03
Modul ke:
Dasar-dasar Logika Definisi & Keputusan
Fakultas
Ilmu Komunikasi Program Studi
Hubungan Masyarakat www.mercubuana,ac,id
Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc
1.Definisi • Pengetahuan yang dibutuhkan manusia untuk menentukan pengetahuan tentang sesuatu. Dalam kehidupan ilmiah maupun kehidupan sehari-hari banyak ditemukan definisi. • Pembicaraan tentang suatu ilmu, selalu diawali dengan definisi. • Mendefinisi adalah menyebut sekelompok karakteristik suatu kata sehingga dapat mengetahui pengertian serta dapat membedakan dengan kata lain yang menunjuk kepada obyek lain pula. • Karakeristik kata itu adalah jenis (genera) dan sifat pembeda (differentia) • Mendefinisi suatu kata adalah menganalisis jenis dan sifat pembeda yang dikandungnya.
Rambu Membuat Definisi a. Definisi tidak boleh lebih luas atau lebih sempit dari konotasi kata yang didefinisikan. Definisi terlalu luas, ex: ¾ Merpati adalah burung yang dapat terbang cepat ¾ Negara adalah organisasi masyarakat yang mempunyai aturanaturan ¾ Pidato adalah cara untuk mempengaruhi oang lain dengan kata-kata.
Definisi terlalu sempit, ex: ¾ Kursi adalah tempat duduk yang dibuat dari kayu bersandaran dan berkaki ¾ Jujur adalah sikap mau mengakui kesalahan sendiri ¾ Kekayaan adalah hasil pertanian yang dapat disimpan
b. Definisi tidak boleh menggunakan kata yang didefinisikan. Definisi yang melanggar ketentuan ini disebut definisi sirkuler, berputar atau tautology. Ex: ¾Wajib adalah perbuatan yang haru dikerjakan ¾Kafir adalah orang yang ingkar ¾Merdeka adalah dalam keadaan bebas
c. Definisi tidak boleh memakai penjelasan yang justru membingungkan. Definisi yang melanggar ketentuan ini disebut definisi obscurum per obscurius, artinya menjelaskan sesuatu justru dengan keterangan yang tidak jelas. Ex: ¾ Sejarah adalah samudera pengalaman yang selalu bergelombang tiada putus-putusnya ¾ Kehidupan adalah sepotong keju ¾ Sedekah adalah pembuka pintu surga
d. Definisi tidak boleh menggunakan bentuk negatif Ex: ¾Benar adalah sesuatu yang tidak salah ¾Miskin adalah keadaan tidak kaya ¾Indah adalah sesuatu yang tidak jelek
Keadaan yang tidak mungkin dihindari bentuk negatif diperbolehkan Ex: ¾Orang buta adalah orang yang indera penglihatannya tidak berfungsi ¾Orang buntung adalah orang yang tidak mempunyai anggota tubuh lengkap ¾Orang miskin adalah orang yang penghasilannya tidak cukup
Kata Satuan terkecil dalam proposisi logika, yaitu ‘KATA’ Berbeda dengan ilmu Bahasa yang menyelidiki kata dari segala aspeknya, penyelidikan Logika bertujuan mencari pengertian kata dan bagaimana penggunaan setepatnya. Penyelidikan kata penting untuk membentuk pemikiran
Kategorisasi pengertian Kata 1. Positif, Negatif dan Privatif 2. Universal, Partikular, Singular, dan Kolektif 3. Konkret dan Abstrak 4. Mutlak dan Relatif 5. Univok, Equivok dan Analog
Kata Positif, Negatif dan Privatif Positif Î Mengandung penegasan adanya sesuatu. Ex: gemuk (adanya daging), kaya (adanya harta benda), pandai (adanya ilmu), dsb NegatifÎ diawali dengan kata ‘tidak’, ‘tak’, ‘non’, atau ‘bukan’. Ex: tidak gemuk, tidak kaya, tidak pandai, dsb Privatif Î mengandung makna tidak adanya sesuatu. Ex: tidak adanya daging (kurus), tidak adanya ilmu (bodoh), tidak adanya harta (miskin)
Kata Universal, Partikular, Singular, dan Kolektif
Universal Î mengikat keseluruhan bawahannya Ex: rumah, kursi, hewan, tumbuhan, manusia, dsb Partikular Î mengikat bawahan yang banyak, tapi tidak mencakup keseluruhan anggota yang diikatnya. Ex: sebagian manusia, beberapa kursi, sejumlah hewan, sebagian besar manusia, dsb
Singular Î mengikat satu bawahan. Kebalikan daripada universal Ex: Presiden RI kedua, nama sungai terpanjang di Indonesia, Dekan Fakultas Hukum UI, Hasan, Fatimah, Serayu, dsb. Kolektif Î Mengikat sejumlah barang yang mempunyai kesamaan fungsi, membentuk satu kesatuan. Ex: regu, kesebelasan, tim, panitia, dewan, dsb.
Kata Konkret dan Abstrak Konkret Î menunjuk pada sesuatu yang mempunyai eksistensi tertentu. Ex: buku, kursi, rumah, mobil, dsb Abstrak Î menunjuk kepada sifat, keadaan, kegiatan yang dilepas dari obyek tertentu. Ex: kebodohan, kekayaan, kesehatan, kepandaian, dsb
Kata Mutlak dan Relatif Mutlak Î dapat dipahami tanpa membutuhkan hubungan dengan benda lain. Ex: buku, rumah, kuda, dsb Relatif Î tidak dapat dipahami dengan sendirinya, tapi harus selalu ada hubungannya dengan benda lain Ex: ayah, pemimpin, suami, kakak, kakek, dsb
Kata Univok, Equivok, dan Analog Univok Î kata yang mempunyai satu makna yang jelas, tidak membingungkan Ex: pulpen, pensil, botol, kursi, dsb Equivok Î mengandung makna lebih dari satu Ex: bunga, bulan, buku, dsb Analog Î kata yang dalam pemakaiannya mempunyai makna yang berbeda dengan makna aslinya, tetapi masih mempunyai persamaan juga. Semua kata dapat dibuat dalam makna analog. Ex: Bunga itu merupakan bagian tanaman yang paling indah. Waktu muda ia adalah bunga di desa ini Bila hujan bumi akan basah Banyak pejabat enggan pindah dari tempat yang basah
Keputusan (Putusan) ¾ Suatu perbuatan dari manusia yang bersifat intelek. ¾ Perbuatan manusia dalam pernyataan akal budi tentang persesuaian dan ketidaksesuaian yang terdapat di antara dua gagasan atau sesuatu dengan sesuatu. ¾ Kegiatan akal budi mengiyakan, memperteguh atau menguatkan, mengakui atau memungkiri terhadap sebuah gagasan atau sesuatu tentang sesuatu.
Unsur Perbuatan Manusia dalam Keputusan 1. Perbuatan (akal) manusia 2. Perbuatan manusia tentang mengakui atau memungkiri 3. Kesatuan antara Subyek dan Predikat. Kesatuan yang disatukan atau dipisahkan Subyek (S) = Predikat (P); atau Subyek (S) ≠ Predikat (P)
Jika ‘kata’ merupakan penampakan lahiriah dari pengertian, maka ‘kalimat’ adalah penampakan lahiriah dari Keputusan. Karena itu, Keputusan (kalimat) adalah satu-satunya ucapan yang ‘benar’ atau ‘tidak benar’ Keputuan (kalimat) selalu mengakui atau memungkiri kenyataan. Artinya, Pengertian (kata) belum (tidak) bisa disebut benar atau tidak benar. Sebab sebagai pengertian (kata) belum (tidak) menyatakan sesuatu tentang kenyataan.Baru menjadi benar atau tidak benar, apabila keputusan itu dihubungkan satu sama lain.
Unsur-unsur Keputusan 1. Subyek 2. Predikat 3. Kata penghubung (mengakui atau memungkiri hubungan antara subyek dan predikat)
Hakikat Keputusan Hakikat keputusan adalah menyelenggarakan sintesis. Sintesis tersebut bukan sekadar asosiasi atau sekadar hasil dari dua tangkapan indera, melainkan betul-betul mrupakan suatu aktivitas.
Bentuk-bentuk Keputusan 1. Secara psikologis a. Keputusan Formal b. Keputusan material 2. Secara pengakuan atau pemungkiran a. Keputusan Kategoris b. Keputusan hipotetis
Terima Kasih Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc