DAFTAR PUSTAKA
v'
Afwandi, Khonzi. 1993. Kunlitntif: Dasar-Dasar Penelitiarl.Usaha Nasional, Jakarta. AMV. Pranarka & Vidyandika Moeljarto. 1996. Pen~berdayaaiz(Enlyowernzent). Di dalam Onny S. Priyono dan AMV. Pranarka (Peny) Pen~berdnyanrz:Koraep, Kebijnkatz dnn Inzplenzentasi. CSIS , Jakarta. Batten, TR & Batten, Madge. 1967. The Nor1 Directive Approach An Group nrld Conini~r?~iry. Oxford University Press, London. Briclter, R/Iary Jenkins, Nancy R. Mooyman Ji Nami Gotlieb. 1995. I~'ernit~i.s/ Sociul Work Practice ir?Clinical Setting. SSHS ,New York. Cary, Lee. J. 1970. Conzniurlity Developn~entAs A Process. University of Missouri Press, Columbia. Coward, E.W .1979. Perar~nrz Orgni~isasi Setenzpnt Dalmt Pen~bangurmm~ Kelem bngantl Irigasi Di Asin Tetlggnra. Makalah Seminar Kelembagaan Air, Semarang. CIDA (Canadian l~iter~iatio~ial Developme~itAgency). 1999. (-1l)A '.s I'olicy Otr Getlder l~q~rcrlify, Canada. Darismanto, N . 2000. Kehrr/rrhcrtr l'elcl/ihcrt~l'rop.cu~~7b/n (;rrrrtr Air.. Departemen Pemukiman dan Pengembangan Wilayah, Direktorat Jendral Pengembangan Pedesaan, Direktorat Pengairan Pedesaan, Jakarta. Dubois, Brenda & Karla Krugsrud Miley. 1995. Socicrl Work : At1 l:i?~j)o~ve~.it~g P~.ofessiotl. Allyn and Bacon, Boston. Dusseldorp, D.B.M.W.Van.1981. I'cnd/icil~a/ionit1 I'lcrtlned I)eveloj)n~etl/ : It~jlrrer~ced Iy Go1~ct.n1en/s c?fDc1)elopit1g('o~rt~/rie,s cr/ Loccrl l , e ~ ~111 e l 1~11t.crl At+ec~s. Essays in Rural Sociology in Honour of R.A.J. Van Lier. Dept. Of Rural Sociology in Tropics. Agricultural University, Wegeningen, the Nederlands, 28-88~~. Etzioni, Amitai, 1968. The Active Society : Theory Societal and Political Process. The Free Press, New York. Friedlander, 1965. Activities in Community Development, Oxford University Press, London. Friedmann, John. 1992. Enipo~ver.nlet~/ : 'Ihe I'oli/ics of AI/er.rler/i~)e I)e~~eloj)~~~et~/. Blackwell, Hongkong. Glenn, 1993. The Not1 Directive Approach it1 Conin~lmi/yDe\)eIopmerlt Methode, Oxford University Press, London.
Ginanjar, Kartasasmita.1996. Pen~bang~~rmzlUntuk Rakyat Pertlrn~bl~hcnt (Ian Pemeratmrt. Cides, Jakarta.
: Mend~rkrrng
Humm, Maggie. 1995. The Dictionary of Fenlitlist Theory. Second Edition. The Ohio State University Press, Columbus. Ife,
Jim. 1974. An Itttrodzrction to Contntlrrtity Work : Creating Con~nll~rlity Altertmtive : Vision,Analysis and Practice. Lugman, Melbourne.
P~ipasiliardjo, Koensatwa~rto.2000. Rejbrmasi Kebijakatl Sektor Siln~berDaycr Air dnli Irigmi. BAPPENAS, Jakarta. JamaI, Ridwan. 2000, Kembali Ke Nagari, Padang. Ihromi, TO. 1995. Kqjian Wanita dalant Pen~bangr~rmmm.Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. Kralnarae, Clieris & Paola A. Treichler. 1985. A I;emit~is/Dic/ioncny. Pandora Press, USA. Kirltby, John, Pliill 0' Keefe & Lioyd Timberlake. 1995. lhe I~ar/h.scatrI<ecru'cl. in S~~sfai~mhle Developmetlt. Earthscan Publications Limited, London. Korten, David. C & Syalirir. 1988. l'en~hcrr~gr~t~crn He~zJin~etrsi Kercrkytrltnr. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. M.S, Amir. 1997. Ada/ Mirmr~gkabar~l'ola dm1 li!jrran Hidlq) 01.ertrg Mincrrlg. PT. Mutiara Sumber Widya, Jakarta. Moleong, J. Lexy. 1990. Mefodologi l'et~~~li/it~~r Krrt~Ii/tr/~/~ Iliemaja Rosdakal.ya, Bandung. Medeline K. Heridytio & J. Barbari. 1996. Pemherdayaan Kelonl/~okPeke~jer.Di dalam Onny S. Priyono dan AMV Pranarka ( Peny), I'en~herdcyaatr : Kotlsel), Keb(jak~711 dat~In~plen~err/irsi. CSIS, Jakarta. Milson, Fred. 1974. Art Inti.odilction to Con~n~rrrlity Work. Routledge & Kegan Paul, London. Ndraha, Taliziduhu. 1 990. Penz bang~~rtait Masynrnknt Men~persinpkatmMasycn-akat Tinggal Landm GAMA University Press, Yogyakarta. Nagroho, Barnbang Adi. 2000. Ko~rsep Kotai.s/etr.si (Iertr li.cnr.sj)~nurtr1)trlturr Pemhahal.r~an Kebijakan I'e~~gelolcrcrtr11~ig~rsiDepartemen Pemuki man dan Pengembangan wiIayah. Direktorat Jenderal Pengembangan Pedesaan. Jakarta. 01i1iy . S. Priy0110.1996.~~1~at1i~CISi NOII I'e~~e~'it~/crh ( N(;OIJj) : / ' ~ I . L ~~ie~tr JI Onny . S. Proyono dan AMV. Prailarka (I'eny) I ' t l e ~ i c c c t ~ ~ ~Diy rdalaill . Pen111e1'daynnn:Koiaep, Ke b!jaka~lu'nn In~plen~etltasi. CSIS, Jakarta.
Soekanto, Soedjono. 1982. Pengmllar Sosiologi. LP3ES, Jakarta. Singarimbun, Masri & Sofia11 Effendi. 1989. Metode Perlelitinrr Silrvey. LP3ES, Jakarta. Saptari, Ratna Sr Brigitte Holzner. 1997. Peren~pr~ml Kerja u'nn Pen~bahatlSosin/ :Sebi~ahPerlgar~tarSlildi Perenlyuan. Kalyanamitra, Jakarta Sliiva, Vandana. 1997. Bebns dnri Pen~bailgi~rlclll: Per.enlpimm1, Ekologi dat~ Pe~juar~gan Hidup di bldia Yayasan Obor Indonesia, Jakarta Sudarrnsn to. 2000. Pen~bahari~atl Kcb!jakatl Petlgelolnnrl lr.igc~.si(f'Kl'1) Deilgatl Pentberdayc~nrlMasyarknt. Kantor Mentri Negara PU, Jakarta
Kcritcrtl
Vindyahandika, Moeljarto.1996. Penlberdnynnr~Kelonpok Miskirl Melali~iI'rog~.an~ IDT. Di dalam Onny S. Priyono dan AMV. Pranarka (peny). Pen~herdayaa~l : Ko~lst!p,Ki.l>?jakandar1 In~plementasi.CSIS, Jakarta. Uphoff, N & Cohen J. M. 1997. Rirral Developn~erllPc~rticiynfionMeasr~rcs~for P~.ojectsDesigtl In~plemerltaliot~ arlu' E~)alim/iotl,Monograph Series No. 2 Published by the Rural Development Cornmite Centre for international Studies, Cornel University. Departemen Pernukinla11 d a ~ i Pengembangan Wilayah, Direktorat Jenderal Pengembangan Pedesaan, Direktorat Pcngairan I'edesaan. 2000. l'edo~ntrtr I ~ I I ~ ~f'et I I Iycrcrhcrt~ I l'etrgclol~rcr~i l~.igc~.si (/'/'I) di lti~i'o~rc.sier. Jakarta. ------------l.lc!ficr~.lt~~~etrfcri~i.scr,si 1'3A. 1998. Dinas I'ertanian I'adang I'al.inlan, I'adang Parinlan Sumatera Barat. ------------Diktat Laporzlrl PPI. 2001. Dinas PU Pengairan Padang Pariaman, Padang Pariaman Sumatera Barat. ------------Patldi~atzTOT. 2000. Dinas Pertanian Padang Pariaman, Padang Pariaman Sumatera Barat. ------------Yedomat1 Orgnr~isasiGabi~tlgatlYcrki~n~pirlm~ f'e'trlatli I'en~akeriAir (G1'3A). 2000. Depertemen Pemukiman dan Pengembangan Wilayah Direktorat Jenderal Pengembangan Pedesaan, Jakarta. -----------Parld11ar1Pelati/rarl P3A. 2000. Departemen Pemukiman dan Pengembangan Wilayah Direktorat Jenderal Pengembangan Pedesaan, Jakarta.
1
KABUP-ATENDAERAH TINGKAT I I PADANG PARIA.MAN
MtfNTERl PERMUK1MP.N DAN PRASARANA WlLAYAH REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN MENTERI PERMUK!MAN DAN PRASARANA WllAYAH NOMOR : 529/KPTSIM/2001 TENTANG PEDOMAN PENYERAHAN KWENANGAN PENGELOLAAN IRIGASI KEPADA PERKUMPUlAN PETANI PEMAKAI AIR '
MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WIMYAH a.
bahwa dalam upaya efisiensi dan efektifitas pengelolaan irigasi yang berkelanjutan, petiu menyerahkan kewenangan pengelolaan irigasi kepada perkumpulan petani penlakai air;
b.
bahwa dalam rangka memberikan kewenangan atas pengelolaan irigasi kepada perk1;mpulan petani pernakai air perlu menyerahkan kewenangan pengelolaan irigasi sebagaimana dimaksud pada huruf a dari Daerah Propinsi atau Daerah KabupatenJKota kepada perkumpulan petani pemakai air ;
c.
bahwa penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, perlu diatur da:am Pedoman Penyerahan Kewenangan Pengelolaan lrigasi Kepada Perkumpulan Petani Pemakai Air yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah ;
: 1. Undacg-undang Nomor 11 Tahun 1974 Tentang Pengairan (Lembaga Negara Tahun 1974 No. 65, Tambahan Lembaga Negara No. 3046) ; 2. Undang-undang Nomor
23 Tahun 1997 Tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lernbaran Negara Tahun 1997 No. 68, Tambahan Lembaran Negara No. 3699) ;
LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYA~B TENTANG :PEDOMAN PENYERAHAN KEWENANGAN PENGELOLAAN JRIGASl KEPADA PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR Nornor Tanggal
: 529/KPTS/fW2001 : 10 Dcscmbcr 2001
PEDOMAN PENYERAHAN KEWENANGAN PENGELOLAAN JRlGASl KEPADA PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR BAB I PENOAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam rangka reformasi bidang irigasi serta sejalan dengan perubahan paradigma penyelenggaraan pemerinlahan dan pembangunan berdasarkan Undang-Undang Nornor 2211999 lentang Pemerinlah Daerah dan Undang-Undang Nomor 2511999 lentang Perimbangan Keliangan Pusat dan Daerah, maka Pemerinlah menelapkan Peraturan Pemerinlah No. 77 Tahun 2001 lenlang Irigasi. Pada dasarnya reformasi bidang irigasi dilekankan pada upaya Pembaharuan Kebijakan Pengelolaan Irigasi (PKPI) yang mencakup: redefinisi wewenang, lugas, dan langgl~ngjawab lenbaga pengelola irigasi: pemberdayaan masyarakat pelani pemakai air; pengaluran penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi; pcndanaan pengelolaan irigasi; serta keberlanjulan sislem irigasi. Khususnya dalam penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi, pelaksanaannya lidak dapal dipisahkan dari kebijakan yang tertuang pada PKPI tersebul dialas. Dalam kailan dengan pengaluran penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi, sechra legas diamanalkan dalam ?c: :luran Pemerintat; 1.. 1. 77 Tailun 2001 lenlang lrigasi yang selengkapnya berbunyi sebagai bcrikul: 'Penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi dari Pernerinlah dan Daerah Propinsi alau Daerah KabupalewKola kepada perkumpulan pelani pemakai air yang bedadan hukurn dilakukan secara demokralis dengarr prinsip salu sislem i n p s i salu kesaluarl pengelolaan.' Penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi lersebu( di alzs pada dasarnya merupakan upaya unluk mewujudkan agar pelayanan irigasi berorientasi kepada kebutuhan pelani dan unluk mendorong pemberdayaan masy~rakalpelani agar mampu mengelola air dan jaringan irigasi di wilayah kerjanya, serta mcnggali sumber pendapalan yang dapat meningkatkan kesejah!eraan mereka. Pr~nsipulama dalam penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi adalah menempalkan masyarakaVpelan1 sebagai pengamhil kepulusan dalam pengelolaan irigasi. Dengan penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi, pelani yang lergabung dalam perkumpulan pelani pemakai air memperoleh wewenang pengambilan kepulusan anlara lain dalam penyusunanlpengaluran pola lanam, pembuatan aluran giliran pemberian air, penenluan besa~aniuran, pengelolaan pendanaan, serta perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan pengelolaan irigasi.. Pedoman penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi ini merupakan acuan umum lenlang prinsip-prinsip dan lalalaksana penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi dari Daerah Propinsi alau Daerah KabupalenlKola kepada perkumpulan pelani pemakai air. Agar diperoleh yang lebih lengkap dan jelas, disamping pedoman ini, para pengguna dianjurkan unluk mencerrnali pedoman-pedoman lain yang lerkail dengan penyerahan -1.
I
I
1 119 I kcwenangan, pengelolaan irigasi, yang merupakan penjabaran dari Peraluran Pemerinlah nomor 7712001
/
~'enlan~ lriqasi,
:
'
1.2 Maksud dan tujuan
1.2.1
Maksud Maksud penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi adalah menyerahkan kewenangan pengelolaan irigasi dari Daerah Propinsi alau Daerah KabupalenlKola kepada perkumpulan pelani pemakai air yang berbadan hukum dilakukan secara demokralis, dengan prinsip salu sislem lrigasi salu kesaluan pengelolaan.
1.2.2
Tujuan Tujuan penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi adalah meningkalkan efisienii dan efeklivitas pengelolaa~iirigasi; lerwujudnya pengelolaan sislem irigasi yang berkeianjulan; perkumpulan pelani pemakai air yang otonom, rnandiri dan mengakar kepada masyarakat; serla meningkatnya pendapatan pelani.
BAB II PENGERTIAN 1) Desa alau yang disebul dengan nama lain, selanjulnya disebul Desa, adalah kesaluai masyarakal hukum
yang rnemiliki kewenangan unluk mengalur dan mengurusi kepentingan masyarakat selernpat berdasarkan asal-us91 dan adal i s l i ~ d aselempst l yang diakui &lam sislern Pemerintalian Nasional dan berada di daerah KabupaieniKola;
2) Peraluran Daerah ada~ahperalufan yang dilelapkan oleh Kepala Oaerah alas perselujuan OPRD dalam rangka penyeleng3;ra;n Olonomi Daerah dan penjabaran lebih lanjut dari peraluran pen~ndang-undangan yang lebih linggi;
3) Inven!arisasi Daeran lrigasi adalah kegialan pencalatanlpendalaan fisik, kondisi, Iungsi, dan pcrubahan jaringan irigasi guna menunjang pelaksanaan pengelolaan irigasi; 4) luran Pengeiolaan lrigasi adalah iuran yang dilelapkan, dipungul, disimpan dan dimanlaalkan oleh
perkurnpulan pelani pemakai air, gabungan pelani pemakai air, dan induk petani pemakai air secara olonom dan lransparan unluk biaya pen~elolaani~igasi; 5) Gabungan perkumpulan pelani pemakti air, selanjulnya disingkal GP3A, adalah islilah umum unluk wadah kelembagaan dari sejumlah P3A yang memanfaalkan fasililas irigasi, yang bersepakat bekejasama dalam pengelolaan pada sebagian Daerah lrigasi alau pada lingkal sekunder; G) lnduk perkumpulan pclani pemakai air, selanjulnya disingkal IP3A, adalah islilzh umum unluk wadah kelembagaan dari sejumlah GP3A yang memanfaalkan fasililas irigasi, yang bersepakat bekejasama dalarn pengelolaan pada s a ! ~Caerah Irigasi alau pada lingkat induklprimer 7) Lembaga lokal pengelola irigasi adalah kesaluan masyarakal hukum adal yang bersifal sosio agraris
religius yang secara hisloris lumbuh dan berkembang sebagai kelompoklorganisasi bidang talaguna air dilingkal usahalani (seperli subak dan kelembagaan sejenis lain) yang pengaluran airnya dilaksanakan anlara lain oleh lembaga alau lokoh masyarakat seperli raja bondar, tuo banda, jogo tirto, pekaseh, dan ulu-ulu. 8) Pemberdayaan perkumpulan pela~iipernakai air adalah upaya pengualan dan peningkalan kemampuan perkumpulan pelani pcmakai air;
9) Pengualan perkirmpulan pelani pemakai air adalah upaya peningkatan status organisasilkelembagaan
perkumpulan petani pemakai air.secara demokratis sebagai badan liukurn yang olonom dan memb3@ai hak dan wewenang atas pengelolaan irigasl di wilayah kejanya;
10) Pembentukan perkumpulan petani pemakai air adalah upaya yang dilakukan oleh masyarakat petani secara demokratis unluk menyusun dan membentuk organisasi/kelembagaan sebagai wadah behimpun dalam rangka pengelolaan irigasi; 11) Peningkalan kemampuan perkumpulan petaiii pernakai air adalah upaya unluk memfasililasi perkumpulan pe:ani pemakai air mengembangkan kemampuan sendiri di bidang leknis, keuangan, manajerial administrasi dan organisasi, secara mantap dapat mengelola Oaerah lrigasi secara mandiri dan berkelanjutan dalam proses yang dinamis dan bertanggung jawab, sesuai perjanjian penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi, rencana pengelolaan irigasi tahunan dan rencana manajemen asel; 12) Rencana pengelolaan irigasi adalah program kerja tahunan yang dibuat oleh P3AlGP3AllP3A dalam upaya pendayagunaan air dan jaringzn irigasi yang rneliputi operasi dan pemeliharaan, pengarnanan, rehabililasi. dan penlngkalan jaringan, beserta penentuan pembaglan tugas dan pembiayaannya; 13) Kesepakatan pengelolaan irigasi adalah persetujuan lertulis antara P3AIGP3AllP3A dan Daerah Propinsi alau Daerah Kabl;patenlKota atau pihak lain untuk melaksanakan kejasama yang berdasarkan rencana pengelolaan irigasi; 14) Rencana manajemeil aset irigasi adalah rencana untuk memelihara, mengamankan, memperbaiki, meningkatkan dan menambah prasarana jaringan irigasi bejangka mulli-tahunan, misalnya untuk lima lahun; 15) Pemahaman Partisipalif Kondisi Perdesaan, disingkat PPKP. adalah salah salu melode untuk memudahkan rnasyarakaVpelani dapat menggali kebutuhan, permasalahan dan upaya mengalasi perrnasalahan sesuai polensi yang lersedia dengan pendekalan partisipatif;
16) Partisipatif adalah peranserta pelani dan Daerah Propinsi alau Oaerah KabupatenlKo!a alas prinsip kesetaraan dalam setiap lahapan kegialan sejak perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pemanlauan 8 evaluasi serta pcmanfaalan hasil, lermasuk pembiayaannya; 17)
Profit Sosio Ekonomi Teknis Kelembagaan adalah analisa dan gambaran keadaan sosizl ekonomi, leknis dan kelembagaan yang dijumpai di salu alau sebagian daerah irigasi pada kurun wdklu terientu;
18) Pembaharuan Kebijakan Pengelolaan Irigasi, disingkal PKPI, adalah istilah umum untuk kebijakan Pemerinlah yang diuraikan dalam lnstruksi Prcsiden No. 3 Tahun 1999 lentang Pcmbaharuan Kebijakarl Pengelolaan lrigasi dan Peraluran Pemerintah No. 7712001 lentang Irigasi;
19) Kelompok Kerja (Pokja) PKPI adalah istilah umum untuk kelompok alau wadah koordinasi dari wakil perkumpulan petani pemakai air I wakil instansi pendamping perkumpulan pelani pemakai air, tokoh-lokoh masyarakat, LSM, dan pihak lainnya di tingkat KabupalenlKota dan Propinsi dalam program PKPI; 20) Tenaga Pendamping Petani (TPP) adalah lenagalorang yang dibuluhkan dan dipilih oleh P3AIGP3NlP3A untuk mendampingi pelani dan pengurus P3NGP3NIP3A, yang mempunyai lugas pokok mendorong pemberdayaan P3NGP3NlP3A dalam rangka pelaksanaan program PKPI;
21) Kelompok Pendamping Lapangan (KPL) adalah lenagalstaf dari Pemerinlah yang bertugas di lapangan yang lerdiri dari unsur Pertanian, unsur Pengairan, dan unsur lainnya dari Pemerinlah kecamalanldesa yang mempunyai lugas pokok memfasilitasi pelaksanaan program PKPI di wilayah kerjanya; 22) Berila acara penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi adalah berila acara mengenai penyerahan kevienangan pengelolaan irigasi dari BupatilWalikola alau Gubernur kepada gabungan perkumpulan pelani pernakai air alau induk perkumpulan petani pemakai air; 23) Oemokralis adalah proses yang menjamin bahwa pengambilan keputusan yang berhubungan dcngan kepenlingan masyarakal menyangkut segala sesualu dari. oleh, dan unluk masyarakal, sehingga merupakan aspirasi dan seslrai dengan kebuluhan dan kemampuan masyarakat bersangkulan;
12 1 '14) Lcrnbaga Swadaya Masyarakal adalah lembaga non Pemerinlah yang mempunyai tugas memudahitan program PKPl dalam kegiatan seperti berikul: mendampingi masyarakat dan memenuhi syarat-syaral lcrdaflar dengan akle nolaris, dilerima oleh perkumpulan petani pemakai air, serta menguasai permasalahan irigasi lermasuk PKPl melalui pelalihan untuk pelalih (TOT) dan mempcroleh sertifikat dari TOT.
BAB Ill RUANG LINGKUP PENYERAHAN KEWENANGAN FENGELGLPAN IRlGASl Ruang Lingkup penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi melipuli : 1. Penyerahan wewenang, hak, kewajiban, dan tanggung jawab alas pengelolaan jaringan irigasi dari Pemerinlah alau Daerah Propinsi alau Daersh KabupalenlKola kepada perkumpulan.petani pmakai air yang tierbadan hukum dilakukan secara demokratis dalam salu alau sebagian daerah irigasi sebsgai salu kesaluan pengelolaan, sedangkan aset jaringannya rnasih lelap menjadi rnilik Pemerinlah, Propinsi, KabupalenlKola; 2 Pengaturan kembali wewenang, hak, kewajiban, dan tanggung jawab Lembaga Pengelola lrigasi sehubungan dengan adanya penyerahan lersebul; 3. Pemberian hak guna air dalam benluk ijin pengambilan air irigasi kepada perkumpulan petani pemakai air; 4 . Pemberdayaan Lembaga P3AISP3NlP3A secara berkesinambungan dan berkelanjutan; 5. Penyusunan rencana pengelolaan irigasi, melakukan kesepakalan pengelolaan irigasi, dan pelaksanaan pelsyanan irigasi.
BAB IV WEWENANG, IiAK, KELVAJIBAN DAN TANGGUNG JAVJAB P3NGP3Al?3A 4.1 Wcvicnang P3NGP3AllP3A
P3AIGP3AllP3A mempunyai wewenang mengelola air dan jaringan irigasi yang sudah diseralikan di v~ilayahkcrjanya. Kewenancjan mengelola air dan jaringan irigasi lersebul melipuli : 1. Menyusun perencanaan dan kesepakalan pengelolaan irigasi sesuai dengan pelayanan yang dibuluhkan P3NGP3NIP3A pada wilayah kerja yang menjadi langgung jawabnya; 2. Ehclaksanakan pengelolaan irigasi pada wilayah kerja yang menjadi langgung jawabnya, lermasuk pengelolaan air bawah lanah dan air permukaan secara lerpadu; 3. Melakukan pemanlauan dan evaluasi kegiatan pengelolaan irigasi pada wilayah kerja yang menjadi Ianggung jawabnya; 4. t,4emungul, mengelola dan memanlaatkan dana pengelolaan irigasi untuk mendukung kebertanjutan sislem irigasi. 5 Menelapkan besaran dan rnemungut, menaelola serla memanlaalkan iuran dari anggola unluk membiayai pengelolaan irigasi. 4.2 Hak P3CJGP3AllP3A
Alas dasar wewenallg mengelola air dan jaringan irigasi lersebul, P3NGP3NlP3A mempunyai hak sebagai berikul: 1. Menenlukan pola lanam & lalz lanam; 2. Mcndapatkan hak guna air dalam bentuk ijin pengambilan air irigasi 3. Mendapalkan alokasi air; 4. Mcndapalkan hak mengelola piasarana jaringan irigasi;
I
122
5. . Mendapalkan hak mengebla bendung yang 'diserahkan kewenangan pengelolaannya sesuai dengan kelenluan dan peraluran perundang-undangan yang berlaku; 6. Mengalur ADIART; 7. Mengajukan permohonan banluan dan fasililasi kepada Daerah Propinsi alau Daeah Kabupalen/Kola abii pihak lain; 8. Memiliki lanah dan harta benda serla nielakukan konlrak dengan pihak lain; 9. Mendapalkan perlindungan lerhadap fungsi lahan beririgasi; 10. Mempunyai hak suara dalam pengelolaan sumberdaya air Idaerah pengaliran sungai; 11. Melakukan kerjasama dengan pihak lain, termasuk dengan Daerah Propinsi alau Daerah KabupalenlKola; 12. Menenlukan pihak lain yang diajak bekejasama lermasuk dengan Daerah Propinsi alau Daerah KabupalenlKcta. 4.3 Kewajiban dan Tanggung Jawab P3NGP3NIP3A Alas dasar wewenang mengelola jaringan i"gasi lersebul. P3NGP3AllP3A mempunyai kewajiban dan langgung jawab di wilayah kejanya seruai dengan kebijakan Daerah Propinsi alau Daerah KabupalenlKota, ADIART. berila acara penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi, rencana pengelolaan ; irigasi sebagai berikul: 1. Merencanakan dan melaksanakan pemeliharaan saluran dan bangunan; 2. Mengalur pembagian, pemberian, penggunaan, dan pernbuangan kelebihan air irigasi; serta mencegah adanya pencemaran air. 3. Melakukan rehabililasi dan peningkatan jaringan irigasi. Dalam ha1 P3NGP3NlP3A belum mampu, maka Pemerintah wajib rnemberikan bantuan dan fasilitasi rehabilitasi dan peningkatan jaringan, berdasarkan perminlaan dari P3NGP3NIP3A dengan memperhalikan prinsip kemandirian. 4. Menjaga keberlangsungan fungsi jaringan irigasi; 5. Melaksanakan ADIART; 6. Memaluhi peraluran perundangan; 7 Melindungi kepentingan anggola; 8. Mengembangkan usahalani; 9. Meningkalkan pendapatan anggola Wewenang, hak, dan kewajiban dan langgung jawab lersebut di atas diluangkan dalam berila acara penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi yang ditandalangani oleh Pernerintah alau Daerah Propinsi aiau Daerah KabupatenlKola (pihak yang menyerahkan) dan P3NGP3AllP3A (pihak yang menerima).
iI
I
1
/
BAB V PERSYARATAN DAN PEMBATALAN PENYERAHAN KEWENANGAN PENGELOLAAN IRlGASl 5.1 Persyaratan penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi Persyaralan penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi anlara lain melipuli : 1. P3NGP3NIP3A lerbenluk secara demokralis, mengakar di masyarakat, dan berbadan hukum; 2 ?3AIGP:NIP3A sudah berhasil mengumpulkan iuran pengelolaan irigasi minimal 50 persen dar~ jumlah anggola dan 50 persen dari jumlah target pengumpulan iuran alau berupa lenaga dan material yang nilainya selara dengan 50 persen dari jumlah largel pengumpulan iuran; 3. Sislem irigasi diulamakan unluk pertanian; 4. Jaringan i:igasi yang diserahkan lidak berada dalam kondisi rusak sampai lidak bedungsi sama sekali; 5. P3NGP3NlP3A sudah menyusun dan melaksanakan rencana pengelolaan irigasi dan dapal dibanlu oleh Daerah Propinsi alau Daerah KabupalenlKola apabila diperlukan; 6. Berila acara penyerahan dapal dilaksanakan apabila lelah diselujui dalam rapal anggola P3A, GP3A dan IP3A. -5.
i.2 Pembatalan penyerahan kcwcnangan pcngclolaan irigasi
Apabila berdasarkan audit pengeloiaan irigasi P3AIGP3AllP3A dinyalakan gagal ddam pengelolaan irigasi yang lelah diserahkan, maka pengelolaan irigasl diambil kembali oleh Daerah Propinsi atau Daerah KabupalenlKola, yang diluangkan dalam berila acara. Kcgagslan yang dimaksud di alas adalah kegagalar, dalam manajemen yang mengakibalkan lidak berlungsinya kelernbagaan P3AlGP3AllP3A. Pengelolaan irigasi yang dilakukan oleh Daerah Propinsi alau Daerah KabupalenlKola bersilal semenlara sampai kelrmbagaan P3AEP3AnP3A berfungsi kembali. Oleh sebab iiu, Daerah Propinsi alau Daerah KabupalenlKola wajib memberdayakan kembali perkumpulan pelani pemakai air. Alasanldasar pertimhangan pembalalan semenlara penyerahan kewenangan pengelolaan iigasi adalah: - P3AIGP3AfIP3A lidak !agi mendapal dukungan dari mayoritas anggotanya; - P3AlGP3AllP3A dengan sengaja mengubah mayorilas fungsi lahan beririgasi unluk kegialan di luar pertanian; - P3NGP3NIP3A dengan sengaja rnerusak alau mengubah fungsi jaringan irigasi tanpa ijin dari Daerah Piopinsi alau Daerah KabupalenlKola; - P3AIGP3AIIP3A lidak melaksanakan kevrajiban memelihara jaringan irigasi yang mengakibalkan jaringan lidak berfungsi la$; - P3AIGP3AllP3A rnelanggar kelenluan-kelerrluan pokok yang tercanlum dalam berila acara penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi. Talacara pembalalan penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi dilaksanakan dengan prosedur sebagai bcrikul: - Oaerah Propinsi alal~Daerah KabupalenlKola bersama P3AIGP3NIP3A rnelaksanakan audil pengelcllaan irigasi; ' - Hasil audil pengelolaan irigasi lersebul dikaji bersama sebagai dasar pertimbangan pembalalan penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi; - Daerah Propinsi alau Daerah KabupalenlKota bersama P3NGP3AllP3A nlembual berila acara pembslalan penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi: Pcrsyaralan penyerahan pengelolaan irigasi dialur lebih lanjul dalam Keputusan BupalilWalikola dan alau Dacrah Propinsi alau Oae,rah KabupatenlKola. BAB VI PERAN LEMBAGA PENGELOLA IRlGASl 6.1 Pcran P3AIGP3NIP3A
P3AIGP3NIP3A berperan sebagai pengambil kepulusan pengelolaan dan pembangunan sislem irigasi yang menjadi langgung jawabnya, dengan rincian sebagai berikut : 1. Menjaga keleslarian sumber air; 2. Menerima air sesuai jalahnya; 3. Memanlaalkan air sesuai hak guna air yang diperoleh; 4 Menenlukan rencana lala lanam berdasar usulan pelani dan kelersediaan air irigasi; 5. Membual pembagian dan penjadwalan air; G Melaksanakan operasi dan pemeliharaan serla perbaikan jaringan irigasi;
7. Membiayai pelaksanaan operari dan perncliharaanseda perbaikan jarillgan; 124 8. Mengubah dan menambah jaringan irigasi atas persetujuan Daerzh Pnpinsi alau Uaerah KabupalenlKota; 9. Mendorong pelani pernakai air untuk menjadi anggola P3NGP3WlP3A dan mcmbayar iuran pengelolaan irigasi; 10. Melairukan kerjasama dengan lembaga keuangan; 11. Melaksanakan kejasamakontrak jasa sesuai hasii kesepakatan pengelolaan irigasi antara P3NGP3AIIP3A dan Daerah Propinsi atau Daerah KabupatenlKota alau pihak lain; 12. Mengajukail gugatan kepada pihak lain yang merusak prasarana jaringan irigasi alau merugikan organisasi I anggota dalam ha1 keirigasian; 13. Menjaluhkan sanksi lerhadap anggota yang melanggar ADIART.
6.2 Peran Daerah Propinsi atau Daerah Kabupaten!Kota Peran Daerah Plopinsi atau Daerah KabupalenlKola dalam pengelolaan irigasi antara lain sebagai bertkul : 1. Menerapkan dan menegakkan peraturan penrndang-undangan yang berlaku di Daerah Irigasi; 2. Pengaluran penyaluran dana pengelolaan irigasi yang bersumber dari APED; 3. Pemberian banluan dalam penyelesaian perselisihan antar IP3A dan pihak lain; 4. Pengamatan dan penelitian penentuan ketersediaan air di wilayah Daerah Propinsi atau Daerali KabupatenKota; 5. Penyediaan dan pengaluran alokasi penggunaan air irigasi di wilayah Daerah Propinsi alau Daerah KabupalenlKota; 6. Peleslarian sumberdaya air di wilayah Daerah Propinsi atau Daerah KabupalenlKola; 7. Memberi konsullasi perencanaan tala tanam kepada IP3A; 8. Memberi banluan teknis dan keuangarl apabila dibutuhkan; 9. Mernberdayakan P3NGP3N lP3A dalam pengelolaan irigasi; 10. Melaksanakan audil pengelolaan irigasi secara berkala bersarna IP3A; 1 1. Melaksanakan monil~rirlgdan evaluasi di bidang keirigasian; 12. Melaksanakan perlindungan lerhadap fungsi lahan beririgasi. 6.3 Pcran Pcmcrintah
Peran Pemerinlah dalam pengelolaan irigasi anlara lain sebagai berikul: 1. Penyusunan dan penetapan kebijakan unluk mendukung pembangunan secara makro di bidang irigasi 2. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidang irigasi: 3. Pembinaan dan pengawasm alas penyelengg2raan otonomi daerah yang melipulj pemberian pedornan, birnbingan, oelalihan, arahan dan supervisi di bidang keirigasian; 4. Pengaturan penysluran dana pengelolaan irigasi yang bersumber dari APBN; dan 5. Penyelesaian perselisihan antar propinsi di bidang irigasi.
1
BAB VII , PENGELOLAAN IRlGASl 7.j
Rencana perigelolaan irigasi Rencana pengelolaan irigasi adalah acuan yang disiapkan oleh P3NGP3AllP3A secara berkala, yang memual materi anlara lain sebagai berikul: 1. Maksud dan tujuan pengelolaan irigasi yang dilaksanakan oleh P3AIGP3AllP3A; 2. Rincian program kerja pelaksanaan operasi dan pemeliharaan, pengamanan, rehabiljlasi scrla peningkalan jaringan; '
125 3. Daflar pihak-p'ihak yang diharapkan .akan melaksanakan kegialan' operasi dan pemeliharaan, pengarnanan, rehabililasi serla peningkalan jaringan parla sualu jaringan alau bagian tertenlu; (1 Anggarsi~biaya pengelolaan irigasi yang diperlukan; 5. Sunber dana unluk membiayai pengelolaan irigasi yang diperlukan; 6. Jumlah iuran yang akan dipungul dari anggola dan rencana pengalokasian dana iuran pada lingkal P3A. GP3A dan IP3A. P3AIGP3AIIP3A secara mandiri membuat rencana pengelolaan irigasi, dantapabila diperlukan, dapal meminta bimbingan leknis dari Oaerah Propinsi atau Daerah KabupatenlKota. Dalam ha1 P3NGP3AllP3A memerlukan banluan dalam pengelolaan irigasi dari pihak lain maka pelaksanaannya harus didasarkan pada kesepakatan pengelolaanirigasi yang disetujui dan ditandatangani bersama oleh seliap pihak yang memberikan pelayanan irigasi dalam wilayah k e j a P ~ A I G P ~ ~ ~ P ~ A . 2 Audit pengelolaan irigasi
Audil pengeldlaan irigasi m e ~ p a k a nkegialan pemeriksaan kinerja pengelolaan irigasi dan pemberian banluan dalam pengelolaan irigasi yang meliputi aspek organisasi, leknis, dan keuangan. Tujuan audil pengelolaan irigasi adalah menjamin kesinarnbungan dari jaringan irigasi dan kebertanggungjawaban anlara semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan irigasi, lermasuk pemberian bantuan dan lasililasi. Melalui audil tersebul dilakukan penilaian kesesuaian antara pelaksanaan pengelolaan irigasi dengan rencana pengelolaan irigasi, berila acara penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi, dan peraluran perundang-undangan di bidang irigasi. Audit pengelolaan ir~gasilerdiri dari liga aspek, yailu teknis, keuangan, dan kelembagaan sebagai berikul : a Asgek leknis : memeriksa kondisi fisik dan fungsi jaringan irigasi, pemanfaalan lahan dan jaringan. pcndayagunazn air irigasi, kualilas kegialan pemeliharaan jaringan, dan kondisi lingkungsn yang berhubungan dengan lrigasl, . b Aspek keuangan memeriksa proses pemungulan, pengumpulan, dan penggunaan dana pengelolaan irlgasi baik yang bersumber dari iuran maupun usaha lainnya, serta penggunaan dana banluan Pemerinlah dan Daerah Propinsi alau Daerah KabupatenlKola, lermasuk adminislrasi keuangan; dan c Aspek kelembagaan : memerlksa kineja P3AIGP3NIP3A dan lembaga pengelola irigasi Daerah Propinsi alau Daerah KabupalenlKola, kinerja pengurus P3AIGP3NIP3A, pelaksanaan ADIART, dan psraturan perur,dmg-undangan yang berlaku. Audil p2ngelolaan irigasi dilaksanakan secara transparan oleh Daerah Propinsi atau Daerah K3bupaienlKola dan P3NGP3AllP3A seliap lahun. '
Audil pengelolaan irigasi juga dilakukan pada lingkat KabupatenlKota untuk memeriksa pelaksanaan lugas dan peran Daerah Propinsi alau Daerah KabupalenlKola dalam pengaturan bidang irigasi. pcmberian banluan dan lasililasi, dan pengembangan sumberdaya manusia di wilayahnya masing-masing. Audll 9engelola;ln iriyasl dilaksanakan dengan mengacu pada pedo~nanyany berlaku di seliap daerah.
BAB Vlll PENDANAAN PENGELOLAAN IRlGASl
8.1 Prinsip pendanaan pcngclolaan irigasi
Prinsip pendanaan pengelolaan irigasi adalah :
126 1. Mengandalkan pada asas pern6erdayaan masyarakat P3AIGP3AllP3A; 2. Kebutuhan dana diusahakan dipenuhi dari perkumpulan petani pemakai air sendiri sebelurn merninta bai~luandari PemerintahItraerah Propinsi atau Daerah KabupatenlKota; 3. Oisesuaikan dengan kemampuan P3AIGP3AllP38, yang dihimpur~melalui luran pengelolaan irigasi yang dipungut dari anggota P3A, sumbangan petanl dalam bentuk tenaga keja, bahan, peralatan dan sebagainya; 4. Didasarkan alas angka kebutuhan nyala untuk pengelolaan irigasi (AKNPI) dari hasil penelusuran jaringan dan musyawarah; 5. Banluan Pemerintah IDaerah Propinsi alau Daerah KabupaledKota (bila diperiukan) bersifal stirnulan dan besarnya disesuaikan dengan mcmperlimbangkankemampuan setiap KabupatcnlKola; 6. Bantuan Pemerintah IDaerah Propinsl atau Daerah KabupaterJKota hanya djberikan apabila ada perminlaan dari perkurnpulan petani pemakai air, sesuai kebuluhan dan kepulusan alokssinya bersilat transparan dan berdasarkan krileria pengalokasian yang disepakati oleh kornisi irigasi. P.2 Sumber pendanaan operasi dan perneliharaan irigasi Anggaran operasi dan pemeliharaan dapat bersurnber dari: 1. Dana dari iuran anggota perkumpulan petani pemakai air yang dialokasikan untuk operasi dan perneliharaan irigasi; 2. Subslitusi darla dari anggola perkumpulan pelani pernakai air sendiri (dalarn bentuk lenaga kerja, bahan, peralatan); 3. Dana banluan Daerah Propinsi atau Daerah KabupalenlKota dan atau Pernerinlah unluk opcrasi dan pemeliharaan rulin (rnisalnya dari Dana Alokasi Umum); 4 . Sumbangan, hibah, alau bantuan yang lidak rnengikal;
5. Sumber dana dari usaha lain yang sah rnenurut huk~rm; 6. Sumber dana dalarn bentuk n'alura.
8.3 Surnber pendanaan rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi Anggaran kegialan rehabililasi dan peningkalan jaringan irigasi bcrsumber dari : 1. Dana dari iuran anggola perkumpulan petani pernakai air yang dialokasikan unluk rehabililasi alau
peningkalan ja:ir,gan irigasi;
2. Substilusi dana dari anggota perkumpulan pelani pemakai air sendiri (tellaga kerja, bahan, peralzlan);
3. Dana bantuan Daerah Propinsi atau Daerah KabupalenlKola dan alau Pemerintah yang dialokasikan unluk rehabilitasi alau peningkatan jaringan irigasi sesuai dengan peraluran yang berlaku dan disepakati dalarn kornisi irigasi(misa1nya dari Dana Alokasi Khusus) 4 . Dana bantuan atau pinjaman dari lembaga keuangan. Khusus unluk rehabililasi dan peningkatan jaringan irigasi, dimungkinkan pencarian pinjaman dari pihak keliga, narnun pinjaman tersebul hendaknya rnerupakan allernatif terakhir dan harus mcngunlungkan perkurnpulan pelani pernakai air. BAB IX PEMBERIAN BAE;TUAN DAN FASlLlTASl KEPADA P3NGP3AllP3A PASCA PENYERAHAN KEWENANGAN PENGELOLAAN IRlGASl '
i t
9.1 Prinsip pemberian bantuan dan fasilitasi
127 Pemberian banluan dan fasililasi oleh Daerah Propinsi alau Daerah KabupatenlKola danlatau pihak lain kepada P3AIGP3NIP3A berdasarkan prinsip-prinsip sebagai benkul: 1. Periingkalan kcinampuan dan kemandirian P3NGP3MP3A dalam pengelolaan irigasi dan pernbiayaaiinya; 2. P3WGP3NIP3A telah membcrat rencana pengelolaan irigasi dan rnelaksanakannya; 3. Banluan dan fasililasi diberikan sesuai deijgrtn perminlaan dan perselujuan dari P3NGP3AllP3A; 3 . P3AIGP3AllP3A dinilai layak unluk rnendapztkan banluan rnelalui audit pengelolaan irigasi; 5. Pernberian banluan dan fasilitasi dikoordinasikan rnelalui induk perkumpglan pelani pernakai air (IP3A); 6. Banluan dan fasililasi kepada P3NGP3NlP3A diberikan apabila ada kontribusi dari P3AlGP3NIP3A; 7. Persyaratanlkrileria pengalokasian bantuan dan lasililasi dari Daerah Propinsi atau Daerah KabupatenlKola kepada P3NGP3AAP3A dilentukan oleh kornisi irigasi secara partisipatif dan lransparan, yang berlaku unluh seluruh Daerah Irigasi. 9. Banluan dan fasililas kepada P3AiGP3NIP3A lidak menciplakan 'kelergantungan' bafu. 9.2 Jcnis bantuan dan fasilitasi
Jenis banluan dsn lasililasi yang diberikan kepada P3NGP3NIP3A anlara lain bentpa:
II I
I I
1
j
I
I. Pembiayaan pembangunan, rehabililasi, peningkatan jaringan, dan operasi dan pemeliharaan jaringan
i:igasi. diwilayah kerjanya. Peningkalan kemampuan dalam bentuk pelalihan, bimbingan, pendarnpingan, penyuluhan, pelunjuk teknis, dan kerjasama pengeiolaan; 3. Pengualan unluk mendorong pembenlukan P3AIGP3NIP3A secara demokratis dan berbadan hukum; 4. Pemberian banluan lenaga ahli dan tenaga pelaksana pengelolaan irigasi; 5 Mediasi dan pembelaan dalam penyelesaian sengkela yang bcrkailan dengan pengelolaan irigasi; dan G Birnbingan dan sarana pengembangan usahalani dan usaha ekonomi.
2
I
1
>
f
i 1 I
9.3 Mckanisme pemberian bantuan dan fasilitasi serta pertanggungjawaban
Mekanisme pemberian banluan dan fasilitasi kepada P3WGP3NlP3A dan pcrtanggungjawabannya sebagai berikul, 1. P3NGP3AIIP3A menyusun kebuluhan bantuan dan fasilitasi; 2. Menyampaika,r usulan kebuluhan. banluan dan fasililasi kepada Daerah Propinsi alau Daerah Kabupalen1Ko:a atau pihak lain; 3. Daerah Propinsi alau Daerah Kab~patenlKolaalau pihak lain melakukan verifikasi alas usulan tersebut secara di;!ogrs; 4 . Daerah Propinsi alau Daerah KabupatenlKota atau pihak iain rnelakukan kesepakatan pernberian bantuan dan lasililasi; 5. Daerah Propinsi alau Daer~hKabupalenlKota alau pihak lain merealisasikan pemberian banlua'n dan lasilitasi; 6 P3NGP3NlP3A menyusun dan rnenyampaikan laporan pertanggungjawaban alas bantuan dan lasilitasi yang dilerima kepada pihak pemberi bantuan; 7 . Daerah Propinsi alau Daerah KabupalenlKola bersama P3NGP3WIP3A rnelaksanakan audit pengelolaan irigasi scliap tahun. unluk menilai tingkal kernanlaatan dari baniuan dan Iasilitasi yang pernah dilerima serla menenlukan kelayakan P3AIGP3AIIP3A dalam mendapalkan bantuan dan lasililasi baru (jika masih diperlukan). 8 Daerah Propinsi alau Daerah KabupalenlKota atau pihak lain unluk tujuan tertentu dapat rnelakukan cvaluasi manfaal alas pernberian bantuan dan fasililasi.
BAB'X TATALAKEANA PENYERAHAN KWJENANGAN PENGELOLAAN IRlGASl
10.1 Pendekatan penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi Dalam melaksanakan kegialan penyerahan kewerlangan pengelolaan irigasi, digunakan pendekalan sebagai bcrikut : 1. Pendekatan berbasis masyarakat Pelaksanaan kegiatan penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi dilakukan secara partisipa(if dan dialogis dengan memperhatikan aspirasi dan masyarakal, sehingga masyarakat peiariime~jadisubyek pengainbil keputusan. 2. Pendekatan berbasis sumberdaya lokal
Pelaksanaan kegiatan penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi rnengulamakan peinanfaalan sumberdaya lokal yang tersedia seperli kelembagaan petani yang sudah ada, tenaga keja, dan malerial, dengan memperhatikan keseimbangan dan kelestarian lingkungan, sehingga tejadi proses pernberdayaan terhadap potensi bkal secara berkelanjutan.
3. Pendekatan sosial budaya, ekonomi, dan teknis
Pelaksanaan kegiatan penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi memperhatikan aspck sosial budaya, ekonomi masyarakat, dan teknologi lokal secara terpadu dan sinergis sehingga dapal dicapai hasil yang lebih optimal. 4. Pendekatan kemitraan antara P3PJGP3NIP3A dan Daerah Propinsi atau Dacrail KabupatcnlKots
atau pihak lain Pelaksanaan kegialan penyerah~nkewenangan pengelolaan irigasi rnctlgulamaka~~ Ilubungan kcrja kemitraan antara P3AIGP3AllP3A dan Daerah Propinsi alau Daerah KabupatenlKola atau pihak lain dialur secara lransparan dan bertanggungjawab melalui kcscpakalan tertulis. Di samping pendekalan tersebul di alas, dapal dilerapkan pendekatan lain yang ada di lokasi KabupalenlKota selempat berdasarkan prinsip partisipatif. Untuk mengefekUfkan penerapan pendekatan di aIas, dapat melibatkan lenaga pendamping P3AIGP3NlP3A yang diseleksi oleh pengunrs P3AIGP3NIP3A. Tenaga pendarnping tersebut bedungsi sebagai motivator, mediator, lasililalor, dan kalalisalor untuk P3AIGP3AIIP3A.
1.2 Tahap pcrsiapan 1.2.1 Kegiatan di tingkat Propinsi
1. Sosialisasi penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi
Sosialisasi PKPl yang litik beralnya pada penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi dilakukan kepada unsur Pemerinlah KabupatenlKota dan unsur non-pemerintah (LSWPerguruan Tinggi) yang terkail dengar1 pengelolaan irigasi. Materi sosialisasi anlara lain melipuli Undang-Undang Nomor 2211999 lentang Pemerintah Daerah, Undang-Undang Nomor 2511999 lentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Pcraluran Pemerintah nomo: 77 Tahun 2001 tentang Irigasi, Kcpmcndagri
fcntang Pcmbcntukari dan pcrnberilayaan P3A, serla peratifan perundang-undangan dan pedornan yang lerkail. 2. Sclcksi dan pclatihan tcnaga pelatih (TOT)
Pelatihan tenaga pelatih (Training o/ Trainer = TOO bagi ter~agapelatih perkumpulan pelani pemakai air di lingkat KabupalenlKota, baik crnsur Daerah Propinsi atau Daerah KabupatenlKota maupun unsur non-pemerintah (LSM / Perguruan Tinggi) serta Koordinator TPP yang diseleksi dari unsur LSM, peiguruan tinggi, alau unsur Daerah Propinsi atau Daerah KabupatedKota. Tenaga Petalih tersebul akan melaksanakan pela!ihan lenaga pendamping prlani (TPP) dan KPL lingkat KabupalenlKola. 3. Koordinasi persiapan pelaksanaan
Daeiah Propinsi rnengkoordinasikan persiapan pelaksanaan penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi pada Oerall Iiigasi linlas KabupaIenlKota. 4. Penyusunan pedornan penyerahan kewenangan pcngelolaan irigasi
Daerah Propinsi rnenyusun dan menetapkan pedornan dalam rangka penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi dengan rnateri anlara lain: - Pedoman penyusunan rnateri peraturan daerat~tentang irigasi; - Pedoman pemberdayaan perkumpulan pelani pemakai air aspek kelembagaan, leknis, dan keuangan; - Pedoman kegiatan profil sosio ekonorni teknik dan kelernbagaan (PSETK); - Pedoman penilaian kelayakan penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi; - Pedornan peiaksanaan penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi yang operasional dan sesuai dengan kondisi sosio kullural ~~asyarakat selempal dan rnernuat hal-ha1 antara lain sebagai berikut: Komisi irigasi; Persyaratan penyerahan pewcnangan penyelolaan irigasi; Rencana pengelolaan irigasi; * Conloh bcrita acara penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi Tugas dan langgung jawab lernbaga pengelola irigasi; Pendanaan pengelolaan irigasi; dan Forum koordinasi daerah irigasi di Daerah lrigasi multiguna; . - Pedoman PPKP; - Pedoman desain partisipatif; - Pedoman konstruksi partisipatif; Pedoman operasi dan perneliharaan partisipatif; - Modul-modulpelalihan dan sosialisasi; Pedoman audit pengelolaan irigasi; dan - Pedoman moniloring dan evaluasi. 10.2.2 Kegiatan di tingkat KabupatcnlKota
1. Kajian terhadap kondisi dan potensi daerah
Daerah KabupalenlKola melaksanakan kajian lerhadap kondisi dan potensi daerah serta pengaturan yang berkailan dengaii kebijakan pengelolaan irigasi dalarn rangka merurnuskan kebijakan dan pelunjuk pelaksanaan penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi. Kajian ini digunakan sebagai acuan" dala~npelaksanaarr (asilitasi kepada perkumpulan pelani pernakai air secara berkelanjulan h~nggamencapai perkumpulan pelani pemakai air yang berksmbang.
2. ~ i r n u s a nkebijakan dan juklak Daerah KabupalenKola dalam rangka penyerahan kowenangan pengelolaan irigasi merumuskan kebijakan dan petunjuk pelaksanaan penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi sebagai penjabaran dari pedoman yang dikeluarkan oleh Propinsi serta Pelnerintah yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah. 3. Koordinasi persiapan penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi
Koordinasi persiapan penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi di ~abu~alen;~otadilakukan sleh komisi irigasi yang diknluk oleh Bupatiialikota. Koordinasi tersebui dimaksudkan untuk mensinkronisasikan program dan mengidegrasikan rencana kegiatan-kegiatan yang mendukung pelaksanaan penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi seperti pcngkajian lerhadap kondisl dan potensi daerah, perumusan kebijakar, dan juklak, serta penyusunan prcgram kerj'a penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi. 4. Sosialisasi penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi dan PPKP Sosialisasi penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi dan PPKP dilaksanakan secara serjenjang kepada unsur lembaga Daerah Propinsi atau Daerah KabupatenMota terkait dan unsur rnasyarakat yang berkepenlingan dengan pengelolaan irigasi di lingkat KabupatenIKola sarnpai tingkat Kccarnatan. Sosialisasi tersebut dilakukan oleh pembina perkumpulan petani pemakai air tingkat Kabupaten, dengan materi sosialisasi mengacu kepada maten sosialisasl di tingkat Propinsi dan materi lain yang dianggap perlu. 5. Seleksi Daerah lrigasi Seleksi Daerah lrigasi diawali dengan kegialan invenlarisasi data dasar oleh kelompok kej a (Pokja) untuk memperoleh gambaran nyala lenlang kondisi awal lokasi penyerahan kevienangan pengclolaan irigasi yang mencakup anlara lain aspek ketersediaan air, kondisi fisik dan fungsi jaringan, luas areal pelayanan, kelembagaan dan pola lanam. 6. Pelatihan TPP dan KPL
Pemerintah Kabupa!enlKota menyelenggarakan pela!ihan TPP dan KPL yang dilakukan oleh lcnaga pelatih yang telah mendapatkan TOTdi Propinsi. Pengadaan TPP bersilal lenlalive dan alas dasar kebuluhan alau perminlaan serta pcrsctujuan dari rnasyai~kalpelani pemakai air irigasi.
1.2.3 Kegialan di ting'kat lcrsier 1. Sosialisasilkonsultasi tentang penyerahan kewenangan pcngclolaan irigasi dan PPKP
-
Sosialisasi penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi dan penjelasan Pemahaman Partisipalif Kondisi Perdesaan (PPKP) dilaksanakan oleh KPL kepada slaf Dacrah Propinsi alau Dacral~ KabupalenlKola di tingkat Kecamatan dan Desa, lokoh masyarakat, LSM setempal, dan pengurus perkurnpulan petani pemakai air. Penyebarluasan program penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi dan pembaharuan kebijakan pengelolaan irigasi kepada masyarakat dilaksanakan unluk seluruh petani. Sosialisasi dapat dilaksanakan oleh pengurus perkumpulan petani pemakai air, lokoh masyarakal, kepala desa, LSM selempal, pelani pemandu (petandu) serta dibantu KPL.
2: Pelaksanaan identifikasi kondisi dan perrnasalahan Idenlifikasi kondisi dan permasalahan di lingkal lersier dilaksanakan ole;\ pelandu, pengurus perkumpulao petani pernakai air dan petani dari daerah hulu, lengah, hllir atas bimbingan KPL dan lenaga pendamping perkumpulan petan1 pernakai air (jika diperlukan). Pelaksanaan idenlifikasi di lingkal lersier dilakukan dengan cara dialogis dan penelusuran jaringan bersama petani unluk merumuskan masalah dan pemecahannya yang mencakup aspek kondisi fisik jaringan, operasi dan pemeliharaan, kelembagaan petani, pertanian, dan keadaan sosial dan ekonomi masyarakal.
Hasil idenlifikasi kondisi dan permasalahan di tingkal tersier digunakan sebagai dasar pernberdayaan P3AIGP3AIIP3A. 'roses persiapa~i kegialan penyerahan kewenangan pengelolaan in'gasi sebagaimana diuraikan di alas ijelaskan secara umum dalam Gambar l.a.
0.3 Tahap pclaksanaan 0.3.1 Kcgiatan di tingkat Propinsi 1. Fasilitasi pelaksanaan penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi di Kabupaten!Kota Daerah Propinsi melaksanakan lokakarya, mengadakan koordinasi antar KabupatenlKota, rnemfasilitasi inlormasi tenlang penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi anlar KabupatenIKota dan rnenyusun materi penyerahan kevtecangan pengelolaar~ irigasi lebih lanjul dengan maksud meningkalkan kemampuan KabupatenlKola dalam mencapai keberhasilan program penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi. 2. Pcrcncan~andan pcnyaluran' bantuan keuangan Daerah Propinsi merencanakan dan rnenyalurkan banluan kcuangan dalam rangka mendukung keberhasilan pelaksanaan program penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi di KabupatenlKola yang mernbutuhkan. 3. Pcrcnc~naandan pclaksanaan monitoring dan evaluasi penyerahan kewenangan pengelolaan
irigasi Daerah Propinsi merencanakan dan melaksanakan moniloring dan evaluasi unluk program PKPl lermasuk penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi yang dilaksanakan oleh KabupatenlKola agar pelaksanaan dan keberhasilan program PKPl sesuai dengan lujuan yang lelah ditelapkan.
1.3.2 Kcgiatan di tingkat KabupatenlKota
1. Fasilitasi dan koordinasi penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi Pokja PKPl rnemfasililasi dan mengkoordinasikan berbagai kegialan yang berkailan dengan PKPI, anlara lain meningkalkan kemampuan TPP dan KPL dalam pelaksanaan program penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi. 2. Pcnilaian kelayakan Daerali Propinsi alau Daerah KabupatenlKota melaksanakan penilaian kelayakan rnengenai jaringan irigasi, sunibcr air, dan kelbmbagaan P3NGP3NlP3A yang akan menerima penyerahan kewenangan
132 pengeroba~iriyasi sesuai dengan hasil PSETK dan persyaratan penyeraflan kewenangan pengelolaan irigasi. 'craturan Dacrah dao Keputusan Kepala Dacrah jetelah dilakukan pepilaian dan dianggap layak, Oaerah Propinsi atau Daerah KabupalenlKota nenyerahkan kewenaqgan pengelolaan irigasi kepada P3NGP3NIP3A, dan memperslapkan produkvoduk hukum berupa peraluran Daerah dan alau Kepulusan Kepala Daerah yang meliputi antara lain : . Berila acara penyeranan wewcnang alas pangelolaan irigasi dan aturan kesepakatan pengelolaan, yang berisi antara Ibin : penetapan ff3AIGP3NIP3A sebagai lembaga pengelola irigasi di wilayah kerjanya; pengaturan vraian wewenang, hak, kewajiban, dan tanggung jawab antara GP3NIP3A dan Oaetah Proflinsi alau Oaerah KabupalenlKota yang memfasilitasi di. jaringan irigasi sitelah penyerahan; mekanisme kejasama pengelolaan irigasi berdasarkan kesepakatan .pengelolaan irigasi antara P3AIQP3MP3A dan Daerah Propinsi atau Daerah KabupalenlKola atau pihak lain; - kewajiban Qaerah Propinsi atau Daerah KabupalenMota dalam memberdayakari P ~ W G P ~ A serta ~ ~ ~membanlu A, dan memfasililasi penyelesaian sengkela sesuai ADlART P3WGP3NIfl3A dan peraturan Daerah Propinsi alau Oaerah KabupatenNota yang berlaku; - penerapan abdil pengelolaan irigasi oleh Daerah Propinsi atau Daerah KabupatenlKola bersama P3NGP3MP3A; - mekanisrne penyelesaian permasalahan anlara Daerah Propinsi atau Daerah KabupatenIKqta dan P3NGP3MP3A; Penjelasan menqenai penyusunan berita acara penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi lebih Iznjut dapat ldilihat pada Lampiran 1. Mekanisme pertangg ngjawaban banluan dana dari Daerah Propinsi atau Daerah KabupatcnlKola kepada P3NGP3N I 3A; Mekanisme pelaksanban kontrak jasa anlara Oaerah Propinsi alau Daerah KabupalenlKota dan 1P3A ;tau GP3A dalah keadaan darurat atau kejadian khusus, misalnya terjadi bencana alam.
-
-
d
encanaan dan penyaluran bantuan keuangan rah KabupalenlKola wrencanakan dan menyalurkan bantuan keuangan kepada IP3A dalam ~ k amendukung pelak~anaanprogram penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi dan dalam jka pengelolaan irigasipasca penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi. iksanaan monitoring dan evaluasi penyerahan kewenangan pcngclolaan irigasi a PKPl kabupaten merpncanakan dan rnelaksanakan monitoring dan evaluasi untuk program PKPl asuk penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi agar pelaksanaan dan keberhasilan program I sesuai dengan tujuanlyang telah ditetapkan.
atan di tingkat sekunder (GPSA) ihan PSETK dengan metode PPKP Pelatihan PSETK debgan melode PPKP dilaksanakan oleh pelatih dari KabupalenlKota, LSM dan Perguruan ~inggilkepada KPL dan tenaga pendamping P3AIGP3AllP3A, dan pihak lain yang lerkail dalam pemberdayaan P3AIGP3AllP3A.
-
Pelaliljan dilujuka'n bagi para lokoh petanupetani maju, calon pengurus..P3NGP3AAP3A yang mewakili pelani bagian hulu, tengah dan hilir dalam suatu slslem jaringan. Pe'serla dilatih sebagai pemandu dalam proses PSETK dengan melode PPKP, dengan melakukan penelusuran, diskusi yang dialogis uctuk menggali peimasalahan pelani dan memecahkan permasalahannya alas prinsip pemberdayaan.
2. Pelaksanaan penyusunan PSETK tingkat sekunder atau sebagian Daerah lrigasi (GPSA) Penyusunan PSETK pada lingkal sekunder alau sebagian Daerah lrigasi dilaksanakan oleh pengurus P3A masing-masingyang dilayani oleh saluran sekunder yang mewakili daerah hulu, tengah, hilir alas bimbingan KPL dan TPP. Penyusunan PSETK dilakukan dengan cara dialogis dan penelusuran jaringan untuk merumuskan masalah dan pemecahannya yang mencakup aspek kondisl fisik jaringan, opecasi dan pemeliharqan, kelenibagaan pelani, usahalani, keadaan sosial dan ekonomimasyarakat.
Salah salu keluaran pokok dari PSETK adalah invenlarisasi saluran dan bangunan di jaringan irigasi lingkal sekunder alau sebagian Daerah Irigasi. Hasil PSETK digunakan sebagai acuan dalam kegialan pelalihanlpernbinaan yang melipuli pembentukan, pengaktifan dan pemantapan GP3A; perencanaan prog:am kerja GPJA; pningkatan dan pengembangan jaringan irigasi; serta pemantapan pendanaan irigasi dan wirausaha tani untuk mencapai slalus GP3A yang berkembang dan mandin. 3. Pembentukan dan pcmberdayaan GP3A
Proses pembenlukan GP3A dilaksanakan secara demokratis. Selelah perkumpulan pelani pemakai air lerbenluk di seliap pelak lersier dari suatu jaringan maka beberapa perkumpulan petani pemakai air lersebul ne!akukan evqluasi permaselahan pada masing-masing perkunlpulan petani pemakai air untuk dibahas dalam lingklip pengelolaan jaringan sekunder atau sebagian Daerah Irigasi. Karena ada kepentingan bersama perkumpulan pelani pemakai air di daerah hulu, tengah, dan hilir maka pedu dibenluk GP3A yang akan rnenee;ola jaringan untuk memecahkan permasalahan pengelolaan irigasi pada lingkal jaringsn sekunder alau sebagian Daerah Irigasi. I
I
I
II I
1
Pemberdayaan GP3A d~laksanakanoleh kelompok pendamping lapangan (KPL) dan lembaga terkail unluk mendorong aklivitas lembaga perkumpulan petani pemakai air dalam aspek kelembagaaniorgan~sasi,adrninisbasi, keuangan, teknis irigasi, teknis usahatani, wira usaha serta lasilitasi slalus badan hukurn GP3A. GP3A dilumbuh-kernbangkan sebagai lembaga yang olonom dan mandiri. U~~lul: il3 periu aJanya pelatihan dan pendampingan dalam aspek organisasi, adrninislrasi, kcuangan, usaha, penyiapan ADIART, teknis irigasi, leknis pertanian, dan kegiatan lain yang mendolong GP3A unluk rnengembangkan aklivilasnya. 4. Pelatihan pcrencanaan, pclaksanaan pengelolaan irigasi, dan wirausaha tani Daerah Propinsi alau Daerah KabupatenlKota bersarna KPL menyelenggarakan pelatihan pengurus GP3A. TPP dan lenaga pclaksana pengelolaan irigasi lingkat jaringan sekunder tentang penyusunan rcncana pengelolaan ~rigasi,kesepakatan pengelolaan irigasi, dan pelaksanaannya, serta wirausaha lani. 5. Pcnyusunan rcncana pengelolaan irigasi dan pelaksanaannya
Sebagai lindak lanjul dari pelalihan perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan irigasi, GP3A menyusun dan melaksanakan rencana pengelolaan irigasi, serta kesepakatan pengelolaan irigasi apabila diperlukan. berdasarkan PSETK unluk wilayah kerjanya, dengan difasililasi oleh Pemerinlah Daerah, (KPL, dan TPP). Penjetasan mengenai penyusunan rencana pengelolaan irigasi lebih lanjul dapal dilihal pada Larnpiran 2.
Rencana pengelolaan .irigasi disiapkan dalam pedoman yang lepal guna, dapal dipahami dan dilaksanakan, sesuai dengan kebuluhar! r~yaladi lapangan, serta dapal dipertanggungjawabkan ole11 GP3A.
6. Persiapan dan penetapanlpengesahan bcrita acara penyerahan (tingkat GP3A) Penyerahan kewenangan pengeiolaan irigasi dari Daerah KabupalenlKota kepada GP3A yang lelah berbadan hukum diluangkan dalam suatu berita acara penyerahan, yang ditandatangani bersama antara Bupalialikola dan GP3A. Dengan penyerahan ini maka pengarnbilan keputusan dalam pengelolaan iriyasi dilaksanakan oleh GP3A, dan Pernerintah KabupatenMota berperan sebagai regulalor dan penegakan hukum, serta pendampingllasililator. Unluk Daerah lrigasi yang linlas Kabupaleflota, pngaluran penyerahan dialir bersama oleh KabupalenlKola yang bersdngkulan dan dikoordinasikan di tingkat Propinsi. .3.4 Kegiatan di tinqkat Daerah lrigasi (IP3A)
1. Pelaksanaan penyusunan PSETK tingkat Dacrah lrigasi (lP3A) Penyusunan PSETK pada tingkat Daerah lrigasi dilaksanakan oleh masing-masing pengurus GP3A yang dilayani oleh jaringan utarna yang mewakili daerah hulu, tengah, hilir alas bimbingan KPL dan TPP. Penyusunan PSETK dilakukan dengan cara dialogis dan penelusuran jaringan untuk merumuskan masalah dan pemecahannya yang mencakup aspek kondisi fisik jaringan, operasi dan pemeliharaan, kelernbagaan petani, usahatzni, keadaan sosial dan ekonorni rnasyarakat.
Salah satu keluaran pokok dari PSETK adalah invenIarisasi saluran dan bangunan di jaringan irigasi lingkal Oaerah Irigzsi. Hasil PSETK digunakan sebagai acuan dalam kegiatan pelalihanlpembinaan yang melipuli pembentukafi, pengaktilan dan pemanlapan 1P3A; perencanaan program kcrja iP3A; peningkalan dan pengembangan jaringan irigasi; serta pemantapan pendanaan irigasi dan wirausaha lani untuk mencapai slalus IP3A yang berkembang dan mandiri. 2. Pembcntukan dan pemberdayaan 1P3A Proses pembenlukan IP3A dilaksanakan secara dernokratis. Setelah GP3A terbentuk di seliap jaringan sekunder atau sefiap bagian Daerah lrigasi maka bsberapa GP3A telsebul melakukan evaluasi permasalahan pada masing-masing GP3A unluk dibahas dalam lingkup pengebban Daerah Irigasi. Karena ada kepenUngan bersama GP3A di daerah hulu, tengah, dan hilir maka perlu dibentuk IP3A yang akan mengklola Daerah lrigasi unluk rnemecahkan permasalahan pengelolaan irigasl pada lingkal Oaerah Irigasi. Pada Daerah lrigasi berskala sedang yang lerdiri dari beberapa P3A, maka beberapa P3A tersebut rnembentuk GP3A yang berslalus dan berfungsi sebagai IP3A. Khusus untuk Daerah lrigasi kecil yang hanya lerdiri dari 1 (satu) P3A maka P3A lersebul secara otomatis berslatus dan berlungsi sebagai lP3A.
Pernberdayaan IP3A dilaksanakan oleh kelompok pendarnping lapangan (KPL) dan lernbaga terkait unluk mendorong aklivilas lembaga IP3A dalam aspek kelembagaanlorganisasi, adminislrasi, keuangan, leknis irigasi, leknis usahalani, wira usaha serta Iasililasi slalus badan hukurn IP3A. IP3A dilumbuh-kernbanykan sebagai lembaga yang olonom dan rnandiri. Unluk itu perlu adanya pelalihan dan pendampingan dalam aspek organisasi, administrasi, keuangan, usaha, penyiapan ADIART, leknis irigasi. leknis pertanian, dar?kegiatar~lain yang rnendorong IP3A untuk mengembangkan aklivitasnya.
135 3. Pclatihan pcrcncanaan dan pclaksanaan pcngclolaah irigasi
Gaerah Propinsi atau Oaerah KabupatenlKota bersama KPL rnenyelenggarakan pelatihan pengurus IP3A, TPP dan tenaga pe!aksana pengelolaan ifigasi lingkat Daerah Irigasi lentang penyusunan rcncana pengelolaan irigasi, kesepakatan pengelolaan irigasi, dan pelaksanaannya serta wirausaha lani.
4. Fcnyusunan rencana pengelolaan irigasi dan pelaksanaannya
Sebagai lindak lanjut dari pelatihan perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan irigasi, IP3A menyusun dan me!aksanakan rencana pengelolaan irigasi, serta kesepakatan pengelolaan irigasi apabila diperlukan, berdasarkan PSETK untuk sa!u Oaerah Irigasi, dengan difasilitasi oleh Daerah Propinsi atag Daerah KabupatenlKola, (KPL, dan TPP). Rencana pengelolaan irigasi disizpkan dalam pedoman yang tepat guna, dapat dipahami dan dilaksanakan, sesuai dengan kebutuhan nyata di lapangan, serta dapat dipertanggungjawabkan oleh IP3A. Pcrsiapan dan penetapanlpengesahan berita acara penyerahan (tingkat IP3A) Penyerahan kewenangan pengelolzan irigasi dari Daerah KabupatenNota kepada IP3A yang telah berbadan hukurn dituangkan dalam suatu berita acara penyerahan, yang ditandatangani bersama anlara Bupati/Walikola dar, IP3A. Dengan penyerahan ini maka pengambilan kepulusan dalam pengelolaan irigasi dilaksanakan oleh IP3A, dan Daerah KabupatenlKota berperan sebagai regulator dan pe~egakanhukum, serta pendampingllasililzitor. Untuk Daerah lrigasi yang lintas KebupalenlKota. pengaluran penyerahan diatur berqama oleh KabupatenlKota yang bersangkutan dan dikoordinasikan dr lingkal Propinsi. Proses pelaksanaar! kegialsn peclyerahan kewenangan pengelolaan irigasi sebagaimana diuraikan diatas dapat dipcriksa pada bagan alir gambar I .b. 10.4 Tahap pcmantapan
10.4.1 Kcgiatan di tingkat Propinsi
1. Fxilitasi pemantapan penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi di KabupatenlKota
Oaerah Propinsi memfasilitasi Daerah KabupatedKola dalam pengembangan informasi tenlang penyerahan kev~enanganpengelolaan irigasi antar KabupatenlKota dan meningkatkan kemampuan KabupatenlKola serta memantapkan koordinasi dan kejasama antar KabupatentKota dalam rnencapai kcbcrhasilan program penyeiahan kewenangan pengelolaan irigasi linlas KabupalenNota. 2 . Pclaksanaan pcrnbcrian bantuan kctiangan
Daerah Propinsi melaksanakan pemberian banluan keuangan dan menclapkan kebijakan pcngadminislrasian keuangan dari Propinsi kepada Kabupateflota dan kepada IP3A (melalui koordinasi dengan Daerah KabupateMota) dalam rangka mendukung keberhasilan pelaksanaan program penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi di KabupalenlKola secara berkelanjutan. 3. Pclaksanaan monitoring dan cvaluasi pcnycrahan kewenangan pengclolaan irigasi
I
:
Daerah Propinsi rnelakukan rnoniloring Jan cvaluasi pelaksanaarl program PSPI terrnasuk penyerahq11~6 kewenangan penbelolaan i$asi di Kabupalenma, untuk menyernpumakan dan rnorurnuskan rangka rnernantapkan keberhasilan program PKPI. kebijakan serta langkah-langkah l~ndaklanjut
.4.2 Kegiatan di tingkat KabupatenlKota
I.Fasilitasi dan koordinasi penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi Daerah KabupalenMola rnelaksanakan lasilitasi; mernantapkan koordinasi; dan meningkatkan kemarnpuan sumberdaya manusia (P3NGp3.rVIP3A dan aparat Pernerintah KabupatenlKola) dalam pengelolaan irigasi partisipatif secara berkelanjutan. 2. Pelaksanaan pernberian bantuan keuangan Daerah KebupatenXoPa melaksanakan pernberian bantuan keuangan dan rnenetapkan kebijakan pengadrr~inislrasiankeuangan dari KabupatenXota kepada IP3A unluk rnendukung kemandirian !?3A dalarn pengelolaan irigasi secara berkelanjutan. Pemberian bantuan keuangan tersebut bersilal slimulan dan diberikan alas persetujuan IP3A. Pemerintah dan Daeralh Propinsi atau Daerah KabupatenlKota dzpat rnernberikan bantua;l akibal kerusakan jaringan yang disebabkan oleh bencana alam atau kerdsakan yang rnemerlukan perbaikan secara cepat dan berskala bes&, melalui koordinasi dengan IP3A. 3. Pelaksanaan audit pengelolaan irigasi Audil pengelolaan irigasi dilaksanakan oleh Daerah KabupatenlKola bersama GP3A dan IP3A dalam rangka mempertahankan keberlanjutan pengelolaan irigasi sesuai dengan kelenluan audit pengelolaan irigasi yang diatur pada Bab VII. 4. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi
Oaerah KabupatenlKola melaksanakan monitoring dan evaluasi di seluruh Daerah lrigasi untuk menyempurnakan dan merumuskan kebijakan serta langkah-langkah lindak lanjut dalam rangka msmantapkan keberhasilan program PKPI.
1.4.3 Kegiatan di tingkat Daerah lrigasi 1. Penyusunan dan pelaksanaan reficana pengelolaaan irigasi IP3A meningkalkan kemampuan secara mandiri dalam rangka menyusun dan melaksanakan rcncana pengelolaan irigasi di wilayah kejanya.
2. Permintaan bantuan kedangan kepada Dacrah Propinsi atau Daerah KabupatcnlKota dan pihak lain IP3A menyusun usulan permintaan bantuan keuangan kepada Daerah Propinsi atau Oaerah KabupatenlKola dan pihak lain dalam rangka pengelolaan irigasi. Prinsip permintaan banluan didasarkan alas kesediaan IP3A secara swadaya dalam mengurnpulkan dana sendiri, yang sebanding dengan rencana banluan yang diberikan oleh Daerah Propinsi alau Daerah KabupalenlKola dan pihak lain. 'roses pemanlapan kegiatan penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi sebagaimana diuraikan dialas dapat jilihal pada bagan alir Gambar 1.c. -19.
lndikalor keberhasiian penyerahan kewerlangan pcngelcrlaan irigasi dapat diukur dari kondisi sebelurn dan sesudah penyerahan kewenangan pengelolaan ie33si anlara lain: 1. Peningkalan kualitas kondisi fisik dan fungsi jaringan irigasi.
.
,
2. Peningkatan kinerja kelembagaan P3AIGP3AllP3A yang anlara lain mencakup: - Peningkalan kernampuan pengelolaan adminislrasi dan keuangan; - Peningkalan kemampuan pendanaan: - Peningkalan kerr~an~puan pengunis P3AIGP3AnP3A; - Peningkatan rasio anlara kebuluhan dana pengelolaan irigasi dengan iuran yang terkurnpul; . Peningkalan usaha lain ur~lukmencukupi kebuluhan pengelolaan irigasi. 3. Peningkalan pelayanan air irigasi yang anlara lain mencakup: - Peningkalan efisiensi dan efeklivilas pelayanan air irigasi secara adil dan merala; - Peningkalan kemampuan leknis pengoperasian jaringan irigasi; - Peningkalan upaya penertiban pengambilan liar. 4 . Penurcnan lingkzl !inlensilas konflik dan banyaknya permasalahan.
5. Perkembangan perlanian yang anlara Izin mencakup: - Peningkalan inlensilas lanam; - Pefiingkalan lua: lanam; - Pcningkalan produksi. ,
Gambor 1 .a
Bagon Alir Tahap Pcrsinpon Penycrohon Kewenongan Pengelolaan lrigasl
I JlJn:
oalrrn kepirlrn
PR d i l r k s r n ~ k r nLoo,dinasi r n l r r p i h r k y r n g tarkrit aartr p e n g a n d r 8 r n
d r n p e n g l r r l r n l a r h r d r p seluruh lahapan ~ ~ G ; J I J -
Garnba: 1 . b
Bagan Alir T a h a p Pelaksanaan Penyerahan K e w e n a n g ~ nPengelolaen Irigasi
---
.-
nbar 1.c
Bagan Alir Tahap Pemantapan pen yen ha^ Kewenangan :'engelolaan Irigasl
m U ph.\ 7.09 > : O I l r n keqhcan PA d b k s n a k n k-sl ern p c n g m r a n t*m.drp nhmd! 1 . h . p ~kqiman
'8-.i(
Lanipirsn 1 '
14'1 Pedoman tentang Penycrahan Kewcnanyan -Pcngelolaan Irigasi kepada Perkurnpulan Petani Pemakai Air
Bebcrapa Hal Yang Perlu Dimuat
Dalarn Berita Acara Penyerahan Kewenangan
Pengelolaan lrigasi I.
lnformasi dasar lnformasi dasar memuat antara lain: 1. Nama dan lokasi daerah irigasi, termasuk lokasi bendunghangunan utama; 2. Nama GP3NIP3A ; 3. Jenis, jumlah dan kondisi jaringan irigasi di wilayah kerja IP3A dengan mengacu pada peta siluasi dan skema jaringan, serta daHar inventarisasi saluran, bangunan dan peralatan (dilarnpirkan); 4. Wilayah kerjj IP3A dan luas areal pelayanan irigasi; 5. Oaftar P3A dan GP3A serta desa, kecamatan, dan kabupaten masing-masingP3A dan GP3A yang lercakup di wilayah IP3A; 6. Jumlah anggota dan luas areal setiap P3A; 7. Daftar nama, jabatan dan alamat pengurus IP3A (termasuk masa jabatan); 9. Pola lanam dan inlensitas tanam selama 2 (dua) lahun sebelum penyerahan. Wewcnang, Hak, Kewajiban dan Tanggung Jawab lnduk P3A 2.1 Wcwenang
Wevienang IP3k anlara lain: 1. Menyusun rencana dan kesepakatan pengelolaan irigasi; 2. Melakukan kegiatan pelaksanaan pengelolaan irigasi pada wilayah kerja IP3A; 3. Menetapkan besaran dan memungut, rnengelola serta memanfaalkan iuran dari anggota unluk membiayai pengelolaan irigasi; 4. Memungut rnengelola dan memanfaalkan dana pcngelolaan irigasi, baik yang bersumber dari iuran anggola, hasil usaha, maupun dari subsidi Pemerintah IDaerah Propinsi atau Daerah KabupalenlKota dan pihak lain; 5. Melakukan pemanlauar, dan evaluasi kegiatan pengelolaan irigasi. 2.2 Hak , Hak IP3A anlara lain: 1. hlenenlukan pola lanam dan tala lanam; 2. Mendapalkan hak guna air dari Oaerah Propinsi alau Daerah KabupatenlKola; 3. Mendapalkan Alokasi Air dari Daerah Propinsi atau Daerah KabupalenlKola; 4. Mendapalkan hak mengelola prasarana jaringan irigasi; 5. Mendapalkan hak mengelola bendung yang diserahkan kewenangan pcngelolaannya (scsuai kelenluan dan peraluran perundang-undangan yang berlaku pada lingkal daerah pengaliran sungai); 6. Mengalur AOlART dan melaksanakan sangsi kepada pelanggar; 7. Mengharuskan penerima pelayanan irigasi dalam wilayah kejanya menjadi anggota IP3A dan membayar iuran pengelolaan irigasi; 8. Memiliki tanah dan harta benda serta melakukan kontrak dengan pihak lain; 9. Mengajukan permohonan baotuan dan fasilitasi kepada Daerah Propinsi atau Daerah KabupatenlKo[a alau pihak lain;
1P.Mendapatkan perlindungan daii Daerah Propinsi alau Gacrah GbupalenlKota lerhadap fungsi lahan beririgasi; 1l.Mempunyai hak suara dalam pengelolaan suniberdaya air / daerah pengaliran sungai; 12.Menentukan pihak lain yaog diajak bekerjasama dengan IP3A, termasuk dengan Pernerintah Daerah. 2.3 Kewajiban dan tanggung jawab Kewajiban dan tanggung jawab IP3A anlara lain: 1. Merencanakan dan melaksanakan pemeliharaan sa!uran dan bangunan; 2. Mengatur pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangan kelebihan air irigasi serta rmncegah adanya pencemaran air. 3. Melakukan rehabilitasidan peningkalan jaringan irigasi; 4. Menjaga keberlangsungan fungsi jaringan irigasi (menunjuk kepada tata caia pengamanan jaringan irigasi); 5. MelaksanakanADIART; 6. Mernatuhi peraturan perundang-undangan Pemerintahl Daerah Propinsi atau Daerah KabupatenlKola; 7. Melindungi kepentingan anggota; 8. Mengembangkan usahatani; 9. Meningkalkan pendapalan anggota.
2.4 Peran Daerah Propinsi atau Daerah KabupatcnlKota Persr, rJaerah Propinsi alau Daerah KabupaledKola anlara lain: 1. Menerapkan dan menegakkan peraluran perundang-undangan yang berlaku di Daerah Irigasi; 2. Fengaluran penyaluran dana pengelolaan irigasi yang bersumber dari APBD; 3. Pemberian bantuan dalam penyelesaian perselisihan antar IP3A dan pihak lain; 4. Pengamatan dan penelitian penenluan kelersediaan air di wilayah Daerah Propinsi alau Oaerah KabupalenNola; 5. Penyediaan dan pengaturan alokasi penggunaan air irigasi di wilayah Daerah Propinsi alau Daersh Kabupatenfiota; 6. Peleslarian sumberdaya air di wilayah Daerah Propinsi alau Daerah KabupatenlKota; 7. Memberi konsdiasi perencanaan tata tanam kepada IP3A; 8. Memberibanluan teknis dan keuangan apabila dibutuhkan; 9. Memberdayakan P3WGP3W IP3A dalarn pengelolaan irigasi; 10.Melaksanakan audit pengelolaan irigasi secara berkala bersama IP3A; 11.Melaksanakan moniloring dan evaluasi di bidang keirigasian; dan 12.Melaksanakan perlindungan terhadap lungsi lahan beririgasi.
2.5 Hubungan antara IP3A dan Dacrah Propinsi atau Dacrah KabupatcnlKota Hubungan antara IP3A dan Daerah Propinsi atau Daerah KabupalenlKola anlara lain: 1. Penjelasan kedudukan IP3A pada kornisi irigasi; 2. Penjelasan kedudukan IP3A pada dewan daerah sumberdaya air; 3. Tatacara permintaan darl penerirnaan bantuan teknis dan keuangan dari Daerah Propinsi alau Daerah KabupatenlKola;
4. Kesepakatan pengelolaan irigasi anlara iP3A dengan Daerah Proplnsi atau Daerah KabupalenlKola dadatau pihak lain dalam rangka kerjasama pengelolaan Irigasi; 5. Talacara pelaksanaan audit pengeloiaan irigasi antara IP3A dan Daerah Proplnsi atau Oaerah KabupatedKota; 6. Talacara penyelesaian perselisihan; dan 7. Talacara pelaksanaan' konlrak jasa anlara Daerah Pmpinsi atau Daerah KabupatenlKota dan IP3A dalarn keadaan darurat atau kejadian khusus, misalnya terjadi bencana alam. 2.6 Pcmbatalan Pcnycrahan Kewcnangan
Pernba:alan penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikul: Alasanldasar pertirnbangan pernbatalan sementara penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi apabila: a. IP3A tidak lagi rnendapat dukungan dari mayoritas anggotanya; b. IP3A dengan sengaja rnengubah mayoritas fungsi lahan beririgasi unluk ~egialan di luar pertanian; c. IP3A dengan sengaja merusak atau mengubah fungsi jaringan irigasi tanpa ijin dari Oaerah Propinsi atau Daerah KabupatenlKota; d. IP3A lidak rnelaksanakan kewajiban mernelihara jaringan irigasi yang rnengakibatkanjaringan tidak berfungsi lagi; dan e. IP3A melanggar ketentuan-ketentuan pokok yang tercanlum dalam berita acara penyerahan kewenangan pengelclzar!, irigasi; Tatacara pernbatalan penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut. a Dae;ah Propinsi atau Daerah KabupatenlKota bersarna GP3AllP3A melaksanakari audit pengelolaan irigasi; b. Hasil audit pengelolaan irigasi tersebul dikaji bersama sebagai dasar pertimbangan pembatalan penyefahan kewenangan pengelolaan irigasi; i. Daerah Propinsi atau Oaerah KabupalenlKota bersarna GP3AllP3A rnembuat berita acara pembatalan penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi;
2
Selarna m x a pernbalalbn penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi, aaerah Propinsi atau Daerah KabupalenlKola berkewajiban rnelaksanakan pemberdayaan IP3A untuk mengalasi masalah-masalah yang rnenyebabkan kegagalan pengelolaan irigasi, kecuali untuk alasan yang ada pada bulir 1.b. Dalanl pclaksanaan Berita Acara Penyerahan Pengelolaan lrigasi perlu didukung dengan beberapa dokumen sebagai berikut : Lanip~rana :
Pcta situasi wilayah kerja 1P3A
Lanipiran b :
lnventarisasi jaringan irigasi
Lampiran
r, :
Tata Cara Pengamanan Jaringan lrigasi
144 Lampiran2
~edGrnan tantang Pcnyerahan Kcwcnangan Penhelolaan Irig?ri kcpada Perkumpulan Petani Pemakai Air
Beberapa Hal yang Perlu Dimuat dalam Rencana Pengelolaan lrigasi Tahunan'. I.Tujuan pelayanan irigasi
Tujuan pelayanan irigasi aniara lain mencakup: a.
Tujuan pokok usahalzni yang akan mcndapal pelayanan irigasi di wilayah kcrja GP3NIP3A;
b. Tujuan-lujuan pelayanan pengelolaan irigasi di wilayah kerja GP3AllP3A. 2.
Rincian pclayanan air irigasi Rincian pelayanan air irigasi antara lain mencakup: a. Dasar-dasar penyediaan, pernbagian, pemberian, dan pernbuangan air irigasi, yang enlara lain
melipuli krilerii, priirilas. dan lalacara pengaluran; b. Rencana pernbagian. pemberian, dan pembuangan air irigasi pada masing-masing lokasi bangufian bagi Ipintu air, waktu pemberian, masa pemberian, dan debit air; dan
c. Perientuan pihak-pihak yang akan melakukan berbagai jenis kegiatan, tempat dan waklu pelaksanaan, serla cara rnelaksanakan pebyanan air irigasi, Rincian kegiatan perneliharaan dan perbaikan jaringan irigasi Rincian kegiatan pemeliharaan dan perbaikan jaringan irigasi antara lain mencakup: a. Persyaralan perneliharaan dan kondisi fungsional minimal saluran dan bangunan yang dilelapkan:
b. Rencana penelusuran dan perneriksaanjaringan; c. Rencana pemeliharaan wtin jaringan irigasi yang mencakup cara pelaksanaan, volume
pekerjaan, jadwal pelaksanaan, pihak yang akan melaksanakan pekerjaan, serta jenis kegialan, anlara lain pembabaian rurnpul dan pengurasan lumpur saluran, pembuatan garis sempadan untuk pengamanan, serta pelumasan dan pengecatan pintu air; d
Rencana perbaikan jaringan irigasi yang mencakup cara pelaksanaan, volume pekcrjaan, jadwal pelaksanaan, pihak yang akan melaksanakanpekerjaan, serta jenis kegiatan, antara lain memperbaiki tanygul saluran. menutup iobang di saluran, dan rnemperbaiki bangunan bagi;
