eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2015, 3 (4): 721- 730 ISSN 0000-0000, ejournal.hi.fisip-unmul.org © Copyright 2015
DAMPAK PROGRAM BEGIN JAPANOLOGY TERHADAP PENINGKATAN CITRA JEPANG Gilang Mukti Rukmana Abstrak Begin Japanology program is a documentary program under broadcast copyright of Nippon Hoso Kyokai (NHK), as one of the biggest broadcast television of Japan. Begin Japanalogy dedicated to introduce diversity in Japan and as media of Japan image’s improvement across international affair. The author has choose three countries, Indonesia, Malaysia, Philippines as the focus subjects of this research to find and indicates the cultural, tourism and education progress towards the mentioned countries by Begin Japanology program and Japan's overall image. In each research of those countries, the author found some influencing factors which indicate positive responses regarding Begin Japanology program. The result showed that Begin Japanlogy program has an impact into Japan images in three aspect,which are; positive trends of Japan ethnic‘s proliferation, improvement of foreign tourism, and become effective educational media about Japan. Kata Kunci: Begin Japanology, NHK, Image of Japan Pendahuluan Jepang merupakan sebuah negara di wilayah bagian Asia Timur berbatasan dengan Korea Utara, Korea Selatan, dan Taiwan. Pulau-pulau paling besar adalah, dari dari utara ke selatan, Hokkaido, Honshu (pulau terbesar), Shikoku dan Kyushu. Beberapa pulau-pulau kecil berada di dekat keempat pulau-pulau ini, termasuk sebuah kelompok pulau-pulau kecil yang berada di sebelah selatan di Okinawa. Jepang terletak diantara 126o BT- 146o BT dan 26o LU- 47o LU. Walaupun memiliki demografis yang kecil, Jepang memiliki banyak potensi di dalam negaranya, termasuk potensi sumber daya manusianya, keanekaragaman budaya tradisional dan kontemporer yang khas, cita rasa kuliner yang unik, serta kemajuan teknologi dan informasi yang pesat. Potensi yang dimiliki Jepang tersebut menjadikan Jepang sebagai negara yang memiliki daya tarik tersendiri oleh masyarakat internasional. Jepang juga terkenal akan ketahanan tradisi dan budaya yang kuat dan berlangsung terus menerus hingga sekarang. Di zaman globalisasi yang semakin kompetitif, setiap negara-negara di dunia bersaing untuk menjadi yang terbaik di hadapan negara lain. Hal ini berkaitan dengan upaya masing-masing negara untuk menunjukan sisi positif
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 3, Nomor 4, 2015: 710 - 730
sebagai citra suatu bangsa kepada masyarakat lokal maupun masyarakat internasional. Penggunaan media soft power menjadi pendekatan yang populer digunakan banyak aktor internasional pada masa pasca Perang Dunia II dan pasca Perang dingin. Soft power menjadi tool utama diplomasi modern yang disebut soft diplomacy. Kecenderungan pelaksanaan soft diplomacy dengan menggunakan aplikasi soft power dianggap efektif dan efisien sehingga mudah untuk dilakukan tanpa harus menelan korban dan menghabiskan biaya besar. Seiring berubahnya paradigma aktor hubungan internasional, pelaksanaan soft diplomacy melibatkan berbagai kalangan aktor non-Pemerintahan. Oleh karena itu, soft diplomacy merupakan bentuk nyata dari penggunaan instrumen selain tekanan politik, militer dan tekanan ekonomi yakni dengan mengedepankan unsur budaya, teknologi, serta pendidikan dalam kegiatan diplomasi. Pada akhirnya, banyak negara-negara di seluruh dunia menggunakan pendekatan ini termasuk Jepang sebagai salah satu negara yang maju di wilayah Asia dan berpengaruh penting dalam sistem globalisasi dunia masa kini. Dalam perkembangannya, Soft power menjadi tool utama diplomasi modern yang disebut soft diplomacy. Kecenderungan pelaksanaan soft diplomacy dengan menggunakan aplikasi soft power dianggap efektif dan efisien sehingga mudah untuk dilakukan tanpa harus menelan korban dan menghabiskan biaya besar. Alasan Jepang menggunakan soft power di dalam diplomasinya adalah agar Jepang dapat mudah diterima di kalangan internasional baik itu dari masyarakat maupun pemimpin di suatu negara. Hal ini berkaitan dengan upaya Jepang dalam memperbaiki dan mengubah hubungan dengan negara- negara di dunia pada situasi pasca perang menjadi lebih baik. Jepang memiliki banyak potensi di dalam negaranya, termasuk potensi sumber daya manusianya, keanekaragaman budaya tradisional dan kontemporer yang khas, cita rasa kuliner yang unik, serta kemajuan teknologi dan informasi yang pesat. Potensi yang dimiliki Jepang tersebut menjadikan Jepang sebagai negara yang memiliki daya tarik tersendiri oleh masyarakat internasional. Potensi-potensi tersebut digunakan Jepang sebagai alat soft diplomacy Jepang serta sebagai media promosi Jepang di kalangan masyarakat internasional guna menghadapi tantangan globalisasi dunia. Dewasa ini media berperan penting bagi kekuatan sebuah negara. Media adalah sebuah kekuatan yang dapat digunakan untuk mempercepat jalannya sebuah transformasi di sebuah negara. Keberadaan media sangat penting untuk menyampaikan dinamika politik yang terjadi kepada masyarakat baik itu terhadap masyarakat lokal maupun masyarakat internasional. Memahami arti penting media bagi sebuah negara, Jepang pun menggunakan media sebagai sarana aplikasi soft power Jepang dalam upaya meningkatkan citra Jepang.
722
Dampak Program Begin Japanology Terhadap Citra Jepang (Gilang Mukti R)
Melalui Nippon Hoso Kyokai (NHK), Jepang mengenalkan berbagai keberagaman yang terdapat di Jepang terhadap seluruh dunia. NHK merupakan salah satu stasiun televisi terbesar Jepang yang menjadi kebanggaan masyarakat Jepang dan menjadi perwakilan Jepang dalam media internasional. Kerjasama antara pemerintah Jepang dan NHK dalam mewujudkan peningkatan citra Jepang terhadap masyarakat internasional dikemas dalam program televisi yang diproduksi oleh NHK yaitu Begin Japanology. Tulisan ini akan menjelaskan dampak program Begin Japanology terhadap peningkatan citra Jepang di dunia internasional. Kerangka Dasar Teori Diplomasi Publik Diplomasi publik merupakan proses ‘naik-turun’ selama ‘diplomasi manusia’ (warga negara atau aktor non-pemerintah) berlangsung dan ‘diplomasi virtual’ sebagai produk dari revolusi komunikasi global yang saat ini bertindak sebagai penunjang diplomasi tradisional yang terjadi diantara pemerintah. Adapun pemahaman tentang diplomasi publik baru yang dijalankan melalui aktor internasional, yang berarti tidak hanya pemerintah tapi juga Non-Govermental Organizations, Jasa pengiklan, bahkan individu. Dalam diplomasi publik terdapat 2 prinsip dasar. Pertama, diplomasi publik bersifat transparan dan disebarluaskan, dimana diplomasi yang resmi lebih bersifat tertutup dan penyebarannya terbilang terbatas. Kedua, diplomasi publik disebarkan oleh pemerintah secara luas, atau dengan kata lain disebarkan kepada masyarakat umum. Terdapat 5 elemen penting dalam diplomasi publik, yaitu: 1. Listening. Listening merupakan suatu kondisi dimana aktor dalam hubungan internasional (aktor individu maupun kelompok) mengatur lingkungan internasional yang ada dengan cara mengumpulkan serta menyusun data tentang opini masyarakat lokal dan masyarakat internasional kemudian menggunakan data-data tersebut untuk menentukan kembali kebijakan atau memperluas pendekatan diplomasi publiknya. 2. Advocacy. Di dalam diplomasi publik advocacy ialah peran yang dilakukan aktor internasional untuk mengatur lingkungan internasionalnya dengan cara mengontrol aktivitas komunikasi internasional dengan tujuan secara aktif mempromosikan kebijakan tertentu, Ideologi, maupun kepentingan umum aktor tersebut kepada seluruh pihak masyarakat internasional. 3. Cultural Diplomacy. Cultural diplomacy adalah posisi aktor internasional dalam mengatur lingkungan internasional dengan membuat unsur-unsur budaya serta pencapaian suatu negara dikenal dan diketahui hingga ke luar negeri atau dengan cara memfasilitasi terjadinya penyebaran budaya. 723
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 3, Nomor 4, 2015: 710 - 730
4. Exchange Diplomacy. Exchange diplomacy dilakukan oleh aktor internasional dalam mengatur lingkungan internasional dengan mengirimkan warga negaranya dan juga menerima warga negara yang berasal dari luar negeri dalam periode tertentu untuk belajar atau dapat juga dikatakan sebagai akulturasi. 5. International News Broadcasting. International news broadcasting merupakan cara yang dilakukan oleh aktor internasional suatu negara untuk mengatur lingkungan internasional menggunakan teknologi radio, televisi, dan internet agar dapat mempererat hubungan dengan masyarakat luar negeri. INB praktis dapat dilakukan bersama dengan fungsi/metode diplomasi publik yang lain termasuk mendengarkan sekaligus memantau penelitian di masyarakat, advocacy/ editorial informasi kerja atau penyiaran kebijakan, diplomasi kultural dalam kontennya sebagai sebuah kultur/budaya, dan pertukaran program yang dilakukan antara penyiar satu dengan penyiaran yang lain. Melalui diplomasi publik, pemerintah berharap bahwa upaya diplomasi akan berjalan lebih efektif dan memberikan dampak yang lebih luas dan besar pada politik luar negeri negaranya. Di samping itu, pemerintah pun berharap bahwa keterlibatan publik ini dapat membuka jalan bagi negosiasi yang dilakukan wakil-wakil pemerintah sekaligus dapat memberikan masukan dan cara pandang yang berbeda dalam memandang suatu masalah dalam kelancaran politik luar negerinya. Komunikasi Internasional Komunikasi memberikan pengaruh besar dalam sistem kehidupan hubungan antar umat manusia di seluruh dunia. Komunikasi merupakan suatu interaksi yang dilakukan oleh antar kelompok maupun antar individu untuk menyampaikan pesan-pesan dan berbagai informasi dalam upaya mencapai tujuan tertentu. Komunikasi itu sendiri berkembang seiring kemajuan zaman dan dampak dari globalisasi. Dari komunikasi yang sifatnya terbatas di suatu wilayah tertentu, kini komunikasi memungkinkan dilakukan tanpa batasan ruang, waktu, maupun kawasan antar negara. Hal tersebut dikenal sebagai istilah komunikasi internasional. Komunikasi internasional adalah komunikasi yang interaksi dan ruang lingkupnya bersifat lintas batas negara serta berlangsung di antara orang-orang yang berbeda kebangsaan. Komunikasi internasional memiliki beberapa fungsi, yaitu: 1. Mendinamiskan hubungan (internasional) yang terjalin antara dua negara atau lebih serta hubungan di berbagai bidang antara kelompok masyarakat yang berbeda negara atau berbeda kebangsaan (kewarganegaraan). 2. Membantu atau menunjang upaya-upaya pencapaian tujuan hubungan internasional dengan meningkatkan kerjasama internasional serta menghindari 724
Dampak Program Begin Japanology Terhadap Citra Jepang (Gilang Mukti R)
terjadinya konflik atau kesalahpahaman baik antara pemerintah (government to government) maupun antara penduduk dengan penduduk (people to people). 3. Merupakan teknik untuk mendukung pelaksanaan politik luar negeri bagi masing-masing negara atau untuk memperjuangkan pencapaian kepentingankepentingannya di negara-negara lain. Komunikasi internasional erat hubungannya dengan bidang ataupun media jurnalistik. Dari perspektif jurnalistik, komunikasi internasional dapat dijelaskan sebagai komunikasi yang dilakukan komunikator yang mewakili suatu negara untuk menyampaikan pesan-pesan yang berkaitan dengan berbagai kepentingan negaranya kepada komunikan yang mewakili negara lain dengan tujuan untuk memperoleh dukungan, bantuan, dan kerja sama, melalui berbagai media komunikasi atau media massa internasional. Komunikasi internasional bersifat Mass Mediated Communication (MMC) dimana fokus perhatiannya lebih kuat dalam membahas isu-isu politik, ekonomi, dan kebudayaan serta pemanfaatan jaringan media internasional. Kegiatan komunikasi internasional berbasis perspektif jurnalistik biasanya dilakukan melalui media cetak dan media elektronik berupa pertukaran informasi tentang peristiwa internasional untuk mempengaruhi opini publik internasional, menemukan peluang bisnis, atau mendorong upaya kerja sama. Pada komunikasi internasional, dalam menjalankan strategi komunikasi, komponen-komponen perlu mendapat perhatian yang sangat cermat dan tepat karena target khalayak sasarannya banyak. Aplikasi strategi dalam komunikasi yang harus diperhatikan, antara lain: 1. Who (siapa sumbernya) 2. Says What ( apa yang disampaikan) 3. In Which Channel ( melalui media apa) 4. To Whom (siapa sasarannya) 5. With what effect (apa pengaruhnya) Metodologi Penelitian Inti tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk menjelaskan bagaimana program Begin Japanology sebagai sebuah program televisi memiliki dampak yang signifikan bagi peningkatan citra Jepang di dunia internasional. Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut, penulis menggunakan tipe penelitian Kausalitas, yaitu hubungan sebab-akibat antara program televisi yang dibuat oleh NHK, Begin Japanology yang berdampak pada upaya peningkatan citra Jepang. Jenis data yang dipakai yaitu jenis data sekunder, yang merupakan data yang diperoleh dari buku-buku dan artikel-artikel di internet yang erat kaitannya dalam mengumpulkan data untuk mengetahui dampak Begin Japanology terhadap peningkatan citra Jepang. Teknik pengumpulan data dari penelitian ini adalah tinjauan pustaka dan online library research yang bersumber dari buku-buku dan internet yang relevan dengan 725
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 3, Nomor 4, 2015: 710 - 730
penulisan ini. Sedangkan teknik analisa data dalam penelitian ini adalah teknik kualitatif yaitu dengan menganalisis data sekunder dan kemudian menggunakan teori sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan kejadian yang sedang diteliti. Pembahasan Dari penelitian yang dilakukan penulis, hasil penelitian menjelaskan bahwa program Begin Japanology berdampak terhadap 3 faktor yaitu; munculnya trend serta respon positif terkait proliferasi budaya Jepang di dunia internasional, peningkatan kunjungan wisatawan asing ke Jepang, dan Begin Japanology sebagai media pembelajaran yang efektif tentang Jepang di dunia internasional. Trend Positif Proliferasi Budaya Jepang di Dunia Internasional Program Begin Japanology merupakan program yang mengenalkan tentang berbagai keberagaman yang ada di Jepang termasuk kebudayaan Jepang. Kebudayaan Jepang yang sudah terkenal misalnya budaya origami, ikebana, ataupun upacara minum teh khas Jepang diperkenalkan secara lebih mendalam melalui program Begin Japanology. Selain mengenalkan budayabudaya tradisional yang sudah cukup populer, program Begin Japanology menjadi lebih istimewa karena juga mengenalkan budaya-budaya tradisional dan modern yang jarang diketahui atau kurang terkenal di kalangan masyarakat dunia Sebagai contoh budaya shamisen ataupun kabuki dimana hanya sebagian masyarakat saja yang mengetahuinya. Terlepas dari pengenalan budaya tradisional Jepang, Program Begin Japanology juga membahas tentang perkembangan budaya modern. Salah satu episode dalam Begin Japanology membahas secara terperinci tentang penggunaan vending Machine sebagai alat yang memudahkan bagi seluruh cakupan kebutuhan masyarakat Jepang. Vending Machine menjadi bagian dari perkembangan budaya modern Jepang yang saat ini telah menjadi bagian yang cukup penting dalam keseharian masyarakat Jepang. Masyarakat Jepang dituntut memiliki kehidupan serba cepat dan mengandalkan kepraktisan. Begin Japanology sebagai media yang mengenalkan berbagai budayabudaya yang ada di Jepang kepada masyarakat internasional memudahkan misi Jepang dalam memperkuat eksistensinya dalam mempertahankan citra budayanya di mata dunia. Begin Japanology yang merupakan sebuah program televisi sifatnya mudah dicerna bagi pemirsa dalam mendapatkan informasi. Visualisasi serta penjelasan secara interaktif dari program tersebut pada akhirnya akan menarik perhatian masyarakat internasional untuk mengenal lebih banyak budaya-budaya yang terdapat di Jepang. Selain itu, budaya Jepang sejauh ini dirasakan mulai berkembang dan cukup melekat dalam dinamika kehidupan masyarakat internasional. Hal tersebut dinilai oleh penulis sebagai 726
Dampak Program Begin Japanology Terhadap Citra Jepang (Gilang Mukti R)
alasan kuat tentang Begin Japanology menjadi media signifikan bagi peningkatan kebudayaan Jepang di mata internasional. Di Indonesia, kuliner Jepang yang unik dan khas mulai digemari oleh masyarakat lokal. Konsumsi makanan khas Jepang seperti sushi, ramen, ataupun soba oleh masyarakat Indonesia bukan lagi merupakan barang langka. Hal ini semakin didukung dengan banyaknya dibangun restoran ala Jepang yang menyediakan berbagai sajian kuliner khas Jepang, sehingga memudahkan masyarakat dalam mendapatkan makanan-makanan khas Jepang tersebut tanpa harus pergi ke Jepang. Di samping itu, seringnya diadakan pameran maupun festival budaya Jepang di dalam negeri menjadi bukti bahwa budaya Jepang diterima di kalangan masyarakat. Berbagai sajian kebudayaan Jepang dalam festival tersebut ditujukan agar budaya Jepang lebih dapat dikenal oleh banyak lapisan masyarakat. Secara langsung, dengan diadakannya festival budaya Jepang, misi Jepang dalam mengenalkan berbagai kebudayaannya maupun memperkuat eksistensi budayanya di negara lain telah terepresentasikan dengan tepat sasaran. Di Malaysia, budaya kuliner Jepang sudah akrab dengan masyarakat lokal sejak lama. Hal ini dibuktikan dengan salah satu pusat perbelanjaan yang terkenal di Malaysia, Pavilion Mall, yang mana pada lantai 1 tersedia berbagai restoran Jepang serta Japanese Store yang menjual berbagai pernak-pernik atau berbagai barang khas Jepang. Selain itu, di Malaysia sering diadakan event tahunan dalam rangka memperkenalkan ikon tokoh kartun atau superhero dari Jepang, seperti Doraemon dan Ultraman. Sedangkan di Philipina, akulturasi budaya antara Jepang dan Philipina terwujud dengan adanya budaya yang dikenal dengan istilah Mix Filipino. Mix Filipino merupakan istilah yang digunakan dalam mengungkapkan hubungan antara orang Jepang dan orang Philipina yang menikah. Peningkatan Kunjungan Wisatawan Asing ke Jepang Berkat parawisatanya, Jepang menjadi salah satu negara destinasi favorit wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Objek wisata di Jepang sangat beragam, mulai dari bangunan kuil yang masih terjaga dengan baik, bangunan-bangunan modern yang futuristik, suasana panorama alam yang berbeda di setiap musim, hingga objek wisata kuliner Jepang yang unik dan khas. Dari keberagaman wisata yang tersaji di Jepang, hal tersebut menjadi alasan yang kuat bagi para wisatawan untuk mengunjungi Jepang dan mengeksplorasi setiap objek wisatanya. Begin Japanology dalam beberapa episode mengenalkan tentang parawisata Jepang. Tidak hanya sebatas memberikan penjelasan tentang wisatanya, namun dalam program Begin Japanology tayangan yang disajikan kepada pemirsa berupa pemaparan objek wisata dengan visualisasi berkualitas tinggi dan penjelasan yang ringan namun tetap informatif, sehingga
727
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 3, Nomor 4, 2015: 710 - 730
memudahkan pemirsa dalam mencerna informasi dan mendapatkan penggambaran yang cukup jelas akan berbagai objek wisata di Jepang. Begin Japanology menjadi media penunjang untuk membuat parawisata Jepang menjadi lebih stabil bahkan dapat berkembang lebih baik. Program Begin Japanology secara tidak langsung membantu mengenalkan parawisata Jepang ke seluruh masyarakat internasional, sekaligus dapat menarik perhatian wisatawan untuk tidak sebatas melihat Jepang dari media audiovisual tetapi dapat langsung berkunjung ke Jepang. Sebagai pembuktian Begin Japanology menjadi media yang ikut serta dalam upaya peningkatan kunjungan wisatawan asing ke Jepang, peneliti telah melakukan perbandingan kunjungan turis asing yang berkunjung ke Jepang sebelum dikeluarkannya program dan setelah adanya program Begin Japanology. Hasilnya, pada tahun 2005 sampai tahun 2007, jumlah wisatawan asing ke Jepang berada pada posisi normal. Namun setelah adanya program Begin Japanology yang dimulai pada tahun 2008 hingga 2013, jumlah wisatawan asing tersebut meningkat setiap tahunnya. Peningkatan jumlah wisatawan ini bukannya berjalan tanpa hambatan, pada tahun 2009 wabah flu burung terjadi di Jepang. Kemudian pada tahun 2011 Jepang mengalami musibah tsunami. Kedua kejadian tersebut mengakibatkan menurunnya angka wisatawan, namun grafik kembali mengalami peningkatan pada tahun 2012 dan 2013. Media Pembelajaran Efektif Tentang Jepang di Dunia Internasional Menurut analisis penulis, program Begin Japanology memiliki dampak yang mengarah terhadap bidang pendidikan. Program Begin Japanology memiliki keterkaitan dengan pendidikan karena pada tayangan tersebut memiliki konten yang membuat pemirsa belajar, dimana belajar merupakan sebuah usaha memperoleh wawasan, informasi, dan ilmu. Contoh dari keterkaitan program Begin Japanology dan pendidikan terdapat dalam episode ganggang laut, dimana dalam episode tersebut terdapat penjelasan yang memberikan informasi spesifik tentang klasifikasi ganggang laut yang terdapat di Jepang. Terdapat juga penjelasan tentang manfaat lain dari ganggang laut yaitu selain dapat sebagai bahan konsumsi ganggang laut dapat dibudidayakan dan dapat menjadi suatu karya seni yang unik. Program Begin Japanology dalam setiap episodenya memasukan konten sejarah. Begin japanology menjadi tayangan edukatif yang tidak hanya menjabarkan kondisi faktual, namun dimbangi dengan pengenalan akan proses perkembangan dari yang mulanya sangat konvensional dan tradisional menjadi futuristik dan modern mengikuti perkembangan zaman. Bukti dari peningkatan citra Jepang di bidang pendidikan adalah antusiasme masyarakat internasional yang semakin berkembang dalam mempelajari bahasa Jepang. Selain itu, dengan tersedianya pembahasan akan sejarah Jepang pada program Begin Japanology, semakin menambah 728
Dampak Program Begin Japanology Terhadap Citra Jepang (Gilang Mukti R)
keingintahuan masyarakat asing untuk lebih mendalami serta memahami akan berbagai sejarah Jepang. Seperti yang dituliskan sebelumnya, berhubungan dengan Begin Japanology sebagai media pembelajaran efektif tentang Jepang bagi masyarakat internasional, dalam hal ini yang dimaksud sebagai media efektif ialah Begin Japanology sebagai media yang tepat sasaran bagi masyarakat yang ingin mempelajari Jepang secara mendalam. Program Begin Japanology dibuat dalam konten tayangan dokumenter yang atraktif serta informatif, sehingga memudahkan pemirsa untuk menyerap informasi yang disajikan oleh program tersebut. Di sisi lain, program ini dikatakan efektif karena dalam penyajiannya pemirsa sudah mendapatkan informasi yang lengkap tentang sebuah topik tertentu hanya dengan menyaksikan tayangan secara keseluruhan tanpa harus menonton kembali tayangan yang terpisah dengan topik bahasan yang sama. Kesimpulan Melihat dari upaya Jepang dalam rangka meningkatkan citranya di dunia internasional, melalui Begin Japanology, Jepang dinilai berhasil dalam memperbaiki sekaligus mempertahankan citra positifnya. Aplikasi soft diplomacy dalam bentuk media komunikasi internasional berupa program televisi menjadikan Jepang sukses menjalankan kepentingan luar negerinya dan meningkatkan bargaining positionnya terhadap negara lain. Dampak yang dihasilkan dari Begin Japanology melalui 3 sektor penting; kebudayaan, parawisata, dan pendidikan membuat Jepang mendapatkan perhatian khusus oleh masyarakat internasional. Pada akhirnya, Jepang menggunakan Begin Japanology selain sebagai media peningkatan citra, Begin Japanology juga berperan dalam menyebarkan kebudayan Jepang, meningkatkan daya tarik parawisata Jepang, dan sebagai sarana hiburan yang edukatif dan informatif bagi masyarakat internasional yang ingin mengenal lebih dalam tentang keberagaman Jepang melalui sudut pandang yang berbeda. Daftar Pustaka Literatur Buku : Ardianto, Elvinaro,dkk. 2009. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar Edisi Revisi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media Beasley, W.G. 2001. Pengalaman Jepang. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Rudy May T. 2005. Komunikasi & Hubungan Masyarakat Internasional. Bandung: PT Refika Aditama Shoelhi, Mohammad. 2009. Komunikasi Internasional: Perspektif Jurnalistik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media E-Book: 729
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 3, Nomor 4, 2015: 710 - 730
Cull J. Nicholas. 2008. Public Diplomacy: Taxonomies and Histories. New York: Cambridge University Press Jr, Wolf, Charles dan Brian Rosen. 2004. Public Diplomacy: How to Think and Improve It. Santa Monica: RAND Corporation McEvoy-Levy Siobhan. 2001. American Exceptionalism & US Foreign Policy: Public Diplomacy at the End of the Cold War. New York: Palgrave Macmillan Nye S. Joseph, Jr. 2011. The Future of Power. New York : Public Affairs Seib Philip (Ed). 2009. Toward a New Public Diplomacy: Redirecting U.S Foreign Policy. New York: Palgrave Macmillan Internet: “12 Reasons to Visit Japan in 2012” yang terdapat dalam http://travel.cnn.com/tokyo/visit/12-reasons-visit-japan-201,2-415286, diakses 6 Januari 2014 “Public Diplomacy: Why It Matters and How It Works” yang terdapat dalam http://www.nippon.com/en/features/c00718/ ,diakses pada tanggal 10 Februari 2014.
730