ANA LISA REGIO NA L
4.1.
RENCANA STRUKTUR PERWILAYAHAN JAWA TIMUR Hasil Kajian kecenderungan ke depan perkembangan perkotaan di
lawa
Timur,
ternyata
menunjukkan
gejala
adanya
ketidakseimbangan
perkembangan dalam jangka panjang.
ANALISA REGIONAL
Secara umum perkembangan Surabaya dan wilayah sekitamya yakni GERBANGKERTOSUSILA ternyata. menunjukkan perkembangan yang lebih besar dari konsep semula. Beberapa kota lain yang mempunyai perkembangan yang
AH I AG
b
relatif pesat adalah Malang, Kediri, Madiun, Jember dan Blitar.
a e
AM
Rasionalisasi sistem kota-kota di Jawa Timur, berdasarkan jumlah
Girik
d
AF I AE
c
penduduk, kelengkapan infrastruktur, aktifitas ekonomi, dan lain-lain hingga
b a
tahun 2020 sebagai berikut:
e d
AD I AC
o Kota orde I
:
Dengan Penduduk 2 - 5 juta jiwa yaitu Kota
c
Slaharwotan
Surabaya.
b a
o Kota Orde II A :
e
Kakatpenjalin d
AB I AA
c
NGIMBANG Sendangrejo
Ngimbang
berpenduduk
1-1,5
juta
jiwa;
juta
jiwa;
termasuk dalam kelompok ini adalah Kota Malang.
b
Pasarlegi
o Kota Orde II B :
Drujugulit
a
Kota-kota
Kota-kota
berpenduduk
0,5-1
AL e
z I y
KEC. SAMBENG
termasuk dalam kelompok ini adalah kata-kota potensial Gresik,
d c
Sidoarjo, Madiun dan Kediri
b a
o Kota Orde III A :
e
x I w
d
termasuk dalam kelompok ini adalah kota-kota prospektif Blitar,
Munungrejo
c b 5 a
1
2
3
4
5
1
2
35 - 36 166
F akta
dan
3 37 - 38
4
5
Kota-kota berpenduduk 150.000-500.000 jiwa;
1
2
3 39 - 40
4
5
1
2
3
4
41 - 42
5
1
2
Mojokerto, Lamongan, Tuban, Bangkalan, Pamekasan, Sumenep,
43 - 44 167
Jember dan Banyuwangi.
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 4-1
ANA LISA REGIO NA L o Kota Orde III B :
Kota-kota berpenduduk 50.000-150.000 jiwa;
Berdasarkan sistem kota-kota di Jawa Timur, perkotaan di Jawa Timur
Bojonegoro, Ngawi, Magetan, Ponorogo, TrenggalekTulungagung,
sebagai pusat pelayanan dan kegiatan dapat dikelompokkan berdasarkan
Pacitan, Magetan, Bondowoso, Situbondo, Probolinggo, Pasuruan,
hirarkinya sebagai berikut :
Lumajang, Sampang.
1. PKN (Pusat Kegiatan Nasional). Kota atau perkotaan yang diklasifikasikan
Dengan memperhatikan jumlah penduduk yang akan berkembang serta memperhatikan
hirarki
tersebut
di
atas,
kota-kota
di
Jawa
Timur
sebagai PKN memiliki fungsi pelayanan dalam lingkup nasional. Kota yang diarahkan untuk berfungsi sebagai pusat perkembangan wilayah yang
diklasifikasikan sebagai berikut :
mempunyai skala pelayanan nasional di Propinsi Jawa Timur adalah wilayah
ü Kota Metropolitan dengan penduduk dapat menampung hingga 7 juta Jiwa:
Surabaya Metropolitan Area.
Perkotaan Surabaya Metropolitan Area meliputi penyatuan perkotaan Surabaya, Perkotaan Gresik, Perkotaan Bangkalan dan Perkotaan Sidoarjo ü Kota Besar :
2. PKW (Pusat Kegiatan Wilayah). Kota atau perkotaan yang diklasifikasikan sebagai PKW pada hirarki perkotaan berfungsi sebagai pusat pelayanan dalam lingkup wilayah Propinsi Jawa Timur, yang meliputi Kota Jember,
Perkotaan Malang Raya yang meliputi penyatuan perkotaan Malang,
Kediri, Kota Madiun, dan Kota Malang. Selain itu, daerah yang diarahkan
Perkotaan Kepanjen, Perkotaan Batu
untuk berfungsi sebagai PKW adalah daerah-daerah yang potensial atau
ü Kota Menengah : Kota Madiun, Kota Mojokerto, Pasuruan, Probolinggo, Blitar, Kediri, Tuban, Banyuwangi, dan Jember, ü Kota Kecil A:
daerah-daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan relatif tinggi, yaitu Kota Jember dan Kota Blitar. 3. PKL (Pusat Kegiatan Lokal). Kota atau perkotaan yang diklasifikasikan sebagai PKL berfungsi sebagai pusat pelayanan pada lingkup lokal, yaitu
Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep, Gresik, Lamongan, Ngawi,
pada lingkup satu atau lebih kabupaten. Kota yang tidak termasuk dalam
Magetan, Nganjuk, Jombang, Bondowoso, Tulungagung, Trenggalek, dan
kategori 1 dan 2 diharapkan dapat berkembang sesuai dengan potensi
Ponorogo,
wilayah masing-masing.
ü Kota Kecil B: Bojonegoro, Situbondo, dan Pacitan.
F akta
dan
Keterkaitan antara orde kota, fungsi dan peran perkotaan, serta fasilitas yang ada, dapat dilihat pada tabel berikut:
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 4-2
ANA LISA REGIO NA L Tabel: 4.1 Orde dan Kedudukan Kota ORDE KOTA
KEDUDUKAN
(Km)
Pusat Pengembangan Nasional
I
Pusat Pengembangan Wilayah (PKW)
II
JANGKAUAN PENDUDUK
III
Pusat Pengembangan Lokal (PKL)
IV
Pusat Pengembangan Lokal (PKL)
100 - 500
50-100
15-20
7,5-15
(Ribu Jiwa)
250- 5000
100-500
20-100
5 – 20
FASILITAS PELAYANAN
sehingga menjadikan kebijakan infrastruktur cenderung menumpuk memusat INFRASTRUKTUR
Universitas/Akademi, Rumah Sakit Type A, Pusat Import dan Eksport Gedung Perbelanjaan Pusat Perbankan Kantor Pemerintahan Tingkat Propinsi
Lapangan Udara Nasional/ Internasional Pelabuhan Internasional Jalan Nasional Stasiun Kereta Api Terminal Bus Terpadu SMA, Rumah Sakit Jalan Nasional Type B, Jalan Propinsi Pusat Import dan Jaringan KA Utama Eksport, Pusat Bank Terminal Bis Perkreditan Rakyat SMA Jalan Propinsi Rumah Sakit Type C Jalan Kabupaten Puskesmas Jalan KA Pasar Terminal Bis SMA Jalan Kabupaten Puskesmas Pembantu Pasar
dan memudahkan serta melayani pergerakan ke arah Surabaya. Implikasi lebih jauh, Surabaya dan sekitamya (Surabaya Metropolitan Area) semakin dominan dan konsentrasi pembangunan cenderung akan berorientasi ke wilayah ini. Keterbatasan luas lahan dan mahalnya harga tanah, mendorong investasi khususnya industri dan permukiman mengarah keluar dari Surabaya Metropolitan Area, meskipun cenderung masih tetap berorientasi ke Surabaya dan jaraknya tidak jauh dari Surabaya. Sasarannya adalah lokasi atau wilayah-wilayah yang memiliki akses yang sangat baik ke Surabaya. dan cenderungnya adalah di sepanjang jalan arteri yang menuju ke Surabaya. Wilayah-wilayah tersebut adalah Mojokerto yaitu wilayah Krian hingga Mojokerto, wilayah Lamongan khususnya di Lamongan, wilayah Gresik mulai
Sumber: RTRW Jawa Timur Tahun 2020
dari Kebomas hingga Sidayu, ke arah barat wilayah menganti dan Driyorejo ke
4.2.
arah selatan mengarah ke Pasuruan diantaranya di Rembang dan Gempol serta
SISTEM PERWILAYAHAN Mempertimbangkan pola perkembangan perkotaan dan keterkaitan antar
Pandaan hingga Sukorejo. Akibatnya adalah terjadi interaksi yang intensif pada
wilayah yang direncanakan maupun akibat dari kebijakan yang diberikan di
jalur-jalur tersebut. Kebutuhan transportasi meningkat dan selanjutnya adalah
masing-masing wilayah yang ada di Jawa Timur dimasa mendatang,
Koridor yang semakin dekat dengan Surabaya atau Surabaya Metropolitan
Kebesaran Kota Surabaya dan SMA (Surabaya Metropolitan Area) -nya
Area-nya adalah yang paling berkembang, munculnya potensi ketidak efisienan
tersebut pada akhirnya menjadi magnet yang sangat besar dalam menarik
pelayanan, penumpukkan transportasi, dan menunjukkan perkembangan
distribusi barang dan
arah
GERBANGKERTOSUSILA yang konsentris/monosentris yaitu dengan pusat SMA
pergerakan yang monosentris ke arah Surabaya atau SMA mendorong kebutuhan
yang akhirnya akan mendorong semakin dominan SMA dan ketidakmerataan
pengembangan transportasi yang mengarah ke Surabaya terus meningkat
pembangunan di Gerbangkertasusila dan Jawa Timur secara umum.
F akta
dan
jasa,
urbanisasi,
investasi.
Kecenderungan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 4-3
ANA LISA REGIO NA L Wilayah Gerbangkertasusila Plus (GKS Plus) diarahkan dalam pola
Memperhatikan peran dan fungsil kegiatannya dalam lingkup lokal,
tersendiri, karena ada kecenderung penyatuan kawasan perkotaan yang
regional, maupun Nasional maka tata ruang Jawa Timur direncanakan dalam
membentuk perkotaan yang sangat besar (Mega Urban). Kawasan perkotaan
sistem perwilayahan Satuan Wilayah Pembangunan (SWP) sebagai berikut:
patensial berkembang yang akan berkembang membesar dan mendorong
1. SWP GKS Plus, meliputi: Surabaya, Tuban, Lamongan, Bojonegoro, Gresik,
penyatuan wilayah perkotaan di GKS Plus antara lain :
Sidoario, Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto, Jombang, Bangkalan,
q Wilayah potensial berkembang di Pantura Tuban hingga Rengel
Pasuruan dengan pusat pelayanan wilayah di Surabaya
q Wilayah potensial diwilayah pantura Lamongan (di kawasan LIS Lamongan
q Fungsi kawasan adalah :
Utara)
Pusat
q Wilayah Lamongan Tengah di sepanjang Jalan Arteri q Wilayah Perkembangan Gresik q Wilayah Potensial Bangkalan Selatan dan Utara q Wilayah Potensial Ngoro Kabupaten Mojokerto - Porong - Jabon Kabupaten Mojokerto
Pelayanan
Primer,
Jasa
Perdagangan
dan
ekspor
impor,
Pendidikan, Industri, Pemerintahan Propinsi q Arahan Pengelolaan kawasan: w Dipertahankan untuk berfungsi sebagai pusat pertumbuhan wilayah nasional
yang
mendukung
pelayanan
pengembangan
wilayah
disekitarnya dan Indonesia bagian Timur
q Wilayah Potensial Bangil - Rembang Kabupaten Pasuruan q Wilayah Potensial Mojokerto Pola yang ditunjukkan oleh kecenderungan perkembangan tersebut pada dasarnya berkernbang dalam pola-pola wilayah dan duster. Dengan kata lain wilayah GKS pada dasamya mempunyai wilayah perkembangan utama.
w Mencegah pertumbuhan kawasan terbangun bagian Barat- Selatan Metropolitan - GKS ke kawasan pertanian tanaman pangan dan lindung di wilayah Mojokerto - Sidoarjo – Malang w Diarahkan untuk meningkatkan spesialisasi fungsi jasa keuangan, teknologi sistim informasi, pendidikan dan pengangkutan laut
Wilayah lain yang akan berkembang cukup pesat adalah Malang yang
w Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan sistem perangkutan
akan cenderung mempengaruhi perkembangan wilayah lain sehingga saling
massal intra urban (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya dan
terkait dan membentuk pola perkembangan Malang Raya, Madiun, Kediri dan
Lamongan)
Blitar.
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 4-4
ANA LISA REGIO NA L w Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan utilitas kota yang memenuhi standar internasional
industri pada kawasan-kawasan industri yang telah ditetapkan dengan
w Meningkatkan kualitas pelayanan pemerintahan yang mendukung terjaganya minat investasi pasar modal
di Pulau Jawa dan wilayah nasional lainnya, melalui peningkatan kualitas sistem jaringan transportasi darat, laut dan udara
dan kreativitas masyarakat Surabaya dan sekitarnya
dan
w Tetap mempertahankan kawasan pertanian beririgasi teknis sebagai
w Mengendalikan pertumbuhan kota secara ekspansif yang tidak terkendali (Urban Sprawl) dan pertumbuhan menerus (konurbasi)
w Meningkatkan kemampuan kerjasama pembangunan antar kota dan ruang
kawasan permukiman dan perkotaan
lumbung pangan nasional
w Meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang menjamin kesejahteraan
pemanfaatan
tidak menggunakan lahan pertanian potensial. w Mengendalikan konversi kawasan pertanian beririgasi teknis menjadi
w Memantapkan aksesibilitas Metropolitan GKS ke kota-kota PKN lainnya
pengendalian
w Mengendalikan dan merelokasi secara bertahap lokasi kegiatan
sumberdaya
diwilayah
Gerbangkertosusila
melalui pengembangan jalur hijau yang membatasi fisik kota w Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan utilitas kota (jalan, persampahan, air bersih, drainase) sesuai standar nasional
w Meningkatkan aksesibilitas Kota Surabaya ke kota-kota belakangnya, termasuk ke Banyuwangi
w Mengembangkan sarana pelabuhan laut (penumpang/barang dan perikanan)
2. SWP Banyuwangi, meliputi Kabupaten Banyuwangi, dengan pusat di Banyuwangi
w Meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang menjamin kesejahteraan dan kreativitas masyarakat kota
q Fungsi kawasan adalah :
3. SWP jember dan sekitarnya, meliputi: Jember, Bondowoso dan Situbondo,
Pusat pelayanan tersier jasa pemerintahan, perdagangan, pertanian,
dengan Pusat di Jember
perkebunan, pariwisata alam (pantai dan pegunungan)
q Fungsi kawasan adalah
q Arahan Pengelolaan kawasan : w Diarahkan
sebagai
pusat
Pusat Pelayanan Sekunder jasa pemerintahan, pendidikan, perdagangan pertumbuhan
wilayah
propinsi
yang
mendukung perkembangan sektor pertanian pangan dan hortikultura
F akta
dan
jasa pertanian, perkebunan pariwisata alam (pantai dan pegunungan) q Arahan Pengelolaan kawasan :
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 4-5
ANA LISA REGIO NA L w Diarahkan
sebagai
pusat
pertumbuhan
wilayah
propinsi
yang
w Diarahkan
sebagai
pusat
pertumbuhan
wilayah
propinsi
yang
mendukung perkembangan sektor pertanian pangan dan hortikultura
mendukung perkembangan sektor pertanian pangan dan hortikultura
w Mengendalikan dan merelokasi secara bertahap lokasi kegiatan
w Mengendalikan dan merelokasi secara bertahap lokasi kegiatan
industri pada kawasan-kawasan industri yang telah ditetapkan w Mengendalikan konversi kawasan pertanian beririgasi teknis menjadi kawasan permukiman dan perkotaan w Tetap mempertahankan kawasan pertanian beririgasi teknis sebagai lumbung pangan nasional w Mengendalikan pertumbuhan kota secara ekspansif yang tidak terkendali (Urban Sprawl) dan pertumbuhan menerus (konurbasi) melalui pengembangan jalur hijau yang membatasi fisik kota w Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan utilitas kota (jalan, persampahan, air bersih, drainase) sesuai standar nasional w Meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang menjamin kesejahteraan dan kreativitas masyarakat kota 4. Probolinggo-Lumajang, Meliputi Kabupaten Probolinggo dan Lumajang, dengan pusat di Probolinggo q Fungsi kawasan adalah Pusat pelayanan tersier jasa pemerintahan, pertanian, perikanan, industri, pariwisata alam (pantai dan pegunungan) q Arahan Pengelolaan kawasan :
industri pada kawasan-kawasan industri yang telah ditetapkan w Mengendalikan kawasan hutan lindung dengan tetap mempertahankan fungsi lindungnya w Mengendalikan konversi kawasan pertanian beririgasi teknis menjadi kawasan permukiman dan perkotaan w Mengembangkan
pusat
sentra
agribis/hortikultura
serta
mengembangkan aksesnya menuju titik distribusi wilayah w Mengendalikan pertumbuhan kota secara ekspansif yang tidak terkendali (Urban Sprawl) dan pertumbuhan menerus (konurbasi) mefalui pengembangan jalur hijau yang membatasi fisik kota w Meningkatkan aksesbilitas Kota Pasuruan - Probolinggo (Pasuruan Malang, Pasuruan - Gempol, Pasuruan - Problinggo, Probolinggo Leces - Lumajang, Probolinggo - Stubondo) dengan meningkatkan prasarana jalan w Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan utilitas kota (jalan, persampahan, air bersih, drainase) sesuai standar nasional 5. SWP Malang Raya, meliputi Kota Malang, Kota Batu, dan Kabupaten Malang, dengan Pusat Kota Malang q Fungsi kawasan adalah
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 4-6
ANA LISA REGIO NA L Pusat Pelayanan sekunder jasa pemerintahan, jasa perdagangan, pertanian, perkebunan/agribis, kehutanan dan pariwisata
clan kreatifitas masyarakat kota
q Arahan Pengelolaan kawasan : w Diarahkan
sebagai
pusat
w Mengembangkan kegiatan perkotaan dengan memperhatikan daya pertumbuhan
wilayah
propinsi
yang
mendukung perkembangan sektor pertanian pangan dan hortikultura, perkebunan tahunan dan semusim, kehutanan, serta pariwisata alam (ecotourism) w Mengendalikan konversi kawasan pertanian beririgasi teknis menjadi kawasan permukiman dan perkotaan w Mengendaikan pengelolaan kawasan hutan dengan cara pembatasan eksploitasi hasil hutan w Mengendalikan pertumbuhan kota secara ekspansif yang tidak terkendali (Urban sprawl) dan pertumbuhan menerus (konurbasi) melalui pengembangan jalur hijau yang membatasi fisik kota w Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan utilitas kota (jalan, persampahan, air bersh, drainage kota) terutama untuk mendukung pariwisata w Meningkatkan aksesbilitas Kota Malang ke kota-kota utama lainnya (Malang-Sidoarjo- Surabaya, Malang - Pasuruan - Probolinggo, Malang -
F akta
w Meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang menjamin kesejahteraan
dukung lingkungan diantaranya bahaya longsor, gunung berapi, serta memperhatikan keberadaan hutan lindung 6. SWP Blitar, meliputi Kota Blitar dan Kabupaten Blitar, dengan pusat Kota Blitar q Fungsi kawasan adalah : Pusat pelayanan tersier jasa pemerintahan, pertanian, perkebunan, agroindustri, pariwisata alam q Arahan Pengelolaan kawasan : w Diarahkan
sebagai
pusat
pertumbuhan
wilayah
propinsi
yang
mendukung perkembangan sektor pertanian pangan dan hortikultura w Mengendalikan pengelolaan kawasan hutan lindung dengan tetap mempertahankan fungsi lindungnya. w Mengendalikan konversi kawasan pertanian beririgasi teknis menjadi kawasan permukiman dan perkotaan w Mengendalikan pertumbuhan kota secara
ekspansif
yang
tidak
Blitar - Tulungagung) dengan memanfaatkan prasarana jalan dan
terkendali (Urban Sprawl) dan pertumbuhan menerus (konurbasi)
jaringan rel KA secara terpadu
melalui pengembangan jalur hijau yang membatasi fisik kota
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 4-7
ANA LISA REGIO NA L w Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan utilitas kota (jalan, persampahan, air bersih, drainage) sesuai standar nasional
w Meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang menjamin kesejahteraan dan kreativitas masyarakat kota
w Meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang menjamin kesejahteraan dan kreativitas masyarakat kota
8. Madiun dan sekitarnya, meliputi Kabupaten Madiun, Kota Madiun, Ponorogo, Magetan, Pacitan, dan Ngawi.
7. SWP Kediri dan sekitarnya, Meliputi Kota Kediri, Kabupaten Kedirl,
q Fungsi kawasan adalah
Nganjuk, Trenggalek, dan Tulungagung
Pusat
q Fungsi kawasan adalah :
agroindustri dan pariwisata alam
Pusat pelayanan tersier jasa pemerintahan, pendidikan, pertanian, pertambangan, industri dan pariwisata alam
sebagai
pusat
pertumbuhan
wilayah
propinsi
yang
w Mengendalikan dan merelokasi secara bertahap lokasi kegiatan industri pada kawasan-kawasan industri yang telah ditetapkan w Mengendalikan konversi kawasan pertanian beririgasi teknis menjadi kawasan permukiman dan perkotaan pertumbuhan
kota
secara ekspansif yang tidak
melalui pengembangan jalur hijau yang membatasi fisik kota w Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan utilitas kota (jalan, persampahan, air bersih, drainase) sesuai standar nasional
dan
pendidikan,
pertanian,
sebagai
pusat
pertumbuhan
wilayah
propinsi
yang
w Mengendalikan dan merelokasi secara bertahap lokasi kegiatan industri pada kawasan-kawasan industri yang telah ditetapkan w Mengendalikan konversi kawasan pertanian betirigasi teknis menjadi kawasan permukiman dan perkotaan w Mengendalikan pertumbuhan kota secara ekspansif yang tidak terkendali (Urban Sprawl) dan pertumbuhan menerus (konurbasi)
terkendali (Urban Sprawl) dan pertumbuhan menerus (konurbasi)
F akta
pemerintahan,
mendukung perkembangan sektor pertanian pangan dan hortikultura
mendukung perkembangan sektor pertanian pangan dan hortikultura
w Mengendalikan
tersier
q Arahan Pengelolaan kawasan w Diarahkan
q Arahan Pengelolaan kawasan ; w Diarahkan
pelayanan
melalui pengembangan jalur hijau yang membatasi fisik kota w Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan utilitas kota (jalan, persampahan, air bersih, drainase) sesuai standar nasional w Meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang menjamin kesejahteraan dan kreativitas masyarakat kota
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 4-8
ANA LISA REGIO NA L 9. Madura dan Kepulauan, meliputi Sampang, Pamekasan dan Sumenep
w Meningkatkan akses antar wilayah sebagai antisipasi perkembangan
dengan pusat pengembangan di Pamekasan
Jembatan Suramadu (Pamekasan - Sampang - Bangkalan, Pamekasan -
q Fungsi kawasan adalah :
Sumenep)
Pusat pelayanan tersier jasa pemerintahan, pertanian, perkebunan, perikanan, pariwisata alam (pantai), budaya
terpadu
q Arahan Pengelolaan kawasan : w Diarahkan
sebagai
pusat
w Pengembangan obyek wisata budaya dengan berbagai paket wisata
w Meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang menjamin kesejahteraan pertumbuhan
wilayah
propinsi
yang
mendukung perkembangan sektor pertanian pangan dan hortikultura
dan kreativitas masyarakat kota w Mengembangkan sektor perikanan dan tambak garam
w Mengendalikan konversi kawasan pertanian beririgasi teknis menjadi kawasan permukiman dan perkotaan w Mengendalikan pertumbuhan kota secara ekspansif yang tidak terkendali (Urban Sprawl) dan pertumbuhan menerus (konurbasi) melalui pengembangan jalur hijau yang membatasi fisik kota w Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan utilitas kota (jalan, persampahan, air bersih, drainase) sesuai standar nasional
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 4-9
ANA LISA REGIO NA L Tabel: 4.2 Rencana Penggunaan Lahan di Jawa Timur Tahun 2020 EKSISTING (Ha)
SLUC
RENCANA (Ha)
KAWASAN LINDUNG
A
KAWASAN LINDUNG
Kawasan Suaka Alam Cagar alam Suaka Marga Satwa
10.947,90
A.1. A.1.1
Kawasan Suaka Alam Cagar alam
10.947,90
18.008,60
A.1.2
Suaka Marga Satwa
18.008,60
Kawasan Pelestarian Alam Taman Nasional
A.2. 175.994,80
A.2.1
Taman Nasional
27.868,30 297,50
A.2.2 A.2.3.
Taman Hutan Raya Taman Wisata Alam
Taman Hutan Raya Taman Wisata Alam Kawasan Perlindungan Bawahan Hutan Lindung
A.4. 315.503,30
Kawasan Resapan air
-
KAWASAN BUDIDAYA
Kawasan Perlindungan Bawahan 544.731,11
A.4.3
Kawasan Resapan air
447.335,56
B. B.1 B.2.
Sawah Irigasi
991.678,00
sawah tadah hujan
KAWASAN BUDIDAYA Kawasan Hutan Produksi Kawasan Pertanian
561.335,37
B.2.1
Sawah Irigasi
991.678,00
249.805,00
B.2.1
sawah tadah hujan
1.205.455,89
B.2.3
pertanian lahan kering/ tegalan/kebun campur
Kawasan Perikanan
B.3 73.760,58
Kawasan Perkebunan
B.3.2
568.298,57
Kawasan Perikanan Perikanan Tambak
B.4.
Kawasan Perkebunan
39.111,34
158.194,22
B.4.2
Perkebunan Tanaman Tahunan
544.952,03
Kawasan Permukiman
660.885,00
571.338,41
B.7
Kawasan Permukiman
Kawasan Industri
7.403,80
B.8
Kawasan Industri
Rawa/Danau/Waduk
9.583,90 84.221,07
Rawa/Danau/Waduk Lain-Lain
4.713.014,67 Sumber Data: RTRW Jawa Timur Tahun 2020
dan
-
Perkebunan Tanaman Tahunan
Lain-Lain
F akta
27.868,30 297,50
Hutan Lindung
812.953,40
Perikanan Tambak
178.291,30
A.4.1
Kawasan Hutan Produksi Kawasan Pertanian
pertanian lahan kering/ tegalan/kebun campur
Kawasan Pelestarian Alam
44.237,46 9.583,90 65.452,73 4.713.014,67
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 4-10
ANA LISA REGIO NA L peta 4-1 Rencana penggunaan lahan jatim
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 4-11
ANA LISA REGIO NA L peta 4-2 Pembagian SSWP Jatim
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 4-12
ANA LISA REGIO NA L
4.3.
KEBIJAKSANAAN PERWILAYAHAN KABUPATEN LAMONGAN
Kabupaten Lamongan, perlu penentuan sub satuan wilayah pembangunan.
4.3.1.
Sektor-Sektor Prioritas Pembangunan
Kebijaksanaan tata ruang Kabupaten Lamongan yang tertuang dalam bentuk
Strategi penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamongan
perwilayahan pembangunan bertujuan:
menurut "Sektor-Sektor Prioritas dan Strategis Pembangunan" dalam Rencana Tata
a. Mengusahakan pemerataan pembangunan yang serasi didalam dan antar wilayah serta sub wilayah, agar perbedaan pembangunan dapat diperkecil.
Ruang Wilayah Kabupaten Lamongan adalah sebagai berikut :
b. Mengusahakan
a. Dasar Kebijaksanaan:
potensi, kondisi, serta fungsi yang terdapat disetiap wilayah dan sub wilayah
Ø Arahan pola dasar pembangunan di Kabupaten Lamongan baik jangka
pembangunan.
pendek menengah maupun jangka panjang. c.
b. Bagian sasaran yang dicapai: Ø Pemantapan sektor-sektor prioritas dan strategis yang mempunyai skala
ekonomi
antar
wilayah
dan
sub
wilayah
pembangunan secara saling menguntungkan demi terjalinnya interaksi yang
perkembangan regional.
Ø Pertumbuhan ekonomi wilayah;
d. Mempertajam prioritas pembangunan pada daerah rawan, daerah terbelakang
Ø Kelangsungan fungsi produksi;
melalui program khusus dengan tetap memperhatikan sepenuhnya upaya
Ø Pelaksanaan pembangunan sesuai dengan kondisi dan potensi wilayah.
penyelamatan sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Struktur Tata Ruang Wilayah Dalam kaitannya dengan arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Kebijaksanaan
hubungan
terwujudnya ekonomi daerah yang kuat dan mampu menunjang/memperkokoh
c. Tujuan yang diarahkan:
Lamongan,
Mengembangkan
harmonis dalam kegiatan ekonomi, sosial budaya, dan polkam, sehingga
prioritas tinggi terhadap daerah.
4.3.2.
dan mengarahkan kegiatan pembangunan wilayah sesuai
tata
ruang
merupakan
bagian
integrasi
dari
Kebijaksanaan tata ruang melalui konsep Koridor pembangunan dilakukan dengan memperhatikan:
kebijaksanaan umum dan sektoral yang telah ditetapkan. Sesuai dengan pola dasar
a. Hambatan antara daerah pusat dan daerah belakang
pembangunan, adanya kebijaksanaan tata ruang dimaksudkan untuk menjamin
b. Homogenitas atau kesamaan karakteristik wilayah.
laju perkembangan dan pertumbuhan daerah, serta memelihara keseimbangan dan
c. Kesamaan lingkungan yang membutuhkan penanganan lingkungan dalam bentuk
kesinambungan pelaksanaannya secara menyeluruh, terarah dan terpadu. Dalam
terpadu.
kerangka ini, untuk penyebarluasan kegiatan pembangunan diseluruh wilayah
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 4-13
ANA LISA REGIO NA L Dewasa ini sejalan dengan perkembangan kegiatan ekonomi masyarakat
Pengertian ini jelas belum memberikan batasan yang lebih jelas tentang
perlu kiranya pengembangan pola pembangunan dengan juga berpedoman pada
kota dilihat dari besaran penduduknya. Menurut studi NUDS (National Urban
pola koridor ekonomi yang saat ini telah terbentuk sehingga kegiatan menerus
Development Strategi), untuk kota-kota di Pulau Jawa batasan kota didasarkan
yang dikibatkan adanya pola jaringan distribusi barang akan memberikan
pada jumlah penduduk diatas 25.000 jiwa.
kontribusi yang lebih bagi pengembangan wilayah Kabupaten Lamongan. 4.3.3.
Aspek Sistem Perkotaan Pemantapan struktur perkotaan di Kabupaten Lamongan pada
dasarnya tidak dapat dilepaskan dari jalur upaya pemantapan-pemantapan fungsi
Pengamatan terhadap besaran (ukuran jumlah penduduk) tiap kota diatas menunjukkan bahwa kota-kota di Kabupaten Lamongan mempunyai distribusi yang tidak sesuai dengan besarannya (data NUDS) sebagian besar terdiri dari 'kota desa besar' (25.000 - 50.000 jiwa).
kota dalam kerangka strategi pengembangan pola tata ruang Kabupaten
Semua kota yang ada di Kabupaten Lamongan pada dasarnya membentuk
Lamongan. Dalam kaitannya dalam jalur upaya ini, struktur kota-kota diarahkan
suatu sistem kota-kota, dengan Kota Lamongan sebagai pusatnya. Cakupan sistem
untuk mencapai tujuan keseimbangan perkembangan ruang kota dan wilayah
kota ini meliputi seluruh wilayah Kabupaten Lamongan.
belakangnya.
Dalam hal ini berarti bahwa antar kota-kota tersebut terdapat keterkaitan Berdasarkan analisis terhadap struktur kota-kota yang telah ada di
dalam bentuk pergerakan penduduk, barang, uang, dan jasa pelayanan informasi.
Kabupaten Lamongan, dengan mempertimbangkan:
Keterkaitan antar kota pada dasarnya bergantung pada berbagai faktor,
• Status administrasi kota
diantarannya adalah :
• Hierarkhi Penduduk (ukuran jumlah penduduk)
• Fungsi kota
• Hirarkhi fungsional (kelengkapan fasilitas perkotaan), maka untuk masa yang
• Tingkat pertumbuhan ekonomi kota
akan datang perlu adanya pemantapan terhadap orde kota. A.
Distribusi dan Besaran Kota-kota
• Jaringan transportasi Dilihat dari karakteristiknya, dengan mengacu pada studi NUDS, sistem Kota
Untuk menentukan kota-kota di Kabupaten Lamongan, terlebih dahulu perlu
Lamongan berada pada fase perkembangan awal. Ciri sistem kota seperti ini
dikemukakan definisi kota yang dipergunakan. Berdasarkan status administrasinya,
adalah jumlah kota yang terkait relatif kecil, distribusi kotanya didominasi oleh
yang termasuk kota adalah ibukota kabupaten dan semua ibukota kecamatan.
kota kecil dengan skala pelayanan lokal, serta intensitas interaksi antar kota yang relatif kecil.
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 4-14
ANA LISA REGIO NA L Dilihat dari struktur ekonominya, sistem kota-kota di Kabupaten Lamongan
diandalkan adalah dengan melihat kelengkapan fungsi pelayanan yang ada pada
didominasi oleh sektor pertanian, perikanan, perkebunan dan kehutanan,
tiap kota tersebut. Makin tinggi kelengkapan fungsi pelayanan yang dimiliki,
meskipun sektor lainnya juga mempunyai kontribusi cukup besar.
dapat
menunjukkan
tingkat
hirarki
pelayanan
yang
makin
tinggi.
Untuk
Dalam hal ini batasan daerah perkotaan mencakup 'Desa Urban' menurut
menganalisis hirarki fungsional kota dikabupaten Lamongan, status administrasi
kriteria BPS yang telah dipakai dalam NUDS, ditambah dengan semua ibukota
dan ukuran jumlah penduduk akan dijadikan acuan sebelum menganalisis
kecamatan (IKK) yang belum termasuk. Pertimbangan untuk memasukkan IKK
kelengkapan fungsi pelayanannya. Sebelumnya, perlu ditentukan batasan atau
adalah karena dilihat dari status administrasinya, kota-kota tersebut merupakan
pengertian fungsi kota. Kota secara umum dapat disimpulkan mempunyai tiga
pusat kegiatan dari tiap kecamatan. Dari jumlah penduduk kota-kota kecamatan,
fungsi utama, yaitu sebagai:
tampak bahwa sampai dengan tahun 1998 distribusi besaran kota tidak jauh
•
berbeda. Kota Lamongan tetap merupakan kota terbesar (50.000-100.000 jiwa), disusul kemudian untuk kelompok penduduk 25.000-50.000 dan Kelompok yang
luas) •
berukuran dibawah 20.000 jiwa. B.
Hirarki Fungsional Kota-kota Hirarki fungsional kota dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu :
Pusat kegiatan membentuk suatu wilayah pelayanan tertentu (lokal atau lebih
Simbul jasa perhubungan/komunikasi yang meliputi kegiatan pengumpulan, pemasaran maupun produksi barang-barang.
•
Tempat fungsi tertentu yang didasarkan pada suatu jenis kegiatan yang dominan.
•
Status administrasi
•
Ukuran jumlah penduduk
dianalisis,
•
Kelengkapan fungsi pelayanan perkotaan.
diidentifikasi dengan fungsi-fungsi sebagai berikut:
Dikaitkan dengan ketersediaan data pada tiap kota (kecamatan) yang akan maka
secara
spesifik
wilayah
Ketiga aspek tersebut pada dasarnya berkaitan satu sama lain dan
♦ Pusat pemasaran dan perdagangan
menunjukkan sejauhmana hirarki kota dalam lingkup wilayah atau sistem kotanya.
♦ Pusat perhubungan dan komunikasi
Berdasarkan status administrasinya, kota-kota di Lamongan hanya terdiri dari dua,
♦ Pusat kegiatan ekonomi kota/industri
yaitu ibukota kabupaten dan ibukota kecamatan. Kota-kota menurut status ini
♦ Pusat kegiatan pariwisata/rekreasi
hanya menunjukkan tempat kedudukan administrasi pemerintahan pada tingkat
♦ Pusat pelayanan masyarakat.
perkotaan
di
Lamongan
dapat
kabupaten dan kecamatan yang ada dibawahnya. Hirarki kota yang lebih dapat
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 4-15
ANA LISA REGIO NA L Analisis hirarki fungsional kota di kabupaten Lamongan ini dilakukan dengan
penduduknya kota ini mempunyai ukuran 25.000-50.000 jiwa
metode Skalogram. Hasil analisis skalogram ini dapat dijadikan dasar bagi:
(kecamatan
1. Penentuan hirarki kota berdasarkan kelengkapan fungsi pelayanan kotanya.
(Kecamatan Deket).
2. Penelaahan lebih lanjut mengaitkan terhadap jangkauan/skala pelayanannya
Babat
dan
Brondong)
dan
10.000-25.000
jiwa
Kelompok III : Kota-kota yang mempunyai 17-16 fasilitas perkotaan, yaitu di
dalam lingkup wilayah yang lebih luas (regional/kabupaten atau sub-regional).
Kecamatan Kedungpri ng, Mantup, Sukodadi, Paciran, Ngimbang,
3. Penafsiran perlunya peningkatan fungsi pelayanan kota tertentu untuk
Sekaran, Karangbinangun, Bluluk dan Sambeng. Dilihat dari jumlah
'memperbaiki' hirarki kota yang ada.
penduduknya kota ini mempunyai ukuran < 10.000 jiwa (kecamatan
Skalogram untuk penilaian hirarki fungsional kota ditiap kecamatan
Paciran,
berdasarkan kelengkapan fasilitas, Tabel tersebut secara langsung akan dapat
Sekaran,
Maduran,
Kedungpring,
Matup,
Sukodadi,
Ngimbang, Karangbinangun, Bluluk, Sambeng,
memberikan urutan (rank) tiap kota/kecamatan dengan melihat jumlah serta tipe
Kelompok IV : Kota-kota yang mempunyai 15-14 fasilitas perkotaan, yaitu di
fasilitas serta jumlah unitnya. Berdasarkan kelengkapan fasilitasnya (industri,
Kecamatan Sugio, Modo, Solokuro, Turi, Glagah, Kembangbahu,
toko, perdagangan dan jasa, langgar/musholla, mesjid, gereja, TK, SD, SLTP,
Karanggeneng,
SLTA, obyek wisata, puskesmas pembantu, puskesmas, rumah sakit, terminal/sub
penduduknya, ukurannya adalah <10.000 (Sugio, Tikung, Modo,
terminal, hotel, apotik, TPI, STO, Stasiun KA, Bioskop), maka terdapat 5 kelompok
Solokuro, Turi, Glagah, Kembangbahu, Karanggeneng, Kalitengah).
kota/kecamatan, yaitu:
Kelompok V :
Kelompok I : Kota yang mempunyai 23 fasilitas perkotaan. Kota yang termasuk dalam kelompok ini hanya Kota Lamongan. Ciri utama kota ini adalah
pada
fasilitas
yang
mempunyai
skala
pelayanan
Tikung.
Dilihat
dari
jumlah
Kota-kota yang mempunyai 13 fasilitas perkotaan, yaitu di kecamatan Laren, Sukorame, Pucuk dan Sarirejo. Dilihat dari jumlah penduduknya, ukuran kota ini adalah < 10.000 jiwa.
Pengelompokan kota-kota menurut hirarki fungsional di atas tampak tidak selalu mempunyai kaitan dengan ukuran kotanya. Ini berarti bahwa jika untuk
administrasinya sebagai ibukota kabupaten. Dilihat dari jumlah
penetapan orde atau hirarki kota didasarkan pada ukuran jumlah penduduk, maka
penduduknya kota ini mempunyai ukuran 50.000-100.000 jiwa.
perlu adanya peningkatan fungsi pelayanan perkotaan tertentu agar hirarki
termasuk adalah Babat, Brondong dan Deket. Dilihat dari jumlah
dan
dan
regional/kabupaten. Ini tentu saja erat kaitannya dengan status
Kelompok II : Kota yang mempunyai 21-18 fasilitas perkotaan. Kota yang
F akta
Kalitengah
berdasarkan ukuran jumlah penduduk tersebut sesuai dengan kelengkapan fungsional pelayanannya. Hasil
analisis
lebih jauh terhadap kota-kota diatas,
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 4-16
ANA LISA REGIO NA L dapat dilakukan
dengan meninjau skala pelayanan tiap kota tersebut sesuai
dengan fungsinya. Ini berarti kota dipandang sebagai kosentrasi kegiatan atau fungsi tertentu dengan cakupan wilayah tertentu yang berorientasi terhadapnya.
Tabel 4.3 Kota-kota di Kabupaten Lamongan Menurut Fungsinya Ukuran Kota (Jiwa)
Nama Kota Kecamatan
Peran sebagai Pusat Pelayanan
2
Pusat Regional Kab. Lamongan
l
l
l
l
l
Pusat sub Regional
l l
l l l
l l l
l l
l l l
l
l l
l l l
50.000 - 100.000 Lamongan
Menurut skala pelayanan ini kota-kota di Kabupaten Lamongan dapat dibedakan 25.000-50.000
sebagai :
10.000-25.000
1. Pusat regional, dengan skala pelayanan kabupaten dan/atau kabupaten di sekitarnya. 2. Pusat sub-regional, dengan skala pelayanan sebagian kabupaten atau beberapa kecamatan disekitarnya. 3. Pusat lokal, dengan skala pelayanan hanya diwilayah kecamatannya sendiri. Kota-kota ini adalah yang tidak termasuk pusat regional dan pusat sub-regional. Berdasarkan hasil analisis terhadap hirarki fungsional kota-kota yang ada di Kabupaten Lamongan dengan mempertimbangkan tiga aspek utama yaitu status administrsi; ukuran kota (jumlah penduduk); dan urutan kelengkapan fungsi pelayanannya, maka dapatlah ditentukan struktur kota-kota sesuai dengan peranannya sebagai pusat-pusat pelayanan.
Brondong Babat Deket
Fungsi Kota 3 4
1
<10.000
Paciran Kedungpring Modo Pucuk Sugio Sukodadi Ngimbang Mantup Sarirejo Sukorame Sekaran Maduran Solokuro Kembangbahu Karanggeneng Laren Kalitengah Bluluk Karangbinangun Turi Tikung Sambeng Glagah Sumber : Hasil Analisis Keterangan 1. Pusat Pemasaran dan Perdagangan 2. Pusat Perhubungan dan Komunikasi 3. Pusat Kegiatan Ekonomi Kota/Industri 4. Pusat Kegiatan Pariwisata/Rekreasi 5. Pusat Pelayanan Masyarakat
Pusat Lokal
l
l
l l l l l l l l l l
l l
l l l l l l l l l l l l l l l l l l
l
l
l
5
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l
Sehubungan dengan adanya penentuan struktur kota-kota dalam propinsi Jawa Timur yang menempatkan Kota Lamongan sebagai kota orde III, maka berarti struktur kota-kota di kabupaten Lamongan akan mengikuti hirarki tersebut (kota orde IV dan V). Dalam hal ini arahan struktur kota-kota yang perlu dikembangkan di Kabupaten Lamongan, terdiri dari :
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 4-17
ANA LISA REGIO NA L 1. Kota orde III :
Kota Lamongan Kota ini akan berperan sebagai pusat regional,
Tabel 4.4 Arahan Struktur Kota-kota di Kabupaten Lamongan TABEL: 4.4 ARAHAN STRUKTUR KOTA-KOTA DI KABUPATEN LAMONGAN
dengan wilayah pelayanan seluruh Kabupaten Lamongan. 2. Kota orde IV :
Kota Babat, Brondong dan Deket, Kota ini berperan sebagai pusat sub-regional, dengan wilayah pelayanan beberapa
Orde Kota
Ukuran Kota (Jiwa)
Nama Kota Kecamatan
III
50.000 - 100.000
Lamongan
Pusat Regional Kab. Lamongan
IV
10.000-50.000
Brondong Babat Deket
Pusat sub Regional
V
<10.000
kecamatan 3. Kota orde V
:
Semua ibukota kecamatan (IKK), dengan wilayah pelayanan kecamatan masing-masing.
Untuk pemantapan struktur kota-kota diatas pada masa yang akan datang, maka perlu dilakukan ditentukan besaran atau ukuran kota-kota yang akan dikembangkan tersebut. Hal ini berarti menyangkut proyeksi penduduk pada kota tersebut. Studi-studi yang telah ada menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk pada
kota-kota
tersebut
akan
cukup
pesat
(NUDS
memperkirakan
laju
pertumbuhan penduduk pada kota-kota tersebut rata-rata 3,86-5,14% pertahun). Berdasarkan pada asumsi pertumbuhan penduduk tersebut, maka struktur kotakota yang perlu dimantapkan di Kabupaten Lamongan akan mempunyai ukuran kota seperti dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Paciran Kedungpring Modo Pucuk Sugio Sukodadi Ngimbang Mantup Sukorame Sekaran Maduran Solokuro Kembangbahu Karanggeneng Laren Kalitengah Bluluk Karangbinangun Glagah Tikung Sambeng Turi Sarirejo
Peran sebagai Pusat Pelayanan
Pusat Lokal
Sumber : Hasil Analisis
Dalam hal ini karena Lamongan telah ditetapkan sebagai orde III, (wilayah Kota Tikung pada Orde V), maka orde kota lainya sebagai berikut:
•
Kota orde IV : - Kota Babat - Kota Brondong - Kota Deket
• Kota orde V
:
Semua ibukota (IKK) kecamatan yang tidak termasuk kota orde III dan IV.
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 4-18
ANA LISA REGIO NA L Berdasarkan hasil analisis, lebih lajut kota-kota diatas diharapkan akan dapat berperan sebagai pusat-pusat pelayanan sebagai berikut: Ø Pusat Regional
: Dengan
wilayah
pelayanan
seluruh
mempunyai hiraraki lebih tinggi fungsionalnya perlu dilakukan peningkatan fungsi pelayanan didalamnya, didasarkan pada suatu kegiatan dominan. Hasil analisis
Kabupaten
Lamongan.
terhadap
kelengkapan
fasilitas
perkotaan
q Pusat pemasaran dan perdagangan serta jasa
Ø Pusat Lokal
q Pusat perhubungan dan komunikasi
C.
Penetapan Fungsi Kota
q Pusat kegiatan industri
Pengembangan fungsi kota-kota di Kabupaten Lamongan pada dasarnya
q Pusat kegiatan pariwisata
sangat bergantung pada hirarki kota-kota tersebut, dilihat dari ukuran jumlah
telah
ada
(eksisting)
mengindikasikan berbagai fungsi kota sebagai berikut:
Ø Pusat Sub Regional : Dengan pusat pelayanan meliputi beberapa kecamatan. : Dengan wilayah pelayanan meliputi kecamatan tertentu.
yang
q Pusat kegiatan sosial/masyarakat.
penduduknya (hirarki penduduk), maupun hirarki fungsionalnya. Dalam kaitan ini
Untuk pengembangan kota-kota di Kabupaten Lamongan pada masa yang
kota-kota yang akan dikembangkan secara umum mempunyai fungsi utama sebagai
akan datang, maka perlu adanya pengembangan fungsi-fungsi diatas yang sesuai
berikut:
dengan jumlah penduduk dan wilayah yang dilayani. Disamping itu perlu juga
• Sebagai pusat kegiatan yang membentuk suatu wilayah pelayanan tertentu.
dipertimbangkan kaitannya dengan peranan kota sebagai pusat-pusat wilayah
• Sebagai simpul jasa perhubungan, yang mencakup kegiatan pengumpulan,
pembangunan. Dalam hal ini kota-kota tersebut perlu dikembangkan agar dapat
produksi maupun pemasaran. •
Sebagai tempat fungsi tertentu yang Selain itu, pengembangan fungsi kota-kota perlu pula mempertimbangkan
adanya sektor-sektor strategis pada kota dan wilayah pelayanannya. Sektor-sektor
mendukung kebijaksanaan pengembangan sektor-sektor yang berada dalam wilayah pengembangannya. Sebagai kesimpulan maka dalam jangka panjang, kotakota di Kabupaten Lamongan perlu diarahkan pada fungsi-fungsi sebagai berikut: 1. Kota Lamongan Sebagai Pusat Pengembangan SWP I
yang dipandang strategis pengembangannya di Kabupaten Lamongan telah
Sebagai kota yang berperan sebagai pusat regional, kota ini perlu dikembangkan
diidentifikasi dan kepentingan penataan ruangnya telah dirumuskan dalam sub bab
dengan fungsi sebagai:
terdahulu. Dalam rangka pemantapan stuktur kota-kota, hirarkhi menurut ukuran
♦ Pusat pemasaran dan perdagangan regional
jumlah penduduk seyogyanya sesuai dengan hirarkhi fungsional kota-kota tersebut.
♦ Pusat perhubungan/transportasi
Ini berarti bahwa bagi kota-kota yang dilihat dari ukuran jumlah penduduknya
♦ Pusat kegiatan industri
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 4-19
ANA LISA REGIO NA L ♦ Pusat kegiatan pariwisata (akomodasi pendukung kegiatan pariwisata).
♦ Kegiatan Peternakan
♦ Pusat pelayanan sosial (pendidikan, kesehatan, peribadatan)
♦ Kegiatan Perkebunan
Arahan pengembangan fungsi kota diatas, perlu dilakukan untuk mendukung
♦ Kegiatan sosial.
sektor dan sub sektor kegiatan yang dipandang strategis untuk dikembangkan di
Pengembangan fungsi kota diatas, diarahkan untuk mendukung pengembangan
pusat SSWP I terutama sektor perhubungan/transportasi yang mempunyai
sektor perikanan, pertanian
kepentingan dalam lingkup propinsi. Selain itu fungsi kota tersebut diharapkan
pariwisata.
dapat menunjang pengembangan kawasan sebagai berikut: Program ini
Selain itu fungsi kota tersebut diharapkan dapat menunjang pengembangan
meliputi:
kawasan sebagai berikut:
a. Mengembangkan
sektor
unggulan
pertanian
di
daerah
irigasi
Waduk
Rancangkencono. b. Mengembangkan
tanaman
pangan,
industri
perikanan,
dan
Program ini meliputi: a. Mengembangkan sektor unggulan perdagangan, jasa, industri, perkebunan,
secara
terpadu
sektor
unggulan
industri
kerajinan,
perdagangan dan pertanian. c. Mengembangkan secara terpadu sektor unggulan pertanian, industri dan perdagangan. d. Mengembangkan secara terpadu sektor unggulan pariwisata, perdagangan dan industri kerajinan serta pertanian. 2. Kota Babat Sebagai Pusat Pengembangan SWP II Sebagai salah satu kota yang berperan sebagai pusat sub-regional, kota ini diarahkan untuk pengembangan fungsi sebagai pusat kegiatan: pemasaran dan
peternakan, kehutanan dan industri rakyat serta pertambangan. b. Mengembangkan secara terpadu sektor unggulan industri, perdagangan dan perikanan untuk kegiatan tanaman pangan dan kawasan bonorowo utuk kegiatan perikanan darat. c. Mengembangkan secara terpadu sektor unggulan dengan mengembangkan kegiatan penyediaan sarana dan prasarana produksi di pusat pertumbuhan. d. Mengembangkan secara terpadu sektor unggulan perdagangan dan industri serta perikanan. 3. Kota Brondong Sebagai Pusat Pengembangan SWP III
perdagangan sub-regional
Sebagai salah satu kota yang berperan sebagai pusat sub-regional, kota ini
♦ Kegiatan industri perikanan
diarahkan untuk pengembangan fungsi sebagai pusat kegiatan:
♦ Kegiatan pertanian
♦ Pemasaran dan perdagangan sub-regional
♦ Kegiatan Pariwisata
♦ Kegiatan industri
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 4-20
ANA LISA REGIO NA L ♦ Pengembangan sektor perikanan. Arahan
pengembangan
fungsi
diatas
♦ Pertanian perlu
dilakukan
untuk
mendukung
sektor/subsektor: perdagangan, industri, perikanan laut. Potensi perikanan
♦ Perikanan darat ♦ Pelayanan sosial.
pada wilayah ini memungkinkan pengembangan kota Brondong untuk kegiatan
Pengembangan fungsi-fungsi diatas diharapkan dapat mendukung
industri perikanan, dengan memanfaatkan adanya akses regional yang baik
pengembangan sektor sub sektor: perikanan, industri, pertanian tanaman pangan.
terutama yang baik terutama kearah Kabupaten Gresik pada bagian Timur dan
Kegiatan industri (hasil perikanan darat) merupakan sektor yang strategis untuk
ke Kabupaten Tuban pada bagian Barat.
dikembangkan di Kota Deket ini, mengingat besarnya potensi perikanan
Selain itu fungsi kota tersebut diharapkan dapat menunjang pengembangan
darat/tambak. Selain itu fungsi kota tersebut diharapkan dapat menunjang
kawasan sebagai berikut:
pengembangan
Program ini meliputi:
produktifitas sektor unggulan yang berupa pembangunan industri dan pertanian.
a. Mengembangkan sektor unggulan perikanan.
Pembangunan
b. Mengembangkan secara terpadu sektor unggulan industri, perdagangan dan
pertanian/perikanan yang maju dan tangguh yang mampu meningkatkan hasil dan
perikanan diarahkan pada kawasan lembah Bengawan Solo & waduk irigasi
mutu produksi serta tingkat pengolahan yang berorientasi pada keuntungan petani
untuk kegiatan tanaman pangan dan kawasan bonorowo utuk kegiatan
dengan upaya-upaya seperti kegiatan deversifikasi, intensifikasi dan rehabilitasi.
perikanan darat.
Untuk kota-kota lainnya yang berperan sebagai pusat lokal, fungsi nya terutama
kawasan
sektor
yang
diarahkan
pertanian/perikanan
pada
peningkatan
diarahkan
untuk
efisiensi
dan
mewujudkan
c. Mengembangkan secara terpadu sektor unggulan dengan mengembangkan
adalah sebagai pusat pelayanan sosial (pendidikan, kesehatan). Meskipun
kegiatan penyediaan sarana dan prasarana produksi di pusat pertumbuhan.
demikian, perlu pula diperhatikan agar kota-kota tersebut dapat mendukung
d. Mengembangkan secara terpadu sektor perdagangan, industri & pertanian. 4. Kota Deket Sebagai Pusat Pengembangan SWP IV Sebagai salah satu kota yang berperan sebagai pusat sub-regional, kota ini
pengembangan sektor/subsektor pada wilayahnya. 4.3.4.
Delineasi Batas Wilayah Kota Penetapan delineasi batas wilayah kota di Kabupaten Lamongan pada
diarahkan pengembangan fungsi sebagai pusat kegiatan:
awalnya dilakukan dengan berdasarkan pada keadaan wilayah terbangun dan
♦ Pemasaran dan perdagangan sub-regional.
keberadaan sarana di suatu wilayah. Sejalan dengan perkembangan saat ini
♦ Kegiatan industri
pertimbangan penetapan delineasi batas wilayah kota tidak hanya didasarkan pada
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 4-21
ANA LISA REGIO NA L pertimbangan kawasan terbangun saja akan tetapi harus dipertimbangkan dengan
4.4.
KEBIJAKSANAAN PERWILAYAHAN PEMBANGUNAN
melihat perkembangan yang terjadi, masalah pembatasan pengalihan pemanfaatan
Sesuai dengan apa yang telah dihasilkan pada Rencana Tata Ruang
sawah beririgasi teknis, pergeseran kebijaksanaan tentang penataan ruang serta
Wilayah Kabupaten Lamongan, adanya kebijaksanaan tata ruang dimaksudkan
adanya paradigma-paradigma baru. Penetapan delineasi batas wilayah kota tidak
untuk menjamin laju perkembangan dan pertumbuhan daerah, serta memelihara
harus berdasarkan batasan administrasi, hal ini agar tidak terjadi bias dalam
keseimbangan dan kesinambungan pelaksanaannya secara menyeluruh, terarah dan
penetapan batasan wilayahnya yang disesuaikan dengan variabel yang telah
terpadu. Dalam kerangka ini, untuk penyebarluasan kegiatan pembangunan
disebutkan diatas.
diseluruh wilayah Kabupaten Lamongan, perlu adanya penentuan sub satuan
Dengan
melihat
keadaan
tersebut
maka
penetapan
delineasi
wilayah
pembangunan
(SSWP).
Kebijaksanaan
didasarkan pada hal-hal sebagai berikut:
perwilayahan pembangunan bertujuan:
1. Ketersediaan lahan pada wilayah kecamatan
a. Mengusahakan pemerataan
2. Kecenderungan perkembangan wilayah Kecamatan dan orientasi pergerakan
pembangunan
tata
yang
ruang
serasi
dalam
bentuk
didalam dan antar
wilayah serta sub wilayah pembangunan, agar perbedaan pembangunan antar
wilayah
wilayah (yang maju dan terbelakang) dapat diperkecil.
3. Kecenderungan perkembangan kawasan terbangun Kecamatan
b. Mengusahakan/mengarahkan kegiatan pembangunan wilayah sesuai dengan
4. Paradigma-paradigma baru yang berkembang saat ini
potensi, kondisi, serta fungsi yang terdapat di setiap wilayah dan sub wilayah
5. Pembatasan penggunaan lahan sawah teknis untuk tidak dikonversikan ke
pembangunan.
penggunaan lainnya 6. Kebijaksanaan-kebijaksanaan lain yang mendasari seperti telah ditetapkannya peraturan perundang-undangan tentang penataan ruang wilayah. Berangkat dari keadaan tersebut maka penetapan delineasi batas wilayah kota di wilayah Kabupaten Lamongan selain pertimbangan-pertimbangan diatas juga masih mempertimbangkan delineasi batas wilayah kota yang sudah ditetapkan saat ini.
c.
Mengembangkan
hubungan
ekonomi
antar
wilayah
dan
sub
wilayah
pembangunan secara saling menguntungkan demi terjalinnya interaksi harmonis dalam kegiatan ekonomi, sosial budaya, dan polkam, sehingga terwujud ekonomi daerah yang kuat dan mampu menunjang serta memperkokoh perkembangan regional dan nasional. d. Mempertajam prioritas pembangunan pada daerah rawan, daerah terbelakang dan daerah pantai melalui program khusus dengan tetap memperhatikan sepenuhnya upaya penyelamatan sumber daya alam dan lingkungan hidup.
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 4-22
ANA LISA REGIO NA L Kebijaksanaan tata ruang melalui perwilayahan pembangunan ini dilakukan dengan memperhatikan:
garam rakyat, tambak udang, agroindustri, dan industri lain yang tidak berpotensi menimbulkan polusi berat, perkebunan dan pariwisata.
a. Hambatan antara daerah pusat dan daerah belakang
d. Satuan Wilayah Pembangunan IV dengan pusat pengembangannya di Kecamatan
b. Homogenitas atau kesamaan karakteristik wilayah.
Deket meliputi Kecamatan Glagah dan Karangbinangun. Kegiatan yang
c. Kesamaan lingkungan yang membutuhkan penanganan lingkungan dalam bentuk
dikembangkan di wilayah ini antara lain: pertanian dan perikanan termasuk
terpadu.
sawah tambak dan pemanfaatan bonorowo.
Sesuai dengan potensi dan kondisi fisik alami daerah lingkungan yang ada serta prioritas wilayah, maka Kabupaten Lamongan terbagi menjadi menjadi 4
Untuk lebih jelasnya orientasi kegiatan dan arahan kegiatan di Kabupaten Lamongan dapat dilihat pada peta 4-3 dan 4-4
Satuan Wilayah pembangunan (SWP) yaitu: a. Satuan Wilayah Pembangunan I dengan pusat pengembangannya di Kecamatan Kecamatan
Lamongan
meliputi
Kecamatan
Turi,
Sukodadi,
Kalitengah,
Karanggeneng, Tikung, Kembangbahu, Mantup, Sugio dan Sarirejo. Kegiatan yang dikembangkan di wilayah ini antara lain: perdagangan/pemasaran, industri ringan/kerajinan rakyat dan menengah, usaha pertanian dan perkebunan, pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup dan jasa serta pariwisata. b. Satuan Wilayah Pembangunan II dengan pusat pengembangannya di Kecamatan Kota Babat meliputi Kecamatan Sekaran, Pucuk, Kedungpring, Modo, Bluluk, Sukorame, Ngimbang dan Sambeng. Kegiatan yang dikembangkan di wilayah ini antara lain: perdagangan/pemasaran, industri ringan dan menengah, pertanian, perkebunan, kehutanan, dan peternakan. c. Satuan Wilayah Pembangunan III dengan pusat pengembangannya di Kecamatan Kota Brondong meliputi Kecamatan Paciran, Solokuro dan Laren. Kegiatan yang dikembangkan di wilayah ini antara lain: intensifikasi produksi perikanan laut,
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 4-23
ANA LISA REGIO NA L Peta : 4-3 Arahan Kegiatan Perwilayahan Pembangunan
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 4-24
ANA LISA REGIO NA L Peta : 4-4 Rencana Penggunaan Lahan Kabupaten Lamongan
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 4-25
ANA LISA REGIO NA L
ANALISA
REGIONAL
............................................................................................................................................... 4-1 4.1.
Rencana Struktur Perwilayahan Jawa Timur ................................................. 4-1
4.2.
Sistem Perwilaya han.......................................................................................... 4-3
4.3.
Kebijaksanaan Perwilayahan Kabupaten Lamongan.................................4-13
4.3.1.
Sektor-Sektor Prioritas Pembangunan .................................................4-13
4.3.2.
Struktur Tata Ruang Wilayah .................................................................4-13
4.3.3.
Aspek Sistem Perkotaan .........................................................................4-14
4.3.4.
Delineasi Batas Wilayah Kota ................................................................4-21
4.4.
Kebijaksanaan Perwilayahan Pembangunan ..............................................4-22
Tabel: 4.1 Orde dan Kedudukan Kota ............................................................................. 4-3 Tabel: 4.2 Rencana Penggunaan Lahan di Jawa Timur Tahun 2020 .....................4-10 Tabel 4.3 Kota-kota di Kabupaten Lamongan Menurut Fungsinya ..........................4-17 Tabel 4.4 Arahan Struktur Kota-kota di Kabupaten Lamongan................................4-18
peta 4-1 Rencana penggunaan lahan jatim .................................................................4-11 peta 4-2 Pembagian SSWP Jatim .................................................................................4-12 Peta : 4 -3 Arahan Kegiatan Perwilayahan Pembangunan ........................................4-24 Peta : 4 -4 Rencana Penggunaan Lahan Kabupaten Lamongan..............................4-25
F akta
dan
Analisa Data
Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota Ibukota Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun 2006
Hal 4-26