Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
DAMPAK KEBERADAAN WARUNG KOPI PANGKU TERHADAP MASYARAKAT YANG TINGGAL DI SEKITAR KILOMETER II DESA HILIR KANTOR KECAMATAN NGABANG KABUPATEN LANDAK Oleh: INDRI FUJI HERYANTI NIM. E51110042 Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak, Tahun 2015 e-mail:
[email protected]
Abstrak Pelacuran merupakan profesi yang sangat tua usianya, setua umur kehidupan manusia itu sendiri yaitu berupa tingkah laku lepas bebas tanpa kendali dan cabul, karena adanya pelampiasan nafsu seks dengan lawan jenisnya tanpa mengenal batas-batas kesopanan. Pelacuran itu selalu ada pada semua negara berbudaya, sejak jaman purba sampai sekarang., dan senantiasa menjadi masalah sosial atau menjadi objek urusan hukum dan tradisi. Selanjutnya, dengan perkembangan teknologi, industri dan kebudayaan manusia, turut berkembang pula pelacuran dalam pelbagai bentuk dan tingkatannya. Contohnya, pelacuran yang berkedok warung kopi salah satunya yang ada di Daerah Kilometer II, Desa Hilir Kantor Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak. Tujuan dari Penelitian ini ialah untuk mengungkapkan dan menganalisis dampak apa saja yang diakibatkan dari adanya warung kopi pangku dan untuk mengungkapkan prilaku negatif yang dilakukan oleh orang-orang yang terlibat diwarung yang bersangkutan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskripstif dengan pendekatan participant observation (Observasi Partisipan). Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah teknik observasi, wawancara dan dokumentasi serta subjek penelitiannya ialah Pemilik Warung Kopi, Pelayan Warung Kopi, Pengunjung Warung Kopi, Warga masyarakat Kilometer II, Aparat Desa dan Aparat Berwajib. Hasil dari penelitian inipun menyatakan memang benar ada beberapa warung kopi yang ada di daerah Kilometer II, Desa Hilir Kantor Kecamatan Ngabang yang mengarah pada prostitusi. Prostitusi yang dilakukanpun tidak hanya di warung kopi. Tetapi, ada juga yang melakukannya di kos-kosan, penginapan dan tempat karaoke baik yang ada daerah sekitar Kilometer II, maupun tempat yang sudah mereka tentukan. Dampak keberadaannyapun sudah lama sekali meresahkan warga sekitar. Selain merusak nama baik daerah Kilometer II, wargapun resah dengan musik dan penyakit-penyakit yang di timbulkan dari adanya kegitan prostitusi terselubung tersebut. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah Teori Konflik dari Lewis Alfred Coser. Kata-kata Kunci: Warung Kopi, Prostitusi, dan Masyarakat.
THE IMPACT OF THE EXISTENCE PANGKU COFFEE SHOPS AN SOCIETY IN KILOMETER II DESA HILIR KANTOR KECAMATAN NGABANG KABUPATEN LANDAK Abstract Prostitution is a very old profession as old as human life. In which their behavior like uncontrol and smutty, it cause that their impingement sexual appetite without knowing the limits of courtesy. The prostitutions always there in all emilited country, since a long time ago until now and always become a social problems or be object of legal affairs and traditions. Furthermore, with the technological development, industry and human culture, the prostitution also develop in various form and levels. For example, the prostitution in under cover like coffee shops in Kilometer II, Desa Hilir Kantor, Kecamatan Ngabang. The purpose of this research is to tell and analysis the influence of the effect from pangku coffee shops and to tell a negatif habits that has be done of the people involved in that coffee shops. The method of this research using the description with close participant
1 INDRI FUJI HERYANTI, NIM. E51110042 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
observation (observasi partisipan). The technique of data collection used observation technique, interview and documentations also the subject of this research are the owner of coffee shops, the waiters and the visitor. Local community in Kilometer II, the village officials and the apparaturs authorities. The impact of its existence has been made the people in area community restless. Beside it also made defamatory in area Kilometer II, the people restless with the music and the diseases from the prostitution activities. Theory used research is conflict theory from Lewis Alfred Coser. Keywords:Coffee Shops, prostitution, Society.
ada pada semua negara berbudaya, sejak
A. PENDAHULUAN
jaman Pelacuran
sampai
sekarang.
Dan
Prostitusi
senantiasa menjadi masalah sosial atau
merupakan salah satu bentuk penyakit
menjadi objek urusan hukum dan tradisi.
masyarakat
Selanjutnya,
yang
atau
purba
harus
dihentikan
dengan
penyebarannya, tanpa mengabaikan usaha
teknologi,
pencegahan
manusia, turut berkembang pula pelacuran
dan
perbaikan.
Pelacuran
berasal dari bahasa Latin pro-stituere atau
zina,
melakukan
dan
kebudayaan
dalam pelbagai bentuk dan tingkatannya.
pro-stauree, yang berarti membiarkan diri berbuat
industri
perkembangan
Warung kopi, siapa yang tidak
persundalan,
kenal dengan tempat ini. Warung kopi
pencabulan, dan pengendakan. Sedang
merupakan suatu tempat yang biasanya
prostitue adalah pelacur atau sundal.
menyediakan minuman hangat maupun
Dikenal pula dengan WTS atau wanita
dingin
tunasusila. Tunasusila atau tidak susila itu
Kebanyakan
diartikan sebagai kurang beradab karena
pelanggan yang mayoritasnya adalah kaum
keroyalan relasi seksualnya dalam bentuk
laki-laki. Hampir disetiap pasar maupun di
penyerahan diri pada banyak laki-laki
tepi jalan dapat kita jumpai bangunan-
untuk pemuasan seksual dan mendapatkan
bangunan
imbalan jasa atau uang bagi pelayannya.
bangunan yang berdinding papan dan
serta
makanan-makanan warung
ruko,
toko
kopi
kecil
kecil.
memiliki
maupun
Pelacuran merupakan profesi yang
beratap daun yang menjual minuman
sangat tua usianya, setua umur kehidupan
hangat maupun dingin serta makanan kecil
manusia itu sendiri. Berupa tingkah laku
yang biasanya kita sebut Warung Kopi.
lepas bebas tanpa kendali dan cabul,
Warung Kopi biasanya dijadikan tempat
karena adanya pelampiasan nafsu seks
berkumpul, kopi darat, maupun hanya
dengan lawan jenisnya tanpa mengenal
tempat persinggahan saja. Tetapi, berbeda
batas-batas kesopanan. Pelacuran itu selalu
sekali dengan Warung Kopi yang berada di
2 INDRI FUJI HERYANTI, NIM. E51110042 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
sekitar Kilometer II, Desa Hilir Kantor
dikarenakan desakan ekonomi yang kuat
Kecamatan Ngabang. Warung kopi yang
mendorong mereka untuk menjalani hidup
ada di wilayah tersebut bukan hanya
sebagai wanita tuna susila. Faktor trauma
dijadikan tempat berkumpul dengan teman
merupakan
ataupun relasi, sekedar kopi darat, maupun
pendorong seseorang melakukan tindakan
tempat persinggahan.
prostitusi karena trauma disebabkan dari
Warung kopi didaerah ini juga
salah
pengalaman
satu
seseorang
dari
faktor
yang
pernah
mempekerjakan kaum perempuan sebagai
mengalami tindakan pelecehan dari lawan
pelayan, bukan hanya untuk melayani
jenisnya.
pesanan pelanggan tetapi juga ikut duduk
menjadi
bersama pelanggan, boleh di pegang-
penghasilan yang lebih dari pekerjaan lain
pegang pelanggan, bahkan ada yang mau
dan minimnya lapangan pekerjaan juga
berkencan dengan pelanggan. Sehingga,
bisa dikatakan termasuk menjadi faktor
warung kopi yang ada didaerah sekitar
pendorong terjadinya prostitusi. Karena,
Kilometer II Desa Hilir Kantor ini, dijuluki
penghasilan yang lebih sudah pasti akan
dengan Warung Kopi Pangku. Warung
menjamin tingkat kehidupan seseorang
kopi yang berada di daerah Kilometer II ini
dalam
sudah ada sejak tahun 1985. Para pelayan
Makanya,
yang
warung
bekerja
di
warung
kopi
ini
Sehingga tidak
membuat
berharga
lagi.
mempertahankan pekerjaan kopi
dirinya
hidupnya.
sebagai
pangkupun
Faktor
pelayan dilakukan.
kebanyakan berasal dari luar Kecamatan
Lapangan pekerjaan yang minim juga akan
Ngabang
menjadi salah satu faktor pendorong
itu
sendiri.
Latar
belakang
mereka mau bekerja sebagai pelayan
terjadinya
warung kopi lebih dilandasi oleh faktor
menganggap
ekonomi, faktor trauma, penghasilan yang
pekerjaan
lebih dari pekerjaan lain serta minimnya
keberlangsungan hidup mereka.
lapangan pekerjaan.
prostitusi, sudah
lain
yang
karena tidak bisa
mereka ada
lagi
menjamin
Hasil temuan awal disalah satu
Faktor Ekonomi merupakan faktor
lokasi yang terletak di Ngabang tepatnya di
yang paling dominan terhadap prostitusi.
KM II atau yang sering disebut pal 2 sejak
Faktor ekonomi ini secara operasionalnya
tahun 1985 sudah dianggap sebagai lokasi
adalah
yang mempunyai pandangan negatif dari
susah
mendapatkan
pekerjaan
dengan bekal pendidikan yang minim
masyarakat
sedangkan kebutuhan terhadap bertahan
tersebut dijadikan sebagai wadah untuk
hidup merupakan sesuatu yang urgen,
melakukan prostitusi dengan banyak sekali
maka
berdirinya warung kopi, cafe remang-remang,
kebanyakan
dari
wanita
yang
Ngabang.
Karena,
lokasi
3 INDRI FUJI HERYANTI, NIM. E51110042 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
tempat karaoke, serta penginapan yang berjejer di tepi jalan Kilometer II, Desa Hilir Kantor. Keberadaan dilokasi
penelitian
warung dari
kopi
waktu
2.
Konsep Respon
pangku
Respon merupakan suatu reaksi atas
kewaktu
stimulus yang menjadi dalam berinteraksi
cendrung semakin berkembang. Tampaknya keberadaan mereka diluar kontrol aparat. Sudah sejak lama, warga sekitar warung kopi pangku merasa risih bahkan resah terhadap prilaku para gadis yang bekerja diwarung kopi dan efek psikologis dari suara bising yang
antara pelakunya dengan mendapatkan rangsangan dari
suatu perilaku
yang
memicu individu atau kelompok untuk bersikap baik itu dengan tindakan atau tanpa tindakan.
ditimbulkan oleh warung-warung tersebut. Adanya kekhawatiran dari warga sekitar
3.
Konsep Warung Kopi
warung kopi tentang timbulnya penyakit-
Warung kopi adalah merujuk kepada
penyakit yang dimungkinkan timbul akibat
sebuah organisasi yang secara esensial
adanya prostitusi.
menyediakan kopi atau minuman panas lainnya. Ia terbagi beberapa dari ciri-ciri sebuah bar, dan beberapa ciri-ciri sebuah
B. TINJAUAN LITERATUR
restoran, tetapi ia berbeda dari sebuah warung. Seperti namanya warung kopi
1.
Konsep Dampak
berfokus untuk menyajikan minuman kopi
Dampak secara sederhana bisa
dan teh bahkan makanan ringan.
diartikan sebagai pengaruh atau akibat. Dalam setiap keputusan yang diambil oleh seorang atasannya biasanya mempunyai dampak tersendiri, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Dampak juga bisa merupakan proses lanjutan dari sebuah pelaksanaan pengawasan internal. Seorang pemimpin yang handal sudah selayaknya bisa memprediksi jenis dampak yang akan terjadi atas sebuah keputusan yang akan diambil (Carapedia Indonesia). Menurut Sabari
(dalam
Carapedia
Indonesia),
Dampak adalah sesuatu yang muncul
4.
Konsep Masyarakat Berikut
ini
beberapa
definisi
masyarakat dari pakar sosiologi: 1. Emile
Durkheim
&Kolip,2011:35)
(dalam
Setiadi
mendefinisikan
masyarakat sebagai kenyataan objektif dari individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya. 2. Adapun Soerjono Soekamto (dalam Setiadi
&
mengemukakan
Kolip,2011:36) bahwa
ciri-ciri
kehidupan masyarakat adalah:
setelah adanya suatu kejadian. 4 INDRI FUJI HERYANTI, NIM. E51110042 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
a.
b.
Manusia yang hidup bersama-sama
konflik. Dari judul dapat dilihat bahwa
sekurang-kurangnya terdiri atas dua
uraian Coser terhadap konflik bersifat
orang individu.
fungsional
Bercampur atau bergaul dalam
pengintegrasian
waktu
fungsionalisme struktural. Tetapi, ia juga
cukup
lama.
Berkumpulnya
manusia
akan
menimbulkan
manusia-manusia
baru
c.
yang
dan
sebagai
terarah teori
menguraikan
kepada
konflik
dan
akibat-akibat
dari
keteraturan (order) terhadap konflik atau
dari
keseimbangan. Misalnya, penekanan yang
kehidupan bersama tersebut akan
terlalu banyak terhadap peraturan bisa
timbul
dan
menimbulkan ketidakstabilan. Pemerintah
peraturan-peraturan yang mengatur
totaliter, misalnya sekalipun menekankan
hubungan antar manusia.
aturan yang ketat bisa menimbulkan
sistem
Menyadari
akibat
harus
dan
komunikasi
bahwa
kehidupan
ketidakstabilan didalam masyarakat.
mereka merupakan satu kesatuan.
Salah satu hal yang membedakan
d. Merupakan sistem bersama yang
Coser dari pendukung teori konflik lainnya
menimbulkan kebudayaan sebagai
ialah bahwa ia menekankan pentingnya
akibat dari perasaan saling terkait
konflik untuk mempertahankan keutuhan
antara satu dan lainnya.
kelompok, konflik
padahal
lainnya
pendukung
memutuskan
teori analisis
mereka pada konflik sebagai penyebab perubahan sosial.
C. TEORI Teori
yang
dalam
Bila ditilik teori konflik Coser,
penelitian ini ialah Teori Konflik (conflic
terlihat bahwa teori yang ia kemukakan
theory) yang dikembangkan oleh seorang
berbeda dengan analisis banyak kaum
Sosiolog yang mengembangkan Teori
fungsionalis, yang memandang bahwa
Konflik dari George Simmel yaitu Lewis
konflik itu merupakan disfungsional bagi
Alfred
suatu
Coser.
digunakan
Teori
konflik
yang
kelompok.
dikemukakan oleh Lewis Coser sering kali
memandang
disebut
secara
teori
fungsionalisme
konflik,
Sedangkan
kondisi-kondisi
positif,
konflik
di
Coser mana mampu
karena ia menekankan fungsi konflik bagi
mempertahankan struktur sosial. Konflik
sistem sosial atau masyarakat. Di dalam
sebagai proses sosial dapat merupakan
bukunya yang berjudul The Function of
mekanisme
Social
Lewis Alfred Coser
kelompok dan batas-batasnya berbentuk
memusatkan perhatiannya pada fungsi
dan dipertahankan. Selanjutnya konflik
Conflict,
lewat
mana
kelompok-
5 INDRI FUJI HERYANTI, NIM. E51110042 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
dapat menyatukan para anggota kelompok
paha, dan daerah sekitar selangkangan dari
melalui pengukuhan kembali identitas
pelayan perempuan tersebut. Ada juga
kelompok.
pengunjung
yang
mencium
pipi
dan
merangkul pelayan. Setelah melakukan penelitian dan melihat sendiri kegiatan-kegiatan apa saja
D. PEMBAHASAN
yang dilakukan oleh orang-orang didalam 1.
warung kopi yang ada di daerah Kilometer
Hasil Penelitian Setelah
melakukan
penelitian
II, Desa Hilir Kantor yang diduga sebagai
dengan berperan langsung dan ikut terlibat
wadah terjadinya prostitusi. Peneliti tidak
didalam warung kopi yang diduga sebagai
puas begitu saja, peneliti juga ingin
tempat berlangsungnya prostitusi. Peneliti
mengetahui dampak-dampak yang terjadi
menyebutkan bahwa ada 23 bangunan
pada masyarakat sekitar dengan adanya
Warung
daerah
warung kopi pangku tersebut. Setelah
Kilometer II (pal 2) dan Peneliti juga
melakukan wawancara dengan informan
membenarkan bahwa ada 3 warung kopi
yang telah dipilih oleh peneliti sendiri,
yang ada di daerah Kilometer II, Desa Hilir
peneliti mendapatkan banyak informasi
Kantor ini memang merupakan suatu
yang akan dipaparkan sebagai berikut:
tempat prostitusi yang terselubung, yaitu
a.
warung Kopi Usaha Jaya 1, Warung Kopi
peneliti
1) Sebagai lapangan pekerjaan baik untuk pemilik warung kopi maupun pelayan Dengan berdirinya warung kopi
melihat sendiri ketika para pengunjung
yang mengarah pada prostitusi sudah pasti
datang,
lampu
akan mendapatkan penghasilan yang lebih
dimatikan,
dari penghasilan warung kopi lainnya.
remang-remang.
Apalagi mereka menyediakan penginapan,
Kopi
yang
ada
di
Usaha Jaya 2 dan penginapan, dan Warung Kopi
Binua
Rantau.
tidak
diwarung
lama
kopi
sehingga
Karena
kemudian
tersebut
menjadi
Dampak Positif
Kemudian datanglah salah satu pelayan
tempat
perempuan yang menghampiri pengunjung
perempuan sebagai daya tarik dari warung
dan duduk bersama pengunjung, sambil
kopi miliknya.
menanyakan
pesanan.
sudah
segan-segan
tidak
berinteraksi menyentuh
dengan
Pengunjungpun lagi
pelayan.
bagian-bagian
tubuh
untuk
karaoke
serta
perempuan-
Berikut ini pendapat dari pemilik warung NA usia 33 tahun:
Seperti
“Saya mendirikan warung kopi ini saya
yang
anggap karena disini merupakan lokasi
sensitif seperti daerah sekitar payudara,
yang
strategis
sebagai
tempat 6
INDRI FUJI HERYANTI, NIM. E51110042 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
persinggahan keramaian.
dan
dekat
dengan
Penghasilannya
sedang
dihadapkan
pada
masalah
cukuplah
pekerjaan maupun rumah tangga. Jadi,
untuk makan sehari-hari. Tapi, jika para
sekali-kali badan dan fikirkan mesti di beri
pengunjung
hiburan sedikit. Seperti pendapat yang
ingin
karaoke
disebelah,
mereka sudah pasti memesan minuman
dikatakan
disini. Maka, dari penjualannya bisa saya
warung kopi pangku BR usia 39 tahun:
kenakan dua kali lipat dari harga warung
“ Terkadang suami tu punya masalah, tapi
kopi lain. wajar donk mahal,kan kami
tak mau cerita dengan istri dirumah.
sudah menyediakan tempat untuk mereka”.
Karena takut buat istri kefikiran. Jadi, cari
Sama
halnya
dengan
pendapat
oleh
seorang
pengunjung
hiburanlah diluar”.
pelayan warung kopi WS usia 25 tahun:
Sama
“Saya mau kerja gini saya rasa sudah
dikemukakan oleh salah satu pengunjung
tidak ada pekerjaan lain yang mau
warung kopi TG usia 30 tahun:
mempekerjakan saya. Apalagi sekarang
“Saya mau mengunjungi warung kopi
ekonomi sudah makin melambung, harga-
pangku karena biasanya kalau saya pulang
harga semua pada naik. Penghasilannya
kerja,
cukuplah untuk beli bedak, kerjanya juga
cemberut, trus mau tidur di tunggingi
gak susah. Cuma modal dandan, bisa
pantat. Gimane gak saya mau betah
melayani tamu udah cukup. Gak perlu
dirumah. Ya, terpaksalah jajan diluar”.
banting tulang, meras tenaga dengan
Kedua pendapat yang di ungkapkan oleh
penghasilan yang pas-pasan”.
informan diatas terlihat bahwa dampak
Berdasarkan kedua pendapat yang dipaparkan
diatas
terungkap
halnya
dengan
disambut
istri
pendapat
dengan
yang
muka
positif dari warung kopi pangku sebagai
bahwa
hiburan para lelaki untuk menghilangkan
pemilik warung kopi dan pelayan warung
permasalahan yang sedang mereka hadapi.
kopi ingin mempunyai penghasilan lebih
Baik masalah pekerjaan maupun masalah
dengan
dalam rumah tangga.
menghalalkan
segala
Pekerjaan
prostitusipun
pilihannnya
meskipun
cara. menjadi
mereka
tau
b.
Dampak Negatif
pekerjaan mereka merupakan pekerjaan
Setelah melakukan penelitian dan
yang menyimpang dimata Tuhan maupun
wawancara peneliti menemukan beberapa
manusia.
dampak negatif yang diakibatkan dari
2) Sebagai tempat hiburan
keberadaan warung kopi pangku terhadap
Setiap manusia pasti mempunyai titik jenuh dalam hidupnya, apalagi yang
warga yang tinggal di sekitar Kilometer II, Desa Hilir Kantor yaitu: 7
INDRI FUJI HERYANTI, NIM. E51110042 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
disangka Germo, padahal saya Cuma
1) Pandangan Masyarakat menjadi
berdiri nunggu Bis saja bisa dibilang yang
jelek Suatu tempat jika sudah dicap
aneh-aneh.
Sungguh
jelek
sekali
sebagai tempat yang memiliki image
pandangan orang terhadap pal 2 ini.
negatif sampai kapanpun akan tetap jelek.
Akhirnya, besok-besok saya jalan dulu
Contohnya adalah daerah Kilometer II
turun kebawah sana untuk menunggu Bis”.
Desa Hilir Kantor. Banyak sekali pendapat
Pendapat yang hampir sama juga dikatakan
yang menyebutkan daerah ini mempunyai
oleh Warga Kilometer II ibu DS usia 35
image
tahun:
yang
negatif
karena
didaerah
tersebut banyak berdirinya. Warung kopi
“ Biasanya saya kalau ditanya alamat
pangku, cafe remang-remang, penginapan
rumah saya, saya tidak mau bilang di Pal
dan tempat karaoke yang diduga sebagai
2 (Kilometer II), fikiran orang yang
tempat prostitusi terselubung.
mendengar pal 2 tetap dah lain. Pasti saja
Berikut
ini
pendapat
yang
di
bilang Gang. Ria Sinir”.
kemukakan oleh Kepala Desa Hilir Kantor
Ketiga pendapat yang telah dipaparkan
yang sekaligus warga Kilometer II YHS
diatas, terlihat bahwa daerah Kilometer II
usia 36 tahun:
itu sangat tidak baik dimata masyarakat.
“ Dulu saya pernah naik bis dari
Bagaimana tidak, baru saja menyebut
Pontianak menuju Ngabang, ketika kenek
Kilometer II atau yang sering disebut Pal 2
bis bertanya. Bapak berhenti dimana?
fikiran masyarakat sudah pasti mengarah
Ingin menyebutkan berhenti di Pal 2
pada tindakan yang tidak baik. Wajar saja
(Kilometer
II) rasanya gimana. Ada
masyarakat memandangnya seperti itu,
perasaan malu yang timbul dalam hati
karena dari hasil penelitian dan wawancara
saya. Karena saya yakin, kenek bis itu
peneliti membenarkan bahwa didaerah
akan berfikiran negatif kepada saya
Kilometer II memang dijadikan tempat
setelah mendengar daerah Pal 2 tadi”.
lokalisasi karena banyak sekali ditemukan
Pendapat berikutnya diungkapkan
cafe remang-remang, warung kopi pangku,
oleh warga Kilometer II ibu LS usia 46
penginapan-penginapan
dan
tempat
tahun:
karaoke yang memang menyediakan atau
“ Dulu setiap pagi sekitar jam 06.00 saya
membiarkan pengunjung untuk berbuat
pergi ngajar di Sidas. Jadi, saya nunggu
mesum atau tindakan prostitusi.
Bis pas disamping Cafe dan Penginapan Usaha Jaya itu. Ada orang yang bilang. Jangan nunggu Bis disamping situ. Nanti 8 INDRI FUJI HERYANTI, NIM. E51110042 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
2) Masyarakat tidak senang dengan
depan rumah sini, memakai celana
keberadaan para pekerja Setiap
masyarakat
“Biasanya setiap sore ada dia lewat
ingin
pendek, mana gemuk udah tua atau
merasa nyaman tinggal disuatu daerah atau
berumurlah gitu, hitam, bertato lagi.
wilayah
tempat
Siapa juga yang mau tertarik. Saya jak
tinggalnya. Tidak ada manusia yang suka
tidak suka melihatnya. Tetapi, mereka
diusik ketenangannya. Begitu juga dengan
itu seperti punya apa gitu. Jadi,
masyarakat
kayaknya ada jak yang bisa menarik
yang
sudah
yang
pasti
menjadi
tinggal
di
daerah
Kilometer II Desa Hilir Kantor Kecamatan
pelanggannya”.
Ngabang. Masyarakatnya pun ingin hidup rukun
dan
damai.
Tetapi,
dengan
Kedua pendapat yang diungkapkan oleh
dua
orang
informan
diatas
berdirinya warung kopi, cafe remang-
menyebutkan kalau mereka merasa risih
remang, tempat karaoke dan penginapan
bahkan tidak suka dengan keberadaan para
yang mengarah pada prostitusi tersebut.
pekerja warung kopi dan cafe remang-
Para
akan
remang di daerah Kilometer II, Desa Hilir
keberadaannya, terutama pada pelayan atau
Kantor tersebut. Karena dari penampilan
pekerjanya.
yang
dan pakaian yang mereka gunakan sangat
mereka gunakan sangat-sangat tidak enak
tidak pantas dan mengundang pandangan
dipandang mata. Berikut ini peneliti akan
negatif dari orang yang melihatnya.
memaparkan
dari
3) Musik yang berasal dari cafe dan
informan yang mengaku tidak senang
Warung Kopi mengganggu istirahat
dengan keberadaan para pelayan atau
warga
warga
menjadi
Karena
risih
penampilan
beberapa
pendapat
pekerja.
Siapa yang tidak suka dengan
Berikut ini penuturan dari Bapak SPD usia 55 tahun: “Saya
merasa
adanya musik, tetapi musik yang seperti apa dan bagaimana dulu. Kebanyakan
risih
melihat
para
orang mendengarkan musik tidak sampai
yang
mau
melebihi batas waktu. Ada juga yang
bekerja ditempat itu. Ada perasaan jijik
mempunyai hobi mendengarkan musik dan
dari
melihat
ada juga yang hanya untuk menghibur diri
perempuan-perempuan tersebut, untuk
maupun mnyegarkan otak. Tetapi, jika
bertegur sapa saja saya tidak mau”.
menghidupkan musik sudah lebih dari
perempuan-perempuan
dalam
diri
saya
Sama halnya dengan pendapat yang diungkapkan oleh ibu LS usia 46 tahun:
batas waktu misalnya dari sore sampai subuh itu sudah bisa menimbulkan dampak dan
menganggu
orang
lain.
Apalagi 9
INDRI FUJI HERYANTI, NIM. E51110042 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
dihidupkan pada waktu malam hari, sudah
mengganggu
dan
pasti banyak orang yang merasa terganggu.
masyarakat sekitar.
Karena malam hari adalah waktunya orang
4) Masyarakat takut akan penyakit
untuk beristirahat. Seperti halnya dengan
yang
musik yang berasal dari warung Kopi, cafe
prostitusi
meresahkan
ditimbulkan
dari
warga
adanya
remang-emang dan tempat karaoke yang
Setiap manusia didunia ini pasti
ada di sekitar daerah Kilometer II Desa
ingin memiliki tubuh yang sehat, tidak ada
Hilir Kantor. Musik yang dihidupkan
manusia yang ingin sakit. Sebagian orang
sangat mengganggu warga.
ada yang lebih memilih hidup sederhana
Berikut
ini
pendapat
yang
dikemukakan oleh seorang warga. Berikut
ini
menurut
tetapi memiliki tubuh yang sehat. Karena, percuma jadi orang kaya tapi tubuh selalu
pendapat
Bapak SPD usia 55 tahun:
digerogoti
berbagai
macam
penyakit.
Tidak bedanya dengan masyarakat yang
“Selepas magrib atau cahaya dilangit
tinggal di daerah Kilometer II Desa Hilir
sudah mulai gelap, saat itulah warung
Kantor. Masyarakatnya pun ingin hidup
kopi, cafe-cafe dan tempat karaoke
sehat dan jauh dari penyakit. Tetapi,
menghidupkan musik mereka dengan
dengan keberadaan warung kopi, cafe
suara yang nyaring. Bukan Cuma satu
remang-remang, penginapan dan tempat
atau dua jam saja, bahkan sampai
karaoke yang selalu beroperasi baik siang
subuh. Apalagi kalau saya keluar
maupun malam di daerah tempat tinggal
rumah
kecil,
mereka. Para masyarakat pun merasa takut
dikarenakan Wc kami diluar. Suaranya
serta was-was dengan wabah penyakit
makin keras kedengaran, kalau sudah
yang bisa saja menjangkiti mereka karena
terbangun sudah pasti susah mau tidur
adanya
lagi”.
terselubung
untuk
buang
air
kegiatan-kegiatan di
dalamnya.
prostitusi Beberapa
Mendengar dari pendapat yang
informasi yang telah didapatkan peneliti
diungkapkan oleh bapak SPD tentang suara
dengan melakukan wawancara kepada
musik yang ditimbulkan dari warung kopi,
beberapa masyarakat yang tinggal disekitar
cafe-cafe dan tempat karaoke yang ada di
daerah Kilometer II.
Daerah Kilometer II Desa Hilir Kantor yang dimulai dari malam hingga subuh
Berikut
ini
pendapat
yang
dikemukakan oleh ibu DS tahun:
peneliti merasa tidak senang dan tidak
“ Dulu keluarga jauh saya pernah
mendukung untuk itu. Karena sangat
mengidap sipilis, sampai barangnya itu habis kena semua. Syukur sekarang 10
INDRI FUJI HERYANTI, NIM. E51110042 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
sudah sembuh. Karena dulu dia sering
takut akan tertularnya penyakit yang
mengunjungi cafe-cafe disitu. Saya
disebabkan
dengan
takut benar kalau udah dekat-dekat
Meskipun
cara
sama perempuan itu, meskipun penyakit
berbahaya yang diakibatkan dari kegiatan
itu
prostitusi tidak secepat dan semudah yang
tidak
menular
jika
hanya
berpapasan”.
dibayangkan.
Pendapat yang hampir sama juga di ungkapkan oleh YM 22 tahun: “Dulu
kawan
saya
menyerang
adanya
prostitusi.
penularan
penyakit
Penyakit pada
yang
biasanya
orang-orang
yang
biasanyanya melakukan prostitusi adalah pernah
penyakit kelamin, salah satunya adalah
didiagnosa terkena HIV sudah dibawa
sifilis (raja singa) yang merupakan infeksi
di Rumah Sakit Ngabang itu, pihak
menular seksual yang disebabkan oleh
Rumah Sakit menolak dan menyarankan
bakteri Spiroset Treponema pallidum sub-
untuk dibawa pulang dan dirawat
spesies pallidum, penularan utamanya
dirumah
melalui hubungan seks.
saja.
juga
Saya
mendengar
ceritanya membuat saya takut sekali dengan
penyakit
akibat
sering
yang
ditimbulkan
mengunjungi
dan
berkencan dengan perempuan yang ada di warung kopi serta cafe-cafe disitu”. Pendapat lain disampaikan oleh
c.
Faktor-faktor
yang
mendorong
seseorang mendirikan warung Kopi Pangku 1) Penghasilan yang lebih dari warung kopi biasanya
Bapak SPD 55 tahun:
Setiap orang pasti ingin memiliki
“Biasanya mereka (pelayan warung
penghasilan
kopi dan pekerja cafe) sarapan bahkan
kebutuhannya, tidak ada orang yang ingin
santai-santai di warung samping rumah
hidup
saya ini. Tempat duduk yang bekas
menghalalkan segala cara, tidak menutup
mereka
duduki
susah.
yang
mencukupi
Meskipun
saya
tidak
mau
kemungkinan
Karena
kita
tidak
dipilihnya. Seperti mendirikan warung
tahukan apakah mereka punya penyakit
kopi atau tempat-tempat hiburan lainnya.
atau tidak. Sudah pasti saya takut akan
Karena berdasarkan wawancara yang telah
tertular penyakitnya”.
dilakukan peneliti pada salah satu pemilik
mendudukinya.
Peneliti
melihat
dari
ketiga
pendapat yang diungkapkan oleh beberapa warga yang tinggal di Desa Hilir Kantor.
tindakan
harus
prostitusipun
warung kopi dan tempat hiburan. Berikut ini pendapat dari pemilik warung NA usia 33 tahun:
Terlihat sekali warga merasa cemas dan 11 INDRI FUJI HERYANTI, NIM. E51110042 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
“Selain warung kopi ini saya kan juga
yang
strategis
ada penginapan dan tempat kareoke
persinggahan
disamping, jika para pengunjung ingin
keramaian.
sebagai
tempat
dekat
dengan
dan
karaoke disebelah, mereka sudah pasti
Terlihat sekali dari ungkapan yang
memesan minuman disini. Maka, dari
dinyatakan oleh NA sebagai pemilik salah
penjualannya bisa saya kenakan dua kali
satu warung kopi pangku di Daerah
lipat dari harga warung kopi lain. wajar
Kilometer II bahwa mereka memang
donk mahal,kan kami sudah menyediakan
memanfaatkan lahan dan lokasi yang
tempat untuk mereka”.
strategis sebagai tempat usaha mereka.
Jelas sekali terlihat dari pendapat
Meskipun mereka tahu kalau usaha mereka
yang dikemukakan oleh NA 33 tahun
melanggar norma-norma yang ada di
sebagai salah satu pemilik warung kopi
masyarakat.
bahwa sudah tidak ada lagi halangan
d. Faktor-faktor
untuknya dalam mendirikan suatu usaha
seseorang
meskipun harus melanggar norma yang ada
Pelayan Warung Kopi Pangku
dikehidupan
bermasyarakat.
Jaman
yang
mau
1. Penghasilan
sekarang orang sudah banyak yang tidak
mendorong
bekerja
yang
sebagai
lebih
dari
pekerjaan lain
takut dosa, karena mereka anggap masalah
Setiap
dosa itu belakangan, yang ada sekarang
penghasilan
yang dijalani saat ini saja.
kebutuhannya, tidak ada orang yang ingin
2) Lingkungan yang strategis
hidup
Selain
usaha
yang
sudah
orang
pasti
ingin
yang
susah.
memiliki mencukupi
Meskipun
harus
menghalalkan segala cara, tidak menutup
direncanakan, lokasi juga menjadi salah
kemungkinan
satu faktor utama untuk mendirikan suatu
dipilihnya. Salah satunya menjadi seorang
usaha.
pelayan warung kopi pangku atau pekerja
Terutama
usaha
yang
ingin
tindakan
mendapatkan penghasilan lebih. Tidak
seks
mungkin orang ingin mendirikan usaha
menyebutkan bahwa memang benar ada
atau tempat hiburan didirikan pada tempat
pelayan warung kopi yang memilih bekerja
yang sepi dan tiak mudah untuk di jangkau
sebagai pelayan warung kopi pangku
oleh pengunjung.
karena
Berikut ini pendapat dari pemilik
komersial.
prostitusipun
peneliti
Peneliti
telah
berani
melakukan
wawancara dengan salah satu pelayannya.
warung NA usia 33 tahun:
Berikut ini pendapat dari pelayan warung
“Saya mendirikan warung kopi ini saya
kopi pangku WS 25 tahun:
anggap karena disini merupakan lokasi 12 INDRI FUJI HERYANTI, NIM. E51110042 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
“Dulu kata teman saya bekerja jadi
“Saya dulu sekolah cuma sampai SMP jak,
pelayan
seperti
Cuma SMP siapa juga yang mau pakai
ini,penghasilannya besar, dibandingkan
ijazahnya. Ada sih kerja yang tanpa ijazah
dengan pekerjaan lain. rugi kalau kamu
tapikan pekerjaan kasar dan harus mati-
tidak
matian seperti tukang cuci, saya sama
di
mau.
warung
Akhirnya
kopi
saya
buktikan
ternyata memang benar penghasilannya
sekali tidak berminat”.
lumayanlah”.
Profesi sebagai pekerja seks tidak
Pendapat yang diungkapkan oleh WS 25
dipandang sebagai profesi yang terhormat
tahun pelayan Warung Kopi pangku
oleh masyarakat. Memang dikalangan
menyebutkan kalau ia tertarik dengan
masyarakat luas sendiri terdapat semacam
pekerjaan yang dianggap berpenghasilan
dualisme
tinggi.
itu
prostitusi. Di satu pihak, demand atau
bertentangan dengan norma yang berlaku
permintaan terhadap pekerja seks remaja
dimasyarakat.
juga tetap tinggi dan banyak yang bersedia
2. Minimnya lapangan pekerjaan
membayar pekerja seks remaja lebih mahal
Meskipun
Semakin
pekerjaan
berkembangnya
jaman
semakin banyak pula populasi masyarakat yang ada. Maka, semakin meningkat pula
dalam
menyikapi
masalah
dibandingkan yang sudah berumur. 3. Faktor
Ekonomi
yang
semakin
tinggi
jumlah tenaga kerja. Jaman dulu tamat SD
Faktor Ekonomi yang semakin
saja sudah bisa jadi Camat. Tetapi, jaman
melambung tinggi saat ini juga merupakan
sekarang jangankan tamatan SD akan
salah
dipandang, tamatan SMA / Sederajat saja
menghalakan segala cara dalam memenuhi
bahkan lulusan Perguruan Tinggipun sulit
kebutuhan hidupnya. Sama halnya dengan
untuk memperoleh pekerjaan. Apalagi
pekerjaan
tidak memiliki skill atau keahlian khusus,
penodong,
Semakin
angka
prostitusipun jadi pilihan. Mungkin dari
Makanya,
beberapa pekerjaan yang telah disebutkan
penghasilan
yang dapat dikategorikan kejahatan itu
meningkat
pengangguran daripada
tidak
yang
pula ada.
memiliki
satu
alasan
sebagai
seseorang
pencuri,
penipu
hanya
bisa mempertahankan kelangsungan hidup
kalangan menengah kebawah.
mereka. Seperti
pekerjaan
yang
perampok,
bahkan
sebagian orang rela melakukan apapun asal
untuk
dilakoni
jalan
oleh
Sama halnya dengan pendapat yang pendapat
yang
dikemukakan oleh WS 25 tahun pelayan
dikemukakan oleh WS 25 tahun sebagai pelayan warung kopi pangku:
warung kopi pangku: 13 INDRI FUJI HERYANTI, NIM. E51110042 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
“Saya mau kerja gini melihat dari ekonomi
bekerja seperti ini karena faktor ekonomi.
juga, saya masih punya adek yang masih
Tetapi, ada juga dari faktor pernah disakiti
perlu biaya untuk sekolah, kalau saya tidak
orang-orang terdekat
kerja gimana mau bantu orang tua.
pacar atau suami mereka. Kalau pacar,
Padahal orang tua saya taunya saya kerja
karena
jadi TKW di Malaysia”.
diambil pacarnya terus ditinggalkan, kalau
Terlihat jelas dari pendapat yang
yang
keperawanan
sudah
menikah
mereka. Seperti
mereka
karena
sudah
sering
diungkapkan oleh WS 25 tahun pelayan
mendapatkan perlakuan yang kasar dari
warung kopi. Kalau faktor ekonomi juga
suaminya. Makanya, untuk membalaskan
sangat-sangat
hidup
sakit hati dan merasa menjadi orang yang
menjadi tertekan apalagi memiliki cara
paling kotor apalagi keperawanan sudah
pikir yang sempit. Sehingga membuat
direnggut sang pacar, maka mereka mau
orang
bekerja seperti ini”.
lebih
menyimpang
membuat
orang
memilih
cara
yang
demi
mendapatkan
Ternyata
bukan
hanya
faktor
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
ekonomi dan lapangan pekerjaan yang
hidup meskipun harus membohongi orang
sangat
tua.
melakukan tindakan yang diluar batas
3) Faktor Trauma
kewajaran. Tetapi, faktor traumatik juga
mendominasi
seseorang
mau
Seseorang dapat melakukan suatu
sangat berpengaruh. Bagaimana tidak,
tindakan yang ekstrim atau diluar batas
seseorang yang sudah merasa dirinya tidak
kesadaran bisa dikarenakan faktor trauma
mempunyai sesuatu yang berharga lagi dari
yang
dirinya
dialaminya.
Sebagai
pekerja
seperti
keperawanan
akan
prostitusipun ada yang mengaku bahwa ia
mempermudah sekali menjadikan orang
mau bekerja itu selain dari faktor ekonomi
tersebut berfikiran sempit. Karena ia akan
paling utama faktor trauma yang pernah
merasa dirinya sudah tidak ada harganya
dialami juga bisa mendorong untuk mau
lagi. Maka dari itu, dengan pikiran sempit
melakukan suatu tindakan yang bisa
itu juga akan mendorong seseorang untuk
dikatakan untuk membalaskan dendamnya
melakukan
terdahulu.
dianggap bertentangan dengan nilai dan
Pendapat Ini Juga Diungkapkan
tindakan-tindakan
yang
norma yang berlaku dimasyarakat.
Oleh Ws 25 Tahun Pelayan Warung Kopi: “Bukan hanya saya yang mau bekerja seperti ini tetapi masih banyak teman saya yang lain. Kebanyakan teman saya itu mau 14 INDRI FUJI HERYANTI, NIM. E51110042 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
4. Masyarakat takut akan penyakit yang
E. PENUTUP
ditimbulkan dari adanya prostitusi Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan
peneliti
c. Faktor-faktor
dengan
mendorong
seseorang mendirikan warung kopi
menggunakan metode Observasi Partisipasi (Participant Observation) yang merupakan
yang
pangku. d. Faktor-faktor
yang
mendorong
suatu proses pengamatan bagian dalam
seseorang mau bekerja sebagai pelayan
yang dilakukan oleh peneliti dengan ikut
warung kopi pangku.
mengambil bagian atau menjadi bagian
e. Tindakan dari Aparat berwajib untuk
dalam kehidupan yang akan ditelitinya atau
melakukan penertiban Warung
objek penelitiannya dengan menggunakan
pangku.
teknik
wawancara.
Maka
peneliti
Kopi
f. Tindakan dari Aparat Desa untuk
menyimpulkan ada beberapa dampak yang
melakukan penertiban Warung
disebabkan adanya Warung Kopi pangku
pangku.
tehadap masyarakat yang tinggal disekitar
.
Kopi
daerah Kilometer II, Desa Hilir Kantor Kecamatan
Ngabang
adalah
sebagai
berikut:
F. REFERENSI
a. Dampak Positif yang terjadi dengan adanya Warung Kopi Pangku terhadap pemilik
warung
dan
pekerja
atau
pelayan Warung Kopi. 1. Sebagai Lapangan pekerjaan baik untuk pemilik warung kopi maupun pekerja
1.
Sumber Buku-Buku:
Data Monografi Kecamatan Ngabang. 2014, Kecamatan Ngabang: Kantor Camat Ngabang Data Profil Desa Hilir Kantor. 2014, Kantor Desa Hilir Kantor Kecamatan Ngabang
2. Sebagai tempat hiburan b. Dampak Negatif
Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian, Grasindo: Jakarta
1. Pandangan masyarakat menjadi jelek 2. Masyarakat tidak senang dengan
Kartono, Kartini. 2007. Patologi Sosial. Raja Grafindo Persada: Jakarta
keberadaan para pekerja 3. Musik yang berasal dari cafe dan warung kopi menganggu istirahat warga
Kecamatan Ngabang Dalam Angka. 2014, Kecamatan Ngabang: Kantor Camat Ngabang Martono, Nanang. 2011. Sosiologi Perubahan Sosial. Rajawali Pers: Jakarta 15
INDRI FUJI HERYANTI, NIM. E51110042 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 3 Nomor 3 Edisi September 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Poloma, Margaret M. 2010. Sosiologi Kontemporer. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta Riduwan. 2010. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Alfabeta: Bandung Ritzer, George. 1985. Sosiologi Ilmu Berparadigma Ganda. CV. Rajawali: Jakarta ------------------. 2003. Teori Sosiologi Modern. Prenada Media: Jakarta ------------------. 2007. Sosiologi Ilmu Berparadigma Ganda. Raja Grafindo Persada: Jakarta Satori, Djam’an & Komariah Aan. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Alfabeta: Bandung
Tanjungpura, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Roka, Lia. 2015. Dampak Keberadaan Hiburan Malam (Band) Keliling terhadap Perilaku Sosial Remaja di Kecamatan Lumar Kabupaten Bengkayang. Pontianak: Universitas Tanjungpura, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Siswanto, Bestyan. 2013. Studi Interaksi Pekerja Seks Komersial Pasar Kembang dengan Masyarakat Sosrowijayan. Yogyakarta: Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora. Yulians, Rico. 2011. Fenomena Prostitusi di Cileungsi. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah, Fakultas Syari’ah dan Hukum.
Setiadi, M. Elly & Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi. Kencana Prenada Media Group: Jakarta
3.
Soekanto, Soerjono.2011. Mengenal Tujuh Tokoh Sosiologi. Raja Grafindo Persada: Jakarta
Pengertian Warung Kopi dan kopi tiam. (2014). Diambil 1 oktober 2014 dari http://marisiningopi.blogspot.com/2013/04 /pengertian-warung-kopi-dankopitiam.html
Sugiyono, 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta: Bandung Turner, Bryan. S. 2012. Teori Sosial. Pustaka Pelajar: Yogyakarta Zuriah, Nurul. 2006. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Bumi Aksara: Jakarta
2.
Sumber Dari Skripsi:
RUJUKAN ELEKTRONIK:
Pengertian Kabupaten Landak. (2014). Diambil 1 oktober 2014 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Landa k.
Skripsi tentang Prostitusi. (2015) Diambil 10 Februari 2015 dari https://www.google.com/search?q=skripsi +prostitusi&ie=utf-8&oe=utf-8 Carapedia. (2014). Pengertian dan Definisi Dampak. Diambil 10 Februari 2015 dari http//carapedia.com/pengertian_definisi_da mpak_info123.html
Fadillah, Haris. 2012. Tanggapan Masyarakat terhadap keberadaan warung remang-remang di Desa Galang Kecamatan Sungai Pinyuh Kabupaten Pontianak. Pontianak: Universitas
16 INDRI FUJI HERYANTI, NIM. E51110042 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN