1
DINAMIKA KEMISKINAN DAN PENGUKURAN KERENTANAN KEMISKINAN DALAM UPAYA MELINDUNGI ANAK-ANAK DARI DAMPAK KEMISKINAN (Studi Kasus pada Rumah Tangga di Pulau Jawa Tahun 2008-2010)
Armelia Zukma Kumala, S. S. T.; Haerani Natali Agustini, Ph. D.; Rais, S. S. T. (BPS, South Sulawesi)
Child Poverty and Social Protection Conference 10–11 September 2013
Tahun 2010, sebanyak 31,02 juta penduduk Indonesia merupakan penduduk miskin (13,33%), BPS (2010) Kemiskinan bersifat dinamis serta merupakan fenomena stokastik (Chaudhuri, 2003) Banyak penduduk yang meskipun tidak miskin, tetapi rentan terhadap kemiskinan (Suhariyanto, 2009) Fenomena kemiskinan ternyata tidak hanya memberikan dampak negatif bagi orang dewasa saja, tetapi juga pada anak-anak. Dampak kemiskinan pada anak bersifat kerusakan jangka panjang. Kemiskinan yang membelit keluarga membuat peran anak-anak dalam keluarga bergeser. Anak merupakan penerus bangsa dan aset berharga yang perlu dijaga baikbaik kelangsungan hidupnya.
Thorbecke (2004): Masalah kemiskinan dinamika kemiskinan kemiskinan dan kerentanan World Bank Institute (2002) mendefinisikan kerentanan sebagai peluang atau risiko menjadi miskin atau jatuh menjadi lebih miskin pada waktu-waktu mendatang Pengukuran kerentanan kemiskinan tidak sama dengan pengukuran kemiskinan.
Pengukuran kerentanan kemiskinan merupakan pengukuran ex ante, yaitu pengukuran terhadap sesuatu yang belum terjadi, sehingga strategi yang disusun diharapkan dapat mencegah terjadinya kemiskinan (Dercon, 2002) Chaudhuri (2003) menekankan dibutuhkannya pengukuran kerentanan kemiskinan tidak hanya karena kerentanan adalah sebuah dimensi yang tidak dapat dipisahkan dari kesejahteraan, tetapi juga karena pengukuran ini memiliki fungsi penting, yaitu : • menginformasikan rancangan strategi ke depan (forward-looking) penanggulan kemiskinan • menyoroti perbedaan antara pencegahan kemiskinan dan intervensi pengentasan kemiskinan • menjelaskan adanya risiko dalam dinamika kemiskinan.
Metodologi Sumber Data
• Data mentah Susenas Panel 2008,2009, dan 2010, Badan Pusat Statistik (BPS) • Data mentah Pendataan Podes 2008, BPS • Berbagai publikasi BPS
Matching Data
• Dilakukan matching data Susenas Panel 2008-2010 dan data Podes, diperoleh rumah tangga match sebanyak 13.999 (perkotaan) dan 14.138 (perdesaan)
Metode Analisis
• Dinamika kemiskinan dan karakteristik kemiskinan anak pada rumah tangga rentan miskin: Analisis Deskriptif • Pengukuran Kerentanan Kemiskinan: Analisis Inferensia (Model Regresi Data Panel dengan Pendekatan Random Effect) serta analisis lanjutan
Tahapan Pengukuran Kerentanan Kemiskinan Sampel acak Sampel acak rumah tangga tangga rumah Permodelan pengeluaran Permodelan pengeluaran konsumsi per konsumsi pertangga kapita kapita rumah rumah tangga
Estimasi nilai harapan dan varian pengeluaran per kapita rumah tangga
Penghitungan GK Pulau Jawa serta Estimasi GK 2011 dengan Model Regresi Double Log
Penghitungan peluang jatuh miskin pada tahun mendatang
Tidak
Tidak rentan miskin
Apakah lebih dari atau sama dengan fraksi kemiskinan?
Ya
Rentan miskin
Pergeseran Status Kemiskinan Rumah Tangga Kondisi Maret 2010 Kondisi Maret 2009
Perkotaan
Perdesaan
(1) Miskin Hampir Miskin Hampir Tidak Miskin Tidak Miskin Miskin Hampir Miskin Hampir Tidak Miskin Tidak Miskin
Miskin (< GK)
Hampir Miskin (1-1,25 GK)
Hampir Tidak Miskin (1,25-1,5 GK)
Tidak Miskin (> 1,5 GK)
Total
(2) 44,5 20,3 8,9 1,5 44,2 20,2 10,3 3,8
(3) 24,7 27,2 17,5 3,0 23,84 28,2 20,7 8,6
(4) 13,1 20,1 22,2 5,3 11,32 17,7 20,8 10
(5) 17,7 32,4 51,4 90,3 20,64 33,9 48,2 77,6
(6) 100 100 100 100 100 100 100 100
Estimasi Kerentanan Kemiskinan Rumah Tangga Tahun, jumlah, dan persentase
Perkotaan
Perdesaan
(1)
(2)
(3)
Jumlah
1.344.754
5.279.606
Persentase
8,2
30,4
Jumlah
1.847.481
8.249.573
Persentase
10,9
46,1
Jumlah
2.056.044
6.742.476
Persentase
10,4
44,0
2008 2009
2010
Persentase Rumah Tangga Rentan Miskin Menurut Keberadaan Anak yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan Daerah Tahun 2008-2010 80.00%
72.56%
72.50%
68.54%
68.56%
66.09%
66.09%
70.00% 60.00%
50.00% 40.00%
27.50%
27.44%
31.46%
33.91%
31.44%
33.91%
30.00% 20.00% 10.00% .00% Perkotaan
Perdesaan 2008
Perkotaan
Tahun dan Daerah
Perdesaan 2009
Ada Keluhan Kesehatan Daerah Tahun Tidak Mampu Berobat Jalan
Perkotaan
Perdesaan 2010
Tidak ada keluhan kesehatan
2008
Perdesaan 2009
2010
27.81%
23.89%
23.85%
Perkotaan 2008 2009 21.55%
2010
23.42% 22.54%
Persentase Rumah Tangga Rentan Miskin Menurut Keberadaan Anak yang Tidak Menerima Imunisasi Lengkap dan Daerah Tahun 2008-2010 89.38%
88.33% 90.00% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 11.67% 20.00% 10.00% .00%
88.25%
86.53%
89.88%
87.80%
Imunisasi lengkap
10.63%
Perkotaan
11.75%
13.47%
Perdesaan Perkotaan
2008
Tahun dan Daerah
10.12%
12.20%
Perdesaan Perkotaan
2009
Daerah Tahun Persalinan Tanpa Tenaga Medis
Imunisasi tak lengkap
Perdesaan
2010 Perdesaan 2008 2009 2010 21.31%
16.86%
15.80%
2008
Perkotaan 2009
2010
14.88%
12.57%
9.72%
Persentase Rumah Tangga Rentan Miskin Menurut Keberadaan Anak Putus Sekolah dan Wilayah Tahun 2008-2010 94.00% 93.58% 93.50% 93.43% 92.50% 92.19% 100.00% 90.00% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 6.00% 7.50% 6.57% 7.81% 6.50% 6.42% 20.00% 10.00% .00% Perkotaan Perdesaan Perkotaan Perdesaan Perkotaan Perdesaan 2008
Tahun dan Daerah
Daerah Tahun Pekerja Anak Pernikahan Anak
2009
2008 3.21% 0.34%
Putus Sekolah Tidak Putus Sekolah
2010 Perdesaan 2009 2.22% 0.28%
2010 2.34% 0.40%
2008 1.90% 0.24%
Perkotaan 2009 1.18% 0.27%
2010 1.14% 0.21%
Rekomendasi Kebijakan • Program-program yang telah ada perlu terus dievaluasi.
• Program-program pemberdayaan masyarakat yang bersifat memandirikan perlu lebih digiatkan lagi. • Perlu memberi perhatian khusus pada anak dalam rangka pengentasan kemiskinan. • Himbauan pada masyarakat untuk ikut serta memberantas kemiskinan.