JURNAL PENELITIAN PERTANIAN UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN
EKSPLORASI AGEN ANTAGONIS DISEKITAR PERAKARAN TANAMAN KELAPA SAWIT (ElaeisguineensisJacq.) DI KABUPATEN ROKAN HULU ABSTRACT Yuliana Susanti. Exploration agent antagonists around plant roots oil palm in regency Rokan Hulu One of the main problems in the cultivation of oil palm is the attack of disease. Stemrot diseaseis a disease thatattacks thepalmplantsto date, causing huge losses. Stem rot disease caused by Ganoderma spp. if therateof Ganoderma sppattackby 1%,thenlosses couldreach morethanRp2trillionperyear, especially ingardensthat have undergonereplantingseveraltimes. Therefore,to suppress thelevel ofinfestationandthe riskof loss, shouldbe handledthewayformulatedmore preciselyandeffectively. This Researchtoselection andisolation ofbacterial agent antagonistslocalinRokan Hulusuppressstemrot disease. The results ofexploratory researchconductedantagonisticbacterialagentsfromaround theoil palmplant rootsacquiredbacterial strainsB6, B9, B3, B7, A7, A10, C1andC4. Thenhypersensitivitytestontobaccoplant leaves, fromthe results ofinjectingbacterialsuspensionswereperformedshowedbacteriaB6, B9, B3, B7, A7, A10, C1andC4did notinducenecroticsymptomson the leaves oftobacco plants, andsubsequenttestfound that thebacteriagramB6, B9, B3, B7, A7, A10, C1andC4aregram-positive. Keyword: Exploration agent antagonists, around plant roots oil palm PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan
342.006,18 di
Rokan Hulu, memasuki masa transisi dari orientasi pertanian dengan pola subsisten kepada pola komersil. Hal ini menyebabkan banyak lahan-lahan pertanaman petani yang beralih menjadi areal perkebunan komersil. lahan
tersebut
antara
lain
disebabkan oleh pesatnya perkembangan komoditi
perkebunan
terutama
kelapa
sawit.
produksi
kelapa sawit dan 58.000 hektar perkebunan karet,
penghasil kelapa sawit yang memilki luas tanaman
perkebunan
744.900
hektar,
meliputi
perkebunan
milik
BUMN,
rakyat,
Perkebunan
Swasta (PBS). Dari luas
Besar
sedangkan
2000
hektar
lebih
merupakan aneka tanaman (Badan Pusat Statistik Kabupaten Rokan Hulu, 2012). Sejalan
dengan
luasnya
areal
pengembangan budidaya tanaman kelapa sawit
di
Kabupaten
Rokan
Hulu,
menyebabkan kebutuhan bibit yang baik dan berkualitas juga semakin meningkat. Selama ini khususnya pada perkebunan sawit
Rokan Hulu merupakan daerah
pekebunan
dengan
2.228.815,98 ton merupakan perkebunan pertanian
Indonesia saat ini termasuk di Kabupaten
Peralihan
hektar
rakyat,
berkualitas
dan
penggunaan
bibit
pengendalian
yang
penyakit
tanaman belum dijadikan prioritas. Kondisi tersebut
semakin
didukung
dengan
rendahnya pemahaman masyarakat akibat minimnya sosialisasi dan informasi tentang
itu, sekitar 37
teknologi budidaya tanaman kelapa sawit yang baik. Dengan demikian produktifitas
menyerang tanaman tanaman Jurnal Sungkai Vol. 2 No. 1, Edisi Februaribelum 2014Hal : 37-42 menghasilkan (< 1 tahun).
masyarakat
Iklim tropis yang dimiliki wilayah
menjadi rendah tiap satuan luasnya. Selain
Indonesia yang tidak banyak berbeda
itu, pemenuhan kebutuhan terhadap bibit
sepanjang tahun menjadikan negara kita
berkualitas juga terkendala oleh adanya
satu diantara negara yang menyimpan
serangan jamur Ganoderma boninense pada
keragaman hayati yang sangat berharga dan
kelapa sawit mulai dari pembibitan sampai
perlu
tanaman menghasilkan.
efektif.Salah satu yang perlu menjadi
perkebunan
kelapa
Ganoderma
sawit
boninense
adalah
dikelola
perhatian
kita
secara
benar
adalah
dan potensi
jamur patogenik tular tanah (soil borne)
mikroorganisme yang berguna yang akan
yang banyak ditemukan di perkebunan
kita manfaatkan secara maksimal didalam
kelapa sawit. Jamur ini dapat bertahan di
sistem PHT (Pengendallian Hama dan
dalam tanah dalam jangka waktu yang
Penyakit Tanaman Terpadu). Berdasarkan
lama. Serangan jamur Ganoderma pada
keadaan ini maka eksplorasi dan skrining
kelapa sawit menjadi dominan karena
agen hayati akandiversitas mikrobia yang
terjadi ketidakseimbangan agroekosistem di
kita punya (indigenous) penting dilakukan
perkebunan kelapa sawit dan sedikitnya
dalam rangka menemukan sumberdaya
mikroorganisme kompetitor dalam tanah,
genetik baru yang berpotensi sebagai agen
akibat menurunnya unsur hara organik
pengendalihayati penyakit tanaman yang
dalam tanah dan aplikasi herbisida yang
ramah lingkungan. Potensi rhizobakteria
tidak bijaksana.
sebagai
Sumber
Daya
Alam
Hayati
terhadap
(SDAH) kita sangat besar dan belum
belum
banyak digarap. Pengendalian penyakit
menunjukkan hasil yang optimal. Hal ini
yang umum dan lebih dominan dilakukan
terlihat dari masih tingginya intensitas
cenderung menggunakan pestisida sintesis
serangan penyakit di lahan perkebunan
(kimia).
Usaha gangguan
pengendalian
patogen
tersebut
kelapa sawit. Di beberapa perkebunan di
Pestisida sintesis yang digunakan
Indonesia, penyakit ini telah menyebabkan
dalam jangka panjang dapat membunuh
kematian tanaman sampai lebih dari 80%
mikroorganisme non patogen, meracuni
dari seluruh populasi kelapa sawit, dan
manusia,
menyebabkan penurunan produk kelapa
menimbulkan
sawit per unit area (Susanto, 2002). Dahulu
munculnya ras-ras fisiologis yang baru.
G. boninense dipercaya hanya menyerang
Oleh karena itu penggunaan agens hayati
tanaman tua, namun demikian, saat ini telah
diharapkan
dipahami
alternative penting dalam pengendalian
bahwa
patogen
ini
juga
hewan
dan
resistensi
dapat
lingkungan, patogen,
menjadi
salah
dan
satu
38
Eksplorasi Agen Antagonis...
penyakit tersebut.Pemanfaatan agens hayati
eksplorasi dari sekitar perakatan tanaman
merupakan teknik pengendalian yang perlu
kelapa sawit, alumunium foil, glass bead/
diutamakan,
aplikasinya
Spatula, jarum ose, lampu bunsen, laminar
komponen
air flow, autoclave, cawan petri, tabung
yang
kompatibel
dalam
dengan
pengendalian hayati lainnya. Selain itu
reaksi,
penggunaan
pengocok berputar (shaker).
mikroorganisme
untuk
pengendalian hayati relative lebih aman,
labu
erlemeyer,
gelas
ukur,
Metode Penelitian
tidak terakumulasi dalam rantai makanan,
Pelaksanaan
penelitian
dibagi
mengurangi pemakaian berulang-ulang dan
menjadi dua tahapan yaitu ekplorasi bakteri
organisme sasaran jarang yang resisten.
agen antagonis lokal Kabupaten Rokan
Terdapat
banyak
sekali
Hulu dan uji laboratorium (in vitro).
mikroorganisme yang bersifat antagonis
Mikroba patogen Ganoderma boninense
bagi patogen yang dapat digunakan sebagai
diperoleh
agens hayati untuk mengendalikan penyakit
Penyakit Tumbuhan Faperta UNRI. Serta
tanaman
bakteri antagonis lokal hasil eksplorasi dari
secara
diantaranya
hayati.
adalah
Beberapa
golongan
bakteri
Rhizosfer seperti Bacillus sp., Pseudomonas
dari
koleksi
Laboratorium
sekitar perakaran tanaman kelapa sawit. Pengambilan Sampel Bakteri Rhizosfer
fluorescens dan bakteri yang lainnya.
Eksplorasi pada tanah rhizosfer tanaman kelapa sawit dilakukan pada tiga
METODE PENELITIAN
lahan
Tempat dan Waktu Penelitian
tanaman
perkebunan
kelapa
sawit.Pengambilan contoh tanah di sekitar
ini
di
perakaran tanaman kelapa sawit dilakukan
Laboratorium Penyakit tumbuhan Fakultas
pada tanaman yang sehat diantara tanaman-
Pertanian Universitas Pasir Pengaraian di
tanaman yang sakit. Contoh tanah diambil
Kabupaten
menggunakan bor tanah (diameter 5 cm)
Rokan
dilaksanakan
Hulu-Riau.Waktu
percobaan yaitu dari bulan Juni sampai
pada
dengan bulan November 2013.
sepuluh titik pada masing-masing blok
Bahan dan Alat
tanaman (1 blok = 1 ha). Contoh tanah
kedalaman
20-40
cm
sebanyak
Bahan dan alat yang digunakan
rhizosfer dari kesepuluh titik tersebut
dalam penelitian ini adalah :Isolat jamur
dicampur lalu diambil sebanyak ±0,5 kg
patogen Ganoderma boninense
sebagai contoh tanah untuk eksplorasi
koleksi
laborotorium penyakit tumbuhan Faperta
bakteri rhizosfer di laboratorium.
UNRI, media King’B, NA, dan LB (Luria
Isolasi Bakteri Rhizosfer
Broth), alkohol 70%, bakteri agen antagonis lokal
Kabupaten
Rokan
Hulu
hasil
Isolasi dilakukan
dengan
cendawan teknik
rhizosfer pengenceran
39
Jurnal Sungkai Vol. 2 No. 1, Edisi Februari 2014Hal : 37-42
dilakukan secara duplo. Sebanyak 10 g
warna
koloni,
contoh tanah disuspensikan ke dalam labu
Semua mikroorganisme yang diperoleh
Erlenmeyer yang telah diisi 90 ml air
diuji
aquades steril dan diguncang menggunakan
Ganoderma boninense. uji antagonisme
shaker dengan kecepatan 120 rpm selama
dilakukan dengan metode uji ganda pada
15 menit. Suspensi yang dihasilkan segera
media NA.
potensi
kemudian
dimurnikan.
antagonismenya
terhadap
dibuat seri pengenceran hingga tingkat pengenceran 10-5 dengan mengambil 1 ml
HASIL DAN PEMBAHASAN
suspensi dan dimasukkan ke dalam tabung
Bakteri hasil ekplorasi dari tanah
reaksi berisi 9 ml air aquades steril.
perakaran tanaman kelapa sawit yang di
Masing-masing seri pengenceran tersebut
ambil dari tiga lokasi perkebunan kelapa
diambil sebanyak 0,1 ml suspensi dan
sawit yang ada di Kabupaten Rokan Hulu
dibiakkan pada media King’B dan NA.
yaitu Kecamatan Tambusai Utara (A),
Tiap
Kecamatan
koloni
bakteri
yang
tumbuh
dikelompokkan berdasarkan bentuk dan
Bangun
Purba
(B)
dan
Kecamatan Rambah Hilir (C) dapat dilihat pada tabel di bawah ini
(Tabel 1).
No.
Jenis Bakterii
Morfologi Makroskopis
Uji Hipersensitif
Uji gram
1.
B6
Koloni putih
Tidak ada nekrotik
Positif
2.
B9
Koloni putih
Tidak ada nekrotik
Positif
3.
B3
Koloni putih
Tidak ada nekrotik
Positif
4.
B7
Koloni putih
Tidak ada nekrotik
Positif
5.
A7
Koloni putih
Tidak ada nekrotik
Positif
6.
A10
Koloni putih
Tidak ada nekrotik
Positif
7
C1
Koloni putih
Tidak ada nekrotik
Positif
8
C4
Koloni putih
Tidak ada nekrotik
Positif
40
Eksplorasi Agen Antagonis...
Gambar 1. Gejala reaksi hipersensitivitas pada daun tembakau yang diinokulasikan dengan bakteri hasil ekplorasi dari perakaran tanaman kelapa sawit di Kabupaten Rokan Hulu Hasil
isolasi
calon
kandidat
bakteri
Gram positif . Ketebalan dinding sel
antagonis dari tanah perakaran tanaman
berukuran
kelapa sawit di dapat sebanyak 8 jenis
umumnya dinding sel bakteri Gram negatif
bakteri yang bersifat antagonis sebelumnya
lebih tipis dari pada bakteri Gram positif.
telah
bakteri
Bakteri Gram negatif mengandung lebih
diantaranya adalah : uji hipersensitif pada
tinggi persentase lipid dibandingkan bakteri
daun
Gram positif. Dan Patogenesitas bakteri
dilakukan
uji
fisiologis
tembakau, dari hasil penyuntikan
suspensi
bakteri
yang
dilakukan
dapat
sekitar
diuji
30-80
nm.
berdasarkan
Pada
respon
menunjukkan bakteri B6, B9, B3, B7, A7,
hipersensitivitasnya
A10, C1 dan C4 tidak menimbulkan gejala
tembakau (Klement dan Goodman 1967).
nekrotik pada daun tembakau (Gambar 1).
Pada umumnya respon hipersensitif atau
Selanjutnya dilakukan uji Gram dengan
Hypersensitive Respone (HR) diartikan
menggunakan larutan KOH 3% untuk
sebagai reaksi pertahanan yang cepat dari
menentukan bakteri gram positif atau
tanaman
negatif. Hasil yang dilakukan diperoleh
inkompatibel disertai dengan kematian sel
bahwa bakteri B6, B9, B3, B7, A7, A10, C1
yang cepat atau nekrosis jaringan di daerah
dan C4 bersifat gram positif yang ditandai
yang diinjeksi dengan suspensi bakteri.
dengan tidak lengketnya bakteri pada saat
Dari hasil uji fisiologis ini menunjukkan
diangkat menggunakan jarum ose yang
bahwa bakteri B6, B9, B3, B7, A7, A10, C1
telah diberi larutan KOH 3%. Trivedi et al.,
dan C4 yang dieksplorasi dari sekitar
(2010) menyebutkan bahwa sifat bakteri
perakaran tanaman kelapa sawit bukan
Gram
patogen bagi tanaman. Bakteri yang telah
positif
peptidoglikan
yang
memiliki jauh
lebih
jumlah besar
didapat
pada
menghadapi
kemudian
tanaman
potogen
diujikan
yang
terhadap
didalam dinding sel dari pada bakteri Gram
patogen Busuk Pangkal Batang (BPB)
negatif. Dinding sel bakteri ini terdiri dari
dalam pengujian laboratorium (in vitro).
sekitar 40 –80% peptidoglikan dari berat kering dinding sel. Peptidoglikan ini adalah
Kesimpulan
sekitar 40 atau lebih dalam lapisan bakteri
41
Bakteri B6, B9, B3, B7, A7, A10, C1 dan C4 yang dieksplorasi dari sekitar perakaran tanaman kelapa sawit bukan patogen bagi tanaman DAFTAR PUSTAKA
induction
time
in
the
Jurnal Sungkai Vol. 2 No. 1, Edisi Februari : 37-42 hypersensitive-reaction of 2014Hal the
tobacco plant. 57:322-323
Phytopathology.
Trivedi.P.C., S.Pandey, & S.Bhadauria, 2010. Text Book Of Microbiology.
Klement Z, Goodman RN. 1967. The role of living bacterial cell and
Aavishkar Publishers. India
42