DAFTAR PUSTAKA
A.
BUKU Alo Liliweri. 1994. Perspektif Teoritis Komunikasi Antar Pribadi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti. Basrowi. Pengantar Sosiologi. 2005. Bogor: Ghalia Indonesia Basrowi dan Sukidin. 2002. Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro. Surabaya: Insan Cendikia. Bogdan, Robert C & Sari Knopp Biklen. 1982. Qualitative Research For Educations: An. Introductions to Theory and Methods. Boston: Allyn and bacon, Inc. Bagoes, Ida Mantra. 2004. Filsafat penelitian dan metode penelitian social. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Devito, Joseph A. 1997. Komunikasi Antar Manusia”, ed-5. Jakarta: Professional Books. Hybels,
Saundra
dan
Richard
L.
Weaver
II.
1979.
Speech/
Communications”, Edisi ke-2. New Yourk: D Van Nostrand. Haybels, Saundra and Richard L Weaver II. 1992. Communicating Effectively. McGraw Hill Inc. Jefkins, Frank. 1996. Public Relations, edisi 2. Jakarta: Erlangga
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Kuswarno,
Engkus.
2009.
Fenomenologi:konsep,
Metodologi pedoman,
Penelitian dan
contoh
Komunikasi, penelitianya.
Bandung: Padjajaran. Munir, Misnal lihat. 2008. Aliran-aliran Utama Filsafat Barat Kontemporer. Yogyakarta: lima. Moleong, Lexy J. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Mead, George, Herbert. 1934. Mind, Self and Society: From a Standpoint of a Social Behaviorist, Ed. Charles Morris. Chicago: University of Chicago Press. Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, cetakan kesepuluh. Nimmo, Dan. 2005. komunikasi Politik, Komunikator, Pesan, dan Media. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nimmo, Dan. 2005. komunikasi Politik, Komunikator, Pesan, dan Media. Bandung: Remaja Rosdakarya. Oliver, Sandra. 2006. Strategi Public Relations. Ciracas: PT Gelora Aksara Pratama. Riswandi. 2009. Ilmu Komunikasi, Ed-1. Yogyakarta: Graha Ilmu. Ratliffe, A Sharon dan Deldee M. Herman. 1973. Adventures in the looking-Glass: Experiencing Communications with Your Self and Others. Skokie, Illinois: National Textbook. Ross, Joan Acocella dan James F Calhoun, 1990. Psikologi tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan” ed-3. Mc Graw Hill.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Richard
L
Weafer
II.
1993.
Understanding
Interpersonal
Communicatation ed-6. Harper College Publishers. Ruslan, Rosady. 2008. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, edrevisi-6. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Rakhmat, Jalaludin. 1995. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Soemitrat, Soleh & Elvinaro Ardianto. 2008. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sriwartini, Yuyu dan Dwi Kartikawati. 2009. Komunikasi Antar Pribadi: sebuah pemahaman. Mitra Sejati. Suharyanto,Her. 2005. Personal Branding: mengendalikan persepsi publik. Mingguan hidup. Thomas,
scheidel M. 1976.
Speech Communications and Human
Interactions, Ed-2. Ghenville III: Scott, Foresman & CO. Uchjana, Onong effendi. 1993. Ilmu Komunikasi: teori dan praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Yulianita, Neni. 2005. Dasar-dasar Public Relations, Pusat penerbitan Universitas (P2U) ed-5. Bandung.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
B.
Lain-Lain http://www.spgumbrella.com/2010/03/definisipengertian-promosi fungsitujuan.html www.psikologi.net. Valentine, “konsep diri”, 16 Juni 2006 http://wirawax.wordpress.com/2006/11/28/membanguncitra-diri-positif. http://informations.net/tdw/publ/papers/schutz02.html. http://intermationr.net/tdw/publ/papers/schutz02.html. http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/penelitian/116metode-penelitian-kualitatif.html Saturday, 17 January 2009
C.
HASIL WAWANCARA DAN OBSERVASI Wawancara. Bapak Rudi. Manager Event Organizer. 20 Februari 2011. Wawancara dan observasi. Diana. 29 Januari 2011 Wawancara. Nadia 4 Februari 2011 Wawancara. Nina. 6 Februari 2011 Wawancara. Widya. 5 januari 2011 Wawancara. Nunu, 6 mei 2011 Wawancara. Farah. 6 April 2011 Wawancara. Shilla. 1 mei 2011 Wawancara. Fitri, 2 Maret 2011 Wawancara. Tara, 20 Februari 2011. Wawancara. Nare. 1 Januari 2011 Observasi. Arin, 2 Maret 2011 Observasi. Mitta, 18 Maret 2011 Observasi . Jessica, 23 Februari 2011.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
TRANSKRIP WAWANCARA
1.
Perkenalan, latar belakang nara sumber? Diana : aku asli dari Jakarta. Orang tua aku tinggal di daerah bekasi barat. Aku tinggal bersama teman aku di kost daerah kemayoran. Alasanya aku ingin mandiri dengan belajar hidup sendiri dan memenuhi kebutuhan sendiri. Nadia : kalau aku sih asli Jakarta. Tapi papah aku dari bandung, dan ibu aku campuran Jakarta dengan Sumatra. Aku tinggal didaerah Jakarta timur bersama kedua orang tua dan satu kakak aku. Nina
:aku asli samarinda tapi besar dijakarta. Aku tinggal bersama ibu aku didaerah Jakarta barat.
Jessika : aku keturunaan chines. Papa aku seorang wirausaha dibidang retail. Aku tinggal di perumahan puri, Jakarta barat. Arin
:aku keturunan dari medan. mamah aku medan, ayah aku bandung, aku lahir dan beesar dijakarta. Hheeee. Ayah aku bekerja dipemerintahan, sedangkan ibu aku memiliki took kecil-kecilan dirumah.
Mita
:aku asli dari jawa. Mamah aku dari solo, dan papah aku dari madiun. Mereka tinggal dibali, sedangkan aku tinggal di daerah cileduk bersama nenek dan tante aku.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tara, :aku asli sukabumi. Aku tinggal sendiri dijakarta, sedangkan orang tua aku tinggal di sukabumi. Mereka bekerja sebagai pedagang kecil disana. 2.
boleh tau gg kamu jadi spg sudah berapa lama? Diana
:Lumayanlah, sekitar tiga tahun gitu.
Nadia
:Kapan ya? Kl gg salah sih pas masuk kuliah
Nina
:Dari tahun 2008 sepertinya
Jessika
:Kapan ya?? Aku lupa. Hheeee
Arin
:Pas masuk kuliah, Tahun 2008.
Mitta
:Lumayan, tapi aku kan jarang-jarang aja ngambil job ini.
Tara
:Sejak aku lulus sekolah. Tahun berapa ya? 2007 sepertinya
Shilla
:pas masuk kuliah, yaa sekitar tahun 2008. Jadi sudah tiga tahunan gitu yaa. Hheee
3.
gimana sih awal mulanya jadi spg? Trs kenapa gitu memilih spg freelance? Kenapa gg pilih kerjaan yang lain aja? Diana
: Awalnya sih iseng aja, abis bête juga kl cuma kuliah aja. ehh ketagihan deh karena jadi spg itu sangat menyenangkan, jam kerja dapat disesuaikan, terus uang ny juga lumayan. Hehehee
Nadia
: Pertama ikut event sih ditawarin sama temen gitu. Tadinya nggak mau, karna cape. Tapi setelah dijalanin jadi menyenangkan. Ak jd punya banyak temen, lebih mandiri, dan seru aja.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Nina
: Yaa coba-coba aja. Aku tertarik sama bayarannya, terus jam kerjanya juga fleksibel. Asik kan. Heheheee
Jessika
: Awalnya Cuma ikut-ikutan aja. Trs mau ngrasain kerja juga. lagi pula ak dirumah bosen, kebanyakan main dan senengseneng aja. Disitulah aku belajar mencari uang sendiri, lewat spg-an gini. Hehee
Arin
: Aku pengen mandiri, nggak mau ketergantungan orang tua terus. Makanya aku pilih spg freelance, karna yang aku tau, spg itu bayarannya mahal. Hehee
Mitta
: Iseng-iseng aja. Aku juga jarang. Palingan ambil job ini kalau lagi kepepet blm dapet kiriman dari oarng tua. Hehee
Tara
: Aku juga nggak sengaja jadi spg. Awalnya aku dapat informasi kerjaan ini dari temen aku, katanya spg fee nya besar. Jadi aku coba nglamar, interview, dan keterima kerja deh. Sampai sekarang aku juga masih jadi spg, lumayan buat bantu-bantu ibu dikampung. Hhehee
Shilla
: Yaa buat tambah pemasukan uang saku. Maklumlah aku anak kost yang masih kuliah, jadi masih sangat membutuhkan banyak dana. Hehehe
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4. memangnya biasa menerima bayaran berapa dari spg? Diana
: Awal-awalnya sih Rp. 100.000 perhari, tapi kalau sekarang udah biasa dapat yang Rp. 300.000 perhari. Tapi tergantung event dan eo-nya juga sih.
Nadia
: Sekitar Rp. 125.000- 350.000 perhari. Tapi tergantung eventnya juga, aku juga pernah beberapa kali dapat fee Rp. 500.000 perhari. Hehee
Nina
: Yaa beragam, kadang Rp. 200.000, 250.000, 350.000, 500.000 perhari juga ada. Yaa tergantung kita dapet nya yang mana?? Hehee. Kalau penghasilan yang lumayan sih dari jaga satn mobil. Bisa dapet Rp. 300.00 perhari, kerjanya Cuma lima jam.
Jessica
: Macem-macemlah. Biasanya sih aku dapat fee yang Rp. 300.00- 700.000 perhari, yaa kebetulan aja aku dapet event yang besar kaya gini. Hehee
Arin
: Kalau aku yaa standartlah. Nggak terlalu besar, nggak terlalu kecil. Yang penting cukup aja buat kebutuhan aku. Heheee. Yaa kalau nominalnya sekitar Rp. 170.000- 400.00 perhari.
Mita
: Rp. 170.000- Rp.400.000, itu juga kalau longshift. Heheee
Tara
: Aku mah semua model fee udah pernah dirasakan. Rp. 100.000, 125.000, 150.000, 650.000 perhari juga pernah. Heheee
Shila
: sekitar Rp. 100.000-300.000 perhari.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5. Biasanya, dengan uang segitu banyak, kamu gunakan untuk apa? Diana : yaa banyaklah, yaa bayar kuliah, belanja, seneng-seneng, yang pasti sih untuk memenuhi keinginan saya. Nadia : Untuk bayar kuliah, beli hape baru, shopping, beli make up, yaa untuk kebutuhan sendirilah. Intinya saya bisa memenuhinya sendiri, tanpa bantuan orang tua. Nina
: beli ipad donk. Hhahahaaa.. Banyak hal lah, termasuk bayar kuliah sendiri dan membantu pemasukan ekonomi mama saya. Hhheehehee,, jadi bisa madiri dehhh..
Jessica : Apaa yaa? Untuk beli mobil sepertinya. Heheee. Tapi bukan hanya itu kok, aku juga sudah bayar kuliah sendiri dari hasil event. Arin
:. Dari hasil spg saya bisa membeli apapun yang saya mau, seperti barang elektronik yang saya pakai sekarang, pakaian branded, make up, perawatan, having fun sama temen-temen, beli motor cantik, yaaa banyak deh, termasuk bayar kuliah sendiri juga. Yaa meskipun orang tua saya mampu memenuhi semuanya, tapi ada rasa kebanggaan tersendiri ketika saya dapat mencapai semuanya sendiri seperti saat ini. Sampai-sampai julukan saya dirumah berubah menjadi anak manja yang mandiri. Heheheee.
Mita
: Yang pasti sih untuk tambahan uang saku saja, maklum jauh dari orang tua. Heheee
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Shila : Yaa untuk bayar kuliah, bayar kost, memenuhi kebutuhan seharihari, yaa seperti itulah. Tara
: yaaa untuk bantu keluarga dikampung, secara orang tua aku hanya pedagang kecil dan membutuhkan bantuan aku untuk memperbaiki kebutuhan sehari-hari mereka dan biaya sekolah adik aku. Selain itu, aku juga harus mandiri di Jakarta, dengan bayar kuliah, kost dan yang lainnya sendiri. Alhamdulillah semua itu tercukupi dari hasil event.
6. Pernah gg sih kepikiran untuk bekerja ditempat lain, dalam arti tidak menjadi spg lagi? Diana : Yaa pasti donk, tapi berhubung aku masih kuliah, yaa belum kepikiran untuk pindah kerja dimana gitu. Nadia : Pastilah, tapi ya nikmatin aja dulu selama menjadi spg, kan lumayan juga. hehee Nina
: Iyalah!! Target aku pension jadi spg ketika kuliah aku selesai. Masa iya aku kuliah cape-cape Cuma jadi spg. Yaa walaupun penghasilan spg besar, tapi aku gg mau jadi spg seumur hidup. Heheee
Jessika : Iyaa donk, spg itu kan ada masanya. Kalau sekarang yaa masa menjadi spg, kalau nanti yaa masa akan menjadi pengusaha. Heheee Arin
: ada sih, tapi masih bingung. Intinya jalanin aja dulu yang ada sekarang. Kalau masalah nanti yaa dipikir nanti aja deh. Hehee
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Mita
: yaa pastii donk. Nggak banget jadi spg seumur hidup. Saying ini ijazah sarjana aku. Heheee
Shila : Iyalah. Mungkin kalau sekarang belum terlalu memikirkan hal itu juga. yaa realistis juga lah. Aku masih kuliah, belum punya waktu full untuk bekerja dikantor. Hheee Tara
: Iyaaa pastilah. Setiap orang itu pasti menginginkan perubahanperubahan yang lebih baik dalam hidupnya. Sama seperti aku, meskipun spg adalah pekerjaan yang baik saat ini, tapi untuk kedepannya aku menginginkan yang lebih baik lagi dari ini.
7. Biasanya kalau event, sehari itu berapa jam sih? Terus biasanya kamu pulang jam berapa? Diana
: Normalnya sih delapan jam. Tapi kalau longshift yaa jadi 12 jam. Kalau pulang yaa sekitar jam 9-11 malam, tapi itu kalau kita dapat jadmal masuk siang atau longshift.
Nadia
: Biasanya sih delapan jam. Tapi sekarang-sekarang ini sudah sedikit ringan tuh, sekitar enam sampai delapan jam gitu. Pulangnya sih tergantung jadwal aja, kalau masuk pagi berarti pulang sore, sedangkan masuk siang pulang malem. Yaa paling malam jam 10-11 deh..
Nina
: Paling malam sih jam Sembilan sampe jam sepuluh. Tapi biasanya kalau habis pulang event, aku dan temen-temen pada pergi lagi ke food fast, jadi pulangnya malem ded. Heheee
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Jessica
: Yaa sekitar jam 8-9 malam. Tapi kalau acara music show, bisa sampai jam 11-12 malam.
Arin
: Yaa tergantunglah. Kalau di mall mah, jam Sembilan juga sudang pulang, tapi kalau di Carrefour atau hypermart yaa sampai tutup store. Tapi itu buat yang shift siang.
Mita Tara
: Paling malem banget yaa jam 10 malam. : Jam berapa yaa,, jam Sembilan kayanya. Yang bikin aku pulang malam itu karna setelah event-nya aku suka pergi lagi sama temen-temen. Heheee
Shila
: Yaa pas tutup store, sekitar jam 10-11 malam gitu.
8. Kalau pas kalian pulang malam, emang gg takut kalau ada yang ganggu dijalan yaa? Belum lagi omongan tetangga yang nggak enak. Gmn yaa cara kamu mengatasi hal seperti itu? Diana
: Takut sih pasti. Tapi kalau pulang malam biasanya aku cari barengan juga, atau minta jemput sama pacar atau temen. Kalau masalah tetangga, yaa agak risih juga. makanya aku sekarang kost sama temen-temen, jadi gg usah khawatir dengan tanggapan tetangga.
Nadia
: Nggak juga ahh, aku kan pulang nggak sendiri. Bareng sama temen-temen yang lain. Kadang-kadang dijemput juga. kalau omongan tetangga mah ya nggak ngrti deh aku. Kebetulan aku juga tinggal dikomplek, jadi nggak begitu kenal dengan tetangga. Hehehee
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Nina
:
yaa agak risih juga sih, tapi mau gimana lagi, itu tuntutan
kerja. Kalau masalah tetangga, yaa sama risihnya. Cuma aku cuek aja. Aku kan kerja, bukan yang macem-macem. Jessica
: Yaa nggak ahh, aku juga kan sudah biasa pulang malam kalu main sama teman-teman. Terus aku juga bawa kendaraan sendiri, jadi nggak terlalu khawatir. Kalau tetangga, aku gg tau deh komentar mereka, jarang ketemu. Hheee
Arin
: Awalnya sih takut, tapi karna terbiasa jadi nggak takut lagi deh. Aku juga kan kalau pulang yaa sama temen aku naik motor, jadi gg terlalu khawatir banget. Kalau masalah gunjingan tetangga, yaa lumayan risih. Apalagi kalau mereka Tanya aku dari mana dan kerja dimana? Huhh malessss jawabnya. Heheee
Mita
: Kalau aku tahu jalan, yaa gg terlalu takutlah. Biasa aja. Masalah tetangga mah saya tidak terlalu perduli lah, pusiiing. Hehehee
Shila
: Lumayan takut, tapi karna udah biasa yaa cuek aja. Lagi pula biasanya aku dijemput kalau pulang malam. Dan berhubung aku kost, jadi aku gg khawatir dengan masalah omongan tetangga. Heheee
Tara
: Awalnya sih takut, apalagi saat itu saya baru tinggal di Jakarta. Tapi lama-lama aku terbiasa dan tidak terlalu takut,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
mungkin karna terbiasa itu dan aku juga sudah punya banyak teman di Jakarta. 9. Pernah gg sih mendengar pandangan-pandangan yang negative dari masyarakat? Kalau iya, bagaimana tanggapan kamu tentang hal itu? Diana
: Pernah sih, tapi Cuma sekedar pertanyaan aja dari temanteman aku, seperti “loe kok mau sih di jd spg?spg kn imagenya rendah, emg lo egg khawatir”? menanggapi hal itu, yaa aku santai saja. Toh yang dipandang rendah itu kn pekerjaanya, bukan aku-nya. Lagi pula spg itu Cuma sampingan buat aku, karna aktivitas aku yang sebenarnya yaa kuliah.
Nadia
: Pernah lah, malahan dari costumer sendiri. Saat itu aku event otomotif di kemayoran, aku pernah ditanya gini “jadi spg uang nya banyak ya?aku jawab yaa lumayan. Terus dia Tanya lagi “banyaknya dari mana?aku jawab, yaa dari kerjalah. Kemudian pertanyaan terakhir muncul “kalau dapat uang yang lebih banyak dari saya, mau gg? Saya bisa berikan apapun yang kamu mau”. Huhh mendengar seperti itu, aku emosi banget. Yaa udh aku pertegas seperti ini aja “maaf yaa om, saya ini bekerja sebagai spg secara proforsional. Kalau masalah uang, saya tidak kekurangan, karena uang saya sudah cukup. Kalau saya mau yang lebih banyak lagi, saya tinggal bilang sama papah saya yang mungkin memiliki uang lebih banyak dari om. Terima kasih buat tawarannya”. Kemudian saya tinggalin aja
http://digilib.mercubuana.ac.id/
orang itu. Aku juga pernah tuh ditawarin duit 10jt, hhemmm aku tegasin aja “saya ini bekerja proporsional, menjual produk, bukan menjual diri. Huftttt sebel dah rasanya kalau ketemu sama orang kaya gitu.. Nina
: Pernah. Bahkan kalimat itu aku dengar dari ibu aku sendiri. Ibu ku agak khawatir ketika aku menjadi spg. Menurutnya, spg itu kebanyakan tidak benarnya, daripada yang benarnya. Dan macam-macam deh yang ia bilang. Kemudian aku coba memberikan pengertian aja, bahwa spg itu pekerjaan yang sama dengan yang lainnya, semua tergantung dari individunya masing-masing. Sekarang sih ibu aku sudah percaya bahwa spg itu tidak seperti yang dirinya fikirkan, ketika aku berhasil membuktikan seperti yang aku katakana.
Jessica
: Iya pernah. Tapi yaa biasa aja. Aku bukan tipe orang yang pusing dengan pendapat orang lain. Hal itu hanya mengganggu aja. Heheee
Arin
: Ya sering banget. Ntah dari teman kampus, teman rumah, yaa banyaklah. Saya sih santai aja, karna menjalani spg dengan baik dan wajar. Lagipula mereka itu hanya bisa menilai tanpa merasakan langsung bagaimana menjadi spg. Kalau tau juga mereka tidak akan berpendapat demikian, karna kenyataanya spg itu pekerjaan yang sama dengan yang lainnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Mita
: Pernahlah, dari pacar aku sendiri. Hheee. Tapi yaa gitu, aku cuek aja.
Shila
: Pernah. Yaa mau gimana lagi, itu kan pendapat mereka. Yang menjalani dan yang tahu seperti apa pekerjaan spg yaa kita sendiri. Jadi santailah. Hheee
Tara
: Pernah sih. Tapi aku mah nggak mau ambil pusing dengan hal itu. Hal itu hanya membuat aku jadi tidak tenang kalau bekerja. Jadi yaa enjoy aja. Heheee
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10. Nah, sekarang kamu sudah tahu neh pendapat masyarakat tentang spg, hal itu berpengaruh nggak sih sama image diri kamu? Diana
: Nggaklah, itu kan image spg, bukan image Diana. Heheee
Nadia
: Sedikit, karna kalau ada orang yang aku kenal melihat aku menjadi spg, dia bisa saja berpendapat sama bahwa aku sebagai spg adalah seseorang yang tidak baik sama seperti pekerjaanya. Tapi yaa mau gimana lagi, yang penting saya melakukan yang terbaik saja.
Nina
: Yaa sedikit pengaruh juga sih. Apalagi kalau teman-teman kampus ngeledikin aku. “Ihh nina jadi spg, pasti sering jalanjalan keluar negri” itu ledekan yang sering aku dengar dari teman-teman, karna mereka berfikir, spg bisa diajak jalan kemana saja. Males juga sih dengernya, walaupun mereka juga tahu kalau aku tidak seperti itu.
Jessica
: Nggak ahh, aku yaa aku.. spg yaa spg.. aku memang spg, tapi spg bukan aku. Aku juga tidak bisa menyangkal kalau spg ada yang tidak benar. Sedangkan aku adalah spg yang tidak semikian.
Jadi
saya
tidak
bida
menyangkal
pendapat
masyarakat juga. so,, aku cuek saja!! Arin
: Yaa pengaruh juga lah. Apalagi aku kan tidak seperti yang dikatakan masyarakat, tapi malah kena imbasnya..
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Mita
: Yaa pengaruh juga sih. Soalnya gara-gara image spg yang negative itu, orang-orang terdekat saya jadi khawatir kalau saya bekerja spg, yaa walaupun kenyataanya tidak demikian.
Shila
: Yaa gimana yaa, pengaruh juga sih. Kasian juga kan spg yang benar-benar baik tapi di judge seperti itu? Apalagi spg yang menyimpang itu kan sangat jarang sekali, tetapi gossip negatifnya berlaku untuk seluruh spg.
Tara
: Yaa jelas pengaruhlah. Apalagi saya menafkahi orang tua saya dengan hasil dari spg. Kalau sampai mereka tidak percaya saya karena pendapat masyarakat yang salah tentang spg, alhasil orang tua saya tidak akan membiarkan saya bekerja sebagai spg dan tidak akan mau menerima uang dari saya.
11. Kalau saat kamu menjadi spg dengan pergaulan diluar, ada gg sih perbedaan dari kamu berkomunikasi ataupun melakukan pendekatan dengan orang lain? Diana
: Yaa kalau lagi event, biasanya kita menyesuaikan diri dengan orang lain, mulai dari cara berkata, bersikap, dan berprilaku. Tapi kalau diluar itu, yaa seperti biasa kita bergaul. Tidak ada yang membedakan prilaku dengan teman yang satu dan yang lainnya.
Nadia.
: Yaa biasanya sih dari cara bicaranya aja yang membedakan. Biasanya kalau ditempat event, saya berkata lebih sopan, halus, dan lembut. Karna kita disana bukan hanya berhubungan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dengan satu kalangan, melainkan berbagai kalangan, mulai dari kalangan atas, menengah, hingga yang bawah. Nahh, kalau saya samakan dengan saat saya bersama teman-teman, yang ada costumer menganggap kita sebagai spg yang tidak memiliki banyak pengetahuan. Nina
: Yaa pastinya ada. Kalau ditempat event, saya tidak bisa berbicara asal, sembarangan, ataupun tertawa lepas seperti saya saat bersama teman-teman.
Jessica
: Yaa pasti, tapi tidak banyak. Mungkin kalau bicara dengan costumer yaa kita seperti berdiskusi tentang satu hal sesuai denga kebutuhan. Bedakan kalau lagi sama teman-teman, apapun kita obrolin. Heheee
Arin
: Ya beda donk. Kalau sama costumer, saya harus berpura-pura. Meskipun keadaan sedang tidak enak, saya harus terus berusaha bersikap baik, manis, dan ramah. Kalau sama tementeman, yaa tergantung mood. Kalau lagi enak, ya enak, kalau lagi nggak enak, yaa bisa kita ungkapkan secara langsung. Tidak harus berpura-pura seperti saat event.
Mita
: Iyaa beda. Kalau lagi event saya jadi sedikit lebih sopan dan tidak bisa melakukan sesuatu sesuka yang kita mau. Kalau diluar itu, kita bisa melakukan apa yang kita inginkan.
Shila
: Yaa beda-lah. Kalau bicara sama costumer, saya liat-liat dulu orangnya. Kalau terlihat ramah, saya bisa lebih berani
http://digilib.mercubuana.ac.id/
mengobrol denganya. Tapi kalau keliatan jutek, biasanya saya agak takut dan hati bicara dengannya. Intinya kita lebih menyesuaikan aja. Kalau sama teman yaa, seperti biasanya aja. Tara
: Ada, tapi tidak mendominasi, mungkin karena saya pada dasarnya selalu berbahasa lembut sama siapa saja. Jadi perbedaan itu tidak terlalu gimana gitu. Hehehee.
Widya, February 2 at 12:57am Aku Widya Ayu Ningsih lahir di Jakarta 19 tahun lalu, aku di lahirkan dari keluarga sederhana dan tidak seperti mereka yang selalu merasakan indahnya kehidupan, aku merasa tak mampu membeli sebagian apa yang aku inginkan. Hingga pada akhirnya aku mengenal dunia SPG ketika aku lulus sekolah kejuruan di daerah Depok, dan kebetulan aku langsung di terima oleh sebuah perusahaan rokok termuka sebagai SPG ketika aku baru sebulan lulus dari sekola kejuruan tersebut dan melamar di perusahaan tersebut tanpa di bantu agency, intinya aku melamar sendiri dan berhasil. Selanjutnya setelah itu aku juga selalu menerima berbagai tawaran dari agency yang sudah mengenalku pada sebuah event, entah sebagai SPG telepon seluler, bank maupun automotive. Pengalaman aku selama menjadi spg sangat berkesan. Dan hal yang sangat berkesan bagiku adalah ketika menjadi SPG event dalam acara pergelaran musik, karena dari situlah aku juga mengenal seorang pria yang pernah aku cinta dalam hidupku. Kalau motif utama saya menjadi spg freelance yaa nggak munafik, pasti karena jumlah uang yang lumayan besar dan memperluas jaringan kerja juga.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Karena dengan meluasnya jaringan, saya bisa mendapatkan uang lebih banyak lagi dari pada penghasilan spg. Kalau penghasilan spg yaa Cuma bisa untuk bayar kost dan kebutuhan sehari-hari. Tapi kalau diluar spg yaa bisa untuk semuanya, seperti perawatan,bayar kuliah, beli mobil, hang out sama temen-temen. Secara hal-hal seperti itu kan membutuhkan modal besar, kalau Cuma spg aja yaa prosesnya lama dan membutuhkan penghematan luar biasa.hheheeee Banyak hal yang aku lakukan ketika menjadi seorang SPG, di samping seru-seruan bersama teman-teman satu team, aku juga sering merasa BT karena ketemu dengan konsumen yang buat kita tidak enak hati. Biasanya, aku mewarkan produk kepada konsumen yang aku nilai mampu membeli atau terlihat mampu, tak jarang di dalam penawaran itu aku ketemu konsumen yang nakal, ada yang colek lah,, malahan ada yang berani minta tidur bareng segala. Awal mulanya aku selalu menghiraukan dan cuek saja. Namun, ketika aku mengalami masalah dalam keluarga, yaitu tiba-tiba ayahku terlilit hutang besar dibank, dan berawal dari situlah aku mulai mencoba berhubungan dengan konsumen yang mengajak aku jalan, bahkan sampai bermalam bersamanya. Awalnya aku sangat berat dan tidak terima telah diperlakukan seperti itu, tapi hanya dengan cara ini aku dapat membantu melunasi hutang ayahku. Kalau hanya dengan gaji spg yang jumlahnya 3000.000 perhari, itu sangatlah mustahil. Karena aku juga harus membayar kuliah dan memenuhi kebutuhan diri aku yang juga sebagai salah satu syarat menjadi spg, yaitu beauty. Terjun menjadi spg plus-plus tidaklah mudah bagiku, walaupun aku tau sebelum aku melakukan itupun aku bukanlah wanita perawan lagi. Namun tetap
http://digilib.mercubuana.ac.id/
saja, naluri perempuan pasti akan terasa perih ketika ia menyadari bahwa apa yang dilakukan tidak sewajarnya dilakukan. Apalagi hasil dari apa yang aku lakukan ini untuk keluarga aku. Wahhh menyedihkan jika diingat-ingat, aku telah memberikan uang yang tidak halal untuk keluargaku. Tapi jika aku tidak nekat seperti itu, kapan aku dapat melunasi hutang-hutang ayahku yang jumlahnya milliaran rupiah?? Oiiyaa,, biasanya aku dapat klien itu dari kawan-kawan juga sesama SPG atau kadang agency nya sendiri yang membantu kami mendapatkan tamu. Darisitu juga kami melakukan perjanjian-perjanjian, seperti jumlah bayaran yang akan mereka berikan kepada saya. Biasanya kalau bayaran itu tergantung klien’nya sendiri juga, kadang ada yang memberikan 1,5 juta tiap short time. Positifnya, spg juga telah mengajarkan aku banyak hal, seperci cara beradaptasi dengan cepat akan situasi yang serba dadakan, dan menyesuaikan gaya bicara dengan berbagai criteria. Dalam berbahasa aku juga menyesuaikan, tidak sembarang aku bicara seperti dengan teman-teman sesame spg ataupun dikampus. Kalau denga konsumen, biasanya aku selalu memainkan rambut dan selalu senyum agar aku terlihat lebih rilex. Namun jika bersama klien, aku lihatlihat lagi orangnya. Jika memang mendapati yang ganjen, aku selalu berbahasa manis-manis biar dia terpancing dan aku mendapatkan uang lebih banyak lagi.hheheee
Nunu, 6 Mei 2011 Aku nunu, aku kuliah di salah satu universitas swasta dijakarta. Selain kuliah, aku juga bekerja sebagai spg event. Untungnya keluarga saya tidak
http://digilib.mercubuana.ac.id/
memiliki pandangan yang negative tentang spg, yaa walaupun ayah saya bekerja di salah satu eo daerah bintaro sebagai manager, ia tidak punya pemikiran negative ketika saya memutuskan menjadi spg. Mereka sih hanya berpesan agar saya menjadi spg yang baik-baik saja tanpa melakukan hal yang aneh-aneh. Karna dukungan mereka, akhirnya sampai saat ini saya bekerja sampingan sebagai spg. Saya menilai diri saya sebagai anak yang mandiri, tidak perduli sama penilaian orang lain, intinyaa percaya diri aja. Walaupun ada beberapa yang beranggapan jelek tentang saya, hal itu tidak membuat saya menilai yang serupa dengan mereka pikirkan. Ketika saya lolos sebagai spg rokok djarum, ada yang bilang sama saya “loe kasih apa tuh pewawancara sampai loe masuk jd spg djarum” aku sih jawab santai aja, yaa itu sih karena aku memiliki standarisasi fisik yang dianggap cocok untuk menjadi spg djarum. Seandainya mereka mengalaminya sendiri, pasti mereka juga tidak akan menilai seperti itu, karena pada kenyataan memang setiap spg rokok yang lolos itu murni karena fisik nya yang memenuhi standarisasi, bukan karena kita memiliki hubungan yang lebih jauh dengan orang bersangkutan. Aku sih paling sering jadi spg rokok, selain fee-nya besar, aku juga bisa bekerja sambil santai, seperti mencuru-curi waktu makan bakso dijalanan saat jam kerja, kenal banyak orang, terus nggak ngebosenin karena kita event-nya di luar area gitu. Biasanya, setiap selesai event, saya dan temen-temn yang lain, termasuk team leader (TL) mampir dulu deh ketempat karaoke ataupun club. Heemmmm serru banget deh. Buat saya, menjadi spg itu seru dan menyenangkan. Disamping itu, saya juga bisa berbagi pengalaman dengan yang lainnya, termasuk dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
orang yang datang ke booth. Nah, dari situlah saya juga mengenal orang baru, tukeran no hp, dan bertemu dilain waktu. Itu termasuk dalam kesenangan juga lho, hhheeee. Awalnya sih saya Cuma ingin tahu aja, apa sih yang dirasakan teman spg saya ketika berhubungan dengan customer diluar?? Setelah saya tahu, ternyata hal itu memang menyenangkan. Tapi saya melakukanya bukan hanya semata-mata demi uang. Hanya untuk kesenangan dan rasa penasaran saya. Kalau Cuma uang mah saya juga bisa minta saya papah ataupun pacar saya yang memang benarbenar sanggup memberikan apapun yang saya inginkan. Tapi itu semua tidak berlangsung lama kok, sekarang saya sudah menyudahi semuanya, melainkan fokus pada event biasa, kuliah, dan pacar. Kalau dipikir-pikir, kasian juga pacar saya diperlakukan seperti ini terus sama saya. Hehheeee dan saya juga nggak mau kalau sampai orang tua saya tahu dengan apa yang saya lakukan saat menjadi spg, secara mereka selalu mengingatkan aku kalau jadi spg jangan pakai seragam yang seksi-seksi, jangan nakal, padahal aku memang seperti itu.. heheheeee Oiiiya lupa aku bilang, aku itu kalau bertemu dengan konsumen yang aku certain tadi, Cuma untuk seru-seruan aja lho, nggak sampe tidur bareng ataupun bermalam dengannya, karena aku juga bertemu nggak sendirian, tapi sama tementemen yang lain juga. Tapi kalau mau cerita yang seperti itu, aku ada ceritanya temen aku neh. Lagipula nih, spg plus-plus mah sudah keliatan deh, terlihat dari gaya berpakaiannya yang over, omongannya yang tinggi, agak sombong, biasanya warna rambutnya itu seperti warna singa, kaya klarisa dan kawan-kawannya itu. Hahahaaa.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pernah aku ikut karoke bareng dia dan om-nya itu, waduhhh kaget deh pas melihat apa yang mereka lakukan. Bukan Cuma itu, dia juga sering check in berdua dan kadang sama orang yang beda-beda gitu. Setau aku sih, klarisa emang seneng sama yang seperti itu. Dia melakukannya bukan karena mencari uang, karena dasarnya dia emang tajir banget, tapi dia Cuma seneng-seneng aja. Biasalah, orang kalau sudah kebanyakan uang, jadi suka aneh kelakuannya. Hahahaaa Cerita yang kedua, namanya rossa. Wahh yang ini mah spg kelas kakap ijo. Hahahaa. Dia ini orangnya alim banget, meskipun dia spg juga, tapi pakaiannya sopan dan sikapnya lemah lembut. Kalau dirumahnya, dia terkenal baiknya dan lugunya. Mungkin orang-orang sekitar rumahnya tertipu dengan penampilannya itu. Padahal kalau lagi event neh, dialah yang paling hebring diantara kita-kita. Dari ujung rambut sampe ujung kaki dihias semua dengan make-up, sampai aku juga pangling ngliatnya. Maklumlah, spg. Heheee Dia juga agresif loh sama custumer-custumer, maksudnya aktif gitu deh. Istilahnya, bukan hanya mulutnya yang berbicara, melainkan seluruh anggota tubuhnya juga ikut berbicara. Nah setiap dia kenalan sama konsumen, biasanya setelah event dia pergi entah kemana bersama kenalannya itu. Menurutnya, dia melakukan ia hanya untuk menghilangkan rasa bosanya dari rutinitas kuliah dan kekangan dari keluarga dan pacarnya. Dia memang berasal dari keluarga tajir, yang aku tau dia jadi spg tanpa ada keluarganya yang tahu. Mungkin dia senasib juga kali yaa sama aku, berawal dari rasa penasaran dan rasa ingin tahu, dan akhirnya ketagihan. heheheee
http://digilib.mercubuana.ac.id/
FARAH, 6 April 2011 saya jadi spg sudah lumayan lama juga, sekitar 3 tahun deh. Awalnya saya bekerja didaerah sudirman, karena saya merasa bosan dengan lingkungan, pekerjaan, dan gaji yang terima ditempat kerja, akhirnya saya memutuskan untuk resign. Pertama saya mengenal dunia spg itu dari teman saya yang bernama gisella. Dia selalu cerita bagaiman menyenangkan jadi spg seperti dirinya. Dulu sih saya cuek aja, karna menurut saya spg itu kan pekerjaan yang dipandang sebelah mata oleh masyarakat, apalagi spg freelance gitu, imagenya juga gg bagus. Tapi karena rasa penasaran dan ingin tahu, saya mencoba untuk ikut gisel interview spg helm. mendengar gaji yang sangat besar, yaitu RP.250.000 per hari, saya jadi semakin tertarik untuk ikutan. Ternyata saya lolos screening dan kontrak selama sebulan full untuk event di PRJ dalam acara ultah Jakarta. Ternyara spg memang pekerjaan yang menyenangkan seperti yang dikatakan teman saya gisel. Selama sebulan saya mendapatkan banyak pengalaman menarik dalam hidup saya. Selain jam kerja yang tidak terasa, hiburan dari sesama spg pun saya rasakan. Kesenangannya memang tiada henti, tetapi tergantung kita menjalaninya. Setelah banyak bertemu dan mengenal orang dengan berbagai criteria, saya mengenal teman yang sekarang jadi sahabat saya, yaitu dina. Saya juga mengenal dunia berbeda dari kehidupan saya sebelumnya. Dengan dia saya dikenalkan oleh teman-temanya dari berbagai usia. Saat itu saya mencoba hal yang lebih jauh, yaitu menjalani kehidupan yan serba bebas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Suatu ketika saya dikenali dengan laki-laki yang usianya sekitar 37 tahun. Dia pula yang selalu memenuhi kebutuhan saya, mulai dari bayar kost, kesenangan, dan juga uang. Bodohnya aku terhanyut dengan hal itu, hingga aku mengikuti keinginanya, termasuk tidur bersama dia. Aku tau, dia sudah menikah, tetapi dengan kebaikannya membuat aku jatuh cinta dan memberikan juga apa yang diinginkannya itu. Tetapi itu hanya berjalan mencapai setahun. Karena aku meresa itu terlanjur terjadi, ibaratnya aku sudah terlanjur masuk kedalam situ, jadi saya lanjutkan saja. Nahh, ketika saya event dan berinteraksi dengan orang-orang, saya mulai memilih siapa yang akan menjadi target sasaran saya berikutnya. Yang memudahkan saya mendapatkan link itu, biasanya orang-orang datang ke booth ada yang suka genit dengan meminta nomer hape. Kalau saya rasa cocok, saya kasih dan bertemu lagi setelahnya. Dari situ juga saya mendapatkan kesenangan baru dengan orang baru.
FITRI, 2 Maret 2011 Saya fitri, saya menjadi spg sudah lumayan lama ya, sejak tahun 2005. Awalnya saya lagi makan di mall, dan kemudian ada om-om yang menghampiri saya. Sempet merasa takut juga sih, dikira ada ap gitu. Ehh ternyata dia nawarin saya pekerjaan, yaitu spg engan fee Rp. 100.000 perhari. Saya dikasih kartu nama dan disuruh dating kekantornya didaerah duren sawit Jakarta timur. Bersama teman-teman, saya datang dan interview. Tidak lama kemudian dipanggil untuk event XL ke kantor-kantor gitu. Lumayan cape juga sih, tapi menyenangkan. Awalnya saya gugup, mungkin karna belum terbiasa kerja seperti itu dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
berbicara didepan banyak orang. Tapi lama kelamaan saya mulai terbiasa dan terus mencari event lain dengan tawaran fee yang lebih besar. Pengalaman menarik selama event ya banyak, selain bertemu dengan orang baru, banyak teman, saya juga pernah kenal sama orang yang pernah jadi pacar saya. Dulu sih saya hampir mau menikah dengannya. Tetapi gagal hanya karena orang tuanya yang tidak setuju karena pekerjaan saya sebagai spg. Menurut ibunya, pekerjaan saya itu tidak baik, selalu berpakaian sexy kalau lagi kerja. Padahal saat itu saya masih event yang dasar-dasar. Maksudnya, seragam yang saya gunakan standart aza. Tapi susah sih, kalau orang sudah memiliki penilaian yang jelek terhadap sesuatu ya susah dirubah. Saat itu saya merasa terhina dan sakit hati sekali atas penilaian tentang diri saya yang salah. Saya merasa hidup ini tidak adil. Masa orang itu dinilai berdasarkan pekerjaanya, bukan karena akhlaknya. Saya pun nyaris tidak mau jadi spg lagi dan ingin melanjutkan kuliah saja. Setelah saya fikir-fikir, buat apa saya capek-capek mengurusi hal yang menurut saya merugikan diri saya. Disitu saya mengambil keputusan untuk tetap event dan tidak kuliah. Mungkin juga karena saya sudah males belajar. Hheeeee Saya sampai saat ini masih belum kepikiran untuk bekerja kantoran. Karena menurut saya menjadi spg uangnya lebih banyak dari pada pekerja kantoran. Sekarang aja saya sudah pernah mendapat fee Rp. 1.000.000 perhari dari event. Coba deh fikir, mana ada pekerja kantoran yang punya penghasilan sebesar saya.. hhhaaa sombong dikit ahh. Heheee. Bukti lainnya, selama saya menjadi spg, saya bisa membeli yang saya inginkan, termasuk usaha butik kecilkecilan yang saya jalanin sekarang. Lumayan juga kan, event sambil jual
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dagangan sama temen-temen. Hheheee. Yaa meskipun kkhawatiran masa lalu masih tersimpan dalam hati, saya berdoa saja sama tuhan agar melindungi dan memberikan yang terbaik untuk hidup saya.
NARE, 1 Januari 2011 Saya jadi spg sejak tahun 2004. Awal saya menjadi spg itu mendapat bayaran Rp. 75.000. waktu itu saya event minuman UC1000. Huhh cape minta ampun. Saya harus keliling tempat makanan, udah kaya pedagang asongan. Hehee. Saya inget banget awal saya event itu di roti bakar edi dan blok S. huhh saat itu jiwa dan fikiran saya berperang melawan rasa cape dan gengsi. Tapi semua terkalahkan dengan niat dan tekad yang murni dari dalam hati. Syukurnya itu tidak berjalan lama. Saya langsung ditawarin event lain dengan bayaran Rp. 125.000 perhari. Waah saya fikir itu peluang besar untuk saya. Karena pada jaman itu saya rasa uang segitu sudah lumayan yaa. Dari situ juga saya belajar menjadi MC, mulai memberanikan diri bicara dan narsis sendiri dengan mic ditangan saya. MC telah menjadi pekerjaan saya selain spg. Dimana ada job keduanya, saya langsung ambil. Nahh, pas tahun 2008,, saya mulai mencoba untuk mencari spg yang dibutuhkan oleh eo dimana saya bekerja. Itu pun peluang lagi buat saya. Dimana saya mendapatkan royalty dari spg yang saya bawa. Misalnya, Fee satu spg itu Rp. 200.000, kemudian saya share kepada temen-temen spg dengan fee
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Rp.150,000- Rp. 175.000. lumayan kan buat tambahan. Hingga pada saat ini saya terus bertahan untuk menjadi MC sekaligus coordinator. Kalau pengalaman menarik selama event ya banyak yaa. Seperti perkembangan karir
misalnya. Yaa seperti yang sudah saya ceritakan. Banyak temen juga,
banyak uang juga, dan yang paling penting, saya menemukan jodoh saya disitu juga, heheee. Saya kenal taufan, awal tahun 2008 pas saya masih menjadi spg rokok. Kebetulan taufan iru account executive di EO saya. Nah mulailah ngobrol dan menemukan kimestry. Dan akhirnya saya menikah awal tahun 2011. Bersyukurnya, saya tidak mengalami hambatan dikeluarganya taufan maupun dikeluarga saya akan pekerjaan saya ini. Alhammdulillah semuanya memberi dukungan kepada saya. Jadi gg pengaruh tuh tentang image negative spg didiri saya. Lagi pula, kita itu gg bisa menilai seseorang berdasarkan latar belakang pekerjaanya. Banyak juga kan yang bukan spg tetapi pekerjaanya menyimpang. Yaa menurut saya, itu gg adil dan gg selayaknya yaa seseorang termasuk saya dinilai negative karena pekerjaanya menjadi spg. Karena yang membedakan status seseorang itu bukan dari pekerjaanya, melainkan cara dia menjalankan pekerjaanya itu.
DOKUMENTASI
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Forum mengenai spg Posted: Juni 7, 2007 Banyak orang yang memandang rendah kerjaan sebagai SPG. Bahkan yang sudah berpandangan positif pun, pada dasarnya masih undervalue pada profesi yang satu ini. Padahal pada kenyataannya, terutama pada beberapa perusahaan, ujung tombak perusahaan yah sudah jelas, ndak jauh jauh lagi, ya tentunya para SPG ini lho. Penampilan menarik, ramah, dan upayanya untuk bersapa ria dengan semua kalangan, terutama yang profilnya merupakan target market produk mereka seringkali disalah artikan sama sekali. Siapa bilang coba, bangsa kita adalah bangsa yang ramah. Lha, wong masih suka kagetan begitu. Begitu ada yang manis manis beramah tamah ria, yang muncul malah piktor – alias pikiran kotor Bahkan dari kalangan ibu yang berusaha menghargai, masih undervalue, “SPG ada yang sholehah, lho …” Weikkks. Kasian amat dikau, SPG … Dari piktor sampai memandang rendah begini kan sejatinya justru perwujudan dari suatu bangsa yang tidak memahami arti keramahtamahan toh ya ? Iya apa iya, hayooo ?
Dalam rangka membersihkan nama SPG, sebenarnya kerjaan
mereka apa toh, ya ? Kita baca lagi, ramai ramai … Ini ilustrasi contohnya dari teman. Jadi bukan angka dari perusahaan tertentu sih ….
http://digilib.mercubuana.ac.id/
zaenalanita: ehh say,, km lg gg event? tia: Aduh say.. Q mls bgt event. Lg Sbuk ngrus diri aza ni. Knpa ada event?? zaenalanita: ohh enakan fotto yeee,, duittt ny kenceeeeng. heheheee zaenalanita: say,, km kok mauu ciii jd spg???? kn spg image ny jelekkk tauuu tia: Q spg event cma buat iseng2 aza say, Dari pada kosong zaenalanita: km gg khawatir sama pandangan masyarakat tentang spg? tia: Gg beb yg pnting q gg kejerumus .. Dan q gg mau ambil pusing zaenalanita: hhheee,, baggusss'lh. tp km pernah gg sih ngrasa risih kl lg spg‐an?? tia: Prnah lah .. Tpi ∂ï bwa enjoy aza zaenalanita: iyaaa cii,, ak jg gittu, yg penting kn kita gg seperti yg orang lain kira.hehheee zaenalanita: tp km pernah bermasalah gg sama pacar karena kerjaan spg? biasa ny kn para cow kurang suka kl pacar ny spg.. hehheee tia: Gg beb dia kan tw apa yg q krjain slagi gg msalah ma dia . Dia setuju. Cuali yg dia gg ska zaenalanita: kl keluarga ny gmn??? ad komen gg sm kerjaan spg? tia: Klo q si gg .. Yg pnting pakean na wajar. Kluarga msh stuju. ∂Ķυ kn cma isng2 aza spg zaenalanita: iyaa yaa,, iseng2 dapet duitt banyakk. hheheeheee zaenalanita: tp menurut km spg itu menyenangkan gg siii? tia: Mnyenang kn. Qm kaya wartawan aza ni Nanya na hahaaa zaenalanita: hhehee,, ak seneng az tanya2 seputarr spg zaenalanita: ak mau buktikan sm masyarakat kl spg itu gg seperti yg mereka bilang zaenalanita: bettuuullll tidakkkk??? hehheeee tia: Betul betul zaenalanita: ehh say, km asli mana cii?? kok mirip chiness ya/hehehe tia: Papah q cina ..Mamah q arab btawi, Jdi gini de hasilna zaenalanita: behhhhhh,,,,, repottt amattt yaaaa. Hehheeeee. tp km muslim? tia: Muslim lah say. Kn papah da msuk islam zaenalanita: bbepp bepp km setuju gg sama pandangan masyarakat tentang pekerjaan spg itu negatif? tia: ʼnƍƍɑªĸ lah.. Gg smua spg jelek ko zaenalanita: bagussss,,, km berarti pro sm pendapat ak. trs pendapat km tentang cerita masyarakat yg katanya spg itu jelek "negatif", gmn? tia: Angap aza angin brlalu, Yaudah kita ktmu aza biar έnªĸ qm nanya na zaenalanita: waahhh kpn?? kamuuu sibukkk mulluuu ciiiii,, aplg nti kl ak kenalin sm ftgrfer majalah itu.. hheheheee
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Personal Particulars Jl. Pesing kedoya Rt 011/01 no 16 jak-bar
08988766984/ 02151317697
[email protected]
August 15, 1988 – Moslem
160Cm – 42Kg
Self Descriptions Ambitious, Result-oriented, Creative, Innovative, Communicative, Discipline Smart Work, Friendly, active communications, commitment
Educations Background 2007
Public Relation
- Mercu Buana University
2003 ~ 2006
Secretary
- SMK Ibu Pertiwi 2
2000 ~ 2003
- SMPN 197 Jakarta
http://digilib.mercubuana.ac.id/