Kekeliruan Formal
Dasar Logika Matematika
Fallacy of Four Terms (kekeliruan karena menggunakan empat term). Kekeliruan berpikir karena empat term dalam silogisme ini terjadi karena kondisi penengah diartikan ganda, sedangkan dalam patokan diharuskan hanya terdiri dari tiga term.
Pertemuan 2:
Contoh: Semua tindakan pembunuhan yang terencana adalah melanggar hukum Memotong hewan kurban adalah tindakan pembunuhan berencana Jadi, memotong hewan kurban adalah tindakan melanggar hukum Kekeliruan Berpikir |
Kekeliruan Formal Fallacy of Undistributes Middle (kekeliruan karena kedua term penengah tidak mencakup). Kekeliruan berpikir karena tidak satu pun dari kedua term penengah mencakup.
2
Kekeliruan Formal Fallacy of Illicit Process (kekeliruan karena proses tidak benar). Kekeliruan berpikir karena term premis tidak mencakup, tetapi dalam konklusi mencakup.
Contoh: Contoh:
Kuda adalah makhluk Tuhan Sapi bukan kuda Jadi, sapi bukan makhluk Tuhan
Para perokok aktif akan mengalami penyakit paru-paru Fachri mengalami penyakit paru-paru Jadi, Fachri adalah perokok aktif
Kekeliruan Berpikir |
3
Kekeliruan Berpikir |
4
Kekeliruan Formal
Kekeliruan Formal
Fallacy of Two Negative (kekeliruan karena menyimpulkan dari dua premis yang negatif). Kekeliruan berpikir karena mengambil kesimpulan dari dua premis negatif. Apabila terjadi demikian sebenarnya tidak bisa ditarik konklusi.
Fallacy of Affirming the Consequent (kekeliruan karena mengakui akibat). Kekeliruan berpikir dalam silogisme hipotetik karena membenarkan akibat, kemudian membenarkan pula sebabnya.
Contoh:
Contoh:
Tidak satu pun drama yang baik mudah dipertontonkan Tidak satu pun drama Shakespeare mudah dipertontonkan Maka, semua drama Shakespeare adalah baik
Bila terjadi perang, maka harga barang naik Sekarang harga barang sedang naik Berarti, perang telah terjadi.
Kekeliruan Berpikir |
5
Kekeliruan Berpikir |
Kekeliruan Formal
6
Kekeliruan Formal Fallacy of Incosistency (kekeliruan karena tidak konsisten). Kekeliruan berpikir karena tidak runtutnya pernyataan yang satu dengan pernyataan yang diakui sebelumnya.
Fallacy of Disjunction (kekeliruan karena bentuk disjungtif). Kekeliruan berpikir terjadi dalam silogisme disjungtif karena mengingkari alternative pertama, kemudian membenarkan alternative lain. Padahal menurut patokan, pengingkaran alternatif pertama, bisa juga tidak terlaksananya alternatif yang lain.
Contoh: Fadli telah berhasil memecahkan rekor sebagai pelari tercepat di dunia; Ia hanya satu peringkat berada di bawah rekor pelari dunia sebelumnya Mr. Ichsan Sahyar.
Contoh: Fachri sedang bermain tenis tetapi tidak sendirian Ternyata Fachri sedang bersama teman-temannya Berarti, Fachri sedang bermain tenis (belum tentu benar)
Tuhan adalah Maha Pencipta dan Maha Kuasa, karena itu Tuhan pasti bisa menciptakan tuhan lain yang lebih berkuasa daripada Diri-NYA. Kekeliruan Berpikir |
7
Kekeliruan Berpikir |
8
Kekeliruan Informal Fallacy of Hasty Generalization (kekeliruan karena membuat generalisasi yang terburu-buru). Kekeliruan berpikir yang mengambil kesimpulan umum dari kasus individual yang terlampau sedikit, sehingga kesimpulan yang ditarik melampuai batas lingkungannya.
Kekeliruan Informal Fallacy of Forced Hypothesis (kekeliruan karena memaksakan praduga). Kekeliruan berpikir karena menetapkan kebenaran suatu dugaan.
Contoh: Seorang mahasiswa datang terlambat masuk ke kelas Beberapa rekannya menyatakan bahwa kebiasaan bermain game onlinelah yang membuatnya sering begadang hingga larut malam bahkan sampai tidak tidur sama sekali Padahal sebenarnya semalam ia berjaga menunggui ibunya yang tengah di rawat di rumah sakit.
Contoh: Panen di kabupaten gagal Kalau begitu tahun ini di Indonesia harus mengimpor beras
Kekeliruan Berpikir |
9
Kekeliruan Berpikir |
Kekeliruan Informal Fallacy of Begging the Question (kekeliruan karena mengundang permasalahan). Kekeliruan berpikir karena mengambil konklusi dan premis yang sebenarnya harus dibuktikan dahulu kebenarannya.
10
Kekeliruan Informal Fallacy of Circular Argument (kekeliruan karena menggunakan argumen yang berputar). Kekeliruan berpikir karena menarik kesimpulan dari suatu premis, kemudian kesimpulan tersebut dijadikan sebagai premis, sedangkan premis semula dijadikan kesimpulan pada argument berikutnya.
Contoh: Contoh:
Allah itu mesti ada karena adanya bumi
Sarjana-sarjana lulusan perguruan tinggi XYZ kurang bermutu karena organisasinya kurang baik Mengapa organisasi perguruan tinggi kurang baik? Dijawab, karena perguruan tinggi itu kurang bermutu.
(Di sini orang akan membuktikan bahwa Allah itu ada dengan dasar adanya bumi, tetapi tidak dibuktikan bahwa bumi adalah ciptaan Allah) Kekeliruan Berpikir |
11
Kekeliruan Berpikir |
12
Kekeliruan Informal Fallacy of Argumentative Leap (kekeliruan karena berganti dasar). Kekeliruan berpikir karena mengambil kesimpulan yang tidak diturunkan dari premisnya. Jadi mengambil kesimpulan melompat dari dasar semula.
Kekeliruan Informal Fallacy of Appealing to Authority (kekeliruan karena mendasarkan pada otoritas). Kekeliruan berpikir karena mendasarkan diri pada kewibawaan atau kehormatan seseorang tetapi dipergunakan untuk permasalahan di luar otoritas ahli tersebut.
Contoh: Ia kelak menjadi guru besar yang cerdas, sebab orang tuanya kaya.
Contoh:
Pantas ia cantik karena pendidikannya tinggi.
Pisau cukur ini sangat baik, sebab Rudi Hartono selalu menggunakannya Bangunan ini sangat kokoh, sebab dokter Fulan mengatakan demikian. Kekeliruan Berpikir |
13
Kekeliruan Berpikir |
Kekeliruan Informal
14
Kekeliruan Informal
Fallacy of Appealing to Force (kekeliruan karena mendasarkan diri pada kekuasaan). Kekeliruan berpikir karena berargumen dengan kekuasaan yang dimiliki.
Fallacy of Abusing (kekeliruan karena menyerang pribadi). Kekeliruan berpikir karena menolak argumen yang dikemukakan seseorang dengan menyerang pribadinya.
Contoh:
Contoh:
Menolak pendapat seseorang dengan mengatakan:
Dia adalah seorang yang brutal, jangan dengarkan pendapatnya! Apa yang dikatakan orang itu pastilah tidak benar karena dulu ia seorang narapidana.
Kau masih juga membantah pendapatku. Kau baru satu tahun duduk di bangku perguruan tinggi, aku sudah lima tahun. Kekeliruan Berpikir |
15
Kekeliruan Berpikir |
16
Kekeliruan Informal Fallacy of Ignorance (kekeliruan karena kurang tahu). Kekeliruan berpikir karena menganggap bahwa lawan bicara tidak bisa membuktikan kesalahan argumentasinya, dengan sendirinya argumentasi yang dikemukakannya benar.
Kekeliruan Informal Fallacy of Complex Question (kekeliruan karena pertanyaan yang ruwet). Kekeliruan berpikir karena mengajukan pertanyaan yang bersifat menjebak.
Contoh: Contoh:
Jam berapa kamu pulang semalam? (Sebenarnya yang ditanya tidak pergi. Penanya hendak memaksakan pengakuan bahwa yang ditanya semalam pergi).
Sudah berapa kali kau kemukakan alasanmu tetapi tidak terbukti gagasanku salah. Inilah buktinya bahwa pendapatku benar.
Kekeliruan Berpikir |
17
Kekeliruan Berpikir |
Kekeliruan Informal
Kekeliruan Informal
Fallacy of Oversimplification (kekeliruan karena alasan terlalu sederhana). Kekeliruan berpikir karena bergargumentasi dengan alasan yang tidak kuat atau tidak cukup bukti.
Fallacy of Accident (kekeliruan karena menetapkan sifat). Kekeliruan berpikir karena menetapkan sifat bukan keharusan yang ada pada suatu benda bahwa sifat itu tetap ada selamanya.
Contoh:
Contoh:
Motor buatan Honda adalah yang terbaik, karena paling banyak peminatnya.
Daging yang kita makan hari ini adalah dibeli kemarin, Daging yang dibeli kemarin adalah daging mentah Jadi, hari ini kita makan daging mentah
Kekeliruan Berpikir |
19
18
Kekeliruan Berpikir |
20
Kekeliruan Informal
Kekeliruan Informal Fallacy of False Analogy (kekeliruan karena salah mengambil analogi). Kekeliruan berpikir karena menganalogikan dua permasalahan yang kelihatannya mirip, tetapi sebenarnya berbeda secara mendasar.
Fallacy of Irrelevant Argument (kekeliruan karena argumen yang tidak relevan). Kekeliruan berpikir karena mengajukan argumen yang tidak ada hubungannya dengan masalah yang menjadi pokok pembicaraan.
Contoh:
Contoh:
Kehidupan ini tidak ubahnya seperti sebuah sandiwara, dimana seluruh jalan ceritanya telah diatur dan ditentukan dalam bentuk skenario sebelum pertunjukan dimulai. Jadi, Tuhan itu seperti Sutradara sekaligus penulis skenario, sedangkan kita sebagai manusia adalah para pemainnya, sehingga kita tidak akan mungkin bisa berbuat sesuatu selain daripada mengikuti skenario yang telah dibuat Tuhan dan tunduk pada dikte dan tuntutan Sutradara.
Pisau silet itu berbahaya daripada peluru karena tangan sering teriris oleh pisau silet dan tidak pernah oleh peluru.
Kekeliruan Berpikir |
21
Kekeliruan Berpikir |
Kekeliruan Informal Fallacy of Appealing to Pity (kekeliruan karena mengundang belas kasihan). Kekeliruan berpikir karena menggunakan uraian yang sengaja menarik belas kasihan untuk mendapatkan konklusi yang diharapkan. Uraian itu sendiri tidak salah tetapi menggunakan kalimat-kalimat yang menarik belas kasihan agar kesimpulannya menjadi lain, padahal masalahnya hubungan dengan fakta, bukan dengan perasaan.
22
Kekeliruan Karena pengaruh Bahasa Fallacy of Composition (kekeliruan karena komposisi). Kekeliruan berpikir karena menetapkan sifat yang ada pada bagian untuk menyipati keseluruhannya.
Contoh: Setiap mahasiswa prodi TIF telah siap menghadapi ujian, maka semua mahasiswa UPJ telah siap menghadapi ujian.
Contoh: Mengkait-kaitkan dengan keluarga ketika lapak dagangannya yang berada di trotar digusur karena melanggar aturan mengenai larangan berjualan di trotoar. Kekeliruan Berpikir |
23
Kekeliruan Berpikir |
24
Kekeliruan Karena pengaruh Bahasa Fallacy of Division (kekeliruan karena dalam pembagian). Kekeliruan berpikir karena menetapkan sifat yang ada pada keseluruhannya, maka demikian juga setiap bagiannya.
Kekeliruan Karena pengaruh Bahasa Fallacy of Accent (kekeliruan karena tekanan). Kekeliruan berpikir karena memberikan tekanan dalam pengucapan.
Contoh: Contoh:
Ibu, ayah pergi.
Paket yang dibawa olehnya sangat berat, maka pasti isi paket yang ada didalamnya juga sangat berat.
(yang hendak dimaksud adalah ibu dan ayah pembicara sedang pergi. Seharusnya tidak ada penekanan pada ibu, sebab maknanya menjadi pemberitahuan pada ibu bahwa ayah baru saja pergi).
Sumber daya alam yang ada di negara ini sangat kaya, maka rakyatnya juga pasti kaya raya. Kekeliruan Berpikir |
25
Kekeliruan Berpikir |
Kekeliruan Karena pengaruh Bahasa Fallacy of Amphiboly (kekeliruan karena amfiboli). Kekeliruan berpikir karena kalimat yang dapat ditafsirkan berbeda-beda.
26
Kekeliruan Karena pengaruh Bahasa Fallacy of Equivocation (kekeliruan karena menggunakan kata dalam beberapa arti). Kekeliruan berpikir karena menggunakan kata yang sama dengan arti yang lebih dari satu.
Contoh: Contoh:
Seorang mahasiswa bertanya kepada rekannya yang pernah mengikuti perkuliaan dosen A apakah menyenangkan kuliah dengan dosen A. Rekan si mahasiwa menjawab “Pokoknya kamu akan mendapatkan pengalaman yang luar biasa”. Ternyata dosen A memberikan banyak tugas setiap kali selesai menyampaikan materi perkuliahan, galak, dan pelit nilai. Kekeliruan Berpikir |
Gajah adalah binatang, jadi, gajah kecil adalah binatang yang kecil. Kata ‘kecil’ dalam ‘gajah kecil’ berbeda pengertiannya dengan ‘kecil’ dalam artian ‘binatang kecil’. 27
Kekeliruan Berpikir |
28
Referensi • Mundir. Logika. Jakarta: Rajawali Press, 2012. • W. Pespoprodjo dan T. Gilareso. Logika Ilmu Menalar: DasarDasar Berpikir Tertib, Logis, Kritis, Analitis, Dialektis. Bandung: Pustaka Grafika, 2011.
Kekeliruan Berpikir |
Dasar Logika Matematika Pertemuan 2:
29