PEMERINTAH KABUPATEN CIREBON PROVINSI JAWA BARAT
DOKUMEN RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR ( RPDP ) TAHUN 2013 - 2017
DESA BANDENGAN KECAMATAN MUNDU
PENGEMBANGAN DESA PESISIR TANGGUH ( PDPT ) TAHUN 2013 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN CIREBON
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, kami Tim Penyusun RPDP (Rencana Pengembangan Desa Pesisir) Desa Bandengan telah dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Pengembangan Desa Bandengan Tahun 2013–2017. Rencana Pengembangan Desa Pesisir ini adalah dokumen perencanaan strategis jangka menengah Desa Bandengan yang berjangka 5 tahun kedepan. Dokumen RPDP merupakan
hasil kajian
yang mendalam secara
partisipatif terhadap potensi,
permasalahan, dan kebutuhan masyarakat yang melibatkan Kepala Desa, BPD, LPMD dan seluruh komponen masyarakat yang ada di Desa Bandengan. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa desa-desa pesisir sering diidentikkan dengan wilayah yang sebagian besar penduduknya miskin, infrastrukturnya sangat minim, kumuh dan kondisi lingkungannya telah terdegradasi/tercemar. Hal ini terlihat dari adanya kerusakan habitat mangrove maupun alih fungsi lahan/lingkungan pesisir pantai. Kondisi tersebut diperparah lagi dengan kurangnya sentuhan pembangunan di wilayah desa pesisir karena keterbatasan dana. Menyadari cukup krusialnya permasalahan di desa-desa pesisir padahal sebenarnya terdapat potensi besar yang belum tergarap yang dimiliki oleh wilayah pesisir, baik sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia, maka untuk membangun desa pesisir agar lebih berkembang perlu dititikberatkan pada aspek pemberdayaan masyarakat. Apabila kita melakukan perjalanan menyusuri bibir pantai desa Bandengan yang sebagian besar mengalami sedimentasi/akresi, perlu ada upaya yang lebih mendasar tentang bagaimana menjaga kelestarian sumberdaya alam sehingga ekosistem lingkungan tetap terjaga keseimbangannya. Oleh karena itu disamping melakukan kegiatan yang bersifat fisik melalui pembangunan jalan dan drainase tetapi juga perlu diperluas kegiatannya, misalnya dengan rehabilitasi mangrove, pelarangan penebangan vegetasi pantai melalui Peraturan Desa atau adat setempat, penyadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga ekosistem, sanitasi dan penataan lingkungan pemukiman.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
i
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
Kehadiran Program Pengembangan Desa Pesisir Tangguh atau disingkat PDPT dari Kementerian Kelautan dan Perikanan bagi Kabupaten Cirebon patut kita syukuri. Mencermati menu kegiatan yang dapat dilaksanakan pada program PDPT yang meliputi Bina Siaga Bencana dan Perubahan Iklim, Bina Manusia, Bina Sumberdaya, Bina Lingkungan dan Infrastruktur serta Bina Usaha, tentu akan sangat berpengaruh terhadap perubahan masyarakat dan desa-desa pesisir. Semoga cita-cita desa pesisir yang tangguh benar-benar akan tercapai. Hal ini mengingat pendekatan yang dipergunakan dalam pelaksanaan program PDPT adalah pemberdayaan masyarakat. Disamping itu masyarakat tidak hanya disentuh melalui bantuan langsung masyarakat (BLM) tetapi juga cara berpartisipasi dalam proses pembangunan, bagaimana dalam menjaga kelestarian sumberdaya, bagaimana pemukiman agar tertata dan teratur, serta yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana masyarakat pesisir sadar dan memahami pentingnya sanitasi dan menjaga lingkungan sehingga siaga terhadap kemungkinan terjadinya bencana dan perubahan iklim. Melalui pelaksanaan PDPT yang menitikberatkan aspek pemberdayaan masyarakat maka ada beberapa hal yang diharapkan, yaitu: Pertama, masyarakat ikut aktif merencanakan dan melaksanakan pembangunan
di
desanya sendiri. Melalui PDPT ini budaya luhur nenek moyang kita yaitu gotongroyong dapat dibangkitkan lagi dan perlu disadari bersama bahwa program PDPT ini bersifat stimulan atau pemacu, sedangkan yang utama adalah partisipasi masyarakat sendiri. Kedua, pelaksanaan pembangunan sarana prasarana sosial ekonomi sesuai kebutuhan. Mengingat bahwa kebutuhan masyarakat sangat banyak sedangkan dana terbatas, maka harus dicari yang benar-benar prioritas. Ketiga, memberikan dan meningkatkan pendapatan bagi masyarakat, terutama bagi Kelompok Masyarakat Pesisir (KMP) yang tergabung dalam kegiatan bina usaha. Keempat, masyarakat dapat mengawasi langsung pelaksanaannya. Oleh karena itu, kelompok pelaksana (KMP) nantinya juga harus menjalankan prinsip keterbukaan dan bertanggung jawab.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
ii
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
Kelima, masyarakat lebih merasa memiliki apa yang dibangunnya. Dengan demikian pelaksanaan pembangunan akan menghasilkan output yang maksimal dan hasilhasil pembangunannya akan lebih terpelihara. Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon dengan difasilitasinya kegiatan ini. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung, hingga terselesaikannya dokumen RPDP Desa Bandengan tahun 2013-2017 ini. Akhirnya, semoga dokumen RPDP “Rencana Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (RPDPT) Desa Bandengan” ini dapat memenuhi harapan dan bermanfaat bagi masyarakat Desa Bandengan.
Cirebon, Juni 2013
Tim Penyusun
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
iii
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR .................................................................................................
i
DAFTAR ISI ..............................................................................................................
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..............................................................................................
I-1
1.2. Maksud dan Tujuan ......................................................................................
I-3
1.3. Ruang Lingkup ...............................................................................................
I-4
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1. Deskripsi Umum 2.1.1 Sejarah Desa Bandengan ....................................................................
II-1
2.1.2 Letak Geografis dan Administrasi .........................................................
II-3
2.1.3 Topografi dan Penggunaan Lahan .......................................................
II-4
2.1.4 Sosial Ekonomi ....................................................................................
II-5
2.2. Dampak Perubahan Iklim / Bencana .............................................................. II-19 2.3. Permasalahan .............................................................................................. II-21 BAB III METODE PENYUSUNAN RPDP 3.1. Kerangka Perencanaan ................................................................................. III-1 3.2. Fokus Perencanaan ....................................................................................... III-20 3.3. Pendekatan Perencanaan ............................................................................. III-22 BAB IV KETERKAITAN DENGAN RENCANA LAIN ............................................... IV-1 BAB V RENCANA PENGEMBANGAN DESA BANDENGAN .................................
V-1
5.1. Fokus Program PDPT ...................................................................................
V-1
5.2. Spirit Perencanaan ........................................................................................
V-4
5.3. Perencanaan Pengembangan Desa Bandengan 5.3.1. Perencanaan Bina Siaga Bencana dan Perubahan Iklim ....................
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
V-5 iv
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
5.3.2. Perencanaan Bina Manusia dan Sumberdaya .................................... V-11 5.3.3. Perencanaan Bina Lingkungan dan Infrastruktur ................................ V-17 5.3.4. Perencanaan Bina Usaha dan Kelembagaan ...................................... V-30 BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI ................................................................ VI-1 6.1. Konsep dan Definisi Pemantauan dan Evaluasi ............................................ VI-1 6.2. Rantai Pemantauan dan Evaluasi................................................................... VI-3 6.3. Pengukuran Kinerja ........................................................................................
V-4
6.4. Evaluasi .......................................................................................................... V-11
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
v
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Desa-desa pesisir merupakan wilayah yang tidak terpisahkan dengan wilayah daratan bahkan samadengan desa-desa lainnya di Indonesia. Desa-desa pesisir memiliki potensi sumberdaya alam dan jasa lingkungan yang tinggi dan dapat dijadikan sebagai modal dasar pelaksanaan pembangunan nasional. Kawasan ini menyediakan sumberdaya alam yang produktif (berbagai jenis komoditas perikanan) yang terdapat di ekosistem terumbu karang (coral reef), padang lamun (seagrass beds), hutan mangrove (mangrove forest), estuaria (estuarine), ekosistem pantai (beach) dan pulau-pulau kecil. Desa – desa pesisir memberikan jasa lingkungan yang besar karena keindahan alam yang dimilikinya yang dapat menggerakkan industri pariwisata bahari. Dilain pihak, pengelolaan dan pemanfaatan potensi desa-desa pesisir dan pulau-pulau kecil umumnya masih belum optimal akibat perhatian dan kebijakan selama ini yang lebih mengedepankan dan berorientasi ke wilayah daratan. Desa-desa pesisir memiliki dinamika yang kompleks. Proses-proses yang terjadi di desa pesisir ada yang mempengaruhi wajah atau penampakan wilayah bibir pantai dan ada pula yang tidak. Proses-proses yang umum terjadi meliputi sirkulasi masa air (curents), percampuran (mixing) terutama antara dua masa air yang berbeda, pemilahan (sorting), arus vertical (up welling), aliran air dari daratan (run off), sedimentasi (akresi) dan erosi (abrasi) pantai. Dinamika ini secara alami tidak menganggu keseimbangan ekosistem, karena alam memiliki kemampuan untuk mempertahankan kondisi seimbang seperti semula. Namun masalahnya sering terjadi gangguan dari luar yang diatas ambang toleransi lingkungan akibat campur tangan manusia. Umumnya desa-desa pesisir digunakan sebagai tempat untuk berbagai aktivitas manusia dengan intensitas yang tinggi, misalnya untuk permukiman, industri, pertambakan, pelabuhan, rekreasi dan pariwisata, pertambangan, pembangkit tenaga listrik, dan konservasi sumberdaya alam. Namun paradigma pemanfaatan sumberdaya alam yang masih berorientasi di wilayah daratan masih membuat wilayah pesisir Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
I-1
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
khususnya desa-desa pesisir dan pulau-pulau kecil menjadi wilayah yang sangat lambat dalam pembangunan. Sehingga masih banyak desa pesisir yang memiliki tingkat pembangunan rendah dan terkesan menjadi wilayah yang sangat miskin dan kumuh. Keterbatasan infrastruktur lingkungan permukiman, infrastruktur kegiatan ekonomi khusunya kelautan dan perikanan, rendahnya pendapatan desa, kemiskinan, rendahnya tingkat pendidikan dan kesehatan masyarakat desa pesisir, kualitas SDM yang rendah serta degradasi lingkungan menjadikan desa pesisir wilayah yang belum tertata dan terbangun dengan baik. Sejalan dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk yang dibarengi dengan meningkatnya kebutuhan manusia akan sumberdaya alam, mendorong pemerintah untuk mulai mengalihkan perhatiannya kepada sumberdaya pesisir dan lautan. Pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya pesisir dan lautan mulai digalakkan secara optimal dengan tetap memperhatikan unsur kelestarian dan keberlanjutannya sehingga dapat diwariskan kepada anak cucu. Otonomi daerah melahirkan terjadinya pelimpahan kewenangan pengelolaan wilayah pesisir dan laut dari pemerintah pusat ke daerah yang disebutkan bahwa propinsi memiliki kewenangan untuk mengelola wilayah laut sejauh 12 mil dari garis pantai, sementara kabupaten/kota memiiki kewenangan untuk mengelola wilayah laut sejauh sepertiga dari batas kewenangan provinsi atau sejauh 4 mil laut. Kewenangan tersebut mencakup pengaturan kegiatan-kegiatan eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan kekayaan laut. Desa Bandengan merupakan salah satu desa pesisir di wilayah Kabupaten Cirebon yang masih perlu mendapatkan perhatian untuk pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungannya. Wilayah desa Bandengan mempunyai peran dan fungsi sosio-ekologis yang sangat penting bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Disamping itu juga merupakan jalur dari pusat kegiatan ekonomi seperti perdagangan, perikanan laut dan transportasi. Tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah terkait pelestarian Sumberdaya Alam dan lingkungan di wilayah desa Bandengan menyebabkan terjadinya kerusakan. Selain itu issue strategis desa Bandengan berupa tingginya sedimentasi yang terjadi di bibir pantai (akresi). Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
I-2
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
Kabupaten Cirebon merupakan salah satu wilayah di Provinsi Jawa Barat yang memiliki luas wilayah 990,36 Km2, terdiri dari 40 kecamatan. Dari ke 40 kecamatan yang ada terdapat 8 kecamatan yang merupakan kecamatan pesisir, yaitu Kecamatan Kapetakan, Suranenggala, Gunungjatai, Mundu, Astanajapura, Pangenan, Gebang dan Losari. Wilayah pesisir Kabupaten Cirebon yang meliputi 8 wilayah kecamatan tersebut memiliki 88 desa dimana terdapat 33 desa pantai yaitu desa-desa yang secara geografis langsung terhubung dengan Laut (memiliki pantai). Desa pesisir di kabupaten Cirebon sebagaimana daerah pesisir pada umumnya di Indonesia, dihadapkan pada empat permasalahan utama, yaitu : (1) Permasalahan tingginya tingkat kemiskinan masyarakat; (2) Kerusakan sumberdaya alam dan lingkungan; (3) Kurang mandirinya organisasi sosial desa serta nilai-nilai budaya lokal; dan (4) Rendahnya infrastruktur desa serta kesehatan lingkungan. Permasalahanpermasalahan ini harus segera direspon dan diatasi agar kehidupan masyarakat pesisir menjadi lebih baik. Untuk itu diperlukan terobosan yang progresif dan menyentuh akar permasalahan yang terjadi di daerah pesisir. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengimplementasikan Program Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT). Melalui program ini diharapkan ada peningkatan kualitas desa pesisir yang mampu membangun secara swadaya dan mandiri, mampu meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dan memanfaatkan Sumber Daya Alam secara optimal dan lestari. Namun, untuk mengimplementasikan program PDPT perlu perencanaan yang matang. Karena perencanaan merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dalam proses pembangunan. 1.2. MAKSUD dan TUJUAN A. Maksud Maksud dari penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon adalah terwujudnya suatu sinergitas perencanaan pembangunan desa di wilayah pesisir sehingga menjadi desa yang tangguh, mandiri dan siaga terhadap bencana dan perubahan iklim.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
I-3
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
B. Tujuan Tujuan dari Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) Desa Bandengan tahun 2013-2017 adalah; 1. Mewujudkan perencanaan pengembangan desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa serta siaga terhadap bencana dan perubahan iklim. 2. Menjamin
keterkaitan
dan
konsistensi
antara
perencanaan,
penganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan.
1.3. RUANG LINGKUP
Wilayah Rencana Pengembangan Desa Pesisir Tangguh berada di Desa Bandengan, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon dan perairan pesisir di sekitarnya. Ruang Lingkup Dokumen Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) Desa Bandengan meliputi pengertian-pengertian sebagai berikut; 1. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa, dan ditetapkan dengan Peraturan Desa. 3. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban Desa tersebut 4. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra Pemerintah Desa dalam memberdayakan masyarakat. 5. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (MusrenbangDes) adalah forum musyawarah tahunan yang dilaksanakan secara partisipatif oleh para pemangku kepentingan Desa (pihak berkepentingan untuk mengatasi permasalahan Desa dan pihak akan terkena dampak hasil musyawarah) untuk menyepakati rencana kegiatan di Desa 1 (satu) tahunan. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
I-4
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
6. Pembangunan Desa adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata. baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan keputusan, maupun indeks Pembangunan manusia. 7. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya. 8. Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapantahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu. 9. Perencanaan Pembangunan Desa dimaksud adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di Desa guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya Desa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu Desa dalam jangka waktu tertentu. Wujud Perencanaan Pembangunan Desa adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa dan Rencana Kerja Pembangunan Desa. 10. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat arah kebijakan Pembangunan Desa, arah kebijakan keuangan Desa, kebijakan umum, dan program, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), lintas SKPD, dan program prioritas kewilayahan, disertai dengan rencana kerja. 11. Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP-Des) adalah dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun yang merupakan penjabaran dari RPJMDes yang memuat rancangan kerangka ekonomi Desa, dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan yang dimutahirkan, program prioritas pembangunan Desa, rencana kerja dan pendanaan serta perkiraan maju, baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemerintah Desa maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan RPJMDes. 12. Peraturan Desa (Perdes) adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh BPD bersama Kepala Desa. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
I-5
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
Dokumen RPDP Desa Bandengan tahun 2013-2017 disusun dengan sistematika; KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I Pendahuluan Bab I membahas tentang isu-isu krusial yang ada di Desa Bandengan serta latar belakang adanya program PDPT di Desa Bandengan. Selain itu juga dijabarkan tentang maksud dan tujuan disusunnya RPDP serta Ruang lingkupnya. BAB II Gambaran Umum Wilayah Pada Bab ini didiskripsikan secara umum mengenai sejarah desa, letak geografis dan administrasi, Topografi dan Penggunaan lahan serta kondisi sosial ekonomi. Selain itu juga mendiskripsikan dampak perubahan iklim/bencana dan permasalahan di Desa Bandengan. BAB III Metode Penyusunan RPDP Bab ini menjelaskan tentang kerangka perencanaan, fokus PDPT meliputi 5 bina, dan metode pendekatan perencanaan dan pelaksanaan program BAB IV Keterkaitan dengan Rencana Lain Bab ini menjelaskan tentang kedudukan PDPT dan sinergisitasnya dengan program dan rencana kerja kementerian/lembaga/eselon I yang lain, Dinas/Instansi lain, atau pihak-pihak lain (termasuk swasta) yang mungkin dapat berpartisipasi untuk bersama-sama membangun desa. Sinergisitas tersebut tertuang dalam Dokumen RPDP maupun RPJM Desa. BAB V Rencana Pengembangan Desa Bab ini menjelaskan tentang Fokus, Spirit Perencanaan yang dianut oleh PDPT dan Aspek 5 bina yang dilaksanakan oleh PDPT serta ditujukan untuk mencapai desa pesisir yang tangguh. BAB VI Pemantauan dan Evaluasi Pada Bab ini dijelaskan tentang konsep dan definisi pemantauan/monitoring dan evaluasi, Rantai Pemantauan dan Evaluasi serta tentang pengukuran kinerja untuk mengetahui keberhasilan program. Selain itu juga dibahas mengenai Evaluasi program PDPT yang berisikan tentang penilaian Ketangguhan Desa dengan indikator-indikator yang ditentukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
I-6
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH
2.1. DESKRIPSI UMUM 2.1.1. SEJARAH DESA BANDENGAN Bandengan merupakan salah satu desa di Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon yang terletak di wilayah pesisir jalur pantai utara pulau jawa. Menurut beberapa tokoh desa, Bandengan berasal dari nama ikan yaitu ikan Bandeng. Diceritakan pada zaman dahulu di suatu pedukuhan di pesisir pantai utara hidup satu keluarga yang mata pencahariannya sebaga petani tambak ikan Bandeng. Setiap harinya keluarga tersebut mengolah dan mengurus tambak ikan bandeng tersebut. Suatu hari istri petani tambak tersebut mengandung/hamil, tetapi sudah menginjak 12 bulan kehamilan belum juga melahirkan sehingga keluarga tersebut memohon dan berdoa agar dilancarkan dan dipermudah dalam menghadapi proses kehamilan. Suatu hari sang istri sambil menunggu kehamilannya, berjalan di pinggir tambak ikan bandeng miliknya. Secara tiba-tiba ada ikan Bandeng yang meloncat tepat mengenai perutnya dan tak lama kemudian istri tersebut melahirkan seorang anak perempuan yang diberi nama nyi Bandeng. Dari nama nyi Bandeng itulah sehingga pedukuhan tersebut diberi nama Bandengan dan kemudian berubah menjadi Desa Bandengan sampai dengan sekarang. Makam nyi Bandeng terletak di komplek Pemakaman desa di blok Sikrapyak dan masih terawat hingga sekarang. Desa Bandengan pada masa penjajahan belanda dipimpin oleh seorang pangeran dari kesultanan Cirebon. Kemudian pada masa kemerdekaan dan setelah kemerdekaan dipimpin oleh seorang kepala Desa. Istilah kepala desa di Kabupaten Cirebon biasa dipanggil dengan sebutan kuwu. Istilah kuwu dipakai sampai pada tahun 1988. Tahun 1988 sampai dengan 2004 Istilah kuwu dirubah menjadi Kepala desa oleh pemerintah daerah. Kemudian pada tahun 2004 sampai dengan sekarang istilah kuwu kembali digunakan untuk sebutan Kepala desa di wilayah Kabupaten Cirebon. Hal ini sesuai dengan sejarah berdirinya Kabupaten Cirebon yang dahulu dipimpin oleh Kuwu dengan sebutan Mbah Kuwu Cirebon.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
II-1
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
Pada tahun 50-an Desa Bandengan dipimpin oleh Bapak Madria sebagai Kuwu sampai dengan tahun 1970 dengan masa kepemimpinan hampir 20 tahun. Pada masa itu, mata pencaharian penduduk masih mengutamakan kegiatan pertanian dan menangkap ikan. Pada tahun 1970 sampai dengan tahun 1980 Desa Bandengan dipimpin oleh Kuwu Dulfaki Mustapa dimana pada masa itu kesejahteraan masyarakat meningkat dengan hasil tangkapan para nelayan yang cukup melimpah. Hal ini karena belum terdapat/masih sedikit penangkapan ikan menggunakan alat-alat modern/yang merusak Sumber Daya Hayati laut. Pada tahun 1980 sampai dengan tahun 1988 Desa Bandengan dipimpin oleh Bapak Udi Sanusi sebagai Kepala Desa. Istilah kuwu tidak dipakai lagi. Selama delapan tahun memimpin, masyarakat desa Bandengan merasa nyaman. Hal ini karena faktor keamanan masyarakat sangat diprioritaskan sehingga masyarakat menjadi nyaman. Sedangkan untuk pembangunan desa masih kurang dirasakan oleh masyarakat. Pada Tahun 1988 sampai dengan tahun 2004 Desa Bandengan dipimpin oleh seseorang yang bernama Suwarna. Pada masa pemerintahannya pembangunan desa Bandengan masih jarang dilakukan atau kurang dirasakan oleh masyarakat. Kemudian setelah kepemimpinan Bapak Suwarna selesai, digantikan Oleh Bapak Mohamad Sopyan yang dipilih secara langsung sebagaimana kepala desa/ Kuwu yang lainnya. Masa Pemerintahan Bapak Moh. Sopyan dimulai dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2013. Pada masa ini pembangunan desa sangat diprioritaskan disamping keamanan dan kenyamanan masyarakat. Struktur Pemerintahan Desa Bandengan hingga saat ini adalah sebagaimana tersaji pada Gambar 1. BPD
KUWU (Kepala Desa)
Kaur Keuangan
Sekretaris Desa Kaur Kesra
Kaur Umum
Kaur Pemerintahan KADUS I
Kaur EkBang KADUS II
Gambar 2.1. Struktur Pemerintahan Desa Bandengan
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
II-2
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
2.1.2. LETAK GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI Desa Bandengan merupakan desa yang berada di lingkup Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon dan termasuk salah satu daerah jalur pantai utara (pantura) pulau Jawa. Desa Bandengan termasuk dalam rute jalur utama transportasi kabupaten dan nasional sehingga akses untuk menuju desa sangat mudah terjangkau. Luas wilayah desa Bandengan ± 67 Ha, terdiri dari 2 dusun 4 Rukun Warga (RW) dan 12 Rukun Tetangga (RT). Secara geografis Desa bandengan berada pada posisi 108o40’ BT–108o48’ BT dan 6o30’ LS – 06o53’40 LS. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.2. Peta Administrasi Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon. Batas-batas wilayah administratif desa Bandengan adalah Sebagai berikut; 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Mundupesisir dan laut jawa 2. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Luwung dan Mundupesisir 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Luwung dan Citemu 4. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Citemu. 2.1.3. TOPOGRAFI DAN PENGGUNAAN LAHAN Desa Bandengan memiliki jenis pantai dataran berlumpur dengan tumbuhan mangrove yang berfungsi sebagai pelindung abrasi dan perangkap sedimen baik yang diangkut oleh sungai maupun yang dihempaskan gelombang laut sehingga terbentuk pantai akresi. Warna lumpur kecoklatan, lepas, sedang hingga kasar, mengandung mineral hitam 80% kuarsa 10% dan pecahan cangkang mollusca 10% (Rencana Strategis Wilayah Pesisir Kabupaten Cirebon, 2011) Pantai desa Bandengan relatif landai dan topografinya datar sehingga pada saat gelombang pasang air laut dapat masuk ke daratan sampai jarak ± 5m. Hal ini masih dikategorikan relatif aman karena jarak pemukiman dengan bibir pantai mencapai ±100m.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
II-3
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
Gambar 2.2. Peta Administrasi Desa Bandengan
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
II-4
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
Pohon mangrove tumbuh baik di wilayah pesisir desa Bandengan tapi sampai sekarang jumlahnya masih sedikit. Hal ini karena dahulu pohon mangrove yang berumur tua dan berukuran besar banyak ditebang oleh masyarakat untuk keperluan kayu bakar. Disamping itu juga telah terjadi konversi/alih fungsi lahan mangrove untuk dijadikan lahan pembuatan garam (tambak garam) dan permukiman. Pohon mangrove yang tersisa di wilayah pesisir Desa Bandengan adalah jenis Apiapi (Avicennia Marina). Sedangkan jenis Bakau Merah (Rhizophora Mucronata) dan Nypah (Nypa Fruticans) merupakan jenis mangrove hasil kegiatan rehabilitasi. Berikut adalah gambar pesisir desa Bandengan.
Gambar 2.3. Daerah pesisir Desa Bandengan
Sebagian besar wilayah Desa Bandengan airnya terasa asin dan payau. Hal ini disebabkan letaknya yang berada dekat dengan laut serta adanya intrusi air laut kearah daratan. Dari hasil wawancara dengan masyarakat, kekurangan air bersih (air tawar) merupakan masalah yang sudah biasa mereka alami.
Gambar 2.4. Air bersih (tawar) yang dijual keliling di Desa Bandengan
Pemanfaatan lahan di Desa Bandengan, secara umum dipergunakan untuk lahan permukiman, pertanian, tambak ikan dan lahan garapan pembuatan garam. Sedangkan untuk perairan dibagi menjadi pantai, muara sungai dan perairan laut. Pemanfaatan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
II-5
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
perairan di bagian perairan laut untuk penangkapan ikan, bagian pantai untuk penangkapan udang rebon, lahan mangrove pada bagian bibir pantai dan pada bagian muara sebagai alur keluar masuk kapal dan tempat tambatan perahu.
Gambar 2.5. Muara Suangai sebagai alur keluar masuk dan tempat tambatan perahu
2.1.4. SOSIAL EKONOMI Desa Bandengan memiliki jumlah penduduk cukup banyak, yaitu 3.510 jiwa dengan kepadatan 523,8 orang/km2. Penduduk yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak (1917 jiwa) bila dibandingkan jenis kelamin perempuan yang hanya 1593 jiwa. Penduduk tersebut tersebar dalam 4 RW dan 12 RT dengan jumlah Kepala Keluarga 971 Kepala Keluarga. Sebagai mana bisa dilihat dari tabel berikut; Tabel 2.1. Data Kependudukan Desa Bandengan
No
Variabel Kependudukan
Jumlah
persentase
1.
Laki-laki
1.917
54,62
2.
Perempuan
1.593
45,38
3.
Total
3.510
100,00
4.
Kepala Keluarga
971
-
5.
RT
4
-
6.
RW
12
-
Sumber: Kecamatan dalam angka 2012, BPS Kab. Cirebon
Mata pencaharian masyarakat desa Bandengan paling banyak menggantungkan hidupnya sebagai nelayan. Mata pencaharian lainnya adalah sebagai karyawan swasta, pedagang dan pengusaha disusul buruh bangunan, buruh tani/petani, tukang ojek, PNS dan sopir. Berikut adalah Tabel data penduduk berdasarkan mata pencaharian.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
II-6
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
Tabel 2.2. Data Penduduk Menurut Mata Pencaharian No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Mata Pencaharian
Nelayan Karyawan swasta Pedagang dan Pengusaha Buruh bangunan Buruh tani/Petani Tukang ojek PNS Sopir Pengrajin Tukang becak Tukang Batu Tukang Kayu TNI/POLRI Guru Bantu Montir Penjahit
Jumlah (Orang)
552 246 167 54 53 25 21 15 14 12 12 10 9 9 8 4
Sumber : Monografi Desa Tahun 2012
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa selain sebagai nelayan, masyarakat desa Bandengan khususnya yang berusia produktif banyak yang menjadi karyawan swasta perusahaan-perusahaan baik di wilayah Kabupaten Cirebon maupun diluar atau disekitar wilayah kabupaten Cirebon seperti indramayu, karawang dan Jakarta. Tingkat pendidikan penduduk Desa Bandengan menunjukkan
paling banyak
tamatan Sekolah Dasar (SD), kemudian disusul tamatan SLTP dan tamatan SLTA. Meskipun di desa Bandengan terdapat penduduk yang tamat Perguruan Tinggi, namun masih ada pula penduduk yang tidak tamat SD bahkan ada yang buta aksara (khususnya orang-orang yang sudah lanjut usia) (Gambar 2.3). Hal ini menggambarkan masih rendahnya kualitas sumberdaya manusia, terutama bila dilihat dari tingkat pendidikan.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
II-7
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenjang Pendidikan 1000 900 800 700 600 500 400 300 200 100 0
Jumlah
36%
21% 14%
12%
11%
4%
Belum Sekolah
Usia 7 Th s/d 45 Th yang tidak pernah sekolah
535
369
1% 1% Usia 7 Th s/d Tamatan 45 Th Tamatan Tamatan Tamatan Diploma Tamatan yang Sekolah SLTP SLTA (D1,D2,D S-1 putus Dasar 3) sekolah SD 102
931
315
268
22
21
Sumber : Monografi Desa Tahun 2012 Gambar 2.6. Grafik Jumlah Penduduk Desa Bandengan Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Saat ini kondisi sarana dan prasarana sosial yang terdapat di desa Bandengan terdiri dari sarana Pendidikan, Kesehatan, Keagamaan, Keamanan, dan sarana Olahraga. 1. Sarana Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu modal dasar pembangunan. Sehingga pendidikan merupakan investasi (modal) dimasa yang akan datang. Sarana pendidikan yang terdapat di Desa Bandengan adalah TK, SD dan MI (Tabel 2.4). Desa Bandengan belum memiliki sarana pendidikan PAUD, SMP dan SMA, sehingga penduduk yang ingin melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi harus bersekolah di luar desa. Kondisi sekolah yang terdapat di desa Bandengan cukup baik dan terawat hanya saja perlunya penambahan sekolah lanjutan pertama dan atas serta Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) untuk mempermudah dan memperlancar pelayanan pendidikan bagi masyarakat desa Bandengan. Adapun sarana pendidikan yang ada di Desa Bandengan disajikan dalam Tabel berikut.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
II-8
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
Tabel 2.3. Lembaga Pendidikan di Desa Bandengan
No 1 2 3
Nama Sekolah
Lokasi
Status
TK
Jumlah Lokal/ruang kelas 3
Dusun 1
Swasta
MI
7
Dusun 2
Swasta
SD
7
Dusun 1
Negeri
Jenjang
Taman Kanak-kanak Madrasan Ibtidaiyah SDN Bandengan I
Sumber: Profil desa Bandengan Tahun 2012
2. Sarana Kesehatan Sarana Kesehatan yang terdapat di Desa Bandengan adalah adanya Polindes dengan tenaga kesehatan terdiri dari 1 orang Bidan Desa dan 1 tenaga medis praktek kesehatan swasta. Disamping itu didukung juga oleh partisipasi dari ibu-ibu PKK dengan kegiatan Posyandu setiap seminggu sekali melalui penyuluhan kesehatan dan melakukan peninjauan langsung ke masyarakat guna mencegah terjangkitnya bebagai macam penyakit. Jadwal kegiatan polindes adalah buka setiap hari senin dan kamis pukul 08.00 sampai dengan selesai. Kondisi sarana kesehatan dapat dikatakan baik hanya saja perlu adanya peningkatan baik kualitas maupun jumlah sarana dan tenaga kesehatan.
Gambar 2.7. Polindes di Desa Bandengan
3. Sarana Keagamaan Mayoritas penduduk desa Bandengan adalah beragama islam, dan tempat peribadatan yang terdapat di desa Bandengan adalah masjid dan musholla. Sedangkan penduduk yang memeluk agama lainnya hampir tidak ada. Jumlah rumah ibadah di desa Bandengan disajikan dalam Tabel berikut; Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
II-9
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
Tabel 2.4. Sarana Keagamaan Desa Bandengan
No 1 2
Jenis Masjid Mushola/Langgar
Jumlah 1 14
Lokasi Dusun 2 Tersebar di dusun 1 dan dusun 2
Sumber: Profil desa Bandengan Tahun 2012
Gambar 2.8. Musholla dan Masjid di Desa Bandengan
4. Sarana Keamanan Sarana Keamanan yang terdapat di desa Bandengan berupa pos Keamanan Lingkungan sebanyak 10 Pos/unit yang tersebar di dusun 1 dan dusun 2. Dengan kondisi ini, diharapkan keamanan di desa Bandengan tetap terjamin.
Gambar 2.9. Pos Keamanan lingkungan di RT 1 RW 2 Desa Bandengan
5. Sarana Olah Raga Sarana dan prasarana olah raga sangat diperlukan oleh masyarakat Desa Bandengan untuk menjalin silaturahmi, meningkatkan kesehatan, dan mengembangkan prestasi olahraga di kalangan pemuda dan masyarakat. Pada tahun 2012 tanah milik warga yang dipinjam pemerintah desa untuk sarana olahraga Sepakbola (lapangan bola) telah dijual, sehingga sampai sekarang masyarakat desa Bandengan belum memiliki Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
II-10
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
sarana olahraga khususnya Lapangan Bola sepak. Begitu juga dengan lapangan Bola volley, Desa Bandengan belum memilikinya. Sedangkan Lapangan bulu tangkis, masyarakat
desa
Bandengan
hanya
memiliki
1
lapangan
yang
keadaannya
memprihatinkan.
Gambar 2.10. Sarana lapangan bulu tangkis masyarakat Desa Bandengan
6. Kelembagaan Sosial-Budaya Di Desa Bandengan terdapat berbagai jenis kelembagaan yang mengisi kedinamisan kehidupan
masyarakat,
diantaranya
Pemerintahan
Desa
(PemDes),
Badan
Permusyawaratan Desa (BPD), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), DKM, Majelis Taklim, Karang Taruna, PKK, Kelompok Tani, Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), KUD, Tempat Pendaratan Ikan (TPI), Organisasi Kesenian (rebana dan hadroh), Lembaga Pendidikan (TPA/TPQ,PAUD,TK,SD,MI), Remaja Masjid, Masjid, Babinmas, Posyandu, Agen/pengepul ikan, Tengkulak, Pokmaswas, Polmas, Bank BTPN Syariah, dan Partai Politik
(Golkar,
PDIP,
Gerindra,
PKS,
Nasdem)
serta
kelompok
nelayan
tangkap/penangkapan ikan, kelompok petani garam dan kelompok pembudidaya ikan serta Orgainsasi Masyarakat (MUI). Untuk lebih jelas, gambaran tentang peran kelembagaan yang ada di Desa Bandengan dapat dilihat pada Gambar 2.11.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
II-11
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
11
12 15
7
4
9
6
19
14
2
22
3
17
1
8
5 18
Gambar 2.9. Diagram Kelembagaan Desa Bandengan16
21
13
10 20
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Pemerintah Desa Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Lembaga Pembangunan Masyarakat (LPM) Kelompok Nelayan/Tani Majelis Taklim PKK Organisasi kesenian (Rebana dan Hadroh) Lembaga Pendidikan (TPA/TPQ,PAUD,TK,SD,MI) Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Polmas Partai Politik
12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
Bank BTPN Syariah Pokmaswas Remaja Masjid Masjid Agen/Pengepul ikan Tengkulak Babinmas MUI Posyandu RT RW
Gambar 2.11. Peran Kelembagaan di Desa Bandengan
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
II-12
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
Dari beberapa lembaga yang ada di Desa Bandengan, berdasarkan hasil PRA yang dilakukan dengan perwakilan masyarakat, diperoleh informasi bahwa ada lembaga yang peranannya bagi kehidupan masyarakat dirasakan masih sangat kurang yaitu TPI. Hal ini karena faktor permodalan untuk mengaktifkan dalam jual beli/lelang ikan. Disamping itu juga KUD yang hanya melayani pembayaran listrik dan kurang kontribusinya terhadap pemerintah desa. Lembaga-lembaga yang sudah dapat memberikan kemanfaatan yang besar kepada masyarakat tentunya harus dipertahanan bahkan ditingkatkan peranannya, sedangkan yang masih kecil peranannya perlu ditingkatkan dan dikuatkan lagi agar dapat memberikan kemanfaatan yang besar bagi masyarakat. Di desa Bandengan, Tradisi dan Adat Istiadat merupakan pondasi yang melandasi pembangunan yang akan dilaksanakan. Warisan budaya yang bernilai luhur merupakan aset untuk menarik pengusaha-pengusaha bermodal besar untuk menanamkan modal usaha di wilayah Desa Bandengan dalam rangka pengembangan pariwisata budaya. Tradisi dan Adat Istiadat yang sampai sekarang tetap dilestarikan adalah Sedekah Laut (Pesta Laut) yang diadakan setiap tahunnya sebagai wujud syukur atas perolehan hasil tangkapan laut sebagai mata pencaharian utama masyarakat desa Bandengan.
Gambar 2.12. Sedekah Laut (Nadran) adalah warisan budaya yang tetap terjaga di Desa Bandengan
7. Aktivitas Ekonomi Masyarakat Sebagai desa yang berada di wilayah pesisir pantai utara pulau jawa, mata pencaharian mayoritas penduduk adalah nelayan. Khusus untuk masyarakat nelayan yang ada di Desa Bandengan kegiatan melaut sudah dimulai pada pukul 19.00 WIB sampai dengan dini hari atau sekitar pukul 03.30 WIB (subuh). Para nelayan sudah mulai Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
II-13
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
mempersiapkan segala sesuatunya yang akan di bawa saat turun melaut, mulai dari makanan, minyak, maupun peralatan melaut yang dibutuhkan untuk menangkap ikan pada sore hari sekitar pukul 16.00 -17.00 WIB. Setelah berkemas-kemas, selanjutnya para nelayan akan segera berangkat ke laut untuk menangkap ikan, kegiatan ini berlangsung sampai pukul 03.30 WIB. Berikut ini disajikan tabel aktivitas/kegiatan harian masyarakat nelayan desa Bandengan. Tabel 2.5. Aktivitas/kegiatan Harian masyarakat Nelayan Desa Bandengan
Laki-laki
No
Waktu
Kegiatan
1
Pukul 16.00 – 17.30 WIB Persiapan melaut
2
Pukul 19.00 – 03.30 WIB Pergi menangkap ikan di laut
3
Pukul 04.00 – 10.00 WIB Sholat dan Istirahat/tidur
4
Pukul 10.00 – 13.00 WIB Memperbaiki dan mempersiapkan alat untuk kegiatan melaut berikutnya
5
Pukul 13.00 – 16.00 WIB Kegiatan lain (mencari penghasilan alternatif seperti sudu, dan lain-lain
Perempuan
No
Waktu
Kegiatan
1
Jam 02.00 WIB
Bagun dan mempersiapkan makan/konsumsi untuk suami setelah melaut
2
Jam 03.00 – 06.00 WIB
Sholat, Istirahat atau Melakukan aktivitas rutin rumah tangga
3
Jam 06.00 – 08.00 WIB
Masak untuk makan siang dan Mempersiapkan kebutuhan anak sebelum berangkat sekolah
4
Jam 08.00 – 11.00 WIB
Pengajian
5
Jam 11.00 – 13.00 WIB
Istirahat
6
Jam 13.00 – 17.00 WIB
Masak untuk Bekal melaut dan makan sore/malam
7
Jam 17.00 – 02.00 WIB
Sholat dan Istirahat
Mulai dari pukul 04.00 WIB setelah tiba di rumah, mereka biasanya beristirahat sampai jam 10.00 siang, setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan memperbaiki dan mempersiapkan alat untuk kegiatan melaut berikutnya yang akan mereka lakukan pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
II-14
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
malam hari mulai pukul 19.00 WIB. Selanjutnya para nelatan desa Bandengan melakukan kegiatan lain (mencari penghasilan alternatif, seperti sudu dan lain-lain) yang tidak setiap hari mereka lakukan, hanya kadang-kadang saja. Setelah sore tiba biasanya digunakan untuk bersantai dan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat sosial dan keagamaan. Kegiatan yang dilakukan oleh kaum laki-laki yang berprofesi sebagai nelayan seperti yang diuraikan di atas juga sama dengan apa yang dilakukan oleh perempuan atau ibuibunya. Para perempuan meskipun tidak ikut turun melaut, namun aktivitas mereka juga kurang lebih sama dengan apa yang dilakuan oleh bapak-bapak. Warga Desa Bandengan yang berprofesi sebagai petani akan melakukan kegiatan rutin sebagaimana petani-petani di desa yang lain, yaitu pukul 05.00 berangkat ke sawah melakukan aktifitas pertanian sampai dengan pukul 12.00, setelah itu pulang ke rumah untuk istirahat dan sholat. Pukul 13.30 berangkat lagi ke sawah sampai dengan pukul 16.30 untuk melakukan aktifitas pertanian lagi. Setelah itu pulang, istirahat dan biasanya digunakan untuk kegiatan lain yang bersifat social keagamaan. Sedangkan untuk warga masyarakat yang berprofesi melakukan pengolahan pindang rebus biasanya dilakukan pada pukul 10.00 WIB mulai persiapan peralatan, kemudian pukul 11.00 sudah melakukan pencucian ikan hasil tangkapan yang akan diolah sampai dengan pukul 13.00 WIB. Setelah itu dilakukan perebusan dari pukul 14.00 sampai dengan 18.00. Setelah proses perebusan selesai kemudian ditiriskan dan didiamkan untuk kemudian dikemas dan dipasarkan esok harinya di pasar/berjualan keliling dari rumah ke rumah.
Gambar 2.13. Aktifitas pengolahan pindang rebus di Desa Bandengan
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
II-15
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
Tantangan yang dihadapi nelayan dalam pembangunan saat ini adalah adanya proses globalisasi, industrialisasi serta krisis ekonomi pasar global. Disamping itu juga cuaca serta iklim yang extrim (Global Warming) ditambah dengan banyaknya nelayan yang menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan sehingga hasil tangkapan nelayan semakin tidak menentu. Keadaan ini makin dipersulit lagi dengan melonjaknya harga BBM dan harga kebutuhan pokok. Hal ini memicu para nelayan untuk beralih profesi mencari pekerjaan yang baru. Akan tetapi karena keterbatasan lapangan kerja menjadikan tingkat penggangguran di desa semakin tinggi. 8. Sarana dan Prasarana Perikanan dan Kelautan Sarana dan Prasarana kegiatan ekonomi yang terdapat di desa Bandengan belum optimal menunjang perekonomian masyarakat maupun perekonomian di wilayah sekitarnya. Terdapat tambatan perahu/jetti sepanjang 120m, serta tempat pelelangan ikan yang tidak aktif (tidak dimanfaatkan secara maksimal) dan kondisi jalan yang kurang baik. Belum dimilikinya sarana dan prasarana perikanan dan kelautan seperti pabrik es, cold storage dan pelabuhan perikanan di desa Bandengan bahkan Kecamatan Mundu menyebabkan hasil-hasil perikanan dan kelautan yang diperoleh oleh nelayan tidak terakomodir dan tersistem dengan baik.
Gambar 2.14. TPI dan Tambatan perahu di Desa Bandengan
Masyarakat Desa Bandengan masih banyak yang menggantungkan usahanya pada tengkulak atau bakul. Hal ini yang menyebabkan KUD di Desa Bandengan menjadi vakum. Koperasi Milik Desa yaitu KUD sudah vakum dari semua kegiatan baik untuk pembelian hasil produksi pertanian ataupun penyediaan pupuk-pupuk dasar pertanian. Kegiatan yang masih aktif dari KUD yaitu unit pelayanan pembayaran listrik. Alat tangkap yang
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
II-16
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
digunakan oleh mayoritas masyarakat nelayan di desa Bandengan adalah Jaring Payang dan Sudu.
Gambar 2.15. Alat tangkap ikan Jaring payang dan sudu yang digunakan masyarakat nelayan desa Bandengan
9. Pasar dan Bank Sarana dan prasarana kegiatan ekonomi berupa pasar tradisional dan Bank BRI terdapat di Desa tetangga yaitu Desa Mundupesisir. Akan tetapi untuk pertokoan dan jenis usaha perdagangan (sembako dan lain-lain) banyak terdapat di sepanjang jalan Utama Pantura (Pantai Utara) yang melintas di wilayah Desa Bandengan.
Gambar 2.16. Jenis usaha dagang dan pertokoan di Desa Bandengan
10. Komoditi Desa Bandengan Desa Bandengan memiliki komoditi unggulan di sektor perikanan (Bandeng, Kembung, Tengiri, Bawal), sektor pertanian (padi) dan peternakan (kambing). Berikut ini disajikan gambar komoditi di Desa Bandengan.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
II-17
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
Gambar 2.17. Komoditi Desa Bandengan
11. Kondisi Infrastruktur A. Infrastruktur Jalan Jalan yang terdapat di desa Bandengan adalah jalan Negara ( 1 Km), Jalan Kabupaten (300 m) dan Jalan Desa/lingkungan (3000 m). Untuk jalan Negara dan kabupaten jenis jalannya hotmik dan dalam kondisi yang baik. Sementara jalan lingkungan/desa dalam kondisi baik tetapi ada juga yang masih tanah. Tabel 2.6. Prasarana Jalan di Desa Bandengan
No Jenis Jalan 1 Hotmik 2 Paving blok 3 Tanah
Panjang Jalan (Km) 1 1 1
Kondisi Baik Baik/kurang baik Buruk
Sumber: Profil Desa 2012 & survey lapangan
Desa Bandengan dilintasi jalan negara sepanjang 1 km yang beraspal baik serta jalan lingkungan baik yang sudah di aspal maupun rabat beton yaitu Jalan Tegal - Cirebon, Jalan Kebon Baru, Jalan Veteran, Jalan klewu barat, klewu timur dan Jalan Kabupaten. Di Desa Bandengan juga terdapat 15 gang dengan lebar jalan 1,5 m yang sudah di aspal dan paving blok. Sedangkan jumlah Jalan yang belum diaspal dan dirabat beton sekitar 3 titik/lokasi dengan panjang ±1Km.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
II-18
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
Gambar 2.18. Kondisi Jalan negara dan jalan lingkungan (RT 1 RW 2) Desa Bandengan
B. Prasarana Persampahan Desa Bandengan belum memiliki sarana dan prasarana persampahan yang memadai. Banyak sampah yang terlihat berserakan bahkan banyak yang tertimbun di beberapa titik lahan milik warga. Warga banyak memanfaatkan timbunan sampah tersebut untuk meng-urug (jadi pondasi) lahan untuk rumah. Belum memiliki bak-bak penampungan sampah dan tempat penampungan sampah yang permanen. Mayoritas penduduk desa melakukan pembakaran sampah dan penimbunan sampah secara liar.
Gambar 2.19. Kondisi Sampah di RT 1 RW 2 dan RT 1 RW 1
C. Prasarana Air Bersih Air bersih di desa Bandengan dibagi menjadi dua (2) jenis, yaitu air bersih untuk air minum dan air bersih untuk mandi serta cuci. Wilayah pesisir Desa Bandengan banyak yang merupakan tanah sedimentasi (akresi). Sumber air bersih yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari berasal dari air sumur gali, sumur bor/artesis dan sumur pompa. Sebagian besar untuk air minum, masyarakat Desa Bandengan membeli air bersih/PDAM yang dijual keliling oleh warga. Sedangkan untuk kebutuhan mandi dan cuci mempergunakan air dari sumur bor/artesis dan sumur pompa. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
II-19
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
Gambar 2.20. Sumber air bersih yang digunakan masyarakat Desa Bandengan
D. Prasarana Listrik dan Telekomunikasi Untuk
sarana
penerangan,
penduduk
Desa
Bandegan
sebagian
besar
sudah
mempergunakan tenaga listrik PLN. Namun masih ada KK yang belum mampu untuk memasang instalasi penerangan listrik sehingga harus numpang/ikut nyalur ke rumah tetangga yang sudah menggunakan instalasi listrik PLN. Prasarana telekomunikasi di desa Bandengan telah tersentuh jaringan mobile telepon dan jaringan telekomunikasi rumah. Penggunaan jaringan komunikasi di Desa Bandengan khususnya sambungan telepon sudah lama tersedia, bahkan rata-rata masyarakat sudah menggunakan handphone untuk mempermudah komunikasi. Disamping itu juga sarana teknologi yang tersedia berupa warnet, jasa percetakan, rental computer dan lain-lain mudah didapat oleh warga masyarakat yang membutuhkan tanpa harus keluar wilayah Desa Bandengan.
2.2. DAMPAK PERUBAHAN IKLIM / BENCANA Kondisi Desa Bandengan yang terletak di wilayah pesisir pantai utara Pulau jawa, sebagaimana umumnya desa pantai sangat erat kaitannya dengan degradasi lahan, sanitasi lingkungan, kerusakan habitat mangrove, abrasi pantai, akresi/tanah timbul, pencemaran air laut dan banjir atau rob. Pantai desa Bandengan relatif landai dan topografinya datar sehingga pada saat gelombang pasang air laut dapat masuk ke daratan sampai jarak ± 5m. Hal ini masih dikategorikan relatif aman karena jarak pemukiman dengan bibir pantai mencapai ±100m. Bentuk perubahan iklim yang terjadi adalah adanya sedimentasi tinggi di wilayah pantai desa bandengan sehingga luas daratan menjadi bertambah dan bibir pantai semakin maju. Sedimentasi yang tinggi (akresi) perlu disikapi sebagai awal dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
II-20
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
perencanaan pencegahan bencana khususnya konflik sosial/antar warga tentang status lahan. Yang harus dilakukan adalah pengelolaan pemanfaatan lahan sedimentasi tersebut untuk konservasi atau kegiatan yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat desa Bandengan sendiri. Pemeliharaan dan pelestarian vegetasi mangrove serta pengelolaan lahan sedimentasi yang tepat dan benar akan memberikan dampak positif terhadap anak cucu kita. Kerusakan mangrove dapat terlihat dari makin tipisnya tutupan mangrove yang ada. Hal ini karena adanya penggunaan lahan untuk pembuatan garam di wilayah pesisir. Namun di Desa Bandengan terdapat kecenderungan mengalami akresi/tanah timbul sehingga pertumbuhan mangrove kecenderungan berkondisi baik. Hal ini dapat terlihat jika air laut mengalami surut sekitar pukul 11.00 - 14.00 WIB. Berikut ini disajikan Gambar air laut pada saat surut di wilayah pantai Desa Bandengan.
Gambar 2.21. Lahan tambak garam di Desa Bandengan
Gambar 2.22. Kondisi Air Laut surut di Pesisir pantai Desa Bandengan
A. Kalender Musim di Desa Bandengan Kegiatan yang dilakukan masyarakat Desa Bandengan dalam setiap bulannya berbeda-beda. Artinya aktifitas/kegiatan ini dilakukan sepanjang tahun, tanpa
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
II-21
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
terpengaruh dengan musim yang terjadi. Data kalender musim Desa Bandengan disajikan pada Tabel 2.7. Pada bulan Juni dan Juli para nelayan akan banyak memperoleh ikan malung dan ikan gelamah, sedangkan ikan gembung banyak di peroleh pada bulan Januari sampai Maret dengan rata-rata tangkapan ikan mencapai 50-200 kg permalam. Sedangkan untuk ikan yang bisa diperoleh setiap bulannya tanpa terkait musim adalah jenis udang dengan rata-rata perolehan setiap nelayan 1-2 kg permalam, dan ikan tudung tempayan dengan rata-rata tangkapan sebanyak 5-10 kg perorang setiap malamnya.
NO 1
Tabel 2.7. Kalender musim kegiatan/aktifitas masyarakat Desa Bandengan WAKTU ( BULAN ) KEGIATAN MASYARAKAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2
Tanam padi Panen raya padi
3
Produksi garam
4
Panen raya garam
5
Hasil laut melimpah
6
Hasil laut berkurang
7
Air sulit untuk pertanian
8
Hama Tanaman
9
X X X X X X
X
X
X
X X X X
X
X
X
X
X X
X
X
X X
X
X
X X
Sulit mencari air bersih X X
X
X
X
X
2.3. PERMASALAHAN DESA BANDENGAN Berdasarkan profil desa dan penggalian informasi secara mendalam dari masyarakat, berhasil diidentifikasi beberapa permasalahan. Sebagian besar permasalahan di Desa Bandengan adalah: 1) Permasalahan yang menyangkut infrastruktur dan lingkungan. Permasalahan yang termasuk kelompok ini adalah pengelolaan dan pemanfaatan Sarana Air Minum berasal dari Air Laut masih jauh dari harapan/buruk, drainase/saluran pembuangan limbah rumah tangga dan industry rumahan yang jelek, Sampah organik dan anorganik/plastik yang berserakan tidak terakomodir dengan baik, kurangnya sarana Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
II-22
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
dan fasilitas usaha pengolahan hasil tangkapan nelayan (pindang rebus), dan belum tersedianya sarana penampungan air bersih untuk mencegah kekurangan air pada musim kemarau. 2) Permasalahan tingginya tingkat kemiskinan masyarakat. Termasuk kelompok ini adalah rendahnya pendapatan masyarakat desa Bandengan. 3) Permasalahan yang menyangkut rendahnya kemandirian organisasi sosial. Permasalahan yang termasuk tipe ini adalah kurangnya pembinaan kelompok nelayan dan petani tambak garam serta SDM desa. 4) Permasalahan kerusakan sumberdaya alam. Yang termasuk permasalahan ini adalah abrasi, pengelolaan dan pemanfaatan lahan sedimentasi (akresi) dan rusak serta masih kurangnya vegetasi pohon mangrove. Dari permasalahan yang dijumpai di masyarakat Desa Bandengan, dilakukan pengelompokkan dan penentuan peringkat/rangking permasalahan melalui PRA. Dari hasil pengelompokkan dan penentuan peringkat masalah di Desa Bandengan menunjukkan bahwa Permasalahan yang menempati rangking tertinggi adalah Pengelolaan dan pemanfaatan Sarana Air Minum yang berasal dari Air Laut (SAMBAL) agar supaya dapat berproduksi dengan baik yaitu 50 galon/hari, sedangkan selama ini (±1 tahun) baru bisa memproduksi 10-15 galon/hari. Hal ini karena berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Apabila SAMBAL ini beroperasi dengan maksimal maka akan membantu masyarakat Bandengan yang mayoritas nelayan untuk penyediaan air minum pada saat melaut dan untuk keperluan aktifitas rumah tangga. Permasalahan lain yang menempati rangking tertinggi dan dirasakan sangat penting adalah penyediaan sarana Air bersih untuk Mandi, Cuci dan Kakus (MCK). Selama ini masyarakat masih membeli air bersih yang didatangkan dari desa tetangga oleh warga yang menjual keliling dengan harga Rp. 3000,-/100 liter. Apabila datang musim kemarau air bersih sangat dibutuhkan sekali oleh masyarakat desa Bandengan. Selanjutnya rangking masalah tertinggi adalah masalah drainase atau saluran pembuangan air limbah baik limbah rumah tangga maupun industry rumahan yang jelek
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
II-23
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
sehingga sering meluber dan terjadi genangan air, apalagi kalau musim penghujan terjadi banjir kecil karena drainasenya jelek. Permasalahan berikutnya yang menempati rangking tertinggi adalah sampah di wilayah pesisir Desa Bandengan yang masih berserakan dan belum terakomodir dengan baik. Oleh karena itu perlu Pengelolaan dan pengolahan sampah agar menjadi lebih bermanfaat bagi masyarakat sendiri. Selanjutnya adalah masalah akses jalan evakuasi dan untuk aktifitas masyarakat nelayan untuk melaut yang masih kurang baik (tanah) di RT 1 RW 2. Penanaman pohon mangrove juga menjadi skala prioritas disamping juga peningkatan pendapatan masyarakat melalui ketrampilan usaha alternatif seperti pembuatan alat tangkap rajungan (bubu). Yang
menjadi
Prioritas
selain
permasalahan
diatas
adalah
penataan
sanitasi/lingkungan rumah warga kurang mampu yang dalam hal ini difokuskan pada pembangunan WC rumah. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman dan kesadaran kepada masyarakat yang masih membuang hajat di Laut (sebagian besar dari keluarga kurang mampu/miskin) agar lebih memperhatikan sanitasi lingkungan dan menjadikan Laut bukan tempat untuk membuang hajat.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
II-24
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
BAB III METODE PENYUSUNAN RPDP 3.1. KERANGKA PERENCANAAN Perubahan paradigma pembangunan yang selama ini menitikberatkan pada pembangunan di darat saja menjadi pembangunan yang terpadu antara darat dan laut (termasuk wilayah pesisir) dimaksudkan untuk mengelola sumberdaya alam agar lebih optimal dan berkelanjutan. Dengan demikian wilayah pesisir termasuk desa-desa pesisir dan pulau-pulau kecil yang tadinya selalu tertinggal bila dibandingkan dengan daerah daratan, saat ini sudah mulai memperlihatkan kemajuan yang berarti. Namun kemajuan yang dicapai daerah pesisir tersebut tidak merata dan bersifat parsial. Pada daerah pesisir tertentu kemajuan pembangunan yang dicapai sudah begitu pesat bahkan meninggalkan wilayah daratan, namun di tempat lain tidak terdapat aktivitas pembangungan yang membawa perbaikan
kehidupan masyarakatnya. Fenomena ini banyak dijumpai di
wilayah yang jauh dari pusat-pusat pertumbuhan dan pembangunan. Untuk mengejar ketertinggalan ini, perlu segera dilakukan akselerasi pembangunan yang mengacu pada perencanaan yang matang dan integral. Perencanaan pembangunan merupakan suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumberdaya alam yang tersedia. Dalam kontek pembangunan wilayah pesisir yang berkelanjutan tersebut, ada beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain: 1). Mengembangkan sumberdaya manusia yang berkualitas yang dapat bertindak sebagai agent of change 2). Pembangunan berbasis pada kekuatan lokal 3). Pengelolaan sumberdaya alam secara arif dan ramah lingkungan 4). Peningkatan kuantitas dan kualitas infrastruktur, dan 5). Peningkatan partisipasi masyarakat sebagai subjek pembangunan. Manfaat daripada perencanaan pembangunan diharapkan dapat digunakan sebagai penentu arah kebijakan, meminimalisasi ketidakpastian, meminimalisasi inefisiensi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
III-1
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
sumberdaya, dan untuk menetapkan standard dan pengawasan kualitas. Perencanaan yang disusun dapat dikatakan berhasil dilihat dari adanya indikasi kemampuan perencanaan dalam mendorong berkembangnya mekanisme pasar dan peran serta masyarakat. Selain itu, agar perencanaan yang disusun tersebut ideal, maka dalam perencanaan terkandung beberapa prinsip, yaitu : A. Prinsip Partisipatif: masyarakat yang akan memperoleh manfaat dari perencanaan harus turut serta atau berpartisipasi mulai dari proses penyusunan perencanaan, implementasi bahkan pengawasan. B. Prinsip Kesinambungan: perencanaan tidak hanya berhenti pada satu tahap, tetapi harus berlanjut sehingga menjamin adanya kemajuan terus-menerus dalam kesejahteraan, dan jangan sampai terjadi kemunduran. C. Prinsip Holistik: masalah dalam perencanaan dan pelaksanaannya tidak dapat hanya dilihat dari satu sisi/sektor saja, tetapi harus dilihat dari berbagai aspek dan dalam keutuhan konsep secara keseluruhan D. Terbuka dan Demokratis (a pluralistic social setting) perencanaan yang disusun harus diketahui seluruh komponen masyarakat dan disusun bersama. Faktor yang menjadi kunci keberhasilan pengembangan Desa Bandengan adalah masih besarnya potensi Lingkungan, jalur transportasi nasional dan ekosistem mangrove disepanjang pesisir/bibir pantai. Hal ini akan menjadi modal dasar dalam pengembangan desa Bandengan. Namun pengembangan desa pesisir tidak akan berhasil bila permasalahan berupa minimnya sarana dan prasarana yang ada serta kualitas SDM yang belum memadai untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat tidak diatasi secara komprehensif. 3.1.1. Potensi dan Permasalahan Desa Bandengan Berdasarkan profil desa dan penggalian informasi secara mendalam dari masyarakat, dapat diidentifikasi beberapa Permasalahan dan Potensi Desa Bandengan. Disamping permasalahan-permasalahan Desa Bandengan, digali pula potensi desa yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang ada. Berdasarkan potensi ini nantinya akan dicari alternatif tindakan yang akan dilakukan dan selanjutnya ditentukan tidakan yang tepat. Berikut disajikan Tabel data potensi dan permasalahan Desa Bandengan. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
III-2
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat Tabel 3.1. Potensi dan permasalahan Desa Bandengan berdasarkan profil desa No
Masalah
Potensi
1
Belum memiliki gedung/lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Jumlah anak umur kurang dari 4 tahun mencapai 148 anak
2
Belum tersedianya perpustakaan untuk sarana belajar diluar jam sekolah.
Jumlah penduduk usia sekolah Dasar sampai dengan Sekolah menengah cukup tinggi
3
Jumlah penduduk usia sekolah Dasar sampai dengan Sekolah menengah cukup tinggi
4
Anak usia sekolah 2-6 tahun di dusun 1 dan 2 yang masuk kategori Wajar Diknas tidak bisa bersekolah. Hampir 10% dari lulusan SD tidak mampu melanjutkan sekolah Desa Bandengan hanya memiliki 1 Sekolah Dasar dan 1 Madrasah Ibtidaiyah.
5
Kurangnya penyuluhan-penyuluhan dibidang kesehatan kepada masyarakat.
Sumberdaya manusia (jumlah penduduk) cukup banyak
6
Kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan masih rendah.
Lingkungan adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat sehari-hari
7
Adanya sedimentasi yang cukup tinggi (akresi pantai) di wilayah pesisir desa Bandengan Terjadi abrasi di bibir pantai RT 2 RW 2 dusun 2
Lahan, sungai, masyarakat
Masyarakat mayoritas sebagai nelayan
10
Akses jalan untuk evakuasi dan aktifitas masyarakat (nelayan) di RT1 RW 2 masih kurang baik (masih tanah) Lahan di sekitar bibir pantai kurang pengelolaan secara maksimal
11
Ketergantungan nelayan pada tengkulak
- Banyak nelayan punya waktu luang
8 9
Jumlah penduduk usia sekolah dasar cukup tinggi
Lahan, bibit dan masyarakat
Lahan, mangrove, pemerintah desa mendukung
- Mayoritas masyarakat sebagai nelayan 12
Kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan masih rendah.
Lingkungan, SDM, Pemdes
13
Belum ada/ kurangnya pelatihan-pelatihan di bidang perikanan dan kelautan (pengelolaan Sumberdaya Laut, konservasi laut, Penangkapan yang ramah lingkungan serta Budidaya perikanan) Kurangnya / belum ada pelatihan atau penyuluhan di bidang lingkungan/ sanitasi lingkungan Kurangnya pelatihan / penyuluhan-penyuluhan di bidang pengolahan limbah (sampah organic dan Anorganik), limbah industry dan limbah rumah tangga. Kegiatan kerja bakti warga jarang dilakukan (masih kurang)
Sumberdaya laut dan pesisir, SDM, Pemdes
Rusaknya Tanaman/pohon mangrove baik yang baru ditanam ataupun yang telah tumbuh dan besar Masyarakat belum banyak mengenal tentang manfaat vegetasi/tumbuhan pantai (wilayah pesisir) khususnya Mangrove Masyarakat di dusun 1 dan dusun 2 kekurangan air bersih saat musim kemarau.
Dapat dijadikan wisata mangrove
14 15 16 17 18 19
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
Lingkungan, SDM, Pemdes Limbah ada, SDM, Pemdes Sumberdaya manusia, Pemdes
Tumbuhan mangrove tumbuh subur Ada 4 titik sumber air
III-3
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat No
Masalah
20
Drainase/ Saluran Pembuangan air limbah rumah tangga mampet dan meluber ke jalan apalagi saat musim penghujan bisa menimbulkan genangan air/banjir kecil ( di dusun 1 dan dusun 2) / 7 lokasi Gapura/ tanda perbatasan desa belum ada terutama di wilayah pesisir perbatasan dengan mundu pesisir dan citemu Jalan desa menuju pantai masih ada yang gelap,
Gotong royong, Pemdes Bandengan
Sekitar 35 rumah penduduk/warga kurang mampu sudah tidak layak huni, rumah yang ditempati dalam keadaan memprihatinkan. Sampah rumah tangga dan industry rumahan tidak ditampung/terakomodir dengan baik. Distribusi pemasaran usaha pengolahan hasil tangkapan nelayan belum dikelola secara terpadu Belum adanya alat transportasi angkut hasil usaha perikanan tangkap (nelayan), pengolahan maupun pemasaran hasil perikanan Kurangnya bantuan permodalan dan pembinaan kepada kelompok Usaha ekonomi produktif dan kewirausahaan pemuda. Banyak lahan tambak garam yang tidak dikelola oleh masyarakat Bandengan sendiri tapi oleh masyarakat/warga desa tetangga Badan Usaha Milik Desa, yaitu KUD vakum dari kegiatan, kegiatan yang masih aktif adalah unit pelayanan listrik. Belum adanya wadah (lembaga) yang mengakomodir kepentingan nelayan khusunya tambak garam Belum ada lembaga/koperasi simpan pinjam untuk modal usaha nelayan/masyarakaat yang dikelola oleh desa Pengelolaan dan Produksi instalasi Sarana Air Minum Berasal dari Air Laut (SAMBAL) kurang maksimal bahkan masih sangat jauh dari harapan dikarenakan faktor kedalaman sumur bor kurang, ketersediaan galon, filter ukuran 10 mikron, tower penampungan dan kendaraan/ sarana alat angkut untuk mendistribusikan hasil.
Gotong royong
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
Potensi
Pemerintah desa, swadaya Tiang listrik tersedia, Swadaya
Terdapat lahan untuk pembuatan TPS, SDM tersedia, Swadaya Hasil Tangkapan, penjual, pengolah hasil tangkapan Mayoritas masyarakat bandengan bermata pencaharian sebagai nelayan Banyak penduduk usia produktif Desa Bandengan memiliki lahan garapan untu tambak garam Kurang lebih 14 Ha KUD dan SDM nya sudah tersedia Lahan garam dan Sumber daya manusia melimpah Ada TPI tapi tidak aktif Sarana pengolahan/ instalasi Sarana Air Minum Berasal dari Air Laut, Masyarakat, Pemerintah Desa Bandengan
III-4
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat Tabel 3.2. Peringkat masalah Desa Bandengan No
Masalah
Dirasakan oleh orang banyak
Sangat parah
Menghambat peningkatan pendapatan
Sering terjadi
Tersedia potensi pemecahan masalah
Jumlah nilai
Urutan peringkat
BINA SIAGA BENCANA DAN PERUBAHAN IKLIM 1
Masyarakat di dusun 1 dan dusun 2 kekurangan air bersih saat musim kemarau.
10
9
9
9
10
47
1
2
Drainase/ Saluran Pembuangan air limbah rumah tangga mampet dan meluber ke jalan apalagi saat musim penghujan bisa menimbulkan genangan air/banjir kecil ( di dusun 1 dan dusun 2) / 7 lokasi
10
9
9
9
10
47
1
3
Adanya sedimentasi yang cukup tinggi (akresi pantai) di wilayah pesisir desa Bandengan
9
7
7
8
9
40
4
4
Terjadi abrasi di bibir pantai RT 2 RW 2 dusun 2
5
5
3
3
5
21
5
5
Akses jalan evakuasi dan aktifitas masyarakat (nelayan) di RT1 RW 2 masih kurang baik
9
9
8
8
10
44
2
6
Pengelolaan lahan di sekitar bibir pantai kurang maksimal
9
9
8
9
10
45
2
BINA MANUSIA 1
Kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan masih rendah.
8
8
7
8
9
40
4
2
Belum ada/ kurangnya pelatihan-pelatihan di bidang perikanan dan kelautan (pengelolaan Sumberdaya Laut, konservasi laut, Penangkapan yang ramah lingkungan serta Budidaya perikanan)
8
9
7
9
10
43
3
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
III-5
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat No
Masalah
Dirasakan oleh orang banyak
Sangat parah
Menghambat peningkatan pendapatan
Sering terjadi
3
Kurangnya / belum ada pelatihan atau penyuluhan di bidang lingkungan/ sanitasi lingkungan
8
8
8
7
Tersedia potensi pemecahan masalah 9
Jumlah nilai
Urutan peringkat
40
4
4
Kurangnya pelatihan / penyuluhan-penyuluhan di bidang pengolahan limbah (sampah organik dan Anorganik), limbah industri dan limbah rumah tangga.
10
9
9
9
10
47
1
5
Kegiatan kerja bakti warga jarang dilakukan (masih kurang)
7
9
6
8
9
39
4
BINA SUMBER DAYA 1
Rusaknya Tanaman/pohon mangrove baik yang baru ditanam ataupun yang telah tumbuh dan besar
9
9
9
7
10
44
2
2
Masyarakat belum banyak mengenal tentang manfaat vegetasi/tumbuhan pantai (wilayah pesisir) khususnya Mangrove
10
9
9
9
10
47
1
BINA LINGKUNGAN DAN INFRASTRUKTUR 1
Gapura/ tanda perbatasan desa belum ada terutama di wilayah pesisir perbatasan dengan mundu pesisir dan citemu
8
7
6
5
8
34
5
2
Jalan desa menuju pantai masih ada yang gelap,
8
5
3
5
7
28
5
3
Sekitar 35 rumah penduduk/warga kurang mampu sudah tidak layak huni, rumah yang ditempati dalam keadaan memprihatinkan.
10
8
8
8
10
44
2
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
III-6
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat No
4
Masalah
Sampah rumah tangga dan industri rumahan tidak ditampung/terakomodir dengan baik.
Dirasakan oleh orang banyak
Sangat parah
Menghambat peningkatan pendapatan
Sering terjadi
Jumlah nilai
Urutan peringkat
9
Tersedia potensi pemecahan masalah 10
8
9
9
45
2
BINA USAHA 1
Distribusi pemasaran usaha pengolahan hasil tangkapan nelayan belum dikelola secara terpadu
8
8
7
9
9
41
3
2
Belum adanya alat transportasi angkut hasil usaha perikanan tangkap (nelayan), pengolahan maupun pemasaran hasil perikanan Kurangnya bantuan permodalan dan pembinaan kepada kelompok Usaha ekonomi produktif dan kewirausahaan pemuda. Banyak lahan tambak garam yang tidak dikelola oleh masyarakat Bandengan sendiri tapi oleh masyarakat/warga desa tetangga Ketergantungan nelayan pada tengkulak
7
7
6
5
8
33
5
5
3
4
3
8
23
5
8
8
6
7
9
38
4
10
9
7
7
8
41
3
10
9
9
9
10
47
1
5
3
5
5
7
25
5
3
4
5
6
Pengelolaan dan Produksi instalasi Sarana Air Minum Berasal dari Air Laut (SAMBAL) kurang maksimal bahkan masih sangat jauh dari harapan dikarenakan faktor kedalaman sumur bor kurang, ketersediaan galon, filter ukuran 10 mikron, tower penampungan dan kendaraan/sarana alat angkut untuk mendistribusikan hasil. BINA KELEMBAGAAN
1
Badan Usaha Milik Desa, yaitu KUD vakum dari kegiatan, kegiatan yang masih aktif adalah unit pelayanan listrik.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
III-7
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat No
Masalah
2
Belum adanya wadah (lembaga) yang mengakomodir kepentingan nelayan khusunya tambak garam
7
5
5
5
Tersedia potensi pemecahan masalah 9
3
Belum ada lembaga/koperasi simpan pinjam untuk modal usaha nelayan/masyarakaat yang dikelola oleh desa
5
5
3
3
5
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
Dirasakan oleh orang banyak
Sangat parah
Menghambat peningkatan pendapatan
Sering terjadi
Jumlah nilai
Urutan peringkat
31
5
21
5
III-8
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
3.1.2. Peringkat Permasalahan Desa Bandengan Dari permasalahan yang dijumpai di masyarakat Desa Bandengan, ditentukan rangking/peringkatan masalah melalui PRA yang hasilnya disajikan pada Tabel 3.2. Permasalahan tersebut dapat disusun sesuai peringkat dengan urutan sebagai berikut; 1. Masyarakat di dusun 1 dan dusun 2 kekurangan air bersih saat musim kemarau. 2. Pengelolaan dan Produksi instalasi Sarana Air Minum Berasal dari Air Laut (SAMBAL) kurang maksimal bahkan masih sangat jauh dari harapan dikarenakan faktor kedalaman sumur bor kurang, ketersediaan galon, filter ukuran 10 mikron, tower penampungan dan kendaraan/ sarana alat angkut untuk mendistribusikan hasil. 3. Drainase/Saluran Pembuangan air limbah rumah tangga mampet dan meluber ke jalan apalagi saat musim penghujan bisa menimbulkan genangan air/banjir kecil (di dusun 1 dan dusun 2) 4. Masyarakat belum banyak mengenal tentang manfaat vegetasi/tumbuhan pantai (wilayah pesisir) khususnya Mangrove 5. Kurangnya pelatihan /penyuluhan-penyuluhan di bidang pengolahan limbah (sampah organic dan Anorganik), limbah industry dan limbah rumah tangga. 6. Akses jalan evakuasi dan aktifitas masyarakat (nelayan) di RT1 RW 2 masih kurang baik 7. Lahan di sekitar bibir pantai kurang pengelolaan secara maksimal 8. Ketergantungan nelayan pada tengkulak 9. Rusaknya Tanaman/pohon mangrove baik yang baru ditanam ataupun yang telah tumbuh dan besar 10. Sekitar 35 rumah penduduk/warga kurang mampu sudah tidak layak huni, rumah yang ditempati dalam keadaan memprihatinkan. 11. Sampah rumah tangga dan industry rumahan tidak ditampung/terakomodir dengan baik. 12. Ketergantungan nelayan pada tengkulak 13. Belum ada/kurangnya pelatihan-pelatihan di bidang perikanan dan kelautan (pengelolaan Sumberdaya Laut, konservasi laut, Penangkapan yang ramah lingkungan serta Budidaya perikanan)
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
III-9
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
14. Distribusi pemasaran usaha pengolahan hasil tangkapan nelayan belum dikelola secara terpadu 15. Adanya sedimentasi yang cukup tinggi (akresi pantai) di wilayah pesisir desa Bandengan 16. Kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan masih rendah. 17. Kurangnya/belum ada pelatihan atau penyuluhan di bidang lingkungan/ sanitasi lingkungan 18. Kegiatan kerja bakti warga jarang dilakukan (masih kurang) 19. Banyak lahan tambak garam yang tidak dikelola oleh masyarakat Bandengan sendiri tapi oleh masyarakat/warga desa tetangga 20. Terjadi abrasi di bibir pantai RT 2 RW 2 Dusun 2 21. Dusun 2 yang berbatasan dengan laut/pantai terjadi abrasi/di bibir pantai RT 2 RW 2 22. Gapura/tanda perbatasan desa belum ada terutama di wilayah pesisir perbatasan dengan mundu pesisir dan citemu 23. Belum adanya alat transportasi angkut hasil usaha perikanan tangkap (nelayan), pengolahan maupun pemasaran hasil perikanan 24. Kurangnya bantuan permodalan dan pembinaan kepada kelompok Usaha ekonomi produktif dan kewirausahaan pemuda. 25. Badan Usaha Milik Desa, yaitu KUD vakum dari kegiatan, kegiatan yang masih aktif adalah unit pelayanan listrik. 26. Belum adanya wadah (lembaga) yang mengakomodir kepentingan nelayan khusunya tambak garam 27. Belum
ada
lembaga/koperasi
simpan
pinjam
untuk
modal
usaha
nelayan/masyarakaat yang dikelola oleh desa
3.1.3. Pengkajian tindakan dan peringkat tindakan pemecahan masalah Pengembangan Desa Bandengan sebagai Desa Pesisir Tangguh didasarkan pada beberapa aspek yaitu ekonomi, lingkungan, dan sosial. Aspek-aspek tersebut dijabarkan menjadi kriteria-kriteria seperti sosial kependudukan, sarana prasarana, kegiatan ekonomi, sumber daya alam, kelembagaa serta bencana alam dan lingkungan pesisir.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
III-10
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
Desa Bandengan merupakan salah satu dari tiga desa pesisir yang paling membutuhkan pembangunan dalam sektor perikanan dan kelautan karena memiliki potensi untuk menjadi kawasan pengembangan di bidang kelautan dan perikanan. Hal ini ditunjukkan dengan kondisi desa tersebut yang benar-benar membutuhkan strategi pengembangan pembangunan seperti potensi perikanan, lingkungan dan sumberdaya hayati laut. Namun tingkat kemiskinan yang masih tinggi, tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah, sarana dan prasarana yang minim, akses modal yang rendah dan kondisi sanitasi lingkungan yang buruk menjadikan Desa Bandengan termasuk desa yang rentan terhadap bencana, baik penyakit maupun alam. Desa Bandengan dijadikan prioritas Pengembangan Desa Pesisir Tangguh di Kabupaten Cirebon dengan tujuan agar potensi perikanan, Lingkungan dan Sumberdaya hayati laut dapat dioptimalkan. Selain itu, permasalahan-permasalahan berupa tingkat kemiskinan yang masih tinggi, tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah, sarana dan prasarana yang minim, akses modal yang rendah, dan kerentanan akan bencana dapat ditemukan solusinya secara berkelanjutan dan lestari. Hasil dari pengkajian tindakan pemecahan masalah dan penentuan peringkat tindakan pemecahan masalah di desa Bandengan di sajikan dalam Tabel 3.4. dan Tabel 3.5. 3.1.4. Tindakan yang Layak Dilakukan untuk Mengatasi Masalah Desa Bandengan Setelah disusun rangking permasalahan yang terdapat di Desa Bandengan dan ditelusuri penyebabnya, kemudian ditentukan alternatif tindakan. Berdasarkan alternatif tindakan yang ditawarkan, masyarakat secara partisipatif menentukan tindakan yang layak dilakukan untuk mengatasi permasalahan di desa Bandengan. Ada 8 tindakan yang layak dilakukan untuk mengatasi masalah di Desa Bandengan, yaitu; 1) Penyediaan sarana Air bersih untuk Mandi, Cuci dan Kakus (MCK). Selama ini masyarakat masih membeli air bersih yang didatangkan dari desa tetangga oleh warga yang menjual keliling dengan harga Rp. 3000,-/25 liter.
Apabila datang musim
kemarau air bersih sangat dibutuhkan sekali oleh masyarakat desa Bandengan.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
III-11
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
2) Drainase atau saluran pembuangan air limbah baik limbah rumahtangga maupun industry rumahan yang jelek sehingga sering meluber dan terjadi genangan air, apalagi kalau musim penghujan terjadi banjir kecil karena drainasenya jelek. 3) Pengelolaan dan pemanfaatan Sarana Air Minum yang berasal dari Air Laut (SAMBAL) agar supaya dapat berproduksi dengan baik yaitu 50 galon/hari, sedangkan selama ini (±1 tahun) baru bisa memproduksi 10-15 galon/hari. Hal ini karena berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Apabila SAMBAL ini beroperasi dengan maksimal maka akan membantu masyarakat Bandengan yang mayoritas nelayan untuk penyediaan air minum pada saat melaut juga untuk keperluan rumah tangga. 4) Peningkatan pendapatan masyarakat melalui ketrampilan usaha alternatif yaitu pembuatan alat tangkap rajungan (bubu). 5) Akses jalan evakuasi dan untuk aktifitas masyarakat nelayan untuk melaut yang masih kurang baik (tanah) di RT 1 RW 2. 6) Penataan sanitasi/lingkungan rumah warga kurang mampu yang dalam hal ini difokuskan pada pembangunan WC rumah. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman dan kesadaran kepada masyarakat yang masih membuang hajat di Laut (sebagian besar dari keluarga kurang mampu/miskin) agar lebih memperhatikan sanitasi lingkungan dan menjadikan Laut bukan tempat untuk membuang hajat. 7) Penanaman pohon mangrove juga menjadi skala prioritas 8) Sampah di wilayah pesisir Desa Bandengan yang masih berserakan dan belum terakomodir dengan baik. Oleh karena itu perlu Pengelolaan dan pengolahan sampah agar menjadi lebih bermanfaat bagi masyarakat sendiri. Dari hasil identifikasi isu berdasarkan Kekuatan, Kelemahan, Ancaman, dan Peluang Desa Bandengan didapatkan hasil sebagaimana Tabel 3.3. Berikut ini.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
III-12
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
Table 3.3. Kekuatan, kelemahan, Ancaman dan Peluang Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Kekuatan 1. Daerah perlintasan/jalur transportasi Kabupaten dan Provinsi 2. Penghasil olahan hasil laut seperti Pindang rebus 3. Hubungan antar masyarakat cukup harmonis 4. Instalasi/Sarana Air Minum Berasal dari Air Laut 5. Lahan Mangrove/Bibir pantai yang cukup luas
Kelemahan
Ancaman
1. Sarana air bersih 1. Kekeringan kurang saat musim 2. Lingkungan tidak kemarau bersih 2. Rawan terjadi 3. KK prasejahtera banjir, masih cukup terutama banyak musim hujan 4. Drainase kurang 3. Wabah memadai penyakit 5. Lingkungan menular pemukiman 4. Rawan belum tertata terjadinya dengan baik kejahatan 6. Rumah tak layak 5. Kesenjangan huni masih ada ekonomi antar warga 6. Abrasi pantai
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
Peluang 1. Pengembangan perdagangan antar daerah 2. Pengembangan usaha transportasi 3. Pengembangan desa wisata mangrove/bahari 4. Pengembangan home industri hasil olahan perikanan 5. Industri pengolahan hasil perikanan 6. Pengembangan industri pariwisata pantai
III-13
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat Tabel 3.4. Pengkajian Tindakan Pemecahan Masalah Desa Bandengan NO
Masalah
1
BINA SIAGA BENCANA DAN PERUBAHAN IKLIM Akses jalan evakuasi dan untuk aktifitas masyarakat (nelayan) di RT1 RW 2 masih kurang baik
Penyebab
Potensi
Alternatif tindakan pemecahan masalah
Belum ada program pembangunan, jalan masih tanah & saat musim hujan menjadi licin
Masyarakat mayoritas sebagai nelayan
Pembangunan/perbaikan jalan yang telah rusak/tidak layak
2
Masyarakat di dusun 1 dan dusun 2 kekurangan air bersih saat musim kemarau.
Tidak ada instalasi/ tower penampungan air bersih
Ada 4 titik sumber air
Pembangunan instalasi penampungan air bersih
3
Drainase/Saluran Pembuangan air limbah rumah tangga mampet dan meluber ke jalan apalagi saat musim penghujan bisa menimbulkan genangan air/banjir kecil (di dusun 1 dan dusun 2) / 7 lokasi
Belum ada program pembangunan
Gotong royong, Pemdes Bandengan
Pembangunan saluran /drainase (SPAL)
4
Pengelolaan lahan di sekitar bibir pantai kurang maksimal
Belum adanya pemahaman dan kepedulian masyarakat tentang wisata bahari
Lahan, mangrove, pemerintah desa mendukung
5
Adanya sedimentasi yang cukup tinggi (akresi pantai) di wilayah pesisir desa Bandengan
Pengaruh aliran muara sungai
Lahan, sungai, masyarakat
Pembangunan/pembuatan kedai wisata atau pos jaga/pengawas wilayah pesisir, pembangunan jalan monitoring mangrove Pengerukan sungai, penyenderan pinggir sungai, pembuatan penahan ombak di sepanjang bibir pantai
6
Terjadi abrasi di bibir pantai RT 2 RW 2 dusun 2
Mangrove kurang , tidak ada pemecah ombak
Lahan, bibit dan masyarakat
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
III-14
Pembuatan Alat Pemecah Ombak, penanaman mangrove
Tindakan yang layak
Perbaikan jalan evakuasi dan untuk aktifitas masyarakat (nelayan) di RT 1 RW 2 Pengeboran dan pembuatan sumur dan penampungan air bersih, pemasangan listrik untuk jetpump Pembangunan saluran pembuangan/drainase di Dusun 1 dan 2 menuju laut
Pembangunan steiger jalan monitoring mangrove
Penyenderan pinggir sungai/pembuatan penahan ombak Penanaman mangrove 3500 batang
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat NO
Masalah
Penyebab
Potensi
Alternatif tindakan pemecahan masalah
Tindakan yang layak
BINA MANUSIA Kurangnya pelatihan/penyuluhan-penyuluhan di bidang pengolahan limbah (sampah organik dan Anorganik), limbah industri dan limbah rumah tangga. Belum ada/kurangnya pelatihan-pelatihan di bidang perikanan dan kelautan (pengelolaan Sumberdaya Laut, konservasi laut, Penangkapan yang ramah lingkungan serta Budidaya perikanan)
Belum ada program pengembangan
Limbah ada, SDM, Pemdes
Mengadakan pelatihan pengolahan limbah
Belum ada program pengembangan
Sumberdaya laut dan pesisir, SDM, Pemdes
Mengadakan pelatihan bidang konservasi dan pengolahan sumberdaya laut
3
Kurangnya/belum ada penyuluhan di bidang lingkungan
pelatihan atau lingkungan/sanitasi
Belum ada program pengembangan
Lingkungan, SDM, Pemdes
Mengadakan pelatihan bidang lingkungan/sanitasi lingkungan
4
Kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan masih perlu ditingkatkan lagi.
Belum ada program pengembangan
Lingkungan, SDM, Pemdes
Mengadakan pelatihan dan penyuluhan
5
Kegiatan kerja bakti warga jarang dilakukan (masih kurang)
Keterbatasan waktu, kesadaran masih kurang
Sumberdaya manusia, Pemdes
Mengadakan kegiatan kerjabakti rutin
Masyarakat belum banyak mengenal tentang manfaat vegetasi/tumbuhan pantai (wilayah pesisir) khususnya Mangrove
Tingkat pemahaman/pengetahuan masyarakat masih kurang
Tumbuhan mangrove tumbuh subur
Pembuatan papan informasi/nama dan manfaat (fungsi)
Pembuatan papan nama/informasi dan manfaat
Rusaknya Tanaman/pohon mangrove baik yang baru ditanam ataupun yang telah tumbuh dan besar
Adanya aktifitas warga pencari rajungan atau udang (sugu), Masyarakat kurang peduli terhadap terhadap keberadaan mangrove
Dapat dijadikan wisata mangrove
Pembangunan pos jaga/pandang, Pembangunan jalan gertak inspeksi mangrove
Pembangunan jalan gertak inspeksi mangrove (monitoring mangrove)
1
2
Pelatihan pengolahan limbah organik dan Anorganik
Pelatihan Pengolahan sumberdaya laut
Pelatihan pengelolaan lingkungan yang bersih dan higienis Penyuluhan di bidang sanitasi lingkungan Mencanangkan program “Minggu Bersih Desa Bandengan”
BINA SUMBER DAYA 1.
2.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
III-15
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat NO
Masalah BINA LINGKUNGAN DAN INFRASTRUKTUR Sekitar 35 rumah penduduk/warga kurang mampu sudah tidak layak huni, rumah yang ditempati dalam keadaan memprihatinkan.
Penyebab
Potensi
Alternatif tindakan pemecahan masalah
Tindakan yang layak
Penataan sanitasi/lingkungan, Renovasi rumah dengan bantuan swadaya masyarakat (gotong royong) Pembangunan TPS di masingmasing blok/RT
Penataan sanitasi/lingkungan rumah warga kurang mampu yang dalam hal ini difokuskan pada pembangunan WC rumah
Kondisi ekonomi, rumah Lantai tanah, dinding bilik, tanpa flapon
Gotong royong
TPS di dusun I dan II tidak berfungsi maksimal. Tidak ada petugas kebersihan lingkungan setiap harinya Belum ada program pembangunan gapura
Terdapat lahan untuk pembuatan TPS, SDM tersedia, Swadaya Pemerintah desa, swadaya
Pembangunan / pembuatan batas desa
Banyak lampu rusak/kotak,
Tiang listrik tersedia, Swadaya
Pemasangan lampu jalan dengan swadaya masyarakat
Perlu pengusulan bantuan penerangan lampu jalan
Distribusi pemasaran usaha pengolahan hasil tangkapan nelayan belum dikelola secara terpadu Banyak lahan tambak garam yang tidak dikelola oleh masyarakat Bandengan sendiri tapi oleh masyarakat/warga desa tetangga
Masyarakat masih menggunakan manajemen konvensional
Hasil Tangkapan, penjual, pengolah hasil tangkapan
Pembangunan sarana penunjang kelompok usaha pengolahan hasil tangkapan
Petani garam Kurang memiliki keahlian dalam bidang tambak garam
Program intensifikasi tambak garam
3
Kurangnya bantuan permodalan dan pembinaan kepada kelompok Usaha ekonomi produktif dan kewirausahaan pemuda.
Belum ada progam pengembangan kewirausahaan
Desa Bandengan memiliki lahan garapan untu tambak garam Kurang lebih 14 Ha Banyak penduduk usia produktif
Pemberian bantuan peralatan usaha pengolahan hasil perikanan Pemberian/ subsidi modal pengelolaan tambak garam dan pelatihan dalam pembuatan garam
4
Belum adanya alat transportasi angkut hasil usaha perikanan tangkap (nelayan), pengolahan maupun pemasaran hasil perikanan
Belum ada program pengembangan
1
2
Sampah rumah tangga dan industry rumahan tidak ditampung/terakomodir dengan baik.
3
Gapura/ tanda perbatasan desa belum ada terutama di wilayah pesisir perbatasan dengan mundu pesisir dan citemu
4
Jalan desa menuju pantai masih ada yang gelap,
perlu dibuatkan lokasi Pembuangan Sampah (TPS). Pembuatan gapura/ batas desa
BINA USAHA 1
2
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
Mayoritas masyarakat bandengan bermata pencaharian sebagai
III-16
Pemberian modal yang dibarengi dengan pengelolaan yang baik dan benar serta bertanggungjawab Bantuan kendaraan / alat transportasi pengankut hasil perikanan
Perlu pelatihan kewirausahaan (pembuatan bubu/alat tangkap rajungan, perbengkelan) Pembelian kendaraan bermotor roda tiga (moroti)
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat NO
Masalah
Penyebab
Potensi
5
Pengelolaan dan Produksi instalasi Sarana Air Minum Berasal dari Air Laut (SAMBAL) kurang maksimal dan masih sangat jauh dari harapan
faktor kedalaman sumur bor kurang, ketersediaan galon, filter ukuran 10 mikron, tower penampungan dan kendaraan/sarana alat angkut untuk mendistribusikan hasil.
6
Ketergantungan nelayan pada tengkulak
- Faktor alam (1 tahun hanya - Banyak nelayan punya 1-2 kali musim ikan) waktu luang - KUD tidak aktif - Mayoritas masyarakat sebagai nelayan
nelayan Instalasi SAMBAL kondisinya masih baik dan layak
Alternatif tindakan pemecahan masalah Mengoperasikan SAMBAL dengan target produksi 50 galon/hari, Pengeboran kembali sumur yang telah ada, Pembelian galon dan pembuatan lebel galon serta perijinan usaha Isi Ulang Air Bersih - Alternatif usaha nelayan - Pengaktifan KUD
Tindakan yang layak
Pengeboran kembali sumur yang telah ada, Pembelian galon, filter 10 mikron, tower 5000 L dan pembuatan lebel galon serta perijinan usaha Isi Ulang Air Minum - Pemberian pinjaman modal untuk berdagang/usaha - Pendirian Koperasi simpan Pinjam khusus nelayan
BINA KELEMBAGAAN 1.
Badan Usaha Milik Desa, yaitu KUD vakum dari kegiatan, kegiatan yang masih aktif adalah unit pelayanan listrik.
Kepengurusan lembaga dalam mengelola KUD masih belum maksimal
KUD dan SDM nya sudah tersedia
Perlu diadakan pelatihan pengelolaan Koperasi yang Baik dan berkesinambungan
Pelatihan bagi pengurus koperasi
2.
Belum adanya wadah (lembaga) yang mengakomodir kepentingan nelayan khusunya tambak garam
Belum ada program pengembangan
Lahan garam dan Sumber daya manusia melimpah
Pembentukan kelompok nelayan/masyarakat pengolahan, penangkapan dan pembudidaya/petani tambak garam
Pembentukan kelompok petani tambak garam
Belum ada lembaga/koperasi simpan pinjam untuk modal usaha nelayan/masyarakaat yang dikelola oleh desa
Keterbatasan modal para nelayan, ada TPI tapi tidak aktif
Ada TPI tapi tidak aktif
Pengaktifan kembali TPI, Alih fungsi TPI menjadi unit pengolahan hasil laut/tangkapan
3.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
III-17
pengaktifan kembali TPI
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat Tabel 3.5. Penentuan Peringkat Tindakan dalam Pemecahan Masalah di Desa Bandengan No
Tindakan yang layak
Pemenuhan
Dukungan peningkatan
Dukungan
Jumlah nilai
Urutan
kebutuahan
pendapatan masyarakat
potensi
10
10
10
30
1
10
9
10
29
1
10
10
10
30
1
peringkat
orang banyak BINA SIAGA BENCANA DAN PERUBAHAN IKLIM 1
2
3
Perbaikan jalan evakuasi dan untuk atifitas masyarakat (nelayan) di RT 1 RW 2 Pengeboran dan pembuatan sumur dan penampungan air bersih, pemasangan listrik untuk jetpump Pembangunan saluran pembuangan/drainase di Dusun 1 dan 2 menuju laut
4
Pembangunan steiger jalan monitoring mangrove
7
8
10
25
2
5
Penyenderan pinggir sungai/pembuatan penahan ombak
7
7
9
23
3
9
8
10
27
2
Pelatihan pengolahan limbah organik dan Anorganik
8
9
10
27
2
Pelatihan Pengolahan sumberdaya laut
7
7
9
23
3
Pelatihan pengelolaan lingkungan yang bersih dan higienis
7
8
9
24
2
6
Penanaman mangrove 3500 batang
BINA MANUSIA 1 2 3
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
III-18
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat No
Tindakan yang layak
Pemenuhan
Dukungan peningkatan
Dukungan
kebutuahan
pendapatan masyarakat
potensi
Jumlah nilai
Urutan peringkat
orang banyak 4
Penyuluhan di bidang sanitasi lingkungan
7
5
8
20
4
5
Mencanangkan program “Minggu Bersih Desa Bandengan”
8
8
9
25
2
Pembuatan papan nama/informasi dan manfaat pohon mangrove
9
9
10
28
1
Pembangunan jalan gertak inspeksi mangrove (monitoring mangrove)
8
8
9
25
2
Penataan sanitasi/lingkungan rumah warga kurang mampu yang dalam hal ini difokuskan pada pembangunan WC rumah
9
9
10
28
1
Pembangunan lokasi/ Tempat Pembuangan Sampah (TPS).
9
9
10
28
1
5
5
8
18
5
8
7
9
24
2
10
9
10
29
1
BINA SUMBER DAYA 1
2
BINA LINGKUNGAN DAN INFRASTRUKTUR 1
2 3 4
Pembuatan gapura/batas desa Pengusulan bantuan penerangan lampu jalan
BINA USAHA 1
Pengeboran kembali sumur yang telah ada, Pembelian galon, filter 10 mikron, tower 5000 L dan pembuatan lebel galon serta perijinan usaha Isi Ulang Air Minum
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
III-19
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat No
Tindakan yang layak
Pemenuhan
Dukungan peningkatan
Dukungan
kebutuahan
pendapatan masyarakat
potensi
Jumlah nilai
Urutan peringkat
orang banyak 2
Pemberian bantuan peralatan usaha pengolahan hasil perikanan
7
7
9
23
3
3
Pemberian/ subsidi modal pengelolaan tambak garam dan pelatihan dalam pembuatan garam
5
7
7
19
5
4
Perlu pelatihan kewirausahaan (pembuatan bubu/alat tangkap rajungan, perbengkelan)
9
9
10
28
1
5
Pembelian kendaraan bermotor roda tiga (moroti)
5
5
7
17
5
6
- Pemberian pinjaman modal untuk berdagang/usaha
5
7
5
17
5
5
5
5
15
5
Pelatihan bagi pengurus koperasi
5
5
7
17
5
Pembentukan kelompok petani tambak garam
7
8
9
24
2
pengaktifan kembali TPI
5
7
9
21
2
- Pendirian Koperasi simpan Pinjam khusus nelayan
BINA KELEMBAGAAN 1 2 3
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
III-20
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat 3.2.
FOKUS PERENCANAAN Berdasarkan hasil analisis secara menyeluruh dan komprehenshif terhadap
permasalahan dengan memperhitungkan potensi yang dimiiki Desa Bandengan, maka ditentukan Fokus dari perencanaan Pengembangan Desa Bandengan. Pada Tabel 3.5. dapat dilihat bahwa tindakan yang layak untuk pemecahan masalah di Desa Bandengan terdapat 26 program kegiatan. Program tersebut dikelompokkan dalam 5 kegiatan pengembangan kegiatan berupa bina siaga bencana dan perubahan iklim, bina manusia, bina sumberdaya, bina lingkungan dan infrastruktur, dan bina usaha. a. Kegiatan Bina Siaga Bencana dan Perubahan Iklim Merupakan kegiatan yang menitik beratkan pada usaha-usaha pengurangan resiko bencana dan perubahan iklim, diantaranya perbaikan jalan evakuasi dan untuk aktifitas masyarakat nelayan, Pembangunan steiger jalan monitoring mangrove, dan Penyenderan pinggir sungai/pembuatan penahan. Pembangunan saluran pembuangan/drainase di Dusun 1 dan 2 yang menuju laut juga merupakan usaha mengurangi resiko jika terjadi bancana banjir atau rob. b. Kegiatan Bina Manusia Kegiatan bina manusia merupakan kegiatan yang berkaitan dengan kualitas sumberdaya manusia dalam rangka mendorong peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat baik formal maupun informal, memperluas dan meningkatkan kerja sama, memperbaiki budaya kerja, gotong royong, tanggung jawab, disiplin, dan hemat serta menghilangkan sifat negatif dan konsumtif. Kegiatan bina manusia pada RPDP Desa Bandengan yang akan dilakukan di tahun 2013 adalah Peningkatan pendapatan masyarakat melalui pelatihan ketrampilan usaha alternatif yaitu pembuatan alat tangkap rajungan (bubu) dan kegiatan pelatihan Pengelolaan dan pengolahan sampah organik dan anorganik agar menjadi lebih bermanfaat bagi masyarakat sendiri. c. Kegiatan Bina Sumberdaya Bina sumberdaya adalah kegiatan yang menitikberatkan pada upaya memperkuat kearifan lokal dalam pengelolaan sumberdaya, revitalisasi hak ulayat dan hak masyarakat lokal, penerapan monitoring, controlling, surveillance dengan prinsip partisipasi masyarakat Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
III-22
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat local, penerapan teknologi ramah lingkungan, mendorong pengembangan teknologi asli, merehabilitasi habitat, konservasi dan memperkaya sumberdaya. Sedangkan kegiatan bina sumberdaya diarahkan pada aktivitas yang bersifat pelestarian dan pengelolaan sumberdaya. Termasuk kelompok ini hanya ada satu program kegiatan di tahun 2013 yaitu penanaman pohon mangrove sebanyak 3500 batang. d. Kegiatan Bina Lingkungan dan Infrastruktur Kegiatan ini mencakup pembangunan infrastruktur, rehabilitasi vegetasi pantai dan pengendalian pencemaran melalui pendekatan perencanaan dan pembangunan secara spasial dalam rangka mendorong peningkatan peran masyarakat pesisir dalam penataan dan pegelolaan lingkungan sekitarnya. Program pengembangan kegiatan bina lingkungan dan infrastruktur diantaranya yaitu; Penataan sanitasi/lingkungan rumah warga kurang mampu yang dalam hal ini difokuskan pada pembangunan MCK/WC rumah merupakan kegiatan bina infrastruktur dan lingkungan yang akan dilakukan tahun 2013. e. Kegiatan Bina Usaha Bina usaha merupakan kegiatan yang mencakup peningkatan ketrampilan usaha, perluasan mata pencarian alternatif, pegelolaan bisnis skala kecil dan penguasaan teknologi. Selain itu, kegiatan pada kelompok ini juga mencakup pengelolaan dan mempermudah akses terhadap sumberdaya, teknologi, modal, pasar dan informasi pembangunan. Sehingga melalui program ini akan terbangun kemitraan dengan pelaku usaha dan terbangun sistem insentif administrasi serta pendanaan secara formal dan informal. Untuk Desa Bandengan, Program kegiatan yang akan dilakukan pada kegiatan bina usaha umumnya berupa kegiatan yang mengarah pada pembentukan dan pengembangan usaha. Aktivitas yang termasuk bina usaha adalah 1). pemberian bantuan peralatan usaha pengolahan hasil perikanan, 2). Pemberian/subsidi modal pengelolaan tambak garam dan pelatihan dalam pembuatan garam, 3). Pelatihan kewirausahaan (pembuatan alat tangkap rajungan/bubu) dan 4). Pembelian kendaraan bermotor (moroti). Pada tahun 2013 program kegiatan bina usaha adalah Pengelolaan dan pemanfaatan Sarana Air Minum yang berasal dari Air Laut (SAMBAL) agar supaya dapat berproduksi dengan baik yaitu 50 galon/hari dan pembelian moroti sebagai alat transportasi angkut dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
III-22
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat hasil usaha SAMBAL, hasil tangkap nelayan dan sarana pendistribusian pemasaran usaha masyarakat. Apabila SAMBAL ini beroperasi dengan maksimal maka akan membantu masyarakat Bandengan yang mayoritas nelayan untuk penyediaan air minum pada saat melaut dan untuk keperluan aktifitas rumah tangga.
3.3. PENDEKATAN Dalam penyusunan rencana pengembangan desa pesisir tangguh di Desa Bandengan, Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon menggunakan pendekatan perencanaan partisipatif (Partisipatory Rural Appraisal atau PRA) yang melibatkan peran serta masyarakat, khususnya terkait upaya menjamin adanya representasi suara (aspirasi) dari berbagai lapisan masyarakat desa dalam keputusan hasil perencanaan. Hal ini sejalan dengan prinsip perencanaan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil diantaranya dengan melibatkan peran serta masyarakat setempat dan pemangku kepentingan. Untuk melengkapi data PRA juga dilakukan survey terhadap komponen masyarakat dengan pendekatan purposif sampling. Pemahaman pedesaan secara partisipatif (participatory rural appraisal atau PRA) merupakan cara untuk memahami secara partisipatif dari seluruh komponen masyarakat desa mengenai masalah pembangunan di pedesaan/daerah urban dan upaya antisipasi yang dibutuhkan dengan memperhitungkan kendala dan seluruh potensi sumberdaya yang tersedia. Melalui pendekatan partisipatif tersebut, dapat dipahami masalah sebenarnya yang dialami masyarakat desa/masyarakat setempat yang berbeda dengan versi peneliti. Begitu pula kegiatan atau inovasi teknologi yang dibutuhkan dapat berbeda antara versi masyarakat dengan versi peneliti, bergantung kepada kondisi ilmu pengetahuan dan teknologi masing-masing. Penggunaan metode PRA pada perencanaan pembangunan desa pesisir pada dasarnya ditujukan untuk memadukan kedua kondisi pengetahuan yang dimiliki oleh tim peneliti dan masyarakat. Melalui PRA diharapkan dapat digali secara mendalam potensi yang dimiliki dan masalah yang dihadapi masyarakat dalam mengembangkan desa pesisir (Desa Bandengan) sehingga dapat diidentifikasi dan ditentukan upaya antisipasi yang efektif dan efisien melalui inovasi teknologi/kelembagaan dalam membangun desa tersebut.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
III-22
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat PRA dilakukan oleh pelaksana kegiatan yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu dengan melakukan pengamatan/identifikasi potensi dan masalah yang berkaitan dengan pengembangan desa pesisir. Kemudian berdasarkan hasil pengamatan tersebut disusunlah rumusan program yang diperlukan guna mengembangkan desa pesisir. Dalam metode PRA, peran aktif masyarakat dan pemangku kepentingan terkait, sangat diharapkan partisipasinya. Untuk mencapai target tersebut, kegiatan PRA ini dilakukan di lapangan atau dalam ruangan dimana masyarakat berperan secara aktif yang dipandu oleh para peneliti sebagai fasilitator. Aspek utama yang dikumpulkan dalam PRA ini adalah alur pikir pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Proses perencanaan dalam rangka kegiatan Pengembangan Desa Pesisir Tangguh di Desa Bandengan Kabupaten Cirebon dilakukan dengan tahapan yang meliputi: a. Koordinasi dengan instansi terkait Dalam penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pesisir Tangguh di Kabupaten Cirebon, dilakukan koordinasi dengan beberapa instansi terkait antara lain: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon, BSDA Kabupaten Cirebon, BPS Kabupaten Cirebon, dan Kantor Kecamatan Mundu. b. Mengumpulkan data sekunder dari instansi terkait Data yang dikumpulkan terdiri dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Cirebon, Rencana Strategis Wilayah Pesisir Kabupaten Cirebon, Rencana zonasi Wilayah Pesisir Kecil Kabupaten Cirebon, Rencana Pengelolaan Wilayah Pesisir Kabupaten Cirebon serta data sekunder lain yang diperlukan. c. Melakukan pertemuan kelompok dalam rangka PRA dan survey biofisik dan sosial ekonomi Pertemuan ini ditujukan untuk mencoba menggali potensi dan permasalahan yang terdapat di Desa Bandengan guna melengkapi data profil desa. Selanjutnya data potensi dan permasalahan desa tersebut disinergiskan dengan data kuantitatif dari hasil survey sehingga dapat melengkapi data kondisi eksisting Desa Bandengan yang diperlukan dalam penyusunan RPDP.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
III-22
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat d. Pengelompokan dan menentukan peringkat masalah Dari hasil inventarisasi masalah pada pertemuan sebelumnya disusun dan dikelompokkan masalah yang ada dan selanjunya dibuat peringkat masalah secara partisipatif melalui PRA. e. Mengkaji dan menyusun peringkat tindakan pemecahan masalah Setelah masalah dirangking, dibuat alternatif tindakan pemecahan masalah. Alternatif tindakan ini dikaji secara cermat melalui PRA. Dengan memperhatikan permasalahan yang dijumpai dan tindakan yang layak untuk mengatasinya, disusunlah peringkat tindakan. Peringkat tindakan ini perlu disusun agar tidak terjadi kesalahan dalam menentukan skala prioritas kegiatan yang akan dilakukan. f. Menyusun Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) Bandengan RPDP Bandengan disusun sebagai pelengkap Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Desa Bandengan, khusunya untuk wilayah pesisir yang belum diprogramkan dalam RPJM desa tersebut. Jadi RPDP Bandengan ini merupakan guide line dalam membangun Desa Bandengan, khususnya untuk wilayah pesisir. Oleh sebab itu, RPDP ini dibuat
se-objektif
mungkin
dengan
memperhatikan
aspirasi
masyarakat
dan
memperhatikan asas pemerataan.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
III-22
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
BAB IV KETERKAITAN DENGAN RENCANA LAIN
Pada umumnya desa-desa pesisir (yang berada di kawasan wilayah pesisir) di Indonesia dihadapkan pada empat persoalan pokok, yaitu: 1). Tingkat kemiskinan yang relatif tinggi 2). Rusaknya sumberdaya hayati pesisir 3). Rendahnya kemandirian organisasi sosial desa dan lunturnya nilai-nilai budaya lokal 4). Rendahnya infrastruktur desa dan kesehatan (sanitasi) lingkungan pemukiman. Keempat persoalan pokok tersebut memberikan andil terhadap tingginya kerentanan terhadap bencana alam/penyakit dan perubahan iklim pada desa-desa pesisir. Atas dasar realita tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil (KP3K) menginisiasi suatu program inovatif untuk memberi spirit gerakan baru bagi kebangkitan dan kemajuan desa-desa pesisir di wilayah Indonesia yaitu Pengembangan Desa Pesisir Tangguh yang selanjutya disingkat menjadi program PDPT. Kementerian Kelautan perikanan (KKP) sejak berdiri telah melaksanakan sejumlah program dan kegiatan yang berbasis pada upaya untuk menunbuhkembangkan kawasankawasan pesisir yang ada di wilayah Indonesia yang pada akhirnya bertujuan untuk dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat pesisir itu sendiri. Saat ini kurang lebih 4.000 desa pesisir dari 10.639 desa pesisir di Indonesia telah tersentuh pembangunan kelautan dan perikanan. Dengan demikian masih terdapat 6.639 desa pesisir yang belum terjangkau program dan kegiatan pembangunan di wilayah pesisir. Direktorat Jenderal KP3K mempunyai pengalaman yang cukup kuat dan panjang dalam memberdayakan masyarakat pesisir. Hal tersebut terwujudkan dalam beberapa program Pemberdayaan masyarakat pesisir diantaranya Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) yang telah menghasilkan 6 unit BPR Pesisir, 113 Unit Swamitra Mina, 25 Unit Baitul Qiradh, 112 unit Simpan Pinjam, 269 Koperasi, 242 Unit SPDN dan 187 Unit Kedai pesisir. Selain PEMP program lainnya yang pernah dilakukan Ditjen KP3K yaitu Pengelolaan Lingkungan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (PLBPM).
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
IV-1
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
Program PLBPM berhasil membangun 312 unit rumah nelayan, perbaikan 2.136 Unit rumah nelayan, 3.664 unit penyediaan sarana air bersih, penyediaan sarana penerangan sebanyak 24.557 unit, dan penanaman mangrove di sejumlah wilayah pesisir di Indonesia. Pengalaman program diatas menguatkan keyakinan Ditjen KP3K untuk menginisiasi program PDPT. Sebagai sebuah kebijakan, PDPT memiliki makna strategis, pertama, PDPT merupakan implementasi konkrit dari 11 prioritas nasional Kabinet Indonesia Bersatu tahun 2011-2014. Selain itu, PDPT merupakan implementasi kebijakan presiden terkait peningkatan dan perluasan program pro-rakyat (khususnya program peningkatan kehidupan nelayan); dan kedua, PDPT merupakan wujud dari intervensi KKP dalam hal: (1) menata dan meningkatkan kehidupan desa pesisir/nelayan berbasis masyarakat; (2) kegiatan yang menghasilkan keluaran (output) secara fisik yang dapat memberikan manfaat riil bagi masyarakat pesisir, sesuai dengan permasalahan dan prioritas kebutuhan masyarakat; (3) pembelajaran secara tidak langsung kepada masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil agar dapat menemukan cara-cara pemecahan masalah dan kebutuhannya sendiri dengan memberdayakan segenap potensi yang ada; dan (4) masyarakat sebagai pelaku pembangunan. Kementarian Kelautan dan Perikanan akan menginisiasi program PDPT ini di 162 desa pesisir (dengan 3 desa per Kabupaten/Kota) pada 54 Kabupaten/Kota terpilih dari total 6.639 Desa Pesisir yang menjadi sasaran PDPT dengan kriteria, sebagai berikut: berada diluar catchment area PPI; mempunyai kondisi lingkungan permukiman kumuh; kondisi penduduk relatif miskin; terjadi degradasi lingkungan pesisir; tingkat pelayanan dasar rendah; rawan bencana dan perubahan iklim; dan mendukung prioritas Rencana Strategis KKP. Selanjutnya untuk desa-desa pesisir lainnya akan terus digarap pada tahuntahun berikutnya. PDPT merupakan aksi yang menitikberatkan pada coastal village community dimana partisipasi komunitas desa pesisir sangat menentukan keberhasilan dan keberlanjutan program ini. Namun demikian, peran pemerintah (pusat maupun daerah) sebagai fasilitator tidak dapat diabaikan sebagai faktor pendorong untuk mewujudkan desa pesisir yang tangguh. Oleh karenanya, diperlukan bina program yang berorientasi pada penyelesaian persoalan-persoalan pokok yang dihadapi komunitas desa pesisir. Bina Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
IV-2
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
Program PDPT tersebut diterjemahkan kedalam lima bina, yakni bina siaga bencana dan perubahan iklim, bina manusia, bina sumberdaya, bina lingkungan dan infrastruktur, dan bina usaha. Pengkategorian bina program tersebut, terus mengalami penyempurnaan sesuai dengan kebutuhan yang ada. Model pengembangan PDPT terdiri atas tiga bagian, yaitu : 1) Rencana pengembangan desa pesisir 2) Penguatan kapasitas kelembagaan 3) Pencapaian kegiatan sebagai tujuan PDPT. Dengan demikian, muara dari model PDPT adalah terjadinya pengentasan kemiskinan, keberlanjutan kelembagaan masyarakat, kelestarian lingkungan, kemandirian keuangan desa dan kesiapsiagaan terhadap bencana dan perubahan iklim. Untuk mewujudkan ketangguhan desa diperlukan kebijakan berupa fokus pengembangan kegiatan yang berorientasi pada penyelesaian persoalan-persoalan pokok yang dihadapi masyarakat desa pesisir. Pada Tahun 2013 ini akan direalisasikan di 22 kabupaten/kota (66 desa) di 16 Provinsi seluruh Indonesia, dimana 16 kabupaten/kota merupakan lokasi PDPT lama dan 6 Kabupaten merupakan lokasi PDPT baru. Kabupaten Cirebon merupakan salah satu wilayah di Provinsi Jawa Barat yang menjadi lokasi PDPT baru di tahun 2013, dimana sebelumnya (tahun 2012) Provinsi Jawa Barat diwakili oleh Kabupaten Sukabumi. Tiga (3) Desa Pesisir di Kabupaten Cirebon yang menjadi target pemberdayaan dalam Program Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT) pada Tahun 2013 adalah Desa Mundupesisir, Bandengan dan Citemu, Kecamatan Mundu. Dalam konsep penyusunan program PDPT, rencana kerja yang disusun merupakan rencana kerja yang telah terintegrasi dengan RPJM-Desa yang telah disusun sebelumnya, sehingga usulan-usulan program yang ada dalam PDPT bersifat komplementery dari program RPJM-Desa yang telah disusun sebelumnya. Dengan demikian bagi desa-desa yag
dijadikan
sebagai
pilot
project
dari
PDPT
diharapkan
akan
terjadi
akselesarasi/percepatan pembangunan di desa tersebut. Dalam konsep PDPT juga membuka ruang yang luas bagi pihak kementerian atau instansi lain diluar instansi Kelautan dan perikanan untuk melaksanakan program pembangunan didesa PDPT. Mengingat fokus PDPT yang cukup luas termasuk didalamnya Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
IV-3
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
pengembangan sarana dan prasaraan tentunya akan sangat dibutuhkan intervensi dari instansi lain untuk terlibat dalam pelaksanaan program PDPT seperti Dinas Cipta Karya terkait dengan pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan dan sarana pendukung lain, Kementerian Agama untuk melakukan bina manusia dan pelestarian nilai-nilai budaya lokal, BLHD dan dinas kesehatan melakukan bina sumberdaya dan yang terkait sanitasi lingkungan.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
IV-4
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
BAB V RENCANA PENGEMBANGAN DESA BANDENGAN
5.1. FOKUS PROGRAM PDPT Berdasarkan hasil analisis secara menyeluruh dan komprehensif terhadap permasalahan dengan memperhitungkan potensi yang dimiliki Desa Bandengan, maka ditentukan Rencana Pengembangan Desa Pesisir Bandengan (RPDP). Pada Tabel 5.1. dapat dilihat bahwa di Desa Bandengan terdapat sekitar 63 program kegiatan yang merupakan hasil pendalaman atau perluasan terhadap RPJM-Desa Bandengan, artinya produk rencana PDPT yang tertuang dalam RPDP sebanyak 63 program, tetapi yang dapat dilaksanakan untuk memajukan Desa Bandengan tidak terpaku pada ke-63 program tersebut, melainkan juga program-program yang ada pada RPJM-Desa Bandengan. Perlu ditegaskan bahwa Dokumen RPDP Desa Bandengan adalah bagian tidak terpisahkan dari Dokumen RPJM-Desa Bandengan. Program tersebut dapat dikelompokkan dalam 5 BINA, yaitu
bina siaga
bencana dan perubahan iklim, bina manusia, bina sumberdaya, bina lingkungan dan infrastruktur, dan bina usaha. a. Kegiatan Bina Siaga Bencana dan Perubahan Iklim Merupakan kegiatan yang menitik beratkan pada usaha-usaha pengurangan resiko bencana dan perubahan iklim, diantaranya perbaikan jalan evakuasi. Sedangkan kegiatan bina siaga bencana dan perubahan iklim dalam RPDP Desa Bandengan yaitu Program kegiatan perbaikan akses jalan evakuasi dan untuk aktifitas masyarakat nelayan (melaut) yang masih kurang baik (tanah) di RT 1 RW 2 serta Program kegiatan penyediaan sarana penampungan air bersih untuk mengurangi resiko kekurangan air bersih terutama pada musim kemarau. Pembangunan saluran pembuangan/drainase di Dusun 1 dan 2 yang menuju laut juga merupakan kegiatan untuk meminimalisir resiko jika terjadi banjir atau rob air laut.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Rencana Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (RPDP) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari RPJM Desa
V-1
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
b. Kegiatan Bina Manusia Kegiatan bina manusia merupakan kegiatan yang berkaitan dengan kualitas sumberdaya manusia dalam rangka mendorong peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat baik formal maupun informal, memperluas dan meningkatkan kerja sama, memperbaiki budaya kerja, gotong royong, tanggung jawab, disiplin, dan hemat serta menghilangkan sifat negatif dan konsumtif. Kegiatan bina manusia pada RPDP Desa Bandengan yang akan dilakukan di tahun 2013 adalah Peningkatan pendapatan masyarakat melalui pelatihan ketrampilan usaha alternatif yaitu pembuatan alat tangkap rajungan (bubu). Disamping itu juga program kegiatan pelatihan Pengelolaan dan pengolahan sampah organik dan anorganik agar menjadi lebih bermanfaat bagi masyarakat sendiri. c. Kegiatan Bina Sumberdaya Bina sumberdaya adalah kegiatan yang menitikberatkan pada upaya memperkuat kearifan lokal dalam pengelolaan sumberdaya, revitalisasi hak ulayat dan hak masyarakat lokal, penerapan monitoring, controlling, surveillance dengan prinsip partisipasi masyarakat lokal penerapan teknologi ramah lingkungan, mendorong pengembangan teknologi asli, merehabilitasi habitat, konservasi dan memperkaya sumberdaya. Sedangkan kegiatan bina sumberdaya diarahkan pada aktivitas yang bersifat pelestarian dan pengelolaan sumberdaya. Termasuk kelompok ini hanya ada satu program kegiatan yaitu penanaman pohon mangrove sebanyak 2000 batang. d. Kegiatan Bina Lingkungan dan Infrastruktur Kegiatan ini mencakup pembangunan infrastruktur, rehabilitasi vegetasi pantai dan pengendalian pencemaran melalui pendekatan perencanaan dan pembangunan secara spasial dalam rangka mendorong peningkatan peran masyarakat pesisir dalam penataan dan pegelolaan lingkungan sekitarnya. Program pengembangan kegiatan bina lingkungan dan infrastruktur diantaranya yaitu; Penataan sanitasi/lingkungan rumah warga kurang mampu yang dalam hal ini difokuskan pada pembangunan WC rumah. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Rencana Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (RPDP) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari RPJM Desa
V-2
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
e. Kegiatan Bina Usaha Bina usaha merupakan kegiatan yang mencakup peningkatan ketrampilan usaha, perluasan mata pencarian alternatif, pegelolaan bisnis skala kecil dan penguasaan teknologi. Selain itu, kegiatan pada kelompok ini juga mencakup pengelolaan dan mempermudah akses terhadap sumberdaya, teknologi, modal, pasar dan informasi pembangunan. Sehingga melalui program ini akan terbangun kemitraan dengan pelaku usaha dan terbangun sistem insentif administrasi serta pendanaan secara formal dan informal. Untuk Desa Bandengan, Program kegiatan yang akan dilakukan pada kegiatan bina usaha umumnya berupa kegiatan yang mengarah pada pembentukan dan pengembangan usaha. Aktivitas yang termasuk bina usaha adalah 1). pemberian bantuan peralatan usaha pengolahan hasil perikanan, 2). Pemberian/subsidi modal pengelolaan tambak garam dan pelatihan dalam pembuatan garam, 3). Pelatihan kewirausahaan (pembuatan alat tangkap rajungan/bubu) dan 4). Pembelian kendaraan bermotor (moroti). Untuk tahun 2013 program kegiatan bina usaha adalah Pengelolaan dan pemanfaatan Sarana Air Minum yang berasal dari Air Laut (SAMBAL) agar supaya dapat berproduksi dengan baik yaitu 50 galon/hari dan pembelian moroti sebagai alat transportasi angkut dari hasil usaha SAMBAL, hasil tangkap nelayan dan sarana pendistribusian pemasaran usaha masyarakat. Apabila SAMBAL ini beroperasi dengan maksimal maka akan membantu masyarakat Bandengan yang mayoritas nelayan untuk penyediaan air minum pada saat melaut dan untuk keperluan aktifitas rumah tangga. Dari kelima bina yang direncanakan, sebagian besar kegiatan yang diajukan merupakan kegiatan baru. Waktu pelaksanaannya ada yang berlangsung 5 tahun, 4 tahun, 2 tahun, namun ada juga yang hanya satu tahun. Program yang memerlukan dana besar umumnya dilakukan selama 4–5 tahun. Selain biaya yang besar, program yang dilakukan dalam waktu 4–5 tahun adalah program yang berkaitan dengan pembinaan sumberdaya manusia. Untuk pendanaan kegiatan, sebagian besar memerlukan pendanaan dengan nominal antara Rp. 5.000.000,- dan Rp. 100.000.000,-. Dana untuk realisasi program yang telah dibuat merupakan perkiraan dana sampai selesai kegiatan (dana total), baik dana
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Rencana Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (RPDP) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari RPJM Desa
V-3
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
untuk pelaksanaan program yang hanya berlangsung 1 tahun maupun program yang akan dilangsungkan selama 5 tahun.
5.2. SPIRIT PERENCANAAN Spirit perencanaan Program PDPT adalah kemandirian dan keberlanjutan, artinya bahwa PDPT ini direncanakan secara bersama-sama oleh masyarakat dari masyarakat dan untuk masyarakat serta tidak hanya untuk satu (1) tahun tetapi tahun jamak hingga terwujud yang ditargetkan. Dengan demikian diharapkan hasil pelaksanaan pembangunan benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, untuk dapat mencapai target yang diharapkan sangat diperlukan partisipasi dan sinergisitas dari seluruh stakeholder atau pemangku kepentingan, baik masyarakat, Pemerintahan dari tingkat desa, kecamatan, Kabupaten, Provinsi maupun Pemerintah Pusat.
5.3. RENCANA PENGEMBANGAN DESA BANDENGAN Berikut ini dipaparkan rencana detail kegiatan yang disusun berdasarkan hasil musyawarah dan Rapat desa/Focus Group Discussion (FGD) oleh masyarakat Desa Bandengan yang terangkum dalam Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) Tahun 2013-2017.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Rencana Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (RPDP) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari RPJM Desa
V-4
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
PERENCANAAN PENGEMBANGAN DESA PESISIR TANGGUH Rencana Pembangunan Desa Bandengan Tahun 2013 – 2017
No
1
Desa
: Bandengan
Kecamatan
: Mundu
Kabupaten
: Cirebon
Program kegiatan
2
Tujuan kegiatan
3
Lokasi (RW/RT, Kampung)
4
A.
BINA SIAGA BENCANA DAN PERUBAHAN IKLIM
1
Perbaikan jalan evakuasi bencana dan untuk aktifitas masyarakat (nelayan) di RT 1 RW 2
Akses jalan untuk aktifitas warga (nelayan) dan jalan evakuasi jika terjadi bencana seperti banjir dan Rob
Dusun 1
Sasaran
Target
Sifat
B
L
R
P
8
9
10
5
6
7
Masyarakat
Tersediany a jalan evakuasi jika terjadi bencana, pengurugan, 250 M3
√
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Rencana Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (RPDP) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari RPJM Desa
Waktu pelaksanaan
2013
2014
2015 11
√
V-5
2016
Biaya
2017
Keterangan
Rp
Sumber
12
13
14
20,000,000
APBN/PDPT
Kelautan Perika nan/KKP/PU/Ci pta karya
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
PERENCANAAN PENGEMBANGAN DESA PESISIR TANGGUH Rencana Pembangunan Desa Bandengan Tahun 2013 – 2017
No
Desa
: Bandengan
Kecamatan
: Mundu
Kabupaten
: Cirebon
Program kegiatan
Tujuan kegiatan
1
2
3
2
Pengeboran dan pembuatan sumur dan penampungan air bersih, pemasangan listrik untuk jetpump
Kekurangan air bersih saat musim kemarau dapat teratasi dengan baik (mengantisipasi bencana kekeringan)
Lokasi (RW/RT, Kampung)
4
Dusun 1 dan Dusun 2
Sasaran
Target
Sifat
B
L
R
P
8
9
10
5
6
7
Masyarakat
Tersediany a sarana penampun gan air bersih di 4 titik/lokasi dengan kedalaman sumur 80100 m
√
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Rencana Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (RPDP) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari RPJM Desa
Waktu pelaksanaan
2013
2014
2015 11
√
V-6
2016
Biaya
2017
Keterangan
Rp
Sumber
12
13
14
100,000,000
APBN/PDPT
Kelautan Perika nan/KKP/KLH/B LHD
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
PERENCANAAN PENGEMBANGAN DESA PESISIR TANGGUH Rencana Pembangunan Desa Bandengan Tahun 2013 – 2017
No
Desa
: Bandengan
Kecamatan
: Mundu
Kabupaten
: Cirebon
Program kegiatan
Tujuan kegiatan
1
2
3
Pembuatan/Pembang unan Tempat Pembuangan Sampah (TPS)
Pencegahan terjangkitnya wabah/bencana penyakit di masyarakat
Penanaman pohon mangrove
Mencegah terjadinya abrasi pantai
4
3
Lokasi (RW/RT, Kampung)
4
Sasaran
5
6
Masyarakat
Tersediany a TPS di 3 Lokasi/titik
dusun 1 dan dusun 2
Dusun 1 RT 2 Rw 2
Target
Masyarakat
tertanamny a pohon mangrove sejumlah 3500 batang
Sifat
Waktu pelaksanaan
B
L
R
P
7
8
9
10
2013
2014
2016
2017
11
√
√
√
√
√
√
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Rencana Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (RPDP) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari RPJM Desa
2015
Biaya
V-7
Keterangan
Rp
Sumber
12
13
14 Kelautan Perika nan/KKP/KLH/B LHD
Kelautan Perika nan/KKP/Kehut anan/KLH
√
√
√
30,000,000
APBN /PDPT/APBD Kabupaten dan Provinsi
√
√
√
10,500,000
APBN /PDPT/APBD Kabupaten dan Provinsi
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
PERENCANAAN PENGEMBANGAN DESA PESISIR TANGGUH Rencana Pembangunan Desa Bandengan Tahun 2013 – 2017
No
Desa
: Bandengan
Kecamatan
: Mundu
Kabupaten
: Cirebon
Program kegiatan
Tujuan kegiatan
1
2
3
5
Pelatihan pengelolaan lingkungan pesisir
Masyarakat mengetahui pengelolaan lingkungannya sehingga terhindar dari terjangkitnya wabah (bencana) penyakit Masyarakat sadar dan tahu akan pentingnya sanitasi lingkungan sehingga terhindar dari terjangkitnya wabah (bencana) penyakit
6
Penyuluhan di bidang sanitasi Lingkungan
Lokasi (RW/RT, Kampung)
Sasaran
Target
Waktu pelaksanaan
B
L
R
P
7
8
9
10
4
5
dusun 1 dan dusun 2
Masyarakat nelayan
75 orang
√
dusun 1 dan dusun 2
Masyarakat
100 orang
√
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Rencana Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (RPDP) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari RPJM Desa
6
Sifat
2013
2014
2015
2016
Biaya
2017
11
√
√
V-8
√
√
Keterangan
Rp
Sumber
12
13
14
75,000,000
APBN /PDPT/APBD Kabupaten dan Provinsi
Perindakop/Sos nakertrans/KLH /BLHD
100,000,000
APBN /APBD Kabupaten dan Provinsi
Perikanan/ lingkungan//ke hutanan/KKP
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
PERENCANAAN PENGEMBANGAN DESA PESISIR TANGGUH Rencana Pembangunan Desa Bandengan Tahun 2013 – 2017
No
Desa
: Bandengan
Kecamatan
: Mundu
Kabupaten
: Cirebon
Program kegiatan
Tujuan kegiatan
1
2
3
7
Pembangunan saluran pembuangan/drainas e di Dusun 1 dan 2 menuju laut
Mencegah terjadinya bencana banjir/genangan air pada musim penghujan
8
Pengadaan Mobil Ambulance Desa
Lokasi (RW/RT, Kampung)
4
Dusun 1 dan Dusun 2
Sasaran
5
Masyarakat
Penyediaan sarana angkutan kesehatan bagi masyarakat Desa Bandengan
Masyarakat
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Rencana Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (RPDP) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari RPJM Desa
Target
Sifat
Waktu pelaksanaan
B
L
R
P
6
7
8
9
10
7 titik/lokasi dengan total ukuran 1000m x 0,40 m x 0,60m
√
Tersediany a sarana angkutan kesehatan bagi masyarakat
2013
2014
2015
2016
11
Biaya
2017
Keterangan
Rp
Sumber
12
13
14
119,327,000
APBN/PDPT
BLHD/Kemen LH/KKP
100,000,000
APBN /APBD Kabupaten dan Provinsi
Kemenkes/PLT U/Kesehatan/K KP
√
√
√
V-9
√
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
PERENCANAAN PENGEMBANGAN DESA PESISIR TANGGUH Rencana Pembangunan Desa Bandengan Tahun 2013 – 2017
No
1 9
10
Desa
: Bandengan
Kecamatan
: Mundu
Kabupaten
: Cirebon
Program kegiatan
2 Pengadaan gerobak dan petugas kebersihan
Pengadaan alat tangkap perikanan yang ramah lingkungan bagi nelayan
Tujuan kegiatan
3 Pencegahan terjangkitnya wabah/bencana penyakit di masyarakat
Tersedianya alat tangkap nelayan yang ramah lingkungan demi kelestarian SDH Laut
Lokasi (RW/RT, Kampung)
4
Sasaran
5
dusun 1 dan dusun 2
Masyarakat
dusun 1 dan dusun 2
Masyarakat
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Rencana Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (RPDP) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari RPJM Desa
Target
6 Sampah terakomodi r dan terdistribus ikan dengan baik Nelayan Desa Bandengan menggunak an alat tangkap yang ramah lingkungan
Sifat
Waktu pelaksanaan
B
L
R
P
7
8
9
10
2013
2014
2015 11
√
√
√
√
V-10
2016
Biaya
2017
Keterangan
Rp
Sumber
12
13
14
50,000,000
APBN /APBD Kabupaten dan Provinsi
Kelautan Perika nan/KKP/KLH/B LHD
80,000,000
APBN /APBD Kabupaten dan Provinsi
Kelautan Perika nan/KKP
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
PERENCANAAN PENGEMBANGAN DESA PESISIR TANGGUH Rencana Pembangunan Desa Bandengan Tahun 2013 – 2017
No
1
Desa
: Bandengan
Kecamatan
: Mundu
Kabupaten
: Cirebon
Program kegiatan
2
B.
BINA MANUSIA
1
Pelatihan Usaha pembuatan bubu/alat tangkap rajungan
2
Bantuan Pendidikan Anak Usia 6 -13
Tujuan kegiatan
3
membuka lapangan kerja dan membantu nelayan dalam mendapatkan bubu (perangkap rajungan) Memfasilitasi anakanak yang kurang mampu melaksanakan wajib belajar 9 tahun
Lokasi (RW/RT, Kampung)
Sasaran
4
5
Dusun 1 dan Dusun 2
Bahan dan alat
Desa Bandengan
Anak-anak nelayan desa Bandengan
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Rencana Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (RPDP) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari RPJM Desa
Target
6
30 orang
50 anak
Sifat
Waktu pelaksanaan
B
L
R
P
7
8
9
10
√
2013
2014
2015
2016
11
√
√
√
V-11
√
√
Biaya
2017
Keterangan
Rp
Sumber
12
13
14
25,500,000
APBN/PDPT
Perindakop/Kel autan Perikanan/KKP/ Sosnakertrans
50,000,000
APBN/APBD Provinsi dan Kabupaten
Kemendikbud/P endidikan dan kebudayaan/Kel autan perikanan/KKP
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
PERENCANAAN PENGEMBANGAN DESA PESISIR TANGGUH Rencana Pembangunan Desa Bandengan Tahun 2013 – 2017
No
Desa
: Bandengan
Kecamatan
: Mundu
Kabupaten
: Cirebon
Program kegiatan
Tujuan kegiatan
Lokasi (RW/RT, Kampung)
1
2
3
4
3
Penyuluhan lingkungan hidup dan pemberian bibit pohon keras dan buah
Masyarakat desa Bandengan menjadi sadar dan peduli terhadap lingkungannya
Penyelenggaraan adat sedekah laut (Nadran)
Menjaga dan melestarikan kebudayaan lokal dan adat istiadat masyarakat pesisir Desa Bandengan
4
Sasaran
Target
Sifat
Waktu pelaksanaan
B
L
R
P
7
8
9
10
2013
5
6
Desa Bandengan
Masyarakat
Terwujudny a Desa Bandengan yang asri
√
√
Desa Bandengan
Masyarakat
Kelestarian budaya lokal masyarakat
√
√
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Rencana Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (RPDP) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari RPJM Desa
2014
2015
2016
Biaya
2017
11
V-12
√
√
√
√
Keterangan
Rp
Sumber
12
13
14
25,000,000
APBN/APBD Provinsi dan Kabupaten
BLHD/KLH/KKP/ Kelautan perikanan/Kehu tanan
100,000,000
APBN/APBD Provinsi dan Kabupaten
Pariwisata/Kem enpora/DikBud/ Kelautan Perikanan/KKP
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
PERENCANAAN PENGEMBANGAN DESA PESISIR TANGGUH Rencana Pembangunan Desa Bandengan Tahun 2013 – 2017
No
Desa
: Bandengan
Kecamatan
: Mundu
Kabupaten
: Cirebon
Program kegiatan
Tujuan kegiatan
1
2
3
5
Peningkatan eksistensi karangtaruna melalui pembinaan dan pelatihan
Karangtaruna dapat aktif dalam berbagai kegiatan tingkat desa maupun kecamatan
Peningkatan kapasitas perangkat desa dan lembaga desa lainnya
SDM / Perangkat desa memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam adminitrasi pemerintahan
6
Lokasi (RW/RT, Kampung)
4
Sasaran
Target
Sifat
Waktu pelaksanaan
B
L
R
P
7
8
9
10
2013
2014
2015
5
6
Desa Bandengan
Pemuda pemudi desa Bandengan
terwujudny a Karangtaru na desa Bandengan yang aktif dan hidup
√
√
Desa Bandengan
SDM/peran gkat dan lembaga desa
Meningkat nya SDM perangkat dan lembaga desa lainnya
√
√
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Rencana Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (RPDP) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari RPJM Desa
2016
Biaya
2017
11
V-13
√
√
Keterangan
Rp
Sumber
12
13
14
10,000,000
APBN/APBD Provinsi dan Kabupaten
Pariwisata/Kem enpora/Kemen DikBud/Kelauta n Perikanan/KKP
5,000,000
APBN/APBD Provinsi dan Kabupaten
KLH/KKP/Keme ndagri/Pemuda dan Olahraga
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
PERENCANAAN PENGEMBANGAN DESA PESISIR TANGGUH Rencana Pembangunan Desa Bandengan Tahun 2013 – 2017
No
Desa
: Bandengan
Kecamatan
: Mundu
Kabupaten
: Cirebon
Program kegiatan
Tujuan kegiatan
1
2
3
7
Pembinaan klub olahraga dan penyelenggaraan event-event olahraga tingkat desa
Menfasilitasi masyarakat (pemuda) desa untuk sering mengadakan latihan dan melakukan event-event pertandingan olahraga
C.
BINA SUMBERDAYA
1
Pembangunan steiger (jalan gertak inspeksi) monitoring mangrove
pohon/vegetasi mangrove dapat dimonitor dan diawasi keberadaannya
Lokasi (RW/RT, Kampung)
Sasaran
Target
Sifat
B
L
R
P
8
9
10
4
5
6
7
Desa Bandengan
masyarakat (pemuda) Desa Bandengan
Meningkat nya prestasi olahraga desa
√
dusun 1 dan dusun 2
Vegetasi mangrove dapat tumbuh dan berkemban g dengan baik
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Rencana Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (RPDP) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari RPJM Desa
Tersediany a jalan gertak/insp eksi monitoring mangrove sepanjang 1500 x 1,5 m
Waktu pelaksanaan
2013
2014
2015
2016
Biaya
2017
11
√
√
√
√
V-14
√
√
√
√
√
√
Keterangan
Rp
Sumber
12
13
14
200.000.000
APBN/APBD Provinsi dan Kabupaten
KLH/KKP/Keme ndagri/Pemuda dan Olahraga
500,000,000
APBN/ PDPT / APBD Provinsi dan Kabupaten
KKP/Perhubun gan/Kelautan Perikanan/Kehu tanan
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
PERENCANAAN PENGEMBANGAN DESA PESISIR TANGGUH Rencana Pembangunan Desa Bandengan Tahun 2013 – 2017
No
1 2
Desa
: Bandengan
Kecamatan
: Mundu
Kabupaten
: Cirebon
Program kegiatan
2 Penyediaan papan nama/informasi dan manfaat vegetasi mangrove
Tujuan kegiatan
3
Lokasi (RW/RT, Kampung)
4
Pelatihan dan Pengadaan alat Pengolahan Limbah Organik dan atau anorganik
Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pengolahan limbah sampah, Adanya pengolahan limbah Organik dan atau Anorganik
Dusun 1 dan Dusun 2
Target
Sifat
Waktu pelaksanaan
B
L
R
P
7
8
9
10
2013
2014
5
6
Masyarakat
Tersediany a papan informasi tentang namanama dan manfaat vegetasi/po hon mangrove
√
√
50 orang, Tersediany a alat pengolahan limbah
√
√
Menyediakan papan informasi tentang nama-nama dan manfaat vegetasi mangrove Dusun 1 dan Dusun 2
3
Sasaran
2015 11
√
2016
Biaya
2017
Keterangan
Rp
Sumber
12
13
14
20,000,000
APBN/ PDPT / APBD Provinsi dan Kabupaten
Kelautan Perika nan/KKP/KLH/K ehutanan
100,000,000
APBN/ PDPT
BLHD/Kemen.Li ngkungan Hidup/KKP
Masyarakat
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Rencana Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (RPDP) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari RPJM Desa
V-15
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
PERENCANAAN PENGEMBANGAN DESA PESISIR TANGGUH Rencana Pembangunan Desa Bandengan Tahun 2013 – 2017
No
1
D. 1
2
Desa
: Bandengan
Kecamatan
: Mundu
Kabupaten
: Cirebon
Program kegiatan
2
Tujuan kegiatan
Lokasi (RW/RT, Kampung)
3
4
Sasaran
Target
Sifat
Waktu pelaksanaan
B
L
R
P
8
9
10
5
6
7
dusun 1 dan dusun 2
Masyarakat
Tertatanya sanitasi lingkungan 16 rumah warga kurang mampu
√
dusun 1 dan dusun 2
Masyarakat nelayan
2 lokasi/titik tanda batas desa
√
2013
2014
2015 11
2016
Biaya
2017
Keterangan
Rp
Sumber
12
13
14
160,000,000
APBN/PDPT
PU/Kemenpera /Sosnakertrans/ KKP
10,000,000
APBN/APBD Provinsi dan Kabupaten
Kelautan Perikanan/KKP/ PU/KLH
BINA LINGKUNGAN DAN INFRASTRUKTUR Penataan sanitasi/lingkungan rumah warga kurang mampu yang dalam hal ini difokuskan pada pembangunan MCK/WC rumah Pembuatan gapura/ batas desa
Membantu masyarakat/warga kurang mampu dalam menata sanitasi lingkungan dan memenuhi kebutuhan primer (papan) Tersedianya tanda batas desa di wilayah/lahan pesisir
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Rencana Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (RPDP) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari RPJM Desa
√
√
V-16
√
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
PERENCANAAN PENGEMBANGAN DESA PESISIR TANGGUH Rencana Pembangunan Desa Bandengan Tahun 2013 – 2017
No
Desa
: Bandengan
Kecamatan
: Mundu
Kabupaten
: Cirebon
Program kegiatan
Tujuan kegiatan
1
2
3
Pembangunan sarana umum (gedung serba guna), pengadaan tenda serta perangkat resepsi
Menyediakan sarana/tempat pertemuan dan berbagai acara/kegiatan kemasyarakatan
Pengadaan bantuan penerangan lampu jalan
untuk penerangan Jalan pesisir/menuju pantai
Pengaktifan kembali TPI menjadi salah satu unit pengolahan hasil laut/tangkapan
meningkatkan kesejahteraan nelayan
4
5
3
Lokasi (RW/RT, Kampung)
4
Sasaran
5
Target
6
Sifat
Waktu pelaksanaan
B
L
R
P
7
8
9
10
2013
2014
2015
Masyarakat
1 unit
√
√
dusun 1 dan dusun 2
Masyarakat
10 titik
√
√
Masyarakat
TPI dapat dimanfaatk an oleh masyarakat
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Rencana Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (RPDP) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari RPJM Desa
2017
11
Dusun 1
Dusun 2
2016
Biaya
√
√
√
√
V-17
√
√
√
Keterangan
Rp
Sumber
12
13
250,000,000
APBN/APBD Provinsi dan Kabupaten
100,000,000
APBN/ PDPT / APBD Provinsi dan Kabupaten
100,000,000
APBN/ PDPT / APBD Provinsi dan Kabupaten
14 Kelautan Perikanan/KKP/ PU/BLHD/Keme n.LH/PLTU
Perikanan/KKP/ PU/PLN
Perikanan/KKP/ PU/PLTU
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
PERENCANAAN PENGEMBANGAN DESA PESISIR TANGGUH Rencana Pembangunan Desa Bandengan Tahun 2013 – 2017
No
Desa
: Bandengan
Kecamatan
: Mundu
Kabupaten
: Cirebon
Program kegiatan
Tujuan kegiatan
1
2
3
6
Pengadaan Meubeler/Sarana Prasarana Pendidikan untuk Madrasah Islamiyah
Memberikan kemudahan dan kenyaman aktivitas di sekolah
Pengadaan Meubeler/Sarana Prasarana di Taman Kanak-Kanak
Memberikan kemudahan dan kenyamanan aktifitas di sekolah
7
Lokasi (RW/RT, Kampung)
Sasaran
Target
4
5
6
Dusun 2
Masyarakat
20 unit (meja dan kursi)
Masyarakat
tersedianya Sarana prasarana di Taman Kanak Kanak
Dusun 2
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Rencana Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (RPDP) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari RPJM Desa
Sifat
Waktu pelaksanaan
B
L
R
P
7
8
9
10
2013
2015
2016
√
√
√
V-18
2017
Keterangan
Rp
Sumber
12
13
14
√
200,000,000
APBN/ APBD Provinsi dan Kabupaten
DikBud/Dispora /Perikanan/KKP /PU/Diknas
√
100,000,000
APBN/ APBD Provinsi dan Kabupaten
DikBud/Dispora /Perikanan/KKP /PU/Diknas
11
√
√
2014
Biaya
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
PERENCANAAN PENGEMBANGAN DESA PESISIR TANGGUH Rencana Pembangunan Desa Bandengan Tahun 2013 – 2017
No
1 8
9
10
Desa
: Bandengan
Kecamatan
: Mundu
Kabupaten
: Cirebon
Program kegiatan
2 Pembangunan Perpustakaan Desa
Rehab Gedung Sekolah MI dan SD
Penyuluhan kesehatan dan penyemprotan bibit penyakit (Fooging)
Tujuan kegiatan
3
Lokasi (RW/RT, Kampung)
Sasaran
Target
Sifat
B
L
R
P
8
9
10
4
5
6
7
Dusun 2
Masyarakat dan Murid sekolah di Desa Bandengan
1 unit
√
Mendukung peningkatan SDM Desa
Waktu pelaksanaan
2013
2014
2015
2016
Biaya
2017
11
√
√
Optimalisasi kegiatan belajar
Pencegahan terjangkitnya wabah/bencana penyakit DBD di masyarakat
Keterangan
Rp
Sumber
12
13
14
50,000,000
APBN/ APBD Provinsi dan Kabupaten
DikBud/Dispora /Perikanan/KKP /PU/Diknas
APBN/ APBD Provinsi dan Kabupaten
DikBud/Dispora /Perikanan/KKP /PU/Diknas
APBN/ APBD Provinsi dan Kabupaten
DinKes/KLH/BL HD/Perikanan/K KP
200,000,000 Dusun 1 dan Dusun 2
Gedung SD dan MI
Diperbaikin ya 2 Lokal
Dusun 1 dan Dusun 2
Masyarakat
1 tahun 2 kali
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Rencana Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (RPDP) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari RPJM Desa
√
√
√
V-19
√
√
√
√
√
√
√
√
10,000,000
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
PERENCANAAN PENGEMBANGAN DESA PESISIR TANGGUH Rencana Pembangunan Desa Bandengan Tahun 2013 – 2017
No
1 11
12
13
Desa
: Bandengan
Kecamatan
: Mundu
Kabupaten
: Cirebon
Program kegiatan
2 Pengaspalan jalan Desa
Papingisasi jalan gang atau blok
Pembangunan Tembok Penahan Tanah (TPT) senderan sungai
Tujuan kegiatan
3 Akses jalan desa Lancar
Lokasi (RW/RT, Kampung)
Sasaran
Target
4
5
6
Dusun 1 dan Dusun 2
Masyarakat
1000 m
Dusun 1 dan Dusun 2
Masyarakat
3 titik
Dusun 2
Masyarakat
200 m
Sifat
Waktu pelaksanaan
B
L
R
P
7
8
9
10
2013
2014
2015
2016
Biaya
2017
11
√
√
√
√
√
Rp
Sumber
12
13
14
100,000,000
APBN/ APBD Provinsi dan Kabupaten
PU/Kemendagri /Ciptakarya/Per hubungan
50,000,000
APBN/ APBD Provinsi dan Kabupaten
PU/Kemendagri /Ciptakarya/Per hubungan
200,000,000
APBN/ APBD Provinsi dan Kabupaten
Akses jalan desa Lancar √
√
√
Mencegah terjadinya longsor
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Rencana Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (RPDP) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari RPJM Desa
√
√
V-20
√
√
√
√
Keterangan
PU/KLH/BLHD/ Kelautan perikanan/KKP
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
PERENCANAAN PENGEMBANGAN DESA PESISIR TANGGUH Rencana Pembangunan Desa Bandengan Tahun 2013 – 2017
No
Desa
: Bandengan
Kecamatan
: Mundu
Kabupaten
: Cirebon
Program kegiatan
Tujuan kegiatan
1
2
14
Perbaikan Saluran Air pembuangan Limbah (SPAL) industri Rumah Tangga
Air limbah dapat mengalir dengan baik dan lancar
Perbaikan SPAL Permukiman warga
Mencegah terjadinya genangan air/banjir keci saat musim penghujan
15
16
17
3
Pembangunan Pagar keliling areal TPU 'Si Maja"
Menjaga keamanan
Pembangunan sandaran jalan menuju TPU "Si Krapyak"
Menjaga keamanan agar tidak terjadi longsr
Lokasi (RW/RT, Kampung)
Sasaran
Target
Sifat
Waktu pelaksanaan
B
L
R
P
7
8
9
10
2013
2014
2015
2016
Biaya
2017
Rp
Sumber
12
13
100,000,000
APBN/ APBD Provinsi dan Kabupaten
100,000,000
APBN/ APBD Provinsi dan Kabupaten
4
5
6
Dusun 1 dan Dusun 2
Masyarakat
1000 m
Dusun 1 dan Dusun 2
Masyarakat
1000 m
Dusun 2
Masyarakat
500 m
√
√
√
200,000,000
APBN/ APBD Provinsi dan Kabupaten
PU/KLH/BLHD/ Kemendagri
Dusun 2
Masyarakat
50 m
√
√
√
50,000,000
APBN/ APBD Provinsi dan Kabupaten
PU/KLH/BLHD/ Kemendagri
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Rencana Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (RPDP) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari RPJM Desa
11
Keterangan
√
√
√
√
√
V-21
√
14
PU/KLH/BLHD/ Kelautan perikanan/KKP
PU/KLH/BLHD/ Kelautan perikanan/KKP
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
PERENCANAAN PENGEMBANGAN DESA PESISIR TANGGUH Rencana Pembangunan Desa Bandengan Tahun 2013 – 2017
No
1 18
19
20
Desa
: Bandengan
Kecamatan
: Mundu
Kabupaten
: Cirebon
Program kegiatan
2 Pembangunan dan rehab Poskamling
Tujuan kegiatan
3 Menjaga keamanan dan kenyamanan warga
Lokasi (RW/RT, Kampung)
4
Sasaran
Target
Sifat
B
L
R
P
8
9
10
5
6
7
Dusun 1 dan Dusun 2
masyarakat
Terbangun nya poskamling sebanyak 4 unit
√
Penamaan Jalan/Gang desa
Menciptakan suasana tertib dan nyaman
Dusun 1 dan Dusun 2
masyarakat
20 Gang
Penomoran rumah warga
Menciptakan suasana tertib dan nyaman
Dusun 1 dan Dusun 2
masyarakat
500 unit
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Rencana Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (RPDP) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari RPJM Desa
Waktu pelaksanaan
2013
2014
2015
2016
Biaya
2017
11
√
√
√
V-22
√
Keterangan
Rp
Sumber
12
13
14
20,000,000
APBN/ APBD Provinsi dan Kabupaten
PU/KLH/KKP/K emendagri
√
√
√
√
5,000,000
APBN/ APBD Provinsi dan Kabupaten
Perhubungan/K emendagri/Peri kanan/KKP
√
√
20,000,000
APBN/ APBD Provinsi dan Kabupaten
Kemendagri/Kel autan Perikanan/KKP
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
PERENCANAAN PENGEMBANGAN DESA PESISIR TANGGUH Rencana Pembangunan Desa Bandengan Tahun 2013 – 2017
No
1 21
22
Desa
: Bandengan
Kecamatan
: Mundu
Kabupaten
: Cirebon
Program kegiatan
2
Tujuan kegiatan
3
Rehab kantor desa dan pembangunan ruangan Lembaga Desa Bandengan
memperbaiki sarana prasarana yang rusak dan menambah sarana prasarana kantor desa
Pengadaan Sarana dan Prasarana ATK desa
Kinerja aparatur desa dan BPD menjadi lebih baik
Lokasi (RW/RT, Kampung)
4
Dusun 2
Desa Bandengan
Sasaran
Target
5
6
Pemerintah desa
Terlaksana nya perbaikan dan penambaha n sarana prasarana kantor desa
masyarakat
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Rencana Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (RPDP) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari RPJM Desa
Tersediany a sarana kerja berupa ATK dan komputer yang memadai
Sifat
Waktu pelaksanaan
B
L
R
P
7
8
9
10
2013
2014
2015
2016
11
Biaya
2017
Keterangan
Rp
Sumber
12
13
14 Kemendagri/KK P
√
√
√
√
V-23
√
√
200,000,000
APBN/PNPM/ APBD Provinsi dan Kabupaten
10,000,000
APBN/PNPM/ APBD Provinsi dan Kabupaten
Kemendagri/Kel autan Perikanan/KKP
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
PERENCANAAN PENGEMBANGAN DESA PESISIR TANGGUH Rencana Pembangunan Desa Bandengan Tahun 2013 – 2017
No
Desa
: Bandengan
Kecamatan
: Mundu
Kabupaten
: Cirebon
Program kegiatan
Tujuan kegiatan
1
2
3
23
Bantuan Listrik bagi Warga kurang mampu (Rumah Tangga Miskin)
Menyediakan saran penerangan listrik bagi warga kurang mampu (RTM)
24
Pengadaan peralatan kerja bakti berupa mesin potong rumput
menciptakan suasana bersih dan asri
Lokasi (RW/RT, Kampung)
4
Sasaran
Target
Sifat
Waktu pelaksanaan
B
L
R
P
8
9
10
2013
2014
2015
2016
2017
Keterangan
Rp
Sumber
12
13
14
5
6
7
Dusun 1 dan Dusun 2
masyarakat
Tersediany a sarana peneranga n listrik bagi wargakuran g mampu (RTM)
√
√
√
50.000.000
APBN/ APBD Provinsi dan Kabupaten
PLN/Perindakop / KelautanPerika nan/KKP/PLTU
Dusun 1 dan Dusun 2
masyarakat
Tersediany a peralatan kerjabakti
√
√
√
10,000,000
APBN/ APBD Provinsi dan Kabupaten
KLH/BLHD/Kela utan Perikanan/Cipta karya
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Rencana Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (RPDP) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari RPJM Desa
11
Biaya
V-24
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
PERENCANAAN PENGEMBANGAN DESA PESISIR TANGGUH Rencana Pembangunan Desa Bandengan Tahun 2013 – 2017
No
Desa
: Bandengan
Kecamatan
: Mundu
Kabupaten
: Cirebon
Program kegiatan
Tujuan kegiatan
1
2
3
25
Bantuan rehab masjid dan musholla
memperbaiki sarana prasarana yang rusak dan menambah sarana prasarana masjid dan musholla
Lokasi (RW/RT, Kampung)
4
Dusun 1 dan Dusun 2
Sasaran
Target
5
6
masyarakat
terlaksanan ya perbaikan dan penambaha n sarana prasarana masjid dan musholla
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Rencana Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (RPDP) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari RPJM Desa
Sifat
Waktu pelaksanaan
B
L
R
P
7
8
9
10
2013
2014
2015
2016
11
√
√
V-25
√
Biaya
2017
Keterangan
Rp
Sumber
12
13
14
100,000,000
APBN/ APBD Provinsi dan Kabupaten/S wadaya
Pemdes/Kemen dagri/KLH/Perh ubungan/Parekr af
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
PERENCANAAN PENGEMBANGAN DESA PESISIR TANGGUH Rencana Pembangunan Desa Bandengan Tahun 2013 – 2017
No
1 26
27
Desa
: Bandengan
Kecamatan
: Mundu
Kabupaten
: Cirebon
Program kegiatan
2 Bantuan Karpet dan soundsistem untuk masjid dan musholla
Penanaman pohon teduh dan keras
Tujuan kegiatan
3 Menyediakan prasarana berupa karpet dan soundsistem masjid dan musholla
Terciptanya suasana yang sejuk dan asri
Lokasi (RW/RT, Kampung)
4
Sasaran
Target
Sifat
B
L
R
P
8
9
10
5
6
7
Dusun 1 dan Dusun 2
Masyarakat
Tersediany a prasarana berupa karpet dan soundsiste m masjid dan musholla
√
Dusun 1 dan Dusun 2
Masyarakat
500 batang
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Rencana Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (RPDP) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari RPJM Desa
Waktu pelaksanaan
√
2013
2014
2015
2016
Biaya
2017
11
√
V-26
√
√
√
√
√
√
Keterangan
Rp
Sumber
12
13
14
50.000.000
APBN/ APBD
Kemenag/Depa g/Dislakan/KKP
80,000,000
APBN/ APBD Provinsi dan Kabupaten
KLH/BLHD/ Dislakan/ KKP/Kehutanan
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
PERENCANAAN PENGEMBANGAN DESA PESISIR TANGGUH Rencana Pembangunan Desa Bandengan Tahun 2013 – 2017
No
1 28
29
Desa
: Bandengan
Kecamatan
: Mundu
Kabupaten
: Cirebon
Program kegiatan
2 Kerjabakti pembersihan lingkungan
Optimalisasi koperasi milik desa yaitu KUD dengan Penambahan modal koperasi
Tujuan kegiatan
3 mewujudkan lingkungan desa yang bersih dan rapih
KUD Menyediakan usaha pinjaman usaha dagang bagi masyarakat
Lokasi (RW/RT, Kampung)
4
Dusun 1 dan Dusun 2
Desa Bandengan
Sasaran
Target
Sifat
B
L
R
P
8
9
10
5
6
7
Masyarakat
Terwujudny a lingkungan yang bersih dan rapih
√
Masyarakat
Tersediany a Pinjaman usaha dagang bagi masyarakat
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Rencana Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (RPDP) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari RPJM Desa
Waktu pelaksanaan
√
2013
2014
2015
2016
Biaya
2017
11
√
√
V-27
√
√
√
√
√
√
√
√
Keterangan
Rp
Sumber
12
13
14
10,000,000
APBN/ APBD Provinsi dan Kabupaten/S wadaya
Swadaya
100,000,000
APBN/ APBD Provinsi dan Kabupaten
Perindakop/Sos nakertrans/Kela utanPerikanan/ KKP/PLTU
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
PERENCANAAN PENGEMBANGAN DESA PESISIR TANGGUH Rencana Pembangunan Desa Bandengan Tahun 2013 – 2017
No
1 30
31
Desa
: Bandengan
Kecamatan
: Mundu
Kabupaten
: Cirebon
Program kegiatan
2
Tujuan kegiatan
3
Perbaikan dan pengadaan kelengkapan sarana dan prasarana sepakbola
Menyediakan sarana dan prasarana olahraga bagi masyarakat
Pengadaan sarana dan prasarana karangtaruna
Menyediakan sarana dan prasarana organisasi bagi para pemuda pemudi desa Bandengan
Lokasi (RW/RT, Kampung)
4
Sasaran
Target
5
6
Desa Bandengan
Masyarakat
Tersediany a sarana dan prasarana olahraga bagi masyarakat
Desa Bandengan
Pemuda pemudi desa Bandengan
1 lembaga
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Rencana Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (RPDP) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari RPJM Desa
Sifat
Waktu pelaksanaan
B
L
R
P
7
8
9
10
√
√
2013
2014
2015
2016
Biaya
2017
11
Keterangan
Rp
Sumber
12
13
14
√
√
√
√
√
100,000,000
APBN/ APBD Provinsi dan Kabupaten
Kemenpora/Dis pora/Kemendag ri
√
√
√
√
√
50,000,000
APBN/ APBD Provinsi dan Kabupaten
Kemenpora/Dis pora/Kemendag ri
V-28
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
PERENCANAAN PENGEMBANGAN DESA PESISIR TANGGUH Rencana Pembangunan Desa Bandengan Tahun 2013 – 2017
No
1
Desa
: Bandengan
Kecamatan
: Mundu
Kabupaten
: Cirebon
Program kegiatan
2
E.
BINA USAHA
1
Pembelian galon, filter 10 mikron, pengadaan tower penampung air dan pembuatan lebel galon serta perijinan usaha Isi Ulang Air Minum
Tujuan kegiatan
3
Lokasi (RW/RT, Kampung)
4
Sasaran
Sifat
L
R
P
8
9
10
6
7
masyarakat
1 KMP, Dapat memprodu ksi 50 galon/hari 200 galon, filter 5 buah, tower ukuran 6000 L, ijin usaha isi ulang air minum/min eral
√
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Rencana Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (RPDP) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari RPJM Desa
Waktu pelaksanaan
B 5
Tersedianya air minum untuk konsumsi masyarakat
Dusun 1 RT 1 RW 1
Target
2013
2014
2015 11
√
V-29
2016
Biaya
2017
Keterangan
Rp
Sumber
12
13
14
19,000,000
APBN/PDPT
KKP/Kelautan Perikanan
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
PERENCANAAN PENGEMBANGAN DESA PESISIR TANGGUH Rencana Pembangunan Desa Bandengan Tahun 2013 – 2017
No
1
Desa
: Bandengan
Kecamatan
: Mundu
Kabupaten
: Cirebon
Program kegiatan
2 Pengeboran kembali sumur Instalasi Sarana Air Minum dari Air Laut (SAMBAL) yang telah ada
Pembelian kendaraan bermotor roda tiga (moroti)
Tujuan kegiatan
3
Lokasi (RW/RT, Kampung)
Sasaran
Target
6
Sifat
Waktu pelaksanaan
B
L
R
P
7
8
9
10
2013
2014
2015 11
2016
Biaya
2017
Keterangan
Rp
Sumber
12
13
14
4
5
Dusun 1 RT 1 RW 1
Masyarakat
√
√
3,000,000
APBN/PDPT
Kelautan Perika nan/KKP/KLH/B LHD
dusun 1 dan dusun 2
masyarakat
√
√
18,000,000
APBN/PDPT
KKP/Kelautan Perikanan
Tersedianya air minum untuk konsumsi masyarakat
Adanya alat transportasi angkut hasil usaha isi ulang air minum berasal dari air laut, pengolahan maupun pemasaran hasil perikanan
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Rencana Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (RPDP) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari RPJM Desa
V-30
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
PERENCANAAN PENGEMBANGAN DESA PESISIR TANGGUH Rencana Pembangunan Desa Bandengan Tahun 2013 – 2017
No
1 2
3
Desa
: Bandengan
Kecamatan
: Mundu
Kabupaten
: Cirebon
Program kegiatan
2
Tujuan kegiatan
3
Bantuan permodalan dan pembinaan kepada kelompok usaha ekonomi produktif dan kewirausahaan pemuda
Menyediakan modal usaha/pinjaman bagi masyarakat
Bantuan permodalan serta alat untuk Gapoktan atau Poktan (tani dan nelayan serta petambak garam)
Mendukung pengembangan Gapoktan atau Poktan (tani dan nelayan serta petambak garam)
Lokasi (RW/RT, Kampung)
4
dusun 1 dan dusun 2
dusun 1 dan dusun 2
Sasaran
Target
Sifat
B
L
R
P
8
9
10
5
6
7
masyarakat
Tersediany a modal usaha/pinja man modal bagi masyarakat
√
Petani tambak garam
50 orang
√
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Rencana Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (RPDP) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari RPJM Desa
Waktu pelaksanaan
2013
2014
2015
2016
Biaya
2017
11
√
V-31
√
√
√
√
√
√
√
Keterangan
Rp
Sumber
12
13
14
100,000,000
APBN/ PDPT / APBD Provinsi dan Kabupaten
Perindakop/ Sosnakertrans/ Dislakan/ KKP
40,000,000
APBN/ PDPT / APBD Provinsi dan Kabupaten
Perindakop/ Sosnakertrans/ Dislakan/ KKP
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
PERENCANAAN PENGEMBANGAN DESA PESISIR TANGGUH Rencana Pembangunan Desa Bandengan Tahun 2013 – 2017
No
1 4
5
6
Desa
: Bandengan
Kecamatan
: Mundu
Kabupaten
: Cirebon
Program kegiatan
2 Pembinaan dan bantuan modal pedagang kecil dan produk olahan rumahtangga sulit Pemberian Bantuan peralatan usaha pengolahan hasil perikanan Pemberian/subsidi modal pengelolaan tambak garam dan pelatihan dalam pembuatan garam
Tujuan kegiatan
3 Mendukung pengembangan usaha pedagang kecil dan produk olahan rumahtangga Meningkatnya hasil produk olahan hasil perikanan
Memberikan kemudahan dan ketrampilan dalam pengelolaan tambak garam
Lokasi (RW/RT, Kampung)
4
dusun 1 dan dusun 2
Sasaran
5
masyarakat
dusun 1 dan dusun 2
Alat dan Bahan
dusun 1 dan dusun 2
Nelayan dan petani garam
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Rencana Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (RPDP) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari RPJM Desa
Target
6
100 orang
Sifat
Waktu pelaksanaan
B
L
R
P
7
8
9
10
2013
2015
2016
2017
11
√
60 orang
2014
Biaya
√
√
√
√
Keterangan
Rp
Sumber
12
13
14
100,000,000
APBN/ PDPT / APBD Provinsi dan Kabupaten
Perindakop/ Sosnakertrans/ Dislakan/ KKP
30,000,000
APBN/ PDPT / APBD Provinsi dan Kabupaten APBN / APBD I/II /Pugar
3 KMP
√
√
V-32
√
√
√
√
30,000,000
Perindakop/LLK -UKM/KKP
Perindakop/Peri kanan/KKP/LLKUKM
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
PERENCANAAN PENGEMBANGAN DESA PESISIR TANGGUH Rencana Pembangunan Desa Bandengan Tahun 2013 – 2017
No
1 7
Desa
: Bandengan
Kecamatan
: Mundu
Kabupaten
: Cirebon
Program kegiatan
Tujuan kegiatan
2 Pemberian pinjaman modal untuk berdagang/usaha
4
5
Meningkatkan pendapatan/pereko nomian masyarakat
dusun 1 dan dusun 2
Masyarakat Nelayan
BINA KELEMBAGAAN
1
Penguatan manajemen dan kelembagaan pengurus koperasi membentuk/mendirik an koperasi simpan pinjam khusus nelayan
Sasaran
3
F.
2
Lokasi (RW/RT, Kampung)
Membantu pengurus koperasi dalam managemen dan mengelola Koperasi Membantu masyarakat khususnya nelayan dalam menyelesaikan permasalahan ekonomi
Target
6
Sifat
Waktu pelaksanaan
B
L
R
P
7
8
9
10
2013
2014
√
20 orang
Masyarakat
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Rencana Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (RPDP) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari RPJM Desa
Keterangan
Rp
Sumber
12
13
14
APBN/ APBD I/II
Perindakop/Peri kanan/KKP/LLKUKM
√
√
20 orang
√ dusun 1 dan dusun 2
2017
40,000,000
√ Masyarakat
2016
11
√
Dusun 2
2015
Biaya
20,000,000
APBN / APBD /PDPT
Perindakop/Peri kanan/KKP/LLKUKM
20,000,000
APBN / APBD /PDPT
Perindakop/Peri kanan/KKP/LLKUKM
√
20 Orang
V-33
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
PERENCANAAN PENGEMBANGAN DESA PESISIR TANGGUH Rencana Pembangunan Desa Bandengan Tahun 2013 – 2017
No
1 3
4
Desa
: Bandengan
Kecamatan
: Mundu
Kabupaten
: Cirebon
Program kegiatan
2 Pembentukan kelompok petani tambak garam
Pelatihan Pengelolaan SDA Pesisir dan Laut bagi SDM Desa
Tujuan kegiatan
3 Membantu petani garam dalam menyelesaikan berbagai permasalahan Meningkatkan pengetahuan pengelolaan SDA yang berkelanjutan dan lestari
Lokasi (RW/RT, Kampung)
Sasaran
4
5
dusun 1 dan dusun 2
Petani tambak garam
Target
6
Sifat
Waktu pelaksanaan
B
L
R
P
7
8
9
10
√
2013
Masyarakat
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Rencana Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (RPDP) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari RPJM Desa
2015
2016
11 √
√
√
50 orang
2017
Rp
Sumber
12
13
14
3,000,000
APBN / APBD /Pugar
Perikanan/KKP
√
APBN-PDPT
Perikanan/ lingkungan/BLH D/kehutanan/K KP
√ 10,000,000
V-34
Keterangan
√
3 KMP
√ Pemdes Bandengan
2014
Biaya
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI
6.1. Konsep dan Definisi Pemantauan dan Evaluasi Tahap monitoring dilakukan sejak awal proses pelaksanaan kegiatan dilakukan, yaitu pada saat dimulainya diskusi-diskusi intensif dengan masyarakat baik dalam bentuk diskusi informal maupaun dalam forum formal Focus Group Discussion (FGD), pemetaan permasalahan desa yang melibatkan unsur pimpinan desa, tokoh masyarakat, pemuda, wanita dan pihak tenaga pendamping desa, serta pada saat pemetaan potensi desa. Kegiatan monitoring atau pemantauan diperlukan untuk dapat dengan cepat mendeteksi adanya potensi permasalahan yang akan timbul sebagai konsekuensi berjalannya program ditiap tahapan. Umpan balik yang diperoleh tersebut dapat dipergunakan untuk merumuskan permasalahan yang timbul dan sekaligus mencari alternatif pemecahannya. Dengan demikian tiap permasalahan dapat segera diatasi dan tidak terakumulasi menjadi permasalahan yang lebih berat. Permasalahan yang dihadapi biasanya menyangkut efektivitas pengelolaan program, konflik (kepentingan) antara berbagai pihak, permasalahan teknis terutama kegiatan-kegiatan yang berkaitan langsung dengan pengerjaan fisik seperti pembuatan atau perbaikan infrastruktur, kondisi alam (banjir, musim pasang surut tak menentu), kondisi keamanan, serta kondisi ekonomi mikro maupun makro (kenaikan harga, ketersediaan barang atau peralatan yang dibutuhkan). Faktor yang datang dari luar ataupun berasal dari proses kegiatan itu sendiri juga akan dapat mempengaruhi jalannya kegiatan. Karena itu monitoring sangat diperlukan untuk secara dini mendeteksi timbulnya faktor-faktor tersebut di atas, selain untuk memastikan bahwa proses pelaksanaan di lapangan sudah sesuai dengan proses perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Segenap masukan dan hasil pengamatan dari proses monitoring kemudian dievaluasi bersama dengan melibatkan masyarakat dan stakeholders lainnya. Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui segala kelemahan dan kelebihan dari kegiatan yang diterapkan guna perbaikan kegiatan/program dimasa mendatang.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
VI-1
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat Pelibatan seluruh stakeholders merupakan sesuatu yang sangat penting, karena kegiatan yang diterapkan adalah milik bersama, sehingga perlu diketahui pula secara bersama setiap sisi yang menentukan keberhasilan dan kegagalannya. Kegiatan monitoring dan evaluasi harus dilakukan dengan mendasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini; 1. Berdasarkan pada standar yang diketahui bersama Kegiatan monitoring dan evaluasi harus dilakukan berdasarkan standar, acuan, dan indikator keberhasilan dan kegagalan, kesalahan atau ketepatan, yang telah ditetapkan dan diketahui bersama. Karena itu, standar, acuan, dan indikator ini harus telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum program dijalankan dan disebarkan kepada pihak-pihak terkait. 2. Terbuka Kegiatan monitoring dan evaluasi harus diketahui bukan hanya oleh pihak yang melakukan monitoring dan evaluasi, tetapi juga oleh pihak yang dimonitor dan dievaluasi. Bahkan juga boleh diketahui dan dilakukan pihak manapun sepanjang memakai standar, acuan, dan indikator monitoring dan evaluasi yang diketahui bersama. 3. Adil Pemberlakuan standar, acuan, dan indikator kegiatan monitoring dan evaluasi harus sama antar wilayah dan antar tingkatan. Pemakaian material bangunan yang dinyatakan benar di suatu wilayah tidak dapat dinyatakan salah di wilayah lain kecuali jika terdapat faktor kondisi alam. 4. Berorientasi solusi Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dan pembahasan hasil-hasilnya harus diorientasikan untuk menemukan solusi atas masalah yang terjadi dan karena itu dapat dimanfaatkan sebagai pijakan untuk peningkatan kinerja. 5. Partisipatif Perumusan standar, acuan, dan indikator serta pelaksanaan monitoring dan evaluasi dan pembahasan hasil-hasilnya harus dilakukan dengan melibatkan pihak-pihak yang dimonitor dan dievaluasi agar solusi yang direkomendasikan dapat menjadi agenda bersama.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
VI-2
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat 6. Berjenjang Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan secara berjenjang, artinya sesuai dengan tingkatan Rantai Monitoring dan Evaluasi (M dan E)
6.2. Rantai Pemantauan dan Evaluasi (M dan E) Dalam prosesnya, monitoring dan evaluasi pada dasarnya membutuhkan tiga pertanyaan dasar dalam merancang sistem monitoring dan evaluasi yang baik dan mampu terimplementasikan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah: 1.
What, yakni apa yang akan dimonitor dan dievaluasi
2. How, yakni metode dan instrumen yang akan digunakan dalam mengumpulkan insformasi dan membangun indikator 3.
Who, yakni pihak yang akan melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi, baik itu internal maupun eksternal, institusi yang akan dilibatkan, dan sebagainya Dalam manajemen pembangunan, monitoring dan evaluasi merupakan tahap
terakhir yang dilakukan setelah Planning, Budgeting, dan Implementation. Hal ini didasarkan pada tujuan dari monitoring dan evaluasi itu sendiri yang bermanfaat dalam melihat kembali (feedback) mengenai sejauh mana proyek ataupun sebuah kegiatan telah berjalan (Lihat dalam Gambar : Kedudukan Monitoring dan Evaluasi dalam Siklus Manajemen Pembangunan).
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
VI-3
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat 6.3. Pengukuran Kinerja Salah satu elemen penting dalam melakukan monitoring dan evaluasi adalah menyusun indikator kinerja. Indikator kinerja merupakan uraian ringkas dengan menggunakan ukuran kuantitatif atau kualitatif yang mengindikasikan pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah disepakati dan ditetapkan. Indikator kuantitatif digunakan untuk mengukur sesuatu yang sifatnya terukur (measurable) dan obyektif. Indikator kuantitatif biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai absolut (jumlah), prosentase, rasio dan tingkatan. Sementara indikator kualitatif lebih bersifat subyektif karena biasanya menyangkut sikap, perilaku, penilaian dan perasaan seorang individu akan sesuatu hal. Untuk mendapatkan data indikator kualitatif dilakukan melalui interview terstruktur terhadap masyarakat. Indikator kinerja juga merupakan petunjuk (guideline) dalam rangka pencapaian tujuan atau sasaran, visi dan misi organisasi. Indikator kinerja dapat diterapkan untuk: (a) Input/Masukan; (b) Output/Keluaran; (c) Outcome; (d) Manfaat/benefit; (e) Dampak. Uraian masing-masing indikator dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Indikator Input/masukan Segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat menghasilkan keluaran yang ditentukan, misalnya dari: sumber dana (APBN/APBD, swasta, masyarakat), dukungan pemikiran (tenaga ahli, pendapat masyarakat), dukungan kebijakan (kebijakan pusat, kebijakan daerah). Ukuran masukan ini berguna dalam rangka memonitor jumlah sumber daya yang digunakan untuk mengembangkan, memelihara dan mendistribusikan produk, kegiatan dan atau pelayanan. Contoh-contoh: Rupiah yang dibelanjakan untuk peralatan/bahan; Jumlah tenaga kerja yang diperlukan. b. Indikator Output/keluaran Sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik maupun nonfisik, misalnya: rencana, kebijakan, program, tersosialisasi. Indikator keluaran dapat menjadi landasan untuk menilai kemajuan suatu kegiatan apabila target kinerjanya (tolok ukur) dikaitkan dengan sasaran-sasaran kegiatan yang terdefinisi dengan baik dan terukur. Karenanya, indikator keluaran harus sesuai dengan tugas pokok dan fungsi unit organisasi yang bersangkutan. Indikator keluaran (ouput) digunakan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
VI-4
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat untuk memonitor seberapa banyak yang dapat dihasilkan atau disediakan. Contohcontoh : Jumlah kegiatan yang dilaksanakan; Jumlah orang yang dilatih; Jumlah dokumen yang diproses c. Indikator Outcome Outcome menggambarkan tingkat pencapaian atas hasil lebih tinggi yang mungkin menyangkut kepentingan banyak pihak. Dengan indikator tersebut dapat diketahui apakah hasil yang telah diperoleh dalam bentuk output memang dipergunakan sebagaimana mestinya dan memberikan kegunaan besar bagi masyarakat. Contohcontoh : Jumlah hasil langsung dari kegiatan : – Jumlah peserta yang paham dan mempraktekkan pelatihan Peningkatan langsung hal-hal positif : – Peningkatan daya tahan bangunan – % Penambahan daya tampung siswa Penurunan langsung hal-hal negatif : – Penurunan areal yang terkena abrasi - Penurunan areal yang terkena banjir d. Indikator Benefit/Manfaat Indikator manfaat menunjukkan hal yang diharapkan untuk dicapai bila keluaran dapat diselesaikan dan berfungsi dengan optimal. Manfaat sebuah program baru tampak setelah beberapa waktu kemudian khususnya dalam jangka menengah dan panjang. Contoh-contoh : Peningkatan hal yang positif dalam jangka menengah/panjang: – % Peningkatan kesempatan kerja – Peningkatan kegiatan ekonomi
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
VI-5
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat Penurunan hal yang negatif dalam jangka menengah/panjang: – Jumlah Penurunan penyakit diare – % Penurunan angka kesakitan e. Indikator Dampak Indikator ini memperlihatkan pengaruh yang ditimbulkan dari manfaat yang diperoleh dari hasil kegiatan. Seperti halnya indikator manfaat, indikator dampak baru dapat diketahui dalam jangka menengah dan panjang. Contoh-contoh : Peningkatan hal yang positif dalam jangka menengah/panjang: – % Peningkatan pendapatan/kapita – Jumlah peningkatan PDRB Penurunan hal yang negatif dalam jangka menengah/panjang: – Jumlah Penurunan tingkat kemiskinan – % Penurunan tingkat kematian Penilaian Ketangguhan Desa Desa Pesisir Tangguh merupakan tujuan/target yang akan dicapai oleh PDPT, oleh karena itu perlu ada indikator yang dapat dipakai untuk mengukur merupakan ketangguhan desa. Pada program Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT) kriteria ketangguhan desa mencakup lima aspek yaitu aspek bina siaga bencana dan perubahan iklim, bina manusia, bina sumberdaya, bina lingkungan dan infrastruktur dan bina usaha. Kelima aspek tersebut kemudian dijabarkan dengan variabel dalam konsep CDRV berupa Variabel Karakteristik Umum (tetap) dan Variabel Karakteristik Khusus. a. Variabel Karakteristik Umum (Tetap) 1. Ras dan Etnik Ras dan etnik adalah penggolongan masyarakat berdasarkan bahasa yang digunakan serta budaya yang melekat secara turun-temurun pada suatu kelompok masyarakat tertentu. Bahasa yang digunakan oleh suatu kelompok ras ataupun etnik seringkali menjadi kendala dalam akses informasi dan program yang disediakan oleh pemerintah atau lembaga-lembaga lainnya baik sebelum maupun sesudah terjadinya Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
VI-6
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat bencana. Kelompok etnis yang menganut budaya tertentu dalam membangun tempat tinggal serta penyesuaian diri terhadap kondisi alam yang diterapkan pada berbagai aspek kehidupan juga dapat mempengaruhi ketahanan kelompok tersebut dalam menghadapi, beradaptasi dan memulihkan diri dari bencana. Ras dan etnik dilihat dari 2 hal berikut, yaitu pola akulturasi etnik/ras di desa dan kemampuan masyarakat berbahasa Indonesia.
2. Usia Usia adalah lama hidup tiap individu dalam masyarakat. Tingginya populasi usia lanjut dan anak-anak dalam suatu kelompok masyarakat dapat menghambat proses evakuasi bencana. Anak-anak dan manula (manusia usia lanjut) juga merupakan bagian masyarakat yang paling rentan terhadap berbagai kondisi ekstrim akibat iklim dan bencana. Usia diukur berdasarkan proporsi penduduk usia produktif dan nonproduktif.
3. Pekerjaan Pekerjaan adalah sumber-sumber mata pencaharian yang menjadi tumpuan utama perekonomian masyarakat. Masyarakat yang melakukan pola-pola ekstraksi sumberdaya alam sebagai sumber matapencaharian utamanya, cenderung lebih rentan terhadap bencana alam. Pekerjaan diukur berdasarkan Proporsi penduduk yang bekerja pada sektor pertanian dan perikanan dan keragaman usaha ekonomi masyarakat.
4. Pendidikan Pendidikan adalah jenjang sekolah yang dilalui oleh tiap-tiap individu dalam masyarakat. Masyarakat dengan tingkat pendidikan yang rendah cenderung mengalami kendala dalam memahami informasi mengenai mitigasi bencana, serta mengalami kendala dalam mengakses informasi pemulihan pasca-bencana. Pendidikan diukur berdasarkan jumlah penduduk yang menyelesaikan pendidikan SMP. Pendidikan dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu (1) mayoritas penduduk belum menyelesaikan pendidikan SMP, dan (2) mayoritas penduduk sudah menyelesaikan pendidikan SMP.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
VI-7
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat 5. Pelayanan kesehatan Pelayanan kesehatan meliputi kuantitas dan kualitas pekerja medis dan sarana medis yang terdapat di suatu lokasi. Ketersediaan puskesmas dan pustu, posyandu, pos malaria, dokter, bidan ataupun mantri kesehatan akan sangat mempengaruhi proses pemulihan pasca bencana.
6. Fungsi/disfungsi pemerintahan Fungsi pemerintahan meliputi kepemimpinan, sistem dan lembaga yang bertanggung jawab atas suatu daerah, melakukan perencanaan pembangunan baik yang bersifat fisik maupun nonfisik sebagai upaya antisipasi akan terjadinya bencana, memberikan perlindungan sosial serta bertanggung jawab atas distribusi dan alokasi sumberdaya kepada pihakpihak yang berbeda pasca terjadinya bencana.
7. Finansial Kemampuan finansial pemerintah maupun individu dapat mewakili ketahanan masyarakat dalam menyerap kerugian dan percepatan masa pemulihan diri pascabencana. Hal ini berkaitan dengan tersedianya asuransi atau jaminan sosial, serta sumberdaya teknis dan keuangan yang tersedia. b. Variabel khusus 1. Disaster preparedness Disaster preparedness adalah berbagai persiapan yang dilakukan untuk meminimalisir dampak yang dapat ditimbulkan jika terjadi bencana. Disaster preparedness mencakup berbagai pelatihan dalam menghadapi bencana, informasi publik dan penyuluhan, pemetaan wilayah resiko bencana dan zonasi, perencanaan pembangunan retreat, dan relokasi aset-aset dan kapital.
2. Instrumen peringatan dini Instrumen peringatan dini merupakan serangkaian sistem informasi yang berfungsi sebagai panduan evakuasi sesegera mungkin setelah munculnya tanda-tanda bahaya. Tujuan utamanya adalah mengakomodasi kepanikan masyarakat dan mencegah jatuhnya korban akibat bencana. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
VI-8
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat 3. Moral dan kemampuan menghadapi krisis Moral dan kemampuan menghadapi krisis merupakan perwujudan dari pengetahuan, kesiapan dan kapabilitas masyarakat dalam mencegah dampak buruk yang terjadi akibat bencana, baik yang dilakukan sebelum terjadinya bencana, ketika terjadinya bencana serta pasca terjadinya encana. Moral dan kemampuan menghadapi krisis ini meliputi perencanaan evakuasi, pelaksanaan evakuasi, serta pemulihan dan rehabilitasi.
4. Dukungan jaringan Dukungan jaringan merupakan bentuk-bentuk relasi yang memungkinkan individu/ keluarga ataupun suatu kelompok masyarakat memperoleh bantuan dari pihak luar. Masyarakat yang memiliki dukungan jaringan sosial yang kuat dapat mempersiapkan, tanggap dan kembali bangkit dari bencana.
5. Proteksi Proteksi adalah struktur fisik maupun sistemik yang berguna untuk melindungi wilayah daratan dari berbagai terpaan yang dapat ditimbulkan oleh perubahan ataupun ancaman alam yang berasal dari laut. Proteksi ini dapat berbentuk Hard Structure (Struktur Keras), Soft Structure (Struktur Lunak), dan Indigenous. hard structure: o Dam, tanggul, penahan banjir (floodwalls) o Seawall, revetment o Groin o Detached breakwater o Pintu air dan penahan pasut (tidal barriers) o Penahan intrusi air laut soft structure : o pemeliharaan pantai (nourishment) secara periodik o Perbaikan dan pembuatan sand dunes o Perbaikan dan pembuatan wetland indigenous : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
VI-9
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat o penghutanan kembali o Penanaman mangrove o dinding penahan dari kayu o dinding penahan dari batu
6. Degradasi lahan Degradasi atau penurunan produktivitas lahan merupakan suatu bentuk kerusakan pada muka bumi berupa penurunan kualitas lahan ataupun tingkat kesuburan tanah. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas sumber-sumber air serta dapat berakibat pada melemahnya produksi pertanian, mempengaruhi ketersediaan stok makanan dan perekonomian masyarakat.
7. Deforestasi Deforestasi merupakan penurunan luasan, kondisi atau jumlah vegetasi yang terdapat dalam hutan dan mempengaruhi keseimbangan ekologi di sekitarnya. Deforestasi di wilayah hulu dapat menyebabkan terjadinya banjir, erosi dan tanah longsor yang menyebabkan pendangkalan di wilayah hilir. Deforestasi mangrove dapat berakibat pada meningkatnya erosi pantai karena hilangnya peredam ombak, arus serta penahan sedimen, meningkatnya pencemaran dari sungai ke laut karena tidak adanya penyaring polutan, dan terganggunya habitat berbagai makhluk hidup yang menggantungkan hidupnya pada ekosistem mangrove.
8. Kondisi politik dan keamanan Kondisi politik dan kemanan berkaitan dengan kemampuan pemerintah, para pemegang kekuasaan dan wewenang pada suatu masyarakat untuk mampu mempertahankan kondisi yang kooperatif di wilayahnya. Terjadinya peperangan dan konflik berkepanjangan dapat menimbulkan dampak kelaparan pada masyarakat serta melemahnya kemampuan dalam mengantisipasi (mitigasi) bencana yang akan datang.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
VI-10
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat 9. Sarana dan prasarana Sarana dan prasarana adalah alat, fasilitas ataupun infrastruktur yang ada pada suatu wilayah yang menunjang kehidupan masyarakat. Sarana dan prasarana kesehatan, komunikasi, transportasi, serta shelter penampungan merupakan serangkaian elemen penting yang mendukung persiapan pra-bencana, mempengaruhi kesuksesan proses evakuasi, dan pemulihan pasca bencana.
10. Sumber air bersih Sumber air bersih mencakup kualitas dan kuantitas sumber-sumber air yang digunakan oleh masyarakat dalam kesehariannya. Wilayah yang cenderung gersang atau semi gersang, dan wilayah-wilayah yang sumber airnya berasal dari sumur, digolongkan rentan karena sumber air yang mereka miliki terbatas dan tidak ada sumber cadangan air apabila terjadi intrusi air laut, kekeringan ataupun banjir.
11. Kondisi bangunan pemukiman Kondisi bangunan pemukiman meliputi konstruksi bangunan serta letak dan posisi bangunan tersebut. Banguna dengan konstruksi yang kuat cenderung lebih tahan terhadap bencana, begitu pula dengan bangunan yang memiliki banyak pintu. Bangunan yang terletak pada lokasi yang lebih tinggi, lebih aman dari ancaman kenaikan muka air laut. Posisi bangunan yang tegak lurus garis pantai lebih aman dari terjangan ombak atau tsunami.
12. Kepadatan penduduk Kepadatan penduduk adalah banyaknya jiwa yang menempati satu satuan luas wilayah. Wilayah dengan kepadatan penduduk yang tinggi cenderung lebih rentan terhadap bencana akibat dibutuhkannya alokasi sumberdaya yang lebih besar jika bencana terjadi pada wilayah tersebut.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
VI-11
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat 6.4. Evaluasi Strategi Kebijakan dan Substansi Rencana Pengembangan Desa Bandengan 2013 - 2017 Rencana Pengembangan Desa Bandengan tahun 2013 - 2017 perlu ditinjau kembali lima tahun sekali secara teratur dan direvisi mengikuti perkembangan zaman dan dinamika pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Tinjauan lima tahun merupakan bagian dari proses perencanaan pembangunan lima tahun, yang perlu dilakukan untuk mensinkronkan rencana pengembangan desa dengan rencana pembangunan lainnya. Tinjauan ini akan memberikan kesempatan untuk mengkaji kembali dan memperbaharui Tujuan dan Strategi Kebijakan yang melibatkan komunikasi dengan semua unsur terkait. Tinjauan periodik dapat diperlukan saat muncul isu-isu baru atau proyek baru atau saat diperolehnya pengalaman baru selama pelaksanaan rencana pengembangan kelurahan tersebut. Rencana pengembangan desa/kelurahan dapat direvisi dan harus mengikuti proses yang sama sebagaimana pembuatan suatu rencana pengembangan yang baru. Sebagaimana umumnya suatu revisi, alasan untuk perubahan/tambahan harus didokumentasikan dan dikonsultasikan dengan semua pihak yang berkepentingan.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
VI-12
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat DAFTAR PUSTAKA
……………., Rencana Strategis Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi Jawa Barat, Tahun 2009 ……………., Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Cirebon, Tahun 2009 ……………., Rencana Strategis Dinas Cipta Karya dan Tata ruang Kabupaten Cirebon 20092014, Tahun 2009 ……………, Rencana Strategis BLHD Kabupaten Cirebon Tahun 2009-2014, Tahun 2009 …………..., Inventarisasi Potensi Kerusakan Wilayah Pesisir dan Pantai di 33 Desa 8 Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Tahun 2010 …………..., Identifikasi Kerusakan dan Perencanaan Rehabilitasi Pantai Utara Jawa Barat, Tahun 2010 …………..., Rencana Strategis Wilayah Pesisir Kabupaten Cirebon, Tahun 2011 Bappeda Kabupaten Cirebon, Inventarisasi Sumberdaya Kelautan dan Tata Ruang Pantai Kabupaten Cirebon, Tahun 2004 Bappeda Kabupaten Cirebon, Buku Panduan Perencanaan Pembangunan Daerah, Tahun 2010. Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Panduan Penyusunan Profil Desa Pesisir, Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Membangun Desa Pesisir Tangguh. Tahun 2013. Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Panduan Penilaian Ketangguhan Desa Pesisir, Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Membangun Desa Pesisir Tangguh. Tahun 2013. BPS, Cirebon Dalam Angka 2006-2010 BPS, Kecamatan Mundu Dalam Angka 2012, Tahun 2012.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
VI-13
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat
L A M P I R A N
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
VI-14
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR Desa Bandengan Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat Lampiran 1. TIM PENYUSUN RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR (RPDP) TAHUN 2013-2017 DESA BANDENGAN KECAMATAN MUNDU KABUPATEN CIREBON
NO.
NAMA
UNSUR
1.
Moh. Sopyan
Kuwu/Kades Bandengan
2.
Nurkaman, S.H
Sekdes Bandengan
3.
Kanedi
Ketua BPD Bandengan
4.
Sarbini
Sekretaris BPD Bandengan
5.
Moh.Yusuf
LPMD Bandengan
6.
Drs. Maslich
Tokoh Masyarakat
7.
Moh. Hamka
Tokoh Masyarakat
8.
Wakid
Tokoh Masyarakat
9.
Saefudin
Tokoh Masyarakat
10.
Aksan Tudhoni
Tokoh Masyarakat
Mengetahui, PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
Ir. NUNUNG SITI NURJANAH NIP. 19580610 198403 2 002
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
VI-15