DAFTAR PUSTAKA Anwar, A. 2001. Pembangunan Wilayah Perdesaan dengan Desentralisasi Spatial melalui Pembangunan Agropolitan yang Mereplikasi Kota-Kota Menengah dan Kecil. Makalah disampaikan pada Pembahasan Proyek Perintisan pengembangan Perdesaan. Bogor. Anwar, A. 2005. Ketimpangan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan. Bogor : P4Wpress. Anwar A, Rustiadi E. 2000. Perspektif Pembangunan Tata Ruang (Spatial) Wilayah Pedesaan Dalam Rangka Pembangunan Regional. Bogor : Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan. Program Pascasarjana, IPB. Adisasmita R. 2005. Dasar-Dasar Ekonomi Wilayah. Jakarta : Penerbit Graha Ilmu . Azra A. 1995. Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII. Bandung : Mizan. Badan Pusat Satatistik, 2000a. Kerangka Teori dan Analisis Tabel Input-Output. Jakarta : Badan Pusat Satatistik. Badan Pusat Satatistik, 2000b. Tekhnik Penyusunan Tabel Input-Output. Jakarta : Badan Pusat Satatistik. Badan Pusat Statistik, 2006. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) PropinsiPropinsi di-Indonesia. Jakarta : Badan Pusat Satatistik. Badan Pusat Satatistik Bima, 2001. Kabupaten Bima Dalam Angka. Bima : Badan Pusat Satatistik Bima. Badan Pusat Satatistik Bima, 2004. Kabupaten Bima Dalam Angka. Bima : Badan Pusat Satatistik Bima. Badan Pusat Satatistik Bima, 2004. Kota Bima Dalam Angka. Bima : Badan Pusat Satatistik Bima. Badan Pusat Satatistik Dompu, 2001. Kabupaten Dompu Dalam Angka. Dompu : Badan Pusat Satatistik Dompu. Badan Pusat Satatistik Dompu, 2004. Kabupaten Dompu Dalam Angka. Dompu : Badan Pusat Satatistik Dompu.
193
Badan Pusat Satatistik Nusa Tenggara Barat, 2004a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kabupaten Se-Propinsi Nusa Tenggara Barat. Mataram : Badan Pusat Satatistik Nusa Tenggara Barat. Badan Pusat Satatistik Nusa Tenggara Barat, 2001. Propinsi Nusa Tenggara Barat Dalam Angka. Mataram : Badan Pusat Satatistik Nusa Tenggara Barat. Badan Pusat Satatistik Nusa Tenggara Barat, 2004b. Propinsi Nusa Tenggara Barat Dalam Angka. Mataram : Badan Pusat Satatistik Nusa Tenggara Barat. Badan Pusat Satatistik Nusa Tenggara Barat, 2004c. Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Propinsi Nusa Tenggara Barat. Mataram : Badan Pusat Satatistik Nusa Tenggara Barat. Badan Pusat Satatistik Nusa Tenggara Barat, 2004c. Tabel Input-Output (IO) Propinsi Nusa Tenggara Barat. Mataram : Badan Pusat Satatistik Nusa Tenggara Barat. Bakry, L., 1999. Kontribusi Sektor Perikanan Terhadap Pengembangan Kawasan Ekonomi Terpadu Pulau Seram Kabupaten Maluku Tengah [Tesis]. Bogor : Program Studi Ilmu-Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan (PWD) Sekolah Pascasarjana-IPB. BP Kapet Bima dan BPPT, 2000. Rencana Induk Kegiatan Kapet Bima. Mataram : BP Kapet Bima. BP Kapet Bima dan Unram, 2003. Penyusunan Businis Plan Kapet Bima. Mataram : BP Kapet Bima. BP Kapet Bima, 2004. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kapet Bima. Mataram : BP Kapet Bima. Darwanto, H., 2004. Membangun Wilayah Yang Produktif. Jakarta : Bulletin Bappenas. Dewi, P.S., 2003. Pengembangan Perekonomian Daerah Melalui Kerjasama Perbankan Nasional Dengan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (Kapet). Studi Kasus : Kapet Pare-Pare Sulawesi Selatan [Tesis]. Bogor : Sekolah Pascasarjana-IPB. Bogor. Fu, C.L. 1981. Rural-Urban Relations and Regional Development. Diacu dalam Kasikoen, K.A., 2005. Kajian Keterkaitan Perkotaan – Perdesaan Di Jawa Barat [Disertasi]. Bogor : Program Studi Ilmu-Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan (PWD) Sekolah Pascasarjana-IPB. Bogor.
194
Garcia, J.G. 2000. Indonesia’s Trade and Price Interventions : Pro-Java and ProUrban. Bulletin of Indonesian Economic Studi 36 (3) : 993-112. Glasson, J. 1974. An Introduction to Regional Planing. Diacu dalam Kasikoen, K.A., 2005. Kajian Keterkaitan Perkotaan – Perdesaan Di Jawa Barat. [Disertasi]. Bogor : Program Studi Ilmu-Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan (PWD) Sekolah Pascasarjana-IPB. Miyosi, 1997. Successes and Failures Associated With The Growth Pole Strategies University of Manchester, Depatemen of Economic Studies. Hadi, S., 2001. Studi Dampak Kebijaksanaan Pembangunan Terhadap Disparitas Ekonomi Antar Wilayah (Pendekatan Model Analisis Sistem Neraca Sosial Ekonomi) [Disertasi]. Bogor : Program Studi Ilmu-Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan (PWD) Sekolah Pascasarjana-IPB. Haeruman, H. et al. 2000. Kebijakan DP KTI Dalam pengembangan Kawasan Timur Indonesia. Jakarta : Dewan Pengembangan Kawasan Timur Indonesia. Hamzah M. 2004. Ensiklopedia Bima. Bima : Pemerintah Kabupaten Bima. Hagget, P., A.D. Clift dan A. Frey. 1997. Location Analysis in Human Geography. Diacu dalam Rustiadi, E. Saefulhakim, S. Panuju, D.R. 2005. Perencanaan Pengembangan Wilayah [Diktat Kuliah]. Bogor : Program Studi Ilmu-Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan (PWD) Sekolah Pascasarjana-IPB. Haruo, N. 2000. Regional Development in Third World Countries – Paradigms and Operational Principles. The International Development Journal, Co. Ltd. Tokyo. Japan. Hillway, T. 1956. Introduction To Research. Diacu dalam Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. Isard, W. 1975. Introduction to Regional Science. Englewood Cliffs, N.J.: Prentice-Hall. Kasikoen, K.A. 2005. Kajian Keterkaitan Perkotaan – Perdesaan Di Jawa Barat [Disertasi]. Bogor : Program Studi Ilmu-Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan (PWD) Sekolah Pascasarjana-IPB. Lipton, M. 1977. Why Poor People Stay Poor. Gower Publishing Limited. London. Marimin. 2004. Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
195
Miyosi, 1997. Successes and Failures Associated With The Growth Pole Strategies dalam Kasikoen, K.A., 2005. Kajian Keterkaitan Perkotaan – Perdesaan Di Jawa Barat [Disertasi]. Bogor : Program Studi Ilmu-Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan (PWD) Sekolah Pascasarjana-IPB. Murty, S. 2000. Regional Disparities: Need and Measures for Balances Development (pp. 3-16). Paper in Regional Planning and Sustainable Development. Kanishka Publishers, Distributors. New Delhi. Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. Paauw, D. S. and Fei, J. C. H. 1973. The transition in open dualistic economies, Theory and Southeast Asian experience. New Haven: Yale University Press. Pradhan, K. Pushkar. 2003. Manual for Urban Rural Linkage and Rural Development Analysis. New Hira Books Enterprises. Kirtipur, Kathmandu. Prasetya, H. 2000. Pengembangan Keterkaitan Antar Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (Kapet) di Kawasan Timur Indonesia. Jakarta : Dewan Pengembangan Kawasan Timur Indonesia. Prasetya, H. dan Hadi, A.R. 2000. Strategi Pengembangan Ekonomi Terpadu (Kapet) di Kawasan Timur Indonesia. Jakarta : Dewan Pengembangan Kawasan Timur Indonesia. Pribadi, D.O., 2005. Pembangunan Kawasan Agropolitan Melalui Pengembangan Kota-Kota Kecil, Menengah, Peningkatan Efisiensi Pasar Perdesaan dan Penguatan Akses Masyarakat Terhadap Lahan [Tesis]. Bogor : Program Studi Ilmu-Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan (PWD) Sekolah Pascasarjana-IPB. Bogor. Rondinelli, A.D. 1985. Applied Methods of Regional Analysis – The Spatial Dimensions of Development Policy. Westview Press / Boulder. London. Rustiadi, E. 2001. Alih Fungsi Lahan dalam Perspektif Lingkungan Perdesaan. Makalah disampaikan pada Lokakarya Penyusunan Kebijakan dan Strategi pengelolaan Lingkungan Kawasan Perdesaan. Bogor. Rustiadi, et. al. 2004. Studi Pengembangan Model dan Tipologi Kawasan Agropolitan. Jakarta : Departemen Kimpraswil. Rustiadi, E. Saefulhakim, S. Panuju, D.R. 2005. Perencanaan Pengembangan Wilayah [Diktat Kuliah]. Bogor : Program Studi Ilmu-Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan (PWD) Sekolah Pascasarjana-IPB. Bogor.
196
Tim P4W-IPB. 2002. Penyusunan Arahan Strategi Pengembangan Inter-regional Berimbang. Jakarta : P4W IPB dan Bapenas. Saaty TL. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin. Jakarta : PT. Pustaka Binaman Pressindo. Saefulhakim RS. 2003. Permodelan Wilayah [Diktat Kuliah]. Bogor : Program Studi Ilmu-Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan (PWD) Sekolah Pascasarjana-IPB. Smith, A. Carol. 1976. Regional Analysis, Volume I Economic System. Department of Anthropology Duke University Durham. North Carolina. Sekretariat Negara RI. 1992. Undang-Undang Nomor 24 Tentang Penataan Ruang. Jakarta : Sekretariat Negara RI. Sekretariat Negara RI. 1999. Undang-Undang Nomor 22 Tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta : Sekretariat Negara RI. Sekretariat Negara RI. 2004. Undang-Undang Nomor 32 Tentang Pemerintahan Daerah, Pengganti Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999. Jakarta : Sekretariat Negara RI. Tajib A. 1995. Sejarah Bima Dana Mbojo. Jakarta : PT. Harapan Masa PGRI Jakarta. Tambunan, T.TH. 2001. Perencanaan Indonesia – Teori dan Temuan Empiris. Ghalia Indonesia. Jakarta.
LAMPIRAN Halaman?
Lampiran 1 Peta Wilayah Kapet Bima
Wilay
PROPINSI NTB
198 Lampiran 2 Daftar Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (Kapet) Indonesia NO.
NAMA KAPET
PROPINSI
1
SABANG
DAERAH ISTIMEWA ACEH
2
NATUNA
RIAU
3
SANGGAU
KALIMANTAN BARAT
4
DASKAKAB
KALIMANTAN TENGAH
5
BATULICIN
KALIMANTAN SELATAN
6
SASAMBA
KALIMANTAN TIMUR
7
PARE-PARE
SULAWESI SELATAN
8
BATUI
SULAWESI TENGAH
9
BUKARI
SULAWESI TENGGARA
10
MANADO-BITUNG
SULAWESI UTARA
11
BIMA
NUSA TENGGARA BARAT
12
MBAY
NUSA TENGGARA TIMUR
13
SERAM
MALUKU
14
BIAK
IRIAN JAYA
199 Lampiran 3 Daftar Desa Sampel dan Responden Penelitian di Kapet Bima
NO.
NAMA DESA
KECAMATAN
KABUPATEN
RESPONDEN (ORG)
1
SARAE
RASANAE BARAT
KOTA BIMA
2
2
PENARAGA
RASANAE TIMUR
KOTA BIMA
2
3
KOLO
ASA KOTA
KOTA BIMA
2
4
NARU
SAPE
KAB. BIMA
2
5
LANTA
LAMBU
KAB. BIMA
2
6
SAMBORI
WAWO
KAB. BIMA
2
7
NUNGGI
WERA
KAB. BIMA
2
8
DORO O'O
LANGGUDU
KAB. BIMA
2
9
TANGGA
MONTA
KAB. BIMA
2
10
SAMILI
WOHA
KAB. BIMA
2
11
RATO
BOLO
KAB. BIMA
2
12
CAMPA
MADAPANGGA
KAB. BIMA
2
13
BAJO
DONGGO
KAB. BIMA
2
14
PIONG
SANGGAR
KAB. BIMA
2
15
KANDAI DUA
DOMPU
KAB. DOMPU
2
16
MONTA BARU
WOJA
KAB. DOMPU
2
17
HUU
HUU
KAB. DOMPU
2
18
PEKAT
PEKAT
KAB. DOMPU
2
19
MALAJU
KILO
KAB. DOMPU
2
JMLH
19
19
3
38
Lampiran 4 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Dompu Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000-2004 (Juta Rp) NO. LAPANGAN USAHA 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perkebunan 2 Pertambangan dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 5 Bangunan 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 7 Pengangkutan dan Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Prsh 9 Jasa-Jasa JUMLAH
2000
2001
2002
2003
306,400.95 12,080.28 20,772.50 1,189.20 41,017.12 100,636.31 32,584.04 11,632.35 80,701.77 607,014.52
360,122.62 13,619.61 22,776.92 1,496.48 46,116.75 117,331.30 38,778.05 13,530.57 89,951.54 703,723.84
390,418.56 15,430.00 25,518.71 1,872.85 55,263.50 134,437.66 47,572.38 15,872.60 96,178.29 782,564.55
409,287.42 17,760.13 28,816.95 2,331.71 67,874.53 156,191.31 60,071.47 18,710.95 108,747.32 869,791.79
200
Lampiran 5 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Dompu Atas Dasar Harga Konstan 1993 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000-2004 (Juta Rp) No.
Lapangan Usaha
1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perkebunan 2 Pertambangan dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 5 Bangunan 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 7 Pengangkutan dan Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Prsh 9 Jasa-Jasa JUMLAH
2000
2001
2002
2003
99,109.21 4,950.06 8,149.91 767.34 14,803.17 33,133.24 14,786.22 5,152.64 32,063.53 212,915.32
105,513.97 5,123.31 8,477.68 830.89 15,196.89 34,740.47 15,605.52 5,421.82 32,612.22 223,522.77
108,339.54 5,411.79 8,869.35 863.25 16,086.15 36,837.34 16,383.11 5,793.12 33,767.91 232,351.56
110,996.82 5,814.42 9,331.47 895.11 17,415.87 41,148.31 18,912.15 6,245.25 34,455.41 245,214.81
201
Lampiran 6 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bima Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000-2004 (Juta Rp) No. Lapangan Usaha 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perkebunan 2 Pertambangan Dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas Dan Air Bersih 5 Bangunan 6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 7 Pengangkutan Dan Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Prsh 9 Jasa-Jasa Jumlah
2000
2001
2002
2003
503,854.49 29,185.78 28,521.10 1,556.96 60,540.10 144,602.78 70,365.29 9,162.39 121,380.38 969,169.27
588,686.65 33,933.89 30,592.85 1,801.31 70,383.13 160,811.51 83,074.86 11,480.78 135,551.44 1,116,316.42
640,599.14 37,479.37 34,433.04 2,417.90 80,711.97 181,285.88 100,538.79 12,852.28 138,405.51 1,228,723.88
699,795.25 40,983.23 37,475.68 3,005.64 88,534.29 196,093.52 108,825.21 13,753.55 157,385.87 1,345,852.24
202
Lampiran 7
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bima Atas Dasar Harga Konstan 1993 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000-2004 (Juta Rp)
No. Lapangan Usaha 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perkebunan 2 Pertambangan Dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas Dan Air Bersih 5 Bangunan 6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 7 Pengangkutan Dan Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Prsh 9 Jasa-Jasa Jumlah
2000
2001
2002
2003
191,499.46 12,762.07 16,628.84 1,129.52 26,557.05 63,924.46 35,919.68 4,833.97 47,926.67 401,181.72
199,239.51 13,752.51 17,319.95 1,231.08 27,850.65 66,607.39 37,917.02 5,522.20 49,006.42 418,446.73
203,652.49 14,319.76 18,058.89 1,300.30 29,228.14 69,508.87 39,619.74 5,769.11 50,078.74 431,536.04
217,428.45 14,987.07 18,885.99 1,364.78 30,759.70 73,026.74 41,476.28 5,990.68 51,093.67 455,013.36
203
Lampiran 8 Produk Domestik Regional Bruto Kota Bima Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000-2004 (Juta Rp) No. Lapangan Usaha 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perkebunan 2 Pertambangan Dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas Dan Air Bersih 5 Bangunan 6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 7 Pengangkutan Dan Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Prsh 9 Jasa-Jasa Jumlah
2000
2001
2002
2003
72,323.54 331.49 9,451.32 1,928.85 18,396.09 46,993.07 36,237.56 4,169.03 86,933.55 276,764.50
84,801.32 391.13 11,056.67 2,328.04 21,528.41 54,375.82 43,841.07 5,276.38 97,188.40 320,787.24
94,249.45 451.45 12,314.22 3,021.00 24,180.60 60,902.37 52,189.47 5,981.03 107,975.36 361,264.95
100,767.29 491.67 13,398.37 3,739.19 26,474.15 66,562.45 57,803.38 6,389.22 121,148.74 396,774.46
204
Lampiran 9 Produk Domestik Regional Bruto Kota Bima Atas Dasar Harga Konstan 1993 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000-2004 (Juta Rp) No. Lapangan Usaha 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perkebunan 2 Pertambangan Dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas Dan Air Bersih 5 Bangunan 6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 7 Pengangkutan Dan Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Prsh 9 Jasa-Jasa Jumlah
2000
2001
2002
2003
26,543.96 204.65 6,087.10 1,248.96 7,960.77 21,366.66 19,411.78 2,181.88 33,325.15 118,330.91
27,802.35 218.52 6,443.19 1,314.63 8,351.65 22,554.06 20,615.85 2,493.95 33,662.20 123,456.40
28,166.94 233.86 6,833.01 1,387.03 8,773.41 23,893.06 21,936.03 2,615.02 34,614.95 128,453.31
29,752.40 245.18 7,155.53 1,450.07 9,269.10 25,372.44 23,332.09 2,726.12 35,118.58 134,421.51
205
Lampiran 10 Produk Domestik Regional Bruto Kapet Bima Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000-2004 (Juta Rp) No. Lapangan Usaha 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perkebunan 2 Pertambangan Dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas Dan Air Bersih 5 Bangunan 6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 7 Pengangkutan Dan Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Prsh 9 Jasa-Jasa Jumlah
2000
2001
2002
2003
882,578.98 41,597.55 58,744.92 4,675.01 119,953.31 292,232.16 139,186.89 24,963.77 289,015.70 1,852,948.29
1,033,610.59 47,944.63 64,426.44 5,625.83 138,028.29 332,518.63 165,693.98 30,287.73 322,691.38 2,140,827.50
1,125,267.15 53,360.82 72,265.97 7,311.75 160,156.07 376,625.91 200,300.64 34,705.91 342,559.16 2,372,553.38
1,209,849.96 59,235.03 79,691.00 9,076.54 182,882.97 418,847.28 226,700.06 38,853.72 387,281.93 2,612,418.49
206
Lampiran 11 Produk Domestik Regional Bruto Kapet Bima Atas Dasar Harga Konstan 1993 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000-2004 (Juta Rp) No. Lapangan Usaha 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perkebunan 2 Pertambangan Dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas Dan Air Bersih 5 Bangunan 6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 7 Pengangkutan Dan Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Prsh 9 Jasa-Jasa Jumlah
2000
2001
2002
2003
317,152.63 17,916.78 30,865.85 3,145.82 49,320.99 118,424.36 70,117.68 12,168.49 113,315.35 732,427.95
332,555.83 19,094.34 32,240.82 3,376.60 51,399.19 123,901.92 74,138.39 13,437.97 115,280.84 765,425.90
340,158.97 19,965.41 33,761.25 3,550.58 54,087.70 130,239.27 77,938.88 14,177.25 118,461.60 792,340.91
358,177.67 21,046.67 35,372.99 3,709.96 57,444.67 139,547.49 83,720.52 14,962.05 120,667.66 834,649.68
207
Lampiran 12 Produk Domestik Regional Bruto Propinsi NTB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000-2004 (Juta Rp) No. Lapangan Usaha 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perkebunan 2 Pertambangan Dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas Dan Air Bersih 5 Bangunan 6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 7 Pengangkutan Dan Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Prsh 9 Jasa-Jasa Jumlah
2000
2001
2002
2003
3,296,155.79 234,689.42 500,770.75 30,411.01 779,362.78 1,550,993.55 891,684.21 165,867.73 1,410,161.75 8,860,096.99
3,694,834.32 270,007.72 556,204.76 36,145.80 898,388.61 1,818,235.74 1,053,638.63 201,233.31 1,565,167.84 10,093,856.73
3,977,689.70 302,599.45 624,918.69 47,829.88 1,036,593.91 2,053,474.69 1,326,944.77 229,715.50 1,652,659.84 11,252,426.43
4,082,697.81 346,611.28 715,114.55 57,711.86 1,169,134.76 2,236,232.53 1,476,375.06 264,999.19 1,979,239.67 12,328,116.71
208
Lampiran 13 Produk Domestik Regional Bruto Propinsi NTB Atas Dasar Harga Konstan 1993 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000-2004 (Juta Rp) No. Lapangan Usaha 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perkebunan 2 Pertambangan Dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas Dan Air Bersih 5 Bangunan 6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 7 Pengangkutan Dan Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Prsh 9 Jasa-Jasa Jumlah
2000
2001
2002
2003
1,211,249.71 101,298.95 173,835.15 19,338.16 271,479.30 548,873.63 423,669.30 78,308.97 565,763.41 3,393,816.58
1,219,301.03 106,374.03 183,691.60 20,250.90 283,614.43 582,706.04 445,100.47 86,233.75 570,590.58 3,497,862.83
1,236,510.17 110,958.75 194,498.67 21,059.05 296,632.33 615,777.25 471,090.14 91,015.67 581,762.79 3,619,304.82
1,275,631.74 116,240.39 207,119.38 21,949.74 314,014.99 649,967.29 501,899.27 96,845.48 592,462.55 3,776,130.83
209
Lampiran 14 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Dompu Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000-2004 (Persen) No. Lapangan Usaha 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perkebunan 2 Pertambangan Dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas Dan Air Bersih 5 Bangunan 6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 7 Pengangkutan Dan Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Prsh 9 Jasa-Jasa Jumlah
2000
2001
2002
2003
Rata-Rata
50.48 1.99 3.42 0.20 6.76 16.58 5.37 1.92 13.29 100.00
51.17 1.94 3.24 0.21 6.55 16.67 5.51 1.92 12.78 100.00
49.89 1.97 3.26 0.24 7.06 17.18 6.08 2.03 12.29 100.00
47.06 2.04 3.31 0.27 7.80 17.96 6.91 2.15 12.50 100.00
49.65 1.98 3.31 0.23 7.04 17.10 5.97 2.00 12.72 100.00
210
Lampiran 15 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Dompu Atas Dasar Harga Konstan 1993 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000-2004 (Persen) No. Lapangan Usaha 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perkebunan 2 Pertambangan Dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas Dan Air Bersih 5 Bangunan 6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 7 Pengangkutan Dan Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Prsh 9 Jasa-Jasa Jumlah
2000
2001
2002
2003
Rata-Rata
46.55 2.32 3.83 0.36 6.95 15.56 6.94 2.42 15.06 100.00
47.21 2.29 3.79 0.37 6.80 15.54 6.98 2.43 14.59 100.00
46.63 2.33 3.82 0.37 6.92 15.85 7.05 2.49 14.53 100.00
45.27 2.37 3.81 0.37 7.10 16.78 7.71 2.55 14.05 100.00
46.41 2.33 3.81 0.37 6.94 15.93 7.17 2.47 14.56 100.00
211
Lampiran 16 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Bima Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000-2004 (Persen) No. Lapangan Usaha 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perkebunan 2 Pertambangan Dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas Dan Air Bersih 5 Bangunan 6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 7 Pengangkutan Dan Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Prsh 9 Jasa-Jasa Jumlah
2000
2001
2002
2003
Rata-Rata
51.99 3.01 2.94 0.16 6.25 14.92 7.26 0.95 12.52 100.00
52.73 3.04 2.74 0.16 6.30 14.41 7.44 1.03 12.14 100.00
52.14 3.05 2.80 0.20 6.57 14.75 8.18 1.05 11.26 100.00
52.00 3.05 2.78 0.22 6.58 14.57 8.09 1.02 11.69 100.00
52.21 3.04 2.82 0.19 6.42 14.66 7.74 1.01 11.91 100.00
212
Lampiran 17 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Bima Atas Dasar Harga Konstan 1993 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000-2004 (Persen) No. Lapangan Usaha 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perkebunan 2 Pertambangan Dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas Dan Air Bersih 5 Bangunan 6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 7 Pengangkutan Dan Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Prsh 9 Jasa-Jasa Jumlah
2000
2001
2002
2003
Rata-Rata
47.73 3.18 4.14 0.28 6.62 15.93 8.95 1.20 11.95 100.00
47.61 3.29 4.14 0.29 6.66 15.92 9.06 1.32 11.71 100.00
47.19 3.32 4.18 0.30 6.77 16.11 9.18 1.34 11.60 100.00
47.79 3.29 4.15 0.30 6.76 16.05 9.12 1.32 11.23 100.00
47.58 3.27 4.15 0.29 6.70 16.00 9.08 1.29 11.62 100.00
213
Lampiran 18 Distribusi Persentase PDRB Kota Bima Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000-2004 (Persen)
No. Lapangan Usaha 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perkebunan 2 Pertambangan Dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas Dan Air Bersih 5 Bangunan 6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 7 Pengangkutan Dan Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Prsh 9 Jasa-Jasa Jumlah
2000
2001
2002
2003
Rata-Rata
26.13 0.12 3.41 0.70 6.65 16.98 13.09 1.51 31.41 100.00
26.44 0.12 3.45 0.73 6.71 16.95 13.67 1.64 30.30 100.00
26.09 0.12 3.41 0.84 6.69 16.86 14.45 1.66 29.89 100.00
25.40 0.12 3.38 0.94 6.67 16.78 14.57 1.61 30.53 100.00
26.01 0.12 3.41 0.80 6.68 16.89 13.94 1.60 30.53 100.00
214
Lampiran 19 Distribusi Persentase PDRB Kota Bima Atas Dasar Harga Konstan 1993 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000-2004 (Persen) No. Lapangan Usaha 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perkebunan 2 Pertambangan Dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas Dan Air Bersih 5 Bangunan 6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 7 Pengangkutan Dan Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Prsh 9 Jasa-Jasa Jumlah
2000
2001
2002
2003
Rata-Rata
22.43 0.17 5.14 1.06 6.73 18.06 16.40 1.84 28.16 100.00
22.52 0.18 5.22 1.06 6.76 18.27 16.70 2.02 27.27 100.00
21.93 0.18 5.32 1.08 6.83 18.60 17.08 2.04 26.95 100.00
22.13 0.18 5.32 1.08 6.90 18.88 17.36 2.03 26.13 100.00
22.25 0.18 5.25 1.07 6.80 18.45 16.88 1.98 27.13 100.00
215
Lampiran 20 Distribusi Persentase PDRB Kapet Bima Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000-2004 (Persen) No. Lapangan Usaha 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perkebunan 2 Pertambangan Dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas Dan Air Bersih 5 Bangunan 6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 7 Pengangkutan Dan Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Prsh 9 Jasa-Jasa Jumlah
2000
2001
2002
2003
Rata-Rata
47.63 2.24 3.17 0.25 6.47 15.77 7.51 1.35 15.60 100.00
48.28 2.24 3.01 0.26 6.45 15.53 7.74 1.41 15.07 100.00
47.43 2.25 3.05 0.31 6.75 15.87 8.44 1.46 14.44 100.00
46.31 2.27 3.05 0.35 7.00 16.03 8.68 1.49 14.82 100.00
47.41 2.25 3.07 0.29 6.67 15.80 8.09 1.43 14.98 100.00
216
Lampiran 21 Distribusi Persentase PDRB Kapet Bima Atas Dasar Harga Konstan 1993 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000-2004 (Persen) No. Lapangan Usaha 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perkebunan 2 Pertambangan Dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas Dan Air Bersih 5 Bangunan 6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 7 Pengangkutan Dan Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Prsh 9 Jasa-Jasa Jumlah
2000
2001
2002
2003
Rata-Rata
43.30 2.45 4.21 0.43 6.73 16.17 9.57 1.66 15.47 100.00
43.45 2.49 4.21 0.44 6.72 16.19 9.69 1.76 15.06 100.00
42.93 2.52 4.26 0.45 6.83 16.44 9.84 1.79 14.95 100.00
42.91 2.52 4.24 0.44 6.88 16.72 10.03 1.79 14.46 100.00
43.15 2.50 4.23 0.44 6.79 16.38 9.78 1.75 14.99 100.00
217
Lampiran 22 Distribusi Persentase PDRB Propinsi NTB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000-2004 (Persen) No. Lapangan Usaha 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perkebunan 2 Pertambangan Dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas Dan Air Bersih 5 Bangunan 6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 7 Pengangkutan Dan Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Prsh 9 Jasa-Jasa Jumlah
2000
2001
2002
2003
Rata-Rata
37.20 2.65 5.65 0.34 8.80 17.51 10.06 1.87 15.92 100.00
36.60 2.67 5.51 0.36 8.90 18.01 10.44 1.99 15.51 100.00
35.35 2.69 5.55 0.43 9.21 18.25 11.79 2.04 14.69 100.00
33.12 2.81 5.80 0.47 9.48 18.14 11.98 2.15 16.05 100.00
35.57 2.71 5.63 0.40 9.10 17.98 11.07 2.01 15.54 100.00
218
Lampiran 23 Distribusi Persentase PDRB Propinsi NTB Atas Dasar Harga Konstan 1993 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000-2004 (Persen) No. Lapangan Usaha 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perkebunan 2 Pertambangan Dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas Dan Air Bersih 5 Bangunan 6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 7 Pengangkutan Dan Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Prsh 9 Jasa-Jasa Jumlah
2000
2001
2002
2003
Rata-Rata
35.69 2.98 5.12 0.57 8.00 16.17 12.48 2.31 16.67 100.00
34.86 3.04 5.25 0.58 8.11 16.66 12.72 2.47 16.31 100.00
34.16 3.07 5.37 0.58 8.20 17.01 13.02 2.51 16.07 100.00
33.78 3.08 5.48 0.58 8.32 17.21 13.29 2.56 15.69 100.00
34.62 3.04 5.31 0.58 8.15 16.76 12.88 2.46 16.19 100.00
219
Lampiran 24 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Dompu Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000-2004 (Persen) No. Lapangan Usaha 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perkebunan 2 Pertambangan Dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas Dan Air Bersih 5 Bangunan 6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 7 Pengangkutan Dan Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Prsh 9 Jasa-Jasa Jumlah
2000
2001
2002
2003
Rata-Rata
-
17.53 12.74 9.65 25.84 12.43 16.59 19.01 16.32 11.46 15.93
8.41 13.29 12.04 25.15 19.83 14.58 22.68 17.31 6.92 11.20
4.83 15.10 12.92 24.50 22.82 16.18 26.27 17.88 13.07 11.15
10.26 13.71 11.54 25.16 18.36 15.78 22.65 17.17 10.48 12.76
220
Lampiran 25 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Dompu Atas Dasar Harga Konstan 1993 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000-2004 (Persen) No. Lapangan Usaha 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perkebunan 2 Pertambangan Dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas Dan Air Bersih 5 Bangunan 6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 7 Pengangkutan Dan Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Prsh 9 Jasa-Jasa Jumlah
2000
2001
2002
2003
Rata-Rata
-
6.46 3.50 4.02 8.28 2.66 4.85 5.54 5.22 1.71 4.98
2.68 5.63 4.62 3.89 5.85 6.04 4.98 6.85 3.54 3.95
2.45 7.44 5.21 3.69 8.27 11.70 15.44 7.80 2.04 5.54
3.86 5.52 4.62 5.29 5.59 7.53 8.65 6.63 2.43 4.82
221
Lampiran 26 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bima Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000-2004 (Persen) No. Lapangan Usaha 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perkebunan 2 Pertambangan Dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas Dan Air Bersih 5 Bangunan 6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 7 Pengangkutan Dan Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Prsh 9 Jasa-Jasa Jumlah
2000
2001
2002
2003
Rata-Rata
-
16.84 16.27 7.26 15.69 16.26 11.21 18.06 25.30 11.67 15.18
8.82 10.45 12.55 34.23 14.68 12.73 21.02 11.95 2.11 10.07
9.24 9.35 8.84 24.31 9.69 8.17 8.24 7.01 13.71 9.53
11.63 12.02 9.55 24.74 13.54 10.70 15.78 14.75 9.16 11.59
222
Lampiran 27 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bima Atas Dasar Harga Konstan 1993 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000-2004 (Persen) No. Lapangan Usaha 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perkebunan 2 Pertambangan Dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas Dan Air Bersih 5 Bangunan 6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 7 Pengangkutan Dan Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Prsh 9 Jasa-Jasa Jumlah
2000
2001
2002
2003
Rata-Rata
-
4.04 7.76 4.16 8.99 4.87 4.20 5.56 14.24 2.25 4.30
2.21 4.12 4.27 5.62 4.95 4.36 4.49 4.47 2.19 3.13
6.76 4.66 4.58 4.96 5.24 5.06 4.69 3.84 2.03 5.44
4.34 5.52 4.33 6.52 5.02 4.54 4.91 7.52 2.16 4.29
223
Lampiran 28 Laju Pertumbuhan PDRB Kota Bima Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000-2004 (Persen) No. Lapangan Usaha 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perkebunan 2 Pertambangan Dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas Dan Air Bersih 5 Bangunan 6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 7 Pengangkutan Dan Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Prsh 9 Jasa-Jasa Jumlah
2000
2001
2002
2003
Rata-Rata
-
17.25 17.99 16.99 20.70 17.03 15.71 20.98 26.56 11.80 15.91
11.14 15.42 11.37 29.77 12.32 12.00 19.04 13.35 11.10 12.62
6.92 8.91 8.80 23.77 9.49 9.29 10.76 6.82 12.20 9.83
11.77 14.11 12.39 24.74 12.94 12.34 16.93 15.58 11.70 12.78
224
Lampiran 29 Laju Pertumbuhan PDRB Kota Bima Atas Dasar Harga Konstan 1993 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000-2004 (Persen) No. Lapangan Usaha 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perkebunan 2 Pertambangan Dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas Dan Air Bersih 5 Bangunan 6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 7 Pengangkutan Dan Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Prsh 9 Jasa-Jasa Jumlah
2000
2001
2002
2003
Rata-Rata
-
4.74 6.78 5.85 5.26 4.91 5.56 6.20 14.30 1.01 4.33
1.31 7.02 6.05 5.51 5.05 5.94 6.40 4.85 2.83 4.05
5.63 4.84 4.72 4.54 5.65 6.19 6.36 4.25 1.45 4.65
3.89 6.21 5.54 5.10 5.20 5.90 6.32 7.80 1.77 4.34
225
Lampiran 30 Laju Pertumbuhan PDRB Kapet Bima Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000-2004 (Persen) No. Lapangan Usaha 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perkebunan 2 Pertambangan Dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas Dan Air Bersih 5 Bangunan 6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 7 Pengangkutan Dan Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Prsh 9 Jasa-Jasa Jumlah
2000
2001
2002
2003
Rata-Rata
-
17.11 15.26 9.67 20.34 15.07 13.79 19.04 21.33 11.65 15.54
8.87 11.30 12.17 29.97 16.03 13.26 20.89 14.59 6.16 10.82
7.52 11.01 10.27 24.14 14.19 11.21 13.18 11.95 13.06 10.11
11.17 12.52 10.70 24.81 15.10 12.75 17.70 15.96 10.29 12.16
226
Lampiran 31 Laju Pertumbuhan PDRB Kapet Bima Atas Dasar Harga Konstan 1993 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000-2004 (Persen) No. Lapangan Usaha 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perkebunan 2 Pertambangan Dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas Dan Air Bersih 5 Bangunan 6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 7 Pengangkutan Dan Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Prsh 9 Jasa-Jasa Jumlah
2000
2001
2002
2003
Rata-Rata
-
4.86 6.57 4.45 7.34 4.21 4.63 5.73 10.43 1.73 4.51
2.29 4.56 4.72 5.15 5.23 5.11 5.13 5.50 2.76 3.52
5.30 5.42 4.77 4.49 6.21 7.15 7.42 5.54 1.86 5.34
4.15 5.52 4.65 5.66 5.22 5.63 6.09 7.16 2.12 4.45
227
Lampiran 32 Laju Pertumbuhan PDRB Propinsi NTB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000-2004 (Persen) No. Lapangan Usaha 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perkebunan 2 Pertambangan Dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas Dan Air Bersih 5 Bangunan 6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 7 Pengangkutan Dan Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Prsh 9 Jasa-Jasa Jumlah
2000
2001
2002
2003
Rata-Rata
-
12.10 15.05 11.07 18.86 15.27 17.23 18.16 21.32 10.99 13.92
7.66 12.07 12.35 32.32 15.38 12.94 25.94 14.15 5.59 11.48
2.64 14.54 14.43 20.66 12.79 8.90 11.26 15.36 19.76 9.56
7.46 13.89 12.62 23.95 14.48 13.02 18.45 16.95 12.11 11.65
228
Lampiran 33 Laju Pertumbuhan PDRB Propinsi NTB Atas Dasar Harga Konstan 1993 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000-2004 (Persen) No. Lapangan Usaha 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perkebunan 2 Pertambangan Dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas Dan Air Bersih 5 Bangunan 6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 7 Pengangkutan Dan Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Prsh 9 Jasa-Jasa Jumlah
2000
2001
2002
2003
Rata-Rata
-
0.66 5.01 5.67 4.72 4.47 6.16 5.06 10.12 0.85 3.07
1.41 4.31 5.88 3.99 4.59 5.68 5.84 5.55 1.96 3.47
3.16 4.76 6.49 4.23 5.86 5.55 6.54 6.41 1.84 4.33
1.75 4.69 6.01 4.31 4.97 5.80 5.81 7.36 1.55 3.62
229
Lampiran 34 Kontribusi PDRB Kabupaten Dompu Terhadap Propinsi NTB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000-2004 (Persen) No. Lapangan Usaha 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perkebunan 2 Pertambangan Dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas Dan Air Bersih 5 Bangunan 6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 7 Pengangkutan Dan Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Prsh 9 Jasa-Jasa Jumlah
2000
2001
2002
2003
Rata-Rata
0.09 0.05 0.04 0.04 0.05 0.06 0.04 0.07 0.06 0.07
0.10 0.05 0.04 0.04 0.05 0.06 0.04 0.07 0.06 0.07
0.10 0.05 0.04 0.04 0.05 0.07 0.04 0.07 0.06 0.07
0.10 0.05 0.04 0.04 0.06 0.07 0.04 0.07 0.05 0.07
0.10 0.05 0.04 0.04 0.05 0.07 0.04 0.07 0.06 0.07
230
Lampiran 35 Kontribusi PDRB Kabupaten Dompu Terhadap Propinsi NTB Atas Dasar Harga Konstan 1993 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000-2004 (Persen) No. Lapangan Usaha 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perkebunan 2 Pertambangan Dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas Dan Air Bersih 5 Bangunan 6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 7 Pengangkutan Dan Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Prsh 9 Jasa-Jasa Jumlah
2000
2001
2002
2003
Rata-Rata
0.08 0.05 0.05 0.04 0.05 0.06 0.03 0.07 0.06 0.06
0.09 0.05 0.05 0.04 0.05 0.06 0.04 0.06 0.06 0.06
0.09 0.05 0.05 0.04 0.05 0.06 0.03 0.06 0.06 0.06
0.09 0.05 0.05 0.04 0.06 0.06 0.04 0.06 0.06 0.06
0.09 0.05 0.05 0.04 0.05 0.06 0.04 0.06 0.06 0.06
231
Lampiran 36 Kontribusi PDRB Kabupaten Bima Terhadap Propinsi NTB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000-2004 (Persen) No. Lapangan Usaha 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perkebunan 2 Pertambangan Dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas Dan Air Bersih 5 Bangunan 6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 7 Pengangkutan Dan Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Prsh 9 Jasa-Jasa Jumlah
2000
2001
2002
2003
Rata-Rata
0.15 0.12 0.06 0.05 0.08 0.09 0.08 0.06 0.09 0.11
0.18 0.14 0.06 0.06 0.09 0.10 0.09 0.07 0.10 0.13
0.19 0.16 0.07 0.08 0.10 0.12 0.11 0.08 0.10 0.14
0.21 0.17 0.07 0.10 0.11 0.13 0.12 0.08 0.11 0.15
0.18 0.15 0.07 0.07 0.10 0.11 0.10 0.07 0.10 0.13
232
Lampiran 37 Kontribusi PDRB Kabupaten Bima Terhadap Propinsi NTB Atas Dasar Harga Konstan 1993 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000-2004 (Persen) No. Lapangan Usaha 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perkebunan 2 Pertambangan Dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas Dan Air Bersih 5 Bangunan 6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 7 Pengangkutan Dan Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Prsh 9 Jasa-Jasa Jumlah
2000 0.16 0.13 0.10 0.06 0.10 0.12 0.08 0.06 0.08 0.12
2001 0.16 0.14 0.10 0.06 0.10 0.12 0.09 0.07 0.09 0.12
2002 0.17 0.14 0.10 0.07 0.11 0.13 0.09 0.07 0.09 0.13
2003 Rata-Rata 0.18 0.15 0.11 0.07 0.11 0.13 0.10 0.08 0.09 0.13
0.17 0.14 0.10 0.06 0.11 0.12 0.09 0.07 0.09 0.13
233
Lampiran 38 Kontribusi PDRB Kota Bima Terhadap Propinsi NTB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000-2004 (Persen) No. Lapangan Usaha 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perkebunan 2 Pertambangan Dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas Dan Air Bersih 5 Bangunan 6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 7 Pengangkutan Dan Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Prsh 9 Jasa-Jasa Jumlah
2000
2001
2002
2003
Rata-Rata
0.02 0.00 0.02 0.06 0.02 0.03 0.04 0.03 0.06 0.03
0.03 0.00 0.02 0.08 0.03 0.04 0.05 0.03 0.07 0.04
0.03 0.00 0.02 0.10 0.03 0.04 0.06 0.04 0.08 0.04
0.03 0.00 0.03 0.12 0.03 0.04 0.06 0.04 0.09 0.04
0.03 0.00 0.02 0.09 0.03 0.04 0.05 0.03 0.07 0.04
234
Lampiran 39 Kontribusi PDRB Kota Bima Terhadap Propinsi NTB Atas Dasar Harga Konstan 1993 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000-2004 (Persen) No. Lapangan Usaha 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perkebunan 2 Pertambangan Dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas Dan Air Bersih 5 Bangunan 6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 7 Pengangkutan Dan Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Prsh 9 Jasa-Jasa Jumlah
2000
2001
2002
2003
Rata-Rata
0.02 0.00 0.04 0.06 0.03 0.04 0.05 0.03 0.06 0.03
0.02 0.00 0.04 0.07 0.03 0.04 0.05 0.03 0.06 0.04
0.02 0.00 0.04 0.07 0.03 0.04 0.05 0.03 0.06 0.04
0.02 0.00 0.04 0.07 0.03 0.05 0.06 0.03 0.06 0.04
0.02 0.00 0.04 0.07 0.03 0.04 0.05 0.03 0.06 0.04
235
Lampiran 40 Kontribusi PDRB Kapet Bima Terhadap Propinsi NTB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000-2004 (Persen) No. Lapangan Usaha 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perkebunan 2 Pertambangan Dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas Dan Air Bersih 5 Bangunan 6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 7 Pengangkutan Dan Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Prsh 9 Jasa-Jasa Jumlah
2000
2001
2002
2003
Rata-Rata
0.27 0.18 0.12 0.15 0.15 0.19 0.16 0.15 0.20 0.21
0.31 0.20 0.13 0.18 0.18 0.21 0.19 0.18 0.23 0.24
0.34 0.23 0.14 0.24 0.21 0.24 0.22 0.21 0.24 0.27
0.37 0.25 0.16 0.30 0.23 0.27 0.25 0.23 0.27 0.29
0.32 0.22 0.14 0.22 0.19 0.23 0.21 0.19 0.24 0.25
236
Lampiran 41 Kontribusi PDRB Kapet Bima Terhadap Propinsi NTB Atas Dasar Harga Konstan 1993 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000-2004 (Persen) No. Lapangan Usaha 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perkebunan 2 Pertambangan Dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas Dan Air Bersih 5 Bangunan 6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 7 Pengangkutan Dan Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Prsh 9 Jasa-Jasa Jumlah
2000
2001
2002
2003
Rata-Rata
0.26 0.18 0.18 0.16 0.18 0.22 0.17 0.16 0.20 0.22
0.27 0.19 0.19 0.17 0.19 0.23 0.17 0.17 0.20 0.23
0.28 0.20 0.19 0.18 0.20 0.24 0.18 0.18 0.21 0.23
0.30 0.21 0.20 0.19 0.21 0.25 0.20 0.19 0.21 0.25
0.28 0.19 0.19 0.18 0.20 0.23 0.18 0.17 0.21 0.23
237
238 Lampiran 42 Daftar Sektor Ekonomi/Komponen Tabel Input-Output di Kapet Bima Kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 190 200 201 202 203 204 209 210 180 309 310
Nama Sektor Tanaman Bahan Makanan Tanaman Perkebunan Peternakan dan Hasil-Hasilnya Kehutanan Perikanan Penggalian Industri Pengolahan Non Migas Listrik Air bersih Bangunan Perdagangan Besar dan Eceran Hotel dan Restoran Angkutan Pos dan Telekomunikasi Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank Sewa Bangunan dan Jasa Perusahaan Jasa Pemerintahan Umum Jasa Swasta Total Input Antara Import Upah dan Gaji Surplus Usaha Penyusutan Pajak Tak Langsung Netto Total Nilai Tambah Bruto Total Input Total Permintaan Antara Total Permintaan Akhir Total Output
Lampiran 43 Tabel Input-Output Kapet Bima Tahun 2004 Transaksi Domestik Atas Dasar Harga Produsen (Rp.000) SEKTOR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 190 200 201 202 203 204 209 210
1 74,535,962 241,183 101 -
2 1,616,356 39 -
3 506,424 1,198,521 17,459,148 17,238 103,698
4 16,537 -
5 18,652 1,565 1,361 8,449,849 40,134
6 1,656,371
7 136,309,592 57,085,750 7,600,881 3,953,715 20,372,354 1,095,768
8 -
2,605,571 222,985 3,890,928 25,358,025 31,608,075 1,531,167 129,796 2,934,798 817,103 143,875,695 75,066,293 255,013,076 524,151,555 16,871,344 3,646,474 799,682,448 1,018,624,436
131,058 17,260 3,615 112,384 918,638 57,406 1,208,279 36,338 91,389 144,774 11,257 4,348,792 3,501,485 12,969,406 47,609,657 341,436 231,395 61,151,894 69,002,172
7,803,202 442,116 153,780 615,491 6,598,726 1,898 2,863,572 492,758 38,256,573 5,113,522 30,557,007 94,360,865 4,737,262 477,648 130,132,782 173,502,877
176,839 289,781 601,432 1,566,833 17,107 49,840 2,718,368 3,409,824 16,283,475 75,449,890 311,993 33,966 92,079,324 98,207,516
8,080,559 47,711 6,039 140,444 6,084,763 96,805 1,895,921 24,263 688,411 28,330 25,604,806 8,917,510 51,597,397 70,496,145 4,586,971 122,999 126,803,512 161,325,827
983,816 544 3,647 244,840 916,568 237,233 1,195,861 144,575 314,166 124,534 1,121 5,823,277 4,427,667 15,769,177 34,346,022 4,572,892 4,546,935 59,235,026 69,485,970
25,166,147 1,460,765 69,190 1,059,781 48,773,738 386,747 10,990,339 264,414 301,619 95,199 14,344 315,000,342 19,008,177 23,197,656 52,921,723 3,140,972 430,649 79,691,000 413,699,519
65,688 2,490,944 3,692 235,640 1,339,906 5,378 436,167 1,035,299 118,028 4,519 5,735,259 13,284,360 3,815,386 2,109,687 1,399,216 14,767 7,339,056 26,358,675
239
Lampiran 43 Lanjutan SEKTOR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 190 200 201 202 203 204 209 210
9 14,632 11,025 17,950 56,717 5,829 175,863 377 83,017 736 366,145 288,177 864,603 469,310 341,500 62,074 1,737,486 2,391,808
10 1,079,842 22,158,060 22,938,633 229,389 10,783 222,726 19,160,274 19,700,924 409,358 1,306,676 3,122,033 8,950 90,347,648 42,872,012 92,769,685 68,645,755 17,880,320 3,587,206 182,882,966 316,102,626
11 657,771 3,674,041 161,573 163,034 773,242 891,864 25,504,734 9,145,691 1,231,369 736,344 175,191 43,114,854 3,482,727 97,993,969 263,236,061 18,784,924 14,060,303 394,075,257 440,672,839
12 3,009,969 265,082 3,769,220 425 7,493,067 3,544 7,285,939 561,871 55,753 321,496 4,019,947 8,320 980,748 352,460 1,122,806 1,055,062 4,022 30,309,733 1,496,448 8,198,000 13,700,456 1,657,455 1,216,101 24,772,012 56,578,194
13 5,056 1,291,352 416,056 25,961 617,622 5,813,462 4,185,535 3,391,002 1,076,402 2,397,010 855,186 2,956,342 23,030,987 49,765,649 52,289,927 101,546,338 45,923,304 2,697,986 202,457,556 275,254,192
14 28,165 251,425 10,317 243,873 39,514 9,321 252,252 1,124,137 857,631 76,264 2,892,899 164,084 8,299,961 15,448,458 389,683 104,400 24,242,501 27,299,484
15 60,937 209,996 34,378 182,595 49,898 329,568 13,758 317,413 5,638,661 207,613 8,673 7,053,490 212,689 14,283,932 7,823,620 467,962 756,584 23,332,098 30,598,277
240
Lampiran 43 Lanjutan SEKTOR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 190 200 201 202 203 204 209 210
16 81,066 147,875 6,446 579,475 163,866 16,697 44,313 10,573 32,871 1,083,181 631,663 2,253,356 6,825,794 6,434,438 8,035 15,521,623 17,236,467
17 692,100 78,105 132,273 91,206 8,289,311 3,943,372 342,865 10,193,220 12,203,076 41,426,918 28,104,090 9,098,583 5,410,600 5,483,604 4,738,015 130,227,338 58,834,774 346,809,537 17,340,491 364,150,028 553,212,140
18 7,937 10,105 611,760 308,063 58,383 2,412,653 669,561 45,463 508,170 506,953 333,002 1,373,897 129,487 6,975,433 3,060,908 5,452,508 15,690,942 1,936,182 52,264 23,131,897 33,168,238
180 215,080,637 60,253,919 29,204,271 5,069,257 36,406,475 25,062,631 86,272,447 14,435,438 946,421 21,543,933 133,541,352 47,682,456 130,243,253 25,797,095 19,941,542 16,302,897 8,980,800 876,764,822 293,537,967 1,038,418,059 1,394,832,276 147,118,344 32,049,787 2,612,418,466 3,782,721,256
309 803,543,800 8,748,253 144,298,606 93,138,259 124,919,352 44,423,339 327,427,072 11,923,237 1,445,387 294,558,694 307,131,487 8,895,738 145,010,938 1,502,389 10,656,734 933,570 553,212,140 24,187,438 2,905,956,433 233,319,449 -
310 1,018,624,436 69,002,172 173,502,877 98,207,516 161,325,827 69,485,970 413,699,519 26,358,675 2,391,808 316,102,626 440,672,839 56,578,194 275,254,192 27,299,484 30,598,277 17,236,467 553,212,140 33,168,238 3,782,721,256 526,857,416 -
241
Lampiran 44 Tabel Input-Output Kapet Bima Tahun 2004 Koefisien Input Domestik Atas Dasar Harga Produsen SEKTOR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 190 200 201 202 203 204 209 210
1 0.0732 0.0002 0.0000 0.0026 0.0002 0.0038 0.0249 0.0310 0.0015 0.0001 0.0029 0.0008 0.1412 0.0737 0.2504 0.5146 0.0166 0.0036 0.7851 1.0000
2 0.0234 0.0000 0.0019 0.0003 0.0001 0.0016 0.0133 0.0008 0.0175 0.0005 0.0013 0.0021 0.0002 0.0630 0.0507 0.1880 0.6900 0.0049 0.0034 0.8862 1.0000
3 0.0029 0.0069 0.1006 0.0001 0.0006 0.0450 0.0025 0.0009 0.0035 0.0380 0.0000 0.0165 0.0028 0.2205 0.0295 0.1761 0.5439 0.0273 0.0028 0.7500 1.0000
4 0.0002 0.0018 0.0030 0.0061 0.0160 0.0002 0.0005 0.0277 0.0347 0.1658 0.7683 0.0032 0.0003 0.9376 1.0000
5
6 0.0001 0.0000 0.0000 0.0524 0.0002 0.0501 0.0003 0.0000 0.0009 0.0377 0.0006 0.0118 0.0002 0.0043 0.0002 0.1587 0.0553 0.3198 0.4370 0.0284 0.0008 0.7860 1.0000
0.0238 0.0142 0.0000 0.0001 0.0035 0.0132 0.0034 0.0172 0.0021 0.0045 0.0018 0.0000 0.0838 0.0637 0.2269 0.4943 0.0658 0.0654 0.8525 1.0000
7 0.3295 0.1380 0.0184 0.0096 0.0492 0.0026 0.0608 0.0035 0.0002 0.0026 0.1179 0.0009 0.0266 0.0006 0.0007 0.0002 0.0000 0.7614 0.0459 0.0561 0.1279 0.0076 0.0010 0.1926 1.0000
8 0.0025 0.0945 0.0001 0.0089 0.0508 0.0002 0.0165 0.0393 0.0045 0.0002 0.2176 0.5040 0.1447 0.0800 0.0531 0.0006 0.2784 1.0000
9 0.0061 0.0046 0.0075 0.0237 0.0024 0.0735 0.0002 0.0347 0.0003 0.1531 0.1205 0.3615 0.1962 0.1428 0.0260 0.7264 1.0000
242
Lampiran 44 Lanjutan SEKTOR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 190 200 201 202 203 204 209 210
10 0.0034 0.0701 0.0726 0.0007 0.0000 0.0007 0.0606 0.0623 0.0013 0.0041 0.0099 0.0000 0.2858 0.1356 0.2935 0.2172 0.0566 0.0113 0.5786 1.0000
11 0.0015 0.0083 0.0004 0.0004 0.0018 0.0020 0.0579 0.0208 0.0028 0.0017 0.0004 0.0978 0.0079 0.2224 0.5974 0.0426 0.0319 0.8943 1.0000
12 0.0532 0.0047 0.0666 0.0000 0.1324 0.0001 0.1288 0.0099 0.0010 0.0057 0.0711 0.0001 0.0173 0.0062 0.0198 0.0186 0.0001 0.5357 0.0264 0.1449 0.2422 0.0293 0.0215 0.4378 1.0000
13 0.0000 0.0047 0.0015 0.0001 0.0022 0.0211 0.0152 0.0123 0.0039 0.0087 0.0031 0.0107 0.0837 0.1808 0.1900 0.3689 0.1668 0.0098 0.7355 1.0000
14
15 0.0010 0.0092 0.0004 0.0089 0.0014 0.0003 0.0092 0.0412 0.0314 0.0028 0.1060 0.0060 0.3040 0.5659 0.0143 0.0038 0.8880 1.0000
0.0020 0.0069 0.0011 0.0060 0.0016 0.0108 0.0004 0.0104 0.1843 0.0068 0.0003 0.2305 0.0070 0.4668 0.2557 0.0153 0.0247 0.7625 1.0000
16 0.0047 0.0086 0.0004 0.0336 0.0095 0.0010 0.0026 0.0006 0.0019 0.0628 0.0366 0.1307 0.3960 0.3733 0.0005 0.9005 1.0000
17 0.0013 0.0001 0.0002 0.0002 0.0150 0.0071 0.0006 0.0184 0.0221 0.0749 0.0508 0.0164 0.0098 0.0099 0.0086 0.2354 0.1064 0.6269 0.0313 0.6582 1.0000
18 0.0002 0.0003 0.0184 0.0093 0.0018 0.0727 0.0202 0.0014 0.0153 0.0153 0.0100 0.0414 0.0039 0.2103 0.0923 0.1644 0.4731 0.0584 0.0016 0.6974 1.0000
243
Lampiran 44 Lanjutan SEKTOR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 190 200 201 202 203 204 209 210
180 0.0569 0.0159 0.0077 0.0013 0.0096 0.0066 0.0228 0.0038 0.0003 0.0057 0.0353 0.0126 0.0344 0.0068 0.0053 0.0043 0.0024 0.2318 0.0776 0.2745 0.3687 0.0389 0.0085 0.6906 1.0000
309 0.2765 0.0030 0.0497 0.0321 0.0430 0.0153 0.1127 0.0041 0.0005 0.1014 0.1057 0.0031 0.0499 0.0005 0.0037 0.0003 0.1904 0.0083 1.0000
310 0.2693 0.0182 0.0459 0.0260 0.0426 0.0184 0.1094 0.0070 0.0006 0.0836 0.1165 0.0150 0.0728 0.0072 0.0081 0.0046 0.1462 0.0088 1.0000
244
Lampiran 45 Tabel Input-Output Kapet Bima Tahun 2004 Matriks Pengganda Domestik Atas Dasar Harga Produsen SEKTOR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Total Indeks
1 1.0803 0.0005 0.0004 0.0001 0.0003 0.0003 0.0037 0.0007 0.0000 0.0045 0.0286 0.0006 0.0361 0.0025 0.0008 0.0034 0.0013 1.1641 0.9224
2 0.0010 1.0244 0.0001 0.0000 0.0003 0.0001 0.0026 0.0005 0.0001 0.0019 0.0147 0.0012 0.0193 0.0010 0.0020 0.0023 0.0004 1.0719 0.8493
3 0.0228 0.0155 1.1130 0.0006 0.0029 0.0011 0.0542 0.0039 0.0010 0.0044 0.0508 0.0006 0.0245 0.0048 0.0008 0.0004 0.0003 1.3019 1.0316
4 0.0008 0.0003 0.0001 1.0002 0.0002 0.0002 0.0023 0.0001 0.0000 0.0031 0.0070 0.0003 0.0169 0.0004 0.0003 0.0001 0.0007 1.0331 0.8186
5 0.0205 0.0081 0.0013 0.0006 1.0584 0.0005 0.0570 0.0011 0.0001 0.0013 0.0480 0.0011 0.0179 0.0015 0.0061 0.0003 0.0004 1.2243 0.9701
6 0.0061 0.0024 0.0006 0.0002 0.0014 1.0247 0.0166 0.0004 0.0001 0.0039 0.0168 0.0039 0.0199 0.0028 0.0062 0.0021 0.0003 1.1084 0.8783
7 0.3811 0.1516 0.0222 0.0103 0.0560 0.0033 1.0715 0.0059 0.0003 0.0051 0.1431 0.0023 0.0537 0.0051 0.0030 0.0023 0.0010 1.9177 1.5195
8 0.0015 0.0006 0.0001 0.0001 0.0003 0.0008 0.0042 1.1055 0.0002 0.0105 0.0582 0.0008 0.0232 0.0468 0.0084 0.0005 0.0005 1.2623 1.0002
9 0.0028 0.0011 0.0002 0.0001 0.0004 0.0007 0.0077 0.0065 1.0001 0.0096 0.0263 0.0002 0.0058 0.0777 0.0034 0.0352 0.0005 1.1783 0.9336
245
Lampiran 45 Lanjutan SEKTOR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Total Indeks
10 0.0284 0.0113 0.0018 0.0042 0.0044 0.0722 0.0797 0.0022 0.0001 1.0020 0.0742 0.0017 0.0724 0.0037 0.0068 0.0106 0.0009 1.3766 1.0908
11 0.0011 0.0004 0.0003 0.0000 0.0006 0.0001 0.0025 0.0097 0.0004 0.0010 1.0042 0.0030 0.0595 0.0225 0.0051 0.0021 0.0011 1.1135 0.8823
12 0.1112 0.0266 0.0773 0.0015 0.1478 0.0011 0.1505 0.0134 0.0012 0.0082 0.1030 1.0014 0.0356 0.0104 0.0266 0.0197 0.0007 1.7362 1.3757
13 0.0038 0.0012 0.0013 0.0001 0.0026 0.0003 0.0080 0.0024 0.0002 0.0035 0.0244 0.0156 1.0151 0.0052 0.0117 0.0041 0.0110 1.1105 0.8799
14 0.0009 0.0003 0.0001 0.0001 0.0003 0.0007 0.0023 0.0110 0.0004 0.0098 0.0034 0.0010 0.0109 1.0440 0.0405 0.0034 0.0001 1.1293 0.8948
15 0.0027 0.0008 0.0011 0.0001 0.0021 0.0006 0.0053 0.0098 0.0014 0.0080 0.0050 0.0133 0.0022 0.0140 1.2269 0.0088 0.0004 1.3025 1.0321
16 0.0028 0.0011 0.0002 0.0002 0.0004 0.0025 0.0079 0.0097 0.0004 0.0340 0.0133 0.0001 0.0045 0.0035 0.0005 1.0011 0.0020 1.0842 0.8591
17 0.0163 0.0048 0.0065 0.0004 0.0124 0.0016 0.0297 0.0098 0.0008 0.0207 0.0356 0.0761 0.0584 0.0196 0.0157 0.0124 1.0000 0.0093 1.3299 1.0538
18 0.0098 0.0041 0.0007 0.0005 0.0017 0.0055 0.0265 0.0115 0.0018 0.0751 0.0302 0.0020 0.0238 0.0178 0.0140 0.0428 1.0043 1.2720 1.0079
246
Lampiran 45 Lanjutan SEKTOR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Total Indeks
Total 1.6939 1.2550 1.2273 1.0191 1.2923 1.1164 1.5322 1.2044 1.0085 1.2066 1.6868 1.1253 1.4996 1.2837 1.3788 1.1517 1.0000 1.0350 22.7165
Indeks 1.3422 0.9945 0.9725 0.8075 1.0240 0.8846 1.2141 0.9543 0.7991 0.9560 1.3366 0.8917 1.1883 1.0171 1.0925 0.9126 0.7924 0.8201
247
248 Lampiran 46 Interaksi Inter Regional dan Model Grafitasi di Kapet Bima Melalui Pelabuhan Laut Bima Daerah Tahun
Asal
Tujuan
Pergerakan Barang Penumpang (Ton) (Orang)
2003
MAUMERE (sika)
BIMA
-
2003
SURABAYA
BIMA
3,237.00
2003
WAINGAPU (sumba timur)
BIMA
-
2003
LAB. BAJO-KMD (manggarai barat)
BIMA
-
2003
LEMBAR+SENGGIGI
BIMA
-
2003
MAKASAR
BIMA
4,434.00
2003
BENOA+P.BAI+N.PENIDA
BIMA
-
2003
LAB. LOMBOK
BIMA
-
2003
KENDARI
BIMA
-
2003
BIMA
MAUMERE
2003
BIMA
BENOA+P.BAI+N.PENIDA
-
2003
BIMA
WAINGAPU
-
2003
BIMA
SURABAYA
1,506.00
2003
BIMA
LEMBAR+SENGGIGI LAB. BAJO-KMD (manggarai barat) LAB. LOMBOK+KAYANGAN
3,942.00
-
2003
BIMA
2003
BIMA
2003
BIMA
MAKASAR
2003
BIMA
KENDARI+SULTRA
-
2004
MAUMERE (sika)
BIMA
-
2004
SURABAYA
BIMA
4,350.00
2004
WAINGAPU (sumba timur)
BIMA
-
2004
LAB. BAJO-KMD (manggarai barat)
BIMA
-
2004
LEMBAR+SENGGIGI
BIMA
-
2004
BADAS
BIMA
-
2004
MAKASAR
BIMA
4,782.00
2004
BENOA+P.BAI+N.PENIDA
BIMA
-
1,722.00
2,514 150 1,398 2,011 582 10,133 2,688 66 78 1,698 2,286 396 126 276 1,615 150 8,669 12 2,538 396 2,814 2,531 348 36 12,181 2,418
249 Lampiran 46 Lanjutan Daerah Tahun
Asal
2004 2004 2004 2004 2004 2004
KENDARI BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA
2004
BIMA
2004 2004 2004 2004 2004 2005 2005 2005
2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005
BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA MAUMERE (sika) SURABAYA WAINGAPU (sumba timur) LAB. BAJO-KMD (manggarai barat) LEMBAR+SENGGIGI MAKASAR BENOA+P.BAI+N.PENIDA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA
2005
BIMA
2005
BIMA
2005
Tujuan BIMA MAUMERE BENOA WAINGAPU SURABAYA LEMBAR+SENGGIGI LAB. BAJO-KMD (manggarai barat) MAKASAR BANJARMASIN KENDARI+SULTRA NTT/ENDE BALIKPAPAN BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA MAUMERE BENOA WAINGAPU SURABAYA LEMBAR+SENGGIGI LAB. BAJO-KMD (manggarai barat) BADAS
Pergerakan Barang Penumpang (Ton) (Orang) 3,942.00 1,452.00 -
78 1,926 1,206 906 420 78
-
1,658
750.00 810.00 1,830.00 870.00 5,070.00 -
7,918 12 1,242 594 3,432
-
2,809
3,780.00 2,022.00 -
276 12,485 858 1,290 420 1,488 624 126
-
1,668
-
90
250 Lampiran 46 Lanjutan Daerah Tahun
Asal
Tujuan
Pergerakan Barang Penumpang (Ton) (Orang)
2005
BIMA
MAKASAR
1,104.00
2005 2005 2005 2005
BIMA BIMA BIMA BIMA
BANJARMASIN NTT/ENDE BALIKPAPAN MALUKU
2006
MAUMERE (sika)
BIMA
-
2006
SURABAYA
BIMA
5,700.00
2006
WAINGAPU (sumba timur)
BIMA
-
2006
LAB. BAJO+KMD (manggarai barat)
BIMA
-
2006
LEMBAR+SENGGIGI
BIMA
-
2006
MAKASAR
BIMA
3,018.00
2006
BENOA+P.BAI+N.PENIDA
BIMA
-
2006
SELAYAR
BIMA
-
2006
BIMA
MAUMERE
-
2006
BIMA
BENOA
-
2006
BIMA
WAINGAPU
-
2006
BIMA
SURABAYA
4,602.00
2006
BIMA
LEMBAR+SENGGIGI
-
2006
BIMA
LAB. BAJO-KMD (manggarai barat)
-
2006
BIMA
BADAS
-
2006
BIMA
MAKASAR
2006 2006 2006
BIMA BIMA BIMA
BANJARMASIN NTT/ENDE MALUKU
2006
BIMA
PEMENANG
1,590.00 12,426.00 870.00 144.00
1,194.00 3,174.00 14,532.00 144.00 -
6,798 552 450 2,532 3,064 390 12,794 384 84 684 204 1,386 456 270 2,109 90 7,575 132
251 Lampiran 46 Lanjutan Daerah
Tahun 2003 2003 2003
Asal
2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003
MAUMERE (sika) SURABAYA WAINGAPU (sumba timur) LAB. BAJO-KMD (manggarai barat) LEMBAR+SENGGIGI MAKASAR BENOA+P.BAI+N.PENIDA LAB. LOMBOK KENDARI BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA
2003
BIMA
2003
BIMA
2003 2003 2004 2004 2004
BIMA BIMA MAUMERE (sika) SURABAYA WAINGAPU (sumba timur) LAB. BAJO-KMD (manggarai barat) LEMBAR+SENGGIGI BADAS MAKASAR BENOA+P.BAI+N.PENIDA
2003
2004 2004 2004 2004 2004
Asal BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA MAUMERE BENOA+P.BAI+N.PENIDA WAINGAPU SURABAYA LEMBAR+SENGGIGI LAB. BAJO-KMD (manggarai barat) LAB. LOMBOK+KAYANGAN MAKASAR KENDARI+SULTRA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA
Jmlh Penduduk (Org) Asal Tujuan 275,344 2,660,381 195,112
725,519 725,519 725,519
647,179 333,288 1,145,406 519,936 1,022,154 725,519 725,519 725,519 725,519 725,519
725,519 725,519 725,519 725,519 725,519 725,519 275,344 519,936 195,176 2,660,381 333,288
725,519
647,179
725,519 725,519 725,519 277,850 2,681,092 198,112
1,022,154 1,145,496 736,961 736,961 736,961
657,543 338,422 1,160,033 525,273
736,961 736,961 736,961 736,961 736,961
252 Lampiran 46 Lanjutan Daerah
Tahun
Asal
2004 2004 2004 2004 2004 2004
KENDARI BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA
2004
BIMA
2004 2004 2004 2004 2004 2005 2005 2005
2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005
BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA MAUMERE (sika) SURABAYA WAINGAPU (sumba timur) LAB. BAJO-KMD (manggarai barat) LEMBAR+SENGGIGI MAKASAR BENOA+P.BAI+N.PENIDA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA
2005
BIMA
2005
BIMA
2005
Asal BIMA MAUMERE BENOA WAINGAPU SURABAYA LEMBAR+SENGGIGI LAB. BAJO-KMD (manggarai barat) MAKASAR BANJARMASIN KENDARI+SULTRA NTT/ENDE BALIKPAPAN BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA MAUMERE BENOA WAINGAPU SURABAYA LEMBAR+SENGGIGI LAB. BAJO-KMD (manggarai barat) BADAS
Jmlh Penduduk (Org) Asal Tujuan 736,961 736,961 736,961 736,961 736,961
736,961 277,850 525,273 198,112 2,681,092 338,422
736,961 736,961 736,961 736,961 736,961 736,961 280,356 2,698,972 201,049
657,543 1,160,033 740,469 240,827 748,583 748,583 748,583
667,908 343,635 1,172,761 532,350 748,583 748,583 748,583 748,583 748,583
748,583 748,583 748,583 748,583 280,356 532,350 201,049 2,698,972 1,050,236
748,583 748,583
667,908 -
253 Lampiran 46 Lanjutan Daerah
Tahun
Asal
Tujuan
Jmlh Penduduk (Org) Asal Tujuan
2005
BIMA
MAKASAR
1,104.00
2005 2005 2005 2005
BIMA BIMA BIMA BIMA
BANJARMASIN NTT/ENDE BALIKPAPAN MALUKU
2006
MAUMERE (sika)
BIMA
-
2006
SURABAYA
BIMA
5,700.00
2006
WAINGAPU (sumba timur)
BIMA
-
2006
LAB. BAJO+KMD (manggarai barat)
BIMA
-
2006
LEMBAR+SENGGIGI
BIMA
-
2006
MAKASAR
BIMA
3,018.00
2006
BENOA+P.BAI+N.PENIDA
BIMA
-
2006
SELAYAR
BIMA
-
2006
BIMA
MAUMERE
-
2006
BIMA
BENOA
-
2006
BIMA
WAINGAPU
-
2006
BIMA
SURABAYA
4,602.00
2006
BIMA
LEMBAR+SENGGIGI
-
2006
BIMA
LAB. BAJO-KMD (manggarai barat)
-
2006
BIMA
BADAS
-
2006
BIMA
MAKASAR
2006 2006 2006
BIMA BIMA BIMA
BANJARMASIN NTT/ENDE MALUKU
2006
BIMA
PEMENANG
1,590.00 12,426.00 870.00 144.00
1,194.00 3,174.00 14,532.00 144.00 -
6,798 552 450 2,532 3,064 390 12,794 384 84 684 204 1,386 456 270 2,109 90 7,575 132
254 Lampiran 46 Lanjutan Wilayah
Tahun
Asal
Tujuan
2003
MAUMERE (sika)
BIMA
2003
SURABAYA
BIMA
2003 2003 2003
WAINGAPU (sumba timur) LAB. BAJO-KMD (manggarai barat) LEMBAR+ SENGGIGI
BIMA BIMA BIMA
2003
MAKASAR
BIMA
2003
BENOA+P.BAI+ N.PENIDA
BIMA
2003
LAB. LOMBOK
BIMA
2003
KENDARI
BIMA
2003
BIMA
MAUMERE
2003
BIMA
BENOA+P.BAI+ N.PENIDA
2003
BIMA
WAINGAPU
2003
BIMA
SURABAYA
2003
BIMA
LEMBAR+SENGGIGI LAB. BAJO-KMD (manggarai barat) LAB. LBK+ KAYANGAN
2003
BIMA
2003
BIMA
2003
BIMA
MAKASAR
2003
BIMA
KENDARI+SULTRA
2004
MAUMERE (sika)
BIMA
2004
SURABAYA
BIMA
2004
WAINGAPU (sumba timur) LAB. BAJO-KMD (manggarai barat) LEMBAR+ SENGGIGI BADAS
2004
MAKASAR
BIMA
2004
BENOA+P.BAI+N.P ENIDA
BIMA
2004 2004 2004
BIMA BIMA BIMA BIMA
PDRB (Juta Rp.) Asal Tujuan 644,745.39 16,818,175.00 505,157.42 300,933.67 1,271,399.00 8,882,254.69 2,773,923.00 2,183,277.00 788,644.00 2,183,277.46 2,183,277.46 2,183,277.46 2,183,277.46 2,183,277.46 2,183,277.46 2,183,277.46 2,183,277.46 2,183,277.46 678,695.00 17,711,103.00 530,351.00 309,668.00 1,392,171.00 9,785,339.89 2,858,318.00
2,183,277.46 2,183,277.46 2,183,277.46 2,183,277.46 2,183,277.46 2,183,277.46 2,183,277.46 2,183,277.46 2,183,277.46 644,745.39 2,773,923.00 505,157.42 16,818,175.00 1,271,300.00 300,934.00 2,098,339.00 8,882,255.00 788,644.00 2,267,605.35 2,267,605.35 2,267,605.35 2,267,605.35 2,267,605.35 2,267,605.35 2,267,605.35 2,267,605.35
Jarak (Km) 383.60 682.20 216.90 128.20 296.20 377.70 388.10 229.60 649.20 383.60 388.10 216.20 682.20 296.00 128.00 229.60 377.70 649.20 383.60 682.20 216.90 128.20 296.20 377.70 388.10
255 Lampiran 46 Lanjutan Wilayah
Tahun
Asal
Tujuan
2004
KENDARI
BIMA
2004
BIMA
MAUMERE
2004
BIMA
BENOA
2004
BIMA
WAINGAPU
2004
BIMA
SURABAYA
2004
BIMA
LEMBAR+SENGGIGI
2004
BIMA
LAB. BAJO-KMD (manggarai barat)
2004
BIMA
MAKASAR
2004
BIMA
BANJARMASIN
2004
BIMA
KENDARI+SULTRA
2004
BIMA
NTT/ENDE
2004
BIMA
BALIKPAPAN
2005
MAUMERE (sika)
BIMA
2005
SURABAYA
BIMA
2005 2005 2005
WAINGAPU (sumba timur) LAB. BAJO-KMD (manggarai barat) LEMBAR+SENGGI GI
BIMA BIMA BIMA
2005
MAKASAR
BIMA
2005
BENOA+P.BAI+ N.PENIDA
BIMA
2005
BIMA
MAUMERE
2005
BIMA
BENOA
2005
BIMA
WAINGAPU
2005
BIMA
SURABAYA
2005
BIMA
LEMBAR+SENGGIGI
2005
BIMA
LAB. BAJO-KMD (manggarai barat)
2005
BIMA
BADAS
PDRB (Juta Rp.) Asal Tujuan
Jarak (Km)
841,399.00
2,267,605.35
649.20
2,267,605.37
678,695.00
383.60
2,267,605.37
2,858,318.00
388.10
2,267,605.37
530,351.00
216.20
2,267,605.37
17,711,103.00
682.20
2,267,605.37
1,392,171.00
296.00
2,267,605.37
309,668.00
128.00
2,267,605.37
9,785,339.89
377.70
2,267,605.37
3,374,643.00
739.10
2,267,605.37
841,399.00
649.20
2,267,605.37
615,952.00
324.20
2,267,605.37
12,512,909.00
1,098.20
699,717.00
2,361,109.00
383.60
18,665,621.00
2,361,109.00
682.20
546,778.00
2,361,109.00
216.90
319,260.00
2,361,109.00
128.20
1,521,391.00
2,361,109.00
296.20
9,557,733.00
2,361,109.00
377.70
2,960,252.00
2,361,109.00
388.10
2,361,109.00
699,717.00
383.60
2,361,109.00
2,960,252.00
388.10
2,361,109.00
546,778.00
216.20
2,361,109.00
18,665,621.00
682.20
2,361,109.00
1,521,391.00
296.00
2,361,109.00
319,260.00
128.00
2,361,109.00
-
-
256 Lampiran 46 Lanjutan Wilayah
Tahun
Asal
Tujuan
2005
BIMA
MAKASAR
2005
BIMA
BANJARMASIN
2005
BIMA
NTT/ENDE
2005
BIMA
BALIKPAPAN
2005
BIMA
MALUKU
2006
MAUMERE (sika)
BIMA
2006
SURABAYA
BIMA
2006 2006 2006
WAINGAPU (sumba timur) LAB. BAJO+KMD (manggarai barat) LEMBAR+ SENGGIGI
BIMA BIMA BIMA
2006
MAKASAR
BIMA
2006
BENOA+P.BAI+N.P ENIDA
BIMA
2006
SELAYAR
BIMA
2006
BIMA
MAUMERE
2006
BIMA
BENOA
2006
BIMA
WAINGAPU
2006
BIMA
SURABAYA
2006
BIMA
LEMBAR+SENGGIGI
2006
BIMA
LAB. BAJO-KMD (manggarai barat)
2006
BIMA
BADAS
2006
BIMA
MAKASAR
2006
BIMA
BANJARMASIN
2006
BIMA
NTT/ENDE
2006
BIMA
MALUKU
2006
BIMA
PEMENANG
PDRB (Juta Rp.) Asal Tujuan
Jarak (Km)
2,361,109.00
9,557,733.00
377.70
2,361,109.00
3,550,522.00
739.10
2,361,109.00
635,030.00
324.20
2,361,109.00
13,102,051.00
1,098.20
2,361,109.00
-
-
727,705.00
2,458,467.00
383.60
19,677,395.00
2,458,467.00
682.20
586,649.00
2,458,467.00
216.90
332,030.00
2,458,467.00
128.20
1,662,606.00
2,458,467.00
296.20
9,950,282.00
2,458,467.00
377.70
3,097,142.00
2,458,467.00
388.10
322,589.00
2,458,467.00
317.40
2,458,467.00
727,705.00
383.60
2,458,467.00
3,097,142.00
388.10
2,458,467.00
568,649.00
216.20
2,458,467.00
19,677,395.00
682.20
2,458,467.00
1,662,606.00
296.00
2,458,467.00
332,030.00
128.00
2,458,467.00
-
-
2,458,467.00
9,950,282.00
377.70
2,458,467.00
3,735,567.00
739.10
2,458,467.00
660,432.00
324.20
2,458,467.00
-
-
2,458,467.00
-
-
Lampiran 46 Lanjutan TAHUN 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006
WIL ASAL BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA
WIL TUJUAN MAUMERE BENOA+P.BAI+N.PENIDA WAINGAPU SURABAYA LEMBAR+SENGGIGI LAB. BAJO-KMD (manggarai barat) LAB. LOMBOK+KAYANGAN MAKASAR MAUMERE BENOA WAINGAPU SURABAYA LEMBAR+SENGGIGI LAB. BAJO-KMD (manggarai barat) MAKASAR MAUMERE BENOA WAINGAPU SURABAYA LEMBAR+SENGGIGI LAB. BAJO-KMD (manggarai barat) MAKASAR MAUMERE BENOA WAINGAPU SURABAYA LEMBAR+SENGGIGI LAB. BAJO-KMD (manggarai barat) MAKASAR
LN-PENUMPANG 7.44 7.73 5.98 4.84 5.62 7.39 5.01 9.07 7.56 7.10 6.81 6.04 4.36 7.41 8.98 7.16 6.04 7.31 6.44 4.84 7.42 8.82 6.53 5.32 7.23 6.12 5.60 7.65 8.93
LN-PDDK KAPET 13.49 13.49 13.49 13.49 13.49 13.49 13.49 13.49 13.51 13.51 13.51 13.51 13.51 13.51 13.51 13.53 13.53 13.53 13.53 13.53 13.53 13.53 13.54 13.54 13.54 13.54 13.54 13.54 13.54
LN-PDDK TUJUAN 12.53 13.16 12.18 14.79 12.72 13.38 13.84 13.95 12.53 13.17 12.20 14.80 12.73 13.40 13.96 12.54 13.19 12.21 14.81 13.86 13.41 13.97 12.55 13.20 12.23 14.81 12.76 13.43 13.99
LN-JARAK 5.95 5.96 5.38 6.53 5.69 4.85 5.44 5.93 5.95 5.96 5.38 6.53 5.69 4.85 5.93 5.95 5.96 5.38 6.53 5.69 4.85 5.93 5.95 5.96 5.38 6.53 5.69 4.85 5.93
257
Lampiran 46 Lanjutan SUMMARY OUTPUT Regression Statistics Multiple R 0.177555076 R Square 0.031525805 Adjusted R Square -0.084691098 Standard Error 1.353392322 Observations 29 ANOVA df Regression Residual Total LN-PENUMPANG Intercept LN-PDDK KAPET LN-PDDK TUJUAN LN-JARAK
3 25 28
SS 1.490615241 45.79176945 47.28238469
MS 0.496871747 1.831670778
F 0.271266951
Coefficients -32.61194922 2.997276391 0.142702319 -0.52570027
Standard Error 191.8319265 14.19293578 0.349899449 0.595711016
t Stat -0.17000272 0.21118086 0.407838079 -0.882475321
P-value 0.866376251 0.834458157 0.686864243 0.385926729
Significance F 0.845504929
258
Lampiran 46 Lanjutan TAHUN 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006
WIL ASAL BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA
WIL TUJUAN MAUMERE BENOA+P.BAI+N.PENIDA WAINGAPU SURABAYA LEMBAR+SENGGIGI LAB. BAJO-KMD (manggarai barat) LAB. LOMBOK+KAYANGAN MAKASAR KENDARI+SULTRA MAUMERE BENOA WAINGAPU SURABAYA LEMBAR+SENGGIGI LAB. BAJO-KMD (manggarai barat) MAKASAR KENDARI+SULTRA MAUMERE BENOA WAINGAPU SURABAYA LEMBAR+SENGGIGI LAB. BAJO-KMD (manggarai barat) MAKASAR MAUMERE BENOA WAINGAPU SURABAYA LEMBAR+SENGGIGI LAB. BAJO-KMD (manggarai barat) MAKASAR
LN-PENUMPANG 7.44 7.73 5.98 4.84 5.62 7.39 5.01 9.07 2.48 7.56 7.10 6.81 6.04 4.36 7.41 8.98 2.48 7.16 6.04 7.31 6.44 4.84 7.42 8.82 6.53 5.32 7.23 6.12 5.60 7.65 8.93
LN-PDRB KAPET 14.60 14.60 14.60 14.60 14.60 14.60 14.60 14.60 14.60 14.63 14.63 14.63 14.63 14.63 14.63 14.63 14.63 14.67 14.67 14.67 14.67 14.67 14.67 14.67 14.72 14.72 14.72 14.72 14.72 14.72 14.72
LN-PDRB TUJUAN 13.38 14.84 13.13 16.64 14.06 12.61 14.56 16.00 13.58 13.43 14.87 13.18 16.69 14.15 12.64 16.10 13.64 13.46 14.90 13.21 16.74 14.24 12.67 16.07 13.50 14.95 13.25 16.79 14.32 12.71 16.11
LN-JARAK 5.95 5.96 5.38 6.53 5.69 4.85 5.44 5.93 6.48 5.95 5.96 5.38 6.53 5.69 4.85 5.93 6.48 5.95 5.96 5.38 6.53 5.69 4.85 5.93 5.95 5.96 5.38 6.53 5.69 4.85 5.93
259
Lampiran 46 Lanjutan SUMMARY OUTPUT Regression Statistics Multiple R 0.603198901 R Square 0.363848915 Adjusted R Square 0.293165461 Standard Error 1.388825409 Observations 31 ANOVA df Regression Residual Total LN-PENUMPANG Intercept LN-PDRB KAPET LN-PDRB TUJUAN LN-JARAK
3 27 30
SS 29.78652792 52.07857246 81.86510038
MS 9.928842639 1.928836017
F 5.147583
Coefficients -31.39170166 2.837580829 0.822461088 -2.679274094
Standard Error 82.85370728 5.650141534 0.265479196 0.71638165
t Stat -0.378881075 0.502214115 3.098024636 -3.740009387
P-value 0.707739 0.619588 0.004512 0.000877
Significance F 0.006055212
260
Lampiran 46 Lanjutan SUMMARY OUTPUT Regression Statistics Multiple R 0.603198901 R Square 0.363848915 Adjusted R Square 0.293165461 Standard Error 1.388825409 Observations 31 ANOVA df Regression Residual Total LN-PENUMPANG Intercept LN-PDRB KAPET LN-PDRB TUJUAN LN-JARAK
3 27 30
SS 29.78652792 52.07857246 81.86510038
MS 9.928842639 1.928836017
F 5.147583
Coefficients -31.39170166 2.837580829 0.822461088 -2.679274094
Standard Error 82.85370728 5.650141534 0.265479196 0.71638165
t Stat -0.378881075 0.502214115 3.098024636 -3.740009387
P-value 0.707739 0.619588 0.004512 0.000877
Significance F 0.006055212
261
Lampiran 46 Lanjutan TAHUN 2003 2003 2003 2004 2004 2004 2004 2004 2005 2005 2005 2005 2006 2006 2006 2006
WIL ASAL BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA
WIL TUJUAN MAUMERE SURABAYA MAKASAR MAUMERE SURABAYA MAKASAR BANJARMASIN NTT/ENDE SURABAYA MAKASAR BANJARMASIN NTT/ENDE SURABAYA MAKASAR BANJARMASIN NTT/ENDE
LN-BARANG 8.28 7.32 7.45 8.28 7.28 6.62 6.70 7.51 7.61 7.01 7.37 9.43 8.43 7.09 8.06 9.58
LN-PDDK KAPET 13.49 13.49 13.49 13.51 13.51 13.51 13.51 13.51 13.53 13.53 13.53 13.53 13.54 13.54 13.54 13.54
LN-PDDK TUJUAN 12.53 14.79 13.95 12.53 14.80 13.96 13.52 12.39 14.81 13.97 13.55 12.40 14.81 13.99 13.57 12.41
LN-JARAK 5.95 6.53 5.93 5.95 6.53 5.93 6.61 5.78 6.53 5.93 6.61 5.78 6.53 5.93 6.61 5.78
262
Lampiran 46 Lanjutan SUMMARY OUTPUT Regression Statistics Multiple R 0.638428698 R Square 0.407591202 Adjusted R Square 0.259489002 Standard Error 0.750211972 Observations 16 ANOVA df Regression Residual Total LN-BARANG Intercept LN-PDDK KAPET LN-PDDK TUJUAN LN-JARAK
3 12 15
SS 4.646784458 6.753816038 11.4006005
MS 1.548928153 0.562818003
F 2.752094183
Coefficients -233.1062901 18.32405684 -0.503042192 -0.002175144
Standard Error 153.5175364 11.37226731 0.273154365 0.726730317
t Stat -1.518434282 1.611293188 -1.841604075 -0.002993056
P-value 0.154802404 0.133089674 0.090372944 0.997661073
Significance F 0.088704214
263
Lampiran 46 Lanjutan TAHUN 2003 2003 2003 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2005 2005 2005 2005 2005 2006 2006 2006
WIL ASAL BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA
WIL TUJUAN MAUMERE SURABAYA MAKASAR MAUMERE SURABAYA MAKASAR BANJARMASIN NTT/ENDE BALIKPAPAN SURABAYA MAKASAR BANJARMASIN NTT/ENDE BALIKPAPAN SURABAYA MAKASAR BANJARMASIN
LN-BARANG 8.28 7.32 7.45 8.28 7.28 6.62 6.70 7.51 6.77 7.61 7.01 7.37 9.43 6.77 8.43 7.09 8.06
LN-PDRB KAPET 14.60 14.60 14.60 14.63 14.63 14.63 14.63 14.63 14.63 14.67 14.67 14.67 14.67 14.67 14.72 14.72 14.72
LN-PDRB TUJUAN 13.38 16.64 16.00 13.43 16.69 16.10 15.03 13.33 16.34 16.74 16.07 15.08 13.36 16.39 16.79 16.11 15.13
LN-JARAK 5.95 6.53 5.93 5.95 6.53 5.93 6.61 5.78 7.00 6.53 5.93 6.61 5.78 7.00 6.53 5.93 6.61
264
Lampiran 46 Lanjutan SUMMARY OUTPUT Regression Statistics Multiple R 0.629032465 R Square 0.395681841 Adjusted R Square 0.256223805 Standard Error 0.65128034 Observations 17 ANOVA df Regression Residual Total LN-BARANG Intercept LN-PDRB KAPET LN-PDRB TUJUAN LN-JARAK
3 13 16
SS 3.610436952 5.514159058 9.12459601
MS 1.203478984 0.424166081
F 2.837282463
Coefficients -70.46431672 5.749639318 -0.310843753 -0.231583926
Standard Error 60.53417317 4.162599889 0.150481032 0.46857244
t Stat -1.164041946 1.381261584 -2.065667335 -0.494232921
P-value 0.265326051 0.190479717 0.059393005 0.629387776
Significance F 0.079213059
265
Lampiran 46 Lanjutan TAHUN 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006
WIL ASAL MAUMERE (sika) SURABAYA WAINGAPU (sumba timur) LAB. BAJO-KMD (manggarai barat) LEMBAR+SENGGIGI MAKASAR BENOA+P.BAI+N.PENIDA LAB. LOMBOK MAUMERE (sika) SURABAYA WAINGAPU (sumba timur) LAB. BAJO-KMD (manggarai barat) LEMBAR+SENGGIGI MAKASAR BENOA+P.BAI+N.PENIDA MAUMERE (sika) SURABAYA WAINGAPU (sumba timur) LAB. BAJO-KMD (manggarai barat) LEMBAR+SENGGIGI MAKASAR BENOA+P.BAI+N.PENIDA MAUMERE (sika) SURABAYA WAINGAPU (sumba timur) LAB. BAJO+KMD (manggarai barat) LEMBAR+SENGGIGI MAKASAR BENOA+P.BAI+N.PENIDA SELAYAR
WIL TUJUAN BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA
LN-PENUMPANG 7.83 5.01 7.24 7.61 6.37 9.22 7.90 4.19 7.84 5.98 7.94 7.84 5.85 9.41 7.79 7.12 6.39 8.14 7.94 5.62 9.43 6.75 6.31 6.11 7.84 8.03 5.97 9.46 5.95 4.43
LN- PDDK ASAL 12.53 14.79 12.18 13.38 12.72 13.95 13.16 13.84 12.53 14.80 12.20 13.40 12.73 13.96 13.17 12.54 14.81 12.21 13.41 12.75 13.97 13.19 12.55 14.81 12.23 13.43 12.76 13.99 13.20 11.64
LN- PDDK KAPET 13.49 13.49 13.49 13.49 13.49 13.49 13.49 13.49 13.51 13.51 13.51 13.51 13.51 13.51 13.51 13.53 13.53 13.53 13.53 13.53 13.53 13.53 13.54 13.54 13.54 13.54 13.54 13.54 13.54 13.54
LN-JARAK 5.95 6.53 5.38 4.85 5.69 5.93 5.96 5.44 5.95 6.53 5.38 4.85 5.69 5.93 5.96 5.95 6.53 5.38 4.85 5.69 5.93 5.96 5.95 6.53 5.38 4.85 5.69 5.93 5.96 5.76
266
Lampiran 46 Lanjutan SUMMARY OUTPUT Regression Statistics Multiple R 0.274720707 R Square 0.075471467 Adjusted R Square -0.031204903 Standard Error 1.436884334 Observations 30 ANOVA df Regression Residual Total LN-PENUMPANG Intercept LN- PDDK ASAL LN- PDDK KAPET LN-JARAK
3 26 29
SS 4.382071284 53.68055131 58.06262259
MS 1.460690428 2.064636589
F 0.707480646
Coefficients 38.26644754 0.262457254 -2.182389896 -0.890993925
Standard Error 199.4733744 0.345988593 14.73270813 0.625034353
t Stat 0.19183737 0.758571987 -0.148132297 -1.425511926
P-value 0.849359983 0.454930657 0.883381227 0.165905122
Significance F 0.556250586
267
Lampiran 46 Lanjutan THN 2003 2003 2003 2003 2003
ASAL MAUMERE (sika) SURABAYA WAINGAPU (sumba timur) LAB. BAJO-KMD (manggarai barat) LEMBAR+SENGGIGI
TUJUAN BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA
2003 2003
MAKASAR BENOA+P.BAI+N.PENIDA
BIMA BIMA
2003 2003 2004 2004
LAB. LOMBOK KENDARI MAUMERE (sika) SURABAYA
2004 2004 2004 2004 2004 2004 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006
LN-PENUMPANG 7.83 5.01 7.24 7.61 6.37
LN-PDRB ASAL 13.38 16.64 13.13 12.61 14.06
LN-PDRB KAPET 14.60 14.60 14.60 14.60 14.60
LN-JARAK 5.95 6.53 5.38 4.85 5.69
9.22 7.90
16.00 14.84
14.60 14.60
5.93 5.96
BIMA BIMA BIMA BIMA
4.19 4.36 7.84 5.98
14.60 13.58 13.43 16.69
14.60 14.60 14.63 14.63
5.44 6.48 5.95 6.53
WAINGAPU (sumba timur)
BIMA
7.94
13.18
14.63
5.38
LAB. BAJO-KMD (manggarai barat) LEMBAR+SENGGIGI MAKASAR BENOA+P.BAI+N.PENIDA KENDARI
BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA
7.84 5.85 9.41 7.79 4.36
12.64 14.15 16.10 14.87 13.64
14.63 14.63 14.63 14.63 14.63
4.85 5.69 5.93 5.96 6.48
MAUMERE (sika) SURABAYA WAINGAPU (sumba timur) LAB. BAJO-KMD (manggarai barat) LEMBAR+SENGGIGI MAKASAR BENOA+P.BAI+N.PENIDA MAUMERE (sika) SURABAYA WAINGAPU (sumba timur) LAB. BAJO+KMD (manggarai barat) LEMBAR+SENGGIGI MAKASAR BENOA+P.BAI+N.PENIDA SELAYAR
BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA
7.12 6.39 8.14 7.94 5.62 9.43 6.75 6.31 6.11 7.84 8.03 5.97 9.46 5.95 4.43
13.46 16.74 13.21 12.67 14.24 16.07 14.90 13.50 16.79 13.28 12.71 14.32 16.11 14.95 12.68
14.67 14.67 14.67 14.67 14.67 14.67 14.67 14.72 14.72 14.72 14.72 14.72 14.72 14.72 14.72
5.95 6.53 5.38 4.85 5.69 5.93 5.96 5.95 6.53 5.38 4.85 5.69 5.93 5.96 5.76
268
Lampiran 46 Lanjutan SUMMARY OUTPUT Regression Statistics Multiple R R Square Adjusted R Square Standard Error Observations
0.545784567 0.297880793 0.222653735 1.346909586 32
ANOVA df Regression Residual Total Y=LN PENUMPANG Intercept LN-PDRB ASAL LN-PDRB TUJUAN LN-JARAK
3 28 31
SS 21.55095734 50.79663211 72.34758944
MS 7.183652445 1.814165432
F 3.959755994
Coefficients 8.743561994 0.640789873 0.16295712 -2.310603368
Standard Error 77.31310358 0.243732111 5.266080566 0.676106758
t Stat 0.113092886 2.629074474 0.030944669 -3.417512606
P-value 0.910763879 0.013747588 0.975533192 0.001952258
Significance F 0.017969676
269
Lampiran 46 Lanjutan TAHUN 2003 2003 2004 2004 2005 2005 2006 2006
WIL ASAL SURABAYA MAKASAR SURABAYA MAKASAR SURABAYA MAKASAR SURABAYA MAKASAR
WIL TUJUAN BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA
LN-BARANG 8.08 8.40 8.38 8.47 8.53 8.24 8.65 8.01
LN-PDDK ASAL 14.79 13.95 14.80 13.96 14.81 13.97 14.81 13.99
LN-PDDK KAPET 13.49 13.49 13.51 13.51 13.53 13.53 13.54 13.54
LN-JARAK 6.53 5.93 6.53 5.93 6.53 5.93 6.53 5.93
270
Lampiran 46 Lanjutan SUMMARY OUTPUT Regression Statistics Multiple R 0.871942561 R Square 0.760283829 Adjusted R Square 0.580496701 Standard Error 0.142287681 Observations 8 ANOVA df Regression Residual Total LN-BARANG Intercept LN-PDDK ASAL LN-PDDK KAPET LN-JARAK
3 4 7
SS 0.256846124 0.080983137 0.337829261
MS 0.085615375 0.020245784
F 4.228800116
Coefficients -164.4058243 -66.15332994 39.98007285 93.74905234
Standard Error 60.37651511 20.17365914 12.08943944 28.5224928
t Stat -2.723009502 -3.279193402 3.307024535 3.286846385
P-value 0.052822496 0.030523889 0.029737128 0.030305118
Significance F 0.098705829
271
Lampiran 46 Lanjutan TAHUN 2003 2003 2004 2004 2005 2005 2006 2006
WIL ASAL SURABAYA MAKASAR SURABAYA MAKASAR SURABAYA MAKASAR SURABAYA MAKASAR
WIL TUJUAN BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA BIMA
LN-BARANG 8.08 8.40 8.38 8.47 8.53 8.24 8.65 8.01
LN-PDRB ASAL 16.64 16.00 16.69 16.10 16.74 16.07 16.79 16.11
LN-PDRB KAPET 14.60 14.60 14.63 14.63 14.67 14.67 14.72 14.72
LN-JARAK 6.53 5.93 6.53 5.93 6.53 5.93 6.53 5.93
272
Lampiran 46 Lanjutan SUMMARY OUTPUT Regression Statistics Multiple R 0.766836061 R Square 0.588037545 Adjusted R Square 0.279065703 Standard Error 0.186529469 Observations 8 ANOVA df Regression Residual Total LN-BARANG Intercept LN-PDRB ASAL LN-PDRB KAPET LN-JARAK
3 4 7
SS 0.198656289 0.139172972 0.337829261
MS 0.066219 0.034793
F 1.903207561
Coefficients 37.54442935 6.584906438 -6.394679323 -6.972032397
Standard Error 28.3540939 3.071460441 3.56826486 3.362033077
t Stat 1.324127 2.143901 -1.792098 -2.073755
P-value 0.256056344 0.098654664 0.147589681 0.106775096
Significance F 0.270423253
273
275
Lampiran 48. Lembaran Kuisioner Analisis Hirarki Proses
JUDUL PENELITIAN TESIS : STUDI PENGEMBANGAN WILAYAH KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU (KAPET) BIMA DI PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT
Kode Responden
:…………….........
Tanggal Wawancara :…………………. Tempat Wawancara :………………….
Nama Responden
:
Nama Lembaga/ Elemen Pekerjaan /Jabatan
: :
Alamat
:
Kami mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuisioner ini dengan objektif dan benar, karena kuisioner ini adalah untuk penelitian tesis dengan tujuan ilmiah. Identitas Bapak/Ibu akan dijamin kerahasiaannya. Terima kasih. PENELITI : ENIRAWAN A155040091
PROGRAM STUDI ILMU PERENCANAAN PEMBANGUNAN WILAYAH DAN PERDESAAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
276
PENILAIAN STAKEHOLDER TENTANG STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU (KAPET) BIMA
PETUNJUK PENGISIAN TABEL 1.
2.
Responden hanya mengisi nilai sesuai intensitas kepentingan, antara satu faktor terhadap faktor pembanding yang lain dengan memberi nilai antara 1-9. urutan intensitas dengan keterangan seperti Tabel sebagai berikut.
Tingkat kepentingan
Definisi
Penjelasan
1
Kedua elemen pentingnya
sama
3
Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen lainnya
5
Elemen yang satu lebih penting daripada elemen yang lainnya
7
Satu elemen jelas lebih penting daripada elemen lainnya
9
Satu elemen mutlak lebih penting daripada elemen lainnya
2,4,6,8
Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan
Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar terhadap tujuan. Pengalaman dan penilaian mendukung satu elemen dibanding elemen yang lainnya. Pengalaman dan penilaian dengan kuat mendukung satu elemen dibanding elemen lainnya. Satu elemen sangat kuat didukung dan dominasi terlihat dalam praktek Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen yang lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan. Nilai diberikan bila ada dua kompromi diantara dua pilihan.
Contoh : Jika A sedikit lebih penting dari B, maka skor A terhadap B adalah = 3 dan B terhadap A adalah = 1/3, sehingga matriksnya sebagai berikut : A B C A 3 B 1/3 C
277
1.
Menurut Bapak/Ibu manakah yang lebih penting dari ketiga Strategi Pendekatan dalam pengembangan wilayah Kapet Bima a. Keterpaduan antar sektor b. Keterpaduan antar wilayah c. Keterpaduan antar pelaku/lembaga
STRATEGI PENDEKATAN KETERPADUAN ANTAR SEKTOR (A) KETERPADUAN ANTAR WILAYAH (B) KETERPADUAN ANTAR PELAKU/ LEMBAGA (C)
(A)
(B)
(C)
Penjelasan :……………………..
2.
Menurut Bapak/Ibu, manakah yang lebih penting dari keenam komponen sumber daya dibawah ini berdasarkan strategi pendekatan keterpaduan antar sektor dalam pengembangan wilayah Kapet Bima a. Sumber Daya Manusia b. Sumber Daya Alam c. Infrastruktur d. Sumber Daya Sosial e. Finansial (permodalan) f. Institusi SUMBER DAYA (1) (2) (3) (4) (5) (6) SDM (1) SDA (2) INFRASTRUKTUR (3) SUMBER DAYA SOSIAL (4) FINANSIAL (5) INSTITUSI (6) Penjelasan :……………………..
278
3.
Menurut Bapak/Ibu, manakah yang lebih penting dari keenam komponen sumber daya dibawah ini berdasarkan strategi pendekatan keterpaduan antar wilayah dalam pengembangan wilayah Kapet Bima? a. Sumber Daya Manusia b. Sumber Daya Alam c. Infrastruktur d. Sumber Daya Sosial e. Finansial (permodalan) f. Institusi SUMBER DAYA (1) (2) (3) (4) (5) (6) SDM (1) SDA (2) INFRASTRUKTUR (3) SUMBER DAYA SOSIAL (4) FINANSIAL (5) INSTITUSI (6) Penjelasan :……………………..
4.
Menurut Bapak/Ibu, manakah yang lebih penting dari keenam komponen sumber daya dibawah ini berdasarkan strategi pendekatan keterpaduan antar pelaku/lembaga dalam pengembangan wilayah Kapet Bima a. Sumber Daya Manusia b. Sumber Daya Alam c. Infrastruktur d. Sumber Daya Sosial e. Finansial (permodalan) f. Institusi SUMBER DAYA (1) (2) (3) (4) (5) (6) SDM (1) SDA (2) INFRASTRUKTUR (3) SUMBER DAYA SOSIAL (4) FINANSIAL (5) INSTITUSI (6) Penjelasan :……………………..
279
5.
Menurut Bapak/Ibu, manakah yang lebih penting dari keenam komponen sumber daya dibawah ini berdasarkan strategi pendekatan keterpaduan antar pelaku/lembaga dalam pengembangan wilayah Kapet Bima a. Sumber Daya Manusia b. Sumber Daya Alam c. Infrastruktur d. Sumber Daya Sosial e. Finansial (permodalan) f. Institusi SUMBER DAYA (1) (2) (3) (4) (5) (6) SDM (1) SDA (2) INFRASTRUKTUR (3) SUMBER DAYA SOSIAL (4) FINANSIAL (5) INSTITUSI (6) Penjelasan :……………………..
6.
Menurut Bapak/Ibu manakah yang lebih penting dari keeempat subkomponen sumber daya manusia dibawah ini dalam pengembangan wilayah Kapet Bima a. Jumlah Penduduk b. Tingkat Pendidikan c. Lapangan Pekerjaan d. Tingkat Kesehatan SDM (1) (a) (b) (c) (d) JUMLAH PDDK (a) PENDIDIKAN (b) PEKERJAAN (c) KESEHATAN (d) Penjelasan :……………………..
280
7.
8.
Menurut Bapak/Ibu manakah yang lebih penting dari kelima subkomponen sumber daya alam dibawah ini dalam pengembangan wilayah Kapet Bima a. Sumber Daya Lahan dan Air (Pertanian, Peternakan dan Kehutanan) b. Perikanan dan Kelautan c. Industri dan Pertambangan d. Keanekaragaman Sumber Daya Hayati e. Panorama Alam Wisata SDA (2) (a) (b) (c) (d) (e) LAHAN DAN AIR (a) PERIKANAN & KELAUTAN (b) INDUSTRI & PERTAMBANGAN (c) SD HAYATI (d) PANORAMA ALAM WISATA (e) Penjelasan :……………………..
Menurut Bapak/Ibu manakah yang lebih penting dari kelima subkomponen infrastruktur dibawah ini dalam pengembangan wilayah Kapet Bima a. Social dan budaya b. Ekonomi dan Perdagangan c. Transportasi d. Informasi dan Komunikasi e. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi INFRASTRUKTUR (3) (a) (b) (c) (d) (e) SOSIAL & BUDAYA (a) EKONOMI & PERDAGANGAN (b) TRANSPORTASI (c) INFORMASI & KOMUNIKASI (d) IPTEK (e) Penjelasan :……………………..
281
9.
Menurut Bapak/Ibu manakah yang lebih penting dari keempat subkomponen sumber daya social (SDS) dibawah ini dalam pengembangan wilayah Kapet Bima a. Adat Istiadat b. Hubungan Masyarakat (dalam dan dengan luar komunitas) c. Keamanan d. Tingkat Mobilitas (pergerakan/perjalanan) masyarakat SDS (4) ADAT ISTIADAT (a) HUBUNGAN MASYARAKAT (b) KEAMANAN (c) MOBILITAS MASYARAKAT (d)
(a)
(b)
(c)
(d)
Penjelasan :……………………..
10. Menurut Bapak/Ibu manakah yang lebih penting dari ketiga subkomponen finansial (permodalan) dibawah ini dalam pengembangan wilayah Kapet Bima a. Modal Asing b. Modal Domestik Dalam Negeri c. Modal Domestik Dalam Kapet FINANSIAL (5) MODAL ASING (a) MODAL DOMESTIK DALAM NEGERI (b) MODAL DOMESTIK DALAM KAPET (c)
(a)
Penjelasan :……………………..
(b)
(c)
282
STRUKTUR HIRARKI DALAM AHP STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH KAPET BIMA
STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH KAPET BIMA YANG BERIMBANG
GOAL :
PENDEKATAN STRATEGI : KETERPADUAN ANTAR SEKTOR (A)
KETERPADUAN ANTAR WILAYAH (B)
KETERPADUAN ANTAR INSTITUSI (C)
KOMPONEN : SUMBER DAYA
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
SUB KOMPONEN :
(a)
(a)
(a)
(a)
(a)
(a)
(b)
(b)
(b)
(b)
(b)
(b)
(c)
(c)
(c)
(c)
(c)
(c)
(d)
(d)
(d)
(d)
(e)
(e)
(d) (e) (f)
STUDI PENGEMBANGAN WILAYAH KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU (KAPET) BIMA DI PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT1) (Regional Development Studi of Integrated Economical Development Regional (Bima Kapet) In West Nusa Tenggara Province) 1) Enirawan2), Bambang Juanda3), Setia Hadi4) ABSTRACT The aim of Kapet development planning Model in Eastern Indonesian Regional is to obtain the same level with Western Indonesian, therefore the present of Kapet program will be a prime mover to development of other regionals mainly at surrounding regions. The study was conducted in Bima Kapet with the objectives of : (1) to identify the potential of regional development of Bima Kapet and its problems, (2) to study the linkages among sectors and to find out the primary regional sector, (3) to study the spatial relationship pattern of intra-inter regional in Bima Kapet, and (4) to make strategy for regional development in Bima Kapet. The analyses used in this study were descriptive analysis involved : IO and LQ analyses, Grafitation model, AHP and SWOT analysis. Results of this study showed that : the primary regional sectors in Bima Kapet were farm food crops, livestock and their products, fisheries, non oil and gas manufacturing, and wholesale and retail trade. Based on gravitation models, variable or factor positively affected the spatial interaction (sea transportations) was number of population of origin area. Principally, strategies of regional development involved institutions/stakeholders, sectors, and regional integrations. Key words : Bima Kapet, prime mover, linkages, primary sector, interaction, and integration. PENDAHULUAN Latar belakang Pembangunan Indonesia selama ini ternyata masih menyisakan ketimpangan (disparitas) seperti kesenjangan pendapatan dan kesejahteraan rakyat antara Kawasan Indonesia Barat dan Kawasan Indonesia Timur atau antara Pulau Jawa dan luar Jawa, hal ini didukung oleh data dari BPS (2006) yang menunjukkan bahwa 59.28 % PDB Indonesia berasal dari PDRB daerah-daerah di Pulau Jawa sedangkan Propinsi NTB hanya memberikan kontribusi sebesar 0.97 %. Disparitas terjadi selain karena faktor-faktor endowment dari masingmasing wilayah juga terjadi sebagai akibat kebijakan dan konsep wilayah yang dianut Pemerintah Indonesia. Sebagai upaya pengembangan Kawasan Indonesia Timur mengejar ketertinggalannya terhadap Kawasan Indonesia Barat, maka pada Tahun 1996, diperkenalkan model perencanaan pembangunan Kapet (Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu). Model ini mengadopsi konsep growth centers (pusat-pusat pertumbuhan) yang diharapkan menjadi prime mover pengembangan wilayah sekitarnya. Praktek pengembangan wilayah melalui konsep growth centers (growth pole) di banyak negara banyak mengalami kegagalan. Salah satu alasan kegagalan tersebut adalah melupakan kekuatan industrial-linkages, baik dalam proses
1)
2) 3) 4)
Makalah merupakan bagian dari tesis, disampaikan pada Seminar Sekolah Pascasarjana IPB, Program Studi Ilmu-Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan Mahasiswa Program Studi Ilmu-Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing
penambahan nilai, keterkaitan produk (industrial tree), maupun keterkaitan lokasi (spesialisasi aktivitas ekonomi), maka trickle down effect yang dijadikan harapan saat diberlakukannya konsep growth centers ini sulit terwujud (Haeruman, et al., 2000). Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 166 Tahun 1998, Kabupaten Bima, Kota Bima dan Kabupaten Dompu telah ditetapkan sebagai Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (Kapet) yang disebut Kapet Bima (BP Kapet Bima dan BPPT, 2000). Pertumbuhan perekonomian kawasan secara umum terus mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari rata-rata laju pertumbuhan PDRB Kapet Bima Tahun 2000-2003 adalah 4.45 % pertahun di atas pertumbuhan Propinsi NTB yakni 3.64 % (BPS NTB, 2003). namun sebaran kontribusi tiap sektor belum merata, ini ditunjukkan dengan masih dominannya sektor pertanian terhadap PDRB Kapet Bima yakni 46.31 %. Di sisi lain, sebaran fasilitas dan penduduk juga tidak merata dan cenderung terkonsentrasi pada daerah tertentu (sebagai contoh, pada Tahun 2003 kepadatan penduduk Kecamatan Rasanae Barat adalah 1,050 jiwa/km2, sedangkan Kecamatan Tambora hanya 12 jiwa/km2). Sebaran fasilitas dan penduduk akan mempengaruhi tingkat pelayanan kebutuhan penduduk dan optimasi pemanfaatan ruang. Kecenderungan konsentrasi manfaat pertumbuhan ekonomi jika hanya berpusat pada satu atau beberapa daerah utama saja akan menciptakan disparitas wilayah berupa tingkat pendapatan, standar hidup (standards of living), fasilitas pelayanan, dan aspek lainnya yang melahirkan keterbelakangan dan kemiskinan di perdesaan serta secara jangka panjang dapat terjadi kemandekan pertumbuhan ekonomi wilayah. Perumusan Masalah Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (Kapet) adalah merupakan kawasan andalan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di Kawasan Indonesia Timur dalam upaya pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, yang diharapkan dapat berfungsi sebagai penggerak pembangunan di wilayah sekitarnya. Pertumbuhan ekonomi kawasan yang tidak diikuti dengan penurunan kesenjangan, secara jangka panjang akan menyebabkan terjadinya kemandekan pertumbuhan ekonomi itu sendiri. Kesenjangan antar wilayah umumnya disebabkan kurang adanya koordinasi dan kesesuaian program-program pengembangan kawasan yang dilaksanakan oleh berbagai pihak (stakeholders) dengan karakteristik wilayah, serta kurang memperhatikan keterkaitan sektor dan hubungan antar wilayah. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengidentifikasi potensi pengembangan wilayah Kapet Bima serta berbagai peluang dan kendalanya (2) Mengkaji keterkaitan antar sektor dan untuk mengetahui sektor unggulan wilayah di Kapet Bima (3) Mengkaji pola hubungan spasial intra-inter regional di Kapet Bima, dan (4) Menyusun strategi pengembangan wilayah di Kapet Bima.
KERANGKA PEMIKIRAN Pengembangan Kapet yang didasarkan pada teori growth center dapat menimbulkan ketimpangan pembangunan antar daerah. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu diciptakan interaksi wilayah intra-inter regional dan keterkaitan antar sektor. Pengembangan sektor unggulan yang didukung ketersediaan berbagai potensi sumber daya dapat menggerakkan pertumbuhan sosial-ekonomi wilayah. Dalam era otonomi daerah, sinergi peran pemerintah daerah dan pelaku lainnya (stakeholders) sangat dibutuhkan dalam pengembangan wilayah Kapet Bima yang optimal dan berimbang. METODE PENELITIAN Lokasi, Waktu dan Data Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bima, Kota Bima dan Kabupaten Dompu yang merupakan daerah administratif kabupaten di Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (Kapet) Bima Propinsi Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai dengan Juli 2006. Data primer diperoleh langsung melalui wawancara dengan responden. Data sekunder diperoleh dari publikasi resmi BP Kapet Bima, Bappeda, BPS, Dinas Perhubungan, Disperindag serta instansi terkait lainnya. Metode Analisis Dari data yang telah terkumpul kemudian dianalisis sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian. Untuk mengidentifikasi potensi dan permasalahan pengembangan wilayah digunakan analisis deskriptif. Penyusunan dan analisis IO digunakan untuk mengkaji keterkaitan antar sektor, selanjutnya setelah menentukan sektor basis melalui analisis LQ tiap sektor maka dapat ditentukan sektor unggulan dengan memakai Indeks Keunggulan Sektor. Metode yang digunakan untuk mengkaji interaksi spasial adalah model grafitasi dan analisis deskriptif sedangkan untuk mengkaji peranan stakeholders digunakan analisis desktriptif kelembagaan. Selanjutnya dari hasil semua analisis maka dapat disusun strategi pengembangan wilayah dengan menggunakan analisis hirarki proses (AHP) dan analisis SWOT. HASIL DAN PEMBAHASAN Potensi dan Permasalahan dalam Pengembangan Wilayah Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima memiliki struktur ekonomi yang hampir sama yakni sektor pertanian (primer) memberikan kontribusi paling tinggi (masing-masing sebesar 47.06 % dan 52.00 %), disusul perdagangan, hotel dan restoran (tersier) kemudian yang ketiga adalah jasa-jasa (tersier). Sedangkan sektor yang memberikan kontribusi tinggi terhadap struktur ekonomi Kota Bima adalah jasa-jasa, kontribusi sektor tersier ini sebesar 30.53 %, kemudian sektor pertanian (primer) dan perdagangan, hotel dan restoran (tersier). namun untuk kegiatan sektor sekunder seperti industri pengolahan, aktivitas dan nilai tambah di semua daerah di Kapet Bima cukup rendah yakni hanya sekitar tiga persen dari total kegiatan ekonomi. Sebagai daerah yang memiliki karakteristik agraris, maka aktivitas pertanian dalam arti umum masih memberikan kontribusi besar dalam perekonomian Kapet Bima. Komoditas pertanian di Kapet Bima yang memberikan kontribusi paling tinggi terhadap total produksi Propinsi Nusa
Tenggara Barat yakni kacang kedelai (48,28 %), bawang merah (80.84 %), sirsak/srikaya (88.00 %), jarak (88.40 %). Pada Subsektor peternakan, komoditas dominan yang diusahakan di Kapet Bima dengan nilai pengusahaan > 10,000 ekor dengan tingkat kontribusi >20% terhadap total populasi ternak Propinsi Nusa Tenggara Barat adalah kuda, sapi, kerbau dan kambing. Kegiatan usaha perikanan di Kapet Bima yang memberikan kontribusi paling besar terhadap total produksi Propinsi Nusa Tenggara Barat adalah budidaya mutiara (42 %), budidaya air payau (53 %), serta terdapat 26 komoditas perikanan laut yang masing-masing memiliki produksi >50 ton dengan kontribusi >30 % terhadap total produksi Propinsi Nusa Tenggara Barat. Potensi berbagai komoditas pertanian di atas cukup tinggi dan diusahakan oleh sebagian besar masyarakat di Kapet Bima, namun secara umum pengelolaannya masih sederhana dan bersifat tradisional. Selain itu, kegiatan pada subsistem pascapanen (pengolahan hasil) sangat terbatas, sehingga masyarakat tidak mendapatkan nilai tambah (value added) produk yang tinggi. Selain potensi pertanian, di Kapet Bima juga memiliki berbagai potensi antara lain sebagai berikut : - Komposisi penduduk didominasi oleh kelompok usia produktif (penduduk berumur 15-64 tahun yakni 59.21 %) - Secara umum, penduduk di Kapet Bima yang mencapai tingkat pendidikan SMP ke atas baru mencapai 39.02 %, namun angka ini di atas rata-rata NTB yang baru mencapai 28.46 %. Angka ini juga berkorelasi dengan terus tumbuhnya sekolah dan perguruan tinggi di Kapet Bima khususnya di Kota Bima - Terdapat kearifan nilai budaya masyarakat yang dapat menjadi faktor pendorong dalam pengembangan wilayah Kapet Bima, antara lain (1) kriteria pemimpin “nggusu waru” (2) jiwa kepemimpinan “Katohompara Wekiku Sura Dou Mori Na Labo Dana” (3) Prinsip Pengambilan Keputusan “Nggahi Ra Sama Kai”(4) Prinsip Kerja “Nggahi Rawi Pahu” (5) Prinsip Pengendalian “Maja Labo Dahu”. - Ketersediaan infrastruktur dasar, perdagangan, komunikasi dan transportasi baik darat, laut (5 pelabuhan laut) dan udara (1 bandara udara). Beberapa permasalahan yang dapat menghambat pengembangan wilayah di Kapet Bima antara lain (1) Kualitas SDM relatif masih rendah (2) Peran lembaga ekonomi rakyat (koperasi dan lembaga keuangan mikro lainnya) belum optimal dalam pengembangan perekonomian di perdesaan (3) Modal yang dimiliki daerah maupun pengusaha lokal sangat terbatas, sedangkan investor luar daerah dan asing sulit didatangkan (4) Sebagian besar kegiatan usaha belum mampu menerapkan manajemen modern serta tingkat penguasaan pada ilmu pengetahuan dan teknologi masih terbatas sehingga belum memiliki daya saing yang tinggi, akibatnya peningkatan nilai tambah sulit tercapai (5) Lemahnya komunikasi dan koordinasi antara pemerintah propinsi dan kabupaten/kota (6) Kurang tegasnya pembagian tugas-wewenang (belum adanya prosedur operasional standar) antar instansi terkait dengan Kapet Bima. mengakibatkan kurang lancarnya tugas yang diemban oleh BP Kapet Bima (7) Orientasi dan kepentingan pembangunan masih bersifat parsial.
Keterkaitan Antar Sektor Berdasarkan Tabel IO dengan klasifikasi 18 sektor ekonomi, terlihat bahwa 6 (enam) sektor yang memiliki nilai output paling tinggi adalah tanaman bahan makanan (26.93%), selanjutnya adalah jasa pemerintahan umum (14.62%), perdagangan besar dan eceran (11.65%), industri pengolahan non migas (10.94%), dan bangunan (8.36%) serta angkutan (7.28%). Sektor-sektor ini pun memiliki nilai tambah bruto lebih besar dibandingkan dengan sektor lainnya. Di sisi input, komponennya terdiri dari input antara (23.18%), import (7.76%) dan yang memberikan kontribusi paling besar adalah input primer atau nilai tambah bruto yakni sebesar Rp.2.61 trilyun (69.06%). Proporsi nilai tambah bruto ini terhadap total input di Kapet Bima sedikit lebih tinggi dari pada Propinsi NTB yakni 68.93 %. Hasil analisis IO diketahui bahwa yang memiliki daya dorong paling tinggi adalah tanaman bahan makanan (sektor 1) yakni dengan nilai indeks 1.3422 sedangkan sektor yang memiliki daya tarik paling tinggi adalah industri pengolahan non migas (sektor 7) yakni dengan nilai indeks 1.3757 (Tabel 1). Sektor yang mempunyai daya tarik tinggi memberikan indikasi bahwa sektor tersebut mempunyai keterkaitan ke belakang yang tinggi terhadap sektor domestik lain. Sebaliknya sektor yang mempunyai daya dorong yang tinggi berarti sektor tersebut mempunyai keterkaitan ke depan yang kuat dibandingkan sektor yang lain. Tabel 1. Indeks Keterkaitan Antar Sektor di Kapet Bima Kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Nama Sektor Tanaman Bahan Makanan Tanaman Perkebunan Peternakan dan Hasil-Hasilnya Kehutanan Perikanan Penggalian Industri Pengolahan Non Migas Listrik Air bersih Bangunan Perdagangan Besar dan Eceran Hotel dan Restoran Angkutan Pos dan Telekomunikasi Bank dan Lbg Keu. Bukan Bank Sewa Bangunan dan Jasa Persh Jasa Pemerintahan Umum Jasa Swasta
Daya Dorong 1.3422 0.9945 0.9725 0.8075 1.0240 0.8846 1.2141 0.9543 0.7991 0.9560 1.3366 0.8917 1.1883 1.0171 1.0925 0.9126 0.7924 0.8201
Daya Tarik 0.9224 0.8493 1.0316 0.8186 0.9701 0.8783 1.5195 1.0002 0.9336 1.0908 0.8823 1.3757 0.8799 0.8948 1.0321 0.8591 1.0538 1.0079
Total Keterkaitan 2.2646 1.8438 2.0040 1.6261 1.9941 1.7629 2.7336 1.9545 1.7327 2.0468 2.2188 2.2674 2.0682 1.9119 2.1246 1.7717 1.8461 1.8280
Sumber : Data Hasil Analisis Suatu sektor yang mempunyai nilai indeks daya tarik >1, berarti daya tarik sektor tersebut di atas rata-rata sektor lainnya. Demikian juga jika nilai indeks daya dorong >1, berarti daya dorong sektor tersebut di atas rata-rata sektor lainnya. Jika indeks daya tarik dan daya dorong sektor ini digabung maka akan didapat indeks keterkaitan antar sektor (total keterkaitan). Tabel 1 menunjukkan bahwa sektor-sektor yang memiliki keterkaitan yang tinggi adalah tanaman bahan makanan (sektor 1), peternakan dan hasil-hasilnya
(sektor 3), industri pengolahan non migas (sektor 7), bangunan (sektor 10), perdagangan besar dan eceran (sektor 11), hotel dan restotan (sektor 12), angkutan (sektor 13), bank dan lembaga keuangan non bank (sektor 15). Sektor-sektor ini memiliki tingkat keterkaitan lebih tinggi dari rata-rata sektor lainnya atau dengan total nilai indeks keterkaitan > 2. Sektor Unggulan Adapun yang termasuk sektor unggulan dengan kriteria memiliki nilai LQ dan indeks keterkaitan yang tinggi serta potensi pengembangan yang besar (Indeks Keunggulan Sektor > 3) adalah : tanaman bahan makanan (sektor 1), peternakan dan hasil-hasilnya (sektor 3), kehutanan (sektor 4), perikanan (sektor 5), industri pengolahan non migas (sektor 7) serta perdagangan besar dan eceran (sektor 11). Gambaran keberadaan masing-masing sektor dalam kuadran-kuadran sektor unggulan dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah ini. SEKTOR UNGGULAN POTENSIAL 3.0000
LQ-PDRB
4
I
2.5000
II
2.0000 1.5000
5
1
1.0000
3
11
0.5000 0.0000 0.0000
7 IV
0.5000
III
1.0000
1.5000
2.0000
2.5000
3.0000
INDEKS KETERKAITAN
Gambar 1. Diagram Kartesius Sektor Unggulan di Kapet Bima Kuadran I, merupakan sektor-sektor basis namun memiliki tingkat keterkaitan dengan sektor lain masih rendah. Adapun sektor yang masuk dalam kuadran I ini adalah : Kehutanan (sektor 4) dan perikanan (sektor 5). Keberadaan sektor kuadran I ini perlu ditingkatkan aktivitas/kegiatan yang dapat menciptakan keterkaitan yang tinggi dengan sektor lain, yakni dengan menciptakan aktivitas/kegiatan antara seperti industri pengolahan hasil serta kegiatan domestik lainnya sehingga dapat menggerakkan ekonomi wilayah secara umum. Kuadran II, merupakan sektor-sektor basis dan memiliki tingkat keterkaitan dengan sektor lain relatif tinggi. Sektor kuadran II adalah : Tanaman bahan makanan (sektor 1), peternakan dan hasil-hasilnya (sektor 3). Sektor kuadran II ini harus fokus digerakkan serta dengan meningkatkan keunggulan kompetitifnya, baik dengan pendekatan marketing dan teknologi maupun dukungan kebijakan pemerintah yang kondusif. Kuadran III, merupakan sektor-sektor non basis namun memiliki tingkat keterkaitan dengan sektor lain relatif tinggi. Sektor kuadran III ini adalah :
Industri pengolahan non migas (sektor 7), serta perdagangan besar dan eceran (sektor 11). Sektor kuadran III ini perlu ditingkatkan jumlah usaha dan kelembagaan, serta nilai produktivitasnya dengan berbasis (keunggulan) produk spesifik lokal. Interaksi Spasial Intra-Inter Regional Penduduk melakukan perjalanan/berpergian untuk memenuhi berbagai keperluan/kebutuhan hidup dan usahanya. Tabel 2 menjelaskan bahwa persepsi orientasi perjalanan penduduk untuk memenuhi keperluan/kebutuhan primer adalah 14.53 % dalam desa, 36.79 % dalam kecamatan dan 42.26 % dalam kabupaten. Kebutuhan sekunder dipenuhi dari dalam desa 9.81 %, dalam kecamatan 28.93 % dan dalam kabupaten 51.02 %. Kebutuhan tersier berasal dari dalam desa 4.29 %, 25.71 % dalam kecamatan, 52.14 % dalam kabupaten. Secara umum berbagai keperluan/kebutuhan penduduk di Kapet Bima dapat dipenuhi dalam kabupaten/kota masing-masing (82.50 %). Tabel 2. Persepsi Orientasi Perjalanan Penduduk di Kapet Bima (%) No. 1. 2. 3.
Kebutuhan Primer Sekunder Tersier Rata-Rata
Dlm Desa 14.53 9.81 4.29 9.54
Dlm Kec. 36.79 28.93 25.71 30.48
Dlm Kab. 42.26 51.02 52.14 48.48
Luar Kab. 6.42 10.23 17.86 11.50
Jmlh 100.00 100.00 100.00 100.00
Sumber : Hasil Analisis Data Primer Data Tabel 2 ini menunjukkan kecenderungan adanya hubungan antara hirarki ketersediaan barang/jasa dengan hirarki tingkat perkembangan suatu wilayah di Kapet Bima, atau dengan kata lain, pengaruh ketersediaan barang/jasa yang dibutuhkan penduduk di suatu wilayah akan menentukan tingkat perkembangan wilayah tersebut. Arus penumpang, barang dan kendaraan Inter Regional di Kapet Bima secara garis besar melalui tiga jaringan transportasi, yaitu darat, udara dan laut. Melalui jaringan transportasi darat, Kapet Bima dominan berinteraksi dengan daerah-daerah lain di Propinsi NTB, Bali, Jatim, Jateng, Yogyakarta, DKI Jakarta dan Banten. Melalui jaringan transportasi udara, Kapet Bima dominan berinteraksi dengan daerah-daerah lain di Propinsi NTB, Propinsi NTT, Bali, Jatim, DKI Jakarta dan Banten. Melalui jaringan transportasi laut, Kapet Bima dominan berinteraksi dengan daerah-daerah lain di Propinsi NTB, NTT, Bali, Jatim, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Papua. Komoditi Kapet Bima yang dikirim keluar daerah pada umumnya berupa hasil alam (komoditi pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan dan garam) sedangkan komoditi yang masuk ke Kapet Bima meliputi produk hasil industri seperti minyak goreng, tepung terigu, pakan ternak, kayu lapis, semen dan bahan bangunan lainnya, komiditi tersebut dominan berasal dari Surabaya dan Makasar. Berdasarkan model grafitasi melalui jalur transportasi laut (Tabel 3) terlihat bahwa dinamika interaksi spasial inter regional yang tergambar dari nilai arus penumpang dari Kapet Bima secara sigifikan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi wilayah (b = 0.82) daerah tujuan dan menurun seiring dengan makin jauh jarak antar wilayah (c = -2.68), sedangkan arus barang dari Kapet Bima secara signifikan menurun seiiring dengan peningkatan jumlah penduduk (b = -
0.50) dan PDRB wilayah tujuan (b = -0.31). Arus penumpang dari berbagai daerah menuju Kapet Bima ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi wilayah asal (b = 0.64) dan menurun seiring dengan makin jauhnya jarak wilayah tersebut dengan Kapet Bima (c = -2.31). sedangkan arus barang menuju Kapet Bima secara signifikan meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk Kapet Bima (b = 39.98) dan jarak antar wilayah (c = 93.74), namun menurun seiring peningkatan jumlah penduduk daerah asal (a = 66.15). Tabel 3. Hasil Pendugaan Parameter Interaksi Spasial Inter Regional Jalur Transportasi Laut di Kapet Bima No. Model Grafitasi k A b c I. Wil Asal (i) : Kapet Bima 1. T1 ij = k. m1 i a .m1 j b . d ij -c -32.61 2.99 0.14 -0.51 2. T1 ij = k. m2 i a .m2 j b . d ij -c -31.39 2.84 0.82** -2.68** 3. T2 ij = k. m1 i a .m1 j b . d ij -c -233.1 18.32 -0.50* -0.002 4. T2 ij = k. m2 i a .m2 j b . d ij -c -70.46 5.74 -0.31* -0.23 II. Wil Tujuan (j) : Kapet Bima 1. T1 ij = k. m1 i a .m1 j b .d ij -c 38.27 0.26 -2.18 -0.89 2. T1 ij = k. m2 i a .m2 j b .d ij -c 8.74 0.64 0.16 -2.31** 3. T2 ij = k. m1 i a .m1 j b .d ij -c -164.40* -66.15** 39.98** 93.74** 4. T2 ij = k. m2 i a .m2 j b .d ij -c 37.54 6.58 -6.39 -6.97 Sumber : Hasil Analisis *) Signifikan pada taraf α = 0.10 **) Signifikan pada taraf α = 0.05 dimana : = Wilayah asal i = Wilayah tujuan j T1 ij = Arus penumpang dari wilayah asal ke wilayah tujuan (orang) T2 ij = Arus barang dari wilayah asal ke wilayah tujuan (ton) m1 i = Jumlah penduduk wilayah asal (orang) m1 j = Jumlah penduduk wilayah tujuan (orang) m2 i = Total nilai PDRB wilayah asal (Juta Rupiah) m2 j = Total nilai PDRB wilayah tujuan (Juta Rupiah) = Jarak antara wilayah asal dan tujuan (km) d ij a,b,c = Koefisien peubah massa (m) wilayah asal, massa wilayah tujuan dan jarak.
R Sq. 0.03 0.36** 0.41* 0.39* 0.08 0.29** 0.76* 0.58
Selain melakukan hubungan wilayah regional dan nasional, dalam kajian sejarah Kapet Bima juga melakukan hubungan internasional khususnya dengan negara-negara Timur Tengah. Keberadaan Kapet Bima tersebut memiliki posisi strategis dalam hubungan intra-inter regional, serta memberikan dampak pada perkembangan sosial, ekonomi dan politik wilayah. Peranan Stakeholders Dalam Pengembangan Wilayah Pengelolaan Kapet Bima melibatkan berbagai pihak. Secara garis besar terdiri dari BP Kapet, Pemda Propinsi NTB, Pemda Kabupaten/Kota di Kapet Bima, Pemerintah Pusat, Swasta dan Lembaga Masyarakat. Berdasarkan tingkat pengaruh dan keterlibatan stakeholders terdapat empat kelompok stakeholders (Gambar 2) : (K1) yaitu lembaga masyarakat, pelaku dalam kuadran ini perlu dilakukan pemberdayaan dan dilibatkan dalam rangkaian proses pembangunan, (K2) yakni Pemkab dan swasta, pelaku dalam kuadran ini perlu dikoordinir dan disinergi potensi yang dimiliki secara lebih optimal, melalui kemitraan atau kerjasama antar daerah dan swasta, (K3) yakni Pemerintah Propinsi, pelaku dalam
kuadran ini perlu di dorong agar berperan lebih besar dengan menggunakan pengaruh dan atau kewenangan yang dimilikinya untuk pengembangan wilayah Kapet Bima dan (K4) yakni pemerintah pusat dan BP Kapet Bima, pelaku dalam kuadran ini perlu memiliki ketegasan fungsi tugasnya serta memiliki program kerja yang efektif bagi pengembangan wilayah Kapet Bima, baik untuk jangka pendek, menengah dan panjang.
Tingkat Peran
K e t e r l i b a t a n
Pengaruh dan Keterlibatan Stakeholders TingkatTingkat Kepentingan dan Peran Stakeholders
7
I
6
II
PemKab
5
Lbg Masy
4
Swasta
3
PemProv
2
Pem Pusat
IV
1
III
BP Kapet
0 0
1
2
3
4
5
6
7
Tingkat Kepentingan Tingkat Pengaruh
Gambar 2. Tingkat Pengaruh dan Keterlibatan Stakeholders Dalam Pengembangan Wilayah di Kapet Bima Strategi Pengembangan Wilayah Berdasarkan analisis Hirarki Proses (AHP) dan analisis SWOT, maka secara garis besar, strategi pengembangan wilayah dilakukan dengan menggunakan tiga pendekatan, dengan prioritas sebagai berikut : (1) Keterpaduan Institusi/Stakeholders Dalam Pengembangan Wilayah a. Membangun komitmen dan kerjasama antar pelaku serta melakukan reposisi dan restrukturisasi BP Kapet Bima ke arah penyelenggaran pengembangan wilayah terpadu yang selaras dengan semangat otonomi daerah. b. Peningkatan kapasitas lembaga dan usaha ekonomi kerakyatan (UKMK) serta pengembangan kualitas SDM dan penguasaan teknologi terapan. (2) Keterpaduan Sektoral Dalam Pengembangan Wilayah a. Pengembangan sumber daya wilayah khususnya pada sektor unggulan melalui peningkatan produktivitas dan daya saing serta keterkaitan antar sektor. b. Perkuatan struktur perekonomian wilayah di Kapet Bima, melalui pengembangan industri yang terkait dengan aktivitas dan pemanfaatan sumber daya lokal. (3) Keterpaduan Wilayah Dalam Pengembangan Wilayah a. Peningkatan hubungan intra dan inter regional di Kapet Bima melalui pengembangan prasarana dan sarana komunikasi-informasi dan
transportasi sehingga terwujud mobilitas sumber daya dan kerja sama antar wilayah yang optimal dan berimbang. b. Perencanaan pembangunan wilayah Kapet Bima yang akomodatifpartisipatif dan antisipatif dengan mempertimbangkan arah kebijakan nasional dan pengaruh global. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kapet Bima memiliki berbagai potensi dan permasalah dalam pengembangan wilayah. Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima memiliki struktur ekonomi yang didominasi oleh sektor pertanian (primer) dan perdagangan. Sedangkan sektor yang memberikan kontribusi tinggi terhadap struktur ekonomi Kota Bima adalah jasa-jasa dan perdagangan. namun kegiatan sektor sekunder seperti industri pengolahan di Kapet Bima masih cukup rendah. Adapun yang termasuk sektor unggulan di Kapet Bima dengan kriteria nilai LQ dan keterkaitan antar sektor yang tinggi serta memiliki potensi pengembangan adalah : tanaman bahan makanan (sektor 1), peternakan dan hasilhasilnya (sektor 3), kehutanan (sektor 4), perikanan (sektor 5), industri pengolahan non migas (sektor 7) serta perdagangan besar dan eceran (sektor 11). Arah dan besarnya pergerakan penduduk ditentukan oleh ketersediaan kebutuhannya di suatu wilayah, dan 82.50 % kebutuhan penduduk dapat dipenuhi dalam kabupaten/kota di Kapet Bima. Berdasarkan model grafitasi inter regional (melalui transportasi laut), arus penumpang dan barang dari Kapet Bima dipengaruhi oleh massa wilayah (pertumbuhan penduduk dan ekonomi) daerah tujuan dan jarak antar wilayah, sedangkan arus penumpang dan barang menuju Kapet Bima ditentukan oleh massa wilayah daerah asal dan Kapet Bima serta jarak antar wilayah.. Secara garis besar, strategi pengembangan wilayah di Kapet Bima dilakukan dengan menggunakan tiga pendekatan, dengan prioritas sebagai berikut : (1) Keterpaduan Institusi/stakeholders khususnya antar Pemkab dengan koordinasi Pemprop NTB, (2) Keterpaduan sektoral serta fokus pada mengembangkan sektor unggulan dan (3) Keterpaduan wilayah baik intra maupun inter regional. Saran Dalam pengembangan Wilayah Kapet Bima dibutuhkan suatu koordinasi dan sinergi kebijakan-program yang memberikan dampak yang besar bagi total pertumbuhan wilayah. Untuk itu perlu diprioritaskan pengembangan sektor unggulan dengan meningkatkan produktivitas, membangun industri antara yang dapat meningkatkan keterkaitan antar sektor serta dengan meningkatkan daya saing sektor unggulan tersebut, yang didukung oleh pengembangan infrastruktur yang memadai. DAFTAR PUSTAKA BP Kapet Bima dan BPPT, 2000. Rencana Induk Kegiatan Kapet Bima. Mataram: BP Kapet Bima. BPS Jakarta, 2006. Produk Domestik Regional Bruto Propinsi-Propinsi Di Indonesia Menurut Lapangan Usaha 2001-2005. Jakarta. BPS NTB, 2004. Produk Domestik Regional Bruto Propinsi NTB Tahun 2003. Mataram Haeruman H., et al., 2000. Kebijakan DP KTI Dalam Pengembangan Kawasan Timur Indonesia. Jakarta : Sekretariat Dewan Pengembangan KTI.
SEMINAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Nama
: Enirawan
Nomor Pokok
: A155040091
Judul Penelitian
: Studi Pengembangan Wilayah Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (Kapet) Bima Di Propinsi Nusa Tenggara Barat
Komisi Pembimbing
: 1. Dr. Ir. Bambang Juanda, MS (Ketua) 2. Dr. Ir. Setia Hadi, M.Si. (Anggota)
Hari/Tanggal
: Kamis, 12 Februari 2007
Waktu
: 12.00-13.00 WIB
Tempat
: Auditorium Sosek Kampus IPB Darmaga Bogor
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Affendi. 2005. Ketimpangan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan. P4Wpress. Bogor. Badan Pusat Satatistik, 2000. Kerangka Teori dan Analisis Tabel Input-Output.. BPS. Jakarta. Badan Pusat Satatistik, 2000. Tekhnik Penyusunan Tabel Input-Output.. BPS. Jakarta. BP Kapet Bima dan BPPT, 2000. Rencana Induk Kegiatan Kapet Bima. BP Kapet Bima. Mataram. BPS Nusa Tenggara Barat, 2003. Propinsi Nusa Tenggara Barat Dalam Angka. BPS Nusa Tenggara Barat. Mataram. Marimin, 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. Pradhan, K. Pushkar. 2003. Manual for Urban Rural Linkage and Rural Development Analysis. New Hira Books Enterprises. Kirtipur, Kathmandu. Prastya, H.. 2000. Pengembangan Keterkaitan Antar Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (Kapet) di Kawasan Timur Indonesia. Dewan Pengembangan Kawasan Timur Indonesia. Jakarta. Rondinelli, A. Dennis. 1985. Applied Methods of Regional Analysis – The Spatial Dimensions of Development Policy. Westview Press / Boulder. London. Rustiadi Ernan, Saefulhakim Sunsun, Dyah R. Panuju, 2005. Perencanaan Pengembangan Wilayah. Diktat Kuliah. Program Studi Ilmu-Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan (PWD) Sekolah Pascasarjana-IPB. Bogor.