DEBAT CAPRES-CAWAPRES DAN KECENDERUNGAN SIKAP PEMILIH 30 Juni-2 Juli 2009
Jl. Lembang Terusan No. D57, Menteng Jakarta Pusat, 10340, Indonesia Telp. (021) 391-9582, Fax (021) 391-9528 Website: www.lsi.or.id, Email:
[email protected]
TUJUAN z
z
z
z
Mengetahui seberapa besar asosiasi menonton debat capres/cawapres di TV terhadap pilihan atas pasangan calon presiden-wakil presiden. Mengetahui apakah debat mampu mengubah peta kekuatan dukungan atas pasangan calon. Untuk itu diperlukan survei pemilih secara nasional untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penting itu. Survei ini dibiayai oleh Fox Indonesia.
Bahan Rilis Lembaga Survei Indonesia (LSI), 4 Juli 2009
2
METODOLOGI z
z
z z
z
Survei opini publik nasional dengan populasi: semua penduduk Indonesia yang punya hak pilih. Sampel: Sampel asal sebanyak 3100 dipilih dengan teknik multistage random sampling. Jumlah sampel akhir yang yang dapat dianalisis, dengan response rate (berhasil diobservasi) sekitar 99.5% (berarti sangat baik) adalah 3034 responden. Berdasar jumlah sampel ini, dengan memasukan faktor clustering dalam sampling design, margin of error sebesar +/-2,8% pada tingkat kepercayaan 95%. Wawancara dilakukan secara tatap muka. Kontrol kualitas: 50% responden yang dipilih secara random dimonitor dan diverifikasi lewat telpon (setelah wawancara selesai, pewawancara lapor ke supervisor untuk memastikan bahwa wawancara telah dilakukan dengan responden yang dituju); dan 20% secara random dilakukan spot checking/didatangi kembali secara langsung oleh supervisor. Waktu wawancara lapangan 30 Juni-2 Juli 2009.
Bahan Rilis Lembaga Survei Indonesia (LSI), 4 Juli 2009
3
Prosedur Multistage Random Sampling dalam pemilihan sampel z
Stratifikasi 1 = populasi pemilih dikelompokan menurut provinsi, dan masing-masing provinsi diberi kuota sesuai dengan total pemilih di masing-masing provinsi.
z
Stratifikasi 2: populasi pemilih dikelompokan menurut jenis kelamin: 50% laki-laki, dan 50% perempuan.
z
Stratifikasi 3: populasi pemilih dikelompokan ke dalam kategori yang tinggal di pedesaan (desa, 60%) dan perkotaan (kelurahan, 40%).
Bahan Rilis Lembaga Survei Indonesia (LSI), 4 Juli 2009
4
Lanjutan… z
Cluster 1: Di masing-masing provinsi ditentukan jumlah pemilih sesuai dengan populasi pemilih masing-masing provinsi. Atas dasar ini, dipilih desa dan keluarahan secara random sebagai primary sampling unit. Berapa desa atau kelurahan? Tergantunung jumlah pemilih di masing-masing provinsi. Ditetapkan untuk setiap desa dipilih 10 pemilih (5 laki-laki, dan 5 perempuan) secara random. Bila di Jawa Barat prosentase pemilih 17%, dan di Gorontalo 1%, maka kalau di Jabar dipilih 17 desa/kelurahan maka di Gorontalo dipilih hanya 1 dsa/kelurahan, dst.
z
Cluster 2: Di masing-masing desa terpilih, kemudian didaftar populasi RT atau yang setingkat. Kemudian dipilih secara random 5 RT dengan ketentuan di masing-masing RT akan dipilih secara random dua Keluarga. Bahan Rilis Lembaga Survei Indonesia (LSI), 4 Juli 2009
5
Lanjutan… z
Cluster 3: Di masing-masing RT terpilih, populasi keluarga didaftar, kemudian dipilih secara random 2 keluarga.
z
Cluster 4: Di masing-masing keluarga terpilih, kemudian didaftar seluruh anggota keluarga yang punya hak pilih laki-laki atau perempuan, dan kemudian dipilih secara random siapa yang akan menjadi responden di antara mereka.
z
Bila pada keluarga pertama yang dipilih adalah responden perempuan, maka pada keluarga berikutnya harus laki-laki. Bahan Rilis Lembaga Survei Indonesia (LSI), 4 Juli 2009
6
VALIDASI SAMPEL
Profile Demografi Responden KATEGORI SAMPEL JENIS KELAMIN LAKI-LAKI 50.0 PEREMPUAN 50.0 DESA-KOTA DESA 60.0 KOTA 40.0 PENDAPATAN <400 ribu 38.0 400 - 999 ribu 35.3 >=1juta 26.7
BPS 50.0 50.0 59.0 41.0 42.0 38.0 20.0
KATEGORI SAMPEL BPS KELOMPOKPENDIDIKAN <=SD 55.0 60.0 SLTP 17.5 19.0 SLTA 20.5 18.0 Universitas 7.0 4.0 AGAMA Islam 87.6 87.0 Kristen 9.5 10.0 Lainnya 2.9 2.0
Jawa Sunda Melayu Madura Bugis Betawi Minang Lainnya
ETNIS 40.9 17.0 5.4 3.2 3.4 1.9 2.7 23.6
Bahan Rilis Lembaga Survei Indonesia (LSI), 4 Juli 2009
41.6 15.4 3.4 3.4 2.5 2.5 2.7 28.5
8
Demografi Nasional KATEGORI SAMPEL PROPINSI NAD 1.8 SUMUT 5.6 SUMBAR 2.0 RIAU 2.3 JAMBI 1.4 SUMSEL 3.2 BENGKULU 0.9 LAMPUNG 3.2 BABEL 0.5 KEPRI 0.5 DKI 3.6 JABAR 17.7 JATENG 15.2 DIY 1.8 JATIM 16.7 BANTEN 4.0
BPS 1.9 5.3 2.1 2.2 1.3 3.2 0.8 3.4 0.5 0.6 3.5 17.4 15.2 1.6 16.7 4.1
KATEGORI SAMPEL PROPINSI BALI 1.4 NTB 1.8 NTT 1.8 KALBAR 1.8 KALTENG 0.9 KALSEL 1.4 KALTIM 1.4 SULUT 0.9 SULTENG 0.9 SULSEL 3.6 SULTRA 0.9 GORONTALO 0.5 SULBAR 0.5 MALUKU 0.5 MALUKU UTARA 0.5 PUPUA 0.9 IRJABAR 0.3
Bahan Rilis Lembaga Survei Indonesia (LSI), 4 Juli 2009
BPS 1.5 2.0 2.0 1.9 0.9 1.5 1.4 1.0 1.1 3.5 0.9 0.4 0.5 0.6 0.4 0.9 0.3
9
TEMUAN
Pernah menonton Debat Capres atau Cawapres lewat TV (%)
Tidak, 36
Ya, 64
Bahan Rilis Lembaga Survei Indonesia (LSI), 4 Juli 2009
11
Capres atau Cawapres mana yang isi dan cara menyampaiannya paling baik (%) 100 80
64 60 40 20
13
11
12
JK/Wiranto
Tidak tahu
0
Mega/Prabowo SBY/Boediono
Bahan Rilis Lembaga Survei Indonesia (LSI), 4 Juli 2009
12
TEMUAN z
Mayoritas pemilih (64%) pernah menonton acara debat Capres dan/atau Cawapres ketika survei ini dilakukan. Debat Capres terakhir tidak masuk.
z
Dari yang menonton tersebut, isi dan cara penyampaian SBY/Boediono dinilai terbaik oleh 64%, Mega/Prabowo oleh 13%, JK/Wiranto 11% penonton. Selebihnya (12%) menyatakan tidak tahu.
z
Bagaimana hubungan antara penilain atas debat ini dengan pilihan atas pasangan Capres-Cawapres? Untuk menjawab itu, perlu terlebih dahulu dikemukakan bagaimana kecenderungan pilihan terhadap capres-cawapres secara umum.
Bahan Rilis Lembaga Survei Indonesia (LSI), 4 Juli 2009
13
Kecenderungan pilihan: Bentuk-bentuk Pertanyaan z
Pasangan mana yang ibu/bapak akan pilih bila pemilihan presiden-wakil presiden diadakan sekarang ini? 1. Megawati Sukarnoputri dan Prabowo Subianto 2. Susilo Bambang Tudhoyono dan Boediono 3. M. Jusuf Kalla dan Wiranto. (Responden diberi daftar nama pasangan, dan diberi kartu suara sebagaimana akan digunakan dalam pilpres nanti).
z
Bila responden menjawab “belum tahu” “tidak tahu” atau “rahasia”, maka kemudian ditanya: Kalau begitu, pasangan mana yang menurut ibu/bapak paling pantas menjadi presiden-wakil presiden bila pemilihan diadakan sekarang? 1. Megawati Sukarnoputri dan Prabowo Subianto 2. Susilo Bambang Tudhoyono dan Boediono 3. M. Jusuf Kalla dan Wiranto.
Bahan Rilis Lembaga Survei Indonesia (LSI), 4 Juli 2009
14
Pilihan pasangan capres-cawapres dari gabungan antara pilihan dan yang pantas dipilih sebagai caprescawapres (%)
100 80 63.1 60
40 20
19.6 10.6
6.7
0 Mega-Pro
SBY-Boediono
JK-Win
Bahan Rilis Lembaga Survei Indonesia (LSI), 4 Juli 2009
Belum tahu
15
Pilihan Terhadap SBY-Boediono, Mega-Prabowo, JK-Wiranto dalam 2 Bulan terakhir (%) 100 80
70
70
67
63
60
SBY-Boed Mega-Pro
40 21
20 0
6 3
3'Mei 09
18 7 5
30'mei 09
16 9 6
20' jun 09
20 11 6
JK-Win Belum tahu
2'Jul'09
Dalam survei 3 Mei 09, pasangan JK adalah Endriartono Sutarto.
Bahan Rilis Lembaga Survei Indonesia (LSI), 4 Juli 2009
16
Hubungan antara penilaian atas Debat dan Pilihan atas pasangan Capres (%) 100 80
86
79
67 Megapro SBY-Boed JK-Win Belum tahu
60 40 20 0
21
17 1
3
Mega/Prabowo
7
5
10 2
SBY/Boed
2 JK/Wiranto
Bahan Rilis Lembaga Survei Indonesia (LSI), 4 Juli 2009
17
TEMUAN z
z
z
z
Kecenderungan pilihan pada Capres-Cawapres dalam dua bulan terakhir, sejak pencalonan pasangan, tidak menunjukan perubahan sangat penting. SBY-Boediono masih berada pada posisi teratas, 63,1%. Kemudian di posisi kedua Mega-Pro 19,6%, dan posisi ketiga JK-Win 10,6%. Selebihnya (6,7%) belum menentukan pilihan. Itu berarti, SBY-Boediono dalam dua bulan mengalami penurunan sebanyak 7% (dari 70% di awal Mei); Mega-Pro relatif stabil di angka 20% (awal Mei 21%), dan JK-Win mengalami kenaikan sebesar 8% (dari 3% pada awal Mei). Apakah dalam 4 hari ke depan akan terjadi penurunan dukungan pada SBY-Boediono? Kalau ya, berapa banyak? Persisnya kita tidak tahu.
Bahan Rilis Lembaga Survei Indonesia (LSI), 4 Juli 2009
18
TEMUAN z
JK-Win mengalami kenaikan 8% dalam 2 bulan. Apakah dalam 4 hari ke depan akan terjadi kenaikan lagi secara signifikan? Jawabannya kita tunggu tanggal 8.
z
SBY-Boediono hanya akan mengalami penurunan berarti (menembus angka di bawah 50%) bila Mega-Pro dan JK-Win sama-sama mengalami kenaikan tajam dalam 4 hari ke depan. Setidaknya, masing-masing secara minimal harus naik 10%, dengan hampir semuanya menarik suara dari SBY-Boed. Bila tidak, pilpres satu putaran susah dielakkan.
z
Debat capres-cawapres tidak banyak membantu menaikan suara Mega-Pro dan JK-Win.
Bahan Rilis Lembaga Survei Indonesia (LSI), 4 Juli 2009
19
TEMUAN z
z
z
Kenaikan Mega-Pro sebanyak 4% sebelum dan sesudah debat nampaknya bukan karena hasil debat, sebab penilaian atas debat Mega dan Prabowo lebih rendah (13%) dari perolehan suaranya (20%). Sementara pengaruh hasil debat terhadap JK juga tidak banyak. Sebelum (awal Juni) dan sesudah dua kali debat (akhir Juni) kenaikan suara JK hanya 4%. Kenaikan ini nampaknya tidak banyak berasal dari efek debat sebab penilaian positif terhadap debat JK juga tidak lebih baik dari perolehan suaranya. Asosisi penilaian atas debat JK dan pilihan pada JK-Win bahkan kurang kuat (67%) dibanding antara penilaian atas debat Mega dan pilihan pada Mega-Pro (79%), dan apalagi antara debat SBY dan pilihan atas SBYBoediono (86%).
Bahan Rilis Lembaga Survei Indonesia (LSI), 4 Juli 2009
20
Temuan z
Tidak berpengaruhnya hasil debat capres dan cawapres mungkin karena penampilan dan penguasaan atas materi debat tidak cukup menampilka perbedaan.
z
Alasan yang lain, mungkin karena pemilih pada umumnya sudah menentukan pilihan secara cukup kuat sebelum debat dilakukan. Penilaian pada debat telah dipengaruhi oleh pilihan yang sudah terbentuk atas capres-cawapres.
z
Karena itu, di sana dibutuhkan kemampuan lebih canggih dari capres dan cawapres untuk meyakinkan pemilih, terutama bagi Mega-Pro dan JK-Win. Dua pasangan ini harus unggul cukup jauh atas SBY-Boediono dalam debat bila ingin menurunkan dukungan yang telah diperoleh pasangan ini.
Bahan Rilis Lembaga Survei Indonesia (LSI), 4 Juli 2009
21
Temuan z
Tapi pemilih menilai justeru sebaliknya. SBY-Boediono lebih unggul atas dua pasangan lain dalam debat.
z
Debat lebih meneguhkan keunggulan SBY-Boediono dari pada sebaliknya.
z
Mengapa begitu sulit meyakinkan pemilih lewat debat? Apakah karena profil demografi penonton debat itu sendiri, di mana kelompok terpelajarnya cukup banyak? Dan apakah ini tumpang tindih dengan profil pemilih SBY-Boediono?
z
Data di bawah menjawab permasalah tersebut.
Bahan Rilis Lembaga Survei Indonesia (LSI), 4 Juli 2009
22
Pernah atau tidak pernah menonton debat Cepares/Cawapres di TV menurut kelompok pendidikan (%)
100
90 82
80
60
69
Pernah 52
48
Tidak pernah
40
31 18
20
10
0
SD
SLTP
SLTA
PT
Distribusi proporsional
Bahan Rilis Lembaga Survei Indonesia (LSI), 4 Juli 2009
23
Kelompok Pendidikan: Distribusi pemilih kelompok pendidikan dalam pilihan pada pasangan calon presiden (%)
100
SD
80
60
60
64 65
68
SLTP SLTA PT
40
24 17 16
20
9
14 10 12 12
6
7
7
9
0
SBY-Boediono
Mega-Prabowo
JK-Wiranto
Belum tahu
Bahan Rilis Lembaga Survei Indonesia (LSI), 4 Juli 2009
24
Temuan z
Data menunjukan bahwa proporsi yang pernah menonton debat berhubungan dengan tingkat pendidikan. Semakin tinggi pendidikan semakin cenderung menonton debat, dan demikian juga sebaliknya.
z
Fakta selanjutnya adalah bahwa pemilih SBY cenderung lebih kuat di kelompok yang makin terpelajar.
z
Ada kesamaan latar belakang pendidikan pemilih SBY-Boediono dan penonton debat, yakni cenderung lebih terpelajar.
Bahan Rilis Lembaga Survei Indonesia (LSI), 4 Juli 2009
25
KESIMPULAN z
Debat capres dan cawapres untuk meyakinkan pemilih belum mampu mengubah peta kekuatan dukungan dari pemilih secara berarti.
z
Keunggulan secara cukup mencolok dari JK dan Mega atas SBY dalam debat dibutuhkan untuk menurunkan dukungan atas SBYBoediono secara cukup tajam karena pasangan ini sudah unggul cukup jauh (70%) sebelum debat.
z
Debat yang ditonton pemilih tidak menunjukan keunggulan yang mencolok itu. Akibatnya penilaian pada debat SBY tetap berbanding lurus dengan pilihan terhadap SBY-Boediono.
Bahan Rilis Lembaga Survei Indonesia (LSI), 4 Juli 2009
26
KESIMPULAN z
Setelah dua kali debat Capres dan dua kali debat Cawapres, pilihan pada SBY-Boediono tetap tinggi, 63%, sedangkan pada Megawati cenderung stabil di kisaran 20%, dan pada JK mengalami sedikit kenaikan dari 7% sebelum debat, menjadi 11% setelah dua kali debat.
z
Pada hari H (8 Juli), SBY-Boediono sulit dibendung untuk menang satu putaran bila Mega-Pro dan Jk-Win tidak mengalami kenaikan masing-masing di atas 10% dalam empat hari ke depan.
z
Apakah bisa naik masing-masing 10% lebih dalam 4 hari sementara Mega-Pro dalam 2 bulan terakhir tidak menunjuan kemajuan berarti, dan JK-Win hanya naik sebanyak 8%? Tanggal 8 akan menjawabnya.
Bahan Rilis Lembaga Survei Indonesia (LSI), 4 Juli 2009
27