Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 6 (2013)
DAMPAK KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE CAMEL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN Rahayu Agustin
[email protected]
Djawoto Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT The problem in this research is how the influence of CAMEL ratio which is analogized with the Capital Adequacy ratio (CAR), Return on Assets Risked (RORA), Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA) and Loans to Deposit ratio (LDR) is to the stock price of the government banking company in the Indonesia Stock Exchange whether partially or simultaneous and has dominant influence to the stock price. Based on the result of research it is found that partially Return on Risked Assets (RORA) and Return on Assets (ROA) have significant influence to the stock prices whereas the Capital Adequacy Ratio (CAR), the Net Profit Margin (NPM) and the Loans to Deposit ratio (LDR) have no significant influence to the stock price. The results of the simultaneous test indicates that there are influence of Capital Adequacy Ratio between (CAR), Return on Assets Risked (RORA), Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA) and Loans to Deposit ratio (LDR) altogether to the stock price. While the ratio of CAMEL (CAR, RORA, NPM, ROA and LDR) which has the dominant influence is Return on Assets (ROA) ratio to the stock price on the government banking company in the Indonesia Stock Exchange. Keywords: capital adequacy ratio (CAR), return on assets risked (RORA), net profit margin (NPM), return on assets (ROA) and loans to deposit ratio (LDR) and stock price ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh rasio CAMEL yang diproksikan dengan Capital Adequacy Rasio (CAR), Return on Risked Assets (RORA), Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA) dan Loans to Deposit Rasio (LDR) terhadap harga saham perusahaan perbankan milik pemerintah di Bursa Efek Indonesia (BEI) baik secara parsial maupun simultan dan yang berpengaruh dominan terhadap harga saham. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa secara parsial, Return on Risked Assets (RORA) dan Return on Assets (ROA) berpengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan untuk Capital Adequacy Rasio (CAR), Net Profit Margin (NPM) dan Loans to Deposit Rasio (LDR) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil uji secara simultan menunjukkan terdapat pengaruh antara Capital Adequacy Rasio (CAR), Return on Risked Assets (RORA), Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA) dan Loans to Deposit Rasio (LDR) secara bersama-sama terhadap harga saham. Sedangkan dari rasio CAMEL (CAR, RORA, NPM, ROA dan LDR) yang memiliki pengaruh dominan adalah rasio Return on Assets (ROA) terhadap harga saham pada perusahaan perbankan milik pemerintah di Bursa Efek Indonesia. Kata kunci : CAR, RORA, NPM, ROA, LDR, dan Harga Saham.
PENDAHULUAN Lembaga perbankan mempunyai fungsi sebagai lembaga perantara yaitu lembaga penghubung antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus spending unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (defisit spending unit). Adapun menurut Kasmir (2004:8) secara sederhana bahwa bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberi jasa-jasa bank lainnya. Para pemodal tertarik untuk
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 6 (2013)
2
menginvestasikan dananya karena investasi dalam bentuk saham menjanjikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi, baik dari deviden maupun dari capital gain. Akan tetapi investasi dalam bentuk saham juga mempunyai risiko yang tinggi sesuai dengan prinsip investasi yaitu low risk low return high risk high return. Untuk mengurangi risiko saham dibutuhkan informasi yang aktual, akurat dan transparan. Para investor dalam melakukan transaksi jual beli saham tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu terdiri dari faktor mikro perusahaan dan faktor makro ekonomi. Faktor mikro (internal perusahaan) yang mempengaruhi transaksi perdagangan saham antara lain : harga saham, tingkat keuntungan yang diperoleh, tingkat risiko, kinerja perusahaan dan corporate action yang dilakukan perusahaan tersebut. Sedangkan faktor makro (eksternal perusahaan) adalah tingkat perkembangan inflasi, nilai tukar atau kurs rupiah, keadaan perekonomian, dan kondisi sosial politik negara yang bersangkutan. Falsafah yang melandasi kegiatan usaha bank adalah kepercayaan dari masyarakat atau nasabah. Sebagai lembaga kepercayaan maka bank dalam operasinya harus selalu menjaga kinerjanya sebagai fungsi dari nilai perusahaan, karena apabila kinerja sebuah perusahaan meningkat, maka nilai keusahaannya akan semakin tinggi, sedangkan pada bank yang telah memiliki status go public hal tersebut akan diikuti dengan kenaikan harga saham sebagai wujud dari meningkatnya kinerja perusahaan. Sebaliknya apabila terdapat persepsi yang buruk mengenai kinerja perusahaan maka akan diikuti dengan penurunan harga saham dikarenakan hilangnya kepercayaan terhadap perusahaan tersebut, hal ini yang menjadi landasan mengapa harga saham relevan berkaitan dengan penilaian kinerja perusahaan. Untuk mengetahui informasi keuangan yang dihasilkan oleh pihak bank yang dapat bermanfaat untuk memprediksi harga saham, maka dapat dilakukan analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan perusahaan merupakan salah satu alat untuk memperkirakan atau mengetahui kinerja perusahaan yang melakukan penyimpanganpenyimpangan yang mungkin terjadi pada pihak manajemen, karena pada dasarnya untuk menganalisis kinerja perusahaan digunakan analisis fundamental (kondisi internal perusahaan). Analisis fundamental merupakan analisis yang berkaitan dengan kondisi internal atau keuangan perusahaan. Terdapat dua macam analisis untuk menentukan nilai saham yaitu analisis sekuritas fundamental (fundamental security analysis) yaitu pertimbangan keputusan investasi yang didasarkan pada kinerja perusahaan yang menerbitkan saham yang tercermin dalam laporan keuangan, dan analisis teknis (technical analysis) yaitu analisis yang cenderung mengevaluasi pergerakan harga saham di pasar bursa. Sedangkan dalam perusahaan yang telah go public nilai suatu perusahaan dapat dilihat dari pergerakan harga saham yang mencerminkan kinerja dari perusahaan, dalam hal ini merupakan perusahaan perbankan. Apabila kinerja perusahaan baik maka nilai usaha akan tinggi. Dengan nilai usaha yang tinggi membuat para investor melirik perusahaan tersebut untuk menanamkan modalnya sehingga akan terjadi kenaikan harga saham. Sebaliknya apabila terdapat berita buruk mengenai kinerja perusahaan maka akan menyebabkan penurunan harga saham pada perusahaan tersebut. Maka dari itu dengan mengetahui dari laporan keuangan perusahaan, maka para investor dapat mengetahui kinerja keuangan perusahaan, karena dengan mengetahui informasi dari kondisi laporan keuangan perusahaan, investor dapat memilih dan menyeleksi saham mana yang dinilai akan lebih menguntungkan nantinya sebelum mengambil keputusan berinvestasi. Disinilah penulis termotivasi untuk mengembangkan serta menemukan suatu indikator lain yang dapat digunakan untuk menunjukan hasil yang mungkin bisa menghasilkan analisis rasio keuangan yang berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan perbankan milik Pemerintah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tabungan Negara
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 6 (2013)
3
(BTN) dan Bank Mandiri, karena bank umum milik Pemerintah merupakan salah satu omset atau keuntungan yang besar untuk Pemerintah, bank ini juga mendapat perhatian lebih dari Pemerintah. Sehingga dapat digunakan sebagai tolok ukur penilaian kinerja keuangan dengan menggunakan pendekatan aspek yang digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor: 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang System Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dan Surat Edaran Bank Indonesia N0.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 yang mengatur tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank yang berpedoman pada CAMEL yaitu : a) Capital (Permodalan) untuk rasio kecukupan modal. b) Assets Quality (Kualitas Aktiva) untuk rasio-rasio kualitas aktiva. c) Management (Manajemen) untuk menilai kualitas manajemen. d) Earning (Rentabilitas) untuk rasio-rasio rentabilitas bank. e) Liquidity (Likuiditas) untuk menilai kemampuan bank dalam memenuhi semua kewajibannya. CAMEL disini berunsurkan variabel-variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Risk Assets (RORA), Net Profit Margin (NPM), Return On Assets (ROA), dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Berdasarkan hal tersebut diatas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah : (1) Bagaimana pengaruh rasio keuangan dengan menggunakan metode CAMEL (CAR, RORA, NPM, ROA dan LDR) terhadap harga saham perusahaan perbankan milik Pemerintah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara parsial maupun simultan?, (2) Dari analisis rasio keuangan yang menggunakan metode CAMEL (CAR, RORA, NPM, ROA dan LDR) manakah yang dominan pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan perbankan milik Pemerintah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara parsial maupun simultan, adakah pengaruh dari kinerja perusahaan perbankan yang dinilai berdasarkan rasio keuangan dengan metode CAMEL (CAR, RORA, NPM, ROA, dan LDR) terhadap harga saham perusahaan perbankan milik Pemerintah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia serta untuk mengetahui analisis rasio keuangan dengan metode CAMEL (CAR, RORA, NPM, ROA, dan LDR) manakah yang dominan pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan perbankan milik Pemerintah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Pengertian Perbankan Bank adalah sebuah lembaga atau perusahaan yang aktifitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito tabungan dan simpanan yang lain dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian menempatannya kembali pada masyarakat yang membutuhkan dana (devisit spending unit) melalui penjualan jasa keuangan yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak. Sedangkan pengertian perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank itu sendiri, diantaranya mencakup tentang kelembagaan, kegiatan usaha, produk-produk, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Fungsi Bank Bank memiliki fungsi dasar sebagai lembaga perantara serta sebagai pengatur lalu lintas keuangan (financial intermediary), yang tugasnya menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana dan menyalurkan kembali kepada masyarakat yang memiliki kekurangan dana untuk berbagai tujuan (Idroes dan Sugiyarto, 2006:6) yang intinya adalah untuk kesejahteraan masyarakat banyak. Secara lebih spesifik, fungsi bank dapat dibagi sebagai berikut:
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 6 (2013)
4
1. Agent of Trust Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan baik dalam hal penghimpunan maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak disalah gunakan oleh bank, akan dikelola dengan baik, dan juga percaya bahwa pada suatu saat yang telah dijanjikan dapat menarik lagi simpanan dananya di bank. Selain itu dana yang ada pada bank akan dijamin keamanannya oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan). 2. Agent of Development Sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat yaitu sektor moneter dan sektor riil, kedua hal tesebut tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut saling berinteraksi dan mempengaruhi antara satu dengan yang lain. Sektor riil tidak akan berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Tugas bank sebagai penghimpun dana sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tesebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa dimana selalu berkaitan dengan penggunaan uang. 3. Agent of Services Disamping kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa-jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasajasa bank ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa pemberian jaminan bank, dan jasa penyelesaian tagihan. Penilaian Kesehatan Bank Menurut Metode CAMEL Tingkat kesehatan bank merupakan hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek penting yang sangat berpengaruh terhadap kondisi serta kinerja suatu bank yang melalui penilaian faktor permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas, likuiditas terhadap risiko pasar. Perkembangan metodologi penilaian kondisi bank senantiasa bersifat dinamis dan selaras, sehingga sistem penilaian tingkat kesehatan bank harus mencerminkan pada kondisi bank saat ini dan diwaktu yang akan datang. Metodologi penelitian kesehatan bank saat ini adalah mengacu pada Peraturan Bank Indonesia Nomor: 6/10/PBI/2004 mengenai perihal sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dan Surat Edaran No. 6/23/DPNP Jakarta, 31 Mei 2004 perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, yakni dengan menggunakan rasio CAMEL. Rasio CAMEL terdiri dari komponen-komponen Capital, untuk rasio kecukupan modal yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan kegiatan perbankan saat beroperasi.. Assets, untuk rasio kualitas aktiva yang digunakan untuk mengukur kualitas aktiva produktif yang digunakan untuk mengoptimalkan penanaman aktiva yang dimiliki untuk memperoleh laba. Management, untuk menilai kualitas manajemen. Earnings, untuk rasio rentabilitas bank yang digunakan untuk mengukur profitabilitas bank dalam memperoleh laba dan Liquidity, untuk mengukur rasio likuiditas bank yaitu mengetahui kemampuan bank dalam dalam membayar kembali kewajibannya pada para nasabah. Pengertian Saham Saham merupakan suatu bukti kepemilikan sebagian maupun keseluruhan dari perusahaan dan merupakan salah satu hal yang dapat mencerminkan kinerja dan nilai dari suatu perusahaan. Semakin tinggi nilai atau harga saham dari suatu perusahaan, maka akan semakin tinggi pula penilaian terhadap perusahaan tersebut, dan berlaku pula sebaliknya. Pengertian saham menurut Husnan (2005:36) saham adalah bukti tanda kepemilikan atas suatu perusahaan.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 6 (2013)
5
Harga Saham Harga saham dapat diartikan sebagai harga pasar (market value) yaitu harga saham yang ditentukan oleh mekanisme modal. Harga saham pada hakikatnya adalah penerima besarnya pengorbanan yang dilakukan oleh setiap investor untuk penyertaan dalam perusahaan. Harga pasar saham adalah harga terakhir yang melaporkan saat suatu surat berharga atau efek terjual di bursa. Menurut Sunariyah (2000:154) harga saham dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni harga pasar, harga nominal, dan harga perdana sebagai berikut: 1. Harga Pasar (market value) Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan invesor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatat di bursa. Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten dari penjamin emisi, harga ini yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya. 2. Harga Nominal Harga nominal adalah harga saham yang tercantum dalam sertifikat saham, yang telah ditetapkan oleh emiten serta dengan mendapatkan persetujuan dari Bapepam (Badan Pemeriksa dan Pengawas Pasar Modal) untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. 3. Harga Perdana Harga perdana adalah harga pada waktu saham tersebut dicatat di bursa efek, yang harganya ditentukan oleh penjamin emisi dan emiten berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan. Analisis Sekuritas Menilai sekuritas khususnya saham dapat digunakan dalam berbagai analisis sekuritas. Analisis saham merupakan salah satu dari sekian tahapan yan terjadi dalam proses investasi yang berarti melakukan analisis terhadap individual atau sekelompok sekuritas. Menurut Ghozali dan Sugiyanto (2002:91-96), untuk menentukan harga saham terdapat dua pendekatan, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental merupakan salah satu cara yang lazim digunakan oleh para pemodal untuk menilai saham dan bertujuan untuk memprediksi harga saham. Analisis fundamental memiliki asumsi dasar bahwa harga saham tidaklah diukur dari standar harga di pasar, melainkan diprediksikan terlebih dahulu dengan melakukan analisis perusahaan. Analisis fundamental merupakan analisis yang berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Dengan analisis fundamental diharapkan calon investor akan mengetahui bagaimana operasional dari perusahaan yang nantinya akan menjadi milik investor apakah sehat atau tidak ataukah menguntungkan atau tidak dan sebagainya, sehingga para calon investor dapat mengambil keputusan terhadap modalnya. Sedangkan analisis teknikal merupakan menentukan harga saham dengan menggunakan data pasar dari saham misalnya harga saham, volume transaksi saham dan indeks pasar. Kinerja Perusahaan Kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Dengan adanya kinerja yang baik maka kemampuan organisasi atau suatu perusahaan untuk dapat meraih tujuan-tujuannya dengan menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien dapat tercapai. Efisien adalah kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan benar, dimana
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 6 (2013)
6
dengan adanya input yang minimal akan dicapai output yang optimal. Efektivitas adalah kemampuan untuk memilih dan melakukan pekerjaan yang tepat dengan cara atau alat yang tepat, untuk mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi yang tertuang dalam strategi planning suatu organisasi. Jadi, kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai suatu organisasi secara kuantitas maupun kualitas yang dapat diukur tingkat keberhasilannya berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan Menurut Munawir (2007:2) laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut seperti para pemegang saham, pengelola perusahaan serta para calon investor. Laporan keuangan dimaksudkan untuk melayani kebutuhan pemakai, terutama pemilik dan kreditur. Laporan keuangan terdiri atas neraca (balance sheet), laporan rugi laba (income statement), laporan sumber dan penggunaan dana (source and use of founds), dan laporan sumber dan penggunaan kas (cash flow statement) (Moeljadi, 2006:43). Laporan keuangan yang diterbitkan secara periodik oleh perusahaan mempunyai tujuan-tujuan tertentu dalam penerbitannya tersebut. Tujuan dari laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi, serta menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Analisis Rasio Keuangan Pengertian Rasio Keuangan Menurut Prastowo dan Julianty (2005:80) mengemukakan bahwa analisis rasio adalah suatu rasio yang mengungkapkan hubungan matematis antara suatu jumlah dengan jumlah yang lainnya atau perbandingan antara satu pos dengan pos lainnya. Penggunaan analisis rasio sebagai teknik analisis memiliki keunggulan sebagai berikut : (1) Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. (2) Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain. (3) Sangat bermanfaat sebagai bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi. (4) Lebih mudah memperbandingkan perusahaan yang satu dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series. (5) Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang. Analisis Rasio CAMEL Metode CAMEL selain dapat digunakan untuk menilai tingkat kesehatan suatu bank, sebenarnya juga dapat digunakan untuk mengevalusi kinerja bank. Taswan (2006:361) mengemukakan bahwa tingkat kesehatan bank merupakan hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja perusahaan suatu bank melalui penilaian faktor permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas, likuiditas dan sensitivitas terhadap risiko pasar. Penelitian ini mengukur kinerja keuangan perbankan dengan menggunakan metode CAMEL. Pemilihan metode CAMEL untuk mengukur kinerja keuangan objek penelitian yang dilakukan mengingat objek penelitian adalah perusahaan-
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 6 (2013)
7
perusahaan perbankan, yang tentunya akan lebih sesuai bila perhitungan kinerjanya dilakukan dengan menggunakan rasio keuangan untuk perbankan juga. Dalam menilai kinerja suatu bank, sebagai pelaksana salah satu fungsi pengawasan, Bank Indonesia sebagai otoritas bank di Indonesia telah menerapkan Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Rasio CAMEL terdiri dari komponen-komponen : a. Capital, untuk rasio kecukupan modal suatu bank yang digunakan untuk mengetahui kecukupan modal untuk mendukung kegiatan bank. Kemampuan permodalan juga digunakan untuk menutup kemungkinan terjadinya kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan serta perubahan pada kekayaan bank selama periode tertentu. b. Assets, digunakan rasio kualitas aktiva untuk mengukur kualitas aktiva produktif. kemampuan bank dalam mengoptimalkan aktiva yang dimilikinya untuk memperoleh laba c. Management, digunakan untuk menilai kualitas managemen. Rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasional pokok bank. d. Earnings, untuk rasio-rasio rentabilitas bank, digunakan untuk mengukur produktivitas aset, yaitu kemampuan bank dalam menghasilkan laba dengan menggunakan aktiva yang dimiliki. e. Liquidity, digunakan untuk mengukur likuiditas bank. Kemampuan dalam mengukur seberapa besar kemampuan bank tersebut mampu membayar utang-utangnya dan membayar kembali kepada deposannya serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan. Hipotesis Penelitian Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan teori dan kerangka berpikir diatas, maka didapat hipotesis penelitian sebagai berikut : Ha1 : Diduga terdapat pengaruh antara kinerja perusahaan perbankan dengan menggunakan metode CAMEL yang terdiri dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Risked Assets (RORA), Net Profit Margin (NPM), Return On Assets (ROA), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) baik secara parsial maupun simultan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan milik Pemerintah di Bursa Efek Indonesia. Ha2: Diduga diantara analisis rasio keuangan dengan metode CAMEL yang terdiri dari variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Risked Assets (RORA), Net Profit Margin (NPM), Return On Assets (ROA), dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Rasio keuangan dengan menggunakan variabel Return On Assets (ROA) yang berpengaruh dominan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan milik Pemerintah di Bursa Efek Indonesia. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penulisan skripsi ini adalah dengan menggunakan jenis penelitian kausal komparatif yang bertujuan untuk mendapatkan bukti hubungan sebab akibat (hubungan kausal) (Malhotra, 2009:100). Hal ini sesuai dengan maksud dan tujuan dari penelitian ini, yaitu membahas dan menganalisa tentang pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Risked Asset (RORA), Net Profit Margin (NPM), Retun On Asset (ROA), dan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 6 (2013)
8
Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap harga saham pada perusahaan perbankan milik Pemerintah di Bursa Efek Indonesia. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan milik Pemerintah yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2011. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut: (1) Bank menerbitkan laporan keuangan lengkap selama periode pengamatan yaitu tahun 2009 sampai tahun 2011. (2) Laporan keuangan harus mempunyai tahun buku yang berakhir pada akhir bulan tiap tahun. Hal ini untuk menghindari pengaruh parsial dalam perhitungan rasio keuangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder. Dimana penulis akan mengolah data sekunder yang didapat antara lain : neraca, laporan laba rugi, berbagai macam literatur, studi pustaka (library research) dan referensi agar dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dan dasar dalam penyelesaian laporan penelitian ini. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Independen atau Variabel Bebas a). Capital Adequacy Ratio (CAR) (X1) Rasio ini digunakan sebagai indikator terhadap mengukur kemampuan bank dalam menutupi penurunan aktiva akibat terjadinya kerugian-kerugian atas aktiva bank dengan menggunakan modalnya sendiri. CAR merupakan perbandingan antara modal sendiri dengan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Secara sistematis dapat ditulis sebagai berkut : CAR =
Modal 100% ATMR
b) Return On Risked Assets (RORA) (X2) Rasio Kualitas Aktiva digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam mengoptimalkan aktiva yang dimiliki untuk memperoleh laba. RORA diperoleh dari laporan perhitungan rasio keuangan bank dengan perbandingan antara Operating Income dengan total loans dan investments yang dimiliki. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut: RORA =
Operating Income 100% Total Loans Investment
c) Net Profit Margin (NPM) (X3) Merupakan rasio keuangan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi pokoknya. NPM diperoleh dari perbandingan antara Net Income dengan Operating Income. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut: NPM =
Net Income 100% Operating Income
d) Return On Asset (ROA) (X4) ROA (Return on Total Assets) adalah rasio perbandingan antara laba setelah pajak dengan total aktiva yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atas aktiva yang dipergunakan pada periode tertentu. ROA diperoleh dari perbandingan antara Net Income dengan Total Asset. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 6 (2013)
9
ROA =
Net Income 100% Total Asset
e) Loan to Deposit Ratio (LDR) (X5) Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan dana dengan kredit-kredit yang telah diberikan kepada para debiturnya. Rasio ini membandingkan antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: LDR =
Total Kredit Yang Diberikan 100% Dana Pihak Ketiga
Variabel Dependen atau Variabel Bebas Harga Saham Variabel dependen atau variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham perusahaan perbankan milik Pemerintah di Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tabungan Negara (BTN), Bank Negara Indonesia (BNI) dan Bank Mandiri. Harga saham merupakan harga penutupan dari masing-masing perusahaan perbankan milik Pemerintah di Bursa Efek Indonesia yang tidak pernah dislisting dan menggunakan data laporan keuangan tahunan selama tahun 2009 sampai tahun 2011 dengan satuan rupiah. Periode penelitian didasarkan pada data yang digunakan dalam analisis merupakan data historis, artinya data yang telah terjadi dan mencerminkan keadaan keuangan yang telah lewat dan bukan mencerminkan keadaan keuangan yang sebenarnya pada saat analisis. Harga saham yang dimaksud dalam penelitian ini adalah harga penutupan (closing price) karena harga inilah yang menyatakan naik turunnya suatu saham. Teknik Analisis Data Teknik analisis data adalah metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam rangka memecahkan masalah atau menguji hipotesis. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis yang bersifat kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi adalah suatu studi mengenai ketergantungan variabel dependen (variabel terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel bebas). Tujuan dari analisis regresi, selain untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga untuk menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen (variabel terikat) dengan variabel independen (variabel bebas). Dalam penelitian ini, teknik analisis data dilakukan dengan analisis regresi. Model regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda. Sedangkan untuk mengolah data digunakan bantuan komputer dengan Software Statistical Program For Social Sciense (SPSS). Secara umum bentuk fungsi regresi berganda adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2007:275) :
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 6 (2013)
10
Y = a + b1X1+b2X2+b3X3 +b4X4+b5X5 Dimana : Y = Harga Saham Perusahaan Perbankan a = Bilangan Konstanta b1; b2 ;b3 ;b4 ;b5= Koefisien regresi (besarnya perubahan variabel terikat akibat perubahan tiap unit variabel bebas) X1 = Capital Adequacy Ratio (CAR) X2 = Return on Risked Assets (RORA) X3 = Net Profit Margin (NPM) X4 = Retun On Asset (ROA) X5 = Loan to Deposit Ratio (LDR) Koefisien Determinasi Berganda Simultan (R2) Untuk mengetahui atau menguji apakah model analisis tersebut sudah cukup layak dan seberapa besar konstribusi atau sumbangan variabel independen (variabel bebas) terhadap variabel dependen (variabel terikat), maka perlu diketahui koefisien determinasinya (R2). Adapun rumus koefisien determinasinya adalah sebagai berikut : R2= Regression sum of square Total sum of square Keterangan : Apabila R2 berada di antara 0 sampai 1 (0 < R2 <1), berarti :
a. Bila R2 mendekati 1 (semakin besar nilai R2) artinya bahwa kontribusi variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) adalah semakin mendekati 100%, dimana kontribusi antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) semakin kuat. b. Bila R2 mendekati 0 (semakin kecil nilai R2) artinya bahwa kontribusi dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) semakin lemah. Jadi apabila semakin tinggi R2 maka semakin kuat besarnya pengaruh hubungan antara variabel bebas (Xi) terhadap variabel terikat (Y) atau dengan kata lain bahwa model yang digunakan adalah mendekati kebenaran, sebaliknya apabila nilai R2 semakin kecil maka semakin lemah pengaruh hubungan antara variabel bebas (Xi) terhadap variabel terikat (Y). Pengujian Hipotesis a. Analisis Koefisien Korelasi Simultan (uji F) Uji F digunakan untuk menguji signifikasi variabel bebas (variabel independen) terhadap variabel terikat (variabel dependen) secara bersama-sama. Pada penelitian ini, Uji F digunakan untuk mengetahui signifikasi rasio keuangan dengan menggunakan metode CAMEL yang terdiri dari variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Risked Assets (RORA), Net Profit Margin (NPM), Retun On Asset (ROA), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan perbankan milik Pemerintah di Bursa Efek Indonesia. Langkah-langkah pengujian yang akan dilakukan adalah : 1. Merumuskan hipotesis yang akan diuji. H0 : b1 = b2 =b3= b4 =b5 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara semua variabel bebas (variabel independen) secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel terikat (variabel dependen).
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 6 (2013)
11
H1 : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara semua variabel bebas (variabel independen) secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel terikat (variabel dependen). 2. Menentukan besarnya level of significance (α = 5 % atau 0,05). 3 .Menghitung besarnya Fhitung dengan rumus :
R2 / k Fhitung = 1 R 2 / n k 1
Keterangan : F : Pengujian Koefisien 2 R : Koefisien determinasi berganda K : Jumlah variabel bebas n : Jumlah data b. Analisis Koefisien Korelasi Parsial (uji t) Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas (variabel independen) secara parsial terhadap variabel terikat (variabel dependen), dengan menganggap variabel lain bersifat konstan. Tahapan yang akan digunakan adalah : 1. Merumuskan hipotesis yang akan diuji. H0 = bi = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas (variabel independen) secara parsial terhadap variabel terikat (variabel dependen). H1 = b1 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas (variabel independen) secara parsial terhadap variabel terikat (variabel dependen). 2. Menentukan besarnya level of significance (α = 5 % atau 0,05) 3. Menghitung besarnya nilai thitung : thitung = Keterangan : bi = koefisien regresi Se = standart eror c. Analisis Koefisien Determinasi Parsial (r2) Koefisien determinasi parsial adalah kemampuan untuk mengetahui besarnya prosentase variabel bebas (variabel independen) mempengaruhi variabel terikat (variabel dependen) untuk mengetahui variabel mana yang berpengaruh dominan (Djarwanto, 2001:2002). Rumus yang digunakan sebagai berikut :
r2 =
n xy x y
n x
2
x
2
n y y 2
2
Keterangan : r2 = Koefisien determinasi partial n = Banyaknya data yang diteliti x = Variabel bebas (variabel independen) y = Variabel terikat (variabel dependen)
Untuk membantu kelancaran analisis data, maka peneliti menggunakan alat bantu program statistik komputer SPSS (Statistical Program for Social Science).
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 6 (2013)
12
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Variabel dependen / Variabel Terikat Harga Saham Tabel 1 Hasil Perhitungan Harga Saham Pada Bank Umum Milik Pemerintah Harga Saham Tahun
BRI
BTN
BNI
7650
840
1980
4700
10500 2010 6750 2011 Sumber: Bursa Efek Indonesia
1640
3875
6500
1210
3800
6750
2009
Bank Mandiri
Variabel indepeden / variabel Bebas Capital Adequacy Rasio (CAR) (X1) Tabel 2 Hasil Perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR) Tahun
Keterangan
BRI
BTN
BNI
Mandiri
Modal
27.257.381
5.461.516
19.143.582
35.108.768
ATMR
232.757.194
42.479.767
140.180.978
227.413.565
11,71%
12,86%
13,66%
15,44%
Modal
36.673.110
6.447.278
33.149.525
42.070.036
ATMR
279.254.368
51.092.629
154.637.226
281.209.065
13,13%
12,62%
21,44%
14,96%
Modal
49.820.329
7.321.643
37.843.024
62.654.408
ATMR
306.940.935
61.927.585
171.646.598
327.372.002
CAR 16,23% 11,82% Sumber: Laporan keuangan yang telah dihitung oleh peneliti
22,05%
19,14%
2009
CAR 2010
CAR 2011
Return on Risked Asset (RORA) (X2) Tabel 3 Hasil Perhitungan Return On Risked Assets (RORA) Tahun
Keterangan Operating Income
2009
2010
BRI
BTN
BNI
Mandiri
8.560.659
739.438
3.386.114
10.434.478
Total Loans
194.242.503
38.117.373
113.396.856
184.690.704
Investment
111.461
51.267
186.848
RORA Operating Income
4,40%
1,92%
2,98%
5,64%
14.402.001
1.263.717
5.509.018
13.972.162
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 6 (2013)
13 Total Loans
232.972.784
47.977.801
129.399.567
232.545.259
Investment RORA Operating Income
133.888 6,20%
2,63%
24.398 4,25%
7.212.113 5,83%
17.584.230
1.525.749
7.242.583
16.512.035
Total Loans
269.454.726
58.533.169
156.504.508
298.988.258
Investment 164.689 RORA 6,52% 2,60% Sumber: Laporan keuangan yang telah dihitung oleh peneliti
24.335 4,62%
9.044.266 5,36%
2011
Net Profit Margin (NPM) (X3) Tabel 4 Hasil Perhitungan Net Profit Margin (NPM) Tahun
Keterangan
BRI
BTN
BNI
Mandiri
7.308.292
490.453
2.483.995
7.155.464
2009
Net Income Operating Income NPM
8.560.659 85,37%
739.438 66,33%
3.386.114 73,36%
10.434.478 68,58%
Net Income Operating Income NPM
11.472.385
915.938
4.103.198
9.369.226
2010
14.402.001 79,66%
1.263.717 72,48%
5.509.018 74,48%
13.972.162 67,06%
Net Income 15.288.295 1.118.661 Operating 2011 Income 17.584.230 1.525.749 NPM 86,94% 73,32% Sumber: Laporan keuangan yang telah dihitung oleh peneliti
5.808.218
12.695.885
7.242.583 80,20%
16.512.035 76,89%
Return on Asset (ROA) (X4) Tabel 5 Hasil Perhitungan Return On Asset (ROA) Tahun
Keterangan Net Income
BRI
BTN
BNI
Mandiri
7.308.292
490.453
2.483.995
7.155.464
316.947.029
58.516.058
227.496.967
394.616.604
2,31%
0,84%
1,09%
1,81%
Net Income
11.472.385
915.938
4.103.198
9.369.226
Total Aktiva
404.285.602
68.385.539
248.580.529
449.774.551
2,84%
1,34%
1,65%
2,08%
Net Income
15.288.295
1.118.661
5.808.218
12.695.885
Total Aktiva
469.889.284
89.121.459
299.058.161
551.891.704
ROA 3,25% 1,26% Sumber : Laporan keuangan yang telah dihitung oleh peneliti
1,94%
2,30%
2009
Total Aktiva ROA
2010
ROA 2011
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 6 (2013)
14
Loan to Deposit Rasio (LDR) (X5) Tabel 6 Hasil Perhitungan Loans to Deposit Ratio (LDR) Tahun
2009
2010
Keterangan
BRI
BTN
BNI
Mandiri
Kredit yang diberikan
205.522.394
38.737.202
107.002.230
197.126.229
Dana pihak ketiga
255.928.261
40.214.954
188.468.987
319.550.381
LDR Kredit yang diberikan
80,30%
96,33%
56,77%
61,69%
246.964.238
48.702.920
136.356.959
244.026.984
Dana pihak ketiga
333.652.397
47.546.047
194.374.685
337.387.909
LDR Kredit yang diberikan
74,02%
102,43%
70,15%
72,33%
285.406.257
59.337.756
163.533.423
311.093.306
Dana pihak ketiga
384.264.345
61.970.015
231.295.740
384.728.603
LDR 74,27% 95,75% Sumber: Laporan keuangan yang telah dihitung oleh peneliti
70,70%
80,86%
2011
Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas. Nilai tolerance semua variabel bebas atau variabel dependen lebih besar dari 0,10, demikian pula nilai VIF semuanya kurang dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi pada penelitian ini tidak mengindikasikan adanya multikolinieritas. b. Uji Autokorelasi. Nilai Durbin-Watson persamaan regresi adalah 2.213, nilai du = 2.157 karena nilai DW lebih besar dari nilai du tabel maka model regresi pada penelitian ini bebas dari autokorelasi. c. Uji Heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat pola grafik scatterplot. Hasil dari grafik scatterplot menunjukkan tidak adanya pola-pola tertentu, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak terdapat heteroskedastisitas. d. Uji Normalitas. Hasil uji normal probably plot menunjukkan bahwa dari semua persamaan regresi yang diukur berdasarkan pendekatan kolmogrov smirnov dan pendekatan grafik, maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal. Uji Regresi Linear Berganda Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas yang digunakan dalam model penelitian yaitu dengan menggunakan data Capital Adequacy Ratio (CAR) (X1), Return on Risked Assets (RORA) (X2), Net Profit Margin (NPM) (X3), Return on Assets (ROA) (X4), Loans to Deposit Ratio (LDR) (X5) terhadap Harga Saham (Y) secara linear. Analisis regresi tersebut menghasilkan koefisien-koefisien regresi yang menunjukkan arah hubungan sebab akibat antara variabel bebas dan variabel terikat. Dari data tabel persamaan regresi yang di dapat adalah sebagai berikut: HS = 4,279+ 1,583 CAR + 1,089RORA – 2,000NPM + 47,025ROA – 0,551LDR Dari hasil pengamatan regresi berganda tersebut, masing-masing variabel dapat diinterprestasikan pengaruhnya terhadap harga saham sebagai berikut:
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 6 (2013)
15
1. Konstanta (α) Besarnya nilai konsanta (α) adalah 4,279, hal ini menunjukkan bahwa jika tidak terdapat variabel independen yang terdiri dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Risked Assets (RORA), Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA), Loans to Deposit Ratio (LDR) pada analisis regresi, maka nilai dari variabel harga saham sebesar 4,279 rupiah. 2. Koefisien Regresi Capital Adequacy Ratio (CAR) Besarnya nilai Capital Adequacy Ratio (CAR) (X1) adalah 1,583 yang berarti menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan harga saham. Hasil ini mengindikasi bahwa jika variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) naik sebesar satu satuan maka harga saham akan naik sebesar 1,583 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. 3. Koefisien Regresi Return on Risked Assets (RORA) Besarnya nilai Return on Risked Assets (RORA) (X2) adalah 1,089 yang berarti menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara Return on Risked Assets (RORA) dengan harga saham. Hasil ini mengindikasikan bahwa jika variabel Return on Risked Assets (RORA) naik sebesar satu satuan maka harga saham akan naik sebesar 1,089 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. 4. Koefisien Regresi Net Profit Margin (NPM) Besarnya nilai Net Profit Margin (NPM) (X3) adalah -2,000 yang menunjukkan arah hubungan negatif (berlawanan arah) antara Net Profit Margin (NPM) dengan harga saham. Hasil ini menunjukkan bahwa jika variabel Net Profit Margin (NPM) naik sebesar satu satuan maka harga saham akan turun sebesar 2,000 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. 5. Koefisien Regresi Return on Assets (ROA) Besarnya nilai Return on Assets (ROA) (X4) adalah 47,025 yang menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara Return on Assets (ROA) dengan harga saham. Hasil ini menunjukkan bahwa jika variabel Return on Assets (ROA) naik sebesar satu satuan maka harga saham akan naik sebesar 47,025 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. 6. Koefisien Regresi Loans to Deposit Ratio (LDR) Besarnya nilai Loans to Deposit Ratio (LDR) (X5) adalah – 0,551 yang menunjukkan arah hubungan negatif (berlawanan arah) antara Loans to Deposit Ratio (LDR) dengan harga saham. Hasil ini mengindikasi bahwa jika variabel Loans to Deposit Ratio (LDR) naik sebesar satu satuan maka harga saham akan turun sebesar 0,551 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. Pengujian Secara Simultan Koefisien Determinasi dan Korelasi a. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui prosentase kontribusi variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Risked Assets (RORA), Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA), Loans to Deposit Ratio (LDR) secara bersama-sama terhadap harga saham pada perusahaan perbankan milik Pemerintah di Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tabungan Negara (BTN), bank Negara Indonesia (BNI) dan Bank Mandiri.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 6 (2013)
16 Tabel 7 Uji Koefisien Determinasi dan Korelasi Model Summaryb
Model 1
R .971a
R Square
Adjust ed R Square
Std. Error of the Estimat e
Durbin Watso n
.943
.895
.11412
2.213
a. Predictors: (Constant), ldr, rora, roa, car, npm b. Dependent Variable: harga saham Sumber : Printout Hasil Olahan SPSS 16.0 Melihat hasil output SPSS 16.0 tersebut di atas diketahui R square (R2) sebesar 0,943 atau 94,3% yang berarti bahwa sumbangan atau kontribusi dari variabel bebas yang terdiri atas Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Risked Assets (RORA), Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA), Loans to Deposit Ratio (LDR) secara bersama-sama terhadap variabel harga saham adalah besar. Sedangkan sisanya (100% - 94,3% = 5,7%) dipengaruhi oleh faktor lainnya. b. Koefisien Korelasi Berganda Koefisien korelasi berganda digunakan untuk mengukur keeratan hubungan secara simultan antara variabel bebas yang terdiri atas Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Risked Assets (RORA), Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA), Loans to Deposit Ratio (LDR) secara bersama-sama terhadap harga saham pada perusahaan perbankan milik Pemerintah di Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tabungan Negara (BTN), bank Negara Indonesia (BNI) dan Bank Mandiri. Koefisien korelasi berganda ditujukan dengan (R) sebesar 0,971 atau 97,1% yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara variabel bebas yang terdiri atas Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Risked Assets (RORA), Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA), Loans to Deposit Ratio (LDR) secara bersama-sama terhadap variabel terikat yaitu harga saham secara bersama-sama memiliki hubungan yang kuat. Uji Hipotesis Uji F
Uji F digunakan untuk menguji secara simultan pengaruh rasio CAMEL yang diproksikan dengan Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Risked Assets (RORA), Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA), Loans to Deposit Ratio (LDR) terhadap harga saham pada perusahaan perbankan milik Pemerintah di Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari Bank Rakyat Indonesia, Bank Tabungan Negara, Bank Negara Indoesia dan Mandiri dengan taraf signifikan 5%.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 6 (2013)
17 Tabel 8 Uji F Variabel Independen terhadap Harga Saham Model
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig
1 Regression
1.288
5
.258
19.773
.001a
Residual
.078
6
.013
Total
1.366
11
a. Predictors: (Constant), ldr, rora, roa, car, npm b. Dependent Variable: harga saham
Sumber : Printout Hasil Olahan SPSS 16.0 Dari hasil tabel output didapat Fhitung sebesar 19,773 sedangkan nilai signifikan nya adalah 0,001 yang artinya bahwa nilai signifikan F lebih kecil dari nilai α = 0,05. Hasil ini memberikan arti bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Risked Assets (RORA), Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA) dan Loans to Deposits Ratio (LDR) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham (Y). Uji t Uji hipotesis yang kedua adalah uji t yaitu menguji koefisien regresi secara parsial untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas yang terdiri dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Risked Assets (RORA), Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA), Loans to Deposit Ratio (LDR) mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen yaitu harga saham pada perusahaan perbankan milik Pemerintah di Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari BRI, BTN, BNI dan Mandiri. Tabel 9 Uji t Variabel Independen terhadap Harga Saham Coefficient2
Model (Constant)
Unstandardized Coefficients Std. B Error 4.279
0.575
Car
1.583
1.162
Rora
1.089
Npm Roa Ldr
Standardized Coefficients Beta
Collinearity Statistics
Correlations T
Sig.
Zeroorder
Partial
Part
Tolerance
VIF
7.447
0
0.163
1.363
0.222
0.284
0.486
0.133
0.668
1.497
0.392
0.357
2.78
0.032
0.409
0.75
0.271
0.58
1.725
-2
0.875
-0.38
-2.285
0.062
0.55
-0.682
-0.223
0.345
2.895
47.025
7.297
0.956
6.445
0.001
0.885
0.935
0.629
0.434
2.306
-0.219
-1.946
0.1
-0.52
-0.622
-0.19
0.754
1.325
-0.551 0.283 a. Dependent Variable: harga saham
Sumber : Printout Hasil Olahan SPSS 16.0 Berdasarkan Tabel 12, dari uji signifikansi simultan parameter individual (uji statistik t) didapat hasil sebagai berikut: 1. Nilai variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan nilai thitung = 1,363 dengan nilai probability 0,222 dan oleh karena nilai probability > 0,05 hal ini berarti nilai t yang diperoleh adalah tidak signifikan, hal ini berarti bahwa untuk variabel Capital
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 6 (2013)
18
Adequacy Ratio (CAR) (X1) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham (Y) pada perusahaan perbankan milik Pemerintah di Bursa Efek Indonesia. 2. Nilai variabel Return on Risked Assets (RORA) berpengaruh positif dan nilai thitung = 2,780 dengan nilai probability 0,032 dan oleh karena nilai probability < 0,05 hal ini berarti nilai t yang diperoleh adalah signifikan, hal ini berarti bahwa untuk variabel Return on Risked Assets (RORA) (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham (Y) pada perusahaan perbankan milik Pemerintah di Bursa Efek Indonesia. 3. Nilai variabel Net Profit Margin (NPM) berpengaruh negatif dan nilai thitung = -2,285 dengan nilai probability 0,062 dan oleh karena nilai probability > 0,05 hal ini berarti nilai t yang diperoleh adalah tidak signifikan, hal ini berarti bahwa untuk variabel Net Profit Margin (NPM) (X3) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham (Y) pada perusahaan perbankan milik Pemerintah di Bursa Efek Indonesia. 4. Nilai variabel Return on Assets (ROA) berpengaruh positif dan nilai thitung = 6,445 dengan nilai probability 0,001 dan oleh karena nilai probability < 0,05 hal ini berarti nilai t yang diperoleh adalah signifikan, hal ini berarti bahwa untuk variabel Return on Assets (ROA) (X4) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham (Y) pada perusahaan perbankan milik Pemerintah di Bursa Efek Indonesia. 5. Nilai variabel Loans to Deposit ratio (LDR) berpengaruh negatif dan nilai thitung = -1,946 dengan nilai probability 0,100 dan oleh karena nilai probability > 0,05 hal ini berarti nilai t yang diperoleh adalah tidak signifikan, hal ini berarti bahwa untuk variabel Loans to Deposit ratio (LDR) (X5) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham (Y) pada perusahaan perbankan milik Pemerintah di Bursa Efek Indonesia.
Koefisien Determinasi Parsial Koefisien determinasi parsial ini digunakan untuk mengetahui faktor manakah yang paling berpengaruh dari variabel bebas atau variabel independen yang terdiri atas Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Risked Assets (RORA), Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA), Loans to Deposit Ratio (LDR) terhadap Harga Saham pada perusahaan perbankan milik Pemerintah di Bursa Efek Indonesia. Tingkat koefisien determinasi dari masing-masing variabel bebas tersebut adalah sebagai berikut. Tabel 10 Koefisien Korelasi dan Determinasi Parsial Variabel
Nilai r
r2
CAR
0,486
0,236196
RORA
0,75
0,5625
NPM
-0,682
0,465124
ROA
0,935
0,874224
LDR
-0,622
0,386884
Sumber : Printout Hasil Olahan SPSS 16.0
Dari korelasi parsial di atas maka dapat diperoleh koefisien determinasi parsial dan pengertiannya sebagai berikut :
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 6 (2013)
19
a. Koefisien determinasi parsial variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 0,236196 hal ini berarti sekitar 23,61% yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Harga Saham perusahaan perbankan milik Pemerintah di Bursa Efek Indonesia. b. Koefisien determinasi parsial variabel Return on Risked Assets (RORA) sebesar 0,5625 hal ini berarti sekitar 56,25% yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel Return on Risked Assets (RORA) terhadap Harga Saham perusahaan perbankan milik Pemerintah di Bursa Efek Indonesia. c. Koefisien determinasi parsial variabel Net Profit Margin (NPM) sebesar 0,465124 hal ini berarti sekitar 46,51% yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel Net Profit Margin (NPM) terhadap Harga Saham perusahaan perbankan milik Pemerintah di Bursa Efek Indonesia. d. Koefisien determinasi parsial variabel Return on Assets (ROA) sebesar 0,874224 hal ini berarti sekitar 87,42% yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel Net Profit Margin (NPM) terhadap Harga Saham perusahaan perbankan milik Pemerintah di Bursa Efek Indonesia. e. Koefisien determinasi parsial variabel Loans to Deposit Ratio (LDR) sebesar 0,386884 hal ini berarti sekitar 38,68 % yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel Net Profit Margin (NPM) terhadap Harga Saham perusahaan perbankan milik Pemerintah di Bursa Efek Indonesia. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel yang mempunyai pengaruh yang dominan adalah Return on Assets (ROA) karena mempunyai koefisien determinasi partialnya paling besar.
SIMPULAN DAN KETERBATASAN Simpulan Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut : (1) Secara simultan atau bersama-sama kinerja keuangan yang diproksikan dengan rasio CAMEL (CAR, RORA, NPM, ROA dan LDR) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan perbankan milik pemerintah yang terdaftar diBursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2011 sebesar 94,3%, sedangkan selebihnya sebesar 5,7% disebabkan oleh faktor diluar aspek fundamental(kinerja keuangan perusahaan) seperti tingkat inflasi, tingkat suku bunga, fluktuasi kurs valas, volume transaksi dan kondisi lingkungan yangmencakup kestabilan ekonomi dan politik. (2) Secara parsial rasio Return on Risked Assets (RORA) dan Return
on Assets (ROA) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan perbankan milik pemerintah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2009-2011, sedangkan untuk rasioCapital Adequacy Ratio (CAR), Net Profit Margin (NPM), dan Loans to Deposit Ratio (LDR) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan perbankan milik pemerintah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2011. (3) Tidak signifikannya rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Profit Margin (NPM), dan Loans to Deposit Ratio (LDR) lebih dikarenakan investorcenderung lebih tertarik memperoleh keuntungan atau return yaitu berupacapital gain. (4) Terdapat pengaruh yang dominan terhadap variabel dependen yaitu Return on Assets(ROA) terhadap harga saham.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 6 (2013)
20
Keterbatasan Keterbatasan utama yang terdapat dalam penelitian ini adalah dalam penelitian ini satu aspek CAMELS yaitu Sensitivitas tidak dapat digunakan. Penelitian berikutnya sebaiknya perlu mempertimbangkan indikator-indikator lainnya yang tidak dimasukkan dalam model persamaan hasil penelitian ini, misalnya Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS), serta beberapa variabel lain di luar variabel kinerja keuangan yang diduga berpengaruh terhadap harga saham, misalnya informasi eksternal perusahaan antara lain: suku bunga deposito bank, nilai tukar rupiah terhadap dolar, inflasi, dan indikator pertumbuhan ekonomi lainnya. DAFTAR PUSTAKA Ghozali, I. dan Fx. Sugiyanto. 2002. Meneropong Hitam Putih Pasar Modal. Yogyakarta: Gama Media Husnan, S. 2005. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Kelima. Yogyakarta:
UPP AMP YKPN. Idroes, F. N. dan Sugiarto, 2006. Manajemen Risiko Perbankan dalam Konteks Kesepakatan Basel dan Peraturan Bank Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Kasmir. 2004. Pemasaran Bank. Edisi Pertama. Jakarta: Prenada Media. Mahsun, M. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Yogyakarta: BPFE. Malhotra, N. K. 2009. Riset Pemasaran: Pendekatan Terapan. Jilid 1. Jakarta: PT. Indeks. Moeljadi. 2006. Manajemen Keuangan Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Edisi Pertama. Malang: Bayumedia Publishing. Munawir. 2002. Analisa Laporan keuangan. Cetakan Pertama. Yogyakarta: PT. Liberty. Prastowo, D. dan R. Julianti. 2005. Analisis Laporan Keuangan: Konsep dan Aplikasi. Edisi Kedua.Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Taswan. 2006. Manajemen Perbankan: Konsep, Teknik, dan Aplikasi. Yogyakarta: UPP STIMY. Sunariyah. 2000. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. ●●●