PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015
Danu Prasetyo
Perilaku Ibu dalam Penanganan Awal Diare pada Balita di Desa Teguhan Kelurahan Plumbungan Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen ABSTRAK
Diare merupakan salah satu penyakit paling sering menyerang anak di seluruh dunia, termasuk Indonesia.Penyebab utama tingginya kasus diare, dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor infeksi, malabsorbsi, alergi, keracunan dan immunodefisiensi, faktor perilaku dan lingkungan.Perilaku sehat pada dasarnya adalah respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan lingkungan.Peran ibu dalam melakukan penatalaksanaan terhadap diare diperlukan suatu pengetahuan, karena pengetahuan merupakan salah satu komponen faktor predisposisi yang penting. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Perilaku Ibu dalam Penanganan Awal Diare pada Balita di Desa Teguhan Kelurahan Plumbungan Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif.Pemilihan sampel dilakukan dengan metode Total Sampling pada 57 responden.Instrumen yang digunakan adalah kuesioner penanganan awal diare pada balita kepada 57 ibu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilakuibu dalam penanganan awal diare pada balita sebagian besar berperilaku baik yaitu sebanyak 30 responden (52,6%). Perilakuibu dalam penanganan awal diare pada balita sebagian besar dalam kategori baik dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu ; sebagian besar responden berpendidikan SMA, posyandu berjalan dengan rutin, dan Fasilitas pelayanan kesehatan terdekat (puskesmas) dapat diakses masyarakat dengan mudah. Kata Kunci: Diare, Balita, Ibu, Perilaku, Penanganan Awal Daftar Pustaka : 32 (2002 – 2015)
BACHELOR PROGRAM IN NURSING SCIENCE KUSUMA HUSADA HEALTH SCIENCE COLLEGE OF SURAKARTA 2015
Danu Prasetyo
Mothers’ Behavior in the Early Treatment of Diarrhea of Toddlers at Teguhan Village, Plumbungan Ward, Karangmalang Sub-district, Sragen
ABSTRACT Diarrhea is a disease that often affects children throughout the world, including Indonesia. The main cause of the high incidence of diarrhea is influenced by several factors, namely: infection, malabsorption, allergy, poisoning and immunodeficiency, behavior and environment. Basically, Healthy behavior is a person's response to the stimulus which is associated with illness and disease, health care system, food and the environment. Mothers’ role in diarrhea management requires knowledge because knowledge is one important component of predisposing. The objective of this research is to investigate the mothers’ behavior in the early treatment of diarrhea of toddlers at Teguhan Village, Plumbungan Ward, Karangmalang Sub-district, Sragen. This research used the descriptive quantitative method. The samples of research were 57 respondents and were taken by using the total sampling technique. The data were collected through questionnaire. The result of this research shows that 30 respondents (52.6%) had good early treatment of diarrhea of toddlers. Mother's behavior in the early treatment of diarrhea of toddlers was categorized as a good one and was influenced by several factors: most of respondents held Senior Secondary School graduates, integrated service post run routinely, and the nearest health care facilities (health centers) could easily be accessed by the public.
Keywords: Diarrhea, toddlers, mothers, behavior, early treatment References: 32 (2002 – t015)
PENDAHULUAN Diare merupakan salah satu penyakit paling sering menyerang anak di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Diperkirakan, anak berumur di bawah lima tahun mengalami 203 episode diare per tahunnya dan empat juta anak meninggal di seluruh dunia akibat diare dan malnutrisi. Kematian akibat diare umumnya disebabkan karena dehidrasi (kehilangan cairan).Lebih kurang 10% episode diare disertai dehidrasi akibat kehilangan cairan dan elektrolit tubuh secara berlebihan.Bayi dan anak kecil lebih mudah mengalami dehidrasi dibanding anak yang lebih besar (Firmansyah, 2009). Penyakit diare membunuh dua juta anak di dunia setiap tahun (WHO, 2007). Angka kematian bayi dan anak di bawah lima tahun di indonesia hampir sepertiganya disebabkan oleh penyakit diare. Penyakit diare di Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama, hal ini disebabkan karena masih tingginya angka kesakitan diare yang menimbulkan banyak kematian terutama pada anak.Angka kesakitan diare di Indonesia dari tahun ke tahun cenderung meningkat (Soebagyo, 2008).Angka kematian akibat diare di Indonesia masih cukup tinggi.Data Depkes RI menunjukan kasus diare mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun 2005 jumlah penderita diare sebanyak 5.051 orang dan meninggal 127 orang dengan Case Fatality Rate (CFR) = 2,51%. Tahun 2006, meningkat menjadi 10.980 kasus dengan 277 orang meninggal (CFR = 2,52%)(Depkes RI, 2007).
Penyebab utama tingginya kasus diare, dipengaruhi oleh beberapa faktor.Hal ini sesuai dengan pernyataan Depkes RI yaitu faktor infeksi, malabsorbsi, alergi, keracunan dan immunodefisiensi, faktor perilaku dan lingkungan. Perilaku sehat pada dasarnya adalah respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan lingkungan, sedangkan perilaku terhadap lingkungan merupakan respon seseorang terhadap lingkungan sebagai determinan kesehatan manusia yang mencakup perilaku yang berhubungan dengan air bersih, limbah, kebersihan diri, rumah sehat, sampah, dan pemberantasan vektor (Notoatmodjo, 2007). Diare dapat diatasi dengan menjaga kebersihan dan mengolah makanan yang sehat dan bersih, sebagian ibu yang mempunyai balita dengan diare mengalami kesulitan atau tidak dapat mengatasi dan memanajemen untuk penanganan awal diare karena kurangnya pengetahuan ibu mengenai pencegahan dan penanggulangan awal diare. Melihat dari fenomena diatas maka kita perlu memberikan gambaran pada ibu yang mempunyai balita, tentang diare, tanda gejala diare, penyebab, dampak dan anjuran pada ibu untuk mencegah dan menanggulangi diare secara cepat dan tepat agar angka morbiditas dan mortalitas diare menurun(Soebagyo, 2008). Tatalaksana dalam perawatan dan penanganan diare yang tidak tepat maka akan berdampak pada munculnya komplikasi serius yaitu asidosis metabolik dan gangguan
elektrolit yang dapat mengakibatkan perdarahan di dalam otak, kesadaran menurun dan balita dan bila balita tidak segera ditolong maka akan berakibat fatal pada balita yaitu kematian (Erich,2007). Peran ibu dalam melakukan penatalaksanaan terhadap diare diperlukan suatu pengetahuan, karena pengetahuan merupakan salah satu komponen faktor predisposisi yang penting.Pertolongan pertama dapat dilakukan ibu dengan pemberian oralit pembuatan sendiri dengan campuran gula dan garam, adapula yang memberikan daun jambu kepada balitanya.pemberian daun jambu ini juga bermacam-macam yaitu dengan cara di kunyah-kunyah oleh balita yang terserang diare, dan adapula yang memasak daun jambu dengan air kemudian airnya diminum, pemberian cairan penganti (cairan rehidrasi) untuk menganti cairan yang hilang(Susi, 2006). Kesadaran orang tua terhadap kesehatan anaknya sangat penting agar anak yang sedang mengalami diare tidak jatuh pada kondisi yang lebih buruk harus segera dilakukan tindakan. Orang tua wajib mengetahui langkah apa saja yang harus dilakukan pertama kalijika anaknya mengalami diare. Tahap awal berikan cairan secara oral dan teruskan pemberian makanan selama anak mau.Diare apabila berlanjut dengan frekuensi yang cukup sering (lebih dari enam kali) disertai muntah yang frekuen, atau frekuensi tidak terlalu sering tetapi feces disertai lendir atau darah, sebaiknya anak dibawa ke pusat layanan kesehatan untuk mendapatkan penangganan lebih lanjut (Dinas Provinsi Gorontalo, 2013).
Kasus pada dehidrasi sedang dan berat penderita diare memerlukan rehidrasi intravena (infus) untuk menggantikan cairan yang hilang.Tindakan perilaku ibu tentang penatalaksanaan rehidrasi oral juga tergolong dalam kategori kurang hal ini bisa dilihat bahwa jumlah persentase ibu yaitu sebesar 52,8% ibu yang belum melakukan penaganan awal bila anak diare yaitu dengan pemberian larutan gula dan garam bila anak diare, kebanyakan dari ibu tidak pernah membuat larutan gula dan garam bila anak diare, mereka hanya lebih banyak memilih datang ke puskesmas untuk mendapatkan pelayanan kesehatan(Dinas Provinsi Gorontalo, 2013). Studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan November 2014 di Desa Teguhan Plumbungan Karangmalang Sragen, didapatkan data dari Puskesmas Karangmalang ada empat balita yang menderita diare dari 25 penderita diare.Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti kepada ibu yang mempunyai balita diare didapatkan hasil satu ibu langsung memberikan penangganan awal diare pada balita dengan memberikan makanan yang banyak mengandung air (sup, bubur) untuk menganti cairan yang hilang dan mencegah terjadinya dehidrasi pada balita yang mengalami diare.Tiga ibu lainnya langsung membawa balita yang mengalami diare kepuskesmas untuk mendapatkan perawatan, karena ketiga ibu tersebut tidak mengetahui penangganan awal yang harus dilakukan pada balita diare. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mengidentifikasi perilaku ibu dalam penangganan awal
diare pada balita di Desa Teguhan Kelurahan Plumbungan Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen Manfaat dilakukannya penelitian ini peneliti dapat
mengetahuimengidentifikasi perilaku ibu dalam penangganan awal diare pada balita di Desa Teguhan Kelurahan Plumbungan Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen
METODOLOGI Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan objek atau peristiwa yang bertujuan untuk mengetahui keadaan yang terjadi pada saat sekarang (Notoatmodjo, 2012). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu yang berada di desa Teguhan Kelurahan Plumbungan Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen sebanyak 57 responden. Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan totalsampling yaitu cara pengambilan sampel ini diambil keseluruhan jumlah sampelnya. Peneliti mengambil semua sampel karena jumlah populasi tidak begitu banyak sehingga peneliti mengambil semuanya agar hasil lebih valid. Sampel yang akan diambil adalah seluruh ibu yang berada di Desa Teguhan Kelurahan Plumbungan Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen sejumlah 57 responden. Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai Maret 2015.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Usia responden Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi UsiaIbudi Desa Teguhan (N=57) NO Usia Frek Persen Responden uensi tase (%) 18-27 52,6 1 30 28-37 29,8 2 17 < 40 17,6 3 10 Total 57 100 Pada tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berada pada usia18-27 tahunyaitu sebanyak 30 responden (52,6%). Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambahnya usia akan semakin berkembang pula daya tanggap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Semakin tua seseorang akan semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai, dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya (Sitompul, 2012) Seseorang yang makin tua umurnya maka proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun. Selain itu, daya ingat seseorang dipengaruhi oleh umur.Penelitian dapat kita simpulkan bahwa bertambahnya
umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umurumur tertentu mengingat atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang (Notoatmojo, 2007). Menurut penelitian Kurniati (2013), menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji statistik diperoleh bahwa dari 6 variabel yang diduga sebagai faktor yang berhubungan dengan upaya penanganan diare ternyata hanya 2 variabel yang memperlihatkan kemaknaan secara statistik yaitu pengetahuan ibu (P= 0,027) dan dukungan keluarga (0,000). Pada penelitian ini sebagian besar memiliki rentang usia 18-27 tahun, karakteristik usia tersebut dikarenakan mayoritas responden melakukan pernikahan setelah menempuh jenjang pendidikan tingkat menengah, kemudian juga didapatkan responden yang melakukan pernikahan ditengah menempuh jenjang perguruan tinggi.
2. Pendidikan responden Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibudi Desa Teguhan (N=57) No Pendi Frek Present dikan uensi ase (%) SMP 9 15,8 1 SMA 36 63,2 2 PT 12 21 3 Total 57 100 Pada tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berpendidikan SMAyaitu sebanyak 36 responden(63,2%). Pendidikan dapat memperluas wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara umum seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Seorang ibu yang berpendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan yang lebih tentang penatalaksanaan diare pada balita dibandingkan dengan ibu yang tingkat pendidikannya lebih rendah (Notoatmojo, 2007). Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaanya. Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi (Wawan & Dewi, 2011). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fediani (2011) dengan judul Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Tindakan Ibu Terhadap Kejadian Diare Pada Balita Di Kelurahan
Tanjung Sari.Adapun hasil penelitian ini menunjukkan mayoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan sedang (48%) dengan sebagian besar berpendidikan SMA (48%).Didapatkan mayoritastindakan termasuk dalam kategori baik (58%). 3. Analisis Bivariat Perilaku Ibu dalam melakukan penanganan awal pada balita yang mengalami diare di Desa Teguhan Kelurahan Plumbungan Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen Tabel 4.3 Perilaku Ibu dalam melakukan penanganan awal pada balita yang mengalami diare No
Perilak Frek Persent u Ibu uensi ase (%) Baik 23 40,3 1 Cukup 30 52,6 2 Kurang 4 7,1 3 Total 57 100 Pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar berperilaku Baik yaitu sebanyak 30 responden (52,6%) dalam melakukan penanganan awal pada balita yang mengalami diare di Desa Teguhan Kelurahan Plumbungan Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen. Teori Lawrence Green (2005) mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyrakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni faktor perilaku (behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non-behaviour causes) Perilaku dalam penatalaksanaan diare pada balita ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor yaitu ; 1.) Faktor predisposisi (predisposing factors) yang terwujud dalam pengetahuan, sikap,
pendidikan, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya. 2.) Faktor pendukung (Enabling factors) yang terwujud dalam keterampilan orang tua (ibu), fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, ketersediaan pelayanan, dan sebagainya. 3.) Faktor pendorong (renforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat (Green, 2005). Seseorang yang tidak tepat dalam penatalaksanaan diare pada balita dapat disebabkan karena orang tersebut tidak atau belum mengetahui bagaimana cara yang tepat dan benar dalam melakukan perawatan pada anaknya (predisposing factors). Atau barangkali juga karena rumahnya jauh dari puskesmas tempat untuk membawa anaknya saat mengalami diare (enabling factors).Sebab lain, mungkin karena para petugas kesehatan disekitarnya tidak memberikan perawatan yang baik dan benar pada anaknya (reinforcing factors) (Green, 2005). Perilaku responden di Desa Teguhan Kelurahan Plumbungan Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragensebagian besar berada pada kategori baik dalam melakukan penanganan awal pada balita yang
mengalami diare dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu ; sebagian besar responden berpendidikan SMA sehingga pendidikan tersebut mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Seseorang yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula (Widayatun, 2004). Faktor lain yang berpengaruh terhadap responden sebagian besar berada pada kategori baik dalam melakukan penanganan awal pada balita yang mengalami diare adalah posyandu berjalan dengan rutin, dengan demikian sebagian besar Ibu di Kelurahan Plumbungan mendapatkan informasi kesehatan dari kader posyandu yang rutin mengenai berbagai penanganan masalah kesehatan termasuk penanganan awal diare pada anak. Fasilitas pelayanan kesehatan terdekat (puskesmas) dapat diakses masyarakat dengan mudah berpengaruh terhadap responden sebagian besar berada pada kategori baik dalam melakukan penanganan awal pada balita yang mengalami
diare, aksesibilitas ke fasilitas kesehatan yang berada di Kelurahan Plumbungan Kabupaten Sragentidak terlalu sulit karena rata-rata penduduk memiliki kendaraan sendiri dan kendaraan umum untuk dilalui ke sarana fasilitas kesehatan hal ini sesuai dengan penelitian Rahadi (2012) diketahui bahwa ada hubungan yang bermakna antara keterjangkauan aksessibilitas terhadap upaya penanganan diare. Pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan merupakan fungsi dari faktor yang memungkinkan (pendapatan, jumlah anggota keluarga, pendidikan, dan sebagainya). Faktor yang mempengaruhi (pengetahuan, perilaku, dan sebagainya), faktor keterjangkauan (jarak, atau waktu yang di tempuh ke fasilitas kesehatan), dan tingkat kesehatan yang dirasakan. Terkait dengan transportasi atau akses berarti cakupan pelayanan kesehatan tergantung dari jarak dan waktu terhadap suatu fasilitas atau sarana kesehatan.
SIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan a. Karakteristik responden di Desa Teguhan Kelurahan Plumbungan Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada usia18-27 tahunyaitu sebanyak 30 responden (52,6%). b. Karakteristik responden di Desa Teguhan Kelurahan Plumbungan Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen menunjukkan 2. Saran a. Ibu Di Desa Teguhan Ibu hendaknya aktif mencari pendidikan kesehatan tentang penanganan awal diare pada Anak sehingga masyarakat mampu mengetahui dan melaksanakan penanganan awal diare pada anak dengan benar. b. Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Kelurahan Plumbungan Perawat dan tenaga kesehatan lain dapat melakukan pendidikan kesehatan ke masyarakat di Desa Teguhan Kelurahan Plumbungan Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen untuk meningkatkan pengetahuan Ibu dalam penanganan awal diare pada Anak.
bahwa sebagian besar responden berpendidikan SMAyaitu sebanyak 36 responden(63,2%). c. Perilaku ibudi Desa Teguhan Kelurahan Plumbungan Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen diketahui bahwa sebagian besar berperilaku Baik yaitu sebanyak 30 responden (52,6%) dalam melakukan penanganan awal pada balita yang mengalami diare. c. Institusi Pendidikan Institusi pendidikan diharapkan dapat bekerjasama dengan Instansi kesehatan yang berada di wilayahnya untuk mewujudkan pelatihan tentang kesehatan khususnya terampil dalam penanganan awal diare pada Anak.Sehingga kesehatan serta keselamatan anak terjaga dengan benar. d. Peneliti Lain Peneliti lain dapat melakukan penelitian tdengan mengubah metode kualitatif tentang pengalaman ibu dalam penanganan awal diare pada anak.
Pendidikan Berkesinambungan Patologi Klinik.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto,
S. (2010).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Asfriyanti.(2003). Pengaruh Keluarga Terhadap Kenakalan Anak.Medan : Sumatra Utara AzwaR.(2005). Ilmu Perilaku.Jakarta : CV Sagung Seto. Dahlan, M.S. (2008). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Deskriptif, Bivariat dan Multvariat dan Lengkapi Dengan Menggunakan SPSS.Jakarta : Salemba Medika.
Hidayat.(2007). Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisa Data.Jakarta : Salemba medika. Iskandar.(2011). Pedoman Pertolongan Pertama yang Harus Dilakukan Saat Gawat dan Darurat Medis.Yogyakarta : Andi Offset Kinney, Raiborn, Cecily A, Michael R. (2009). Cast Accouting: Foundations And Evolutions 7 Th Edition. South-western : Mason L.
Depkes
Depkes
RI. (2002). Pedoman Pemberantasan Diare.Jakarta : Depkes RI RI. (2007). Pedoman Tatalaksana Penderita Diare.Jakarta : Rineka Cipta.
Depkes RI. (2009). Sitem Kesehatan Nasional. Jakarta Dinas Provinsi Gorontalo (2013). Data tentang DIARE tahun 2010-2012 Erich (2007).Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Firmansyah, A (2009). Tata Laksana Diare Pada Anak. Jakarta:
zulkili.(2009). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Ngastiyah.(2005). Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC Notoatmodjo.(2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam.(2011). Konsep dan penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika. Notoatmodjo.(2007). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta
Notoadmodjo, S. (2012).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rieneka Cipta
Tentang EGC Sugiyono
Pillitteri A. (2003). Maternal And Child Health Nursing. Care Of The Child Bearning Family Potts,
nicky L (2007).Pediatric Nursing Caring For Childern And Their Families Second Editions. New York: Thomson Delmar Learning
Sarwono, S. W. (2004). Psikologi Remaja. (Edisi 8). Jakarta: Raja Grafindo Pustaka Soebagyo.(2008). Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Ibu
Diare.Jakarta
:
(2013).Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Suriadi & Rita Yuliani (2005).Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta Susi, I (2006).Khasiat Jambu Biji Sebagai Anti Oksidan. Dalam: Buletin Penelitian Kesehatan; Vol 24: pp. 7796 Whaley’s
dan Wong.(2001). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.Bandung : Remaja Rosdakarya