Daftar Pustaka Referensi Pustaka Pontoh, Rudi S. 2006. Pacaran Sehat : Tips dan Trik Buat Remaja. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Sarwono, Sarlito Wirawan. 2001. Psikologi Remaja. Jakarta : PT. Raja Gafindo Persada Sarwono, Sarlito Wirawan. 2002. Psikologi Sosial. Jakarta : PT. Balai Pustaka Santrock, John W. 1995. Life-Span Development. Jakarta : Erlangga Suprapto, Tommy. 2006. Pengantar Teori Komunikasi. Yogyakarta : Media Pressindo. Sulaeman, Dadang. 1995. Psikologi Remaja : Dimensi-dimensi Perkembangan. Bandung : Mandar Maju
Referensi Website http://www.kompas.com.id http://www.liputan6.com http://www.pikiran-rakyat.com http://www.republika.com http://www.tempointeraktif.com http://www.bkkbn.com
47
Lampiran Wawancara dengan Ahli Konsultasi Remaja dan Psikolog Wawancara dengan Abdurrahman (Mas Igun), Program Officer Mitra Citra Remaja : 1. Berapa banyak remaja yang berada di bawah bimbingan konseling ini? J : Setahun sekitar seribuan orang 2. Berapa banyak remaja yang mengalami masalah karena proses pacaran dan seksualitas? J : Lebih dari ¾ nya 3. Apa umumnya masalah yang mereka utarakan? J : Ya masalahnya memang kebanyakan tentang pacaran, seksualitas dan menstruasi kalau wanita, kalau laki-laki biasanya soal kegiatan seksual seperti masturbasi dan mimpi basah 4. Bagaimana latar belakang remaja yang melakukan konseling? (keluarga. Lingkungan, sekolah, umur, keadaan ekonomi, dll) J : Bebas, dari segala kalangan 5. Bagaimana frekuensi konseling remaja-remaja tersebut? J : Itu tergantung permasalahannya. Ada masalah yang bisa selesai pada saat itu juga. Ada yang memang butuh konsultasi yang rutin. Konsultasinya bisa lewat sms, email, telepon dan ketemu langsung 6. Sampai sejauh apa konseling menjadi kontrol terhadap remaja-remaja tersebut? J : Kita gak melakukan kontrol kecuali kasus-kasus krisis seperti hamil di luar nikah. Kita memantau, tapi gak intervensi 7. Apa kasus konseling yang paling berat pernah ditangani? J : Kasus kehamilan, pelecehan seksual, dan NAPZA 8. Mengapa pubertas mampu menimbulkan begitu banyak masalah terutama yang berhubungan dengan hubungan antarpersonal lawan jenis? J : Memang saat terjadi matangnya organ reproduksi. Kejadian ini pasti menstimulus perubahan pada keadaan emosi. Lawan jenis saat itu menjadi pusat ketertarikan kebanyakan remaja 9. Sesungguhnya pacaran menurut studi psikologi itu apa? J : Namanya intimasi hubungan antar personal. Hubungan mulai intim, disertai dengan penyesuaian-penyesuaian secara emosional 10. Pacaran yang dianggap baik itu seperti apa? J : Sebenaranya sih saling mengenal, dan diharapkan menjadi pembelajaran sebelum benar-benar menikah
11. Apa yang memungkinkan terjadinya perubahan psikologi pada orang yang berpacaran sehingga memungkinkan terjadinya ‘cinta buta’? J : Bisa banget, banyak kok yang gitu 12. Bagaimana cara mengatasi ketergantungan dan obsesif berlebihan terhadap pacar? J : Iya itu sih harus introspeksi diri sendiri, atau konsultasi. Karena biasanya kejadian tersebut bisa terjadi gara-gara kebiasaan 13. Sejauh apa keluarga ikut andil dalam pembentukan sikap dalam pacaran? J : Tentunya, terutama dalam menjaga proses pacaran tersebut agar tetap berjalan dengan wajar 14. Sejauh apa lingkungan mampu mempengaruhi keputusan bersikap remaja? J : Remaja biasanya sangat tergantung pada penerimaan lingkungan teman-temannya. Tak jarang mereka mau melakukan apapun yang membuat mereka diterima lebih baik di lingkungan tersebut 15. Bagaimana peranan teman/sahabat mampu mempengaruhi keputusan bersikap remaja? J : Sangat besar, apalagi remaja cenderung lebih dekat dan percaya dengan temannya daripada keluarganya 16. Bagaimana seharusnya sikap orangtua dan teman bila mengahadapi remaja yang •
Sedang mengalami hubungan pacaran yang cenderung tidak sehat : seharusnya bisa mengingatkan untuk memperbaiki hubungan pacaran tersebut, tapi bukan malah melarang pacaran. Karena kalau dilarang, remaja akan semakin menjadi-jadi dan akhirnya tak bisa dikontrol
•
Sedang dalam hubungan pacaran yang tidak sehat : ya didampingi, didukung
•
Sudah melakukan hubungan pacaran yang tidak sehat dan terlanjur bermasalah (depresi, stress, putus asa, dll) : dibantu, tapi jangan diadili
17. Apa sebenarnya masalah yang menyebabkan fenomena pacaran tidak sehat ini? J : Banyak, misalnya memang komunikasi dengan keluarganya tidak baik, lingkungan pergaulan, dan juga media informasi 18. Informasi apa yang seharusnya dibawa media sehingga pesan-pesan moral tentang pacaran yang baik itu tersampaikan ke remaja? J : Ya misalnya kalo sinetron tuh jangan melulu mengekspos masalah pacaran, coba diangkat juga sisi lain kehidupan remaja yang juga harus diperjuangkan. Juga adeganadegan ciuman itu jangan gak perlu ditayangkan lah
Wawancara dengan Litra Amanda Meitra, Koordinator Konseling Mitra Citra Remaja : 1. Berapa banyak remaja yang berada di bawah bimbingan konseling ini? J : Ya mencapai seribuan setahun 2. Berapa banyak remaja yang mengalami masalah karena proses pacaran dan seksualitas? J : Kebanyakan dari mereka 3. Apa umumnya masalah yang mereka utarakan? J : Masalah pacaran dan seksualitas 4. Bagaimana latar belakang remaja yang melakukan konseling? (keluarga. Lingkungan, sekolah, umur, keadaan ekonomi, dll) J : Umurnya sih dari 14-25 tahun 5. Bagaimana frekuensi konseling remaja-remaja tersebut? J : Ada yang sering, ada yang sesekali saja, ada yang emang cuma sekali 6. Sampai sejauh apa konseling menjadi kontrol terhadap remaja-remaja tersebut? J : Konseling cuma memberi pilihan dan mengingatkan tentang resiko dari setiap pilihan. Tapi yang memilih itu ya tetap saja remaja itu sendiri, tidak di intervensi oleh para konselor 7. Apa kasus konseling yang paling berat pernah ditangani? J : Kasus seksual dan kehamilan di luar nikah 8. Mengapa pubertas mampu menimbulkan begitu banyak masalah tertutama yang berhubungan dengan hubungan antarpersonal lawan jenis? 9. J : Karena pada itu remaja sedang intensif menjalin hubungan dengan lawan jenis. Dengan demikian, maka memungkinkan timbulnya bentrokan dan masalah 10. Sesungguhnya pacaran menurut studi psikologi itu apa? J : Hubungan antar personal antara kawan jenis yang semakin intim 11. Pacaran yang dianggap baik itu seperti apa? J : Pacaran yang seimbang antara pihak laki-laki dan permempuan. Tidak menimbulkan kerugian di salah satu pihak Komunikasinya juga lancar dalam artian baik secara kualitas dan kuantitas. 12. Apa yang memungkinkan terjadinya perubahan psikologi pada orang yang berpacaran sehingga memungkinkan terjadinya ‘cinta buta’? J : Mungkin saja. Biasanya itu karena ada masalah self esteem 13. Bagaimana cara mengatasi ketergantungan dan obsesif berlebihan terhadap pacar? J : Dengan diskusi dengan pihak yang lebih mengerti. Misalnya orang tua, psikolog, konselor 14. Sejauh apa keluarga ikut andil dalam pembentukan sikap dalam pacaran? J : Tentunya sangat penting. Remaja harus tetap didampingi melewati proses ini agar tidak salah langkah
15. Sejauh apa lingkungan mampu mempengaruhi keputusan bersikap remaja? J : Serupa dengan teman, lingkungan mampu mempengaruhi cra berpikir dan bersikap remaja 16. Bagaimana peranan teman/sahabat mampu mempengaruhi keputusan bersikap remaja? J : Pada tahap ini, teman bisa saja lebih berpengarh dari orangtua. Masalah terjadi jika teman tersebut juga sebenarnya tidak tahu informasi yang benar tentang tindakan-tindakan yang harus diambil 17. Bagaimana seharusnya sikap orangtua dan teman bila mengahadapi remaja yang - Sedang mengalami hubungan pacaran yang cenderung tidak sehat : mengingatkan mungkin ya, tapi jangan malah terkesan menggurui - Sedang dalam hubungan pacaran yang tidak sehat : lebih ke mendampingi, membantu, dan perlahan mengajaknya introspeksi - Sudah melakukan hubungan pacaran yang tidak sehat dan terlanjur bermasalah (depresi, stress, putus asa, dll) : tentunya mendampingi dan membantu remaja yang bermasalah tersebut untuk kembali bangkit dalam menjalani kehidupannya 18. Apa itu self-concept? Apa pengaruhnya pada hubungan pacaran? J : Self concept itu sangat erat kaitannya dengan self esteem. Orang yang punya self esteem yang tinggi lebih mampu menjaga dirinya dari segala keburukan yang bisa terjadi, termasuk yang berasal dari proses pacaran 19. Bagaimana membentuk self-concept yang baik? J : Itu sih terbentuk dari masa kecil. Bermula dari keluarga, kemudian dari lingkungan remaja itu tumbuh 20. Apa sebenarnya masalah yang menyebabkan fenomena pacaran tidak sehat ini? J : Oh, banyak. Bisa dari norma yang sudah tak diperhatikan, komunikasi dari keluarga yang memang kurang, media informasi, teman dan pergaulan. Macam-macam lah, kompleks penyebabnya 21. Informasi apa yang seharusnya dibawa media sehingga pesan-pesan moral tentang pacaran yang baik itu tersampaikan ke remaja? J : Informasi yang tidak terlalu menggurui namun mampu membawa remaja ke langkah yang labih baik. Gayanya peer educater lah, komunikasi teman sebaya 22. Apakah iklan bisa digunakan sebagai media peningkatan self-esteem remaja dalam hubungan berpacaran? Bagaimana caranya? J : Tentu saja bisa, mungkin dengan membawa informasi pacaran sehat tersebut
Wawancara dengan Bapak Ibu Elma Triyulianti, P.Si, Staf Remaja & Perlindungan Hak Reproduksi BKKBN Jawa Barat : 1. Mengapa pubertas mampu menimbulkan begitu banyak masalah tertutama yang berhubungan dengan hubungan antarpersonal lawan jenis? J : Jadi memang saat pubertas itu remaja mencari jati diri, terjadi perubahan hormonal, perubahan fisik, kognisi dan emosional yang begitu mempengaruhi kejiwaan remaja. nah, pada saat semua itu terjadi, remaja pun sedang dengan intensnya mengalami perkembangan hubungan dengan lawan jenis. Jelas berpotensi menimbulkan berbagai hambatan dan masalah kalau tidak berhasil disikapi dengan baik 2. Sesungguhnya pacaran menurut studi psikologi itu apa? J : Pacaran pada masa remaja itu adalah proses saling mengenal lawan jenisnya. Artinya memahami peran dan tugas lawan jenis mereka itu. Pacar itu adalah orang yang menurut remaja tersebut paling sesuai, bisa menarik dan atau cocok bagi mereka 3. Pacaran yang dianggap baik itu seperti apa? J : Kalau menurut saya, ya pacaran yang tidak membatasi secara berlebihan, yang mendewasakan dan melatih sikap tanggung jawab pada masing-masing individunya 4. Apa yang memungkinkan terjadinya perubahan psikologi pada orang yang berpacaran sehingga memungkinkan terjadinya ‘cinta buta’? J : Sebabnya bisa variatif ya. Bisa dari bimbingan orangtua, keadaan psikologi indivisu tersebut, lingkungan, media informasi, maupun teman-teman pergaulannya 5. Bagaimana cara mengatasi ketergantungan dan obsesif berlebihan terhadap pacar? J : Remaja seperti ini belum mengenal konsep diri yang jelas. Self esteemnya rendah. Nah, kalau sudah sampai bergantung pada satu orang self esteemnya sangat ditentukan oleh orang tersebut dan ini bisa jadi berbahaya. Caranya ya mungkin dengan komunikasi dengan keluarga sampai terapi dengan psikolog 6. Sejauh apa keluarga ikut andil dalam pembentukan sikap dalam pacaran? J : Ya sangat besar sekali. Pembentukan sikap itu kan mulanya berawal dari keluarga. Pola sikap ini kan membentuk pikiran, pandangan, dan tindakan remaja dalam menyikapi proses pacarannya 7. Sejauh apa lingkungan mampu mempengaruhi keputusan bersikap remaja? J : Lingkungan tentunya mempengaruhi, karena remaja kan sehari-harinya bergaul dengan lingkungan tersebut 8. Bagaimana peranan teman/sahabat mampu mempengaruhi keputusan bersikap remaja? J : Kalau temannya benar sih tentunya dia bisa menjauhkan dari tindakan-tindakan yang membahayakan remaja tersebut baik secara fisik maupun mental, namun kalau ternyata temannya gak benar kan bisa-bisa malah menjerumuskan
9. Bagaimana seharusnya sikap orangtua dan teman bila mengahadapi remaja yang - Sedang mengalami hubungan pacaran yang cenderung tidak sehat : terutama keluarga, harusnya bisa menjadi kontrol bagi remaja tersebut - Sedang dalam hubungan pacaran yang tidak sehat : Remaja kan bisa memang lebih dekat ke teman, jadi kalau benar sih temannya itu bisa menjadi jalan bagi remaja tersebut untuk kelaur dari masalah. Namun kalau sebaliknya, remaja tersebut tidak akan mendapat soludi apa-apa. Kalau orangtua, bagaimana pun harus mendampingi anaknya, menasehati, mendorong, dan menjadi sebaiknya menjadi dari solusi - Sudah melakukan hubungan pacaran yang tidak sehat dan terlanjur bermasalah (depresi, stress, putus asa, dll) : Ya tentu saja membantu dengan intensitas yang lebih tinggi 10. Apa sebenarnya masalah yang menyebabkan fenomena pacaran tidak sehat ini? J : Berbagai pihak tentunya. Pertama pasti keluarga remaja itu sendiri, dalam hal ini adalah orangtuanya. Tapi lingkungan pergaulan dan media informasi pun kan tak kalah hebatnya mempengaruhi remaja itu 11. Informasi apa yang seharusnya dibawa media sehingga pesan-pesan moral tentang pacaran yang baik itu tersampaikan ke remaja? J : Yang sifatnya menyadarkan dan memberi solisi tentunya 12. Apakah iklan bisa digunakan sebagai media peningkatan self-esteem remaja dalam hubungan berpacaran? Bagaimana caranya? J : Tentunya bisa. Caranya ya tentu dengan memberi informasi pada remaja tentang pacaran sehat, bisa caranya atau malah tempat-tempat konseling agar remaja mau berkonsultais kesana Wawancara dengan Bapak Dr. Harry Suherman, P.Si, Dosen Fakultas Psikologi Unpad dan pemerhati masalah remaja : 1. Mengapa pubertas mampu menimbulkan begitu banyak masalah tertutama yang berhubungan dengan hubungan antarpersonal lawan jenis? J : Karena remaa itu hormon dan emosinya belum stabil, sedang meledak-ledaknya. Sementara itu fungsi kontrolnya belum kuat. Berbagai masalah interpersonal dan antarpersonal pun bermunculan 2. Sesungguhnya pacaran menurut studi psikologi itu apa? J : Pacaran itu hubungan saling mengenal. Cara berbagi kasih sayang, pengertian, cara pandang dalam menyelesaikan berbagai masalah. Ada remaja yang menyikapinya dengan santai maupun serius untuk menuju jenjang pernikahan 3. Pacaran yang dianggap baik itu seperti apa? J : Pacaran yang bisa membentuk sikap menjadi lebih baik dan dewasa
4. Apa yang memungkinkan terjadinya perubahan psikologi pada orang yang berpacaran sehingga memungkinkan terjadinya ‘cinta buta’? J : Tentu saja bisa dan sikap itu dipengaruhi oleh banyak hal 5. Bagaimana cara mengatasi ketergantungan dan obsesif berlebihan terhadap pacar? J : Itu sih menurut saya ada hubungannya dengan kualitas komunikasi remaja tersebut dengan orang tuanya. Kenapa kok saat masih harusnya lebih dekat ke keluarga kok malah bergantung pada pacar, yang dalam hal ini masih bersifat sebagai pihak luar 6. Sejauh apa keluarga ikut andil dalam pembentukan sikap dalam pacaran? J : Tentunya sangat besar. Self esteem manusia terbentuk terutama 5 tahun pertama. Disini keluarga pastinya yang punya andil begitu besar. Selanjutnya memang lingkungan, namun kalau dasar yang dibentuk oleh keluarganya memang sudah kuat ya tidak akan terlalu terpengaruh. Yang terjadi, sekarang kebanyakan komunikasi orangtua pada remaja tidak efektif dan terlalu permisif. Tidak menimbulkan keterikatan emosi yang dalam. Sehingga sangat mudah nasehat orangtua itu dilanggar atau disiasati agar bisa dilanggar. 7. Sejauh apa lingkungan mampu mempengaruhi keputusan bersikap remaja? J : Lingkungan adalah model perilaku yang sangat mudah diikuti remaja 8. Bagaimana peranan teman/sahabat mampu mempengaruhi keputusan bersikap remaja? J : Ya pada tahap ini teman mendapat porsi terbesar dari waktu yang dimiliki remaja, jadi kemampuan mempengaruhi keputusan remaja pun lebih banyak dong 9. Bagaimana seharusnya sikap orangtua dan teman bila mengahadapi remaja yang - Sedang mengalami hubungan pacaran yang cenderung tidak sehat : Ya kalau orang tua sih tentunya merka yang bertanggung jawab menjaga anak-anaknya. Sudah seharusnya remaja tersebut dibimbing agar mampu melewati tahap ini dengan baik. - Sedang dalam hubungan pacaran yang tidak sehat : Untuk teman, biasanya membantu sebagai teman curhat, teman berbagi. Namun kalau tidak yakin dengan solusinya ya jangan ngarang. Bagusnya kalau begitu ya menyarankan untuk mencari informasi ke pihak yang lebih bisa. Kalau orangtua sih, ya jangan sampai terlalu mengadili, nanti remaja itu malah pergi dan menganggap orangtuanya sebagai pihak yang jahat - Sudah melakukan hubungan pacaran yang tidak sehat dan terlanjur bermasalah (depresi, stress, putus asa, dll) : Ya tentunya dibantu dengan menjadi atau membantu mencari berbagai solusi-solusinya 10. Apa itu self-concept? Apa pengaruhnya pada hubungan pacaran? J : Self concept itu berhubungan dengan self esteem, yaitu cara menilai dan mempertahankan harga diri seseorang. Hubungannya dengan pacaran adalah kebanyakan tentang cara remaja menilai dan menyikapi hubungan pacaran mereka dengan cara-cara yang wajar dan sebisa mungkin menghindari kerugian-kerugian baik untuk dirinya sendiri maupun pasangannya
11. Bagaimana membentuk self-concept yang baik? J : Self esteem itu dibetuk dari keluarga dan lingkungan dengan proses yang tidak sebentar ya. Perlu berbagai pengalaman yang ditindaki dengan pengertian 12. Apa sebenarnya masalah yang menyebabkan fenomena pacaran tidak sehat ini? J : Banyak sekali ya. Tapi kalau menurut saya akarnya adalah komunikasi keluarga yang sekarang jarang sekali yang berkualitas. Hanya kuantitasnya saja yang terjaga. Remaja jadi tidak terbiasa terbuka dengan orangtua mereka, akhirnya mencari informasi dari pihakpihak lain yang belum tentu benar. 13. Informasi apa yang seharusnya dibawa media sehingga pesan-pesan moral tentang pacaran yang baik itu tersampaikan ke remaja? J : Ya cara bersikap dan berpikir yang benar dalam menjalin hubungan pacaran. 14. Apakah iklan bisa digunakan sebagai media peningkatan self-esteem remaja dalam hubungan berpacaran? Bagaimana caranya? J : Tentunya sangat memungkinkan ya. Bisa memberi perspektif yang benar dalam proses hubungan pacaran. Mungkin bisa informasi itu disampaikan misalnya dalam bentuk film misalnya. Ya ceritanya tentang bentuk pacaran yang positif gitu
Wawancara dengan Narasumber Pelaku Pacaran Laki-laki A, pacar perempuan B, umur 17 tahun Siswa kelas 3 SMU Negeri 7 Bandung 1. Sudah berapa lamakah kamu pacaran? J : jalan 3 tahun 2. Apa yang disukai dari pasangan sehingga mau jadian? J : tiba-tiba suka, cantik, suka manja, pengertian 3. Selama pacaran, seberapa sering ketemuanya? J : hampir tiap hari 4. Seringnya menghabiskan waktu dimana saat pacaran? J : warnet, mall, nyari tugas bareng. Kadang-kadang ke rumah 5. Apa pacar kamu kenalkan ke orangtua? J : 2 tahunan kemaren lah 6. Apa orang tua memberi komentar tentang pacar kamu? J : gak ada 7. Apa orangtua sering memberi nasihat yang berkaitan dengan proses pacaranmu? J : jangan terlalu berlebihan pacarannya 8. Selama pacaran, kamu mengalami perkembangan atau kemunduran secara
Emosi
: jadi lebih sabar, soalnya pengen menghindari konflik
Prestasi : suka belajar bareng Sosial : temen saya makin banyak, tapi kita suka saling cemburuan Nilai moral / agama : guru agama pernah marah, tapi saya cuekin aja. Tapi saya suka ibadah bareng sebenernya, saling ngingetin waktu sholat Fisik : 9. (jika narasumber menyatakan mengalami salah satu kemunduran) Apakah kamu berusaha mengatasi kemunduran tersebut? Apa alasannya? J : ya kalo masalah udah ciuman, paling saya gak melakukan yang lebih. Terus saya berusaha mempertahankan hubungan, salah satu harus ngalah 10. Pada umumnya, apa kamu merasa mengalami ketergantungan pada pacar kamu? J : sedikit banyak sih, saya kesepian kalo gak bareng dia 11. Punya batasan privasi gak secara emosi dan atau fisik yang tidak boleh dilanggar oleh pacar kamu? J : gak ada 12. Apa kamu berbagi pengalaman dan atau perkembangan secara mental dan fisik selama proses pacaran dengan orangtua dan atau teman? J : kadang sama ibu. Tapi kalau soal masalah pacaran saya suka ngomongnya sama temen, saling berbagi pengalaman menangani masalah, tapi soal ciuman saya gak pernah cerita 13. Terbukakah kamu atas masukan dan nasihat yang kamu peroleh dari orangtua / teman? J : sama temen iya, kebanyakan nasihatnya saya pake 14. Pernahkah teman memprotes tetang gaya pacaran kamu? J : pernah temen protes karena kita sukanya duaan aja 15. Sudah sampai manakah hubungan fisik kamu? J : kissing aja 16. Apa motivasi kamu melakukan hubungan fisik? J : kebawa suasana aja, biar mesra 17. Hal apa yang ada pada diri pasangan sehingga kamu bersedia melakukan hubungan fisik tersebut? J : dia pengertian banget, gak terlalu penuntut 18. Apakah kamu sudah berpikir untuk menikah dengan pasangan kamu? J : pernah 19. Kalo putus ditengah jalan bisa terima gak? J : mungkin awalnya berat, tapi kayanya bisa 20. Pernah tidak kepikiran untuk mencoba berhubungan dengan orang lain? Kenapa? J : engga sama sekali, males nyari, udah nyaman
21. Pernahkah kamu merasa salah karena melakukan hubungan fisik tersebut pada awalnya sampai sekarang? J : awal-awalnya 22. Bila kamu merasa ada ganjalan hati tentang hubungan fisik ini, dibicarakan tidak? J : pernah, dia pernah protes karena saya terlalu harot. Ya kalo udah 23. Darimanakah kamu mengetahui tentang ciuman, petting dan sex? J : film-film, televisi, bokep kelas 2 smp bareng temen-temen 24. Kapankah pertama kali kamu melakukan kegiatan tersebut? J : kelas 2 smp sama pacar saya 25. Apa motivasinya? J : penasaran aja, coba-coba
Perempuan B, pacar laki-laki A, umur 17 tahun Siswa kelas 3 SMU Negeri 7 Bandung 1. Sudah berapa lamakah kamu pacaran? J : 2 tahun 3 bulan, jadian sejak akhir smp 2. Apa yang disukai dari pasangan sehingga mau jadian? J : sifatnya baik banegt sama orang 3. Selama pacaran, seberapa sering ketemuanya? J : sering, hampir tiap hari 4. Seringnya menghabiskan waktu dimana saat pacaran? J : mall, nonton, makan, lembang, ciwidey. Kadang ke rumahnya, tapi masih jarang. Soalnya masih risih, ibunya suka over peluk-peluk gitu, malu 5. Apa pacar kamu kenalkan ke orangtua? J : iya, 3 bulan. Tapi saya dikenalin ke ortunya 1 bulan setelah jadian 6. Apa orang tua memberi komentar tentang pacar kamu? J : sebenernya mamah awalnya keberatan gara-gara seumuran 7. Apa orangtua sering memberi nasihat yang berkaitan dengan proses pacaranmu? J : pernah aja, disuruh jaga diri, soalnya kalo ada apa-apa yang rugi perempuan 8. Selama pacaran, kamu mengalami perkembangan atau kemunduran secara Emosi : jadi gak egois, soalnya saya anak bungsu. Jadi lebih mandiri, gak manja sama mama Prestasi : agak mundur, soalnya suka gak serius belajarnya. Tapi dulu pernah saingan rengking sama dia. Kita suka belajar bareng. Sosial : jadi lebih banyak, temen-temen jadi banyak Nilai moral / agama : takut dosa, takut jadi omongan orang
Fisik : 9. (jika narasumber menyatakan mengalami salah satu kemunduran) Apakah kamu berusaha mengatasi kemunduran tersebut? Apa alasannya? J:10. Pada umumnya, apa kamu merasa mengalami ketergantungan pada pacar kamu? J : engga terlalu, soalnya masih ada temen-temen 11. Punya batasan privasi gak secara emosi dan atau fisik yang tidak boleh dilanggar oleh pacar kamu? J : secara emosi gak ada 12. Apa kamu berbagi pengalaman dan atau perkembangan secara mental dan fisik selama proses pacaran dengan orangtua dan atau teman? J : paling curhat, seringnya ke temen cowo saya. Minta penjelasan tentang sifat-sifat dia yang belum saya mengerti. Tapi kalo saya sama temen cewe sih rata-rata saya ceritain semuanya, termasuk masalah kissing 13. Terbukakah kamu atas masukan dan nasihat yang kamu peroleh dari orangtua / teman? J : iya sama temen, sama orangtua jarang cerita 14. Pernahkah teman memprotes tetang gaya pacaran kamu? J : aku punya temen yang udah kebablasan, dia sering ngingetin aku biar gak mengalami hal yang serupa 15. Sudah sampai manakah hubungan fisik kamu? J : hanya kissing, waktu awal jadian dia udah janji gak akan ngelakuin lebih soalnya takut ngerusak 16. Apa motivasi kamu melakukan hubungan fisik? J : nunjukin care, emang dapet moment nya aja 17. Hal apa yang ada pada diri pasangan sehingga kamu bersedia melakukan hubungan fisik tersebut? J : dia baik, bisa nasehatin 18. Apakah kamu sudah berpikir untuk menikah dengan pasangan kamu? J : udah 19. Kalo putus ditengah jalan bisa terima gak? J : bisa, tapi sedih. Mungkin pada saat itu temen-temen bisa bantu ngelupain 20. Pernah tidak kepikiran untuk mencoba berhubungan dengan orang lain? Kenapa? J : pernah tertarik 21. Pernahkah kamu merasa salah karena melakukan hubungan fisik tersebut pada awalnya sampai sekarang? J : sempet, gara-gara ada temen yang bilang dosa besar. Tapi ya udah sih, lama-lama gak merasa begitu
22. Bila kamu merasa ada ganjalan hati tentang hubungan fisik ini, dibicarakan tidak? J : pacar saya suka gak tau tempat nyiumnya 23. Darimanakah kamu mengetahui tentang ciuman, petting dan sex? J : awalnya tau dari kelas 2 smp dari temen yang cerita udah dicium, kalo kesini-sininya kalo ada porn di hp ditonton bareng ma temen buat seru-seruan 24. Kapankah pertama kali kamu melakukan kegiatan tersebut? J : (kissing) kelas 3 smp 25. Apa motivasinya? J : gak ada, waktu itu pacar saya aja yang nyosor duluan. Saya malah sempet marah, tapi karena dia bilang ngelakuin untuk bilang sayang, ya saya bisa terima. Laki-laki C, pacar perempuan D, umur 17 tahun Siswa kelas 3 SMU Negeri 7 Bandung 1. Sudah berapa lamakah kamu pacaran? J : 1 tahun 6 bulan, mulai kelas 2 sma 2. Apa yang disukai dari pasangan sehingga mau jadian? J : Sifatnya aneh, pendiem. 3. Selama pacaran, seberapa sering ketemuanya? J : Lumayan sering, biasanya saya main ke rumahnya atau dia yang ke rumah saya 4. Seringnya menghabiskan waktu dimana saat pacaran? J : Kalo gak dirumah yang paling jalan-jalan, nonton atau makan 5. Apa pacar kamu kenalkan ke orangtua? J : ngenalin 6. Apa orang tua memberi komentar tentang pacar kamu? J : Boleh pacaran asal gak ganggu sekolah dan jangan melakukan kenakalan berpacaran 7. Apa orangtua sering memberi nasihat yang berkaitan dengan proses pacaranmu? J : Saya emang gak deket sama orang tua, jarang ngobrol, jadi gak pernah ngomongin masalah pacaran juga ke orangtua 8. Selama pacaran, kamu mengalami perkembangan atau kemunduran secara Emosi
: saya lebih suka cerita masalah-masalah gw ma temen, gak ke cewe saya. Malah bikin pusing. Temen lebih bisa diajak berbagi.
Prestasi
: biasa aja, stabil
Sosial
: mengkerut, banyak diatur, gak boleh maen sama ini itu, gak boleh keluar malem. Jadi saya bohongin, tapi sekarang udah protes, jadi sama dia dibiarin.
Nilai moral / agama : sama pacar paling ciuman Fisik
: gak ada
9. (jika narasumber menyatakan mengalami salah satu kemunduran) Apakah kamu berusaha mengatasi kemunduran tersebut? Apa alasannya? J : Ya, protes sama dia 10. Pada umumnya, apa kamu merasa mengalami ketergantungan pada pacar kamu? J : tidak 11. Punya batasan privasi gak secara emosi dan atau fisik yang tidak boleh dilanggar oleh pacar kamu? J : Saya kalo lagi bete kadang gak mau diganggu, temasuk ditanya-tanya. Saya juga gak suka disuruh cerita 12. Apa kamu berbagi pengalaman dan atau perkembangan secara mental dan fisik selama proses pacaran dengan orangtua dan atau teman? J : gak ngomong sih, tapi kadang temen-temen tau sendiri aja. Setelah itu baru jadi bahan cerita, temen juga pada cerita, berbagi pengalaman lah. Kalo masalah non fisik saya suka curhat sama temen, misalnya waktu cewe saya suka ngatur-ngatur banget, dia bilang saya haarus berontak. Cowo jangan mau diatur cewe. 13. Terbukakah kamu atas masukan dan nasihat yang kamu peroleh dari orangtau / teman? J : lebih ke temen 14. Pernahkah teman memprotes tetang gaya pacaran kamu? J : Pernah, soalnya saya jadi ngilang, jarang nongkrong bareng lagi. Tapi sekarang cewe saya mulai bisa diajak nongkrong bareng. Saya selalu pesen sama teman jangan becandaan brutal kalo ada cewe saya 15. Sudah sampai manakah hubungan fisik kamu? J : kalo ama cewe saya sekarang cuma kissing gitu, gak berani lebih, sayang sih, kasian takut rusak belum tentu sampai nikah. Ntar cewenya malah jadi kaya pecun gitu. mau having sex ama sapa aja, temen saya wkt smp ada yang gitu dipake diliat ma 20 orang temen lainnya. Tapi saya pernah having sex sama pecun. Waktu itu hanya lagi iseng aja sama temen jalan-jalan manggil pecun, terus pecunnya nanya, sapa nih yang mau pake? Terpaksa saya 16. Apa motivasi kamu melakukan hubungan fisik? J : For fun doang, sama pacar juga gitu 17. Hal apa yang ada pada diri pasangan sehingga kmu bersedia melakukan hubungan fisik tersebut? J : Kan for fun doang, jadi ga pake nilai-nilai segala 18. Apakah kamu sudah berpikir untuk menikah dengan pasangan kamu?
J : Belum, tapi cewe saya udah kepikiran sih. Kayanya gara-gara dia sering maen ke rumah, udah deket sama keluarga di rumah. Kalo saya sih gak pengen kenal sama keluarganya. Kalau saya lagi jenuh, di pikiran saya kadang terlintas cari cewe lain yang mungkin lebih baik. 19. Pernah tidak kepikiran untuk mencoba berhubungan dengan orang lain? Kenapa? J : Kalo lagi jenuh, saya suka kepikiran gitu. soalnya bosen kan pacaran dah lama. Kadang kalo lagi jenuh-jenuhnya saya minta break, gak tlp atau jalan misalnya seminggu 20. Pernahkah kamu merasa salah karena melakukan hubungan fisik tersebut pada awalnya sampai sekarang? J:21. Bila kamu merasa ada ganjalan hati tentang hubungan fisik ini, dibicarakan tidak? J:22. Darimanakah kamu mengetahui tentang ciuman, petting dan sex? J : Dari temen, nonton bareng pas sd kelas 6. Kelas 3 smp saya jadi bandar bokep, nyaris do! 23. Kapankah pertama kali kamu melakukan kegiatan tersebut? J : Ciuman sih pas mulai pacaran aja, SMP lah 24. Apa motivasinya? J : For fun aja Perempuan D, pacar laki-laki C, umur 16 tahun Siswa kelas 3 SMU Negeri 7 Bandung 1. Sudah berapa lamakah kamu pacaran? J : 1 tahun, 6 bulan 2. Apa yang disukai dari pasangan sehingga mau jadian? J : fisiknya lucu, nyenengin suka becandaan, gak tahu malu jadi gak canggung 3. Selama pacaran, seberapa sering ketemuanya? J : sering setelah lama jadian 4. Seringnya menghabiskan waktu dimana saat pacaran? J : ke rumahnya, sekolah, jalan-jalan, nonton, makan 5. Apa pacar kamu kenalkan ke orangtua? J : iya, tapi dia belum begitu akrab 6. Apa orang tua memberi komentar tentang pacar kamu? J : gak ngasih pendapat, malah nyuruh cari pacar lain yang lebih kaya. 7. Apa orangtua sering memberi nasihat yang berkaitan dengan proses pacaranmu?
J : Dikasih nasihat, jangan sampai kebablasan. Tapi kalo ada masalah saya gak cerita ma ortu, sama adik aja. Soalnya pernah saya cerita malah ditanggapin sekedarnya aja, gak dianggap serius 8. Selama pacaran, kamu mengalami perkembangan atau kemunduran secara Emosi
: cengeng, sering nangis, karena kalo saya utarakan dia malah
marah, jadinya sering saya pendam aja. Saya harus cerita masalah-masalah saya biar saya merasa ditemenin Prestasi : jadi lebih semangat belajarnya Sosial : dia sih bebasin aku, tapi aku sering melarang dia pergi-pergi karena takut dia nakal ma dan takut kehilangan dia, saya cemburu banget sama sahabat cewenya. Temen-temen saya masih banyak baik laki-laki maupun perempuan Nilai moral / agama : ya kissing itu Fisik : 9. (jika narasumber menyatakan mengalami salah satu kemunduran) Apakah kamu berusaha mengatasi kemunduran tersebut? Apa alasannya? J : cerita sama temen aja, cari masukan 10. Pada umumnya, apa kamu merasa mengalami ketergantungan pada pacar kamu? J : iya, pengennya ditemenin terus. Tapi biasanya kalo mintanya maksa malah jadi berantem, jadi saya cenderung ngalah terus, padahal sebenarnya gak pengen 11. Punya batasan privasi gak secara emosi dan atau fisik yang tidak boleh dilanggar oleh pacar kamu? J : kalo saya sms an sama cowo lain, saya gak bilang, apalagi kalo cowo ga dari satu sekolah 12. Apa kamu berbagi pengalaman dan atau perkembangan secara mental dan fisik selama proses pacaran dengan orangtua dan atau teman? J : temen aja kadang-kadang 13. Terbukakah kamu atas masukan dan nasihat yang kamu peroleh dari orangtua / teman? J : iya, terutama teman 14. Pernahkah teman memprotes tetang gaya pacaran kamu? J : pernah, jadi aneh, cengeng, hiperbola 15. Sudah sampai manakah hubungan fisik kamu? J : kissing, tapi pertama kali bukan sama pacar saya sekarang 16. Apa motivasi kamu melakukan hubungan fisik? J : gak tau, dianya nyosor duluan, jadi kurang lebih karena suasana 17. Hal apa yang ada pada diri pasangan sehingga kamu bersedia melakukan hubungan fisik tersebut?
J : saya percaya dia bisa jaga kehormatan saya, dia gak pernah minta yang macem-macem. 18. Apakah kamu sudah berpikir untuk menikah dengan pasangan kamu? J : udah 19. Kalo putus ditengah jalan bisa terima gak? J : gimana nanti sih, tapi kayanya saya bakal depresi banget. Tapi gak tau juga sih kalo udah beda sekolah 20. Pernah tidak kepikiran untuk mencoba berhubungan dengan orang lain? Kenapa? J : kepikiran, sapa tau waktu kuliah dapet yang lebih baik 21. Pernahkah kamu merasa salah karena melakukan hubungan fisik tersebut pada awalnya sampai sekarang? J : ada benget, awalnya saya gak suka. Berasa karena kebawa suasana aja. 22. Bila kamu merasa ada ganjalan hati tentang hubungan fisik ini, dibicarakan tidak? J : enggak bilang, bahasa tubuh aja seperti menghindar 23. Darimanakah kamu mengetahui tentang ciuman, petting dan sex? J : tv, pernah ntn bokep bareng-bareng temen dari hp 24. Kapankah pertama kali kamu melakukan kegiatan tersebut? J : (ciuman), sma kelas 1, 15 tahun 25. Apa motivasinya? J : kebawa suasana
Ucapan Terima Kasih
•
Ibunda Roeshartini, Pakde Bambang Saptono, Mbak Lia, Mbak Udu, Adik Ami Nindya Eriani, Wisnu dan Taufan Adryan, selaku keluarga atas segala bantuan, dukungan dan kasih sayang yang tidak ada habisnya
•
Bapak Dr. Agung Eko Budiwaspada, M. Sn selaku Pembimbing 1, atas bimbingan, bantuan dan kesabarannya dalam menuntun penulis menyelesaikan karya
•
Bapak Drs. Indarsjah Tirtawidjaja, selaku Pembimbing 2, atas bimbingan dan masukannya
•
Ibu Dra. Ifa Safira, M, M. Si selaku Ketua Program Studi Desain Komunikasi Visual FSRD ITB dan Koordinator Tugas Akhir Komonikasi Visual Periklanan
•
Para penguji dan penonton Sidang Tugas Akhir tanggal 28 januari 2008.
•
Lifina Dewi, S. Psi, M. Psi selaku konsultan yang begitu banyak memberi masukan, ide dan perspektif terhadap topik
•
Seluruh dosen-dosen dan staf DKV ITB, khususnya Bapak Alvanov Zpalanzani, Bapak Didi, Lilis Damayanti dan Bapak Amas
•
Seluruh narasumber yang bersedia diwawancara dan diminta waktunya khususnya Teh Lifina Dewi, Bapak Herry Suharman, Ibu Elma Triyulianti, Igun dan Manda MCR
•
Ken dan keluarga, Chamdun, Winna, Danef, Zico, Ramon, Uphy, Mulya, Manda, Essa dan teman-teman SMUN 7 Bandung atas bantuan, waktu dan semangatnya dalam pengerjaan film steLOVEscope
•
Panji Prasetyo, atas bantuan, dukungan, kesabaran, semangat dan waktu yang selalu ia berikan sebelum dan selama pengerjaan tugas akhir ini
•
Bagus Yogaswara, Eka Dwibhakti, Lukman Arya Perdana, Astuti Siwi Utami, Annisa Mahdia Pratiwi, Sigit Adinugroho, Khalif Muhiddin, Didit Nurhadi, dan Muhammad Andhika, atas segala bantuan, inspirasi, dan dukungannya
•
Teman-teman tugas akhir KVP 2003 : Atse, Borne, Ebet, Momo dan Rani atas inspirasi, dukungan dan kerjasamanya
•
Teman-teman seangkatan FSRD 2003
•
dan seluruh pihak yang turut membantu terlaksananya Tugas Akhir ini, yang tidak sempat disebutkan satu persatu