Deadly Storm Lightning Thunder [ 2016 ]
Tari
mendorong
trolley
di
sisi
rak
saus.
Langkahnya berhenti waktu dia lihat deretan saus untuk pasta. Semuanya menggiurkan. Tari mondar-mandir bingung memilih, tapi akhirnya ia mencomot saus bolognaise dengan botol besar kemudian ia berjalan lagi menuju freezer berisi daging beku. Warna merah daging juga tidak kalah menawan. Sayangnya Tari tidak terlalu butuh daging. Untuk memasak pasta, ia hanya perlu beberapa gram daging giling. Tari mengeluarkan ponsel dari tas selempangnya. Membuka catatan berisi resep lasagna. Telunjuknya
mencocokkan bahan-bahan di dalam trolley dengan yang ada di dalam resep. Tik! Jarinya menjentik di udara. Bahan-bahan sudah terbeli semua. “Terima kasih telah berbelanja dengan kami,” mbak-mbak kasir menangkupkan kedua tangan di depan dada dan tersenyum ramah kepada Tari. Gadis ini turut membalas salam sang kasir sambil berlalu. Hingga keluar dari minimarket, senyum tipis masih menghiasi wajah Tari. Ia percaya, sebuah senyum di wajah dapat membuat suasana hati menjadi lebih baik. Tari telah membuktikannya. Walaupun semula terasa berat dan bertentangan dengan perasaannya—waktu itu, but it works!
Hati
Tari
berangsur-angsur
ringan
setelah
bertatapan langsung dengan refleksi wajahnya di cermin. Sangkanya senyum palsu ini hanya akan jadi topeng, ternyata tidak, senyum ini mampu menyembuhkan dirinya sendiri. “I guess I’ll learn to come by without you… and somewhere out there I’m sure God is watching you close…” Tari bersenandung sambil menenteng belanjaan di kedua tangan. Kedua telinganya tersumpal earphone. 2
Deadly Storm Lighting Thunder dari Adhitia Sofyan mengalun
mendayu-dayu
di
telinganya.
Tari
tak
mengindahkan lirik yang melankolis. Ia hanya menikmati suara sang penyanyi dan menyamakan ketukan gitar dengan langkahnya. Seolah-olah ia sedang menari di trotoar Jakarta menjelang senja. Jakarta yang akan meredup dan berkilau secara bersamaan. “Sore, pak,” sapa Tari kepada seorang satpam di depan pintu lobi apartemen. Pak satpam menjawab sapa gadis yang ia kenal sebagai tamu rutin di apartemen ini. Tapi senyumnya tak bertahan lama setelah seorang housekeeper menepuk bahunya dan membisikkan sebuah rumor. “Kabarnya dia sudah putus sama pria di lantai 10 itu, tapi gadis ini keras kepala. Setiap sore dia selalu datang bawa belanjaan dan masak makan malam untuk mantan pacarnya.” Pak Satpam mengibaskan tangan di depan wajah housekeeper itu. Menanggapi ucapannya dengan sambil lalu. “Aku berani taruhan, mantan pacar gadis itu nggak pernah nyentuh masakannya. Makanan yang terbuang di tong sampah selalu utuh.” Housekeeper itu 3
menepuk dadanya yang membusung yakin, tapi tetap tak diindahkan, pak satpam malah mengusirnya dari lobi. “Dasar tukang gosip,” desah pak satpam sambil menggeleng-gelengkan kepalanya yang botak licin. *** Ting! Suara berdenting dan pintu lift terbuka ketika sampai di lantai 10. Tari mengarungi lorong dan berhenti di pintu nomor 1035. Tari membuka slot pintu dan menekan password angka. Tut-tut-tut… klik! Pintu terbuka. Tidak ada siapa-siapa. Seperti biasa, apartemen ini selalu kosong setiap kali ia datang. Lebih tepatnya sejak pertengkaran terakhir mereka waktu itu, Jordan semakin jarang pulang. Tari
memindahkan
belanjaannya
ke
dapur.
Lihatlah dapur ini. Bersih dan kinclong. Sama persis saat terakhir kali Tari membersihkannya. Terakhir kali itu… kemarin. Brarti hari ini Jordan makan di luar lagi, begitu batin Tari menebaknya. “Kalau begini terus, tinggal tunggu sakit
aja,” Tari
ngedumel
sendiri
mengeluarkan belanjaan dari kantong plastik.
4
sambil
Pencernaan Jordan memiliki sensitivitas tinggi terhadap makanan. Sekali saja ia jajan sembarangan, perutnya akan kram dan bisa diare berhari-hari. Pernah suatu hari Jordan dilarikan ke rumah sakit karena darah segar turut keluar saat buang air besar. Setelah dilakukan uji lab, ternyata feses Jordan mengandung amoeba yang berasal dari makanan mentah. Jordan tidak suka makan sayur lalapan dan sashimi. Sudah bisa dipastikan bahwa amoeba itu berasal dari makanan yang tidak dimasak sampai matang atau makanan yang tidak steril. Benar saja, Jordan mengaku ia makan soto ayam di pinggir jalan saat sesi pemotretan di Bandung. Sejak saat itu Tari selalu masak untuk Jordan setiap kali bertandang ke apartemen. Hingga saat ini, Tari selalu datang lagi… lagi dan lagi… *** Awan kelabu bergulung-gulung tipis di langit Jakarta. Menyamarkan kemilau senja yang biasanya berbalut semburat jingga, ungu, abu-abu dan biru. Kapaskapas kelam ini menyatu, membuat satu kesatuan hingga sengatan listrik kecil menimbulkan suara geluduk dari kejauhan. Satu per satu bulir gerimis jatuh ke atap, ke 5