Sessi - 7
Klarifikasi pemahaman konsep Kelembagaan dan Organisasi Petani
A.
Jepperson (1991), Lembagasuatu aturan yang dipahami dan dipakai oleh suatu kelompok masyarakat atau biasa disebut ―rules of the game‖ Cernea (1987) organisasi jaringan dari pola tingkah laku yang diatur kedalam bentuk hirarki untuk membentuk koordinasi antar individu terkait berdasar suatu aturan atau prosedur yang disepakati
B. Interaksi– Kelembagaan & Organisasi Teori ―ekologi budaya‖-- perubahan fisik yang terjadi pada lingkungan suatu komunitas pola interaksi sosial budaya Implikasi teori dua arah pemikiran (1) Efektifitas organisasi dipengaruhi oleh kerangka kelembagaan yang mendukungnya (2) Organisasi akan selalu eksis apabila diterima dan bermanfaat bagi masyarakat yang ada Kedua arah menentukan kepentingan eksternalitas dari lingkup organisasi yang dibangun.
C. Pemahaman Prinsip rasionalitas dan kewenangan Berdasar pemahaman bahwa masyarakat pedesaan di Indonesia sudah terimbas oleh sistim ekonomi pasar: maka moralitas tradisional berangsur-angsur dilakukan dengan pemberdayaan rasionalitas – lihat Scott (moral ekonomi petani, 1976) organisasi yang dibangun harus didukung dengan pengembangan kelembagaan yang mendorong terbentuknya aturan-aturan rasional yang akan membentuk pola tingkah laku individu yang efektif bagi organisasi tersebut.
Proses pemberdayaan setidaknya mencakup dua kecenderungan: proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan atau kemampuan kepada masyarakat atau individu agar lebih berdaya proses menstimulasi, mendorong, atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihannya. OKI, prinsip kewenangan mengarah kepada aspek eksternalitas di luar petani/KT
IAD = Institutional Analysis and Development
Source: 1) ―Aid and Sustainable Development‖, SIDA. dan 2) Kenneth N. Bickers and John T Williams. 2001. ―Public Policy Analysis: A Political Economy Approach
What are they?
aturan dalam proses produksi Kelembagaan yang eksis dalam organisasi formal (i.e. Universitas Andalas) Atau dalam organisasi informal antar individu (i.e. students working in group projects)
What is Collective Action?
What is a Collective Action Problem?
Dua atau lebih individu bekerjasama untuk mencapai satu tujuan (satu individu saja tidak dapat mencapainya) Ketika motivasi kurang dan/atau informasi hilang untuk menghasilkan insentif yang dapat menjaga setiap individu mencapai tujuan bersamanya
What is an Incentive?
Imbalan dan sangsi yang memaksa setiap individu untuk beraksi atau mendapat aksi dari yang lainnya Insentif kelembagaan datang dari dalam lembaga itu sendiri
Menolong kita membangun dasar yang kokoh untuk studi tentang ―collective action‖ Perbedaan antara
Kerangka (framework) Teori (Theories) Model (Models)
Kondisi Fisik
Karakter Masyarakat
Rulesin-Use
Action Arena
Action Situations
Pola Interaksi (Rules/ Regulation)
Kriteria Evaluasi
Actors
Outcome Source: Ostrom, 2005
Inadequate farming technologies in rural Zambia
Tergantung pada ternak Input yang mahal Erosi tanah yang tinggi Hasil yang menurun untuk kelompok miskin
Konsekuensi dari pendekatan yang sentralistik kebijakan yang paternalistik SIDA mendukung pengenalan teknologi yang sesuai dan melatih tenaga-tenaga penyuluh
Actors Consultants—entrepreneurs NGO: Farmers’ cooperative Ministry of Agriculture Extension workers Sida
Partnership building
Strategic demonstrations, personal relationships Small resources, matching funds Understanding of farmers’ incentives and logic of decision making i.e. target local leaders
Konsep dasar yang dipakai: “proses di mana para
pelaku pembangunan, bekerja kolektif dengan mitra dari sektor publik, swasta dan nonpemerintah, untuk menciptakan kondisi lebih baik bagi pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja. Melalui proses ini mereka membentuk dan memelihara suatu iklim usaha yang dinamis, meningkatkan kemakmuran ekonomi dan kualitas hidup seluruh warga” Bank Dunia (2001)
Prinsip Ekonomi Prinsip Kelembagaan Prinsip Kemitraan Institusi Pemerintah
Forum Koordinasi Institusi Petani /Nelayan
Institusi Pengusaha Swasta
a.
b.
c.
d.
e.
Terbentuk satu Kelompok Kerja (Tim Task Force) yang berjumlah 13 orang, Kontrak kerja pemasaran produk sulaman dan bordir senilai 60 juta dengan koperasi di Batam. Akhir 2002 Tim Task Force mengajukan proposal pendirian Business Development Centre (BDC) dan Trading House ke Pemda Di pertengahan 2003, telah mulai dibangun, dan saat ini telah beroperasi. kerjasama dengan satu Koperasi bernama Koperasi AMUR dalam pemanfaatan BDC ini.
1.
2.
3.
Pada umumnya Globalisasi merupakan gejala atau proses kapitalisasi dunia, dimana kekuatan pasar dan konsumen semakin kuat dibanding dengan peran dari negara Globalisasi ekonomi: Gejala terbentuknya sistim ekonomi, politik dan budaya dunia yang baru. Pembangunan berbasis lokal sering kali harus disesuaikan menurut selera orang asing yang melihat kemajuan Masyarakat menjadi lebih bangga mengkonsumsi produk luar dibanding dengan produk lokal sendiri. Upaya pengembangan ekonomi lokal akan menghadapi tantangan berat di saat konsumen lokal lebih menghargai produk-produk luar.
4.
5.
6.
Upaya pengembangan ekonomi lokal untuk mengisi pasar-pasar luar negeri perlu lebih dicermati lagi, mengingat demikian digemarinya produk-produk luar oleh konsumen lokal. Kekecewaan akibat globalisasi: contoh, kondisi tingkat upah buruh yang murah di negara berkembang, merupakan potensi besar bagi perkembangan ekonomi negara maju melalui tangan pemilik-pemilik modalnya, dan sebaliknya sama sekali bukan untuk perkembangan negara berkembang ataupun pengusaha-pengusaha lokalnya. Sbg akibat - ketimpangan persaingan yang tidak seimbang. Sistim kapitalisme pasar negaranegara maju telah begitu dominan hingga tidak mudah disaingi.
Kemana arah pengembangan ekonomi lokal harus ditujukan? Bagaimana model pengembangan ekonomi lokal yang tepat? Dimana peran pemerintah harus diletakkan?
―Aid and Sustainable Development‖, SIDA.
Kenneth N. Bickers and John T Williams. 2001. ―Public Policy Analysis: A Political Economy Approach Effendi, Nursyirwan. 2003. Pembangunan Partisipatif dalam Konteks Globalisasi. Makalah kolokium bulanan ―Kajian Kebijakan dan Pembangunan‖. PPS Unand, 18 Juni 2003 Karimi, Syafruddin. 2003. Globalisasi dan Demokrasi Ekonomi. Makalah kolokium bulanan ―Kajian Kebijakan dan Pembangunan‖. PPS Unand, 26 September 2003. Korten, David, C. 1990. Getting to the 21st Century: Voluntary Action and the Global Agenda. Connecticut: Kumarian Press. USA. PDPP Perform Project. 2002. Laporan Kegiatan Pengembangan Ekonomi Lokal (LED). Kerjasama RTI, Pemda Kab. Agam, Kota Padang Panjang dan USAID.