Deiksis pada Novel Charlotte’s Web Karya E. B. White: Kajian Pragmatis Oleh: Dea Isgoentiar*
ABSTRAK Skripsi ini berjudul Deiksis pada Novel Charlotte’s Web Karya E. B. White: Kajian Pragmatis. Penelitian ini menganalisis tentang berbagai jenis deiksis dan sifat rujukan dari kata ganti deiksis tersebut pada percakapan-percakapan dalam novel Charlotte’s Web. Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah analisis deskriptif, sementara teori yang digunakan teori-teori pragmatik mengenai deiksis dan sifat rujukan yang dikemukakan oleh Yule (1996) dan Levinson (1983). Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan jenis-jenis deiksis yang muncul pada percakapan-percakapan yang terjadi antara tokoh-tokoh dalam novel Charlotte’s Web dan juga mendeskripsikan sifat rujukan dari kata ganti deiksis pada percakapan-percakapan yang terjadi antara tokoh-tokoh dalam novel Charlotte’s Web. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah ada tiga jenis deiksis yang muncul dalam duapuluh enam data yang dianalisis, yaitu deiksis persona (person deixis) yang terbagi menjadi tiga yaitu deiksis persona orang pertama, deiksis persona orang kedua dan deiksis persona orang ketiga; deiksis tempat (place deixis) dan deiksis waktu (time deixis). Analisis juga menunjukkan bahwa sifat rujukan dari kata ganti deiksis ini dapat berupa anafora atau katafora dengan menganalisis konteks kalimatnya. Berdasarkan data yang dianalisis maka dapat disimpulkan bahwa jenis deiksis yang paling banyak ditemukan adalah jenis deiksis persona dan sifat rujukan kata ganti yang paling banyak ditemukan adalah anafora. Kata Kunci: Anafora, Katafora, Deiksis, Deiksis Persona Orang Pertama, Deiksis Persona Orang Kedua, Deiksis Persona Orang Ketiga, Deiksis Tempat, Deiksis Waktu, Konteks Kalimat, Pragmatik, Sifat Rujukan.
*
Penulis adalah mahasiswa Program Studi Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran Angkatan 2005. Lulus pada tanggal 19 Juli 2012.
1
ABSTRACT By: Dea Isgoentiar
The title of this thesis is Deixis in Charlotte’s Web Novel Written by E. B. White: A Pragmatic Study. In this research, the writer explains the variety of the type of deixis and the type of reference in conversations found in Charlotte’s Web novel. The research method applied in this thesis is a descriptive analysis method, while the theories used in this research are pragmatic theories on deixis and the type of reference by Yule (1996) and Levinson (1983). The aims of this research are to describe the type of deixis that appears on the conversations between the characters in Charlotte’s Web novel and also to describe its type of reference in the conversations of the characters in Charlotte’s Web novel. The result of the research shows that there are three types of deixis that appears on the twenty six analyzed data. According to Yule (1996:9) and Levinson (1983:68), there are personal deixis that divided into the first personal deixis, the second personal deixis, and the third personal deixis; the place deixis and the time deixis. The analysis also shows that its type of reference can be anaphora or cataphor by analyzing its context. It can be concluded that based on analyzed data, the most found type of deixis in this analysis is person deixis and the most found type of reference is anaphora. Keywords: Anaphora, Cataphor, Context, Deixis, Pragmatics, The First Personal Deixis, The Second Personal Deixis, The Third Personal Deixis, The Place Deixis, The Time Deixis, Type of Reference.
PENDAHULUAN Deiksis apakah yang bersifat anafora pada percakapan-percakapan dalam novel Charlotte’s Web karya E. B. White? Deiksis apakah yang bersifat katafora pada percakapan-percakapan dalam novel Charlotte’s Web karya E. B. White?
Sejak lahir manusia sudah mulai berkomunikasi, walau pun komunikasi yang terjadi masih terbatas pada komunikasi satu arah yaitu antara orangtua dan
2
bayinya. Seiring dengan pertumbuhannya, manusia mulai mengenal beberapa kosakata dan melafalkannya, dan pada tahap berikutnya manusia mampu merangkai kata sehingga terbentuklah kalimat untuk berkomunikasi dengan yang lainnya. Deiksis selalu hadir baik dalam komunikasi sehari-hari maupun dalam suatu teks atau bacaan. Deiksis merupakan kata-kata yang bersifat menunjuk pada hal tertentu, baik orang atau benda, tempat maupun waktu, misalnya he, here, now. Deiksis digunakan untuk mengetahui siapa penuturnya, siapa atau apa yang dimaksud dalam tuturan tersebut, dan kapan waktu dalam tuturan itu terjadi—hal ini disebut juga dengan konteks kalimat. Dengan kata lain, deiksis juga terikat dengan konteksnya untuk menentukan mengacu ke manakah rujukannya tersebut. Sifat rujukan digunakan untuk mengetahui arah rujukan yang dituturkan oleh penutur. Secara garis besar yang akan diteliti disini adalah jenis-jenis deiksis dalam hal ini deiksis persona, deiksis waktu dan deiksis tempat serta sifat rujukan dari deiksis-deiksis tersebut. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai deiksis dan sifat rujukannya, maka penulis mengambil data mengenai jenis-jenis deiksis dari cerita yang terdapat pada novel Charlotte’s Web karya E.B. White sehingga penulis akhirnya tertarik untuk mengadakan penelitian tentang hal di atas dengan judul Deiksis pada Novel Charlotte’s Web Karya E.B. White: Kajian Pragmatis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan jenis-jenis deiksis yang bersifat anafora dan katafora yang muncul pada percakapan-percakapan dalam novel Charlotte’s Web karya E. B. White. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi orang-orang yang membacanya dan juga orang-orang yang menemukan kesulitan seperti rujukan mengenai siapa penutur dan penuturnya, siapa atau apa yang dimaksud dalam percakapan, dan kapan waktu percakapan tersebut terjadi sehingga mereka dapat memahami cerita dalam novel ini. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif di mana penulis menggambarkan dan menganalisis data atau objek penelitian berdasarkan teori deiksis dan teori sifat rujukan. Kemudian
3
penulis meneliti data-data percakapan untuk mengetahui jenis-jenis deiksis apa saja yang muncul dengan mengelompokkannya ke dalam 3 jenis kategori yaitu deiksis persona yang terbagi ke dalam 3 sub-jenis yaitu deiksis persona orang pertama, deiksis persona orang kedua dan deiksis persona orang ketiga; serta deiksis tempat dan deiksis waktu, sedangkan sifat rujukan dari kata ganti deiksis tersebut akan dianalisis berdasarkan jenisnya seperti yang diungkapkan oleh Yule dan Levinson. Penulis menggunakan perpustakaan sebagai salah satu lokasi penelitian dalam mencari rujukan-rujukan teori yang digunakan dalam penelitian ini, seperti Perpustakaan Umum Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran, Perpustakaan Jurusan Sastra Inggris Universitas Padjadjaran, Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, Perpustakaan Umum UPI Bandung dan Perpustakaan Umum Universitas Kristen Maranatha Bandung. Waktu penelitian ini berlangsung sejak bulan Desember 2011.
PEMBAHASAN BAB II KAJIAN TEORI Pragmatik Yule (1996:3) mendefinisikan pragmatik sebagai “the study of contextual meaning.” Bidang yang mengkaji makna menurut konteksnya sedangkan Levinson (1983:9) mengatakan bahwa pragmatik adalah “the study of the relation between language and context that are basic to an account of language understanding.” Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara bahasa dan konteks yang merupakan dasar bagi pemahaman bahasa.
Analisis Percakapan Menurut Hutchby dan Wooffitt (2008:11) analisis percakapan adalah “the study of talk”. Analisis percakapan merupakan ilmu yang mempelajari tentang percakapan. Levinson (1983:284) menyatakan bahwa percakapan adalah
4
“familiar predominant kind of talk in which two or more participants freely alternate in speaking, which generally occurs outside specific institutional setting like religious services, law court, classroom and the like.” Percakapan adalah salah satu jenis kegiatan berbicara yang sudah lazim, yang terjadi di tempat-tempat umum, di dalam percakapan terdapat dua atau lebih partisipan yang terlibat dan mereka dengan bebas bergantian dalam berbicara dan percakapan itu merupakan salah satu jenis dasar dari penggunaan bahasa.
Deiksis Dalam bukunya, Yule (1996:9) mengatakan bahwa deiksis adalah “‘pointing’ via language”. Levinson (1983:9) menerangkan lebih lanjut bahwa: “Deixis is a word which its reference always moves or changes depending on the context. It is also stated that deixis is a part of pragmatics that has connection with certain word or sentence that changes because of the context. The change of context in sentence is often caused by the change of situation including personal, time and place.” Deiksis adalah kata yang acuannya selalu berubah-ubah tergantung pada konteksnya. Perubahan konteks tersebut sering dikarenakan perubahan dari situasi seperti penutur dan petutur.
Deiksis Persona Menurut Yule (1996:132), deiksis persona adalah “forms used to point to people, e.g. me, you.” Deiksis persona menggunakan bentuk ‘me’ dan ‘you’ untuk menunjukkan rujukan yang ditujukan kepada seseorang.
Deiksis Persona Orang Pertama Deiksis persona orang pertama terdiri dari persona tunggal dan jamak. Yule (1996:10) mengatakan salah satu bentuk pronominal dari persona orang pertama adalah ‘I’.
Deiksis Persona Orang Kedua Yule (1996:10) mengemukakan bahwa bentuk pronominal persona orang kedua yaitu ‘you’. Kata ganti persona ‘you’ ini dapat digunakan untuk merujuk pada bentuk tunggal maupun jamak. 5
Deiksis Persona Orang Ketiga Yule (1996:10) menyebutkan bahwa bentuk pronominal dari persona orang ketiga ini adalah ‘he’, ‘she’, ‘it’.
Deiksis Tempat atau Place Deixis Menurut Yule (1996:134), deiksis tempat adalah “forms used to point to location, e.g. ‘here’, ‘there’.” Deiksis tempat adalah pemberian bentuk pada lokasi menurut peserta dalam peristiwa bahasa, dalam hal ini contohnya adalah ‘here’ dan ‘there’.
Deiksis Waktu atau Time Deixis Deiksis waktu menurut Yule (1996:135) adalah “forms used to point to location in time, e.g. ‘now’, ‘then’.” Deiksis waktu adalah pemberian bentuk pada rentang waktu seperti yang dimaksudkan penutur dalam peristiwa bahasa, misalnya kata ‘now’ dan ‘then’.
Konteks Levinson (1983:276) menyatakan bahwa konteks adalah “a set of proportions, describing the beliefs, knowledge, commitmens and so on of the participants in a discourse.” Konteks adalah sekumpulan ukuran yang mendeskripsikan kepercayaan-kepercayaan, pengetahuan, komitmen dan hal-hal lain yang dimiliki oleh para partisipan dalam suatu percakapan. Attardo menambahkan bahwa “context can be intended at least two ways: the non-linguistic environment of an utterance and the other utterances that precedes and/or follow a given utterance.” Istilah konteks dapat merujuk ke dalam dua hal, pertama adalah lingkungan atau segala sesuatu yang berada di luar ujaran atau konteks non-linguistik dan sesuatu yang berada di dalam ujaran atau konteks linguistik.
6
Anafora Menurut Yule (1996:23), anafora adalah “process of continuing to identify exactly the same entity as denoted by the antecedent.” Anafora merupakan proses berkelanjutan yang digunakan untuk mengidentifikasi sesuatu yang telah disebutkan sebelumnya.
Katafora Menurut Yule (1996:127), katafora adalah “the use of a word (typically a pronoun) to introduce someone or something that is more fully identified later.” Katafora adalah penggunaan kata untuk merujuk pada sesuatu yang disebutkan kemudian.
Untuk mencari rujukan dari kata ganti deiksis dapat dilakukan dengan mengubah kalimat langsung yang dituturkan oleh penutur menjadi kalimat tidak langsung. Dalam bukunya Hurford dan Heasley (1983:66) menyatakan bahwa: “In reported speech, deictic terms occurring in the original utterance (the utterance being reported) may be translated into other, possibly non-deictic, terms in order to preserve the original reference.” Kalimat tidak langsung digunakan untuk mempertahankan rujukan sebenarnya di mana dalam hal ini bentuk-bentuk kata ganti deiksis pada kalimat langsung diubah menjadi bentuk kata ganti lain yang non-deiktis. Kalimat tidak langsung digunakan untuk menghindari kesalahan penafsiran mengenai siapa atau apa yang penutur maksud.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Objek penelitian ini mengambil data percakapan dari beberapa tokoh yang terdapat pada novel Charlotte’s Web karya E. B. White. Penelitian yang dilakukan meliputi tuturan yang mengandung deiksis yang dilakukan oleh setiap tokoh dalam novel tersebut dan sifat rujukan dari kata ganti deiksisnya. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Menurut Djadjasudarma (1993:8), metode analisis deskriptif ini adalah “metode yang bertujuan membuat deskripsi; maksudnya membuat gambaran,
7
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai data, sifat-sifat serta hubungan fenomena-fenomena yang diteliti.” Untuk memperoleh data, pertama penulis membaca novel dengan seksama. Kedua, mencatat bagian data yang mengandung jenis-jenis deiksis. Ketiga, penulis menganalisis konteks dari percakapan-percakapan yang mengandung deiksis dalam novel Charlotte’s Web. Keempat, penulis menganalisis sifat dari rujukannya mengingat deiksis memiliki pengertian dasar “menunjukkan atau menunjuk”. Kelima, penulis menyusun setiap data secara sistematis. Data ini diklasifikasikan dengan cara pencatatan dengan prosedur: membaca keseluruhan novel Charlotte’s Web untuk mendapatkan percakapan yang mengandung deiksis; mengklasifikasikan jenis-jenis deiksis yang terdapat pada percakapan-percakapan tersebut berdasarkan teori-teori deiksis dari Yule dan Levinson; mengklasifikasikan jenis-jenis deiksis ke dalam masing-masing jenis sifat rujukan yaitu anafora dan katafora. Untuk menganalisis data, tahapan-tahapan yang dilakukan adalah mencatat percakapan dalam novel Charlotte’s Web yang mengandung deiksis; menganalisis data berdasarkan jenis-jenis deiksisnya; menganalisis konteks linguistik yang terdapat pada percakapan yang mengandung deiksis; menganalisis data ke dalam sifat rujukan deiksisnya.
BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Anafora 4.1.1 Anafora pada Deiksis Persona “Now the trouble starts,” thought Wilbur, “now I’ll catch it.” (chap. 3, pg. 22, par. 22) Penutur: Mrs. Zuckerman Petutur: Wilbur Situasi: Percakapan ini terjadi pada suatu sore. Hubungan antara kedua tokoh di atas adalah Mrs. Zuckerman sebagai istri dari pemilik hewan ternak yang memelihara Wilbur. Analisis:
8
Pada percakapan di atas terdapat kata ganti persona “I”. Pada percakapan di atas kata ganti persona “I” merujuk pada tokoh Wilbur yang sedang berpikir bahwa kekacauan telah terjadi sesaat setelah ia mendengar Mrs. Zuckerman memberitahukan suami dan pengurus ternak mereka bahwa ia telah melarikan diri. Oleh karena itu, kata ganti persona “I” pada ujaran yang dituturkan oleh Wilbur tersebut dapat dikategorikan ke dalam jenis deiksis persona orang pertama karena digunakan untuk mewakili diri Wilbur sendiri ketika menanggapi ujaran Mrs. Zuckerman. Untuk mengetahui rujukan mengenai siapakah tokoh “I” pada ujaran di atas dapat dilakukan dengan mengubah kalimat langsungnya menjadi kalimat tidak langsung. Kalimat langsung: “Now the trouble starts,” thought Wilbur, “now I’ll catch it.” Kalimat tidak langsung: Wilbur thought that then the trouble started and he (Wilbur) would catch it. Pada kalimat tidak langsung, kata ganti persona “I” berubah menjadi “he” yang merujuk pada tokoh Wilbur yang menjadi penutur ujaran ini. Rujukan kata ganti persona “I” ini bersifat anafora karena merujuk pada informasi sebelumnya mengenai siapa tokoh yang mengatakan hal tersebut yaitu Wilbur.
4.1.2 Anafora pada Deiksis Tempat “Call up the Zuckermans,” suggested Mrs. Arable to Fern. “Your Uncle Homer sometimes raises a pig. And if Wilbur goes there to live, you can walk down the road and visit him as often as you like.” (chap. 2, pg. 16, par. 11) Penutur: Mr. dan Mrs. Arable Petutur: Fern Situasi: Percakapan ini terjadi pada suatu sore. Hubungan antar partisipan pada percakapan di atas adalah hubungan keluarga antara suami, istri dan seorang anaknya. Analisis: Pada percakapan di atas terdapat kata ganti keterangan tempat “there”. Kata ini menunjukkan suatu bentuk lokasi menurut lokasi penutur ketika peristiwa percakapan berlangsung. Kata ganti tempat “there” pada kalimat di atas mengacu
9
pada tempat kediaman keluarga Zuckerman yang berada di sekitar tempat tinggal keluarga Arable. Walau pun diceritakan bahwa kediaman keluarga Zuckerman tidak jauh dari kediaman Arable namun kata ganti tempat “there” tetap digunakan karena lokasi penutur pada saat berbicara berada di tempat lain, bukan di tempat kediaman yang dimaksud oleh penutur. Oleh karena itu, kata ganti tempat ini dikategorikan sebagai jenis deiksis tempat. Rujukan mengenai di mana letak “there” dapat diketahui dari konteks non-linguistik pada tuturan Mrs. Arable sebelumnya. Di awal kalimatnya, Mrs. Arable menyuruh Fern untuk menghubungi keluarga Zuckerman. Konteks nonlinguistik dari tuturan Mrs. Arable tersebut menunjukkan adanya suatu kediaman yang ditinggali oleh keluarga Zuckerman sehingga rujukan ini bersifat anafora.
4.1.3 Anafora pada Deiksis Waktu “Out to the hoghouse,” replied Mrs. Arable. “Some pigs were born last night.” (chap. 1, pg. 7, par.2) Penutur: Fern Petutur: Mrs. Arable Situasi: Percakapan ini terjadi pada pagi hari di ruang makan kediaman keluarga Arable. Hubungan antara kedua partisipan adalah anak dan ibunya. Analisis: Pada percakapan di atas terdapat kata keterangan waktu “last night”. Kata ini digunakan untuk memberikan bentuk rentang waktu seperti yang dimaksud oleh penutur. Kata keterangan waktu “last night” digunakan oleh Mrs. Arable untuk memperjelas sesuatu yang telah terjadi di suatu masa yang telah lewat. Oleh karena itu, kata keterangan waktu ini dapat dikategorikan ke dalam jenis deiksis waktu. Rujukan mengenai keterangan waktu ini dapat dilihat pada kalimat sebelumnya pada percakapan yang diutarakan oleh Mrs. Arable. Kata keterangan waktu “last night” merupakan kata keterangan yang digunakan untuk menunjukkan bahwa periode tersebut telah berlalu. Kata keterangan waktu ini dapat digunakan ketika bentuk to be (is, am, are) yang mendahuluinya berbentuk lampau atau telah berlalu (past tense). Pada percakapan di atas, Mrs. Arable 10
mengatakan bahwa beberapa ekor anak babi telah lahir dengan menggunakan bentuk to be ‘were’ yang merupakan bentuk lampau dari to be ‘are’, kemudian ia menambahkan kata keterangan waktu “last night” yang berfungsi untuk memperjelas bahwa hal tersebut telah terjadi pada malam sebelumnya. Sehingga rujukan dari kata keterangan waktu ini bersifat anafora.
4.2 Katafora 4.2.1 Katafora pada Deiksis Persona “Delicious. Of course, I don’t really eat them. I drink them – drink their blood. I love blood,” said Charlotte, and her pleasant, thin voice grew even thinner and more pleasant. (chap. 5, pg. 42, par. 45) Penutur: Wilbur Petutur: Charlotte Situasi: Percakapan ini terjadi pada pagi hari di kandang ternak milik keluarga Zuckerman. Hubungan antara kedua partisipan pada percakapan di atas adalah dua hewan yang saling bersahabat. Analisis: Pada percakapan di atas terdapat kata ganti persona “I” yang merupakan kata ganti rujukan yang digunakan penutur sebagai referensi terhadap dirinya sendiri. Dalam hal ini merujuk pada tokoh Charlotte yang sedang memberitahu Wilbur bahwa rasa hewan yang ia makan enak, namun ia tidak benar-benar memakannya. Ia hanya meminum darahnya. Oleh karena itu, kata ganti persona “I” ini dapat dikategorikan sebagai deiksis persona orang pertama. Rujukan mengenai siapakah tokoh “I” dapat diketahui dengan mengubah kalimat langsungnya menjadi kalimat tak langsung, seperti berikut ini: Kalimat langsung: “Delicious. Of course, I don’t really eat them. I drink them – drink their blood. I love blood,” said Charlotte, and her pleasant, thin voice grew even thinner and more pleasant. Kalimat tidak langsung: Delicious. Of course, she didn’t really eat them. She drank them – drank their blood. She loved blood, Charlotte said, and her pleasant, thin voice grew even thinner and more pleasant. Kata ganti persona “I” pada kalimat langsung berubah menjadi kata ganti persona orang ketiga “she” pada kalimat tidak langsung. Kata ganti persona orang ketiga
11
“she” ini merujuk pada tokoh Charlotte yang disebutkan kemudian dalam keterangan mengenai siapa penutur dari tuturan tersebut sehingga rujukan ini bersifat katafora.
4.2.2 Katafora pada Deiksis Tempat “I just love it here in the barn,” said Wilbur. “I love everything about this place.” (chap. 9, pg. 65, par. 50) Penutur: Wilbur Petutur: Charlotte Situasi: Percakapan ini terjadi pada malam hari di kandang ternak milik keluarga Zuckerman. Hubungan antara kedua partisipan di atas adalah hubungan persahabatan antara Wilbur dan Charlotte. Analisis: Pada percakapan di atas terdapat kata ganti keterangan tempat “here”. Kata ganti ini digunakan untuk merujuk kepada lokasi yang berada dekat dengan penutur ketika peristiwa percakapan terjadi. Pada percakapan yang diutarakan oleh Wilbur, kata ganti keterangan tempat “here” merujuk pada kata ‘the barn’, kandang ternak tempat Wilbur dan Charlotte tinggal. Kata ganti keterangan tempat “here” digunakan oleh Wilbur untuk menunjukkan lokasi tempat ia tinggal selama ini. Wilbur juga sedang berada di dalam kandang ternak keluarga Zuckerman ketika menunjukkan tempat tersebut sehingga kata ganti keterangan tempat ini dapat dikategorikan ke dalam jenis deiksis tempat. Rujukan mengenai di mana posisi “here” dapat diketahui dari kalimat Wilbur berikutnya yang menyebutkan kata ‘the barn’ atau kandang ternak tempat ia tinggal. Kata ini digunakan untuk memperjelas lokasi yang ditunjuk oleh kata “here”. Oleh karena rujukannya diketahui dari kalimat sesudahnya maka rujukan ini bersifat katafora.
4.2.3 Katafora pada Deiksis Waktu “Once upon a time,” she began, “I had a beautiful cousin who managed to build her web across a small stream. One day a tiny fish leaped into the air and got tangled in the web. My cousin was very much surprised, of course. The fish was thrashing wildly. My cousin hardly dared tackle it. But she did. She swooped 12
down and threw great masses of wrapping material around the fish and fought bravely to capture it.” (chap. 13, pg. 100, par. 56) Penutur: Wilbur Petutur: Charlotte Situasi: Percakapan ini terjadi pada malam hari. Hubungan antara kedua partisipan dalam percakapan ini adalah dua hewan yang saling bersahabat yang tinggal di kandang ternak keluarga Zuckerman. Analisis: Pada percakapan di atas terdapat kata keterangan waktu “once upon a time”. Kata ini digunakan untuk menjelaskan bentuk rentang waktu yang dimaksudkan oleh penutur. Charlotte menggunakan kata keterangan waktu ini untuk menceritakan kejadian yang telah terjadi di masa lalu ketika Wilbur memintanya untuk bercerita. Oleh karena itu, kata keterangan waktu ini dapat dikategorikan ke dalam jenis deiksis waktu. Rujukan mengenai keterangan waktu ini dapat dilihat pada kalimat sesudahnya pada percakapan yang dituturkan oleh Charlotte. Kata keterangan waktu “once upon a time” merupakan kata keterangan yang digunakan untuk menunjukkan bahwa masa tersebut telah berlalu. Hal ini diperkuat dengan kalimat berikutnya yang menggunakan kata kerja bentuk lampau yaitu “had” untuk mempertegas sesuatu yang telah atau pernah dimiliki/terjadi. Oleh karena itu sifat rujukan dari kata keterangan waktu ini adalah katafora.
SIMPULAN Setelah menganalisis tentang jenis-jenis deiksis dan sifat rujukannya pada percakapan-percakapan dalam novel Charlotte’s Web karya E. B. White, maka dari itu didapat beberapa simpulan sebagai berikut: 1. Terdapat 3 jenis deiksis yang muncul pada percakapan-percakapan dalam novel Charlotte’s Web karya E. B. White yaitu: deiksis persona, deiksis tempat, dan deiksis waktu. Dari ketiga jenis deiksis ini, deiksis persona merupakan jenis deiksis yang paling banyak ditemukan pada percakapan-percakapan dalam novel Charlotte’s Web karya E. B. White ini.
13
2. Terdapat 2 jenis sifat rujukan yang mengiringi kata ganti persona orang pertama, kedua dan ketiga serta kata keterangan tempat dan waktu pada percakapan-percakapan dalam novel Charlotte’s Web karya E. B. White ini, yaitu rujukan yang bersifat anafora yang mengacu pada sesuatu yang telah disebutkan sebelumnya dan rujukan yang bersifat katafora yaitu rujukan yang mengacu pada suatu informasi yang disebutkan kemudian dan sifat rujukan yang paling banyak muncul adalah anafora. Hendaknya, peneliti deiksis dan sifat rujukannya yang akan melakukan penelitian berfokus pada jenis-jenis deiksis dan sifat rujukannya dengan objek penelitian yang berbeda dan hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya terutama yang berhubungan dengan deiksis dan sifat rujukannya. DAFTAR SUMBER Attardo, Salvatore. 1994. Linguistic Theories of Humor. New York: Mouton de Gruyter. Djajasudarma, T. Fatimah. 1993. Metode Linguistik-Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: Eresco. Hurford, James and Brendan Heasley. 1983. Semantics: a course book. London: Cambridge University Press. Hutchby, Ian and Robin Wooffitt. 2008. Conversation Analysis. United Kingdom: Polity Press. Levinson, Stephen C. 1983. Pragmatics. Cambridge: Cambridge University Press. White, E. B. 1952. Charlotte’s Web. England: Puffin Books. Yule, George. 1996. Pragmatics. Oxford: Oxford University Press.
LAMPIRAN PERCAKAPAN 4.1.1 Anafora pada Deiksis Persona “Ho-mer!” she cried. “Pig’s out! Lurvy! Pig’s out! Homer! Lurvy! Pig’s out. He’s down there under that apple tree.” (chap. 3, pg. 22, par. 21) “Now the trouble starts,” thought Wilbur, “now I’ll catch it.” (chap. 3, pg. 22, par. 22)
14
4.1.2 Anafora pada Deiksis Tempat “He’s got to go, Fern,” he said, “you have had your fun raising a baby pig, but Wilbur is not a baby any longer and he has got to be sold.” (chap. 2, pg. 16, par. 10) “Call up the Zuckermans,” suggested Mrs. Arable to Fern. “Your Uncle Homer sometimes raises a pig. And if Wilbur goes there to live, you can walk down the road and visit him as often as you like.” (chap. 2, pg. 16, par. 11) 4.1.3 Anafora pada Deiksis Waktu “Where’s Papa going with that axe?” said Fern to her mother as they were setting the table for breakfast. (chap. 1, pg. 7, par. 1) “Out to the hoghouse,” replied Mrs. Arable. “Some pigs were born last night.” (chap. 1, pg. 7, par.2) 4.2.1 Katafora pada Deiksis Persona “Why, yes, of course,” said Wilbur. “Do they taste good?” (chap. 5, pg. 42, par. 44) “Delicious. Of course, I don’t really eat them. I drink them – drink their blood. I love blood,” said Charlotte, and her pleasant, thin voice grew even thinner and more pleasant. (chap. 5, pg. 42, par. 45) 4.2.2 Katafora pada Deiksis Tempat “I don’t want to die.” (chap. 9, pg. 65, par. 48) “Of course you don’t,” said Charlotte in a comforting voice. (chap. 9, pg. 65, par. 49) “I just love it here in the barn,” said Wilbur. “I love everything about this place.” (chap. 9, pg. 65, par. 50) 4.2.3 Katafora pada Deiksis Waktu “Tell me a story!” (chap. 13, pg. 100, par. 54) So Charlotte, although she, too, was tired, did what Wilbur wanted. (chap. 13, pg. 100, par. 55) “Once upon a time,” she began, “I had a beautiful cousin who managed to build her web across a small stream. One day a tiny fish leaped into the air and got tangled in the web. My cousin was very much surprised, of course. The fish was thrashing wildly. My cousin hardly dared tackle it. But she did. She swooped down and threw great masses of wrapping material around the fish and fought bravely to capture it.” (chap. 13, pg. 100, par. 56)
15