JURNAL PENELITIAN PERTANIAN UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN
DAYA SAING KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ROKAN HULU COMPETITIVENESS OF OIL PALM IN ROKAN HULU REGENCY Defidelwina1), Yulfita A’ini2) 1)
Program Studi Agribisnis, 2)Program Studi Manajemen 1), 2) Universitas Pasir Pengaraian 1)
[email protected], 2)
[email protected] Alamat Kampus : Jl. Tuanku Tambusai, Kumu Desa Rambah Kecamatan Rambah Hilir Fax: 076291663 Kode Pos 28557***)
ABSTRACT This study aims to determine the Competitiveness of Oil Palm in Rokan Hulu Regency. Research areas defined intentionally, Kunto Darussalamsubdistrict. Research carried out for 8 months. Allegedly the competitiveness of oil palm poeple’s farmers is lower than KKPA’s farmers.The research method used was a survey method. Method of sampling was purposive sampling. Samples were taken as many as 30 samples from each group for a total sample population used were 60 samples. Required data were primary data and secondary data. The collected data were analyzed descriptively. Data analysis is production efficiency approach. Hypothesis were tested using two-sample t-test independent.The results showed that the efficiency of oil palm poeple’s farmers is lower than KKPA’s farmers. Chart efficiency patterns of poeple’s farmers tend fliktuatif pattern while KKPA’s farmers tends stable pattern. Based on the t test average efficiency farm of poeple’s farmers and KKPA’s farmers is significantly different. This shows that the competitiveness of oil palm poeple’s farmers is lower than KKPA’s farmers. Keywords : production efficiency, competitiveness
tanaman tahunan seperti tanaman karet.
PENDAHULUAN
Selain itu, tanaman kelapa sawit ini dapat
1.1. Latar Belakang Kelapa
merupakan
juga dilihat dari pembukaan lahan baru dari
komoditas ekspor dari tanaman pertanian
hutan sekunder yang pada umumnya sudah
sub
ditanami kelapa sawit.
sector
sawit
perkebunan
yang
menjadi
primadona masyarakat saat ini. Hal ini
Alasan
dapat dilihat dari banyaknya jumlah lahan yang dikonversikan menjadi perkebunan kelapa sawit, baik lahan yang berasal dari lahan tanaman musiman seperti padi dan sayuran, konversi lahan ini juga terjadi pada
konversi
lahan
dan
pembukaan lahan baru adalah adanya peningkatan pendapatan masyarakat yang memiliki kebun kelapa sawit. Pernyataan ini sejalan dengan data Statistik Perkebunan (2009)
dalam Sumardjo (2010) yang 1
Jurnal Sungkai Vol. 2 No. 1, Edisi Februari 2014Hal : 1-9
memperlihatkan bahwa pendaptan petani
demikian, luas kebun kelapa sawit rakyat
sawit jauh lebih besar dibandingkan petani
setiap tahunnya tetap meningkat.
non sawit. Khusus Kabupaten Rokan Hulu,
Keadaan diatas mencerminkan
pendapatan petani sawit 12 kali lipat lebih
bahwa daya saing kelapa sawit rakyat masih
dibandingkan petani non sawit.
Dimana
rendah dibandingkan kelapa sawit milik
pendapatan petani sawit Rp. 42.000.000,-
perkebunan besar. Rendahnya daya saing
/KK/tahun sedangkan petani non sawit
kelapa sawit rakyat ini disebabkan oleh pola
hanya Rp. 3.480.000,-/KK/tahun. Secara
budidaya, rendah tingkat efisiensi produksi
otomatis peningkatan pendapatan ini juga
dan tataniaga produk.
akan meningkatkan dayabeli masyarakat. Mobilitas barang dan jasa jadi meningkat
1.2. Identifikasi dan Batasan Masalah
dan secara bersamaan akan meningkatkan perekonomian
masyarakat
secara
keseluruhan. Jika
Pembangunan ekonomi daerah tidak lepas dari pembangunan ekonomi masyarakat petani yang swadaya murni.
dengan
Pada umumnya produk pertanian yang
pendapatan perkebunan besar, pendapatan
dihasilkan oleh usaha masyarakat swadaya
petani kelapa sawit rakyat ini masih rendah.
murni masih memiliki daya saing yang
Hal
umumnya
rendah. Hal ini disebabkan oleh rendahnya
perkebunan rakyat tidak diusahakan secara
mutu produk yang dihasilkan oleh petani.
intensive. Dimana kebanyakan masyarakat
Sehingga penelitian daya saing ini masih
hanya bisa menanam dan kemudian tidak
relevan untuk dilaksanakan. Pendekatan
melakukan perawatan secara kontinue dan
yang digunakan untuk menilai daya saing
tanaman kelapa sawit biasanya baru akan
kelapa sawit ini adalah pendekatan efisiensi
dirawat kembali setelah tanaman mulai
produksi.
menghasilkan. Selisih pendapatan kebun
Management Development (IMD) (diambil
kelapa
dari The US National Competitiveness
ini
dibandingkan
disebabkan
sawit
rakyat
karena
dan
pendapatan
Menurut
Institute
for
perkebunan besar menunjukkan bahwa
Council)
tingkat pendapatan kebun sawit rakyat
dalam Sistem Inovasi (2008) menyatakan
Kabupaten Rokan Hulu Rp. 3.630.000,-
bahwa Daya saing menyangkut arti elemen
/ha/bulan. Sementara itu, pada perkebunan
produktivitas, efisiensi dan profitabilitas.
besar mencapai Rp. 4.570.000,-/ha/bulan.
Dan
Artinya ada selisih pendapatan perkebunan
Harahap dan Dwi kumala (2008), efisiensi
besar dengan sawit rakyat sebesar Rp.
adalah rasio keluaran terhadap masukan. Untuk
940.000
melihat perbedaan daya saing antara petani
atau 11,46% dibanding tingkat
pendapatan
petani
sawit.
Meskipun
kelapa
dan beberapa sumber internet
Menurut Supriyono dalam Nakman
sawit
swadaya
murni
dan
2
Daya Saing Kelapa Sawit...
perkebunan digunakan uji-t. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini hanya
2.2. Penentuan Ukuran Sampel Sampel diambil secara sengaja atau
masalah biaya produksi dan penerimaan
purposive sampling dari dua kelompok
usaha.
populasi yang diteliti. Dimana sampel yang diambil harus memiliki umur kebun kelapa sawit antara 10 -17 tahun. Masing-masing populasi diambil 30 responden sebagai
1.3. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
sampel.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur perbedaan daya saing kelapa dan
2.3. Jenis dan Sumber Data Data yang dikumpulkan meliputi
perkebunan besar. Dan hasil penelitian ini
data primer dan sekunder. Data primer
diharapkan bisa menjadi informasi bagi
diperoleh langsung dari petani responden
pemerintah dalam pengambilan kebijakan
yaitu berupa data produksi kelapa sawit.
tentang strategi peningkatan daya saing
Dan data sekunder yang menyangkut aspek
produk kelapa sawit rakyat, serta sebagai
teknis dan manajemen operasional untuk
informasi bagi pembaca tentang faktor yang
pola KKPA diperoleh dari PT. APN.
sawit
petani
swadaya
murni
dapat meningkatkan daya saing produk kelapa sawit.
2.4. Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan data yang digunakan adalah metode survei dengan
METODE PENELITIAN 2.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Daerah penelitian ditentukan secara
sengaja
Kecamatan
Kunto
(purposive),
yaitu
Darussalam
dengan
pertimbangan bahwa di Kecamatan tersebut terdapat petani kelapa sawit swadaya murni dan petani kelapa sawit Plasma/KKPA dari PT
Aditia
Palma
Nusantara
(APN).
Penelitian dilakuka selama 8 (delapan) bulan, terhitung mulai Maret s.d. Oktober 2013.
menggunakan
quisioner
yang
telah
disediakan.
2.5. Analisis Data Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Pendekatan yang bisa digunakan untuk menilai daya saing industri kelapa sawit Indonesia dapat dilihat dari sisi penawaran (supply side) dengan melihat biaya produksi yang mencerminkan efisiensi (Arisman, 2002). Menurut Nawazir (2012) ukuran dari efisiensi produksi adalah produktivitas. Produktivitas adalah rasio output produksi untuk apa yang dibutuhkan untuk memproduksinya (input). Ukuran
3
Jurnal Sungkai Vol. 2 No. 1, Edisi Februari 2014Hal : 1-9
produktivitas didefinisikan sebagai total output per satu unit dari total input.Dan hipotesis yang diajukan akan diuji dengan uji t dua sampel independent.
=
(
)
+
Untuk titik kritis (tabel t student)
2.6. Pengujian Hipotesis Hipotesis diuji dengan menggunakan uji-t
gunakan rumus derajat kebebasan (bulatkan
yaitu uji-t dua sampel independen.
hasilnya ke pembulatan terdekat) :
merupakan uji
Uji t
yang digunakan untuk
menguji kesamaan rata-rata dua buah data =
(Usman dan Setiady, 2006). Untuk H0 : daya saing dua kelompok usahatani yang =
diteliti tidak berbeda, dimana maka
formula
yang
,
(
Dimana
+
digunakan untuk
menghitung nilai t adalah
=
+
2.7. Operasionalisasi Variabel )
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
+
1.
perbandingan antara nilai produksi dan
menyatakan simpangan
biaya yang dikeluarkan. (%)
baku gabungan dari x (petani swadaya murni) dan y (petani pola KKPA), dengan
Efisiensi Produksi merupakan
2.
Nilai produksi adalah produksi TBS dikalikan dengan harga yang berlaku
rumus sebagai berikut :
(Rp/ha/bulan) =
(
1)
+
+
2
3.
1
Produksi TBS adalah banyak TBS yang dipanen dan dijual (Kg/ha/bulan)
4.
produksi TBS yang dijual (Rp/kg)
Untuk titik kritis (tabel t student) 5.
gunakan rumus derajat kebebasan :
Harga Jual adalah Nilai tukar dari
Biaya adalah seluruh biaya yang dikeluarkan baik biaya tetap ataupun
= Untuk
+
HA
:
2 daya
biaya variabel. (Rp/ha/bulan) 6. saing
dua
Biaya tetap adalah biaya yang bisa digunakan secara berulang dan diukur
kelompok usahatani yang diteliti berbeda
dalam bentuk nilai penyusutan
dimana
(Rp/ha/bulan)
, maka rumus uji statistik
yang digunakan adalah
4
Daya Saing Kelapa Sawit...
7.
Biaya Variabel adalah biaya yang
tanah oleh pemerintah seluas 2 ha/KK yang
berubah jika terjadi perubahan jumlah
telah siap untuk ditanami. Khusus untuk
produksi. (Rp/ha/bulan)
pola KKPA saat ini pengelolaan lahan sudah dilakukan sendiri oleh masyarakat,
HASIL DAN PEMBAHASAN
hanya saja produksi TBS tetap dijual ke PT.
3.1 Deskripsi Sampel Penelitian
APN. Pembukaan lahan KKPA dilakukan pada tahun 1996. Sedangkan untuk petani
Pada penelitian ini, objek penelitian yang
swadaya murni pembukaan lahan dilakukan
digunakan adalah petani swadaya murni
berkisar antara tahun 1995 – 2003. Data
dan petani pola KKPA. Sampel adalah
yang dianalisis adalah data tahun 2013.
masyarakat transmigrasi yang diberi hibah 3.2 Analisis Deskriptif Tabel 1. Analisis Deskriptif Efisiensi Usahatani Kelapa Sawit Pola Swadaya Murni dan Pola KKPA SWADAYA N
Valid Missing
30 0 2,7607 ,12188 2,7400 ,66756 ,446 ,196 ,427 -,300 ,833 1,49 4,09 82,82
Mean Std. Error of Mean Median Std. Deviation Variance Skewness Std. Error of Skewness Kurtosis Std. Error of Kurtosis Minimum Maximum Sum Tabel
1
menunjukkan
KKPA
hasil
30 0 3,0510 ,01521 3,0550 ,08331 ,007 -,036 ,427 ,648 ,833 2,84 3,22 91,53
analisis
perbedaan efisiensi ini disebabkan oleh pola
deskriptif efisiensi usahatani kelapa sawit
panen pada pola KKPA bisa 2 sampai 3 kali
pola swadaya murni dan pola KKPA. Nilai
panen/bulan sedangkan pada pola swadaya
rata-rata efisiensi usahatani pola KKPA
murni
(3,05) lebih tinggi dibandingkan pola
perbulan. Selain itu, harga TBS/kg pola
swadaya murni (2,70). Hal ini sesuai
KKPA biasanya lebih tinggi dibandingkan
dengan hipotesis yang diajukan. Hasil
harga TBS pola swadaya murni. Hal ini
penelitian memberikan gambaran bahwa
disebabkan
rata-rata
hanya
karena
2
kali
pola
panen
KKPA
5
Jurnal Sungkai Vol. 2 No. 1, Edisi Februari 2014Hal : 1-9
penjualannya dilakukan secara bersama
kelapa sawit pola Swadaya murni dan pola
melalui koperasi yang bekerjasama dengan
KKPA dapat dilihat pada gambar 2.
PT. APN. Secara grafik efisiensi usahatani 5.00 4.00 3.00
SWADAYA
2.00
KKPA
1.00 0.00 1
3
5
7
9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Gambar 1. Efisiensi Usahatani Pola Swadaya Murni dan KKPA Pada gambar 2 dapat dilihat
3.3 Uji Hipotesis
bahwa efisiensi usahatani pola swadaya
a. Pengujian Asumsi Normalitas
murni bersifat fluktuatif. Hal ini disebabkan
Hipotesis :
karena pengelolaan
H0 = Data berdistribusi normal
usahatani
swadaya
murni juga bervariasi. Sedangkan efisiensi
H1 = Data tidak berdistribusi normal
pola KKPA lebih stabil.
Tabel 2 Tests of Normality Efisiensi Usahatani Kelapa Sawit Pola Swadaya Muri dan Pola KKPA Kolmogorov-Smirnova Statistic SWADAY A KKPA
df
Sig.
Shapiro-Wilk Statistic
df
Sig.
,082
30
,200*
,972
30
,609
,090
30
,200*
,978
30
,765
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
Karena data yang digunakan untuk masingmasing populasi kurang dari 50 maka uji shapiro-wilk dianggap lebih akurat untuk menilai
normalitas
dari
data
yang
digunakan. Kriteria Pengujian : Tolak H0
Pengambilan Keputusan : (0,05), Maka H0 diterima. Maka H0 diterima
-sig.
Kesimpulan :
6
Daya Saing Kelapa Sawit...
Data efisiensi usahatani pola Swadaya dan
KKPA berdistribusi normal.
b. Pengujian Homogenitas Variances Tabel 3. Levene's Test for Equality of Variances Efisiensi Usahatani Kelapa Sawit Pola Swadaya Murni dan Pola KKPA Levene's Test for Equality of Variances F Nilai Effisiensi Equal variances assumed Equal variances not assumed
Sig. 42,706
Hipotesis :
,000
Sig-
0 variance
H0 = Variance populasi SWADAYA sama
kedua populasi sama
dengan variance populasi KKPA
Pengambilan Keputusan :
H1
Karena Sig-
=
Variance populasi
SWADAYA
berbeda dengan variance populasi KKPA
tolah H0, variance kedua populasi berbeda. Kesimpulan :
Kriteria Pengujian :
Sig-
Berdasrkan hasil Levene's Test for Equality
tolah H0, variance kedua populasi berbeda
of Variances maka disimpulkan bahwa variances kedua populasi berbeda.
c. Uji t Tabel 4. T-test for Equality of Means Efisiensi Usahatani Kelapa Sawit Pola Swadaya Murni dan Pola KKPA t-test for Equality of Means
t Nilai Equal Effisi variances ensi assumed Equal variances not assumed
2,364
df
Sig. (2tailed)
Std. Mean Error Differe Differe nce nce
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
58
,021 -,29033
,12283
-,53619
-,04447
- 29,9 2,364 03
,025 -,29033
,12283
-,54121
-,03946
7
Jurnal Sungkai Vol. 2 No. 1, Edisi Februari 2014Hal : 1-9
Hipotesis :
menunjukkan
H0 = Mean populasi SWADAYA sama
usahatani kelapa sawit pola swadaya
dengan Mean populasi KKPA
murni
H1 = Mean populasi SWADAYA berbeda
usahatani kelapa sawit pola KKPA.
lebih
bahwa
rendah
daya
saing
dibandingkan
dengan Mean populasi KKPA
Kriteria Pengujian :
Sig-
tolah H0
DAFTAR PUSTAKA Sigterima H0
Karena Sigtolah H0, mean kedua populasi berbeda. Kesimpulan : Tolak H0 mengindikasikan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara mean pola SWADAYA dan KKPA. Sehingga daya saing usahatani pola KKPA lebih tinggi
Arisman. 2002. Analisis Kebijakan: Daya Saing Cpo Indonesia. Jurnal Universitas Paramadina, Vol. 2 No. 1, September 2002: 75-90. http://www.paramadina.ac.id/dow nloads/Jurnal%20Universitas%20 Paramadina/Jurnal%20UPM%20 Vol-2%20No-1,%2009-2002/216arisman.pdf. Diakses 13 Maret 2013.
dibandingkan daya saing usahatani pola Swadaya murni.
SIMPULAN Simpulan dari penelitian ini adalah : a. Efisiensi usahatani kelapa sawit pola swadaya murni (2,76) lebih rendah dibandingkan efisiensi usahatani pola KKPA (3,05). b. Pola grafik efisiensi usahatani kelapa sawit pola swadaya murni cendrung fliktuatif sedangkan efisiensi usahatani pola KKPA cendrung stabil. c. Berdasarkan hasil uji t dari uji rata-rata efisiensi usahatani pola swadaya murni berbeda usahatani
signifikan pola
dengan KKPA.
efisiensi Hal
Nakman Harahap dan Dwi kumala. 2008. Pengaruh Efisiensi Biaya Produksi Terhadap Laba Bersih(Studi Kasus PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan).Jurnal Akuntansi FE USU, Vol. 20, No. 1, 2008. http://www.scribd.com/doc/52936 597/Pengaruh-Efisiensi-BiayaProduksi-Terhadap-Laba-Bersih. Diakses 16 Maret 2013. Nawazir. 2012. Pengertian Produktifitas. Sumber: http://id.shvoong.com/businessmanagement/internationalbusiness/2290053-pengertianproduktivitas/#ixzz2NeHh67eG. Diakses 13 Maret 2013.
ini
8
Daya Saing Kelapa Sawit...
Sistem Inovasi. Desember 2008. Daya Saing Negara. http://sisteminovasi.blogspot.com/2008/12/day a-saing-negara-catatanpinggiran.html. Diakses 13 Maret 2013. Sumardjo.
2010. Model Pemberdayaan Masyarakat dan Pengelolaan Konflik Sosial Pada Perkebunan Kelapa Sawit di Propinsi Riau. Disampaikan dalam Semiloka Pengelolaan Terpadu Lingkungan Perkebunan Kelapa
Sawit Berkelanjutan di Propinsi Riau. (Online), (http://care.staff.ipb.ac.id/files/20 11/05/MODELPEMBERDAYAANMASYARAKAT-DANPENGELOLAAN-KONFLIKSO.pdf,diakses 26 Oktober 2011). Usman dan Setiady. 2012. Pengantar Statistika. Edisi kedua. Bumi Aksara. Jogyakarta.
9