SHAHIH AL-BUKHARI DALAM PANDANGAN ULAMA Oleh: Ustadz Kholid Syamhudi, L.c خفظه اهلل
Publication: 1434 H_2013 M SHAHIH AL-BUKHARI DALAM PANDANGAN ULAMA Oleh: Ustadz Kholid Syamhudi خفظه اهلل Sumber: Majalah As-Sunnah No.1 Thn. XVI_1433 H/2012 M
Download > 520 eBook Islam di www.ibnumajjah.wordpress.com
PENDAHULUAN
Fenomena mengaku
kemunculan
sebagai
orang-orang
pembaharu
dan
yang
intelektual
yang menggugat dan merendahkan kedudukan Shahih
al-Bukhari,
ditambah
lagi
dengan
ketidaktahuan sebagian kaum Muslimin terhadap sumber rujukan besar dalam mengenal Islam ini menjadikan masalah ini sangat perlu dipaparkan kepada khalayak ramai. Apalagi menyebarnya agama syi'ah yang banyak menggugat dan mempertanyakan
hadits-hadits
dalam
kitab
Shahih al-Bukhari, bahkan tidak mengakuinya sebagai rujukan hadits.
KEDUDUKAN KITAB SHAHIH AL-BUKHARI
Kitab yang memiliki nama lengkap al-Jami' ash-Shahih al-Musnad Min
Hadits Rasulillah صلى اهلل
عليه وسلمwa Sunanihi wa Ayydmihi karya al-Imam alBukhari dikenal khalayak ramai dengan Shahih al-Bukhari. Kitab ini memiliki kedudukan tinggi dan penting serta memiliki kekhususan yang tidak dimiliki karya-karya tulis lainnya. Hampir sernua tempat yang tersentuh dakwah islam mesti di sana ada kitab Shahih al-Bukhari. Kitab ini adalah pendorong penting umat islam untuk menggelari beliau رمحه اهللdengan gelar Imam Muhadditsin dan Amirul Mukminin dalam hadits, Belum
ada
karya
seorang
ulamapun
yang
mendapatkan keutamaan dan sambutan seperti kitab Shahih al-Bukhari ini. Syaikh
Abdussalam
al-Mubarakfiiri
رمحه اهلل
menyifati kitab ini dengan pernyataan beliau رمحه اهلل,
"al-Jami' ash-Shahih adalah sebuah kitab yang seandainya kita berusaha menyusun sejarahnya dan menjelaskannya dari semua sisi, tentu akan membutuhkan
berjilid-jilid
kitab
yang
tebal.
(Sirah al-Imam al-Bukhari hlm. 159). Sedemikian tinggi dan pentingnya Shahih alBukhari ini sehingga al-'Allamah Ibnu Khaldun رمحه اهللmenyatakan, "Sungguh aku telah mendengar para guru kami -Rahimahumullahu- menyatakan, ' Syarah (penjelasan) kitab al-Bukhari adalah hutang yang ditanggung umat ini. (Muqaddimah ibnu Khaldun 3/1142 Dinukil dari Sirah al-Imam al-Bukhari, hlm. 159) Ibnu Khaldun adalah seorang ahli sejarah abad ke-8 yang wafat diawal abad ke-9 dan menyelesaikan kitab Muqaddimahnya pada tahun 779 H. Beliau رمحه اهللmenyampaikan pernyataan ini sesuai
dengan
pengetahuan
yang
sampai
padanya. Oleh karena itu Imam Abul Khair asSakhawi
رمحه اهللsalah seorang murid imam ibnu
Hajar رمحه اهللketika mengomentari kitab Fathul Bari Syarah
Shahih
"Seandainya
al-Bukhari
Ibnu
Khaldun
menyatakan,
yang
menyatakan
bahwa Syarah Shahih al-Bukhari hingga sekarang adalah
hutang
membaca
kitab
yang ini
ditanggung
tentu
akan
umat
ini,
senang
dan
mengakui (hutang) itu sudah tertunaikan dan cukup" (at-Tabar al-Masbuk, hlm. 231. Lihat kitab Ibnu Hajar wa Dirasatuhu, karya DR. Syakir Muhammad Abdul Mun'im, hlm. 323) Demikianlah
kitab
Shahih
al-Bukhari
ini
mendapatkan sambutan dari umat Islam. Kitab ini sebelumnya telah dikritisi dan diteliti oleh para Ulama baik dimasa beliau masih hidup maupun setelah beliau رمحه اهللwafat. Diantara Ulama yang mengkritisi hadits-hadits yang ada dalam Shahih al-Bukhari adalah al-Imam ad-Daraquthni
رمحه اهلل
dalam kitab at-Tatabbu' wal Ilzamat. Namun akhirnya umat islam menerimanya sebagai kitab paling Shahih setelah al-Qur'an.
Imam an-Nawawi رمحه اهللmengungkapkan, "Para ulama
-rahimahumullahu-
telah
sepakat
menyatakan bahwa kitab yang paling Shahih setelah al-Qur'an adalah ash-Shahihain; [yakni] Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim. Ummat telah menerima keduanya dengan baik. Kitab Shahih al-Bukhari adalah yang tershahih dari keduanya dan lebih banyak mengandung faedah dan pengetahuan, baik yang nampak maupun masih samar. Memang benar bahwa Imam Muslim dahulu termasuk yang mengambil faedah dari alBukhari dan mengakui bahwa al-Bukhari tiada tandingannya dalam ilmu Hadits. Semua yang telah kami sampaikan berupa tarjih kitab Shahih al-Bukhari adalah madzhab terpilih yang menjadi pendapat mayoritas Ulama pakar dan ahli dalam masalah-masalah detail hadits. (al-Minhaj Syarh Shahih Muslim 1/14. Lihat Fiqhud Dakwah min Shahih al-Bukhari, 1/28)
Pernyataan Imam Nawawi
رمحه اهللini sudah
cukup untuk menunjukkan betapa tinggi dan penting kedudukan Shahih al-Bukhari. Kedudukan ini selain karena izin dan anugrah dari Allah ّعزّوجل, juga tidak lepas dari sebab ketakwaan dan kehati-hatian beliau رمحه اهللdalam memasukkan hadits-hadits ke dalam kitab ini. Beliau tidak memasukkan satu hadits kecuali setelah
mandi
dan
shalat
dua
rakaat.
Ini
disampaikan Abul Haitsam al-Kasymihani setelah mendengar Muhammad bin Yusuf al-Farabri رمحه اهلل menyatakan,
"al-Bukhari
رمحه اهلل
pernah
menyatakan, 'Aku tidak meletakkan satu hadits dalam
kitab
as-Shahih
kecuali
aku
mandi
sebelumnya dan shalat dua rakaat. (Hadi as-Sari, Muqaddimah Fathul Bari, hlm. 489) Syaikh
Abdussalam
al-Mubarakfuri
رمحه اهلل
menyampaikan juga pernyataan orientalis barat bernama Tomas William Bill yang menyatakan, "Shahih
al-Bukhari
dimuliakan
melebihi
kitab
apapun juga setelah al-Qur'an dan dijadikan sandaran dalam urusan ruhani dan keduniaan." Tomas juga menyatakan, "Kitab ini tidak hanya
memuat
Muhammad
wahyu
yang
turun
kepada
صلى اهلل عليه وسلم, ilham, perbuatan dan
perkataan beliau saja, bahkan bersamanya juga berisi tafsir mayoritas bagian yang sulit dalam alQur'an. (lihat Siratul Imam al-Bukhari, hlm. 163)
MASA PENYUSUNANNYA
Al-Imam al-Bukhari kitabnya
secara
رمحه اهللtelah menyusun
sungguh-sungguh
selama
enam
belas
tahun
seperti
yang
kita
lihat
Kesungguhan
dan
ketelitian
dan
sehingga
dan
baca ini
teliti
menjadi hari
ini.
disampaikan
sendiri oleh Imam al-Bukhari dan juga dari para Ulama lainnya.
Al-Waraq menyampaikan pernyataan Imam al-Bukhari, "Aku susun kitab al-Jami' dari enam ratus ribu hadits dalam waktu enam belas tahun." (Muqaddimah Fathul Bari, hlm. 489). Juga Ibnu Adi menyampaikan berita dari beberapa guru beliau bahwa Imam al-Bukhari menyusun judul bab
dalam
Shahilmya
antara
kuburan
Nabi
dengan mimbarnya dan beliau shalat dua rakaat untuk setiap judul babnya. (Muqaddimah Fathul Bari, hlm. 489). Demikian juga al-Waraq menceritakan bahwa suatu ketika beliau bersama Imam al-Bukhari ketika beliau menyusun kitab at-Tafsir (salah satu nama kitab dalam Shahihnya) dan beliau dapati Imam al-Bukhari shalat di satu malam hingga lima belas sampai dua puluh kali. Berita-berita ini menunjukkan kesungguhan dan konsentrasi beliau
رمحه اهللdalam menyusun
kitab Shahihnya ini. Setelah tersusun beliau رمحه اهلل tidak lupa menyampaikanya kepada para guru
beliau
untuk
dilihat
dan
dikoreksi
serta
mengambil arahan dan bimbingan mereka. Abu Ja'far al-'Uqaili berkata, Bukhari
menyusun
menyerahkannya
kitab
kepada
"Ketika al-
Shahih,
Ali
Ibnu
beliau
al-Madini,
Ahmad bin Hambal, Yahya bin Ma'in dan yang lainnya. Lalu mereka menerima kitab tersebut dengan
baik
kecuali
empat
dan
memastikan
hadits."
keshahihannya
al-'Uqaili menyatakan,
"Yang benar dalam hal ini adalah pendapat alBukhari dan keempat hadits tersebut Shahih. (Muqaddimah Fathul Bari, hlm. 489)
PERHATIAN ULAMA TERHADAP KITAB INI1
Urgensi kitab Shahih al-Bukhari begitu jelas, sehingga para Ulama sejak dahulu memberikan perhatian besar, baik dengan membacakan dan mengajarkannya,
meringkasnya
atau
menulis
penjelasan (syarah)nya. Semua ini terbukti dengan banyaknya karya tulis seputar kitab Shahih al-Bukhari. Diantaranya adalah: 1. Mereka
yang
meringkas
kitab
Shahih
al-
Bukhari: a. Jamaluddin Ahmad bin Umar al-Anshari alQurthubi, wafat tahun 656 H dalam kitab Mukhtashar Shahih al-Bukhari
1
Diambil secara ringkas dari keterangan Syaikh Abdussalam al-Mubarakfuuri dalam Siratul Imam alBukhari dari hlm. 172 - 240
b. Zainuddin Ahmad bin Ahmad bin Abdillathif asy-Syarji az-Zabidi, wafat tahun 894 H dalam kitab at-Tajrid ash-Sharih li Ahadits al-Jami' ash-Shahih c. Abdullah bin Sa'ad bin Abi Jamrah al-Azdi, wafat tahun 675 H dalam kitab an-Nihayah fi Bad'i al-Khair wal Ghayah 2. Mereka yang mensyarah judul bab (Tarajum al-Bab), Diantaranya : a. Imam Nashiruddin Ahmad bin al-Munayyir dalam kitab al-Mutawari 'ala Tarajum alBukhari. b. Muhammad bin Manshur bin al-Hamamah al-Maghribi dalam kitab Fakku Aghradhi alBukhari al-Mubhamah fil Jam'i bainal Hadits wat Tarjamah c. Abu Abdillah ibnu Rasyid as-Sibti dalam kitab Turjaman at-Tarajum
d. Asy-Syah
Waliyullahi
ad-Dahlawi
dalam
kitab Syarah Tarajum Abwab Shahih alBukhari. 3. Mereka
yang
mensyarah
kitab
Shahih
al-
Bukhari, diantaranya : a. Abu Sulaiman Hamd bin Muhammad alBusti al-Khathabi
(wafat
tahun
308
H)
dalam kitab I’lam as-Sunan b. Muhallab bin Abi Shafrah al-Azdi (wafat tahun 435 H) dalam kitab Syarh al-Muhallab c. Abu Abdillah Muhammad bin Khalaf alMurabith (wafat tahun 485 H) dalal kitab Mukhtashar Syarh al-Muhallab d. Ibnu Abdilbarr Abu Umar Yusuf bin Abdillah bin Muhammad bin Abdilbarr (Wafat tahun 463 H) dalam kitab al-Ajwibah 'ala alMasa'il al-Musta'ribah Minal Bukhari
e. Abul Hasan Ali bin Khalaf bin AbdilmalikIbnu Bathal (wafat tahun 449 H) dalam Syarah Ibnu Bathal f. Abu Hafsh Umar bin al-Hasan bin Umar alAuzi al-Isybili (wafat tahun 460 H) dalam kitab Syarh Shahih al-Bukhari. g. Syamsuddin Muhammad bin Yusuf bin Ali al-Karmani wafat tahun 786 H dalam kitab al-Kawakib ad-Darari. h. Sirajuddin Umar bin Ali bin Ahmad Ibnu alMulaqqin wafat tahun 804 H dalam kitab Syawahidut Taudhih. i. Burhanuddin Ibrahim bin Muhammad alHalabi Sibthi ibni l’Ajmi wafat tahun 837 H dalam kitab at-Talqih li Fahmil Qari ashShahih. j. al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani wafat tahun 852 H dalam Fathul Bari Syarhu Shahih alBukhari.
k. Abul Hasan Ali bin Husein bin 'Urwah alMushili wafat tahun 837 H dalam kitab alKawakib as-Sari fi Syarhil Jami' ash-Shahih lil Bukhari. l. Badruddin Abu Muhammad Mahmud bin Ahmad al-Aini wafat tahun 855 H dalam kitab 'Umdatul Qari. m. Syihabudin
Ahmad
bin
Muhammad
al-
Khathib al-Qusthalani wafat tahun 923 H dalam kitab Irsyadus Sari. Demikian selintas perhatian Ulama terhadap kitab
Shahih
al-Bukhari.
Semoga
dapat
memotivasi kita untuk mengenal lebih jauh dan mempelajarinya. Wabillahitaufiq.[]