eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2015, 3 (3): 455-466 ISSN 0000-0000, ejournal.hi.fisip-unmul.org © Copyright 2015
DAMPAK IMPLEMENTASI CHAPTER 7 AGRICULTURAL NAFTA TERHADAP SEKTOR PERTANIAN MEKSIKO TAHUN 2004-2011 Fitria Ramadhani1 Abstrak This research aims to describe how the impact of the implementation of the Chapter 7 Agricultural of NAFTA on the agricultural sector of Mexico in 2004-2011. In this study, the authors used the theory of trade liberalization, international organization concept and concept of impact to answer the research question of the impact of the implementation of Chapter 7 of NAFTA to agricultural sector in Mexico. The results showed that Chapter 7 of the regulation of agriculture in general has a positive impact on the agricultural production sector in Mexico is characterized by increased exports of Mexican agricultural products to countries other NAFTA members. With that NAFTA has helped increase exports of agricultural products in Mexico. But behind all that, even the people who became victims of Mexico, where many farmers are losing their jobs, welfare workers who have not been reached, the reduced protection by the state against the community / local companies, the emphasis of wages, unemployment, migration due to poverty, and environmental degradation. Kata Kunci: NAFTA, Mexico, Agriculture Pendahuluan North America Free Trade Agreement (NAFTA) merupakan suatu kesepakatan perdagangan bebas di Amerika Utara yang beranggotakan negara Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko yang bertujuan antara lain adalah untuk menciptakan perdagangan bebas sesama anggota NAFTA, meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja melalui usaha menghilangkan berbagai hambatan perdagangan. Hambatan perdagangan itu bisa berupa hambatan tarif , dan hambatan non tarif. Hambatan tarif berupa bea masuk, bea masuk tambahan dan pungutan negara lainnya terhadap barang-barang yang masuk ke salah satu negara NAFTA, yang besarnya berbeda satu negara
1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email:
[email protected]
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 3, Nomor 3, 2015: 455 - 466
dan lainnya, sedangkan hambatan non tarif berupa peraturan atau ketentuan yang berfungsi untuk menghambat perdagangan. Sesuai dengan namanya, tujuan utama NAFTA adalah mendirikan suatu area perdagangan bebas di wilayah Amerika Utara demi menciptakan kemajuan perekonomian sehingga bisa tercapai integrasi ekonomi di wilayah ini. Peraturan-peraturan yang telah disepakati oleh anggota NAFTA tercantum dalam Legal Text NAFTA. Dokumen ini mencakup delapan bagian, 22 artikel, dan sekitar 2.000 halaman yang berisi ketentuan untuk mengurangi dan menghapus hambatan tarif perdagangan. Diantaranya yaitu: Annex 300 A mengenai perdagangan dan investasi di sektor otomotif; Annex 300 B mengenai peraturan perdagangan tekstil dan pakaian jadi; Chapter 4 mengenai peratuan ketentuan asal barang; Chapter 5 mengenai prosedur bea cukai; Chapter 6 mengenai energi dan petrokimia; dan Chapter 7 mengenai pertanian. Dari beberapa program penghapusan tarif bea masuk perdagangan yang telah disepakati diantara anggota NAFTA, yaitu komoditi pertanian, barangbarang otomotif, tekstil bahan pakaian jadi, energi dan petrokimia, serta jasajasa, sektor pertanian merupakan sektor yang berpeluang sangat besar untuk meningkatkan investasi dan perdagangan antara ketiga negara anggotanya. Peraturan yang secara khusus membahas mengenai perdagangan pada produk pertanian antar anggota NAFTA terdapat di Chapter 7. Peraturan ini mencakup tarif, kuota, subsidi, sanitasi, kualitas, ketentuan asal barang pertanian, akses pasar, penyelesaian sengketa, peraturan bagi para eksportir dan lain sebagainya yang bertujuan untuk mengatur secara tegas mengenai perdagangan produk pertanian di Amerika Utara. Adapun Meksiko yang merupakan satu-satunya anggota negara berkembang yang tergabung dalam NAFTA. Merupakan sebuah tradisi bagi negara-negara berkembang termasuk Meksiko bahwa pertanian merupakan aspek yang sangat penting bagi kelangsungan hidup sebuah negara. Hal tersebut menjadikan aktivitas pertanian sangat ditentukan oleh negara. Negara melakukan intervensi yang sangat besar terhadap aktivitas ekonomi sektor pertanian. Begitupun juga di Meksiko, sejak tahun 1930 kebijakan pertanian sepenuhnya dipegang oleh pemerintah Meksiko. Berbagai kebijakan pertanian baik yang menyangkut penentuan harga, penyediaan stok bahan pangan, pemberian subsidi makanan bagi masyarakat miskin, serta berbagai kebijakan yang terkait dengan pemberian intensif bagi para petani sangat ditentukan oleh pemerintah Meksiko. Sejak permulaan bergabungnya Meksiko dalam NAFTA, telah terjadi berbagai pergeseran kebijakan pemerintah Meksiko. Berbagai kebijakan pertanian mulai disesuaikan dengan kesepakatan NAFTA, misalnya penghapusan subsidi dan bantuan bagi para petani. Pemerintah Meksiko juga mulai melakukan langkah-langkah untuk mengurangi partisipasi dan penciptaan institusi baru kebijakan transisi dalam negeri untuk membantu 456
Dampak Chapter 7 Agricultural NAFTA Terhadap Pertanian Meksiko (Fitria.R)
petani menghadapi persaingan dari sub sektor para mitra NAFTA. Perubahanperubahan ini akan membawa dampak yang beragam terhadap sektor pertanian di negara ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan dampak implementasi Chapter 7 Agricultural NAFTA terhadap sektor pertanian Meksiko pada tahun 2004 sampai 2011. Kerangka Dasar Teori Konsep Liberalisasi Perdagangan Liberalisasi perdagangan dapat diartikan sebagai suatu perdagangan dimana barang-barang dapat diimpor dan diekspor tanpa adanya halangan baik dalam bentuk tarif, kota, maupun pelbagai halangan lainnya (Ferry J. Juliantono, 2007:35-36). Jika dilihat dari dimensi perdagangan bebas, liberalisasi perdagangan merupakan proses kearah perdagangan bebas tersebut, dimana untuk mencapai kondisi perdagangan bebas perlu cukup waktu, sebab konsekuensi yang ditimbulkan tidak sedikit. Penghapusan hambatan perdagangan internasional disatu sisi dapat membawa kebaikan, misalnya perdagangan bebas memungkinkan arus masuk produk import lebih melaju, banyak beragam sehingga menambah pilihan bagi konsumen. Proses kearah perdagangan bebas ini disebut dengan liberalisasi perdagangan atau trade liberalization (Ida susanti dan Bayu Seto, 2003:5). Di dalam liberalisasi perdagangan, semakin besar keuntungan-keuntungan dalam bentuk peningkatan kesejahteraan. Kenaikan kesejahteraan ini adalah hasil dari alokasi sumber-sumber daya yang lebih efisien, dalam arti berpindah dari sektor-sektor non-produktif ke sektorsektor yang lebih produktif. Liberalisasi perdagangan memungkinkan semakin terbukanya perekonomian suatu negara dan semakin berorientasi ke luar (outwardoriented). Kebijakan liberalisasi perdagangan yang diambil oleh suatu negara mencerminkan pergerakan ke arah yang lebih netral, liberal atau terbuka. Secara khusus, perubahan ke arah yang semakin netral tersebut meliputi penyamaan insentif (rata-rata) diantara sektor-sektor perdagangan. Suatu negara dianggap menjalankan kebijakan liberalisasi perdagangan apabila terjadi pengurangan tingkat intervensi secara keseluruhan serta pengurangan hambatan-hambatan dalam perdagangan. Selain itu, kebijakan yang liberal juga dapat ditandai melalui semakin pentingnya peranan perdagangan dalam perekonomian. Konsep Organisasi Internasional Organisasi internasional adalah pola kerjasama yang melihat batas-batas negara, dengan didasari struktur organisasi yang jelas dan lengkap serta diharapkan atau diproyeksikan untuk berlangsung serta melaksanakan fungsinya secara berkesinambungan dan melembaga guna mengusahakan terciptanya tujuan-tujuan yang diperlukan serta disepakati bersama, baik antara 457
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 3, Nomor 3, 2015: 455 - 466
pemerintah dengan pemerintah maupun antara sesama kelompok nonpemerintah pada negara yang berbeda (T. May Rudy, 2005:3). Peran organisasi internasional adalah sebagai berikut (T. May Rudy, 2005:2728): 1. Wadah atau forum untuk menggalang kerjasama serta untuk mengurangi intensitas konflik (sesama anggota); 2. Sebagai sarana perundingan untuk menghasilkan keputusan bersama yang saling menguntungkan, dan ada kalanya bertindak sebagai; 3. Lembaga yang mandiri untuk melaksanakan kegiatan yang diperlukan (antara lain kegiatan sosial kemanusiaan, bantuan untuk pelestarian lingkungan hidup, pemugaran monumen bersejarah, peace keeping operation dan lain lain). Peranan organisasi internasional dalam hubungan internasional saat ini telah diakui karena keberhasilannya dalam memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi suatu negara. Bahkan saat ini organisasi internasional dinilai dapat mempengaruhi tingkah laku negara secara tidak langsung. Konsep Dampak Dampak memiliki arti benturan, pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik negatif dan positif), benturan yang cukup hebat antara dua benda sehingga menyebabkan perubahan yang berarti dalam momentum sistem yang mengalami benturan itu (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Regulasi Chapter 7 yang dikeluarkan oleh NAFTA tentang pertanian memberikan dampak yang penting terhadap keadaan pertanian di Meksiko baik kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Meksiko maupun terhadap perdagangan produk pertanian Meksiko. Sejak NAFTA berlaku efektif, yaitu pada tahun 1994, pemerintah Meksiko mulai mengarahkan para petani untuk beralih produk-produk pertanian yang lebih kompetitif, pemerintah Meksiko menyarankan untuk beralih ke komoditi buah-buahan dan sayur-sayuran agar dapat bersaing dengan Amerika Serikat. Metode Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis, yaitu berupaya untuk menggambarkan dan menganalisa dampak implementasi Chapter7 Agricultural NAFTA terhadap sektor pertanian Meksiko pada tahun 20042011. Data-data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh langsung dari buku, jurnal, artikel, dan hasil menelaah studi kepustakaan. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah data kualitatif dengan metode ilustrasi yaitu menerapkan teori ke situasi konkrit sejarah, lingkungan sosial, atau pengalaman Pembahasan 458
Dampak Chapter 7 Agricultural NAFTA Terhadap Pertanian Meksiko (Fitria.R)
Pembentukan NAFTA ini mendapat banyak dukungan dari banyak pihak di Amerika Utara. Dengan adanya NAFTA, negara-negara di kawasan Amerika Utara ini akan mendapat kemudahan-kemudahan untuk masuk ke pasar masing-masing negara anggotanya dengan syarat memenuhi kebijakan dan aturan yang telah ditetapkan oleh NAFTA. Bagi AS, NAFTA mempererat hubungan kedua negara mengingat hubungan kedua negara selalu terganggu oleh masalah imigran, perbatasan serta penerapan Calvo Doctrine. AS juga menilai bahwa dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi di Meksiko akan mampu menyerap tenaga kerja Meksiko dan dengan sendirinya akan mampu mengurangi jumlah imigran di AS. Bagi Meksiko, NAFTA diharapkan akan mampu menjaga kestabilan domestik sehingga dapat menaikkan laju FDI yang akan memicu pertumbuhan ekonomi Meksiko. Sedangkan bagi Kanada, NAFTA daiharapkan akan membuka pasar yang lebih luas dengan adanya free trade sehingga dapat tercipta integrasi ekonomi di regional ini. Selama periode pelaksanaan penghapusan hambatan perdagangan pertanian diantara negara anggotanya, yaitu dalam periode transisi 15 tahun yang akhirnya dicapai pada tahun 2009, sektor pertanian Kanada, Meksiko dan Amerika Serikat telah menjadi jauh lebih terintegrasi. Sebuah proyek 15 tahun di mana negara-negara anggota secara sistematis menghapuskan hambatan perdagangan pertanian. Perdagangan pertanian dalam konteks perdagangan bebas telah tumbuh subur, industri Meksiko dan Kanada yang mengandalkan input pertanian AS diperluas. Pengaturan tentang pertanian di dalam NAFTA memfasilitasi peningkatan yang ditandai di Meksiko telah produksi daging, buah dan sayuran yang di konsumsi AS. Sektor pertanian merupakan bagian yang penting dalam perekonomian Meksiko, karena sektor ini banyak menyerap tenaga kerja. Kehidupan pertanian yang berorientasi domestik telah banyak menunjang kehidupan kebanyakan penduduk Meksiko yang kurang terampil (under-skilled). Produk produk pertanian Meksiko yang berorientasi ekspor sangat kompetitif di pasaran, dan juga membantu menaikkan standar upah dan kehidupan di Meksiko. Sebagai tambahan, ekspor di sektor pertanian ini juga membantu mempererat hubungan Meksiko dengan Amerika Serikat, yang merupakan negara utama tujuan ekspor Meksiko di sektor pertanian, peternakan dan perikanan. Ekspor pertanian Meksiko berfokus pada buah-buahan dan sayuran segar, yang sebagian besar dikirim ke Amerika Serikat dan Kanada selama musim dingin di Amerika Utara. Ekspor buah dan sayuran Meksiko terkonsentrasi antara bulan Oktober dan Mei, yang menunjukkan bahwa produsen Meksiko mengeksploitasi keunggulan iklim dan geografis mereka untuk menjual ke Kanada dan Amerika Serikat selama musim dingin. Meksiko juga memiliki keunggulan kompetitif lain pada produksi pertanian. Misalnya, pekerja pertanian relatif lebih banyak dan lebih murah di Meksiko. Di daerah pertanian 459
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 3, Nomor 3, 2015: 455 - 466
utama, seperti Sinaloa, air relatif lebih tersedia daripada di berbagai area lahan di AS, dan peraturan tentang pertanian di Meksiko pun relatif lebih mudah daripada di negara anggota NAFTA lainnya. Pemerintah Meksiko berupaya secara bertahap untuk dapat segera terlibat ke dalam free trade yang merupakan tujuan utama dari pembentukan NAFTA, baik sisi manufaktur, industri, jasa maupun pertanian. Pada Chapter 7 NAFTA pemerintah Meksiko mencoba untuk mengimplementasikan peraturan mengenai perdagangan produk pertanian ini kedalam bidang pertanian Meksiko. Bentuk dari liberalisasi pertanian ini dapat terlihat ketika beberapa produk pertanian yang merupakan kebutuhan dasar dari rakyat Meksiko mulai diliberalisasi. Liberalisasi perdagangan Meksiko yang disertai dengan perubahan kebijakan-kebijakan nasional membuat perlindungan terhadap sektor pertanian Meksiko mengalami perubahan besar. Produk-produk pertanian seperti gandum, benih wijen, bunga matahari dan lain sebagainya, yang berasal dari Kanada dan AS dapat dengan bebas masuk ke Meksiko. Bebas disini dalam artian bahwa tidak ada berbagai hambatan perdagangan seperti tarif impor yang sebelumnya berlaku untuk barang-barang impor. Lebih dari itu, perdagangan bebas juga terjadi pada produk pertanian lain seperti kacang, jagung, kapas, kedelai, dan suflower. Implementasi Chapter 7 dibawah NAFTA telah banyak menghasilkan perubahan dalam perdagangan produk pertanian Meksiko. Diantaranya artikel 703 mengenai pengurangan dan penghapusan hambatan impor perdagangan produk pertanian (tarif dan kuota) yang telah membawa produk-produk hasil pertanian Meksiko mampu bersaing dengan produk AS dan Kanada, terutama alpukat, barley bir, tomat, cabai dan paprika hijau, dan sayuran segar. Selain penghapusan hambatan dalam bentuk tarif dan kuota yang telah diatur dalam Chapter 7 ini, untuk menjamin lancarnya perdagangan antar negara anggota, NAFTA juga membentuk komite yang mengatur mengenai sengketa perdagangan,. Walaupun sengketa perdagangan cukup penting dalam mempengaruhi lancarnya suatu proses perdagangan antar negara, tetapi hal ini tidak mempengaruhi kesuksesan NAFTA dalam integrasi ekonomi menyangkut perdagangan produk pertanian. Karena NAFTA sendiri telah memiliki proses, metode dan prosedur untuk membantu mencari solusi terhadap masalah ini. NAFTA memiliki 3 komite yang mengatur mengenai masalah perdagangan produk pertanian yang tugas dan fungsinya diatur dalam Chapter 7, yaitu dalam artikel 706 (Komite Perdagangan Pertanian), artikel 707 ( Komite Penasehat Sengketa Komersial) dan artikel 722 ( Komite Mengenai Ukuran Kebersihan dan Kesehatan Produk Pertanian). Komite-komite tersebut telah berhasil dalam memfasilitasi dan menyelesaikan sengketa perdagangan produk pertanian tomat dan alpukat dari Meksiko, artikel 707 yang membawa solusi terhadap sengketa perdagangan tomat antar produsen AS dan Meksiko dan Artikel 722 mengenasi isu SPS alpukat Meksiko. 460
Dampak Chapter 7 Agricultural NAFTA Terhadap Pertanian Meksiko (Fitria.R)
Chapter 7 juga membicarakan sanitari dan kualitas suatu produk pertanian. Pemerintah Meksiko berupaya untuk terus meningkatkan pertaniannya melalui berbagai teknologi-teknologi baru dan pelatihan yang di berikan terhadap para petaninya. Semua ini dilakukan, dikarenakan NAFTA memiliki ukuran taraf kebersihan dan kualitas suatu produk pertanian yang ingin masuk kedalam pasar bersama ini. Liberalisasi berhasil mempercepat pertumbuhan ekspor sektor pertanian Meksiko. Contohnya saja pada tahun 2004, nilai ekspor tomat Meksiko naik menjadi dua kali lipat terhitung sejak berdirinya NAFTA, sekitar 1 miliar dolar per tahun. Buah-buahan dan sayuran lain seperti mentimun, alpukat, lemon dan limau dan semangka mengalami pertumbuhan ekspor yang dramatis dibawah NAFTA. Hal ini telah membuktikan bahwa NAFTA telah merangsang pertumbuhan perdagangan pertanian. Secara umum, dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan jumlah ekspor produk pertanian Meksiko kepada negara anggota NAFTA yang lain. Dimana peningkatan itu terjadi akibat diberlakukannya penghapusan hambatan tarif perdagangan diantara ketiga negara NAFTA. Meksiko melakukan eliminasi tarif perdagangan pertanian secara bertahap sejak diberlakukannya NAFTA pada tahun 1994. Untuk produk agrikultur, sebagian besar melalui masa transisi dalam penghapusan tariff, yang dijalankan sepenuhnya mulai tahun 2004 dilakukan penghapusan namun pada sebagian produk pertanian masih di kenakan tarif perdagangan dan pada 1 januari 2008 keseluruhan hambatan tarif perdagangan khususnya perdagangan pertanian benar-benar telah di hapuskan sebesar 100 persen, lebih cepat dibandingkan tujuan NAFTA yang penghapusan tarif atau pembentukan free trade di targetkan pada 1 januari 2009. Alasan Meksiko memberlakukan FTA lebih cepat satu tahun di bandingkan dengan tujuan awal NAFTA adalah dimana pada tahun 2008, keadaan ekonomi Meksiko lebih stabil di bandingkan sebelumnya dan sebagian besar masyarakat Meksiko telah siap untuk melakukan FTA. NAFTA telah mendorong lingkungan yang positif bagi produsen agroindustri dan pertanian di Amerika Utara. Akses pasar telah mendorong produsen untuk menjadi lebih kompetitif dan efisien. Di bawah NAFTA, semua pembatasan kuantitatif dan tarif pada perdagangan pertanian yang tertutup antara Meksiko dan mitra dagangnya tersingkir setelah dijadwalkan secara bertahap selama periode 15 tahun. Sekarang, Meksiko dapat menikmati akses gratis dan harga yang lebih baik untuk tanaman pertanian dan mesin-mesin agro-industri dari AS dan Kanada, hal ini merupakan kombinasi yang telah membuat industri pertanian Meksiko lebih kompetitif. Meskipun liberalisasi perdagangan berpengaruh dalam meningkatkan ekspor produk pertanian Meksiko, disisi lain liberalisasi juga mempermudah masuknya impor produk-produk dari negara anggota lainnya ke Meksiko, terutama AS. Di bawah NAFTA, pangsa pasar produsen jagung Amerika di Meksiko yang semula rata-rata 15 % selama periode 1984-1993 melonjak 461
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 3, Nomor 3, 2015: 455 - 466
menjadi sekitar 35 % selama 2001-2005 (Steven Zahniser, 2007:12). Masuknya tanaman bersubsidi dari agribisnis Amerika berpengaruh sangat buruk pada harga pertanian di Meksiko dan telah mengancam pendapatan petani Meksiko. Hal ini terutama terjadi pada produksi jagung, yang mana sebagian besar dari seluruh penduduk Meksiko masih bergantung pada produksi tanaman ini, karena jagung merupakan salah satu bahan makanan pokok penduduk Meksiko. Walaupun begitu, pemerintah Meksiko tetap saja menghapus tarif impor jagung pada jangka waktu yang lebih cepat dari yang dibutuhkan di bawah NAFTA. Masalah lain yang kemudian muncul terkait disahkannya NAFTA yaitu dislokasi ekonomi yang dialami oleh petani Meksiko sebagai akibat dari liberalisasi perdagangan. Liberalisasi produk jagung dan komoditas lainnya diperkirakan telah mengurangi pendapatan usaha tani setara pendapatan tiga juta produsen kecil, sehingga mengakibatkan banyaknya petani-petani berskala kecil yang kehilangan pekerjaannya dan memaksa mereka untuk mencari pekerjaan lain. Mengingat rendahnya tingkat pendidikan mereka, hal ini sangat menyulitkan untuk berpindah pekerjaan ke sektor-sektor ekonomi lainnya. Beberapa dari mereka berhasil masuk ke sektor jasa, yang telah meningkat secara signifikan di bawah NAFTA - dari 51% pada tahun 1994 menjadi 60% pada tahun 2006. Lainnya dipaksa untuk bergabung dengan barisan sektor informal, terutama terdiri dari wirausaha dan lapangan kerja di usaha mikro. Sisanya lebih memilih untuk bermigrasi ke Amerika Serikat. Sepanjang tahun 1990-an, jumlah imigran Meksiko yang melintasi perbatasan AS meningkat dari sekitar 350.000 imigran per tahun sebelum NAFTA menjadi sekitar setengah juta imigran di awal tahun 2000-an, sebelum kemudian menurun secara drastis pada paruh kedua 2009, dikarenakan pengaruh krisis keuangan. Liberalisasi perdagangan produk pertanian juga berdampak pada lingkungan dimana terjadi masalah polusi lingkungan yang besar. Sebenarnya telah ada hukum yang mengatur tentang perlindungan lingkungan hidup oleh pabrik di sana, namun himpitan ekonomi membuat perusahaan kecil mengalami kesulitan untuk meningkatkan proteksinya terhadap lingkungan. Liberalisasi perdagangan telah diklaim sebagai salah satu penyebab kerusakan lingkungan hidup. Liberalisasi perdagangan mensyaratkan adanya kebebasan arus barang, jasa dan investasi yang ditandai dengan penghapusan hambatan tarif maupun non-tarif, hal ini salah satunya ditandai dengan adanya realokasi industri dan masuknya investasi dari Amerika ke Meksiko. Kebanyakan negara-negara maju menetapkan persyaratan lingkungan yang sangat ketat demi melindungi lingkungannya dari polusi yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik, sehingga realokasi industri dari negara maju ke negara berkembang merupakan salah satu gejala akibat adanya liberalisasi perdagangan. Tidak adanya perlindungan terhadap lingkungan mengakibatkan polusi udara akibat aktifitas industrialisasi pabrik-pabrik manufaktur AS dan Kanada di perbatasan Mexico City. Polusi air karena pencemaran sumber air tanah akibat industrialisasi dan limbah/sampah 462
Dampak Chapter 7 Agricultural NAFTA Terhadap Pertanian Meksiko (Fitria.R)
yang berasal dari outcome beberapa perusahaan dari AS. Bahkan akibat penggunaan pestisida yang berlebihan (yang kebanyakan digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar untuk menjamin keberhasilan panen), mengakibatkan keracunan sekitar habitat dan mencemari air minum serta sungai-sungai yang berada di Rio Grande dan Colorado. Dengan dalih mengalihkan produksi perusahaan AS ke tempat dengan upah pekerja lebih murah, menyebabkan negara-negara sekitarnya, termasuk Meksiko, berupaya menurunkan upah pekerjanya sehingga semakin memperburuk kesejahteraan buruh. Selain itu, masalah perburuhan di Meksiko semakin diperparah dengan ketiadaan lembaga yang dapat mengadvokasi pekerja. Hanya kurang dari 1/5 dari keseluruhan pekerja di Meksiko yang tercover oleh perserikatan, perserikatan itu sendiri lebih merupakan sumber dukungan bagi Institutional Revolutionary Party daripada untuk kesejahteraan buruh Meksiko. . Kesimpulan Ada beberapa hal yang dapat disimpulkan mengenai dampak implementasi Chapter 7 NAFTA. Pertama, NAFTA telah berhasil mencapai tujuan intinya yaitu meningkatkan FDI negara anggotanya, terutama Meksiko, dan berhasil meningkatkan perdagangan internasional dalam skala regional. Kedua, Dengan dikeluarkannya regulasi Chapter 7 tentang pengaturan perdagangan pertanian dan pemberlakuan FTA secara total, membantu meningkatkan produk ekspor pertanian di seluruh negara anggota NAFTA, khususnya Meksiko. Dengan adanya regulasi Chapter 7 tersebut, Meksiko mampu mengembangkan bidang pertaniannya khususnya ekspor produk pertanian Meksiko. Tetapi bagaimanapun juga, keberhasilan ini ternoda oleh kegagalan NAFTA dalam menjanjikan pekerjaan yang lebih baik dan pembangunan sumber daya pendukungnya. Walaupun kemiskinan dan kesenjangan sosial telah menurun di era pasca - NAFTA tetapi telah terjadi dislokasi sosial yang signifikan yang dialami oleh petani miskin. Semakin maraknya relokasi industri dan arus investasi akibat semakin terbukanya pasar juga berdampak pada masalah polusi lingkungan di Meksiko. Untuk itu pemerintah Meksiko perlu lebih memperhatikan kondisi masyarakat lokal yang menjadi pihak termarginalkan. Walaupun NAFTA pada dasarnya telah berhasil meningkatkan perdagangan dan ekspor pertanian Meksiko, tetapi keuntungan tersebut justru sebagian besar hanya dinikmati oleh golongan terbatas, karena aspek pemerataan yang buruk. Sangat penting untuk meningkatkan produktivitas sektor petani kecil. Solusi untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan membentuk badan-badan dibidang hak asasi manusia, pengawasan ekonomi dan pangan, serta penerapan sanksi bila ada pihak-pihak yang melakukan pelanggaran. Pemerintah Meksiko haruslah memiliki peran yang kuat dalam memimpin transformasi pertanian, misalnya dengan memberikan kredit, penyebaran teknologi yang lebih merata, dan 463
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 3, Nomor 3, 2015: 455 - 466
memberikan kesempatan pada swasta untuk berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan. Pemerintah Meksiko wajib memberikan perlindungan terhadap lingkungan dengan menetapkan persyaratan lingkungan yang lebih ketat dan membentuk badan-badan dibidang lingkungan demi melindungi lingkungannya dari polusi dan limbah yang dihasilkan oleh aktifitas industrialisasi akibat dari adanya relokasi industri. Daftar Pustaka Buku : Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochamad Yani. 2005. Pengantar Hubungan Internasional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Apridar. 2009. Ekonomi Internasiona: Sejarah, Teori, Konsep dan Permasalahan dalam Aplikasinya. Yogyakarta: Graha Ilmu. B.H. Marbun. 2003. Kamus Politik. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Cheever, Daniel S., and H. Field Haviland Jr. 1966. Organizing For Peace: International Organization in World Affair’s. New York & Boston: Houghton Mifflin Co. Ferry J. Juliantono. 2007. Pertanian Indonesia di bawah rezim WTO. Jakarta: Banana. Flora Susan Nongsina dan M. Hutabarat. 2007. Pengaruh Kebijakan Liberalisasi Perdagangan Terhadap Laju Pertumbuhan Ekspor-Impor Indonesia, Parallel Session IB : Trade I (Policy). Depok: UI. Heurlin. 1999. In Robert Jackson dan Georg Sorensen, Introduction to International Relations. New York : Oxford University Press. Dikutip oleh T. May Rudy. 2005. Administrasi & Organisasi Internasional. Bandung: Refika Aditama. Ibrahim, Meily Ika Permata, Wahyu Ari Wibowo, Dampak Pelaksanaan ACFTA Terhadap Perdagangan Internasional Indonesia, 2010. Ida susanti dan Bayu Seto. 2003. Aspek Hukum Dari Perdagangan Bebas: Menelaah Kesiapan Hukum Indonesia Dalam melaksanakan perdagangan Bebas. Bandung: Citra Aditya Bakti. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 2007 Rudy, T. May. 2005. Administrasi & Organisasi Internasional. Bandung: Refika Aditama. Internet : “Avocado farms in the Mexican state of Michaocán replace forest”, tersedia di http://geo-mexico.com/?p=2302 , dikses pada 21 Juni 2014. Boriss, Hayley dan Henrich Brunke, “Tomatoes Profile”, Agricultural Issues Center, University of California, Tersedia di http://www.agmrc.org/commodities__products/vegetables/freshtomatoes-profile/, diakses pada 27 Juni 2014 464
Dampak Chapter 7 Agricultural NAFTA Terhadap Pertanian Meksiko (Fitria.R)
Brent, Jeansonne. 2011, “Commercial Horticulture What do we know about Mexico's avocado production?”, University of Florida, 1 Juni 2011, tersedia di http://216.157.37.6/extension/MexicosAvocados.pdf ,diakses pada 27 Juni 2011. Burstein, John. 2007, “U.S.-Mexico Agricultural Trade and Rural Poverty in Mexico”, Woodrow Wilson Center, 13 April 2007. Tersedia di http://wilsoncenter.org/topics/pubs/Mexico_Agriculture_rpt_English1.pd f. diakses pada 1 Maret, 2014. Burden, Dan. “Bell and Chili Pepper Profile” Iowa State University, tersedia di http://www.agmrc.org/commodities__products/vegetables/bell_and_chili _peppers_profile.cfm, diakses pada 27 Juni 2014. Coubes, Marie-Laure. 2010, “Agriculture for export and rural population in the border region Mexico / United States San Quintin in Baja California”, Journal of Latin Americas, No. 56, tersedia di http://cal.revues.org/1854 ,diakses pada 12 Februari 2014. Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO), tahun 19942011, http://faostat3.fao.org/faostat-gateway/go/to/download/T/TP/E, diakses pada 23 Maret 2014. Gatoet S. Hardono, Handewi P.S. Rachman, dan Sri H. Suhartini, “Liberalisasi Perdagangan: Sisis Teori, Dampak Empiris Dan Perspektif Ketahanan Pangan”, terdapat di http://mukhyi.staff.gunadarma.ac.id/ Downloads/files/%209115/FAE22-2a.pdf, diunduh pada 14 November 2012. http://organisasi.org/definisi-pengertian-pertanian-bentuk-hasilpertanianpetani-ilmu-geografi, diakses pada 23 Januari 2013. http://www.tnvmanagement.com/mexecon-blog/2013/7/23/overview-ofmexico's-agriculture-industry-in-2012.aspx , diakses pada 5 Mei 2011. Library of Congress – Federal Research Division, “ Country Profile: Mexico”, Juli 2008, tersedia di http://lcweb2.loc.gov/frd/cs/profiles/Mexico.pdf , diakses pada 7 Oktober 2013. “NAFTA pada 5 bagian 2”, terdapat di http://www.mailarchive.com ,diakses pada 5 Maret 2014 Nur Baladina, SP. MP. 2012, “Pemasaran Hasil Pertanian : Liberalisasi Perdagangan”, terdapat di http://baladina.lecture.ub.ac.id/files/2012/ 12/Modul-12-PHP_Liberalisasi-Perdagangan1.pdf, diakses pada tanggal 4 April 2013. Passel, Jeffrey S. and D’Vera Cohn. 2009, “Mexican Immigrants: How Many Come? How Many Leave?”, Washington, DC: Pew Hispanic Center, Juli 2009. Tersedia di http://pewhispanic.org/files/reports/112.pdf. Diakses pada 1 Maret 2014. Pérez, Mamerto, Sergio Schlesinger and Timothy A. Wise. 2008, “The Promise and the Perils of Agricultural Trade Liberalization”, Washington DC, Washington Office on Latin America (WOLA), terdapat di 465
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 3, Nomor 3, 2015: 455 - 466
http://ase.tufts.edu/gdae/Pubs/rp/AgricWGReportJuly08.pdf, diakses pada 1 Februari 2012. Polaski, Sandra. 2006, “The Employment Consequences of NAFTA”, 11 September 2006. Tersedia di http://www.carnegieendowment.org/files/naftawrittentestimony.pdf. Diakses pada 1 Maret 2014. Taylor, Mykel, Michael Boland, dan Gary Brester. 2005, “Barley Profile” , Kansas State University dan Montana State University, Oktober 2005, tersedia di http://www.agmrc.org/commodities__products/grains__oilseeds/barleyprofile/, diakses pada 27 Juni 2014 The Economist, “Tariffs and Tortillas”, 24 Januari 2008. Tersedia di http://www.ase.tufts.edu/gdae/Pubs/wp/09-08AgricDumping.pdf. Diakses pada 1 Maret 2014 “U.S. Relations With Mexico”, tersedia di http://www.state.gov/r/pa/ ei/bgn/35749.htm , diakses pada 10 Mei 2014. Velut, Jean-Baptiste. 2011, “NAFTA’s Developmental Impact On Mexico: Assessment and Prospects”, Idea Autumn, tersedia di http://ideas.. revues.org/71 , diakses pada 5 Juni 2014. Zahniser, Steven. 2007, “NAFTA at 13. Implementation Nears Completion”, US Department of Agriculture, tersedia di http://www.ers.usda.gov/publications/wrs0701/wrs0701.pdf , diakses pada 01 Maret 2014
466