PENGGUNAAN PREFIKS /me-/ DAN /ter-/ DALAM RUBRIK TAJUK RENCANA PADA SURAT KABAR PADANG EKSPRES EDISI FEBRUARI- MARET 2013
WINDA Rini Wirasti, B. S.S., M.Pd Elan Halid, S.S., M.Pd ABSTRACT Background of this issue analyze the use of prefix /me-/ and /ter-/ in a newspaper editorial on the Padang Ekspres February - March 2013 issue of the research is focused on form, function, and makna. Latar back issues of this research is to analyze the use of the prefix /me-/ and /ter-/ in the Editorial section at Padang Ekspres Newspapers . This study focused on the form, function, and meaning. This study aims to determine how the use of prefix /me-/ and /ter-/ in the Editorial section at PadangEkpresNewspapers. The method used in this study is qualitative data generate written of use prefix / me-/ and / ter-/ in the Editorial section at Padang Express Newspapers . The technique used is the description of which is to describe the use of prefix /me-/ and /ter-/ in the Editorial section at Padang Ekpres Newspapers. Data analysis technique used is read all the data that has been collected, providing coding, classifying the data, analyze the use of prefix /me-/ and /ter-/, and drawconclusions. The research results on the use of prefix /me-/ and /ter-/ in the Editorial section at Padang Ekspres Newspapers. Prefixes used in the Editorial section at Padang Ekspres totaled 325. Prefix /me-/ when combined with the verb function will be turned into a verb intransitive. Prefix /ter-/ when combined with a passive verb meaning. Prefix /ter-/ when the unit dasarnnya then berkategorikan adjective adjective. Prefix /me-/ combined with verb forms totaling 199 prefix . Prefix / ter - / combined with the verb prefix numbered 115 . Prefix /ter-/ adjective which berkategorikan total of 11 prefixes. Prefix /me-/ and /ter-/ not mengalami perubahan shape when attached to the base word preceded a vowel or consonant . Prefix /me-/ + KK fungsinya will be intransitive verb. Prefix /ter-/ contain the following meanings are expressed pperspektif aspects and aspects kontinuatif. From the above data it can be concluded prefix /me-/ and /ter-/ does not change shape when attached to the base word begins with a vowel or consonant .
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk yang diciptakan berbeda dengan makhluk lainnya yang dibekali akal untuk berfikir. Kemampuan berfikir tersebut dilengkapi dengan kemampuan berbahasa untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan pesan atau kehendak berfikirnya kepada orang lain. Bahasa merupakan alat komunikasi manusia yang utama. Dengan bahasa manusia dapat berkomunikasi dengan sesama. Bahkan manusia dapat menciptakan sebuah dunia yang tidak nyata atau khayalan dengan alat yang hanya dimiliki yaitu bahasa. Fungsi terpenting dalam bahasa adalah bahasa sebagai alat untuk komunikasi dan berinteraksi. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk memperkuat hubungan antara manusia itu dengan komunitasnya. Tanpa adanya bahasa tidak mungkin akan terjadi interaksi yang baik dan harmonis antar manusia. Tidak bisa dibayangkan bagaimana bentuk kegiatan yang dilakukan manusia tanpa adanya bahasa. Salah satu kunci sukses dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa adalah ketepatan berbahasa. Penggunaan bahasa yang tidak teratur akan menyulitkan pembaca atau pendengar untuk dapat memahaminya. Ketepatan dan keteraturan dalam berbahasa itu tentu saja memerlukan
pengetahuan dan pemahaman yang sangat luas dan mendalam mengenai ilmu kebahasaan. Salah satu ilmu kebahasaan yang sangat penting adalah morfologi. Morfologi merupakan cabang dari ilmu bahasa. Morfologi merupakan ilmu bahasa yang mempelajari seluk beluk kata dan perubahannya serta dampak dari perubahan itu terhadap arti atau makna dan kelas kata (Sutawijaya,1997:5). Misalnya:sapu, disapu, tersapu, dan menyapu memiliki arti yang berbeda-beda. Berdasarkan hal itu, dapat diketahui bahwa jika satu kata berubah bentuknya akan merubah makna katanya. Perubahan makna kata yang disebabkan oleh adanya perubahan bentuk kata juga dipelajari dalam morfologi. Menurut Kridalaksana (2007:28-29) morfologi memiliki beberapa cabang ilmu, di antaranya afiksasi. Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks (imbuhan) pada suatu kata. Hasil dari proses ini adalah kata yang berafiks atau kata kompleks. Ada empat macam afiksasi dalam Bahasa Indonesia yaitu: prefiks, sufiks, infiks, dan konfiks. Prefiks adalah afiks yang ditempatkan dibagian depan kata dasar, contoh: /me-/, /pe-/, /ber-/, /di-/, /ter-/, /se-/, ke-/. Sufiks adalah morfem terikat yang ditempatkan dibagian belakang kata, contoh: /-kan/, /-an/, /-i/ /man/ /-wan/ /-wati/. Infiks adalah afiks yang diselipkan di tengah kata dasar, contoh: /-el-/ /-em-/ /er-/ /-in-/. Konfiks adalah
gabungan prefiks dan sufiks yang membentuk suatu kesatuan, contoh: /ke-an/, /pe-an/, /peran/, /ber-an/. Penelitian dibidang morfologi ini lebih difokuskan pada prefiksasi. Prefiksasi adalah proses penambahan imbuhan di depan kata dasar. Contoh prefiks adalah /me-/, /di-/, /ber-/, /ke-/, /ter-/, /pe-/, dan /se-/. Dari beberapa prefiks yang ada peneliti merasa penting untuk meneliti prefiks /me-/ dan/ter-/. Fungsi /me-/ dan /ter-/ sebagai prefiks berarti penulisan /me-/ dan /ter-/ digabungkan dengan kata yang mengikutinya. Contoh: “menampilkan” (Surat Kabar Padang Ekspres edisi Kamis 14 Februari 2013 ) “termakan” (Surat Kabar Padang Ekspres edisi Jumat 1 Maret 2013)
Setiap prefiks yang menyatu pada kata dasar akan mempengaruhi arti kata tersebut, begitu pula dengan prefiks /me-/ dan /ter-/ yang menyatu pada kata dasar. Untuk itu perlu diketahui fungsi /me-/ dan /ter-/ sebagai prefiks. Jadi, alasan peneliti melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk, fungsi, dan makna dari prefiks /me-/ dan /ter/. Penelitian ini dilakukan pada Surat Kabar Padang Ekspres. Media massa yang ada di Sumatera Barat seperti: Harian Kompas, Padang Ekspress, Haluan, Singgalang dan media massa lainya. Peneliti memilih Surat Kabar Padang Ekspres karena Surat Kabar Padang Ekspres merupakan media massa yang selama lima tahun berturutturut merupakan media massa yang jumlah pembacanya nomor satu di Sumatera Barat dan nomor lima di Sumatera. Media massa ini setiap hari terbit. Hal ini diketahui berdasarkan riset yang dilakukan oleh Roy Morgan. Hasil riset diambil dari data per kuartal (sekali empat bulan) mulai 2006 hingga akhir 2011. Data ini diperoleh dari Padang Ekspres edisi 21 Maret 2013. Pada Surat Kabar Padang Ekspres terdapat beberapa rubrik seperti: opini, artikel, tajuk rencana, surat pembaca dan rubrik lainnya. Untuk penelitian ini, peneliti memilih rubrik Tajuk Rencana karena Tajuk Rencana merupakan topik utama pada surat kabar dan majalah yang
Pemahaman tentang penggunaan prefiks /me-/ dan /ter-/ dalam bahasa tulis sangat penting, karena kata dasar yang dibubuhi dengan awalan /me-/ dan /ter-/akan berubah fungsi dan maknanya. Prefiks /me-/ jika digabungkan dengan kata dasar bermakna: melakukan, menggunakan, dan membuat. Prefiks /ter-/ jika digabungkan dengan kata dasar bermakna: tak sengaja, spontan, menyatakan arah dan dapat di. Contoh: mengarang (melakukan), terbawa (tak sengaja)
3
berisikan masalah-masalah aktual dan konkrit (secara nyata) dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara, dan berpolitik. Permasalahan yang dibahas pada Tajuk Rencana akan dibaca oleh semua kalangan pembaca. Untuk itu, setiap penulisan kalimat harus memperhatikan tata bahasa yang benar seperti penggunaan prefiks /me-/ dan /ter-/yang benar dan sesuai dengan fungsinya. Tajuk Rencana dalam Surat KabarPadang Ekspres pada hari Minggu tidak diterbitkan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan prefiks memegang peranan penting dalam meningkatkan kemampuan dalam berbahasa. Baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Oleh karena itu, peneliti penting melakukan penelitian ini untuk menemukan permasalahan yang berkaitan dengan penggunaan prefiks /me-/ dan /ter-/ dalam rubrik Tajuk Rencana pada Surat Kabar Padang Ekspres edisi Februari-Maret 2013. B. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dalam penelitian ini akan dibahas salah satu kajian bahasa yaitu morfologi khususnya di bidang prefiksasi. Penelitian ini akan dibatasi pada bentuk, fungsi, dan makna prefiks /me-/ dan /ter-/ dalam rubrik Tajuk Rencana pada Surat Kabar Padang Ekspres edisi Februari- Maret 2013. C. Rumusan Masalah Untuk menjadikan penelitian ini lebih terfokus dan terarah, maka masalah penelitian
ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan berikut, yaitu bagaimana bentuk, fungsi, dan makna prefiks /me-/ dan /ter-/ dalam rubrik Tajuk Rencana pada Surat Kabar Padang Ekspres edisi Februari- Maret 2013? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan bentuk, fungsi, dan makna prefiks /me-/ dan /ter-/ dalam rubrik Tajuk Rencanapada Surat Kabar Padang Ekspres edisi Februari- Maret 2013. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi berbagai pihak yaitu: 1. Bagi peneliti, untuk menambah ilmu pengetahuan dan pemahaman tentang kajian morfologi khususnya pada penggunaan prefiksasi 2. Bagi pembaca, untuk menambah wawasan tentang ilmu bahasa khususnya prefiksasi 3. Bagi siswa, untuk menambah pengetahuan tentang fungsi prefik /me-/ dan /ter-/ sebagai imbuhan atau awalan 4. Bagi guru, yang mengajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesiasemoga penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam pelajaran terutama tentang prefiks /me-/ dan /ter/ 5. Bagi mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia, sebagai 4
referensi dalam mempelajari kajian morfologi khususnya prefiksasi 6. Bagi peneliti selanjutnya dapat memberikan kemudahan dan menjadi referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya dalam bidang prefiks /me-/ dan /ter/. 7. Bagi media massa Padang Ekspres, semoga penelitian ini dapat menjadi perbaikan dalam penggunaan prefiks untuk menulis tajuk rencana selanjutnya.
Syaodih (2010:52) metode deskriptif merupakan metode yang dilakukan dengan tidak menggunakan angka-angka tetapi berupa kata-kata yang memberikan gejala yang sesuai dengan kenyataan. Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis penelitian kualitatif adalah penelitian yang memaparkan suatu fenomena yang dialami oleh subjek penelitian. Penelitian tidak menggunakan angka, tetapi dipaparkan dengan kalimatkalimat. Sementara itu, metode penelitin deskriptif menggunakan metode penelitian yang dilakukan dengan tidak menggunakan angka-angka tetapi digambarkan dengan kata-kata yang tepat dan akurat. B. Data dan Sumber Data Sesuai dengan yang dikemukakan Lofland (dalam Moleong, 2009:157) bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah katakata dan tindakan. Jadi, data penelitian ini adalah prefiks /me-/ dan /ter-/. Data ini bersumber dari rubrik Tajuk Rencana yang ada pada Surat Kabar Padang Ekspres edisi Februari- Maret 2013.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Menurut Moleong (2009:9) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian. Selain itu menurut Muslich (2009:9) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan mengungkapkan gejala atau fenomena secara holistik kontekstual melalui penggunaan data dari latar alami sebagai sumber langsung lewat keterlibatan peneliti sebagai instrumen kunci. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pola nalar induktif. Oleh karena itu, gambaran proses dan makna (perspektif subjektif) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Menurut
C. Instrumen Penelitian Menurut Moleong (2009:168) yang menjadi instrumen dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri dan dibantu dengan alat yang dibutuhkan. Jadi, peneliti adalah sebagai instrumen utama penelitian karena peneliti 5
menjadi segalanya dari keseluruhan proses penelitian. Peneliti menggunakan alat bantu berupa lembaran pengamatan N Kalimat o
Edisi
Prefiks /me- /ter / -/
Bentu k
Ekspres edisi Februari- Maret 2013.Tajuk Rencana ini tidak diterbitkan pada hari libur. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan sebagai berikut ini, 1. Mengumpulkan Rubrik Tajuk Rencana pada Surat Kabar Padang Ekspres edisi Februari- Maret 2013 2. Membaca rubrik Tajuk Rencana yang ada dalam Surat Kabar Padang Ekspres edisi Februari- Maret 2013 1. Mencatat semua data yang telah terkumpul berupa prefiks /me-/ dan /ter-/ yang ada pada Surat Kabar Padang Ekspres edisi Februari- Maret 2013
Makn a
yang digunakan untuk mencatat prefiks /me-/ dan /ter-/ yang ada dalam rubrik Tajuk Rencana pada Surat Kabar Padang Ekspres edisi Februari- Maret 2013. Pada lembaran pencatatan berisi kolom-kolom yang dapat mewujudkan kalimat-kalimat berikut ini:
E. Teknik Analisis Data Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Affifudin, 2009:145) analisis data adalah prosess merinci usaha secara formal untuk menentukan tema dan merumuskan hipotesis kerja, seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu. Dalam penelitian ini, data yang terkumpul dianalisis dengan langkah sebagai berikut: 1. Membaca semua data yang telah terkumpul 2. Memberikan pengkodean dengan cara menggaris bawahi, untuk prefiks /me-/ diberi kode X dan untuk prefiks /ter-/ diberi kode Y 3. Mengklasifikasikan data prefiks /me-/ dan /ter-/ dan memasukan ke dalam format
Tabel : prefiks /me-/ dan/ter-/ dalam rubrik Tajuk Rencana pada Surat Kabar Padang Ekspres edisi Februari- Maret 2013
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi adalah teknik yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa: catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, dan sebagainya (Arikunto, 2006:231). Penelitian ini menggunakan surat kabar Padang Ekspres sebagai media yang akan diteliti. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah kata-kata yang mengandung prefiks /me-/ dan /ter-/ yang ada dalam rubrik Tajuk Rencana pada Padang 6
yang ada pada instrumen penelitian 4. Memaknai (menganalisis) pemakaian prefiks /me-/ dan /ter-/ 5. Menarik kesimpulan dan menulis laporan
BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Data dalam penelitian ini bersumber dari rubrik Tajuk Rencana pada Surat Kabar Padang Ekspres edisi Februari- Maret 2013, yang terbit setiap hari kecuali hari libur. Adapun Tajuk Rencana yang peneliti teliti pada edisi Februari- Maret 2013 semuanya berjumlah 50 edisi. Untuk prefiks /me-/ ada disetiap edisi tersebut dan untuk prefiks /ter-/ hanya ada pada 44 edisi saja. Data yang ditemukan dalam bentuk prefiks /me-/ dan /ter-/ semuanya berjumlah 325 prefiks. Prefiks /me-/ berjumlah 199 prefiks, sedangkan prefiks /ter-/ berjumlah 126 prefiks.
F. Teknik Pengabsahan Data Hasil penelitian kualitatif adalah berupa deskripsi dari suatu kejadian atau peristiwa, tingkah laku ataupun hal-hal lain yang terkait dengan aktivitas sosial dalam kelompok masyarakat yang terkait dengan aktivitas sosial dalam kelompok masyarakat yang menjadi objek penelitian. Data utama dalam penelitian kualitatif bukanlah merupakan angka, maka dalam penelitian kualitatif suatu data harus mempunyai keabsahan dan kriteria tertentu yang sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif. Tekhnik yang digunakan dalam penelitian ini adalah tekhnik triangulasi. Menurut Moleong (2009:178) teknik pengabsahan data terdiri dari: perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, triangulasi, pengecakan sejawat, kecukupan referensial, kajian kasus negatif, dan pengecekan anggota. Teknik pengabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi, yaitu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu di luar data itu. Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemeriksaan dengan sumber yang lebih mengetahui seperti dosen dan teman sejawat.
B. Analisis Data 1. Prefiks /me-/ Bentuk prefiks /me-/ apabila digabungkan dengan kata dasar dan kata ulang tidak mengalami perubahan bentuk, karena kata dasar dan kata ulang yang diletakinya diawali konsonan. a. Fungsi prefiks /me-/ 1. /me-/ + KK (Kata Kerja) Prefik /me-/ apabila digabungkan dengan kata kerja fungsinya, akan menjadi kata kerja intransitif. Berdasarkan prefiks /me-/ apabila digabungkan dengan kata kerja maka fungsinya akan menjadi kata kerja intransitif. Data (2) 7
“mendukung” berasal dari kata dasar “dukung”. Ketika di tambah dengan imbuhan /me-/ maka bentuknya menjadi kata kerja intransitif. b. Arti Prefiks /me-/ Berdasarkan fungsinya, prefiks /me-/ memiliki dua fungsi yaitu sebagai unsur pembentuk kata kerja intransitif dan transitif. a. Intransitif (1) Mengerjakan suatu perbuatan atau gerakan Data (7) mengekspor” Data “mengekspor” berasal dari kata kerja “ekspor”, jika ditambah dengan prefiks /me-/ + KK kata “ekspor” berubah menjadi kata “mendengar”. Kata “mengekspor”berarti melakukan suatu perbuatan. Arti kata “mengekspor” setelah ditambah dengan prefiks /me-/ yaitu mengirim barang dagangan ke luar negeri.
Data (241) “memperkosa” Data “memperkosa” berasal dari kata kerja “perkosa”, jika ditambah dengan prefiks /me-/ + KK kata “perkosa” berubah menjadi “memperkosa”. Kata “memperkosa” berarti melakukan suatu hal. Arti kata “memperkosa” setelah ditambah dengan prefiks /me-/ memiliki arti yaitu memerkosa. 2. Prefiks /ter-/ Makna pragmatis prefiks /ter-/ bergantung pada maksud kalimat terutama prefiks /ter-/ yang bermakna “keadaan” (makna “pasif”). Makna gramatis prefiks /ter-/ dapat di inventarisasikan sebagai berikut: makna “sudah selesai”, makna “tidak sengaja”, makna “dapat”, makna “tiba-tiba”, makna “tepat atau terus-terusan”, makna “terarah”, dan makna “paling”. b. Fungsi prefiks /ter-/ 1. /Ter-/ + KK (KatKEA Satuan dasar verba bentukan prefiks /ter-/ berkategori sebagai berikut: satuan dasar berkategori pokok kata, satuan dasar berkategori verbal, satuan dasar berkategori nomina, dan satuan dasar adjektiva.
Data (198) “membawa” Data “membawa” berasal dari kata kerja “bawa”, jika ditambah dengan prefiks /me-/ + KK kata “bawa” berubah menjadi “membawa”. Kata “membawa” berarti melakukan suatu hal. Arti kata “membawa” setelah ditambah dengan prefiks /me-/ memiliki arti yaitu mengangkat sesuatu.
Berdasarkan prefiks /ter-/ di atas apabila digabungkan dengan kata adjektiva maka prefiks /ter-/ tersebut berkategorikan adjektiva. Data (325) “terdekat” berasal dari kata “dekat”. Jika ditambahkan dengan imbuhan /ter-/ maka maknanya menjadi “paling dekat”. 8
c. Arti Prefiks /ter-/ Prefiks /ter-/ mengandung arti sebagai berikut: a) Menyatakan aspek perspektif, yaitu suatu perbuatan yang telah selesai dikerjakan Data (8) “termasuk” Data “termasuk” berasal dari kata kerja “masuk”, jika ditambah dengan prefiks /ter-/ + KK kata “masuk” berubah menjadi “termasuk”. Kata “termasuk” berarti suatu perbuatan yang telah selesai dikerjakan. Arti kata “termasuk” setelah ditambah dengan prefiks /ter-/ memiliki arti yaitu sudah masuk. Data (314) “tergantung” Data “tergantung” berasal dari kata kerja “gantung”, jika ditambah dengan prefiks /ter-/ + KK kata “gantung” berubah menjadi “tergantung”. Kata “tergantung” berarti suatu perbuatan yang telah selesai dikerjakan. Arti kata “tergantung” setelah ditambah dengan prefiks /ter-/ memiliki arti yaitu sudah disangkut. b) Menyatakan aspek kontinuatif, yaitu suatu
perbuatan yang berlangsung terus Data (48) “terulang” Data “terulang” berasal dari kata kerja “ulang”, jika ditambah dengan prefiks /ter-/ + KK kata “ulang” berubah menjadi “terulang”. Kata “terulang” berarti suatu perbuatan yang berlangsung terus. Arti kata “terulang” setelah ditambah dengan prefiks /ter-/ memiliki arti yaitu sudah terjadi lagi. c) Menyatakan aspek spontanitas, yaitu suatu perbuatan berlangsung dengan serta-merta atau tidak disengaja Data (122) “terkesiap” Data “terkesiap” berasal dari kata kerja “kesiap”, jika ditambah dengan prefiks /ter-/ + KK kata “kesiap” berubah menjadi “terkesiap”. Kata “terkesiap” berarti suatu perbuatan yang berlangsung serta merta atau tidak sengaja. Arti kata “terkesiap” setelah ditambah dengan prefiks /ter-/ memiliki arti yaitu terkejut sekali. Data (137) “teringat” Data “teringat” berasal dari kata kerja “ingat”, jika ditambah dengan prefiks /ter-/ + KK 9
kata “ingat” berubah menjadi “teringat”. Kata “teringat” berarti suatu perbuatan yang berlangsung serta merta atau tidak sengaja. Arti kata “teringat” setelah ditambah dengan prefiks /ter-/ memiliki arti yaitu tiba-tiba ingat. d) Menyatakan kesanggupan, dalan hal ini dinyatakan dengan dapat diData (61) “terkait” Data “terkait” berasal dari kata kerja “kait”, jika ditambah dengan prefiks /ter-/ + KK kata “kait” berubah menjadi “terkait”. Kata “terkait” berarti menyatakan kesanggupan. Arti kata “tersentak” setelah ditambah dengan prefiks /ter-/ memiliki arti sudah dikait atau dapat dikait. e) Bila kata dasarnya mengalami reduplikasi, maka prefiks /ter-/ dapat mengandung arti intensitas: kesangatan atau perulangan suat peristiwa Data (313) “tersendatsendat” Data“tersendat-sendat” berasal dari kata kerja “sendatsendat”, jika ditambah dengan prefiks /ter-/ + KK kata “sendat-sendat” berubah
menjadi “tersendat-sendat”. Kata “tersendat-sendat” berarti menyatakan perulangan suatu peristiwa. Arti kata “tersendatsendat” setelah ditambah dengan prefiks /ter-/ memiliki arti berkali-kali terhenti. f) Menyatakan tingkat yang paling tinggi atau tertinggi dalam suatu tingkatan perbandingan Data (1) “terbesar” Data “terbesar” berasal dari kata adjektiva “besar”, jika ditambah dengan prefiks /ter-/ + KA kata “besar” berubah menjadi “terbesar”. Kata “terbesar” berarti menyatakan tingkat yang paling tinggi atau tertinggi dalam suatu tingkatan perbandingan. Arti kata “terbesar” setelah ditambah dengan prefiks /ter-/ memiliki arti paling besar. C. Pembahasan Fungsi prefiks /me-/ adalah sebagai pembentukan kata verba sedangkan makna prefiks /me/ sebagai berikut: a. Apabila bentuk dasarnya berupa bentuk kata prefiks /me-/ menyatakan makna suatu perbuatan yang aktif lagi transitif, maksudnya perbuatan ini dilakukan oleh pelaku yang menduduki fungsi subjek dan menuntut adanya objek. Data (7) “ekspor” jika ditambahkan dengan kata /me-/ menjadi “mengekspor” , data (97) 10
“cium” jika ditambahkan dengan kata /me-/ menjadi “mencium”, data (114) “tata” ditambahkan dengan kata /me-/ menjadi “menata”, data (37) “ tulis” ditambahkan dengan kata /me-/ menjadi “menulis”, data (33) “lempar” ditambahkan dengan kata /me-/ menjadi “melempar”. Berdasarkan data penelitian di atas, maka bentuknya berubah menjadi kata kerja transitif. Data tersebut menyatakan makna suatu perbuatan yang aktif lagi transitif. Data di atas akan berubah bentuknya jika ditambah dengan prefiks /me/ + KK. b. Apabila bentuk dasarnya atau kata lain menyatakan makna proses. Data (3) “baik” jika ditambahkan dengan prefiks /me-/ menjadi “membaik”, data (15) kata dasar “naik” ditambah dengan prefiks /me/ menjadi “menaik”, data (41) kata dasar “paksa” ditambah prefiks /me-/ menjadi “memaksa”, data (99) kata dasar “tarik” ditambah dengan prefiks /me/menjadi “menarik”, dan data (53) kata dasar “desak” ditambah prefiks /me-/ menjadi “mendesak”. Data di atas, jika ditambah dengan prefiks /me-/ akan berubah bentuk menjadi kata kerja intransitif. Berdasarkan data di atas, kata tersebut berubah jika ditambah dengan prefiks /me-/ + KK. c. Apabila bentuk dasarnya berupa nominal bentuk
nominal, prefiks /me-/ menyatakan berbagai makna seperti: memakai apa yang tersebut pada bentuk dasar, berlaku atau menjadi seperti apa yang tersebut pada bentuk dasar, menuju ketempat apa yang tersebut pada bentuk dasar, semua makna itu terangkum dalam satu makna yaitu melakukan tindakan berhubungan dengan apa yang tersebut pada bentuk dasar. Data (195) “menjauh” berasal dari kata kerja “jauh” jika di tambahkan dengan prefiks /me-/ + KK akan menjadi “menjauh” yang artinya “menjadi jauh” Berdasarkan prefiks /ter-/ apabila digabungkan dengan kata kerja maka fungsinya sebagai makna pasif. Data (176) “termakan” berasal dari kata “makan”. Jika ditambahkan dengan imbuhan /ter-/ + KK maka maknanya sudah berubah menjadi kata kerja pasif. Berdasarkan prefiks /ter-/ di atas apabila digabungkan dengan kata adjektiva maka prefiks /ter-/ tersebut berkategorikan adjektiva. Data (325) “terdekat” berasal dari kata “dekat”. Jika ditambahkan dengan imbuhan /ter-/ + KA maka maknanya menjadi “paling dekat”. Berdasarkan arti Prefiks /ter-/ mengandung arti sebagai berikut: menyatakan aspek perspektif, yaitu suatu perbuatan yang 11
telah selesai dikerjakan, menyatakan aspek kontinuatif, yaitu suatu perbuatan yang berlangsung terus, menyatakan aspek spontanitas, yaitu suatu perbuatan berlangsung dengan serta-merta atau tidak disengaja, menyatakan kesanggupan, dalan hal ini dinyatakan dengan dapat di-, bila kata dasarnya mengalami reduplikasi, maka prefiks /ter-/ dapat mengandung arti intensitas: kesangatan atau perulangan suat peristiwa, menyatakan tingkat yang paling tinggi atau tertinggi dalam suatu tingkatan perbandingan. Sedangkan fungsi prefiks /ter-/ sebagai pembentuk verba dan adjektiva. D. Temuan Penelitian Berdasarkan data yang diperoleh dari prefiks /me-/ dan /ter-/ berjumlah 324, akan tetapi data tersebut berkurang karena adanya data yang ditemukan sama. Data yang seharusnya berjumlah 324 menjadi berkurang yaitu berjumlah 276, dimana data prefiks /me-/ berjumlah 178 dan data prefiks /ter-/ berjumlah 98.Data yang menggunakan prefiks /me-/dan menggunakan kata dasar sama adalah kata-kata “mengurang, menaik, mengubah, mencegah, memilih, mengurus, membungkuk, mendesak, menerima, membuka, menangkap, menutup dan membayar”. Kata “mengurang” yang ditemukan berjumlah tiga. Kata “menaik” berjumlah tiga.
Kata “mengubah” berjumlah dua. Kata “mencegah” berjumlah dua, kata “memilih” berjumlah dua. Kata “mengurus” berjumlah tiga. Kata “membungkuk” berjumlah dua. Kata “mendesak” berjumlah tiga. Kata “menerima” berjumlah empat. Kata “membuka” berjumlah tiga. Kata “menangkap” berjumlah dua. Kata “menutup” berjumlah tiga dan kata “membayar” berjumlah dua. Data yang menggunakan prefiks/ter-/ dan menggunakan kata dasar yang sama dalah katakata “terbesar, termasuk, tersangka, terkesan, terkait, terungkap, terutama, terbaik, dan terakhir”. Kata “terbesar” yang ditemukan berjumlah tiga. Kata “termasuk” berjumlah empat. Kata “tersangka” berjumlah lima. Kata “terkasan” berjumlah dua. Kata “terkait” berjumlah sembilan.Kata “terungkap” berjumlah tujuh. Kata “terutama’ berjumlah tiga. Kata “terbaik” berjumlah dua dan kata “terakhir” berjumlah dua.
12
kesangatan atau perulangan suat peristiwa, menyatakan tingkat yang paling tinggi atau tertinggi dalam suatu tingkatan perbandingan.
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan analisis data dari hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa mengenai prefiks /me-/ dan /ter-/ dalam Rubrik Tajuk Rencana pada Surat Kabar Padang Ekspres edisi FebruariMaret 2013. Kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Bentuk prefiks /di-/ dan /ke-/ a. Prefiks /me-/ yang terdapat dalam penelitian ini berjumlah 199 prefiks dan prefiks /ter-/ berjumlah 126 prefiks. b. Prefiks /me-/ dan /ter-/ tidak mengalami perubahan bentuk ketika melekat pada kata dasar yang diawali dengan vokal maupun konsonan. 2. Fungsi prefiks /me-/ dan /ter-/ a. Prefiks /me-/ + KK fungsinya akan menjadi kata kerja intransitif semuanya berjumlah 197 prefiks b. Prefiks /ter-/ + KK semuanya berjumlah 115prefiks. c. Prefiks /ter-/ + KA semuanya berjumlah 11prefiks 3. Makna Prefiks /di-/ Berdasarkan arti Prefiks /ter-/ mengandung arti sebagai berikut: menyatakan aspek perspektif, yaitu suatu perbuatan yang telah selesai dikerjakan, menyatakan aspek kontinuatif, yaitu suatu perbuatan yang berlangsung terus, menyatakan aspek spontanitas, yaitu suatu perbuatan berlangsung dengan serta-merta atau tidak disengaja, menyatakan kesanggupan, dalan hal ini dinyatakan dengan dapat di, bila kata dasarnya mengalami reduplikasi, maka prefiks /ter-/ dapat mengandung arti intensitas:
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka saransaran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut: a. Bagi siswa untuk menambah pengetahuan tentang bentuk, fungsi, dan arti prefiks /me-/ dan /ter-/ b. Bagi guru yang mengajar pada mata pelajaran bahasa Indonesia semoga peneltian ini dapat dijadikan bahan ajar dalan pembelajaran terutama tentang prefiks /me-/ dan /ter-/ c. Bagi mahasiswa jurusan bahasa Indonesia sebagai referensi dalam mempelajari kajian morfologi khususnya prefiksasi d. Bagi peneliti selanjutnya dapat memberikan kemudahan dan menjadi referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya dalam bidang prefiks /me-/ dan /ter-/ KEPUSTAKAAN Afifudin dan Saebani. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Ceria. Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Anipudin. dkk. 2005. Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP Kelas IX. Solo: Depdiknas.
1
Arikunto, Suharsimin. 2006. Manajemen Penelitian. Jakarta: Asdi Mahasarya.
Muslich,
Atmazaki. 2006. Kiat-Kiat Mengarang dan Menyunting. Padang: Citra Budaya Indonesia.
Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Dardjowidjojo, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisis ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Ningsih,
Fitriyani, Titin. 2005. Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi Kelas VIII Jilid 2. Bandung: Angkasa. Keraf,
Masnur. 2009. Bagaimana Menulis Skripsi. Malang: Bumi Aksara.
Ratna. 2010. Penggunaan Prefiks /ka-/ dan /ma-/ Bahasa Minangkabau pada Rubrik “PALANTA” dalam Harian Umum Singgalang Edisi 29 Juli sampai 20 Juni 2010. Skripsi. Solok: Universitas Mahaputera Muhammad Yamin.
Permatasari, Yuke. 2012. Penggunaan Prefiks /di-/ dan /ke-/ dalam Rubrik Tajuk Rencana pada Harian Umum Singgalang Edisi Mei 2012. Skripsi. Solok: Universitas Mahaputera Muhammad Yamin.
Gorys. 1984. TataBahasa Indonesia Untuk Sekolah Lanjut Atas. Jakarta: Nusa Indah.
Putra, Afdal. 2012. Prefiks /ba-/ dan /ta-/ Bahasa Minangkabau pada Rubrik “PALANTA” dalam Harian Umum Singgalang Edisi 10 Januari- 9 Februari 2012. Skripsi. Solok: Universitas Mahaputera Muhammad Yamin.
Kridalaksana, Harimurti. 2007. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pusaka Utama. Mandral. 2011. Kemampuan Penggunaan Prefiks dalam Laporan Perjalanan Siswa Kelas VIII MTsN Koto Baru Kecamatan Kubung Kabupaten Solok Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi. Solok: Universitas Mahaputera Muhammad Yamin.
Ramlan. 1987. Morfologi suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV. Karyono. Semi, M. Atar. 1989. Menulis Efektif. Padang: Suka Bina Ofset.
Moleong, Lexy. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Surayin. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya.
Moleong, Lexy. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sutawijaya, Alam. 1997. Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Departmen Pendidikan dan Kebudayaan.
2
Syaodih
Sukmadinata, Nana. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rodaskarya Offset.
Wibowo, Wahyu. 2006. Berani Menulis Artikel. Jakarta: PT Gramedia. Yasin, sulchan. 1988. Tinjauan Deskriptif Seputar Morfologi. Surabaya: Usaha Nasional
3