perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
“DAMPAK PROGRAM UPPKS DALAM UPAYA
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN EKONOMI DALAM MENANGGULANGI KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA” (Studi Deskriptif Kualitatif mengenai Dampak Program UPPKS Dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Keluarga dalam Menanggulangi Kemiskinan di Kampung Ngoresan Kelurahan Jebres Kota Surakarta)
SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Sosiologi
Oleh: Lody Hadiansyah D 0307046
JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN
Penulisan Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Panitia Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta pada:
Hari
:
Tanggal
:
Pembimbing,
Dr. Yulius Slamet, M.Sc commit to197612 user 1 001 NIP.19480316
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN Telah Diuji dan Disahkan Oleh Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Pada Hari
:
Tanggal
:
Panitia Penguji : 1.Dr Mahendra Wijaya. M.S 19600723 1987021 001
(...............................)
2. Dra. Hj. Sri Hilmi Pujihartati, Msi 19630730 1991032 001
(……………………)
3. Dr Yulius Slamet, M. Sc 19480316 1976121 001
(……………………)
Disahkan Oleh : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan,
Drs. Pawito,Ph.D commit to user NIP. 195408051985031002
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Skripsi ini tidak bisa terselesaikan dengan baik tanpa dukungan dan motivasi dari semua pihak, maka saya ingin mempersembahkan karya ini kepada :
ALLAH SWT atas segala rahmat dan hidayah Mu untuk setiap detik dalam hidupku
Kedua Orang tuaku terima kasih atas segala dukungan, doa dan perhatiannya
Adikku Tersayang
Sahabat-sahabat yang telah menemaniku setiap waktu
teman-teman seperjuangan, sosiologi 2007 almamaterku
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO “Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” ( Q.S. Ath-Thalaaq : 7 ) “Di dunia ini tidak ada yang mudah, tetapi juga tidak ada yang tidak mungkin.”
(Napoloeon Bonaparte)
“You made a mistake. So What?? Live it, Learn from it, move on..” ( Lody Hadiansyah )
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, dengan limpahan kasih sayang-Nya lah kita selalu diberi petunjuk, walaupun terkadang kita sendiri tidak dapat langsung memahami petunjuk tersebut, dan ketika waktu sudah berlalu barulah kita paham akan petunjuk-petunjuk-Nya. Penulis telah selesai dalam pengerjaan skripsi dengan judul : “DAMPAK PROGRAM UPPKS DALAM UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN
EKONOMI
DALAM
MENANGGULANGI
KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA” yang semua ini dipersiapkan dan diajukan sebagi prasyarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Penulis menyadari bahwa, keberhasilan dalam menyelesaikan tulisan ini tentu saja tidak terlepas dari adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu, memberikan bimbingan, dukungan serta kesempatan. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada : 1. Prof. Drs. Pawito,Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Dr. Bagus Haryono, M.Si selaku Ketua Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Dr Yulius Slamet, M.Sc, selaku Pembimbing Skripsi. Terima kasih banyak atas bimbingan dan pengetahuannya. 4. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmunya kepada peneliti serta seluruh staff Fakultas FISIP UNS yang telah membantu.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Ibu Dra Bidara Dyah Eni, Msi Selaku Kasubid KB Bapermas Kota Surakarta yang telah membantu saya serta memberikan data-data yang saya butuhkan. 6. Seluruh informan, Kelompok UPPKS Menur 18 yang telah memberikan informasi yang saya perlukan di dalam penyusunan skripsi ini. 7. Mama, Papa, Serta adek-adek ku Sendy dan Dany, terima kasih untuk segala dukungan, perhatian, bantuan dan Doa nya. 8. Ratna Herlinda Sekarfitri terima kasih buat inspirasinya selama ini, dukungan
dan
motivasi,
serta
tempatku
berkeluh
kesah
dalam
menyelesaikan laporan skripsi ini. 9. Sahabatku ―Chonkbuzz‖ Panggio, Galih, Dyan, Sigit, Ariep, Antonia, Panjul, Terima kasih untuk persahabatan yang terjalin selama ini dan tidak punah dimakan waktu. (Thank‘s for all and keep our friendship) 10. Teman-teman Sosiologi 2007 Dodyk, Naomi, Harjono, Ardhy, Bagas, Kharis, Ria, Tangguh, Zaid, Joan, dan yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas kebersamaan kita selama ini. 11. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan laporan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebut satu persatu. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan skripsi ini masih jauh dari sempurna, yang disebabkan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis membuka diri terhadap segala kritik maupun saran yang bersifat membangun dan menyempurnakan laporan skripsi ini. commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi pembaca yang budiman.
Surakarta,
Februari 2012
Lody Hadiansyah
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................ii HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................iii HALAMAN PERSEMBAHAN...........................................................................iv HALAMAN MOTTO...........................................................................................v KATA PENGANTAR .........................................................................................vi DAFTAR ISI........................................................................................................ix DAFTAR MATRIK.............................................................................................xiii DAFTAR BAGAN .............................................................................................xiv ABSTRAK.................................................................................................. .......xv BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... .. 1 A. Latar belakang ................................................................................. 1 B. Rumusan masalah............................................................................ 6 C. Tujuan penelitian............................................................................. 7 D. Manfaat penelitian........................................................................... 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………. ….9 1. Konsep ………………………………………………………………..9 a. Kemiskinan……………………………………………………..9 b. Pemberdayaan Masyarakat…………………………………….13 c. Program UPPKS………………………………………………...14 2. Teori……………………………………………………………………24 3. Kerangka Pemikiran…………………………………………………..28 4. Definisi Konseptual……………………………………………………29 commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI……………………………………………….…….31 A. Metode Penelitian……………………………………………………..31 a. Evaluasi…………………………………………………………31 1. Jenis Penelitian…………………………………………………………37 2. Lokasi Penelitian………………………………………………………38 3. Sumber data…………………………………………………………...39 a. Sumber data primer…………………………………………….39 b. Sumber data sekunder………………………………………….40 4. Tehnik Pengumpulan Data…………………………………………..40 a. Observasi………………………………………………………..40 b. Wawancara Mendalam ( in-depth interview )………………..41 c. Dokumentasi…………………………………………………..41 5. Tehnik Pengambilan Sampel………………………………………..42 6. Validitas Data………………………………………………………... 43 7. Tehnik Analisis Data ……………………………………………...... 43 a. Pengumpulan data…………………………………………… 44 b. Reduksi Data………………………………………………… 45 c. Penyajian Data ……………………………………………… 45 d. Penarikan Kesimpulan………………………………………. 45 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................... 48 A. Diskripsi Lokasi .............................................................................. 48 commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Profil Informan…………………………………………………….. 52 C. Sejarah UPPKS …………………………………………………….. 56 D. Dampak Program UPPKS Terhadap Para Anggota UPPKS………. 58 D.1 Faktor Ekonomi……………………………………………59 E. Efektifitas Program UPPKS Terhadap Para Anggota UPPKS ……. 63 F. Kesesuaian Hasil Program UPPKS Dengan Tujuan Semula ……… 79 F.1 Sebagai Proses Belajar Usaha Ekonomi Produktif………... 79 F.2 Mampu Meningkatkan Sikap dan Perilaku Anggota Untuk Hi dup Lebih Sejahtera………………………………………. 82 F.3 Mampu Meningkatkan Pengetahuan Dan Keterampilan Wanita Dalam Membangun Ketahanan Ekonomi Keluarga …….. 84 F.4 Mampu Meningkatkan Sumber Daya Manusia …………… 87 F.5 Mampu Meningkatkan Profesionalisme Kewirausahaan …..90 F.6 Mampu Meningkatkan Ekonomi Keluarga ………………… 90 G. Manfaat Atau Keuntungan Program UPPKS ………………………. 92 G.1 Faktor Ekonomi……………………………………………. 92 .2 Pengetahuan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia….95 H. Efisiensi Program UPPKS Dalam Menggunakan Sumber Daya Manu sia…………………………………………………………………… 100 I. Kendala Yang Dihadapi Kelompok UPPKS Menur 18 …………... 104 J. Evaluasi Dampak Pelaksanaan Program commit to userUPPKS di Kampung Ngoresa
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
n Kelurah Jebres ……………………………………………………. 107 K. Analis Teori ………………………………………………………… 115 BAB V PENUTUP.................................................................................. .. A. Kesimpulan....................................................................................120 B. Implikasi........................................................................................122 1. Implikasi teoritis..................................................................122 2. Implikasi metodologis......................................................... 123 3. Implikasi empirik.................................................................125 C. Saran.............................................................................................126
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR MATRIK
Matrik 4.1 Dampak Program UPPKS Terhadap Kelompok UPPKS Menur 18....... …………………………………………………………61 Matrik 4.2 Klasifikasi Anggota Kelompok UPPKS Menur 18 …………... 67 Matrik 4.3 UPPKS Sebagai Proses Belajar Ekonomi Produktif …………. 71 Matrik 4.4 UPPKS Mampu Meningkatkan Sikap Dan Perilaku Anggota Untuk Hidup Lebih Sejahtera ……………………………….. 73 Matrik 4.5 UPPKS Mampu Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Keluarga dalam Membangun Ketahanan Ekonomi Keluarga …77 Matrik 4.6 UPPKS Mampu Meningkatkan Sumber Daya Manusia ………. 79 Matrik 4.7 UPPKS Mampu Meningkatkan Ekonomi Keluarga……………………………………………………….. 82 Matrik 4.8 Rapat rutin kelompok UPPKS Menur 18………………………93 Matrik 4.8 Kendala yang Dihadapi Kelompok UPPKS Menur 18 ……….. 95
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Daftar Bagan
Bagan 1.1 Kerangka Berpikir............................................................ 28 Bagan 1.2 Teknik Analisa Data........................................................ 45
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK LODY HADIANSYAH, D0307046, “Dampak Program UPPKS Dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Keluarga dalam Menanggulangi Kemiskinan di Kota Surakarta, Skripsi, Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, 116 halaman. Program UPPKS (Usaha Peningkatan Pendapatan keluarga Sejahtera) memiliki tujuan dimana membangun ketahanan ekonomi dan kemandirian keluarga serta masyarakat melalui kemampuan wanita dalam rangka mewujudkan keluarga kecil bahagia dam sejahtera. Dalam penelitian ini membahas mengenai dampak program UPPKS dalam upaya peningkatan kesejahteraan ekonomi keluarga dalam menanggulangi kemiskinan di kota Surakarta. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori matra pemberdayaan Talcoot Parson. Penelitian ini mengambil lokasi di RW 18 Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana dampak yang ditimbulkan dari program ini terhadap para pesertanya. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian analisis deskriptif kualitatif. Data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder dengan tehnik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Tehnik penarikan sampel menggunakan tehnik purposive sampling. Untuk menjamin validitas data digunakan trianggulasi sumber data, sedangkan analisis data yang digunakan adalah analysis interaktif. Dari hasil penelitian bahwa dapat disimpulkan secara garis besar bahwa UPPKS yang dilaksanakan di RW 18 Kelurahan Jebres, Kota Surakarta dapat dinyatakan berhasil dan berjalan sesuai rencana. Dampak yang diberikan program UPPKS terhadap para anggota kelompok UPPKS Menur 18 sendiri pun memberikan dampak yang cukup baik. Program UPPKS merupakan program pemberdayaan masyarakat dari pemerintah pusat yang berwujud pemberian modal pinjaman dengan bunga rendah ( 0,5%) dimksudkan untuk membentuk suatu kelompok UPPKS yang merupakan unit binaan BKKBN ditingkat akar rumput untuk kegiatan pemberdayaan ekonomi keluarga. Hanya keluarga dengan kategori pra sejahtera dan Keluarga sejahtera tingkat I dan juga ibu-ibu peserta KB yang diperbolehkan mengikuti. Lewat program UPPKS ini Kelurahan Jebres mampu mempunyai2 kelompok, diantaranya adalah Kelompok UPPKS Menur 18 yang bergerak di bidang produksi usaha jamur tiram dan usaha kecil lainnya. Program UPPKS dirasakan berjalan efektif karena mampu mengangkat sebagian besar kriteria keluarga.Selain itu program UPPKS sendiri memberikan banyak manfaat seperti, meningkatkan pendapatan keluarga untuk meningkatkan taraf hidup, menjadikan alternative pekerjaan sampingan dari pekerjaan utama masyarakat Kelurahan Jebres yang kebanyakan mengandalkan pendapatan dari gaji suami mereka saja, Mengembangkan potensi sumber daya manusia melalui cara – cara pengelolaan organisasi maupun cara mengelola usaha masing-masing anggota kelompok, serta menumbuhkan jiwa kewirausahaan Kata Kunci : Dampak,UPPKS Kelurahan Jebres commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Lody Hadiansyah D0307046, “The Impact Of Program UPPKS On Improvement The Economic Welfare Of The Family In Tackling Poverty In The City Of Surakarta. ”(Analysis of Descriptive Qualitative about The Impact Of Program UPPKS On Improvement The Economic Welfare Of The Family In Tackling Poverty In The City Of Surakarta , Sub-district Ngoresan, Surakarta), Thesis, Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Sebelas Maret University, 116 page. UPPKS Program (Business Income Family Welfare) has a goal in which to build economic security and independence of families and communities through a woman's ability in order to realize a prosperous dam happy little family. In this study discusses the impact of UPPKS program in improving the economic welfare of the family in tackling poverty in the city of Surakarta. Theory used in this study is the theory of empowerment dimension Talcoot Parson This study took place in RW 18 Sub Jebres, Jebres District, the city of Surakarta. The purpose of this study was to determine how the impact of this program on its participants. This research included in this type of descriptive analysis of qualitative research. The data used consists of primary data and secondary data with the technique of gathering data through observation, interview and documentation. Sampling technique using purposive sampling techniques. To ensure the validity of data used triangulation of data sources, while the analysis of the data used is interactive analysis. From the results of the study concluded that in general we can conclude that UPPKS held in RW 18 Sub Jebres, Surakarta be declared a success and went according to plan. The impact of a given program against members of the group UPPKS UPPKS Menur 18 itself was a pretty good impact. UPPKS program is a community empowerment program in the form of the central government for capital to low-interest loans (0.5%) dimksudkan to form a group which is a unit built UPPKS BKKBN grassroots level for the family's economic empowerment. Only the category of pre-prosperous family and prosperous family level I and also mothers planning participants are allowed to follow. Through this program UPPKS Village Jebres able mempunyai2 groups, including the Group of 18 UPPKS Menur engaged in the production of oyster mushrooms and other small businesses. UPPKS programs perceived to be effective because it can raise most of the criteria that keluarga.Selain UPPKS program itself provides many benefits such as, increasing the family income to improve living standards, making the alternative main job of the Village Jebres job that mostly rely on their husband's income from wages alone , Developing the potential of human resources in a way - a way of managing organizations and how to manage the business of each member of the group, as well as foster the entrepreneurial spirit . commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Fenomena pembangunan di setiap negara tidak dapat dilepaskan dan senantiasa terkait dengan unsur manusia. Sebab selain manusia adalah pelaku dari pembangunan, manusia sekaligus sebagai tujuan dari proses pembangunan atau dapat dikatakan bahwa manusia merupakan subyek sekaligus juga sebagai obyek pembangunan itu sendiri. Manusia baik individu maupun kelompok senantiasa terkait dalam proses pembangunan. Tanpa adanya keikutsertaan dari warga negara dalam menyumbangkan tenaga dan pikiran, ilmu pengetahuan dan keterampilan, serta keahlian dan kemampuan maka proses pembangunan tidak akan berjalan. Manusia sebagai
obyek
pembangunan
dimaksudkan
bahwa
setiap
usaha
pembangunan diarahkkan untuk mencapai kesejahteraan manusia, yaitu demi terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur. Peran manusia sebagai pelaku sekaligus sebagai tujuan dari pembangunan tersebut menunjukkan bahwa unsur manusia merupakan faktor
yang sangat
penting dalam pelaksanaan pembangunan di suatu negara.
Demikian halnya dengan pelaksanaan pembangunan di Indonesia berbagai konsep pembangunan telah dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia Indonesia. Namun yang terpenting dalam commit to user pembangunan Indonesia adalah konsep pembangunan yang berkelanjutan (
1
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sustainable development ) yang didukung oleh konsep pembangunan manusia Indonesia (human development), dimana manusia menjadi fokus atau pusat dari pembangunan.
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menganut konsep yang lebih luas dan menyeluruh menempatkan manusia sebagai malhluk pribadi,
makhluk
sosial,
dan
makhluk
religious
sehingga
arah
pembangunan Indonesia adalah pembangunan Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya, dengan mengusahakan pembangunan fisik dan non fisik serta kesejahteraan sosial. Pembangunan yang berpusat pada manusia dan masyarakat Indonesia sasaran utamanya adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia agar mereka mampu berperan secara aktif dalam pembangunan, mempunyai kemandirian serta mampu meningkatkan efisiensi dan produktiviatas nasional dalam menghadapi tantangan –tantangan permasalahan baik dari dalam maupun luar negeri. Oleh karena itu, proses pelaksanaaan dan peningkatan kualitas produk sebagai sumber daya manusia yang potensial dan produktif merupakan suatu permasalahan yang sangat penting dan pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Pembangunan nasional yang dicanangkan oleh pemerintah secara normatif bertujuan untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Namun tampaknya hanya menggapai-gapai commit to user
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
keberhasilan karena penduduk miskin masih terdapat di perdesaan dan perkotaan. Bahkan orang-orang miskin terlihat berkelompok-kelompok di perempatan jalan menjadi pengemis, pengamen, peminta sumbangan, tukang semir sepatu dll. Selain itu banyak pula para penganggur, korban PHK, orang-orang/buruh-buruh yang tidak menentu pendaptannya yang harus dibantu oleh pemerintah baik dana, pendidikan, sarana atau fasilitas yang mengungkit mereka dari garis kemiskinan.
Program UPPKS (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera) merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan keluarga yang dicerminkan oleh meningkatnya kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan keluarga.
Harapannya adalah
dengan meningkatnya kondisi ekonomi keluarga, maka mereka akan memiliki kemampuan untuk meningkatkan kondisi kesehatan, pendidikan, kemampuan dalam pengaturan, dan tumbuh kembang anak. Program ini dilakukan melalui peningkatan pemberdayaan keluarga dalam bidang usaha ekonomi produktif.
Upaya
yang
dilakukan
secara
langsung
adalah
memberi
kesempatan kepada masyarakat, terutama keluarga miskin, untuk meningkatkan tahapan kesejahteraan mereka melalui pemberdayaan ekonomi keluarga. Kegiatan pemberdayaan keluarga di antranya dengan memberikan pembelajaran dalam berbagai bidang usaha atau menjadi tenaga terampil melalui pendekatan kelompok, yakni kelompok UPPKS. commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dengan sekaitan itu dalam ketentuan Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2004—2009 menyebutkan antara lain diperlukan adanya upaya peningkatan pendapatan keluarga khususnya bagi keluarga
prasejahtera
dan
keluarga
sejahtera
I,
BKKBN
lebih
memantapkan diri melaksanakan program pemberdayaan ekonomi keluarga. Dukungan yang telah diberikan meliputi bantuan modal usaha, alat teknologi tepat guna, dan pelatihan keterampilan sumber daya manusia bagi kelompok UPPKS. Bantuan tersebut diharapkan dapat menunjang peningkatan usaha sehingga pendapatan kelompok akan bertambah.
Secara umum tujuan UPPKS ialah untuk meningkatkan kegiatan usaha ekonomi produktif dan keterampilan terutama untuk keluarga akseptor keluarga berencana yang tergabung dalam kegiatan kelompok UPPKS. sementara secara spesifik tujuan dibentuknya kelompok UPPKS antra lain: meningkatnya jumlah modal usaha dalam pengembangan usaha kegiatan kelompok UPPKS, meningkatnya jumlah kelompok UPPKS yang memperoleh modal usaha, meningkatnya jumlah anggota kelompok UPPKS yang berusaha, meningkatnya kualitas usaha kegiatan kelompok UPPKS, meningkatnya kesejahteraan keluarga khususnya keluarga prasejahtera (keluarga miskin) (BKKBN, 2005).
Upaya yang dilakukan itu ditindaklanjuti dengan melaksanakan berbagai model penganggulangan kemiskinan. Salah satu model yang commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dilakukan adalah melalui kelompok UPPKS (Upaya Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera). Pada model ini masyarakat miskin dikelompokkan untuk memecahkan masalah ekonominya secara bersamasama dalam kelompoknya. Peneliti memilih judul Penelitian ini adalah ―Dampak Program UPPKS Dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Keluarga dalam Menanggulangi Kemiskinan di Kota Surakarta‖. Adapun alasan pemilihan judul tersebut menurut penulis karena penduduk miskin di kota Surakarta masih tergolong tinggi dan dengan kelompok UPPKS nampaknya dapat menanggulangi masalah kemiskinan yang ada di kota Surakarta.
Jumlah penduduk di kota Surakarta pada tahun 2009 sebanyak 528.202 jiwa yang terdiri dari laki – laki 245.043 Jiwa dan perempuan 283.159 Jiwa. Perkembangan jumlah dan persentase penduduk miskin di kota Surakarta dalam kurun waktu 2006—2008 mengalami peningkatan, yakni dari 77.600 jiwa penduduk atau 15,21% naik menjadi 83.400 jiwa atau 16,13% (BPS, kota Surakarta). B. Rumusan Masalah Berdasarkan dalam latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan pkok permasalahan sebagai berikut :
commit to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Bagaimana Dampak Program UPPKS dalam upaya peningkatan ekonomi keluarga dalam menanggulangi kemiskinan dikota Surakarta? 2. Apakah program UPPKS itu efektif dalam mengurangi kemiskinan di kota Surakarta? 3. Apa hasil dari program UPPKS sesuai dengan tujuan semula ? 4. Apakah
program
UPPKS
menimbulkan
akibat
yang
dikehendaki ? 5. Apakah program UPPKS efisien dalam menggunakan sumber daya manusia dalam kelompok UPPKS ?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk :
1.
Mengetahui hambatan yang terjadi di dalam kelompok UPPKS.
2.
Mengetahui bagaimana dampak yang terjadi setelah adanya program UPPKS bagi masyarakat kota Surakarta.
3.
Mengetahui
seberapa
efektifkah
program
UPPKS
menanggulangi kemiskinan di kota Surakarta
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: commit to user
dalam
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1.
Manfaat Teoritis
Membuktikan
dan
menerapkan
teori-teori
sosiologi
dalam
permasalahan mengenai dampak Program UPPKS dalam upaya peningkatan
pendapatan
keluarga
dalam
menanggulangi
kemiskinan di Kota Surakarta.
2.
Manfaat Praktis
Mengembangkan penalaran bentuk pola pikir dinamis, sekaligus untuk mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh. Sebagai bahan evaluasi bagi Pemerintah akan program-program yang telah diberlakukan yang menyangkut tentang peningkatan ekonomi masyarakat yang terjadi di kota Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.
Konsep Yang Digunakan
a. Kemiskinan Kemiskinan adalah konsep abstrak yang dapat dijelaskan secara berbeda tergantung dari pengalaman, perspektif, sudut pandang yang diambil, atau ideology yang dianut. Specker (1993) menyatakan bahwa kemiskinan mencakup (1) kekurangan fasilitas fisik bagi kehidupan yang normal, (2) gangguan dan tingginya risiko kesehatan, (3) risiko keamanan dan kerawanan kehidupan sosial ekonomi dan lingkungannya, (4) kekurangan yang mengakibatkan tak bisa hidup layak, dan (5) kekurangan dalam kehidupan sosial yang dapat ditunjukkan oleh ketersisihan sosial, ketersisihan dalam proses politik, dan kualitas pendidik yang rendah. Konfrensi Dunia untuk Pembangunan Sosial telah mendefinisikan kemiskinan sebagai berikut : ―Kemiskinan memiliki wujud yang majemuk, termasuik rendahnya tingkat pendapatan dann sumber daya produktif yang menjamin kehidupan berkesinambungan; kelaparan dan kekurangan gizi; rendahnya tingkat kesehatan; keterbatasan dan kurangnya akses kepada pendidikan dan layanan pokok lainnya; kondisi tak wajar dan kematian akibat penyakit yang terus meningkat; kehidupan commit to user
8
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bergelandang dan tempat tinggal yang tidak memadai; lingkungan yang tidak aman; serta diskriminasi dan keterasingan sosial. Kemiskinan juga dicirikan oleh rendahnya tingkat partisipasi dalam proses pengambilan keputusan dan dalam kehidupan sipil, sosial dan budaya. Maxwell menggambarkan:
(1999)
menggunakan
keterbatasan
istilah
pendapatan
kemiskinan dan
untuk
konsumsi,
keterbelakangan derajat dan martabat manusia, ketersingkiran sosial, keadaan yang menderita karena sakit, kurangnya ketidakmampuan dan ketidak berfungsian fisik untuk bekerja, kerentanan (dalam menghadapi perubahan politik dan ekonomi), tiadanya keberlanjutan sumber kehidupan, tidak terpenuhinya kebutuhan dasar, dan adanya perampasan relatif (relative depritation). Dari beberapa definisi tentang kemiskinan di atas, secara umum semuanya menunjukkan bahwa kemiskinan merupakan kondisi dimana seseorang atau suatu keluarga berada dalam keadaaan: ―kekurangan dan atau ketidak layakan hidup menurut standar-standar tertentu, ketidak atau kekurangan mampuan fisik seseorang, ketiadaan atau kekurangan akses dalam memperoleh pelayanan minimal dalam berbagai bidang kehidupan, serta sulit atau kurang memperoleh akses dalam proses pengambilan kebijakan‖. Office of the High Commisioner of Human Rights, United Nations menyatakan bahwa kemiskinan terjadi karena adanya pengingkaran hakcommit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
hak manusia, karena itu kemiskinan tidak mungkin diatasi tanpa realisasi hak-hak manusia (OHCHR, 2001: hal.1). Bappenas dalam dokumen Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan juga mendefinisikan masalah dari perspektif ini. ―Masalah kemiskinan bukan hanya diukur dari pendapatan, tetapi juga masalah kerentanan dan kerawanan orang atau sekelompok orang baik laki-laki maupun perempuan untuk menjadi miskin. masalah kemiskinan juga menyangkut tidak terpenuhinya hakhak
dasar
masyarakat
mengembangkan
miskin
kehidupan
untuk
bermartabat.
mempertahankan Pemecahan
dan
masalah
kemiskinan perlu didasarkan pada pemahaman suara masyarakat miskin, dan adanya penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak mereka yaitu hak sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Oleh karena itu, strategi dan kebijakan yang dirumuskan dalam SNPK didasarkan atas pendekatan berbasis hak‖(Bappenas, 2005: hal. 15). Kemiskinan absolut dan relatif adalah konsep kemiskinan yang mengacu pada kepemilikan materi dikaitkan dengan standar kelayakan hidup seseorang/keluarga. Kedua istilah ini menunjuk pada perbedaan sosial (sosial distinction) yang ada dalam masyarakat berangkat dari distribusi pendapatan. Perbedaaannya adalah bahwa pada kemiskinan absolut ukurannya sudah lebih dahulu ditentukan dengan angka-angka yang nyata atau indikator atau kriteria yang digunakan, sementara pada kemiskinan relatif, kategorisasi kemiskinan ditentukan berdasarkan perbandingan relatif tingkat kesejahteraan antar penduduk. commit to user
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kemiskinan absolut secara sederhana adalah kepemilikan materi atau standar kelayakan hidup orang atau keluarga yang berada digaris atau di bawah garis subsisten. Indikatornya sangat terukur, dimana ada standar kehidupan yang dikategorikan secara berjenjang yakni di bawah garis kemiskinan, pada garis kemiskinan, dan di atas garis kemiskinan. Dengan kata lain kemiskinan absolut adalah suatu kondisi di mana tingkat pendapatan seseorang tidak cukup memenuhi kebutuhan sandang, papan, kesehatan, dan pendidikan. Rendahnya tingkat pendapatan ini terutama disebabkan oleh keterbatasan sarana dan prasarana fisik dan kelangkaan modal atau miskin karena sebab alami. (Sayoga, 1988) Kemiskinan
relatif
berbeda
dengan
kemiskinan
Absolut,
kemiskinan relatif pada dasarnya menunjuk pada perbedaan relatif tingkat kesejahteraan kelompok masyarakat. Mereka yangberada di lapis terbawah
dalam
persentil
derajat
kemiskinan
suatu
masyrakat
digolongkan sebagai penduduk miskin. Dengan kategorisasi seperti ini, dapat saja mereka digolongkan sebagai miskin sebenarnya sudah dapat mencukupi hak-hak dasarnya, namun tingkat kepenuhannya berada di lapisan terbawah. Kemiskinan relatif memahami kemiskinan dari dimensi ketimpangan antar kelompok penduduk. Pendekatan ketimpangan tidak berfokus pada pengukuran garis kemiskinan, tetapi pada besarnya perbedaan antara 20 atau 10% masyarakat dengan 80 atau 90% masyarakat
lainnya.
Kajian
yang
berorientasi
pada
pendekatan
ketimpangan tertuju pada upaya mamperkecil perbedaan antara mereka commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang berada di bawah (miskin) dan mereka yang makmur (better- off) dalam setiap dimensi stratifikasi dan diferensiasi sosial.
b. Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan
masyarakat
pada
umumnya
adalah
upaya
memperkuat unsur-unsur keberdayaan itu meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang berada dalam kondisi tidak mampu dengan mengandalkan kekuatannya sendiri sehingga dapatkeluar dari kemiskinan dan keterbelakangan, atau proses memampukan dan memandirikan masyarakat (Kartasasmita, 1997:74). Payne (1997:266), yang mengemukakan bahwa pemberdayaan (empowerment), pada intinya ditujukan guna: ”To help clients gain power of decision and action over their own lives by reducing the effect of soscialpersonal blocks to exercising exiting power, by increasing capacity and self-confidence to use power and by transferring power from the environment to clients.” (Membantu klien memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan ia lakukan yang terkait dengan mereka, termasuk mengurangi efek hambatan pribadidan sosial dalammelakukan tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang ia miliki, antara lain melalui transfer daya dari lingkungannya).
commit to user
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Shardlow (1998:32) melihat bahwa berbagai pengertian yang ada mengenai pemberdayaan, pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok, ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka. Dalam kesimpulannya, Shardlow menggambarkan bahwa pemberdayaan sebagai suatu gagasan tidaklah jauh berbeda dengan gagasan Biestek (1961) yang dikenal dibidang pendidikan ilmu kesejahteraan sosial dengan nama ‗Self-Determination‘. Prinsip ini pada intinya mendorong klien untuk menentukan sendiri apa yang harus ia lakukan dalam kaitannya dengan upaya mengatasimasalah yangia hadapi sehingga klien mempunyai kesadaran dan kekuasaan penuh dalam membentuk hari depannya. c. Program
UPPKS
(Usaha
Peningkatan
Pendapatan
Keluarga
Sejahtera)
UPPKS Program Pemberdayaan Ekonomi Keluarga sebagai program beyond family planning yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga, khususnya peserta KB Keluarga Pra S dan KS I.Program ini tertuang dalam Perpres No. 7 tahun 2005 tentang RPJMN 2004-2009, mencakup sosialisasi kebutuhan dasar, akses sumber daya ekonomi, capacity building, perluasan cakupan dan peningkatan kualitas usaha Kelompok UPPKS.
commit to user
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kegiatan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (Uppks)
1. Apakah UPPKS itu? UPPKS adalah kelompok kegiatan dari para keluarga dalam paguyuban keluarga sejahtera, melakukan kegiatan ekonomi produktif yang dapat meningkatkan pendapatan keluarga dalam rangka mewujudkan keluarga sejahtera. a. Bentuknya Pra koperasi yang berasaskan kegotongroyongan b. Usaha ekonomi produktif di bidang pertanian industri kecil/industri rumah tangga, jasa atau perdagangan c. Diharapkan dapat meningkatkan pendapatan keluarga dalam rangka mewujudkan keluarga sejahtera. d. Memantapkan ketahanan ekonomi keluarga. e. Meningkatkan kemandirian keluarga . f. Untuk menunjang terwujudnya keluarga kecil bahagia dan sejahtera. 2.
Siapakah Anggota UPPKS? Adalah para wanita/ibu rumah tangga yang ada pada atau sebagai: a. Keluarga pra sejahtera b. Keluarga sejahtera I c. Keluarga sejahtera II dan seterusnya d. Akseptor KB
commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e. Calon Akseptor KB f. Anngota masyarakat lainnya yang belum ber KB
Unsur Mutlak yang harus dipenuhi dalam UPPKS
1. Adanya pengurus 2. Terlaksananya pertemuan rutin 3.
Adanya Usaha ekonomi produktif
4. Mempunyai Administrasi keuangan 3. Apakah Tujuan UPPKS Umum Membangun ketahanan ekonomi dan kemandirian keluarga serta masyarakat melalui kemampuan wanita dalam rangka mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Khusus a. Sebagai proses belajar usaha ekonomi produktif b. Meningkatnya sikap dan perilaku anggota untuk hidup lebih sejahtera c. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan wanita dalam membangun ketahanan ekonomi keluarga. d. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia e. Meningkatnya profesonalisme kewirausahaan f. Meningkatnya kondisi ekonomi keluarga 4.
Kebijakan UPPKS commit to user
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Sebagai
proses
belajar
dalam
rangka
meningkatkan
profesionalisme kewirausahaan b. Diberikan kepada paguyuban keluarga sejahtera berkembang dan mandiri c. Diarahkan
untuk
menigkatkan
kemampuan
wanita
dalam
membangun fungsi ekono mi keluarga. d. Dilaksanakan melalui kemitraan, koordinasi, kerjasam adengan pemerintah, BUMN, swasta, dan dukungan masyarakat itu sendiri. e. Untuk menurunkan jumlah keluarga Pra sejahtera dan keluarga sejahtera I f. Untuk memantapkan penerimaan keluarga kecil 5.
Langkah Langkah Kegiatan UPPKS a. PERSIAPAN 1)
Pembentukan Kesepakatan
2)
Seleksi Paguyuban Keluarga Sejahtera Paguyuban keluarga sejahtera yang diberikan kegiatan
UPPKS, minimal harus mempunyai hal-hal sebagai berikut: a.
Adanya pengurus (minimal ketua,sekretaris, dan bendahara)
b. Melakukan pertemuan secara rutin c. Anggotanya ada yang melakukan usaha ekonomi yang produktif d. Mempunyai Administrasi Keuangan b. Pemberian Modal Apa yang dimaksud dengan modal? commit to user
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Modal adalah tekad, tenaga atau jasa, sejumlah uang, barang
dan
peralatanyang
dapat
dipergunakan
untuk
pelaksanaan suatu usaha atau kegiatan. Bentuk-bentuk modal 1. Kemampuan Kemampuan kelompok/anggota kelompok UPPKS dalam mengelola
usaha/kegiatannya
dengan
menggunakan
modal yang ada atau tersedia di lingkungan sekitarnya. 2. Tekad Kemauan
dari
anggota/kelompok
UPPKS
untuk
mengelola usaha dengan penuh tanggung jawab. 3. Tenaga atau Jasa Kekayaan dari kelompok yang berbentuk jasa keahlian dan keterampilan dari pengurus/anggota kelompok atau orang yang bersedia untuk membantu secara aktif mensukseskan kegiatan kelompok. 4. Uang Sejumlah
kekayaan
dari
kelompok
UPPKS
yang
berbentuk uang. 5. Barang Kekayaan kelompok yang digunakan untuk kegiatan usaha. Pengelolaan Modal UPPKS commit to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Sumber Modal Iuran Pinjaman a.BUMN b.Bank c.swasta d.Pemerintah 2. Ketentuan Modal Pinjaman a. Pinjaman dari BKKBN Modal yang dipinjam harus dikembalikan untuk kemudian dialihkan kepada kelompok lain yang telah ditetapkan. b. Pinjaman dari BUMN , BANK ,SWASTA ,LSOM Ketentuan sesuai dengan peraturan lembaga tersebut 3. Penyerahan Pinjaman Modal Pinjaman modal (berupa surat hak pengambilan uang atau bentuk lain) dalam suatu upacara sederhana. 4. Surat Perjanjian Dilakukan penandatanganan surat perjanjian pengembalian pinjaman 5. Penyaluran Uang Pinjaman UPPKS Uang pinjaman modal UPPKS disalurkan melaui BANK 6. Ketentuan Pemberian Pinjaman Kepada Anggota Kelompok a. Siapa yang boleh diberi pinjaman? commit to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Anggota yang memiliki kegiatan usaha Anggota yang dapat melakukan usaha b. Berapa besar pinjaman yang dapat diberikan kepada anggota? Besar pinjaman tergantung pada kemampuan keuangan kelompok, jenis dan besar usaha c. Bagaimana cara Anggota mengembalikan pinjaman? Pinjaman dikembalikan secara angsuran setiap bulan 7. Cara Mencegah Tunggakan a. Hati-hati dalam memberikan pinjaman Diberikan pinjaman kepada mereka yang mempunyai atau memilih kegiatan usaha yang menguntungkandan jelasjelas ada pemasarannya Selidiki apakah ia mempunyai kebiasaaan meminjam dan sering tidak mau mengembalikan/mengangsur pinjaman b. Pertimbangan yang perlu diperhatikan Tujuan pinjaman untuk kegiatan usaha Anggota yang rajin menabung dan mengangsur Tidak memiliki tunggakan c. Pemberian pinjaman disaksikan oleh anggota lain d. Ingatkan untuk mengingatkan tepat pada waktunya e. Peminjam yang menuggak dapat dikenakan denda 8. Simpanan/Tabungan a. Manfaat Simpanan commit to user
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Membentuk
dan
mengembangkan
sikap
berhemat,berencana ekonomis. Mengembangkan kepercayaan kepada diri sendiri Memperoleh modal kelompok secara swadaya Membentuk dan mengembangkan modal usaha melalui pemupukan simpanan
Macam Simpanan 1. Simpanan Pokok Disetor pada saat menjadi anggota kelompok Besarnya ditentukan oleh kelompok (sama jumlahnya bagi setiap anggota kelompok) Tidak dapat diambil bila yamg bersangkutan masih menjadi anggota kelompok Merupakan modal awal kelompok 2. Simpanan Wajib Dibayar oleh anggota yang meminjam modal kepada kelompok Besarnya antara 5-10% dari kelompok pinjaman Pengembaliannya diatur sebagai berikut: ~50% dikembalikan pada saat anggota yang bersangkutan telah melunasi pinjaman ~50% sisanya dikembalikan enam bulan kemudian commit to user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pengembalian simpanan wajib tidak boleh mengganggu kegiatan kelompok 3. Simpanan Sukarela Besarnya dan penyetorannya terserah kepada anggota Dapat diambil sewaktu-waktu Merupakan tabungan anggota 4. Iuran Atau Sumbangan Bersifat sukarela untuk membantu kelompok Berasal dari perorangan atau kelompok/instansi/lembaga 5. Jasa Dan Biaya Pengelolaan Diperoleh dari anggota yang meminjam Besarnya jasa menurut kesepakatan anggota Jasa digunakan untuk kepentingan kelompok 6. Manfaat Jasa Untuk biaya pengayoman peserta KB, Posyandu, Bina Keluarga Balita, untuk biaya administrasi kelompok (membeli buku dan alat tulis), untuk biaya keterampilan anggota, untuk uang lelah atau jasa pengurus. Untuk pemupukan modal kelompok Untuk hadiah pembayaran pinjaman tepat waktu 2.
UPPKS Kota Surakarta Badan Pemberdayaan Masyarakat pada tahun 2007 khususnya bidang
KB
memiliki
suatu program diantaranya commit to user
adalah
Program
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pemberdayaan dan ketahanan keluarga yaitu salah satunya dengan Program UPPKS. Program UPPKS ini merupakan suatu program dalam rangka pemberdayaan keluarga di bidang usaha dan tenaga terampil bagi Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I yang tergabung dalam kelompok kegiatan UPPKS. Pada tahap awal Bapermas khususnya KB melakukan sosialisasi ke setiap kelurahan di Kota Surakarta mengenai apa itu UPPKS dan bagaimana cara membentuk kelompok UPPKS. Tahap kedua yaitu melakukan seleksi terhadap kelompok-kelompok mana saja yang berhak mendapatkan modal pinjaman sebesar Rp 5.000.000,00 tiap-tiap kelompok. Setelah tahap seleksi maka tahap berikutnya adalah tahap pemberian modal dimana tiap-tiap kelompok yang telah lolos seleksi diberikan modal pinjaman yang diharapkan digunakan untuk membuat suatu kegiatan ekonomi produktif. Disamping pemberian modal pihak pemerintah tidak lepas hanya sebatas itu saja pihak pemerintah juga melakukan pembinaan terhadap kelompok UPPKS serta pameran terhadap hasil produk masing-masing kelompok UPPKS. Berikut ini daftar kelompok UPPKS kota Surakarta: Tabel Kelompok UPPKS Kota Surakarta Tahun 2010 No Kecamatan 1 Banjasari 2
Serengan
3
Ps. Kliwon
4
Jebres
Nama Kelompok a. Laweyan art b. Sertono a. Sejahtera II b.Prio Utomo Kesuma Jati c. Bahagia d. Jeruk a. P2MBG b. Gajahan a. Anggrek commit to user b. Ringin Semar
Jenis Usaha a. Kerajinan Sandal Batik b. Kerajinan Batik dan Blaco a. Dagang b. Pakaian jadi, sayur mayor c. Karak d. Makanan/Rengginan a. Simpan Pinjam b. Makanan Kecil a. Jasa Boga. b. Industri Rumah Tangga
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. JB Kartika d. Menur Kenanga e. Anggrek f. Anggrek II g. Kenanga h. Kemuning i. Menur 28 j. Sejahtera k. Menur 18 l. Guyub Rukun m.Naya n. Menur II 5
Banjasari
c. Industri Rumah Tangga d. Industri Rumah Tangga e. Telur Asin f. Kerajinan Batik g. Kacang telur/ makanan kecil h. Ayam bakar, telur, karak i. Warung makan j. Makanan k. Jamur tiram l. Makanan m. Makanan Kecil n. Konveksi a. Usaha simpan pinjam b. Usaha simpan pinjam c. Handycraft d. Pedagang bahan pokok e. Dagang f. Katering g. Handycraft h. Kacang telur, makanan kecil i. Makanan j.Makanan k.Simpan Pinjam
a. Bina Sejahtera b.Dahlia c. Melati d. Mawar RW 09 e. Mawar RW 02 f. Cut Nyak Dien g. Dahlia h. Putri Mandiri i. Berkah j. Anggrek k.Melati
Sumber : Bapermas Akan tetapi pada tahun 2010 ini program UPPKS ini dihentikan disebabkan
oleh
karena
banyak
kelompok
UPPKS
mengembalikan modal bantuan pinjaman yang telah diberikan. 3.
Teori yang digunakan
commit to user
yang
tidak
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam menelaah suatu fenomena dengan sudut pandang sosiologi selalu berdasar pada paradigma dan teori. Untuk melihat dampak dari program UPPKS dalam upaya peningkatan pendapatan keluarga sejahtera ini menggunakan pada teori pemberdayaan dari Talcott Parson. Parson membagi mantra pemberdayaan menjadi tiga yaitu: a. Aras mikro Dilakukan individu melalui bimbingan konseling, stress manajeman, krisis intervension .Tujuan dari hal ini adalah untuk melatih klien untik menjalankan tugas kehidupan dan sering disebut sebagai pendekatan yang bertugas pada tugas b. Aras mezzo Dilakukan pada sekelompok klien dengan menggunakan kelompok sebagai media intervensi.Strategi ini untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap klien agar kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi adalah dengan melakukan pendidikan dan pelatihan. c. Aras Makro
commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sering disebut sebagai strategi system besar karena sasaran perubahan diarahkan pada system lingkungan yang lebih luas dengan menggunakan strategi perumusan kebijakan, perencanaan sosial, kampanye aksi sosial, lobbying, pengorganrisasian masyarakat, dan manajemen konflik Pendekatan pemberdayaan masyarakat: a. Pemungkinan,
menciptakan
suasana
potensi
masyarakat
yang
berkembang secara optimal b. Penguatan, memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki masyarakat dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhannya c. Perlindungan melindungi kelompok masyarakat terutama kelompok lemah agar tidak tertindas kelompok luas d. Penyokongan, memberikan bimbingan dan dukungan agar masyarakat mampu menjalankan peran dan tugas-tugas kehidupan. e. Pemeliharaan, memelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjadi keseimbangan distribusi kekuasaan antara berbagai kelompok dalam masyarakat. Dapat kita lihat bahwa program Pemberian Modal mencakup tiga aras yang disebutkan diatas seperti aras mikro, aras mezzo, dan aras makro.Hal ini dapat dilihat pada ketiga aras seperti individu melalui biri bimbingan konseling, tujuan dari hal ini adalah untuk melatih klien commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
untuk menjalankan tugas kehidupan dan sering disebut sebagai pendekatan yang berpusat pada tugas (aras mikro), meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap klien agar kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi adalah dengan melakukan pendidikan dan pelatihan (aras mezzo), strategi system besar karena sasaran perubahan
diarahkan pada system lingkungan yang
lebih luas dengan menggunakan strategi perumusan kebijakan, perencanaan sosial, kampanye aksi sosial, lobbying, pengorganisasian masyarakat dan manajemen konflik (aras makro).Hubungan ketiga aras tersebut dengan Program UPPKS tersebut juga disertai pembentukan kesepakatan, seleksi paguyuban keluarga sejahtera dan pengelolaan usaha yang baik.
Upaya untuk menanggulangi kemiskinan telah laksanakan baik dalam skala global, regional, nasional, maupun lokal. Selanjutnya upaya pencarian data melalui berbagai penelitian dan pengkajian mengenai penyebab kemiskinan pun sudah sering disurvei/diteliti dan diseminarkan yang melibatkan para cendekiawan, birokrat, dan legislatif hingga menghasilkan banyak buku, jurnal, peraturan pemerintah, dan undangundang.
Pandangan mengenai kemiskinan dapat dilihat dari paradigma konsesus, strukltural fungsional, konflik dan alienasi, interaksionisme dan etnometodologi, serta neokonservatif. commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.
Kerangka Pemikiran
Program
Pemberdayaan Masyarakat Miskin Dampak
Dampak Pemberian Modal Usaha Mikro Pengentasan Kemiskinan Kerangka pemikiran adalah suatu pandangan yang sistematis
mengenai permasalahan yang diteliti. Pada penelitian ini peneliti hendak melakukan penelitian evaluasi terhadap program UPPKS ( Upaya Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera ) di Ngoresan Kecamatan Jebres kota Surakarta. Evaluasi program dimaksudkan untuk mengetahui proses kerja dengan ketentuan yang telah ditetapkan dan faktor-faktor yang berpengaruh dalam pelaksanaan program dalam mencapai suatu target yang telah ditetapkan.
Menilai keberhasilan dari suatu pelaksanaan program tidak dapat dilepaskan dari kerja sama anggota kelompok yang melaksanakan program. Program yang ada tersebut biasanya adalah hasil dari kiebijakan suatu organisasi yaitu pemerintah yang bertujuan untuk mencapai apa yang commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diinginkannya yaitu peningkatan kesejehteraaan dan kualitas hidup sebuah keluarga.
Dalam pelaksanaan program ini diperlukan kerjasama antara pelaksana program BKKBN dengan para kelompok UPPKS dan juga kerjasama disetiap anggota kelompok UPPKS itu sendiri. Dalam kerjasama ini diharapkan tidak ditemukan adanya penyimpanngan-penyimpangan dan diharapkan dari kerja sama ini bisa meningkatkan kegiatan pemberdayaan ekonomi keluarga.
5.
Definisi Konseptual a. Dampak menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah pengaruh yng kuat yang mendatangkan akibat (baik positif maupun negatif). b. Program adalah Program dalam kamus Sosiologi didefinisikan sebagai suatu perencanaan yang menyangkut segi kuantifikasi ( Soerjono Soekanto, 1985). J. W. Eaton (1986) menyatakan program itu menunjuk pada tindakan-tindakan tertentu yang berhubungan dengan pelaksanaan dari fungsi-fungsi dan jasa-jasa yang merupakan keluaran lagi lembagalembaga tersebut dan yang berhubungan dengan lingkaran ekstern. Sedangkan menurut Westra program adalahrumusan yang di dalamnya memuat gambaran pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan berikut petunjuk-petunjuk mengenai cara pelaksanaannya. Pada umumnya di dalam program dikemukakanpula fasilitas-fasilitas yang diperlukan, commit to user
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
seperti waktu, penggunaan alat-alat perlengkpan, ketentuan wewenang serta tanggung jawab pelaksana program (Pariatra Westra, 1989). c. UPPKS Program Pemberdayaan Ekonomi Keluarga sebagai program yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga, khususnya peserta KB Keluarga Pra S dan KS I.Program ini tertuang dalam Perpres No. 7 tahun 2005 tentang RPJMN 2004-2009, mencakup sosialisasi kebutuhan dasar, akses sumber daya ekonomi, perluasan cakupan dan peningkatan kualitas usaha Kelompok UPPKS.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI A. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode evaluasi. Penelitian evaluasi merupakan aspek penting dari penelitian sosial terutama yang diarahakan pada evaluasi social action program, yang disebut juga perubahan sosial yang direncanakan. Program-program yang direncanakan untuk memperbaiki kehidupan manusia, misalnya bidang pendidikan, bidang kesehatan, dan lain-lain. Berdasarkan hal d atas maka dalam penelitian ini akan membahas serangkaian kajian yang berkaitan dengan evaluasi Program UPPKS ( Upaya Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera ) di Kampung Ngoresan Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres Surakarta. a. Evaluasi Pelaksanaan Program Mengenai evaluasi, William N. Dunn menjelaskan evaluasi adalah prosedur analisis yang digunakan untuk menghasilkan informasi mengenai nilai atau manfaat dari serangkaian aksi di masa lalu dan atau di masa depan. ( William N. Dunn 1998: 132 ). Sedangkan Menurut Herbert H. Hyman Penelitian evaluasi adalah
prosedur
penemuan
fakta
tentang
aksi-aksi
sosial
yang
direncanakan. Dari definisi tersebut didalamnya mencakup dua substansi yaitu, aspek konseptual: yaitu adanya hubungan aktivitas dengan tujuan commit to user
30
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang diinginkan, serta aspek metodologis yaitu bagaimana mengukur akibat-akibat atau dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas program. Selain Tatang M. Arifin ( 1986: 116 ) mengemukakan definisi evaluasi adalah proses menilai dan menetapkan keberhargaan ( nilai ) sesuatu yang dan membandingkannya hasil karya atau peristiwa dengan tolak ukur atau standar tujuan. Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi mengandung pengertian: 1.
Dari sudut spesifikasi obyeknya berarti menilai hasil berbagai macam program yang dilaksanakan pemerintah berkaitan dengan problemproblem yang dihadapi masyarakat.
2.
Dari sudut teknik penilaian merupakan cara untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk menilai hasil-hasil program pemerintah tadi.
3.
Dari sudut analisisnya akan dapat menunjukkan hasil akhir ( kesimpulan ) dari kegiatan menilai program-program pemerintah tersebut, apakah efektif atau tidak, mempunyai dampak positif lebih besar daripada negatifnya atau sebaliknya. M.T. Feurstein ( 1986:8) menyatakan bahwa hasil evaluasi
berarti membantu mereka yang terlibat dalam banyak jenis program pengembangan untuk menfsir nilai pekerjaan yang sedang mereka commit to user
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
lakukan. Menurut Feurstein ada sepuluh alasan pokok melakukan evaluasi, yaitu : 1. Keberhasilan : Untuk mengetahui apa yang telah dicapai 2. Mengukur kemajuan : Apakah sesuai dengan sasaran program. 3. Memperbaiki sasaran monitoring : Agar managementnya lebih baik. 4.
Mengetahui apakah usaha sudah efektif : Perubahan apakah yang ditimbulkan oleh program.
5. Identifikasi kekuatan dan kelemahan : Untuk memperkuat program. 6.
Keuntungan biaya : Apakah biayanya masuk akal.
7.
Mengumpilkan informasi : Untuk merencanakan dan mengelola aktivitas-aktivitas program secara lebih baik.
8.
Berbagi pengalaman : mencegah orang lain tidak melakukan kesalahan yang sama untuk mendorong mereka untuk menggunakan metode yang sama.
9.
Meningkatkan efektivitas : Agar lebih memberi dampak.
10. Memungkinkan rencana yang lebih baik : agar lebih sesuai dengan kebutuhan orang banyak khususnya masyarakat tingkat bawah. M. T. Feurstein (1990) memberikan Sembilan indikator yang digunakan untuk menilai keberhasilan suatu program, yaitu : 1.
commit to user Indikator Availabilitas
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Indikator yang menunjukkan apakah sesuatu itu ada dan tersedia.
2.
Indikator Relevansi Indikator yang menunjukkan seberapa jauh sesuatu hal dapat dikatakan relevan atau tepat.
3.
Indikator Accesabilitas Indikator yang menunjukkan apakah sesuatu itu benar-benar dapat terjangkau oleh mereka yang memelukan.
4.
Indikator kebergunaan Indikator ini menunjukkan sejauh mana sesuatu yang telah disediakan dipakai untuk tujuan semula.
5.
Indikator Ketercakupan Indikator yang menunjukkan apakah proposisi memerlukan sesuatu itu dapat menerimanya.
6.
Indikator kualitas Indikator yang menunjukkan kualitas atau standar tertentu.
7.
Indikator Usaha Indikator yang menunjukkan kualitas atau standar tertentu. commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
8.
Indikator Efisiensi Indikator ini menunjukkan apakah sumber-sumber daya dan aktivitasaktivitas telah dimanfaatkan dengan cara yang terbaik.
9.
Indikator Dampak Indikator yang menunjukkan apakah sesuatu yang telah dilakukan itu benar-benar menimbulkan perubahan. Ripley ( 1985 ) dalam bukunya Samudra Wibawa dkk, (1994 : 8-9 ) menjelaskan beberapa persoalan yang harus dijawab oleh suatu kegiatan evaluasi adalah sebagai berikut: 1.
Kelompok dan kepentingan mana yang memiliki akses didalam pembuatan kebijakan?
2.
Apakah prosedur pembuatannya cukup rinci, terbuka dan memenuhi prosedur?
3.
Apakah program didesain secara logis?
4.
Apakah sumber daya yang menjadi input memadai untuk mencapai tujuan?
5.
Apakah standar Implementasi yang baik menurut kebijakan tersebut?
6.
Apakah program dilaksanakan sesuai dengan standar efisiensi dan ekonomi?
7.
Apakah uang yang digunakan dengan jujur dan tepat?
8.
Apakah kelompok sasaran memperoleh pelayanan dan barang seperti yang di desain dalam program? commit to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
9.
Apakah program memberikan dampak kepada kelompok non sasaran?
10.
Apa jenis dampaknya?
11.
Apa dampaknya, baik yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan, terhadap masyarakat?
12.
Kapan tindakan program yang dilakukan dan dampaknya diterima oleh masyarakat?
13.
Apakah tindakan dan dampak itu sesuai dengan yang diharapkan?
Sementara itu menurut Kasley dan Kumar menyarankan tiga pertanyaan berikut: 1.
Siapa yang akan memperoleh akses terhadap input dan outpout proyek?
2.
Bagaimana mereka bereaksi terhadap proyek tersebut?
3.
Bagaimana proyek tersebut mempengaruhi perilaku mereka? Samudra Wibawa dkk, ( 1994 : 9 ) Pada dasarnya inti dari pendapat-pendapat tersebut adalah sama
yakni bahwa evaluasi merupakan proses penilaian untuk mengukur performance dan hasil yang diperoleh dengan tujuan atau target yang telah ditentukan sebelumnya, yang hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan program di masa mendatang. Evaluasi pelaksanaaan dari suatu program dilakukan untuk mengetahui proses kerja dan pelaksanaan program, apakah program commit to user
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dilaksanakan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan program yang telah ditetapkan, dan untuk mengetahui sejauh mana program yang telah dilaksanakan berhasil dan memberikan dampak atau manfaat bagi kelompok sasaran dari program tersebut.
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif dilakukan dengan mendeskripsikan kualitas suatu gejala sosial yang menggunakan ukuran perasaan sebagai dasar penilaian ( Slamet, 2000 : 7 ). Dalam penelitian ini pendekatan yang dipakai adalah Holistic Perspektif atau pandangan menyeluruh yaitu dengan memahami program dalam segala konteks baik dari settings atau frame program, nuansa atau perubahan yang terjadi, tingkat interdependensi atau ketergantungan masyarakat pada program dan kompleksitasnya. Dimana dalam pendekatan ini, segala kelakuan atau tingkah laku manusia terhadap program akan dikaji.
Jenis penelitian ini menganalisis bagaimana dampak program UPPKS dalam rangka meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga, serta untuk mengetahui proses kerja dengan ketentuan yang telah ditetapkan dan faktor-faktor yang berpengaruh dalam pelaksanaan program dalam mencapai suatu target yang telah ditetapkan. commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Lokasi Penelitian
Lokasi
penelitian ini
mengambil
lokasi
di
Ngoresan
Kecamatan Jebres Surakarta . Adapun pemilihan lokasi tersebut karena beberapa pertimbangan, antara lain : a. Kampung ngoresan yang terletak tepatnya di kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, kota Surakarta ini termasuk salah satu sasaran dari Program UPPKS yang dimana Program UPPKS ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga. b. Kelompok UPPKS Matahari terletak di kampung Ngoresan yang merupakan tempat dimana kelompok UPPKS yang akan diteliti. c. Di lokasi tersebut memungkinan untuk mendapatkan data-data yang sesuai dengan permasalahan penelitian. 3. Sumber data Pemahaman mengenai berbagai sumber data merupaka bagian yang sangat penting bagi peneliti karena ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan ketepatan dan kekayaan data informasi yang diperoleh. Data tidak akan bias diperoleh tanpa adanya sumber data. Betapapun menariknya suatu permasalahan atau topic penelitiaan, bila sumber datanya tidak tersedia, maka ia akan punya arti karena tidak akan bias diteliti dan commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dipahami (Sutopo, 2002 : 49). Data pada penelitian ini bersumber pada : a. Sumber Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah informan. Informan adalah orang yang dipandang mengetahui permasalahan yang akan dikaji dan bersedia memberikan informasi tentang pengelolaan kelompok UPPKS, pembentukan kelompok, dan unsur pengurus kelompok atas data yang dibutuhkan. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah anggota kelompok UPPKS di kota Surakarta. b. Sumber Sekunder Data sekunder adalah data yang diperolreh secara tidak langsung dari sumbernya. Dalam penelitian ini sumber data berupa sumber data tertulis, yaitu Buku pegangan kelompok UPPKS, surat kabar, arsip, dokumen. 4. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Merupakan metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung untuk mengumpulkan dan mencatat segala informasi serta hal-hal yang relevan dengan masalah penelitian, commit tomengenai user sehingga diperoleh katerangan gejala nyata dari obyek yang
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diteliti. Observasi ini sering disebut sebagai ―observasi berperan pasif‖ (Spradley dalam Sutopo,2002). Dalam observasi ini peneliti hanya mendatangi lokasi tetapi sama sekali tidak berperan sebagai apapun selain sebagai pengamat pasif, maupun hadir dalam konteksnya. Observasi langsung ini akan dilakukan dengan cara formal dan informal, untuk mengamati barbagai kegiatan dan peristiwa yang terjadi pada kegiatan kelompok UPPKS kampung Ngoresan Kecamatan Jebres Kota Surakarta Ini. b. Wawancara Mendalam (in-depth interview) Merupakan tehnik pengumpulan data untuk memperoleh informasi melalui tanya jawab secara langsung dengan para sumber atau informan yang diteliti untuk melengkapi data yang diperlukan. Wawancara jenis ini bersifat lentur dan terbuka, tidak terstruktur ketat, tidak dalam suasana formal dan bisa dilakukan pada informan yang sama (Patton dalam Sutopo,2002). Pertanyaan yang diajukan bersifat ―open ended‖ dan semakin terfokus sehingga informasi yang bisa dikumpulkan semakin rinci dan mendalam. Oleh karena itu dalam hal ini subyek yang diteliti posisinya lebih berperan sebagai informaan daripada responden. Kelonggaran dan kelenturan dalam tehnik ini akan mampu mengorek kejujuran informan untuk memberikan informasi yang sebenarnya, terutama yang berkaitan dengan perasaan, sikap dan pandangan mereka terhadap Program UPPKS itu sendiri.
commit to user
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Wawancara ini dilakukan dengan masyarakat kampung Ngoresan Kecamatan Jebres yang terkait dengan Program UPPKS yang bertindak sebagai pengurus maupun anggota UPPKS itu sendiri. c. Dokumentasi Teknik
pengumpulan
data
dengan
dokumentasi
ialah
pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Datadata yang dikumpulkan dengan teknik dokumentasi cenderung merupakan data sekunder, sedangkan data-data yang dikumpulkan dengan teknik observasi dan wawancara cenderung merupakan data primer atau data yang langsung didapat dari pihak pertama. 5. Tehnik Pengambilan Sampel Tehnik pengambilan sample dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Atas dasar pertimbangan praktis soal waktu, tenaga, dan biaya sehingga peneliti hanya mengambil unit sample yang sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam tehnik ini peneliti memilih informan yang dianggap mengetahui permasalahan secara mendalam dan dapat dipercaya untuk dijadikan sumber data yang mantap, bahkan didalam pelaksanaan pengumpulan data. Melalui tehnik snowball sampling dengan sampel masyarakat kampung Ngoresan yang dinilai sesuai dengan tujuan penelitian. Sumber data disini bukan sebagai yang mewakili populasinya, tetapi lebih cenderung mewakili informasinya. Pengambilan sample ini dengan cara mengambil commit to user
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
beberapa informan dari kelompok UPPKS baik pengurus maupun anggota yang dianggap mengetahui permasalahan. 6. Validitas Data Validitas data dimaksudkan sebagai pembuktian bahwa data yang diperoleh peneliti sesuai dengan apa yang benar-benar terjadi dilapangan dan sesungguhnya. Untuk menguji validitas data, peneliti menggunakan metode trianggulasi, dimana untuk menciptakan dan tidak hanya diambil dari satu sumber data saja malainkan dari beberapa sumber. untuk mengecek keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Tehnik data yang paling banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber lain. Trianggulasi yang digunakan adalah trianggulasi sumber data, dimana di cross check kan antara data dari masyarakat yang terjun langsung didalam Program UPPKS itu sendiri baik yang bertindak sebagai pengurus maupun anggota UPPKS dengan penyelenggara Program yaitu pihak dari Bapermas bidang KB. 7. Tehnik Analisis Data Model interaktif yang terdiri dari tiga komponen analisis data, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Proses kerja ketiga komponen tersebut merupakan alur yang saling terkait satu sama lain. masalah reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
merupakan rangkaian kegiatan analisis secara berurutan dan saling susul menyusul.(Miles dan Huberman dalam Sutopo, 2002). a. Pengumpulan Data Data yang muncul berwujud kata-kata, dikumpulkan dalam aneka cara yaitu wawancara mendalam, observasi. kemudian data yang diperoleh diproses melalui pencatatan dan atau dilapangan dan dianalisis melalui ketiga jalur kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. b. Reduksi Data Proses seleksi dari catatan lapangan (file note), baik yang berupa catatan, wawancara, dokumen-dokumen, maupun catatan refleksi peneliti. Kegiatan ini berupa pemilihan, pemfokusan dan penyederhanaan, abstraksi data dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis dilapangan. Dalam proses ini data dikategorikan dan data yang tidak perlu dibuang. proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan penelitian.
Bahkan
prosesnya
diawali
sebelum
pelaksanaan
pengmpulan data. Reduksi diawali dengan pembatasan terhadap permasalahan penelitian dan membatasi pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab dalam penelitian. Dalam penelitian ini peneliti membatasi partisipasi anggota kelompok UPPKS dan manfaatnya bagi anggota itu sendiri. c. Penyajian Data
commit to user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Merupakan suatu rakitan organisasi informasi deskriptif dalam bentuk narasi yang memungkinkan simpulan peneliti dapat dilakukan. Selain dalam bentuk narasi, sajian data juga dapat dilakukan berbagai jenis matriks, gambar/skema maupun tabel sebagai pendukung narasi. Sekumpulan informasi yang tersusun tersebut memberi kemungkinan adanya kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan penyajian data dapat diketahui apa yang terjadi dan memungkinkan untuk menganalisis dan mengambil tindakan. d. Penerikan Kesimpulan/ Verifikasi Merupakan tahap pengambilan kesimpulan dari rangkaian data yang diperoleh dilapangan yang telah disusun dan disajikan dalam sajian data. Penarikan kesimpulan ini diawali dari kesimpulankesimpulan yang awalnya belum jelas, kemudian makin eksplisit berdasarkan landasan yang kuat. Data-data yang telah diperoleh, diuji kembali validitasnya supaya simpulan penelitian menjadi lebih jelas dan bisa dipercaya. Kesimpulan akhir tidak akan terjadi sampai proses pengumpulan data berakhir, karena itu penelitian terbuka terhadap data yang dikumpulkan. Dan apabila dalam menyimpulkan terjadi kekurangan data maka peneliti kembali kelapangan untuk mencari data. Dalam proses analisa, aktivitas ketiga komponen tersebut berbentuk interaksi sebagai proses siklus. Peneliti tetap bergerak diantara ketiga komponen analisis dengan komponen pengumpulan commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
data selama proses
pengumpulan
data berlangsung.
Sesudah
pengumpumlan data selesai pada tiap unitnya, dengan menggunakan waktu yang tersisa dalam penelitian ini maka peneliti hanya bergerak diantara tiga komponen analisis tersebut, yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan/verivikasi. Proses analisis inilah yang disebut dengan model analisis interaktif. Untuk lebih jelasnya digambarkan sebagai berikut:
Pengumpulan data
Reduksi data
Sajian data
Penarikan kesimpulan Gambar 3.1 Interactive Model of Analysis Sumber H.B. Sutopo 2002:96 Penjelasan gambar Dalam pengumpulan data model analisis interaktif Miles dan Huberman ada 3 komponen analisis yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan. Aktivitasnya dalam gambar ditunjukan dengan arah anak panah yang merupakan proses pengumpulan data sebagai proses siklus. Dalam penelitian ini, proses pengumpulan data berlangsung mulai dari pengumpulan data bergerak kereduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan dengan menggunakan waktu commit to user
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang ada. Dalam pengumpulan data, aktivitas peneliti tetap fokus diantara ketiga komponen analisis tersebut. Setelah pengumpulan data selesai, aktivitas peneliti diorientasikan pada tiga komponen analisis tersebut dari pengumpulan data kereduksi data tetap mengacu pada rumusan masalah penelitian dan pemanfaatan bagi masyarakat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. DISKRIPSI LOKASI 1. Kelurahan Jebres Kelurahan Jebres merupakan kelurahan yang terletak di Kecamatan Jebres, berada di bagian tenggara kota Surakarta. Kelurahan ini terdiri dari 36 RW dan 128 RT dengan luas wilayah 317 Ha. Batas wilayah kelurahan Jebres adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara : Kelurahan Mojosongo b. Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar c. Sebelah Selatan : Kelurahan Purwodiningratan d. Sebelah Barat
: Kelurahan Tegalharjo
Jumlah penduduk di Kelurahan Jebres dalam angka tahun 2011 adalah sebanyak 31.149 jiwa yang terdiri dari penduduk berjenis kelamin laki-laki sebanyak 15.439 jiwa dan penduduk berjenis kelamin perempuan sebanyak 15.710 jiwa. Sedangkan jumlah kepala keluarga di Kelurahan Jebres adalah sebanyak 8.864 Kepala Keluarga. Untuk usia 0 – 19 tahun
yang terdapat di kelurahan ini
sebanyak 5.968 jiwa.
Pendidikan di Kelurahan Jebres usia 5 tahun ke atas yang tidak atau belum sekolah sebanyak 3.308 jiwa, belum tamat SD sebanyak 1.621 jiwa, tidak tamat SD 2.408 jiwa, tamat SD 5.763, SLTP/Sederajat commit to usersejumlah 8.774 jiwa, Diploma III sebanyak 5.255 jiwa, SLTA/sederajat
46
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1.135 jiwa, Diploma IV/S1 1.870 jiwa. Strata 2 sebanyak 157 jiwa serta Strata 3 sebanyak 10 jiwa. Sedangkan untuk mata pencaharian penduduk usia 17 tahun ke atas di Kelurahan Jebres yang belum atau tidak bekerja sebanyak 1.999 jiwa, sebagai buruh sejumlah 1.705 jiwa, Guru / Dosen 265 jiwa, Karyawan 8.263 jiwa, Mengurus Rumah tangga 3.706 jiwa, Pelajar / Mahasiswa :2.625 jiwa, Pegawai Negeri Sipil ( PNS) sejumlah 585 jiwa, TNI 60 jiwa, POLRI 39, Pensiunan/ Purnawirawan sebanyak 587 jiwa, wiraswasta 2.019 jiwa dan lain – lain sebanyak 1.825 jiwa. Penduduk Kelurahan Jebres mayoritas beragama Islam dengan jumlah 23. 286 jiwa, kemudian Kristen 5.430 jiwa, Katholik 2.338 jiwa, Hindu 54 jiwa, Budha 32 jiwa dan Konghucu 9 jiwa.
2. Kampung Ngoresan Kampung Ngoresan merupakan kampung yang terletak di sebelah timur Kelurahan Jebres, Kampung ini meliputi tiga RW yaitu RW 17 dengan 3 RT,RW 18 dengan 3 RT dan RW 22 dengan 4 RT. Kampung Ngoresan berbatasan dengan : a. Sebelah Utara
: Kampung Gulon
b. Sebelah Timur dan Selatan : Kampung Kentingan c. Sebelah Barat
: Kampung Panggung Rejo
Di dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan penelitian di RT commit to RT user03 / RW 18 yang dimana di ketiga 01 / RW 18, RT 02 / RW 18, dan
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
RT tersebut terdapat beberapa orang yang menjadi pengurus maupun anggota UPPKS. 3. Kelompok UPPKS Menur 18 Kampung Ngoresan Kelompok UPPKS di Kelurahan Jebres Kecamatan Jebres yang bernama ―Menur 18‖
merupakan satu diantara 14 kelompok yang
terdapat di Kecamatan Jebres. Kelompok Menur 18 ini juga termasuk dalam salah satu kelompok diantara 5 kelompok UPPKS yang sudah termasuk ke dalam katergori kelompok mandiri. Kelompok yang terbentuk tahun 2007 ini memiliki susunan pengurus sebagai berikut : Ketua
: Ibu Lucia Veronica Sri Rahayuni
Sekretaris
: Ibu Sri Rusminiatin
Bendahara
: Ibu Yulianti
Selain ketiga pengurus tersebut terdapat terdapat juga tujuh anggota yang tergabung dalam kelompok UPPKS Menur, yaitu : Ibu Giani Purwoko Ibu DP Sulistiyadi Ibu Nanik Ibu Siti Sumadi Ibu Mulyani Parimin Ibu Tri Rahayu Larto Ibu Giatni M Awal terbentuknya kelompok UPPKS ini adalah setelah mendapat commit to user sosialisasi dari kelurahan mengenai pembentukan kelompok UPPKS di
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
setiap kelurahan maka kesepuluh orang ini lah yang kemudian sepakat membentuk kelompok UPPKS Menur 18 yang pada dasarnya sebaian besar dari anggota dari kelompok UPPKS ini merupakan pengurus atau kader Posyandu model di Kampung Ngoresan dan pada akhirnya pada tanggal 24 Mei 2007 kelompok UPPKS Menur 28 resmi terbentuk. Kelompok UPPKS Menur 18 akhirnya mendapatkan modal pinjaman usaha dari provinsi sebesar Rp 5.000.000 dengan bunga yang cukup ringan 0,5% setiap bulannya yang harus dicicil selama 12x, yang kemudian modal pinjaman tersebut digunakan untuk membuat usaha bersama yaitu usaha jamur tiram yang merupakan usaha kelompok selain usaha jamur tiram masing-masing anggota juga mempunyai usaha lain antara lain usaha menjahit, usaha pembuatan karak, usaha sambel pecel, dan juga berdagang sayuran. Karena Prospek usaha jamur tiram menguntungkan dan hasilnya juga bagus serta pengembalian modal pinjaman yang selalu tepat waktu maka pada tahun-tahun berikutnya sampai pada tahun 2010 kelompok UPPKS Menur 18 selalu mendapatkan bantuan pinjaman modal dari tingkat provinsi. Akan tetapi pada tahun 2011 ini kelompok ini tidak lagi mendapatkan bantuan dikarenakan dari pihak Provinsi Jawa Tengah telah memberhentikan pemberian modal pinjaman untuk Kota Surakarta dikarenakan banyak kelompok UPPKS lainnya di kota Surakarta yang tidak mengembalikan modal pinjaman. commit to user
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
( Sumber: hasil wawancara Ibu dengan, Lucia Veronica 14 November 2011)
B. Profil Informan Informan dan Responden
sangat diperlukan dalam penelitian
untuk memperoleh data dan informasi terkait dengan pemecahan rumusan masalah di dalam penelitian tersebut. Informan adalah seseorang yang memberikan informasi dan bisa mewakili orang lain dalam penyampaian informasi. Sedangkan responden adalah seseorang yang merespon pertanyaan dari peneliti dan mewakili dirinya sendiri. Informan dibutuhkan dalam penelitian ini untuk memperoleh data dan informasi untuk memecahkan masalah dalam penelitian. Penelitian ini bersifat purposive sampling dengan menggunakan teknik snowball, maka penulis memilih informan yang berasal dari masyarakat kampung Ngoresan Kecamatan Jebres, yang dari keseluruhan informan tersebut dianggap oleh penulis dapat memenuhi kriteria batasan penelitian. Informan berjumlah 8 orang yang terdiri dari 7 pengurus dan anggota UPPKS dan 1 Kasubid KB. Subyek yang dikaji dalam penelitian ini difokuskan kepada para anggota dan pengurus kelompok UPPKS Menur 18 yang terlibat aktif dalam kegiatan kelompok UPPKS tersebut. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui dampak dari program UPPKS tersebut terhadap kesejahteraan anggotanya dan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada commit to user
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
masyarakat selaku informan, peneliti ambil dari sudut pandang masyarakat. Pada pada penelitian ini, awalnya peneliti mengambil salah satu pengurus dari kelompok UPPKS itu sendiri dan kebetulan itu adalah ketuadari kelompok UPPKS Menur 18. Kemudian menentukan informan dengan ketentuan bahwa informan adalah masyarakat kampung ngoresan yang mengetahui atau terlibat sebagi anggota maupun pengurus kelompok UPPKS. Informan yang dipilih tersebut kemudian akan dapat menunjukan kepada peneliti untuk menuju informan lain yang lebih tahu, pilihan informan dapat berkembang sesuai kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data sesuai tujuan penelitian. Peneliti juga melakukan observasi atau pengamatan kepada informan tersebut karena peneliti menggunakan metode trianggulasi sumber data untuk membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh. Sehingga penelitian ini diharapkan mendapatkan rumusan yang berguna. Berikut merupakan data mengenai nama-nama informan yang dipilih penulis dalam penelitian ini : 1. Ibu Lucia Veronica Sri Rahayuni Masyarakat Kampung Ngoresan yang berumur 47 tahun. Ibu Rahayu adalah Ketua dari kelompok UPPKS Menur 18 di Kampung Ngoresan. Menggunakan modal pinjaman untuk membentuk usaha kelompok yaitu usaha jamur tiram 2. Ibu Rusminiatin
commit to user
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Masyarakat Kampung Ngoresan yang berumur 38 tahun. Ibu Rusmiatin adalah sekertaris dari kelompok UPPKS Menur 18 di Kampung 18. Bersama dengan Ibu Rahayu dia menggunakan modal pinjamannya untuk membentuk usaha kelompok, yaitu usaha jamur tiram. 3. Ibu Yulianti Ibu Yulianti adalah masyarakat Kampung Ngoresan yang berumur 35 tahun. Ibu Yulianti dalam kelompok UPPKS Menur 18 menjabat sebagai Bendahara yang mengatur segala keuangan dari kelompok UPPKS Menur 18. Ibu Rahayu mengguanakan modal pinjaman yang didapatkannya untuk usaha jahit.
4. Ibu Mulyani Parimin Ibu Mulyani Parimin adalah masyarakat Kampung Ngoresan yang berumur 37 tahun. Ibu Mulyani merupakan salah satu anggota dari kelompok UPPKS Menur 18 yang mempunyai usaha sambel pecel. 5. Ibu Tri Rahayu Larto Ibu juga merupakan anggota UPPKS Menur 18 yang berumur 48 tahun. Usaha yang dimiliki Ibu Tri setelah mendapatkan modal pinjaman bergulir adalah usaha jahit. 6. Ibu Suratinah D commit to user
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Ibu Suratinah adalah Masyarakat Kampung Ngoresan yang berumur 40 tahun. Ibu Suratinah menggunakan modal pinjamannya untuk usaha karak. 7. Ibu Nanik Heru Masyarakat Kampung Ngoresan yang berumur 38 tahun ini juga merupakan salah satu dari anggota kelompok UPPKS Menur 18. Ibu Nanik menggunakan modal pinjamannya untuk berdagang sayuran. 8. Ibu Dra. Dyah Bidara Eni, Msi Ibu Eni adalah Kasubid KB yang berumur 39 tahun, ibu Eni juga merupakan penanggung jawab dari program UPPKS ditingkat kota Surakarta. C. SEJARAH UPPKS Cikal bakal UPPKS dimulai sejak 1976 melaui ―Community Incentive
Project
(CIP).
Penggarapan
CIP
dilaksanakan
dengan
pendekatan pembangunan desa secara keseluruhan dengan memberikan berbagai ragam insentif bagi masyarakat pedesaan atas prestasi kesertaan ber-KB, seperti membangun MCK keluarga, pembuatan sarana jalan, sarana air bersih, dan bantuan modal kerja. Program ini tumbuh dan dikembangkan tahun 1979 melalui pendekatan kelompok dengan penyediaan modal kerja bagi kelompok-kelompok akseptor KB dari berbagai sumber dana, antara lain dadri APBN maupun badan donor internasional, bahkan kemudian dengan mengalirnya sumber commitberkembang to user
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dana dari pihak BUMN dan kalangan swasta. Kegiatan tersebut lebih dinkenal dengan nama ―Income Generating‖ atau kegiatan peningkatan pendapatan keluarga (P2K) dan kemudian dimasyarakatkan dengan nama usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA). Tujuan umum dibentuknya kelompok UPPKA adalah mengembangkan potensi peserta KB untuk memantapkan diri dan keluarganya agar mampu hidup mandiri
dalam
rangka
mempercepat
proses
pelembagaan
dan
pembudayaan orma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera (NKKBS), sedangkan tujuan khususnya adalah uhtuk: a)mengembangkan dinamika kelompok, sehingga setiap kelompok peserta keluaraga berencana berkembang menjadi kelompok mandiri, b)meningkatkan kesertaan berKB masyarakat, c) miningkatkan pendapatan keluarga dalam kegiatan ekonomi
produktif
kelompok
peserta
keluarga
berencana,
d)
mengembangkan ketahanan dan kemandirian dalam keluarga, e) memantapkan pelaksanaan fungsi-fungsi keluarga. Kemudian di awal tahun 1990 UPPKA diubah menjadi UPPKS (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera) dengan cakupan yang lebih luas, antara lain dengan melibatkan pasangan usia subur yang belum menjadi akseptor keluarga berencana, keluarga prasejahtera (keluarga miskin), keluarga sejahtera I, dan keluarga lain yang peduli menjadi anggota UPPKS. Kesungguhan kelompok dalam melola usaha ekonomi produktif menumbuhkan keyakinan dan kepedulian pemerintah, sehingga sejumlah pengusaha swasta dan BUMN memberikan dukungan dalam bentuk commit to user
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bantuan modal usaha yang harus dikembalikan dengan bunga ringan yang dikelola oleh Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (YDSM). Selanjutnya YDSM bersama-sama Bank BNI yang dibantu PT Pos Indonesia serta Bank BRI mengembangkan skim kredit Takesra-Kukesra, KPKU dan KPTTG. Namun kerja sama tersebut berakhir pada bulan Januari tahun 2003 dengan penarikan semua modal yang beredar sehingga banyak kelompok terlantar dan drop out. Oleh karenanya untuk menghimpun potensi kelompok UPPKS dan sekaligus mengembangkan wadah yang memperjuangkan aspirasi praktisi pelaku usaha mikro, maka dibentukkan Asosiasi Kelompok UPPKS (AKU) yang disyahkan oleh Wakil Presiden RI di Istana Bogor pada tanggal 28 Februari 2002, yang kemudian telah melaksanakan Musyawarah Nasional (Munas) I pada bulan Maret 2003, Munas II di Surabaya, 2004, Munas III di Makassar, 2005, dan Munas IV di Jakarta, 20 Juni 2007. Akan tetapi karena adanya kesulitan pendanaan pemerintah, dalam beberapa tahun terakahir ini, beberapa program penyediaan modal kerja sebelumnya mengalami hambatan, namun saat ini dikembangkan dukungan modal usaha untuk kelompok UPPKS dari dana yang dikategorikan sebagai danan bantuan sosial (Bansos) dengan tujuan yang sama.
commit to user
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. DAMPAK PROGRAM UPPKS TERHADAP PARA ANGGOTA UPPKS
Dalam setiap suatu program pastilah akan menimbulkan suatu dampak dimana dampak itu sendiri menunjukkan apakah sesuatu yang telah dilakukan itu benar-benar
menimbulkan perubahan atau tidak.
Dampak yang ditimbulkan oleh masing-masing program pun tidak sama terkadang suatu program dapat memberikan dampak yang positif maupun dampak yang negatif, terkadang juga tidak memberikan dampak apa-apa.
Program UPPKS yang sudah berjalan kurang lebih 3 tahun di kampong Ngoresan ini telah memberikan dampak bagi para anggota kelompok itu sendiri. Anggota kelompok yang semuanya merupakan ibu rumah tangga itu telah mengalami dampak yang mereka rasakan masingmasing.
D.1 Dampak Ekonomi
Program UPPKS yang sudah berakhir pada tahun 2010 tentunya mempunyai manfaat/dampak yang ditimbulkan bagi setiap kelompok dan peserta program UPPKS. Karena setiap program pastinya akan memberikan dampak bagi para pelakunya. Kelompok UPPKS ―Menur 18‖ pasti juga merasakan dampak dari progam UPPKS tersebut.
commit to user
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Menurut hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada ketua kelompok UPPKS
tentang manfaat kelompok Uppks bagi para
anggotanya inilah penuturan dari ibu Sri Rahayuni, “Yaa Puji Tuhan mas program ini sudah ber jalan dan lumayan lah memberi sedikit manfaat. Program ini juga memberikan dampak bagi para anggotanya yang dulunya ibu rumah tangga dengan adanya program ini kami emua jadi punya usaha mas walapun Cuma kecil-kecilan, namung yow piye meneh mas namung modal sak monten kan buat usaha jamur tiram itu butuh dana yang banyak mas nek pinjaman cuman 500rb gimana mas… ,la niki kan Cuma bantuan stimulant bantuan pinjaman tapi kan jumlah pinjaman yang diberikan sedikit mas padahal kan buat usaha jamur tiram sendiri kalo ingin lebih berkembang dan lebih maju mbutuhke modal sing katah(banyak)mas.” (Wawancara 15 November 2011) Sementara penuturan yang hampir sama juga diutarakan oleh Ibu Yulianti selaku bendahara kelompok UPPKS, ―Dampak yang saya rasakan dari program ini cukup baik mas apalagi buat ibu-ibu yang jadi anggota UPPKS Menur 18 ini mereka jadi punya usaha masing-masing lumayan lah mas bisa buat tambahan uang belanja. Saya sendiri kalo modal dari UPPKS ini saya gunakan untuik membeli kain sama benang mas, tp yam au gimana lagi modalnya kan cuma sedikit jadi untuk Menuhin biaya produksi saya ya…kl cuma mengandalkan modal dari UPPKS ga cukup mas,yaa terpaksa saya juga harus keluarin uang pribadi saya kalo ga gitu ga jalan mas.” (Wawancara 16 November 2011) Dari hasil wawancara yang kami lakukan mengenai dampak progam Uppks itu sendiri yang telah dituturkan oleh Ibu Paryanti dan Ibu Partini dapat ditarik kesimpulan bahwa Program Uppks yang sudah berjalan dengan produksi jamur tiram dan usaha kecil lainnya cukup memberikan dampak positif bagi para anggotanya dengan commit to user
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
adanya bantuan modal pinjaman yang diberikan ibu-ibu yang sebelumnya sebagian besar hanya ibu rumah tangga sekarang mampu mempunyai usaha kecil-kecilan. Namun dengan jumlah modal yang diberikan relative kecil sehingga tidak bisa untuk menutupi semua biaya produksi karena menurut penuturan ibu Yulianti sendiri bahwa untuk usaha jahit itu sendiri memerlukan modal yang banyak. Modal pinjaman yang diberikan disini sebagai pendamping saja karena para anggota Uppks yang mendapatkan bantuan pinjaman masih harus mengeluarkan modal sendiri untuk memenuhi semua biaya produksi. Dampak dari program UPPKS ini dari segi ekonomi ini juga dapat meningkatkan taraf hidup anggotanya. Usaha dari program Uppks ini dapat meningkatkan taraf hidup apabila diterapkan beginilah penuturan dari bu Mulyani, “yow bisa di bilang nek program ini kalo dikatakan dapat meningkatkan taraf hidup yo meningkat mas misalkan dulu sebelum adanya program Uppks dengan modal yang terbatas saya dulu cuma bisa produksi sambel pecel 10 kg sehari trus dengan adanya bantun pinjaman modal UPPKS ini lumayan lah mas skrg saya bisa produksi sambel pecel 30kg sehari, pokoknya kalo menurut saya sendiri lumayan membantu lah.” (Wawancara 16 November 2011) Ibu Nanik juga mengungkapkan, ―Kalo saya sendiriprogram UPPKS ini sangat membantu mas apalagi dulu saya itu cuma ibu rumah tangga biasa pas ikut program UPPKS ini saya jadi bisa jualan sayur,ya..walau cuma dikit tp lumayan lah mas buat tambah uang jajan anak sekolah sama buat tambah-tambah uang masak.” (Wawancara 18 November 2011) commit to user
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari penuturan Ibu Mulyani
dan Ibu Nanik dapat ditarik
kesimpulan bahwa program Uppks yang sudah berjalan dapat meningkatkan taraf hidup bagi para anggotanya sebab dulu dengan modal yang terbatas yang hanya cukup memproduksi 10kg sambel pecel dalam sehari seperti yang diungkapkan oleh Ibu Mulyani tetapi dengan adanya program UPPKS yang memberikan pinjaman atau modal tambahan bahan baku yang dibeli pun bisa jadi lebih banyak dan produksi sambel pecel pun meningkat. Selain itu program UPPKS yang sudah berjalan sangat efektif apabila diterapkan karena sebelumsebelumnya tidak ada sama sekali program pemberian modal pinjaman jadi bisa dikatakan program ini sangat efektif karena secara tidak langsung dengan adanya modal ini dapat meningkatkan perbaikan ekonomi dari para anggotanya. Matrik 4.1
Dampak Program UPPKS Terhadap Kelompok UPPKS Menur 18
Program UPPKS>> Pemberian Modal Pinjaman
Dampak Kesejahteraan anggota meningkat Segi ekonomi
commit to user
Uraian Dampak yang dirasakan oleh para anggota kelompok UPPKS Menur 18 membuat para anggotanya menjadi lebih mandiri, yang dulunya sebagian besar anggota kelompok UPPKS hanya sebagai ibu rumah tangga biasa dengan adanya
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
program ini maka para anggotanya mampu melaksanakan suatu kegiatan ekonomi produktif. Program UPPKS mampu meningkatkan pendapatan keluarga dengan cara kegiatan ekonomi produktif yang dilakukan oleh para anggotanya sehingga tingkat kesejahteraan para anggotanya pun meningkat.
E. E F E K
TIVITAS PROGRAM UPPKS TERHADAP PARA ANGGOTA UPPKS UPPKS adalah kelompok kegiatan dari para keluarga dalam paguyuban keluarga sejahtera, melakukan kegiatan ekonomi produktif yang dapat meningkatkan pendapatan keluarga dalam rangka mewujudkan keluarga sejahtera. berikut ini hasil wawancara kepada para pengurus dan anggota mengenai Apakah program UPPKS itu efektif dalam mengurangi kemiskinan di Kota Surakarta?
Berikut ini penuturan dari Ibu Sri Rahayuni (47 tahun) selaku ketua kelompok UPPKS Menur 18 Kampung Ngoresan : ―yow nek mas lody Tanya program UPPKS itu efektif apa ga??buat anggota UPPKS sendiri yaa bisa dibilang efektif mas, ada beberapa anggota yang meningkat dulunya KS 2 sekarang menjadi KS 3 contohnya Ibu Rusmiatin dan Ibu Mulyani. Tapi commit to user yow gimana ya mas orang modal yang diberikan kan sifatnya
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
cuma program stimulant jadi ga semua anggota bisa mengembangkan bantuan modal yang sudah diberikan.” (Wawancara dengan Ibu Sri Rahayuni, 15 November 2011)
Penuturan juga disampaikan oleh Ibu Rusminiatin (38 tahun) selaku sekertaris dari kelompok UPPKS Menur 18 Kampung Ngoresan: ―Wah kalo menurut saya bantuan modal yang diberikan pada para anggota UPPKS kelurahan Jebres ini cukup efektif mas,termasuk saya juga merasakan sendiri dari bantuan modal yang telah diberikan kepada saya,dulunya itu saya termasuk dalam criteria Ks 2 mas sekarang udah berubah jadi Ks 3 dan dulunya kan untuk usaha jamur tiram itu sendirikan modal’e katah (banyak) mas jadi setelah dapat modal bantuan saking program UPPKS yow sedikit terbantu lah mas jadi bisa nambahnambah uang belanja dan juga terlalu tergantung sama uang dari suami mas.” (Wawancara 16 November 2011)
Ibu Yulianti (35 tahun) bendahara dari kelompok UPPKS juga memberikan penuturannya mengenai efektivitas program UPPKS terhadap menanggulangi kemiskinan di kota Surakarta. ―Pemberian bantuan modal saking program UPPKS kelurahan Jebres itu bisa dibilang efektif mas apalagi buat usaha kelompok kami usaha jamur tiram itu sendiri kan mbutuhke modal sing lumayan katah mas dadine kami para anggotanya cukup terbantu dan saya sendiri kan juga puya usaha jahit jadi lumayan lah mas dikit-dikit bisa buat tambah beli benang ma kain .Yaa itung-itung juga bisa buat tambahan buat makan mas,jaman sekarang biaya buat hidup kan mahal mas buat makan trus biaya anak sekolah kalo cuma ngandelin dari suami aja yaa susah mas apalagi suami kulo niko naming buruh pabrik.” (Wawancara 16 November 2011) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
62 digilib.uns.ac.id
Hal yang hampir sama juga disampaikan oleh para anggota UPPKS yang bukan sebagai pengurus berikut ini penuturan dari Ibu Mulyani (37 tahun) sebagai anggota kelompok UPPKS Menur 18: ―Nek masalah program UPPKS menika efektif mboten yow efektif mas kan secara ga langsung dapet meningkatkan pendapatan trutama saya sama ibu-ibu lainya contohnya aja saya mas dulu sebelumnya dapat bantuan dari UPPKS saya itu cuma ibu rumah tangga biasa mas ga ada kegiatan paling-paling cuma ngurus rumah sama masak dan ngurus anak, dan dulu itu saya cuma masuk KS2 sekarang udah meningkat mas jadi KS 3. Sekarang setelah saya dapaet program modal pinjaman dari UPPKS saya dapet kegiatan yang dapet nambahin uang belanja saya sama suami saya mas. (Wawancara dengan Ibu Mulyani, 16 November 2011)
Penuturan Ibu Suratinah (40 tahun) “Modal pinjaman sing kulo entuk saking program UPPKS meniko nek dikatakan efektif sing mas’e omongke meniko yow enggeh saget bantu lah tapi mung yow sekedik mas soale kulo piyambak sak niki sampun mboten Karak maleh modal’e sampun entek tak nggo bayar utang mas Saking segi krteria kulo mboten enten peningkatan mas mbiyen sakdurunge entuk bantuan kulo termasuk Ks1 sak niki yow tetep Ks 1 mas ” (Wawancara dengan Ibu Suratinah, 17 November 2011)
Penuturan Ibu Tri Rahayu (48 tahun) ‖ Menurut kulo Program UPPKS meniko kurang pathik efektif dilihat saking sing kulo rasakke piyambak mas mboten wonten peningkatan mbiyen sak durunge entuk modal pinjaman saking UPPKS kulo masuk kriteria Ks 2 sekarang nggih tetep Ks 2 mas.Trus modal sing diberikan menika naming sithik padahal ngge usaha jahit menika kan butuh modal sing katah mas dadine selain saking modal bantuan menika kulo piyambak yow commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
63 digilib.uns.ac.id
ngeluarke dana tambahan saking kulo pribadi dingge tuku benang kaliyan kain mas.” (Wawancara 17 November 2011)
Dari penuturan beberapa informan diatas mengenai apakah program UPPKS efektif dalam menanggulangi kemiskinan di Kota Surakarta khususnya dengan kelompok UPPKS yang bernama Menur 18 dengan hasil produksi Jamur Tiram dan beberapa usaha kecil lainnya yang dimiliki oleh beberapa anggotanya cukup efektif dalam rangka meningkatkan pendapatan bagi para anggota hal ini terbukti dari meningkatnya atau ada perubahan yang dialami oleh Ibu Sri Rahayuni, Ibu Rusminiatin dan juga Ibu Mulyani yang dimana dulu beraada pada KS2 sekarang menjadi KS3 hal ini dikarenakan mereka mampu untuk mengatur dan mengolah modal yang mereka dapat dari program UPPKS itu sendiri sehingga usaha jamur tiram dan sambel pecel yang mereka kelola dapat tetap berjalan dan hasil produksinya pun meningkat,selain itu peningkatan juga terjadi pada kondisi kehidupan mereka masin-masing dimana sekarang mereka tidak lagi mengandalkan hasil dari suami mereka saja tetapi sekarang mereka justru dapat penghasilan tambahan yang mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-sehari dan juga untuk biaya sekolah anak-anak mereka.Tetapi tidak semua dari para anggota bisa merasakan manfaat dari pinjaman modal UPPKS itu sendiri contohnya yang dialami oleh Ibu Suratinah dan Ibu Tri Rahayu dimana setelah program UPPKS ini berakhir, berakhir pula usaha karak yang dijalankan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
64 digilib.uns.ac.id
oleh Ibu Suratinah hal ini disebabkan karena kendala modal mereka tidak bisa mengelola modal yang mereka dapat secara baik dan sebagian modal yang didapat bukan untuk menambah membeli bahan baku untuk usaha masing-masing tetapi untuk membayar hutang dan juga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-sehari.
Hal ini juga dibenarkan oleh Ibu Dra. Dyah Bidara Eni, Msi selaku Kasubid KB dimana beliau lah yang menerima laporan bulanan kelompok UPPKS se Kota Surakarta yang mengatakan : “Dari semua kelompok UPPKS se Kota Surakarta, kelompok UPPKS Menur 18 inilah merupakan salah satu dari kelompok se Kota Surakarta yang memiliki Progress yang baik dari segi usaha maupun pengembalian modal usaha selalu tepat waktu,hal ini juga menyebaban terjadinya perubahan kriteria keluarganya yang dulunya KS2 mnjadi KS 3” (Wawancara 20 November 2011) Dari keterangan yang dilaporkan Ibu Dra. Dyah Bidara Eni, Msi selaku Kasubid KB Bapermas kota Surakarta dapat ditarik kesimpulan bahwa memang program UPPKS ini terbilang efektif dengan mampu mengangkat kriteria keluarga dari kategori Pra sejahtera ke KS I, KS I ke KS II, KS II ke KS III dan seterusnya. Keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 tahun 2009). Tingkat commit to user kesejahteraan keluarga dikelompokkan menjadi 5 (lima) tahapan, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id
65 digilib.uns.ac.id
1. Tahapan Keluarga Pra Sejahtera (KPS) Yaitu keluarga yang tidak memenuhi salah satu dari 6 (enam) indikator Keluarga Sejahtera I (KS I) atau indikator ‖kebutuhan dasar keluarga‖ (basic needs). 2. Tahapan Keluarga Sejahtera I (KSI) Yaitu keluarga mampu memenuhi 6 (enam) indikator tahapan KS I, tetapi tidak memenuhi salah satu dari 8 (delapan) indikator Keluarga Sejahtera II atau indikator ‖kebutuhan psikologis‖ (psychological needs) keluarga. 3. Tahapan Keluarga Sejahtera II Yaitu keluarga yang mampu memenuhi 6 (enam) indikator tahapan KS I dan 8 (delapan) indikator KS II, tetapi tidak memenuhi salah satu dari 5 (lima) indikator Keluarga Sejahtera III (KS III), atau indikator ‖kebutuhan pengembangan‖ (develomental needs) dari keluarga.
4. Tahapan Keluarga Sejahtera III Yaitu keluarga yang mampu memenuhi 6 (enam) indikator tahapan KS I, 8 (delapan) indikator KS II, dan 5 (lima) indikator KS III, tetapi tidak memenuhi salah satu dari 2 (dua) indikator Keluarga Sejahtera III Plus (KS III Plus) atau indikator ‖aktualisasi diri‖ (self esteem) keluarga. commit user 5. Tahapan Keluarga Sejahtera IIItoPlus
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Yaitu keluarga yang mampu memenuhi keseluruhan dari 6 (enam) indikator tahapan KS I, 8 (delapan) indikator KS II, 5 (lima) indikator KS III, serta 2 (dua) indikator tahapan KS III Plus. a. Indikator tahapan keluarga sejahtera: Enam Indikator tahapan Keluarga Sejahtera I (KS I) atau indikator ‖kebutuhan dasar keluarga‖ (basic needs), dari 21 indikator keluarga sejahtera yaitu: 1. Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih. Pengertian makan adalah makan menurut pengertian dan kebiasaan masyarakat setempat, seperti makan nasi bagi mereka yang biasa makan nasi sebagai makanan pokoknya (staple food), atau seperti makan sagu bagi mereka yang biasa makan sagu dan sebagainya. 2. Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah, bekerja/sekolah dan bepergian. Pengertian pakaian yang berbeda adalah pemilikan pakaian yang tidak hanya satu pasang, sehingga tidak terpaksa harus memakai pakaian yang sama dalam kegiatan hidup yang berbeda beda. Misalnya pakaian untuk di rumah (untuk tidur atau beristirahat di rumah) lain dengan pakaian untuk ke sekolah atau untuk bekerja (ke sawah, ke kantor, berjualan dan sebagainya) dan lain pula dengan pakaian untuk bepergian (seperti menghadiri undangan perkawinan, piknik, ke rumah ibadah dan sebagainya). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
67 digilib.uns.ac.id
3. Rumah yang ditempati keluarga mempunyai atap, lantai dan dinding yang baik. Pengertian Rumah yang ditempati keluarga ini adalah keadaan rumah tinggal keluarga mempunyai atap, lantai dan dinding dalam kondisi yang layak ditempati, baik dari segi perlindungan maupun dari segi kesehatan. 4. Bila ada anggota keluarga sakit dibawa ke sarana kesehatan. Pengertian sarana kesehatan adalah sarana kesehatan modern, seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Balai Pengobatan, Apotek, Posyandu, Poliklinik, Bidan Desa dan sebagainya, yang memberikan obat obatan yang diproduksi secara modern dan telah mendapat izin peredaran dari instansi yang berwenang (Departemen Kesehatan/Badan POM). 5. Bila pasangan usia subur ingin ber KB pergi ke sarana pelayanan kontrasepsi. Pengertian Sarana Pelayanan Kontrasepsi adalah sarana atau tempat pelayanan KB, seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Balai Pengobatan, Apotek, Posyandu, Poliklinik, Dokter Swasta, Bidan Desa dan sebagainya, yang memberikan pelayanan KB dengan alat kontrasepsi modern, seperti IUD, MOW, MOP, Kondom, Implan, Suntikan dan Pil, kepada pasangan usia subur yang membutuhkan. (Hanya untuk keluarga yang berstatus Pasangan Usia Subur). 6. Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah. commit to user
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pengertian Semua anak umur 7-15 tahun adalah semua anak 7-15 tahun dari keluarga (jika keluarga mempunyai anak 7-15 tahun), yang harus mengikuti wajib belajar 9 tahun. Bersekolah diartikan anak usia 7-15 tahun di keluarga itu terdaftar dan aktif bersekolah setingkat SD/sederajat SD atau setingkat SLTP/sederajat SLTP. b. Delapan indikator Keluarga Sejahtera II (KS II) atau indikator ”kebutuhan psikologis” (psychological needs) keluarga, dari 21 indikator keluarga sejahtera yaitu: 1. Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. engertian anggota keluarga melaksanakan ibadah adalah kegiatan keluarga untuk melaksanakan ibadah, sesuai dengan ajaran agama/kepercayaan
yang
dianut
oleh
masing
masing
keluarga/anggota keluarga. Ibadah tersebut dapat dilakukan sendiri-sendiri atau bersama sama oleh keluarga di rumah, atau di tempat tempat yang sesuai dengan ditentukan menurut ajaran masing masing agama/kepercayaan. 2. Paling kurang sekali seminggu seluruh anggota keluarga makan daging/ikan/telur. Pengertian makan daging/ikan/telur adalah memakan daging atau ikan atau telur, sebagai lauk pada waktu makan untuk melengkapi keperluan gizi protein. Indikator ini tidak berlaku untuk keluarga vegetarian.
commit to user
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru dalam setahun. Pengertian pakaian baru adalah pakaian layak pakai (baru/bekas) yang merupakan tambahan yang telah dimiliki baik dari membeli atau dari pemberian pihak lain, yaitu jenis pakaian yang lazim dipakai sehari hari oleh masyarakat setempat. 4. Luas lantai rumah paling kurang 8 m2 untuk setiap penghuni rumah. Luas Lantai rumah paling kurang 8 m2 adalah keseluruhan luas lantai rumah, baik tingkat atas, maupun tingkat bawah, termasuk bagian dapur, kamar mandi, paviliun, garasi dan gudang yang apabila dibagi dengan jumlah penghuni rumah diperoleh luas ruang tidak kurang dari 8 m2. 5. Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat sehingga dapat melaksanakan tugas/fungsi masing-masing. Pengertian Keadaan sehat adalah kondisi kesehatan seseorang dalam keluarga yang berada dalam batas batas normal, sehingga yang bersangkutan tidak harus dirawat di rumah sakit, atau tidak terpaksa harus tinggal di rumah, atau tidak terpaksa absen bekerja/ke sekolah selama jangka waktu lebih dari 4 hari. Dengan demikian anggota keluarga tersebut dapat melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan kedudukan masing masing di dalam keluarga.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
70 digilib.uns.ac.id
6. Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh penghasilan. Pengertian anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh penghasilan adalah keluarga yang paling kurang salah seorang anggotanya yang sudah dewasa memperoleh penghasilan berupa uang atau barang dari sumber penghasilan yang dipandang layak oleh masyarakat, yang dapat memenuhi kebutuhan minimal sehari hari secara terus menerus. 7. Seluruh anggota keluarga umur 10 - 60 tahun bisa baca tulisan latin. Pengertian anggota keluarga umur 10 - 60 tahun bisa baca tulisan latin adalah anggota keluarga yang berumur 10 - 60 tahun dalam keluarga dapat membaca tulisan huruf latin dan sekaligus memahami arti dari kalimat kalimat dalam tulisan tersebut. Indikator ini tidak berlaku bagi keluarga yang tidak mempunyai anggota keluarga berumur 10-60 tahun. 8. Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih menggunakan alat/obat kontrasepsi. Pengertian Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih menggunakan alat/obat kontrasepsi adalah keluarga yang masih berstatus Pasangan Usia Subur dengan jumlah anak dua atau lebih ikut KB dengan menggunakan salah satu alat kontrasepsi modern, seperti IUD, Pil, Suntikan, Implan, Kondom, MOP dan MOW. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
71 digilib.uns.ac.id
c. Lima indikator Keluarga Sejahtera III (KS III) atau indikator ”kebutuhan pengembangan” (develomental needs), dari 21 indikator keluarga sejahtera yaitu: 1. Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama. Pengertian keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama adalah upaya keluarga untuk meningkatkan pengetahunan agama mereka masing masing. Misalnya mendengarkan pengajian, mendatangkan guru mengaji atau guru agama bagi anak anak, sekolah madrasah bagi anak anak yang beragama Islam atau sekolah minggu bagi anak anak yang beragama Kristen. 2. Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang atau barang. Pengertian sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang atau barang adalah sebagian penghasilan keluarga yang disisihkan untuk ditabung baik berupa uang maupun berupa barang (misalnya dibelikan hewan ternak, sawah, tanah, barang perhiasan, rumah sewaan dan sebagainya). Tabungan berupa barang, apabila diuangkan minimal senilai Rp. 500.000,-. 3. Kebiasaan keluarga makan bersama paling kurang seminggu sekali dimanfaatkan untuk berkomunikasi. Pengertian kebiasaan keluarga makan bersama adalah kebiasaan seluruh anggota keluarga untuk makan bersama sama, sehingga waktu sebelum atau sesudah makan dapat digunakan untuk commit to user
72 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
komunikasi membahas persoalan yang dihadapi dalam satu minggu atau untuk berkomunikasi dan bermusyawarah antar seluruh anggota keluarga. 4. Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggal. Pengertian Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggal adalah keikutsertaan seluruh atau sebagian dari anggota keluarga dalam kegiatan masyarakat di sekitarnya yang bersifat sosial kemasyarakatan, seperti gotong royong, ronda malam, rapat RT, arisan, pengajian, kegiatan PKK, kegiatan kesenian, olah raga dan sebagainya. 5. Keluarga
memperoleh
informasi
dari
surat
kabar/majalah/
radio/tv/internet. Pengertian Keluarga memperoleh informasi dari surat kabar/ majalah/ radio/tv/internet adalah tersedianya kesempatan bagi anggota keluarga untuk memperoleh akses informasi baik secara lokal, nasional, regional, maupun internasional, melalui media cetak (seperti surat kabar, majalah, bulletin) atau media elektronik (seperti radio, televisi, internet). Media massa tersebut tidak perlu hanya yang dimiliki atau dibeli sendiri oleh keluarga yang bersangkutan, tetapi dapat juga yang dipinjamkan atau dimiliki oleh orang/keluarga lain, ataupun yang menjadi milik umum/milik bersama. ( BKKBN.go.id) commit to user
73 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Matrik 4.2 Klasifikasi Anggota Kelompok UPPKS “Menur 18”
Kriteria Keluarga Sebelum Sesudah UPPKS UPPKS Keluarga Keluarga Sejahtera 3 Sejahtera 2 (KS 2) (KS 3) Keluarga Keluarga Sejahtera 2 Sejahtera 3
NO
Nama
1
Ibu Sri Rahayuni
2
Ibu Sri Rusminiatin
3
Ibu Yulianti
4
Ibu Tri Rahayu Larto
5
Ibu Mulyani Parimin
6
Ibu Suratinah
7
Ibu Nanik
Keluarga Sejahtera1 (KS 1)
8
Ibu Giani Purwoko
Keluarga Sejahtera 3
9
Ibu Siti
(KS 3) Keluarga
\Profesi Sebelum Sesudah UPPKS UPPKS Ibu Rumah Ibu Rumah Tangga Tangga + Usaha jamur tiram Ibu Rumah Ibu Rumah Tangga Tangga + Usaha Jamur Tiram Ibu Rumah Ibu Rumah Tangga + Tangga + penjahit penjahit
(KS 2) Keluarga Sejahtera 1
(KS 3) Keluarga Sejahtera 2
(KS 1) Keluarga Sejahtera 2
(KS 2) Keluarga Sejahtera 2
Ibu Rumah Tangga
Ibu Rumah Tangga + penjahit
(KS 2) Keluarga Sejahtera 2
(KS 2) Keluarga Sejahtera 3
Ibu Rumah Tangga
(KS 2) Keluarga Sejahtera1 (KS 1)
(KS 3) Keluarga Sejahtera 1
Ibu Rumah Tangga
Ibu Rumah Tangga + Usaha sambel Pecel Ibu Rumah Tangga + Usaha Karak
(KS 1) Keluarga Sejahtera 2
Ibu Rumah Tangga
Ibu Rumah Tangga + Usaha Sayur
(KS 2) Keluarga Sejahtera 3
Ibu Rumah Tangga
(KS 3) commit to user Keluarga
Ibu Rumah
Ibu Rumah Tangga + Usaha Jamur Tiram Ibu Rumah
74 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
10
Sumadi
Sejahtera 3
Sejahtera 3
Ibu Giatni M
(KS 3) Keluarga Sejahtera 2
(KS 3) Keluarga Sejahtera 2
(KS 2)
( KS 2)
Tangga + Rias Pengantin Ibu Rumah Tangga
Tangga + Rias Pengantin Ibu Rumah Tangga + warung kelontong
Dari matrik diatas dapat kita lihat bahwa terjadi perubahan klasifikasi status ini terlihat dari beberapa anggota UPPKS Menur 18 yang statusnya berubah, sebagai contoh Ibu Sri Rahayuni dengan usaha jamur tiramnya yang dulunya berada di Keluarga Sejahtera 2 (KS 2) sekarang meningkat berada di Keluarga Sejahtera 3 (KS 3) begitu juga dengan Ibu Mulyani dengan usaha sambel pecelnya dulunya yang berada di Keluarga Sejahtera 2 (KS 2) sekarang meningkat berada di Keluarga Sejahtera 3 (KS 3). Ini semua menunjukkan bahwa program UPPKS efektif khususnya dalam kelompok UPPKS Menur 18 ini yang terbukti kesejahteraan keluarganya meningkat dan modal yang diberikan dapat terus berkembang dengan usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh para anggotanya.
F. KESESUAIAN HASIL PROGRAM UPPKS DENGAN TUJUAN SEMULA Program UPPKS memiliki tujuan dimana membangun ketahanan ekonomi dan kemandirian keluarga serta masyarakat melalui kemampuan wanita dalam rangka mewujudkan keluarga kecil bahagia dam sejahtera dimana memilki tujuan antara lain : commit user usaha ekonomi produktif. a. UPPKS sebagai prosestobelajar
75 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. UPPKS mampu meningkatkan sikap dan perilaku anggota untuk hidup lebih sejahtera. c. UPPKS mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga dalam membangun ketahanan ekonomi keluarga. d. UPPKS mampu meningkatkan sumber daya manusia. e. UPPKS mampu meningkatkan profesionalisme kewirausahaan f. UPPKS mampu meningkatkan kondisi ekonomi keluarga F.1 Sebagai Proses Belajar Usaha Ekonomi Produktif Salah satu dari tujuan dari program UPPKS itu sendiri adalah sebagai proses belajar usaha ekonomi produktif dimana para anggota dan pengurus diharapkan mampu belajar untuk lebih mandiri dan mengembangkan usaha ekonomi produktif sehingga para ibu rumah tangga mempunyai usaha sampingan selain mereka bertugas sebagai ibu rumah tangga. Berikut penuturan yang disampaikan oleh pengurus kelompok UPPKS Menur 18 : ―yaa program UPPKS itu kan salah satu tujuannya sebagai proses belajar usaha ekonomi produktif yaa bisa dibilang begitu mas soalnya setelah diberikan bantuan modal pinjaman kan para anggota UPPKS diharuskan membuat suatu usaha ekonomi keluarga mas” (Wawancara dengan Ibu Sri Rahayuni, 15 November 2011) Hal senada juga diugkapkan oleh Ibu Rusminiatin selaku sekertaris kelompok UPPKS Menur 18, bahwa : commit to user
76 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
“Memang benar mas kalo programUPPKS ini sebagai proses belajar ekonomi produktif dulunya kan sebagian besar anggota kelompok UPPKS Menur 18 ini cuma Ibu rumah tangga biasa trus dengan adanya bantuan modal pinjaman dengan modal lunak ini ibu –ibu disini berkesempatan buat bkin usaha ekonomi keluarga mas.” (Wawancara 16 November 2011) Hal ini juga dibenarkan oleh ibu Dra. Dyah Bidara Eni, Msi selaku Kasubid KB beliau mengungkapkan bahwa : ―Program UPPKS ini yaa memang salah satu tujuanya untuk atau sebagai sarana belajar ekonomi produktif mas… dimana para anggota UPPKS disini diberi kesempatan untuk membuat usaha ekonomi keluraga jadi yaa mereka punya penghasilan tambahan ga hanya tergantung sama gaji dari suami mereka mas.” (wawancara 20 November 2011) Dari pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa program UPPKS memang dapat sebagai sarana belajar ekonomi produktif dimana para anggota UPPKS diharapkan mampu mendidik serta mengarahkan dan mampu mngembangkan usaha ekonomi keluarga melalui bantuan modal pinjaman yang diberikan, sehingga para anggota mempunyai kegiatan tambahan tidak hanya sebagai ibu rumah tangga tetapi juga sebagai pelaku usaha ekonomi keluarga. Matrik 4.3 Kesesuaian Hasil Program UPPKS dengan Tujuan Semula Nama Program UPPKS (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera)
Tujuan Program Uppks sebagai proses belajar Ekonomi produktif.
commit to user
Keterangan UPPKS memang dapat sebagai sarana belajar ekonomi produktif dimana para anggota UPPKS diharapkan mampu mendidik serta mengarahkan dan
77 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mampu mngembangkan usaha ekonomi keluarga melalui bantuan modal pinjaman yang diberikan, sehingga para anggota mempunyai kegiatan tambahan tidak hanya sebagai ibu rumah tangga tetapi juga sebagai pelaku usaha ekonomi keluarga. F.2 Mampu Meningkatkan Sikap dan Perilaku Anggota Untuk Hidup Lebih Sejahtera Program UPPKS sebagai upaya meningkatkan sikap dan perilaku anggota untuk hidup lebih sejahtera merupakan salah tujuan dari program UPPPKS itu sendiri yang dimana diharapkan dampak yang didapat oleh para anggota setelah mendapatkan modal bantuan pinjaman ini mampu membuat para anggotanya untuk hidup lebih sejahtera. Dengan adanya modal bantuan ini selain menjadi ibu rumah tangga para anggota UPPKS diharapkan mempunyai suatu usaha ekonomi keluarga sehingga para-para ibu tersebut mempunyai penghasilan tambahan yang tidak hanya bergantung dari gaji suami mereka dengan begitu maka kesejahteraan masing-masing dari anggota UPPKS meningkat. Berikut ini penuturan dari Ibu Sri Rahayuni mengatakan bahwa: ”Menurut saya program ini yow dapat merubah pemikiran ibu-ibu daerah sini mas terutama para anggota UPPKS Menur 18 ini, bahwa jadi seorang istri ga cuma ngurus keluarga aja.Contohnya yaa saya mas dulu sebelum ikut commit to user program UPPKS ini saya ga punya penghasilan tambahan
78 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
buat belanja, tapi sak niki yow lumayan lah mas ada tambahan buat belanja”. (Wawancara 15 November 2011) Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Rusminiatin : ―Sebenarnya program ini bagus mas wong buat saya aja sebagai anggota cukuup banyak ngerasakke manfaatnya og…dulu sebelumnya saya dapat bantuan pinjaman modal ini saya cuma ngandelke gaji suami saya aja mas misal dikasih uang untuk belanja yaa mau ga mau uang yang dikasih suami saya itu harus cukup buat belanja walaupun terkadang kurang mas tp skrg kan saya punya penghasilan tambahan jd lumayan lah mas bisa buat tambah buat nyukupin kebutuhan lainnya.” (Wawancara 16 November 2011) Dapat dilihat Program UPPKS dalam upaya meningkatkan sikap dan perilaku anggota untuk hidup lebih sejahtera, dimana menurut pengurus dan sebagian anggota UPPKS Menur 18 tersebut mampu menggerakkan sektor perekonomian lokal daerah setempat sehingga sebagian besar ibu-ibu yang ada dalam keangotaan UPPKS tersebut dapat membantu keuangan keluarga melalui sektor usaha kecil. Matrik 4.4 Kesesuaian Hasil Program UPPKS dengan Tujuan Semula Nama Program
UPPKS (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera)
Tujuan Program Uppks Mampu meningkatkan sikap dan perilaku anggota untuk hidup lebih sejahtera
commit to user
Keterangan Program UPPKS dalam upaya meningkatkan sikap dan perilaku anggota untuk hidup lebih sejahtera, dimana menurut pengurus dan sebagian anggota UPPKS Menur 18 tersebut mampu menggerakkan sektor perekonomian lokal
79 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
daerah setempat sehingga sebagian besar ibu-ibu yang ada dalam keangotaan UPPKS tersebut dapat membantu keuangan keluarga melalui sektor usaha kecil.
F.3 Mampu Meningkatkan Pengetahuan Dan Keterampilan Wanita Dalam Membangun Ketahanan Ekonomi Keluarga Tujuan lain dari Program UPPKS adalah program UPPKS diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan wanita dalam membangun ketahanan ekonomi keluarga dimana yang menjadi sasaran dari program ini adalah ibu-ibu para peserta KB dan ibu-ibu yang berada dalam keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera 1 (KS 1). Para ibu-ibu inilah yang mengurus segala kebutuhan dari keluarga mereka masing-masing mulai dari kebutuhan makan sehari-hari, biaya sekolah anak mereka uang saku untuk anak-anak mereka dll, dan mereka juga yang biasanya mengatur keuangan dalam keluarga oleh karena itu dengan adanya program UPPKS ini diharapkan dampak yang diperoleh para ibu rumah tangga yang menjadi anggota mampu untuk membangun ketahanan ekonomi keluarga mereka masing-masing. Dengan adanya modal bantuan pinjaman yang diberikan akan melatih keterampilan para anggota pada khususnya untuk mempunyai keterampilan dalam commit to user bentuk usaha ekonomi keluarga dalam bentuk kecil, sehingga para
80 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
anggota mempunyai penghasilan tambahan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka sehari-hari. Berikut ini beberapa penuturan dari beberapa pengurus UPPKS mengenai hal tersebut. Ibu Sri Rahayuni Mengatakan bahwa : “…..UPPKS itu memang ditujukan untuk ibu-ibu daerah sini mas buat ningkatin ekonomi keluarganya masing-masing.” (Wawancara 15 November 2011) Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Yulianti selaku pengurus bendahara kelompok UPPKS Menur 18 mengatakan bahwa : ―yaa… kalo dirasain program ini emang bagus mas buat nambah pengetahuan para anggotanya.” (Wawancara 16 November 2011) Beberapa anggota UPPKS Menur 18 pun mengungkapkan hal yang senada dengan apa yang disampaikan oleh para pengurus seperti yang diutarakan oleh ibu Mulyani mengatakan bahwa: ―wah saya sendiri sebagai anggota yaa ngerasain sendiri mas, nyatanya usaha sambel pecel saya bisa ttp jalan dan berkembang sampe skrg.” (wawancara 16 November 2011) Hal yang sedikit berbeda diungkapakan oleh ibu Suratinah (40 tahun) yang mengatakan bahwa : ―Nggih sakjane program niki saget nambah pengetahuan masalah usaha mas, tapi nggih modal’e sekedik og mas, dados mboten maksimal berkembang.” (Wawancara 17 November 2011) Dapat dilihat Program UPPKS sebagai upaya untuk meningkatkan
commit to user pengetahuan dan
ketrampilan
wanita
dalam
81 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
membangun ketahanan ekonomi keluarga, dimana menurut pengurus dan sebagian besar anggota UPPKS Menur 18, Program tersebut dapat meningkatkan perekonomian keluarga dan keterampilan ibuibu yang ada dalam keanggotaan, namun keterbatasan disektor modal yang relatif kecil menjadi hambatan untuk dapat berkembang secara optimal. Hal senada juga disampaikan oleh oleh Ibu Dra. Dyah Bidara Eni, Msi selaku Kasubid KB beliau mengatakan bahwa : “Program UPPKS ini memang dirasakan bermanfaat bagi masyarakat, salah satunya adalah mampu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan wanita dalam membangun ketahanan ekonomi keluarga, sehingga diharapkan setelah adanya program ini para wanita yang tergabung dalam UPPKS mampu membangun ketahanan ekonomi keluarga.”(Wawancara 20 November 2011)
Matrik 4.5 Kesesuaian Hasil Program UPPKS dengan Tujuan Semula Nama Program
Tujuan Program
Uppks Mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga UPPKS dalam membangun (Usaha ketahanan ekonomi Peningkatan keluarga. Pendapatan Keluarga Sejahtera)
commit to user
Keterangan Program UPPKS sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan wanita dalam membangun ketahanan ekonomi keluarga, dimana menurut pengurus dan sebagian besar anggota UPPKS Menur 18, Program tersebut dapat meningkatkan perekonomian keluarga
82 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan keterampilan ibuibu yang ada dalam keanggotaan, namun keterbatasan disektor modal yang relatif kecil menjadi hambatan untuk dapat berkembang secara optimal.
F.4 Mampu Meningkatkan Sumber Daya Manusia UPPKS
mampu
meningkatkan
sumber
daya
manusia
merupakan salah satu dari tujuan program ini. Dengan adanya program ini diharapkan sumber daya manusianya bisa meningkat terutama para anggotanya tidak hanya sebagai ibu rumah tangga yang biasanya hanya mengurus rumah tangga mempunyai kegiatan lain yang berhubungan dengan usaha ekonomi keluarga yang secara tidak langsung meningkatkan sumber daya para anggotanya dimana para anggota dituntut untuk lebih kreatif dalam mengelola modal pinjaman yang mereka peroleh sehingga usaha yang mereka bentuk bisa tetap berjalan dan terus berkembang. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Ibu Rusminiatin, ―Menurut saya sendiri memang sasaran dari program UPPKS ini untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia yang ada mas…terutama ya buat anggota UPPKS itu sendiri mas dengan adanya moadal pinjaman ini kan kita dituntut kreatif mas buat ngembangin modal yang udah diberikan. (Wawancara 17 November 2011) Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Mulyani, ‖nek saya lihat program ini bagus mas bisa ngembangkan commit to user sumber manusia apalagi kita kan dulu sebagian besar cuma
83 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ibu rumah tangga biasa mas yaa contohnya saya dulu sebelum dapet bantuan ini kerjaan saya cuma ngurus rumah sama ngurus anak sekarang saya punya usaha sambel pecel yang sampe sekarang masih bisa terus jalan mas.” (Wawancara 17 November 2011) Dapat dilihat dari hasil wawancara diatas dapat dilihat bahwa program UPPKS benar-benar dapat meningkatkan sumber daya manusia terutama untuk para anggotanya ini terlihat dari anggota UPPKS yang dulunya hanya sebagai ibu rumah tangga biasa sekarang setelah mendapatkan bantuan sudah memiliki usaha masing-masing dan sebagian besar dari usaha tersebut masih berjalan sampai sekarang. Matrik 4.6 Kesesuaian Hasil Program UPPKS dengan Tujuan Semula Nama Program
Tujuan Program Uppks Mampu meningkatkan sumber daya manusia
UPPKS (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera)
commit to user
Keterangan Program UPPKS benar-benar dapat meningkatkan sumber daya manusia terutama untuk para anggotanya ini terlihat dari anggota UPPKS yang dulunya hanya sebagai ibu rumah tangga biasa sekarang setelah mendapatkan bantuan sudah memiliki usaha masing-masing seperti usaha jamur tiram, sambel pecel, karak, menjahit dll dan sebagian besar dari usaha tersebut masih berjalan sampai sekarang.
84 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
F.5 Mampu Meningkatkan Profesionalisme Kewirausahaan UPPKS mampu meningkatkan profesionalisme kewirausahaan salah satu maksud dari tujuan ini adalah agar mampu mendidik pola pikir sebagian ibu-ibu yang ada dalam keanggotaan sehingga mampu berpikir secara professional dalam mengelola modal dan juga dalam mengelola usaha yang telah dibentuk sehingga usaha yang telah dijalankan bisa terus berkembang. F.6 Mampu Meningkatkan Ekonomi Keluarga Dengan mengikuti program UPPKS maka kesempatan untuk meningkatan ekonomi keluarga pun semakin besar karena dengan mendapatkan modal pinjaman untuk membentuk suatu usaha ekonomi keluarga para anggota dari kelompok UPPKS diwajibkan untuk bisa lebih mandiri sehingga tidak lagi tergantung dari penghasilan suami. Hal sesuai dengan yang telah dikatakan Ibu Sri Rahayuni selaku ketua kelompok UPPKS Menur 18, “Ibu-ibu yang ikut sebagai anggota UPPKS Menur 18 ini kalo saya lihat yaa sebagian besar sudah bisa berkembang mas usahanya secara tidak langsung kondisi ekonomi keluarganya pun ikut meningkat mas.” (Wawancara 15 November 2011) Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Rusminiatin, “Program UPPKS ini memang dapet bermanfaat mas dari buat para anggotanya ya rata-rata sudah bisa meningkatkan ekonomi atau udah bisa dapet nambah penghasilan keluarga masing-masing.” (Wawancara 16 November 2011) commit to user
85 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sedangkan hal yang sedikit berbeda diutarakan oleh Ibu Tri Rahayu (anggota UPPKS Menur 18) beliau mengatakan bahwa, ―Sakjane nggih program niki katah manfaat’e mas, tp kan niku tergantung kaleh tiang’e piyambak-piyambak. Nek kulo niku cinderung ngeten niki mawon mas nggih biso diarani dereng saget ngge meningkatke ekonomi keluarga mas.” (Wawancara 17 November 2011) Dapat ditarik kesimpulan bahwa Program UPPKS sebagai upaya untuk meningkatkan ekonomi keluarga, dimana menurut pengurus dan anggota UPPKS Menur 18 dengan adanya bantuan pinjaman modal maka mereka dapat lebih mandiri dengan membuat suatu bentuk usaha ekonomi keluaraga yang secara tidak langsung berdampak pada peningkatan kondisi ekonomi keluarga. Hal ini dikuatkan oleh Dra. Dyah Bidara Eni, Msi selaku Kasubid KB pembina kelompok UPPKS se kota Surakarta. Beliau mengungkapkan bahwa Program ini mampu meningkatkan kondisi ekonomi keluarga bagi yang mengikuti program tersebut., ―Memang Program UPPKS ini banyak manfaat bagi anggota kelompoknya, terutama adalah mampu meningkatkan kondisi ekonomi keluarga, karena diharapkan setelah adanya program itu para anggota kelompok bisa mengembangkan usaha yang digelutinya sehingga dengan demikian ekonomi keluarga bisa meningkat.”
commit to user
86 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Matrik 4.7 Kesesuaian Hasil Program UPPKS dengan Tujuan Semula Nama Program
Tujuan Program
UPPKS (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera)
Keterangan
Uppks Mampu Program UPPKS sebagai meningkatkan kondisi upaya untuk ekonomi keluarga meningkatkan ekonomi keluarga, dimana menurut pengurus dan anggota UPPKS Menur 18 dengan adanya bantuan pinjaman modal maka mereka dapat lebih mandiri dengan membuat suatu bentuk usaha ekonomi keluaraga yang secara tidak langsung berdampak pada peningkatan kondisi ekonomi keluarga.
G. MANFAAT ATAU KEUNTUNGAN PROGRAM UPPKS G.1 Faktor Ekonomi Program UPPKS yang sudah berakhir pada tahun 2010 tentunya mempunyai manfaat bagi setiap kelompok daan peserta program UPPKS. Karena setiap program pastinya mempunyai tujuan yang bermanfaat bagi masyarakat. Kelompok UPPKS ―Menur 18‖ pasti juga merasakan dan mendapat manfaat dari progam UPPKS tersebut. Menurut hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada ketua kelompok UPPKS
tentang manfaat kelompok Uppks bagi para
anggotanya inilah penuturan dari ibu Sri Rahayuni, “Manfaatnya ya banyak mas salah satunya dengan adanya commit user anggota UPPKS sendiri yang moadal pinjaman inito para
87 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
semuanya dulunya sebagai ibu rumah tangga sekarang bisa jadi pada punya usaha sampingan….” (Wawancara 15 November 2011) Sementara penuturan yang hampir sama juga diutarakan oleh Ibu Yulianti selaku bendahara kelompok UPPKS, ―Wah kalo modal dari UPPKS ini saya gunakan untuik membeli kain sama benang mas, tp yam au gimana lagi modalnya kan cuma sedikit jadi untuk Menuhin biaya produksi saya ya…kl cuma mengandalkan modal dari UPPKS ga cukup mas,yaa terpaksa saya juga harus keluarin uang pribadi saya kalo ga gitu ga jalan mas.” (Wawancara 16 November 2011) Dari hasil wawancara yang kami lakukan mengenai manfaat progam Uppks itu sendiri yang telah dituturkan oleh Ibu Paryanti dan Ibu Partini dapat ditarik kesimpulan bahwa Program Uppks yang sudah berjalan dengan produksi jamur tiram dan usaha kecil lainnya cukup memberikan manfaat bagi para anggotanya. Namun dengan jumlah modal yang diberikan relative kecil sehingga tidak bisa untuk menutupi semua biaya produksi karena menurut penuturan ibu Yulianti sendiri bahwa untuk usaha jahit itu sendiri memerlukan modal yang banyak.Modal pinjaman yang diberikan disini sebagai pendamping saja karena para anggota Uppks yang mendapatkan bantuan pinjaman masih harus mengeluarkan modal sendiri untuk memenuhi semua biaya produksi. Manfaat dari segi ekonomi ini juga dapat meningkatkan taraf hidup anggotanya. Usaha dari program Uppks ini dapat meningkatkan taraf hidup beginilah dan efektif apabila diterapkan beginilah penuturan dari bu Mulyani,
commit to user
88 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
“yow bisa di bilang nek program ini kalo dikatakan dapat meningkatkan taraf hidup yo meningkat mas misalkan dulu sebelum adanya program Uppks dengan modal yang terbatas saya dulu cuma bisa produksi sambel pecel 10 kg sehari trus dengan adanya bantun pinjaman modal UPPKS ini lumayan lah mas skrg saya bisa produksi sambel pecel 30kg sehari, pokoknya kalo menurut saya sendiri lumayan membantu lah.” (Wawancara 16 November 2011) Ibu Nanik juga mengungkapkan, ―Kalo saya sendiriprogram UPPKS ini sangat membantu mas apalagi dulu saya itu cuma ibu rumah tangga biasa pas ikut program UPPKS ini saya jadi bisa jualan sayur,ya..walau cuma dikit tp lumayan lah mas buat tambah uang jajan anak sekolah sama buat tambah-tambah uang masak.” (Wawancara 18 November 2011) Dari penuturan Ibu Mulyani kesimpulan
bahwa
program
Uppks
dan Ibu Nanik dapat ditarik yang
sudah
berjalan
dapat
meningkatkan taraf hidup bagi para anggotanya sebab dulu dengan modal yang terbatas yang hanya cukup memproduksi 10kg sambel pecel dalam sehari seperti yang diungkapkan oleh Ibu Mulyani tetapi dengan adanya program UPPKS yang memberikan pinjaman atau modal tambahan bahan baku yang dibeli pun bisa jadi lebih banyak dan produksi sambel pecel pun meningkat. Selain itu program UPPKS yang sudah berjalan sangat efektif apabila diterapkan karena sebelum-sebelumnya tidak ada sama sekali program pemberian modal pinjaman jadi bisa dikatakan program ini sangat efektif karena secara tidak langsung dengan adanya modal ini dapat commit to user meningkatkan perbaikan ekonomi dari para anggotanya.
89 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
G.2 Pengetahuan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Manfaat yang lain selain menambah factor pendapatan tentunya juga tentang pemberdayaan dan meningkatnya ketrampilan bagi para anggota kelompok. Seperti yang terjadi didalam Kelompok Menur 18 yang memuat beberapa mekanisme dan pelatihan ketrampilan. Mekanisme Pengaturan kerja dalam satu kelompok Menurut penuturan Ibu Sri Rahayuni bahwa, “yow nek masalah kepengurusan kelompok UPPKS terdiri dari 3orang ketua,sekertaris ma bendahara mas,untuk yang mengurus segala masalah tekhnisnya dan mengelola yaa pengurus mas udh ada tugas’e masing-masing contone yow sekertaris tugase yo nyateti (mencatat)bikin laporan,pencatatan angsuran kl masalah tugas nyetorke uang ke bank itu tugas’e bendahara mas,nek saya sendiri tugas’e mantau itu semua sama sekalian masarke hasil jamur tiram .Kalo buat anggotanya sendiri itu tugasnya semua sama mas cuma menjalankan usaha mereka masing-masing”. (wawancara 15 November 2011) Dari penuturan ibu Sri Rahayuni di atas dapat disimpulkan bahwa dalam satu kelompok UPPKS usaha yang dijalankan masingmasing individu dalam satu kelompok itu sama yaitu hanya bertugas dalam
usaha
masing-masing
sedangkan
masalah
tekhnis
seperti
pengelolaan kelompok dan pemasaran hasil produksi dilakukan oleh para pengurus yang terdiri dari Ketua,Serketaris,dan Bendahara Keterampilan Pihak pemerintah selalu memberikan pelatihan – pelatihan yang di adakan guna meningkatkan produktivitas kelompok – kelompok UPPKS.commit Sepertitodiuser dalam Kelompok UPPKS Menur 18
90 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
juga sering mengikuti pelatihan pelatihan yang diselenggarakan, akan tetapi yang mengikuti pelatihan terebut selalu ketua kelompok yaitu Ibu Sri Rahayuni sendiri. Demikian yang diutarakan Ibu Sri Rahayuni, “Ya ada mas kalau cuma pelatihan – pelatihan dasar seperti cara menyusun pembukuan yang baik, pengelolaan usaha yang baik. Tapi nggih niku mas, sing ikut nggih kulo sebagai ketua, terus kulo sebarken kalihan sekretaris kulo buat catatan kegiatan, terus dilanjutkan dan ditidak lanjuti bendahara kalihan anggota – anggota mriki. Lha yen pelatihan ketrampilan masalah meningkatkan produksi jamur tiram itu sendiri ga ada mas!!!” (Wawancara 15 November 2011) Ibu Nanik juga mengungkapkan, ―wah kalo bangsane pelatihan-pelatihan yang dulu sering diadain dari pemerintah kota saya sendiri jarang ikut mas…biasanya yang sering ikut pelatihan-pelatihan itu Ibu Sri Rahayuni mas sama ibu Rusminiatin.” (Wawancara 18 November 2011) Dari penuturan yang telah diungkapkan oleh ibu Sri Rahyuni dan ibu Nanik dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam kelompok UPPKS selain memberikan manfaat dari segi ekonomi juga memberikan manfaat lain yaitu mengenai pengetahuan dan pemberdayaan sumber daya manusia dimana di dalam kelompok UPPKS Menur 18 memuat mekanisme kerja dan pelatihan keterampilan. Untuk mekanisme kerja sendiri masalah tekhnis seperti pengelolaan kelompok UPPKS yang meliputi pengelolaan usaha yang baik dan juga pemasaran hasil produksi semua itu dilakukan oleh para pengurus sedangkan untuk para anggota hanya berkonsentrasi pada proses produksi Batik tulis saja. Sedangkan untuk masalah pelatihancommit to user
91 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pelatihan yang diberikan oleh pihak pemerintah dalam rangka untuk meningkatkan produktivitas tiap-tiap kelompok UPPKS hanya diikuti oleh Ibu Sri Rahayuni sebagai ketua kelompok UPPKS yang meliputi pelatihan-pelatihan dasar
keterampilan untuk bagaimana mengelola
UPPKS yang baik seperti bagaimana cara menyusun laporan pembukuan yang baik. Sedangkan untuk pelatihan memanage dan mengelola hasil produksi dalam UPPKS kelurahan Jebres tidak ada. Manfaat baik dari segi ekonomi
dan
pemberdayaan
sumber
daya
manusia
baik
untuk
mengembangkan potensi dan menumbuhkan potensi lewat program UPPKS di Kelompok Menur 18 lewat data – data yang di dapatkan di atas menunjukkan bahwa program UPPKS di Kelompok Menur 18 juga sudah sesuai yang diharapkan dengan tujuan di terbitkannya program UPPKS ini seperti yang dimaksudkan dalam buku pegangan kader usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera yaitu : Umum Membangun ketahanan ekonomi dan kemandirian keluarga serta masyarakat
melalui
kemampuan
wanita
dalam
rangka
mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Khusus g. Sebagai proses belajar usaha ekonomi produktif Meningkatnya sikap dan perilaku anggota untuk hidup lebih sejahtera
commit to user
92 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
h. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan wanita dalam membangun ketahanan ekonomi keluarga. i. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia Akan tetapi yang menjadi catatan hanyalah masalah latihan ketrampilan yang tidak didapatkan untuk membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi jamur tiram serta usaha kecil lainnya.. Latihan ketrampilan hanya berupa pengelolaan pembukuuan dan pemberdayaan pengelolaan anggota. Cuma pelatihan ketrampilan seperti pengelolaan pembukuuan dan pemberdayaan pengelolaan anggota juga sudah sesuai dengan buku pegangan kader usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera dari hal pembinaan kelompok UPPKS. Pernyataan ini juga dikuatkan lewat pernyataan dari Dra. Dyah Bidara Eni, Msi selaku Kasubid KB pembina kelompok UPPKS se kota Surakarta yang mengatakan, “Manfaatnya ya banyak dik lody, ya kayak di buku pegangan kader UPPKS yang dipinjem dik lody itu. Manfaatnya pastinya untuk membangun perekonomian keluarga dan memberdayakan wanita utuk mampu mewujudkan keluarga yang sejahtera. Di kelompoknya Bu Sri Rahayuni menurut saya sudah berjalan dengan baik dan anggtanya pasti sudah mendapat manfaat yang sesuai dengan tujuan UPPKS, nyatanya Kelompoknya Bu Rahayuni pernah jadi yang terbaik di pendapatannya.” Dari pernyataan Ibu Dyah Bidara Eni, maka manfaat dan keuntungan yang didapat dari Kelompok UPPKS melalui program UPPKS ini sudah dirasakan semua anggota kelompok UPPKS Menur 18. commit to user
93 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
H. EFISIENSI
PROGRAM
UPPKS
DALAM
MENGGUNAKAN
SUMBER DAYA MANUSIA Program UPPKS sendiri memberikan berbagai manfaat bagi para anggotanya baik manfaat
dari segi factor pendapatan dimana
meningkatnya pendapatan dari para anggota UPPKS sendiri juga memberikan manfaat lain seperti masalah pemberdayaan dan juga meningkatnya keterampilan bagi para anggota kelompok.Hal ini dapat dilihat dari yang terjadi di dalam kelompok usaha Manuggal Usaha yang memuat berbagai mekanisme pengaturan kerja dan pelatihan keterampilan bagi para anggotanya. Menurut Ibu Sri Rahayuni selaku Ketua kelompok UPPKS Menur 18 kelurahan Jebres sejauh mana program UPPKS efisien dalam menggunakan sumber daya manusianya berikut penuturan dari Ibu Sri Rahayuni, “Kalo menurut saya kelompok UPPKS Menur 18 ini sudah cukup efisien mas dalam menggunakan sumber daya manusianya contohnya aja dalam usaha jahit yang dilakukan Ibu Yulianti dan Ibu Suratinah mereka sudah punya keahlian jahit sebelum ikut UPPKS ini untuk usaha jamur tiram sendiri saya bersama ibu Rusminiatin sendiri masih belajar dalam mengelola agar hasil produksi jamur tiram itu sendiri bisa terus meningkat.” (Wawancara 15 November 2011) Hal senada juga disampaikan oleh
Ibu Rusminiatin
mengatakan bahwa, “nek efisien yow jelas efisien mas, sumber daya manusia yang menjadi anggota UPPKS ten meriki kui ibu-ibu ratacommit to user rata sing saking KS1 lan KS 2 selain itu sumber daya
perpustakaan.uns.ac.id
94 digilib.uns.ac.id
manusiannya juga mumpuni mas para ibu-ibu yang menjadi anggota UPPKS Menur 18 rata-rata sampun nduwe keahlian sendiri seperti ibu Yulianti yang sudah mempunyai keahlian menjahit.” (Wawancara 16 November 2011) Ibu Mulyani juga mengungkapkan hal yang sama, ―Wah kalo ditanya program UPPKS sudah efisien dalam menggunakan sumber daya manusia di kampung Ngoresan ini sudah efisien mas menurut saya, tetapi untuk mengenai masalah tekhnis seperti masalah bagaimana pengelolaan modal dan kelangsungan usaha yang baik serta pengembalian modal usaha yang diberikan itu masih ada beberapa anggota UPPKS yang belum bisa menerapkannya dengan baik.” (Wawancara 16 November 2011) Dari beberapa penuturan diatas mengenai apakah program UPPKS efisien dalam menggunakan sumber daya manusianya dapat ditarik kesimpulan bahwa memang sudah efisien dimana dari pemilihan jenis usaha sendiri yaitu jamur tiram dan usaha kecil lainnya sudah sesuai dengan keterampilan yang dimiliki oleh para warga Kampung Ngoresan. Sedangkan untuk masalah tekhnis seperti bagaimana cara mengelola modal yang mereka dapat dan juga bagaimana mengelola atau menjalankan usaha yang baik para anggota tidak terlalu mengerti dikarenakan para anggota tidak suka ikut dalam penyuluhan-penyuluhan dan pelatihan bagaimana mengelola usaha dan menjalankan usaha yang baik. Para anggota UPPKS disini hanya berkonsentrasi pada usaha mereka masing-masing. Selain itu manajemen yang dilakukan oleh kelompok UPPKS Menur 18 dalam mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan kelompok selama 3 tahun ini dilakukan dengan baik. Sebagai commit to user
95 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
contoh dalam pengelolaan usaha kelompok yaitu usaha jamur tiram karena usaha ini merupakan usaha kelompok maka setiap masing-masing anggota bertanggung jawab dalam proses produksi usaha jamur tiram ini. Salah satu bentuk tanggung jawab para anggota adalah dengan membuat jadwal piket dalam penyemprotan jamur tiram, selain itu salah satu yang menyebabkankelompok ini tetap bertahan selama 3 tahun ini adalah terjalinnya komunikasi yang baik antara masing-masing pengurus dan anggota satu sama lain bentuk kongkretnya adalah selalu dilaksanakannya rapat pertemuan anggota yang dilakukan setiap tanggal 1 pada awal bulan, dimana pada rapat ini membahas segala permasalahan yang terjadi pada tiap-tiap anggota serta melaporkan segala perkembangan usaha ekonomi produktif yang dijalankan masing-masing anggota. Berikut ini rekap hasil rapat bulanan kelompok UPPKS Menur 18. Matrik 4.8 Rapat Rutin Kelompok UPPKS Menur 18 bulan Oktober 2011-Febuari 2012 Bulan Oktober 2011
Tempat Rumah Ibu Yulianti
Agenda Rapat bulanan, dalam rapat ini seperti bulan-bulan sebelumnnya setiap masing-masing anggota melaporkan perkembangan masing-masing usahannya. November Rumah Ibu Rusminiatin Rapat bulanan 2011 Laporan masing-masing anggota mengenai usaha masing-masing. Pada rapat bulan ini juga membahas kelanjutan usaha kelompok jamur tiram yang sudah beberapa bulan ini berhenti diakibatkan kondisi cuaca commit to user yang tidak mendukung.
96 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Desember 2011
Januari 2012 Febuari 2012
Rumah Rahayuni
Ibu
Sri Rapat bulanan pada bulan ini membahas tentang bazaar yang akan diadakan oleh pihak pemkot dan akan diikuti oleh kelompok UPPKS Menur 18 dengan menampilkan hasil produksi sambel pecel. Rumah Ibu Mulyani Rapat bulanan Rumah Ibu Rahayu
Rapat Bulanan
Dapat dilihat dari matrik diatas dimana setiap bulan kelompok UPPKS Menur 18 selalu melakukan pertemuan rutin yang dimana dalam pertemuan rutin ini masing-masing anggota melaporkan perkembangan masing-masing usahanya serta menceritakan kendalakendala apa saja yang dihadapi berkaitan dengan kegiatan ekonomi produktif yang dilakukan oleh masing-masing anggota. I. KENDALA YANG DIHADAPI KELOMPOK UPPKS MENUR 18 Program UPPKS yang sudah berjalan selama ini terutama pada Kelompok UPPKS Manunggal Usaha selain memberikan manfaat bagi para anggotanya selain itu juga dalam proses pelaksanaannya selama ini juga memiliki beberapa kendala seperti yang dikemukakan Ibu Sri Rahyuni berikut ini: “Yaa kalo masalah kendala dalam satu kelompok itu pasti ada mas terutama masalah keterbatasan modal sehingga ada beberapa anggota yang kesulitan dalam mengembangkan usahanya kendala yang lain mengenai masalah tekhnis seperti masalah bagaimana pengelolaan modal dan kelangsungan usaha yang baik serta pengembalian modal usaha yang diberikan itu masih ada beberapa anggota UPPKS yang belum bisa menerapkannya dengan baik..” to user2011) (Wawancara commit 15 November
perpustakaan.uns.ac.id
97 digilib.uns.ac.id
Hal yang hampir sama juga diungkapkan mengenai kendala yang dihadapi sebagai anggota UPPKS Menur 18 yang juga berperan sebagai pengusaha sambel pecel berikut ini penuturan dari Ibu Mulyani, ―Kendala yang dihadapi yow itu mas masalah modal yang diberikan itu kan terbatas cuma RP 350 .000,00 per orang jadi kami-kami para anggota agak kesulitan dalam mengembangkan usaha dan juga kendala yang lain masalah manajemen pemasaran produk mas kami para anggota khusunya saya kebingungan dalam memasarkan hasil produksi contohnya saya sambel pecel buatan saya ini hanya saya pasarkan si sekitar lingkungan sini aja mas sama lingkungan kmpus.” (Wawancara 16 November 2011) Dari penuturan yang diutarakan oleh Ibu Sri Rahayuni dan Ibu Mulyani mengenai kendala apa saja yang dihadapi oleh kelompok UPPKS Menur 18 dapat ditarik kesimpulan bahwa kendala yang dihadapi oleh kelompok UPPKS Menur 18 dengan hasil produksi jamur tiram, sambel pecel dan usaha kecil lainnya adalah masalah jumlah pinjaman modal yang relatif sedikit sehingga agak sulit untuk para anggota mengembangkan usaha mereka. Selain masalah keterbatasan modal ada masalah lain yang dialami oleh para anggota Menur 18 yaitu masalah manajemen pemasaran hasil produk dan juga pengemasan hasil produk yang baik. Kendala yang lain selain masalah pemasaran hasil produksi adalah kendala di bidang penyetoran atau pengembalian modal pinjaman dari para anggota UPPKS,terkadang ada beberapa anggota UPPKS yang telat atau tidak tepat waktu dari tanggal yang telah ditentukan dalam usertelah diberikan,sehingga untuk mengembalikan modal commit usaha to yang
98 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mengatasi masalah ini para pengurus yang terdiri dari ketua,sekretaris,dan bendahara terpaksa menalangi dulu dalam melakukan setoran ke bank
Matrik 4.9 Kendala yang dihadapi Kelompok UPPKS Menur 18 Nama Program
UPPKS (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera)
Kendala
Keterangan
Modal yang relatif jumlah pinjaman modal sedikit yang relatif sedikit Pemasaran dan sehingga agak sulit pengemasan produk untuk para anggota Pengembalian modal mengembangkan usaha mereka. Masalah manajemen pemasaran hasil produk dan juga pengemasan hasil produk yang baik. Disini para anggota masih kesulitan dalam memasarkan hasil produksiinya terutama untuk usaha jamur tiram dan sambel pecel pengembalian modal pinjaman dari para anggota UPPKS,terkadang ada beberapa anggota UPPKS yang telat atau tidak tepat waktu dari tanggal yang telah ditentukan dalam mengembalikan modal usaha yang telah diberikan,sehingga utk mengatasi masalah ini para pngurus yang terdiri dari commit to user ketua,sekretaris,dan
99 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bendahara terpaksa menalangi dulu dalam melakukan setoran ke bank.
J. EVALUASI DAMPAK PELAKSANAN PROGRAM USAHA PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA SEJAHTERA (UPPKS) DI KAMPUNG NGORESAN KELURAHAN JEBRES Bila diartikan secara emilogi, Evaluasi berarti ―menaksir nilai sesuatu”. Dalam bukunya M. T. Feurstein (1986 ;8) evaluasi berarti membantu mereka yang terlibat dalam jenis program pengembangan untuk menaksir nilai pekerjaan yang sedang mereka lakukan. Ada sepuluh alasan pokok untukmelakukan evaluasi, yaitu : 11. Keberhasilan : Untuk mengetahui apa yang telah dicapai 12. Mengukur kemajuan : Apakah sesuai dengan sasaran program. 13. Memperbaiki sasaran monitoring : Agar managementnya lebih baik. 14. Mengetahui apakah usaha sudah efektif : Perubahan apakah yang ditimbulkan oleh program. 15. Identifikasi kekuatan dan kelemahan : Untuk memperkuat program. 16. Keuntungan biaya : Apakah biayanya masuk akal. 17. Mengumpilkan informasi : Untuk merencanakan dan mengelola commit to user aktivitas-aktivitas program secara lebih baik.
100 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
18. Berbagi pengalaman : mencegah orang lain tidak melakukan kesalahan yang sama untuk mendorong mereka untuk menggunakan metode yang sama. 19. Meningkatkan efektivitas : Agar lebih memberi dampak. 20. Memungkinkan rencana yang lebih baik : agar lebih sesuai dengan kebutuhan orang banyak khususnya masyarakat tingkat bawah. Penelitian Evaluasi penting dilakukan guna mengetahui keberhasilan dari pelaksanaan program tersebut sebab tidak begitu saja
sebuah
program
dapat
dikatakan
gagal
atau
berhasil
sebelumdilakukan penelitian terhadap, persiapan, pelaksanaan dan dampak dari program tersebut. Seperti yang dikemukakan pada Bab III, bahwa untuk menilai sejauh mana keberhasilan program dalam bukunnya M.T Feurstein terdapat 9 indikator yang digunakan sebagai indikator keberhasilan, antara lain:
1. Availabilitas yaitu aspek sesuatu itu ada dan tersedia Yang dimaksudkan disini adalah lokasi yang dijadikan tempat untuk pelaksanaan program dan juga dana bantuan yang diberikan oleh pemerintah serta sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan program lainnya. Kelompok UPPKS Menur 18 adalah to user kelompok UPPKS commit yang berada di Kampunng Ngoresan Kelurahan
101 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jebres ini merupakan salah satu dari sekian kelompok UPPKS se Kota Surakarta yang mendapatkan bantuan modal pinjaman bergilir sebanyak Rp 5.000.00,00. 2. Relevansi yaitu seberapa jauh sesuatu hal dapat dikatakan relevan atau tepat dengan tujuan diadakannya program
Tujuan
utama
diadakannya
program
UPPKS
adalah
Membangun ketahanan ekonomi dan kemandirian keluarga serta masyarakat melalui kemampuan wanita dalam rangka mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera khususnya peserta KB Keluarga Pra Sejahtera dan KS I Kesungguhan kelompok dalam melola usaha ekonomi produktif menumbuhkan keyakinan dan kepedulian pemerintah, sehingga sejumlah pengusaha swasta dan BUMN memberikan dukungan dalam bentuk bantuan modal usaha yang harus dikembalikan dengan bunga ringan yang dikelola oleh Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (YDSM). Selanjutnya YDSM bersama-sama Bank BNI yang dibantu PT Pos Indonesia serta Bank BRI mengembangkan skim kredit Takesra-Kukesra, KPKU dan KPTTG. Namun kerja sama tersebut berakhir pada bulan Januari tahun 2003 dengan penarikan semua modal yang beredar sehingga banyak kelompok terlantar dan drop out. Oleh karenanya untuk menghimpun potensi kelompok UPPKS dan sekaligus mengembangkan wadah yang memperjuangkan aspirasi praktisi commitmaka to user pelaku usaha mikro, dibentukkan Asosiasi Kelompok
102 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
UPPKS (AKU) yang disyahkan oleh Wakil Presiden RI di Istana Bogor pada tanggal 28 Februari 2002, yang kemudian telah melaksanakan Musyawarah Nasional (Munas) I pada bulan Maret 2003, Munas II di Surabaya, 2004, Munas III di Makassar, 2005, dan Munas IV di Jakarta, 20 Juni 2007. Akan tetapi karena adanya kesulitan pendanaan pemerintah, dalam beberapa tahun terakahir ini, beberapa program penyediaan modal kerja sebelumnya mengalami hambatan, namun saat ini dikembangkan dukungan modal usaha untuk kelompok UPPKS dari dana yang dikategorikan sebagai danan bantuan sosial (Bansos) dengan tujuan yang sama. 3. Accesabilitas yaitu apakah seseuatu itu benar –benar dapat terjangkau oleh mereka yang memerlukan
Sasaran dari program UPPKS adalah melibatkan pasangan usia subur yang belum menjadi akseptor keluarga berencana, keluarga prasejahtera (keluarga miskin), keluarga sejahtera I, dan keluarga lain yang peduli menjadi anggota UPPKS.
4. Kebergunaan yaitu sejauh mana sesuatu yang telah disediakan dipakai untuk tujuan semula
Program UPPKS memiliki tujuan dimana membangun ketahanan ekonomi dan kemandirian keluarga serta masyarakat commit to user
103 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
melalui kemampuan wanita dalam rangka mewujudkan keluarga kecil bahagia dam sejahtera dimana memilki tujuan antara lain : a. UPPKS sebagai proses belajar usaha ekonomi produktif. b.UPPKS mampu meningkatkan sikap dan perilaku anggota untuk hidup lebih sejahtera. c. UPPKS
mampu
meningkatkan
keterampilan keluarga
pengetahuan
dalam membangun
dan
ketahanan
ekonomi keluarga. d.UPPKS mampu meningkatkan sumber daya manusia. e. UPPKS
mampu
meningkatkan
profesionalisme
kewirausahaan f. UPPKS mampu meningkatkan kondisi ekonomi Penggunaan modal pinjaman itu sendiri telah digunakan oleh para anggota kelompok UPPKS Menur 18 untuk melakukan kegiatan ekonomi produktif melalui usaha kecil yang dimilki oleh masing-masing anggota UPPKS Menur 18. 5. Ketercukupan yaitu menunjukkan apakah proporsi mereka yang memerlukan sesuatu itu dapat menerimanya Dana atau modal pinjaman UPPKS diberikan kepada para kelompok UPPKS yang telah lolos seleksi yang kemudian bantuan commit to user pinjaman modal yang diberikan sebesar RP 5.000.000,00. Di
104 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kelompok UPPKS Menur 18 ada sepuluh anggota jadi masingmasing anggota mendapatkan bantuan modal pinjaman sebesar Rp 350.000,00 sedangkan sisanya yang 1.500.000,00 dipergunakan untuk usaha kelompok yaitu usaha jamur tiram. 6. Kualitas yaitu menunjukkan kualitas atau standar tertentu Sesuai dengan pelaksanaan program UPPKS bahwa program ini melibatkan pihak BKKBN kota Surakarta selaku yang memberikan program atau memberikan bantuan modal bergilir kepada para kelompok UPPKS dan juga pihak lain yaitu kelompok UPPKS itu sendiri sebagai pelaksana program. Antara Pemberi modal pinjaman yaitu pihak BKKBN dengan pelaksana program kelompok UPPKS itu sendiri harus terjalin hubungan yang baik sehingga dana diberikan digunakan benar—benar untuk kegiatan ekonomi keluarga dan tidak ada lagi bantuan modal pinjaman yang tidak dikembalikan. 7. Usaha yaitu menunjukkan apa dan berapa banyak yang diinvestasikan untuk mencapai sasaran-sasaran. Dalam pelaksanaan program UPPKS hingga saat ini berbagai usaha terus digalakkan oleh pemerintah yaitu dari pihak BKKBN sebagai penyelenggara program kepada pihak penerima bantuan pada khususnya dan masyarakat umum pada umumnya. Beberapa usaha yang dilakukan antara lain dengan melakukan sosialisai commit to user
105 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kepada para kelompok UPPKS mengenai pengelolaan pembukuuan dan pemberdayaan pengelolaan anggota kelompok UPPKS. 8. Efisiensi yaitu menunjukkan apakah sumber daya dan aktivitasaktivitas telah dimanfatkan dengan cara yang terbaik Seperti yang disinggung di dalam indikator kualitas bahwa program UPPKS inimenempatkan semua sumber daya yang ada di dalam tempatnya, dengan memberikan sesuatu itu kepada ahlinya, misalkan utuk pengelolalan dana pinjaman nantinya akan diserahkan kepada bendahara masing-masing kelompok UPPKS. Tetapi satu hal yang paling mendasar adalah masalah partisipasi, misalkan tidak adanya partisipasi baik dari selruh elemen baik dari pihak BKKBN selaku penyelenggara program dan kelompok UPPKS selaku pihak pelaksana program dan tanggung jawab serta kerjasama yang baik seluruh tim pelaksana terutama antara pengurus kelompok UPPKS dan anggota UPPKS itu sendiri, maka program ini tidak mungkin dapat dilakukan dengan lancer dan tertib. 9. Dampak yaitu menunjukkan apakah sesuatu yang telah dilakukan itu benar-benar menimbulkan perubahan Dampak
dari
program
UPPKS
sendiri
adalah
semakin
meningkatnya kesehjahteraan dari masing-masing anggota UPPKS itu sendiri, dengan mendapatkan bantuan pinjaman modal maka commit to user setiap anggota UPPKS memiliki kesempatan untuk melakukan
106 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kegiatann usaha ekonomi produktif dengan cara membentuk usaha ekonomi kecil, pada kelompok UPPKS Menur 18 sendiri para anggotanya masing-masing memiliki usaha
sendiri ada yang
memiliki usaha jamur tiram, sambe pecel, usaha jahit, usaha karak, dan berjualan sayuran. Program UPPKS juga memiliki dampak lain yaitu memandirikan para anggotanya sehingga tidak terlalu bergantung pada penghasilan suami mereka
K. ANALISIS TEORI Talcoot Parson dalam bukunya Suharto (2005) membagi matra pemberdayaan menjadi tiga yaitu: d.
Aras mikro Dilakukan
individu
melalui
bimbingan
konseling,
stress
manajeman, krisis intervension .Tujuan dari hal ini adalah untuk melatih klien untik menjalankan tugas kehidupan dan sering disebut sebagai pendekatan yang bertugas pada tugas e.
Aras mezzo Dilakukan
pada
sekelompok
kelompok
sebagai
media
klien
dengan
menggunakan
intervensi.Strategi
ini
untuk
meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan dan sikapsikap klien agar kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi adalah dengan melakukan pendidikan dan pelatihan. f.
Aras Makro
commit to user
107 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sering disebut sebagai strategi system besar karena sasaran perubahan diarahkan pada system lingkungan yang lebih luas dengan
menggunakan
perencanaan
sosial,
strategi kampanye
perumusan aksi
kebijakan,
sosial,
lobbying,
pengorganrisasian masyarakat, dan manajemen konflik Pendekatan pemberdayaan masyarakat (Suharto, 2005: 67 – 68): f. Pemungkinan, menciptakan suasana potensi masyarakat yang berkembang secara optimal g. Penguatan, memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki masyarakat dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhannya h. Perlindungan
melindungi
kelompok
masyarakat
terutama
kelompok lemah agar tidak tertindas kelompok luas i. Penyokongan, memberikan bimbingan dan dukungan agar masyarakat
mampu
menjalankan
peran
dan
tugas-tugas
kehidupan. j. Pemeliharaan, memelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjadi keseimbangan distribusi kekuasaan antara berbagai kelompok dalam masyarakat. Dapat kita lihat bahwa program Pemberian Modal mencakup tiga aras yang disebutkan diatas seperti aras mikro, aras mezzo, dan aras commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
108 digilib.uns.ac.id
makro. Dapat kita lihat bahwa program Pemberian Modal mencakup tiga aras yang disebutkan diatas seperti aras mikro, aras mezzo, dan aras makro. Hal ini dapat dilihat pada ketiga aras seperti individu melalui bimbingan konseling, tujuan dari hal ini adalah untuk melatih klien untuk menjalankan tugas kehidupan dan sering disebut sebagai pendekatan yang berpusat pada tugas (aras mikro), meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap klien agar kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi adalah dengan melakukan pendidikan dan pelatihan (aras mezzo), strategi system besar karena sasaran perubahan diarahkan pada system lingkungan yang lebih luas dengan menggunakan strategi perumusan kebijakan, perencanaan sosial, kampanye aksi sosial, lobbying, pengorganisasian masyarakat dan manajemen konflik (aras makro).Hubungan ketiga aras tersebut dengan Program UPPKS tersebut juga disertai pembentukan kesepakatan, seleksi paguyuban keluarga sejahtera dan pengelolaan usaha yang baik. Dari ketiga aras tersebut yang paling tepat digunakan dalam pemberian modal bergulir adalah aras mezzo. Hal ini disebabkan pemberian modal bergulir tersebut diberikan kepada kelompok – kelompok dan masing – masing kelompok tersebut akan diketahui yang mana kelompok yang paling berhasil dan yang paling gagal dalam pelaksanaan program tersebut. Selain itu para penerima program tidak hanya diberikan modal tetapi mereka juga diberi ketrampilan seperti membuat proposal, commit to useratas modal yang diterima, serta membuat laporan pertanggungjawaban
109 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mereka
diberi
pelajaran
untuk
mengelola
pinjaman
dan
menggunakannya secara benar. Sedangkan
pendekatan
pemberdayaan
menurut
Suharto
meliputi 1) Pemungkinan, menciptakan suasana potensi masyarakat yang berkembang secara optimal. Dalam hal ini pemberian modal bergulir dapat meningkatkan kreatifitas orang – orang yang tidak mampu dalam mendapatkan modal tersebut dengan cara mencari atau mengembangkan usaha supaya dapat optimal. 2) Penguatan, memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki
masyarakat
memenuhi
dalam
kebutuhannya.
memecahkan Pemberian
masalah modal
dan
bergulir
dimaksutkan untuk membentu masyarakat untuk membuka suatu usaha yang nantinya dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga masalah ekonomi mereka dapat teratasi. 3) Perlindungan, melindungi kelompok masyarakat, terutama kelompok
lemah
agar
tidak
tertindas
kelompok
luas.
Pemberian modal bergulir ini dimaksudkan agar mereka masyarakat
miskin
yang
mendapatkan
bantuan
ini
perekonomian mereka dapat meningkat dan tidak terjadi kesenjangan yang mencolok. 4) Penyokongan, memberikan bimbingan dan dukungan agar commit to user masyarakat mampu menjalankan peran dan tugas – tugas
110 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kehidupan. Pemberian modal bergulir ini dimaksudkan untu memberikan dukungan terhadap masyarakat agar mampu menjalankan peranan dan tugas – tugas kehidupan. Dalam hal ini pemberian modal bergulir dapat memberikan dukungan dalam bentuk modal usaha.
Diharapkan dengan pinjaman
modal, masyarakat dapat membuat suatu usaha baru yang dapat digunakan
untuk
memenuhi
kebutuhannya.
Sehingga
masyarakat peminjam dapat berdaya dan tidak hanya sekedar mengharap bantuan orang lain, namun dengan hasil jerih payah sendiri 5) Pemeliharaan, memelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjadi keseimbangan distribusi kekuasaan antara berbagai kelompok dalam masyarakat. Dalam hal ini pemberian modal bergulir dijalankan agar para warga miskin tidak tersisihkan dan tidak terjadi kesenjangan dalam kehidupan bermasyarakat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya pada bab keempat ini dapat disimpulkan secara garis besar bahwa program UPPKS 1yang dilaksanakan di RW 18 Kelurahan Jebres, Kota Surakarta dapat dinyatakan berhasil dan berjalan sesuai rencana. Dampak yang diberikan program UPPKS terhadap para anggota kelompok UPPKS Menur 18 sendiri pun memberikan dampak yang cukup baik. Program UPPKS merupakan program pemberdayaan masyarakat dari pemerintah pusat yang berwujud pemberian modal pinjaman dengan bunga rendah ( 0,5%) dimksudkan untuk membentuk suatu kelompok UPPKS yang merupakan unit binaan BKKBN ditingkat akar rumput untuk kegiatan pemberdayaan ekonomi keluarga. Hanya keluarga dengan kategori pra sejahtera dan Keluarga sejahtera tingkat I dan juga ibu-ibu peserta KB yang diperbolehkan mengikuti. Lewat program UPPKS ini Kelurahan Jebres mampu mempunyai2 kelompok, diantaranya adalah Kelompok UPPKS Menur 18 yang bergerak di bidang produksi usaha jamur tiram dan usaha kecil lainnya. Program UPPKS dirasakan berjalan efektif karena mampu mengangkat sebagian besar criteria keluarga.
commit to user
111
112 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kelompok Menur 18 bersama anggotanya sangat menikmati manfaat yang didapat dari peminjaman modal usaha tersebut. Manfaat yang bisa didapat para pengelola dan anggota adalah : Mampu meningkatkan pendapatan keluarga untuk meningkatkan taraf hidup. Mampu dijadikan alternative pekerjaan sampingan dari pekerjaan utama
masyarakat
Kelurahan
Jebres
yang
kebanyakan
mengandalkan pendapatan dari gaji suami mereka saja. Mengembangkan potensi sumber daya manusia melalui cara – cara pengelolaan organisasi maupun cara mengelola usaha masingmasing anggota kelompok Menumbuhkan jiwa kewirausahaan. Akan tetapi di kelompok UPPKS Menur 18juga terdapat beberapa kendala dalam pengelolaannya. Beberapa kendala yang terjadi dan menjadi suatu masalah yang penting adalah bidang pemasaran. Usaha jamur tiram tidak dapat berkembang pesat dikarenakan masalah pemasaran yang kurang mendukung, karena usaha jamur tiram di Kelurahan tiram yang dikelola kelompok UPPKS Menur 18 dipasarkan hanya masuk di Balai kota Surakarta serta pasar-pasar sekitar dan sesekali masuk di event-event atau bazaar yang diadakan oleh pemkot. Masalah yang tidak bisa dianggap remeh adalah masalah pengembalian modal anggota yang terkadang sering seret setiap commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
113 digilib.uns.ac.id
bulannya da itu sering ditalangi dan ditutup – tutupi pembukuannya oleh para pengelola kelompok UPPKS.
B. IMPLIKASI 1. Implikasi Teoritis Seperti yang dikemukakan pada Bab III, bahwa untuk menilai sejauh mana keberhasilan program dalam bukunnya M.T Feurstein terdapat 9 indikator yang digunakan sebagai indikator keberhasilan, antara lain: Indikator Availabilitas, Indikator Relevansi, Indikator Accesabilitas, Indikator kebergunaan, Indikator Ketercakupan, Indikator kualitas, Indikator Usaha, Indikator Efisiensi, Indikator Dampak. Di dalam program UPPKS ini telah memenuhi hampir ke Sembilan indikator diatas bisa dikatakan bahwa program ini cukup berhasil dan memberikan dampak yang positif bagi anggota kelompok UPPKS Menur 18. Teori pemberdayaan oleh Talcoot Parson yang digunakan penulis untuk menganalisa data yang diperoleh. Parson membagi matra pemberdayaan menjadi 3 yaitu: Aras Mikro, Aras Mezzo, Aras Makro untuk memudahkan analisis di mana penulis menggunakan teori pemberdayaan Parsons dalam menganalisis dampak program terhadap masyarakat RW 18 Kelurahan Jebres khususnya peserta Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS). Disini penulis melihat bahwa Dari ketiga aras tersebut yang paling tepat digunakan dalam pemberian modal bergulir adalah aras mezzo. Hal ini disebabkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
114 digilib.uns.ac.id
pemberian modal bergulir tersebut diberikan kepada kelompok – kelompok dan masing – masing kelompok tersebut akan diketahui yang mana kelompok yang paling berhasil dan yang paling gagal dalam pelaksanaan program tersebut. Selain itu para penerima program tidak hanya diberikan modal tetapi mereka juga diberi ketrampilan seperti membuat proposal, membuat laporan pertanggungjawaban atas modal yang diterima, serta mereka diberi pelajaran untuk mengelola pinjaman dan menggunakannya secara benar. Dan dapat kita lihat bahwa program UPPKS memberikan dampak yang positif bagi para anggotanya.
2. Implikasi metodologis Penelitian yang dilakukan adalah penelitian analisis deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode evaluasi. Adapun fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana dampak Program UPPKS dalam upaya peningkatan ekonomi keluarga dalam menanggulangi kemiskinan dikota Sesuai dengan metode penelitian kualitatif ini, peneliti berperan sebagai instrumen dalam mencari dan mengumpulkan data lengkap, peneliti mencoba berinteraksi dengan masyarakat yang terlibat dengan para anggota kelompok UPPKS dan mengamati secara insentif pada subyek yang diteliti. Responden dipilih berdasarkan purposive sampling menurut tehnik snowball sampling. Dengan menggunakan tehnik ini, peneliti menggunakan pertimbangan bahwa responden yang diambil adalah yang memenuhi persyaratan untuk tujuan penelitian, yaitu commit to user
115 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
masyarakat yang dianggap paling mengetahui yang kemudian dipakai sebagai
responden.
Dengan
demikian
langkah
kedua
adalah
mewawancarai orang – orang yang telah disebut oleh informan pertama, kemudian yang ketiga kita dapat menarik responden jyang semakin lama semakin banyak. Untuk menganalisa data, penulis menggunakan analisa interaktif. Proses ini diawali dengan pengumpulan data dengan wawancara mendalam observasi. Karena data yang diperoleh penulis berkembang dalam sajian data yang naratif. Setelah pengumpulan data berakhir, tindakan peneliti selanjutnya adalah mencari kesimpulan dan verivikasi berdasarkan semua hal yang terdapat dalam pemilihan reduksi data dan sajian data. Secara metodologis, hasil penelitian akan mengungkap realitas secara mendalam sehingga memungkinkan
memberi
gambaran
realitas
mengenai
partisipasi
masyarakat di daerah KelurahanJebres Rw 18 sebagaimana adanya.
3. Implikasi empirik
Dampak yang dirasakan oleh para anggota kelompok UPPKS Menur 18 membuat para anggotanya menjadi lebih mandiri, yang dulunya sebagian besar anggota kelompok UPPKS hanya sebagai ibu rumah tangga biasa dengan adanya program ini maka para anggotanya mampu melaksanakan suatu kegiatan ekonomi produktif. commit to user
116 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Program UPPKS juga mampu meningkatkan pendapatan keluarga dengan cara kegiatan ekonomi produktif yang dilakukan oleh para anggotanya sehingga tingkat kesejahteraan para anggotanya pun meningkat.
Penulis juga menemukan beberapa hambatan yang dialami oleh para peserta UPPKS di Kelurahan Jebres. Hal – hal yang menjadi hambatan tersebut adalah masalah jumlah pinjaman modal yang relatif sedikit sehingga agak sulit untuk para anggota mengembangkan usaha mereka. Selain masalah keterbatasan modal ada masalah lain yang dialami oleh para anggota Menur 18 yaitu masalah manajemen pemasaran hasil produk dan juga pengemasan hasil produk yang baik. Kendala yang lain selain masalah pemasaran hasil produksi adalah kendala di bidang penyetoran atau pengembalian modal pinjaman dari para anggota UPPKS,terkadang ada beberapa anggota UPPKS yang telat atau tidak tepat waktu dari tanggal yang telah ditentukan dalam mengembalikan modal usaha yang telah diberikan,sehingga untuk mengatasi masalah ini para pengurus yang terdiri dari ketua,sekretaris,dan bendahara terpaksa menalangi dulu dalam melakukan setoran ke bank.
C. SARAN Dengan memperhatikan hasil penelitian yang didapat, penulis berusaha mengajukan saran, yang diharapkan saran tersebut dapat berguna commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
117 digilib.uns.ac.id
sebagai masukan untuk pelaksanaan selanjutnya. Adapun saran tersebut antara lain : Untuk program UPPKS yang sudah berjalan dan berakhir pada tahun pada tahun 2010 ini sebaiknya dari Pemerintah Pusat sendiri menggalakan atau mengadakan program ini lagi karena program ini dirasakan cukup efektif dalam rangka untuk meningkatkan kesejahtearaan keluarga dan juga membantu dalam rangka meningkatkan perekonomian atau pendapatan keluarga. Dalam usaha pengelolaan kelompok UPPKS yang baik yaitu meliputi usaha pemasaran hasil industry harus lebih ditingkatkan lagi dengan cara mencari tempat-tempat atau pangsa pasar yang baru untuk hasil pemasaran sehingga para anggota dan para pengurus tidak kesulitan untuk memasarkan hasil penelitian. Melakukan seleksi dalam perekrutan menjadi anggota UPPKS sehingga yang menjadi anggota UPPKS benar-benar anggota yang berkompeten yang mampu menjalankan segala kewajiban sebagai anggota seperti mampu menjalankan dan menggerakkan kegiatan produksi yang dilakukan dan juga mampu membayar angsuran pinjaman yang telah diiberikan sehingga akan tercipta iklim atau kondisi usaha yang baik dalam kelompok UPPKS Melakukan pembinaan yang dapat memberdayakan keluarga melalui pemberian informasi, commit to user menambah pengetahuan dan
118 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
keterampilan serta kesempatan penggunaan teknologi tepat guna untuk mengembangkan usaha ekonomi keluarga yang produktif dan hasil produksi yang dihasilkan juga lebih meninngkat
commit to user