DAMPAK LIMBAH CAIR PT KERTAS BASUKI RACHMAT , BANYUWA NGI TERHADAP KESEHATA N MASYARA KAT
Tesis
Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S- 2 pada Program Studi Ilmu Lingkungan
Rachman Cahyono L4K006016
PROGRAM MAGISTER ILMU LINGKUNGAN PROGRAM PASCASARJA NA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2007
DAMPAK LIMBAH CAIR PT KERTAS BASUKI RACHMAT, BANYUWANGI TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT
Tesis Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-2 pada Program Studi Ilmu Lingkungan
Rachman Cahyono
L4K006016
PROGRAM MAGISTER ILMU UNGKUNGAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2007
LEM BAR PENGESAHAN DAMPAK LIMBAH Ct~IR PT KERTAS BASUKI RACHMAT, BANYUWANGI TERiiADAP KESEHATAN MASYARAKAT
Disusun oleh
RACHMAN CAHYONO L4K 006016
Telah dipertaharkan di depan Tim Penguji pada tanggal 15 Agustus 2007 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima
KETUA
Dr. Ir. Purwanto, DEA
AnggC\ta: 1.
Ora. Kismartini, MSi.
2.
Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes., PKK.
3.
Ir. Danny Sutrisnanto, M.Eng.
ll
PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sesunggubnya babwa tesis yang saya susun sebagai syarat untuk memperoleb gelar Magister Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro selurubnya merupakan basil karya saya. Adapun bagian - bagian tertentu dalam penulisan tesis yang saya kutip dari basil karya orang lain telab dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidab dan etika penulisan ilmiab. Apabila di kemudian bari ditemukan selurub atau sebagian tesis ini bukan basil karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian - bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan sanksi - sanksi lainnya sesuai dengan perundang - undangan yang berlaku.
Semarang, 15 Agustus 2007
Rachman Cahyono
lll
BIODATA PENULIS
Rachman Cahyono lahir di Banyuwangi pada tanggal 7 Juli 1972. Menyelesaikan pendidikan SD, SMP dan SMA di kota Banyuwangi.
Pada tahun
1996 penulis menyelesaikan sarjana pada jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan gelar Sarjana Teknologi Pertanian (S.TP.). Tahun 1996- 1998 penulis pernah bekerja pada PT 2 Tang yang memproduksi air minum dalam kemasan. Tahun 1998 - 2002 penulis bekerja pada PT Rimbaria Rekawira di Surabaya yang memproduksi saos dan kecap.
Tahun 2002 sampai sekarang bekerja sebagai PNS di
Pemerintah Kabupaten }ember. Penulis masuk Program Pasca Sarjana Magister Dmu Lingkungan, Universitas
Diponegoro atas beasiswa
HAPPEN AS pada tahun 2006 dan berhasil menyelesaikannya pada tahun 2007 dengan tesis berjudul "Dampak Limbah Cair PT Kertas Basuki Rachmat, Banyuwangi terhadap Kesehatan Masyarakat"
IV
LEMBAR PERSEMBAHAN
//?41/oA~~~~t/a;e~~~ ~~// (2.8 IILM~: II)
(2.8/llaMN~:
~'Kupersembahkan
6)
tesis ini untuk istd (Inastuti IdayantJ~ SP.) dan
anakku tercinta (Muhammad Hanif Nasrul Rahman),,
v
KATAPENGANTAR
Puji syukur, alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan bimbingan, kesehatan dan kemudahan sehingga tesis ini dapat tersusun dengan baik.
Shalawat dan salam
tidak lupa penulis sampaikan kepada Rasulullah, Muhammad SAW. sebagai suri tauladan umat manusia, karena dengan atas petunjuknya kita dapat membedakan yang haram dan halal. Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Ilmu Lingkungan di Universitas Diponegoro. Di dalam tesis ini terkandung banyak informasi dan pengetahuan yang sangat berguna bagi para pembaca dan pembuat kebijakan antara lain kesehatan masyarakat, pengelolaan limbah dan lingkungan lainnya. Tak lupa penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya tesis ini, antara lain kepada: 1.
Istri tercinta, Inastuti Idayanti beserta ananda, Muh. Hanif Nasrul Rahman yang telah memberi semangat dan mendoakan penulis
2.
BAPPENAS yang telah memberi bantuan dan kesempatan kepada penulis
3.
Pemerintah Kabupaten Jember yang telah memberi kesempatan dan bantuan kepada penulis
4.
Bapak Dr. Ir. Purwanto, DEA. dan Ibu Dra. Kismartini, MSi. selaku pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulisan tesis ini
5.
Bapak
Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes., PKK. dan Bapak Ir. Danny
Sutrisnanto,
M.Eng.
selaku penguji yang telah mengarahkan
penulisan tesis ini 6.
Bapak Prof. Sudharto P. Hadi, MES, Ph.D. dan Bapak Ir. Agus Hadiyarto, MT. selaku Ketua dan Sekretaris MIL, UNDIP
Vl
7.
Bapak Drs. Edy Suhartono, MSi. dan para pengelola MIL, UNDIP yang telah rnernbantu kelancaran studi
8.
Manajernen
PT
Kertas
Basuki
Rachrnat,
staf
Puskesrnas
Singotrunan, dan staf Kelurahan Lateng, Banyuwangi yang telah rnernbantu rnernberi data 9.
dan ternan- ternan angkatan 15 kelas kerja sama BAPPENAS
serta pihak- pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis sadar rnasih banyak kekurangan yang ada dalam tesis 1m. Oleh karena itu masukan dan saran untuk perbaikan penulisan
tesis ini sangat penulis harapkan. Mudah - rnudahan tesis ini dapat berrnanfaat bagi para pernbaca. Amien.
Penulis
Vll
DAFfARISI
Hal am an LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................
I
PERNY AT AAN .............................................................................................
n
BIODATA PENULIS ....................................................................................
Ill
LEMBAR PERSEMBAHAN ········································································
IV
KATA PENGANTAR....................................................................................
v
DAFf AR lSI ..................................................... .............................................
Vll
DAFfAR T ABEL..........................................................................................
XI
DAFfAR GAMBAR......................................................................................
Xll
DAFfAR LAMPIRAN ...................... ····························································
X Ill
DAFf AR ISTILAH .......................................................................................
XIV
ABSTRAK ......................................................................................................
XV
ABSTRACT....................................................................................................
XVI
I.
II.
PENDAHULUAN..................................................................................
1
1.1. LATAR BELAKANG..................................................................
1
1.2. PERUMUSAN MASALAH ........................................................
4
1.3. TUJUAN PENELITIAN .............................................................
4
1.4. MANFAAT PENELITIAN .........................................................
5
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................
6
2.1. PROSES PEMBUATAN KERTAS ............................................
7
2.1.1. Pembuburan Kayu (pulping) ..........................................
8
2.1.2. Pencucian (washing) ........................................................
I0
2.1.3. Pemutihan (bleaching).....................................................
I0
2.1.4. Pembentukan Kertas .......................................................
II
2.2. LIMBAH INDUSTRI KERTAS.................................................
Il
V111
2.3. PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI ..................................
14
2.4. DAMPAKLIMBAH INDUSTRI KERTAS..............................
18
2.5. KESEHAT AN MASYARAKAT ................................................
23
2.6. PRODUKSI BERSIH PADA INDUSTRI KERTAS................
28
2.7. SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN................................
32
2.8. HIPOTESIS..................................................................................
35
III. METODE PENELITIAN .....................................................................
36
3.1. KERANGKA PENDEKA TAN MASALAH .............................
36
3.2. RUANG LINGKUP .....................................................................
40
3.3. W AKTU DAN LOKASI PENELITIAN ....................................
41
3.4. JENIS SUMBER DATA..............................................................
41
3.5. TEKNIKPENGUMPUL AN DATA..........................................
41
3.6. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL ......................................
42
3.7. TEKNIKANALISIS DATA.......................................................
43
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................
44
4.1. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN .....................................
44
4.1.1. Kabupaten Banyuwangi ..................................................
44
4.1.2. Kelurahan Lateng, Kecamatan Banyuwangi ................
45
4.2. GAMBARAN PT KERTAS BASUKI RACHMAT .................
48
4.2.1. Perusabaan .......................................................................
48
4.2.2. Bahan Baku ... ............... ...... ......... ...... .. .................... ......... 48 4.2.3. Proses Produksi........................... .. ... ................................ 49 4.2.4. Unit Penunjang Produksi................................................
53
4.3. LIMBAH PT KERTAS BASUKI RACHMAT.........................
55
4.4. LIMBAH CAIR PT KERTAS BASUKI RACHMAT .............
55
4.4.1. Penanganan Limbah Cair ...............................................
55
4.4.2. Karakteristik Limbah Cair .............................................
58
4.4.3. Penelitian dan Pemanfaatan Limbah............ .. ..... ..........
60
4.5. UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN PT KERTAS BASUKI RACHMAT .............. ...... ....................................... .. .. ...
61
lX
4.6. GAMBARAN POPULASI UJI DAN POPULASI KONTROL...................................................................................
63
4.7. KUALITAS AIR SUMUR...........................................................
67
4.8. KESEHATAN MASYARAKAT POPULASI UJI DAN POPULASI KONTROL..............................................................
71
4.8.1. SakitDiare ........................................................................
71
4.8.2. Sakit Pencernaan Lain .. ... ......... ......... .. ... ... ..... ...... .... ... ...
73
4.8.3. Sakit Demam ....................................................................
74
4.8.4. Sakit Kepala/Pusing.........................................................
75
4.8.5. Sakit Kulit..... .................... ....... ... ...... .. ... ...... ..... ..... .... .. .....
77
4.8.6. Sakit Batuk .......................................................................
78
4.8. 7. Sakit PernafasanLain .... .. ... ......... .... .. .... ........................ ..
79
4.8.8. Sakit Flu!Pilek ................... .... .. ........... ........... ...................
80
4.8.9. Anggota Keluarga Meninggal.........................................
81
4.8.10. Kumulatif..........................................................................
82
4.9. KESEHATAN MASYARAKAT POPULASI UJI SEBELUM DAN SETELAH BERTEMPAT DI SEKITAR SALURAN LIMBAH.......................................................................................
82
4.9.1. Sakit Diare ........................................................................
83
4.9.2. Sakit Pencernaan Lain....................................................
83
4.9.3. Sakit Demam ....................................................................
84
4.9.4. Sakit Kepala!Pusing.........................................................
84
4.9.5. Sakit Kulit.........................................................................
85
4.9.6. Sakit Batuk.......................................................................
85
4.9.7. Sakit PemafasanLain ......................................................
86
4.9.8. Sakit Flu/Pilek..................................................................
87
4.9.9. Kumulatif..........................................................................
87
4.10. ANALISIS SWOT .......................................................................
89
4.10.1. Analisis Lingkungan Eksternal......................................
89
4.10.1.1. Peluang (Opportunies).......................................
89
4.10.1.2. Tantangan (Threats) .........................................
90
X
4.10.2. Analisis Lingkungan Internal.........................................
93
4.10.2.1. Kekuatan (Strenghts) ........................................
93
4.10.2.2. Kelemahan (Weakness).....................................
94
4.11. USULAN PENGELOLAA N LINGKUNGAN ..........................
96
KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................
102
5.1. KESIMPULAN ............................................................................
102
5.2. SARAN..........................................................................................
103
DAFfAR PUSTAKA.....................................................................................
104
LAMPI RAN ................................................ ...................................................
108
V.
xi
DAFTAR TABEL Hal am an 1.
Baku mutu limbah cair industri pulp dan kertas .....................................
13
2.
Batasan intensitas terjangkitnya penyakit...............................................
40
3.
45
4.
Distribusi penduduk Kabupaten Banyuwangi ........................................ Distribusi penduduk Kelurahan Lateng, Kecamatan Banyuwangi.........
5.
Hasil pengujian mutu limbah cair PT Kertas Basuki Rachmat ..............
59
6.
Distribusi masing-masing populasi uji dan populasi kontrol berdasarkan golongan umur, jenis kelamin dan tingkat pendapatan kepala keluarga .......................................................................................
63
7.
Hasil analisis sampel air sumur populsi uji dan populasi kontrol ..........
68
8.
Sepuluh besar penyakit pada Puskesmas Singotrunan tahun 2006 - 2007 ........................................................... .................................
71
9.
Rekapitulasi masing - masing parameter kesehatan pada populasi uji sebelum dan setelah bertempat di sekitar saluran limbah PT KBR ......................................................................................
88
Penjabaran pendekatan metode PDCA dan realitanya di masyarakat sekitar saluran limbah PT Kertas Basuki Rachmat ................................
96
10.
47
xu
DAFTAR GAMBAR
Halaman 1.
Konsep penerapan produksi bersih .................. ..... ...... ............ ................
28
2.
Model sistem manajemen lingkungan ..... ..... ........ ..... ... ......... ............... ..
33
3.
Diagram alir pendekatan penelitian ........................................................
38
4.
Foto PT Kertas Basuki Rachmat (a) Bagian depan (pintu masuk) (b) Bangunan pabrik PT Kertas Basuki Rachmat...................................
49
Diagram alir proses produksi kertas di PT Kertas Basuki Rachmat dengan bahan baku kayu - kayuan .......... ... ....... ... ... .... ......... ..... ... ..........
50
6.
Proses produksi kertas dengan bahan baku kertas bekas ........................
52
7.
Proses penanganan lirnbah cair PT Kertas Basuki Rachmat ..................
56
8.
Keadaan fisik saluran pembuangan limbah PT Kertas Basuki Rachmat..................................................................................................
57
9.
Lirnbah cair PT Kertas Basuki Rachmat untuk mengairi sawah ............
61
10.
Distribusi jenis pekerjaan populasi uji dan populasi kontrol..................
64
11.
Distribuasi pendidikan terakhir populasi uji dan populasi kontrol.........
65
12.
Distribuasi lama tinggal populasi uji dan populasi kontrol ....................
65
13.
Distribusi tempat membuang hajat populasi uji dan populasi kontrol ...
66
14. Jarak rumah penduduk dengan saluran limbah PT Kertas Basuki Rachmat ..................................................................................................
67
15. Jarak sumur penduduk dengan saluran limbah PT Kertas Basuki Rachmat ........................................................ ............. ........................... ..
67
Intensitas sakit diare pada populasi uji dan populasi kontrol .................
72
5.
16.
17. lntensitas sakit perut/ pencemaan lain pada populasi uji dan populasi kontrol .. .. .... .. .. .. ............................. .. .... ... ... ..... .. ........................ 74 18.
Intensitas sakit demam pada populasi uji dan populasi kontrol .............
75
19.
Intensitas sakit kepala/ pusing pada populasi uji dan populasi kontrol..
76
20.
Intensitas sakit kulit pada populasi uji dan populasi kontrol..................
77
21.
lntensitas sakit batuk pada populasi uji dan populasi kontrol ................
78
22.
Intensitas sakit asma pada populasi uji dan populasi kontrol.................
79
23.
Intensitas sakit flu/ pilek pada populasi uji dan populasi kontrol...........
81
24.
Matriks SWOT di PT Kertas Basuki Rachmat ........ ................... .......... ..
95
xiii
DAFTAR IAMPIRAN Hal am an 1.
Surat rekomendasi penelitian..................................................................
108
2.
Peta lokasi pengambilan sampel.............................................................
109
3.
Peta Kabupaten Banyuwangi.................................................................. Peta Kecamatan Banyuwangi .................................................................
110
4.
111
5.
Hasil analisis laboratorium air limbah PT Kertas Basuki Rachmat tanggal 13 Juni 1991 (pada saat menggunakan bahan baku kayu- kayuan) ...... 112
6.
Hasil analisis laboratorium air limbah PT Kertas Basuki Rachmat Tanggal29 Maret 2006 ..........................................................................
7.
114
Hasil analisis laboratorium air limbah PT Kertas Basuki Rachmat Tanggal 1 Maret 2007 ............................................................................
115
8.
Hasil analisis air sumur populasi uji.......................................................
116
9.
Hasil analisis air sumur populasi kontrol................................................
118
10.
Kuisioner .................................................................................................
120
11.
Hasil uji statistik populasi uji- kontrol..................................................
125
12.
Hasil uji statistik populasi uji..................................................................
127
13.
Hasil uji statistik kumulatif populasi uji- kontrol .................................
129
14.
Hasil uji statistik kematian populasi uji- kontrol ..................................
130
15.
Hasil uji statistik kumulatif populasi uji sebelum- setelah ...................
131
XIV
DAFTAR ISTILAH
Acne vulgaris
jerawat biasa Genis penyakit kulit)
Chloracne
jenis penyakit kulit
Colitis
radang usus besar
Dermatitis
radang kulit disebabkan banyak rangsang
Folliculitis
radang folikel rambut disebabkan infeksi bakteri
Ginggivitis
radang gusi
Hepatomegali
pembesaran hati
Hiperkalsemia
kadar kalsium dalam darah tinggi
Hipersalivasi
banyak mengeluarkan air liur
Hipokalemia
kadar kalium dalam darah rendah
Jaringan periapikal
jaringan di sekitar ujung akar gigi
Mastoid
payudara
Osteomalacia
pelunakan tulang
Penyakit Hodgkin
tipe kanker dimana limfa mengalami pembesaran tanpa rasa sakit dan sangat progresif pada berbagai jaringan limfoid serta pertumbuhan abnormal sel
Penyakit pulpa
penyakit pada bagian tengah yang lunak dan mengandung pembuluh darah pada gigi
Pioderma
radang kulit bemanah disebabkan oleh stafilokoki/ streptokoki
Pneumociniosis
kerusakan paru- paru karena masuknya partikel debu seperti silika, asbes, besi, barium dan sebagainya
Stomatitis
radang mulut
Tonsilitis
radang mandel
Ulcer
kerusakan membran mukosa/ kulit sehingga berlubang
Ulcus tropika
luka terbuka/ tukak pada permukaan kulit/ selaput lendir
Urticaria
gejala karena permiabilitas kapiler yang bertambah disebabkan obat - obatan, pengawet dan pewama makanan serta infeksi bakteri
XV
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan kesehatan masyarakat di sekitar saluran pembuangan limbah cair PT Kertas Basuki Rachmat dengan kesehatan masyarakat di wilayah lain, dampak keberadaan limbah cair PT Kertas Basuki Rachmat terhadap kualitas kesehatan masyarakat di sekitar saluran pembuangan limbah cair dan mencari strategi pengurangan dampak negatif tersebut. Penelitian ini menggunakan metode diskripsi kuantitatif dan kualitatif dimana data yang terkumpul lewat kuisioner pada populasi uji (bertempat di sekitar saluran limbah cair PT Kertas Basuki Rachmat) dan populasi kontrol (bertempat tinggal sebelum PT Kertas Basuki Rachmat) dianalisis secara statistik. Selain itu juga dilakukan analisis kualitatif berdasarkan data dari informan, Puskesmas, dan instansi terkait. Basil analisis statistik menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara populasi uji dengan populasi kontrol terhadap intensitas penyakit diare, sakit perutl penyakit saluran pencemaan lain, demarnl panas, flu/ pilek, sakit kepala/ pusing, sakit kulit, batuk, dan asma/ penyakit saluran pemafasan lainnya. Selain itu juga terdapat perbedaan yang signifikan terhadap intensitas penyakit tersebut pada populasi uji sebelum dan setelah bertempat tinggal di sekitar saluran pembuangan limbah cair PT Kertas Basuki Rachmat. Populasi uji relatif lebih sering mengalami penyakit- penyakit tersebut dibandingkan populasi kontrol. Secara keseluruhan juga terdapat perbedaan yang signifikan antara kualitas kesehatan populasi uji dan populasi kontrol. Ini berarti kualitas kesehatan masyarakat di sekitar saluran pembuangan limbah cair PT Kertas Basuki Rachmat lebih rendah daripada populasi kontrol. Akan tetapi terhadap anggota keluarga yang meninggal dunia tidak ada perbedaan yang signifikan. Perbedaan kualitas kesehatan masyarakat disebabkan oleh keberadaan limbah cair PT Kertas Basuki Rachmat dimana populasi uji lebih sering mengalami penyakit - penyakit tersebut setelah bertempat tinggal di sekitar saluran pembuangan limbah cair PT Kertas Basuki Rachmat. Basil analisis sampel air sumur populasi uji diperoleh kesadahan jumlah, kadar klorida, nitrat, dan sulfat yang lebih tinggi dibandingkan dengan populasi kontrol, sedangkan kadar zat besi pada sampel air sumur populasi kontrol lebih tinggi daripada populasi uji. Berdasarkan analisis SWOT diperoleh strategi mengoptimalkan proses produksi untuk menghasilkan produk yang berkualitas, mengoptimalkan fasilitas pcngolah limbah cair untuk menghasilkan limbah cair yang memenuhi baku mutu, meningkatkan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup, dan meningkatkan tarafkesehatan masyarakat sekitar.
Kata kunci : saluran limbah cair, masyarakat
PT Kertas Basuki Rachmat, kesehatan
XVl
ABSTRACT
This research to analyse difference of health of society around PT Kertas Basuki Rachmat liquid waste channel with health of society in other region, impact existence of PT Kertas Basuki Rachmat liquid waste to quality of health of society around liquid waste channel and look for the negative impact reduction strategy. This research use quantitative diskripsi method and qualitative where gathered to data pass quisioner at test population have (place to around liquid waste channel PT Kertas Basuki Rachmat) and control population (residing before PT Kertas Basuki Rachmat) analysed statistically. Besides also to analyse qualitative pursuant to data from informan, Puskesmas, and relevant institution. Result of statistical analysis show the existence of difference which is signifikan between test population with control population to diarrhoea disease intensity, stomachache/ other digestive tract disease, fever, flu/ head cold, headache, skin pain, cough, and asthma/ other respiratory tract disease. Besides also there are difference which is signifikan to the disease intensity at test population before and after residing around PT Kertas Basuki Rachmat liquid waste channel. Test population relative more regular of the disease compared to control population. As a whole also there are difference which is signifikan between quality of health of test population and control population. This means quality of health of society around PT Kertas Basuki Rachmat liquid waste dismissal channel lower than control population. However to family member passing away there no difference which is signifikan. Difference of quality of health of society because of existence of PT Kertas Basuki Rachmat liquid waste where test population more regular of the disease after residing around PT Kertas Basuki Rachmat liquid waste chailllel. Result of test population well water sampel analysis obtained by hardness, chloride, nitrate, and sulphate compared to higher level of control population, while ferrum rate at control population well water sampel higher than test population. Pursuant to SWOT analysis obtained by strategy to optimalize production, to optimalize instalation liquid waste facility, to improving management of environment and to increase the standart of health of society. Keyword : liquid waste channel, PT Kertas Basuki Rachmat, health ofsociety
BABI PENDAHULUAN
1.1.
LATARBELAKANG Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, bertambah pula kebutuhan manusia terhadap barang - barang keperluan sehari - hari termasuk diantaranya kertas. Kertas diperlukan tidak hanya sebagai alat tulis dan buku atau majalah tetapi juga sebagai tissu, pembungkus rokok, pembungkus makanan dan minuman dan sebagainya. Peningkatan kebutuhan kertas ini terlihat dari peningkatan konsumsi kertas di Indonesia. Pada tahun 1996 konsumsi kertas di Indonesia sebesar 3.119.970 ton per tahun, meningkat terns menjadi 5,3 juta ton per tahun pad a tahun 2002 dengan produksi sebesar 7,6 juta ton per tahun. Permintaan kertas yang paling besar adalah jenis kertas HVS atau kertas tulis, dibanding kertas lainnya, yaitu sekitar 60 % dari produksi kertas. (Kompas, 2002).
Peningkatan kebutuhan kertas tersebut mendorong
berdirinya beberapa industri pulp dan kertas, termasuk di Jawa Timur. Industri pulp dan kertas telah berkembang pesat di Indonesia setelah investasi besar - besaran di akhir tahun 1980 - an. Sejak akhir tahun 1980 -an kapasitas produksi meningkat hampir 700 persen. Total produksi dari dalam negeri telah meningkat dari 3 juta ton per tahun pada tahun 1997 menjadi 5,6 juta ton per tahun hingga tahun 2002. Indonesia telah menjadi produsen pulp terbesar ke sembilan dunia dan produsen kertas terbesar ke sebelas (Rahayuningsih, 2002). Keberadaan pabrik pulp dan kertas di Jawa Timur telah memberikan kontribusi besar dalam ekspor non migas J awa Timur. Berdasarkan sumber BI Surabaya, pada semester I tahun 2003 dari 2.597 juta dollar AS, nilai ekspor non migas Jawa Timur sumbangan terbesar diberikan oleh sektor industri pulp dan kertas yaitu sebesar 348 juta dollar AS (Arisandi, 2004).
2
Kabupaten Banyuwangi sebagai salah satu kabupaten di Propinsi J awa Timur dan merupakan wilayah yang terletak di bagian paling ujung timur Pulau Jawa, tahun 2006 mempunyai jumlah penduduk sebanyak 1.575.089 jiwa (BAPPEDA Kabupaten Banyuwangi, 2006).
Kabupaten
Banyuwangi merupakan salah satu wilayah di Propinsi Jawa Timur yang paling luas dan banyak penduduknya. Dengan kondisi alamnya yang subur dengan sungai yang hampir tidak pemah kering sepanjang tahun serta dekat dengan laut memungkinkan di daerah ini berkembang beberapa industri yang mengandalkan sumber daya alam sepanjang tahun,.
Salah satu
diantaranya adalah industri kertas. PT Kertas Basuki Rachmat sebagai industri kertas di Kabupaten Banyuwangi, terletak di Kelurahan Singotrunan, Banyuwangi, Jawa Timur didirikan atas dasar Ketetapan MPRS No. II tahun 1960 dengan nama proyek pabrik kertas Basuki Rachmat dengan luas areal 50 Ha dan kapasitas produksi 13.000 ton/ tahun.
PT Kertas Basuki Rachmat
diresmikan pada tanggal 26 April 1969. Pada mulanya PT Kertas Basuki Rachmat menggunakan bahan baku bambu 100 % yang disuplai dari Perhutani Banyuwangi. Akan tetapi pada tahun 197 5 PT Kertas Basuki Rachmat di samping bambu menggunakan juga pohon turi, pinus, meranti, damar, dan apak yang disuplai dari Perhutani Banyuwangi.
Pada tahun 1981 bahan baku ditambah dengan
albasia, kaliandra, lamtoro, maesopsis dan chip beli dengan kadar air ratarata 40 %. Karena kondisi perusahaan yang kurang memungkinkan maka pada tahun 1997, PT Kertas Basuki Rachmat menggunakan bahan baku kertas bekas (afval) yaitu antara lain jenis kertas HVS, ivory, art paper, CD, HVS bergaris dan buku tulis (PT Kertas Basuki Rachmat, 1989). Sejak berdirinya PT Kertas Basuki Rachmat perekonomian masyarakat
Banyuwangi,
khususnya di
sekitamya meningkat
dan
membawa keuntungan finansial baik bagi masyarakat, pemerintah kabupaten, pemerintah propinsi maupun pusat.
3
Akan tetapi pendirian industri pulp dan kertas temyata tidak saja membawa keuntungan finansial yang sangat besar tetapi membawa dampak negatifyaitu berupa limbah industri yang semakin banyak. Limbah industri pulp dan kertas dapat berupa gas, cair maupun padat.
Limbah tersebut
secara langsung atau tidak berdampak negatif terhadap organisme terutama manusia. Perusahaan kertas merupakan salah satu penyebab kerusakan lingkungan karena karakteristik limbahnya yang memiliki nilai BOD/ COD (kebutuhan oksigen dalam menguraikan senyawa biologi dan kimia) yang sangat tinggi.
Apabila limbah cair tersebut dibuang ke perairan akan
mengakibatkan kematian ikan dan biota air lainnya. Selain itu limbah cair industri kertas menimbulkan bau busuk, sedangkan bahan kimia yang terikut dalam limbah cair tersebut menimbulkan gangguan pemafasan bagi penduduk yang tinggal di sekitar saluran pembuangan limbah, bahkan tercium sampai beratus- ratus meter dari tempat tersebut (Rini, 2002). Data dari Puskesmas setempat menggambarkan kondisi kesehatan yang masih kurang layak.
Pada tahun 2006 jumlah penderita diare di
Kelurahan Lateng yang berkunjung ke Puskesmas setempat adalah sebanyak 244 orang meningkat pesat dari tahun 2005 yaitu sebesar 155 orang, ISPA (Infeksi Saluran Pemafasan Akut) 203 orang, DBD (Demam Berdarah Dengue) 5 orang dan campak 6 orang (Puskesmas Singotrunan, Kecamatan Banyuwangi, 2007). Pada bulan Juni 2004 dalam program PROPER (program pentaatan industri dalam pengelolaan lingkungan), beberapa pabrik kertas yang berada di Jawa Timur masuk dalam daftar merah atau buruk dalam memenuhi kriteria baku mutu buangan limbah cair.
PT Kertas Basuki
Rachmat sendiri berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 228 tahun 2005 tentang basil penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup (PROPER) tahun 2004/2005 tanggal 2 Agustus 2005 masuk dalam nomer 53 peringkat hitam artinya perusahaan
4
tidak mempunyai kepedulian sama sekali terhadap lingk.ungan dan siap dikenakan sanksi (KLH, 2005). Berdasarkan hal tersebut peneliti melakukan penelitian untuk menguji apakah limbah cair PT Kertas Basuki Rachmat tersebut mempengaruhi kesehatan masyarakat di sekitarnya. Penelitian serupa pemah dilakukan oleh peneliti dari luar negeri antara lain di India (Yadav, 2006), Kanada (Bond dan Lee, 2000), Inggris (Nhu Lee, 2003) dan Norwegia (Langseth dan Kjaerheim, 2004) yang pada dasarnya terdapat pengaruh negatif keberadaan industri pulp dan kertas terhadap kesehatan pekeija atau masyarakat di sekitamya. Sedangkan di Indonesia pemah dilakukan oleh peneliti luar di Sungai Kampar, Riau (Lee dkk., 2002) dimana terdapat peningk.atan resiko penyakit diare pada anak - anak di sepanjang Sungai Kampar, Riau khususnya yang minum secara langsung dari sungai yang dialiri limbah industri pulp dan kertas.
1.2.
PERUMUSA N MASALAH Dari uraian diatas, ada beberapa permasalahan yang akan diteliti yaitu: 1.
Apakah ada perbedaan kesehatan masyarakat di sekitar saluran pembuangan limbah cair PT Kertas Basuki Rachmat dengan kesehatan masyarakat di wilayah lain.
2.
Bagaimana dampak limbah cair PT Kertas Basuki Rachmat terhadap kesehatan masyarakat di sekitar saluran pembuangan limbah caimya.
3.
Bagaimana mengurangi dampak negatif yang timbul di masa mendatang.
1.3.
TUJUAN PENELITIA N Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis :
5
1.
Perbedaan kesehatan masyarakat di sekitar saluran pembuangan limbah cair PT Kertas Basuki Rachmat dengan kesehatan masyarakat di wilayah lain
2.
Dampak keberadaan limbah catr PT Kertas Basuki Rachmat, Banyuwangi terhadap kualitas kesehatan masyarakat di sekitar tempat pembuangan limbah cair tersebut.
3.
Strategi pengurangan dampak negatif limbah cair PT Kertas Basuki Rachmat.
1.4.
MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pengambil kebijakan di daerah setempat untuk menentukan baku mutu limbah, regulasi kebijakan di bidang industri terutama pendirian industri dan pembuangan limbahnya, serta mengatasi dampak negatif yang terjadi pada masyarakat akibat pengaruh pembuangan limbah industri tersebut.
BABII TINJAUAN PUSTAKA
Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa. Sebelum ditemukan kertas, bangsa-bangsa dahulu menggunakan tablet dari tanah lempung yang dibakar. Hal ini bisa dijumpai dari peradaban bangsa Sumeria, prasasti dari batu, kayu, bambu, kulit atau tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai seperti dijumpai pada naskah naskah Nusantara beberapa abad lampau. Peradaban Mesir Kuno menyumbangkan papirus sebagai media tulis menulis yaitu pada masa wangsa Firaun kemudian menyebar ke seluruh Timur Tengah sampai Romawi di Laut Tengah dan menyebar ke seantero Eropa, meskipun penggunaan papirus masih dirasakan sangat mahal. Dari kata papirus (papyrus) itulah dikenal sebagai paper dalam bahasa Inggris, papier dalam bahasa Belanda, bahasa Jerman, bahasa Perancis misalnya atau papel da)am bahasa Spanyol yang berarti kertas. Tercatat
dalam
sejarah
adalah
peradaban
China
yang
menyumbangkan kertas bagi dunia. Adalah Tsai Lun yang menemukan kertas dari bahan bambu yang mudah didapat di seantero China pada tahun 101 Masehi. Penemuan ini akhimya menyebar ke Jepang dan Korea seiring menyebamya bangsa-bangsa China ke timur dan berkembangnya peradaban di kawasan itu. Pada akhimya, teknik pembuatan kertas tersebut jatuh ke tangan orang-orang Arab pada masa Abbasiyah terutama setelah kalahnya pasukan Dinasti Tang dalam Pertempuran Sungai Talas pada tahun 751 Masehi dimana para tawanan-tawanan perang mengajarkan cara pembuatan kertas kepada orang-orang Arab sehingga di zaman Abbasiyah, muncullah pusat-pusat industri kertas baik di Baghdad maupun Samarkand dan kotakota industri lainnya, kemudian menyebar ke Italia dan India lalu Eropa
7
khususnya setelah Perang Salib dan jatuhnya Grenada dari bangsa Moor ke tangan orang-orang Spanyol serta ke seluruh dunia (http://id.wikipedia.org).
2.1.
PROSES PEMBUATAN KERTAS Bahan baku untuk pembuatan pulp antara lain kayu pinus merkusii, bambu, jerami, bagase, kertas bekas dan lain-lain. Menurut Rini (2002), kayu sebagai bahan baku dalam industri kertas mengandung beberapa komponen antara lain : 1.
selulosa Selulosa merupakan komponen yang paling dikehendaki dalam pembuatan kertas karena bersifat panjang dan kuat. Menurut Stanley (2001) dalam kayu mengandung sekitar 50 % komponen selulosa.
2.
hemiselulosa Hemiselulosa lebih mudah larut dalam air dan biasanya dihilangkan dalam proses pulping.
3.
lignin Lignin berfungsi merekatkan serat - serat selulosa sehingga menjadi kaku. Pada proses pulping secara kimia dan proses pemutihan akan menghilangkan komponen lignin tanpa mengurangi serat selulosa. Menurut Stanley (2001) komponen lignin dalam kayu adalah sekitar 30 %.
4.
bahan ekstraktif Komponen ini meliputi hormon tumbuhan, resin, asam lemak dan unsur lain. Komponen ini sangat beracun bagi kehidupan perairan dan mencapai jumlah toksik akut dalam limbah industri kertas. Menurut Stanley (2001), jumlah komponen hemiselulosa dan hidrokarbon dalam kayu adalah sekitar 20 %.
8
Proses produksi kertas terdiri dari beberapa tahap yang pada intinya adalah sebagai berikut : 2.1.1.
Pembuburan kayu (pulping) Menurut Stanley (200 1), proses pembuatan pulp (pulping) pada prinsipnya terbagi atas : 1.
Proses Kimia Proses pembuatan pulp secara kimia terdiri dari dua jenis proses yaitu : a.
Proses Sulfat (kraft) Proses ini merupakan proses industri pulp yang dominan di dunia dengan menghasilkan kekuatan yang tinggi, serat panjang, dan kandungan lignin dalam pulp sangat rendah.
Proses ini dilakukan dengan memasak
potongan kayu dalam sodium hidroksida/ soda kaustik dan cairan sodium (disebut larutan putih (white liquor) yaitu campuran sodium hidroksida dan sodium sulfida). Dengan proses ini lignin dan resin kayu akan dilepaskan dari serat selulosa pulp kemudian dicuci dan diputihkan. Pada proses ini umumnya dilakukan dengan proses tertutup sehingga 95-98% bahan kimia yang digunakan dapat digunakan kembali. b.
Proses Sulfit Proses ini menggunakan peralatan yang serupa dengan proses kraft tetapi
menggunakan bahan kimia
yang berbeda. Karakteristik pulp yang dihasilkan adalah kuat, lembut dan lebih terang wamanya daripada proses
9
kraft sehingga dapat mengurangi tahap pemutih. Bahan
kimia yang digunakan adalah asam sulfat atau hidrogen sulfit untuk memasak bahan baku sehingga dihasilkan asam sulfit atau pulp bisulfit.
Umumnya rata - rata
recovery bahan kimia tidak setinggi proses kraft. 2.
Proses Mekanik Proses pembuatan pulp secara kimia terdiri dari dua jenis proses yaitu : a.
Penggilingan kayu Proses ini merupakan proses yang paling dasar dari proses pulping dan penggilingan kayu atau potongan kayu yang bertujuan untuk memisahkan serat.
Kualitas
pulp pada proses ini rendah karena masih mengandung lignin sehingga kertas yang dihasilkan mudah robek dan agak kusam. Akibatnya kertas tersebut banyak digunakan untuk kertas koran dan kertas yang memerlukan sedikit kekuatan sobek. b.
Proses thermomechanical atau chemo-thermomechanical Dua variasi proses mekanik tersebut digunakan secara luas di industri pulp untuk mengurangi konsumsi energi. Pada proses thermomechanical hanya digunakan kayu lunak yang direbus sebelum digiling.
Sedangkan
pada proses chemothermomechanical potongan kayu direndam dengan bahan kimia berbasis sulfur untuk mengekstrak resin dan lignin. Menurut Kompas (2003 ), salah satu akibat proses ini adalah menghasilkan gas berbau berupa senyawa hidrogen sulfida (H2S),
10
metil merkaptan, dimetilsulfid, dimetil disulfid dan komponen gas sulfur yang sangat berdampak negatif terhadap kesehatan manusia. 2.1.2. Pencucian (washing) Hasil pemasakan merupakan serat yang masih berwarna coklat dan mengandung sisa cairan pemasak.
Serat ini masih
mengandung serat - serat yang tidak dikehendaki. Proses pencucian pulp dilakukan untuk menghilangkan materi yang tidak diinginkan yang akan mempengaruhi dosis zat pemutih. Hasil samping dari proses ini berupa black liquor, debu dan lignin.
Setelah dicuci pulp dihilangkan lignin yang tersisa
(delignifikasi) menggunkan oksigen dalam larutan putih sehingga menghasilkan bubur kayu yang lebih putih.
Proses ini akan
mengurangi jumlah klorin yang dibutuhkan dalam proses pemutihan
(bleaching). 2.1.3. Pemutihan (bleaching) Proses ini bertujuan untuk menghilangkan lignin tanpa merusak selulosa. Proses ini biasanya melibatkan beberapa tahap. Menurut Kompas (2003 ), proses pemutihan menggunakan zat kimia utamanya Cl02 dan cairan yang masih tertinggal berubah menjadi limbah
dengan
kandungan
berbagai
bahan
kimia ·berupa
organoklorin yang umumnya beracun. Menurut EPA ( 1997), udara yang keluar dari tangki
bleaching mengandung polutan berbahaya seperti kloroform, metanol, formaldehid dan metil etil keton. Sedangkan bahan kimia yang menggunakan
senyawa klorin organik sebagai bahan
bleaching dapat membentuk beberapa senyawa toksik seperti dioksin, furan dan klorin organik (kloroform).
11
2.1.4.
Pembentukan kertas Pulp yang dihasilkan dari tahap sebelumnya selanjutnya dilakukan penggilingan, pengempaan (pressing) untuk mengurangi kadar air dan diikuti dengan pengeringan (drying) dengan menggunakan uap.
Untuk mendapatkan permukaan yang halus
(pad a kertas cetak!tulis) dilakukan proses calendering sesudah pengenngan,
sedangkan
untuk
membuat
permukaan
yang
mengkilat dan berwama, sesudah calendering dilakukan proses pelapisan (coating) untuk produk kertas cetak. Menurut Rini (2002), kadang - kadang juga dilapisi dengan kaolin untuk memutihkan permukaan atau diberi pengikat yang mengandung formaldehide, ammonia atau polivinil alkohol agar lebih kuat. 2.2.
LIMBAH INDUSTRI KERT AS Pada proses pembuatan kertas terdapat zat yang berpotensi mencemari lingkungan. Menurut Rini (2002), limbah proses pembuatan kertas yang berpotensi mencemari lingkungan tersebut dibagi menjadi 4 kelompok yaitu : a.
limbah cair, yang terdiri dari : padatan tersuspensi yang mengandung partikel kayu, serat dan ptgmen, senyawa organik koloid terlarut seperti hemiselulosa, gula, alkohol, lignin, terpentin, zat pengurai serat, perekat pati dan zat sintetis yang menghasilkan BOD (Biological Oxygen Demand) tinggi, limbah cair berwama pekat yang berasal dari lignin dan pewama kertas, bahan anorganik seperti NaOH, Na2S04 dan klorin, limbah panas,
12
mikroba seperti golongan bakteri koliform. b.
Partikulat yang terdiri dari : abu dari pembakaran kayu bakar dan sumber energi lain -
partikulat zat kimia terutama yang mengandung natrium dan kalsium.
c.
Gas yang terdiri dari : gas sulfur yang berbau busuk seperti merkaptan dan H2S yang dilepaskan dari berbagai tahap dalam proses kraft pulping dan proses pemulihan bahan kimia oksida sulfur dari pembakaran bahan bakar fosil, kraft recovery furnace dan lime kiln (tanur kapur)
uap yang mengganggujarak pandangan d.
Limbah padat yang terdiri dari : sludge dari pengolahan limbah primer dan sekunder
limbah dari potongan kayu.
Menurut JEMAI (1999), industri pulp dan kertas mempunyat karakteristik limbah cair yang mengandung BOD, COD (Chemical Oxygen Demand), padatan terlarut, fenol, wama dan bau dalam jumlah
besar, namun biasanya tidak mengandung bahan toksik (beracun). Akan tetapi menurut Arisandi (2004), selain memiliki karakteristik tersebut, nilai BOD/ COD yang sangat tinggi mengakibatkan degradasi kualitas air yang ditandai dengan matinya ikan dan biota air. Pada beberapa limbah cair industri kertas didapatkan unsur Pb (timbal) yang sangat berbahaya bagi lingkungan. Sedangkan menurut Sunoko (2005), limbah pembuatan pulp dan kertas sebagian besar mengandung serat dan padatan tersuspensi, resin dan asam lemah, fenol terklorinasi, asam organik terklorinasi dan senyawa terklorinasi netral. Lebih lanjut Sunoko (2005) mengatakan bahwa limbah pulp juga mengandung logam seperti Zn (seng), Cd (kadmium), Cr (kromium), Cu (tembaga), Pb (timah hitam) dan Hg (air raksa).
Dari hasil analisis
13
sampel limbah pulp dari Boat Harbour, Kanada pada bulan Oktober 1990, kandungan logam arsen total sebesar 0,13 mgll, kadmium total sebesar 0,01 mgll, kromium total sebesar 0,01 mgll, tembaga total sebesar 0,01
mgll, Pb total sebesar 0,02 mgll, Hg total sebesar 0,00015 mgll, seng total sebesar 0,07 mgll, nikel total sebesar 0,01 mgll dan kobalt sebesar 0,01 mgll. Tabel 1. Baku mutu limbah cair industri pulp dan kertas Kadar maksimum (kglton) a)
Behan pencemaran maksimum (kglton) a)
Kadar maksimum (kg/ton) b)
BODs
150
25,5
70
COD
350
59,5
150
TSS
150
25,5
70
-
-
0,1
Parameter
Pb
6,0-9,0
pH Debit limbah maksimum
170 m3 /ton produk kertas kering
50 m3 /ton produk kertas kering
Sumber .• a) Menten Lmgkungan Htdup (1995) b)
Keputusan Gubemur Jawa Timur tanggal 17 Juni 2002
Keterangan : : tidak diatur Pb : khusus untuk industri yang melakukan proses de-inking dalam pembuatan pulp untuk memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan pulpnya Sebagian besar industri kertas menggunakan pemutih yang mengandung klorin. Klorin ini akan bereaksi dengan senyawa organik dalam kayu membentuk senyawa toksik seperti dioksin.
Dioksin ini
ditemukan dalam proses pembuatan kertas, air limbah (efluen) bahkan di dalam produk kertas yang dihasilkan. Meskipun konsentrasi dioksin di
14
air limbah sangat kecil, tetapi selama pabrik terns beroperasi, konsentrasi dioksin di dalam air akan terns bertambah.
Dioksin adalah senyawa
organik yang sukar terdegradasi dan konsentrasinya akan berlipat ganda jika
masuk
ke
dalam
biomagnifikasi.
rantai
makanan
karena
adanya
proses
Hal ini menyebabkan konsentrasi dioksin di dalam
jaringan tubuh hewan air menjadi ratusan kali lebih besar dibandingkan di dalam air tempat hidupnya (Rini, 2002). Baku mutu limbah cair untuk industri pulp dan kertas seperti yang diatur
dalam
Keputusan
Menteri
Lingkungan
Hidup
No.
51/MenLH/1 0/1995 adalah sebagaimana Tabel 1 di atas.
2.3.
PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI
Limbah industri terdiri dari limbah gas, cair dan padat. Menurnt Sunu (2001), berbagai cara untuk mencegah pencemaran udara antara lain: 1.
Pencemar berbentuk gas a. Adsorbsi Adsorbsi merupakan proses melekatnya molekul polutan atau ion pada permukaan zat padat, yaitu adsorben, seperti karbon aktif dan silikat. b. Absorbsi Absorbsi mernpakan proses penyerapan yang memerlukan solven yang baik untuk memisahkan polutan gas dengan konsentrasinya. c. Kondensasi Kondensasi mernpakan proses pernbahan uap air atau benda gas menjadi cair pada suhu udara di bawah titik embun. d. Pembakaran Pembakaran
merupakan
proses
untuk
menghancurkan
gas
hidrokarbon yang terdapat di dalam polutan dengan menggunakan proses oksidasi panas yang disebut incineration menghasilkan gas karbon dioksida (C02) dan air.
15
2.
Pencemaran berbentuk partikel a. Filter Filter udara bertujuan menangkap debu atau partikel yang ikut keluar cerobong atau stack pada permukaan filter agar tidak ikut terlepas ke lingkungan. b. Filter basah Cara kerja filter basah atau scrubbers/ wet collectors adalah membersihkan udara kotor dengan menyemprotkan air dari bagian atas alat sedangkan udara yang kotor dari bagian bawah alat. c. Elektrostatik Alat pengendap elektrostatik menggunakan arus searah (DC) yang mempunyai tegangan 25 - 100 KV sehingga terjadi pemberian muatan pada polutan dan akhimya mengendap. d. Kolektor mekanis Kolektor mekanis merupakan proses pengendapan polutan partikel berukuran besar secara gravitasi.
Contohnya adalah cyclone
separators {pengendap siklon) dengan memanfaatkan gaya sentrifugal. 3.
Program penghijauan Program penghijauan bertujuan untuk menyerap hasil pencemaran udara berupa gas karbon dioksida (C02) dan melepas oksigen sehingga mengurangi jumlah polutan di udara.
4.
Pembersih udara secara elektronik Pembersih udara secara elektronik (electronic air cleaner) dapat berfungsi mengurangi polutan udara dalam ruangan.
5.
Ventilasi udara dan exhaust fan Ventilasi udara dan exhaust fan bertujuan agar kebutuhan oksigen ruangan tercukupi dan polutan segera keluar dari ruangan sehingga ruangan bebes polutan.
16
Lebih lanjut Sunu (2001) menyatakan bahwa proses pengolahan limbah cair pada dasarnya dikelompokkan menjadi 3 tahap yaitu : 1.
Pengolahan primer Pengolahan primer bertujuan membuang bahan - bahan padatan yang mengendap atau mengapung. Pada dasarnya pengolahan primer terdiri dari tahap - tahap untuk memisahkan air dari limbah padatan dengan membiarkan padatan tersebut mengendap atau memisahkan bagian bagian padatan yang mengapung.
Pengolahan primer ini dapat
menghilangkan sebagian BOD dan padatan tersuspensi serta sebagian komponen organik. Proses pengolahan primer limbah cair ini biasanya belum memadai dan masih diperlukan proses pengolahan selanjutnya. 2.
Pengolahan sekunder Pengolahan sekunder limbah cair merupakan proses dekomposisi bahan - bahan padatan secara biologis. Penerapan yang efektif akan dapat menghilangkan sebagian besar padatan tersuspensi dan BOD. Ada 2 proses pada pengolahan sekunder yaitu: a.
Penyaring trikle Penyaring trikle menggunakan lapisan batu dan kerikil dimana limbah cair dialirkan melalui lapisan ini secara lambat. Dengan bantuan bakteri yang berkembang pada batu dan kerikil akan mengkonsumsi sebagian besar bahan - bahan organik.
b.
Lumpur aktif Kecepatan aktivitas bakteri dapat ditingkatkan dengan cara memasukkan udara dan lumpur yang mengandung bakteri ke dalam tangki sehingga lebih banyak mengalami kontak dengan limbah cair yang telah diolah pada proses pengolahan primer. Selama proses ini limbah organik dipecah menjadi senyawa senyawa yang lebih sederhana oleh bakteri yang terdapat di dalam lumpur aktif.
17
3.
Pengolahan tersier Proses pengolahan primer dan sekunder limbah cair dapat menurunkan BOD air dan meghilangkan bakteri yang berbahaya.
Akan tetapi
proses tersebut tidak dapat menghilangkan komponen organik dan anorganik terlarut.
Oleh karena itu perlu dilengkapi dengan
pengolahan tersier. Pengolahan limbah cair pada industri pulp dan kertas terdiri atas tahap netralisasi, pengolahan primer, pengolahan sekunder dan tahap pengembangan. Sebelum masuk ke tempat pengendapan primer, air limbah masuk dalam tempat penampungan dan netralisasi.
Pada tahap ini
digunakan saringan untuk menghilangkan benda - benda besar yang masuk ke air limbah. Pengendapan primer biasanya beketja atas dasar gaya berat. Oleh karenanya memerlukan waktu tinggal sampai 24 jam. Untuk meningkatkan proses pengendapan dapat digunakan bahan flokulasi dan koagulasi di samping mengurangi bahan yang membutuhkan oksigen.
Pengolahan
secara biologis dapat mengurangi kadar racun dan meningkatkan kualitas air buangan (bau, wama, dan potensi yang mengganggu badan air). Apabila terdapat lahan yang memadai dapat digunakan laguna fakultatif dan laguna aerasi.
Laguna aerasi akan mengurangi 80 % BOD dengan
waktu tinggal 10 hari. Apabila tidak terdapat lahan yang memadai maka proses lumpur aktif, parit oksidasi dan trickling filter dapat digunakan dengan hasil kualitas yang sama tetapi membutuhkan biaya operasional yang tinggi. Tahap pengembangan dilakukan dengan kapasitas yang lebih besar, melalui pengolahan fisik dan kimia untuk melindungi badan air penerima (Devi, 2004). Sedangkan endapan (sludge) yang biasanya diperoleh dari proses
filter press dari IP AL (Instalasi Pengolahan Air Limbah), menurut Sunu (2001) dapat dikategorikan sebagai limbah 83 (Bahan Berbahaya dan
18
Beracun) atau tidak:. Pembuangan lumpur organik, termasuk pada industri pulp dan kertas, dapat dibedakan menjadi: 1.
Metode pembak:aran Metode pembak:aran ini merupak:an salah satu cara untuk mencegah dampak: lingkungan yang lebih luas sebelum dilakukan pembuangan akhir.
Beberapa metode yang dapat dilakukan antara lain adalah
metode incinerator basah yang mengoksidasi lumpur organik pada suhu dan tekanan tinggi. 2.
Metode fermentasi metan dan metode pembusukan Metode fermentasi metan dilakukan menggunak:an tangki fermentasi sehingga dihasilkan gas metan, sedangkan metode pembusukan akan diperoleh hasil akhir berupa kompos. Lumpur yang dihasilkan dari pengolahan buangan pada masa lalu
biasanya ditimbun.
Akan tetapi sistem ini menimbulkan bau karena
pembusukan dan menyebabkan pencemaran air tanah dan air permukaan. Sekarang lumpur dihilangkan airnya dan dibak:ar atau digunakan sebagai bahan bakar (Rini, 2002).
2.4.
DAMPAK LIMBAH INDUSTRI KERTAS Keberadaan industri kertas seringkali memicu protes masyarak:at seperti yang pernah tetjadi di Kabupaten Nganjuk (Arisandi,
2004)
dimana buangan limbah industri kertas menimbulkan bau busuk. Akibatnya sebagian besar sumur gali masyarakat sekitar tidak: dapat dimanfaatkan. Sedangkan bahan kimia yang terikut dalam limbah cair setiap malam menimbulkan gangguan pernafasan bagi penduduk yang tinggal di bantaran kali. Menurut Arisandi (2004), limbah perusahaan kertas memiliki nilai BOD/ COD yang sangat tinggi sehingga apabila dibuang ke perairan ak:an mengakibatkan degradasi kualitas air yang ditandai dengan matinya ikan dan biota air lainnya.
Di samping itu limbah industri kertas yang
19
menimbulkan bau busuk yang mengganggu pemafasan penduduk di sekitamya karena terdapat komponen selulosa (bahan dasar pulp) hila tertimbun di dasar sungai. Hal ini serupa dengan yang ditulis JEMAI (1999), bahwa jenis polutan berlumpur yang mengandung padatan tersuspensi organik dan anorganik antara lain dihasilkan oleh industri kertas dan pulp dimana pengaruhnya pada konsentrasi tinggi menyebabkan ikan susah bemafas dan mengganggu fotosintesa. Menurut Rini (2002), pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh industri kertas antara lain : a.
membunuh ikan, kerang, dan invertebrata akuatik lainnya
b.
memasukkan zat kimia karsinogenik dan zat pengganggu aktivitas hormon ke dalam lingkungan
c.
menghabiskan jutaan liter air tawar
d.
menimbulkan resiko terpapamya masyarakat oleh buangan zat kimia berbahaya dari limbah industri yang mencemari lingkungan
Dalam percobaan laboratorium efluen industri kertas menyebabkan penyimpangan reproduksi pada zooplankton dan invertebrata yang merupakan prey dari ikan serta kerusakan genetik dan reaksi sistem kekebalan tubuh pada ikan (Rini, 2002) dan kerusakan hati serta deformasi tulang belakang (Minister of Health Canada, 2004). Lebih lanjut Rini (2002) mengatakan bahwa dioksin yang merupakan salah satu jenis organoklorin dan menimbulkan efek toksin, banyak ditemukan dalam konsentrasi tinggi di daerah masyarakat pesisir yang mempunyai pabrik pulp. Senyawa organoklorin dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan seperti kanker, cacat lahir, endometriosis, penurunan jumlah spermatozoa, dan gangguan perkembangan janin. Senyawa organoklorin juga menyebabkan kerusakan
genetis dan
penurunan daya tahan ikan salmon dan ikan lainnya. Adapun menurut Slamet (2002), zat organik yang bereaksi dengan klor dapat menjadi
20
senyawa yang karsinogenik seperti trihalometan yang pengaruhnya terhadap kesehatan dapat bersifat langsung. Dioksin sering digunakan untuk menyatakan tiga jenis zat kimia dengan toksisitas akut yaitu dioksin, furan, dan polychlorinated biphenyls (PCBs) yang semuanya memiliki dua cincin benzena dan senyawa klorin
(Rini, 2002). Partikel yang dihasilkan oleh industri pulp dan kertas dapat mengganggu kesehatan antara lain meningkatkan resiko pemafasan dan kardiovaskuler serta kematian prematur.
penyakit Sedangkan
kloroform kemungkinan besar dapat menyebabkan kanker, paparan jangka pendek dapat mempengaruhi sistem syaraf pusat dan mengakibatkan pusing dan sakit kepala. mempengaruhi liver.
Sedangkan dalam jangka panjang dapat
Paparan dioksin dan furan dapat menyebabkan
gangguan kulit, kanker, mempengaruhi reproduksi serta sistem kekebalan tubuh (EPA, 1997). Menurut Green (2005), terdapat beberapa senyawa dalam industri pulp dan kertas yang berpeluang besar bersifat karsinogenik, yaitu : 1.
ashes Ashes dapat menyebabkan kanker paru - paru, digunakan pada penyambungan pipa dan boiler.
2.
aditif kertas lainnya termasuk benzidine-base dyes, formaldehid dan epichlorohydrin
yang
berpeluang menimbulkan
kanker pada
manusta. 3.
kromium heksavalen dan senyawa nikel Senyawa ini umumnya digunakan pada pengelasan stainless steel dan dikenal sebagai karsinogenik terhadap paru - paru dan organ pemafasan lain.
4.
debu kayu (utamanya kayu keras) Debu kayu keras dikenal sebagai penyebab kanker pemafasan.
5.
hidrazin, styren, minyak mineral, chlorinated phenols dan dioxin Senyawa- senyawa tersebut berpeluang besar menyebabkan kanker.
21
Sedangkan Hirsch
(1999)
menggolongkan resiko
terhadap
kesehatan yang disebabkan oleh polutan industri pulp ke dalam 5 golongan utama, yaitu asma dan penyakit paru - paru lainnya, kanker, masalah reproduksi (infertilitas) dan hormon, ketidakmampuan belajar, dan efek kesehatan lain seperti penyakit hati, kehilangan sistem kekebalan, alergi dan sebagainya.
Lebih lanjut Hirsch ( 1999) menyebutkan beberapa
polutan industri pulp yang mempengaruhi kesehatan adalah : 1.
bahan partikulat Bahan partikulat ini menyebabkan asma dan penyakit hati.
2.
dioxin Senyawa dioxin menyebabkan kanker, diabetes, ketidakmampuan belajar dan penyakit lainnya.
3.
klorin/ gas Ch Senyawa ini menyebabkan penyakit paru - paru, masalah hormon dan reproduksi.
4.
hidrogen sulfida Gas H2 S ini menyebabkan kerusakan sistem kekebalan, masalah pernafasan dan alergi.
5.
formaldehid dan asetaldehid Senyawa forrnaldehid dan asetaldehid ini menyebabkan kanker. Menurut Yadav (2006), polychlorinated biphenyls (PCBs) melalui
atr dapat masuk ke ikan yang hila dikonsumsi oleh manusia dapat menyebabkan penyakit (umumnya kanker). Paparan PCB berhubungan dengan aktivitas biokimia yang berdampak negatif terhadap kesehatan seperti peningkatan ekskresi 17-hydroxycorticosteroid dan aktivitas gglutamyl transpeptidase,
penurunan serum bilirubin dan peningkatan
limfosit, peningkatan penyakit kulit seperti chlorane, folliculitis dan dermatitis, hepatomegali, peningkatan serum kolesterol dan tekanan darah.
PCB juga meningkatkan frekuensi penyakit yang berbahaya dan
22
meningkatkan kematian karena kanker saluran pencernaan, hematologic neoplasma dan frekuensi kanker paru.
Lebih lanjut Yadav (2006) mengatakan bahwa senyawa dioksin yang dihasilkan dari industri kertas melalui air limbah dapat masuk ke ikan yang dikonsumsi oleh manusia dan mengakibatkan dampak negatif pada kesehatan.
Senyawa 2,3, 7,8-tetrachlorodibenzo-p-dioxin (23 78-TCDD)
merupakan senyawa organik yang paling toksik, tidak terdegradasi secara biologi dan menyebabkan penyakit bintik hitam di kulit.
Beberapa
senyawa toksik bersifat merusak kesehatan reproduksi dan menyebabkan kemandulan pada manusia. Zat kimia lain yang kemungkinan besar terdapat di dalam limbah pulp dan kertas adalah logam - logam berbahaya antara lain air raksa, Pb, kadmium, kromium dan sebagainya.
Menurut Slamet (2002), gejala
keracunan air raksa secara umum seperti sakit kepala, mudah Ielah dan teriritasi, lengan dan kulit terasa kebal, sulit menelan, penglihatan kabur, luas penglihatan menyempit, ketajaman pendengaran berkurang dan koordinasi otot - otot lenyap.
Beberapa orang secara konstan merasa
seperti ada logam di mulut, gusi membengkak dan diare secara meluas. Sedangkan untuk kadmium, sebenarnya tubuh manusia tidak membutuhkannya dalam proses metabolisme. Apabila kadmium masuk ke dalam tubuh sebagian akan terkumpul di dalam hati, ginjal dan sebagian dikeluarkan lewat saluran pencernaan. Gejala keracunan kadmium antara lain sakit pinggang yang semakin parah, tulang punggung terasa sangat nyeri yang diikuti dengan osteomalacia (pelunakan tulang) dan faktur tulang punggung yang multipel. Kematian biasanya diakibatkan karena gagal ginjal. Air raksa (Hg) merupakan racun sistemik dan diakumulasikan ke hati, ginjal, limfa dan tulang. Keracunan Hg akan menimbulkan gejala ganggunan susunan syaraf pusat seperti kelainan kepribadian dan tremor, kejang, pikun, insomnia, kehilangan kepercayaan diri, iritasi, depresi dan rasa ketakutan. Gejala gastro intestinal seperti stomatitis, hipersalivasi,
23
colitis, sakit saat mengunyah, ginggivitis, garis hitam pada gusi (leadline) dan gigi mudah melepas. Kulit dapat menderita dermatitis dan ulcer. Hg organik cenderung merusak sistem susunan syaraf pusat, sedangkan Hg anorganik biasanya merusak ginjal dan menyebabkan cacat bawaan (Slamet 2002).
2.5.
KESEHATAN MASYARAKAT Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pada pasal 1 butir 1 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan kesehatan adalah keadaan meliputi kesehatan badan, rohani (mental) dan sosial dan bukan hanya keadaan yang bebas penyakit, cacat dan kelemahan sehingga dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor pelayanan kesehatan, dan faktor bawaan (keturunan). Dari keempat faktor tersebut,
faktor
lingkungan
merupakan
faktor
yang
paling besar
pengaruhnya dibandingkan dengan ketiga faktor yang lain. Pada umumnya, bila manusia dan lingkungannya berada dalam keadaan seimbang, maka keduanya berada dalam keadaan 'sehat. Akan tetapi karena sesuatu sebab sehingga keseimbangan ini tergangggu atau mungkin tidak dapat tercapai, maka dapat menimbulkan dampak yang merugikan bagi kesehatan. Keseimbangan tersebut sangat kompleks (Anies, 2006). Selanjutnya
Soemirat
(2000)
mengatakan
dalam
paradigma
kesehatan lingkungan ada 4 simpul yang berkaitan dengan proses pajanan B3 yang dapat mengganggu kesehatan. Keempat simpul tersebut adalah : Simpul 1 : Jenis dan skala kegiatan yang diduga menjadi sumber pencemar atau biasa disebut sebagai sumber emisi B3. Sumber emisi B3 pada umumnya berasal dari sektor industri, transportasi, yang mengeluarkan berbagai bahan buangan yang
24
mengandung senyawa kimia yang tidak dikehendaki. Emisi tersebut dapat berupa gas, cairan, maupun partikel yang mengandung senyawa organik maupun anorganik. Simpul2 :Media lingkungan (air, tanah, udara, biota). Emisi dari simpul 1 dibuang ke lingkungan, kemudian menyebar secara luas di lingkungan sesuai dengan kondisi media transportasi limbah. Bila melalui udara, maka sebarannya tergantung dari arah angin dominan dan dapat menjangkau wilayah yang cukup luas. 8ila melalui air maka dapat menyebar sesuai dengan arah aliran yang sebarannya dapat sangat jauh. Komponen lain yang ikut menyebarkan emisi tersebut adalah biota air yang ikut tercemar. Simpul 3 : Pemajanan 83 ke manusia. Di lingkungan, manusia dapat menghirup udara yang tercemar, minum air yang tercemar, makan makanan yang terkontaminasi dan dapat pula kemasukan 83 melalui kulit. Pada umumnya titik pemajanan 83 kedalam tubuh manusia melalui pemafasan, oral (mulut) dan kulit Simpul 4 : Dampak Kesehatan yang timbul. Akibat kontak dengan 83 atau terpajan oleh pencemar melalui berbagai cara seperti pada simpul 3, maka dampak kesehatan yang timbul bervariasi dari ringan, sedang, sampai berat bahkan sampai menimbulkan kematian, tergantung dari dosis dan waktu pemajanan. Jenis penyakit yang ditimbulkan, pada umumnya merupakan penyakit non infeksi antara lain keracunan, kerusakan organ, kanker, hipertensi, asma bronchioli, pengaruh pada janin yang dapat mangakibatkan lahir cacat (cacat bawaan), kemunduran mental, gangguan pertumbuhan baik fisik maupun psikis, gangguan kecerdasan dan lain sebagainya. Air sebagai bagian dari lingkungan manusia mempunyai pengaruh langsung maupun tidak terhadap kesehatan manusia. Adanya pengotoran badan air oleh zat- zat kimia dapat menurunkan kadar oksigen terlarut, zat-
25
zat kimia yang sukar diuraikan secara alamiah dan menyebabkan masalah seperti estetika, kekeruhan dan kesehatan. Sedangkan pengaruh langsung air adalah sebagai penyebar penyebab penyakit ataupun sebagai sarang penyebar penyakit (Slamet, 2002). Menurut Soemirat (2000), faktor -
faktor yang menentukan
perbedaan atau variabilitas faktor biologi manusia yang diturunkan yang menentukan sekali terjadinya penyakit adalah : 1.
USia
Berbagai penyakit dapat menyerang usia tertentu seperti polio, pertusis, difteri, cacar air dan sebagainya banyak menyerang anak anak karena belum mempunyai kekebalan terhadapnya, penyakit degeneratif banyak menyerang orang tua dan penyakit karena ketidakseimbangan hormonal banyak menyerang golongan usia akil bali g. 2.
jenis kelamin Perbedaan insidensi berbagai penyakit disebabkan paparan terhadap agen bagi setiap Jems kelamin yang berbeda. Menurut Notoadmodjo (2003), angka di luar negeri menunjukkan angka kesakitan lebih tinggi terjadi pada wanita dan angka kematian terjadi lebih tinggi pada semua umur. Hal tersebut disebabkan oleh faktor faktor intrinsik antara lain : a.
faktor keturunan yang terkait dengan Jems kelamin atau perbedaan hormonal
b.
berperannya faktor - faktor lingkungan, misalnya lebih banyak pria merokok, minurn minuman keras, candu, bekerja keras dan melakukan pekerjaan berbahaya daripada wanita
3.
bangsa Perbedaan antarbangsa menentukan perbedaan komposisi genetiknya yang selanjutnya akan menentukan kepekaan atau
26
kekebalan terhadap penyakit tertentu.
Pada umumnya wama kulit
yang gelap lebih tahan terhadap penyakit kulit. Sebaliknya TBC lebih mudah berkembang pada golongan kulit hitam daripada Kaukasian. 4.
keluarga Faktor keluarga berhubungan dengan faktor genetik yang dapat diturunkan apabila lingkungan memungkinkan untuk timbul, misalnya penyakit diabetes mellitus, buta wama, hemofilia, asma atau penyakit Penyakit TBC dapat timbul lebih cepat pada individu yang
JlWa.
mempunyai bakat yang diturunkan. Urutan anak akan berbeda baik dalam potensial kesehatan maupun potensial penyakit dan perlakuan keluarga terhadapnya. 5.
daya tahan natural Daya tahan natural adalah struktur dan fungsi tubuh serta sistem kekebalan yang didapat manusia sejak lahir.
Kekebalan
alamiah didapat secara alamiah karena infeksi atau mendapat antibodi dari ibu selama dalam kandungan, misalnya adalah penyakit morbili, polio, dan cacar air. Sedangkan atribut yang didapat oleh seseorang setelah lahir antara lain adalah : 1.
status kesehatan Yang termasuk di dalam status kesehatan ini adalah status fisiologis, status gizi dan pengalaman sakit. Status fisiologis adalah keadaan fungsi tubuh seseorang yang akan mempengaruhi manifestasi suatu penyakit.
Status gizi didapat dari nutrien yang diberikan
kepadanya. Sedangkan pengalaman sakit ikut menentukan kekuatan tubuhnya.
27
2. status kekebalan Kekebalan terhadap penyakit diperoleh dari pengalaman sakit, pemberian
vaksinasi
(kekebalan
aktif)
dan
mendapat
serum
(kekebalan pasif). 3. perilaku Perilaku ditentukan oleh panutan, budaya, sumber daya, perasaan dan pemikiran seseorang.
Panutan yaitu tokoh penting
dalam masyarakat seperti tokoh masyarakat, tokoh agama maupun orang yang berpendidikan tinggi serta budaya sebagai cara/ gaya hidup dapat mengubah perilaku masyarakat. Demikian juga dengan perasaan dan pemikiran seseorang.
Sedangkan sumber daya yang
meliputi ketersediaan materi, waktu, keterampilan, uang, fasilitas dan sebagainya akan mempengaruhi taraf kesehatan seseorang. Menurut Soemirat (2003 ), bahan asing bagi tubuh orgamsme (disebut xenobiotik) dapat masuk ke dalam tubuh organisme melalui berbagai jalan, yaitu: 1.
oral Adalah masuknya bahan asmg ke dalam tubuh orgamsme melalui mulut dan masuk ke dalam saluran pencernaan.
2.
inhalasi Adalah masuknya bahan asmg ke dalam tubuh organ1sme melalui saluran pernafasan.
Kondisi ini akan memudahkan bahan
asing tersebut masuk ke peredaran darah. 3.
dermal Adalah masuknya bahan asmg ke dalam tubuh organ1sme melalui kulit. Kondisi ini akan lebih mudah memasuki peredaran darah dibanding per oral.
28
4.
parenteral Adalah masuknya bahan asmg ke dalam tubuh orgamsme melalui suntikan.
2.6.
PRODUKSI BERSIH PADA INDUSTRI KERT AS Produksi bersih didefinisikan sebagai upaya penerapan yang kontinyu dari suatu strategi pengelolaan lingkungan yang integral dan preventif terhadap proses, produk dan jasa untuk meningkatkan ekoefisiensi dan mengurangi terjadinya resiko terhadap manusia dan lingkungan (Liana, Dalam pemakaiannya banyak pihak menggunakan istilah yang
1999). berbeda
untuk
menggambarkan
tindakan
produksi
bersih,
seperti
pencegahan polusi, pengurangan, minimisasi limbah, pengurangan sumber dan teknologi bersih. Istilah produksi bersih digunakan untuk menjelaskan pendekatan secara konsep dan operasi terhadap proses dan produk yang dapat memperkecil dampak keseluruhan daur hidup produk terhadap manusia dan Iingkungan. Konsep penerapan produksi bersih digambarkan sebagaimana Gambar 1 di bawah ini :
c
TOTAL QUALITY
~
L
E A N
TOTAL QUALITY ENVIRONMENTAL MANAGEMENT
p
Minimisasi Limbah (Waste Minimization)
R 0 D
Daur Ulang (Recycling)
u
Pengendalian Pencemaran (Pollution Control)
T
Pengolahan & Pembuangan (Treatment & Disposal)
c I
0 N
Pencegahan Pencemaran (Pollution Prevention)
Remediasi (Remediation)
Cleaner Technology
--,
Clean Technology ~
Technology r--
Sumber : Liana B, 1999 Gambar 1. Konsep penerapan produksi bersih
29
Menurut KMB-EP3 (2004), peluang produksi bersih pada industri kertas antara lain adalah: 1.
Penanganan bahan baku Sebaiknya bahan baku serpihan - serpihan kayu (chip) yang akan digunakan sebagai bahan baku atau akan disimpan, diletakkan di tempat yang tidak bersinggungan langsung dengan tanah agar tidak terkontaminasi oleh kotoran dan kerikil halus.
2.
Pembuatan bubur kertas Untuk mengurangi kehilangan serat maka perlu perbaikan kineija peralatan seperti pompa, penyaring (filter), dan mesin agar dapat bekeija secara optimal sehingga tidak ada kehilangan bahan.
3.
Pembuatan kertas Agar pemakaian bahan kimia dapat dikurangi maka pada mesm kertas diupayakan dipasang alat pengukur pH yang bekerja secara otomatis. Untuk mesin lainnya perlu dilakukan peningkatan kinerja dengan mengganti bagian yang rusak atau dengan mengganti bagian yang berkorosi dengan bahan yang tahan korosi.
4.
Penghematan air Untuk mengurangi pemakaian air bersih (fresh water) maka perlu menggunakan kembali air bersih yang telah digunakan oleh mesin - mesin lain sebagai pembilas. Air dari pompa vakum dapat digunakan kembali pada bagian proses lain yang membutuhkan air panas (misalnya pada tahap akhir pencucian pulp). Langkah lainnya adalah memperbaiki pompa yang bocor.
Pemakaian air yang
berlebihan akan mengurangi keuntungan perusahaan, di sisi lain perlindungan alam juga harus dijaga dengan pemakaian air secara efisien.
30
5.
Penghematan energi Pemakaian energi yang efisien akan menurunkan biaya energt.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menghemat
energi antara lain adalah memanfaatkan uap yang teijadi pada tangki kondensat sesudah uap tersebut dipakai pada proses pengeringan untuk air boiler serta memperbaiki insulasi yang rusak sehingga tidak ada uap panas yang terbuang. 6.
Penghematan bahan kimia Di samping harganya yang mahal, bahan kimia juga menimbulkan masalah pada lingkungan sehingga diupayakan memakai bahan kimia seminimal mungkin serta melakukan pengolahan kembali agar bisa dimanfaatkan kembali (didaur ulang).
7.
Minimalisasi limbah Menurut Rini (2002), program minimalisasi limbah yang efektif akan mengurangi biaya produksi dan beban pengelolaan limbah berbahaya sehingga akan meningkatkan efisiensi, kualitas produk dan hubungan baik dengan masyarakat.
Berbagai cara untuk mencapai
minimalisasi limbah mencakup tiga bagian utama yaitu: a.
pengurangan dari sumbemya Pengurangan sumber limbah mencakup pemeliharaan dan perawatan yang baik (good house keeping) antara lain dengan mencegah teijadinya ceceran dan tumpahan bahan.
Perubahan
dalam proses produksi sehingga teijadi perubahan input bahan, pengawasan proses yang lebih ketat, modifikasi peralatan dan perubahan teknologi yang lebih hemat.
31
b.
daur ulang Daur ulang dilakukan dengan recovery bahan, air dan energi bekas pakai untuk dipakai kembali dalam proses berikutnya.
c.
modifikasi produk Modifikasi produk bertujuan untuk meningkatkan usia produk sehingga lebih tahan lama, mempermudah daur ulang dan minimalisasi dampak lingkungan dari pembuangan produk tersebut. Sedangkan menurut Devi (2004), banyak industri pulp baru
dirancang secara termomekanik atau kimia mekanik karena banyak bahan perusak lingkungan yang dihasilkan oleh pabrik konvensional dengan proses kraft atau sulfit. Di samping itu langkah- langkah lain yang harus dilakukan di pabrik baru tersebut adalah : 1.
Sistem pengambilan kembali bahan kimia secara efisien
2.
Pelepasan kulit kayu secara kering
3.
Pembakaran limbah dan pengambilan panas kembali
4.
Pendaurulangan
buangan
kilang
pengelantangan
ke
ketel
pengambilan kembali bahan kimia 5.
Sistem pencucian brownstock bertahap banyak dengan aliran berlawanan yang efisien
6.
Penggunaan klor dioksida untuk menggantikan klorin dalam proses pengelantangan konvensional
7.
Pemasakan berlanjut dalam proses pembuatan pulp secara kimia
8.
Pengurangan lignin oksigen setelah pemasakan secara kimia
9.
Pengendalian penggunaan klor yang ketat dalam pengelantangan dengan cara pemantauan
10.
Konservasi dan daur ulang air dalam pabrik kertas dapat mengurangi volume air limbah sebesar 77 %
32
11.
2.7.
Sistem deteksi dan pengambilan kembali tumpahan
SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN Menurut Sontang Manik (2003), standar manajemen lingkungan intemasional ISO (International Standarization Organization) seri 14000 merupakan upaya memadukan manajemen lingkungan dengan persyaratan manaJemen lainnya (produksi, mutu, tenaga kerja) sehingga tujuan perusahaan
secara ekonomi
dapat
tercapai.
ISO
1400 1 bertujuan
memberikan unsur - unsur sistem manajemen lingkungan serta membantu perusahaan untuk penerapan dan penyempumaan sistem manajemen lingkungan. Dokumen ISO 14001 berisi unsur - unsur yang harus dipenuhi oleh perusahaan yang ingin memperoleh sertifikat ISO 14001 atau perusahaan yang ingin menerapkan sistem manajemen lingkungan (SML) menurut ISO 14001. SML adalah bagian dari sistem manaJemen keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, proses kegiatan, serta sumber daya untuk mengembangkan, menerapkan, mencapai, memelihara, dan mengkaji kebijakan lingkungan.
Kinerja lingkungan adalah basil SML
yang dapat diukur yang berkaitan dengan pengendalian dari organisasi atas aspek - aspek lingkungan, yang didasarkan pada kebijakan, tujuan dan sasaran lingkungan yang diinginkan. Beberapa keuntungan dalam menerapkan SML yaitu : pengendalian dampak yang lebih baik menekan resiko yang membahayakan lingkungan memberi jamina..-1 kepada pelanggan tentang komitmen manaJemen lingkungan hubungan dengan masyarakat sekitar perusahaan baik kepedulian perusahaan terhadap lingkungan ikut menjaga kualitas lingkungan mematuhi peraturan perundang - undangan yang berlaku
33
membuat sistem manajemen yang efektif meningkatkan kepercayaan dan kepuasan konsumen Sistem
manaJemen
lingkungan
yang
mengikuti
model
Rencanakan-Lakukan-Periksa-Tindaki (Plan-Do-Check-Act atau PDCA) mernpakan proses yang terns betjalan untuk perbaikan berkelanjutan sebagaimana Gambar 2 dibawah ini.
Perbaikan berkelanjutan Tinjauan manajemen
Definisi ulang
Rencanakan
Pemeriksaan
p1mpman Sumber: Badan Standarisasi Nasional (2005) Gambar 2. Model sistem manajemen lingkungan
Model PDCA adalah proses yang terns menerns, bernlang yang memungkinkan memelihara kepemimpinan
organisasi
kebijakan
untuk
lingkungannya
manajemen
manajemen lingkungan.
menetapkan,
puncak
dan
yang
menerapkan didasarkan
komitmen
untuk
dan pada sistem
Menurut Badan Standarisasi Nasional (2005),
34
setelah organisasi melakukan evaluasi status terkininya yang terkait dengan lingkungan langkah - langkah proses berikutnya adalah : 1.
Perencanaan Y aitu menetapkan proses perencanaan yang terus - menerus yang memungkinkan organisasi untuk : a.
mengidentifikasi aspek lingkungan dan dampak lingkungan yang terkait
b. mengidentifikasi dan memantau persyaratan peraturan dan lainnya yang berlaku serta membuat kriteria kinerja internal hila diperlukan c.
membuat tujuan dan sasaran serta merumuskan pencapaiannya
d. mengembangkan dan menggunakan indikator kinerja 2.
Penerapan Y aitu menerapkan dan melaksanakan sistem manajemen lingkungan a.
menciptakan struktur manajemen,
menetapkan peran dan
tanggungjawab dengan kewenangan yang memadai b. menyediakan sumber dana yang memadai c.
melatih pekerja untuk kepentingan organisasi
d. menetapkan proses komunikasi internal dan eksternal e.
menetapkan dan memelihara dokumentasi
f.
menetapkan dan menerapkan pengendalian dokumen
g. menetapkan dan memelihara pengendalian operasi h. menjamin adanya kesiagaan dan tanggap darurat 3.
Pemeriksaan Yaitu menilai proses sistem manajemen lingkungan a.
melakukan pemantauan dan pengukuran terus-menerus
b. mengevaluasi status penaatan c.
mengidentifikasi
ketidaksesuaian
dan melakukan tindakan
koreksi dan pencegahan d. mengelola rekaman e. melakukan audit internal secara berkala
35
4.
Tindakan Y aitu mengkaji dan melakukan tindakan untuk menyempumakan sistem manajemen lingkungan a.
melakukan tinjauan manajemen terhadap sistem manaJemen lingkungan pada interval yang memadai
b. mengidentifikasi bidang untuk penyempumaan Proses yang terns -
menerus itu memungkinkan organisasi untuk
menyempumakan sistem manajemen lingkungannya dan keseluruhan kineija lingkungannya secara berkelanjutan.
2.8.
HIPOTESIS
Berdasarkan dasar teori di atas dapat ditarik hipotesis yaitu : 1. Terdapat perbedaan kualitas kesehatan masyarakat yang hidup di sekitar saluran pembuangan limbah PT Kertas Basuki Rachmat dengan masyarakat di wilayah lain. 2. Kualitas kesehatan masyarakat di sekitar saluran pembuangan limbah PT Kertas Basuki Rachmat dipengaruhi oleh kualitas limbah yang dibuang.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
KERANGKA PENDEKATAN MASALAH
Menurut Soemirat (2000), pengukuran paparan dengan suatu agen yang berasal dari lingkungan yang dapat menyebabkan penyakit dapat dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif.
Pengukuran kualitatif
didapat dengan cara wawancara atau kuisioner. Hal ini sering dilakukan pada studi retrospektif atau melihat kembali ke masa lalu sebelum penyakit terjadi tetapi orangnya pada saat itu telah menderita sakit. Lebih lanjut Soemirat (2000) mengatakan bahwa pengukuran efek/ gejala dari suatu penyakit dapat dilakukan dengan kuisioner yang standar. Kuisioner dapat digunakan untuk memperoleh data tentang kebiasaan sampel.
Adanya gejala suatu penyakit kemudian dapat dihubungkan
dengan keadaan lingkungan dan kebiasaan. Pada studi riwayat kasus/ kasus kontrol dilakukan pengamatan secara observasional terhadap masalah kesehatan yang telah lalu (retrospektif). Pokok pengamatan dimulai dari kasus yang sudah terjadi kemudian dilacak ke masa lalu. Biasanya studi riwayat kasus dilakukan dengan kontrol yang mempunyai ciri (misalnya umur, jenis kelamin, ras, tingkat sosial, dan lain-lain) yang kurang lebih sebanding dengan kelompok kasus (Budioro, 2002). Untuk keperluan tersebut maka penelitian yang dilakukan disini dilakukan dengan dua pendekatan yaitu: 1.
Kuantitatif Pendekatan ini dilakukan untuk mengetahui kualitas kesehatan masyarakat pada kedua populasi berdasarkan data yang terkumpul lewat kuisioner yang
selanjutnya dilakukan analisis
37
secara kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif lebih dominan daripada
pendekatan kualitatif.
2.
Kualitatif Pendekatan ini dilakukan untuk mengetahui dampak limbah cair PT Kertas Basuki Rachmat terhadap kesehatan masyarakat di sekitamya berdasarkan data yang dikumpulkan dari para informan dan instansi terkait lainnya. Pendekatan kualitatif berfungsi untuk memperkuat pendekatan kuantitatif Untuk menggambarkan langkah-langkah penelitian tersebut dibuat
diagram alir pendekatan penelitian. Dengan diagram tersebut diharapkan langkah - langkah penelitian dapat dilakukan secara tepat dan runtut. Adapun alur pendekatan penelitian yang dilakukan adalah seperti diagram alir di bawah ini. Penjabaran dari masing-masing tahap adalah sebagai berikut: 1.
Permasalahan Permasalahan diperoleh dari berbagai sumber baik di lapangan, data sekunder maupun pendapat dari para informan. Permasalahan tersebut selanjutnya diformulasi dengan pertanyaanpertanyaan dalam kuisioner.
2.
Pengumpulan Data Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data dari kedua populasi yaitu populasi kontrol yaitu populasi pembanding yang berada jauh dari saluran limbah PT Kertas Basuki Rachmat, maupun populasi uji yaitu populasi yang berada dekat saluran limbah PT Kertas Basuki Rachmat. Untuk keperluan ini populasi kontrol dan populasi
UJI
dipilih yang mempunyai karakteristik fisik maupun biologi yang kurang lebih sama antara lain : letak dekat dengan kota
38
komposisi umur komposisi jenis kelamin komposisi tingkat sosial ekonomi menggunakan sumur untuk keperluan rumah tangga Permasalahan
t Pengumpulan Data
t
t
I Populasi kontrol
I
. .......... I
Populasi uji
I
I ••~;~:::··i················· ..
.
·····~···················
... ...
sete
..
...........
I
Analisis Data
t Identiflkasi Penyebab
t
I
Evaluasi
I
t
I
Kesimpulan
t Rekomendasi
I I
Gambar 3. Diagram Alir Pendekatan Penelitian
Selanjutnya kedua populasi tersebut diberi kuisioner dengan pertanyaan yang sama meliputi : sakit diare sakit pencemaan lainnya (kembung, kotoran berdarah dan sebagainya)
39
sakit demam sakit kepala/ pusing sakit kulit sakit batuk sakit pemafasan lain (asma, sesak nafas dan sebagainya) sakit flu/ pilek anggota keluarga yang meninggal karena sakit Pada populasi uji juga diberi pertanyaan mengenai tempat tinggal sebelum berada di sekitar saluran limbah cair PT Kertas Basuki Rachmat. Pada sampel yang pemah bertempat tinggal selain di sekitar saluran limbah cair PT Kertas Basuki Rachmat juga diberi pertanyaan mengenai intensitas sakit - sakit di atas.
3.
Analisis Data Data yang terkumpul dari populasi uji dan populasi kontrol tersebut selanjutnya dibandingkan dan diuji secara statistik dengan uji beda untuk masing-masing parameter maupun secara kumulatif untuk semua parameter. Demikian juga data antar populasi uji sebelum dan setelah tinggal di tempat sekarang juga dianalisis. Analisis data menggunakan program SPSS 12,0.
4.
ldentif'lkasi Penyebab Hasil dari analisis uji beda selanjutnya diidentifikasi penyebabnya berdasarkan data yang diperoleh dari para informan, Puskesmas setempat, data kualitas sumber air, data kualitas limbah cair PT Kertas Basuki Rachmat dan data dari pihak - pihak terkait lainnya.
5.
Evaluasi Dari data yang telah terkumpul dan data dari pihak - pihak terkait di atas selanjutnya dievalusi apakah ada pengaruh limbah cair PT Kertas Basuki Rachmat terhadap kualitas kesehatan masyarakat
40
pada populasi uji.
Di samping itu juga dievaluasi kemungkinan
faktor yang menyebabkannya.
6.
Kesimpulan Dari evaluasi di atas selanjutnya diperoleh suatu kesimpulan yang terkait dengan tujuan penelitian.
7.
Rekomendasi Dari
kesimpulan
yang
diperoleh
kemudian
dibuat
rekomendasi untuk mencegah timbulnya dampak negatif di masa mendatang yang ditujukan kepada pembuat kebijakan di lapangan.
3.2.
RUANG LINGKUP Limbah cair yang akan diteliti adalah limbah cair yang dikeluarkan oleh PT Kertas Basuki Rachmat dan dialirkan ke saluran limbah di sekitar pemukiman penduduk. Adapun kesehatan masyarakat yang akan diamati adalah intensitas sakit diare, pencemaan lainnya, demam, sakit kepala, kulit, batuk, pemafasan lainnya, flu/ pilek serta anggota keluarga yang meninggal karena sakit. Untuk mengukur intensitas terjangkitnya sakit tersebut dibuat pembatasan sebagai berikut : Tabel2. Batasan intensitas terjangkitnya sakit Skala
Intensitas
Batasan
1.
Tidakpemah
rata-rata kurang dari setahun sekali
2.
Jarang
rata-rata 1 - 6 kali setahun
3.
Kadang - kadang
rata-rata 7 -12 kali setahun
4.
Sering
rata-rata lebih dari 12 kali setahun
41
3.3.
WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai dengan April 2007 dan berlokasi di sepanjang jalur pembuangan limbah cair PT Kertas Basuki Rachmat di Kelurahan Lateng serta Kelurahan Pengantigan Kecamatan Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi, Propinsi Jawa Timur.
3.4.
JENIS SUMBER DATA Pada penelitian ini digunakan 2 jenis sumber data yaitu data primer dan data sekunder. 1.
Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari lapangan.
Data ini meliputi pertanyaan - pertanyaan yang
disampaikan kepada responden melalui kuisioner, hasil observasi dan wawancara kepada para informan. 2.
Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dari lapangan. Data sekunder tersebut antara lain adalah : data kandungan bahan kimia dalam limbah cair industri kertas, data kesehatan penduduk, data geografi, data hasil uji kualitas air sumur, data kependudukan, data pendukung lainnya yang diperoleh dari buku, jurnal, pamflet maupun internet.
3.5.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik yaitu:
42
1.
Kuisioner Data yang dikumpulkan dengan kuisioner diberikan kepada para responden dengan pertanyaan yang sama baik untuk populasi kontrol maupun populasi
UJI
dengan basis rumah tangga.
Kuisioner diberikan dalam dua tahap yaitu tahap pendahuluan untuk menjaring sampel yang memenuhi kriteria, dan tahap lanjutan untuk mendapatkan informasi tentang status kesehatan sampel.
2.
Observasi Observasi
dilakukan
dengan
cara
pengamatan
dan
pencatatan terhadap kondisi fisik, sosial, budaya masyarakat, kondisi fisik saluran pembuangan limbah cair PT Kertas Basuki Rachmat, proses produksi dan proses pengolahan limbah PT Kertas Basuki Rachmat dan lain-lain yang diperoleh di lapangan.
3.
Wawancara W awancara dilakukan secara terbatas kepada petugas Puskesmas, tokoh masyarakat, pihak PT Kertas Basuki Rachmat atau pihak - pihak lain yang terkait.
3.6.
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL Dari populasi warga/ penduduk yang bermukim di sekitar saluran pembuangan limbah cair PT Kertas Basuki Rachmat sekitar 1 km dari PT Kertas Basuki Rachmat ke arab laut (Kelurahan Lateng) dan di wilayah lain (Kelurahan Pengantigan) diambil sampel sebanyak masing-masing 66 orang dengan sistem purposive sampel (pengambilan sampel dengan pertimbangan dan sifat-sifat tertentu).
Pengambilan sampel dilakukan
dengan basis rumah tangga. Kepada masing-masing responden baik pada populasi uji maupun populasi kontrol diberikan kuisioner yang berisi pertanyaan yang sama secara terbuka maupun tertutup. Selanjutnya pada
43
populasi uji yang pemah tinggal di tempat lain yaitu sebelum berada di sekitar salurah limbah cair PT Kertas Basuki Rachmat yaitu sebanyak 39 orang juga diberi kuisioner yang berisi pertanyaan yang sama. Sedangkan pengambilan air sumur pada masing - masing populasi uji dan populasi kontrol dilakukan dengan sistem acak (random sample).
Peta lokasi
penelitian tertera dalam Lampiran 2.
3.7.
TEKNIKANALISIS DATA Data yang terkumpul dari para responden selanjutnya dianalisis secara
statistik
dengan
metode
statistik
komparatif
dengan
membandingkan masing - masing parameter maupun kumulasi semua parameter dari populasi satu dengan yang lainnya menggunakan uji beda (t
- test). Adapun hipotesis yang diajukan adalah : Ho
tidak terdapat perbedaan antara parameter populasi satu dengan populasi kedua atau Ho : 111 = 112
Ha
terdapat perbedaan antara parameter populasi satu dengan populasi kedua atau Ha : 111 f. 112
(Sugiyono, 2002)
BABIV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
GAMBARAN LOK.ASI PENELITIAN 4.1.1
KABUPATEN BANYUWANGI Kabupaten Banyuwangi merupakan wilayah paling timur dari Pulau Jawa, berada pada garis 7,43° - 8,46° LS dan 113,53° 114,38° BT berbatasan dengan Kabupaten Situbondo di sebelah utara, Kabupaten Jember dan Bondowoso di sebelah barat, Selat Bali di sebelah timur dan Samudera Hindia di sebelah selatan. Umurnnya daerah
bagian
pegunungan,
sehingga
dan
utara
daerah
ini
barat
selatan,
pada
merupakan
daerah
mempunyat
tingkat
kemiringan tanah dengan rata - rata mencapai 40 serta dengan rataI)
rata curah hujan lebih tinggi dibanding dengan daerah di bagian lain. Sedangkan daerah datar terbentang luas dari bagian selatan hingga utara yang tidak berbukit. Daerah ini banyak dialiri sungai - sungai yang bermanfaat untuk mengairi hamparan sawah yang luas. Kabupaten Banyuwangi mempunyai luas daratan sebesar 5.782,50 km2
•
Sebagian besar wilayah Kabupaten Banyuwangi
masih merupakan daerah kawasan hutan yaitu sekitar 14,21 %, daerah persawahan yaitu sekitar 11 ,53 %, perkebunan yaitu sekitar 14,21 %, pemukiman sekitar 21,66 % dan sisanya untuk berbagai manfaat seperti jalan, ladang dan sebagainya. Tingkat
kesuburan
tanah
di
Kabupaten
Banyuwangi
dipengaruhi juga oleh adanya DAS (Daerah Aliran Sungai) di wilayah ini. Di Kabupaten Banyuwangi terdapat 35 buah DAS yang sepanjang tahun cukup untuk mengairi sawah. Salah satu DAS yang ada tersebut adalah DAS Sukowidi, yang terdiri dari sungai Sukowidi dengan panjang 10.869 meter, Sungai Kelir dengan
45
panJang 14.444 meter, dan Sungai Bulak sepanjang 3.888 meter, mampu mengairi sawah seluas 257 hekter. Berdasarkan hasil sensus tahun 2000, penduduk Kabupaten Banyuwangi tergambar dalam Tabel 3 di bawah ini. Sedangkan pada tahun 2006 jumlah penduduk Kabupaten Banyuwangi adalah 1.575.089 (Bappeda Kabupaten Banyuwangi, 2006).
Tabel 3. Distribusi penduduk Kabupaten Banyuwangi berdasarkan hasil sensus tahun 2000 Laki -laki
Wanita
Total
0-4 tahun
59.313
56.465
115.778
5-9 tahun
62.523
59.734
122.257
10- 14 tahun
66.952
62.228
129.180
15- 19 tahun
72.375
67.213
139.588
20-24 tahun
59.420
63.967
123.387
25-29 tahun
64.998
69.036
134.034
30-34 tahun
62.542
65.889
128.431
35-39 tahun
61.357
61.516
122.873
40-44 tahun
51.806
50.546
102.352
45-49 tahun
45.298
42.183
87.481
50-54 tahun
37.758
35.877
73.635
55-59 tahun
30.862
28.966
59.828
60-64 tahun
24.979
27.610
52.589 .
65-69 tahun
18.027
20.358
38.385
70-74 tahun
13.272
14.692
27.964
7 5 tahun ke atas
14.578
16.451
31.029
746.060
742.731
1.488.791
Kel. umur
total
Sumber : Bappeda Kabupaten Banyuwangi, 2006
46
Kabupaten
Banyuwangi
mempunyai
Kecamatan
ibukota
Banyuwangi dengan luas sebesar 30,13 km2 atau 0,52 % dari luas Kabupaten Banyuwangi.
Pada tahun 2006 jumlah penduduk
Kecamatan Banyuwangi adalah sebanyak 107.715 jiwa atau 29.106 keluarga dengan kepadatan penduduk 3,575 jiwa/ km 2
•
Pada tahun
2006, jumlah keluarga miskin di Kabupaten Banyuwangi sebanyak 157.818 keluarga atau 464.555 jiwa dengan rata- rata 2,94 jiwa per keluarga.
Sedangkan di Kecamatan Banyuwangi jumlah keluarga
miskin sebanyak 7.815 keluarga atau 25.415 jiwa dengan rata- rata 3,25 jiwa per keluarga (Pemkab Banyuwangi, 2006). Gambar peta Kabupaten Banyuwangi tertera pad a Lampi ran 3.
4.1.2 KELURAHAN LATENG, KECAMATAN BANYUWANGI Kelurahan
Lateng merupakan
Kecamatan Banyuwangi.
salah
satu
kelurahan
di
Kelurahan ini dilewati oleh saluran
pembuangan limbah cair PT Kertas Basuki Rachmat yang mengalir menuju ke laut yaitu Selat Bali.
Kelurahan Lateng berbatasan
dengan Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro di sebelah utara, Kelurahan Temenggungan, Kecamatan Banyuwangi di sebelah selatan, Kelurahan Singotrunan, Kecamatan Banyuwangi di sebelah barat dan Selat Bali di sebelah timur. Pada tahun 2006 jumlah penduduk Kelurahan Lateng adalah sebesar 8.691 jiwa dengan perincian 4.260 jiwa laki-laki dan 4.431 jiwa perempuan (sebagaimana Tabel 4 di bawah) atau dengan kepadatan penduduk sebanyak 12,36 jiwa/ km 2 dengan pertumbuhan penduduk sebesar 0,39 % per tahun.
Sebagian besar penduduk
Kelurahan Lateng bermata pencaharian buruh industri (13,87 %), pegawai swasta (7,48 %), pedagang (7,02 %), transportasi (5,06 %), tukang batu (2,98 %) , tukang kayu (2,30 %) dan peketjaan informal lainnya. Sebagian besar penduduk Kelurahan Lateng berpendidikan
47
terakhir tamat SLTA (40,02 %), tamat SLTP (32,82 %) dan yang buta huruf sebanyak 0,95 % (Pemkab Banyuwangi, 2006). Gambar peta Kecamatan Banyuwangi tertera pada Lampiran 4. 1 ah an Lateng tahun 2006 T ab e1 4 D.1stn"bus1. pend udu k K eur Laki -laki
Wanita
Total
0-4 tahun
390
448
838
5- 12 tahun
482
511
993
13- 18 tahun
969
973
1.942
19-25 tahun
481
583
1.064
26-35 tahun
364
321
685
36-45 tahun
350
353
703
46-50 tahun
239
269
508
51-60 tahun
249
268
517
61 -75 tahun
192
195
387
diatas 7 5 tahun
545
510
1.053
4.260
4.431
8.691
Kel. umur
total
Sumber : Data Kelurahan Lateng, 2006
Berdasarkan kebutuhan air bersih, sebanyak 86,82 % dari jumlah keluarga di Kelurahan Lateng telah terpenuhi kebutuhan air bersihnya, baik dari sumur gali, sumur pompa, maupun PDAM. Sedangkan berdasarkan kondisi perumahan, sebanyak 55,67% sudah merupakan rumah sehat dan sisanya (44,33 %) masih merupakan rumah tidak sehat. memiliki
we
Sebanyak 83,04 % rumah yang ada telah
atau jamban untuk membuang kotoran, sedangkan
sisanya (16,96 %) masih membuang kotoran ke saluran pembuangan air limbah (Pemkab Banyuwangi, 2006).
48
4.2
GAMBARAN PT KERTAS BASUKI RACHMA T
1.
Perusahaan PT Kertas Basuki Rachmat diresmikan pada tanggal26 April 1969 oleh Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Bapak M. Yusuf Kemudian sejak tanggal 19 Mei 1982 berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1982 tentang pengalihan bentuk Perusahaan Umum Kertas Basuki Rachmat menjadi Perusahaan Perseroan (Persero ).
Gambaran fisik PT Kertas Basuki Rachmat terlihat pada
Gambar 4 di bawah ini.
Gambar 4. Foto PT Kertas Basuki Rachmat: (a) Bagian depan (pintu masuk) (b) Bangunan pabrik PT Kertas Basuki Rachmat
2.
Bahan Baku Sejak tahun 1997 karena kondisi perusahaan yang menurun, PT Kertas Basuki Rachmat mulai menggunakan bahan baku kertas bekas (afval). Sifat - sifat kertas afva/ tersebut PT Kertas Basuki Rachmat (2004) antara lain : karena sudah mengalami refining sebehnnnya, tugas refining lebih ringan. Untuk kondisi refiner dan mesin kertas yang dipakai oleh PT Kertas Basuki Rachmat, makin tinggi penggunaan qfva/, kelancaran mesin kertas makin meningkat
49
karena freeness lebih mudah tercapai dan anyaman serat lebih mudah terjadi. cenderung lebih kotor karena ikutan dari afval-nya maupun campuran dalam pengelolaannya.
brightness lebih rendah dari pulp karena sudah terwamai dan terkotori lebih banyak membawa bakteri dan jamur karena banyak mengandung bahan - bahan kimia yang merupakan sumber makanan bakteri dan jamur seperti starch, coating material
fines dan lain - lain 3. Proses Produksi Secara umum proses produksi di PT Kertas Basuki Rachmat dapat digambarkan dalam diagram alir Gambar 5 di bawah ini. Secara ringkas proses pembuatan kertas di PT Kertas Basuki Rachmat dengan bahan baku kayu-kayuan adalah sebagai berikut : kayu yang telah mengalami penyerpihan (chip) dimasak dengan
white liquor yang terdiri dari NaOH, Na2S04, Na2C03 dan Na2S selama 3 - 4 jam dengan suhu 170 °C dan tekanan 7 atm serta berakhir dengan pembentukan bubur (pulp).
Pulp selanjutnya
ditambah dengan bekas cairan pemasak wama hitam (black liquor) kemudian dicuci dan siap mengalami proses pemutihan. Di PT Kertas Basuki Rachmat proses pemutihan (bleaching) dilakukan melalui 5 tingkat yaitu : tingkat I klorinasi menggunakan gas Ch dengan Brightness
31% Ht. tingkat II ekstraksi alkali menggunakan soda kaustik tingkat III pemberian hipoklorit dengan Brightness 76 % Ht. tingkat IV ekstraksi alkali menggunakan soda kaustik tingkat V pemberian hipoklorit dengan Brightness 81 % Ht.
50
Bahan baku
~ Penyerpihan
Bahan kimia
l
j uap
····•
Pemasakan
Black liquor
....... Bahanbakar
Bahan kirm a
Bahan tambahan
..
:····•
Pencucian dan penyaringan
}
.~ Recausticizing
....
..................... ............ Green liquor
-
J Rec. Boiler
Salt Cake
.I
Black liquor
:1
Pemutihan
······•
:·····•
1
111·
J
, .......
.
White liquor
evaporator
I I
Penggilingan
D
uap
~-····•
Wh ite water~
Mesin kertas
:.............;.
~
Penyempurnaan
j Produk kertas
Keterangan :
_______,.. : Daur ulang pemakai an bahan kimia
..........
Daur ulang pemakaian air
Gambar 5. Diagram alir proses produksi kertas di PT Kertas Basuki Rachmat dengan bahan baku kayu - kayuan
51
Hasil dari proses ini pulp yang tadinya berwarna coklat menjadi putih. Pulp putih selanjutnya dihaluskan, dilembutkan dan diberi bahan pengisi, perekat, pewarna dan sebagainya sesuai macam kertas yang akan dibuat.
Proses terakhir adalah pembuatan
lembaran kertas dimana lembaran kertas yang masih basah diperas menggunakan roll press kemudian dikeringkan dengan uap panas. Selanjutnya lembaran kertas yang sudah kering tersebut dihaluskan dan digulung serta siap dipak dan dipasarkan (PT Kertas Basuki Rachmat, 1989). Sejak tahun 1997, PT Kertas Basuki Rachmat beralih menggunakan bahan baku kertas bekas (afva[). Adapun gambaran proses produksi dengan bahan baku kertas bekas (afva[) tersebut adalah sebagaimana Gambar 6 di bawah ini. Secara ringkas dapat dijelaskan proses pembuatan kertas dari bahan baku kertas bekas (afva[) adalah sebagai berikut : bahan baku kertas bekas (afva[) yang berupa kertas tanpa tinta dilarutkan dalam air dan white water (yaitu air bekas proses sebelumnya) sambil diaduk sampai homogen pada hidra pulper. Kemudian bahan baku tersebut disaring untuk memisahkan pengotor seperti kain, plastik, logam, pasir dan sebagainya serta kertas yang tidak larut air. Selanjutnya
bahan
kertas
tersebut
ditambah
bahan
pembantu yang terdiri dari :
sizing agent dengan tujuan agar kertas tahan basah yaitu Alkil Ketone Dimer (AKD), penambah kekuatan lembaran (dry strength agent) yang merupakan modified starch sebagai kation untuk mengikat serat sebagai anion sehingga meningkatkan kekuatan daya ikat antar pulp,
52
Hidra Kertas bekas (afval)
Fresh water
pulper
-
White water
v Screening
-
I
Pengotor dan kertas tidak larut
Bahan pembantu
v
Endapan
Wire and press part
Cairan
Settling tank
White water Fresh water Produk rusak
\7 Dry part
Produk rusak
I
lll!f.Ul
Steam
v Calendering
v
I
Pope reel
I
Product
I
Gambar 6. Proses produksi kertas dengan bahan baku kertas bekas
53
filler (bahan pengisi) yaitu CaC03, bahan retensi (retention aid) yang merupakan pengikat antar
fiber serta memperbaiki sifat- sifat AKD serta memperbaiki formasi, bahan anti bakteri yaitu yang bersifat non oksidator untuk mencegah tumbuhnya bakteri dan jamur pada kertas, pewarna kertas dengan basic dyes yang mampu menyatukan warna - warna lain menjadi putih kebiruan (untuk kertas HVS).
Adapun jenis pewarna yang dipergunakan di PT
Kertas Basuki Rachmat adalah direct violet dan direct sky
blue untuk kertas HVS dan methyl violet dan malachite green untuk kertas CD, NaOH yang ditambahkan secara insidental untuk kertas yang bertinta, Kemudian bahan kertas melalui wire and press part sehingga membentuk lembaran basah dengan menghasilkan
water dan fresh water sebagai pembilas mesin.
~vhite
Dengan
bantuan uap panas (steam) pada dry part Iembaran basah tersebut dikeringkan dan dihaluskan pada calendering. Terakhir Iembaran kertas digulung atau dipotong sesuat keperluan (PT Kertas Basuki Rachmat, 2004).
4. Unit Penunjang Produksi Untuk membantu proses produksi kertas dengan bahan baku pulp dari kayu - kayuan, PT Kertas Basuki Rachmat memiliki beberapa unit penunjang produksi.
Unit penunjang produksi
tersebut adalah : a.
Unit Evaporator Unit evaporator bertujuan untuk mengentalkan black liquor yang diterima dari unit pencucian dari 9 °Be menjadi 26 °Be.
54
b.
Unit Recovery Boiler
Black liquor kental hasil evaporator dibakar dalam dapur (furnace) recovery boiler yang telah diberi Na2S04 sehingga tereduksi menjadi Na2S.
Lelehan dari hasil pembakaran
ditampung dalam desolving tank dan dilarutkan dengan weak
white liquor menjadi green liquor. c.
Unit Recausticizing Unit ini memproduksi cairan pemasak (white liquor) dengan penambahan kapur sehingga bereaksi sebagai berikut : CaO + Na2C03
d.
2 NaOH + CaC03
Unit Chlor Alkali Plant Unit ini bertujuan untuk menghasilkan NaOH, Ch catr, Ca(OCI)z dan HCI secara elektrolisis dengan anoda grafit dan katoda air raksa (Hg).
e.
Unit Liquifaction Unit ini bertujuan untuk memproduksi Ch cair dari gas Ch dengan penambahan H2S04.
f.
Unit Hypo Making Unit ini bertujuan untuk memproduksi kalsium hipoklorit atau Ca(OC1)2 dari gas Ch yang direaksikan dengan larutan kapur.
g.
Unit HCl Plant Unit ini bertujuan untuk menghasilkan HCI dari gas Ch dan gas H2 dari hasil elektrolisis dan kemudian dilarutkan dengan air lunak.
55
4.3
LIMBAH PT KERTAS BASUKI RACHMAT Limbah PT Kertas Basuki Rachmat pada dasarnya terdiri dari tiga macam yaitu limbah cair, limbah gas dan limbah padat.
Setelah
menggunakan bahan baku kertas bekas, limbah cair dan limbah gas PT Kertas Basuki Rachmat tidak bermasalah. Akan tetapi limbah padat yang berupa hasil pressing lumpur (sludge) dari limbah cair dan oli bekas masih dianggap bermasalah terutama oleh Kantor Negara Lingkungan Hidup (KLH) pada saat penilaian Proper 2005. Pembuangan limbah
padat masih
berupa
penumpukan
dan
pemanfaatan limbah padat (lumpur) tersebut belum memiliki ijin dari KLH sedangkan oli bekas sebagai bagian dari bahan beracun dan berbahaya (83) belum dikelola secara baik.
Padahal sejak tahun 2005 tersebut sistem
penilaian Proper berubah dari sistem kumulatif menjadi sistem gugur artinya jika pada kriteria di atas sudah tidak memenuhi, maka dianggap gugur meskipun kriteria di bawahnya memenuhi. Akibatnya peringkat Proper PT Kertas Basuki Rachmat tahun 2005 menjadi hitam yang berarti turon dari Proper 2004 dan sebelumnya yang berada pada peringkat biru.
4.4
LIMBAH CAIR PT KERT AS BASUKI RACHMAT 4.4.1 Penanganan Limbah Cair Limbah cair dari proses produksi kertas di PT Kertas Basuki Rachmat sebanyak 40 % nya telah dipakai ulang sehingga mengurangi volume limbah cair yang dibuang. Selanjutnya limbah cair dari proses produksi ditampung di unit pengolahan limbah. Di sini limbah cair tersebut melalui beberapa tahap pengolahan yaitu sebagaimana tergambar dalam Gambar 7 di bawah ini.
56
Limbah cair
Screening
e--- •
kotoran
• >
cat ran
Equalisasi
Asarn!basa
Netralisasi lumpur
Flokulan/ koagulan endapan
Clarifier
Co/ector
cat ran
Gambar 7. Proses penanganan limbah cair PT KBR Air limbah dari sisa proses produksi disaring melewati bar
screen sebanyak tiga kali.
Tujuannya adalah untuk memisahkan
padatan, sisa kertas yang terikut dan bahan - bahan yang tidak larut lainnya.
Selanjutnya limbah cair tersebut disatukan dalam bak
57
equalisasi agar bersifat homogen, kemudian dilakukan netralisasi dan dilanjutkan
dengan
penambahan
flokulan
dan
koagulan.
Penambahan flokulan dan koagulan bertujuan untuk mengendapkan padatan terlarut di clarifier yang selanjutnya endapan yang terbentuk dipisahkan dari cairannya. Endapan tersebut kemudian menuju bak
co/ector dan thickener. Menurut Siregar (2005), equalisasi bertujuan menyetarakan laju alir dan karakteristik air lirnbah, mengurangi ukuran dan biaya proses pengolahan selanjutnya dan memperbaiki perfonna proses selanjutnya.
Proses netralisasi bertujuan menetralkan air limbah
dengan penambahan bahan - bahan kirnia yang bersifat asam pada air limbah yang basa dan sebaliknya. Proses koagulasi dan flokulasi adalah konversi dari polutan - polutan yang tersuspensi koloid yang sangat halus di dalam air limbah menjadi gumpalan- gumpalan yang dapat diendapkan, disaring atau diapungkan. Sedangkan thickener bertujuan untuk meningkatkan konsentrasi padatan (lumpur) dan mengurangi volume.
Gambar 8. Keadaan fisik saluran pembuangan limbah PT Kertas Basuki Rachmat
58
Lumpur (sludge) yang ada dalam endapan selanjutnya dipress dan dijual ke pabrik karton karena lumpur tersebut masih mengandung sisa kertas halus.
Cairan dari proses pressing
selanjutnya digabungkan dengan cairan dari clarifier menuju bak kontrol.
Pada bak kontrol tersebut ditanam jenis ikan air tawar
sebagai indikator biologis sebelum limbah cair dibuang menuju ke laut. Air buangan pabrik disalurkan melalui selokan/ saluran khusus yang dibuat dengan konstruksi beton sepanjang 2 km menuju ke Selat Bali yang merupakan pertemuan an tara Laut Jawa dan Samudera Hindia, dimana arusnya sangat deras. khusus yang dibuat
Dengan saluran
dengan konstruksi beton tersebut maka
kemungkinan teijadinya perembesan limbah cair ke daerah sekitar akan terkurangi.
Gambaran fisik saluran pembuangan limbah PT
Kertas Basuki Rachmat terlihat pada Gambar 8 di atas.
4.4.2 Karakteristik Limbah Cair Limbah cair yang akan dibuang ke saluran limbah terlebih dahulu diuji. Secara rutin setiap bulan sekali limbah cair tersebut diambil oleh petugas dari bagian Lingkungan Hidup Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk dikirim ke Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular di Surabaya guna diuji kualitasnya. Beberapa hasil pengujian tersebut tergambar dalam Tabel 5 di bawah ini. Berdasarkan Tabel 5 tersebut, limbah cair PT Kertas Basuki Rachmat pada tanggal 1 Maret 2007 melebihi volume limbah cair/ satuan produk yang diijinkan sesuai baku mutu limbah cmr berdasarkan SK Gubemur Jawa Timur No. 45 tahun 2002.
59
Tabel 5. Hasil penguJtan mutu limbah catr PT Kertas Basuki Rachmat No.
1.
2. 3. 4. 5. 6.
Parameter
Satuan
Baku Mutu Limbah Cair SK Gub. Jawa Timur No.45 tahun 2002
Volwne lim- m3/ bah cair/ sa- ton produk tuanproduk pH mg/lt mg/lt mg/lt
BODS
COD TSS
Hasil analisis 29 Maret 1 Maret 2007 2006
50
-
101,14
6-9 70 150 70 0,1
7,0 20 46 3 <0,0036
7,3 31 74 15 <0,0036
mg/lt Pb Sumber : Laporan laboratorium PT KBR, 2006- 2007
Keterangan : - tidak diuji Hasil analisis limbah cair PT Kertas Basuki Rachmat tersebut cenderung mengalami kenaikan baik kandungan BOD5, COD, maupun TSS.
Ini berarti kualitas limbah cair PT Kertas Basuki
Rachmat cenderung mengalami penurunan dari baku mutu yang dipersyaratkan.
Hal tersebut dikarenakan terjadi peningkatan
produksi kertas sehingga juga tetjadi peningkatan limbah cair yang dihasilkan dan kurangnya pengendalian. Peningkatan volume limbah cair per satuan produk pada tanggal 1 Maret 2007 yang melebihi baku mutu menandakan bahwa proses produksi kertas di PT Kertas Basuki Rachmat belum sepenuhnya menerapkan konsep produksi bersih dimana volume limbah cair yang dihasilkan cukup banyak. Banyaknya limbah cair tersebut disebabkan masih banyaknya volume air yang digunakan (tidak ada pemakaian ulang air untuk mengurangi volume limbah). Sedangkan hasil pemeriksaan air limbah PT Kertas Basuki Rachmat tanggal 13 Juni 1991 ketika masih menggunakan bahan baku kayu - kayuan sebagai pulp adalah seperti tertulis pada Lampiran 5.
60
Berdasarkan hasil pemeriksaan tanggal 13 J uni 1991 tersebut, kualitas air limbah PT Kertas Basuki Rachmat yang dibuang ke laut masih belum memenuhi
atau melebihi ambang batas
yang
dipersyaratkan. Pada hasil pemeriksaan tersebut temperatur, BOD, COD, padatan terlarut, dan fosfat (Pol-) masih belum memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan dalam baku mutu air limbah sesuai SK Gubernur Jawa Timur No. 414 tahun 1987.
4.4.3 Penelitian dan Pemanfaatan Limbah Menurut PT Kertas Basuki Rachmat (1985), sejak pabrik berdiri masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar pantai telah memanfaatkan air limbah pabrik. masyarakat
dibendung
kemudian
Selokan air limbah oleh airnya dipergunakan
untuk
mengairi tanahnya sehingga tanah yang tadinya hanya ditanami palawija dapat ditanami padi dua kali setahun.
Dari pengalaman
para petani pada waktu di Banyuwangi ada serangan hama wereng, ternyata sawah yang diairi air limbah PT Kertas Basuki Rachmat tidak ikut terserang. Guna mencari jawaban atas masalah- masalah yang sudah dan akan timbul akibat keberadaan air limbah PT Kertas Basuki Rachmat terhadap lingkungan khususnya habitat tanah dan air, tim bioteknologi ITB dipimpin oleh Drs. Unus Suriawiria pada bulan Maret 1977 sampai dengan bulan Pebruari 1978 melakukan penelitian secara biologis. Adapun hasil penelitian tersebut adalah : Air limbah PT Kertas Basuki Rachmat sejak keluar dari unit penghasil air limbah sudah mengandung bakteri (terutama bakteri pengguna air buangan) dan jamur, yang melakukan biodegradasi sehingga menurunkan toksisitas air limbah, serta ganggang yang berfungsi melakukan fotosintesis sehingga meningkatkan kadar oksigen air limbah.
61
Air limbah PT Kertas Basuki Rachmat tidak beracun terhadap ikan mas Belum terdapat bukti adanya bahan karsinogenik pada tanaman padi, palawija dan ikan yang terkena air buangan PT Kertas Basuki Rachmat
-
Air limbah PT Kertas Basuki Rachmat dapat mernusnahkan bakteri koli penyebab penyakit saluran pencemaan.
Garnbar 9. Limbah cair PT Kertas Basuki Rachmat untuk rnengairi sawah
4.5
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN Menurut PT Kertas Basuki Rachmat (1989), berbagai upaya telah dilakukan oleh PT Kertas Basuki Rachmat dalam rangka pengelolaan lingkungan. Dalarn usaha pencegahan PT Kertas Basuki Rachmat telah menerapkan teknologi daur ulang bahan kimia (chemical recovery) dan daur ulang penggunaan air di berbagai tahapan proses untuk rnencegah pencemaran air.
Sedangkan untuk rnencegah pencernaran udara telah
diterapkan teknologi pengendapan debu secara elektrostatik (electric dust
precipitator). Adapun usaha untuk menanggulangi pencernaran yang telah dilakukan oleh PT Kertas Basuki Rachmat adalah :
62
1.
penanggulangan pencemaran air, melalui : pada unit pengolah air limbah dilakukan sedimentasi, netralisasi, dan pengenceran sebelum dibuang ke luar pabrik penampungan reject pulp di centri cleaner penampungan serat kasar di Cowan Screen dan Johnson Screen
2.
penanggulangan pencemaran udara, melalui : penghijauan menggunakan pohon akasia yang ditanam pada areal tanah milik PT Kertas Basuki Raclunat seluas sekitar 10 hektar pembuangan gas dan asap hasil pembakaran dari pabrik melalui cerobong asap setinggi 45 meter ke udara
3.
penanggulangan pencemaran tanah, melalui: pembuangan sisa pelarutan kapur (grit), lumpur kapur (lime mud) dari proses recousticizing dan lumpur dari kolam sedimentasi di tempat khusus dalam areal pabrik memanfaatkan endapan air limbah yang masih mengandung serat untuk dijual ke pabrik karton Lebih lanjut dikatakan bahwa air limbah yang dibuang dilakukan
monitoring yang meliputi : 1.
pemeriksaan di laboratorium pabrik secara rutin setiap hari
2.
pemeriksaan secara rutin sebulan sekali oleh Balai Teknik Kesehatan Lingkungan di Surabaya sesuai SK Gubemur
3.
pemeriksaan analitis air sumur masyarakat sekitar sawah yang menggunakan air limbah PT Kertas Basuki Rachmat
4.
pemeriksaan analitis tanah sawahl tegalan yang dikenai maupun tidak dikenai air limbah PT Kertas Basuki Raclunat
5.
pemeriksaan analitis air laut di sekitar muara selokan air limbah yang masuk ke laut
6.
penampungan keluhan masyarakat yang timbul baik menyangkut pencemaran air, tanah maupun udara oleh PT Kertas Basuki Raclunat
63
4.6
GAMBARAN POPULASI UJI DAN POPULASI KONTROL Populasi uji dan populasi kontrol diambil berdasarkan basis keluarga/ rumah tangga. Populasi uji merupakan masyarakat yang tinggal di kanan - kiri saluran pembuangan limbah cair PT Kertas Basuki Rachmat di Kelurahan Lateng, Kecamatan Banyuwangi. Sedangkan populasi kontrol merupakan masyarakat yang tinggal di sebelah barat daya (sebelum) PT Kertas Basuki Rachmat yaitu di Kelurahan Pengantigan, Kecamatan Banyuwangi.
Untuk meminimalkan bias maka distribusi sampel pada
populasi kontrol disamakan dengan sampel pada populasi uji yaitu pada golongan umur, tingkat pendapatan kepala keluarga dan jenis kelamin dengan masing- masing populasi sebanyak 66 orang. Adapun gambaran populasi uji dan populasi kontrol tersebut berdasarkan golongan umur, jenis kelamin dan tingkat pendapatan kepala keluarga tertera dalam Tabel 6 berikut: Tabel 6. Distribusi masing - masing populasi uji dan populasi kontrol berdasarkan golongan umur, jenis kelamin dan tingkat pendapatan kepala keluarga Golongan umur (th)
Tingkat pendapatan kepala keluarga < Rp 500.000,-
Rp 500.000,- s/d Rp 750.000,-
Rp 751.000,- s/d Rp 1.000.000,-
>Rp 1.000.000,-
Total
laid
perp
laid
perp
laki
perp
laid
perp
0-5
1
1
1
-
-
-
-
3
6-12
3
1
5
1
1
-
-
-
11
13- 18
1
1
2
3
-
1
I
-
9
19-40
3
4
2
2
2
2
I
I
17
41-60
2
I
3
5
I
3
-
I
I6
>60
1
2
2
3
1
-
1
-
IO
jumlah
11
10
15
14
5
6
3
2
66
Sumber : Hasil kuisioner, diolah
64
Berdasarkan jenis pekerjaan populasi uji dan populasi kontrol adalah sebagaimana tergambar dalam diagram berikut :
-r-:::.L
65Y
Lain-lain
62,12 3,03 1.52
Pensiunan
lij
! -~
-
Swastal._m-,---3-,-7-58_ _ _ __.. 28,79
c
-~
27,27
I
Pelajar
c. i
Tentara/polisi PNS
lllll
'
0
:Jill o 1,52
IJ'i 0
/, .... ..L----·---·----- ···----··----- -·--···- ------··--·--------------------
1-------0
10
20
30
40
50
60
-~-;;;-
70
• populasi kontrol ;
o populasi uji
prosentase
Gambar 10. Distribusi jenis pekerjaan populasi uji dan populasi kontrol Dari gambar di atas terlihat bahwa sebagian besar sampel uji bermata pencaharian lain - lain yaitu sebanyak 62,12 %, demikian juga dengan sampel kontrol yaitu sebanyak 65,15 %. Jenis pekerjaan tersebut adalah tukang becak, pedagang, tukang kayu/tukang batu, buruh dan tidak bekerja. Berdasarkan pendidikan terakhirnya, populasi uji sebagian besar berpendidikan tidak tamat SD yaitu sebanyak 57,58 % untuk populasi uji dan 39,39 % untuk populasi kontrol. Gambaran tingkat pendidikan terakhir populasi uji dan populasi kontrol terlihat dalam diagram pada Gambar 11. Berdasarkan lama tinggal, sebagian besar sampel uji telah tinggal di sekitar saluran pembuangan limbah PT Kertas Basuki Rachmat selama 15 sampai dengan 20 tahun yaitu (sebanyak 27,27 %) dan bahkan terdapat sampel yang telah tinggal lebih dari 20 tahun (yaitu sebanyak 21,21 %), sedangkan sampel kontrol telah tinggal di Kelurahan Pengantigan, Kecamatan Banyuwangi sebagian besar selama lebih dari 20 tahun (yaitu sebanyak 36,36 %). Lamanya tinggal populasi uji dan populasi kontrol tergambar dalam Gambar 12 di bawah ini.
65
tamat sarjana
,82
39,39
o populasi
20
10
0
• p~-pul~~-k~ntrol1
40
30
60
50
prosentase
uji
Gambar 11. Distribusi pendidikan terakhir populasi uji dan populasi kontrol
> 20 tahun.
ro E ro 21,21
0
• populasi kontrol
o populasi
5
10
15
20
25
30
35
40
prosentase
uji
Gambar 12. Distribusi lama tinggal populasi uji dan populasi kontrol
Semua sampel uji menggunakan sumber air berasal dari air sumur baik untuk mandi, mencuci, minum maupun memasak demikian juga
66
dengan sampel kontrol. Adapun untuk tempat membuang hajat sebagian besar sampel uji maupun sam pel kontrol menggunakan jamban keluarga. Pada populasi uji beberapa sampel menggunakan sungai sebagai tempat membuang hajat {4,55 %), bahkan saluran limbah {12,12 %), jamban keluarga maupun saluran limbah (7,58 %), dan sungai maupun saluran limbah (9,09 %).
Adapun populasi kontrol sebanyak 22,73 %
menggunakan sungai sebagai tempat membuang hajat.
Gambaran
distribusi tempat membuang hajat pada populasi uji maupun populasi kontrol tergambar dalam Gambar 13. - - - - - - - - - - --- -- - - ----------
0
• populasi kontrol
10
20
30
40
50
60
70
80
prosentase
0 populasi uji
Gambar 13. Distribusi tempat membuang hajat populasi uji dan populasi kontrol
4.7
KUALITAS AIR SUMUR Berdasarkan basil kuisioner, dari sebanyak 20 rumah yang berada di kanan kiri saluran pembuangan limbah cair PT Kertas Basuki Rachmat, sebanyak 70 % rumah mempunyai sumur yang berjarak 4 - 8 meter dari saluran pembuangan limbah cair, 10 % rumah mempunyai sumur berjarak 8,1 - 13 meter, dan 20 % rumah mempunyai sumur berjarak lebih dari 13
67
meter. Gambar jarak rumah dan sumur dengan saluran limbah PT Kertas Basuki Rachmat tertera di bawah ini.
Gambar 14. Jarak rumah penduduk dengan saluran ....... ," ..." Basuki Rachmat
Saluran limbah PTKBR
sumur
Gambar 15. Jarak sumur penduduk dengan saluran limbah PT KBR
68
Akan tetapi meskipun sehagian hesar jarak sumumya 4- 8 meter dari saluran pemhuangan limhah cair PT Kertas Basuki Rachmat, banya sehanyak 1 rumah yang heruhah wama air sumumya dan tidak ada yang heruhah hau air sumumya. Hal ini dikarenakan saluran pemhuangan limhab cair PT Kertas Basuki Rachmat dihuat dengan konstruksi heton pada hagian samping dan hawahnya sebingga sangat kecil kemungkinan limhah cair tersehut meresap ke dalam tanab dan mencemari air sumur warga. Berdasarkan basil pengujian lahoratorium terbadap sampel air sumur pada populasi uji temyata heherapa senyawa seperti air raksa (Hg), mangan (Mn), nitrit dan tim hal (Ph) sama dengan sampel air sumur pada populasi kontrol yaitu 0,00 mgl liter.
Sedangkan senyawa lainnya herheda.
Selengkapnya basil pengujian lahoratorium terbadap sampel air sumur tersehut tertulis pada Tahel 7 di hawah ini. Tahel 7. Hasil analisis sampel air sumur populasi uji dan populasi kontrol
Parameter
No.
BakuMutu Permenkes No : satuan 416/Menkes/Per /IX/1990
Lokasi Lateng
Pengantigan
1.
Air raksa (Hg)
mgllt
0,001
0,00
0,00
2.
Zat Besi (Fe)
mgllt
1,0
0,00
0,12
3.
Kadmium (Cd)
mgllt
0,005
0,00
0,00
4.
Kesadahan jumlah
mgllt
500
173,73
79,39
5.
Klorida
mg/lt
600
25,52
15,95
6.
Mangan
mg/lt
0,5
0,00
0,00
7.
Nitrat, sehagai N
mg/lt
10
9,36
1,86
8.
Nitrit, sehagai N
mg/lt
1
0,00
0,00
9.
pH
-
6-9
7,0
7,2
10.
Sulfat
mgllt
400
24,63
16,44
11. Timhal (Ph)
mgllt
0,05
0,00
0,00
Sumher : Hasil pengujian sampel air sumur, 2007
69
Kadar zat besi pada sampel air sumur populasi kontrol lebih tinggi daripada populasi uji kemungkinan disebabkan sampel air sumur pada populasi kontrol berawal dari tempat yang kadar bahan organiknya tinggi atau pada air tanah dalam yang bersuasana anaerob (tidak mengandung oksigen) (Effendi, 2003). Akan tetapi kadar zat besi pada sampel air sumur populasi uji dan populasi kontrol masih memenuhi baku mutu. Kesadahan (hardness) adalah gambaran jumlah kation logam bervalensi dua di dalam perairan (biasanya kalsium dan magnesium). Pada perairan yang sadah (hard) kandungan kalsium, magnesium, karbonat, dan sulfat biasanya tinggi (Effendi, 2003 ). Berdasarkan hasil uji sampel air sumur dimana kesadahan jumlah sampel air sumur pada populasi uji lebih tinggi daripada populasi kontrol, meskipun jumlahnya masih memenuhi baku mutu, disebabkan pengaruh kalsium yang tinggi pada buangan I limbah cair PT Kertas Basuki Rachmat. Rachmat
Limbah cair PT Kertas Basuki
yang dihasilkan dari bahan baku kertas bekas mengandung
kalsium yang berasal dari zat pengisi (filler) kertas bekas dalam jumlah yang cukup besar (yaitu senyawa CaC03) sehingga limbah cair tampak berwarna putih keruh sebagaimana terlihat pada Gambar 8 di atas. Kadar klorida pada sampel air sumur populasi uji dan populasi kontrol masih memenuhi baku mutu. Menurut Effendi (2003), keberadaan klorida di dalam perairan alami berkisar antara 2 - 20 mg/ liter, namun kadar klorida pada sampel air sumur populasi uji melebihi 20 mg/ liter yaitu 25,52 mg/ liter. Kadar klorida yang tinggi pada sampel air sumur populasi uji kemungkinan berasal dari resapan/ intrusi air laut ke dalam air sumur populasi uji.
Hal ini dikarenakan jarak sumur populasi uji relatif dekat
dengan laut yaitu kurang lebih 2 km. Senyawa nitrat sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Kadar nitrat di perairan yang tidak tercemar/ alami biasanya tidak pernah lebih dari 0,1 mg/ liter.
Kadar lebih dari 5 mg/ liter menggambarkan
tetjadinya pencemaran antropogenik dari aktivitas manusia dan tinja hewan (Effendi, 2003). Dengan demikian tingginya kadar nitrat pada sampel air
70
sumur populasi uji yaitu 9,36 mg/ liter, yang lebih dari 5 mg/ liter, menggambarkan adanya pencemaran kotoran manusia dan hewan yang meresap ke dalam air sumur tersebut karena terlalu dekatnya tempat pembuangan kotoran manusia tersebut (saptic tank) dengan sumur. Meskipun demikian kadar nitrat pada sampel air sumur populasi uji dan populasi kontrol masih memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan yaitu 10 mg/ liter. Kadar sulfat pada sampel air sumur populasi uji (24,63 mg/ liter) dan pada sampel air sumur populasi kontrol {16,44 mg/ liter) masih memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan yaitu 400 mg/ liter. Tingginya kadar sulfat pada sampel air sumur populasi uji kemungkinan berasal dari hasil oksidasi senyawa H2S atau senyawa sulfur lainnya. Menurut Effendi (2003), pada perairan alami yang mendapat cukup aerasi biasanya tidak
ditemukan H2S karena telah teroksidasi menjadi sulfat. Senyawa H2 S dan senyawa sulfur lainnya merupakan salah satu zat pencemar yang dihasilkan dari proses pembuatan kertas dengan bahan baku pulp (Rini, 2002). Senyawa - senyawa tersebut, yang jumlahnya sangat banyak pada saat PT Kertas Basuki Rachmat memproduksi kertas dari bahan baku pulp, meresap ke dalam tanah dan keluar larut sedikit- demi sedikit ke dalam air sumur penduduk di sekitar saluran limbah cair PT Kertas Basuki Rachmat hingga sekarang.
4.8
KESEHATAN MASYARAKAT POPULASI UJI DAN POPULASI KONTROL Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Singotrunan pada tahun 2005 dan 2006 tercatat penyakit yang menduduki 10 besar yang diderita oleh pengunjung Puskesmas tersebut yang membawahi diantaranya Kelurahan Lateng dan Pengantigan. Kesepuluh penyakit tersebut adalah sebagaimana tertulis dalam Tabel 8.
71
Tabel 8. Sepuluh besar penyakit pada Puskesmas Singotrunan tahun 20062007
Jenis penyakit
No.
Jumlah
2005
2006
2.613
4.669
1.
Infeksi akut lain pada saluran pemafasan atas
2.
Penyakit pada otot dan jaringan pengikat (tulang 2.047 2.382 belakang, radang sendi)
3.
Penyakit lain pada saluran pemafasan atas
1.648
1.991
4.
Penyakit pulpa dan jaringan periapikal
1.610
2.090
5.
Ginggivitis dan penyakit periodental
1.347
1.706
6.
Tekanan darah tinggi
1.280
1.734
7.
TBparu
934
-
8.
Acne vulgaris, piodemi, ulkus tropika
795
896
9.
Tosilitis
715
1.674
10.
Penyakit kulit alergi/ dermatitis/ eksim
655
1.121
Sumber : Puskesmas Singotrunan, Banyuwangi 2005 - 2006 Di samping itu pada tahun 2006, di Puskesmas Singotrunan juga tercatat penyakit lainnya yang diderita cukup banyak yaitu penyakit kulit karena jamur sebanyak 921 orang, tukak lambung dan usus dua belas jari sebanyak 775 orang, diare 702 orang, infeksi mastoid 599 orang, disenteri amubiasis 599 orang dan gangguan gigi serta jaringan lainnya/ abses 462 orang. Berdasarkan hasil kuisioner kualitas kesehatan populasi
UJI
dan
populasi kontrol adalah sebagai berikut :
4.8.1. Sakit Diare Berdasarkan hasil kuisioner sebanyak 7,58 % dari populasi
UJI
menyatakan tidak pemah sakit diare, 68,18 % jarang, 15,15 % kadangkadang dan 9,09 % sering.
Sedangkan dari populasi kontrol 36,36 %
menyatakan tidak pemah sakit diare, 54,55 % jarang, 6,06 % kadang -
72
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa
kadang dan 3,03 % sering.
terdapat perbedaan yang signifikan antara populasi uji dengan populasi kontrol dimana t hitung (3,563) lebih besar dari t tabel (0,063) serta populasi uji relatif lebih sering mengalami diare (rata- rata 2,26) daripada populasi kontrol (rata - rata 1, 76). Ini berarti populasi uji mengalami sakit diare dengan intensitas jarang sampai dengan kadang - kadang, sedangkan populasi kontrol dengan intensitas tidak pernah sampai dengan jarang. Gambaran intensitas sakit diare pada populasi uji dan populasi kontrol tergambar dalam Gambar 16 di bawah ini. Menurut Werner dkk. (200 1) diare atau mencret adalah suatu keadaan dimana kotoran (feses) yang dikeluarkan encer atau berair. Penyebab utama diare adalah gizi buruk, infeksi virus, bakteri, amuba, cacing, keracunan makanan, alergi makanan dan susu dan sebagainya. Diare lebih sering terjadi dan berbahaya pada anak kecil terutama yang menderita kekurangan gizi.
·ft...::_03 9,09 sering !
j
00
s
·v.; c
~
kadang-kadang
I
i
6 06
.~ 15,15
-' j Il~'==================~~
jarang j:•'I· · · · · · · · · · - 68, 8 Ill________ 36 '36 tidak pemah j 1 7,58 I
_.I
0
10
20
30
40
prosentase
50
60
70
o populasi kontrol • populasi uji
Gambar 16. Intensitas sakit diare pada populasi uji dan populasi kontrol
Keadaan ini sesuai dengan yang ditemukan Lee dkk. (2002) bahwa terdapat peningkatan resiko sakit diare pada anak - anak di sepanjang Sungai Kampar, Riau khususnya yang minum secara langsung dari sungai
73
yang dialiri limbah industri pulp dan kertas. Hal ini juga sesuai dengan hasil uji sampel air sumur populasi uji dimana kadar nitrat, sebagai indikasi adanya pencemaran antropogenik, cukup tinggi.
4.8.2. Sakit Pencernaan Lain Berdasarkan hasil kuisioner yang diperoleh dari populasi
UJI
sehanyak 30,30 % menyatakan tidak pernah sakit perut/ pencernaan lain seperti kemhung, susah huang air hesar atau kotoran herdarah, 37,88 % jarang, 10,16 % kadang - kadang dan 21,21 % sering.
Sedangkan dari
populasi kontrol 40,91 % menyatakan tidak pernah sakit perut/ pencernaan lain, 30,88 % jarang, 12,12 % kadang - kadang dan 6,06 % sering. Hasil analisis statistik menunjukkan hahwa terdapat perhedaan yang signifikan antara populasi uji dengan populasi kontrol dimana t hi tung (2,3 78) lehih hesar dari t tahel (0,063) serta populasi uji relatif lehih sering mengalami diare (rata - rata 2,23) daripada populasi kontrol (rata-rata 1,83 ). Ini herarti populasi uji mengalami sakit pencernaan lain dengan intensitas jarang sampai dengan kadang - kadang, sedangkan populasi kontrol dengan intensitas tidak pernah sampai dengan jarang. Gamharan intensitas sakit perut/ pencernaan lain pada populasi uji dan populasi kontrol tergamhar dalam Gamhar 17 di hawah ini. Susah huang air hesar (konstipasi) merupakan keluarnya kotoran (feses) yang keras dan memerlukan tenaga untuk mengejan.
Konstipasi
hukan merupakan suatu penyakit tetapi merupakan suatu gejala. Penyehah tetjadinya konstipasi antara lain penyakit diabetes me/itus, hipokalemia,
hiperka/semia dan senyawa toksik misalnya timah hitam (Ph) (Cooper dkk, 1987).
74
-- - · - · - - - - - - -
~~-----
-~----~~---·
sering
S i
..
··--~--------··-.
21,21
1;
kadang-kadang • • •
·u;
~~
jarang
.S:
37,88 II! ~---········~;;
40,91
tidak
pernah-~~~~~~~~~~~;==~ 0
10
20
30
prosentase
40
50
i 0 populas i kontrol
I•
populasi uji
Gambar 17. Intensitas sakit perut/ pencemaan lain pada populasi uji dan populasi kontrol Dr. Nhu Lee dari British Columbia Cancer Agency (200 1) melaporkan adanya resiko kanker prostat dan kanker saluran pencemaan termasuk leukimia pada pekerja industri pulp dan kertas, demikian juga Bond dan Le (2000) melaporkan adanya peningkatan yang signifikan terhadap kanker lambung, usus besar, prostat dan leukimia terhadap pekerja industri pulp dan kertas di Kanada.
4.8.3. Sakit Demam Berdasarkan basil kuisioner sebanyak 1,52 % dari populasi
UJI
menyatakan tidak pemah sakit demam 40,91 % jarang, 33,33 % kadangkadang dan 24,24 % sering.
Sedangkan dari populasi kontrol 12,12 %
menyatakan tidak pemah sakit demam 66,67 % jarang, 16,67 % kadang kadang dan 4,55 % sering.
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara populasi uji dengan populasi kontrol dimana t hitung (5,053) lebih besar dari t tabel (0,063) serta populasi uji relatif lebih sering mengalami sakit demam (rata - rata 2,80) daripada populasi kontrol (rata- rata 2,14). Ini berarti populasi uji mengalami sakit demam dengan intensitas jarang sampai dengan kadang - kadang, demikian
75
pula dengan populasi kontrol.
Gambaran intensitas sakit demam pada
populasi uji dan populasi kontrol tergambar dalam Gambar 18 di bawah ini.
sering 33,33
0
20
60
40
80
o populasi
prosentase
kontrol
. • populasi uji
Gambar 18. Intensitas sakit demam pada populasi uji dan populasi kontrol Menurut Soemirat (2003), demam adalah suatu keadaan dimana temperatur badan melebihi normal (yaitu 36 - 37 °C).
Demam dapat
disebabkan o1eh infeksi mikroba patogen maupun beberapa logam seperti kobalt, mangan, timah hitam, seng, timah, arsen, kadmium, tembaga, zat besi, air raksa dan nikel.
4.8.4. Sakit Kepala/Pusing Berdasarkan hasil kuisioner sebanyak 1,52 % dari populasi
UJI
menyatakan tidak pernah sakit kepala/ pusing, 36,36 % jarang, 18,18 % kadang - kadang dan 43,94 % sering.
Sedangkan dari populasi kontrol
18,18 % menyatakan tidak pemah sakit kepala/ pusing, 43,94 % jarang, 25,76 % kadang - kadang dan 12,12 % sering.
Hasil analisis statistik
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara populasi uji dengan populasi kontrol dimana t hitung (5,497 lebih besar dari t tabel (0,063) serta populasi uji relatiflebih sering mengalami sakit kepala/ pusing (rata - rata 3,05) daripada populasi kontrol (rata - rata 2,32). Ini berarti
76
populasi uji mengalami sakit kepala/ pusing dengan intensitas kadang kadang sampai dengan sering, sedangkan populasi kontrol dengan intensitas jarang sampai dengan kadang - kadang. Gambaran intensitas sakit kepala/ pusing pada populasi uji dan populasi kontrol tergambar dalam Gambar 19 di bawah ini. --
sering
%9 kadang-kadang
~--
-~--
-~-----------~----
~~~
I
~94 rj~·-·-----
!
'I
25 •76
18•1
43,94 JI =i!ll l;:!=========== jarang
·u;
~
36,36
~
• 18,18 ~ tidak pemah ·.-----__, 1,52
0
10
20
30
40
50
prosentase , • populasi uji
Gambar 19. Intensitas sakit kepala/ pusing pad a populasi uji dan populasi kontrol Sakit kepala sering teijadi bersama panas. Sakit kepala yang teijadi secara terus - menerus dapat merupakan tanda penyakit menahun atau keadaan gizi buruk (Warner dkk, 2001 ). Hirsch (1999) mengatakan beberapa senyawa dalam limbah industri pulp dan kertas memberikan gejala sakit kepala, mata terbakar dan kesulitan bemafas.
Lebih jauh Hirsch (1999) mengatakan terdapat fakta yang
mengaitkan klorofenol (salah satu senyawa yang terdapat dalam limbah industri pulp dan kertas) dengan efek kesehatan terhadap manusia termasuk depresi, anemia, disfungsi hati dan ginjal serta kematian pada orang yang terpapar secara akut.
77
4.8.5. Sakit Kulit Berdasarkan basil kuisioner 80,30 % dari populasi uji menyatakan tidak pemah sakit kulit, 6,09 % jarang, 4,55 % kadang- kadang dan 6,06 % sering. Sedangkan dari populasi kontrol 90,91 % menyatakan tidak pemah sakit kulit, 6,06 % jarang, 1,52 % kadang - kadang 1,52 % sering. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara populasi uji dengan populasi kontrol dimana t bitung (1 ,811) lebib besar dari t tabel (0,063) serta populasi uji relatif lebib sering mengalami sakit kulit (rata- rata 1,36) daripada populasi kontrol (rata- rata 1,14). Ini berarti populasi uji maupun populasi kontrol mengalami sakit kulit dengan intensitas tidak pemab sampai dengan jarang. Gambaran intensitas sakit kulit pada populasi uji dan populasi kontrol tergambar dalam Gambar 20 di bawah ini.
.... ----·-··--··-·-···-·- ·······-····-·1
~--·-···--······-
I
'IL:52 sering : . 6 ,06
•
~
$
£
kadang-kadang
I
11. ~ I
1 52 ' 4,55
iil.6.06 jarang I. .
9,09 :=========== il9o,91
IF-1
tidak pemah
Lll/~!!~~~~~~~~~~~s:O:o.~30j
0
20
40
60
80
prosentase
100
o populasi kontrol • populasi uji
Gambar 20. Intensitas sakit kulit pada populasi uji dan populasi kontrol Kelainan kulit tidak saja dipengaruhi oleb anatomi dan faal kulit tetapi juga dipengaruhi oleb ketebalan kulit, wama kulit, usia, jenis kelamin, kelembaban kulit, bakat terbadap alergi serta faktor ekstemal seperti cuaca, debu dan kualitas lingkungan (Soemirat, 2003 ).
Berdasarkan basil
penelitian Y adav (2006) menyimpulkan bahwa 9 dari 15 orang pekerja
78
sebuah industri pulp dan kertas di India mengalami keracunan kulit yang berasal dari paparan berbagai polutan.
4.8.6. Sakit Batuk Berdasarkan hasil kuisioner tidak ada dari populasi
UJI
yang
menyatakan tidak pemah sakit batuk, 50,0 % jarang, 27,27 % kadang Sedangkan dari populasi kontrol 21 ,21 %
kadang dan 22,73 % sering.
menyatakan tidak pemah sakit batuk, 54,55 % jarang, 18,18 % kadang kadang dan 6,06 % sering.
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara populasi uji dengan populasi kontrol dimana t hitung (4,270) lebih besar dari t tabel (0,063) serta populasi uji relatif lebih sering mengalami sakit batuk (rata - rata 2, 73) daripada populasi kontrol (rata - rata 2,09). Ini berarti populasi uji mengalami sakit batuk dengan intensitas jarang sampai dengan kadang - kadang, demikian pula dengan populasi kontrol.
Gambaran intensitas sakit batuk pada
populasi uji dan populasi kontrol tergambar dalam Gambar 21 di bawah ini.
/!
'
sering
_; kadang-kadang
~
27,27
I
'iii
c:
.sc:
6,06
~22,73 ..
jarang
I tidak pemah
J54,5~ 50,00
21,21 J
'I o,oo
/
0
10
20
30 prosentase
40
50
60
o populasi kontrol • populasi uji
Gambar 21. Intensitas sakit batuk pada populasi uji dan populasi kontrol
79
Werner dkk. (200 1) menyatakan bahwa batuk bukan merupakan suatu penyakit tetapi gejala penyakit seperti penyakit tenggorokan, paru paru atau bronchus. 4.8. 7. Sakit Pernafasan Lain Berdasarkan hasil kuisioner sebanyak 74,24 % dari populasi
UJI
menyatakan tidak pemah sakit asma/ sesak nafas, 9,09 % jarang, 4,55 % kadang - kadang dan 12,12 % sering.
Sedangkan dari populasi kontrol
92,42% menyatakan tidak pemah sakit asma/ sesak nafas, 4,55 % jarang, 3,03 % kadang - kadang dan tidak ada yang sering. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara populasi uji dengan populasi kontrol dimana t hitung (3,433) lebih besar dari t tabel (0,063) serta populasi uji relatif lebih sering mengalami asma/ sesak nafas (rata - rata 1,55) daripada populasi kontrol (rata - rata 1,11 ). Ini berarti populasi uji maupun populasi kontrol mengalami sakit pemafasan lain dengan intensitas tidak pemah sampai dengan jarang. Gambaran intensitas sakit pemafasan lain (sesak dan sebagainya) pada populasi uji dan populasi kontrol tergambar dalam Gambar 22 di bawah ini.
-··-··--------·------
("'lo.oo sering en kadang-kadang co ~ en c
Q)
c
jarang
~~~~12,12
~~03 4,55 I ~55
9,09
92,42
I tidak pemah
I 0
I
74,24
20
40
60
prosentase
80
• 100
o populasi
kontrol
• populasi uji
Gambar 22. lntensitas sakit asma pada populasi uji dan populasi kontrol
80
Menurut Werner dkk. (200 1) asma merupakan penyakit bawaan anak - anak yang disebabkan oleh memakan atau menghirup alergen. Penyakit asma akan memburuk pada musim - musim tertentu atau pada malam hari. Sedangkan Soemirat (2003) menyatakan bahwa berbagai debu seperti silika, besi, ashes, antrasit, kobalt, bagasse, barium dan lain - lain akan memasuki paru - paru dan menyebabkan kerusakan paru - paru (penyakitnya disebut pneumociniosis). Secara klinis penderita akan sesak nafas, nafas pendek, kapasitas kerja turun tetapi tidak disertai demam. Lebih Ianjut Soemirat (2003) mengatakan bahwa pneumociniosis
di
Indonesia sering disertai dengan komplikasi TBC karena banyaknya insidensi TBC. Gejala alergi dapat pula disebabkan oleh nikel, kromium dan berbagai zat organik. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan yang dilaporkan oleh Y adav (2006) bahwa sebanyak 21 pekerja industri pulp dan kertas di India menderita asma maupun masalah pemafasan dengan gejala seperti asma. Tingginya kasus penyakit asma dan pemafasan lain pada populasi uji dapat juga berasal dari senyawa klorin (organoklorin, klorin dioksida dan sebagainya) yang ada dalam sampel air sumur atau yang terhirup dalam jumlah yang cukup banyak (Green, 2005 serta Lean et al, 2006) dan bahkan Hirsch (1999) mengatakan senyawa klorin dan gas Ch dapat menyebabkan penyakit paru - paru, masalah hormon, dan reproduksi. 4.8.8. Sakit Flu I Pilek
Berdasarkan basil kuisioner tidak ada dari populasi uji menyatakan tidak pemah sakit flu/ pilek, 28,79% jarang, 39,39% kadang- kadang dan 31,82 % sering. Sedangkan dari populasi kontrol 4,55 % menyatakan tidak pernah sakit flu/ pilek, 62,12 % jarang, 27,27% kadang- kadang dan 6,06 % sering. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan antara populasi uji dengan populasi kontrol dimana t hitung (5,484) lebih besar dari t tabel (0,063) serta populasi uji relatif lebih sering mengalami sakit flu/ pilek (rata- rata 3,03) daripada populasi kontrol (rata-
81
rata 2,35). Ini berarti populasi uji mengalami sakit flu/ pilek dengan intensitas kadang - kadang sampai dengan sering, sedangkan populasi kontrol dengan intensitas jarang sampai dengan kadang - kadang. Gambaran intensitas sakit flu/ pilek pada populasi uji dan populasi kontrol tergambar dalam Gambar 23 di bawah ini.
(1
6,06
sering :1 ~31,82 i 1
27,27
!
~ kadang-kadangji~ 39,39 (/)c
. ,~!==================~ •62.12 Jarang .I 28 79
2c
0
I
i
i
,
i
•Po 4,55
t1da k pema h · 0
I
I
.'
I
1
klc~i0=,0~0================~====~ 7
0
20
40 prosentase
60
80
o populasi
kontrol
· • populasi uji
Gambar 23. Intensitas sakit flu/ pilek pada populasi uji dan populasi kontrol
Sakit flu atau pilek merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus atau alergi. Penyakit ini dapat sembuh sendiri tanpa harus diobati (Werner dkk., 2001). 4.8.9. Anggota Keluarga Meninggal
Berdasarkan hasil analisis statistik terhadap anggota keluarga yang telah meninggal dunia selama bertempat di lokasi populasi uji, diperoleh tidak adanya perbedaan yang signifikan dengan populasi kontrol dimana t hitung (0,000) lebih kecil daripada t tabel (0,063). Dengan demikian pada populasi uji relatif sama jumlah anggota keluarga yang meninggal dunia selama tinggal di tempat sekarang karena sakit dibandingkan dengan populasi kontrol.
Adapun
jenis penyakit yang diderita oleh anggota
82
keluarga yang meninggal dunia tersebut antara lain tipus, maag, paru-paru, sesak nafas, ginjal, demam dan gabag. 4.8.10. Kumulatif Secara kumulatif/ keseluruhan berdasarkan hasil analisis statistik didapatkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kualitas kesehatan masyarakat pada populasi uji dengan populasi kontrol dimana diperoleh t hitung (7,631) lebih besar daripada t tabel (0,063). Berdasarkan hasil analisis statistik tersebut juga diperoleh bahwa populasi uji relatif lebih sering menderita sakit- sakit di atas (rata- rata 2,54) yang berarti kualitas kesehatannya lebih rendah daripada populasi kontrol (rata - rata 2,00). Ini berarti populasi uji secara kumulatif mengalami sakit - sakit tersebut dengan intensitas jarang sampai dengan kadang - kadang, sedangkan populasi kontrol dengan intensitas jarang. Secara umum tingginya kasus beberapa penyakit pada populasi uji disebabkan menurunnya sistem kekebalan tubuh anggota masyarakat. Salah satu yang memicu menurunnya sistem kekebalan tubuh anggota masyarakat tersebut adalah paparan gas H2S (Hirsch, 1999).
4.9
KESEHATAN MASYARAKAT POPULASI UJI SEBELUM DAN SETELAH BERTEMPAT DI SEKITAR SALURAN LIMBAH Berdasarkan hasil kuisioner kesehatan masyarakat populasi
UJl
sebelum dan setelah menempati rumah di sekitar saluran limbah cair PT Kertas Basuki Rachmat adalah sebagai berikut :
4.9.1. Sakit Diare Dibandingkan dengan data antara sebelum dan setelah menempati rumah di sekitar saluran limbah cair PT Kertas Basuki Rachmat temyata secara statistik menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan dimana t hitung (2,485) lebih besar daripada t hitung (0,063), serta setelah menempati
83
rumah di sekitar saluran limbah PT Kertas Basuki Rachmat relatif lebih sering mengalami diare (rata- rata 2,26) daripada sebelurnnya (rata- rata I ,92). Ini berarti populasi uji mengalami sakit diare dengan intensitas jarang sampai dengan kadang - kadang pada saat bertempat tinggal sekarang, sedangkan pada saat bertempat tinggal sebelumnya dengan intensitas tidak pemah sampai dengan jarang. Tingginya intensitas sakit diare pada populasi uji setelah bertempat tinggal di sekitar saluran limbah PT Kertas Basuki Rachmat disebabkan kondisi air sumur yang dipengaruhi oleh limbah cair PT Kertas Basuki Rachmat. 4.9.2. Sakit Pencernaan Lain Dibandingkan dengan data antara sebelum dan setelah menempati rumah di sekitar saluran limbah cair PT Kertas Basuki Rachmat temyata secara statistik menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan dimana t hitung (3,056) lebih besar daripada t hitung (0,063), serta setelah menempati rumah di sekitar saluran limbah PT Kertas Basuki Rachmat relatif lebih sering mengalami sakit perut/ pencemaan lainnya (rata- rata 2,33) daripada sebelumnya (rata - rata 1,82). Ini berarti populasi uji setelah bertempat tinggal sekarang mengalami sakit pencemaan lain dengan intensitas jarang sampai dengan kadang - kadang, sedangkan sebelurnnya dengan intensitas tidak pemah sampai dengan jarang. Peningkatan intensitas tetjadinya sakit pencemaan lain pada populasi uji setelah bertempat tinggal di sekitar saluran limbah PT Kertas Basuki Rachmat serupa dengan yang dilaporkan Bond dan Le (2000) dimana tetjadi peningkatan penderita kanker lambung, usus besar, prostat, dan leukimia pada peketja industri pulp dan kertas di Kanada. Sedangkan Lean, dkk (2006) menyatakan bahwa paparan senyawa organoklorin pada industri pulp dan kertas dapat menyebabkan kanker saluran pencemaan.
84
4.9.3. Sakit Demam Dibandingkan dengan data antara sebelum dan setelah menempati rumah di sekitar saluran limbah cair PT Kertas Basuki Rachmat temyata secara statistik menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan dimana t hitung (2,542) lebih besar daripada t hitung (0,063), serta setelah menempati rumah di sekitar saluran limbah PT Kertas Basuki Rachmat relatif lebih sering mengalami sakit demam (rata- rata 2,67) daripada sebelurnnya (rata -rata 2,23). Ini berarti populasi uji baik sebelum maupun setelah bertempat tinggal di sekitar saluran limbah PT Kertas Basuki Rachmat mengalami Sakit demam dengan intensitas jarang sampai dengan kadang- kadang. Sakit demam merupakan gejala terjangkitnya penyakit - penyakit tertentu seperti infeksi dan keracunan. Tingginya intensitas terjadinya sakit demam pada populasi uji setelah tinggal di sekitar saluran limbah PT Kertas Basuki Rachmat disebabkan pengaruh limbah PT Kertas Basuki Rachmat yang mengalir di sekitar mereka dan masuk ke dalam air sumur warga.
4.9.4. Sakit Kepala Dibandingkan dengan data antara sebelum dan setelah menempati rumah di sekitar saluran limbah cair PT Kertas Basuki Rachmat temyata secara statistik menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan dimana t hitung (5,01 0) lebih besar daripada t hitung (0,063), serta setelah menempati rumah di sekitar saluran limbah PT Kertas Basuki Rachmat relatif lebih sering mengalami sakit kepala (rata- rata 3, 15) daripada sebelurnnya (ratarata 2,33). Ini berarti populasi uji mengalami sakit kepala setelah bertempat tinggal di sekitar saluran limbah PT Kertas Basuki Rachmat dengan intensitas kadang - kadang sampai dengan sering, sedangkan sebelurnnya dengan intensitas jarang sampai dengan kadang - kadang. Sakit kepala/ pusing yang terjadi secara terns - menerus merupakan salah satu gejala penyakit menahun (Warner dkk, 2001).
Meningkatnya
intensitas sakit kepala/ pusing pada populasi uji setelah bertempat di sekitar
85
saluran limbah PT Kertas Basuki Rachrnat disebabkan pengaruh limbah PT Kertas Basuki Rachrnat. Menurut EPA (1997) paparan senyawa kloroform (salah satu senyawa yang dihasilkan industri pulp dan kertas) dalam waktu singkat dapat mengakibatkan pusing dan sakit kepala serta mempengaruhi sistem syaraf pusat.
4.9.5. Sakit Kulit Dibandingkan dengan data antara sebelum dan setelah menempati rumah di sekitar saluran limbah cair PT Kertas Basuki Rachrnat ternyata secara statistik menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan dimana t hitung (2,837) lebih besar daripada t hitung (0,063), serta setelah menempati rumah di sekitar saluran limbah PT Kertas Basuki Rachrnat relatif lebih sering mengalami sakit kulit (rata - rata 1,51) daripada sebelumnya (rata rata 1,13 ). Ini berarti populasi uji pada saat sebelum maupun setelah bertempat tinggal di sekitar saluran limbah PT Kertas Basuki Rachrnat mengalami sakit kulit dengan intensitas tidak pernah sampai denganjarang. Intensitas sakit kulit yang tinggi pada populasi uji setelah bertempat tinggal di sekitar saluran limbah PT Kertas Basuki Rachrnat dipengaruhi oleh limbah PT Kertas Basuki Rachrnat. Salah satu senyawa yang dapat menyebabkan penyakit kulit tersebut adalah dioksin. paparan dioksin dalam waktu lama menyebabkan penyakit kulit yang disebut chloracne (Murray, 1992 dan EPA, 1997).
4.9.6. Sakit Batuk Dibandingkan dengan data antara sebelum dan setelah menempati rumah di sekitar saluran limbah cair PT Kertas Basuki Rachrnat ternyata secara statistik menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan dimana t hitung (3,804) lebih besar daripada t hitung (0,063), serta setelah menempati rumah di sekitar saluran limbah PT Kertas Basuki Rachmat relatif lebih sering mengalami sakit batuk (rata- rata 2,74) daripada sebelumnya (ratarata 2,21 ). Ini berarti populasi uji pada saat sebelum maupun setelah
86
bertempat tinggal di sekitar saluran limbah PT Kertas Basuki Rachmat mengalami sakit batuk dengan intensitas jarang sampai dengan kadang kadang. Batuk merupakan salah satu gejala penyakit saluran pemafasan. Peningkatan intensitas sakit batuk pada populasi uji setelah tinggal di sekitar saluran limbah PT Kertas Basuki Rachmat dipengaruhi limbah PT Kertas Basuki Rachmat. Sebagaimana dinyatakan oleh EPA (1997), Green, (2005) dan Lean, dkk (2006) bahwa paparan senyawa organoklorin dalam industri pulp dan kertas menyebabkan gangguan pemafasan bahkan dapat mengakibatkan kanker sistem pemafasan.
4.9.7. Sakit Pernafasan Lain Dibandingkan dengan data antara sebelum dan setelah menempati rumah di sekitar saluran limbah cair PT Kertas Basuki Rachmat temyata secara statistik menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan dimana t hitung (2,317) lebih besar daripada t hitung (0,063), serta setelah menempati rumah di sekitar saluran limbah PT Kertas Basuki Rachmat relatif lebih sering mengalami sakit asma/ sesak nafas (rata - rata 1,51) daripada sebelumnya (rata - rata 1, 18). Ini berarti populasi uji pada saat sebelum maupun setelah bertempat tinggal di sekitar saluran limbah PT Kertas Basuki Rachmat mengalami sakit pemafasan lain dengan intensitas tidak pemah sampai dengan jarang. Besamya intensitas sakit pemafasan lain (seperti asma/ sesak nafas) pada populasi uji setelah tinggal di sekitar saluran limbah PT Kertas Basuki Rachmat dipengaruhi limbah PT Kertas Basuki Rachmat. Paparan senyawa dalam limbah industri pulp dan kertas menyebabkan penyakit asma dengan gejala peningkatan iritasi saluran pemafasan, batuk, bersin, dan penurunan aliran udara (Green, 2005).
87
4.9.8. Sakit Flu/ Pilek Dibandingkan dengan data antara sebelum dan setelah menempati rumah di sekitar saluran limbah cair PT Kertas Basuki Rachmat temyata secara statistik menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan dimana t hitung (3,748) lebih besar daripada t hitung (0,063), serta setelah menempati rumah di sekitar saluran limbah PT Kertas Basuki Rachmat relatif lebih sering mengalami sakit flu/ pilek (rata - rata 2,87) daripada sebelumnya (rata - rata 2,36). Ini berarti populasi uji pada saat sebelum maupun setelah bertempat tinggal di sekitar saluran limbah PT Kertas Basuki Rachmat mengalami sakit flu/ pilek dengan intensitas jarang sampai dengan kadangkadang. Sakit flu/ pilek terjadi karena penurunan daya tahan tubuh. Sakit flu/ pilek yang meningkat intensitasnya pada populasi uji yang tinggal di sekitar saluran limbah PT Kertas Basuki Rachmat dipengaruhi oleh limbah PT Kertas Basuki Rachmat.
Penurunan daya tahan tubuh, menurut EPA
(1997) dapat disebabkan oleh paparan senyawa furan dan dioksin dalam limbah industri pulp dan kertas.
4.9.9. Kumulatif Secara kumulati£' keseluruhan kualitas kesehatan masyarakat populasi uji setelah tinggal di sekitar saluran limbah PT Kertas Basuki Rachmat lebih rendah daripada sebelurnnya. Secara statistik menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan dimana t hitung (6,672) lebih besar daripada t hitung (0,063), serta setelah menempati rumah di sekitar saluran limbah PT Kertas Basuki Rachmat relatif lebih sering mengalami sakit sakit tersebut (rata - rata 2,38) daripada sebelumnya (rata - rata 1,90). Ini berarti populasi uji setelah bertempat tinggal di sekitar saluran limbah PT Kertas Basuki Rachmat mengalami sakit - sakit tersebut dengan intensitas jarang sampai dengan kadang - kadang, sedangkan sebelumnya dengan
88
intensitas tidak pernah sampai dengan jarang.
Rekapitulasi masmg -
masing parameter kesehatan tersebut tertera pada Tabel 9 di bawah ini. Perbedaan kualitas kesehatan masyarakat pada populasi uji setelah tinggal di sekitar saluran limbah PT Kertas Basuki Rachmat disebabkan oleh pengaruh keberadaan limbah cair PT Kertas Basuki Rachmat yang mengalir di sekitar kediaman mereka.
Keadaan ini senada dengan yang
diungkapkan oleh Hirsch (1999) bahwa polutan industri pulp dan kertas dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia.
Tabel 9. Rekapitulasi masing - masing parameter kesehatan pad a populasi uji sebelum dan setelah bertempat di sekitar saluran limbah PT
KBR No.
Parameter
Rata - rata insidensi sebelum
setelah
Signifikansi
1.
Sakit diare
1,92
2,26
2.
Sakit pencernaan lain
1,82
2,33
Berbeda nyata Berbeda nyata
3.
Sakit demam
2,33
2,67
Berbeda nyata
4.
Sakit kepala
2,33
3,15
Berbeda nyata
5.
Sakit kulit
1,13
1,51
Berbeda nyata
6.
Sakit batuk
2,21
2,74
Berbeda nyata
7.
Sakit pemafasan lain ( asma/ sesak nafas)
1'18
1,51
Berbeda nyata
8.
Sakit flu/ pilek
2,36
2,87
Berbeda nyata
9.
Kumulatif
1,90
2,38
Berbeda nyata
Sumber : data diolah Hal ini diperkuat dengan sangat dekatnya sumur masyarakat sekitar yaitu rata - rata sekitar 4 - 8 meter dari saluran limbah.
Kondisi ini
dibuktikan dengan kesadahan jumlah, kadar klorida, nitrat dan sulfat yang lebih tinggi pada sampel air sumur populasi uji dibandingkan dengan sampel air sumur pada populasi kontrol.
Meskipun kadar logam dan
senyawa - senyawa yang dianalisis lebih kecil dari batas maksimun yang
89
diperkenankan, tetapi lama- kelamaan senyawa tersebut akan terakumulasi di dalam tubuh mereka dan menimbulkan gangguan kesehatan yang baru dirasakan sekarang. Keadaan tersebut diperparah dengan keadaan ekonomi sampel uji yang mayoritas masih di bawah garis kemiskinan dimana mereka kurang memperhatikan aspek gizi pada konsumsi mereka. 4.10 ANALISIS SWOT
Untuk mengedentifikasi berbagai faktor secara sistematis guna merumuskan strategi perusahaan dilakukan analisis SWOT.
Menurut
Rangkuti (2006), analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strenghts) dan peluang (opportunies), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan
pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dalam menganalisis kekuatan (strenghts), peluang (opportunies), kelemahan (weakness) dan ancaman (threats) pada PT Kertas Basuki Rachmat maka dilakukan analisis lingkungan eksternal dan internal sebagai berikut: 4.10.1. Analisis Lingkungan Eksternal
Untuk menganalisis lingkungan eksternal PT Kertas Basuki Rachmat maka perlu mengidentifikasi faktor - faktor eksternal yaitu peluang dan tantangan yang dihadapi perusahaan sebagai berikut : 4.10.1.1. Peluang (Opportunies)
4.1 0.1.1.1. Kebutuhan akan kertas semakin meningkat Seiring dengan bertambahnya jumlah manusia dengan berbagai aktivitasnya terutama di bidang pendidikan, perkantoran dan percetakan maka menuntut penggunaan kertas yang semakin meningkat pula. Menurut Rini (2002), industri kertas merupakan salah satu jenis industri terbesar di
90
dunia menghasilkan 178 juta ton pulp, 278 juta ton karton dan kertas serta menghabiskan 670 juta ton kayu.
Pada dekade berikutnya pertumbuhan
industri kertas diperkirakan antara 2 sampai dengan 3,5% per tahun. 4.1 0.1.1.2. Sumber air yang melimpah PT Kertas Basuki Rachmat menggunakan sumber air dari Sungai Sukowidi dengan panjang 10.869 meter yang dikenal sebagai salah satu sungai yang tidak pemah kering aimya (Bappeda Kabupaten Banyuwangi, 2006).
Di samping itu selama ini daerah Kabupaten Banyuwangi juga
merupakan daerah yang tidak pemah mengalami kekeringan meskipun dilanda musim kemarau yang cukup panjang. Keunggulan ini akan sangat membantu bagi PT Kertas Basuki Rachmat karena akan dapat dimanfaatkan untuk proses produksi maupun proses pengolahan limbah. 4.1 0.1.1.3. Dekat dengan pantai Jarak PT Kertas Basuki Rachmat dengan laut yaitu Selat Bali diperkirakan 2 km.
Relatif dekatnya jarak PT Kertas Basuki Rachmat
dengan laut akan memudahkan dalam pembuangan limbah cair karena tidak perlu membuang limbah cair ke sungai akan tetapi bisa langsung dibuang ke laut setelah melewati saluran limbah cair khusus. Dengan demikian akan semakin memperkecil peluang kontak limbah caimya dengan masyarakat yang memanfaatkan sungai untuk semua keperluan seperti mandi, mencuci dan membuang hajat. 4.10.1.2. Tantangan (Threats) 4.1 0.1.2.1. Banyaknya industri kertas yang barn dan moderen Semenjak tahun 1980- an, di Pulau Jawa khususnya mulai berdiri beberapa industri kertas. Menurut Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK, 2007) sampai dengan akhir tahun 2006 di Indonesia telah berdiri 125 buah industri pulp dan kertas. lndustri - industri kertas tersebut pada umumnya
91
telah menggunakan proses produksi dan peralatan yang lebih baru dan lebih moderen. Dengan luas perusahaan yang lebih kecil, industri - industri baru tersebut mampu memproduksi berbagai jenis kertas dengan produksi per hari lebih besar dengan tenaga ketja yang lebih sedikit. Hal ini merupakan salah satu tantangan tersendiri yang dihadapi oleh PT Kertas Basuki Rachmat. 4.1 0.1.2.2. Tuntutan peraturan mengenai lingkungan yang semakin ketat Semakin banyaknya aktifitas manusia dalam memanfaatkan, mengolah dan mendistribusikan sumber daya alam menyebabkan semakin menurunnya kualitas lingkungan.
Kegiatan manusia tersebut secara
langsung atau tidak menimbulkan kerusakan, pencemaran atau bahkan kematian atau punahnya suatu ekosistem dalam lingkungan.
Pada
umumnya aktifitas manusia yang mengakibatkan kerusakan dan penurunan daya dukung lingkungan disebabkan oleh adanya pengaruh dari kegiatan manusia yang tidak berwawasan lingkungan, seperti industri, transportasi, pertambangan dan sebagainya. Akibatnya akan mengurangi kemampuan alam untuk mendukung kehidupan manusia. Pengaruhnya terhadap manusia antara lain adalah akan mengurangi atau menurunkan kualitas kehidupan manusta. Untuk mencegah tetjadinya dampak negatif dari kegiatan- kegiatan manusia terhadap kualitas lingkungan maka pemerintah membuat peraturan perundang - undangan di bidang lingkungan sebagai kendali · kegiatan manusia tersebut agar tidak merusak lingkungan.
Beberapa peraturan
perundang - undangan yang terkait dengan kegiatan PT Kertas Basuki Rachmat antara lain adalah peraturan mengenai limbah 83, pencemaran udara, air dan tanah, pengelolaan lingkungan hidup, baku mutu limbah, AMDAL dan sebagianya. Bagi
industi
peraturan
tersebut merupakan pembatas agar
perusahaan beroperasi dalam jalur yang benar dan tidak menimbulkan kerusakan lingkungan.
Di lain pihak peraturan tersebut juga sebagai
92
tantangan bagi industri untuk dapat menunjukkan citranya di masyarakat sebagai industri yang bersib (tidak mencemari lingkungan). Efeknya adalab akan menambah kepercayaan masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha terbadap kineija industri tersebut. 4.1 0.1.2.3. Limbah industri yang mengganggu lingkungan lndustri kertas menghasilkan limbah cair, padat dan gas yang cukup mengganggu lingkungan. Limbab cair PT Kertas Basuki Rachmat pada saat masib menggunakan baban baku kayu - kayuan berwama coklat kehitaman dan berbau menyesakkan dada serta kadang - kadang disertai buib yang menggunung. Sedangkan pada saat menggunakan baban baku kertas bekas limbah cair yang dibasilkan berwama putib kerub dan mengandung kapur. Demikian pula dengan limbah padat yang merupakan basil endapan limbah cair. Adapun limbab gas lebib berbau belerang pada saat menggunakan bahan baku kayu- kayuan daripada menggunakan bahan baku kertas bekas. Limbah tersebut mengakibatkan
dampak
yang besar bagi
masyarakat di sekitamya terutama yang bertempat tinggal di sekitar saluran pembuangan limbah cair. Berdasarkan basil wawancara dengan masyarakat sekitar dan dinas terkait, limbah cair tersebut beberapa kali diprotes oleb masyarakat sekitar karena buib atau resapannya ke sumur penduduk sekitar beberapa tahun yang lalu. 4.1 0.1.2.4. Kondisi Kesebatan Masyarakat Sekitar Masib Rendah Berdasarkan data dari Puskesmas Singotrunan menggambarkan kondisi kesebatan masyarakat di Kelurahan Lateng yang masib kurang layak. Pada tahun 2006 jumlah penderita diare di Kelurahan Lateng yang berkunjung ke Puskesmas setempat adalah sebanyak 244 orang meningkat pesat dari tahun 2005 yaitu sebesar 155 orang, ISP A (lnfeksi Saluran Pernafasan Akut) 203 orang, DBD (Demam Berdarah Dengue) 5 orang dan campak 6 orang (Puskesmas Singotrunan, Kecamatan Banyuwangi, 2007).
93
Dibandingkan dengan
wilayah
lain di
ibukota Kabupaten
Banyuwangi tingkat kesehatan masyarakat di wilayah ini masih relatif rendah. Tingkat kesehatan yang rendah tersebut menyebabkan menurunnya kualitas hidup masyarakat. 4.10.2. Analisis Lingkungan Internal
Untuk menganalisis lingkungan internal maka perlu diidentifikasi faktor -
faktor internal yaitu kekuatan (strenghts) dan kelemahan
(weakness) sebagai berikut :
4.10.2.1. Kekuatan (Strenghts)
4.1 0.2.1.1. PT Kertas Basuki Rachmat merupakan salah satu industri kertas tertua di Indonesia PT Kertas Basuki Rachmat yang berdiri tahun 1969 merupakan salah satu industri kertas tertua di Indonesia (PT Kertas Basuki Rachmat, 1989). Dengan kondisi ini berarti PT Kertas Basuki Rachmat lebih berpengalaman dalam proses produksi, manajemen, pemasaran produk kertas dan sebagainya. Dengan demikian PT Kertas Basuki Rachmat akan lebih mudah mengembangkan dan meningkatkan kineijanya mengingat telah lebih mengetahui kelemahan dan kelebihan masing - masing alat, proses, manajemen dan sebagainya. Ini merupakan satu kekuatan tersendiri bagi PT Kertas Basuki Rachmat yang belum tentu dimiliki oleh industri kertas lain terutama yang masih baru. 4.1 0.2.1.2. Memiliki fasilitas produksi dan pendukung yang mencukupi PT Kertas Basuki Rachmat mempunyai fasilitas produksi dan pendukung yang mencukupi untuk berjalannya suatu proses produksi kertas dengan kapasitas 30 - 40 ton per hari (PT Kertas Basuki Rachmat, 1989). Fasilitas produksi tersebut terdiri atas peralatan produksi, gudang bahan baku, gudang produk, bengkel, alat transportasi dan lain - lain yang
94
mendukung proses produksi sehingga dihasilkan produk yang sesuai spesifikasi/ standar yang diinginkan. 4.1 0.2.1.3. Memiliki fasilitas pengolah limbah cair yang mendukung PT Kertas Basuki Rachmat mempunyai fasilitas pengolah limbah cair yang mampu mengolah limbah cair yang dihasilkan dengan kapasitas produksi 150 ton per hari.
Sedangkan kapasitas produksi yang ada
sekarang barn 30 - 40 ton per hari
dengan volume limbah cair yang
dihasilkan sekitar 5000 m 3 per hari (PT Kertas Basuki Rachmat, 1989). Fasilitas pengolah limbah tersebut telah dilengkapi dengan bak - bak maupun peralatannya seperti pompa, penyaring (filter), pengaduk (mixer) dan sebagainya. 4.10.2.2. Kelemahan (Weakness)
4.1 0.2.2.1. Kineija perusahaan yang semakin menurun karena peralatan yang sudah tua Seiring dengan semakin bertambahnya usia PT Kertas Basuki Rachmat, semakin menurunkan kineija perusahaan disebabkan peralatan produksi dan penunjang lainnya yang sudah tua. Beberapa peralatan sudah terlihat berkarat dan tidak optimal bekeija.
Akan tetapi bukan berarti
peralatan tersebut sudah tidak bisa dipergunakan karena beberapa peralatan lainnya masih dapat beroperasi dalam kondisi yang cukup optimum. Pada awalnya kineija perusahaan diatur pada kapasitas ·produksi 150 ton per hari namun sekarang kapasitas produksi sudah menurun menjadi 30- 40 ton per hari (PT Kertas Basuki Rachmat, 1989). 4.1 0.2.2.2. Peralatan pengolah limbah cair belurn bekeija secara optimal PT Kertas Basuki Rachmat telah memiliki fasilitas pengolah limbah cair yang mendukung. Akan tetapi fasilitas pengolah limbah cair tersebut belum difungsikan secara optimal.
Peralatan pengolah limbah
95
seperti mixer, pompa dan sebagainya maupun bak- bak pengolah limbah belum dipergunakan secara keseluruhan.
Hal tersebut disebabkan
menurunnya kapasitas produksi PT Kertas Basuki Rachmat dari 150 ton per hari menjadi 30- 40 ton per hari (PT Kertas Basuki Rachmat, 1989). Berdasarkan identifikasi faktor - faktor internal dan eksternal PT Kertas Basuki Rachmat di atas maka kemudian diperoleh beberapa alternatif sebagaimana matrik seperti yang tertera dalam Gambar 24 di bawah ini. Faktor Internal
Faktor Eksternal Peluang (Opportunies) : - Kebutuhan kertas semakin meningkat - Sumber air yang melimpah - Dekat dengan pantai
Kekuatan (Strenghts) : - Salah satu industri kertas tertua di Indonesia - Fasilitas produksi dan pendukung cukup - Fasilitas pengolah limbah mendukung
Kelemahan (Weakness) : - Kinerja perusahaan semakin menurun karena peralatan sudah tua - Peralatan pengolah limbah cair belum bekerja secara optimal
Strategi: 1. Mengoptimalkan proses produksi untuk
menghasilkan produk yang berkualitas
2. Mengoptimalkan fasilitas pengolah limbah Tantangan (Threats) : - Banyaknya industri kertas yang baru dan moderen - Tuntutan peraturan mengenai lingkungan yang semakin ketat - Limbah industri mengganggu lingkungan - Kesehatan Masyarakat Sekitar Masih Rendah
cair untuk menghasilkan limbah cair yang memenuhi baku mutu 3. Meningkatkan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup 4. Meningkatkan taraf kesehatan masyarakat
sekitar
Gambar 24. Matriks SWOT di PT Kertas Basuki Rachmat
96
4.11 USULAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN Melalui pendekatan model PDCA, strategi yang dihasilkan dari analisis SWOT selanjutnya ditetapkan sebagai rencana (plan) perusahaan. Selanjutnya sebagai salah satu langkah pada tahap penerapan (do), maka dibuat kegiatan/ program untuk menjabarkan strategi - strategi tersebut. Kemudian pada masing - masing kegiatan/ program tersebut ditetapkan prosedur penilaian, pengujian, pengukuran dan monitoring sebagai salah satu langkah pada tahap pemeriksaan (check). Dengan demikian penjabaran dari pendekatan model PDCA tersebut dan realitanya pada kasus PT Kertas Basuki Rachmat dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Penjabaran pendekatan model PDCA dan realitanya di PT Kertas Basuki Rachmat No. 1.
Perencanaan (Plan)
Optimalisasi Proses Produksi
Penerapan (Do)
Optimalisasi penggunaan a1r
Optimalisasi penggunaan bahan baku
Optimalisasi penggunaan bahan pembantu
Pemeriksaan (Check)
Pengukuran volume air pada sumber air Pengukuran penggunaan air masing-masing proses Pengukuran air yang terbuang setiap proses Kemungkinan air yang bisa dipakai ulang Pengukuran jumlah bahan baku yang akan dipakai Pengukuran jumlah bahan baku yang dipakai Pengukuran jumlah bahan baku yang terbuang Pengukuran jumlah bahan baku yang rusak Kemungkinan bahan baku yang bisa dipakai ulang Pengukuran jumlah bahan pembantu yang akan dipakai Pengukuran jumlah bahan pembantu yang dipakai
Realisasi
sudah belum belum sudah sudah sudah belum belum belum sudah
sudah
97
2.
Optimalisasi fasilitas pengolah limbah cair
Pengukuran jumlah bahan p_embantu yang terbuang Pengukuran jumlah bahan pembantu yang rusak Kemungkinan bahan pembantu yang bisa dipakai ulang Optimalisasi Pengukuran baban bakar penggunaan bahan yang akan dipakai bakar Pengukuran baban bakar yang dipakai Pengukuran bahan bakar yang terbuang Kemungkinan bahan bakar yang bisa dipakai ulang Optimalisasi proses Pengukuran bahan yang produksi pada rnamasuk . . . smg - masmg mesm Pengukuran bahan yang keluar Pengukuran bahan yang terbuang Kemungkinan baban yang bisa dimanfaatkan lagi Optimalisasi basil Pengukuran basil produksi produksi sesuai standar Pengukuran basil produksi yang sesuai standar Pengukuran basil produksi yang tidak sesuai standar Pengukuran basil produksi yang rusak Kemungkinan basil produksi rusak yang masib bisa diproses ulang Optimalisasi proses Pengukuran volume produksi pada limbah yang masuk masing - masing Pengukuran volume tahap pengolahan limbah yang keluar Pengukuran waktu proses Optimalisasi penggu- Pengukuran jumlah bahan naan bahan pemban- pembantu yang digunakan tu pada tiap tahap Pengukuran efektivitas pengolahan basil pengolahan Optimalisasi penggu- Pengukuran fungsi alat naan peralatan pada pada saat limbah masuk
bel urn belurn belurn
sudah sudah bel urn belurn sudab sudah bel urn belurn sudah sudah sudah sudah belurn
belurn belurn belurn sudah belurn belurn
98
masing - masing tahap pengolahan Hasil akhir limbah yang siap dibuang
3.
Pemantauan dan pengelolaan lingkungan
Pengolahan limbah ca1r Pengolahan limbah padat
Pengolahan limbah gas
Pemantauan limbah cair di lapangan
Pemantauan limbah padat di lapangan
Pemantauan polutan di lapangan
Pengukuran fungsi alat pada saat limbah keluar Pengukuran volume limbah yang akan dibuang Pengukuran parameter uji baku mutu limbah cair Pengambilan sampel sebelum dibuang secara berkala Pengukuran volume limbah padat yang dihasilkan Pengujian sampellimbah padat secara berkala Pengukuran polutan pada saat keluar pengendap debu elektrostatik Pengujian secara berkala polutan Pengukuran secara berkala kualitas limbah cair di beberapa tempat sekitar saluran limbah cair Pengukuran secara berkala kuali tas limbah cair di beberapa sumur penduduk sekitar saluran limbah cair Pengukuran secara berkala kualitas limbah cair di beberapa sawah sekitar saluran limbah cair Pengukuran secara berkala kualitas limbah padat di beberapa tempat sekitar tempat pembuangan Pengukuran secara berkala kualitas tanah di beberapa tempat sekitar tempat pembuangan Pengukuran secara berkala kadar polutan di beberapa tempat sekitar perusahaan Pengukuran secara berkala kadar polutan di beberapa tempat dengan radius dan arah berbeda
belum sudah sudah sudah
belum sudah sudah
sudah belum
belum
belurn
belurn
belurn
belum
belurn
99
Pengelolaan lingkungan
4.
Meningkatkan taraf kesehatan masyarakat
Penyuluhan hidup bersih
Peningkatan gizi masyarakat
Menyediakan fasilitas air bersih
Pada
Penanaman pohon disekitar areal pabrik Pembangunan saluran limbah cair dengan beton tertutup Pemantauan saluran limbah cair yang bocor atau rusak Pembuangan limbah padat secara sanitary landfill Mendata jumlah penduduk sakit sebelum penyuluhan Mendata jumlah penduduk sakit setelah penyuluhan secara periodik Memantau perkembangan kesehatan masyarakat secara rutin Mendata jumlah penduduk yang rawan gizi Peningkatan gizi balita dengan pemberian makanan bergizi Memantau perkembangan gizi balita Membangun fasilitas air bersih Mengukur debit air agar mencukupi Menganalisis kualitas air sumber secara rutin Memantau kerusakan fasilitas secara rutin Memperbaiki kerusakan fasilitas
sudah bel urn
bel urn
bel urn bel urn belurn
bel urn
sudah sudah
sudah belurn bel urn belurn belurn belurn
rencana optimalisasi proses produksi diharapkan akan
diperoleh gambaran nyata besamya pemakaian air, bahan baku, bahan pembantu dan bahan bakar, potensi penghematannya serta kemungkinan pemakaian ulang bahan - bahan tersebut. Di samping itu diharapkan akan juga diperoleh gambaran nyata keadaan mesin dan peralatan produksi serta produktivitas produksi per satuan waktu.
100
Pada
rencana
optimalisasi
fasilitas
pengolah
limbah
catr
diharapkan akan diperoleh keadaan yang sebenamya dari masing - masing tahap pengolah limbah baik dari efektivitasnya, kemungkinan penghematan bahan bakar dan bahan pembantu, kondisi peralatan serta standar baku mutu limbah cair yang harus dipenuhi. Sedangkan pada rencana pemantauan dan pengelolaan lingkungan diharapkan akan diperoleh data dari kecukupan proses pengolahan limbah cair, padat, dan gas PT Kertas Basuki Rachmat dalam memenuhi baku mutu, mencegah dampak negatif di masyarakat akibat pembuangan limbah tersebut. Pada rencana peningkatan taraf kesehatan masyarakat diharapkan akan diperoleh gambaran nyata besamya penduduk yang sakit, balita rawan gizi dan fasilitas air bersih yang tidak tercemar atau layak konsumsi, terpenuhi dalam waktu lama sesuai jumlah kebutuhannya, serta dengan kualitas yang konstan (tidak menurun sesuai waktu).
Dengan demikian
penduduk tidak akan mengkonsumsi air sumur yang tercemar limbah PT Kertas Basuki Rachmat. Berdasarkan tabel tersebut temyata masih banyak pengecekan yang belum dilakukan oleh PT Kertas Basuki Rachmat bersama instansi terkait. Seharusnya PT Kertas Basuki Rachmat melakukan upaya - upaya tersebut karena tidak hanya akan mengurangi jumlah pemakaian bahan baku, air, bahan pembantu, dan bahan bakar, tetapi juga akan mengurangi biaya produksi yang pada akhimya akan meningkatkan pendapatan perusahaan. Disamping itu dengan upaya - upaya tersebut PT Kertas Basuki Rachmat sekaligus juga melakukan pembinaan dan pemberdayaan masyarakat sekitar perusahaan sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan sekitamya. Berdasarkan konsep PDCA tersebut maka pihak PT Kertas Basuki Rachmat harus melakukan : 1.
Program produksi bersih dengan mengoptimalkan proses produksi untuk menghasilkan produksi yang berkualitas dengan meminimalkan bahan baku, air dan energi yang digunakan.
101
2.
Program optimalisasi fasilitas pengolah limbah untuk menghasilkan limbah yang memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan.
3.
Program pemantauan dan pengelolaan lingkungan baik terhadap limbah yang dihasilkan maupun dampak terhadap lingkungan sekitar.
4.
Upaya peningkatan taraf kesehatan masyarakat sekitar melalui penyuluhan hidup bersih, peningkatan gizi masyarakat dan penyediaan fasilitas air bersih yang dilakukan bersama instansi terkait.
BABV KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian terhadap kesehatan masyarakat terdapat perbedaan yang signifikan antara populasi uji (Kelurahan Lateng) dan populasi kontrol (Kelurahan Pengantigan) pada intensitas sakit diare, sakit pencemaan lain, demam, batuk, sakit pemafasan lain, sakit kulit dan flu! pilek dimana intensitas sakit pada populasi uji lebih sering daripada
populasi kontrol yang berarti kualitas kesehatan masyarakat pada populasi uji relatif lebih rendah daripada populasi kontrol. Selain itu juga terdapat perbedaan yang signifikan antara sampel pada populasi uji yang pemah tinggal di tempat lain dengan tempat tinggalnya sekarang dimana intcnsitas sakit di tempat sekarang lebih sering daripada di tempat lain yang berarti kualitas kesehatan masyarakat setelah bertempat tinggal sekarang lebih rendah daripada sebelumnya. Perbedaan kualitas kesehatan masyarakat pada populasi dibandingkan
dengan
populasi
kontrol
disebabkan
oleh
UJI
pengaruh
keberadaan limbah cair PT Kertas Basuki Rachmat dimana kesadahan jumlah, kadar klorida, nitrat dan sulfat pada sampel air sumur populasi uji lebih tinggi dibandingkan dengan sampel air sumur pada populasi kontrol. Berdasarkan analisis SWOT diperoleh strategi mengoptimalkan proses
produksi
untuk
menghasilkan
produk
yang
berkualitas,
mengoptimalkan fasilitas pengolah limbah cair untuk menghasilkan limbah cair yang memenuhi baku mutu, meningkatkan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup, dan meningkatkan tarafkesehatan masyarakat sekitar.
103
5.2. SARAN Dengan memperhatikan kesimpulan di atas dan kondisi yang ada pada masyarakat di sekitar saluran limbah PT Kertas Basuki Rachmat maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut : 1.
Perlu pemantauan dari pemerintah daerah setempat secara rutin terhadap kualitas limbah yang dihasilkan PT Kertas Basuki Rachmat serta kondisi saluran pembuangan limbah caimya agar tidak meresap ke sumur penduduk yang tinggal di sekitar saluran tersebut.
2.
Perlu penerapan peraturan yang lebih ketat terutama oleh aparatur pemerintah setempat perihal ketentuan pembangunan tempat tinggal di sekitar saluran pembuangan limbah cair PT Kertas Basuki Rachmat danjarak minimal sumur yang boleh dibuat.
3.
PT Kertas Basuki Rachmat bersama instansi terkait perlu melakukan sosialisasi hidup bersih dan pemberian bantuan baik berupa dana, materi maupun pelatihan kepada masyarakat sekitar agar mereka dapat meningkat keadaan sosial ekonominya sehingga tidak rentan terhadap penyakit serta meningkat kualitas hidupnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anies.
Manajemen Berbasis Lingkungan Solusi Mencegah dan 2006. Menanggulangi Penyakit Menular. PT Elex Media Komputindo. Jakarta.
Arisandi, P. 2004. Ancaman Pencemaran Pabrik Kertas di Jawa Timur. Basah. Laban Konservasi dan Ekologi Kajian Lembaga http://www .ecoton.com Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Banyuwangi. 2006. Selayang Pandang Kabupaten Banyuwangi tahun 2005/ 2006. Badan Standarisasi Nasional. 2005. Sistem Manajemen Lingkungan- Panduan Umum tentang Prinsip, Sistem dan Teknik Pendukung. BBPK. 2007. lndustri Pulp dan Kertas. http://www.bbpk.go.id BC Cancer Agency. 2001. Results of Cancer- Risk Study Among B.C. Pulp and Paper Wolkers Released. http://www.bccancer.bc.ca Band, P.R., dan Le,N.D. 2000. Cancer Incidence Study of Pulp and Paper Mill Worker. www.cancerprev.org BPS dan BAPPEDA Kabupaten Banyuwangi. 2006. Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka 2005/2006. Budioro, B. 2002. Pengantar Epidemiologi. Diponegoro. Semarang.
Badan Penerbit Universitas
Cooper, B.T., Hall, M.J. dan Barry, R.E. 1987. (terjemahan). Penerbit Binarupa Aksara.
Manual Gastroenterologi
Devi, N.S. 2004. lndustri Pulp dan Kertas. http://library.usu.ac.id Effendi, H. 1993. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Penerbit Kanisius. Y ogyakarta. EPA. 1997. The Pulp and Paper Industri, The Pulping Process and Pollutant Releases to the Environment. www.epa.gov Green, R. 2005. Sustainability in Pulp and Paper Sector. Disampaikan pada ICEM World Conference for the Pulp and Paper Industry. www.foe.co.uk
105
Hirsch. 1999. Human Health. www.rfu.org JEMAI. 1999. Pengetahuan Dasar pada Penanggulangan Pencemaran Air. Terjemahan JETRO. Editor Assosiasi Peneliti Penanganan Pelestarian Lingkungan. Himpunan Peraturan Perundang2002. Kementrian Lingkungan Hidup. undangan di Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pengendalian Dampak Lingkungan era Otonomi Daerah. KLH. 2005. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 228 tahun 2005 tentang Hasil Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Proper) tahun 2004/2005. Kajian 2004. KMB-EP3. http://home.indo.net.id
Produksi
Bersih
Pada
Industri
Kertas.
Kompas. 8 Juni 2003. Apa itu pabrik pulp? http://www.Kompas.com Langseth, H. and Kjaerheim, K. 2004. Ovarian Cancer and Occupational Exposure among Pulp and Paper Employees in Norway. Scan. J. Work Environ Health 2004 :30 (5) :356- 361 Lean, D.M. et al. 2006. Cancer Mortality in Worker Exposed to Organochlorine Compounds in The Pulp and Paper Industry : An International Collaborative Study. Environmental Health Prespective Vol. 114, No.7, Juli 2006. www.ekponline.org Lee, J., Koh, D., Andijani, M., Saw, S.M., Munoz, C., Chio, S.C., Wong, M.L., dan Ong, C.N. 2002. Effluents from A Pulp and Paper Mill :A Skin and Health Survey of Children Living in Upstream and Downstream Villages. Occupational and Environmental Medicine: 59: 373-379. Liana B., 1999. Kebijakan Produksi Bersih, makalah disampaikan pada Lokakarya Nasional Lingkungan Hidup, Pengendalian Pencemaran Industri dan Implementasinya dalam Menghadapi Millenium III. Yogyakarta. Murray, W. 1992. Pulp and Paper: The Reduction of Toxic Effluent. Science and Technology Division. Minister of Health Canada. 2004. Canadian Handbook on Health Impact Assesment- Vol. 4: Health Impact by Industry Sector. www.hc-sc.gc.ca
106
Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip - Prinsip Dasar. Penerbit Rineka Cipta. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. 2006. Profil Kelurahan Lateng, Kecamatan Banyuwangi Tahun 2006 (tidak dipublikasikan). Usaha - usaha Pencegahan dan 1985. PT Kertas Basuki Rachmat. Penanggulangan Pencemaran di PT Kertas Basuki Rachmat (Persero) Banyuwangi. (tidak dipublikasikan) 1989.
Dwi Dasa Warsa PT Kertas Basuki
Rachmat 2004. Materi Refreshing Proses Produksi. (tidak dipublikasikan) Puskesmas Singotrunan, Kecamatan Banyuwangi. 2007. Data Puskesmas Singotrunan, Kecamatan Banyuwangi Tahun 2006 (tidak dipublikasikan). Rahayuningsih. 2002. www.bisnis.com
Permintaan Kertas Tetap Kuat, Meski Harga Naik.
Rangkuti, F. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT GramediaPustaka Utama. Jakarta. Minimasi Limbah dalam lndustri Pulp dan Paper. 2002. Rini, D.S. http://www.terranet.or.id Slamet, Y.S. 2002. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Siregar, S.A. 2005. lnstalasi Pengolahan Air Limbah Menuntaskan Pengenalan Alat - Alat dan Sistem Pengolahan Air Limbah. Penerbit Kanisius Yogyakarta. Sontang Manik, K.E. 2003. Djambatan. Jakarta.
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Penerbit
Soemirat, Y. 2000. Epidemiologi Lingkungan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Stanley, A. 2001. The Environmental Consequences of Pulp and Paper Manufacture. www.foe.co.uk Sugiyono. 2002. Statistika untuk Penelitian. CV Alfabeta. Bandung.
107
Sunoko, H.R. 2005. The Toxic Effect of Pulp Waste on Physiological Energetics as Measured by "Scope for Growth". PT PERCA. Sunu, P. 2001. Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 14001. Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta Werner, B., Thuman, C. dan Maxwell, J. 2001. Apa Yang Anda Kerjakan Bila Tidak Ada Dokter (terjemahan). Penerbit Yayasan Essentia Medica. Yogyakarta. Wikipedia. 2007. Kertas. http://id. wikipedia.org Wong, 0., Ragland, D.R., and Marcero, D.H. 1995. An Epidemiologic Study of Employees at Seven Pulp and Paper Mills. www.springerlink.com Yadav, S.K. 2006. Human Health Implications Due to Water Toxicity by Pulp and Pulp Mill. J. Hum. Ecol., 20 (2): 91- 96
Lampiran 1.
108
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI
DINAS KESEJAHTERAAN SOSIAL, KESATUAN BANGSA DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT Jalan HOS Cokroaminoto No. 30 Telepon/Fax. (0333) 424506
BANYUWANGI- 68425
Banyuwangi. 21 Maret 2007
Nom or
072/ IJ,fF I 429.111 /2007
Kepada
Sifat
Penting
Yth.
Sdr.
Pimpinan
PT.
Basuki
Kertas
Rahmat (PT. KBR) Banyuwangi
Lampiran Perihal
di-
Rekomendasl l!ln PeneiHian
BANYUWANGI
,\
Memperhatikan
surat
Ketua
Program Studi Program Magister llmu
':'iingkungan Universitas Diponegoro Program Pascasarjana tanggal 12 Maret 2007 Nomor 117/J07.4/MIL/LL/2007 perihal tersebut pada pokok surat, maka dengan ini komi tidal< keberatan memberikan rekomendasi ijin penelitian kepada mahasiswa: 1.
Nama
RACHMAN CAHYONO
2.
Nl M
L4K006016
3.
Lokasi penelitian
PT. Kertas Basuki Rahmat (PT. KBR) Banyuwangi
4.
Waktu
1 (satu) bulan mulai tanggal 21 Maret 2007 sampai dengan 21 April 2007
5.
Judul Penelitian
"Dampak
Umbah
Calr
PT.
Kertas
Basukl
Rahmat
Banyuwangi Terhadap Kualltas Kesehatan Masyarakat" Guna mendapatkan informasi/data yang diperlukan, peneliti wajib mentaati peraturan dan toto tertib yang berlaku. Demikian untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Tembusan Yth: (sebagai Banyuwangi 1. Bupati laporan). Program Studi Program 2. Ketua Magister llmu lingkungan Universitas Diponegoro Program Pascasarjana di Semarang. 3. Sdr. Yang bersangkutan
-
CD Q.
E ca
"' .!! r:::::
:c
E
ca C) r::::: CD Q.
·-
"'0
~
-
J!l
CD
Q.
C'\1
c::
~ ·a.
E ro
_J
110
Lampiran 3
-
PETA WllAYAH KAB. SITUBONDO
·-
.
SELAT BAll
............
w.terat~VC~ti : •
,..,
~ICIIIR . . . i
- ,.....,.....,........,_ __ ...... latal~allln
..._Kaaanc,..n
-
JciiCin IIOieldOr
.MIIIIAIIMII
...._
"'
1:-..o
SAMUDRA INDONESIA
111
Lampiran 4.
ICEC. ICALIP UilO
PTKBR KEC. GIRl
SELAT BALl
ICEC. G LAG A H
'· ._........... .
.
I
/
.-.
..........0
•
,L.,..
0 \
I
. I
..... 0
).
.'
..... ....
I
·, ,. ' I
' ..... '
0
0
I
lobo
.\
.
I
I
.I ............
I
I I
I
Mllillll&\
I
....
'
•
112
Lampiran 5.
HASIL ANALISIS LABORATORIUM AIR LIMBAH T ANGGAL 13 JUNI 1991 (PADA SAAT MENGGUNAKAN BAHAN BAKU KAYU- KAYUAN) Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Pos Surabaya No. 728/Pem/BTKL.PSNI/1991 Tanggal13 Juni 1991
No.
Parameter
Satuan
Baku Mutu Air Limbah SK Gubernur Jawa Timur No. 414 tahun 1987
Hasil B
A
I.
l.Fisika Temperatur
oc
28
28,5
29
2.
Padatan terlarut
mgllt
200
1270
1260
3.
Padatan tersuspensi
mgllt
200
50
50
4.
Air yang terendap
mgllt
45,4
46,7
I.
2. Kimia pH
6-9
7,7
7,9
2.
Zat Besi (Fe)
mgllt
10
0,0
0,0
3.
Mangan(Mn)
mgllt
2
0,0
0,0
4.
Bariwn(Ba)
mgllt
2
-
-
5.
Tembaga (Cu)
mgllt
2
0,0
0,0
6.
Seng(Zn)
mgllt
10
0,0
0,0
7.
Kromiwn val. 6 (Cr 6-)
mgllt
0,1
0,0
0,0
8.
Kromiwn total (Cr)
mgllt
0,5
0,0
0,0
9.
Kadmium (Cd)
mgllt
0,05
-
-
10.
Air raksa (Hg)
mgllt
0,002
0,0
0,0
11.
Timbal (Pb)
mgllt
0,5
0,0021
0,0036
12.
Timah (Sn)
mgllt
0,005
-
-
13.
Arsen (Ar)
mgllt
0,1
-
14.
Selenium (Se)
mgllt
0,05
-
-
15.
Nike1 (Ni)
mgllt
0,2
0,0
0,0
16.
Kobalt (Co)
mgllt
0,4
-
-
Ket.
*)
113
17.
Sianida (CN.)
mg/lt
0,1
I o,o
0,0
18.
Sulfida
mgllt
0,05
0,0
0,0
19.
Flour (F)
mgllt
15
0,98
0,95
20.
Sisa klor bebas (Ch)
mgllt
0,03
0,0
0,0
21.
NH3
mg/lt
1
0,85
0,75
22.
N03
mgllt
20
2,5
2,5
23.
N02
mgllt
1
0,0
0,0
24.
BOD
mgllt
50
65
35
25.
COD
mgllt
100
185
53
26.
Detergen anionik
mgllt
1
0,0
0,0
27.
Fenol
mgllt
0,05
0,0
0,0
28.
Minyak dan lemak
mgllt
5
0,0
0,0
29.
PCB
mgllt
Nihil
-
-
30
Fosfat (PO/)
mgllt
Nihil
0,0012
0,004
Sumber: Laporan Laboratorium PT KBR, 1991 Ket : *) SK Menkes No 173 tahun 1977 A
: air limbah yang ke laut awal surut
B
: air limbah yang ke laut akhir surut
tidak diperiksa
sbgN
,iran 6. DEPARTEME N KESEHATAN Rl DIREKTORA T JENDERAL PEMBERANT ASAN PENYAKIT MENULAR DAN PENYEHATA N LINGKUNGA N
BALAI BESAR TEKNIK KESEHAT AN LINGKUN GAN DAN PEMBER ANTASAN PENYAKI T MENULA R SURABAY A UHUR 12 (INDRAPURA)
LAs L
A 60175 NWW.btklsby.go.ld
.:•. :,-· N Vlm 114
-
.
•r.'C.· "•
.
Komlte Akredltasl Naslonal Laboratorlum Pengujl
11~~~~;:~:r~~i~1;: ~~~~~1 ·
FAX. (031) 3528847 · · E-maU : lnfo@btklsb, .go.ld
LAPORAN HASIL PENGUJIA N I. UMUM Nomor Laboratorlum 1. Nama Perusahaan 2. Alamat 3. Jenis Kegiatan Usaha 4. LOkasi Pengambila n Contoh 5. Petugas Pengambilan Contoh 6.
7. B. 9.
3723 PT Kertas Basuki Rahmat Banyuwangi Kertas Outlet Sdr. Dwi Handayani & Djoko Tri darl PT. Kertas Basuki Rahmat 28 Maret 2006 29 Maret 2006 PT Kertas Basukf Rahmat
TanggaVJam Pengambllan contoh TanggaVJam Penerimaan contoh lnstansi I Perusahaan
ATA INDUSTRJ ~.
~-
~-
~5.
Debit limbah cair rata-rata selama pemantauan
·
Produksi I penggunaan bahan baku rata-rata setama sebulan Volume llmbah cair"- maximum per satuan produk pH pada waktu pengambllan Suhu pada waktu pengambilan
7,0
JASIL PENGWIAN Baku Mutu Llmbah Calr SK. Oub• ..Jatlm No. -e Tahun 2002 Volume llmbah cair maximum ~r satuan produk · Kertas Halus: SO m 31ton Kertas Kaaar: 40 m3/ton Kertas Slgaret eo m3lton Kertas lain yg dlkelantang : 35 m•/ton
Hasll Ujl Laboratorlum
Metoda
Paramatar
Deteksl
Kadar (mg/1)
Limit
No
Parameter
·"
..
Kertae
Hal us
Kadar Maximum (mg/1) Kertaalaln Kertaa Kerta• yang Slgaret Kaaar dlkelantana 70 30 70
BOOS
APHA 6210.c.ga
0,05
20
1.
8005.
70
COD
APHA 5220.098
3,0431
46
2.
coo
150
150
70
150
TSS
SNI·19.2413.91 SNI 06.~17.91
3
3.
TSS
70
70
35
.70
<0,0036
4. 5.
Pb
0,1
-
-
0,1
Pb
. 1 0,0036
6
pH
9
ESIMPULAN : Surabaya,
2 4 APR 2006
Mengetahui :
A.n. Kepala Pengemban gan B"dang -l(<!~ ~
· dan Laboratorlu m
Kepa•a lnstalasl -Laboratortu m Klmla dan Fls&ka
--
om
~on=;:;
NIP.140 336 612
• Hasil pengldlan lnl hanya
•bfJrlaku untuk contoh dietes
npiran 7.
115
DEPARTEMEN KESEHATAN Fd. DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT DAN . PENYEHATAN LINGKUNGAN
··~KAN
BALAI BESAR TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PEMBERAN""fASAN PENYAKIT MENULAR SURABAYA oluhur 12 Surabaya 60175 : WWW.btklsby.go.id - E-mail :
[email protected]
: Komlte Akrodltasl Naslona Laboratorlum Pengujl ·, LP ·.241 ·ION •····.
Telp: (031) ·3540189,.. 3540191 · Fax : (031) 3528847
LAPORAN HASIL PENGUJIAN I. UMUM 1. Nomor Laboratorium 2. Nama Perusahaan 3. Alamat 4. Jenis Kegiatan Usaha 5. Lokasi Pengambilan Contoh 6. Pet~~s Pengambilan Contoh 7. TanggaVJam Pengambilan contoh 8. · TanggaVJam Penerimaan contoh 9: lnstansi I Perusahaan
1100 PT Kertas Basuki Rahmat Banyuwangi Kertas Effluent Bu Dwi Handayani & Bu Ninik 1 Maret 2007 1 Maret 2007 PT Kertas Basuki Rahmat
)ATA INDUSTRI 1. Debit limbah cair rata-rata selama pemantauan 2. Produksi I penggunaan bahan baku rata-raia s~lama sebulan 3. Volume limbah cair maximum per satuan produk 4. pH pada waktu pengambilan. 5. Suhu pada waktu pengambilan
[AS
3090 30,55 101,14
L'i]
m 3/hari tonlhari m 3/ton ·.
7,3
,.'
'
HASIL PENGWIAN Baku Mutu Limbah Calr SK. Gub. Jatlm No. 45 Tahun 2002 Volume llmbah catr maximum per satuan produk Kertas Halus: 50 m3Jton Kertas Kasar: 40 m3 tton , · ., . -:: Kertas Slgaret 80 m3Jton · ' ·_ .. . , ,, Kertas 1-.in yg dikelantang : 35 ·m3 /ton ; ·. ~- · ·.
Hasll UJI Laboratorium
Para mater
8005
coo. TSS
Pb
Metoda
APHA.
5210.C.98
Limit
Kadar
Detekai
(mg/1)
0,05
No
31
1.
8005
70
70
30
3,0431
74
2.
coo
150
150
70
1
15
3.
TSS
70
70
35
0,0036
<0,0036
4.
Pb
-
-
5.
pH
.-
APHA
5220.098 . SNI19.2413.91
SNI 06.2517.91
Kadar MU:Imum- (mgfl) Kertaslaln Kertaa Kertaa '·.,.yang Sigaret :· Kasar dikelantang
Parameter
;
Kertaa Halus
0,1
70
' .• ·'.\_':
··~''··70
6-9
•·
KESIMPULAN :Volume limbah cair maximum melebihi Baku Mutu Limbah Calr. Surabaya,
1 4 MAR 1007
Mengetahui : ~n. Kepala ~!S.e1~~~ang
Kepala lnsialasl LaboratOrium Klmla dan Fislka
Pengembangan
:noW>trvdan Laboratorium
·----.. .... TIAN :. Hasil pengujian In/ hanya berlaku untuk contoh dlatas
~uJ~
Owl
s~ak\ono, ST ·
NIP.140 336 612
150-i.~
0,1
mpiran 8.
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
116
DINAS KESEHATA N BA.LAI LABORAT ORIUM KESEHATA N Jl. Soekarno Hatta No.185 Semarang 50196 Telp. (024) 6710662 Fax. 6715241 LAPORAN BASIL PEMERIKSAAN
~4
Nomor Agenda
~
Nomor Pelanggan
: 209 I K - AB I Cis I 20 /4 I 2007
Nama Pelanggan
: Sdr. Rachman Cahyono
Alarnat
: Jl. Imam Bwjo No.S semaran_g
Pelanggan
t.t'f 3 - '""
I . .,
3-
I '). ·r-
Jenis Sample
:AIRBERSm
Petugas sampling
: Sdr. Rachman Cahyono.
Titik I Lokasi Sampling
: Air Sumur B. Lateng
Kota
: Banyuwangi Jawa Timur.
Volume Sample
: 1,5 liter
Tgl I Jam Sampling
: 19 April2007 I Jam 18.00 Wib.
Tanggaal Datang
: 20 Apri~ 2007
Tanggal selesai Analisis
:3 Mei 2007
BakuMutu
: Permeukes No : 416/Meukes/Per/IX/1990
Hasil Pemerik:saan
Llhat Haltunan Selaniutnva.
HASIL PEMERIKSAAN No Lab
: 209 I K - AB I Cis 120 I 4 12007 BAKUMUTU
PARAMETER Fisika Warna
BASIL
Permenkes No : 416n\lenkesnPerf[K/1990
SATUAN
so
Skala TCU
METODA ANALISIS
Rasa Bau Suhu
-
Tidak berasa Tidak berbau Suhu Udara ± 3C
uc
Kekeruhan Zat padat terlarut
-
25 1.500
SkalaNTU
Turbidimetri
M~.
Potensiometri
AirRaksa Arsen
000
0,001 0,05
Mg/L Mg!L
Besi Florida (F) Kadmium Kesadahan jumlah Klorida
000
10 1s 0,005 500
_Mg!I.._
Kimia
Mangan
Nitrat, sebagai N Nitrit, sebagai N pH
Seng Sianida Sulfat Detergen Timbal Zatorpnik Kromium valensi 6 (Cr~
-
-
000 173,73 2S,S2 0,00 9 36 0,00 7,0
-
-
24,63
000 -
-
600
0,5 10
1 6,5-9,0 Batas min & males. IS 0,1 400
005 005 10 0,05
Mg/L Mg/L
Mg/L Mg/L MaiL Mg/L Mg!L
-
Mg/L
-
Mg{L Mg/L MgiL
MaiL MgiL
Demikian basil pemeriksaan kami untuk dapat dipergunakan seperlunya
Tembusan: l.Dir.Bina.Pel. Pen.Diljen Y anmed.Dep.Kes.RI di Jakarta 2.Ka.Din.Kes.Prop.Jateng.Minat:Ka.Sub.Din.Pemb.Lingk. 3.Pertinggal
Kolorimetri Organoleptis Organoleptis Termometer
AAS Perak dietil dityocarbamat Fenantrolin Alizarin AAS Kompleksometri Argentometri Persulat Brucin Diazotasi Potensiometri AAS
Spektrofotometer Turbidimetri Biru methilene AAS omettri P~ Spekt.rQfotometer
118
npiran 9.
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
DINAS KESEHATA N BA.LAI LABORATO RIUM KESEHATA N Jl. Soekamo Hatta No.185 Semarang 50196 Telp. (024) 6710662 Fax. 6715241
LAPORAN HASll... PEMERIKSAAN
I
~
Nomor Agenda
~ 't '11
Nomor Pelanggan
: 208 I K - AB I Cts 120 I 4 12001
Nama Pelanggan
: Sdr. Rachman Cahyono
AJamat
Pelanggan
·C
?-"( I
I ).. . J-
: Jl. Imam Barjo No.5 semarang
Jenis Sample
:AIRBERSm
Petugas sampling
: Sdr. Rachman Cahyono.
Titik I Lokasi Sampling
: Air Sumur A Pengantigan
Kota
: Banyuwangi Jawa Timur.
Volume Sample
:Sliter
Tgll Jam Sampling
: 19 April 2007 I Jam 18.00 Wib.
Tanggaai Datang
: 20 April.. 2007
Tanggal seiesai Analisis
:3 Mei 2007
BakuMutu
: Permenkes No : 416/Menkes/Per/IX/1990
Hasil Pemeriksaan
Uhat Halaman Selaniutnva.
HASIL PEMERIKSAAN No Lab
: 208 I K - AB I Cis 120 I 4 12001 METODA ANAUSIS
DAKUMUTU PARAMETER
Filika Wama
BASIL
--
Permeakes No : 416/Meakes/Per/IX/1990
SATUAN
so
Skala TCU
Kolorimetri
Tidak berasa Tidak berbau Suhu Udara ± 3C
uc
-
25 1.500
SlcalaNTU
AirRaksa Arsen
0,00
0001 0,05
M___g{h
AAS
Mg/L
Besi Florida (F) Kadmium Kesadahan jumlah Klorida Mangan Nitrat. sebaaai N Nitrit seb~ N pH
0,12
10 I 5
M_g./k Mg/L
ooos
Perak dietil dityocarbamat Fenantrolin AJizarin
~
Rasa Bau Suhu Kekeruhan Z&t nad&t terlarut
Kimia
Seng Sianida Sulfat Deteraen Timbal Zatoraanik Kromium valensi 6 (Cf'l
-
-
-
0,00
7939
soo
1~9S
600
000
OS
186
10 1 6,5-9,0 Batas min & maks. IS 0,1
000 7,2
--
1644
400
000
oos oos
-
10 O,OS
-
-
Mall
MgiL
I.Dir.Bina.Pel. Pen.Diljen Yanmed.Dep.Kes.RI di Jakarta 2.Ka.Din.Kes.Prop.Jateng.Minat:Ka.Sub.Din.Pemb.Lingk. 3.Pertinggal
Organoleptis Termorneter Turbidimetri Potcnsiomctri
AAS
Kompleksometri
M_g./k Mg/L _Mgll.
~entometri
__Mg[h
Diazotasi Potensiometri
..Mgll...
AAS
~ __Mg[h MgiL
Turbidimetri Biru methilene
..M&/1.
p
.Msl!-.
S~ktrofotometer
-
-
Demildan basil pemeriksaan kami untuk dapat dipergunakan seperlunya
Tembusan:
Or~s
Persulat Brucin
~fotometer
AAS
omettri
Lampiran 10. KUISIONER No. Nama responden I.
Biodata Responden 1.
2.
Pendapatan Anda per bulan kira - kira : a. di bawah Rp 500.000,-
b. Rp 501.000,- - Rp 750.000,-
c. Rp 751.000,-- Rp 1.000.000,-
d. Lebih dari Rp 1.000.000,-
Jenis kelamin: a. laki -laki
3.
4.
5.
6.
7.
II.
b. perempuan
Kedudukan dalam rumah tangga : a. kepala rumah tangga
b. ibu rumah tangga
c. anak
d. nenek/ kakek
e. Lainnya (sebutkan) ............................... .
Umur: a. 0-5 tahun
b. 6- 12 tahun
c. 13- 18 tahun
d.
e. 41-60 tahun
f.
a. PNS
b. Tentara/ polisi
c. Swasta
d. pelajar
e. Pensiunan
f.
a. tidak tamat SD
b. Tamat SD
c. Tamat SLTP
d. tamat SLTA
e. Tamat saijana
19-40 tahun
Lebih dari 60 tahun
Pekeijaan:
Lainnya.................. .
Pendidikan terakhir :
Lama tinggal di sini : a. kurang dari 5 tahun
b. 5 - 9,5 tahun
d. 15- 20 tahun
e. Lebih dari 20 tahun
c. 10 - .14,5 tahun
Pertanyaan inti Selama Anda tinggal di sini, 8. Apakah Anda mempunyai sumur keluarga ? a. punya
b. Tidak punya
9. Anda menggunakan sumber air untuk mandi dari mana ? a. sumur keluarga
b. Sumur bersama
c. Sungai/ mata air
121 d. lainnya................................. . 10. Anda menggunakan sumber air untuk mencuci dari mana ? a. sumur keluarga
b. Sumur bersama
c. Sungai/ mata air
d. lainnya................................. . 11. Anda huang air besar dimana ? a. jamban keluarga
b. jamban bersama
c. Sungai
d. lainnya................................. . 12. Anda menggunakan sumber air untuk minum dari mana ? a. sumur keluarga
b. Sumur bersama
c. Sungai/ mata air
d. lainnya................................. . 13. Anda menggunakan sumber air untuk memasak dari mana? a. sumur keluarga
b. Sumur bersama
c. Sungai/ mata air
d. lainnya................................. . 14. Berapa jarak sumur/ sumber air Anda dengan saluran pembungan limbah PT Kertas Basuki Rachmat ? a. kurang dari 4 meter
b. 4 sampai 8 meter
c. 8,5 sampai 13 meter
d. lebih dari 13 meter 15. Jika mempunyai sumur, apakah selama ada limbah PT Kertas Basuki Rachmat sumur Anda berubah wamanya ? a. ya
b. Tidak
c. Kadang-kadang
16. Jika mempunyai sumur, apakah selama ada limbah PT Kertas Basuki Rachmat sumur Anda berubah baunya ? a. ya
b. Tidak
c. Kadang-kadang
17. Apakah Anda menggunakan sungai untuk mandi, cuci atau huang air besar ? a. ya
b. Tidak
18. Jika ya, apakah selama ada limbah PT Kertas Basuki Rachmat sungai tersebut berubah wamanya? a. ya
b. Tidak
c. Kadang-kadang
19. Jika ya, apakah selama ada limbah PT Kertas Basuki Rachmat sungai tersebut berubah bau ? a. ya
b. Tidak
c. Kadang-kadang
20. Jika ya, apakah selama ada limbah PT Kertas Basuki Rachmat sungai tersebut berubah rasanya ?
122
a. ya
b. Tidak
c. Kadang-kadang
21. Apakah Anda pernah sakit diare ? a. tidak pernah (rata-rata kurang dari setahun sekali) b. Jarang (rata-rata 1 - 6 kali setahun) c. kadang-kadang (rata-rata 7 -12 kali setahun) d. sering (rata-rata lebih dari 12 kali setahun) 22. Apakah Anda pernah sakit perut lain (kembung, susah huang air besar, kotoran berdarah dan lain-lain) ? a. tidak pernah (rata-rata kurang dari setahun sekali) b. Jarang (rata-rata 1 - 6 kali setahun) c. kadang-kadang (rata-rata 7 -12 kali setahun) d. sering (rata-rata lebih dari 12 kali setahun) 23. Apakah Anda pernah sakit demam? a. tidak pernah (rata-rata kurang dari setahun sekali) b. Jarang (rata-rata 1 -6 kali setahun) c. kadang-kadang (rata-rata 7 -12 kali setahun) d. sering (rata-rata lebih dari 12 kali setahun) 24. Apakah Anda pernah sakit kepala/ pusing ? a. tidak pernah (rata-rata kurang dari setahun sekali) b. Jarang (rata-rata 1 - 6 kali setahun) c. kadang-kadang (rata-rata 7 -12 kali setahun) d. sering (rata-rata lebih dari 12 kali setahun) 25. Apakah Anda pernah sakit kulit (gatal-gatal, kulit mengelupas, bengkak, bintik - bintik berair dan sebagainya)? a. tidak pernah (rata-rata kurang dari setahun sekali) b. Jarang (rata-rata 1 -6 kali setahun) c. kadang-kadang (rata-rata 7 -12 kali setahun) d. sering (rata-rata lebih dari 12 kali setal1un) 26. Apakah Anda pernah sakit batuk ? a. tidak pernah (rata-rata kurang dari setahun sekali) b. Jarang (rata-rata 1 - 6 kali setahun) c. kadang-kadang (rata-rata 7 -12 kali setahun) d. sering (rata-rata lebih dari 12 kali setahun)
123
27. Apakah Anda pernah sakit pernafasan lain (susah bernafas, sakit dada, batuk berdarah dan sebagainya)? a. tidak pernah (rata-rata kurang dari setahun sekali) b. Jarang (rata-rata 1 - 6 kali setahun) c. kadang-kadang (rata-rata 7 -12 kali setahun) d. sering (rata-rata lebih dari 12 kali setahun) 28. Apakah Anda pernah sakit flu/ pilek ? a. tidak pernah (rata-rata kurang dari setahun sekali) b. Jarang (rata-rata 1 - 6 kali setahun) c. kadang-kadang (rata-rata 7 -12 kali setahun) d. sering (rata-rata lebih dari 12 kali setahun) 29. Apakah ada anggota keluarga Anda yang meninggal karena sakit ? a. Tidak ada
b. Ada
30. Jika ada sakit apa, sebutkan ............................................. . 31. Apakah ada anggota keluarga Anda yang cacat atau mempunyai kelainan ? a. Tidak ada
b. Ada
32. Jika ada kelainan apa, sebutkan ............................................. . 33. Apakah Anda pernah tinggal di tempat lain sebelum tinggal di sini? a. Ya, pernah
b. Tidak pernah
Jika Anda pernah tinggal di tempat lain sebelum tinggal di sini: 1.
Apakah Anda pernah sakit diare ? a. tidak pernah (rata-rata kurang dari setahun sekali) b. Jarang (rata-rata 1 - 6 kali setahun) c. kadang-kadang (rata-rata 7 -12 kali setahun) d. sering (rata-rata lebih dari 12 kali setahun)
2.
Apakah Anda pernah sakit perut lain (kembung, susah huang air besar, kotoran berdarah dan lain-lain)? a. tidak pernah (rata-rata kurang dari setahun sekali) b. Jarang (rata-rata 1 - 6 kali setahun) c. kadang-kadang (rata-rata 7-12 kali setahun) d. sering (rata-rata lebih dari 12 kali setahun)
3.
Apakah Anda pernah sakit demam/ panas ?
124 a. tidak pemah (rata-rata kurang dari setahun sekali) b. Jarang (rata-rata 1 - 6 kali setahun) c. kadang-kadang (rata-rata 7 -12 kali setahun) d. sering (rata-rata lebih dari 12 kali setahun) 4.
Apakah Anda pernah sakit kepala/ pusing? a. tidak pemah (rata-rata kurang dari setahun sekali) b. Jarang (rata-rata 1 -6 kali setahun) c. kadang-kadang (rata-rata 7 -12 kali setahun) d. sering (rata-rata lebih dari 12 kali setahun)
5.
Apakah Anda pemah sakit kulit (gatal-gatal, kulit mengelupas, bengkak, bintik- bintik berair dan sebagainya)? a. tidak pemah (rata-rata kurang dari setahun sekali) b. Jarang (rata-rata 1 - 6 kali setahun) c. kadang-kadang (rata-rata 7 -12 kali setahun) d. sering (rata-rata lebih dari 12 kali setahun)
6.
Apakah Anda pernah sakit batuk ? a. tidak pemah (rata-rata kurang dari setahun sekali) b. Jarang (rata-rata 1 - 6 kali setahun) c. kadang-kadang (rata-rata 7-12 kali setahun) d. sering (rata-rata lebih dari 12 kali setahun)
7.
Apakah Anda pemah sakit pemafasan lain (susah bemafas, sakit dada, batuk berdarah dan sebagainya) ? a. tidak pemah (rata-rata kurang dari setahun sekali) b. Jarang (rata-rata 1 -6 kali setahun) c. kadang-kadang (rata-rata 7 -12 kali setahun) d. sering (rata-rata lebih dari 12 kali setahun)
8.
Apakah Anda pemah sakit flu/ pilek? a. tidak pemah (rata-rata kurang dari setahun sekali) b. Jarang (rata-rata 1 - 6 kali setahun) c. kadang-kadang (rata-rata 7 -12 kali setahun) d. sering (rata-rata lebih dari 12 kali setahun)
Terima kasih atas bantuan Saudara
125
Lampiran
11.
HASIL UJI STATISTIK POPULASI UJI- KONTROL T-Test Paired Samples Statistics
Pair 1
Pair2
Pair3
Pair4
Pair5
Pair6
Pair?
PairS
VAR00002
Mean 2,26
VAR00010
N 66
Std. Deviation ,730
Std. Error Mean ,090
1,76
66
,703
,087
VAR00003
2,23
66
1,107
,136
VAR00011
1,83
66
,870
,107
VAR00004
2,SO
66
,S27
,102
VAR00012
2,14
66
,677
,OS3
VAR00005
3,05
66
,935
,115 ,113
VAR00013
2,32
66
,914
VAR00006
1,36
66
,S35
,103
VAR00014
1,14
66
,493
,061
VAR00007
2,73
66
,S14
,100
VAR00015
2,09
66
,799
,09S
VAROOOOS
1,55
66
1,040
,128
VAR00016
1,11
66
,397
,049
VAR00009
3,03
66
,7S4
,096
VAR00017
2,35
66
,66S
,OS2
Paired Samples Correlations
Pair 1
VAR00002 & VAR00010
N 66
Correlation -,266
Sig. ,031
Pair2
VAR00003 & VAR00011
66
.oss
,4S3
Pair3
VAR00004 & VAR00012
66
-,006
,960
Pair4
VAR00005 & VAR00013
66
,325
,OOS
Pair5
VAR00006 & VAR00014
66
-,122
,327
Pair6
VAR00007 & VAR00015
66
-,127
,310
Pair?
VAROOOOS & VAROOO 16
66
,193
,121
PairS
VAR00009 & VAR00017
66
,03S
,760
Paired Samples Test
Paired Differences
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference
t
Sig. (2-tailed)
df
Pair 1
VAR00002- VAR00010
,500
1,140
,140
Lower ,220
Upper ,780
3,563
65
,001
Pair2
VAR00003- VAR00011
,394
1,346
,166
,063
,725
2,378
65
,020
Pair3
VAR00004- VAR00012
,667
1,072
,132
,403
,930
5,053
65
,000
Pair4
VAR00005- VAR00013
,727
1,075
,132
,463
,991
5,497
65
,000
Palr5
VAR00006- VAR00014
,227
1,020
,126
-,023
,478
1,811
65
,075
Pair6
VAR00007- VAR00015
,636
1,211
,149
,339
,934
4,270
65
,000
Pair?
VAR00008- VAR00016
,439
1,040
,128
,184
,695
3,433
65
,001
PairS
VAR00009- VAR00017
,682
1,010
,124
,434
,930
5,484
65
,000
127
Lampiran
12. HASIL UJI STATISTIK POPULASI UJI
T-Test Paired Samples Statistics
Pair 1
Pair2
Pair3
Pair4
PairS
Pair6
Pair?
PairS
39
Std. Deviation ,850
Std. Error Mean ,136
1,92
39
,623
,100
VAR00003
2,33
39
1,177
,189
VAR00011
1,82
39
,854
,137
VAR00004
2,67
39
,869
,139
VAR00012
2,23
39
,583
,093
VAR00005
3,15
39
,961
,154
VAR00013
2,33
39
,662
,106
VAR00006
1,51
39
,997
,160
VAR00014
1,13
39
,339
,054
VAR00007
2,74
39
,880
,141
VAR00015
2,21
39
,570
,091
VAR00008
1,51
39
,997
,160
VAR00016
1,18
39
,506
,081
VAR00009
2,87
39
,864
,138
VAR00017
2,36
39
,668
,107
VAR00002
Mean 2,26
VAR00010
N
Paired Samples Correlations
Pair 1
VAR00002 & VAR00010
39
Correlation ,386
Sig. ,015
Pair2
VAR00003 & VAR00011
39
,506
,001
Pair3
VAR00004 & VAR00012
39
-,052
,753
Pair4
VAR00005 & VAR00013
39
,248
,128
Pair 5
VAR00006 & VAR00014
39
,580
,000
Pair6
VAR00007 & VAR00015
39
,317
,049
Pair?
VAR00008 & VAR00016
39
,439
,005
Pair8
VAR00009 & VAR00017
39
,401
,011
N
Paired Samples Test
Mean
Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Std. Error Mean Std. Deviation Uooer Lower ,605 ,134 ,062 ,838
Pair 1
VAR00002- VAR00010
,333
Pair2
VAR00003- VAR00011
,513
1,048
,168
,173
Pair3
VAR00004- VAR00012
,436
1,071
,172
Pair4
VAROOOOS- VAR00013
,821
1,023
,164
PairS
,385
,847
,136
Palr6 Pair?
VAR00006- VAR00014 VAR00007- VAR00015 VAR00008- VAR00016
,538
,884
,333
,898
PairS
VAR00009- VAR00017
,513
,854
t
Sig. (2-tailed)
df
2,485
38
,017
,853
3,056
38
,004
,089
,783
2,542
38
,015
,489
1,152
5,010
38
,000 ,007
,659
2,837
,142
'110 ,252
38
,825
3,804
,042
,625
2,317
38 38
,001
,144 ,137
,236
,790
3,748
38
,001
,026
Lampiran
13.
BASIL UJI STATISTIK KUMULATIF POPULASI UJI- KONTROL T-Test Paired Samples Statistics
Pair 1
VAR00001
Mean 20,29
VAR00002
16,02
N 66
Std. Deviation 3,290
Std. Error Mean ,405
66
3,203
,394
Paired Samples Correlations
N Pair 1
VAROOOO 1 & VAR00002
Correlation 66
,019
Sig. ,882
Paired Samples Test
Paired Differences
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Pair 1
VAROOOO 1 - VAR00002
4,273
4,549
,560
3,154
t
df
Sig. (2-tailed)
Upper 5,391 -~-~~
7,631
,000
65
-~--- ---~~------
--~--~ - -
-----
Lampiran
14. HASIL UJI STATISTIK KEMATIAN POPULASI UJI- KONTROL
T-Test Paired Samples Statistics
Mean Pair 1 ----
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
VAR00001
1,71
66
,456
VAR00002
1,71
66
,456
----
---
-----~-~
---
,056
- -,056 -
Paired Samples Correlations N Pair 1
VAR00001 & VAR00002
Correlation 66
,187
Siq. ,133
Paired Samples Test
Paired Differences
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Pair 1
VAR00001 - VAR00002
,000
,582
,072
-,143
t
Sig. (2-tailed)
df
Upper ,143
,000
65
1,000
Lampiran 15 HASIL UJI STATISTIK KUMULATIF POPULASI UJI SEBELUM- SETELAH
Paired Samples Statistics
Mean Pair 1
VAROOO 01 VAROOO 02
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
19,05
39
3,260
,522
15,18
39
2,327
,373
Paired Samples Correlations
N Pair 1
VAR00001 & VAR00002
Correlation 39
Sig_.
,165
,315
Paired Samples Test
Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Mean Pair 1
VAR00001VAR00002
3,872
Std. Deviation 3,679
Std. Error Mean ,589
Lower 2,679
Upper 5,064
t 6,572
df
Sig. (2-tailed) 38
,000