109
DAFTAR PUSTAKA Abidin Zainal T. 2001. Kajian Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih di Pemukiman Kumuh Sungai Code Kota Yogyakarta. Studi Kasus Di Kelurahan Prawiridirjan. Tesis. MPKD UGM. Yogyakarta. [Anonim]. 2001. Direktorat Jendral Perumahan dan Pemukiman Departemen Kimpraswil. Materi Pelatihan Berjenjang Pembentukan TPM Bidang Perumahan dan Pemukiman, Jakarta. [Anonim]. Pengelolaan Air Bersih di Saat Krisis. hppt:// transparansi.or.id [14 September 2007]. [Anonim]. 2005. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 294/PRT/M/2005 Tentang Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Direktorat Direktorat Jendral Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum. [Anonim]. 2004. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air, Direktorat Jendral Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum. [Anonim]. Republika, 19 Juni 2008 Biro Pusat Statistik. 2005. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Bonoma, T, & Slevin, D. P. (1978). Executive survival manual. Boston: CBI Publishing Company. Coleman James. S. 1974. Power and the Structure of Society. W.W. Norton and Co. Inc. New York. Darmajanti Linda. 2002. Kehidupan Berorganisasi Sebagai Modal Sosial Komunitas Masyarakat Jakarta. Jurnal Sosiologi Edisi no. 11 Eko Sutoro. 2005. Manifesto Pembaharuan Desa. editor. APMD Press. Yogyakarta. Etzione, Amitai. 1964. Modern Organizations. Englewood Cliffs, Prentice-Hall. New Jersey. Friedmann John. 1992. Empowerment. The Politics of Alternative Development, Blackwell, UK. Fuat M. 1976. Pengantar Manajemen, Organisasi. Ghalia Indonesia, Bandung. Gulick, L., & Urwick, L. (1959). Papers on the Science of Administration in Extension. Madison: National Agricultural Extension Center for Advanced Study, University of Wisconsin at Madison. Handoko, Hani, T. 1998. Manajemen. Edisi Pertama. BPFE UGM. Yogyakarta Handoko, Hani, T. 2003. Manajemen. Edisi Kedua. BPFE UGM. Yogyakarta. Hardjito, Dydiet. 2001. Teori Organisasi dan Teknik Pengorganisasian. Raja
110
Grafindo Persada. Jakarta. Hikmat, Harry. 2004. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Humaniora Press Bandung. Ivanevich, J. M., Donnelly, J. H., Jr., & Gibson, J. L. (1980). Managing for Performance. Georgetown, Ontario: Irwin Dorsey. Koentjaraningrat. 1997. Kebudayaan dan Mentalitet Pembangunan. Gramedia. Jakarta. Kolopaking Lala, Nasdian F.Tonny. 2005. Pengembangan Kelembagaan, Program Magister Pengembangan Masyarakat, IPB Bogor. Latifah, Ayu. 2007. Pengelolaan Air Bersih http://transparansi.or.id [14 September 2007]
di
Saat
Krisis.
Manulang, M. 1981. Dasar-Dasar Manajemen. Ghalia. Jakarta. Marshall, P. (1992). Introduction to the Management Process. In Managing People at Work. Guelph: University of Guelph Press. Mintzberg, H. (1988). Mintzberg on Management. New York: Free Press. Middleton Richard. 2008. Air Bersih: Sumber Daya yang Rawan.Makalah Hijau. Kedutaan Besar Amerika Serikat. Jakarta: http://www.usembassyjakarta.org/ptp/airbersih.html. [20 Juli 2008]. Moeliono, Ilya. 2004. Partisipasi Manipulatif: Catatan Reflektif tentang Pendekatan PRA dalam Pembangunan Masyarakat. http://www.balaidesa.or.id/prapar.html [3 Juli 2007]. Nasdian, Ferdian Tonny. 2003. Kelembagaan Sosial. Di dalam Kolopaking, Lala. Nasdian, Ferdian Tonny, Sitorus Felix dkk. editor. Sosiologi Umum. Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian IPB dan Pustaka Wirausaha Muda.Bogor. Nasdian, Ferdian Tonny dan Utomo. 2005. Pengembangan Kelembagaan dan Modal Sosial. Program Magister Pengembangan Masyarakat. IPB. Bogor. Ndraha, Taliziduhu. 1990. Pembangunan Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta. Parahita Diah. 2007. Penyediaan Air Bersih oleh Komunitas. http://www.pu.go.id [14 September 2007]. Perrow Charles. 1986. Complex Organizations. A Critical Essay. 3rd Ed. McGraw-Hill, Inc. New York. Purwaningsih Ninuk. 2007. Pedekatan Komunitas dan Komunikasi Sosial dalam Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Makalah Seminar Nasional, Menuju Paradigma Baru Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum di Indonesia. Yogyakarta. Sastropoetro, RA. Santoso. 1988. Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin
111
dalam Pembangunan. Penerbit Alumni. Bandung. Siagian, Sondang P. 1999. Teori dan Praktek Kepemimpinan. Rineka Cipta. Jakarta. Simon. 1976. Administrative Behavior. 3rd Ed. Mc. Millan. New York. Sitorus Felik, Ivanofic Agusta. 2006. Metodologi Kajian Pengembangan Masyarakat. Program Magister Pengembangan Masyarakat, IPB. Bogor. Soekanto Soeryono. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Soeryani Moh., Rofiq Ahmad, Rosy Munir. 1990. Lingkungan: Sumber Daya Alam dan Kependudukan Dalam Pembangunan, UI, Press, Jakarta. Sudarmadji. 1991. Agihan Geografi Sifat Kimia Air Tanah Bebas di Kotamadya Yogyakarta. Disertasi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Sugiyanto. 2002. Lembaga Sosial, Global Pustaka Utama. Yogyakarta. Sumardjo Saharudin. 2006. Metode-Metode Partisipatif dalam Pengembangan Masyarakat. Program Magister Pengembangan Masyarakat. IPB. Bogor. Syawie Mochammad dkk. 2004. Jaringan Strategis Pranata Sosial, Jakarta, BPPS, Departemen Sosial RI. Teguh, Sulistiyani, A. 2004. Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan. Gaya Media. Yogyakarta. Terry Geogre R. 1960. Perlunya Memaksimalkan Manajemen. http:pelangi.dit.plp.go.id [17 Juni 2008]. Terry George R. 2006. Principal of Management. Di dalam Sujal. Saduran. Grafita Bandung. Tjahyono. 2004. Manajemen Penyuluhan Mmasyarakat, Bahan Pelatihan Penyuluhan Balai Diklat Pelatihan Tenaga Sosial. Yogyakarta. Usman, Sunyoto, 2002. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Wahyuni Ekawati S. 2003. Grup. Di dalam Kolopaking, Lala. M, Tonny Ferdian, Sitorus Felix dkk. editor. Sosiologi Umum. Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian IPB dan Pustaka Wirausaha Muda. Bogor. Waldron, M.W. (1994a). Models for the future. In M. Brooke & M. Waldron (Eds.), University Continuing Education in Canada: Current Challenges and Future Opportunities. Toronto: Thompson Educational Publishing. Waldron, M.W. (1994b). Management and Supervision. In D. Blackburn (Ed.), Extension Handbook: Processes and Practices. Toronto: Thompson Educational Publishing.
112
113
114
Mata Air dan Pipa Produksi UAB ”Tirta Kencana”
RESERVOIR yang letaknya di BAWAH (kiri); ATAS (kanan)
Pompa Air dan Tabung yang Berisi Desinfektan
115
Water mater dan pompa hidraulik yang sebelumnya pernah digunakan
Bak Umum, digunakan untuk mencuci dan mandi
Wawancara dengan ketua RT 29 dan anggota dengan bak (Jawa ”Tandon”) air
116
Suasana Diskusi Kelompok
117
HASIL PERTEMUAN DISKUSI PERUMUSAN MASALAH DAN KEBUTUHAN ANGGOTA DALAM PENGUATAN KELEMBAGAAN UAB ”TIRTA KENCANA”
Kegiatan pertemuan untuk mendiskusikan, merumuskan masalah dilaksanakan di rumah bapak Musmodiyono ketua UAB ”Tirta Kencana” kampung Jetisharjo, Kelurahan Cokrodiningratan, pada hari Selasa tanggal 27 November 2007. Kegiatan dimulai pada pukul 19.30 sampai dengan 22.30 WIB. Pertemuan tersebut dihadiri oleh pengurus UAB ”Tirta Kencana” yaitu ketua, tokoh masyarakat dan anggota UAB ”Tirta Kencana”. Sebelum diskusi dimulai pertemuan diawali lebih dulu oleh ketua UAB ”TK” bapak Musmodiyono, menyampaikan maksud diadakan diskusi, yaitu untuk mencari masukan-masukan dari bapak ibu yang hadir berkaitan dengan pengelolaan air untuk keberlanjutan dan pengembangan pelayanan air bersih ”Trita Kencana”. Acara dibuka oleh fasilitator yang diawali dengan : 1. Perkenalan 2. Menjelaskan tujuan § Untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan apa yang ada dalam organisasi UAB ”Tirta Kencana” dan kebutuhan-kebutuhan apa yang sangat dibutuhkan. § Mencari alternatif atau jalan keluar berdasarkan permasalahan tersebut. § Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka keberlanjutan pengelolaan usaha air. 3. Memaparkan temuan lapangan tentang kegiatan UAB ”Tirta Kencana” RW 07 di Jetisharjo Kelurahan Cokrodiningratan. KONDISI UAB ”Tirta Kencana” § UAB ”TK” dibentuk dan diprakarsai oleh masyarakat kampung Jetisharjo, sebagai perwujudan terhadap kesulitan yang dialami dalam memenuhi kebutuhan air bersih. § UAB ”Tirta Kencana” tetap berjalan, artinya tetap memberikan pelayanan air bersih meskipun belum seluruh warga mendapatkan pelayanan air. § Pengurus masih dirangkap dengan pengurus RW, dengan jumlah 5 orang. § Modal (dana) sangat kecil. § Kemampuan sumber daya manusia yang ada relatif rendah. § Pemahaman dan pengetahuan anggota terhadap lembaga rendah. § Anggota UAB “TK” merupakan masyarakat kurang mampu yang tinggal di lembah sungai Code. PENGELOLAAN UAB ”Tirta Kencana” a. Perencanaan: § Dalam menjalankan kegiatannya masih terbatas rutinitas (asal air dapat mengalir ke anggota/pelangan).
118
§
Perencanaan dilaksanakan sebatas pada pengurus belum melibatkan anggota/ pelangan dalam proses pembuatannya, bersifat jangka pendek (insidental).
b. Pengorganisasian: § Kepemimpinan masih dirangkap/menyatu dengan kepemimpinan wilayah (RW), hal ini berdampak dalam menjalankan kegiatan kurang fokus. § Peran/tugas dan tangung jawab kepada masing-masing pengurus sama dengan peran/tugas dan tangung jawab sebagai pengurus wilayah (ketua, bendahara dan sekretaris), karena masih campur/menyatu dengan peran dan tugas tangung jawab lingkungan wilayah/RW. § Pergantian pengurus atau ketua bersamaan dengan pergantian ketua RW. § Aturan-aturan yang ada kurang disosialisasikan. b. Pelaksanaan: § Iuran/retribusi bulanan relatif murah. § Dalam rangka melaksanakan kegiatan dan memberikan pelayanan, lembaga masih mengandalkan pada dana, yang diperoleh dari iuran/retribusi anggota. § Belum memiliki cadangan dana untuk perawatan dan penggantian sarana prasarana yang rusak. § Belum memilki forum komunisai untuk sosialisasi maupun menampung aspirasi anggota. § Jabatan yang rangkap menyebabkan anggota pasif dalam menyampaikan pendapatnya. c. Pengawasan: § Laporan pertanggungjawaban (LPJ) secara periodik belum diinformasikan pada anggota. § Dalam melaksanakan kegiatan, kebijakan atau keputusan dibuat oleh pengurus. Anggota belum dilikatkan. § Pengawasan dalam melaksanakan kegiatan baru sebatas pengurus. 4. Memulai diskusi dengan meminta peserta untuk mengungkapkan permasalahan yang dirasakan/dihadapi oleh peserta tentang UAB ”Tirta Kencana” dengan menggunakan potongan kertas kecil yang telah dipersiapkan terlebih dahulu oleh fasilitator. Masukan dari peserta terhimpun permasalahan sebagai berikut: 1. Air kadang macet/mati. 2. Sumber air yang banyak 3. Peningkatan sarana prasarana 4. Petugas teknis sudah tua perlu diganti 5. Kurangnya komunikasi antara anggota dengan pengurus 6. Kurangnya dana 7. Iuran/retribusi bulanan terlalu murah 8. Belum memperhitungkan biaya perawatan/perbaikan alat-alat
119
9. Kurangnya kerjasama antara pengurus ”Tirta Kencana” perkumpulan-perkumpulan yang ada (RT, PKK, majelis ta’lim) 10. Kurangnya pengetahuan tentang usaha air 11. Masih kurang kesadaran anggota tentang berorganisasi 12. Iuran/retribsi bulanan perlu dinaikan 13. Sumber air masih ada yang belum dimanfaatkan 14. Belum ada forum komunikasi antara anggota dengan pengurus 15. UAB ”Tirta Kencana” masih dirangkap dengan RW 16. Pelayanan lebih ditingkatkan 17. UAB ”Tirta Kencana” perlu dikembangkan 18. UAB ”Tirta Kencana” lepas dari RW 19. Sangsi atau denda yang murah 20. Kegiatan UAB ”Tirta Kencana” masih monoton 21. Gotong royong warga masyarakat bagus 22. Pendapatan anggota yang rendah 23. Honor petugas yang masih kecil
dengan
Dari berbagai pendapat tentang permasalahan tersebut kemudian oleh peserta dan fasilitator diklasifikasikan, dalam proses pengklasikasian ini muncul diskusi yang cukup ramai antar peserta yaitu antara pengurus (sekretaris) dengan anggota. Antara lain seperti dana untuk biaya perawatan alat-alat, kelancaran air, keberlangsungan UAB ”Tirta Kencana”, laporan pertanggungjawaban (LPJ). Terkait dengan laporan yang semestinya disampaikan secara rutin oleh pengurus kepada anggota, namun hal itu belum dilakukan seperti disampaikan oleh salah satu peserta (Sp) sebagai pengurus RT, ”kalau ada anggota yang terlambat membayar/nunggak jangan menanyakan kepada saya, ini kan tugas pengurus. Saya kan hanya dititipi/membantu untuk menyampaikan atau membacakan laporan pada saat pertemuan RT. Yang namanya laporan ya harus rutin tidak menunggu semua anggota telah membayar atau melunasi iuran”. Pendapat Sp kemudian ditanggapi oleh sekretaris UAB ”Tirta Kencana” (Ng): ”laporan sudah saya buat tapi belum disampaikan pada anggota, karena masih menunggu laporan dari bendahara biar sekaligus tidak bolak balik”. Kemudian diskusi berkembang, ada peserta lain yang menyampaikan pendapatnya (Sg) ”yang namanya laporan sebaiknya ya rutin dibuat kemudian disampaikan kepada seluruh anggota, karena ”Tirta Kencana” kan milik warga Jetisharjo to..jadi semua perlu tahu tidak hanya yang nunggak tapi seluruh pemasukan dan pengeluarannya anggota diberi tahu”. Yang kemudian ditanggapi oleh (Md) bahwa ”laporan sebetulnya sudah rutin dibuat oleh sekretaris, dan diberikan pada pengurus saja, berhubung sifatnya interen ya..belum disampaikan kepada seluruh anggota intinya biar pengurus tahu lebih dulu berapa banyak anggota yang terlambat membayar dan yang belum membayar atau nunggak”. Setelah masalah yang ada teridentifikasi, fasilitator dan peserta kemudian menentukan prioritas dan judul masalah yang dihadapi oleh anggota yaitu: 1. Kurangnya kerjasama antara pengurus UAB ”Tirta Kencana” dengan anggota. 2. Kurangnya pengetahuan dan kemampuan pengurus tentang pengelolaan air. 3. Kurangnya komunikasi antara pengurus dengan seluruh anggota.
120
Berdasarkan prioritas masalah yang dihadapi peserta diminta untuk memberikan alternatif pemecahan masalah berdasarkan usulan yang ada, yaitu: 1. Kurangnya kerjasama antara pengurus dengan anggota dan tokoh masyarakat. Alternatif pemecahan: o Mengagendakan forum komunikasi antara pengurus dengan anggota maupun tokoh masyarakat. o Melibatkan anggota dalam kegiatan-kegiatan ”Tirta Kencana” 2. Rendahnya pengetahuan dan kemampuan pengurus Alternatif pemecahan: o Pelatihan bagi pengurus dan anggota. o Mengirmkan anggota untuk magang ke lembaga sejenis yang telah maju. o Mengganti petugas teknis yang tua 3. Kurangnya pemahaman dalam berorganisasi Alternatif pemecahan: o Sosialisasi kegiatan kepada anggota o Memberdayakan tenaga yang ada 4. Kurangnya dana Alternatif pemecahan: o Menaikan tarif iuran bulanan o Menaikan denda Setelah masalah dan alternatif pemecahan masalah teridentifikasi, salah seorang peserta (Tk-mantan pengurus) mengungkapkan, ”kalau melihat kondisinya seperti ini kita perlu melakukan suatu kegiatan atau program untuk keberlangsungan dan mengembangkan ”Tirta Kencana”, hal tersebut kemudian disambut atau ditanggapi oleh peserta lainnya. Akhirnya dirancang suatu kegiatan ”Penggalangan Dana Untuk Keberlanjutan UAB”TK”. 4. Kesimpulan Hasil pertemuan ini adalah: a. Analisis potensi masyarakat § Adanya keinginan masyarakat untuk mengembangkan UAB ”TK” § Adanya ikatan kekeluargaan yang tinggi/gotong royong § Adanya sumber air yang belum dimanfaatkan b. Identifikasi sebab akibat § Kurangnya kepedulian anggota terhadap pengelolaan usaha disebabkan rendahnya pengetahuan, kemampuan dan partisipasi anggota dalam berorganisasi. § Pelayanan kepada anggota kurang optimal disebabkan belum memiliki perencanaan program, monitoring dan evaluasi/pengawasan pada pengelolaan usaha. c. Prioritas masalah dan pemecahannya Seperti tertulis dalam alternatif pemecahan masalah d. Tersusun rancangan kegiatan ”Sosialisasi Rencana Kenaikan Tarif”
121
RANCANGAN KEGIATAN PENGGALANGAN DANA UNTUK KEBERLANJUTAN UAB TUJUAN KEGIATAN Meningkatkan Tahap Persiapan: kepedulian § Sosialisasi kepada anggota anggota khususnya dalam § Pendekatan ke menanggulangi warga masyasarakat keterbatasan dana dan tokoh masyasarakat Tahap Perencanaan: § Rapat membahas: - Penentuan besarnya kenaikan tarif iuran Tahap Pelaksanaan: Sosialisasi kepada masyarakat tentang rencana kenaikan tarif iuran bulanan
SASARAN Seluruh anggota UAB ”Tirta Kencana”
OUTPUT Adanya dana yang dapat digunakan untuk biaya perawatan atau penggantian alat-alat
BIAYA Seluruh anggota
HASIL PERTEMUAN PENYUSUNAN PROGRAM KERJA DALAM
122
RANGKA PENGUATAN KELEMBAGAAN UAB ”TIRTA KENCANA”
Kegiatan pertemuan atau diskusi lanjutan dilaksanakan di rumah bapak ketua RW 07 Jetisharjo pada tanggal 4 Desember 2007 dimulai pukul 19.30 WIB sampai dengan pukul 22.30 WIB dihadiri 16 peserta terdiri dari anggota, pengurus PKK (RW dan RT) dan pengurus UAB ”Tirta Kencana” kecuali ketua, perwakilan kelurahan, dinas PU ijin tidak dapat menghadiri pertemuan. Proses diskusi sebagai berikut: 1. Pertemuan dibuka oleh fasilitator yang dilanjutkan pengurus ”Tirta Kencana” mewakili ketua, dengan menyampaikan agenda pertemuan dimaksud. 2. Sambutan pengurus ”Tirta Kencana” Sambutan dari pengurus diawali dari adanya beberapa pendapat maupun keluhan sebelumnya atas pelayanan yang diberikan ”Tirta Kencana” selama ini yang dirasa belum memuaskan. Untuk mengatasi keluhan-keluhan anggota perlu dipikirkan solusinya. Pada kesempatan ini saya berharap agar bapak ibu yang hadir bisa memberikan pendapatnya kira-kira usaha apa yang perlu dilakukan oleh pengurus selain melakukan sosialisasi yang kaitannya dengan rencana kenaikan tarif, untuk keberlangsungan ”Tirta Kencana”. Kalau bapak ibu cermati listrik itu juga akan naik, ini berpengaruh pada besarnya biaya yang harus dibayar oleh ”Tirta Kencana”. Oleh karena itu perlu dipikirkan selain kenaikan listrik ataupun penggantian alat-alat, ini semua untuk keberlangsungan ”Tirta Kencana”. Apabila kenaikkan tarif telah disetujui oleh seluruh anggota, diharapkan selain dapat menutup biaya operasional untuk perawatan maupun penggantian peralatan yang rusak atau sudah saatnya diganti seperti pompa yang usianya 5-6 tahun perlu diganti. Seperti dikatakan oleh pak Ms pada pertemuan sebelumnya bahwa ”iuran dari anggota selama ini belum mampu mencukupi seluruh biaya operasinal, termasuk honor pengurus yang masih kecil”. Hal tersebut dikawatirkan akan mempengaruhi warga atau anggota yang bersedia menjadi pengurus, padahal kerjanya pengurus itu kan memberikan pelayanan serta untuk organisasi. Sedang yang berkaitan dengan masalah teknis saya harapkan bapak ketua dapat memberikan pembinaan pada petugas. Sambutan ditutup dengan harapan agar seluruh anggota dapat memahami dan menerima rencana pengurus terkait dengan menaikkan iuran bulanan. 3. Pemaparan tujuan pertemuan, hasil temuan, dan hasil pertemua pada tanggal 27 November 2007. Pemaparan dimulai dengan mengungkapkan maksud tujuan pada pertemuan yaitu: o Untuk menyelesaikan studi dengan tugas akhir di IPB Bogor o Melakukan kajian pengembangan masyarakat khususnya dalam hal penguatan kelembagaan pengelolaan air untuk keberlanjutan pelayanan air bersih. Selanjutnya memaparkan hasil temuan/pengamatan pelaksanaan ”Tirta Kencana” di Jetisharjo khususnya hasil pengamatan situasi, pola kegiatannya, pendanaan.
123
4. Pelaksanaan diskusi Dari pemaparan diatas kemudian fasilitator mengajak diskusi mengenai penyusunan progam berdasarkan permasalahan di atas, berikut pendapat peserta yang hadir: Bapak An (anggota): untuk kelanjutan UAB ”TK” pada dasarnya saya setuju kalau tarif dinaikkan, tapi sebelumnya anggota diberi tahu lebih dulu ya istilahnya diajak omong-omomg atau sosialisasi 2 atau 3 bulan dari rencana kenaikan, misalnya pengurus merencanakan besuk bulan April ya mulai Januari pengurus sudah melakukan sosialisasi. Besuk kalau tarif sudah dinaikkan saya harap diimbangi pelayanan yang lebih bagus, jangan sampai ada keluhan dari warga air tidak lancar atau sering mati. Bapak Sp (ketua RT): kalau ada rencana dari pengurus menaikkan tarif iuran saya setuju, meskipun dulu UAB ”TK” sebagai usaha yang bersifat sosial. Kenaikkan tarif hendaknya disesuaikan dengan kemampuan anggota, bapak ibu juga memahami to kondisi masyarakat disini yang kebanyakan kemampuannya rendah. Ibu Kd (pengurus PKK dan mantan ketua RT): rencana pengurus akan menaikkan tarif ya tidak apa-apa saya setuju saja asalkan ada pemberitahuan lebih dulu, biar masyarakat tahu. Saya setuju dengan pendapat bapak An sebelum kenaikkan tarif direalisasikan diakan sosialisasi lebih dulu, selama ini kan belum pernah ada pertemuan antara pengurus dengan anggota yang membicarakan masalah ”Tirta Kencana”...sudah sewajarnya apabila warga ingin mengetahui rencana pengurus ke depan mau melakukan apa saja. Sebetulnya saya malu mengatakan hal ini mumpung ada kesempatan saya sampaikan saja, meskipun pak Sd (suami ibu Kd) sebagai sesepuh kampung, selama ini ya belum pernah diajak ngomomg-ngomong tentang”Tirta Kencana”. Sehingga kalau istilahnya mau urun rembug ya nggak bisa karena belum pernah ada pertemuan atau diajak untuk membicarakan tentang ”Tirta Kencana”. Ibu Sg (anggota): pada dasarnya saya setuju dengan rencana kenaikkan tarif langganan yang tujuannya untuk menutup biaya operasinal dan biaya-biaya lainnya seperti honor petugas/pengurus yang masih kecil. Namun juga perlu dipikirkan kalau kemampuan anggota, karena ya maaf...tingkat kemampuan anggota tidak sama seperti dikatakan bapak Sp kalau kebanyakan anggota merupakan keluarga yang kurang mampu. Besuk saatnya sosialisasi kalau perlu anggota ditanya atau diberi alternatif kenaikan iuran per bulan berapa rupiah biar tidak menimbulkan gejolak. Besuk setelah tarif dinaikan saya harapkan pelayanannya juga semakin bagus, air lancar tidak macet lagi.
124
Bapak Tk (mantan ketua UAB ”TK”): rencana kenaikan tarif memang betul utamanya untuk biaya operasional dan lainnya. Tarif sekarang yang berlaku murah sekali, jadi tidak trus terusan untuk sosial kalau dulu awalnya bisa dikatakan sosial karena belum menggunakan pompa yang digerakan dengan listrik jadi ya biayanya relatif ringan. Tapi sekarang kan lain pompa air yang kita gunakan tergantung dengan listrik, tarif yang berlaku saat ini murah sekali..tarif tersebut bisa bapak ibu bandingkan dengan segelas air kemasan atau anak-anak yang bermain PS (Play Stations). Sehingga rencana pengurus tadi perlu kita pikirkan bersama untuk kelangsungan ”Tirta Kencana”, atau kalau perlu kita melakukan kunjungan ke lembaga yang sama semacam ”TK” yang ada telah berkembang di sekitar Yogya, agar bisa mengetahui bagaimana cara mengelola usaha air yang dikelola masyarakat.. Ibu Md (anggota, istri ketua UAB ”TK”): rencana pengurus menaikan tarif langganan air saya kurang setuju. Mengingat beban ibu-ibu disini sudah berat jadi kalau dinaikkan rasanya...kok memberatkan. Selain itu saya juga nggak enak kalau nanti pak Md (ketua UAB ”TK”) dikatakan ’mata duitan’, listrik naik langganan air juga ikut naik. Meskipun kenaikan itu untuk biaya pelayanan. Bapak Ag (dari PDAM, hasil wawancara): usaha air seperti ”TK” di Jetisharjo diperlukan kerjasama khususnya dengan anggota, apabila akan menaikkan tarif langganan sebaiknya dimusyawarahkan meskipun nanti yang memutuskan pengurus. Peran pemerintah terhadap ”Tirta Kencana” seperti dalam hal teknis, memberikan pelatihan cara menentukan/menghitung tarif langganan, menghitung biaya operasional, perawatan alat-alat. Dulu saya pada saat proyek P3P selesai dan pengelolaanya diserahkan pada warga Jetisharjo, saya pernah memberikan pelatihan pada warga yang diwakili pengurus kampung cara menentukan/menghitung tarif iuran bulanan. 3. Hasil diskusi merumuskan masalah dan kebutuhan untuk keberlanjutan ”TK”: a. Pokok masalah : kurangnya dana sebagai pendukung kegaiatan UAB ”TK”. b. Prioritas masalah adalah: - Rendahnya pengetahuan dan kemampuan anggota. - Kurangnya dana/modal untuk mencukupi biaya operasional. - Terbatasnya pengetahuan tentang pengelolaan usaha air. - Kurangnya kerjasama antara pengurus dengan anggota. 4. Hasil diskusi berdasarkan masalah yang ada, alternatif pemecahan masalah disepakati: a. Tarif iuran bulanan dinaikkan, kenaikkannya disesuaikan dengan kemampuan masyarakat. b. Perlu adanya sosialisasi, waktunya 2-3 sebelumnya tarif baru diberlakukan. c. Perlu sosialisasi aturan-aturan yang diberlakukan (proses pembayaran iuran
125
bulanan, yang dilakukan langsung ke bendahara) d. Perlunya kesadaran dari seluruh anggota dan pengurus tentang usaha air yang memerlukan biaya yang relatif besar. e. Merencanakan forum pertemuan bulanan untuk menampung aspirasi anggota dengan waktu yang disepakati bersama, mengundang seluruh anggota, tokoh masyarakat. Pertemuan diadakan membahas masalah kaitannya dengan program pada tahun mendatang yaitu Program Penguatan Kelembagaan Pengelolaan Air Untuk Keberlanjutan Pelayanan Air Bersih UAB ”Tirta Kencana” f. Membuat rencana program kerja dengan melibatkan anggota.