PROGRAM PEMERINTAH
PENINGKATAN KEBUTUHAN
DAMPAK LINGKUNGAN
PERMASALAHAN SUMBER DAYA ALAM
• KERUSAKAN HUTAN • KEPUNAHAN HEWAN & TUMBUHAN • PERLUASAN LAHAN KRITIS
PERMASALAHAN PEMUKIMAN
• SANITASI • PEMUKIMAN KUMUH • AIR BERSIH • KESEHATAN LINGKUNGAN
POLUSI LINGKUNGAN
• PENCEMARAN AIR, TANAH DAN UDARA
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN : Cara pandang mengenai kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan terencana dalam kerangka peningkatan kesejahteraan, kualitas kehidupan dan lingkungan umat manusia tanpa mengurangi akses dan kesempatan kepada generasi yang akan datang untuk menikmati dan memanfaatkannya (Budimanta, 2005) Pembangunan berkelanjutan ekonomi, sosial, dan lingkungan yang saling bergantung dan memperkuat tidak bisa dipisahkan satu sama lain, menimbulkan hubungan sebab – akibat
Tujuan Pembangunan Industri Nasional Jangka Panjang (Perpres No. 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional) MEMBANGUN INDUSTRI DENGAN KONSEP BERKELANJUTAN
EKONOMI
PEMBANGUNAN INDUSTRI YG MAMPU MENGHASILKA N BARANG YG DIBUTUHKAN PASAR SECARA KONTINUE
LINGKUNGAN
PEMBANGUNAN INDUSTRI YG MAMPU MENJAGA KESEIMBANGAN EKOSISTEM, MEMELIHARA SUMBER DAYA YG BERKELANJUTAN, MENGHINDARI EKSPLOITASI SDA & FUNGSI PELESTARIAN LINGKUNGAN
SOSIAL
PEMBANGUNAN INDUSTRI YG MAMPU MEMBERI KONTRIBUSI PADA MASYARAKAT (KESEMPATAN KERJA, PENINGKATAN PENDIDIKAN, KESEHATAN & KEAMANAN )
3. PEMBANGUNAN INDUSTRI BERKELANJUTAN
DAMPAK POSITIF DAMPAK NEGATIF
• PENINGKATAN INVESTASI • PENYERAPAN TENAGA KERJA • PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
• PENCEMARAN LINGKUNGAN • PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM YG TIDAK EFISIEN
KRISIS ENERGI
MENURUNNYA DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
INDUSTRI RAMAH LINGKUNGAN ( GREEN INDUSTRY)
ISUE PENTING
KONTRIBUSI KATEGORI UTAMA 2016 (%) 100,00 90,00
26,46
LAINNYA
80,00
70,00
13,39
PERDAGANGAN 60,00
10,28
BANGUNAN 50,00 40,00
INDUSTRI
34,82
30,00
20,00
PERTANIAN 10,00
15,05
0,00 2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Dari 4 kategori unggulan Jateng, hanya INDUSTRI PENGOLAHAN , yg laju pertumbuhannya melebihi rata2 Nas : 1,44 %,
PERTUMBUHAN EMPAT KATEGORI UTAMA EKONOMI JATENG DENGAN NASIONAL, 2011 – 2016 (%)
Struktur Kategori Industri Jateng
PERTUMBUHAN INDUSTRI TEKSTIL DAN PAKAIAN JATENG DAN NASIONAL, 2011 – 2016 (%)
PERKEMBANGAN STRUKTUR INDUSTRI JAWA TENGAH TAHUN 2010-2016
100,00
15,41
90,00
LAINNYA
80,00
KIMIA dan FARMASI
70,00
TEKSTIL dan PAKAIAN JADI
60,00
6,33 7,62
22,34
PENGOLAHAN TEMBAKAU
50,00
INDUSTRI KIMIA DAN KIMIA dan PERTUMBUHAN FARMASI FARMASI JATENG DAN NASIONAL, 2011 – 2016 (%)
40,00
MAKANAN dan MINUMAN
30,00
35,91
20,00
MIGAS
MIGAS
10,00
12,40 0,00 2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
No 1
2
3
Indikator pembangunan industry
Satuan
Tahun 2015
Tahun 2017
Tahun 2020
Tahun 2025
Tahun
Pertumbuhan produksi industri pengolahan
%
4,6
5.57
6.95
8.09
10.37
Kontribusi industri non migas terhadap PDRB
%
35,25
35.3
37.90
41.11
47.52
Kontribusi ekspor produk industri terhadap total ekspor
%
95.7
92
92.75
93.50
95
2035
4
Jumlah tenaga kerja di sektor industri besarsedang
Orang
3.267.67 6
3.815.62 5
4.505.6 25.
5.075.6 25.
6.215.6 25.
5
Nilai investasi sektor industri
Trilyun rupiah
10.761.4 67,60
23.769.7 29
43.904. 674
64.039. 619
104.30 9.509
Sumber : Draft RPIP 2015-2035
• POPULASI INDUSTRI NO
JENIS IND
1
IND. BESAR
2
IKM JUMLAH
TAHUN
2011
2012
2013
2014
2015
528
554
815
867
906*
319.689
335.673
422.767
423.124
426.010
320.217
336.227
423.582
423.991
426.916
(*) Data BPM Prov. Jateng
Peningkatan populasi industri di Jawa Tengah dipengaruhi oleh ketersediaan lahan di kawasan peruntukan dan kawasan industri sesuai RTRW serta terjaminnya kepastian berusaha yang didukung jumlah tenaga kerja yang terampil. Untuk IKM, terjadi peningkatan yang disebabkan oleh semakin terbukanya peluang pasar lokal, optimalisasi pemanfaatan potensi sumber daya lokal yang merupakan produk unggulan daerah.
a
aaa aaa a
Produk Unggulan Jateng adalah : 1. Furniture 2. Batik 3. Kerajinan 4. Makanan Olahan
PEOPLE :
• MENGEDEPANKAN MANUSIA SBG ASPEK YG TIDAK DAPAT DIPISAHKAN • KEBERADAAN INDUSTRI SELAMA INI SERING MENYEBABKAN MASYARAKAT TERPINGGIRKAN DALAM PROSES MODERNISASI • MASYARAKAT TERLIBAT DLM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
PLANET / BUMI
PROFIT
• PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN TIDAK BISA BERSIFAT EKSPLOITATIF. • INDUSTRI YG BERKEMBANG SEHARUSNYA MENERAPKAN KONSEP PEMBANGUNAN YG TERINTEGRASI PRODUKSI • PERMASALAHAN LINGKUNGAN TIDAK BISA LAGI DIANGGAP SESUATU YG BERKONTRIBUSI NEGATIF TERHADAP BENEFIT PERUSAHAAN
• BUKAN SEMATA-MATA DIARTIKAN MENCARI KEUNTUNGAN SEBANYAK BANYAKNYA. • LEBIH DARI ITU, KEUNTUNGAN PENGERUKAN SUMBER DAYA TIDAK AKAN PERNAH SEBANDING DENGAN DIPINGGIRKANNYA MASYARAKAT SETEMPAT DAN DAMPAK LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG TERHADAP LINGKUNGAN
INDUSTRI HIJAU ADALAH : Industri yg dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi & efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi masyarakat ” Pembangunan berkelanjutan yg berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan terencana yg memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan , kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan masa depan,
REGULASI PENDUKUNG KEBIJAKAN INDUSTRI HIJAU PERATURAN PEMERINTAH • PP NO. 14 TAHUN 2015 TENTANG RIPIN • PP NO. 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI
PERMENPERIN • PERMENPERIN NO. 51/M-IND/PER/6/2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN SIH. • PERMENPERIN TENTANG PENETAPAN STANDAR INDUSTRI HIJAU (UNTUK 8 KOMODITI: UBIN KERAMIK; SEMEN PORTLAND, TEKSTIL PENCELUPAN, PENCAPAN DAN PENYEMPURNAAN; PULP DAN PULP TERINTEGRASI KERTAS; KARET REMAH, RSS, SUSU BUBUK, DAN PUPUK BUATAN TUNGGAL HARA MAKRO PRIMER • DRAFT PERMENPERIN TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI INDUSTRI HIJAU. • DRAFT PERMENPERIN TENTANG PENETAPAN STANDAR INDUSTRI HIJAU (UNTUK 4 KOMODITI: BESI DAN BAJA DASAR; PENGGILINGAN BAJA; GULA KRSTAL PUTIH; DAN OLEOKIMIA DASAR)
SK MENPERIN • SK MENPERIN NO. 448/M-IND/KEP/10/2015 TENTANG LOGO INDUSTRI HIJAU
7. KARAKTERISTIK INDUSTRI HIJAU BAHAN BAKU / PENOLONG, ENERGI DAN AIR HEMAT dan RAMAH LINGKUNGAN
PROSES PRODUKSI
KEMASAN YANG DAPAT DI DAUR ULANG DAN EKONOMIS ENERGI ALTERNATIF, TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN
DILAKSANAKAN DENGAN PENERAPAN: REDUCE, REUSE, RECYCLE, RECOVERY
TINGKAT
DAMPAK
IMAGE SBG INDUSTR I RAMAH LINGK
REJECT
RENDAH
LIMBAH SEDIKIT
PENGELOLAAN LIMBAH LEBIH MUDAH & MURAH
Memiliki Dokumen Lingkungan (AMDAL atau UKL-UPL); Melaksanakan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Menerapkan Program 3 R (Reduce, Reuse dan Recycle)
Membuang Limbah sesuai Baku Mutu Lingkungan Mengendalikan dan Memulihkan Lingkungan; TUGAS PEMERINTAH : MENGARAHKAN, MENGAWASI PEMBANGUNAN , MENGHINDARKAN DAMPAK YG MERUGIKAN DAN YG TIDAK DIINGINKAN , TERMASUK TERJADINYA DAMPAK NEGATIF DARI ADANYA PROYEK PEMBANGUNAN.
9. KEGUNAAN AMDAL BAGI PEMERINTAH 1. MENGHINDARKAN PERUSAKAN LINGKUNGAN (PENCEMARAN AIR, UDARA, KEBISINGAN )
2. MENGHINDARKAN PERTENTANGAN YG MUNGKIN TIMBUL DARI MASYARAKAT / PROYEK LAINNYA 3. MENCEGAH AGAR POTENSI SUMBER DAYA YG DIKELOLA TIDAK RUSAK
4.MENCEGAH RUSAKNYA SUMBER DAYA LAIN DI LUAR PROYEK
5. SESUAI DENGAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH, NASIONAL MAUPUN INTERNASIONAL 6. MENJAMIN MANFAAT YG JELAS BAGI MASYARAKAT UMUM
7. SEBAGAI ALAT PENGAMBIL KEPUTUSAN
KEGUNAAN AMDAL BAGI SWASTA 1.MEMPERSIAPKAN CARA PENYELESAIAN PERMASALAHAN YG AKAN DATANG
2. SEBAGAI SUMBER INFORMASI LINGKUNGAN , SOSIAL EKONOMI DAN SOSIAL BUDAYA
3. MELINDUNGI PROYEK YG MELANGGAR UNDANGUNDANG ATAU PERATURAN LAINNYA
4. MELINDUNGI PROYEK DARI TUDUHAN PELANGGARAN LAINNYA 5. MELIHAT MASALAH2 YG AKAN DATANG
6. SBG BAHAN UNTUK MENGANALISIS PENGELOLAAN & SASARAN PROYEK
7. SEBAGAI BAHAN PENGUJI SECARA KOMPREHENSIF DARI PERENCANAAN PROYEK
10. KEGIATAN DINPERINDAG PROV. JATENG DALAM IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERKELANJUTAN PELATIHAN IMPLEMENTASI IDUSTRI HIJAU PELATIHAN TEKNOLOGI BERSIH BAGI INDUSTRI PELATIHAN & SERTIFIKASI PENERAPAN ISO 14.000 (MANAJEMEN LINGKUNGAN ) PELATIHAN PENERAPAN MANAJEMEN ENERGY BAGI INDUSTRI PELATIHAN & PENDAMPINGAN AUDIT ENERGY BAGI INDUSTRI PEMANFAATAN LIMBAH INDUSTRI ( PUPUK, BIOGAS, Dsb) IMPLEMENTASI DAUR ULANG LIMBAH INDUSTRI
11. CONTOH RIIL PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN : 1. PEMBATASAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR FOSIL AGAR DAPAT MENYELAMATKAN IKLIM DAN KELANGKAAN BAHAN BAKAR DI MASA MENDATANG 2. PENGGUNAAN GREEN ENERGY DI MASA DEPAN SEPERTI : ENERGY MATAHARI, ANGIN MAUPUN AIR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK. 3. PENGGUNAAN BARANG BEKAS ATAU BARANG HASIL DAUR ULANG UNTUK KEPENTINGAN SEHARI HARI. 4. PENGGUNAAN PLASTIK ORGANIK YG BISA TERURAI 5. SELALU MEMBAWA KERANJANG BELANJA ATAU KANTONG/TAS BARANG SENDIRI KETIKA BERBELANJA, AGAR DAPAT MENGURANGI JUMLAH SAMPAH YG DAPAT MERUSAK LINGKUNGAN.)
CONTOH RIIL PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN : 6. PELESTARIAN HUTAN DENGAN TIDAK MENEBANGNYA ATAU MENGKONVERSI MENJADI LAHAN PEMUKIMAN 7. REKLAMASI LAHAN TANDUS 8. PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN CARA 4 R (REDUCE, REUSE, RECYCLE, REPLACE) 9. MENGURANGI PENGGUNAAN INSEKTISIDA YG BERLEBIHAN 10.PENGGUNAAN BARANG YG TERBUAT DARI BAHAN RAMAH LINGKUNGAN 11.MENJAGA TERUMBU KARANG DENGAN TIDAK MENGGUNAKAN PUKAT HARIMAU DSB. 12.MENGHEMAT PENGGUNAAN KERTAS KARENA KERTAS DIPRODUKSI DARI KAYU, SEHINGGA PENGGUNAAN KERTAS YG BERLEBIHAN DAPAT BERDAMPAK PADA PENEBANGAN POHON YG SEMAKIN TIDAK TERKENDALI 13.INDUSTRI YG RAMAH LINGKUNGAN, SELALU MELAKUKAN AMDAL SBLM PABRIK BERDIRI DAN MEMILIKI SOLUSI UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN LINGKUNGAN DI MASA DEPAN.
MENGEMBANGKAN PRODUK SESUAI SUMBER DAYA YANG TERSEDIA MENERAPKAN AMDAL ( ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN ) DAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS DALAM SETIAP PEMBANGUNAN INDUSTRI PENGGUNAAN TEKNOLOGI HEMAT ENERGY, BAHAN BAKU, AIR, DAN MINIMALISASI LIMBAH MENGIMPLEMENTASIKAN STANDAR LINGKUNGAN
MENYEBARLUASKAN TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN BERWAWASAN LINGKUNGAN PENYALURAN KREDIT UNTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN UPAYA-UPAYA RIIL UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN