77
DAFTAR PUSTAKA
Al Rise and Jack Trout, Positioning, The Battle for Your Mind, Edisi 20th Anniversary. Salemba Empat.2002 Berger, Arthur Asa. Media and Communication Research Methods. Sage Publication, London.2000. Bungin, Burhan. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta, PT Raja Grafindo, 2007 Eric Berkowitz, Roger A. Kerin dan William Rudelius, Marketing 6th Edition, Irwin/McGrawhll, 2000 Fandy Tjiptono. Manajemen Strategi Merek,ANDI. Yogyakarta. 2011 Frank Jefkins .Periklanan.Erlangga.Jakarta, 1994.Halaman 28-29 Freddy Rangkuti. Strategi Promosi yang Kreatif & Analisis Kasus Integrated Marketing Communication. PT Gramedia Pustaka Utama.2009. George E.Belch, Michal A. Belch Advertising and Promotion An Integrated Marketing Communication Perspective, Sixt Edition. The McGraw-Hill. 2003. Kotler, Amstrong, , Dasar – Dasar Pemasaran, Jakarta; Intermedia.1992. Kriyanto, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Kencana Prenada Media Group, Jakarta 2008. Masduki, Menjadi Broadcaster Professional. Yogyakarta, Puspita Populer, 2004 Moleong, J Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Rosda.2004 . Penulisan Panduan Skripsi. Rosda, Jakarta.2007. Morissan, M.A. Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio & Televisi. 2008. Nana, Syaodih Sukmadinata. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. PT Remaja Rosadakarya,.2006. Natsir. Metode Penelitian. Jakarta. 2003. Onong Uchjana Effendy. Radio siaran teori dan praktek.1991
78
Philip Kotler dan Gary Amstrong. 1996. Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi V. Jilid 2. Jakarta. Intermedia. Reinald Khasali. Manajemen Periklanan (Konsep dan Aplikasinya di Indonedsia). PT Pustaka Utama Grafiti. Jakarta. 1995. . Membidik Pasar Indonesia. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta 2005 Robert K Yin. Studi Kasus : Desain dan Metode, Jakarta. Raja Grafindo.2004 Ruslan, Rosady. Metode Penelitian Public relations & Komunikasi , Raja Grafindo Persada, Jakarta. 2003 Rusman Latief & Yustiatie Utud. Kamus Pintar Broadcasting. Yrama Widya.2013 Scott M. Cutlip, Allen H.Center, Glen M. Broom, Effective Public Relations, Eight Edition, Prentince Hall International Inc.2000 Stephen P.Robbins, Organization Theory: Structure, Design and Application Wimmer,D.Roger.,Joseph R.Dominick, Mass Media Research: An Introduction, Ninth Edtion, Wadsworth, 2011
Jurnal : Denzin, Norman K and Lincoln, Yvonna.S, The Sage Handbook of Qualitative Research – 4th Ed.SAGE Publications, Inc. Denzin, Norman K and Lincoln, Yvonna.S. Strategies of Qualitative Inquiry. SAGE 20013. Leland
Campbell;Gul T, Butaney, The Journal Marketing;1996;13;2: Banking Information Source
of
Consumer
Shakhshir, Ghassan. “The Positioning Alaysis of Premium Food Brands in the Romanian Market”. International Journal of Ecnomics Practices and Theories, Vol.4, No.2, 2014, Special issue on Marketing and Business Development, e-ISSN 2247-7225. Syed Ibrahim Rehman “Integrated Marketing Communication and Promotion: Journal of Arts Science & Commerce, Vol.II, Issue 4, Oct.2011
79
Media Elektronik / Situs Internet : Diakses pada tanggal 8 Mei 2015 dari http://bravaradio.com/brava-radio-2/ Disadur dari The Official MIM Academy Coursebook “Brand Operation”. Hermawan Kertajaya.2010. Diakses pada tanggal 8 Mei 2015 http://marketeers.com/article/lima-cara-mengomunikasikan-positioning. Data Statistik Semester I 2011 Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, diakses pada tanggal 26 Januari 2016 melalui http://www.postel.go.id/downloads/44/20120117162504Data_Statistik_Semeseter_I,_2011.pdf Halaman 116
Hasil Wawancara – Key Informan Ibu Fika Rosemary selaku Program Director Radiob Brava 103.8 FM 1. Pertama-tama aku mau tanya dulu mba bagaimana sih peta industri radio di Jakarta saat ini ? Pertanyaan yang sulit tuh, kalau ditanya Peta industri radio di Jakarta sekarang, kalau ditanya soal apakah radio baru masih akan muncul di Jakarta kalau ditanya, sampai sekarang iya. Jadi hingga sekarang radio masih dianggap bisnis yang cukup ‘seksi’ sekarang di kalangan investor. Walaupun sekarang, frekuensi itu sudah tidak ada, jadi frekuensi radio itu sudah habis. Aturan soal frekuensi itu kan dibatasi berdasarkan wilayah ya kalau misalnya, Jakarta ya Jakarta aja, Bogor, Bekasi, Tangerang itu kan beda. Untuk Jakarta, itu sudah tidak ada lagi frekuensi, semua sudah habis. Yang bisa dilakukan adalah ada beberapa radio yang punya frekuensi tapi dia bangkrut kemudian diakuisisi oleh investor baru untuk bikin radio baru, itu yang dilakukan sekarang. 2. Kalau gak salah ini dulu frekuensi Pesona ya mba ? Dulu tuh Brava punya Pesona frekuensinya …sekarang makanya frekuensi tuh hari ini udah mahal banget karena frekuensinya sudah tidak ada , untuk satu frekuensi aja harganya bisa sekitar mungkin sekarang di 2-3 milyar hanya untuk frekuensi saja, belum termasuk investasi yang lainnya pemancar, studio siaran, segala macem hardware, softwarenya. Nah, tapi ternyata bisnis radio itu masih cukup dipandang sampai sekarang. Terbukti sekarang ini ada beberapa radio baru lagi yang mau muncul. Kalau misalnya ditanya berapa jumlah radio di Jakarta sekarang saya tidak tau persis berapa, jumlah radio dari tahun ke tahun akan bertambah, namun mungkin secara frekuensi sama tetapi namanya banyak yang baru, ada radio yang bangkrut dan sudah mati, nanti dia muncul baru menjadi apa , ada radio lama yang mungkin dari tahun 70an udah ada frekuensinya tiba tiba muncul lagi. Sama dengan Pesona tidak ada hubungannya lagi dengan Brava, hanya frekuensinya saja yang sama. Makanya ada mau muncul radio baru namanya Virgin Radio dia beli dari 99ers Jakarta, tapi udah gak ada hubungan sama sekali hanya frekuensi saja. Jadi radio ini masih tetap menarik untuk diminati. Salah satunya yang menurut aku juga mengapa radio masih tetap diminati selama Jakarta itu masih macet ya , orang pasti masih denger radio. Dan menambahi seperti yang kamu bilang sekarang era digital, hampir semua atau tidak ada maksudnya radio yang sudah established yang tidak punya digital, streaming, aplikasi mobile itu pasti wajib. Justru kitalah yang menyesuaikan dengan kemajuan digital, jadi radio enggak hanya didengarkan dari pesawat radio , dari radio mobil tapi bisa lewat handphone, bisa lewat tablet, bisa lewat
komputer dimanapun dia berada, jadi radio masih akan tetap diminati, radio yang berubah dan beradaptasi dengan perubahan. 3. Tetapi secara kuantitas apakah jumlah pendengar radio berkurang ? Hmmm saya rasa enggak ya, karena pendengar… ini pendengar apa nih pendengar radio Brava atau radio secara keseluruhan? Secara keseluruhan enggak ya ,pendengar radio itu enggak berkurang malahan makin bertambah karena sekarang Radio sekarang itu sudah sangat segmented, jadi setiap anak-anak jadi remaja dia akan memilih radio yang berbeda iya kan, remaja jadi mahasiswa dia akan memilih radio yang berbeda, mahasiswa masuk kerja, selera radionya berbeda lagi, ketika dia kerja dan jadi ibu-ibu rumah tangga radionya beda, jadi pendengarnya menurut aku enggak berkurang, jadi justru bertambah karena yang tadinya enggak biasa dengerin radio mungkin di mobil, ketika radio mulai ada mobile applicationnya yang bisa didownload di app store , dia jadi dengerin radio. 4. Tetapi bagimana dengan loyalitasnya pendengar radio ? Bisa dicek kalo misalnya listenership bisa dicek mungkin di Nielsen ya tentang listenership. Tetapi menurut aku iya sih masih cukup loyal pendengar radio tetapi tergantung juga dari apa yang ditawarkan si radio itu. Bukan tidak mungkin pendengar radio A beralih ke radio B, kalau misalnya radio B mengambil format yang sama dengan radio A. Contoh yang paling jelas, yang menurut aku cukup fenomenal adalah ketika Gen FM itu mengalami kesuksesan luar biasa di mungkin 4 tahun terakhir sampai semua radio yang tadinya tidak berformat seperti Gen itu mengubah formatnya mengikuti Gen, seperti Jak FM, Delta menuruni target pendengarnya ikut, Sindo menuruni target pendengarnya ikut. Akhirnya satu kue ini yang tadinya pendengernya hanya Gen jadi terbagi dengan pendengar yang lain. Yang masih aman adalah radio yang memang niche contohnya radio Pelita Kasih misalnya atau malah Brava yang memang kita tidak bermain di kue yang sama, jadi kita mempunyai pendengar yang cukup loyal jadinya. 5. Jadi kalau sebelumnya ada risetnya sebelum Brava berdiri ? Kira2 apa sih yang menjadi temuan awal menjadi fondasi awal untuk membuat radio Brava ? Salah satu yang paling mendasar adalah tidak ada radio seperti radio Brava di Jakarta. Untuk melayani segmen pendengar umur 35tahun ke atas, yang kelas A , jadi yang mempunya selera musik…gini gini kalau misalnya kita dengerin musik Radio Brava itu beda dengan radio lain yang mungkin juga mau mengambil segmen usia yang sama. Waktu Brava berdiridulu tahun 2010, waktu itu mungkin sudah ada Trijaya dan Delta atau Smart atau Pas, tapi enggak ada yang, jadi Brava ini memiliki kelompok MRA yang kuat di sisi lifestyle. Tidak ada yang melayani kelompok pendengar umur 35 tahun ke atas yang basicnya lifestyle yang punya gaya hidup sendiri yang masuk ke kelas A, yang
punya selera musik seperti playlist yang diputer di Brava, yang ngambil musiknya yang berkelas itu enggak ada, salah satu pertimbangannya adalah itu. Kemudian jelas kita melakukan riset karena balik lagi ke investasi di bidang radio itu tidak kecil makanya harus melakukan riset sebelumnya. Ternyata dari riset itu juga kita menemukan bahwa pendengar di umur 35 tahun ke atas itu bukan lagi pendengar yang meninginkan radio terlalu banyak “talk”, itu sebabnya di Brava, musik lebih dominan daripada omongan karena balik lagi ke fungsi awal radio, media sebagai hiburan, sebagai teman yang sifatnya personal, jadi pendengar enggak lagi mau dengerin omongan terlalu panjang, sementara membandingin radio lain yang ambil segmen lebih muda, siaran pagi aja dua orang,udah rame banget, sama dengan grup di MRA juga hard rock, cosmopolitan, masih dua orang sementara Brava hanya satu, ngomongnya juga sedikit sedikit, informasi yang kita sampaikan itu informasi yang sifatnya straight to the point, singkat , padat dan jelas, dan informasi yang menurut kita penting. Jadi, kita hanya memberikan pointers saja , hal itu juga berdasarkan research kalau di umur itu orang lebih banyak mau dengeri radio itu lagu , lagunya juga yang smooth dan relaxing, bukan yang berisik ya terus gak mau terlalu mau denger omongan penyiar dan informasi yang disampaikan kalau penyiar ngomong singkat, padat dan jelas.
Jadi kalau boleh dibilang kompetitor yang format serupa , ini kan Brava formatnya bisnis, informasi dan lifestyle ya, kalau yang lain mungkin lebih ke berita atau bisnis dan informasi saja ya, tanpa life style mungkin ya seperti SMART… Kalau Smart itu lebih ke radio bisnis, lebih banyak siaran yang isinya how to be an entrepreneur….sementara di Brava enggak , ada bahasan travelling, komunitas otomotif, dan beda jenis musiknya beda , radio lain gak ada. Jadi kalau sekarang ditanya kompetitornya Brava pa ? Jawabannya ya belum ada. 6. Dengan penjelasan itu sepertinya sudah terbayang gambaran dari karakter pendengar Radio Brava ya Ya mereka pendengar…. karena tadi kita ambil kelas A,A+, mereka punya selera musik yang cukup apa ya…selera musik yang bukan selera musik kebanyakan, makanya lagu yang kita puter bukan lagu Top 40, walaupun lagu 80an, 90an, tapi yang pada waktu itu juga bukan yang menjadi hits, mungkin second hits ,atau lagu yang sifatnya nostalgia ataupun surprising, jadi misalnya lagu itu udah lama banget gak pernah ada, gak diputer di radio manapun tiba-tiba diputer. 7. Tapi kalau dibilang tidak banyak orang yang tau Radio Brava bagaimana ?
Sekarang ya….. jadi , karena aku udah jalan 5 tahun sejak radio ini berdiri, 2 tahun terkahir ini orang-orang yang memang kita targetkan menjadi pendengar ternyata memang mendengar. 8. Pemilihan brand pengiklan harus sesuai dengan karakter Radio Bravakah ? Oh iya pasti, harus. Makanya kalau kita dengerin iklan-iklan atau klien-klien yang masuk ke kita adalah memang klien yang disesuaikan dengan positioning kita sebagai radio premium. Properti , yang kebanyakan masuk di sini adalah properti , Bintaro Jaya masuk tetapi dengan Cluster tertentunya, ini menjadi PR yang cukup berat juga bagi marketing , karena mereka harus memilah-milah yang sesuai, namun sampai saat ini masih bisa diatasi walaupun memang cukup sulit pada awalnya karena banyak brand yang tadinya tidak beriklan di radio jadi beriklan di radio contohnya BMW , BMW adalah salah satu klien kita yang cukup loyal. BMW dan Mercedes Benz , tadinya mereka jarang beriklan di radio, sekarang mereka beriklan di Brava untuk mempromosikan baik kalau misalnya mereka mau launching satu produk terbaru atau mereka punya acara khusus buat customernya, atau komunitasnya atau kayak waktu itu dia bikin semacam BMW experience pergi ke Bromo naik BMW, jadi itu salah satu cara untuk mereka dengan treat customernya, kerjasama dengan kita untuk announcementnya jadi orang bisa daftar ke radio Brava. Airlines yang masuk ke kita Singapore Airlines, Garuda Indonesia, Emirates, Turkish Airlines, Qatar. Malahan sampai property di Singapore juga pernah promo di Brava, karena mereka pingin orang Indonesia beli rumah di sana. Bahkan ada kecenderungan terakhir sekolah-sekolah internasional, university,baik program S1 ataupun S2, juga mau masuk ke Brava karena mereka tau Brava listener itu punya anak yang mau sekolah, dan kampus-kampus yang enggak murah. 9. Untuk format iklannya lebih ke mana ? Kebanyakan format iklan Ad libs, spot, talkshow, karena memang produk-produk iklannya kebanyakan lebih memilih format seperti itu. 10. Bagaimana dengan rating radio Brava ? Kita gak pernah masuk ke Nielsen, karena itu tadi niche, kita niche banget ,bagaimana mereka bisa nemuin pendengarnya Brava, karena pendengarnya Brava tidak mungkin kesurvey. Kita tidak pernah masuk, dan kita menjaga untuk tidak akan pernah masuk, karena kalau kita masuk kita sudah menjadi radio mass, kita punya R&D , dimana mereka juga melakukan survey secara berkala sebenarnya tentang apakah pendengar kita masih sesuai atau sudah bergeser atau tidak sampai ke hal – hal kecil seperti di siaran pagi pengen melakukan perubahan apa, ada survey triwulan-an.
11. Untuk promotionnya radio Brava sendiri gimana ya mba ? Kita mempunya divisi sendiri untuk promosinya yaitu Marketing Communication mereka bekerjasama dengan media media lain yang sejenis , misalnya yang berjalan sekarang dengan majalah Prestige. Jadi sekalian kita melakukan cross promo iklan dengan mediamedia milik group kita sendiri seperti Harpers Bazar ,Esquire, FHM, Bravacasa. Kita juga bekerjasama dengan media-media lain yang mempunyai target market yang sama, seperti Prestige, Destination, Bloomberg Businessweek, Fortune, Bestlife yang sekarang sedang berjalan. Kalau di radio tentunya tidak, kecuali radio sister company kalau misalnya kita bikin acara kita dipromo juga di Cosmpolitan FM, cuma di Cosmopolitan aja yang masuk . Kalau TV, dulu kita pernah kerjasama dengan Bloomberg Indonesia tapi sekarang sudah enggak karena TVnya udah tutup, kita pernah kerjasama juga dengan Metro TV jadi kita cross promo dengan satu acara Economic Challenge jadi di akhir episodenya nanti ada logonya Brava, karena topik yang dibahas disitu juga sebelumnya dibahas di Brava. Terus kalau koran pernah dengan Media Indonesia. Marcomm itu kita juga bekerjasama bikin event, misalnya kita punya acara namanya Magnetic Brava, kita adain 4-5 kali dalam setahun , itu acara off air, itu kayak acara hadiah buat pendengar. Itu seperti acara musik, live band , jadi live band kita tampilin artis artis yang sesuai sama brava listeners, kita pernah nampilin arrangement development , andien, terus beberapa setahun terakhir ini lebih ke Tribute to Toto and Genesis, nanti ke bulan oktober kita mau buat Tribute to Sting and The Police, itu kan jadi acara buat pendengar buat kumpul dan ketemu dengan brava listener lain dari Hard Rock Café yang masih di EX dulu , terus pindah ke Black Cat di Senayan Arcadia, nanti bulan oktober kita buat di Hard Rock Café Pacific Place. Terus kita juga baru buat acara Brava Vintage, salah satu program juga di radio Brava Vintage, kita adain kemaren di Cloud, kita undang DJ yang biasa puter lagu di on air, kita undang pendegar dan ternyata responnya luar biasa, acaranya rame banget. Ternyata umur segitu masih haus hiburan juga mau nostalgia.
Bapak Iwet Ramadhan – Head of Sales and Marketing Communication MRA Media Broadcasting 1. Brava Radio banyak melakukan kegiatan cross promo iklan dengan media cetak maupun media siar, apakah ada pendekatan promosi lain yang dilakukan ?
Ya, kami juga melakukan kegiatan PR, Personal Selling dan juga Direct Marketing. Terkati dengan positioning sebagai brand premium, maka Brava Radio lebih banyak melakukan pendekatan- pendekatan personal dalam marketing campaignnya. Seperti juga brand premium di dunia Fashion, strategi ini juga yang kami gunakan untuk membangun awareness dan juga engagement dengan pendengar. 2. Selain website Brava Radio memiliki beberapa sosial media lainnya, siapakah yang bertanggung jawab atas konten dalam media tersebut ? Divisi Digintal Content yang juga menangani semua radio MRA group. 3. Bagaimana tantangan ataupun hambatan yang dihadapi team marketing/sales dalam memperoleh klien, di satu sisi Radio Brava sebagai radio premium harus selalu menyeleksi brand yang masuk untuk menjaga ekskulifitasnya ? Tantangannya cukup sulit. Ada banyak sekali brand yang ingin beriklan di Brava Radio. Akan tetapi, dari sisi positioning, kami selalu mensortir dengan ketat setiap Brand yang masuk untuk beriklan di Brava Radio. Andaikata memang terpaksa sekali masuk. Maka departemen program akan mengcreate ulang, atau membuat program khusus yang disesuaikan dengan target segmentasi, dan juga positioning Brava Radio. Di satu sisi departemen sales punya target yang harus dicapai, sementara departemen program sebagai pemilik brand juga punya kepentingan, sehingga memang harus selalu dicari jalan tengahnya. 4. Hal apa yang dilakukan Radio Brava untuk menservis klien dari segi bisnis ? Kami meservis klien dengan berbagi macam cara, mulai dari profesionalisme dalam pekerjaan, seperti ketepatan waktu, kecepatan merespon klien, bukti laporan yang tepat waktu dan lain sebagainya. Termasuk juga dengan pendekatan pribadi. Kami men-treat klien kami sebagai layaknya pelanggan butik premium. Begitu juga cara kami men-treat pendengar loyal kami. 5. Bagaiman dengan jumlah klien yang diperoleh Brava Radio dalam 5 tahun terkahir ? A[alaj Radio Brava sudah BEP ? Berapa rata-rata nominal bill pemasangan di Radio Brava per tahun ? Karena aturan perusahaan, hal ini tidak dapat kami informasikan karena sifatnya sangat confidential.
6. Bagaimana dengan jumlah pendengar Brava dalam lima tahun terkahir ? Bukan jumlah yang kami kejar, akan tetapi kualitasnya. Dan sampai saat ini kami terus membangun komunitas pendengar Brava Radio yang berkualitas. 7. Untuk menjaga positioning Brava Radio selalu mengadakan evaluasi secara reguler, hal/temuan apa saja yang cenderung kurang diminati atau dihindari guna menjaga kestabilan positioning sebagai Radio Premium ? Kami sangat menjaga kualitas musik yang diputar dan kualitas materi program (Pendengar kami tidak menyukai program yang terlalu banyak omong dan panjang. 8. Target pendengar Brava Radio sudah ditentukan dengan jelas dan spesifik di awal, apakah secara presentase kuantitas sudah memenuhi target ? atau masih banyak target pendengar yang belum mengetahui Brava Radio (brand awareness) ? Sampai saat ini kami sudah cukup puas dengan kualitas pendengar kami. Sekali lagi, bukan jumlah pendengar yang kami tuju, tapi kualitas pendengar yang kami tuju.
BEBERAPA BRAND PREMIUM YANG MELEKAT PADA PROGRAM BRAVA
TAMPILAN IKLAN BRAVA PADA CROSS PROMO DI MAJALAH
CURICULUM VITAE
PERSONAL DATA Name
: Linda Marina
Place and Date of Birth
: Jakarta, 29 September 1979
Nationality
: Indonesia
Marital Status
: Married
Email
:
[email protected]
Religion
: Christian
Address
: Jl H Najihun No 7, Radio Dalam, Jakarta Selatan, 12140
Phone Number/Mobile
: +6221-72796911/ +62816-854043
EDUCATION Junior High School
: SMP 111
Senior High School
: SMA 16
Diploma
: Tarakanita Secretarial Academy
SKILLS Languages
: English
Computer
: Microsoft Office, Adobe Photoshop, SAP, Sun System
Others
: Event Management, Marketing Communication, Office Administration Management, Travel Arrangement, General Finance Administration.
WORK EXPERIENCES 2015 – Current
Finance at PT Mahaka Industri Perdana Lime Industry
2013 – Current
Personal Assistant to CFO at PT Petrosea Tbk Mining, Engineering & Construction Services
2008 – 2013
Executive Assistant to CEO at PT Wincor Nixdorf Indonesia Germany-based company that provides Information Technology solution for the retail and banking sectors
2006 – 2008
Marketing Communication at Australian Trade Commission Australian Embassy
2004 – 2005
Owner at Andina Collection Promotional Product, Item and Materials
2001 – 2003
Executive Secretary to BOD at PT LG Insurance Indonesia Joint Venture General Insurance Company (LG Korea and SinarMas Group)
2000 – 2001
News Administrators at Indoexchange.com Australian Internet Company that provide Financial Information and Web Solution Services