Siswandari dan Susilaningsih, Dampak Sertifikasi Guru Terhadap Peningkatan Kualitas Pembelajaran Peserta Didik
DAMPAK SERTIFIKASI GURU TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PESERTA DIDIK THE EFFECT OF TEACHER SERTIFICATION TOWARD THE IMPROVEMENT OF STUDENTS’ LEARNING QUALITY Siswandari dan Susilaningsih Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami No.36A Surakarta email:
[email protected] Diterima tanggal: 03/09/2013; Dikembalikan untuk revisi tanggal: 04/10/2013; Disetujui tanggal: 02/12/2013 Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah mengkaji dampak sertifikasi guru terhadap peningkatan kualitas pembelajaran. Secara lebih rinci tujuan tersebut diuraikan sebagai berikut : 1) mengkaji kondisi akademik guru yang telah mendapatkan sertifikat pendidik, khususnya implementasi kompetensi pedagogik dan profesi mereka dalam kaitannya dengan proses pembelajaran, 2) upaya guru untuk mempertahankan sertifikat pendidik yang telah dimiliki, khususnya dalam meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesional, dan 3) dampak sertifikasi guru terhadap peningkatan kualitas pembelajaran di kelas. Penelitian yang mengambil lokasi di eks Karesidenan Surakarta ini menggunakan pendekatan mixed method dengan memanfaatkan hasil penelitian kualitatif untuk mendisain pendekatan kuantitatifnya. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling untuk pendekatan kuantitatif, sedangkan criterion-based selection digunakan pada saat melakukan penelitian kualitatif. Informan dan sampel yang terlibat dalam penelitian ini adalah 96 orang guru bersertifikasi, 74 guru yang belum bersertifikasi dan 17 kepala sekolah serta 424 siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam (in-depth interview), observasi, dokumentasi dan kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif dan statistik deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan: 1) hanya 37% dari guru bersertifikasi yang dapat menyampaikan materi dengan jelas, kemampuan pemanfaatan media dan teknologi pembelajaran, kemampuan mengikuti perkembangan iptek dan inovasi pembelajaran serta pengembangan keprofesian berkelanjutan masih perlu ditingkatkan; 2) diskusi antar sejawat yang mengampu mata pelajaran sama merupakan upaya yang paling diminati untuk mempertahankan profesionalitasnya; 3) guru bersertifikasi belum menunjukkan peningkatan kualitas pembelajaran di kelas secara signifikan. Hal ini antara lain diindikasikan oleh kemampuan menjelaskan materi yang masih kurang, masih kurangnya kemampuan memanfaatkan teknologi pembelajaran (sekitar 25% dinyatakan kurang sampai cukup) dan 20% guru berindikasi kurang memperhatikan keadaan siswa secara individual. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada pemerintah daerah dalam mengembangkan keprofesian berkelanjutan (continuing professional development), bagi para guru pasca sertifikasi dan bahan pertimbangan bagi pemerintah pusat dalam mengembangkan kebijakan yang terkait dengan kesejahteraan guru Indonesia. Kata kunci: sertifikasi guru, kualitas pembelajaran,kompetensi pedagogik, profesi Abstract: The purpose of this study is to examine the impact of teacher certification to improve the quality of teaching-learning process. In detail the objectives are described as follows: 1) assess the condition of teachers’ academic who have been certified, especially in the implementation of their pedagogical and professional competencies in the learning process, 2) attempts of teachers to maintain their certification in improve pedagogical and professional competencies, and 3) the impact of teacher certification to improving the quality of learning process in the classroom. The study that took place in Surakarta using mixed method approach
487
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19, Nomor 4, Desember 2013
by developing result of qualitative research to design the quantitative approach. Simple random sampling was used for quantitative approach while Criterion-based selection was used to draw sample for qualitative approach. Informants and samples involved in this study were 96 certified teachers, 74 teachers who have not been certified and 17 principals, and 424 students. Data collection method used in this study was in-depth interview, observation, documentation and questionnaires. Both interactive method and descriptive statistic were applied to analyze the data. The results of study show: 1) only 37% of certified teachers who deliver material clearly, the ability to use learning media and technology, the ability to follow the development of science and technology and learning innovation, also ability to do continuous professional development, need to be improved; 2) to maintain their professionalism, discussions between peer who teach same subjects is the most desirable method applied; 3) certified teachers have not shown an increase in the quality of teaching- learning process in the classroom significantly. This is partly indicated by the teacher ability to explain the material is still low, there is still a lack of ability to apply learning technologies (about 25% stated less to enough) and 20% of teachers indicated less attention to their student individually. The results of this study are expected to contribute to local governments in developing sustainable professionalism (continuing professional development) for teachers of post certification and to the central government in developing policies related to the welfare of teachers in Indonesia. Keywords: teacher certification, quality of teaching-learning process, pedagogical, professional competencies
Pendahuluan Fe nome na
adalah guru dan dosen. Oleh karena itu, guru dan bang sa
dosen dapat dikatakan sebagai pemegang peran
Indonesia di pasar global pada era persaingan
r enda hnya
day a
sa ing
yang sangat penting dan strategis dalam usaha
kualitas menunjukkan bahwa pendidikan belum
meningkatkan mutu pendidikan di setiap satuan
mampu menghasilkan sumber daya manusia yang
pendidikan. Berapa pun besarnya investasi yang
berkualitas dan berdaya saing tinggi. Rendahnya
ditanamkan untuk memperbaiki mutu pendidikan,
daya saing bangsa ditunjukkan oleh
indeks
tanpa kehadiran guru dan dosen yang kompeten,
pengembangan manusia Indonesia yang berada
profesional, bermartabat, dan sejahtera dapat
pa da p eringkat 124 , ja uh b erad a di baw ah
dip astik an ti dak a kan te rcapa i tuj uan y ang
peringkat negara tetangga Malaysia yang berada
diharapkan (UU No.14 Tahun 2005).
pada peringkat 61 dan Singapore berada pada
Masalah yang diajukan melalui penelitian ini
peringkat 26 (Human Development Report 2013).
ada lah ‘apa kah sert ifik asi guru ber damp ak
Daya saing yang rendah dalam mendapatkan
terhadap peningkatan kualitas pembelajaran?’
pekerjaan di pasar kerja nasional dan global
Tujuan penelitian ini adalah: 1) mengkaji kondisi
diindikasikan oleh tingkat pengangguran yang
akademik guru yang telah mendapatkan sertifikat
masih tinggi, pada Februari 2012 mencapai 6,32
pendidik, khususnya implementasi kompetensi
persen (BPS, 2012).
ped agog ik
d an p rofe sional m erek a da lam
Daya saing yang rendah suatu bangsa dapat
kaitannya dengan proses pembelajaran; 2) upaya
disebabkan karena rendahnya mutu pendidikan
guru untuk mempertahankan sertifikat pendidik
dari bangsa tersebut, sehingga keluaran (output)
yang telah dimiliki, khususya dalam meningkatkan
pe ndid ikan
m emenangk an
kompetensi pedagogik; 3) dampak sertifikasi guru
persaingan di dunia kerja dan dunia usaha.
terhadap peningkatan kualitas pembelajaran di
Keluaran pendidikan yang kurang berdaya saing
kelas.
kur ang
mam pu
dapat disebabkan karena kurang optimalnya ka pasi tas satuan-satua n pe ndid ikan dal am
Kajian Literatur
mentranformasikan peserta didik untuk mem-
Konsep Kompetensi
peroleh nilai tambah. Pelaku utama dalam proses
Kompetensi muncul pertama kali dari kalangan
transformasi nilai tambah kepada peserta didik
industri. Secara spesifik kompetensi berhubungan
488
Siswandari dan Susilaningsih, Dampak Sertifikasi Guru Terhadap Peningkatan Kualitas Pembelajaran Peserta Didik
dengan dunia kerja atau pekerjaan. Hal ini berarti
Kompetesi guru yang berkaitan langsung dengan
bahwa kompetensi itu dirumuskan secara eksplisit
proses belajar mengajar adalah kompetensi
terkait dengan bagaimana ekspektasi pengguna
pedagogik. Dalam standar Nasional Pendidikan
kerja terhadap tenaga kerja yang di– hire di
Pasal 28 ayat (3) dikemukakan kompetensi
tempat kerja yang dipimpinnya. Di kalangan
pe dagogik
industri, kompetensi berarti sekelompok pe-
pe mbel ajar an p eser ta d idik yang me liputi
nge tahuan (knowledge and under standi ng ) ,
pemahaman terhadap peserta didik, perancangan
keterampilan (skills), sikap (attitudes), karakte-
dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
ristik pribadi atau ciri kepribadian ( personal
belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
characteristics/ personality traits), dan nilai-nilai baik
me ngak tual isasi be rbag ai k ompe tensi ya ng
(values) yang dianut (Siswandari, 2007)
dimilikinya.
Istilah kompetensi dapat dimaknai ke mamp uan
atau
kecakap an.
sebagai
Komp etensi
adal ah
k emam puan
mengelola
Tuntutan pemerintah di dalam PP No.19 Tahun 20 05
m engi ndik asik an
b ahwa
tug as
d an
bia sany a di asosiasi kan deng an p erformansi
tanggung jawab guru sangat berat, sehingga
pr ofesiona l ya ng t ing gi d an d alam
dunia
sebaiknya guru memiliki standar kualitas tertentu,
pendidikan diyakini bahwa terdapat korelasi
agar dapat melakukan tugas dan tanggung jawab
antara komp etensi profesional g uru dengan
secara baik, terutama dalam hal peningkatan
performansi peserta didik, yang dapat ditunjukkan
prestasi peserta didik. Hasil penelitian menun-
dari hasil belajar atau prestasi peserta didik.
jukkan bahwa kualitas guru berpengaruh pada
Dalam PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar
peningkatan prestasi peserta didik (Robinson,
Nasional Pendidikan, pada pasal 28 disebutkan
2009; Hammond, 1999). Lebih lanjut, Sanders &
bahwa “ pend idik har us m emil iki kual ifik asi
Rivers (1996) menyatakan bahwa faktor paling
ak adem ik
ag en
penting yang memengaruhi prestasi peserta didik
pembelajaran, sehat jasmani dan rokhani, serta
adalah guru, dan faktor yang dapat meningkatkan
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pr esta si
pendidikan nasional” (PP No.19 Th 2005, ps 28).
berpengetahuan dan terampil. Dengan demikian,
Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan
guru yang berkualitas akan menghasilkan peserta
mi nima l ya ng harus dip enuhi ol eh seora ng
didik yang berprestasi baik.
d an
k ompe tensi
se baga i
pendidik yang dibuktikan dengan ijazah atau
p eser ta
Menurut
d idi k
Mul yasa
ad alah
(20 07)
gur u
ya ng
komp etensi
sertifikat keahlian yang relevan, sesuai dengan
pedagogik merupakan kemampuan guru dalam
bidang studi yang menjadi tugas pokok. Karena
pengelolaan pembelajaran peserta didik yang
itu, seorang pendidik, minimal memiliki: kualifikasi
sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai
akademik serendah-rendahnya sarjana (S1) atau
berikut: kemampuan mengelola pembelajaran,
Diploma IV, latar belakang pendidikan sesuai
pemahaman terhadap peserta didik, pengem-
dengan tugas pokok, dan sertifikat profesi. Jika
bangan kurikulum/silabus, perancangan pem-
yang bersangkutan tidak memiliki ijazah atau
be laja ran, pel aksa naan pem bela jara n ya ng
sertifikat yang dipersyaratkan namun memiliki
mendidik dan dialogis, pemanfaatan teknologi
keahlian khusus yang diakui dan diperlukan, yang
pem bela jara n, e valuasi
bersangkutan dapat diangkat sebagai pendidik
pengembangan peserta didik untuk mengaktu-
setelah menempuh uji kelayakan dan kesetaraan.
alisasikan berbagai potensi yang
hasi l be laja r, d an dimilikinya.
Sedangkan kualifikasi kompetensi yang harus
Kompetensi profesional guru menurut Joni
dimiliki pendidik adalah kompetensi sebagai agen
dalam Suyanto dan Hisyam (2000) diindikasikan
pembelajaran, yakni kemampuan pendidik untuk
dengan memiliki pengetahuan yang luas dari
berperan sebagai fasilitator, motivator, pemacu
bidang studi yang diajarkannya, mampu memilih
dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik.
dan menggunakan berbagai metode mengajar di
Menurut PP No. 19 tahun 2005, kompetensi
dalam proses belajar-mengajar yang diselengga-
yang harus dimiliki seorang guru adalah kom-
rakannya. Dalam perspektif kebijakan nasional,
petensi kepribadian, kompetensi sosial, kom-
seb agai mana ter cant um d alam Penjela san
petensi pedagogik dan kompetensi profesional.
Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang
489
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19, Nomor 4, Desember 2013
Sta ndar
Nasiona l
Pe ndid ikan
kom pete nsi
Konsep sertifikasi dalam kaitannya dengan
profesional merupakan kemampuan guru dalam
kualitas guru
penguasaan materi pembelajaran secara luas
Selanjutnya menurut Rice (2003), ada lima
dan mendalam yang meliputi: konsep, struktur,
ind ikat or t eruk ur y ang dapa t di perg unak an
da n me toda kei lmua n/t eknologi /seni ya ng
sebagai dasar menentukan karakteristik kualitas
menaungi/koheren dengan materi ajar; materi ajar
guru. Indikator tersebut adalah pengalaman guru,
yang ada dalam kurikulum sekolah; hubungan
program persiapan dan pendidikan guru, bidang
konsep antarmata pelajaran terkait; penerapan
studi yang dimiliki guru, nilai tes guru, dan
konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-
sertifikasi. Dalam konteks the No Child Left Behind
hari; dan kompetisi secara profesional dalam
Act (NCLBA) (ETS, 2004), untuk menjadi guru yang
konteks global dengan tetap melestarikan nilai
berkualitas, secara umum guru harus memiliki tiga
dan budaya nasional.
persyaratan, yaitu memiliki pendidikan sarjana,
Kompetensi dapat ditingkatkan, diamati dan
bersertifikasi, dan mampu menunjukkan kom-
diukur, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
petensinya dalam bidang studi yang diajarkannya.
Pengukuran secara kuantitatif dapat dilakukan
Selanjutnya, Goe (2007) fokus pada empat
unt uk unsur pem bang un k ompe tensi ya ng
kategori sebagai indikator kualitas guru, yaitu: 1)
meliputi pengetahuan dan hard-skills, sedangkan
kualifikasi guru, 2) karakteristik guru, 3) praktik
unsur lainnya dapat diukur secara kualitatif atau
yang dilakukan guru, dan 4) efektifitas guru.
diamati dengan seksama. Kelompok hard skills
Kategori kualifikasi guru meliputi kesesuaian
inilah yang paling mudah untuk dideteksi dan
guru didasarkan pada kemampuan dan penga-
umumnya yang pertama dilihat oleh pengguna
lamannya, pengetahuan guru dan pengalaman
kerja apakah seorang calon tenaga kerja itu
ya ng d imil iki guru ya ng k esem uany a ak an
qualified atau tidak. Kebutuhan pengembangan
diekspresikan ketika guru berada di dalam kelas.
kualitas guru ke depan akan cenderung berubah,
Kualifikasi ini dapat dilihat dari pendidikan, nilai
baik tuntutan internal maupun eksternal. Namun
(I ndek s Pr esta si), bid ang studi, hasi l te s,
demikian, hal utama dan pertama yang tetap
pengalaman, sertifikasi, dan partisipasi guru dalam
relevan untuk dilakukan adalah apa kebutuhan
mengikuti pendidikan lanjutan, misalnya magang,
pengguna lulusan dan standar. Standar yang
pelatihan dan pengembangan profesi. Karak-
dimaksud dapat diciptakan sendiri oleh lembaga
teristik guru merupakan perilaku dan sikap guru
yang bersangkutan (mengembangkan internal
ketika berada di dalam kelas, misalnya ekspektasi
benchmarking) atau mengacu pada standar lain
guru terhadap peserta didik, kerja sama, kompetisi
yang berlaku (external benchmarking). Pengukuran
dan jender. Praktik yang dilakukan guru diindi-
ini penting artinya karena prediksi diri (self-
kasikan dengan praktik mengajar yang dilakukan
estimates) sebagai orang yang berkompeten
guru dimana guru berinteraksi dengan peserta
kurang cukup menjadi dasar untuk menyebut
didik dan strategi mengajar yang digunakan guru
bahwa seseorang yang bersangkutan memang
dalam menjalankan tugasnya, misalnya kese-
memiliki kompetensi sebagaimana yang distan-
suaian pelajaran dengan penilaian, mengkomu-
darkan. Selanjutnya kompetensi mengacu pada
nikasikan tujuan pembelajaran secara jelas dan
bagaimana perilaku seseorang yang berkompeten,
prestasi peserta didik yang diharapkan, memberi
di mana kompeten itu sendiri lebih dimaknai
kesempatan kepada peserta didik untuk meng-
sebagai keterampilan dan standar kinerja yang
komuni kasi kan apa yang sud ah d ipel ajar i,
telah berhasil dicapai. Kompeten menggambarkan
menggunakan penilaian formatif untuk menge-
“what people can do”, sedangkan kompetensi lebih
tahui sejauh mana peserta didik sudah mema-
terfokus pada “how they do it (Siswandari, 2007,
hami apa yang sudah diajarkan, menyeleng-
2008).
ga raka n
be laja r
ak tif,
da n
me mpra tikk an
serangkaian praktik mengajar terbaik. Indikator terakhir, efektivitas guru, dapat dilihat dari seberapa tinggi nilai tambah yang disumbangkan guru terhadap peserta didik, yang diindikasikan
490
Siswandari dan Susilaningsih, Dampak Sertifikasi Guru Terhadap Peningkatan Kualitas Pembelajaran Peserta Didik
dari peningkatan prestasi peserta didik yang lebih
Sertifikasi guru dalam jabatan dilakukan sesuai
tinggi dari prestasi yang diharapkan.
de ngan Per atur an M ent eri Pend idik an d an
Berdasarkan berbagai pendapat tersebut,
Keb udayaan Nomor 05 Tahun 2 012, yak ni
dapat disimpulkan bahwa guru yang berkualitas
dilakukan dalam bentuk penilaian portofolio,
adalah guru yang memiliki pendidikan memadai
pendidikan dan latihan profesi guru, pemberian
dari bidang ilmu sesuai dengan bidang yang
sertifikat pendidik secara langsung, dan melalui
diajarkan, meningkatkan keprofesian terus-
pendidikan profesi guru.
menerus melalui pendidikan lanjutan, memiliki sifat
Sertifikasi harus disikapi oleh guru-guru di
dan kepribadian yang baik, mendapat pengakuan
Indonesia sebagai suatu proses yang dapat
da ri p emer inta h at au lemb aga inde pend en
menunja ng k emam puan gur u ke ara h le bih
seb agai gur u pr ofesiona l ya ng d itunjukk an
profesional. Sikap profesional ini diharapkan timbul
dengan sertifikasi, mampu mengajar dengan baik,
setelah guru lulus uji sertifikasi. Harapan lain
sehingga dapat menghasilkan peserta didik yang
sertifikasi ini adalah dapat mewujudkan standar
berprestasi baik.
dan mutu pendidikan di Indonesia yang sejajar
Dengan demikian, tepat jika dikatakan bahwa
de ngan pendidi kan di negar a la in. Deng an
guru berkualitas atau yang berkualifikasi, adalah
sertifikasi guru diharapkan akan meningkatkan
yang memenuhi standar pendidik, berpendidikan
pre stasi pe sert a di dik.
sarjana atau diploma 4, menguasai materi/isi
penelitian, guru yang bersertifikasi dan yang
pe laja ran sesuai d enga n st anda r isi, d an
memiliki latar belakang pendidikan sesuai dengan
menghayati dan melaksanakan proses pembe-
yang diajarkannya di kelas berhubungan dengan
lajaran sesuai dengan standar proses pembe-
prestasi peserta didik (Heine, 2006, Rice, 2003).
lajaran. Kriteria-kriteria tersebut telah dirumuskan
Dengan demi kian, mi salnya seora ng g uru
dalam ketentuan perundangan, yaitu UU Sisdiknas
matematika yang bersertifikasi, memiliki kualifikasi
No. 20 Tahun 2003, UU Guru dan Dosen No. 14
pendidikan sarjana dalam bidang studi mate-
Tahun 2005, PP No. 19 tentang Standar Nasional
mat ika, mak a guru t erse but akan mam pu
Pendidikan dan serangkaian Keputusan Menteri
me ning katk an p rest asi mate mati ka p eser ta
Pendidikan Nasional. Dalam Undang-Undang No.
didiknya.
14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 4
Se baga imana
ya ng
Ber dasa rkan
t ela h
hasil
di disk usik an
menyiratkan bahwa guru sebagai agen pembe-
tersebut di atas, sertifikasi merupakan salah satu
lajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu
sarana untuk mencapai suatu tujuan pendidikan
pendidikan nasional. Untuk dapat melaksanakan
ya ng l ebih bai k me lal ui p enye diaa n guru
fungsinya dengan baik, guru wajib untuk memiliki
berkualitas. Dengan sertifikasi diharapkan guru
syarat tertentu, salah satu di antaranya adalah
dapat memilik i kinerj a yang l ebih bai k dan
kompetensi. Syarat kompetensi tersebut ditinjau
terstandar. Kinerja guru merupakan hasil kerja
dari perspektif administratif, ditunjukkan dengan
yang dapat dicapai guru melalui tugas utama
adanya sertifikat, dan dalam perspektif teknologi
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
pendidikan kompetensi tersebut ditunjukkan
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
secara fungsional, yaitu kemampuannya menge-
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
lola kegiatan belajar dan pembelajaran.
formal , pe ndid ikan dasar, dan pend idik an
Dalam meningkatkan kualitas dan kinerja
menengah menurut ukuran yang berlaku dalam
guru, mulai tahun 2007 pemerintah (Depdiknas)
upaya mencapai tujuan organisasi (sekolah). Agar
menyelenggarakan uji kompetensi bagi para guru.
menjadi guru berkualitas, seorang guru harus
Guru-guru yang telah memenuhi kriteria sertifikasi
memiliki komitmen untuk belajar terus menerus
diberi kesempatan untuk mengikuti serangkaian
guna meningkatkan kompetensinya. Peningkatan
proses ujian kompetensi untuk bisa mendapatkan
Keprofesian Guru Berkelanjutan ( Continuing
sertifikat guru. Sertifikasi bagi guru prajabatan
Professional Development atau CPD) mencakup
dilakukan melalui pendidikan profesi guru (PPG)
berbagai proses belajar, baik formal maupun
di LPTK yang te rakr edit asi dan dite tapk an
informal yang memungkinkan setiap individu
pemerintah, diakhiri dengan uji kompetensi.
meningkatkan kualitas diri atau kemampuannya.
491
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19, Nomor 4, Desember 2013
Secara khusus CPD merupakan kegiatan
menyelenggarakan proses pembelajaran yang
pengembangan keprofesian yang dilakukan oleh
berkualitas sehingga menghasilkan peserta didik
guru dalam rangka meningkatkan pengetahuan
yang berprestasi baik. Karena itu, kualitas guru
dan keterampilan mereka, dan memungkinkan
harus ditingkatkan secara terus-menerus, sejak
mereka mempertimbangkan sikap dan pendekatan
masa pendidikan persiapan menjadi guru, masa
yang mereka lakukan terhadap pendidikan anak
prajabatan, sampai selama menjabat menjadi
(pe sert a di dik) dal am k onte ks p eningkat an
guru.
kualitas proses belajar mengajar. Kegiatan ini dilakukan secara terus-menerus ( on-going).
Konsep pendidikan, belajar dan mutu proses
Pengembangan keprofesian berkelanjutan dapat
pembelajaran
dilakukan melalui kegiatan: 1) pengembangan diri,
Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
mel iput i: m engi kuti dik lat
fung sional d an
tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab 1
melaksanakan kegiatan kolektif guru; 2) publikasi
Pasal 1 Ayat 2 pendidikan diartikan sebagai usaha
ilmiah, meliputi: membuat publikasi ilmiah hasil
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
penelitian dan membuat publikasi buku; dan 3)
belajar dan proses pembelajaran agar peserta
karya inovatif, meliputi: menemukan teknologi
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
tepat guna, menemukan/menciptakan karya seni,
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
me mbua t/me modi fika si alat pel ajar an d an
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mengikuti pengembangan penyusunan standar,
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
pedoman, soal dan sej enisnya. Melalui CPD
masyarakat, bangsa dan negara.
diharapkan setiap guru dapat terus meningkatkan
Usaha sada r ya ng t ere ncana te rseb ut
kualitas dirinya dan meningkatkan kualitas lulusan
terutama harus terfokus pada siswa atau peserta
dar i se tiap jenjang pendidi kan (dasar d an
didik yang sedang belajar. Semua guru harus
menengah) sehingga mereka mempunyai daya
fokus pada siswa: seberapa jauh siswa sudah
saing yang tinggi.
bel ajar, se bera pa j auh apa yang sud ah d i-
Beb erap a ha sil pene liti an m enunjukk an
pelajarinya itu mampu mereka terapkan dalam
ba hwa guru ber kual itas dengan sala h sa tu
bersikap dan bekerja, dan bagaimana prestasi
indikator bersertifikasi dan yang memiliki latar
mereka dalam kerangka daya saing secara umum
belakang pendidikan sesuai dengan yang diajar-
(Siswandari, 2007).
kannya di kelas berhubungan dengan prestasi
Era globalisasi yang dimulai pada abad XXI
peserta didik (Heine, 2006, Rice, 2003). Tingginya
ini dapat dipandang sebagai era persaingan
prestasi peserta didik dimungkinkan karena
kualit as. Keny ataa n ini me mbaw a be rbag ai
proses pembelajaran yang diselenggarakan guru
konsekuensi
cukup baik sehingga peserta didik dapat mencapai
termasuk bidang pendidikan. Konsekuensi baru
ha sil bela jar yang ba ik p ula. Châu ( 199 6)
itu antara lain adanya tuntutan terhadap lembaga
berpendapat bahwa tingkat kompetensi guru
pendidikan (termasuk pendidikan dasar dan
merupakan salah satu faktor yang memengaruhi
me neng ah serta pendid ikan tinggi) unt uk
kualitas pembelajaran. Penelitian yang dilakukan
menghasilkan lulusan yang berkualitas dalam arti
Châu di Madhya Pradesh, India, menemukan
mampu bersaing, mampu memenuhi kebutuhan
bahwa kekurangan penguasaan materi mata
untuk menapaki level pendidikan yang lebih tinggi,
pelajaran yang diajarkan karena guru tidak
dan mampu memenuhi tuntutan pasar kerja
memiliki pendidikan profesi, akan berdampak pada
(Siswandari, 2007). Lulusan yang berkualitas
proses pembelajaran dan pada prestasi peserta
sebagaimana dimaksud sudah dapat dipastikan
didik. Permasalahan yang sama juga terjadi di
merupakan produk dari proses pembelajaran yang
negara-negara lain (Châu, 1996, p.186).
ba ik,
yang
bar u
ole h
pa da
Pr iba di
b erba gai
d iseb ut
bida ng,
sebag ai
Ber dasa rkan beb erap a ha sil pene liti an
pembelajaran yang efektif, efisien dan menarik
tersebut dapat disimpulkan bahwa guru yang
(Pribadi, 2010:28). Selanjutnya dijelaskan bahwa
berkualitas, bagi guru di Indonesia adalah guru
untuk mewujudkan proses pembelajaran yang
yang bersertifikasi, yang dipandang akan mampu
baik sebagaimana dimaksud, maka seorang guru
492
Siswandari dan Susilaningsih, Dampak Sertifikasi Guru Terhadap Peningkatan Kualitas Pembelajaran Peserta Didik
wajib merancang proses pembelajarannya secara
interaksi dari tiga komponen, yaitu reduksi data,
sistematik dan sistemik. Sistemik merujuk kepada
sajian data, penarikan kesimpulan serta verifikasi
suatu upaya untuk melakukan tindakan secara
(Miles & Huberman dalam Sutopo, 2002:91).
terarah, langkah demi langkah dalam rangka
Analisis data kuantitatif menggunakan analisis
mencapa i
statistik deskriptif.
tujuan
yang
sudah
diga risk an,
sedangkan sistematik merupakan cara pandang yang menganggap sebuah sistem sebagai suatu
Hasil Penelitian dan Pembahasan
ke satuan
kom pone n-
Kompetensi Pedagogik dan Profesional Guru
komponennya. Itulah yang seharusnya dilakukan
y ang
utuh
de ngan
Bersertifikat Pendidik: Kajian Akademik dan
semua guru, terutama guru yang sudah ber-
Upaya Mempertahankan Sertifikat Pendidik
sertifikasi, dalam rangka menghasilkan lulusan
Kompetensi pedagogik merupakan salah satu
yang cerdas komprehensif dan berdaya saing
jenis kompetensi yang mutlak perlu dikuasai guru,
tinggi. Negara manapun yang ingin maju wajib
karena kompetensi pedagogik pada dasarnya
menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas
ada lah kema mpua n guru d alam mengelola
di mana pendidikan berkualitas ini merupakan
pembelajaran peserta didik. Kompetensi peda-
kri stal isasi da ri p rose s pe mbel ajar an y ang
gogik merupakan kompetensi khas, yang akan
berkualitas seperti yang dijelaskan di atas. Hanya
membedakan guru dengan profesi lainnya dan
melalui pembelajaran yang berkualitas ini saja
akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan
pe meri ntah Ind onesia b aru bole h be rpeng-
hasil pembelajaran peserta didiknya.
harapan menghasilkan generasi yang tangguh
Berdasarkan hasil kajian pada sekolah yang
lahir batin dan mampu bersaing dengan lulusan
menjadi kasus dalam penelitian ini diperoleh
negara manapun.
informasi bahwa secara umum guru bersertifikasi pendidik di sekolah tersebut sudah memiliki
Metode Penelitian
kompetensi pedagogik yang cukup baik. Sebagian
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2012 di
besar guru bersertifikasi memahami wawasan
beberapa sekolah di eks Karesidenan Surakarta.
landasan pendidikan. Indikator ini menunjukkan
Teknik sampling yang digunakan adalah simple
bahwa guru memiliki latar belakang pendidikan
random sampling untuk pendekatan kuantitatif
keilmuan sehingga memiliki keahlian secara
sedangkan criterion-based selection digunakan
akademik dan intelektual. Merujuk pada sistem
pad a sa at m elak ukan penelit ian kual itat if
pengelolaan pembelajaran yang berbasis mata
(Creswell, 2003). Berdasarkan kesediaan kepala
pelajaran, berarti guru di sekolah tersebut telah
sekolah, maka informan dan responden penelitian
mem ilik i ke sesuaian ant ara lata r be laka ng
ini berasal dari 18 sekolah, satu sekolah sebagai
keilmuan dengan mata pelajaran yang dibina.
ka sus dala m pe neli tian dengan pend ekat an
Sel ain itu, gur u me mili ki p enge tahuan d an
kualitatif, sedangkan 17 sekolah lainnya sebagai
pengalaman dalam penyelenggaraan pembe-
objek penelitian dengan pendekatan kuantitatif.
lajaran di kelas.
Sumber data adalah guru bersertifikasi pendidik,
Guru bersertifikasi pendidik telah memiliki
sebagai informan dalam penelitian tahap I, siswa,
pemahaman terhadap peserta didik, melakukan
kepala sekolah dan guru yang belum bersertifikat
per anca ngan
pend idik, serta guru b ersert ifikasi pend idik
pe mbel ajar an y ang mend idik dan dia logi s,
sebagai responden penelitian tahap II. Jumlah
memanfaatkan teknologi pembelajaran, mela-
informan da n responden peneliti an ini guru
kukan evaluasi belajar, secara ba ik. Hal ini
bersertifikasi pendidik sebanyak
96 orang, siswa
menunjukkan bahwa semua guru bersertifikasi
sebanyak 424 orang, kepala sekolah sebanyak
telah memiliki pemahaman tentang psikologi
17 orang, dan guru belum bersertifikat sebanyak
per kemb anga n anak, sehi ngga mengeta hui
74 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan
dengan bena r pe ndeka tan yang tep at y ang
tek nik
obse rvasi,
di lakukan pada ana k di diknya. Guru dap at
dokumentasi dan kuesioner. Analisis data kualitatif
membimbing anak melewati masa-masa sulit
menggunakan teknik analisis interaktif, yaitu
dalam usia yang dialami anak. Selain itu, guru
wawa ncar a
me ndal am,
pem bela jara n,
m elak sana kan
493
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19, Nomor 4, Desember 2013
memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap
guru p rofe sional m elak sana kan peng ajar an
latar belakang pribadi anak, sehingga dapat
dengan baik, mengembangkan ilmu pengetahuan
mengidentifikasi problem-problem yang dihadapi
dan teknologi serta seni yang dimilikinya sehingga
anak serta menentukan solusi dan pendekatan
tidak usang, memiliki karakter dan kepribadian
yang tepat.
yang baik, berperilaku dan bersikap yang baik
Guru yang melakukan perancangan pem-
dalam masyarakat, agen perubahan dan pem-
belajaran berarti guru telah merencanakan sistem
baharuan sehingga berbaur dengan masyara-
pembelajaran dengan memanfaatkan sumber
katnya, berperan aktif dalam organisasi profesi
daya yang ada. Semua aktivitas pembelajaran dari
dan organisasi masyarakat. Ilmu mengajar dan
awal sampai akhir telah dapat direncanakan
mendidik yang dimiliki guru diperoleh melalui
secara strategis, termasuk antisipasi masalah
pendidikan yang penuh minimal sarjana atau D-
yang kemungkinan dapat timbul dari skenario
4. Kondisi ini membuktikan bahwa guru ber-
yang direncanakan. Selanjutnya, dalam proses
sertifikasi yang telah memiliki pendidikan minimal
pembelajaran, guru menciptakan situasi belajar
S1 telah mampu menjaga profesionalitas mereka.
yang kreatif, aktif dan menyenangkan. Memberikan
Terdapat satu hal yang belum dilakukan
ruang yang luas bagi peserta didik untuk dapat
secara baik oleh guru-guru bersertifikasi, yaitu
me ngek splor
ke mamp uannya
menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam
sehingga dapat dilatih dan dikembangkan. Dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat disebabkan
menyelenggarakan pembelajaran, guru menggu-
karena keterbatasan kemampuan guru meng-
nakan teknologi sebagai media,
potensi
da n
menyediakan
hubungkan konsep teoretis dengan kehidupan
bahan belajar dan mengadministrasikan dengan
peserta didik sehari-hari. Seharusnya hal ini dapat
menggunakan teknologi informasi. Membiasakan
dilakukan oleh guru dengan cara menugaskan
anak
peserta didik untuk melakukan pengamatan
b erintera ksi
deng an
m engg unak an
teknologi.
fenomena yang ada di sekitarnya, dihubungkan
Pad a se tiap proses pemb elaj aran, guru
dengan teori-teori yang telah diajarkan di kelas.
mampu melakukan evaluasi pembelajaran yang
Selain itu, guru bersertifikasi pendidik belum
meliputi perencanaan, respon anak, hasil belajar
mampu mengembangkan pembelajaran dengan
anak, metode dan pendekatan. Dalam proses
inovasi media, metode, alat dan sumber belajar
evaluasi, guru merencanakan penilaian yang
secara optimal agar kualitas pembelajaran dapat
tepat, melakukan pengukuran dengan benar, dan
ber kemb ang seir ing deng an p erke mbangan
membuat kesimpulan dan solusi secara akurat.
jaman. Ketidakmampuan ini dapat disebabkan
Walaupun pada sebagian besar indikator para
kar ena
kete rbat asan
ket eram pila n
da lam
guru bersertifikasi mampu melaksanakannya,
menggunakan teknologi informasi yang ber-
namun dalam pengembangan kurikulum dan
kembang pesat. Sejalan dengan masalah ter-
silabus, para guru belum memberikan kontribusi
sebut, maka guru bersertifikasi pendidik di sekolah
yang maksimal. Idealnya, guru mampu mengem-
tersebut juga belum mengembangkan kurikulum/
bangkan kurikulum pendidikan nasional yang
si labus da n me manf aat kan teknolog i ya ng
disesuaikan dengan kondisi spesifik lingkungan
tersedia secara optimal.
sekolah.
Ketidakmampuan ini seharusnya tidak terjadi,
Ditinjau dari kompetensi profesional, secara
karena guru profesional harus selalu mening-
umum guru bersertifikasi pendidik di sekolah yang
katkan pengetahuan dan kompetensinya se-
menjadi kasus dalam penelitian ini telah memiliki
hingga mampu sebagai agen perubahan dan
kompet ensi
Guru
pembaruan. Guru harus selalu meningkatkan
bersertifikasi pendidik telah memahami mata
profesionalismenya melalui peningkatan belajar
pelajaran yang diajarnya, mampu menyusun
secara individu, diskusi, seminar, dan pelatihan.
program pengajaran, mampu menyusun pe-
Lebih lanjut, guru harus membangun budaya
rangkat penilaian, dan mampu mengembangkan
profesional dalam dirinya dan diimplementasikan
pembelajaran dengan media, metode, alat dan
dalam sekolah.
profesi ona l
cukup
baik .
sumber belajar secara baik. Secara konseptual,
494
Siswandari dan Susilaningsih, Dampak Sertifikasi Guru Terhadap Peningkatan Kualitas Pembelajaran Peserta Didik
Dampak Sertifikasi Guru terhadap
Guru p rofe sional m emi liki kem ampuan
Peningkatan Kualitas Pembelajaran Peserta
memperhatikan peserta didik secara individual,
Didik
karena peserta didik adalah invidu yang unik,
Kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru-
individu yang sedang berkembang yang memer-
guru bersertifikasi pendidik belum sepenuhnya
lukan bimbingan individual, serta mereka memiliki
dapat dikatakan baik. Hal ini ditunjukkan oleh
kemampuan untuk mandiri. Ternyata kemampuan
pernyataan peserta didik yang menilai bahwa guru
ini juga masih harus ditingkatkan, karena guru
bersertifikasi pendidik yang dapat menyampaikan
yang cukup dan kurang baik kemampuannya
materi pelajaran secara jelas hanya sebanyak
memperhatikan siswa secara individual masih
37% , da n se bany ak 5 % ti dak jela s da lam
cukup banyak, sekitar 20%. Agar perkembangan
menyampaikan materi pelajaran, serta sebanyak
individu siswa pada aspek fisik, intelektual, sosial,
10% kurang jelas dalam menyampaikan materi
em osional, dan mor al b erja lan baik , ma ka
pelajaran. Padahal, guru bersertifikasi atau guru
kemampuan ini harus meningkat agar guru dapat
yang sudah berkualifikasi adalah guru yang
mengidentifikasi problem-problem yang dihadapi
mampu mengajar dengan baik sehingga dapat
anak serta menentukan solusi dan pendekatan
menghasilkan peserta didik yang berprestasi baik.
yang tepat.
Di Indonesia guru yang berkualitas adalah guru
Searah dengan kompetensi pedagogik, dalam
yang memenuhi standar pendidik, menguasai
kompetensi profesional, kemampuan mengikuti
materi/isi pelajaran sesuai dengan standar isi,
perkembangan iptek untuk pemutakhiran materi
dan menghay ati dan mela ksanakan proses
pem bela jara n
pembelajaran sesuai dengan standar proses
pembelajaran masih perlu mendapat perhatian,
pembelajaran. Dengan demikian, idealnya, guru
karena sekitar 30% guru bersertifikat pendidik
yang sudah bersertifikasi akan mampu menyam-
masih berada pada kategori cukup dan kurang
paikan materi pelajaran dengan baik, karena guru
baik kemampuannya. Selain itu, kemampuan
menguasai materi yang diajarkan, menguasai
mengembangkan keprofesian berkelanjutan juga
st rate gi m enga jar
dengan
da n
pe ngem bang an
i nova si
baik , se hing ga
masih kurang. Kurang lebih sebanyak 32% berada
seharusnya dapat menjelaskan materi pelajaran
pada kategori cukup dan kurang baik. Kegiatan
dengan baik.
pengembangan profesionalitas berkelanjutan
Kompetensi pedagogik guru bersertifikasi
wajib dilakukan oleh guru dalam rangka mening-
ma sih diti ngka tkan secara terus-me nerus.
katkan pengetahuan dan keterampilan mereka,
Kemampuan menyiapkan media, memanfaatkan
yang memungkinkan guru melakukan peningkatan
media pembelajaran dan memanfaatkan teknologi
kualitas proses belajar-mengajar secara terus-
pembelajaran menjadi prioritas utama, karena
menerus. Bagaimanapun, guru profesional harus
berdasarkan informasi guru bersertifikasi serta
selalu meningkatkan pengetahuan dan kom-
guru belum bersertifikasi serta pernyataan kepala
pet ensi nya sehi ngga mam pu m enja di a gen
se kola h, sebanyak kur ang lebi h 30 % guru
perubahan dan pembaruan.
bersertifikasi pendidik berkategori cukup dan
Agar tetap dapat menjadi guru bersertifikasi
kurang mampu melaksanakan tugasnya ber-
yang profesional, guru harus selalu meningkatkan
hubungan dengan media dan teknologi pembe-
kom pete nsinya.
lajaran. Padahal, media pembelajaran dapat
dilakukan para guru di eks Karesidenan Surakarta
membantu guru dalam menyampaikan materi
untuk meningkatkan kompetensi pedagogik dan
pembelajaran, sehingga dapat tercapai suatu
kompetensi profesionalnya adalah diskusi dengan
tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
sejawat dan diskusi pada forum MGMP, mengikuti
Menyiapkan media dan memanfaatkannya pada
kegiatan ilmiah lokakarya/seminar, mengikuti
umumnya terkait erat dengan pemanf aatan
perkembangan iptek, studi lanjut, serta kegiatan
teknologi pembelajaran. Dengan demikian, ketiga
lainnya, misalnya melakukan penelitian tindakan
kompetensi tersebut dapat ditingkatkan secara
kelas, menulis buku, melakukan studi banding dan
simultan.
sebagainya. Dari beberapa aktivitas tersebut,
Upay a-up aya
yang
tel ah
diskusi antarteman sejawat di sekolah yang
495
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19, Nomor 4, Desember 2013
mengampu mata pelajaran sama merupakan
dengan proses pembelajaran belum memuaskan
upaya yang paling diminati oleh para guru,
yang diindikasikan dengan keadaan sebagai
ditunjukkan dengan sekitar 70% guru yang
berikut:
melakukannya.
a.
Studi lanjut untuk meningkatkan kualifikasi akademik merupakan upaya yang paling sedikit
hanya 37% dari guru bersertifikasi yang dapat menyampaikan materi dengan jelas.
b.
sekitar 30% guru bersertifikasi pendidik
dipilih oleh guru. Sebenarnya banyak model
be rkat egor i ‘cukup dan kur ang mamp u’
peningkatan kualifikasi akademik yang bisa dipilih
mel aksa naka n
oleh guru yang ingin meningkatkan kualifikasinya
dengan media dan teknologi pembelajaran.
tanpa m engg angg u tugas pokoknya . Da lam memilih model kelanjutan studi, guru
c.
harus
tugasnya
b erhubung an
sekitar 30% guru berada pada kategori ‘cukup dan kurang baik’ k emampuannya dalam
mempertimbangkan berbagai hal yang berkenaan
mengikuti
dengan kemampuan akademik, kesiapan mental,
pe muta khir an m ater i pe mbel ajar an d an
kondisi
masing- masi ng
t anpa
mel upak an
tanggung jawabnya sebagai guru. Beberapa
p erke mbangan
ipte k
untuk
pengembangan inovasi pembelajaran. d.
Kurang lebih sebanyak 32% guru berada
model peningkatan kualifikasi akademik yang
pad a ka tegori ‘ cukup da n kurang bai k’
diprogramkan dan dicanangkan oleh pemerintah
ke mamp uannya d alam mengemb angk an
dan dapat dipilih untuk meningkatkan kualifikasi
keprofesian berkelanjutan.
guru antara lain adalah model tugas belajar, model
Kedua, berbagai upaya dilakukan guru untuk
ijin belajar, model akreditasi, model Belajar Jarak
mempertahankan sertifikat pendidik yang telah
Jauh (BJJ), model berkala, model berdasarkan
dimiliki, khususya dalam meningkatkan kompe-
peta kewilayahan, Pendidikan Jarak Jauh (PJJ)
tensi pedagogik dan profesional. Diskusi antar-
Berbasis ICT, dan Peningkatan Kualifikasi Akademik
sejawat yang mengampu mata pelajaran sama
(PK A) G uru Berb asis KKG. Beb erap a model
merupakan upaya yang paling diminati untuk
peningk atan kualifika si akademik ba gi guru
mempertahankan keprofesiannya. Sebaliknya,
tersebut sudah diimplementasikan di berbagai
publikasi ilmiah dan karya inovasi sangat sedikit
perguruan tinggi negeri maupun swasta.
dilakukan oleh guru yang bersertifikat pendidik.
Apa yang telah dilakukan para guru ber-
Ketiga, guru bersertifikasi belum menunjuk-
sertifikasi pendidik di Surakarta sudah cukup
kan peningkatan kualitas pembelajaran di kelas
bagus, namun masih tetap harus dipertahankan
secara signifikan. Hal ini, antara lain diindikasikan
keberlanjutannya karena semua upaya tersebut
oleh kemampuan menjelaskan materi yang masih
akan dapat meningkatkan kualitas guru. Semua
kurang, masih kurangnya kemampuan meman-
upaya pengembangan yang dilakukan dapat
faatkan teknologi pembelajaran (sekitar 25%
berupa kegiatan pengembangan diri, publikasi
dinyatakan kurang sampai cukup), kemampuan
ilmiah dan karya inovatif. Dari ketiga jenis kegiatan
menyiapkan media (sekitar 30% dinyatakan
ter sebut , se bagia n besar g uru b erser tifi kat
kurang sampai cukup), dan 20% guru berindikasi
pendidi k me lakukan upay a pe ngem bang an
kurang sampai cukup memperhatikan keadaan
profesionalitasnya melalui pengembangan diri.
siswa secara individual. Bahkan, terdapat 5%
Guru yang melakukan kegiatan publikasi ilmiah dan
guru yang kurang baik dalam menyusun silabus
karya inovatif jumlahnya sangat sedikit.
pembelajaran.
Simpulan dan Saran
Saran
Simpulan
Berdasarkan simpulan hasil penelitian, maka saran
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat
yang diberikan adalah sebagai berikut:
disimpulkan tiga hal sebagai berikut:
Bagi guru bersertifikasi pendidik disarankan
Pertama, kondisi akademik guru yang telah
untuk: 1) menjaga status ‘guru bersertifikasi’
mendapatkan sertifikat pendidik, khususnya
dengan menjalankan p ekerjaan guru sesuai
imp leme ntasi
d an
dengan standar mutu yang ada, terutama yang
kompetensi profesional mereka dalam kaitannya
me nyangkut siswa a tau pese rta didi k ya ng
496
kompet ensi
ped agog ik
Siswandari dan Susilaningsih, Dampak Sertifikasi Guru Terhadap Peningkatan Kualitas Pembelajaran Peserta Didik
sedang belajar dan mutu proses pembelajaran;
mendukung profesionalitas guru melalui program-
da n 2) meningk atka n kualit as d iri seca ra
program yang mendukung pengembangan diri,
berkelanjutan melalui kegiatan pengembangan
publikasi ilmiah dan karya inovatif guru; dan 2)
di ri, publ ikasi il miah at au k arya inovati f.
mengembangkan budaya pemanfaatan teknologi
Peningkatan kualitas diri berkelanjutan ini akan
pendidikan bagi semua guru, sehingga sejak
memengaruhi guru yang bersangkutan, guru lain
proses perencanaan sampai proses evaluasi
yang
pendidikan dilakukan berbasis teknologi.
sudah
berserti fika si
m aupun
be lum
bersertifikasi, peserta didik, dan akan menciptakan
Selanjutnya bagi pengembang kebijakan
atm osfer sekola h yang lebi h dina mis untuk
(Pemerintah daerah/Pemerintah Pusat) disa-
menjawab tantangan jaman.
rankan: 1) sebaiknya sertifikasi menjadi standar
Bag i gur u be lum b erser tifik asi pendi dik
mutu guru, sehingga proses sertifikasi guru
hendaknya mempersiapkan diri menghadapi
sebaiknya lebih terstandar, agar jaminan mutu
sertifikasi, agar proses sertifikasi dapat dilalui
guru bersertifikasi dapat lebih diandalkan; dan 2)
dengan baik, dan bila sudah bersertifikasi dapat
apabila sertifikasi sudah menjadi standar mutu
menunjukkan kinerja profesional yang baik pula.
guru, maka kesejahteraan guru dapat ditingkat-
Bagi sekolah disarankan agar terus-menerus
kan berdasarkan kesesuaian kinerja guru dengan
untuk: 1) membangun atmosfer akademik yang
standar mutu yang ada.
Pustaka Acuan Badan Pusat Statistik. 2012. Berita Resmi Statistik No. 33/05/Th. XV, 7 Mei 2012. Keadaan Ketenagakerjaan Pebruari 2012. Châu, G. 1996. The Quality of Primary Schools in Different Development Contexts. UNESCO: International Institute for Educational Planning. Creswell, J.W. 2003. Research Design: Qualitative, Quantitative and Mixed Methods Approaches. 2nd Edition. Thousand Oaks: Sage. ETS. 2004. Where We Stand On Teacher Quality: An Issue Paper From ETS. Teacher Quality Series. Diunduh 1 Februari 2010 dari http://www.ets.org/Media/News_and_Media/position_paper.pdf. Goe, L. 2007. The Link between Quality and Student Outcomes: A Research Synthesis. Washington, DC: National Comprehensive Center for Teacher Quality. Diunduh 14 Agustus 2012 dari http:// www. Ncctq.org/publications/LinkBetween TQ and Student Outcomes.pdf Hammond, Linda Darling. 1999. Teacher Quality and Student Achievement: A Review of State Policy Evidence. Education Policy Analysis Archives, Volume 8, Issue 1, pp. 1–50. http://epaa.asu.edu/ ojs/article/view/392 diunduh 16 Agustus 2012. Heine, Hilda. 2006. Why Teacher Certification? Pacific Educator. Fall 2006. Mulyasa. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 05 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pribadi, Benny A. 2010. Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat. Robinson, DoÆa I. 2009. Teacher Quality as a Factor of Student Achievement: How Does the Type of Teacher Certification Correlate with Student Mathematics Achievement? Phi Delta Kappa
497
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 19, Nomor 4, Desember 2013
International
2009 Summit on Quality Educator Recruitment and Retention. http://
www.pdkintl.org/member/docs/R_Teacher_Quality.pdf. diunduh 10 Agustus 2012. Sanders, W. & Rivers J. 1996. Cumulative and Residual Effects of Teachers on Future. Tennessee: University of Tennessee Value-Added Research and Assessment Center Siswandari. 2007. Kompetensi, Konsep Dasar Pengembangan Kurikulum, dan Peningkatan Kualitas Pendidikan Berkelanjutan - tulisan dimuat dalam Jurnal Pendidikan Dwija Wacana Jilid 8 No. 1, Mei 2007 – Jurnal Terakreditasi SK Dirjen DIKTI No. 23a/DIKTI/Kep/2004 tgl 4 Juni 2004 _________. 2007. Pengembangan Model Pembelajaran Statistika Untuk Meningkatkan Transferable Skills Mahasiswa: Upaya Meningkatkan Daya Saing Lulusan (Jurnal Penelitian Pendidikan Paedagogia Jilid 9 No. 2 Agustus 2007 – Jurnal Terakreditasi SK Dirjen DIKTI No. 23a/DIKTI/ Kep/2004 tgl 4 Juni 2004) _________. 2008. Pengembangan kurikulum dan Implementasinya (Peningkatan Transferable
Skills
Mahasiswa): Directorate of Academic Affair – Directorate General of Higher Education – Ministry of National Education - Annual Conference on Higher Education Excellence. Edisi Desember 2008 Sutopo, HB. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press Suyanto dan Djihad Hisyam. 2000. Refleksi dan Reformasi Pendidikan Indonesia Memasuki Millenium III. Yogyakarta: Adi Cita. Rice, Jennifer. 2003. Understanding the Effectiveness of Teacher Attributes. Retrieved on November 5, 2005 from http://www.epinet.org/printer.cfm?id=1500&content_ type1&nice_namebooks_teacher.
diunduh 11 September 2012
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
498