensi, dan luasan dampak Akan dibuat defenisi yang lengkap dari kriteria di atas. Masing-masing fasilitator bertanggung jawab untuk membuat 10. Selanjutnya fasilitator mengarahkan peserta untuk mengisi tabel dengan mengacu pada masalah utama yang sudah diidentifikasi. (30 menit) Tabel : Masalah Utama
Kelompok Sasaran
Besarnya Masalah (Luasnya/parahnya/penduduk yang terkena dampak)
Hak yang tidak terpenuhi
11. Tahap selanjutnya adalah melakukan analisis sebab akibat berdasarkan masalah utama pada No.12, dengan mengidentifikasi penyebab langsung, penyebab tidak langsung, dan akar masalah (membuat pohon masalah: lihat hal 23 dan 24, Juknis ASIA di Daerah) 12. Berdasarkan tahap No. 13, kemudian fasilitator mengajak peserta mengidentifikasi kebutuhan. 13. Proses Hari I (pertama) selesai pada jam 5 sore.
Bidang Sosial Budaya Bappeda Tahun 2011
Page | 4
Pertemuan FGD untuk Penajaman RPJM Desa
b)
Hari II (kedua) Proses dimulai 8.30 wita 1. Input materi: a) Teknik Penyusunan Program b) Proyeksi Sumber Pendanaan di Tingkat Desa 2. Peserta dibagi kedalam kelompok sesuai dengan pembagian kelompok pada hari I. (15 menit) 3. Fasilitator mengarahkan peserta untuk membuat pohon tujuan berdasarkan pohon masalah dan analisis kebutuhan pada hari I. Cara membuat pohon tujuan: lihat halaman 36 – 37 Juknis ASIA di Daerah. Jika pohon masalah yang dibuat pada hari I cukup banyak, maka peserta di setiap kelompok dapat dibagi kedalam kelompok kecil (disesuaikan dengan waktu yang tersedia, jika memungkinkan diselesaikan sampai jam 12.00). 4. Proses selanjutnya adalah membuat matriks
program dengan menggunakan
matriks di bawah ini: Program/ Kegiatan
Catatan:
Waktu 1 2 3 4 5
Perkiraan Anggaran
Sumber Anggaran LainADD APBD lain
SKPD yang bertanggung jawab
Kolom lain-lain pada sumber anggaran misalnya dari PNPM, PPK, atau swadaya masyarakat.
5. Setelah tahap 4 selesai, dilanjutkan dengan pembentukan TIM Perumus Penysunan Dokumen RPJMDes, yang dipilih dari peserta (mewakili 3 bidang diskusi kelompok) 6. Penutupan Proses hari I selesai pada jam 15.00 wita.
Bidang Sosial Budaya Bappeda Tahun 2011
Page | 5
Pertemuan FGD untuk Penajaman RPJM Desa
RAPAT PERSIAPAN PERTEMUAN FGD UNTUK PENAJAMAN RPJM DESA
KAMIS, 20 JANUARI 2011 Penyusunan dokumen-dokumen perencanaan di Bappeda Kab. Polman khususnya Bidang Sosial Budaya baik itu kegiatan rutin maupun kegiatan-kegiatan lainnya selalu diawali dengan rapat persiapan sebelum pelaksanaannya. Hal ini bertujuan untuk lebih dapat memahami kinerja dan tindak lanjut dari kegiatan tersebut. Utamanya fasilitator dan panitia penyelenggara kegiatan yang berhubungan langsung dengan para peserta. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan muncul kendala-kendala yang tidak diharapkan. Maka dengan rapat persiapan ini selalu dibarengi dengan diskusi dan tanya-jawab bagaimana kegiatan yang akan dilaksanakan bisa berjalan se-efesien mungkin sesuai harapan peserta/pemangku kepentingan dan penyelenggara kegiatan. Pada gambar tersebut di atas, sangat jelas terlihat Kepala Bidang Sosial Budaya (Hikmah, ST., M.Si.) dan Kepala Bidang di Dinas Pendidikan (Piterson) sedang menganalisis rencana proses dan prosedur pelaksanaannya. Bukan hanya itu, pada gambar di samping juga dihadiri Kepala Bidang dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Agusnia. HS), serta para Kasubid Bidang Sosial Budaya Bappeda, fasilitator, perwakilan dari desa yang bersangkutan, para staf Bidang Sosial Budaya (dapat dilihat pada gambar berikutnya). Dengan rapat persiapan ini, bersumber dari kepeduliankepedulian pemerintah untuk bersungguh-sungguh dalam melayani serta meningkatkan taraf hidup masyarakat yang lebih kondusif khususnya kepentingan yang berbasis Analisis Situasi Ibu dan Anak (ASIA).
Gambar di samping adalah tayangan rancangan proses dan prosedur kegiatan yang akan dilaksanakan untuk didiskusikan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Halaman 1 – 5.
Bidang Sosial Budaya Bappeda Tahun 2011
Page | 6
Pertemuan FGD untuk Penajaman RPJM Desa
Kabid. Sosbud saat memberikan arahan-arahan untuk ditanggapi serta memberikan sekilas wacana tentang RPJM Desa yang telah disusun oleh desa yang bersangkutan sebelum proses pengkajian dan penajaman RPJM Desa dilaksanakan dalam bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan di desa tersebut.
Gambar di samping terlihat keterwakilan desa sangat serius mendengarkan dan berdiskusi dari paparan demi paparan yang telah disampaikan sebelumnya oleh Kabid. Sosbud.
Rapat persiapan ini berlangsung selama 2 jam yakni dari jam 15.00 sampai dengan 17.00. Walaupun sudah diluar jam kantor, Hj. Hasnawiah, S.Sos sebagai Kasubid Sosbud Bidang Kesejahteraan Sosial (kanan) di dampingi staf Sosbud tetap eksis dalam menjalankan tugas yang diembangnya.
Demikian pula dengan Bapak Suherman, SE (kiri) sebagai Kabid Sosbud Bappeda di dampingi oleh fasilitator-fasilitator dari LSM senantiasa semangat dalam proses rapat persiapan ini.
Suasana saat keterwakilan desa memaparkan potensi dan kendalakendala wilayahnya baik yang belum tertuang pada RPJM Desa maupun yang telah di tuangkan RPJM Desa yang telah mereka susun sebelumnya.
Pada gambar disamping, Muhammad Itfan, SE. terlihat sangat mencermati berlansungnya diskusi serta memfasilitasi penayangan-penayangan yang dibutuhkan dalam proses ini.
Bidang Sosial Budaya Bappeda Tahun 2011
Page | 7
Pertemuan FGD untuk Penajaman RPJM Desa
PERTEMUAN FGD UNTUK PENAJAMAN RPJM DESA
DESA TUMPILING KECAMATAN WONOMULYO (Dalam Penyusunan Dokumen Perencanaan)
JUMAT, 21 JANUARI 2011 Kepala Desa Tumpiling saat memberikan sambutannya pada Pertemuan FGD untuk Penajaman RPJM Desa dalam penyusunan dokumen perencanaan yang difasilitasi oleh Bappeda Polewali Mandar. Menurut beliau, dengan adanya kegiatan ini sangat membantu kami (Masyarakat Desa Tumpiling) dalam proses pembangunan dengan tujuan yang disesuaikan kebutuhan masyarakat ditinjau dari situasi, kondisi serta potensi yang ada. Sehingga Insya Allah dalam 5 tahun ke depan kita sudah bisa memetik hasilnya. Hikmah,
ST.,
M.Si.
dalam
memberikan
sambutannya
kepada
peserta/Masyarakat Tumpiling. Terlihat jelas pada gambar disamping, semangat dan ketekunan dalam memfasilitasi perencanaan pembangunan pemerintahan. Dalam paparan beliau, bahwa mengintegrasikan Analisis Situasi Ibu dan Anak (ASIA) dalam penyusunan rencana program dan kegiatan sehingga kualitas perencanaan pembangunan sumberdaya manusia menyangkut kepentingan ibu dan anak dapat lebih terarah mulai dari tingkat bawah dalam hal ini tingkat Pemerintah Desa/Kelurahan, demikian pula dalam pemenuhan hak-haknya. Tidak hanya itu, beliau juga menambahkan bahwa hal ini dilakukan pengawalan proses perencanaan pembangunan pro ibu dan anak yang berbasis hak.
Pertemuan FGD Penajaman RPJM Desa dilaksanakan di Puskesmas Pembantu (PUSTU) Tumpiling Bidang Sosial Budaya Bappeda Tahun 2011
Page | 8
Pertemuan FGD untuk Penajaman RPJM Desa
BIDANG SOSIAL BUDAYA Sama halnya dengan kegiatan sebelumnya yang dilakukan oleh Desa Bulo Kec. Bulo dan Kelurahan Takatidung Kec. Polewali, proses penyusunan RPJMDesa yang berbasis Hak yang terfokus pada Analisis Ibu dan Anak (ASIA) ini dibagi 3 (tiga) Pokja yakni; Pokja Sosbud, Ekonomi, dan Fispra. Hal ini pula diterapkan pada Desa Tumpiling. Sehingga
pada
gambar
disamping,
Agusnia
HS.
dari
Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Polewali Mandar saat memaparkan proses pelaksanaan kegiatan untuk lebih menajamkan dari RPJMDesa dari yang telah ada sebelumnya. Hal ini dapat terwujud jika didukung oleh partisipasi dari warga setempat sebagai pemangku kepentingan. Maka pada gambar disamping terlihat partisipasi peserta sangat konsen demi pembangunan daerahnya. Selain Ibu Agusnia HS, Pokja Sosbud ini juga difasilitasi oleh Bapak Piterson dari Dinas Pendidikan. Olehnya itu, keterwakilan masyarakat sangat antusias dalam memberikan masukan-masukan dari kendalakendala yang dihadapi di daerahnya. Masukan-masukan tersebut ditulis pada metaplan yang diberikan kepada setiap peserta yang nantinya
akan
dianalisis
dan
dipindahkan ke tabel isian yang telah disediakan. Selain pendidikan, salah-satu faktor yang paling dominan mempengaruhi taraf hidup masyarakat Desa Tumpiling adalah masalah kesehatan. Sehingga warga yang hadir pada pokja ini adalah orang-orang yang banyak berinteraksi
langsung
pada
masalah
lingkungan
masyarakat.
Contohnya; bidan desa, tenaga pengajar, aparat desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, kelompok pemuda, dukun beranak, dan sebagainya. Hal ini dapat dilihat pada gambar di atas dan di samping. setelah masukan-masukan tersebut ditulis pada metaplan, lalu dianalisis serta
didiskusikan
untuk
menghasilkan suatu program dan kegiatan perencanaan. Proses ini dapat dilihat pada gambar di samping.
Bidang Sosial Budaya Bappeda Tahun 2011
Page | 9
Pertemuan FGD untuk Penajaman RPJM Desa
BIDANG FISIK DAN PRASARANA Setelah kita melihat dari wacana di atas mengenai proses pelaksanaan penajaman RPJM Desa Tumpiling yakni pada Pokja Sosbud. Hal ini tidak jauh berbeda dengan proses yang dilakukan oleh Pokja Fispra (fisik dan prasarana). Namun yang membedakan adalah program dan kegiatannya. Pada gambar disamping terlihat Bapak Suherman, SE. yang memfasilitasi pada pokja ini. Masalah fisik dan prasarana di Desa Tumpiling merupakan masalah urgen. Menurut mereka (warga setempat), minimnya kualitas dan kuantitas serta produktifitas di Desa Tumping ini bersumber dari masalah jalur transportasi serta masalah-masalah lainnya. Pada gambar disamping, pokja fisik dan prasarana ini dihadiri mayoritas lakilaki. Setelah fasilitator menyampaikan proses pelaksanaan kegiatan, panitia membagikan metaplan kepada peserta untuk diisi masukan-masukan yang akan dijadikan program perencanaan di daerahnya. Masukanmasukan tersebut akan dianalisis dan didiskusikan yang nantinya dimasukkan pada tabel isian yang sedang dibuat oleh panitia seperti pada gambar di samping. Pada Gambar; Seperti inilah suasana saat peserta/perwakilan Warga Desa Tumpiling menuliskan masukan-masukan atau kendala-kendala di daerahnya.
Andi Syamsiah (staf Bappeda) saat memindahkan hasil metaplan ke tabel Dari hasil metaplan tersebut, diramu dan dipindahkan pada tabel yang telah dibuat oleh panitia (gambar di atas) yang sebelumnya telah di lakukan sharing atau diskusi dengan warga setempat. Lihat pada gambar disamping.
Bidang Sosial Budaya Bappeda Tahun 2011
Page | 10
Pertemuan FGD untuk Penajaman RPJM Desa
BIDANG EKONOMI Dari ketiga pokja, proses pelaksanaan kegiatan ini dilakukan bersamaan namun dipisahkan pada tempat yang berbeda. Seperti halnya pada pokja ekonomi, fasilitator juga memberikan paparan kepada peserta mengenai proses kegiatan yang akan dilakukan nantinya. Pokja ini difasilitasi dari LSM Yasmib. Peserta yang hadir pada pokja ekonomi mayoritas dari kalangan ibuibu. Ini dikarenakan, kelompok usaha kecil dan menengah di Desa Tumpiling mayoritas dari kalangan perempuan. Bukan hanya itu, kaum perempuan di daerah ini juga berpartisipasi pada bidang pertanian dan masalah lainnya yang dilihat dari kondisi daerahnya. sampai pada pengisian metaplan, yang juga sama dilakukan oleh pokja-pokja lainnya. Pada gambar di samping, setiap peserta mengisi masukan-masukan dari kendala-kendala yang dihadapi. Hal ini bertujuan, agar pembangunan nantinya bersumber dan sesuai dari keinginan masyarakat melalui RPJM Desa yang telah ada. Panitia mengisi tabel yang telah dibuat yang diambil dari metaplan peserta. Adapun isian tabel tersebut mencakup masalah-masalah utama, kelompok sasaran, besarnya masalah, serta hak-hak yang tidak terpenuhi. Untuk melengkapi tabel tersebut dilakukan sharing atau diskusi dengan peserta. Seperti pada gambar disamping, Hj. Hasnawiah, S.Sos (Kasubid. Sosbud Bappeda) didampingi staf Bappeda (A. Asliawati) saat membacakan metaplan peserta sekaligus mendiskusikannya yang selanjutnya ditulis kedalam tabel yang telah dibuat (seperti terlihat pada gambar di atas)
Suasana saat fasilitator membacakan hasil masukan-masukan yang telah dituliskan pada tabel yang selanjutnya akan dituangkan ke dalam RPJM Desa untuk dijadikan dokumen perencanaan 5 tahunan.
Bidang Sosial Budaya Bappeda Tahun 2011
Page | 11
Pertemuan FGD untuk Penajaman RPJM Desa
DOKUMEN LAINNYA
Bidang Sosial Budaya Bappeda Tahun 2011
Page | 12
Pertemuan FGD untuk Penajaman RPJM Desa
HASIL PENAJAMAN RPJM DESA BIDANG SOSIAL BUDAYA No.
Masalah Utama
Kelompok Sasaran
Besarnya Masalah
Hal yang Tidak Terpenuhi
PENDIDIKAN 1
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) integratif POS AK
Anak Usia Sekolah
Tumbuh kembang akan terhambat
Pendidikan
2
Angka Putus Sekolah (APS)
Masyarakat
Pendidikan
3
Tidak adanya tenaga pengajar (guru) SD Kampuno
Anak Usia Sekolah
Pendidikan
KESEHATAN 1
Pelayanan kesehatan tidak maksimal (jauhnya jarak akses ke layanan kesehatan) Perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat tentang kesadaran kesehatan Sarana dan prasarana posyandu belum memadai
Masyarakat
Kader
1 paket
Pengembangan dan Pemeliharaan
4
Balita BGM
Ibu dan Anak
318 Balita
Kesehatan
1
KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL Banyaknya anak kehilangan identitas
Masyarakat
Semua Dusun
Hak akan perhitungan
2
3
Bidang Sosial Budaya Bappeda Tahun 2011
± 98 KK
Masyarakat
Posyandu (rehab) Dusun IV Kesehatan
Page | 13
Pertemuan FGD untuk Penajaman RPJM Desa
HASIL PENAJAMAN RPJM DESA BIDANG FISIK DAN PRASARANA No. 1 2 3 4 5 6 7
1 2
3
1 2 1 2
3 4
5 6
1 2 3 3 4 5
Masalah Utama DUSUN I Air belum sepenuhnya sampai ke sawah Pengaturan air tidak merata Terjadi genangan air Banyaknya anak-anak putus sekolah (ratarata pada usia 9 tahun) Sering Banjir Masih banyak masyarakat mengkomsumsi air tanah Terjadi pengikisan bibir sungai jalan menuju Andau DUSUN II Tidak menentu lokasi/tempat (pertemuan kelompok masyarakat) Sering tergenang air : - Menjadikan saran nyamuk - Genangan air di sekolah - Genangan air di pemukiman warga - Irigasi sering meluap Hasil pertanian tidak dapat dipasarkan dengan baik DUSUN III Terjadi pengikisan bibir sungai Sering tergenang air (banjir) DUSUN IV Terjadi gesekan air di daerah pengairan tambak Transportasi : - Transportasi masyarakat terhambat - Pengangkutan hasil pertanian susah - Anak usia sekolah kurang berminat bersekolah Masyarakat masih mengkomsumsi air hujan - Anak sekolah tidak bisa belajar dengan baik - KB gagal Sering banjir pada muara sungai Terjadi gesekan air pada bibir pinggiran masjid DUSUN V Anak sekolah tidak bisa belajar dengan baik (Puccero Timur) Masih menggunakan air sumur gali (2 sumur umum) Banyaknya anak putus sekolah karena akses Terjadi kerusakan jalan yang telah dibangun Fungsi bendungan tidak maksimal karena adanya kerusakan Sering tergenang air dan banjir
Bidang Sosial Budaya Bappeda Tahun 2011
Kelompok Sasaran
Besarnya Masalah
Hal yang Tidak Terpenuhi
Masyarakat Masyarakat Masyarakat
± 70 Hektar ± 70 Hektar ± 1000 M
Tersier belum lenning Tersier belum lenning Pengecoran jalan
Usia 7 s/d 12 tahun
± 2000 M
Masyarakat Masyarakat
± 500 M ± 30 KK
Perintisan jalan (pengerasan jalan) Pembangunan Drainase PDAM (jaringan)
Persawahan (petani)
± 50 M
Pemasangan bronjong
Petani
1 unit
Belum ada lokasi (umum)
Masyarakat
± 500 M
Drainase (pembuangan saluran pembuangan)
Masyarakat
± 2,5 M X 12 M
Pembangunan jambatan
Rumah Masyarakat (30 KK) Masyarakat
± 80 M
Pemasangan bronjong
± 850 M
Drainase
Petani
± 300 M
Pemasangan bronjong
Masyarakat
± 50 M
Pembangunan jembatan gantung
Masyarakat
± 98 KK
Jaringan PDAM
Anak usia sekolah
± 98 KK
Penerangan listrik (PLN)
Masyarakat
± 700 M
Masyarakat
± 30 M
Normalisasi Sungai (pengerokan) Irigasi Baru (drainase)
Anak usia sekolah
± 40 KK
Listrik belum ada (PLN)
Masyarakat
± 100 KK
Rabat beton
Anak usia sekolah
± 2000 M
Rabat beton
Masyarakat
2500 M
Tidak ada pemeliharaan
Petani
10M X 3 M
Tidak ada perbaikan
Masyarakat
10 M
Sipon tidak sesuai (kecil)
Page | 14
Pertemuan FGD untuk Penajaman RPJM Desa
HASIL PENAJAMAN RPJM DESA BIDANG EKONOMI No. 1
2
Masalah Utama Tambak
Pertanian
Kelompok Sasaran Petani Tambak (Dusun IV dan V)
Petani Sawah
Kelompok Wanita Tani
Besarnya Masalah Kurangnya permodalan menyebabkan kurangnya produksi tambak (bibit, pupuk, pakan, bahan pengolahan) Kurangnya penyuluhan pengelolaan tambak Tidak adanya alat olah hasil produksi (pembuatan bandeng presto abon) Jauhnya pembelian benih/nener Tidak adanya aturan pembagian air untuk petani tambak dan petani sawah Kurangnya permodalan untuk kelompok Masih kurangnya jalan tani (distribusi hasil pertanian) tidak adanya modal untuk usaha pengelolaan beras organik
Hal yang Tidak Terpenuhi Kurangnya mutu dan peningkatan produksi
Bantuan Modal dan pengolahan Pengolahan mutu
Petani
± 300 M
Pembangunan jalan tani (Dusun II, III, dan IV)
Masyarakat (tani)
± 2000 M
Pembangunan jalan tani (Dusun V)
KUBE dan Kelompok SPP
Kurangnya modal dalam pengembangan usaha dan kurangnya alat produksi
4
Transportasi tidak lancar (hasil pertanian tidak dapat dipasarkan dengan baik) Transportasi hasil pertanian tidak terjangkau Usaha kecil dalam rumah tangga (masih menggunakan modal sendiri ± Rp.500.000) Dusun II, Klp. Seruni, anggota 7 orang Klp. Mekar Bersama (modal sendiri) - Penanaman palawija (sayursayuran) - Pembuatan Kue (anggota 10 orang) modal awal patunga Rp.25.000/org - Pembuatan minyak kelapa murni (modal sendiri) Rp.500.000 (jasa pabrik kelapa mahal) Ternak
5
KSM
Anggota KSM
3
Tidak adanya alat pembuatan minyak kelapa murni (pabrik kelapa)
Kelompok Ternak
Tidak adanya aturan tentang kandang ternak (ternak berkeliaran) Kurangnya bantuan ternak (sapi, kambing, itik) Belum adanya penyuluhan pembuatan kompos dan biogas Kurangnya modal Masih banyaknya masyarakat yang belum mendapatkan pinjaman dana bergulir
Bidang Sosial Budaya Bappeda Tahun 2011
Page | 15
Pertemuan FGD untuk Penajaman RPJM Desa
PERTEMUAN FGD UNTUK PENAJAMAN RPJM DESA
DESA TONROLIMA KECAMATAN WONOMULYO (Dalam Penyusunan Dokumen Perencanaan)
Rabu, 26 Januari 2011 Dalam penyusunan dokumen perencanaan (RPJM Desa) berbasis hak yang diintegrasikan ke dalam analisis situasi ibu anak, salah satu wilayah yang dilakukan pengawalan oleh Bappeda Polewali Mandar adalah Desa Tonrolima Kecamatan Wonomulyo. Pertemuan ini dilaksanakan di Kantor Desa Tersebut pada Hari Rabu Tanggal 26 Januari 2011. Pertemuan ini dihadiri oleh keterwakilan masyarakat yang melibatkan pada 3 (tiga) sektor yakni bidang sosial budaya, ekonomi, dan fisik dan prasarana. Adapun keterwakilan tersebut diantaranya; Kades pada intervensi dan Lurah/desa tetangga sebagai pemantauan, BPD, Kaling/Kadus, tenaga pengajar, tenaga kesehatan, PKK, tokoh masyarakat, tokok agama, kelompok pemuda, kelompok perempuan (Petani Perempuan), Kelompok Petani, Dukun Beranak, Penyandang Cacat, LSM, dan sebagainya. Proses pelaksanaan pertemuan dalam penyusunan RPJM Desa ini tidak berbeda dari proses apa yang telah dilaksanakan di Desa Tumpiling Kecamatan Wonomulyo. Pada gambar di samping terlihat para keterwakilan warga sangat partisipatif menghadiri dan aktif dalam proses pelaksanaannya. Walaupun Desa Tonrolima jaraknya lebih dekat pada kota kabupaten, desa ini masih sangat memerlukan perhatian dari pemerintah karena masih minimnya fasilitas dan potensi khususnya analisis ibu dan anak. Olenya itu, Bappeda (Bidang Sosial Budaya) Polewali Mandar menjadikan Desa Tonrolima sebagai daerah projek dalam pengawalan penyusunan dokumen perencanaan yang bersumber dari situasi dan kondisi yang ada. Pada gambar di samping terlihat Hikmah, ST, M.Si saat memberikan sambutannya pada pertemuan ini.
Bidang Sosial Budaya Bappeda Tahun 2011
Page | 16
Pertemuan FGD untuk Penajaman RPJM Desa
BIDANG SOSIAL BUDAYA Pokja sosial budaya yang difasilitasi oleh Bapak Piterson dari Dinas Pendidikan didampingi oleh Ibu Beatrix dari Bappeda Polewali Mandar saat memberikan arahan-arahan mengenai proses pelaksanaan pertemuan ini. Disamping memberikan arahan-arahan proses tersebut, panitia juga memberikan metaplan kepada setiap peserta untuk diisi masukan-masukan serta kendala-kendala yang dihadapi. Hasil masukan warga yang ditulis pada kertas metaplan, dalam pokja tersebut fasilitator melakukan sharing dan diskusi untuk lebih menajamkan masalah-masalah utama, kelompok sasaran, besarnya masalah, serta hak-hak yang tidak terpenuhi. Pada gambar di samping PIterson sedang melihat apakah masalah tersebut sudah termuat pada RPJM Desa yang telah dibuat sebelumnya atau belum. Jika masalah tersebut belum termuat atau perlu perubahan mengenai besaran masalah dalam RPJM Desa, fasilitator menuliskannya ke dalam tabel yang telah dibuat sebelumnya. Hal ini dilakukan agar tidak adanya usulan masyarakat yang terlewatkan sehingga nantinya dokumen perencanaan tersebut benar-benar merupakan dokumen pembangunan daerah sesuai kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Semangat fasilitator adalah semangat peserta, sehingga proses ini berjalan sebagaimana yang diharapkan. Pada gambar disamping terlihat antusias fasilitator dalam memberikan pemahaman mengenai masukan dari peserta untuk dijadikan suatu program dan kegiatan dalam hal ini keterkaitan dengan analisis ibu dan anak. Setelah proses diskusi serta masukan-masukan tersebut telah di analisis dan diinput ke dalam tabel, nantinya akan termuat dalam RPJM Desa yang telah dibuat sebelumnya. Hasil revisi nantinya di kembalikan ke desa tersebut untuk dijadikan pedoman pembangunan 5
tahunan
pada
musyawarah
perencanaan
pembangunan
(musrenbang) mulai dari tingkat desa, kecamatan, sampai pada musrenbang kabupaten nantinya.
Bidang Sosial Budaya Bappeda Tahun 2011
Page | 17
Pertemuan FGD untuk Penajaman RPJM Desa
BIDANG EKONOMI Sebagai fasilitator, sekiranya dapat memberikan pemahaman dan memfasilitasi peserta dari berbagai bidang. Contohnya, Bapak Suherman, SE. didampingi oleh A. Asliawaty yang pada pertemuan FGD sebelumnya di Desa Tumpiling beliau sebagai fasilitator pada pokja fisik dan prasarana. Hal ini dibuktikan bahwa semangat dan pengetahuan mereka tentang kehidupan bermasyarakat sudah sangat kompetibel dengan apa yang mereka kerjakan.
Pada gambar di samping terlihat saat panitia membagikan metaplan kepada setiap peserta.
Seperti pokja lainnya bahkan pada pertemuan yang sama di daerah lainnya, proses ini tidaklah berbeda. Setelah metaplan tersebut di kembalikan ke panitia, fasilitator tersebut melakukan sharing atau diskusi
sesuai
paparan
tahapan-tahapan
proses
yang
telah
disampaikan kepada peserta khususnya pada pokja ini.
Dari hasil diskusi tersebut, fasilitator membacakan hasilnya pada kertas karton yang telah dibuatkan tabel. Masalah-masalah peserta diramu sehingga menjadi suatu program dan kegiatan yang termuat dalam RPJM Desa bersumber dari masyarakat dan daerah itu sendiri.
Bidang Sosial Budaya Bappeda Tahun 2011
Page | 18
Pertemuan FGD untuk Penajaman RPJM Desa
BIDANG FISIK DAN PRASARANA Salah-satu masalah yang kerap-kali timbul dalam masyarakat adalah masalah fisik dan prasarana desa. Hal ini merupakan keresahan masyarakat karena pemahaman masih pada apa yang mereka lihat. Contohnya; jalur transportasi; irigasi; gedung-gedung yang tidak terawat, dan sebagainya. Sehingga dampaknya mempengaruhi pada faktor-faktor lainnya.
Pada gambar di samping, panitia sedang memasang karton untuk dibuatkan tabel isian. Dilain-pihak fasilitator juga sedang memberikan pemahaman-pemahaman
kepada
peserta
mengenai
proses
pelaksanaan yang akan dilakukan nantinya. Pada pokja ini, yang memfasilitatori peserta adalah Bapak Rusman Toni dari Kominfo (STFM Polewali Mandar) lihat pada gambar di atas dan di samping.
Masuk pada tahap selanjutnya adalah setiap peserta mengisi metaplan yang telah diberikan panitia dengan masukan-masukan atau kendalakendala yang dihadapi di daerahnya. Masukan tersebut didiskusikan serta diramu dalam bentuk program/kegiatan lalu dipindahkan ke dalam tabel yang dibuat tadi. Rancangan tabel tersebut dibawa oleh Bappeda untuk analisis lanjutan. Nantinya, hasil program/kegiatan tersebut dijadikan dokumen perencanaan pembangunan daerah yang termuat dalam RPJM Desa 5 tahunan serta terintegrasi pada analisis ibu dan anak. Disela-sela pertemuan ini, pada gambar di samping terlihat kecerahan wajah dari staf Bappeda pada umumnya, dan khususnya Bidang Sosial Budaya dalam memfasilitasi seluruh masyarakat menuju peningkatan dan taraf hidup masyarakat yang Malaqbi dan Dinamis bersumber dari kepemerintahan yang baik dan terpercaya berdasarkan nilai agama dan budaya. Akhirnya, Saya Ucapkan; …Sekian dan Terima Kasih… Bidang Sosial Budaya Bappeda Tahun 2011
Page | 19
Pertemuan FGD untuk Penajaman RPJM Desa
BIDANG SOSIAL BUDAYA NO
MASALAH UTAMA
BESARNYA MASALAH
KELOMPOK SASARAN
HAK YANG TIDAK TERPENUHI
1
Pembangunan Gedung TK (lahan siap)
Usia 1 - 6 Tahun
Desa Tonrolima
Pendidikan
2
Tidak adanya tenaga pendidik
TK/PAUD/Klp. Bermain
15 orang
Pendidikan
3
Pengadaan Alat Peraga (APE = Alat Permainan Edukatif)
Usia 1 - 6 Tahun
PLS
Pendidikan
4
Pengelolaan PAUD Bunga Dewi
Usia 1 - 6 Tahun
1 unit
Pendidikan
6
Rehabilitasi PUSTU
Tenaga Media dan Masyarakat
1 unit
Kesehatan
7
Tenaga Medis (Bidan)
Pustu
8
Akte Kelahiran
Masyarakat
Bidang Sosial Budaya Bappeda Tahun 2011
Kesehatan Desa Tonrolima
Kependudukan dan Catatan Sipil
Page | 20
Pertemuan FGD untuk Penajaman RPJM Desa
BIDANG EKONOMI NO 1
2
MASALAH UTAMA
1. Masyarakat masih menggunakan bibit lokal
Masyarakat petani (± 200 kk)
± 200 HA
− Bibit / vasietas unggul (sapmodi)
2. Saluran pembuangan tidak berfungsi efektif
Masyarakat petani (± 200 kk)
± 100 HA
− Saluran pembuangan yang lansung ke sungai.
3. Modal petani miskin / terbatas
Masyarakat petani (± 195 kk)
± 185 HA
− Bibit,obatobatan,pupuk,hadtraktor
4. Masih terbatas keterampilan ibu - ibu menjahit
Ibu RT (2 Orang/dusun)
± 10 Orang
− Pelahan / kursus / ket
1 Orang ibu RT (80 KK)
60%
− Penyuluhan / Pelahan
1 Orang ibu RT (80 KK)
60%
− Alat (Wajan)
Masyarakat petani
± 300 HA
− Peningkatan penyuluhan pola tanam tidak teratur
Masyarakat petani
2 titik ( ± 3000 M)
− Perbaikan jalan
Masyarakat petani
300 HA
± Haktraktor 3 unit
Masyarakat petani
5 KK
− Penyuluhan
1. Sering tergenang padi / air terkadang tidak sampai kesawah
Masyarakat petani ± ( 20 Org ) Pemukiman penduduk
± 1000 M
− Tidak ada pengerukan sungai
2. Belum ada tempat penampungan aspirasi petani (sanggar tani)
Petani ( 77 KK)
3. Kurangnya modal petani
Petani ( 50 KK)
± 80 HA
− Vasilitas unggul,pupuk,obat-obatan (soplodi)
1. Air persawahan kurang lancar 2. Masih menggunakan bibit lokal
Petani ( 70 KK)
± 100 HA
− Saluran irigasi 1000 K
Petani ( 92 KK)
± 170 HA
− Vasilitas unggul
3. Sawah saluran tergenang
Petani
± 50 HA
4. Kwalahan haktraktor
Petani ( 92 KK)
± 170 HA
− Pembuangan ke sungai ± (500 M) − Haktraktor terbatas
5. Tidak ada penanganan aspirasi
Petani ( 92 KK)
1
− Sanggar tani
1. Air persawahan tidak lancar
Petani ( ± 45 KK)
± 70 Ha
− Perlu perbaikan draimase / irigasi 150 M (bening)
2. Pemukiman selalu tergenang air ( peluapan )
Masyarakat ( ± 30 KK)
P = 1000 m, L= 50 cm
− Saluran air rendah (± 1000m)
3. Kwalahan haktrator
Petani ( ± 45 KK)
Dusun Lemo
3. Gagal panen (Penyakit & hama) → P2A 4. Jalan tani rusak 5. Pengolahan lahan dengan traktor masih kurang ( masih terbatas ) 6. Masih mimimnya SDM peternak
4
5
HAK YANG TIDAK TERPENUHI
DS. Labasang
1. Minyak kelapa yang diproduksi masyarakat belum mampu bersaing 2. Dikelolah manual (Minyak)
3
BESARNYA MASALAH
KELOMPOK SASARAN
Dusun Bulung
− Tidak ada sanggar tani
Dusun Aka – Aka
Dusun Limboro
Bidang Sosial Budaya Bappeda Tahun 2011
− Haktraktor
Page | 21
Pertemuan FGD untuk Penajaman RPJM Desa
BIDANG FISIK DAN PRASARANA HAK YANG TIDAK TERPENUHI
MASALAH UTAMA
1
Jalan becek dan berlubang,sehingga aktifitas terhambat
Masyarakat desa tonrolima
D.Aka - Aka 1500 M D.Limboro 1500 M D.Bulung 1500 M
Hak mendapatkan pelayanan publik
2
Meluapnya air ke rumah penduduk
2/ Semua dusun
2/ 1500 M
Hak untuk mendapatkan drenase
3
Tidak lancarnya air irigasi kelahan pertanian
Semua dusun
3/ 1500 M
3/ Irigasi Baru
4
Transportasi kurang maksimal di laluai kendaraan roda empat
Masyarakat semua dusun
4/ ± 1000 M
4/ Rabat beton belum ada sehingga akses jalan kurang lancar
5
Transportasi kurang lancar untuk mengankut hasil bumi
5/ 500 M
5/ Jalan setapak (Perintisan)
6
Terjadinya pengikisan jalan
6/ 2.550 M
6/ Tidak adanya pembangunan talud
Bidang Sosial Budaya Bappeda Tahun 2011
KELOMPOK SASARAN
BESARNYA MASALAH
NO
Masyarakat / tani (Dusun Labasan & Dusun Lemo) Masyarakat semua dusun
Page | 22